SIBLING RIVALRY THAT HAVE ON ADOLESCENT SIBLING AUTISM Dewi Indah Permatasari Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: sibling Rivalry, Teen, Siblings, Autism. ABSTRACT Since being in the womb, the birth of second child may have influenced the attitude and attention of parents. Before the second child was born, the parents have devoted attention to her first child, but when a brother is born first child must be willing to share affection. The presence of a baby sister for the first child can bring a variety of jealousy or competition is different from each other. Jealousy or competition going on between siblings referred to as sibling Rivalry. Rivalry is sibling rivalry, jealousy, and anger that occurs in siblings, both men and women (Schaefer & Millman, 1981). This study aims to determine how the image of sibling Rivalry in adolescents who have siblings with autism, what are the factors that cause sibling Rivalry between siblings, and what the role of parents in avoiding sibling Rivalry in adolescents who have siblings with autism. The subject of this research is a teenager who had siblings with autism. In this study using structured interview techniques and observation of non pasrtisipan and triangulation of the subject and significant other. The results of this study indicate that subjects experienced sibling Rivalry but not with his sister who is autistic but with his youngest sister as scold, like mocking, and the complainant (handyman ngadu). The factors that cause sibling Rivalry in this research is like mocking and cursing, the complainant. In this study the attitude of the subject while having sibling Rivalry is critical that comment on every act of his youngest brother.
SIBLING RIVALRY PADA REMAJA YANG MEMPUNYAI SAUDARA KANDUNG AUTIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA Dewi Indah Permatasari ABSTRAK Sejak berada dalam kandungan, kelahiran anak kedua mungkin sudah mempengaruhi sikap dan perhatian orang tua. Sebelum anak kedua lahir, perhatian orang tua hanya tercurah untuk anak pertama, tetapi ketika seorang adik lahir anak pertama harus rela membagi kasih sayang. Kehadiran adik bayi bagi anak pertama dapat memunculkan berbagai macam kecemburuan atau persaingan yang berbeda satu sama lainnya. Kecemburuan atau persaingan yang terjadi di antara saudara kandung disebut dengan istilah Sibling rivalry. Sibling rivalry adalah persaingan, kecemburuan, dan kemarahan yang terjadi pada saudara kandung baik laki-laki maupun perempuan (Schaefer & Millman, 1981). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran Sibling rivalry pada remaja yang mempunyai saudara kandung autis, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Sibling rivalry antar saudara kandung, dan apa saja peran orang tua dalam menghindari Sibling rivalry pada remaja yang mempunyai saudara kandung autis. Subjek penelitian ini adalah seorang remaja yang mempunyai saudara kandung autis. Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur dan observasi non pasrtisipan serta triangulasi subjek dan significant other. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mengalami Sibling rivalry namun bukan dengan adiknya yang autis melainkan dengan adik bungsunya seperti memarahi, suka mengejek, dan menjadi pengadu (tukang ngadu). Faktor-faktor penyebab Sibling rivalry dalam penelitian ini adalah suka mengejek dan memaki, menjadi pengadu. Dalam penelitian ini sikap subjek saat mengalami sibling rivalry adalah bersikap kritis yaitu mengomentari setiap tindakan adik bungsunya.
Kata kunci : Sibling rivalry, Remaja, Saudara kandung, Autis.
PENDAHULUAN
TUJUAN PENELITIAN
Kehadiran adik bayi bagi anak pertama
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dapat
macam
secara mendalam tentang sibling rivalry
yang
yang terjadi pada remaja yang mempunyai
berbeda satu sama lainnya. Kecemburuan
saudara kandung autis, mengetahui faktor-
atau persaingan yang terjadi di antara
faktor apa saja yang menyebabkan Sibling
saudara kandung disebut dengan istilah
rivalry
Sibling rivalry.
