Siaran Pers Akhir Tahun 2011 Diterbitkan: 30 Desember 2011
A.
Indeks Harga Saham Gabungan
Pada perdagangan tanggal 3 Januari 2011, yang merupakan perdagangan awal tahun 2011, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis (0,15%) ke level 3.704,441 dari harga penutupan pada 2010 sebesar 3.698,938. Posisi indeks pada awal tahun 2011 ini tidak dapat dipertahankan dikarenakan adanya sentimen negatif yang berasal dari krisis kawasan ekonomi Eropa sehingga indeks mengalami penurunan yang cukup dalam hingga ke level 3.346,061 pada tanggal 24 Januari 2011. Seiring dengan kesadaran bahwa fundamental ekonomi domestik cukup kuat dan ekpektasi pasar akan diraihnya status investment grade pada tahun ini, kepercayaan investor berangsur-angsur pulih kembali yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks hingga ke level 4.192,509 yang diraih pada tanggal 2 Agustus 2011, yang juga merupakan level indeks tertinggi yang dicapai pada tahun 2011. Krisis di kawasan ekonomi Eropa yang terus berlanjut tidak dapat dielakkan, kembali berimbas pada pasar modal di Indonesia yang menyebabkan indeks mengalami penurunan hingga mencapai level terendah untuk tahun 2011, sebesar 3.269,543 pada 4 Oktober 2011. Namun, timbulnya kepercayaan bahwa fundamental ekonomi domestik cukup kuat dan bahwa penurunan indeks lebih disebabkan oleh faktor eksternal, indeks berangsur-angsur pulih. Pada 15 Desember 2011, Fitch rating agency akhirnya merealisasikan status investment grade (BBB-) bagi Indonesia yang setidaknya diharapkan berefek positif untuk prospek tahun 2012. Pada 29 Desember 2011 indeks ditutup pada level 3.808,772, atau hanya naik tipis 2,82% dibandingkan harga pembukaan tahun 2011. B.
Transaksi Bursa
Selama tahun 2011 sampai dengan tanggal 29 Desember 2011, total frekuensi transaksi bursa sebesar 28,86 juta kali transaksi, dengan rata-rata frekuensi transaksi bursa harian sebesar 117.328 kali transaksi. Adapun total volume transaksi bursa di Bursa Efek Indonesia telah mencapai 1,30 triliun unit saham, dengan rata-rata volume transaksi bursa harian sebesar 5,30 miliar unit saham, serta total nilai transaksi bursa yang dicapai sebesar Rp. 1.226,57 triliun dengan rata-rata nilai transaksi bursa harian sebesar Rp 4,99 triliun. C.
Hasil Kliring Transaksi Bursa i.
Efisiensi Volume
Proses kliring transaksi bursa yang dilakukan secara netting oleh KPEI sepanjang tahun 2011, telah mencapai efisiensi volume penyelesaian transaksi bursa dengan rata-rata harian sebesar 57,52 %, sehingga volume efek yang diselesaikan melalui KPEI menjadi sebesar 42,48 % atau 2,10 miliar unit saham per hari. (Lihat Tabel 1.).
ii.
Efisiensi Nilai
Efisiensi nilai dari penyelesaian transaksi bursa rata-rata harian adalah sebesar 82,32%, sehingga ratarata harian nilai penyelesaian dana yang dilakukan melalui KPEI menjadi sebesar 17,68% atau sejumlah Rp. 845,79 miliar (Lihat Tabel 1.). Tingkat efisiensi kliring penyelesaian transaksi bursa baik dari sisi efek maupun dana yang cukup signifikan, tentunya akan mengurangi beban Anggota Kliring (AK) dalam menyelesaikan transaksi bursanya yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi proses penyelesaian transaksi bursa serta dapat meningkatkan likuiditas pasar. Tabel 1. Efisiensi Penyelesaian Transaksi Bursa Periode Tahun 2011* Transaksi Bursa Keteran gan
Freku ensi
Volume
Nilai
28,862, 1,302,994,4 1,226,571,867, Total 751 59,026 017,060 Tertingg 223,73 29,877,315, 26,801,048,317 i 3 962 ,261 Rata117,32 5,296,725,4 4,986,064,500, rata 8 43.20 069.33 Terenda 2,051,821,0 2,190,542,293, h 60,626 96 125 *) Data per tanggal 29 Desember 2011 D.
