p-ISSN 2355-5343 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 18/11/2014; Accepted: 10/02/2015 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 2(1) 2015, 99-117 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v2i1.1336
SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Maylan Sofian Program Studi PGSD STKIP Sebelas April Sumedang Jl. Anggrek Situ No. 19 Sumedang Email:
[email protected] ABSTRACT This research inspect about preservation of traditional art through tembang sunda cianjuran on Citra radio 99, 4 FM Sumedang. The problems inspected in this research as follow, First, how does the preservation of tembang sunda cianjuran present on Citra Radio 99, 4 FM broadcast program ? Second, how does the contribution of electronic media Citra radio broadcast programme for tembang sunda cianjuran and the artist in Sumedang? In order to get the answer of the problems, the qualitative research done, that is content analysis. Content analysis is one of research method to produce objective and systematic description. The result of this research show that Citra Radio 99, 4 FM Sumedang broadcast program can be a system support to tembang sunda cianjuran. This broadcast can stimulate the listener memory about tembang sunda cianjuran that the listener ever heard or studied when they are still young. The contribution of the radio can be felt by the artist, especially to the popularity of the music player and the singer of Citra radio 99,4 FM.
ABSTRAK Penelitian ini mengkaji mengenai pelestarian seni tradisi melalui model seni tembang sunda cianjuran di Radio Citra 99,4 FM Sumedang. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut. Pertama, Bagaimana pelestarian tembang sunda cianjuran yang dikemas dalam program siaran Radio Citra 99.4 FM? Kedua Bagaimana kontribusi program siaran media elektronik Radio Citra bagi seni tembang sunda cianjuran dan senimannya di Kabupaten Sumedang? Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan – permasalahan itu, dilakukan penelitian kualitatif, yaitu analisis konten. Analisis konten adalah suatu metode penelitian untuk menghasilkan deskripsi objektif dan sistematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program siaran radio citra 99,4 FM Sumedang dapat menjadi suport sistem bagi seni tembang sunda cianjuran. Kontribusi radio terhadap seniman pun dapat dirasakan oleh seniman, terutama mengenai popularitas pengiring dan penembang dalam radio Citra 99,4 FM lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Keywords: tembang, preservation, media.
Kata kunci: tembang, pelestarian, media.
How to Cite: Sofian, M. (2015). SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR. Mimbar Sekolah Dasar, 2(1), 99-117. doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbar-sd.v2i1.1336.
PENDAHULUAN ~ Kesenian yang ada di
kliningan,
Sumedang menurut temuan DISBUDPAR
angklung, benjang, dan sandiwara.
ada
28
renggong, badingkut,
pantun, gondang,
di
seni
umbul,
tayub,
tarawangsa, genggong,
jenis
antaranya: seni
reog,
bangreng, terbang,
beluk,
celempungan, topeng
tembang
sunda,
degung,
kuda longer,
DISBUDPAR
menemukan
pula
banyak
rengkong,
kesenian yang belum tercatat, seperti
gemyung,
wayang golek, calung, goong renteng,
ujungan,
dan yang lainnya. Banyak budaya yang
ketuk
tilu,
hidup
kasumedangan,
di
masuknya
pencak silat, jenaka sunda, koromong,
Sumedang,
tetapi
budaya
budaya
-
dengan baru,
membuat budaya lokal tergantikan. Hal
[99]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
itu bisa terjadi karena media seperti
renggong
televisi, radio, dan lebih mengutamakan
masyarakat Sumedang mempertahankan
industri seni, sehingga tujuan utamanya
tradisi khitanan. Seni umbulakan bertahan
lebih bersifat komersial. Pasar menjadi
selama
lahan yang terpenting dalam industri seni.
dipertahankan.
Pemikiran masyarakat industri ini, lebih
tarawangsa pun tidak akan hilang selama
berorientasi pada keuntungan sebanyak-
masyarakat Sumedang masih melakukan
banyaknya
ngalaksa.
tanpa
memikirkan
konten.
tidak
tradisi
akan
hilang
ngarumat
selama
jagat
masih
Rengkong
Celempungan
masih
karena
semakin terkikis. Terlihat dari tidak adanya
kesenian celempungan dalam kegiatan
regenerasi yang dilakukan oleh beberapa
riungan peuting, biasanya dilakukan ketika
seni
Kabupaten
ronda malam. Topeng kasumedangan
Sumedang, di antaranya seni badingkut,
masih bertahan karena memiliki ruang
tayub,
genggong,
seperti museum sebagai tempat latihan
terbang, beluk, ujungan, pantun, ketuk tilu,
dan juga memiliki media pentas yang
jenaka
yang
reog,
ada
di
gemyung,
oleh
masih
ada
Tidak heran kalau kesenian tradisi akan
tradisi
masyarakat
dan
melakukan
sunda,
kliningan,
dilakukan
museum
Sumedang.
benjang,dansandiwara.
Kesenian-
Pencak silat masih bisa bertahan karena
kesenian tersebut merupakan seni yang
memiliki
media
saat ini dipertanyakan keberadaannya.
kegiatan
pasanggiri.
Jika
dengan kesenian gondang dan longser
dikatakan
tidak
ada,
kesenian
pertunjukan Demikian
tersebut masih bisa dipertunjukkan, namun
ada ruang pertunjukan yang
tidak
dilakukan
ada
media
pertunjukannya,
ekspresi
sehingga
untuk
tidak
ada
dalam
pada
halnya
biasanya
sekolah-sekolah.
Senigondang danlongser hidup karena
proses regenerasi (Zamhir, 1996).
sering dilakukan pasanggiri di tingkat SMA.
Seni tradisi yang masih hidup pun tidak
Masuknya media
sedikit, seperti kuda renggong, seni umbul,
perubahan zaman yang berkiblat ke pasar
rengkong,
bangreng,
dan bersifat material. Sementara peran
kasumedangan,
media dalam seni tradisi hanyalah kulitnya
pencak silat, kromong, tembang sunda
saja (Alo, 2003). Salah satu bukti nyata di
cianjuran,
longser,
antaranya
dangondang. Kesenian tradisi ini bisa
Sumedang
bertahan karena memiliki ruang/media
menayangkan kesenian tradisi. Kesenian
untuk
Seperti
yang memiliki media, selain dari yang
pada kuda renggong masih bisa bertahan
disebutkan di atas, ada yang paling unik
karena
yaitu tembang sunda cianjuran yang
tarawangsa,
celempungan,
topeng
degung,
melakukan
angklung,
pertunjukan.
masyarakat
menggunakan
kuda
Sumedang
masih
renggong
dalam
program
siaran
“jarang”
memanfaatkan
acara khitanan sehingga kesenian kuda
baru mempengaruhi
media
radio
ada
untuk
di
yang
bisa
bertahan. Selain dalam pasanggiri, media [100]
Maylan Sofyan, Siaran Radio Citra 99,4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda…
yang
dimanfaatkan
sunda
program yang menyiarkan seni tembang
cianjuran di Sumedang adalah radio. Hal
sunda cianjuran. Acara ini sangat menarik
tersebut
bahwa
karena pertunjukannya bersifat langsung
dapat
(live). Berbeda dengan program siaran
menjadi sebuah celah dalam melestarikan
yang lain seperti wayang golek misalnya
seni tradisi.
yang pertunjukannya menggunakan kaset
media
tembang
memberikan eletronik
inspirasi
seperti
radio
(tapping). Radio Citra 99.4 FM dapat Keadaan seni tradisi yang terpuruk bukan
dikatakan sebagai radio yang konsisten
sepenuhnya
media,
dalam melestarikan seni tradisi, karena
mengingat peran seniman pun penting
dari radio-radio yang ada di kabupaten
dalam melestarikan seni tradisi. Kurangnya
Sumedang
pemahaman
memiliki program siaran seni tradisi yang
kesalahan
dari
seniman
seni
tradisi
mengenai peran media sebagai alat untuk
promosi,
banyaknya
terbukti
penolakan
hanya
radio
Citra
yang
pertunjukannya live.
