PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TINDAKANtoTIDAK A-PDF OFFICE TO PLAGIAT PDF DEMO: MERUPAKAN Purchase from www.A-PDF.com remove TERPUJI the watermark
HUBUNGAN ANTARA SIBLING RIVALRY DENGAN JARAK USIA KELAHIRAN
DAN
JUMLAH
SAUDARA
KANDUNG
REMAJA AWAL
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Birgitta Dyah Pramushinta NIM : 069114060
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
i
PADA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Proses pembelajaran yang sesungguhnya ada di sekitar kita.
Kesombongan karena mengetahui jawaban yang benar dan prasangka kita dalam menggunakan aturan sendiri ketika memutuskan suatu hal adalah dua poin penting yang harus selalu ‘diingat’ dalam proses pembelajaran.
PENELITIAN INI, AKU PERSEMBAHKAN UNTUK :
TUHAN YESUS yang membuat segalanya menjadi mudah dan mungkin.... KELUARGAKU yang selalu percaya dan menyemangatiku... SAHABAT, TEMAN, DAN SEMUA ORANG yang telah hadir dalam hidupku...
KECERIAAN ANAK-ANAK, sumber inspirasi...
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA SIBLING RIVALRY DENGAN JARAK USIA KELAHIRAN DAN JUMLAH SAUDARA KANDUNG PADA REMAJA AWAL Birgitta Dyah Pramushinta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung pada remaja awal. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung pada remaja awal. Subjek dalam penelitian ini adalah 116 siswa SMP N 16 Yogyakarta dan SMP PGRI Kasihan dengan rata-rata usia 12 sampai 14 tahun. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa Skala Sibling Rivalry yang disusun sendiri oleh penulis berdasarkan aspek-aspek dari teori Shaffer (dalam Yati & Mangunsong, 2008). Skala Sibling Rivalry tersebut terdiri dari 38 item dengan reliabilitas sebesar 0.922. Metode analisis data yang digunakan adalah korelasi parsial dengan bantuan SPSS versi 16 for Windows. Berdasarkan analisis korelasi parsial diketahui bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung, ditunjukkan dengan koefisien korelasi antara sibling rivalry dan jarak usia kelahiran sebesar -0.631 dengan signifikansi 0.00 (p<0.01), serta sibling rivalry dan jumlah saudara kandung sebesar -0.290 dengan signifikansi 0.00 (p<0.01). Artinya, semakin dekat jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin tinggi dan semakin sedikit jumlah saudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya juga semakin tinggi. Sebaliknya, semakin jauh jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin rendah dan semakin banyak jumlah saudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin rendah. Kata kunci: sibling rivalry, jarak usia kelahiran, dan jumlah saudara kandung
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATION BETWEEN SIBLING RIVALRY WITH THE SPACE OF BIRTH AGE AND NUMBER OF SIBLINGS ON THE BEGINNING OF TEENAGER Birgitta Dyah Pramushinta ABSTRACT This aim of this research was to know the relation between sibling rivalry using the space of birth age and number of siblings on the beginning of teenager. The hypothesy used was there was the relation between sibling rivalry using the space of birth age and number of siblings on the beginning of teenager. The subject in this research was the 116 students of SMP N 16 Yogyakarta and SMP PGRI Kasihan with the average age 12 to 14 years old. The tool used for collecting data was the Scale of Sibling Rivalry which was arranged by the writer herself based on aspect from Shaffer theory (in Yati & Mangunsong, 2008). That Sibling Rivalry Scale consisted of 38 items with the reliability 0.922. The method of data analysis that was used was Partial Correlation supported by version SPSS 16 for Windows computer program. Based on the analsis of Partial Correlation, there was significant negative relation between sibling rivalry using the space of birth age and number of siblings, it was shown by correlation coeficien between sibling rivalry and the the space of birth age was -0.634 with significance of 0.00 (p<0.01), along with sibling rivalry and the number of siblings was -0.281 with significance of 0.00 (p<0.01). It means, the nearer average age between siblings, the level of sibling rivalry was higher and less number of siblings, the level of sibling rivalry was higher too. On the contrary, further the the space of birth age between sibling, the level of sibling rivalry was lower. Key words : sibling rivalry, the space of birth age, and number of siblings
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Sibling Rivalry dengan Jarak Usia dan Jumlah Saudara Kandung pada Remaja Awal”. Tanpa bimbingan-Nya, tentu skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik. Penulis juga menyadari banyak pihak yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran, informasi, dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1.
Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi beserta Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi., M.Psi selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Psi., selaku Kaprodi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3.
Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan kritik serta nasihat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
4.
Bapak Drs. Wahyudi, M.Si. dan Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberi nasihat dan semangat selama penulis menyelesaikan studi ini.
5.
Ibu Titik Kristiyani, S.Psi., M.Psi., selaku dosen penguji II yang telah bersedia memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Ibu Debri Pristinella, S.Psi., M.Si., selaku dosen penguji III yang telah bersedia memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7.
Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang telah membagikan segala pengetahuan tentang dunia psikologi yang sangat bermanfaat dan menarik. Terima kasih atas bimbingan Bapak/ Ibu selama ini kepada penulis.
8.
Segenap karyawan Fakultas Psikologi: Mbak Nani, Mas Gandung, dan Pak Gi di sekretariat Fakultas Psikologi, serta Mas Mudji dan Mas Doni di Laboratorium Fakultas Psikologi yang telah memperlancar dan membantu proses studi penulis selama ini.
9.
Ibu dan bapak tercinta yang telah memberikan kepercayaan dan semangat kepada penulis untuk bertanggungjawab dengan keputusan yang telah penulis pilih, serta Nanto kakak penulis atas diskusinya yang selalu menarik.
10. Teman-teman angkatan 2006 dan seperjuangan yang akan selalu penulis kenang : Riana teman terbaikku atas kebersamaan dan diskusi selama studi, Lisol, Jojo, Fitria, Kris, Bruder Budi, Timmo, Guntur, Komenk, dan Aji teman seperjuangan mengurus surat perpanjangan studi; Ratri, Ance, Maria, Marcel, Cik Denis, Nur, Lingga, Yaya, Jina, Yupa, Lolita, Wayan, serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan canda tawanya sehingga membuat kampus terasa seperti rumah dengan keluarga yang begitu besar. Semoga semua kenangan dan kebersamaan kita tetap terjalin dan menjadi kenangan yang indah bagi kita.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Keluarga besar Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Paingan baik Mitra ataupun staf. Terima kasih telah mengizinkan penulis menjadi bagian dalam keluarga selama dua tahun ini. 12. Keluarga besar Pusat Studi Individu Berkebutuhan Khusus (PSIBK) dan Pusat Kuliah Kerja Nyata (PKKN) Universitas Sanata Dharma yang sering melibatkan penulis dalam event penting. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan sehingga penulis mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan di waktu luang penulis selama pengerjaan skripsi. 13. Keluarga besar Spy di Bantul : Galih yang telah menyediakan waktu dan tenaganya membantu penulis menyempurnakan kata-kata dalam pernyataan skala, Spy yang dengan senang hati mengajari penulis cara menghitung skala melalui SPSS, dan Bu Shanti yang berbaik hati membantu penulis ketika menyusun abstrak dalam Bahasa Inggris. 14. Teman-teman angkatan 2007 yang akan selalu penulis ingat : Oppie, Gallo, Erin, Nenis, Tina, Sari, serta Wiwid teman seperjuangan Mitra Perpustakaan Paingan; Susan, Nyak (Putri), Damar, dan Valle teman seperjuangan ketika harus antri lama menunggu giliran bimbingan dengan Bu Sylvi; serta temanteman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan canda tawanya sehingga membuat penulis lebih semangat dalam menyelesaikan penulisan skripsi. 15. Kepala sekolah, para guru, serta para siswa SMP N 3 Godean, SMP N 16 Yogyakarta, dan SMP PGRI Kasihan yang sudah membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16. Keluarga besar KB dan TK Pedagogia FIP UNY serta TK Indriyasari Pugeran. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan sehingga penulis bisa belajar
mengenal
dan
memahami
dunia
anak-anak
yang
begitu
menyenangkan. 17. Teman-teman penulis semasa sekolah dulu : Cecil (Nana), Savi, Febri, Asih, Ana, Dini, Dilla, serta teman-teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas semangat dan dukungannya kepada penulis supaya segera menyelesaikan penulisan skripsi. 18. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas kehadirannya dalam hidup penulis dan atas segala dukungan yang telah diberikan. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat berbagai kekurangan. Namun, penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca.
Yogyakarta, 29 Oktober 2012
Penulis
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ..i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................................... iii HALAMAN MOTTO .................................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. v ABSTRAK ................................................................................................................ vi ABSTRACT ............................................................................................................... vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL..................................................................................................... xvii DAFTAR SKEMA .................................................................................................. xviii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvix
BAB I.
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1 B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7 C. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7 1. Manfaat Teoritis ............................................................................... 7 2. Manfaat Praktis ................................................................................. 7
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 8 A. Saudara Kandung (Sibling) ..................................................................... 8 1. Pengertian Saudara Kandung (Sibling) ............................................. 8 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hubungan Antarsaudara ............ Kandung ............................................................................................ 9 B. Sibling Rivalry ...................................................................................... 12 1. Pengertian Sibling Rivalry .............................................................. 12 2. Aspek Sibling Rivalry ..................................................................... 14 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sibling Rivalry ........................ 17 C. Remaja Awal......................................................................................... 20 1. Pengertian dan Batasan Usia Remaja Awal .................................... 20 2. Sibling Rivalry pada Remaja Awal ................................................. 22 D. Jarak Usia Kelahiran ............................................................................. 23 1. Pengertian Jarak Usia Kelahiran ..................................................... 23 2. Dampak Jarak Usia Kelahiran terhadap Sibling Rivalry ................ 24 E. Jumlah Saudara Kandung...................................................................... 26 F. Jenis Kelamin Antarsaudara Kandung .................................................. 27 G. Hubungan antara Sibling Rivalry dengan Jarak Usia Kelahiran dan Jumlah Saudara Kandung pada Remaja Awal ...................................... 29 H. Hipotesis................................................................................................ 34
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 35 A. Jenis Penelitian...................................................................................... 35
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Identifikasi Variabel Penelitian............................................................. 35 C. Definisi Operasional.............................................................................. 35 1. Sibling Rivalry................................................................................. 35 2. Jarak Usia Kelahiran ....................................................................... 36 3. Jumlah Saudara Kandung................................................................ 36 4. Jenis Kelamin Antarsaudara Kandung ............................................ 37 D. Subjek Penelitian................................................................................... 37 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 38 F. Kredibilitas Alat Ukur........................................................................... 40 1. Validitas .......................................................................................... 40 2. Seleksi Item..................................................................................... 41 3. Reliabilitas ...................................................................................... 43 G. Metode Analisis Data............................................................................ 43 H. Pelaksanaan Try Out ............................................................................. 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................... 45 A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 45 B. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian ............................................ 45 C. Deskripsi Data Penelitian...................................................................... 47 D. Hasil Penelitian ..................................................................................... 48 1. Uji Asumsi ...................................................................................... 48 2. Uji Hipotesis ................................................................................... 50 E. Pembahasan........................................................................................... 52
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 56 A. Kesimpulan ........................................................................................... 56 B. Saran...................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 59 LAMPIRAN ............................................................................................................... 63
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Skor Jawaban Subjek pada Skala Sibling Rivalry................................. 39
Tabel 2
Blue Print Skala Sibling Rivalry Sebelum Uji Coba............................. 40
Tabel 3
Spesifikasi Item Skala Sibling Rivalry Setelah Uji Coba...................... 42
Tabel 4
Spesifikasi Item Skala Sibling Rivalry Setelah Uji Coba dan untuk Penelitian............................................................................................... 42
Tabel 5
Deskripsi Usia Subjek Penelitian .......................................................... 46
Tabel 6
Deskripsi Jumlah Saudara Kandung Subjek ......................................... 46
Tabel 7
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek dan Saudara Kandung Berdasarkan Kedekatan Usia ..................................................................................... 46
Tabel 8
Deskripsi
Kedekatan
Jarak
Usia
Subjek
dengan
Saudara
Kandungnya .......................................................................................... 47 Tabel 9
Deskripsif Data Penelitian..................................................................... 47
Tabel 10
Ringkasan Uji Normalitas ..................................................................... 49
Tabel 11
Ringkasan Uji Linearitas....................................................................... 49
Tabel 12
Hasil Analisis Korelasi Parsial antara Sibling Rivalry, Jarak Usia Kelahiran, dan Jumlah Saudara Kandung dengan Variabel Kontrol (Jenis Kelamin Antarsaudara Kandung) ............................................... 50
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SKEMA
Skema 1
Hubungan antara Sibling Rivalry dengan Jarak Usia Kelahiran dan Jumlah Saudara Kandung pada Remaja Awal ...................................... 33