mengetahui bentuk-bentuk Sibling rivalry
memunculkan
kecemburuan
Sibling
berbagai
atau
rivalry
persaingan
adalah
persaingan,
kecemburuan, dan kemarahan yang terjadi pada saudara kandung baik laki-laki maupun perempuan (Schaefer & Millman, 1981). Sibling rivalry ditandai dengan
antar
saudara
kandung
dan
apa saja yang muncul pada remaja yang mempunyai saudara kandung autis. TINJAUAN PUSTAKA Sibling rivalry
adanya regresi, sikap murung, dan suka
Sibling rivalry mengarah pada permusuhan
membantah orang tua (Leonawati, 2005).
dan kecemburuan terhadap saudara laki-
Sibling rivalry dapat terjadi apabila anak merasa bahwa dirinya telah kehilangan kasih sayang dan merasa saudara kandung adalah
saingan
bagi
dirinya
dalam
mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua. Misalnya sebelum sulung mempunyai adik, semua keinginannya akan selalu dipenuhi oleh orang tua dan semua
mainan
yang
dimilikinya
sepenuhnya miliknya. Namun ketika adik hadir, anak sulung harus biasa menerima penolakan
dari
orang
tua
atas
keinginannya dan bisa berbagi dengan adiknya atas mainan yang dimilikinya. Hal itu yang sangat mungkin menimbulkan Sibling rivalry antar saudara kandung tersebut.
laki maupun perempuan. Sibling rivalry dapat disebabkan karena adanya perasaan tidak berdaya seorang anak (terutama anak yang besar) terhadap sikap orang tua (terutama ibu) yang dianggapnya tidak menyenangkan, karena rasa marah dan kecewanya pada orang tua tidak dapat diungkapkan lansung, maka anak yang besar melampiaskan rasa itu pada adiknya (Millman & Schaefer, 1989). Munculnya perasaan itu karena ketika anak yang usia lebih besar merasa bahwa kasih sayang dan perhatian orang tuanya tidak lagi diberikan kepadanya karena telah terbagi oleh adiknya.
Karakteristik Sibling rivalry
Faktor-faktor Penyebab Sibling Rivalry
Pratt (2009) mengemukakan karakteristik
Mulyadi yang menyebutkan faktor
remaja yang mengalami sibling rivalry,
penyebab
yaitu :
Yuliana
memberi
rivalry,
(2006)
Priatna
menyebutkan
&
faktor
penyebab Sibling rivalry lebih pada faktor
a. Kritis Individu
Sibling
menjadi
kritis,
komentar
suka
perbuatan
internal dan eksternal. Di jelaskan sebagai berikut :
saudaranya yang dianggapnya tidak
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang
benar.
tumbuh dan berkembang dari dalam diri anak itu sendiri seperti :
b. Suka mengejek, memaki Individu akan saling mengejek satu
Faktor Internal, yaitu faktor yang tumbuh
sama lain dan memaki dengan
dan berkembang dari dalam diri anak itu
kata-kata kasar.
sendiri seperti :
c. Tidak berteguran
1). Temperamen
Remaja yang mengalami sibling rivalry terkadang tidak berteguran satu sama lain, mereka merasa saudara mereka adalah musuhnya. Hal ini biasanya lebih sering dialami oleh remaja wanita. d. Menjadi tukang ngadu (pengadu)
Pada
umumnya
temperamen yang dirasakan atau di ungkap seseorang melalui amarahnya berbeda-beda. Secara umum
temperamen
di
bagi
menjadi beberapa macam antara lain, sanguine adalah amarah
Karena ingin mendapat perhatian
yang diungkap seseorang dengan
dari orang tua, individu akan
berusaha
mengadukan
sendiri
setiap
tindakan
menyenangkan ataupun
orang
diri lain.
saudaranya yang dianggapnya tidak
Melankolis adalah amarah yang
benar, sehingga individu berharap
di
hanya dia yang dianggap baik dan
menjadi pemurung dan sensitif.
patut mendapat perhatian lebih
Kolerik
berupa pujian.
diungkap
ungkap
seseorang
adalah
amarah
seseorang
dengan
yang dengan
menjadi agresif ataupun kata-kata sarkatis,
sedangkan
Flekmatik
adalah amarah yang diungkap
adiknya
seseorang dengan menjadi lebih
mengerjakan
pendiam,
berat.
penurut,
dan
tidak
menuntut orang lain. 2).