dengan mengisi
Melihat fenomena tersebut, penulis tertarik
acara di radio karena bayaran radio
untuk melakukan riset mengenai program
terhadap seniman dipandang kecil. Para
yang dibuat oleh radio Citra 99.4 FM
seniman
sebagai sebuah gerakan pelestarian seni
seni
untuk
tradisi
menginginkan
bayaran yang sama antara acara radio
tradisi
khususnya
dengan pertunjukan yang biasa mereka
cianjuran.
tembang
sunda
lakukan, ini terjadi karena pemahaman tentang manajemen seni sangat kurang,
METODE
yang pada akhirnya radio
Metode yang digunakan dalam penelitian
program
siaran
yang
disiarkan
tentunya
membuat
mudah
untuk
ini
adalah
berdampak
besar
konten.
metode
Analisis
penelitian
konten
adalah
analisis suatu
terhadap seni tradisi, karena radio lebih
metode penelitian untuk menghasilkan
banyak menyiarkan program acara yang
deskripsi objektif dan sistematik (Sugiyono,
modern,
2011).
karena
seni
populer
Dalam
hal
ini
Tembang
menganalisis
menginginkan musiknya diputar di radio
pelestarian
Sunda
Cianjuran
tanpa harus ada bayaran.
yang dikemas melalui program siaran radio. Hasilnya diharapkan dapat menjadi
Radio yang memiliki program siaran seni
sebuah model untuk pelestarian seni– seni
tradisi hanya sedikit, salah satunya adalah
tradisi di Kabupaten Sumedang.
Radio Citra. Radio Citra 99.4 FM adalah salah satu radio yang berani membuat
Selain
program
seni
menganalisis
program
siaran
sunda
dengan
“Gentra
nama
itu
juga
mencoba
kontribusi
program
untuk siaran
Pasundan”.
media elektronik Radio Citra 99.4 FM bagi
Gentra Pasundan ini merupakan sebuah
seniman dan Tembang Sunda Cianjuran, [101]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
yang diharapkan dapat menggambarkan
Seni tradisi perlu dilestarikan karena seni
manfaat yang dirasakan seniman dan seni
menurut Sztompka (2007, p. 69) “Tradisi
Tembang
itu sendiri.
dapat diartikan sebagai warisan yang
Konten yang dianalisis dalam penelitian ini
benar atau warisan masa lalu”. Menurut
adalah pemodelan pelestarian Tembang
Lindsay
Sunda Cianjuran melalui program siaran
tradisional
radio.
tradisi, pewarisan yang dilimpahkan dari
Sunda
Cianjuran
(1991,
P.
40),
biasanya
hasil
kesenian
diterima
sebagai
angkatan tua kepada angkatan muda. HASIL DAN PEMBAHASAN
tradisi
Pelestarian Tembang Sunda Melalui Radio
Kabupaten Sumedang, yang dimaksud
Citra 99,4 FM Sumedang
dengan pelestarian di sini yaitu sebuah
Pelestarian merupakan hal yang penting
proses dalam melindungi sebuah produk
dalam
seni tradisi dari kepunahan. Dalam proses
mempertahankan
seni
tradisi.
merupakan
pelestarian
suatu
dapat dilakukan, seperti pewarisan yang
akan
mengalami
transformasi. Orang selalu berpergian dari
dapat
dilakukan
satu tempat ke tempat lain, mereka
pertunjukan,
membawa dan menerima pengaruh –
2012).
dan
sekali
cara
dari
Dianggap penting karena sebuah seni di tempat
banyak
identitas
melalui
yang
pendidikan,
perlombaan
(Jaeni,
pengaruh seni yang berbeda – beda (Smiers, 2009, p. 353). Hal ini menunjukkan
Pertama, melalui pendidikan. Dalam dunia
bahwa ketika ada pengaruh dari luar,
pendidikan, pelestarian dapat dilakukan
maka akan terbentuk sebuah kesenian
melalui pendidikan formal dan nonformal.
yang baru. Ketika hal itu terjadi, tetapi
Melalui
kesenian
dapat dijadikan sebagai bahan ajar di
maka
setempat
akan
tidak
dilestarikan,
seni
tradisi
sekolah – sekolah, sedangkan nonformal
sehingga perlu adanya pelestarian seni
bisa dilakukan melalui sanggar – sanggar
tradisi. Di Kabupaten Sumedang, banyak
yang
sekali
Kendalanya
seni
seni
formal
tradisi,
warisan
kehilangan
Pendidikan
tradisi
dari
hasil
berkembang dalam
di
masyarakat.
dunia
pendidikan
kebudayaan nenek moyangnya, tetapi
banyak sekali, di antaranya tidak semua
telah terpengaruh oleh kebudayaan luar,
guru menguasai seni tradisi yang ada di
baik secara langsung atau pun tidak, seni
Kabupaten Sumedang,
karena tidak
yang berkembang di masyarakat bukan
semua
dipelajari
lagi seni tradisi, melainkan musik dari luar
pendidikan formal ataupun nonformal,
seperti
dan kurangnya pemahaman mengenai
menjamurnya
musik
band,
seni
tradisi
organisasi
dibandingkan
–
Penyebabnya hampir semua guru yang
kesenian tradisi yang ada di Kabupaten
mengajar seni budaya bukan dari latar
Sumedang.
belakang pendidikan seni, tetapi dari
kesenian
[102]
sanggar
–
di
masyarat lebih mengenal musik band dengan
di
bisa
sanggar.
Maylan Sofyan, Siaran Radio Citra 99,4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda…
pendidikan dasar sehingga kesulitan untuk
Pementasan
mengajarkan seni. Akhirnya banyak yang
digunakan sebagai ajang belajar bagi
menggunakan
keluarganya,
–
pembelajarannya
(Hasil
keluarga dapat memainkan kesenian ini,
evaluasi pembelajaran oleh mahasiswa
tetapi biasanya kelihatan keturunan yang
Semester
dapat menjadi penerus, dari anggota
PGSD
STKIP
Sebelas
April
semua
ini,
dalam
5
tidak
kesenian
gambar
pelaksanaan
media
kesenian
anggota
Sumedang dalam mata Kuliah Pendidikan
keluarga pemain sejak mereka
Seni
kecil,
Tahun Ajaran 2012/2013), sehingga
sehingga
sering
diajak
masih oleh
perlu adanya pelatihan bagi guru sekolah
orangtuanya untuk ikut pertunjukan kalau
dasar mengenai seni tradisi.
ada
panggilan
untuk
mengisi
acara.