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format Skala Sibling Rivalry untuk Uji Coba ...................................... 64 Lampiran 2 Uji Reliabilitas dan Seleksi Item (Uji Coba) ........................................ 72 Lampiran 3 Format Skala Sibling Rivalry untuk Penelitian..................................... 80 Lampiran 4 Uji Asumsi............................................................................................ 84 Lampiran 5 Uji Hipotesis (Korelasi Parsial)............................................................ 86 Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian dari SMP N 3 Godean ............................. 87 Lampiran 7 Surat Izin Pemerintah Kota Yogyakarta............................................... 88 Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian dari SMP N 16 Yogyakarta..................... 89 Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian dari SMP PGRI Kasihan......................... 90
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Saudara kandung adalah orang yang paling penting dalam kehidupan anak setelah orang tua. Bersama saudaranya, anak bisa bermain bersama, belajar untuk saling menolong, berbagi, dan mengajari. Selain itu, saudara kandung juga bisa bertindak sebagai dukungan emosional dan mitra komunikasi bagi saudaranya yang lain (Carlson dalam Santrock, 2007). Akan tetapi, hubungan antarsaudara kandung tidak selalu berjalan dengan baik. Adakalanya, perkelahian atau persaingan bisa saja terjadi (Carlson dalam Santrock, 2007), bahkan berlanjut ke hubungan yang agresif dan kasar (Noller, 2005; Volling, 2002; Zukow-Goldring, 2002, dalam Santrock, 2007). Menurut Susilowati (2006), persaingan antarsaudara merupakan hal wajar pada anak yang sedang menyesuaikan dengan kondisi baru. Biasanya persaingan muncul ketika ada kelahiran anak kedua, dan anak pertama belum dipersiapkan terlebih dahulu bahwa dia akan memiliki adik. Selama ini, anak pertama atau anak sulung selalu mendapat kasih sayang dan perhatian penuh dari orang tuanya. Namun, sejak kehadiran saudara baru, perhatian dan waktu orang tua akan lebih tersita olehnya. Bisa dipastikan dengan perubahan itu, anak sulung merasa iri dan tersaingi (Priatna & Yulia, 2006). Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat Getlieb dan Mendelson (dalam Kail, 2001) yang mengemukakan bahwa lahirnya adik baru menimbulkan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
suatu permasalahan bagi anak sulung, dimana anak sulung harus berbagi cinta, kasih sayang, dan perhatian orang tua kepada adiknya. Keadaan inilah yang kemudian memicu timbulnya perasaan permusuhan dan iri terhadap saudara kandung, dimana saudara dianggap sebagai saingan atau lebih dikenal sebagai sibling rivalry (Cholid, 2004). Menurut Dwiputri (2010), sibling rivalry bisa berlangsung dari usia anak-anak sampai remaja bahkan dewasa. Konsep tersebut sejalan dengan pendapat Priatna dan Yulia (2006) yang mengungkapkan bahwa sibling rivalry yang terus dipupuk sejak anak-anak bisa membuat mereka akan terus bersaing dan mendengki saat beranjak dewasa. Akan tetapi, dibandingkan dengan usia tahapan lainnya, tingkat konflik antarsaudara kandung pada masa remaja termasuk sangat tinggi (Buhrmester & Furman, 1990, dalam Santrock, 2003). Remaja adalah usia yang rentan dimana kemampuan analisis serta kontrol emosinya masih rendah. Selain itu, konsep dirinya juga belum matang dan masih terlalu mudah meniru perilaku dari idola. Seorang remaja tidak lagi dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Di satu sisi remaja ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh orang tua, tetapi di sisi lain remaja masih tetap membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang tuanya. Salah satunya remaja ingin dimengerti oleh orang tua bahwa dia dan saudara kandungnya adalah individu berbeda. Hal ini terkait dengan tahap perkembangan remaja yang sedang berusaha mengembangkan identitas berbeda untuk dirinya sendiri (Woolfson, 2004). Pada tahap ini, remaja sudah mampu melihat bahwa ada perbedaan antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
dirinya dengan saudaranya dalam hal nilai akademis, bakat, selera atau ketertarikan terhadap bidang-bidang tertentu, misalnya selera musik, berpakaian, buku bacaan, dan ketertarikan pada seni rupa, bermusik, atau teater. Terkadang, remaja mengagumi dan ingin meniru saudaranya, tetapi perbedaan karakter tersebut juga dapat memunculkan rasa iri hati dan perasaan tersaingi hingga akhirnya timbul sibling rivalry (Apter dalam Kartika, 2010). Bomb (dalam Binotiana, 2008) berpendapat bahwa sibling rivalry bisa membawa dampak positif bagi hubungan antarsaudara kandung, terutama terlihat dari penyelesaian pertengkaran pada pasangan saudara kandung. Pertengkaran pada pasangan saudara kandung akan melatih anak untuk belajar bernegosiasi, berkompromi, dan menyelesaikan konflik dengan saudara kandungnya. Namun, tidak semua anak siap untuk bersaing dengan saudara kandungnya (Steinberg, 2003, dalam Binotiana, 2008). Anak bisa menjadi tertekan, rendah diri, dan mungkin bisa memicu tindakan yang menyakiti saudaranya karena tidak siap bersaing dengan saudaranya (Cholid, 2004). Menurut Gultom (2011), dampak yang paling nyata akibat sibling rivalry bagi remaja adalah rasa minder atau rendah diri jika berhadapan dengan orang lain. Selain rendah diri, dampak lain yang bisa ditimbulkan akibat sibling rivalry antara lain introvert, merasa diabaikan, labil, merasa tidak nyaman, mudah stres, serta kurang sensitif dengan lingkungan. Hal ini tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Feinberg dan Hetherinton (2000) terhadap 720 pasangan saudara kandung berusia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
remaja. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa pasangan saudara kandung yang mengalami konflik cenderung menunjukkan perilaku antisosial dan tanggung jawab sosial yang rendah. Di Indonesia sendiri, sibling rivalry termasuk alasan yang paling sering mendasari individu melakukan sesuatu di luar dugaan terhadap keluarganya sendiri (Gultom, 2010). Misalnya saja, kasus Ical yang tega membunuh orang tua dan adik-adiknya beberapa tahun yang lalu karena telah lama memendam perasaan ‘dianaktirikan’ (Gultom, 2010). Kasus Ical tersebut menjadi bukti bahwa perasaan cemburu dan teracuhkan yang dialami ketika masih anak-anak bisa terbawa atau bahkan muncul ketika seseorang sudah dewasa. Menurut Gultom (2010), sebagai seorang remaja yang memiliki emosi labil, Ical seperti menyimpan bom waktu yang bisa meledak suatu waktu atau pada situasi tertentu karena terus menerus menekan perasaan ‘dianaktirikan’. Itu sebabnya banyak fenomena yang terjadi, seorang remaja secara tidak terduga tega membunuh orang tua atau saudaranya sendiri. Padahal dalam kesehariannya, orang tersebut dikenal baik dan sopan terhadap keluarganya. Sibling rivalry tidak selalu hanya dialami oleh anak pertama atau saudara yang lebih tua. Seiring dengan bertambahnya usia, saudara yang berusia lebih muda juga bisa memiliki perasaan iri terhadap kakaknya. Si adik merasa bahwa kakaknya diberi lebih banyak kebebasan oleh orang tua mereka (Woolfson, 2004). Hal ini dapat dilihat dari pengalaman pribadi Linda Ziskind yang dimuat dalam buku The Sister Knot karangan Terri Apter (Zizkind dalam Kartika, 2010). Menurut cerita Linda, dia merasa tersaingi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
dan benci saat adiknya perempuannya lahir karena membuat orang-orang di sekelilingnya beralih memperhatikan adiknya. Bahkan, perasaan tersebut terus berlanjut sampai dia berusia remaja. Di sisi lain, adiknya yang mulai beranjak dewasa juga sering memprotes sikap orangtua karena mengizinkan Linda pulang lebih larut atau pergi ke luar kota dengan teman-temannya. Sibling rivalry yang dialami oleh Linda Ziskind dan saudaranya di atas salah satunya dapat disebabkan karena jarak usia kelahiran mereka yang berdekatan. Kedekatan usia membuat potensi munculnya persaingan menjadi semakin hebat karena mereka memiliki kebutuhan yang serupa sehingga antara satu saudara dengan saudaranya yang lain saling bersaing untuk memperebutkan cinta dan perhatian yang sama dari orang tuanya (Faber & Mazlish, 1987; Freud, 1955; Ihinger, 1975, dalam Raffaelli, 1992). Hal tersebut didukung oleh Pope (2009) yang mengatakan bahwa jarak usia antara satu saudara dengan saudara kandung yang lain memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan emosi, tingkat agresivitas, dan juga hubungan saudara kandung. Semakin dekat jarak usia antarsaudara kandung, kemungkinan munculnya perilaku menyakiti saudara kandungnya secara fisik dan agresivitas akan semakin besar. Puspitasari (2003) menambahkan bahwa anak yang berjenis kelamin sama dan memiliki jarak usia kelahiran yang berdekatan dengan saudara kandungnya seperti pengalaman pribadi Linda Ziskind tersebut akan cenderung lebih mudah merasa cemburu dan benci terhadap saudaranya. Hal itu didukung juga oleh beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pasangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
saudara berjenis kelamin sama dengan jarak usia yang berdekatan, serta kurangnya interaksi yang positif akan lebih banyak mengalami persaingan dan konflik (Dunn & Kendrick, 1981; Minnett, Vandell & Santrock, 1983). Menurut Ambarini (2006), kurangnya interaksi yang positif antarsaudara kandung disebabkan oleh jumlah saudara kandung di dalam sebuah keluarga. Semakin sedikit jumlah anak di dalam keluarga, kesempatan anak untuk berinteraksi dengan saudara kandungnya akan semakin kurang bervariasi (Ambarini, 2006). Hal tersebut membuat intensitas kebersamaan antara satu saudara dengan saudara yang lain menjadi tinggi sehingga kemungkinan munculnya sibling rivalry akan lebih besar (Susilowati, 2011). Oleh Hurlock (2000), keluarga yang terdiri dari dua atau tiga orang anak disebut sebagai keluarga kecil. Artinya, anak yang tinggal di dalam keluarga kecil memiliki jumlah saudara yang sedikit pula. Padahal, hampir sebagian besar keluarga di Indonesia pada umumnya adalah keluarga kecil dimana anggota keluarganya hanya terdiri dari orang tua dan dua atau tiga orang anak saja (Survei Demografi dan Kesehatan, 2007, dalam Wahyuningsih, 2011). Melihat pentingnya jarak usia dan jumlah saudara kandung bagi hubungan antarsaudara kandung tersebut, membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara sibling rivalry dengan jarak usia dan jumlah saudara kandung khususnya pada anak usia remaja awal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung khususnya pada usia remaja awal.
C. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Memberikan manfaat untuk menambah kajian ilmiah bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya ilmu psikologi perkembangan mengenai sibling rivalry, jarak usia kelahiran, dan jumlah saudara kandung.
2.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dalam memahami perkembangan remaja awal, terutama mengenai sibling rivalry.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Saudara kandung (Sibling) 1.
Pengertian Saudara Kandung (Sibling) Saudara kandung (sibling) adalah dua individu atau lebih yang memiliki orang tua biologis yang sama, baik itu saudara laki-laki ataupun perempuan (Reber & Reber, 2010). Selain itu, saudara kandung (sibling) dapat juga diartikan sebagai suatu hubungan sedarah antara dua atau lebih kakak beradik di dalam keluarga inti (Corsini, 1994, dalam Permatasari, 2009). Keluarga inti yang dimaksud adalah keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak-anaknya, tidak termasuk orang-orang yang tinggal serumah seperti kakek, nenek, paman, bibi, atau pembantu (Corsini, 1994, dalam Permatasari, 2009). Kakak beradik yang terikat dalam hubungan saudara kandung biasanya tinggal bersama dengan orang tua dalam satu rumah. Kondisi ini jelas memberi kesempatan bagi saudara kandung untuk saling mempengaruhi satu sama lain dalam sebuah interaksi longitudinal dengan melibatkan kontak fisik dan emosional (Hapsari, 2001, dalam Ambarini, 2006). Konsep di atas sesuai dengan pendapat Berkell (dalam Hurlock, 2000) yang mengatakan bahwa saudara kandung adalah suatu hubungan yang bertahan paling lama dan paling berpengaruh dalam kehidupan seorang anak. Menurut Patterson (dalam Susilowati, 2011), bagi sebagian
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
besar anak, saudara kandung yang lebih tua merupakan seseorang yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan mereka, khususnya dalam memberi dukungan, kerja sama, dan petunjuk. Namun, saudara yang lebih tua juga bisa menjadi sumber konflik dan model peran yang negatif. Cicirelli (dalam Susilowati, 2011) menambahkan bahwa hubungan saudara kandung dapat mengarah pada perasaan positif, yaitu rasa kasih sayang, melindungi, dan membantu atau justru perasaan negatif yang dapat menimbulkan persaingan dan permusuhan seperti rasa iri, benci, dan marah. Ikatan emosional yang positif ataupun negatif selalu akan memunculkan
reaksi
perilaku
yang
berbeda
terhadap
saudara
kandungnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa saudara kandung (sibling) merupakan hubungan sedarah antara dua atau lebih saudara laki-laki ataupun perempuan yang tinggal serumah di dalam keluarga inti sehingga memungkinkan bagi saudara sekandung untuk memiliki pengaruh yang amat besar bagi saudara yang lain. 2.
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Hubungan
Antarsaudara
Kandung Hurlock (2000) mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antarsaudara kandung, antara lain : a.
Sikap Orang Tua Tanpa disadari sebagian orang tua cenderung memberikan perhatian yang berbeda terhadap anak-anaknya. Menurut Hurlock (2000),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
sikap orang tua terhadap anak dipengaruhi oleh perilaku dan usaha anak tersebut dalam memenuhi keinginan dan harapan orang tuanya. b.
Urutan Kelahiran Orang tua cenderung memberi peran anak menurut urutan kelahirannya. Anak yang lebih tua diharapkan dapat memberikan contoh yang baik, bertanggung jawab, bersikap dewasa, mengalah, dan membimbing adik-adiknya. Di sisi lain, anak yang lebih muda bisa merasa terintimidasi karena wewenang yang diberikan orang tua terhadap kakaknya tersebut (Zainal, 2003). Menurut Hurlock (2000), peran yang diberikan orang tua kepada anak bukanlah peran yang mereka pilih sendiri. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi perselisihan besar sekali jika anak tidak menyukai peran yang orang tua berikan kepadanya.
c.
Jenis Kelamin Saudara Kandung Perbedaan
jenis
kelamin
mempengaruhi
kualitas
hubungan
antarsaudara kandung dalam hal kedekatan dan konflik. Menurut Leder (dalam Waluyo, 2010), ada tiga tipe pasangan antarsaudara kandung yaitu laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, dan perempuan dengan laki-laki. Namun, diantara pasangan di atas, pasangan kakak dan adik perempuan cenderung memiliki hubungan yang dekat. Sebaliknya, persaingan akan lebih banyak terjadi pada pasangan kakak dan adik laki-laki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
d.
Jarak Usia Antarsaudara Kandung Berbanding terbalik dengan jarak usia kelahiran yang jauh, jarak usia yang
dekat
memiliki
pengaruh
negatif
terhadap
kedekatan
antarsaudara kandung, tetapi berpengaruh positif dengan konflik dan persaingan (Susilowati, 2011). e.
Jumlah Saudara Kandung Semakin sedikit jumlah anak dalam sebuah keluarga (dua sampai tiga orang anak), kesempatan untuk berinteraksi secara ekstensif antara orang tua dan anak semakin besar. Namun, kesempatan untuk interaksi yang bervariasi antara saudara kandung semakin sedikit (Ambarini, 2006). Kondisi ini membuat anak yang memiliki jumlah saudara relatif sedikit akan lebih banyak mengalami perselisihan dibanding mereka yang memiliki jumlah saudara yang banyak, yakni lebih dari lima orang saudara kandung (Hurlock, 2000).
f.
Jenis Disiplin Hubungan antarsaudara kandung tampak lebih rukun dalam keluarga yang menggunakan disiplin otoriter dibanding dengan keluarga yang menerapkan pola disiplin autoritatif atau permisif. Di sisi lain, keluarga yang menerapkan pola disiplin autoritatif dengan membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap anak-anaknya akan membuat hubungan antarsaudara kandung akan terjalin lebih terkendali dibanding pola disiplin permisif yang membiarkan anak bertindak sesuka hati (Hurlock, 1996).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
g.
Pengaruh Orang Lain Menurut Hurlock (2000), kehadiran orang luar di rumah, tekanan orang luar pada anggota keluarga, atau perbandingan anak dengan saudara kandungnya oleh orang luar dapat mempengaruhi hubungan antarsaudara kandung. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua
faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antarsaudara kandung. Pertama, faktor yang berkaitan dengan ciri-ciri saudara kandung itu sendiri, yaitu jarak usia antarsaudara kandung, urutan kelahiran, jumlah saudara kandung, dan jenis kelamin saudara kandung. Kedua, faktor yang lebih berkaitan dengan orang tua, seperti pola disiplin dan sikap orang tua, serta sikap sanak keluarga lainnya (pengaruh orang lain).
B. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Menurut Shaffer (dalam Yati & Mangunsong, 2008), sibling rivalry adalah perasaan iri hati, kompetisi atau persaingan, dan kebencian yang timbul di antara dua atau lebih saudara kandung. Pendapat tersebut sejalan dengan Phelan (dalam Binotiana, 2008) yang mendefinisikan sibling rivalry sebagai hubungan antarsaudara kandung yang negatif dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur kompetisi, kecemburuan, kemarahan, dan kebencian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
Sibling rivalry biasa muncul ketika anak berusia antara satu sampai tiga tahun dan lebih terlihat ketika anak berusia tiga sampai lima tahun (Milman & Schaefer, 1989). Selanjutnya, sibling rivalry akan terjadi lagi di usia 8 - 12 tahun pada usia sekolah. Schacfhter (dalam Feinberg dan Hetherington, 2000) menambahkan bahwa anak di usia 6 - 14 tahun pada usia sekolah juga bisa mengalami sibling rivalry. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Brody, Stoneman, dan McCoy (dalam Feinberg & Hetherington, 2000) yang menyatakan bahwa sibling rivalry biasa muncul pada masa kanak-kanak pertengahan sampai remaja awal. Sibling rivalry dapat terjadi antara adik dan kakak laki-laki, adik dan kakak perempuan dengan kakak laki-laki ataupun sebaliknya (Chaplin, 2001). Namun, sibling rivalry seringkali muncul saat si kakak memiliki saudara yang lebih muda (Milman & Schaefer, 1989). Menurut Shaffer (dalam Binotiana, 2008), sibling rivalry tidak semata-mata timbul saat anak berusaha merebut perhatian orang tua karena kehadiran anggota keluarga baru, yaitu adik. Akan tetapi, di awali dengan kehadiran adik kemudian berkembang untuk merebut cinta, kasih sayang orang tua, serta penghargaan lain. Konsep Shaffer di atas sesuai dengan pendapat VandenBos (2007) yang mengungkapkan bahwa persaingan antara pasangan kakak adik tidak hanya memperebutkan kasih sayang dan perhatian orang tua, tetapi juga prestasi sekolah atau penghargaanpenghargaan lainnya di luar sekolah seperti olahraga, seni, dan lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
Seiring dengan bertambahnya usia, sibling rivalry tidak hanya terjadi pada anak yang lebih tua. Anak yang lebih muda juga dapat memiliki perasaan iri terhadap kakaknya, khususnya bila mereka menganggap kakaknya diberi lebih banyak kebebasan, boleh tidur lebih malam, atau mendapatkan lebih banyak pakaian baru (Woolfson, 2004). Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa
yang
dimaksud
sibling
rivalry
merupakan
kecenderungan persaingan antara individu dengan saudara kandungnya yang lebih tua ataupun muda baik itu berjenis kelamin sama maupun berbeda yang disertai perasaan negatif berupa iri hati dan benci terhadap saudara kandungnya tersebut. 2. Aspek Sibling Rivalry Menurut Shaffer (dalam Yati & Mangunsong, 2008), sibling rivalry merupakan perasaan iri hati, kompetisi atau persaingan, dan kebencian yang timbul di antara dua atau lebih saudara kandung. Berdasarkan konsep tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa aspek-aspek sibling rivalry, meliputi : a. Aspek iri Menurut Thompson (dalam Binotiana, 2008), iri dapat didefinisikan sebagai emosi atau perasaan negatif yang diikuti ancaman kehilangan kasih sayang dan perhatian dari orang tua karena adanya saingan (rival) yaitu saudara kandungnya. Biasanya, iri muncul ketika anak yang lebih tua merasa bahwa hubungan antara dirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
dan orang tua mulai berubah dari pusat perhatian menjadi ‘salah satu anak’ karena kehadiran adik. Namun, perasaan iri tidak hanya terjadi pada anak yang lebih tua. Anak yang lebih muda juga dapat merasa iri dengan saudara tuanya ketika dia merasa kalah atau lebih rendah (rendah diri) melihat saudaranya lebih berkembang atau berprestasi (Wigley, 2000, dalam Faturochman, 2006). Ada tiga hal yang terdapat dalam iri, yaitu orang yang mengalami iri, rival atau orang lain yang menjadi saingannya, dan objek iri. Dalam sibling rivalry, rival tersebut adalah saudara kandungnya dan objek iri dapat berupa kasih sayang dan perhatian dari orang tua (Dunn & Kendrick, 1981). b.
Aspek bersaing Bersaing dalam lingkup saudara kandung dapat diartikan sebagai usaha memperlihatkan keunggulan atau kelebihan diri sendiri untuk menunjukkan bahwa dia lebih baik dari saudara kandungnya dengan tujuan memperebutkan perhatian orang tua (VandenBos, 2007). Menurut Anderson (dalam Binotiana, 2008), persaingan untuk memperebutkan perhatian orang tua merupakan manifestasi sibling rivalry yang dapat memunculkan reaksi emosi yang ekstrim pada pasangan
kakak
adik.
Klagsburn
(dalam
Binotiana,
2008)
menambahkan bahwa ada dua tipe sibling rivalry, yaitu bersaing untuk cinta dan perhatian dari orang tua mereka dan bersaing untuk kekuatan dan penghargaan. Awalnya, kakak atau adik saling bersaing untuk merebut perhatian dari orang tua mereka. Akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
tetapi, seiring bertambahnya usia, persaingan mereka berkembang menjadi persaingan untuk kekuatan dan penghargaan seperti prestasi sekolah atau kejuaraan di bidang olahraga. Persaingan pada anak umumnya akan berlanjut selama usia prasekolah dan usia sekolah dimana anak yang lebih tua menjadi pihak yang mendominasi dan anak yang lebih muda menjadi pihak yang mengeluh (Abramovitch, Pelper, Corter & Stanhope, 1986, dalam Marvin & Stewart, 1984). c.
Aspek benci Dalam lingkup saudara kandung, benci adalah perasaan negatif berupa rasa sakit, kemarahan, dan permusuhan yang disertai dengan keinginan
individu
untuk
melukai
atau
menyakiti
saudara
kandungnya tersebut (Reber & Reber, 2010). Menurut Freud (dalam Bank & Kahn, 1982), dalam hubungan saudara, seorang anak tidak sepenuhnya mencintai saudaranya. Mereka membenci saudaranya seperti musuh atau saingan karena dianggap sebagai ancaman atau penghalang untuk mendapatkan perhatian orang tua secara penuh. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hurlock (1992) yang mengungkapkan bahwa perilaku sibling rivalry bisa membuat anak bersikap berpura-pura mencintai saudaranya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek sibling rivalry dalam penelitian ini adalah iri, bersaing, dan benci. Dalam konteks sibling rivalry, orang yang menjadi saingan (rival) adalah saudara kandung dan perhatian orang tua merupakan objek yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
dipersaingkan. Sedangkan, dalam konteks persaingan lainnya, orang yang menjadi saingan bisa teman kuliah, teman kerja, sahabat, tetangga, atau pacar, tetapi jelas bukan saudara kandung. Selain itu, objek yang dipersaingkan juga lebih luas bisa dalam hal pengembangan pribadi, akademis, relasi sosial, cinta, atau materi. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sibling Rivalry Menurut Priatna dan Yuliana (2006), ada dua faktor yang dapat mempengaruhi sibling rivalry, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang anak, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari kesalahan orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi sibling rivalry (Priatna & Yuliana, 2006), antara lain : a.
Faktor Internal 1). Temperamen Temperamen dapat mempengaruhi reaksi anak akibat kehadiran adik dalam keluarga, serta mempengaruhi besarnya sibling rivalry yang terjadi pada anak tersebut. Misalnya, anak yang lebih aktif dan impulsive cenderung akan memiliki masalah tingkah laku yang berkaitan dengan kecemburuan, pertengkaran, dan konflik dengan saudara kandungnya (Dunn & Plomin, 1989, dalam Bonitiana, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
2). Sikap Anak dalam Mencari Perhatian Orang Tua Tanpa disadari sebagian orang tua cenderung memberikan perhatian yang berbeda pada anak-anaknya, khususnya pada anak yang memiliki masalah kesehatan atau berkebutuhan khusus. Perhatian orang tua akan terfokus pada anak yang mengalami masalah dan terkesan mengabaikan anak lain yang dianggap ‘normal’. Hal tersebut membuat anak yang dianggap ‘normal’ tersebut merasa iri dan berusaha untuk mencari perhatian orang tuanya baik dengan cara yang menyenangkan ataupun menjengkelkan (Priatna & Yulia, 2006). 3). Jarak Usia Kelahiran Jarak usia kelahiran antara anak pertama, kedua, ataupun ketiga memiliki pengaruh yang penting dalam hubungan mereka. Semakin kecil jarak usia kelahiran mereka, kemungkinan terjadinya sibling rivalry antara satu saudara dengan saudara yang lain cenderung semakin besar (Woolfson, 2004). Sebaliknya, semakin besar jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, hubungan mereka cenderung lebih ramah, kooperatif, dan saling mengasihi (Susilowati, 2011). 4). Jenis Kelamin Sibling rivalry lebih sering terjadi pada pasangan anak yang berjenis kelamin sama (Millman & Schaefer, 1989). Namun, memiliki saudara kandung yang berbeda jenis kelaminnya juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
bisa membuat anak merasa dibedakan dalam hal pembagian tugas. Salah satu contohnya, kakak laki-laki selalu diminta tolong orang tua untuk membantu saudara perempuannya mengerjakan pekerjaan rumah yang lebih berat (Priatna & Yulia, 2006). Di sisi lain, anak perempuan bisa membenci anak lakilaki karena mereka memiliki tugas-tugas rumah tangga lebih sedikit, dan mendapatkan keistimewaan untuk mengabaikannya (Hurlock, 1996). 5). Ambisi Anak untuk Mengalahkan Anak yang Lain Untuk mendapatkan kembali perhatian orang tua yang pernah diperoleh sebelum kehadiran seorang adik, si kakak berusaha tampil menjadi anak yang terbaik dibanding saudaranya atau justru berusaha menjatuhkan adiknya dihadapan orang lain (Priatna & Yulia, 2006). b.
Faktor Eksternal 1). Sikap Orang Tua yang Membanding-bandingkan Sikap membanding-bandingkan ataupun memberi pelabelan nama yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya dapat memupuk kemarahan, kebencian, dan iri hati anak kepada saudaranya (Sadarjoen, 2007). Hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya peningkatan sibling rivalry.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
2). Sikap Orang Tua yang Menganakemaskan Salah Satu Anak Menurut Kowal dan Kramer (dalam Kail, 2001), sikap orang tua yang mengistimewakan salah satu anak membuat saudara yang lain akan merasa tersisih sehingga bisa memunculkan sibling rivalry. Sibling rivalry akan semakin kuat jika orang tua benarbenar menunjukkan anak favoritnya, terlebih apabila ayah cenderung memilih salah satu anak sebagai anak kesayangan (Anderson, 2006, dalam Binotiana, 2008). Berdasarkan uraian faktor di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi sibling rivalry adalah faktor internal seperti temperamen, sikap anak dalam mencari perhatian orang tua, jarak usia, jenis kelamin, dan ambisi anak untuk mengalahkan anak lain, serta faktor eksternal yaitu sikap orang tua yang membanding-bandingkan anak dan adanya anak emas di antara anak yang lain.
C. Remaja Awal 1. Pengertian dan Batasan Usia Remaja Awal Menurut Rice (dalam Gunarsa, 2004), masa remaja adalah masa peralihan ketika individu tumbuh dari masa kanak-kanak menjadi individu yang memiliki kematangan. Selama masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa tersebut, remaja mengalami perubahan drastis hampir di semua aspek perkembangannya, seperti perkembangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
fisik, kognitif, kepribadian, dan sosial. Berikut perkembangan yang terjadi pada remaja, yaitu : a.
Perkembangan Fisik Remaja mengalami growth spurt, yaitu pertumbuhan fisik yang sangat pesat yang ditandai oleh ciri-ciri perkembangan pada masa pubertas. Perubahan fisik khususnya bentuk badan merupakan suatu hal yang sangat mencemaskan bagi remaja.
b.
Perkembangan Kognitif Menurut Piaget (dalam Santrock, 1995), sudut pandang dan pola pikir remaja masih berorientasi pada diri sendiri atau egosentrisme. Oleh karena itu, remaja sering bertengkar dengan saudarasaudaranya hanya karena berbeda pendapat. Bahkan, remaja juga sering bertengkar dengan orang tuanya karena merasa dirinya tidak diperlakukan adil dibanding saudaranya yang lain.
c.
Perkembangan Sosial-Emosi Menurut Santrock (1999), hubungan remaja mulai beralih ke teman sebayanya. Bagi remaja, teman sebaya merupakan tempat berbagi perasaan dan pengalamannya. Di samping itu, teman sebaya juga berperan dalam proses pembentukan identitas diri remaja. Menurut Hurlock (1996), perubahan perilaku, sikap, dan nilai-nilai
yang terjadi di awal remaja berbeda dengan remaja akhir. Oleh karena itu, Monk (2004) membuat batasan usia remaja dimana masa remaja awal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
berlangsung antara usia 12 - 15 tahun, usia 15 - 18 tahun untuk masa remaja pertengahan, dan usia 18 - 21 tahun untuk masa remaja akhir. Dari beberapa konsep yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa masa remaja awal merupakan masa transisi dari masa kanakkanak ke masa dewasa yang diikuti oleh perkembangan fisik, kognitif, kepribadian, dan sosial yang terjadi di usia 12 - 15 tahun. 2. Sibling Rivalry pada Remaja Awal Masa remaja awal adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Menurut Erickson (dalam Santrock, 1999), karakteristik remaja awal yang sedang berproses untuk mencari identitas diri tersebut sering kali menimbulkan masalah pada diri remaja. Hal ini didukung oleh Shantz (dalam Raffaelli, 1992) yang mengungkapkan bahwa remaja awal sering mengalami perselisihan salah satunya dengan orang tua dan saudara kandungnya karena perbedaan paham yang remaja yakini sebagai proses pembentukan identitas diri. Orang tua seringkali melakukan perbandingan terhadap anakanaknya. Proses perbandingan tersebut biasanya terjadi pada masa kanakkanak dan berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama bahkan sampai anak berusia remaja (Aini, 2011). Padahal, di usia remaja, mereka ingin dimengerti oleh orang tua bahwa dia dan saudara kandungnya adalah individu berbeda. Hal tersebut terkait dengan tahap perkembangan remaja yang sudah mampu melihat adanya perbedaan antara dia dengan saudaranya dalam hal nilai akademis, bakat, selera atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
ketertarikan terhadap bidang-bidang tertentu, misalnya selera musik, berpakaian, buku bacaan, dan ketertarikan pada seni rupa, bermusik, atau teater. Terkadang, remaja mengagumi dan ingin meniru saudaranya, tetapi perbedaan tersebut juga dapat memunculkan rasa iri hati dan perasaan tersaingi hingga akhirnya timbul sibling rivalry (Apter dalam Kartika, 2010). Awalnya, sibling rivalry muncul karena antara satu saudara dengan saudara yang lain ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua yang sama. Namun, ketika mereka telah tumbuh dewasa, para orang tua justru semakin tidak mampu memberikan perhatian yang seimbang kepada anak-anaknya (Ferguson, 1958, dalam Bank & Kahn, 1982). Kondisi ini membuat sibling rivalry berkembang dari keinginan untuk mendapatkan perhatian orang tua menjadi keinginan untuk mendapatkan prestasi sekolah atau penghargaan-penghargaan lainnya di luar sekolah seperti olahraga, seni, dan lainnya.
