PANDUAN SIARAN BERJARINGAN PROGRAMA 4 TAHUN 2011
LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA
1
DAFTAR ISI PANDUAN
No
Isi
Hal
1
Pengantar
3
2
Kebijakan Umum Penyiaran
4
3
Format Programa 4
5
4
Pusat Kebudayaan Indonesia
6
5
Standar Program Berjaringan Nasional
8
6
Prosedur Tetap Siaran Berjaringan
14
7
Data Programa 4 RRI 2011
20
8
Inovasi: Aliansi Siaran Budaya
22
9
Kerjasama Pusat Kebudayaan (MOU)
28
10
Contoh Surat-Menyurat
31
11
PUSAT PENGADUAN PENDENGAR RRI (LISTENER COMPLAINT CENTER of RRI)
35
Page | 2
Pengantar Sejalan dengan visi LPP RRI 2010-2015 untuk menjadi lembaga penyiaran yang berjaringan terluas, membangun karakter bangsa dan berkelas dunia, maka sebuah penjelasan sekaligus panduan operasional amat diperlukan untuk pengelolaan program dan produksi siaran sebagai core business, yang nantinya menjadi acuan angkasawan LPP RRI dimanapun berada. Panduan operasional untuk programa 4 ini merupakan sebuah terobosan untuk mempercepat sosialisasi, mengatasi ketidaksamaan pemahaman, standar operasi dan rujukan atas kebijakan untuk menjadikan programa 4 sebagai pusat kebudayaan. Panduan ini bersifat wajib diikuti dan sudah menjalani serangkaian proses diskusi, evaluasi dan sosialisasi. Programa 4 adalah saluran siaran (channel) termuda di lingkungan LPP RRI. Programa yang baru ada di kota-kota besar ini diharapkan mampu mengejar ketertinggalan dengan programa 1, 2 dan 3 dalam disain programa, popularitas dan akseptabilitas di lingkungan pendengarnya. Programa 4 adalah saluran budaya nusantara dan pendidikan karakter berbasis budaya yang disiarkan di 14 stasiun RRI daerah tipe B, berjaringan dengan seluruh stasiun tipe C, menerapkan prinsip produksi siaran lokal dan berjaringan. Siaran lokal menempati mayoritas konten produksi sedangkan siaran berjaringan menjadi landmark pertautan antardaerah dalam melestarikan dan mempromosikan budaya sehingga dapat diapresiasi oleh publik se-Indonesia. Kebijakan siaran berjaringan merupakan upaya LPP RRI mengembangkan apresiasi, promosi dan perawatan budaya nusantara lintas daerah. Kebijakan ini merupakan amanat UU 32/2002 dan menjadi salah satu ciri khas layanan siaran RRI yang menjangkau nusantara. Panduan ini adalah bagian dari kebijakan penataan regulasi programa -salah satu agenda strategis Direksi tahun 2011-, yang akan diikuti langkah monitoring atas implementasinya. Implementasi adalah TUPOKSI dari para Kepala Satuan Kerja di Indonesia. Selamat membaca, memahami dan mewujudkan!
Jakarta, 11 April 2011 Direktur Program dan Produksi LPP RRI
Page | 3
KEBIJAKAN UMUM PENYIARAN 2010-2015
1. Kegiatan penyiaran ditujukan untuk memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan melalui berbagai program siaran yang diharapkan memperkaya wawasan dan mendorong keikutsertaan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjadi wahana kontrol sosial. 2. Kegiatan siaran berita, harus menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik. 3. Kegiatan penyiaran,harus memberikan ruang kepada kelompok minoritas, kelompok khusus, perempuan dan anak. 4. Kegiatan penyiaran harus dilakukan dengan kreatif dan berkualitas tinggi. 5. Kegiatan penyiaran harus memberikan peluang bagi pengembangan kreatifitas dan inovasi masyarakat serta nilai-nilai kearifan lokal. 6. Kegiatan penyiaran harus menjadi wahana pelestarian dan pengembangan kebudayaan nasional. 7. Kegiatan penyiaran harus mendukung integrasi nasional, kedaulatan NKRI, dan menjaga citra positif bangsa di dunia internasional. 8. Kegiatan penyiaran berpedoman pada Pedoman Perilaku Penyiaran/Standar Program Siaran (P3SPS) Komisi Penyiaran Indonesia. 9. Kegiatan pengembangan siaran diarahkan untuk masyarakat, demi penguatan karakter bangsa.