Ketika ada pertunjukan itu, berlangsung Mengingat tidak semua seni tradisi bisa
juga proses pembelajaran bagi anak –
dipelajari di pendidikan formal ataupun
anak dari pemain goong renteng tersebut.
nonformal kondisi Ini terjadi karena banyak
Melihat sudah adanya yang disiapkan
kesenian tradisi yang diwariskan secara
sebagai regenerasi dari kesenian ini, tetapi
turun
dikhawatirkan
–
temurun
dalam
keluarganya.
tidak
ada
orang
yang
Kesenian ini biasanya berkaitan dengan
menjadikan kesenian ini sebagai pengisi
ritual. Proses pewarisan pun terjadi hanya
acara dalam kegiatan yang dilakukan
pada saat pertunjukan saja, biasanya
oleh
kesenian ritual ini tidak mengalami proses
pertunjukannya
latihan. Alat– alat dari kesenian ini hanya
semakin berkurang, karena ketika tidak
boleh di keluarkan dari tempat pada saat
ada
pertunjukan saja. Di luar pertunjukan alat –
pembelajaran yang dilakukan keluarga
alat
dapat
pun terhenti, jika kesenian ini tidak ada
dikeluarkan. Kejadian ini terjadi dalam seni
yang memanggil untuk pertunjukan dalam
kromong dan goong renteng. Bahkan
waktu 20 tahun saja maka regenerasi dari
tidak setiap hari kesenian – kesenian ini
kesenian goong renteng ini akan hilang.
bisa
dari
kesenian
dipertunjukkan
ini
ada
tidak
hari
masyarakat,
sementara
yang
pertunjukan
semakin berarti
hari proses
yang
dianggap tidak bisa dilakukan pertunjukan
Mengenai
yaitu malam Jumat
Jumat,
organisasi di sanggar – sanggar terlihat
malam Jumat menurut perhitungan waktu
dari banyak sanggar – sanggar yang tidak
mereka, yaitudari pukul 5 sore sampai
terdaftar di DISBUDPAR, sehingga ketika
pukul 5 pagi, sedangkan hari Jumat itu
ada
dari pukul 5 pagi sampai pukul 5 sore.
mereka
Selain dari waktu itu, seni goong renteng
Penyebabnya
dan kromong ini bisa dipertunjukkan.
mengenai proses pendaftaran sanggar di
dan hari
dinas
kurangnya
bantuan
terhadap
tidak
terkait,
pemahaman
seni
tradisi,
mendapatkannya.
kurang tidak
pengetahuan ada
sosialisasi
mengenai hal tersebut, dan banyaknya [103]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
orang
dinas
sanggar.
terkait
yang
Faktor-faktor
menyebabkan merata
membuat
tersebut
tidak
Guru
SD
tidak
akan
yang
mengalami kesulitan pengajaran. Karena
sanggar
bisa mengenalkan melalui siaran di radio,
pertama
siswa dapat belajar tembang, dan radio
semua
pengetahuannya,
menguntungkan.
karena ada sanggar yang mengetahui
memiliki pendengar.
birokrasi sehingga walaupun tidak ada proses
latihan
tetapi
mendapatkan
Kedua, melalui pertunjukan. Pertunjukan
bantuan dari pemerintah maupun pihak
merupakan salah satu cara pelestarian
lain melalui dinas terkait. Proses latihan pun
seni tradisi karena dengan pertunjukan
waktunya tidak tentu tergantung dari
maka kesenian tradisi ini bisa diketahui
kegiatan
ataupun
oleh masyarakat secara luas. Hanya saja
tergantung dari bantuan seperti apa.
yang menjadi kendala adalah tempat
Kedua,
atau
yang
akan
sanggar
diikuti
yang
dikelola
oleh
acara
yang
menampilkan
keluarga atau orang dekat dinas terkait,
pertunjukan seni tradisi ini sudah banyak
proses
lainnya
berkurang, ini terjadi karena banyaknya
pemerintah
pengaruh – pengaruh kebudayaan lain
latihan
menunggu
dan
bantuan
kegiatan dari
melalui dinas terkait. Ketiga,
sanggar
yang
masuk,
seperti
khitanan
tempat latihannya tanpa mendaftarkan
menampilkan pertunjukan seni tradisi. Hal
ke dinas terkait hal ini terjadi karena
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
ketidaktahuan
sanggar,
antaranya penggunaan alat musik organ,
biasanya proses latihan dilakukan tiap
sehingga banyak kesenian tradisi yang
minggu, baik ada pertunjukan ataupun
tersisihkan dengan alasan biaya lebih
tidak
murah,
ada
pemilik
pertunjukan
tetap
latihan.
tidak
sudah
acara
yang hanya menulis nama sanggar di
dari
saja,
dalam
perlu
jarang
banyak
yang
pemain,
Tetapi banyak juga sanggar – sanggar
sehingga organ tunggal menjadi pilihan
yang memang sudah rutin latihan dan
masyarakat dalam hiburan – hiburan yang
terdaftar juga di dinas terkait.
mereka
suguhkan.
Kesenian
tradisi
dianggap kuno, masyarakat lebih memilih Media
radio
bisa
media
mempertunjukkan kesenian yang sedang
pembelajaran CTL, karena dengan guru
populer. Pengetahuan tentang seni tradisi
mengajak
kurang sehingga mengikuti kesenian yang
anak
dijadikan
mendengarkan
radio
dalam acara Tembang Sundahal ini sudah
berkembang
mengajak
dalam
masyarakat untuk kembali lagi kepada
matapelajaran seni budaya. Siswa pun
pertunjukan seni tradisional pun sangat
langsung
jika
kurang. Padahal mempertahankan seni
tertarik maka anak tersebut akan datang
tradisi merupakan sebuah kekuatan bagi
ke radio dan bernyanyi di radio, sehingga
masyarakat Sumedang. Tidak ada lagi
pembelajaran
keinginan
anak dapat
untuk
belajar
merasakan
akan
dan
saling [104]
saat
turis
itu.
domestik
Kesadaran
maupun
Maylan Sofyan, Siaran Radio Citra 99,4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda…
mancanegara
untuk
datang
ke
dikenal
dan
menimbulkan
banyak
Sumedang kalau bukan dari seni tradisi
peminat. Kendala dalam pertunjukan ini
dan kebudayaannya. Misalnya kalau kita
yaitu
mau menjadikan hotel sebagai daya tarik
menampilkan
kota Sumedang, masih banyak hotel yang
pengetahuan masyarakat tentang seni –
lebih bagus di luar Kabupaten Sumedang.
seni
Kalau mau menjadikan makanan tahu
Sumedang.
kesadaran
tradisi
masyarakat seni
yang
untuk
tradisi
ada
di
dan
Kabupaten
sebagai daya tarik orang datang ke Sumedang,
sudah
Sumedang
yang
banyak
dijual
di
luar
tahu
Ketiga, melalui perlombaan atau yang
Kota
sering
disebut
dengan
pasanggiri.
Sumedang yang rasanya hampir sama,
Perlombaan menjadi faktor yang paling
sehingga hanya dengan seni tradisi yang
membantu dalam proses pelestarian seni
dapat menjadi daya tarik bagi Kabupaten
tradisi, hal ini terbukti dengan adanya seni
Sumedang.
tradisi
yang
masih
menggunakan
pasanggiri sebagai kontek pertunjukan Kendalanya
konsep
pertunjukan
untuk
dapat
dikenal
oleh
masyarakat
luar.
kesenian tradisi pada saat ini sangat
Seperti pada acara Kuda Renggong yang
sedikit sekali. Terbatas dalam acara –
selalu rutin mengadakan festival, sehingga
acara ulang tahun Sumedang saja, yang
masyarakat Sumedang tidak ada yang
dilakukan setiap satu tahun sekali. Namun
tidak mengetahui Kuda Renggong. Kuda
tidak semua seni tradisi dapat mengisi
Renggong sampai saat ini bisa bertahan,
acara
dan
di
ulang
tahun
Kabupaten
dikenal
oleh
masyarakat
melalui
Sumedang. konsep pertunjukan dalam
festival Kuda Renggong. Begitu pun dalam
melestarikan seni tradisi harus diimbangi
wayang golek hampir semua masyarakat
dengan
masyarakat
di Sumedang mengetahui wayang golek,
kesadaran
karena selalu ada wirojakrama yaitu suatu
terhadap
pengetahuan seni
tradisi,
dan
masyarakat untuk mengadakan tempat
kegiatan
pasanggiri
pertunjukan bagi seni tradisi dalam acara
Barat,
– acara hitanan, pernikahan dan yang
Masyarakat.
lainnya.