D. Jarak Usia Kelahiran 1. Pengertian Jarak Usia Kelahiran Menurut VandenBos (2007), jarak usia (age spacing) adalah panjangnya waktu mulai sejak kelahiran sampai saat ini. Sementara itu, Woolfson (2004) mendefinisikan jarak usia dalam lingkup hubungan saudara kandung sebagai perbedaan usia kelahiran seorang anak dengan saudara kandung sebelum atau sesudahnya di sebuah dalam keluarga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
Menurut Zajonc (dalam Buckles & Munnich, 2011), jarak usia kelahiran antara anak pertama dengan saudaranya yang lain bisa mempengaruhi hubungan antarsaudara kandung itu sendiri. Semakin muda usia anak ketika adiknya lahir akan semakin besar pula kemungkinan anak tersebut mengalami sibling rivalry. Oleh karena itu, orang tua yang merencanakan jarak usia kelahiran yang tidak begitu dekat antara anak pertama dengan anak selanjutnya membuat anak pertama cenderung tumbuh menjadi pribadi yang lebih matang (Zajonc, 1976, dalam Buckles & Munnich, 2011). Di samping itu, saudara yang lebih muda juga akan mudah menerima nasihat dari saudara kandungnya yang lebih tua empat tahun dibanding yang berusia dua tahun (Cicirelli, 1973, dalam Buckles & Munnich, 2011) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jarak usia kelahiran adalah perbedaan usia kelahiran antara seorang anak dengan saudara kandung lainnya yang berpengaruh terhadap hubungan antarsaudara kandung. 2. Dampak Jarak Usia Kelahiran terhadap Sibling Rivalry Menurut Hurlock (1992), jarak usia kelahiran antarsaudara kandung merupakan salah satu kondisi yang dapat menentukan kualitas hubungan antarsaudara kandung. Berikut kelebihan dan kekurangan dari masingmasing jarak usia kelahiran antarsaudara kandung bagi anak, antara lain :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
a. Jarak Usia Kelahiran Antarsaudara Kandung Dekat Jarak usia kelahiran yang relatif sedikit membuat kakak dan adik memiliki peluang untuk bisa menjadi sahabat yang sangat dekat (Woolfson, 2004). Dalam banyak hal, mereka bisa memiliki temanteman yang sama atau bisa pergi keluar bersama. Akan tetapi, jarak usia kelahiran yang dekat antara satu sampai empat tahun cenderung membuat potensi sibling rivalry menjadi semakin tinggi (Cicirelli, 1996, dalam Susilowati, 2011). Menurut penelitian Gottlieb dan Mendelson (dalam Kail, 2001) terhadap anak usia di bawah empat tahun yang memiliki adik diketahui bahwa sebanyak 93% ibu melaporkan anaknya mengalami regresi. Hal tersebut dapat terjadi karena anak berusia di bawah empat tahun masih cenderung egosentrik sehingga tidak dapat menerima adanya pembagian perhatian dan kasih sayang orang tua. Akibatnya, anak menjadi tidak bersemangat dan stres karena tiba-tiba harus berubah dari pusat perhatian menjadi ‘hanya salah satu anak’ di rumah. b.
Jarak Usia Kelahiran Antarsaudara Kandung Jauh Jarak usia kelahiran antarsaudara kandung dapat dikatakan besar jika jarak usia mereka di atas empat tahun. Salah satu kelebihan dari jarak usia kelahiran yang berjauhan (besar) adalah tidak adanya sibling rivalry untuk memperebutkan perhatian orang tua karena tahapan perkembangan antarsaudara kandung begitu jauh terpisah. Sebaliknya, hubungan mereka ditandai dengan kepedulian dan minat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
yang sungguh-sungguh terhadap satu sama lain (Woolfson, 2004). Menurut Borden (2003), jarak usia kelahiran yang cukup jauh membuat anak pertama lebih dapat memahami kebutuhan adiknya sehingga dapat diandalkan untuk mengasuh dan menjaganya. Namun, jarak usia kelahiran yang begitu jauh membuat mereka tidak dapat membangun suatu persahabatan yang dekat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin kecil jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, maka kemungkinan sibling rivalry yang terjadi akan semakin besar. Sebaliknya, semakin besar jarak usia kelahiran antara seorang anak dengan saudaranya, maka kecil kemungkinan sibling rivalry akan terjadi.
E. Jumlah Saudara Kandung Jumlah saudara kandung adalah banyaknya saudara kandung yang dimiliki seorang anak di dalam sebuah keluarga. Berdasarkan Data Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2007 diketahui bahwa perempuan usia subur di Indonesia rata-rata memiliki anak dua sampai tiga selama hidupnya (dalam Wahyuningsih, 2011). Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa hampir sebagian besar keluarga di Indonesia memiliki lebih dari satu orang anak. Menurut Hurlock (2000), keluarga yang terdiri dari dua atau tiga orang anak disebut juga sebagai keluarga kecil. Artinya, anak yang tinggal di dalam keluarga kecil memiliki jumlah saudara yang sedikit. Sejalan dengan semakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
sedikitnya jumlah anak di dalam keluarga, kesempatan anak untuk berinteraksi dengan saudara kandungnya juga semakin kurang bervariasi (Ambarini, 2006). Tingginya intensitas kebersamaan antara satu saudara dengan saudara yang lain tersebut membuat anak yang memiliki jumlah saudara relatif sedikit akan lebih banyak mengalami perselisihan dibanding mereka yang memiliki jumlah saudara yang banyak (Susilowati, 2011). Di sisi lain, Pope (2009) mengatakan bahwa jumlah saudara yang banyak juga dapat memicu munculnya perselisihan dan persaingan terhadap saudara-saudaranya. Berdasarkan hasil penelitiannya, perselisihan dan persaingan tersebut muncul karena anak merasa saudaranya lebih disayang oleh orang tua mereka. Di dalam keluarga besar, orang tua cenderung tidak dapat berinteraksi dengan anak-anak mereka sedekat orang tua dalam keluarga kecil karena mereka disibukkan oleh aktivitas sehari-hari yang menyita waktu dan tenaga yang cukup banyak. Hal ini membuat orang tua cenderung memilih salah seorang anak saja sebagai anak kesayangan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah saudara kandung adalah banyaknya saudara kandung yang dimiliki seseorang di dalam sebuah keluarga.
F. Jenis Kelamin Antarsaudara Kandung Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), jenis kelamin adalah sifat atau keadaan individu yang membedakan dirinya antara laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin juga bisa diartikan sebagai identitas yang dimiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
oleh seseorang berdasarkan pertimbangan alat kelamin (Aspuah, 2008). Berkaitan dengan hubungan antarsaudara kandung, jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang ikut berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry pada diri seorang anak (Hurlock, 1999). Leder (dalam Waluyo, 2010) mengatakan bahwa ada tiga tipe pasangan antarsaudara kandung yaitu laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, dan perempuan dengan laki-laki. Binotiana (2008) menambahkan bahwa kemungkinan munculnya sibling rivalry akan lebih tinggi pada pasangan kakak atau adik berjenis kelamin sama dibandingkan dengan mereka yang berjenis kelamin berbeda. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Minnet, Vandell, dan Santrock (1983) yang menyatakan bahwa agresivitas dan dominasi akan lebih banyak muncul dalam hubungan antarsaudara kandung yang memiliki jenis kelamin yang sama. Selain itu, Stewart (dalam Bonitiana, 2008) juga berpendapat bahwa kemungkinan munculnya sibling rivalry cenderung tinggi pada pasangan saudara kandung yang berjenis kelamin laki-laki karena faktor budaya yang lebih memacu anak laki-laki untuk bersaing. Namun, Milman dan Schaefer (1989) justru menyatakan bahwa sibling rivalry lebih sering terjadi pada pasangan saudara kandung dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan kakak dan adik yang berjenis kelamin perempuan cenderung memiliki sifat emosional dan sensitif. Pembahasan mengenai jenis kelamin saudara kandung menjadi penting karena jenis kelamin saudara kandung ikut mempengaruhi hubungan jarak usia dan jumlah saudara kandung terhadap sibling rivalry. Menurut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
Puspitasari (2003), anak yang berjenis kelamin sama dan memiliki jarak usia yang berdekatan dengan saudara kandungnya lebih mudah merasa cemburu dan benci terhadap saudaranya tersebut. Hal tersebut didukung oleh beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pasangan saudara berjenis kelamin sama dengan jarak usia yang berdekatan, serta kurangnya interaksi yang positif akan lebih banyak mengalami persaingan dan konflik (Dunn & Kendrick, 1981; Minnett, Vandell & Santrock, 1983). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan munculnya sibling rivalry tidak hanya dipengaruhi oleh jenis kelamin saudara kandung saja, tetapi juga dipengaruhi oleh jenis kelamin antara satu saudara dengan satu saudara kandungnya yang lain dimana sibling rivalry akan lebih tinggi pada pasangan saudara kandung yang memiliki jenis kelamin sama dibandingkan dengan pasangan saudara kandung yang memiliki jenis kelamin berbeda. Oleh karena itu, jenis kelamin antarsaudara kandung dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai identitas yang didasarkan atas pertimbangan alat kelamin antara pasangan saudara kandung, yaitu laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, dan perempuan dengan lakilaki atau sebaliknya.
G. Hubungan antara Sibling Rivalry dengan Jarak Usia Kelahiran dan Jumlah Saudara Kandung pada Remaja Awal Masa remaja sering juga dikenal sebagai masa badai dan tekanan (storm and stress). Menurut Arnett (dalam Gunarsa, 2004), ada tiga elemen kunci
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
yang termasuk dalam konsep masa badai dan tekanan pada masa remaja awal, yaitu konflik dengan keluarga, gangguan suasana hati, dan kecenderungan terjadinya tingkah laku yang berisiko. Salah satu konflik keluarga yang sering dialami oleh remaja awal adalah konflik dengan saudara kandungnya. Menurut Thompson (dalam Binotiana, 2008), sibling rivalry merupakan penyebab utama terjadinya konflik antara anak dengan saudara kandungnya. Sibling rivalry memang wajar terjadi di dalam sebuah keluarga yang memiliki anak lebih dari satu orang, termasuk di Indonesia. Hal tersebut didukung oleh Data Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2007 yang menyebutkan bahwa perempuan usia subur di Indonesia rata-rata memiliki anak dua sampai tiga selama hidupnya (dalam Wahyuningsih, 2011). Oleh Hurlock (2000), keluarga yang terdiri dari dua atau tiga orang anak disebut sebagai keluarga kecil. Artinya, anak yang tinggal di dalam keluarga kecil memiliki jumlah saudara yang sedikit pula. Namun, semakin sedikitnya jumlah anak di dalam keluarga kemungkinan munculnya perselisihan justru semakin besar karena intensitas kebersamaan antara satu saudara dengan saudara kandung yang lain menjadi sangat tinggi (Susilowati, 2011). Menurut Buhrmester dan Furman (dalam Santrock, 2003), jika dibandingkan dengan usia tahap lainnya, tingkat konflik antarsaudara kandung pada masa remaja sangat tinggi. Hal ini dikarenakan remaja lebih sering mengalami gangguan suasana hati yang negatif dibandingkan pada saat masa kanak-kanak. Suasana hati negatif yang sering dialami oleh remaja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
diantaranya adalah perasaan diabaikan atau kurang diperhatikan (Larson & Richards, dalam Arnett, 1999, dalam Gunarsa, 2004). Remaja yang sedang dalam masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa sangat membutuhkan perhatian dan kesiapan orang tua untuk membantu, mendengarkan dan berusaha mengerti mereka sebagai seorang remaja (Newman dalam Rice, 1999, dalam Gunarsa, 2004). Akan tetapi, ketika seorang anak tumbuh dewasa, para orang tua justru semakin tidak mampu memberikan perhatian yang seimbang kepada seluruh anak-anaknya (Ferguson, 1958, dalam Bank & Kahn, 1982). Orang tua cenderung memilih mengabaikan perasaan salah satu anaknya yang mengatakan bahwa dia diperlakukan dengan tidak adil atau tidak sama dibanding dengan saudaranya (Woolfson, 2004). Jika jarak usia kelahiran antarsaudara cukup besar, maka remaja bisa memenuhi kebutuhan akan perhatian tersebut pada diri saudaranya, dimana saudara yang lebih tua dapat berperan sebagai seseorang yang dapat dipercaya dan sumber dari dukungan emosional (Cicirelli, 1976, dalam Minnett, Vandell & Santrock, 1983). Jarak usia kelahiran yang begitu jauh membuat potensi munculnya persaingan antarsaudara sangat kecil karena tahap perkembangan mereka begitu jauh terpisah. Hal ini membuat hubungan mereka lebih ramah, kooperatif, dan saling mengasihi (Susilowati, 2011). Di sisi lain, jika jarak usia kelahiran antara seorang anak dengan saudaranya cukup dekat, maka kemungkinan munculnya sibling rivalry justru akan semakin besar. Kedekatan usia membuat potensi munculnya persaingan menjadi semakin hebat karena mereka memiliki kebutuhan yang serupa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
sehingga antara satu saudara dengan saudaranya yang lain saling bersaing untuk memperebutkan cinta dan perhatian yang sama dari orang tuanya (Faber & Mazlish, 1987; Freud, 1955; Ihinger, 1975, dalam Raffaelli, 1992). Kebutuhan remaja akan perhatian dari orang tua yang tidak terpenuhi tersebut cenderung membuat remaja selalu ingin memenangkan persaingan dengan saudara mereka (Ferguson, 1958, dalam Bank & Kahn, 1982). VandenBos (2007) menambahkan bahwa persaingan antara pasangan kakak adik tidak hanya memperebutkan kasih sayang dan perhatian orang tua, tetapi juga prestasi sekolah atau penghargaan-penghargaan lain di luar sekolah seperti olahraga, seni, dan lainnya. Hal tersebut sesuai dengan konsep Ross dan Milgran (dalam Bank & Kahn, 1982) yang menyatakan bahwa saudara kandung yang menginjak usia remaja bisa menggunakan kekuatannya untuk menyakiti saudaranya yang lain dalam tiga area pribadi mereka, yaitu prestasi dan sukses, seksual dan kecantikan, hubungan sosial dengan temanteman, orang lain, dan saudara lainnya. Lebih lanjut, jika sibling rivalry terus berlanjut maka bisa berdampak pada hubungan saudara kandung itu sendiri. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan sibling rivalry adalah anak bisa mengalami gangguan perilaku antisosial, tanda-tanda depresi atau kecemasan (anxiety) karena tidak siap berkompetisi dengan saudaranya tersebut (Steinberg, 2003, dalam Binotiana, 2008). Di sisi lain, sibling rivalry bisa berdampak positif karena melatih anak untuk belajar bernegosiasi, berkompromi, dan menyelesaikan konflik dengan saudara kandungnya (Bomb, 2005, dalam Binotiana, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
Berikut bagan hubungan antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung:
Saudara Sekandung
Jarak Usia Kelahiran
Jarak Usia Antarsaudara Kandung Besar di Usia Remaja
Kakak
Adik
1. Bisa 1. Jarang mengandalbertemu adik kan karena sibuk kakaknya dengan untuk kegiatan membantu sekolah. dan 2. Kakak mendapatdianggap kan nasihat. sebagai orang yang dapat dipercaya dan sumber nasihat.
2. Adik cenderung tergantung dengan kakaknya.
Kebutuhan remaja dengan saudara-saudaranya berbeda karena tahapan perkembangan mereka begitu jauh terpisah sehingga tidak ada kecemburuan dan persaingan.
Jumlah Saudara Kandung
Jarak Usia Antarsaudara Kandung Kecil di Usia Remaja
Kakak 1. Merasa terganggu dengan kehadiran adik. 2. Kakak berusaha mengembangkan identitas yang berbeda untuk dirinya sendiri.
Adik 1. Adik ingin bergaul dengan kakak dan temanteman kakaknya. 2. Terkadang adik mengagumi dan ingin meniru kakaknya.
Remaja takut jika saudaranya mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua mereka sehingga muncul persaingan untuk menjadi lebih baik dari yang lain.