Sikap
4).
Masing-masing
Anak
membawa sesuatu
Ambisi
atau
yang lebih
Anak
Untuk
Mengalahkan Anak yang Lain
dalam Mencari Perhatian Orang Tua. Anak pertama adalah curahan
sesuatu
Terkadang berusaha
seorang
menjatuhkan
anak
adiknya
kasih sayang dan pusat perhatian
dihadapan orang lain agar dapat
keluarga.
mengembalikan
Seorang
kehilangan
kasih
anak
merasa
sayang
dan
perhatian orang tua ketika adik bayi lahir yang membuat seorang anak berusaha mempertahankan perhatian orang tau yang pernah didapatnya dengan cara yang menyenangkan ataupun
dengan
cara
yang
pernah di dapat sebelum kehadiran seorang adik b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang disebabkan karena sikap orang tua yang salah dalam mendidik anakanaknya seperti :
Sikap
3). Perbedaan Usia / Jenis Kelamin. Peraturan atau tugas yang diberikan orang tua kepada anak, membuat anak merasa ada perbedaan antara anak yang satu dengan yang Adakalanya
tradisi
mengalah yang diterapkan orang tua kepada anak yang usianya lebih besar
duakan oleh orang tuanya, namun adakalanya jenis kelamin membuat anak merasa di bedakan karena tugas
yang
berbeda,
seperti halnya kakak laki-laki selalu dimintakan tolong untuk membantu
membanding-bandingkan
yang dilakukan orang tua kepada anaknya dapat memupuk kebencian dan iri hati pada anak yang lain, karena
setiap
anak
memiliki
kelebihan dan kekurangan. 2).
Memberikan
perhatian
yang
lebih.
membuat dirinya merasa dinomor
pembagian
yang
1). Sikap Membanding-bandingkan.
menjengkelkan orang tua.
lainnya.
perhatian
Perlakuan yang khusus antara setiap anak membuat seorang anak yang diperlukan istimewa, merasa bahwa dirinya lebih baik dari yang lain.
Perilaku yang dimunculkan anak pada
c. Protes anak terhadap kesalahan orang tua
saat sibling rivalry Di kalangan anak yang seusianya lebih besar, sibling rivalry lebih beraneka ragam. Ada yang dimunculkan secara langsung dan ada pula yang dimunculkan secara tidak langsung. Menurut Hurlock
d. Memberikan
hukuman
sesuai
dengan kesalahan anak. e. Sharing antara anak dengan orang tua. f. Aktivitas keluarga
(1978), reaksi yang dimunculkan secara langsung dan berwujud agresif yang mengarah ke arah fisik berupa seperti
Dampak
Sibling
rivalry
bagi
perkembangan emosi anak
menggigit, memukul, mencakar, melukai
Yemima (2006) mengemukakan beberapa
dan menendang atau usaha yang dapat
dampak
diterima secara sosial untuk mengalahkan
diantaranya rasa rendah diri pada anak,
saingannya.
rasa benci terhadap saudaranya. Penolakan
Sedangkan
reaksi
tidak
langsung bersifat lebih halus sehingga sukar
untuk
dikenali,
biasanya
anak
tersebut dapat mengungkap rasa itu secara
Sibling
rivalry
pada
anak,
figur adik / kakak.
AUTISME
terbuka dan halus dengan perilaku seperti
Pengertian
anak kecil, mengompol, pura-pura sakit,
Cohen & Bolton (1994) mengemukakan
menangis, dan mejadi nakal (perilaku yang
autisme
biasa dilakukan adiknya) serta berpura-
mempengaruhi
pura menyayangi adiknya.