berkembang melalui pasanggiri yaitu seni
sehingga
wayang
seni
Seni
ini
tradisi
seJawa
dikenal lain
di
yang
pencak silat, bertahan karena adanya Hal ini menjadi sebuah permasalahan
pasanggiri,
dalam bentuk pertunjukan di Kabupaten
Cianjuran memiliki kegiatan pasanggiri
Sumedang,
yang rutin di adakan, sehingga kesenian
dalam
proses
pelestarian
termasuk
Tembang
Sunda
terhadap seni tradisi bisa bertahan jika
ini pun dapat berkembang.
kesenian
Dalam pasanggiri, kendala yang muncul
itu
memiliki
media
untuk
berekspresi sehingga semakin sering tampil
berkaitan
dalam acara – acara,
pasanggiri tidak dilakukan setiap saat ada
akan semakin [105]
dengan
pelestarian
yaitu
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
waktu tertentu sehingga proses latihan
melihat fakta di lapangan, kerja sama ini
pun
sudah
belum terlihat. Masih banyak seniman
Apalagi
yang alergi dengan publikasi, dan begitu
dalam wayang golek biasanya hanya
pun dengan media publikasi. Masih belum
untuk mengikuti kegiatan wirojakrama saja
ada di antara keduanya untuk bekerja
tetapi untuk pertunjukan diluar pasanggiri
sama. Namun tidak semua seni tradisi
biasanya
menyia – nyiakan media publikasi hal ini
biasanya
mendekati
terjadi
waktu
jarang
ketika
pasanggiri.
terjadi
bagi
dalang
Sumedang.
dibuktikan oleh komunitas Tembang Sunda Cianjuran
yang
sampai
saat
ini
Pelestarian seni tradisi tidak cukup hanya
memanfaatkan media publikasi sebagai
dengan
media
pendidikan, pertunjukan, dan
promosi
(Wiradiredja,
Tembang
Sunda
2012).
pasanggiri saja, tetapi selain dari ketiga
Pelestarian
Cianjuran
unsur tersebut perlu memiliki media lain
melalui media radio ini yang penulis
sebagai sarana informasi bagi masyarakat
jadikan model dalam pelestarian dengan
Sumedang. Bisa melalui TV, radio, maupun
memanfaatkan media publikasi.
media cetak sebagai sarana publikasi. Karena jika seni tradisi tidak dipublikasikan
Tembang Sunda Cianjuran merupakan
maka masyarakat tidak akan mengetahui
seni tradisi yang pada saat ini masih
ada kesenian tersebut. Misalnya dalam
memiliki banyak penggemarnya. Selain
konteks pasanggiri, ketika tidak ada yang
dari pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran,
menginformasikan
di
mengenai
kegiatan
Sumedang
banyak
pasanggiri tersebut mungkin akan sedikit
mengembangkan
peserta
Cianjuran
yang
mengikuti
pasanggiri,
ini,
sekali
Tembang
salah
satunya
yang Sunda adalah
maupun penonton kegiatan pasanggiri.
masuknya dalam siaran di radio Citra 99.4
Bukan hanya pada saat pasanggiri saja
FM
termasuk
untuk
Pasundan. Acara ini sudah berlangsung
menginformasikan kesenian – kesenian
dari tahun 1994 sampai sekarang, acara
melalui
sehingga
ini termasuk acara unggulan di radio Citra
memilih
99.4 FM Sumedang, karena acara ini
sendiri kesenian tradisi apa yang dapat
ditayangkan pada primetime. Dengan
digunakan untuk mengisi acara di resepsi –
konsep acara tidak banyak perubahan,
resepsi yang akan dilakukannya. Proses
jarang sekali acara televisi yang bisa
pelestarian bisa berjalan dengan baik jika
bertahan lebih dari 10 tahun. Dalam
semua
baik
acara siaran di radio ini ada dua tipe
seniman yang siap untuk dipublikasikan,
masyarakat, yaitu masyarakat yang suka
media
dengan lagunya saja, ada masyarakat
juga media
masyarakat
perlu publikasi
Sumedang
pihak
saling
publikasi,
kesadaran mempertunjukkan
wadah ini, dapat
melengkapi, maupun
masyarakat seni
tradisi.
adanya untuk
yang
Ketika
melalui
suka
budaya, [106]
program
dengan
sehingga
acara
obrolan
penyiar
Gentra
tentang
harus
bisa
Maylan Sofyan, Siaran Radio Citra 99,4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda…
memenuhi, keinginan semua pendengar.
tidak
Memanfaatkan media radio ini sangat
Tembang
efektif untuk memperkenalkan masyarakat
meminta lagu di luar lagu Tembang Sunda
terhadap seni Tembang Sunda Cianjuran.
Cianjuran, misalnya: kalau yang tidak
Bentuk
pertunjukan
acara
paham
Gentra
kawih
menuju
digunakan
monoton,
supaya
sehingga
tidak
menyajikan
masyarakat
disebut
dan
(Natamihardja,
umumnya. Gentra
Hanya
Pasundan
saja
dalam
acara
lagu-lagu
yang
ini,
ditampilkan
merupakan
pesanan
pendengar.
dari
pendengar
pun
diberikan
akan
kawih
Sunda
aslinya
yang
menyebabkan
bisa
lagu
membedakan
yang
pendengar
menyukai
Berbeda
2009). Penembang di acara ini tidak pada
dalam
diminta
untuk
bisa
mendengar
kesenian
ini,
tinggal
dapat menjelaskan di sela – sela kegiatan.
wanita biasanya lebih dominan dalam
penembang
jika
bagaimana para seniman yang terlibat
dari wanita dan pria, tetapi juru mamaos
dengan
ke
yang
tidak
menyanyikan
Para penembang atau juru mamaos terdiri
berbeda
tetapi
tembang dan kawih. Akan tetapi dengan menarik
ini
disatukan
Tembang
dengan
kemungkinan
untuk
mamaos.
acara
masuk
mengubah
Cianjuran
penembang yang terkadang disebut juru
pertunjukan
jika
tembang, itu
akan
Tembang
lagu-lagunya
panambih
Peuting saja, hal ini jika dibiarkan memang
instrumen dalam membawakan repertoar berperan
lagu
akhirnya hanya menyanyikan lagu Angin
penyajian musiknya terdiri dari vokal dan
Cianjuranyang
meminta
untuk tidak mengecewakan pendengar
memiliki tema setiap episode, bentuk
Sunda
Sunda
(Satjadibrata, 1953). Walaupun demikian
depan. Walaupun acara dialog ini tidak
Seniman
atau
berarti
diajak
untuk berdialog mengenai Sumedang ke
lagu-lagunya. Para
Mereka
Tembang
pendengar
lagu
pertunjukannya hanya Angin Peuting saja
terlalu
pendengar
Cianjuran.
mengenai
dengan
Sumedang Puseur Budaya Sunda. Dialog ini
–
Peuting bukan lagu tembang tapi lagu
adanya dialog tentang budaya Sunda tema
lagu
Cianjuran “Angin Peuting” padahal Angin
Tembang Sunda, yang dicampur dengan seputar
mengenai
Sunda
Cianjuran
Pasundan ini yaitu bentuk pertunjukan Seni
khususnya
paham
dengan
masyarakat
yang
paham tembang sunda mereka memesan lagu – lagu kawih, seperti Asa Tos Tepang, Angin
Priangan,
Panineungan.
lagu-lagu
Kembang Berbeda
Tanjung dengan
pendengar yang paham Tembang Sunda
Masyarakat
Cianjuran
kebebasan
paham
untuk meminta lagu yang mereka sukai
biasanya Tembang
pendengar Sunda
yang
Cianjuran
memesan lagu lengkap tembang dengan
untuk didengarkan. Ternyata pendengar
panambihnya
radio dalam acara ini masih banyak yang
misalnya
minta
lagu
Cianjuran “Goyong” dengan panambih [107]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
“Angin Peuting”. Pendengar yang tidak
teratur
rapi,
tetapi
paham sama sekali dengan seni Tembang
kenyamanan dari pemain kecapi, pemain
Sunda Cianjuran, biasanya memesan lagu
suling
– lagu diluar kawih dan tembang seperti
berbentuk hurup U karena ruangannya
lagu dangdut atau yang lainnya. Dalam
kecil. Semua pemain pun menggunakan
acara Gentra Pasundan, ada seniman
busana sehari – hari untuk pentas seperti
yang berperan dalam mengiringi lagu-
pada umumnya, hanya untuk kualitas
lagu mamaos atau yang disebut pamirig
sound yang lebih di utamakan. Dalam
instrumen yang digunakan dalam acara
proses
ini hanya kacapi indung, dan suling saja.