Penyelesaian Transaksi Bursa Efisie Efisie Volume nsi Nilai nsi (%) (%) 515,648,83 208,065,561,7 3,500 60.43 42,000 83.04 4,683,015, 000
93.43
2,457,714,644 ,500
95.44
2,096,133, 470
57.52
845,794,966, 431
82.32
958,683,00 0
39.20
294,126,715,0 00
65.51
Settlement i.
Alternate Cash Settlement (ACS)
Selama periode tahun 2011, hingga tanggal 29 Desember 2011, penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan melalui mekanisme Alternate Cash Settlement (ACS) terjadi atas 66 AK dalam hari yang berbeda, dengan total volume penyelesaian efek sebesar 8,74 juta unit saham yang setara dengan nilai ACS-nya yaitu sebesar Rp. 23,10 miliar. (Lihat Tabel 3.) Tabel 3. Penyelesaian Transaksi Bursa melalui Mekanisme ACS, Periode 2009 s.d 2011
Tahun
Penyelesaian Transaksi Bursa
ACS
ACS (% dari Penyelesaian Transaksi Bursa)
Volume
Nilai
Volume
Nilai
Volume %
Nilai %
2011* 515,648,833,500 208,065,561,742,000
8,737,500 23,103,491,875
0.00
0.01
2010 563,615,570,500 193,671,501,453,500
23,164,500 94,551,235,000
0.00
0.05
2009 509,199,200,500 154,297,747,887,000
33,770,000 33,427,435,625
0.01
0.02
*). Data Per Tanggal 29 Desember 2011. Khusus untuk tahun 2011, data Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS adalah sebagai berikut (Lihat tabel 4) Tabel 4. Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS tahun 2011 ACS Volume Total Tertinggi Ratarata Terendah ii.
Nilai
8,737,500 23,103,491,875 3,463,500 11,112,906,250 35,518 0
93,916,634 0
ACS (% Dari Netting) Volume % Nilai %
JUMLAH AK (ACS) AK AK SERAH TERIMA
0.00 0.07
0.01 1.42
23 1
43 6
0.00 0.00
0.01 0.00
0.09 0
0.17 0
Gagal Bayar
Sepanjang periode tahun 2011 ini, gagal bayar dalam penyelesaian transaksi bursa oleh AK tidak pernah terjadi atau NIHIL. E.
Fasilitas Intraday
Fasilitas Intraday merupakan fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Pembayaran kepada KPEI untuk mendukung proses penyelesaian Transaksi Bursa dengan konsep yang disebut “Continuous Settlement”. Fasilitas Intraday digunakan untuk memenuhi hak terima dana AK yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efeknya tanpa harus menunggu terlebih dahulu penyelesaian kewajiban serah dana dari AK lainnya. Besaran fasilitas Intraday dari Bank Pembayaran adalah sebagai berikut: No Bank 1 Bank Permata 2 Bank CIMB Niaga
Jumlah Fasilitas Intraday Rp. 300.000.000.000,Rp. 290.000.000.000,-
3 4
Bank Mandiri Bank BCA
Rp. 500.000.000.000,Rp. 300.000.000.000,-
Sepanjang Tahun 2011, hingga 29 Desember 2011, penggunaan Fasilitas Intraday oleh KPEI untuk penyelesaian transaksi bursa telah mencapai total nilai lebih dari Rp 43,51 triliun. Sementara itu, ratarata harian penggunaan fasilitas intraday adalah sebesar Rp. 176,19 miliar, dengan angka tertinggi harian sebesar Rp 923,21 miliar, sedangkan penggunaan terendah hariannya adalah sebesar Rp 1,55 miliar. Adapun total biaya yang harus dikeluarkan oleh KPEI untuk penggunaan fasilitas intraday tersebut adalah sebesar Rp. 1,81 miliar. Secara keseluruhan penggunaan Fasilitas Intraday oleh KPEI di tahun 2011 dapat dilihat pada tabeldibawah ini :
Total No
Bulan
1
Jan-2011
(16 hari)
(Rp) 2,558,117,116,000.00
2
Feb-2011
(17 hari)
2,464,177,184,000.00
3
Mar-2011
(22 hari)
3,302,309,283,000.00
4
Apr-2011
(19 hari)
2,861,391,232,000.00
5
May-2011
(19 hari)
3,429,204,477,500.00
6
Jun-2011
(20 hari)
3,220,868,846,500.00
7
Jul-2011
(21 hari)
3,436,263,365,000.00
8
Aug-2011
(17 hari)
3,399,551,641,500.00
9
Sep-2011
(20 hari)
6,613,178,210,000.00
10
Oct-2011
(20 hari)
3,928,406,078,000.00
11
Nov-2011
(22 hari)
4,586,947,307,500.00
12
Dec-2011
(20 hari)/*29 Desember 2011
3,718,368,165,500.00
Rata-Rata Harian (s/d 29-Dec-2011) Rata-Rata Bulanan (s/d Dec-2011) Total Penggunaan FI (2011)
176,189,404,479.76 3,626,565,242,208.33 43,518,782,906,500.00
F.