kelahiran maupun masa anak dan membuat
sebagai anak
kondisi baik
pada
yang saat
mereka tidak dapat membuat hubungan Peran orang tua menghindari Sibling rivalry dalam keluarga
sosial atau mengembangkan komunikasi secara normal. Akibatnya, anak akan
Menurut Millman & Schaeffer (1981) ada
terisolasi dari kontak sosial dan lebih
beberapa
untuk
tertarik dengan sesuatu yang bersifat
menghindari sibling rivalry di dalam
pengulangan, obsesif, dan memperlihatkan
keluarga antara lain :
minat yang berlebihan pada sesuatu hal
peran
orang
tua
atau benda. a. Memberikan cinta dan perhatian yang adil kepada anak. b. Mempersiapkan anak yang lebih tua terhadap kelahiran adik baru.
interaksi sosial, sensoris, pola bermain,
Karakteristik anak autisme Menurut
Sutadi
(1997)
terdapat
berbagai gejala dan tanda dari anak autis yaitu :
perilaku dan emosi. Saudara kandung Pengertian
a. Perkembangan umum
Corsini (1994) mendefinisikan saudara
b. Masalah komunikasi
kandung sebagai suatu hubungan antara
c. Masalah
hubungan
sosial
dan
emosional
saudara laki-laki atau saudara perempuan yang terdapat di dalam keluarga inti dan
d. Masalah sensorimotor
merupakan hubungan yang terjadi begitu
e. Masalah Bantu diri
adanya. Maksud dari keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari orang tua dan
Faktor-faktor penyebab autisme
anak-anaknya, tidak termasuk orang-orang
Danuatmajaya
yang tinggal serumah seperti nenek,
(2003),
mengemukakan
banyak anak yang gejala autisnya muncul
paman,
pada saat umur 18-24 bulan. Artinya
Sedangkan maksud dari hubungan yang
ketika lahir anak berkembang normal
terjadi begitu saja adalah hubungan darah
tetapi
antara dua kakak beradik, yang tidak
kemudian
berhenti
dan
mereka
kemunduran. merupakan misalnya
perkembangannya
Banyak pencetus
polusi
mengalami
factor gejala
bahan
diduga autisme,
beracun
dari
lingkungan, vaksin-vaksin yang memakai ethil
mercury
(thimerosal)
sebagai
pengawet dan berbagai macam alergi. Namun,
selama
memerlukan
ini
pembantu,
dan
dirancang oleh siapapun, sehingga saudara dari adopsi tidak dapat dikatakan saudara kandung Faktor-faktor yang mempengaruhi cara anak bereaksi terhadap saudaranya dengan kebutuhan khusus
semua
masih
Menurut Woolfson (1991) cara anak
yang
lebih
bereaksi terhadap kakak atau adik dengan
penelitian
kebutuhan
mendalam.
khusus
tergantung
beberapa faktor, yaitu : Gejala anak autisme Suryana (2004) mengatakan bahwa anak autisme gangguan
mempunyai dalam
lain-lain.
masalah
bidang
atau
komunikasi,
a. Usia Anak b. Tingkat Keparahan c. Jenis Kelamin Anak d.
dari
bertahap
Fungsi saudara kandung Menurut Shaffer (1999) ada empat kontribusi
dari
saudara
sekandung
terhadap perkembangan yaitu :
dari saudara sekandung terhadap
1996).
Menurut Zulkifli (1992) menyebutkan beberapa karakteristik remaja, yaitu : a) Pertumbuhan Fisik.
dukungan
Perkembangan Seksual.
emosional. Kakak dan adik saling mempercayakan dan
saling
perlahan-lahan
mengambil peran orang dewasa (Dusek,
perkembangan saudaranya adalah menyediakan
kita
Karakteristik remaja
a. Peran positif yang paling penting
untuk
dengan
b) cara berpikir kausalitas, yaitu menyangkut hubungan sebab akibat.
rahasia mereka
melindungi
serta
mengatur satu sama lain di saat-
c) Emosi yang Meluap-luap.
saat sulit.
d) Mulai tertarik kepada lawan
b. Para kakak seringkali memberi
jenis.
perawatan terhadap adik-adiknya. c. Kakak-kakak seringkali mengajari
e) Menarik Perhatian
Lingkungannya.
keterampilan baru terhadap adikadik mereka
f)
Terikat dengan Kelompok.
d. Frekuensi-frekuensi dan intensitas yang besar dari interaksi antara saudara secara
sekandung tidak
menyatakan
langsung
bahwa
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
dilakukan
dengan
hubungan ini dapat membantu
menggunakan pendekatan kualitatif yang
perkembangan
berbentuk studi kasus. Menurut Heru
dari
berbagai
kemampuan lainnya.