Cianjuran, maka bubuka biasanya di awali
dan
berdasarkan
penembang,
pembelajaran
biasanya
Tembang
Sunda
dengan lagu Tembang Sunda Cianjuran Bentuk pertunjukan dari acara ini terlihat
yang
seperti ada dua, acara yang pertama
Tembang
acara Tembang Sunda Cianjuran dan
masyarakat
yang kedua kawih sunda. Kawih sunda
tembang terbaru, tapi proses ini sangatlah
muncul karena kurangnya pengetahuan
susah, terbukti dengan masih banyak
pendengar tentang lagu – lagu tembang,
pendengar yang masih memesan lagu
pendengar
kawih bahkan lagu yang lainnya.
hanya
memesan
lagu
sedang
terkenal,
Cianjuran
atau
terbaru,
akan
lagu
sehingga
mengenal
lagu
panambih saja atau lagu kawih. Lagu panambih sering muncul di kalangan
Materi lagu yang berkembang dalam
pendengar karena para seniman yang
acara ini, pada akhirnya terdapat dua
terlibat
penjelasan
yaitu lagu kawih dan tembang. Hal ini
mengenai pemesanan tembang, hanya
terjadi karena pemahaman masyarakat
diberikan contoh saja pada saat bubuka,
mengenai
Tembang
karena sudah biasa memesan panambih,
Cianjuranbelum
paham
dan
tahunya
tidak
dilayani
memberikan
oleh
senimannya
yang
semua
Sunda
betul,
seni
suara
yang
seni
sunda
akhirnya pemesanan lagu panambih atau
berhubungan
kawih
dikatakan tembang. Untuk memberikan
lebih
banyak
dari
pada
lagu
tembangnya sendiri.
dengan
mereka
pemahaman
pada
pendengar,
pada
awal bubuka lagu yang ditampilkan lagu Teknik
pertunjukan
Tembang
Sunda
tembang
terlebih
Cianjuran di radio Citra ini disajikan dalam
memperkenalkan.
satu ruangan siaran yang ukurannya 3 x 6
disajikan
meter, terbagi menjadi
pendengardan
tempat untuk
dahulu
Materi
tergantung laras
lagu
dari yang
untuk yang
pesanan digunakan
pembawa acara radio dan tempat untuk
pada saat itu, yang biasanya dalam satu
tembang. Berbeda dengan pertunjukan
acara hanya satu atau dua laras saja.
biasa, pertunjukan di radio ini seperti pada
Laras yang sering digunakan pada acara
saat latihan saja tempatnya pun tidak
ini biasanya pelog, sorog dan salendro. [108]
Maylan Sofyan, Siaran Radio Citra 99,4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda…
Mengenai tangga nada
atau laras.
antar setiap nadanya. Interval adalah
Tangga nada yang digunakan dalam
jarak
program
ini
berdasarkan sen (cent). Dengan adanya
menggunakan laras pelog, salendro, dan
interval ini kita bisa melihat perbedaan
sorog. Laras merupakan deretan nada –
antar laras-laras seperti pada tabel di
nada yang telah memiliki interval (jarak)
bawah
siaran
Gentra
Pasundan
antar
nada
yang
di
hitung
ini:
Tabel. 2 Perbedaan Antar Laras – Laras No 1 2 3
Laras Pelog Salendro Sorog
Deretan Nada 1–2–3–4–5–1 1–2–3–4–5–1 1–2–3–4–5–1
Susunan Interval 100,400,200,100,400 250, 250, 200, 250, 250 100,200, 400, 100, 400
Penulisan interval pada tabel di atas
ini dengan menggunakan dua alat saja
merupakan penyesuaian dengan tangga
dirasa tidak mengurangi rasa indah yang
nada
keluar
diatonis
sehingga
dapat
dari
kecapi
tersebut.
disesuaikan dengan alat musik barat
Kelemahannya ketika ada pendengar
seperti
yang meminta lagu yang belum sesuai
piano.Perubahan
surupan
ini
tergantung dari pemesanan lagu dari
dengan
surupan
pendengar. Biasanya dalam pertunjukan
disurupkan (distem).
sehingga
perlu
satu episode hanya melayani dua laras saja pelog dan sorog, atau yang lainnya
Dalam acara ini, menggunakan kecapi
bahkan dalam satu kali siaran itu hanya
indung
satu laras saja, misal pelog saja.
pertunjukan pada umumnya. Kecapi ini bila
yang
dilihat
dari
berbeda jumlah
dengan
dawai
yang
Peralatan musik yang digunakan dalam
digunakan termasuk dalam kecapi siter/
acara ini yaitu kecapi indung, dan suling
kecapi kawih, hanya dari segi bentuk
saja, hal ini dilakukan supaya biaya yang
hampir mirip dengan kecapi tembang.
dikeluarkan
Dikatakan
lebih
murah.
Karena
mirip
adalah
siter
karena
suling ditambah vokal saja sudah cukup,
sedangkan untuk kecapi tembang biasa
hanya kalau ingin lebih bagus lagi perlu
jumlahnya hanya 18.
[109]
dawainya
kecapi
tembang hanya dengan kacapi dan
masuknya kecapi rincik, tetapi untuk saat
jumlah
dengan
20
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Gambar 1. Kecapi Yang Digunakan Dalam Acara Gentra Pasundan Kecapi pokok
indung yang
merupakan
instrumen
memiliki peranan
Pemain dalam acara ini banyak sekali
sangat
terjadi perubahan, hal ini disebabkan oleh
besar pada acara Gentra Pasundan,
perubahan format pertunjukan maupun
sama seperti peran di acara tembang
dari faktor senimannya sendiri. Bagi para
biasanya,
yang
pemain yang pernah terlibat dalam acara
sangat penting yaitu sebagai aba – aba
ini mereka dapat merasakan bagaimana
masuknya lagu, dan pengatur irama lagu.
pentingnya
yang
memiliki
fungsi
media
untuk
promosi.