Pinjam Meminjam Efek (PME)
Pada kegiatan Pinjam Meminjam Efek (PME) KPEI hingga tanggal 29 Desember 2011 mencapai nilai Rp 1,61 triliun serta dengan rata-rata total outstanding pinjaman harian sebesar Rp 4,44 miliar. Sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan nilai total tahun lalu per 29 Desember 2010 yang sebesar Rp 1,77 triliun dan rata-rata total outstanding pinjaman harian sebesar Rp 4,9 miliar G.
Pengelolaan Agunan AK di KPEI
Agunan milik AK yang dikelola oleh KPEI, yang digunakan sebagai dasar perhitungan trading limit untuk 119 AK dalam bertransaksi di Bursa, hingga per tanggal 29 Desember 2011 telah mencapai Rp. 13,09 triliun. Agunan tersebut terdiri dari agunan offline senilai Rp. 6,58 triliun dan agunan on line sebesar Rp. 6,51 triliun. Untuk komposisi agunan offline senilai Rp. 6,51triliun terdiri dari Rp. 5,39 triliun atau 81,83 % berbentuk bank garansi, Rp. 991,02 miliar atau 15,06 % berbentuk Deposito Berjangka, dan Rp. 192,94 miliar atau 2,93 % merupakan Minimum Cash collateral AK yang disimpan dalam bentuk Deposito Berjangka, serta Rp. 12,00 miliar atau 0,18 % merupakan nilai yang berasal dari Saham BEI milik AK yang dijaminkan di KPEI. Sementara komposisi agunan online, berdasarkan data per tanggal 29 Desember 2011 yang berjumlah senilai kurang lebih Rp. 6,51 triliun, mayoritas masih berasal dari efek dengan komposisi 98,64 % senilai Rp 6,42triliun, dan berbentuk tunai atau cash senilai Rp 88,53 miliar atau 1,36 %.
H.
Dana Jaminan
Posisi Dana Jaminan yang dikelola KPEI per 29 Desember 2011 telah mencapai Rp 1,79 triliun. Untuk menjaga akuntabilitasnya, pengelolaan dan investasi Dana Jaminan di KPEI diawasi dan dikoordinasikan dengan Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko. Per tanggal 29 Desember 2011, KPEI telah menginvestasikan Dana Jaminan tersebut ke dalam tiga jenis instrumen yang terbagi kedalam bentuk deposito berjangka dengan porsi yang mencapai 75,51 % dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 24,48%, sedangkan sisanya ditempatkan dalam bentuk Rekening Giro. Dengan demikian jumlah investasi Dana Jaminan dari total sebesar Rp 1,79 triliun, per tanggal 29 Desember 2011 untuk deposito berjangka berjumlah sebesar Rp 1,35 triliun, Obligasi Negara berjumlah sebesar Rp 438,10 miliar, sedangkan sisanya ditempatkan dalam rekening giro, yaitu sebesar Rp 50 juta.
I.
Kontribusi KPEI dalam Pengembangan Pasar Modal Indonesiadi Tahun 2011 i.
Pengembangan Straight Through Processing (STP)
Pengembangan STP merupakan salah satu building block dalam pengembangan infrastruktur Pasar Modal Indonesia, beberapa inisiatif pengembangan sistem yang terkait dengan rencana implementasi STP yang antara lain meliputi Pre Order Validation, Continuous Settlement dan Netting Per Saham (Netting Per Counter) telah selesai dilaksanakan. Untuk pengujian sistem tersebut, di bulan Desember 2011, KPEI telah melaksanakan Mock-STP yang diintegrasikan dengan Mock-Trading BEI dan sistem KSEI dengan melibatkan seluruh Anggota Kliring. Pengujian berjalan lancar dengan hasil yang cukup memuaskan walaupun ada beberapa hal yang perlu dilakukan penyempurnaan kembali sebelum di implementasikan (go live). ii.