Basuki (2006), studi kasus adalah bentuk penelitian (inquiry) atau studi tentang
Remaja
suatu
Pengertian
kekhususan
Remaja perkembangan
merupakan antara
anak-anak
tahap dan
masalah
yang
memiliki
(particularity),
dilakukan
baik
kualitatif
maupun
dengan
sifat dapat
pendekatan
kuantitatif,
dengan
dewasa yang diawali dengan perubahan
sasaran perorangan (individu) maupun
biologis, dan biasanya diakhiri secara
kelompok, bahkan masyarakat luas. Subjek penelitian ini adalah seorang remaja
berusia 15 tahun yang mempunyai saudara
ibunya tidak bisa menemaninya jalan-
kandung penyandang autis.
jalan di Malioboro. Hal ini sesuai
Data
diperoleh
menggunakan
metode wawancara terstruktur dan metode observasi nonpartisipan. HASIL DAN ANALISA 1. Gambaran Umum Subjek Subjek adalah anak pertama dari tiga bersaudara, adik-adiknya berjenis kelamin perempuan semua. Subjek adalah seorang remaja yang berusia 15 tahun, berkulit sawo matang, berambut lurus dan bermata sipit. Pada saat observasi pertama subjek mengenakan kaos berwana kuning dan celana pendek dengan rambut yang diikat menjadi dua bagian. Observasi yang kedua subjek menggunakan kemeja berwarna merah dengan celana jeans, subjek tampak rapi menggunakan setelan itu. observasi yang ketiga subjek menggunakan kaos warna hijau dan celana jeans pendek.
dengan karakteristik sibling rivalry yang
menyebutkan
tingkah
laku
bahwa
yang
Suatu
mengalami
kemunduran, yang lebih sesuai untuk taraf
perkembangan
sebelumnya,
misalnya mengenyot jari, menggigit kuku, merengek atau marah jika keinginannya tidak dituruti. (Samalin dan Whitney, dalam Leonawati, 2005). Selain itu subjek kadang membantah orang tuanya misalnya saat subjek tidak dibolehkan keluar malam dan bermain dengan teman-temannya dan subjek
kadang-kadang
pendapat
dengan
berselisih
orang
tuanya
misalnya saat kemauan adik bungsunya selalu
dituruti.
Menurut
subjek
kemauan adik bungsunya tidak usah terlalu di turuti karena agar adik bungsunya itu tidak egois, hal ini tidak sesuai dengan karakteristik sibling
2. Pembahasan Gambaran sibling rivalry pada remaja yang mempunyai saudara kandung
rivalry
yang menyebutkan bahwa
Sebagai
bentuk
protes
terhadap
ketidakadilan yang dirasakan, yaitu perhatian orang tua, maka anak sering
autis Subjek merasa keinginannya harus dipenuhi oleh orang tuanya, misalnya saja laptop untuk mengerjakan tugas dari sekolah. Subjek akan marah jika keinginannya itu tidak dipenuhi oleh orang tuanya, subjek juga marah saat
membangkang.