Pengalaman mereka ini bisa dijadikan Suling merupakan salah satu alat musik
contoh bahwa segala sesuatu tidak dapat
yang digunakan dalam acara Gentra
dihitung dari segi finansial. Apalagi yang
Pasundan. Suling memiliki fungsi pembawa
berkaitan
melodi dan penuntun vokal, sama seperti
dengan
pada, acara – acara Tembang Sunda
dalam
Cianjuran pada umumnya, karena dalam
keberuntungan
siaran ini pesanan lagu lebih banyak laras
mereka capai.
dengan seniman
acara
ini,
seni, yang
lain
halnya
masih
terlibat
mereka
atas
apa
mengalami yang
telah
pelog dan sorog, sehingga dalam acara ini hanya suling saja yang digunakan
Kelemahan seniman tetap ada, selama
(Jaeni, 2011). Biasanya rebab digunakan
memperhatikan
untuk lagu – lagu yang berlaras salendro
dalam disiplin waktu siaran, mereka masih
pada
menganggap
pertunjukan
tembang
pada
kegiatan sepele,
ini,
misalnya
datang
untuk
umumnya. Namun pada siaran ini lebih
melakukan siaran selalu telat, bahkan
banyak
karena
sering tidak hadir, padahal konsep acara
jarang sekali yang minta lagu salendro
pertunjukannya live. Hal ini juga mungkin
kalaupun ada tetap saja diiringi oleh
yang menambahkan ada dialog unek-
suling.
unek dalam acara tembang sehingga
menggunakan
suling
ketika para pemain tidak hadir tapi acara akan tetap live, yang mengganti acara [110]
Maylan Sofyan, Siaran Radio Citra 99,4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda…
pemesanan lagu dengan pertanyaan-
harus mengikuti keinginan dari pendengar,
pertanyaan
karena jika keinginan pendengar tidak
tentang
kehidupan
di
masyarakat.
terpenuhi maka para pendengar akan pindah siaran. Selain itu salam-salam dari
Setelah munculnya lingkung seni Gentra
pendengar pun sangat mereka harapkan
Pakuwon anak – anak usia muda pun
supaya mereka tetap terus bertahan.
banyak yang ikut belajar tembang, dan menjadikan sebagai
acara
ajang
Gentra
untuk
Pasundan
mereka
Pada awal pertunjukan biasanya di awali
tampil,
dengan musik bubuka lalu masuk penyiar
beberapa minggu ini banyak siswa – siswa
untuk
yang berusia 10 tahunan ikut berpartisipasi
dilanjutkan dengan lagu tembang dan
untuk ikut melantunkan tembang, bahkan
panambih
suara vokal tembangnya pun tidak kalah
memperkenalkan grup dan pemain yang
menariknya seperti orang dewasa, sudah
sudah
memiliki
membacakan SMS dan telepon yang
karakter
suara,
yang
bagus.
membuka dari
hadir,
setelah
kaset.
itu
Kemudian
diteruskan
dengan
memperlihatkan anak – anak masih dapat
masuk,
diarahkan untuk menggemari tembang,
menelepon
sehingga
memperkenalkan dulu laras yang akan
dengan
sendirinya
dapat
sambil
acara,
menunggu
pendengar
biasanya
suka
membentuk karaker, dan penanaman
digunakan,
modal dasar, yang diharapkan dapat
mengarahkan para pendengar memilih
terus
dengan
lagu yang mereka inginkan. Walau pun
datangnya penembang cilik ini memiliki
dalam kenyataanya masih banyak para
penambahan komunitas pendengar dari
pendengar yang belum paham terhadap
kalangan anak – anak, yang berdampak
teknis pemesanan di dalam lagu tembang
kepada semakin banyaknya siswa yang
yang harus satu paket dengan panambih
belajar
Gentra
malah tembangnya sendiri tidak diminta
Pakuwon, karena tertarik untuk bisa tampil
yang muncul justru malah panambih.
di radio.
Dalam acara ini juga, sambil menunggu
berlanjut.
Bagi
tembang
ke
radio
sanggar
untuk
membantu
dalam
para pemain dalam menyiapkan lagu Teknik dan Konteks Pertunjukan
atau pindah laras biasanya ada interview
Pada
seputar Sumedang Puseur Budaya Sunda,
dasarnya
tembang
bentuk
ini,
tidak
hanya
saja
terarah. Dalam 2 jam siaran yaitu dari
pengetahuan masyarakat yang kurang
pukul 19.00 – 20.00 WIB, banyak sekali iklan
mengenai
yang masuk sehingga group ini hanya
mengalami
seolah-olah
dalam
pertunjukan
radio
perubahan, tembang
yang
berbeda.
walaupun
membuat Misalnya
pembicaraannya
menyanyikan 3 sampai 4 lagu saja.
permintaan lagu dari pendengar hanya panambih saja, sehingga mau tidak mau [111]
belum
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Sistem pemesanan lagu menggunakan
dirasakan
dua cara yaitu menggunakan SMS dan
Munculnya komunitas-komunitas Tembang
juga telepon interaktif secara langsung
Sunda juga banyak yang terpengaruh
dari pendengar, biasanya kalau telepon
oleh adanya acara ini, dibuktikan dengan
langsung diangkat ketika ada penelepon,
adanya paguyuban yang dibuat atas
yang tidak bisa diganggu hanya pada
binaan dari Tatang salah seorang pemain
saat iklan dan tembang saja diluar itu,
dalam Gentra Pasundan. Paguyuban ini
audien
pada mulanya terbentuk dari aktivitas dr.
bisa
menelepon
Sedangkan
untuk
kapan
sms
pun.
biasanya
oleh
Nuroni
pelaku-pelaku
yang
lain.
kesehariannya
dibacakan ketika jeda sebelum iklan, atau
mendengarkan Tembang Sunda Cianjuran
pada saat pemain mempersiapkan lagu
di
sms biasanya di bacakan,
memanggil
radio,
yang Tatang
kemudian selaku
beliau pemain
cianjuran di radio untuk melakukan latihan Seperti yang dapat dilihat dari data SMS
tembang rutin di rumahnya.
ternyata ada yang minta tembang, tetapi
terbentuklah
lagu yang diminta bukan Tembang Sunda
dokter Nuroni pada hari Kamis dan Sabtu.
Cianjuran malah lagu India seperti lagu
Seiring dengan adanya latihan rutin di
Kahona Pyar Hai, pesanan lagu seperti ini
rumahnya, lahirlah paguyuban tembang
biasanya tidak pernah ditanggapi karena
sunda yang diberi nama Gentra Pakuwon
lagu yang diminta sangat jauh diluar
dan
genre yang ada,
Paguyuban yang dibuat oleh dr. Nuroni ini
waktu
melahirkan
latihan
album
Akhirnya di
rumah
tembang.
dibina oleh Tatang. dr Nuroni memanggil Kontribusi
Program
Seniman
dan
Siaran
Seni
Radio
Tembang
Bagi
Tatang berawal dari seringnya beliau
Sunda
mendengarkan acara Gentra Pasundan.
Cianjuran di Kabupaten Sumedang
Dr. Nuroni pun memberi nama grupnya
Kontribusi Program Siaran Radio Citra 99.4
dengan Gentra Pakuwon dan melahirkan
FM bagi Seniman
banyak
Setelah melakukan kegiatan ini, yang
Nuroni juga menugaskan Tatang untuk
dirasakan Elin misalnya, sebelum tahun
membina anak didiknya menjadi seniman
2003 hampir tidak ada seniman yang
Tembang Sunda Cianjuran.
mengenal bergabung
sosok
Elin,
dalam
tetapi
lingkung
sekali
seniman
tembang.
Dr.
setelah seni
ini,
Beberapa tahun terakhir, terlihat cukup
banyak hikmah yang dirasakannya. Selain
banyak
banyak panggilan untuk pentas, banyak
bermunculan.Dibuktikan dengan banyak
juga
peserta pasanggiri Damas dari kabupaten
kiriman-kiriman
seperti
makanan,
seniman
tembang
pakaian, bahkan ada juga yang memberi
Sumedang.Seniman
sepatu (hasil wawancara dengan Elin tgl
Gentra Pasundan pun merasakan banyak
20
sekali manfaat dari siaran ini. Banyak job
Januari
2012).
Hal
serupa
hampir [112]
tembang
yang
di
luar
Maylan Sofyan, Siaran Radio Citra 99,4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda…
yang dilempar dari Citra kepada seniman-
bermanfaatnya
radio
seniman
Sunda,
itu
lain.