melayani seluruh lapisan
Dewan Pengawas LPP RRI 2010-2015
Page | 4
Format Programa 4 LPP RRI
Sasaran khalayak
:
Pendidikan
:
Jenis Kelamin
:
Status Sosial SES Sasaran Wilayah Format Stasiun Sebutan Stasiun/ Station Call Positioning Sapaan Pendengar Pronomina Persona Pola Programa
: : : :
13 tahun ke atas • Pendengar utama 13 - 49 tahun • Pendengar kesatu 50 tahun ke atas SLTP ke atas • Perempuan • Laki-laki Semua Strata A, B, C, D, E Propinsi dan Kabupaten Budaya dan Pendidikan
:
Pro 4 RRI ……. (lokasi RRI)
: : : :
Klasifikasi Siaran
:
Saluran Budaya Bangsa Saudara Pendengar Anda Format clock/capsule system • Kebudayaan 30 % • Hiburan Tradisional 20 % • Non-Tradisional 10 % • Pendidikan 15 % • Berita/Informasi 10 % • Iklan dan Penunjang 15 % Catatan : Prosentase ini merupakan acuan dasar dan untuk realisasinya disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing
Musik
:
Waktu Siaran
:
Daerah (Pop, Tradisional, Kreatif) Minimal 19 Jam
Page | 5
Pusat Kebudayaan Indonesia Pengelolaan programa dan program siaran di Programa 4 (channel 4) RRI diarahkan untuk menempatkan dirinya sebagai Pusat Kebudayaan. Untuk itu, diperlukan pemahaman yang sempurna di kalangan angkasawan akan makna dan ruang lingkup kebudayaan, sebagai pemandu seluruh kinerja pengelolaan siaran. Menurut sosiolog Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Contoh: makan merupakan perilaku insting, tetapi persoalan apa yang akan dimakan, bagaimana cara manusia memenuhi kebutuhan akan makanan, tatacara makan merupakan bagian dari kebudayaan yang dipelajari. Kata Budaya, berasal dari bahasa Sansekerta: “BUDDHAYAH” (bentuk jamak dari ‘buddi’ = budi/akal. Budaya= ‘budi’ + ‘daya’ (daya dari budi): Hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Budaya meliputi cara-cara berperilaku, sikap, kepercayaan dan hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Kebudayaan meliputi: IDEAS, ACTIVITIES, ARTIFACTS. Bentuk kebudayaan adalah (1) benda-benda fisik; (2) sistem tingkah laku dan tindakan yang berpola; (3) kebudayaan sebagai gagasan; (4) sistem ideologis. Unsur-unsur kebudayaan selalu meliputi: Bahasa, Sistem pengetahuan, Organisasi Sosial, Sistem peralatan hidup dan teknologi, Sistem mata pencaharian hidup, Sistem religi dan kesenian. Kebudayaan di Indonesia bersifat multikultural, bhinneka, kaya artefak, penuh dinamika ritual dan tata nilai yang khas sebagai negara Asia. Budaya dan kebudayaan bersifat dinamis, adaptif terhadap keterbukaan. Periode setelah 1998, kebudayaan menjadi ikon pariwisata sehingga mengalami krisis identitas. Faktor yang mendorong perubahan kebudayaan adalah: Kontak dengan kebudayaan lain, Sistem pendidikan yang maju, Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan untuk maju, Toleransi terhadap perbuatan menyimpang, Sistem lapisan masyarakat yang terbuka, Penduduk yang heterogen, Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, Orientasi ke depan, Nilai meningkatkan taraf hidup Faktor-faktor yang menghambat perubahan kebudayaan : Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat, Sikap masyarakat yang tradisional, Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested Interest), Rasa takut terjadinya kegoyahan dalam integrasi kebudayaan, Prasangka terhadap hal baru, Hambatan ideologis, Kebiasaan, Sikap pasrah. Peristiwa aktual kebudayaan antara lain tercermin dalam: 1. Cultural Lag. Masuknya budaya di luar Indonesia yang tidak dibarengi dengan sistem nilai yang mengikutinya sehingga menyebabkan perbedaan perilaku budaya. Misalnya penggunaan teknologi seluler.
Page | 6
2. Cultural Survival. Kebiasaan-kebiasaan yang tetap dipertahankan guna melestarikan nilai-nilai budaya yang dianggap penting, luhur/sakral. Contoh: Sikap hormat. 3. Cultural Conflict. Pertentangan nilai-nilai budaya karena adanya batas-batas relativitas masing-masing budaya yang berbeda. Contoh: Pornografi, pornoaksi. 4. Cultural Shock. Goncangan-goncangan kebudayaan yang dialami suatu komunitas kebudayaan yang diakibatkan oleh tidak sinambungnya budaya lama dan budaya baru. Misalnya perilaku orang kaya baru. Siaran kebudayaan di RRI harus mengambil inspirasi dari definisi dan ruang lingkup kebudayaan di atas. Mengajak pendengar melakukan apresiasi sekaligus bersikap kritis. Konsep kebudayaan diatas berlaku tidak hanya untuk programa 4, tetapi juga programa 1 dan 2. Programa 4 dikembangkan khusus untuk siaran kebudayaan karena muatan isi dan posisi strategisnya bagi integrasi budaya nasional. RRI sebagai radio publik menjadi media pertama yang mengembangkan segmentasi kebudayaan, berjaringan secara nasional ke seluruh Indonesia. Hingga 2011, terdapat 14 stasiun penyelenggaran programa 4 dan pada tahun-tahun berikutnya dilakukan perluasan stasiun penyelenggara. Tugas utama media massa termasuk RRI dalam konteks kebudayaan tidak hanya terbatas melakukan proteksi, pelestarian, akan tetapi mengawal transformasinya menjadi bagian dari budaya global agar tetap bertahan. Bagi kalangan generasi muda, menjadi berbudaya berarti menganut karakter bangsa Indonesia yang asli, berintikan sopan santun, penghargaan terhadap kualitas dan prestasi, bukan eksploitasi dan melakukan tindakan artifisial. Siaran-siaran budaya pada dasarnya siaran yang dikemas atraktif, sesuai nafas kebudayaan yang dinamis, dengan tetap menjaga keasliannya. Memperhatikan kerjasama yang terjalin erat antara RRI dengan Radio Televisyen Malaysia (RTM) dan Radio Televisyen Brunei (RTB), apresiasi, pertukaran SDM, produksi bersama dan siaran bersama melalui programa 4, menandakan RRI telah menjadi institusi media yang berkelas dunia, menjadi pusat apresiasi dan dokumentasi budaya Melayu, salah satu kekayaan budaya Asia Tenggara. Melalui inovasi program: Aliansi Siaran budaya yang dikembangkan Direktorat Program dan Produksi tahun 2011, RRI menjadi pusat informasi dan dokumentasi audio peristiwa budaya nasional dan internasional yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Program yang melibatkan pusat-pusat kebudayaan ini akan dikembangkan secara nasional mulai tahun 2012. Strategi siaran kebudayaan RRI adalah kombinasi antara siaran kebudayaan lokal dan nasional, untuk dimajukan, diapresiasi tidak hanya oleh komunitas Indonesia tetapi komunitas internasional.