Jumlah Saudara Kandung Banyak
Jumlah Saudara Kandung Sedikit
Tingginya intensitas kebersamaan antara satu saudara dengan saudara yang lain.
Kemungkinan terjadinya sibling rivalry cukup besar.
1. Dampak Positif : Memacu kemampuan perspektif remaja menjadi lebih baik. 2. Dampak Negatif : Tidak semua remaja siap berkompetisi dengan saudara kandungnya. Kedekatan usia dan seringnya intensitas kebersamaan diantara saudara cenderung membuat remaja semakin merasa iri dan benci dengan saudara kandungnya mereka.
Skema 1 Hubungan antara Sibling Rivalry dengan Jarak Usia Kelahiran dan Jumlah Saudara Kandung pada Remaja Awal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
H. Hipotesis Berdasarkan kerangka kajian teori yang ada, maka hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung pada remaja awal. Semakin dekat jarak usia antarsaudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin tinggi. Kemudian, semakin sedikit jumlah saudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya juga semakin tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung pada remaja awal.
B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Variabel tergantung : Sibling rivalry
2.
Variabel bebas
: Jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung
3.
Variabel kontrol
: Jenis kelamin saudara kandung
C. Definisi Operasional 1. Sibling Rivalry Sibling rivalry merupakan kecenderungan persaingan antara individu dengan saudara kandungnya yang lebih tua ataupun muda baik itu berjenis kelamin sama maupun berbeda yang disertai perasaan negatif berupa iri hati dan benci terhadap saudara kandungnya tersebut. Sibling rivalry dalam penelitian ini akan diukur dengan skala sibling rivalry yang disusun berdasarkan aspek-aspek sibling rivarly yang diungkapkan oleh
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
Shaffer (dalam Yati & Mangunsong, 2008), yaitu iri, bersaing, dan benci. Skor yang tinggi pada skala ini menunjukkan bahwa sibling rivalry yang dialami subjek cenderung tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor jawaban subjek maka semakin rendah pula sibling rivalry yang dialami oleh subjek. 2. Jarak Usia Kelahiran Jarak usia kelahiran adalah perbedaan usia kelahiran antara seorang anak dengan saudara kandung lainnya yang berpengaruh terhadap hubungan antarsaudara kandung. Untuk mendapatkan keterangan mengenai jarak usia, pada skala sibling rivalry terdapat bagian identitas saudara kandung yang meminta subjek untuk mengisi usia saudara kandungnya saat ini. Jarak usia kelahiran diperoleh dari selisih usia subjek dengan usia saudara kandungnya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil jarak usia saudara kandung yang memiliki kedekatan usia (usianya paling dekat) dengan subjek untuk dijadikan acuan apakah subjek mengalami sibling rivalry atau tidak. 3. Jumlah Saudara Kandung Jumlah saudara kandung adalah banyaknya saudara kandung yang dimiliki seseorang di dalam sebuah keluarga. Peneliti menyadari bahwa subjek dapat memiliki lebih dari satu orang saudara kandung. Hal ini didasarkan atas Data Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2007 yang menunjukkan bahwa perempuan usia subur di Indonesia ratarata memiliki anak dua sampai tiga selama hidupnya (dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
Wahyuningsih, menyebutkan
2011). jumlah
Oleh
karena itu,
saudara
terlebih
subjek
dahulu,
diminta untuk sebelum
subjek
melengkapi identitas saudara-saudaranya seperti usia dan jenis kelamin. 4. Jenis Kelamin Antarsaudara Kandung Jenis kelamin antarsaudara kandung adalah identitas yang didasarkan atas pertimbangan alat kelamin antara pasangan saudara kandung, yaitu laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, dan perempuan dengan laki-laki atau sebaliknya. Sejalan dengan jarak usia kelahiran, peneliti hanya mencantumkan jenis kelamin saudara kandung subjek yang memiliki kedekatan usia (paling dekat usianya) dengan subjek.
D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah remaja awal dengan batasan sebagai berikut : 1.
Usia antara 12 sampai 15 tahun. Individu remaja awal adalah individu yang berusia 12 hingga 15 tahun (Monks, 2004). Namun, peneliti hanya memilih subjek yang berusia 12 sampai 14 tahun saja. Hal ini didasarkan atas konsep Schacfhter (dalam Feinberg dan Hetherington, 2000) yang mengungkapkan bahwa sibling rivalry akan terjadi lagi di usia 6 - 14 tahun pada usia sekolah.
2.
Memiliki saudara kandung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
3.
Masih tinggal dengan orang tua dan saudara kandungnya. Kemungkinan munculnya perselisihan antarsaudara kandung akan lebih besar jika subjek masih tinggal bersama dengan orang tua dan saudara kandungnya (Montemayor & Hanson, 1985; Youniss & Smollar, 1985, dalam Raffaelli, 1992). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang didasarkan atas ciriciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang memiliki sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004).
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang dibagikan langsung pada subjek penelitian untuk diisi. Peneliti akan melakukan uji coba (try out) terlebih dahulu, dimana alat ukur akan diberikan pada subjek uji coba. Hasil yang diperoleh dari uji coba tersebut akan dianalisis, kemudian item yang tersisa akan diteskan lagi pada subjek penelitian. Hasil dari subjek penelitian inilah yang akan dijadikan sumber data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala sibling rivalry yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tiga aspek sibling rivalry yang diungkapkan Shaffer (dalam Yati & Mangunsong, 2008), yaitu iri, bersaing, dan benci. Skala sibling rivalry tersebut menggunakan metode Summated
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
Rating dari Likert yang memiliki empat alternatif pilihan jawaban mulai dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pilihan jawaban netral sengaja ditiadakan peneliti dengan alasan untuk menghindari subjek memilih jawaban yang memiliki konotasi ragu-ragu tersebut. Skor penilaian untuk jawaban subjek pada tiap item skala sibling rivalry dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Skor Jawaban Subjek pada Skala Sibling Rivalry Respon Favorable SS (Sangat Setuju) 4 S (Setuju) 3 TS (Tidak Setuju) 2 STS (Sangat Tidak Setuju) 1
Unfavorable 1 2 3 4
Skor untuk tiap-tiap item pada skala akan dijumlahkan sehingga menjadi skor total. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek menunjukkan bahwa sibling rivalry yang dialami subjek cenderung tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor total maka semakin rendah pula sibling rivalry yang dialami oleh subjek. Skala sibling rivalry tersebut terdiri dari 60 butir pertanyaan yang berisi 30 pernyataan favorabel dan 30 pernyataan unfavorable. Berikut blue print untuk skala sibling rivalry pada tabel 2 :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
Tabel 2 Blue Print Skala Sibling Rivalry Sebelum Uji Coba No Item No Aspek Favorabel Unfavorabel
Jumlah Presentase
1.
Iri
1, 7, 9, 11, 24, 4, 8, 14, 20, 21, 28, 42, 49, 52, 57 23, 26, 30, 46, 50
20
33.33 %
2.
Bersaing
5, 13, 15, 16, 18, 2, 10, 17, 33, 35, 19, 22, 37, 44, 59 39, 40, 48, 51, 58
20
33.33 %
3.
Benci
3, 27, 31, 32, 41, 6, 12, 25, 29, 34, 43, 47, 53, 54, 55 36, 38, 45, 56, 60
20
33.33 %
60
99.99 %
Total
30
30
F. Kredibilitas Alat Ukur 1.
Validitas Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran (Azwar, 2007). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analis rasional atau professional judgment dalam proses telaah soal, yaitu mengadakan evaluasi guna memeriksa kualitas item sebagai dasar untuk seleksi (Azwar, 2007). Analisis rasional pada alat ukur ini dilakukan oleh peneliti dan dikoreksi oleh dosen pembimbing skripsi untuk melihat kesesuaian antara item-item dalam suatu skala dengan aspek-aspek yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
bersangkutan. Validitas isi akan tercapai apabila item-item pada suatu alat ukur telah dianggap mampu mengukur aspek yang relevan. 2.
Seleksi Item Dalam proses penyusunan tes perlu dilakukan adanya seleksi item sehingga item yang tidak memenuhi syarat kualitas tidak boleh diikutkan menjadi bagian tes. Kesahihan butir item akan diuji dengan mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total keseluruhan item. Item dengan korelasi yang baik adalah item yang memiliki korelasi mendekati angka 1.00 (Azwar, 2005). Namun, dalam estimasi validitas tidak dapat dituntut koefisien yang tinggi sekali sehingga cara menentukan kesahihan butir dalam skala pada penelitian ini mengacu pada kriteria dari item total, yaitu item yang sahih memiliki korelasi > 0.3, sedangkan item yang bernilai < 0.3 digugurkan (Azwar, 2007). Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total dipergunakan batasan 0.30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30 daya bedanya memuaskan, sedangkan item dengan koefisien korelasi dibawah 0.30 diinterprestasikan sebagai item dengan daya diskriminasi rendah sehingga dianggap gugur dan tidak diikutsertakan sebagai alat ukur penelitian. Tabel 3 merupakan hasil pengujian koefisien korelasi item total.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
Tabel 3 Spesifikasi Item Skala Sibling Rivalry Setelah Uji Coba No Item No Aspek Favorabel Unfavorabel
Jumlah
1, 7, 9, 24, 28, 42, 52, 57
8, 30
10
Bersaing
5, 13, 15, 16, 18, 19, 22, 37, 44, 59
2, 10, 48
13
Benci
3, 27, 31, 32, 41, 43, 47, 53, 55
6, 12, 38, 45, 56, 60
15
Total
27
11
38
1.
Iri
2. 3.
Tabel 4 Spesifikasi Item Skala Sibling Rivalry Setelah Uji Coba dan untuk Penelitian No Item No Aspek Favorabel Unfavorabel
Jumlah
1.
Iri
1, 8, 17,18, 25, 27, 28, 36
2, 22
10
2.
Bersaing
3, 4, 5, 6, 7, 9, 21, 23, 29, 31
15, 19, 26
13
3.
Benci
10, 11, 12, 14, 20, 24, 32, 33, 37
13, 16, 30, 34, 35, 38
15
Total
27
11
38
Berdasarkan hasil uji coba, jumlah item dalam tiap aspek tidak lagi sama. Oleh karena itu, peneliti dengan persetujuan dosen pembimbing tetap mempertahankan item yang ada dengan asumsi bahwa 38 item yang terbaik masih mewakili setiap aspek yang hendak diukur dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat sibling rivalry yang dialami oleh subjek penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
3.
Reliabilitas Reliabilitas merupakan konsistensi hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas tinggi apabila skala digunakan mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya atau reliabel. Hal ini berarti bahwa hasil yang diperoleh relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama (Azwar, 2007). Teknik reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulasi koefisien Alpha Cronbach. Pedoman yang digunakan adalah apabila angka r α (koefisien alpha) semakin mendekati angka 1.00 berarti skala tersebut semakin reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian, sebaliknya koefisien yang semakin mendekati angka 0.00 menunjukkan semakin rendahnya reliabilitas skala tersebut (Azwar, 2007). Hasil uji coba estimasi reliabilitas skala sibling rivalry yang digunakan dalam penelitian ini memiliki koefisien alpha sebesar 0.922. Hal ini berarti skala sibling rivalry memiliki keajegan yang tinggi sehingga dapat dipercaya untuk mengungkapkan tingkat sibling rivalry yang dialami oleh subjek.
G. Metode Analisis Data Metode analisis yang akan digunakan untuk uji hipotesis dalam penelitian ini adalah korelasi parsial dengan bantuan SPSS versi 16 for
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
Windows. Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan negatif antara sibling rivalry dengan jarak usia dan jumlah saudara kandung.
H. Pelaksanaan Try Out Try out dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012 di kelas VII D dan F SMP Negeri 3 Godean, Sleman. Alasan peneliti memilih siswa kelas VII D dan F sebagai subjek karena semua siswanya masih tinggal serumah dengan orang tua dan saudara kandungnya, serta sebagian besar dari para siswa tersebut memiliki saudara kandung. Sebelumnya, peneliti terlebih dahulu menemui kepala sekolah SMP Negeri 3 Godean beserta guru Bimbingan Konseling (BK) yang mengajar di kelas VII untuk meminta izin melaksanakan try out. Try out dilaksanakan empat hari kemudian, setelah peneliti mendapatkan izin dari pihak sekolah. Berdasarkan pelaksanaan try out tercatat ada 58 ekslempar yang telah diisi dan layak dianalisis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan selama dua hari di dua lokasi yang berbeda, yakni SMP Negeri 16 Yogyakarta dan SMP PGRI Kasihan. Penelitian pertama dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2012 di kelas VII A dan B SMP Negeri 16 Yogyakarta. Kemudian, penelitian kedua dilaksanakan di kelas VII A, B, dan D SMP PGRI Kasihan pada tanggal 25 Mei 2012. Sama halnya dengan pelaksaaan try out, peneliti memilih kelas yang semua siswanya masih tinggal serumah dengan orang tua dan saudara kandungnya, serta hampir sebagian besar dari para siswa tersebut memiliki saudara kandung. Total jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 125 orang. Setelah diseleksi, dari 125 ekslempar yang peneliti bagikan hanya 116 ekslempar yang layak dianalisis karena 9 ekslempar diisi oleh subjek yang berusia lebih dari 14 tahun.
B. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian Peneliti mendapatkan 125 orang subjek, tetapi yang memenuhi syarat untuk dijadikan subjek penelitian hanya 116 orang dimana 61 orang di antaranya laki-laki dan perempuan 55 orang. Selain itu, peneliti juga memperoleh data subjek mengenai usia, jumlah saudara, jenis kelamin, dan
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
usia saudara kandung subjek. Deskripsi subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5 Deskripsi Usia Subjek Penelitian Usia
Jumlah
12 tahun 13 tahun 14 tahun
22 orang 71 orang 23 orang
18.96 % 61.21 % 19.83 %
Total
116 orang
100 %
Presentase
Tabel 6 Deskripsi Jumlah Saudara Kandung Subjek Jumlah Jumlah Saudara Kandung
Presentase
1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang 7 orang
60 orang 29 orang 22 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang
51.7 % 25 % 19 % 1.72 % 0.86 % 0.86 % 0.86 %
Total
116 orang
100 %
Tabel 7 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek dan Saudara Kandung Berdasarkan Kedekatan Usia Jenis Kelamin Jumlah Presentase Jenis Kelamin Subjek Saudara Kandung 35.35 % Laki-laki Laki-laki 41 orang 25.86 % Perempuan Perempuan 30 orang 38.79 % Laki-laki/ Perempuan Perempuan/Laki-laki 45 orang Total
116 orang
100 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
Tabel 8 Deskripsi Kedekatan Saudara Kandungnya Jarak Usia
Jarak
Usia
Kelahiran
Jumlah
Subjek
dengan
Presentase
1 tahun
9 orang
7.76 %
2 tahun
18 orang
15.52 %
3 tahun
21 orang
18.1 %
4 tahun
10 orang
8.62 %
5 tahun
17 orang
14.66 %
6 tahun
13 orang
11.21 %
7 tahun
10 orang
8.62 %
8 tahun
7 orang
6.03 %
9 tahun
4 orang
3.45 %
10 tahun
5 orang
4.31 %
12 tahun
2 orang
1.72 %
116 orang
100 %
Total
C. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh deskripsi data penelitian yang dapat dilihat pada tabel 9 berikut : Tabel 9 Deskripsif Data Penelitian Variabel Data Skor min Sibling Rivalry
Skor maks
Mean
SD
Empiris
70
118
90.819
11.689
Teoritik
38
152
95
19
Skor minimal empiris yang diperoleh subjek pada sibling rivalry sebesar 70 dan skor maksimal empiris yang diperoleh subjek sebesar 118. Mean empiris atau rata-rata skor subjek adalah 90.819 dengan standar deviasi sebesar 11.689. Kemudian, skor minimum teoritik diperoleh dengan cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
mengalikan jumlah seluruh soal dalam skala dengan skor terendah dalam skala, yaitu 38 x 1 = 38. Sedangkan, skor maksimal teoritik diperoleh dengan cara mengalikan jumlah seluruh soal dalam skala dengan skor tertinggi dalam skala, yaitu 38 x 4 = 152. Jika mean empiris diperoleh dari rata-rata data penelitian, maka mean teoritik diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian, yaitu (38 + 152) : 2 = 95. Selanjutnya, standar deviasi teoritik diperoleh dari selisih skor maksimum dengan skor minimum, kemudian dibagi dengan enam satuan deviasi standar berdasarkan distribusi norma, yaitu (152 - 38) : 6 = 19. Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa mean empiris sibling rivalry lebih rendah daripada mean teoritiknya (90.819 < 95). Hal ini membuktikan bahwa subjek penelitian memiliki tingkat sibling rivalry yang rata-rata rendah.