Ketika
di
grup
Gentra
selain
bagi
Tembang
masyarakat
yang
tembang
sunda
Sumedang sudah memiliki job di hari yang
mengetahui
sama.
sangat luas berkat adanya radio, Radio menjadi
tentang
tempat
bertemunya
para
Kontribusi yang paling nyata dilihat dari
penggemar Tembang Sunda Cianjuran,
banyaknya
fans
bertambah
sehingga mereka dipertemukan di radio.
banyaknya
orang
mengenal
Dan hal ini dapat memperkuat Tembang
dan yang
mereka, sehingga berdampak terhadap
Sunda
banyaknya
di
masyarakat-masyarakat awam yang ikut
berbagai acara di masyarakat. Hal ini
mendengarkan siaran dalam Tembang
hampir dirasakan oleh semua seniman
Sunda Cianjuran. Dengan masuknya anak
baik yang masih aktif siaran maupun yang
– anak ke siaran di radio ini, menambah
sudah berhenti. Selain bagi seniman yang
komunitas
terlibat, kontribusi radio ini juga memiliki
bertambah juga anak –anak yang ingin
dampak yang positif bagi seniman –
belajar
seniman
berikut
sehingga radio memiliki support sistem
pendapat – pendapat yang dirasakan
bagi Tembang Sunda Cianjuran, hal ini
oleh seniman Tembang Sunda Cianjuran
juga kemungkinan akan dirasakan oleh
diluar dari grup Gentra Pasundan. Banyak
seni – seni tradisi yang lain.
tawaran
tembang
untuk
yang
mengisi
lain,
Cianjuran,
ditambah
pendengar, Tembang
dengan
sekaligus
Sunda
Cianjuran,
seniman yang kesulitan mencari sinden, tetapi dengan adanya radio, ini menjadi
Sumedang tidak merasa khawatir atas
lebih mudah.
keberadaan
Tembang
Sunda
di
Kabupaten Sumedang hal ini dibuktikan Kontribusi Program Siaran Radio Citra 99.4
dengan banyaknya regenerasi tembang
bagi
di Kabupaten Sumedang, dari awal pada
Tembang
Sunda
Cianjuran
di
Sumedang Ketika
zamannya Bu Enah Sukaenah dilanjutkan
seniman
merasa
generasi tengah Ujang Supriatna, dan
keberadaan
sekarang bermunculan banyak generasi
TembangSunda, maka untuk tembang
muda seperti, Eva Purnamadewi, Nana
nya sendiri apalagi, dengan banyaknya
Warna, Acep setia Firmansyah. Bahkan
komunitas-komunitas
sudah
diuntungkan
tembang oleh
tembang,
ada
generasi
Dengan
ini
sangat
banyaknya penembang-penembang cilik
banyaknya
ini membuktikan bahwa radio memiliki
membantu untuk berkembangnya seni
kontribusi yang cukup besar terhadap
tembang Sunda. Selain itu dari pamirig
Tembang Sunda Cianjuran di Kabupaten
pun sudah mulai ada regenerasi dengan
Sumedang.Banyak remaja yang datang
lahirnya golongan muda seperti Gangan
merupakan
Gumilar, Gilang Mustika, dan yang lainnya.
salah
satu
bukti [113]
regenerasi
cilik.
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Sumedang
merupakan
banyak
melahirkan
penembang
daerah
yang
lalu masih di dominasi oleh ibu-ibu dan
penembang-
muda,
banyak
penembang-penembang
sekali yang
Pendengar radio yang akrab dengan kata
ada di Sumedang. Hal ini dikarenakan
– kata mancoini juga memiliki banyak
perhatian
yang
kontribusi seperti halnya yang dirasakan
memberikan dukungan terhadap para
oleh H Trisno, seorang pendengar dari
generasi muda untuk belajar tembang
daerah panyingkiran Majalengka, dengan
baik
adanya siaran ini bagi beliau, menambah
dari
dari
segi
muda
orangnya hanya itu-itu juga.
dr.
moril
Nuroni
maupun
materil,
sehingga dengan kemapanan ekonomi
persaudaraan,
yang
bisa
bertemu dengan penggemar yang lain.
mengumpulkan para pelajar untuk belajar
Hanya tidak di pungkiri bahwa H Trisno ini,
tembang, bahkan kalau ada siswa yang
mengenal tembang bukan di radio tetapi
kurang mampu dan tembangnya bagus
sebelum ada tembang di Radio pun
maka
beliau sudah senang terhadap tembang
beliau
miliki,
beliaupun
beliau
selalu
memberikan
beasiswa.
karena
mereka
sering
Sunda Cianjuran. Karena beliau dari kecil sudah belajar pupuh, dan kesenian yang
Kepedulian dr. Nuroni terhadap tembang
lainnya terutama tembang, sehingga ada
sunda tidak lepas dari kesenangannya
yang
mendengarkan tembang, bahkan beliau
mendengarkan
merupakan salah satu pendengar radio
beliau terhadap tembang pun sangat
Citra dari awal sampai sekarang, hanya
terlihat, sampai – sampai beliau rela
saja
dan
datang ke radio Citra ketika melintas
belajar
Sumedang dan kebetulan sedang siaran.
tembang setelah beliau pengsiun sebagai
Selain itu juga pada tahun 2008, karena
dokter. Beliau juga seorang pemilik rumah
kecintaannya terhadap Tembang Sunda
sakit Pakuwon di Kabupaten Sumedang,
Cianjuran beliau menikahkan anaknya
sehingga bagi beliau menyisihkan biaya
pun menggunakan tembang. Selain itu
untuk keperluan tembang sunda cukup
juga dengan mendengarkan tembang
mudah, termasuk untuk beasiswa para
suasana hatinya yang beliau rasakan
penembang
beliau
sangatlah tentram. Sehingga ada rasa
berikan, sehingga Sumedang tidak akan
tenang hati, dan merasa nyaman ketika
kekurangan
sudah mendengarkan tembang.
beliau
mulai
mengumpulkan
itupun
pendidikan
siswa
muda stok
beliau
merintis
pun
bisa
penembang,
tetap
formal
untuk
selain
menarik
batin
untuk
tembang.
terus
Kepedulian
memperhatikan anak
binaanya
Begitupun yang di alami Nuroni Hidayat
sehingga seniman tembang memiliki lebih
Suryadikusumah,
dari 20 orang siswa binaan, sangatlah
dengan sapaan dr Nuroni ini, mengenal
banyak dibandingkan lima tahun yang
Tembang Sunda Cianjuran dari semenjak [114]
yang
sering
akrab
Maylan Sofyan, Siaran Radio Citra 99,4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda…
masih kecil, beliau masih ingat ketika
suami istri Oom Somantri dan Epong Sofia,
beliau sakit sering diperdengarkan lagu –
mereka pun memiliki pengalaman yang
lagu kidung oleh neneknya, karena pada
luar biasa mengenai seni Sunda sehingga
waktu
untuk
beliaupun sering mendengarkan radio,
mendengarkan lagu tembang, sehingga
bukan hanyatembang saja mereka lebih
hanya
tertarik juga pada lagu – lagu tembang
itu di
belum
ada
dengarkan
alat
oleh
neneknya.