Pengembangan Risk Management System (RMS)
Risk Management System (RMS) merupakan sistem pengelolaan risiko di KPEI, yang dikembangkan dengan merujuk pada best practice metodologi risk management yang menjadi bagian dari building block program pengembangan STP. Pengembangan Risk Management System tersebut saat ini telah selesai dilakukan, pengujian integrasi RMS dengan sistem kliring dan sistem perdagangan Bursa telah dilakukan bersamaan dengan Mock Trading yang diselenggaran oleh SRO dengan melibatkan Anggota Bursa. Rencananya, Implementasi RMS akan dilakukan bersamaan dengan implementasi STP. iii.
Pengembangan Sistem Pelaporan MKBD dan Komite Haircut
Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-550/BL/2010, tentang Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia diberi amanat untuk mengembangkan dan menyediakan Sistem Pusat Pelaporan MKBD (SPPMKBD) dan membentuk Komite Haircut. Untuk pengembangan SPP MKBD telah selesai dilakukan. Dimulai sejak bulan November 2011, setiap Perusahaan Efek wajib melakukan uji coba pelaporan MKBD untuk periode pelaporan 1 November 2011 s.d 31 Januari 2012. Adapun untuk Komite Haircut, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia telah menerbitkan Peraturan No. II-11 tentang Komite Haircut. Komite tersebut bertugas untuk menentukan Haircut Efek Bersifat Ekuitas atau Efek Beragun Aset Arus Kas Tidak Tetap yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Reksa Dana Yang Unit Penyertaannya Diperdagangkan di Bursa Efek.Untuk komposisi anggota Komite Haircut tersebut terdiri dari Direktur SRO, Direktur Anggota Kliring dan Praktisi/profesional. Komite Haircut telah menetapkan besaran Haircut untuk periode bulan November dan Desember 2011 serta bulan Januari 2012.
J.
Corporate Social Responsibility(CSR) dan Sponsorship
KPEI juga senantiasa menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai sumbangsih kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Selain itu program CSR tersebut juga merupakan bentuk kepedulian sosial sesuai dengan kebijakan CSR KPEI. Program CSR KPEI tersebut ditujukan untuk masyarakat luas, yayasan maupun perorangan. Disamping itu, KPEI dan SRO senantiasa memberikan kontribusi berupa sponsorship untuk penyelenggaran kegiatan terkait pasar modal. Program sponsorship bertujuan untuk pemberian dukungan terhadap kegiatan-kegiatan untuk pengembangan pasar modal Indonesia. K.
Rencana Pengembangan KPEI di 2012
Untuk tahun 2012 selain tetap melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang belum terselesaikan di tahun 2011, KPEI telah menetapkan beberapa inisiatif untuk pengembangan-pengembangan berikutnya, yaitu sebagai berikut: 1. Implementasi Strafikasi Keanggotaan untuk Anggota Kliring. Sebagai tahap awal KPEI telah mengusulkan pembentukan Working Group yang terdiri atas perwakilan SRO dan pelaku pasar serta di bawah pengawasan Bapepam-LK dan Bank Indonesia selaku regulator. Tujuan dari pembentukan Working Group tersebut adalah untuk mengkaji seluruh aspek yang berkaitan dengan keikutsertaan Bank Kustodian di dalam skema baru Partisipasi Keanggotaan Kliring termasuk implementasi dari General Clearing Member dan Individual Clearing Member bagi Perusahaan Efek 2. Untuk pengembangan transaksi Pinjam Meminjam Efek (PME), KPEI akan mengimplementasikan perluasan ruang lingkup Transaksi PME melalui KPEI yang mencakup implementasi Bid-Offer dan Bilateral transaksi PME, dengan skema ini para pelaku diberi keleluasaan dan proses negosiasi dalam transaksi PME. Disamping itu, KPEI akan melakukan pengembangan untuk memfasilitasi transaksi REPO untuk tipe Sell Buy Back REPO. Adapun untuk meningkatkan likuiditas transaksi PME, KPEI akan menerapkan Auto LB-Continuous Settlement. Selain untuk meningkatkan pendapatan (revenue), pengembangan tersebut bertujuan untuk mewujudkan transaksi PME yang berstandar international, transparan dan regulated. 3. Untuk produk derivatif, pengembangan yang dilakukan oleh KPEI adalah melakukan pengembangan sistem kliring dan penyelesaian Transaksi Derivatif sesuai dengan spesifikasi transaksi produk derivatif yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Disamping itu juga KPEI akan mendukung proses kliring dan penyelesaian transaksi produk derivatif Bond Index Futures. Informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Hukum, Komunikasi dan Umum PT KPEI Gedung Bursa Efek Indonesia Menara I, Lt 5 Tel. +62 21 52995721 Fax. +62 21 5155120 www.kpei.co.id