D. Hasil Penelitian 1.
Uji Asumsi a.
Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan SPSS versi 16 for Windows dengan
Kolmogorov-Smirnov
Test.
Pengambilan
keputusan
didasarkan pada besaran probabilitas (p). Apabila p > 0.05, maka dinyatakan normal. Sebaliknya apabila p < 0.05, maka distribusinya dinyatakan tidak normal. Hasil uji normalitas tercantum data tabel 10 di bawah ini :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
Tabel 10 Ringkasan Uji Normalitas Variabel KS-Test Sibling Rivalry
1.099
Asymp. Sig (p)
Sebaran
0. 179
Normal
Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa uji normalitas sibling rivalry memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 1.099 dengan probabilitas sebesar 0. 179. Nilai probabilitas (p) lebih besar dari 0.05, maka sebaran data pada variabel sibling rivalry adalah normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data antara kedua variabel berupa garis lurus atau tidak. Dari uji linearitas dengan menggunakan SPSS 16 for Windows diperoleh data seperti pada tabel 11. Tabel 11 Ringkasan Uji Linearitas Variabel df Jarak Usia Kelahiran 1 Jumlah Saudara Kandung 1
Mean Square 6492.823 1280.113
F Sig. 118.143 0.000 10.305 0.002
Hasil dari uji linearitas pada jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung terhadap sibling rivalry diketahui bahwa antara variabel sibling rivalry dan jarak usia kelahiran menunjukkan garis linear dengan signifikan 0.00 (p < 0.05) dan harga F linear sebesar 118.143. Kemudian, uji linearitas antara variabel sibling rivalry dan jumlah saudara kandung juga menunjukkan garis linear dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
signifikan 0.00 (p < 0.05) dan harga F linear sebesar 10.305. Dengan demikian, ada hubungan yang bersifat linear baik antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran, maupun antara sibling rivalry dengan jumlah saudara. 2.
Uji Hipotesis Peneliti menggunakan hipotesis satu ekor (one tailed) karena hipotesis dalam penelitian ini sudah mengarah, yaitu berarah negatif. Hasil uji hipotesis menggunakan teknik korelasi parsial dengan bantuan SPSS versi 16 for Windows dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini : Tabel 12 Hasil Analisis Korelasi Parsial antara Sibling Rivalry, Jarak Usia Kelahiran, dan Jumlah Saudara Kandung dengan Variabel Kontrol (Jenis Kelamin Antarsaudara Kandung) Variabel N r r² Sig. (1-tailed) Jarak Usia Kelahiran 116 -0.631 0.398 0.000 Jumlah Saudara Kandung 116 -0.290 0.084 0.001
Dari tabel 12 di atas dapat disimpulkan bahwa : a.
Ada hubungan negatif yang signifikan antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi antara sibling rivalry dan jarak usia kelahiran sebesar -0.631 dengan signifikansi 0.000 (p < 0.01).
b.
Ada hubungan negatif yang signifikan antara sibling rivalry dengan jumlah saudara kandung. Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar -0.290 dengan signifikansi 0.001 (p < 0.01).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
Hasil tersebut didukung juga dengan hasil uji linearitas yang telah dilakukan sebelumnya, dimana jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung menunjukkan hubungan yang linear. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima dimana ada hubungan negatif antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah
saudara
kandung.
Semakin
dekat
jarak
usia
kelahiran
antarsaudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya justru semakin tinggi. Kemudian, semakin sedikit jumlah saudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya juga semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin rendah dan semakin banyak jumlah saudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin rendah. Di samping itu, berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa koefisien determinasi (r²) antara variabel sibling rivalry dan jarak usia kelahiran adalah 0.398, serta koefisien determinasi (r²) antara variabel sibling rivalry dan jumlah saudara kandung adalah 0.084. Hal ini berarti bahwa dalam penelitian ini jarak usia kelahiran memiliki sumbangan efektif sebesar 39.8% dan jumlah saudara sebesar 8.4% terhadap sibling rivalry. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jarak usia kelahiran menyumbang sebesar 39.8% dan jumlah saudara kandung sebesar 8.4% terhadap sibling rivalry, sedangkan 51.8% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
E. Pembahasan Berdasarkan deskripsi data penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat sibling rivalry yang rata-rata rendah dimana mean empiris seluruh subjek lebih rendah dari mean teoritiknya (90.819 < 95). Salah satu penyebab tingkat sibling rivalry dalam penelitian ini rendah adalah karena peneliti hanya mengambil jarak usia kelahiran saudara kandung yang memiliki kedekatan usia dengan subjek untuk dijadikan acuan apakah subjek mengalami sibling rivalry atau tidak. Padahal dari 116 subjek penelitian, 56 orang diantaranya memiliki lebih dari satu saudara kandung. Kemungkinan subjek untuk berinteraksi dengan saudara kandung yang memiliki jarak usia yang jauh tentu sangat besar. Di samping itu, Buhrmester dan Furman (dalam Santrock, 2003) juga menambahkan bahwa rendahnya tingkat sibling rivalry tersebut disebabkan kurangnya waktu bermain bersama dan komunikasi antara satu saudara dengan saudara kandung yang lain selama masa remaja. Konsep ini didukung juga oleh penelitian Yati dan Mangunsong (2008) mengenai hubungan antara sibling rivalry dan motivasi berprestasi pada anak kembar. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata partisipan usia remaja dalam penelitian tersebut juga memiliki tingkat sibling rivalry yang rendah. Menurut Yati dan Mangunsong (2008), walaupun berada pada tahap usia remaja dimana subjek telah mampu mengolah informasi secara holistik, kehidupan sosial mereka cenderung dipengaruhi oleh teman-teman sebaya (peer) atau teman-teman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
sekolah mereka dibanding saudara kandung. Alasan inilah yang menyebabkan tingkat sibling rivalry tidak tinggi. Meskipun tingkat sibling rivalry dalam penelitian ini cenderung rendah, sibling rivalry pada usia remaja awal masih tetap ada. Dari hasil analisis terbukti bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang mengatakan ada hubungan negatif antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung pada remaja awal terbukti kebenarannya. Semakin dekat jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin tinggi. Kemudian, semakin sedikit jumlah saudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya juga semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin rendah dan semakin banyak jumlah saudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya juga semakin rendah. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Pope (2009) yang menemukan bahwa kedekatan usia antarsaudara kandung memiliki pengaruh negatif terhadap hubungan saudara kandung di usia remaja. Semakin dekat jarak usia antarsaudara kandung, kemungkinan munculnya perilaku menyakiti saudara kandungnya secara fisik, agresivitas, dan antisosial akan semakin besar. Oleh karena itu, orang tua perlu merencanakan jarak usia anak-anaknya. Berdasarkan penelitian Buckles dan Munnich (2011), merencanakan jarak usia yang cukup jauh antara satu saudara kandung dengan saudara yang lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
dapat membawa pengaruh positif terhadap keluarga, seperti meningkatkan kemampuan belajar pada anak yang lebih tua, mengurangi masalah finansial keluarga, dan meningkatkan kondisi kesehatan ibu setelah melahirkan. Selain itu, berkaitan dengan jumlah saudara kandung, tercatat ada 60 subjek penelitian yang memiliki satu orang saudara kandung, 29 memiliki dua orang saudara kandung, 22 subjek penelitian memiliki tiga orang saudara kandung, dua memiliki empat saudara kandung, serta tiga orang subjek penelitian lainnya masing-masing memiliki lima, enam, dan tujuh saudara kandung. Artinya, hampir sebagian besar subjek penelitian termasuk dalam keluarga kecil dimana rata-rata anggota keluarganya terdiri dari dua atau tiga orang anak (Hurlock, 2000). Sejalan dengan semakin sedikitnya jumlah anak di dalam keluarga, kesempatan anak untuk berinteraksi dengan saudara kandungnya
juga
semakin
kurang
bervariasi.
Akibatnya,
intensitas
kebersamaan antara satu saudara dengan saudara yang lain menjadi tinggi sehingga akan lebih banyak memunculkan perselisihan (Ambarini, 2006). Berbeda halnya dengan anak yang memiliki saudara banyak. Mereka yang memiliki saudara banyak cenderung mendapat sedikit kesempatan untuk overprotecting, pemanjaan, omelan terus menerus, atau pengawasan yang ketat dari orang tua pada anak (Blake, 1989; Wagner, dkk, 1985, dalam Hurlock, 2000). Menurut Minuchin (dalam Doron, 2009), kurangnya peran orang tua dalam kehidupan anak justru membuat hubungan antarsaudara kandung menjadi kuat, dimana antarsaudara kandung dapat saling membantu, memberi dukungan dan bertindak sebagai orang yang dapat dipercaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
Kondisi ini membentuk kemandirian yang tinggi tetapi membuat self-esteem dan prestasi akdemik cenderung rendah sehingga mereka tidak memiliki keinginan bersaing dengan saudara kandungnya. Lebih lanjut, uji hipotesis juga mengungkap bahwa jarak usia kelahiran memiliki sumbangan efektif sebesar 39.82% dan jumlah saudara sebesar 8.4% terhadap sibling rivalry. Dengan demikian, sumbangan sebesar 51.8% terhadap sibling rivalry diperoleh dari faktor lain. Menurut Pope (2009), selain jarak usia, jumlah saudara kandung, dan jenis kelamin, ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat sibling rivalry pada anak. Faktor tersebut antara lain urutan kelahiran (birth order) dan sikap orang tua. Hal itu didukung oleh penelitian Buhrmester dan Fuhrman (dalam Minnet, Vandell, & Santrock, 1983) yang menyebutkan bahwa posisi anak tertua membuat orang tua cenderung menaruh harapan besar supaya mereka menjadi model yang baik bagi adiknya. Namun, tanggung jawab anak tertua untuk membantu dan mengajari saudara yang lebih muda terkadang membuat mereka merasa terintimidasi karena wewenang yang diberikan orang tua terhadap kakaknya tersebut (Zainal, 2003). Hurlock (2000) menambahkan bahwa peran yang diberikan orang tua kepada anak bukan peran yang mereka sendiri. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi perselisihan besar sekali jika anak tidak menyukai peran yang orang tua berikan kepadanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara sibling rivalry dengan jarak usia dan jumlah saudara kandung pada remaja awal, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Ada hubungan signifikan antara sibling rivalry dengan jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung pada remaja awal. Hal ini terlihat dari koefisien korelasi (r) antara sibling rivalry dan jarak usia kelahiran sebesar -0.631 dengan signifikansi 0.000 (p < 0.01), serta sibling rivalry dan jumlah saudara kandung sebesar -0.90 dengan signifikansi 0.001 (p < 0.01). Semakin dekat jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin tinggi dan semakin sedikit jumlah saudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya juga semakin tinggi. Sebaliknya, semakin jauh jarak usia kelahiran antarsaudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin rendah dan semakin banyak jumlah saudara kandung, maka tingkat sibling rivalry-nya semakin rendah.
2.
Koefisien determinasi (r²) antara variabel sibling rivalry dan jarak usia kelahiran adalah 0.398, serta koefisien determinasi (r²) antara variabel sibling rivalry dan jumlah saudara kandung adalah 0.084. Hal ini berarti bahwa jarak usia kelahiran memiliki sumbangan efektif sebesar 39.8%
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
dan jumlah saudara kandung sebesar 8.4% terhadap sibling rivalry. Angka tersebut membuktikan bahwa jarak usia kelahiran dan jumlah saudara kandung merupakan faktor yang perlu diperhatikan, meskipun bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi sibling rivalry pada remaja awal. Sumbangan sebesar 51.8% terhadap sibling rivalry diperoleh dari faktor lain.