Adanya kekosongan dalam hidup setelah menjelang
pengsiun
yang
laas.
memicu
kembali untuk melakukan dua hal yaitu
Mendengar cerita – cerita yang di alami
ibadah
hiburan,
oleh pendengar banyak sekali hikmah
tembang merupakan kesenian yang enak
yang dapat di rasakan yang pertama,
untuk diresapi. Dengan membuka sanggar
pendengar dapat di bagi menjadi tiga,
seni Gentra Pakuwon, diharapkan anak –
yaitu pendengar yang memang senang
anak yang kurang mampu tetap masih
terhadap seni tembang cianjuran, yang
bisa belajar tembang. Dengan program
kedua
gratis
sekali
melakukan unjuk gigi dengan cara sering
penembang – penembang dari berbagai
menelepon di setiap acara yang ada
kalangan.Terutama bagi kalangan yang
pada saat siaran, dan yang ketiga, karena
kurang mampu.
penyaji
dan
ini
yang
kedua
akhirnya
banyak
pendengar
atau
yang
yang
senang
membuat
acara
merupakan tetangga atau kerabat. Pengalaman yang di alami DR. H. Endang Sukandar, Drs. M.Si beliau merupakan
Radio tidak akan begitu saja memberikan
salah seorang pendengar radio yang
waktu siaran terhadap seni
benar – benar paham dengan Tembang
sunda
Sunda
lagu
diharapkan, salah satunya, pendengar
satu
banyak
Cianjuran,
goyong
ini
penggemar
merupakan,
salah
Cianjuran, yang
pasti
Tembang
ada
menelepon
itu
yang sudah
pendengar yang peduli terhadap seni
menjadi target dari radio, karena dengan
tembang sunda, hal ini terjadi karena
adanya telpon berarti acara ini sudah
beliau dikenalkan dengan seni tembang
mendapatkan
sejak masih kecil, ketika di radio disiarkan
sehingga ada komitmen untuk dapat
lagu
memuaskan
goyong
biasanya
beliau
selalu
memberikan SMS “waas sok emut jaman
respon penonton
dari pun,
penonton, Tembang
Sunda sudah dikatakan berhasil.
kapungkur”. Selain itu juga beliau pun suka mengadakan panglawungan setiap hari
Mengenai
Jum’at
beliau
siaran permasalahan yang teramati, pihak
memang benar – benar ada rasa untuk
seniman kurang pemahaman terhadap
melestarikan Tembang Sunda cianjuran.
pentingnya
Begitupun yang dirasakan oleh pasangan
seniman hadir sebelum acara dimulai,
yang
menandakan
[115]
komitmen
waktu.
terhadap
Sebaiknya
waktu
para
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
namun
kenyataannya
seniman
sering
Cianjuran dengan cara pembukaan dan
sekali datang terlambat, dan bahkan
penutupan
tidak
padahal
Sunda Cianjuran, hal ini yang memberikan
pertunjukan live sangat dipengaruhi oleh
wawasan terhadap pendengar mengenai
waktu para senimanpun tidak merasa ada
lagu
kesalahan ketika datang telat, hal ini
kenyataanya sangat sedikit sekali para
karena tidak ada teguran.
pendengar
datang
sama
sekali,
menggunakan
tembang
Tembang
walaupun
yang
pada
memesan
lagu
tembang. Komitmen pengisi acara dalam waktu siaran sangatlah kurang, karena penonton
SIMPULAN
tidak
Dari hasil analisa yang penulis lakukan
bisa
melihat
sebenarnya.Hanya yang
harus
keadaan
saja
dirobah
yang
kebiasaan oleh
ini
pelestarian
seniman
yang
Tembang
dikemas
Sunda
dalam
Cianjuran
program
siaran
sehingga dapat disiplin waktu dengan
Radio Citra 99,4 FM, disajikan sama halnya
baik. Karena di sini berkaitan dengan
dengan
kedisiplinan
Cianjuran pada umumnya. Hanya yang
para
penggiat
seni,
dan
pertunjukan
Tembang
kedisiplinan waktu ini juga bukan hanya di
membedakan
dalam seniman ini saja, hal ini juga
mengenai
dilakukan
lain.
pergantian lagu. Dari segi kostum lebih
Apalagi dalam kaitannya proses latihan,
bebas dibandingkan pada pertunjukan
jarang sekali untuk melakukan latihan
biasa. Namun dari segi materi lagu yang
tepat pada waktunya.
disajikan,
oleh
seniman-seniman
ada
budaya
berbeda
dialog
Sunda
ketika
interaktif menunggu
dengan
tembang
pada umumnya, dalam acara Tembang Dalam
kreativitasnya
seniman
Gentra
Sunda Cianjuran di radio ini lagu yang
Pasundan patut di acungi jempol, karena
dinyanyikan
lagu
oleh
pendengar. Materi lagu yang disajikan
pendengar berusaha dipenuhi, sehingga
tiga jenis yaitu, lagu – lagu tembang, lagu
tidak ada kekecewaan yang dirasakan
– lagu panambih, dan lagu – lagu kawih.
oleh
Semua lagu disajikan tergantung dari
apapun
yang
pendengar
dipesan
akibat
tidak
tergantung
diputarkannya apa yang ingin mereka
pesanan
dengar. Banyak sekali kreativitas yang
memberikan
dilakukan
pendengar
seperti
ketika
menuggu
pendengar,
dari
hanya
informasi biasanya
pesanan
untuk
terhadap pada
awal
pergantian surupan dalam pertunjukan
pertunjukan, pendengar disajikan
dicoba
tembang
dengan
pendengar.
berdialog
Hal-hal
ini
dengan
merupakan
dan
panambihnya
lagu
sebagai
bubuka.
kreativitas yang dilakukan oleh grup ini. Selain itu juga grup ini tetap memberikan
Dalam program siaran Gentra Pasundan
apresiasi
ini, banyak sekali kontribusi yang dirasakan
mengenai
Tembang
Sunda [116]
Maylan Sofyan, Siaran Radio Citra 99,4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda…
oleh seni Tembang Sunda Cianjuran dan senimannya,
seperti:
Seni Pertunjukkan Jawa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
banyaknya
penembang – penembang muda yang
Natamihardja, D. R. (2009). Ngaguar mamaos Cianjuran. Cianjur: Lembaga Kebudayaan Cianjur.
ikut berlatih Tembang Sunda Cianjuran, sehingga
regenerasi
Cianjuran
masih
Tembang
terus
Sunda
terjadi.
Satjadibrata, R. (1953). Rasiah tembang Sunda. Djakarta: Balai Pustaka.
Bagi
senimannya senidiri, banyak masyarakat yang
mengenalinya,
mengakibatkan
Smiers, Joost. (2009). Art under pressure: memperjuangkan keanekaragaman budaya di Era Globalisasi, Yogyakarta: Insistpress.
yang
banyaknya
tawaran
untuk tampil diberbagai acara. Sehingga dapat
dikatakan
bahwa
radio
bisa
Sztompka, P. (2007). Sosiologi perubahan sosial. Jakarta: Prenada Media Grup.
menjadi support sistem bagi seni Tembang Sunda Cianjuran dan Seniman Tembang
Wiradiredja, M. Y. (2012). Sejarah seni tembang sunda cianjuran di priangan (1834 – 2009). Disertasi. Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.
Sunda Cianjuran, bahkan bagi kesenian – kesenian lain. Jika kegiatan seperti ini diterapkan sekolah
dalam
dasar
pembelajaran
maka
tidak
di
menutup
Zamhir. (1996). Mengenal Museum Prabu Geusan Ulun serta Riwayat Leluhur Sumedang. Yayasan Pangeran Sumedang: Sumedang.
kemungkinan banyak siswa yang tertarik bukan hanya terhadap media radio saja tetapi juga terhadap tembang sunda, seperti
yang
dilakukan
oleh
Ai
siswa
Sekolah Dasar yang menyenangi dan bahkan
sering
ikut
untuk
melakukan
tembang di radio. REFERENSI Alo, L. M. S. (2003). Makna budaya dalam komunikasi antar budaya. Yogyakarta: LkiS. Jaeni. (2011). Kajian seni pertunjukkan. model pengkemasan dan pengkajian dalam revitalisasi seni pertunjukkan dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Bandung: STSI Press. Jaeni. (2012). Komunikasi estetik: menggagas kajian seni dari peristiwa komunikasi pertunjukan. Bogor: IPB Press. Lindsay. J. (1991). Klasik, Kitsch, Kontemporer: Sebuah Studi tentang [117]