Page | 7
STANDAR PROGRAM BERJARINGAN NASIONAL A. Pengantar Dalam upaya memperbaiki kualitas dan kuantitas program siaran berjaringan budaya nusantara melalui programa 4 LPP RRI dan upaya membangun sinergi yang konstruktif diantara berbagai pihak yang terlibat, maka diberlakukan standar siaran nasional berjaringan yang menjadi tolok ukur kinerja bagi pengelolaan programa 4 di setiap Satker LPP RRI. Adapun dasar hukum pelaksanaan siaran berjaringan Pro-4 adalah: 1. UU 32/2002 tentang Penyiaran pasal 14 2. PP 11 dan 12 tahun 2005 tentang LPP 3. P3SPS terbitan KPI 4. Pedoman Penyelenggaraan Siaran LPP RRI 2007 Program-program siaran berjaringan umumnya dilaksanakan secara berjenjang, dari regional hingga nasional. Program berjaringan budaya dan pendidikan tahun 2011 dapat bersifat WAJIB siar dan atau sukarela. Deskripsi dan standar produksi masing-masing program dimuat dalam kumpulan Juklak yang diterbitkan setiap awal tahun oleh Direktorat Program dan Produksi LPP RRI, dilakukan revisi setiap tahun dan didistribusikan kepada semua Satker. Siaran berjaringan ditempuh untuk memperkaya konten programa 4 di stasiun LPP RRI dan memberikan pelayanan yang luas agar dapat membangun reputasi programa 4. Kebijakan dan penerapan siaran berjaringan nasional rata-rata lahir setelah tahun 2008, artinya baru berumur sekitar dua tahun. Evaluasi sudah pernah dilakukan di Denpasar, Bali tanggal 08-20 Oktober 2010 melibatkan wakil RRI Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Pekan Baru, Medan, Banjarmasin, Denpasar, Surabaya, Makassar, Singaraja, Manado, Jayapura, Surakarta. Terdapat tiga tingkatan siaran berjaringan: (1) Tingkat nasional yang dikoordinasi oleh Direktorat PP, RRI Jakarta sebagai host, (2) Tingkat regional yang dikoordinir RRI Koordinator Wilayah (tipe B), dengan host bergiliran antar-anggota Korwil, (3) Tingkat kawasan khusus: misalnya se pulau Jawa. Merupakan inisiatif dua atau lebih stasiun lintas Korwil, dan atau inisiatif berjaringan oleh beberapa RRI di Sumatera dengan RTM. Inisiatif untuk melakukan siaran berjaringan dapat muncul dari kantor pusat atau RRI daerah sepanjang tidak mengganggu kenyamanan publik menyimak siaran pro-4 dan tidak bertabrakan dengan program yang terjadwal sebelumnya. Kecuali acara berjaringan yang telah ditetapkan oleh Direktorat PP secara nasional, RRI daerah diperkenankan untuk tidak berpartisipasi dalam siaran berjaringan yang bersifat insidental, sepanjang disertai alasan yang memadai. Interkoneksi siaran berjaringan programa 4 digambarkan berikut:
Page | 8
Hingga 2011, terdapat 8 program siaran berjaringan nasional sebagai berikut:
No 1
Nama Acara Bhinneka Budaya
Bentuk Majalah Udara
Jadwal Mingguan, Kamis, 15.30-17.00 WIB
2
Anak Cerdas Indonesia Album Legenda
Majalah Udara
Mingguan, Minggu, 10.00-11.00 WIB Mingguan, Minggu, 09.00-09.20 WIB Bulanan, Sabtu, 10.00-11.00 WIB Mingguan, Sabtu, 15.30 -17.00 WIB Bulanan, Sabtu, 08.00-09.00 WIB Migguan, Jumat, 20.00-22.00 WIB Setiap hari selama bulan Ramadhan, 13.30-14.00 WIB
3 4 5
Pelangi Anak Nusantara Kiprah Desa
6
Penyandang Cacat
7
Sapa Nusa/ Senandung Malam Pelangi Ramadhan
8
Feature Majalah Udara Majalah Udara Variety/ Live Event Infotainment Feature
Durasi Nasional berdurasi 90, regional berdurasi 30 menit Durasi 60 menit Durasi 20 menit Durasi 60 menit Durasi 30 menit Durasi 60 menit Durasi 120 menit Nasional berdurasi 30 menit
Seluruhnya merupakan acara yang telah menjadi kebijakan berjaringan nasional tetap dalam satu tahun, ditambah Siaran Budaya yang bersifat insidentil, rata-rata 60 menit, yang dikoordinasi oleh Direktorat Program dan Produksi LPP RRI berdasarkan permintaan dari Satuan Kerja yang menyelenggarakan kegiatan budaya. Dari 8 kategori acara tersebut, dapat dikategorikan tiga model berjaringan: 1. Sindikasi (jaringan dengan mengirimkan materi/CD ke RRI Jakarta sebaga host: Album Legenda dan Pelangi Ramadhan) 2. Berjarinan nasional dengan satu stasiun RRI sebagai host: Sapa Nusa/Senandung Malam, Anak Cerdas Indonesia, Siaran Budaya yang bersifat insidentil. 3. Berjaringan yang diproduksi bersama-sama oleh beberapa stasiun LPP RRI dengan satu stasiun tertentu berperan sebagai hostnya (live interactive): Bhinneka Budaya, Penyandang Cacat, Pelangi Anak Nusantara, Kiprah Desa.