B. Saran 1.
Bagi Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, individu berusia remaja awal sebagai subjek penelitian memiliki tingkat sibling rivalry yang rata-rata rendah. Walaupun demikian, peneliti berharap bagi individu yang memiliki saudara kandung dapat mengolah emosi dan pola pikirnya, serta meningkatkan komunikasi baik dengan saudara kandung ataupun orang tua untuk menjaga hubungan antarsaudara kandung tetap terjalin dengan baik.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti ini memiliki keterbatasan karena tidak memperhitungkan faktor lain seperti urutan kelahiran dan pola asuh orang tua yang mungkin dapat mempengaruhi sibling rivalry. Oleh itu, peneliti selanjutnya sebaiknya memperhitungkan urutan kelahiran dan pola asuh orang tua sebagai variabel penelitian. Selain itu, penelitian ini juga memiliki keterbatasan karena peneliti hanya mengambil jarak usia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
kelahiran saudara kandung yang memiliki kedekatan usia dengan subjek untuk dijadikan acuan apakah subjek mengalami sibling rivalry atau tidak. Hal tersebut diduga membuat subjek penelitian memiliki tingkat sibling rivalry yang rata-rata rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Daftar Pustaka Aini, K. (2011). Memotret Potensi Gangguan Jiwa pada Remaja. Diunduh dari http://www.stikku.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/MEMOTRET-POTENSIGANGGUAN-JIWA.pdf Ambarini, T. K. (2006). Saudara Kandung dari Anak Autis dan Peran Mereka dalam Terapi. INSAN, Vol. 8, No. 2. Anonim. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 410 Aspuah, S. (2008). Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Sibling Rivalry di Desa Karang Wangkal, Kecamatan Purwokerto Utara. Diunduh dari http://www. fuahmaniz.blogspot.com/2008/10/skripsiku.html. Azwar, S. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bank, S. P. & Kahn, P. D. (1982). The Sibling Bond: First Major Account of The Powerful Emotional Connections Among Brothers and Sisters Throughout Life. USA: Basic Books. Binotiana, M. N. (2008). Gambaran Sibling Rivalry Berdasarkan Manifestasi dan Tipe Sibling Rivalry pada Anak ADHD dan Saudara Kandungnya di Usia Kanak-kanak Pertengahan. FPSI UI. Diunduh dari http://www.google.co.id/ url?sa=t&rct=j&q=definisi%20jarak%20usia%20anak%20pada%20saudara% 20kandung&source=web&cd=22&ved=0CEwQFjABOBQ&url=http%3A%2 F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F125964306.875%2 520RIN%2520g%2520%2520Gambaran%2520Sibling%25202520Literatur.p df&ei=9kS3T7zLCc7jrAfsodzpBw&usg=AFQjCNGsU_q7J8dWM02_dUkSc ID8VXHoWg&cad=rja Borden, M. E. (2003). The Baffled Parent’s Guide to Sibling Rivalry. New York: McGraw-Hill. Buckles, K. S. & Munnich, E. L. (2011). Birth Spacing and Sibling Outcomes. University of Notre Dame. Diunduh dari http://www.google.co.id/url? sa=t&rct=j&q=spacing%20age%2Bsibling%20rivalry%2Bpdf&source=we& cd=2&ved=0CFQQFjAB&url=http%3A%2F%2Fipl.econ.duke.edu%2Fsemi nars%2Fsystem%2Ffiles%2Fseminars%2F047.pdf&ei=Kze3T7K4DofprAf4t b3gBw&usg=AFQjCNHHAQC8a8IKhQ5MhNy6YKilvEIDDQ&cad=rja
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
Chaplin, J. P. (2001). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cholid, N. (2004). Mengenali Stres Anak dan Reaksinya. Jakarta: Nirmala. Doron, H. (2009). Birth Order, Traits and Emotion in the Sibling System as Predictive Factors of Couple Relationships. The Open Family Studies Journal, No. 2, hal. 23 - 30. Dunn, J. & Kendrick, C. (1981). Social Behavior of Young Siblings in The Family Context: Differences between Same-Sex and Different-Sex Dyads. Child Development, Vol. 52, No. 4, hal. 1265-1273. Dwiputri, A. (2010). 19 Desember. Kelahiran Adik. Kompas. Halaman 18. Faturochman. (2006). Iri dalam Relasi Sosial. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, Vol. 33, No. 1, hal. 1 - 16. Feinberg, M. E. & Hetherington, E. M. (2000). Sibling Differentiation in Adolescence: Implications for Behavioral Genetic Theory. Child Development, Vol. 71, No. 6, hal. 1512 - 1524. Gultom, J. (2010). 7 November. Sibling Rivalry Remaja. Medan Bisnis. Halaman 16. Gultom, J. (2011). 3 Juli. Kenapa Sibling Rivalry pada Saudara Sendiri? Belia. Halaman 16. Gunarsa, S. D. (2004). Dari Anak sampai Usia Lanjut. Jakarta: Gunung Mulia. Hadi, S. (2004). Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. Hurlock, E. B. (1992). Perkembangan Anak Jilid Kedua. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E. B. (1996). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E. B. & Dhama, A. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Kail, R. (2001). Children and Their Development 2 th ed. London: Prentice Hall. Kartika, N. (2010). Gambaran Sibling Rivalry dalam Sisterhood pada Anak Kedua. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/40634253/PI-FIX-NADYA. Marvin, R. S. & Stewart, R. B. (1984). Sibling Relations: The Role of Conseptual Perseptive-Taking in The Ontogeny of Sibling Caregiving. Child Development, No. 55, hal. 1322-1332.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
Milman, H. L. & Schaefer, E. (1989). How to Help Children with Common Problems. New York: Von Nostrandrein Hold. Minnet, A. M., Vandell, D. L. & Santrock, J. W. (1983). The Effect of Sibling Status on Sibling Interaction: Influence of Birth Order, Age Spacing, Sex of Child, and Sex of Sibling. Child Development, No. 54, hal. 1064 -1072. Monks, F. J., Knoers, A. M. P. & Haditono, S. R. (2004). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya Revisi-3. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Permatasari, D. I. (2009). Sibling Rivalry pada Remaja yang Mempunyai Saudara Kandung Autis. Universitas Gunadarma. Diunduh dari http://papers. gunadarma.ac.id/index.php/psychology/article/viewFile/941/89. Pope, L. (2009). Perceptions of Siblings Relationships in Middle Childhood and Their Effects of Adolescent Anxiety and Depression (Thesis), University of Canterbury, Christchurch, New Zealand. Priatna, C. & Yulia, A. (2006). Mengatasi Persaingan Saudara Kandung pada Kanak-kanak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Puspitasari, M. (2003). Mengapa Anak-anak Selalu Bertengkar. Diunduh dari http://www.info.balitacerdas.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle& artid=36. Raffaelli, M. (1992, Agustus). Sibling Conflict in Early Adolescence. Journal of Marriage and Family, No. 54, hal. 652 - 663. Reber, A. S. & Reber, E. S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sadarjoen, S. S. (2007). 12 Agustus. Psikologi: Sikap Oposisi Eksesif Terpendam. Kompas. Halaman 23. Santrock, J. W. (1995). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (1999). Life-Span Development Edisi ke-10. Singapore: McGrawHill. Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
Susilowati, A. (2011). Pengaruh Pola Hubungan Antarsaudara Kandung terhadap Kecenderungan Munculnya Perilaku Delinkuensi pada Remaja (Skripsi), Universitas Sumetera Utara, Indonesia. Susilowati, D. (2006). Persaingan Si Kakak dan Si Adik. Diunduh dari http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=264010&kat_id=100. VandenBos, G. R. (2007). APA Dictionary of Psychology. United States of America: Washington, DC. Wahyuningsih, M. (2011). Rata-rata Jumlah Anak yang Dilahirkan Perempuan Indonesia. Diunduh dari http://health.detik.com/read/2011/06/24/1312 42/1667732/764/rata-rata-jumlah-anak-yang-dilahirkan-perempuan indonesia. Waluyo, Y. (2010). Fenomena Anak Muhammadiyah Surakarta, Indonesia.
Kembar
(Skripsi),
Universitas
Woolfson, R. C. (2004). Saudara Kandung. Jakarta: Erlangga. Yati, J. W. & Mangunsong, F. M. (2008). Hubungan antara Sibling Rivalry dan Motivasi Berprestasi pada Anak Kembar. FPSI UI. Diunduh dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/213208195203.pdf. Zainal, A. A. (2003). Hubungan Sosial Pelajar SMA di Kota Madya Ambon dengan Saudara Kandung dan Kerabat Lain. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, No. 3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
Lampiran 1 Format Skala Sibling Rivaly untuk Uji Coba
KUESIONER PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
IDENTITAS DIRI Nama (boleh inisial)
:
Jenis Kelamin
: Laki-laki / Perempuan
Usia
:
tahun
Jumlah Saudara Kandung
:
orang
• Usia Saudara Kandung I
:
tahun
• Usia Saudara Kandung II
:
tahun
• Usia Saudara Kandung III
:
tahun
• Usia Saudara Kandung IV
:
tahun
• Usia Saudara Kandung V
:
tahun
• Usia Saudara Kandung VI
:
tahun
Usia Saudara Kandung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
PETUNJUK PENGISIAN
1. Dalam mengisi kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah dan semua jawaban yang Anda berikan akan dijamin kerahasiaannya.
2. Kuesioner ini terdiri dari 60 pernyataan mengenai hubungan Anda dengan saudara kandung Anda. Bacalah setiap nomor dengan teliti kemudian berilah tanda silang (X) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi Anda sebenarnya. Kolom 1 (SS)
jika Anda ”Sangat Setuju” dengan penyataan tersebut.
Kolom 2 (S)
jika Anda ”Setuju” dengan pernyataan tersebut.
Kolom 3 (TS)
jika Anda ”Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.
Kolom 4 (STS) jika Anda ”Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut. Contoh : No.
Pernyataan
1.
Saya peduli dengan pendapat orang
SS
S
TS
STS
X
lain mengenai saudara saya.
3. Setelah mengisi kuesioner ini, harap periksa kembali jawaban Anda jangan sampai ada pernyataan yang terlewati. Harap semua pernyataan diberi jawaban.
4. Mohon kerjasama dari teman-teman semua untuk mengisi kuesioner ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
------Selamat Mengerjakan------
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
No. 1.
Pernyataan Saya
merasa
saudara
SS saya
jarang
diberikan pekerjaan rumah. 2.
Saya dan saudara saya biasa saling membantu.
3.
Saya
merasa
saudara
saya
hanya
bersikap baik jika sedang butuh bantuan. 4.
Saya puas jika saudara saya diberi pekerjaan rumah yang lebih berat.
5.
Saya berhak mendapat tambahan uang saku karena lebih sering membantu pekerjaan rumah dibanding saudara saya.
6.
Saya dan saudara saya selalu kompak.
7.
Saya merasa saudara saya jauh lebih populer dibanding saya.
8.
Memiliki saudara yang berbakat dan populer
adalah
sesuatu
hal
yang
membanggakan. 9.
Saya merasa minder
melihat fisik
(ukuran tubuh, tampan/ cantik) saudara saya. 10.
Saya kagum dengan saudara saya.
11.
Saudara saya jarang bergaul tetapi dia punya lebih banyak teman dibanding saya.
12.
Saya dan saudara saya tidak canggung memperkenalkan teman dekat kami masing-masing.
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
No. 13.
Pernyataan Saya
dan
saudara
menyombongkan
SS
saya
kelebihan
sering masing-
masing. 14.
Saya bangga dengan kelebihan (di bidang olahraga/ akademis) yang saya miliki.
15.
Saya
selalu
melihat
saudara
saya
sebagai pembanding keberhasilan saya. 16.
Saya mengikuti berbagai perlombaan untuk menunjukkan bahwa saya lebih hebat dari saudara saya.
17.
Mengalah pada saudara adalah hal yang biasa.
18.
Saya dan saudara saya diam-diam selalu berusaha saling mengalahkan.
19.
Mengalahkan saudara saya di bidang yang paling dia kuasai adalah sesuatu hal yang membanggakan.
20.
Walaupun tidak berbakat seperti saudara saya, orang tua akan tetap menyayangi saya.
21.
Prestasi akademis saudara saya tidak lebih hebat dari saya.
22.
Saya
terpacu
rangking
di
untuk sekolah
mendapatkan supaya
tidak
diremehkan saudara saya. 23.
Saya akan mengucapkan selamat jika saudara saya mendapatkan rangking di sekolahnya.
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
No.
Pernyataan
SS
24.
Saudara saya lebih disayang oleh orang tua karena apa yang dia inginkan pasti akan dikabulkan.
25.
Saya dan saudara saya senang ketika dilibatkan
dalam
pengambilan
keputusan keluarga. 26.
Saya merasa lebih diperhatikan oleh orang tua dibanding saudara saya.
27.
Saya kesal dengan saudara saya karena dia sering dibela orang tua padahal telah berbuat salah.
28.
Saya merasa terabaikan jika melihat orang tua dekat dengan saudara saya.
29.
Saya akan membela saudara saya ketika dia diperlakukan dengan tidak adil.
30.
Orang tua telah bersikap adil terhadap saya dan saudara saya.
31.
Saya sering bertengkar dengan saudara saya.
32.
Saya
dan
saudara
saya
saling
menghindar dan tidak menegur ketika sedang bertengkar. 33.
Saya
dan
tanggung
saudara
saya
jawab
untuk
memiliki saling
mengingatkan jika berbuat salah. 34.
Peduli dengan saudara bukanlah sesuatu hal yang membebani.
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
No.
Pernyataan
SS
35.
Saya dan saudara saya tidak ragu untuk saling memberikan saran dan kritik.
36.
Saya sering melibatkan saudara saya dalam peristiwa-peristiwa penting hidup saya.
37.
Saya ingin mendapat kado ulang tahun yang lebih bagus dari kado yang didapat oleh saudara saya.
38.
Saya
dan
saudara
saya
sering
membelikan hadiah satu sama lain pada saat-saat istimewa. 39.
Saya
senang
bersama
menghabiskan
saudara
saya
waktu
(bermain,
shopping, olahraga, dll). 40.
Saya dan saudara saya sering sharing mengenai masalah yang sedang kami hadapi.
41.
Saya
dan
saudara
saya
saling
menyalahkan ketika ada masalah. 42.
Saya kesal jika dibanding-bandingkan dengan saudara saya.
43.
Saya senang mencari kesalahan saudara saya dan mengadukannya kepada orang tua.
44.
Saya ingin dianggap anak yang paling hebat oleh orang tua.
45.
Saya menyayangi saudara saya.
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
No.
Pernyataan
SS
46.
Saya sering memberikan pujian kepada saudara saya.
47.
Saya dan saudara saya sering saling mengejek.
48.
Saya dan saudara saya tidak segan untuk saling bertanya mengenai sesuatu yang tidak kami mengerti.
49.
Saya merasa saudara saya lebih sering diperbolehkan pulang malam dibanding saya.
50.
Berbeda dengan saudara saya, orang tua memperbolehkan saya untuk menonton acara televisi sampai larut malam.
51.
Saya dan saudara saya terbiasa saling meminta izin sebelum meminjam barang milik pribadi.
52.
Saya kesal jika melihat saudara saya mendapatkan barang baru, sedangkan saya tidak.
53.
Saya senang mengolok-olok saudara saya supaya dia jengkel.
54.
Saya senang memanggil saudara saya dengan nama julukan (si bodoh, jelek, gendut, pendek, kribo, dll).
55.
Saudara
saya
sangat
menyebalkan
karena sering mengancam dan berteriak jika keinginannya tidak dituruti.
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
No.
Pernyataan
56.
Hubungan saya dengan saudara saya
SS
cukup dekat. 57.
Saya sering mengeluhkan jumlah uang saku saudara saya yang lebih banyak.
58.
Saya dan saudara saya setuju jika memiliki kamar tidur terpisah.
59.
Saya memberi perhatian pada orang tua lebih dari saudara saya supaya mendapat pujian.
60.
Saudara saya adalah salah satu teman terbaik saya.