Ada
tiga
bentuk
perkembangan anak, yaitu : pasif (menolak
aturan
menghindar melakukan
atau
dengan
cara
diam
tanpa
apa-apa),
menyatakan
ketidak setujuan secara verbal, dan yang
terakhir
adalah
melakukan
kebalikan yang diperintahkan otang tua
alasan
(Samalin
dalam
bungsunya pada orang tuanya adalah
Leonawati, 2005). Subjek tidak sering
subjek sudah tidak bisa menangani
bertengkar
memberi
sikap nakal dan jail adik bungsunya
komentar dengan adik autisnya karena
itu. Hal ini sesuai dengan Pratt (2009)
adik autisnya itu mau nurut pada
yang menyatakan bahwa Karena ingin
subjek, subjek justru sering banyak
mendapat perhatian dari orang tua,
bertengkar
dan
saling
individu akan mengadukan setiap
komentar
dengan
adik
dan
Whitney,
dan
saling
memberi bungsunya
subjek
tindakan
mengadukan
saudaranya
adik
yang
karena adik bungsunya itu bandel dan
dianggapnya tidak benar, sehingga
susah di beri tahu oleh subjek, subjek
individu berharap hanya dia yang
dan adik bungsunya juga sering saling
dianggap baik dan patut mendapat
mengejek, misalnya subjek mengejek
perhatian lebih berupa pujian. Hal ini
adik bungsunya dengan sebutan bulet
juga di dukung oleh Priatna & Yuliana
dan adik bungsunya itu mengejek
(2006)
subjek dengan sebutan gendut seperti
Terkadang seorang anak berusaha
gajah duduk. Hal ini sesuai dengan
menjatuhkan adiknya dihadapan orang
karakteristik sibling rivalry
lain
yang
yang
agar
menyebutkan bahwa Individu menjadi
perhatian
kritis,
sebelum
suka
perbuatan
memberi
komentar
saudaranya
menyatakan
dapat yang
bahwa
mengembalikan
pernah
kehadiran
di
dapat
seorang
adik.
yang
Subjek tidak pernah mengejek adik
dianggapnya tidak benar dan individu
autisnya karena subjek kasihan pada
akan saling mengejek satu sama lain
adik autisnya itu, namun subjek
dan memaki dengan kata-kata kasar
merasa gemas pada adik bungsunya
(Pratt , 2009).
karena
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
sibling
pada
remaja
rivalry
yang
mempunyai saudara kandung autis Alasan subjek tidak mengadukan perbuatan adik autisnya pada orang tuanya adalah adik autisnya masih bisa nurut pada subjek, dan subjek masih bisa menanganinya namun
adik
bungsunya
sering
mengejeknya dengan sebutan gendut dan seprti gajah duduk. Hal ini sesuai dengan
Yemima
(2006)
yang
menyatakan bahwa Persaingan terus menerus yang terjadi diantara saudara kandung
menyebabkan
anak
membenci saudaranya sendiri. Hal ini dikarenakan adanya sikap tidak mau mengalah
diantara
keduanya,
akibatnya mereka saling benci satu
kehilangan
sama lain.
perhatian orang tua ketika adik bayi
Sikap remaja yang mempunyai saudara kandung autis saat mengalami sibling rivalry Sikap subjek ketika keinginannya tidak dipenuhi adalah dengan marah dan protes karena subjek merasa membutuhkannya dan agar orang tuanya
tidak
selalu
menuruti
kemauan adik bungsunya agar adik bunsunya tidak egois. Hal ini di dukung oleh Mulyadi (2000) yang menyatakan
bahwa
Pemenuhan
kebutuhan anak-anak akan cinta, perhatian dan kebutuhan lainnya sangat tergantung pada orang tua sehingga mereka terancam bila orang tua
mereka
membagi
sayangnya
kepada
Kecemasan
si
orang
anak
kasih lain.
sebenarnya
adalah takut akan kehilangan cinta dan kasih sayang dari orang tua
kasih
sayang
dan
lahir yang membuat seorang anak berusaha mempertahankan perhatian orang tau yang pernah didapatnya dengan cara yang menyenangkan ataupun
dengan
cara
yang
menjengkelkan orang tua. Hal ini juga di dukung oleh Samalin dan Whitney (dalam Leonawati, 2005) yang menyatakan bahwa Sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan yang dirasakan, yaitu perhatian orang tua,
maka
membangkang.
anak Ada
sering
tiga
bentuk
perkembangan anak, yaitu : pasif (menolak
aturan
dengan
cara
diam
tanpa
menghindar
atau
melakukan
apa-apa),
menyatakan
ketidak setujuan secara verbal, dan yang terakhir
adalah
melakukan
kebalikan yang diperintahkan otang tua.
mereka. Sikap subjek saat di larang oleh orang tuanya adalah melawan dan
setelah
orang
pergi
tuanya,
meninggalkan subjek
malas
mendengarkan omelan orang tuanya. Hal ini sesuai dengan Priatna & Yuliana (2006) yang menyatakan bahwa Anak pertama adalah curahan kasih sayang dan pusat perhatian keluarga.