Dalam proses produksi dan siaran berjaringan nasional, dikembangkan mekanisme koordinasi dengan menunjuk salah satu RRI sebagai host atau koordinator. Penunjukan bisa dilakukan secara langsung/otomatis: RRI Jakarta dan Koordinator Wilayah untuk program tertentu dan atau bergiliran semua Satker yang ditentukan Direktorat PP untuk program tertentu. Adapun tugas host melingkupi sebagai berikut: 1. Pro-aktif melakukan koordinasi teknis penyiaran dengan stasiun di daerah sesuai jadwal 2. Membagi alokasi waktu secara merata dengan stasiun anggota jaringannya 3. Menyediakan pemandu/telangkai saat penyampaian materi siaran 4. Membuka kesempatan publik berinteraksi langsung (Sapa Nusa, Kiprah Desa) Page | 9
5. Menjaga kualitas audio dan estetika siaran. 6. Melakukan evaluasi secara berkala atas pelaksanaan siaran berjaringan dengan melibatkan anggota jaringan dan publik setempat.
B. Evaluasi Pelaksanaan Berdasarkan masukan ide evaluatif dari berbagai forum dan peserta yang melibatkan para Kepala Satuan Kerja dan wakil broadcaster, antara lain pada Forum Rakernas LPP RRI di Merlynn Park hotel Jakarta, November 2010, Pertemuan Kepala Stasiun Tipe B dan C pada Forum Sosialisasi Kebijakan TMB, di Batavia Hotel Jakarta, kunjungan evaluasi programa oleh tim Direktorat Program dan Produksi LPP RRI ke daerah, diskusi Pola Siaran Yang Pro-Publik awal Januari 2011 di Yogyakarta, dan puncaknya: pertemuan evaluasi yang melibatkan pengarah acara program siaran berjaringan budaya di Jakarta, 08 Maret 2011, maka ditemukan berbagai problem siaran berjaringan sebagai berikut: 1. Belum adanya standar dan indikator kelayakan yang dapat disepakati semua pihak untuk menentukan suatu peristiwa/gelar budaya lokal yang diajukan Satker, apakah ia layak disiarkan secara berjaringan nasional, regional dan atau tidak layak. 2. Standar kualitas isi dan pengemasan program siaran budaya yang tidak merata oleh semua Satker. Sehingga output siaran tidak mencerminkan sajian produksi yang tepat isi, kaya data, nyaman didengar, dan sesuai durasi. 3. Penjadwalan produksi dan disiplin melaksanakan produksi yang tidak sepenuhnya dapat dipatuhi karena kondisi internal keterbatasan teknologi, biaya, SDM, dan sebagainya 4. Dukungan kualitas audio pasca-produksi/saat disiarkan yang tidak stabil, baik pada satu stasiun maupun saat dilakukan siaran berjaringan antar-stasiun. Beragam problematika lainnya, telah disampaikan sejumlah Satuan Kerja LPP RRI dalam forum evaluasi di Denpasar, Bali, Oktober 2010 berikut: No
Konten Topik produksi yang seharusnya ditentukan bersama beberapa stasiun kurang terkoordinasi sehingga beraneka ragam. Sapa Nusa: lagu yang diminta pendengar tidak sesuai deskripsi acara, tetapi tetap dilayani. Durasi maksimal 10 menit tidak dipatuhi. Judul acara: penyandang cacat kurang pas. Interaksi dengan pendengar kurang memadai karena durasi nara sumberpresenter lebih dominan. Penyajian tidak sama: ada
Teknik Pihak RRI yang bukan host seringkali posisi telepon tidak stand by, sulit dihubungi. Kualitas audio siaran menggunakan telepon kurang baik dan delay.
Koordinasi Berkas run down kurang diperhatikan, kadangkala nyangkut di Kepsta/Kasi, harus dicari ke rumah. Tim produsi saat gladi bersih kurang siap, sehingga pelaksanaan di lapangan kurang baik. Hari besar nasional dan Penguasaan teknik produksi antarstasiun bulan Ramadhan menjadi jeda siaran budaya. tidak sama, kualitas output kurang seimbang. Dana produksi kurang memadai. Jika setelit terputus, tidak Pengiriman rundown siaran jelas, apakah RRI Jakarta via fax tidak jelas, atau daerah yang melapor kerapkali datang terlambat. untuk solusi. Page | 10
yang live dan ada rekaman (rekaman lebih sering). Durasi siaran budaya insidentil mengganggu acara lain di daerah karena terlalu panjang. Belum ada SOP siaran berjaringan. Sapaan terlalu formal. Sajian program Pro-4 kurang variatif kemasan dan isinya. RRI tipe C melalui programa 1 kerapkali terganggu format siaran karena terlalu banyak keharusan relay tipe B
Terjadi trouble modulasi ketika direlay stasiun berikutnya. RRI daerah sulit menerima modulasi siaran RRI Jakarta. Sapa Nusa format karaoke menggunakan telepon tidak baik kualitas output. Sangat tergantung layanan Telkom setempat.
RRI yang menjadi host tidak aktif berkoordinasi. Permohonan siaran berjaringan sangat mendadak, sulit dipenuhi. RRI yang terlibat satu kali siaran terlalu banyak (4 stasiun), menyulitkan koordinasi. Evaluasi di tingkat Korwil belum ada. Nota dinas instruki siaran budaya insidentil seringkali mendadak.
C. Ketentuan Berjaringan Untuk 2011 Mencermati kondisi diatas, ketentuan baru yang akan mulai diterapkan 1 April 2011 secara bertahap hingga efektif berlaku penuh 1 Juli 2011 adalah sebagai berikut: 1. Status acara berjaringan nasional untuk tahun 2011 adalah: No 1
Nama Program Bhinneka Budaya
Ketentuan Tetap
2
Pelangi Anak Nusantara
Tetap
3
Anak Cerdas Indonesia
Tetap
4
Album Legenda
Tetap
5
Kiprah Desa
Tetap
6
Penyandang Cacat
Tetap
7
Pelangi Ramadhan
Tetap
8
Sapa Nusa
Menjadi program lokal stasiun/Korwil semua tipe sesuai kebutuhan, tidak lagi program berjaringan nasional RRI.