-------Terima Kasih-------
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
Lampiran 2 Uji Reliabilitas dan Seleksi Item (Uji Coba)
1. Tahap Pertama Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based Cronbach's
on Standardized
Alpha
Items
.889
.889
N of Items 60
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
Item1
135.07
278.416
.380
.887
Item2
135.45
273.234
.543
.886
Item3
135.12
271.126
.552
.885
Item4
134.64
298.796
-.472
.898
Item5
135.29
274.000
.404
.887
Item6
135.12
276.740
.382
.887
Item7
135.52
279.763
.277
.888
Item8
135.67
274.505
.450
.886
Item9
135.79
278.027
.300
.888
Item10
135.26
276.967
.391
.887
Item11
135.26
283.423
.067
.891
Item12
135.29
268.035
.626
.884
Item13
135.71
270.562
.468
.886
Item14
135.64
285.779
-.022
.892
Item15
134.93
276.521
.370
.887
Item16
135.29
274.456
.438
.887
Item17
135.62
286.064
-.030
.892
Item18
135.66
274.335
.347
.888
Item19
135.00
266.140
.586
.884
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
Item20
135.93
277.890
.280
.888
Item21
134.90
290.515
-.185
.894
Item22
134.67
272.014
.519
.885
Item23
136.00
278.947
.324
.888
Item24
135.31
271.516
.439
.886
Item25
135.40
287.822
-.096
.893
Item26
134.60
288.243
-.133
.892
Item27
135.17
271.128
.467
.886
Item28
135.41
274.703
.432
.887
Item29
135.79
279.816
.285
.888
Item30
135.83
274.110
.400
.887
Item31
134.64
272.937
.468
.886
Item32
135.12
274.178
.355
.887
Item33
135.71
280.035
.237
.889
Item34
135.72
280.800
.190
.889
Item35
135.83
278.917
.256
.889
Item36
134.86
280.402
.191
.889
Item37
135.34
271.072
.505
.885
Item38
135.16
270.554
.499
.885
Item39
135.41
279.124
.250
.889
Item40
134.98
278.930
.261
.889
Item41
135.17
265.549
.694
.883
Item42
134.74
271.002
.514
.885
Item43
135.72
272.063
.510
.886
Item44
135.34
270.335
.599
.885
Item45
135.91
274.887
.400
.887
Item46
135.34
278.511
.277
.888
Item47
135.09
271.308
.565
.885
Item48
135.48
275.623
.370
.887
Item49
135.84
277.221
.267
.889
Item50
134.57
290.214
-.179
.894
Item51
135.78
278.282
.334
.888
Item52
135.33
268.856
.584
.884
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
Item53
135.55
274.041
.437
.886
Item54
135.95
278.050
.303
.888
Item55
135.16
275.221
.365
.887
Item56
135.66
277.704
.431
.887
Item57
135.45
273.725
.423
.887
Item58
135.91
287.554
-.096
.892
Item59
135.83
278.952
.301
.888
Item60
135.72
274.800
.416
.887
2. Tahap Kedua Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.919
.919
N of Items 52
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
Item1
114.97
308.315
.407
.918
Item2
115.34
303.423
.541
.917
Item3
115.02
301.175
.551
.917
Item5
115.19
303.806
.417
.918
Item6
115.02
306.684
.399
.918
Item7
115.41
309.685
.303
.919
Item8
115.57
304.986
.439
.918
Item9
115.69
308.042
.316
.919
Item10
115.16
307.011
.404
.918
Item11
115.16
314.309
.060
.921
Item12
115.19
298.648
.600
.916
Item13
115.60
300.279
.477
.917
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
Item15
114.83
307.268
.353
.918
Item16
115.19
305.174
.419
.918
Item18
115.55
303.234
.388
.918
Item19
114.90
296.059
.581
.916
Item20
115.83
309.057
.252
.919
Item22
114.57
301.267
.551
.917
Item23
115.90
310.129
.289
.919
Item24
115.21
301.185
.451
.918
Item27
115.07
299.153
.533
.917
Item28
115.31
303.937
.472
.917
Item29
115.69
310.920
.256
.919
Item30
115.72
304.168
.405
.918
Item31
114.53
302.288
.497
.917
Item32
115.02
304.473
.352
.919
Item33
115.60
310.489
.239
.919
Item34
115.62
311.748
.174
.920
Item35
115.72
308.449
.292
.919
Item36
114.76
310.257
.217
.920
Item37
115.24
301.344
.496
.917
Item38
115.05
300.366
.506
.917
Item39
115.31
309.235
.264
.919
Item40
114.88
309.020
.276
.919
Item41
115.07
295.013
.704
.915
Item42
114.64
300.796
.523
.917
Item43
115.62
302.064
.514
.917
Item44
115.24
300.397
.596
.916
Item45
115.81
305.806
.375
.918
Item46
115.24
308.783
.283
.919
Item47
114.98
301.491
.560
.917
Item48
115.38
305.748
.375
.918
Item49
115.74
308.335
.243
.920
Item51
115.67
308.680
.335
.919
Item52
115.22
298.387
.597
.916
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
Item53
115.45
303.480
.466
.918
Item54
115.84
308.484
.302
.919
Item55
115.05
304.857
.387
.918
Item56
115.55
308.076
.431
.918
Item57
115.34
303.809
.427
.918
Item59
115.72
308.519
.341
.919
Item60
115.62
304.555
.434
.918
3. Tahap Ketiga Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.922
.922
N of Items 40
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
Item1
89.59
237.124
.426
.921
Item2
89.97
232.771
.560
.920
Item3
89.64
230.586
.577
.919
Item5
89.81
232.227
.467
.921
Item6
89.64
235.884
.404
.921
Item7
90.03
237.929
.341
.922
Item8
90.19
234.648
.433
.921
Item9
90.31
236.779
.334
.922
Item10
89.78
236.142
.412
.921
Item12
89.81
230.227
.548
.920
Item13
90.22
229.651
.503
.920
Item15
89.45
236.217
.367
.922
Item16
89.81
233.490
.472
.920
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
Item18
90.17
232.005
.422
.921
Item19
89.52
226.079
.602
.919
Item22
89.19
231.314
.548
.920
Item24
89.83
230.742
.466
.921
Item27
89.69
228.218
.577
.919
Item28
89.93
233.328
.483
.920
Item30
90.34
232.932
.439
.921
Item31
89.16
231.572
.521
.920
Item32
89.64
233.147
.384
.922
Item37
89.86
230.753
.518
.920
Item38
89.67
232.294
.435
.921
Item41
89.69
225.972
.696
.918
Item42
89.26
230.406
.540
.920
Item43
90.24
232.397
.494
.920
Item44
89.86
229.630
.635
.919
Item45
90.43
236.916
.303
.922
Item47
89.60
231.612
.552
.920
Item48
90.00
236.316
.327
.922
Item51
90.29
238.667
.289
.922
Item52
89.84
227.712
.638
.919
Item53
90.07
234.065
.427
.921
Item54
90.47
238.148
.275
.922
Item55
89.67
234.575
.379
.921
Item56
90.17
238.672
.345
.922
Item57
89.97
232.876
.451
.921
Item59
90.34
237.598
.342
.922
Item60
90.24
234.958
.398
.921
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
4. Tahap Keempat Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.922
.922
N of Items 38
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
Item1
85.97
224.525
.437
.921
Item2
86.34
220.651
.551
.919
Item3
86.02
218.087
.588
.919
Item5
86.19
219.700
.477
.920
Item6
86.02
223.386
.410
.921
Item7
86.41
225.159
.359
.921
Item8
86.57
222.250
.435
.921
Item9
86.69
224.534
.326
.922
Item10
86.16
223.712
.414
.921
Item12
86.19
218.191
.539
.919
Item13
86.60
217.647
.495
.920
Item15
85.83
223.479
.383
.921
Item16
86.19
221.104
.475
.920
Item18
86.55
219.831
.418
.921
Item19
85.90
213.603
.615
.918
Item22
85.57
218.986
.551
.919
Item24
86.21
218.413
.469
.920
Item27
86.07
216.381
.564
.919
Item28
86.31
221.165
.476
.920
Item30
86.72
220.730
.434
.921
Item31
85.53
219.130
.528
.920
Item32
86.02
220.298
.404
.921
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
Item37
86.24
218.432
.521
.920
Item38
86.05
220.050
.433
.921
Item41
86.07
213.609
.706
.917
Item42
85.64
217.779
.556
.919
Item43
86.62
220.520
.476
.920
Item44
86.24
217.169
.646
.918
Item45
86.81
224.542
.301
.922
Item47
85.98
219.351
.552
.919
Item48
86.38
224.204
.314
.922
Item52
86.22
215.545
.638
.918
Item53
86.45
222.462
.395
.921
Item55
86.05
222.506
.367
.921
Item56
86.55
226.357
.336
.922
Item57
86.34
220.861
.438
.921
Item59
86.72
225.361
.331
.922
Item60
86.62
222.450
.404
.921
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 80
Lampiran 3 Format Skala Sibling Rivalry untuk Peneitian KUESIONER PENELITIAN
I.
1.
Dalam mengisi kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah dan semua jawaban yang Anda berikan akan dijamin kerahasiaannya.
2.
Kuesioner ini terdiri dari 38 pernyataan mengenai hubungan Anda dengan saudara kandung Anda. Bacalah setiap nomor dengan teliti kemudian berilah tanda silang atau contreng (X/√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi Anda sebenarnya. Kolom 1 (SS) jika Anda ”Sangat Setuju”. Kolom 2 (S) jika Anda ”Setuju”. Kolom 3 (TS) jika Anda ”Tidak Setuju”. Kolom 4 (STS) jika Anda ”Sangat Tidak Setuju”.
IDENTITAS DIRI Nama (boleh inisial) Jenis Kelamin Usia Jumlah Saudara Kandung
II.
PETUNJUK PENGISIAN
: : L/P : :
Contoh : No.
IDENTITAS SAUDARA KANDUNG Usia Saudara Kandung Paling Tua
Paling Muda
1. Jenis Kelamin
tahun
L/P
tahun
L/P
tahun
L/P
tahun
L/P
tahun
L/P
tahun
L/P
tahun
L/P
Pernyataan
SS
Saya peduli dengan pendapat orang lain mengenai saudara saya.
S
TS
STS
X
3.
Setelah mengisi kuesioner ini, harap periksa kembali jawaban Anda jangan sampai ada pernyataan yang terlewati. Harap semua pernyataan diberi jawaban.
4.
Mohon kerjasama dari teman-teman semua untuk mengisi kuesioner ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih. ------Selamat Mengerjakan------
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 81
No.
Pernyataan
1.
Saya merasa saudara saya jauh lebih populer dibanding saya.
2.
3.
SS
S
TS
STS
No.
Pernyataan
9.
Memiliki saudara yang berbakat dan populer adalah sesuatu hal yang membanggakan.
Saya terpacu untuk mendapatkan rangking di sekolah supaya tidak diremehkan saudara saya
10.
Saya selalu melihat saudara saya sebagai pembanding keberhasilan saya.
Saya kesal dengan saudara saya karena dia sering dibela orang tua padahal telah berbuat salah.
11.
Saya sering saudara saya.
bertengkar
SS
dengan
4.
Mengalahkan saudara saya di bidang yang paling dia kuasai adalah sesuatu hal yang membanggakan.
12.
Saya dan saudara saya saling menghindar dan tidak menegur ketika sedang bertengkar.
5.
Saya mengikuti berbagai perlombaan untuk menunjukkan bahwa saya lebih hebat dari saudara saya.
13.
Saya dan kompak.
14.
Saya dan saudara saya saling menyalahkan ketika ada masalah.
6.
Saya dan saudara saya diam-diam selalu berusaha saling mengalahkan.
15.
7.
Saya dan saudara saya sering menyombongkan kelebihan masingmasing.
Saya dan saudara saya tidak segan untuk saling bertanya mengenai sesuatu yang tidak kami mengerti.
16.
Saudara saya adalah salah satu teman terbaik saya.
17.
Saya merasa terabaikan jika melihat orang tua dekat dengan saudara saya.
8.
Saya kesal jika dibandingbandingkan dengan saudara saya.
saudara
saya
selalu
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 82
No.
Pernyataan
SS
18.
Saya merasa saudara saya jarang diberikan pekerjaan rumah.
19.
Saya dan saudara saya biasa saling
S
TS
STS
No. 26.
Saya kagum dengan saudara saya.
27.
Saya merasa minder melihat fisik (ukuran tubuh, tampan/ cantik) saudara saya.
28.
Saudara saya lebih disayang oleh orang tua karena apa yang dia inginkan pasti akan dikabulkan.
29.
Saya ingin mendapat kado ulang tahun yang lebih bagus dari kado yang didapat oleh saudara saya.
30.
Saya dan saudara saya sering membelikan hadiah satu sama lain pada saat-saat istimewa.
31.
Saya memberi perhatian pada orang tua lebih dari saudara saya supaya mendapat pujian.
32.
Saya dan saudara saya sering saling mengejek.
33.
Saudara saya sangat menyebalkan karena sering mengancam dan berteriak jika keinginannya tidak dituruti.
membantu. 20.
Saya merasa saudara saya hanya bersikap baik jika sedang butuh bantuan.
21.
Saya berhak mendapat tambahan uang saku karena lebih sering membantu pekerjaan rumah dibanding saudara saya.
22.
Orang
tua
telah
bersikap
adil
terhadap saya dan saudara saya. 23.
Saya ingin dianggap anak yang paling hebat oleh orang tua.
24.
Saya senang mencari kesalahan saudara saya dan mengadukannya kepada orang tua.
25.
Saya kesal jika melihat saudara saya mendapatkan barang baru, sedangkan saya tidak.
Pernyataan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 83
No. 34.
Pernyataan Saya
dan
saudara
saya
SS
S
TS
STS
tidak
canggung memperkenalkan teman dekat kami masing-masing. 35.
Hubungan saya dengan saudara saya cukup dekat.
36.
Saya sering mengeluhkan jumlah uang saku saudara saya yang lebih banyak.
37.
Saya senang mengolok-olok saudara saya supaya dia jengkel.
38.
Saya menyayangi saudara saya.
Mohon diteliti kembali. Jangan lewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak dijawab!
-------Terima Kasih-------
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
Lampiran 4 Uji Asumsi
1.
Uji Normalitas Descriptive Statistics N SiblingRivalry
Mean 116
Std. Deviation
90.8190
Minimum
11.68991
70.00
Maximum 118.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SiblingRivalry N
116
Normal Parameters
a
Mean
90.8190
Std. Deviation Most Extreme Differences
11.68991
Absolute
.102
Positive
.090
Negative
-.102
Kolmogorov-Smirnov Z
1.099
Asymp. Sig. (2-tailed)
.179
a. Test distribution is Normal.
2.
Uji Linearitas a. Jarak Usia Kelahiran ANOVA Table
Sibling
Between (Combined)
Rivalry *
Groups
Linearity
Sum of
Mean
Squares
df
Square
9944.690
10
994.469
18.095 .000
6492.823
1
6492.823
118.143 .000
3451.867
9
383.541
6.979 .000
5770.508
105
54.957
15715.198
115
F
Sig.
Jarak Usia Deviation from Linearity Within Groups Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
Measures of Association R SiblingRivalry * JarakUsia
R Squared
-.643
Eta
.413
Eta Squared
.795
.633
b. Jumlah Saudara Kandung ANOVA Table Sum of
Mean
Squares Sibling
Between (Combined)
Rivalry *
Groups
Linearity
df
Square
2175.015
6
362.502
2.918
.011
1280.113
1
1280.113
10.305
.002
894.902
5
178.980
1.441
.215
124.222
F
Sig.
Jumlah Saudara
Deviation from
Kandung
Linearity
Within Groups
13540.184
109
Total
15715.198
115
Measures of Association R SiblingRivalry * Jumlah Saudara Kandung
-.285
R Squared .081
Eta .372
Eta Squared .138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
Lampiran 5 Uji Hipotesis (Korelasi Parsial) Descriptive Statistics Mean Sibling Rivalry
Std. Deviation
N
90.09
12.816
116
Jarak Usia
4.72
2.627
116
Jumlah Siblings
1.81
1.087
116
JK Antarsaudara Kandung
2.03
.864
116
Correlations Sibling Rivalry
Control Variables -none-a
Sibling Rivalry
Jarak Usia
Jumlah Siblings
JK Antarsaudara Kandung JK Antarsaudara Kandung
Sibling Rivalry
Jarak Usia
Jumlah Siblings
Correlation
JK Jumlah Antarsaudara Siblings Kandung
Jarak Usia
1.000
-.634
-.281
-.076
Significance (1-tailed)
.
.000
.001
.207
df
0
114
114
114
-.634
1.000
-.059
.146
Significance (1-tailed)
.000
.
.266
.059
df
114
0
114
114
-.281
-.059
1.000
-.095
Significance (1-tailed)
.001
.266
.
.156
df
114
114
0
114
-.076
.146
-.095
1.000
Significance (1-tailed)
.207
.059
.156
.
df
114
114
114
0
1.000
-.631
-.290
Significance (1-tailed)
.
.000
.001
df
0
113
113
-.631
1.000
-.045
Significance (1-tailed)
.000
.
.315
df
113
0
113
-.290
-.045
1.000
Significance (1-tailed)
.001
.315
.
df
113
113
0
Correlation
Correlation
Correlation
Correlation
Correlation
Correlation
a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian dari SMP N 3 Godean
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
Lampiran 7 Surat Izin Pemerintah Kota Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian dari SMP N 16 Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian dari SMP PGRI Kasihan