Seorang
anak
merasa
PENUTUP A. Kesimpulan 1. Gambaran Sibling
rivalry
Pada
Remaja Yang Mempunyai Saudara Kandung Autis. Dari hasil penelitian terhadap subjek, dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek tidak mengalami sibling rivalry karena
tidak terdapat karakteristik perilaku
autisnya subjek mengajaknya bercanda
yang menunjukkan adanya sibling
dan bermain namun sikap subjek pada
rivalry antara subjek dengan adik
adik bungsunya menunjukkan adanya
autisnya. Namun subjek mengalami
sibling rivalry anatar mereka berdua,
sibling rivalyi dengan adik bungsunya,
hal ini ditandai dengan suka memberi
hal ini ditandai adanya beberapa
komentar satu sama lain, subjek juga
karakteristik
suka mengadukan perbuatan adik
sibling
rivalry
pada
subjek, yaitu memarahi, membentak,
bungsunya pada orang tuanya ketika
suara meninggi bila berbicara pada
adik bungsunya itu nakal.
adik, suka mengejek, dan menjadi tukang pengadu. 2. Faktor-faktor
Penyebab
Sibling
B. Saran. 1. Bagi
rivalry.
orang tua diharapkan tidak
Subjek tidak menunjukkan sikap-sikap
membedakan perlakuan antara anak
yang sibling rivalry pada adiknya yang
yang autis dengan anak normal.
autis karena disamping subjek merasa
2. Subjek
yang
memiliki
saudara
kasihan dengan adiknya itu, orang tua
kandung autis hendaknya lebih asertif
subjek pun sudah memberi pengertian
dalam mengungkapkan perasaan saat
bahwa
orang tua tidak memberikan perhatian
adiknya
yang
autis
itu
membutuhkan perhatian yang lebih di
yang adil padanya.
adik
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
menunjukkan
dengan adanya penelitian ini dapat
perilaku sibling rivalry dengan adik
menjadi acuan terhadap penelitian
bungsunya karena subjek menganggap
selanjutnya
bahwa adik bungsunya selalu di turuti
selanjutnya yang akan mengkaji lebih
kemauannya oleh kedua orang tua
dalam mengenai sibling rivalry pada
subjek.
remaja
bandingkan
subjek
bungsunya.
Subjek
dan
terutama
yang
mempunyai
peneliti
saudara
kandung autis serta dengan saudaranya 3. Sikap saudara
remaja
yang
kandung
mempunyai autis
saat
mengalami sibling rivalry. Dalam penelitian ini sikap subjek pada adik autisnya terlihat sangat baik, pada saat subjek berada dekat dengan adik
yang lain agar peneliti selanjutnya mengetahui
mengapa
tidak terjadi
sibling rivalry antara remaja dengan saudaranya yang autis justru malah dengan saudaranya yang lain.
DAFTAR PUSTAKA Alisjahbana, A. (2003). Tanda-tanda Awal dari Autisme. Bandung : Yayasan Surya Kanti
Budiman, L. Cn. (1999). Menjadi Orang Tua Idaman. Rubrik Psikologi Kompas. Jakarta :Kompas
Chaplin. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa : Katono. K. Jakarta : Erlangga
Hurlock, E.B. (1997). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti & Soedjarwa. Edisi ke-5. Jakarta : Penerbit Erlangga
Heru Basuki, A.M. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. Jakarta:Universitas Gunadarma.
Nakita. (2000). Mengapa Terjadi Sibling rivalry pada Anak (Tabloid). Jakarta : Gramedia
1)