Keterangan Merupakan program unggulan dan ciri khas Programa 4 Fokus ke penyajian konten yang lebih interaktif Kontennya harus fokus ke profil dan prestasi Durasi siaran diperpanjang menjadi 30 menit Merupakan program unggulan dan ciri khas Programa 4 Nama acara diganti dengan: warga berkebutuhan khusus Harus dikemas live dan outdoor diupayakan melibatkan sponsor Keputusan ini untuk membuka lebih banyak partisipasi pendengar lokal dan umumnya dapat diproduksi RRI setempat
2. Penentuan siaran berjaringan budaya (diluar program yang menjadi ketetapan nasional) dilakukan dengan prosedur tetap panduan siaran berjaringan Pro-4 ini. Segala tindakan yang dilakukan diluar panduan ini tidak akan diperhatikan. Page | 11
3. Setiap permohonan siaran berjaringan insidentil akan dipelajari oleh tim Direktorat PP (Direktur, kepala Bidang Program dan Produksi Siaran dan Kepala seksi terkait) dengan mempertimbangkan beberapa kriteria/indikator tertentu.
Kriteria/indikator sebuah kegiatan budaya di tingkat daerah yang layak disiarkan secara berjaringan nasional adalah: • Dialog Budaya atau Seremoni Kebudayaan/prosesi Kebudayaan yang unik, tidak terdapat di daerah lain, tidak merupakan program yang dikemas untuk program budaya terjadwal, disajikan secara interaktif dengan membuka akses pendengar secara nasional. • Program budaya berskala nasional: melibatkan tokoh nasional, diselenggarakan dimana saja dan oleh Satker semua tipe, topik dan persoalannya bersifat nasional. Keputusan akhir Direktorat PP terhadap permohonan siaran berjaringan oleh Satker tertentu merupakan pilihan dari beberapa keputusan berikut: a. Diputuskan dapat berjaringan secara nasional, dengan RRI pengusul atau RRI Jakarta sebagai host. b. Diputuskan hanya berjaringan daerah/regional tertentu/Korwil. c. Diputuskan tidak perlu berjaringan, disiarkan secara lokal saja, dianjurkan direkam, dikemas ulang untuk dibuat paket siaran sindikasi antar stasiun RRI yang memerlukan konten.
4. Setiap keputusan akhir akan disampaikan melalui e-mail dan dikonfirmasi via telepon ke Satker yang telah mengajukan permohonan berjaringan paling lambat tiga hari sebelum jadwal, sekaligus instruksi kepada RRI terkait yang wajib merelay-nya. 5. Setiap tahun, Direktorat PP menunjuk RRI Jakarta untuk menjadi poros/host nasional penyelenggara siaran berjaringan programa-4 dan memberikan supporting operasional untuk kru yang bertugas sesuai Tupoksi-nya. 6. Setiap tiga bulan sekali, pihak RRI Jakarta wajib melaporkan perkembangan siaran berjaringan budaya disertai CD rekaman semua paket yang telah disiarkan dengan kategorisasi sehingga dapat langsung disimpan di pusat data. 7. Setiap tiga bulan sekali Direktorat PP menyampaikan secara terbuka kinerja Satker terkait siaran berjaringan budaya programa-4 agar menjadi pengetahuan, koreksi dan saling memperbaiki kekurangan, sekaligus sebagai penghargaan. 8. Kebijakan siaran berjaringan akan selalu dievaluasi secara periodik: program berjaringan dapat ditambah atau dikurangi dengan mempertimbangkan kepentingan menjaga format setiap programa 1, 2, dan 4 dan kondisi obyektif stasiun RRI setempat. Seluruh proses administrasi berjaringan nasional (permintaan, pengiriman, persetujuan, pemberitahuan serta instruksi kepada Satuan Kerja) dilaksanakan mengacu prinsip paperless, atau mengutamakan komunikasi internet. Secara bertahap hingga akhir Juni 2011 meniadakan komunikasi surat dan faksimili. Secara sederhana, arus komunikasi kebijakan siaran berjaringan programa 4 dapat digambarkan sebagai berikut:
Page | 12
Pihak RRI Pengusul (tipe A, B, C)
Proses Satker RRI mengirimkan e-mail usulan siaran berjaringan untuk kegiatan gelar/dialog budaya via alamat:
[email protected] dan
[email protected]
Direktorat Program dan Produksi
RRI Pelaksana Jaringan (tipe A, B, C)
dan memberitahukan staf Bidang Program dan Produksi Siaran (PPS) melalui SMS/telepon telah mengirim surat permohonan, paling lambat satu minggu sebelum hari H. Telepon/SMS koordinasi dilakukan oleh dan kepada Ibu Budiningrum dan Ibu Prabawati Sukarta. Kepala Bidang/Kepala Seksi PPS berkoordinasi ke RRI Jakarta selaku host dan jika tersedia waktu siar, mengirimkan jawaban via e-mail serta instruksi dari Direktur Program dan Produksi (PP) kepada Satker pemohon dan juga RRI yang wajib merelay. Apabila permohonan berjaringan diajukan kurang dari satu minggu, maka Direktorat PP akan menerbitkan surat jawaban berisi tiga alternatif: (1) penolakan, (2) rekomendasi untuk siaran sindikasi nasional (direkam terlebih dahulu), (3) siaran berjaringan terbatas ditingkat Korwil. 1. Menerima e-mail pemberitahuan persetujuan (untuk pemohon) dan atau instruksi pelaksanaan siaran/relay program gelar/dialog budaya (RRI lainnya), paling lambat tiga hari sebelum hari H 2. Melaksanakan tugas sebagaimana mestinya
Page | 13
PROSEDUR TETAP SIARAN BERJARINGAN Berikut ini prosedur tetap mekanisme Siaran Berjaringan Pro-4:
A. PERMINTAAN SIARAN BERJARINGAN PRO-4 INSIDENTIL Uraian Tugas
Penanggung Jawab Satker RRI daerah pemohon
DIREKTORAT PP 1. Surat elektronik permohonan yang ditujukan kepada Direktur PP. sekurangnya 7 hari sebelum pelaksanaan, berisi : a. Substansi/Materi (judul acara, tema dan topik ) b. Alokasi waktu c. Lokasi Kegiatan Surat harus disampaikan dalam bentuk e-mail dan dikonfirmasi dengan SMS/telepon kepada Kepala Bidang Program dan Produksi Siaran, Direktorat PP LPP RRI 2. Membuat Disposisi ke Kabid Program dan Produksi Siaran Direktur Program dan Produksi 3. Melakukan koordinasi dengan bidang terkait 4. Menugaskan Kasi Program Siaran untuk melakukan koordinasi dengan: a. Kasi Perencanaan dan Program RRI Jakarta b. Kasi Teknik Studio dan Multimedia RRI Jakarta c. Koordinasi dengan pemohon 5. Melaporkan kepada Direktur Program dan Produksi bahwa siaran berjaringan dapat dilaksanakan 6. Melakukan koordinasi dengan RRI Jakarta untuk pelaksanaan siaran berjaringan: a. Kasi Perencanaan dan Program RRI Jakarta b. Kasi Teknik Studio dan Multimedia RRI Jakarta c. Koordinasi dengan pemohon 7. Membuat konsep surat instruksi Siaran Berjaringan 8. Mengirimkan surat (e-mail) ke RRI Jakarta sebagai poros dan Satker RRI yang ditunjuk sesuai kebutuhan 9. Melakukan koordinasi dengan Pengarah Acara RRI Jakarta untuk melaksanakan siaran berjaringan 10. Mengevaluasi, membuat laporan pelaksanaan serta mendokumentasikan siaran berjaringan
Kabid Program dan Produksi Siaran Kabid Program dan Produksi Siaran
Kabid Program dan Produksi Siaran Kasi Program Siaran
Kasi Program Siaran Kasi Program Siaran Kasi Produksi Siaran Kasi Produksi Siaran
Page | 14
Uraian Tugas RRI Jakarta (Poros dan Host) 1.Melakukan koordinasi atas permintaan berjaringan 2. Menelaah surat instruksi 3. Disposisi ke bidang terkait - Bidang programa siaran - Bidang produksi siaran - Bidang SDT/TMB Bidang Programa Siaran 4. Menelaah disposisi 5. Mengalokasikan waktu 6. Mengeluarkan surat penetapan alokasi acara siaran ke Kabid terkait 7. Mencantumkan alokasi siaran pada DAS sesuai programa 8. Mengawal dan mengontrol jalannya acara siaran
Penanggung Jawab
Kabid Programa Siaran Kasatker Kasatker
Kabid Programa Siaran Kabid Programa Siaran Kabid Programa Siaran Kasi Peregram Kasi Programa
Bidang Produksi Siaran 9. Menelaah surat disposisi Kepala RRI dan surat Kabid Produksi penetapan alokasi siaran (berdasarkan klasifikasi dan konten siaran) 10. Menunjuk seksi terkait sesuai dengan klasifikasi Kabid Produksi konten 11. Seksi yang ditunjuk membentuk kerabat kerja Kasi terkait di lingkungan Bidang Produksi 12. Kerabat kerja yang dibentuk melaksanakan Tim Produksi sesuai tugas dan fungsinya Bidang SDT/TMB 13. Menelaah surat disposisi Kepala RRI dan surat Kabid SDT/TMB penetapan alokasi terkait dukungan sarana teknik 14. Menunjuk seksi teknik studio dan multimedia
Kabid SDT/TMB
15. Menunjuk petugas pelaksana sesuai kebutuhan produksi
Kasi teknik studio dan multimedia
Page | 15
Uraian Tugas RRI Type B dan C 1. Menelaah surat instruksi Direktur PP 2. Membuat disposisi kepada kepala bidang Programa / Seksi Siaran Bidang Programa Siaran/ Seksi Siaran 3. Melakukan koordinasi dengan kepala Bidang / Kasi terkait - Kabid SDT/Kasi SDT - Kabid LPU/Kasi LU 4.Membuat disposisi kepada : -Kepala Seksi Perencanaan Evaluasi Program / Kasubsi PEP - Kepala Seksi Programa terkait (1, 2 & 4) 5. Meneruskan disposisi kepada sub seksi & unit terkait. 6. Mengawal dan mengawasi pelaksanaan siaran Bidang SDT/TMB 8. Menindak lanjuti hasil koordinasi antar bidang
Penanggung Jawab Kasatker Kasatker
Kabid Programa Siaran/ Kasi Siaran
Kabid Programa Siaran/ Kasi Siaran
Kasi Perencanaan Evaluasi Program Kasi Programa (1, 2, 4)/Kasubsi Kabid SDT/TMB
B. SIARAN BERJARINGAN NASIONAL PRO-4 TERJADWAL (JUKLAK) RRI JAKARTA SEBAGAI POROS Tugas 1. Mengingatkan Kepala Seksi terkait perihal Jadwal Siaran Berjaringan Nasional Pro 4 yang diterbitkan DIR PP. 2. Memerintahkan kepada tim produksi untuk melakukan koordinasi dengan pengarah acara di stasiun yang sesuai Jadwal Siaran Berjaringan Nasional Pro-4
Penanggung Jawab Kabid Produksi
3. Melakukan koordinasi dengan seksi Peregram (perencanaan evaluasi program) 4. Menuangkan program siaran dalam DAS (Daftar Acara Siaran)
Kepala seksi terkait di lingkungan bidang produksi Kepala Seksi Peregram
5. Melakukan koordinasi dengan seksi teknik studio dan multimedia 6. Melakukan koordinasi teknis dengan pengarah acara di stasiun yang terjadwal 7. Melaksanakan acara siaran berjaringan nasional 8. Mengawal dan mengontrol berlangsungnya
Pengarah Acara
Kepala Seksi terkait di lingkungan bidang produksi
Pengarah Acara Tim produksi Kepala Seksi Pro-4 Page | 16
acara berjaringan 9. Menghimpun laporan dan dokumentasi siaran dari Pengarah Acara dan laporan log book siaran 10. Membuat dan menyusun laporan bulanan untuk diserahkan berjenjang kepada Kabid, Kepala Stasiun dan Direktur PP.
Kepala Seksi terkait di lingkungan bidang produksi Kepala Seksi terkait di lingkungan bidang produksi
RRI TYPE B (HOST) Uraian Tugas 1. Menerima menganalisa Jadwal Siaran Berjaringan Nasional Pro 4 yang diterbitkan DIR PP. 2. Mendisposisikan Jadwal Siaran Berjaringan kepada Kepala Stasiun RRI di lingkungan Korwil masing-masing. 3. Mendisposisikan Jadwal Siaran Berjaringan Nasional Pro 4 kepada Kepala Bidang Programa Siaran – Kepala Bidang SDT/TMB – Kepala Bidang Layanan Pengembangan Usaha, dan Kepala Bagian Tata Usaha. 4. Menginstruksikan Kepala Bidang Programa Siaran untuk menyelenggarakan rapat koordinasi dengan Kepala Bidang SDT/TMB– Kepala Bidang Layanan Pengembangan usaha Kepala Bagian Tata Usaha. 5. Menyelenggarakan rapat koordinasi penyelenggaraan Siaran Berjaringan Nasional dengan Kepala Bagian Tata Usaha – Kepala Bidang SDT/TMB, Kepala Bidang Layanan Usaha dan para Kepala Seksi di lingkungan Bagian Programa Siaran dan Bagian SDT/TMB. 6. Menginstruksikan Kepala Seksi Programa terkait (Programa 1, 2, dan 4) untuk membentuk Kerabat Kerja sesuai dengan Acara Berjaringan: Pro 4: Bhineka Budaya, Sapa Nusa, Kiprah Desa, Album Legenda, Pelangi Ramadhan. – Pro 2: Siaran Budi Pekerti, Anak Cerdas Indonesia, Pelangi Anak Nusantara. – Pro 1: Siaran Warga Berkebutuhan Khusus) 7. Menyelenggarakan rapat kordinasi dengan Kepala Seksi di lingkungan Bidang SDT/TMB (Kasi Produksi, Kasi Sarpras, Kasi Transmisi) – mengakomodir kesiapan teknis guna mendukung penyelenggaraan acara siaran berjaringan. 8. Membuat rekomendasi kepada Kepala RRI dari hasil rapat koordinasi berkaitan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti. 9. Menyelenggarakan rapat perencanaan, meliputi: Pembahasan Juklak, konten, penunjang, pembentukan kerabat kerja. 10. Menuangkan hasil rapat dalam bentuk laporan tertulis kepada Kepala Bidang Programa Siaran berkaitan dengan hal-hal yang harus ditindaklanjuti dalam bentuk nota dinas. 11. Melakukan monitoring seluruh rangkaian produksi sejak proses perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi.
Penanggung Jawab Kasatker Kasatker Kasatker
Kasatker
Kabid Program Siaran
Kabid Program Siaran
Kabid SDT/TMB
Kabid SDT/TMB Kepala Seksi Programa 1, 2, dan 4. Kepala Seksi Programa 1, 2, dan 4. Kepala Seksi Programa 1, 2, dan 4. Page | 17
12. Melakukan koordinasi dengan stasiun peserta berjaringan dan stasiun poros (Pro-4 Jakarta).
Kepala Seksi Programa 1, 2, dan 4.
13. Memimpin penyelenggaraan gladi bersih 3 (tiga) hari sebelum penyelenggaraan. 14. Melaporkan kesiapan akhir penyelenggaraan kepada stasiun poros, yaitu Pro-4 Jakarta 2 (dua) hari sebelum penyelenggaraan. 15. Membuat laporan tertulis kepada Kepala Bidang Programa Siaran tentang penyelenggaraan acara. 16. Menuangkan jadwal yang diterbitkan DIR. PP ke dalam Rencana Siaran dan Dafar Acara Siaran. 17. Membuat Nota Dinas untuk ditandatangani Kepala Bidang Programa Siaran dan diterbitkan kepada unit kerja terkait 2 (dua) hari sebelum penyelenggaraan.
Kepala Seksi Programa 1, 2, dan 4. Kepala Seksi Programa 1, 2, dan 4. Kepala Seksi Programa 1, 2, dan 4. Kepala Seksi PEP Kepala Seksi PEP
RRI TYPE C Uraian Tugas 1. Menerima surat dari Direktorat PP dan atau Korwil (tipe B) terkait siaran berjaringan, menganalisa Jadwal Siaran Berjaringan Nasional Pro 4 yang diterbitkan DIR. PP. 2. Mendisposisikan Jadwal Siaran Berjaringan Nasional Pro 4 kepada Kepala Seksi Siaran – Kepala Seksi Teknik – Kepala Seksi Layanan Pengembangan Usaha, dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha. 3. Menginstruksikan Kepala Seksi Siaran untuk menyelenggarakan rapat koordinasi dengan Kepala Seksi Teknik – Kepala Seksi Layanan Pengembangan usaha Kepala Sub Bagian Tata Usaha. 4. Menyelenggarakan rapat koordinasi penyelenggaraan Siaran Berjaringan Nasional dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha – Kepala Seksi Teknik – Kepala Seksi Layanan Usaha dan para Kepala Seksi di lingkungan Bagian Programa Siaran dan Bagian SDT/TMB. 5. Menginstruksikan Kepala Sub Seksi Programa 1 untuk membentuk Kerabat Kerja sesuai dengan Acara Berjaringan 6. Menyelenggarakan rapat koordinasi dengan Kepala Seksi di lingkungan Kepala Seksi Teknik (Kasubsi Sarana dan Prasarana, Kasubsi Transmisi, Kasubsi Teknik Studio dan Multimedia) – mengakomodir kesiapan teknis guna mendukung penyelenggaraan siaran berjaringan. 7.
Melakukan koordinasi dengan host
Penanggung Jawab Kasatker
Kasatker
Kasatker
Kabid Program Siaran
Kabid Program Siaran Kepala Seksi Teknik
Pengarah Acara
Page | 18
8.
Membuat rekomendasi kepada Kepsta RRI dari hasil rapat koordinasi berkaitan hal-hal yang perlu tindaklanjut.
Kepala Seksi Siaran
9.
Menyelenggarakan rapat perencanaan, meliputi: pembahasan Juklak, konten, penunjang, pembentukan kerabat kerja. Menuangkan hasil rapat dalam bentuk laporan tertulis kepada kepala seksi Siaran khususnya berkaitan dengan hal-hal yang harus ditindaklanjuti dalam bentuk nota dinas. Melakukan monitoring seluruh rangkaian produksi sejak proses perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi. Memimpin penyelenggaraan gladi bersih 3 (tiga) hari sebelum penyelenggaraan. Melaporkan kesiapan akhir penyelenggaraan kepada stasiun poros 2 (dua) hari sebelum penyelenggaraan. Membuat laporan tertulis kepada Kepala Seksi Siaran terkait penyelenggaraan acara. Menuangkan jadwal yang diterbitkan DIR. PP ke dalam Rencana Siaran dan Daftar Acara Siaran. Membuat nota dinas untuk ditandatangani Kepala Seksi Siaran dan diterbitkan kepada unit kerja terkait 2 (dua) hari sebelum penyelenggaraan.
Kepala Sub Seksi Programa 1
10.
11. 12. 13. 14. 15. 16.
Kepala Sub Seksi Programa 1 Kepala Seksi Siaran Kepala Sub Seksi Programa 1 Kepala Seksi Siaran Kepala Sub Seksi Programa 1 Kepala Seksi Perencanaan Kepala Seksi Siaran
Catatan: setiap Satuan Kerja LPP RRI wajib memiliki alamat e-mail yang khusus untuk koordinasi dan komunikasi siaran berjaringan Pro-4.
Salah satu kegiatan Aliansi Siaran Budaya, 2011. Disiarkan langsung oleh RRI Pro-4 di Jakarta.
Page | 19
DATA PROGRAMA-4 RRI 2011 Programa 4 Frekuensi No
1
2
Stasiun RRI
FM
Bandung
97 Mhz (Subang, Purwakarta) 103,3 Mhz (Garut) 88,3 MhZ (Sukabumi) 103,6 & FM 98 Mhz (Banten)
Banjarmasin
87,7 Mhz
AM
Format Stasiun
Jangkauan Siaran
Waktu Siaran
1215 KHz
Budaya dan Pendidikan
Bandung dan sekitarnya
19.0013.57 WIB
Banjarmasin dan sekitarnya
04.5524.00 WIB
Denpasar dan sekitarnya
05.0024.00 WITA
1134 Khz
3
Denpasar
93,4 Mhz
-
4
Jakarta
92,8 Mhz
1332 Khz
5
Jayapura
89,3 Mhz
-
6
Makassar
94,40 MHz
-
7
Manado
-
1188 Khz
8
Manokwari
-
-
9
10
Medan
Palembang
-
88,4 Mhz
801 Khz
Budaya dan Pendidikan Informasi, Pendidikan, Budaya dan Hiburan Informasi, pendidikan dan Budaya Budaya dan Pendidikan Budaya dan Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Kebudayaan
Seluruh Indonesia Jayapura dan sekitarnya Makasar dan sekitarnya
05.0001.00
Manado dan sekitarnya
04.5524.00 WIB
-
-
Medan dan sekitarnya Kota Palembang, Kota Prabumulih, Kota Pagar Alam, Kabupaten Banyuasin
04.2524.00 WIB
05.0024.00 07.5524.00
04.5524.00 WIB Page | 20
Pendidikan dan Kebudayaan
11
Pekanbaru
103,9 Mhz
12
Semarang
91,4 Mhz
-
Budaya dan Pendidikan
Pekanbaru dan sekitarnya Semarang dan Sekitarnya
13
Surabaya
-
585 Khz
Budaya dan Etnik
Surabaya dan sekitarnya
04.3024.00 WIB
Budaya dan Pendidikan
Yogyakarta dan sekitarnya
04.5524.00
1107 Khz 14
Yogyakarta
-
05.0024.00 05.0024.00 WIB
Pekan Kebudayaan Bali , 7 April 2011, di Singaraja, disiarkan langsung RRI Singaraja, Bali
Page | 21
INOVASI: ALIANSI SIARAN BUDAYA 2011 Pro-4 For Culture & Nation: JAKARTA PILOT PROJECT 2011 Aliansi Siaran Budaya (ASB) adalah sebuah inovasi program siaran budaya, kombinasi indooroutdoor, yang dikembangkan oleh Direktorat Program dan Produksi LPP RRI tahun 2011 dalam kerangka meningkatkan peran, kontribusi dan apresiasi publik terhadap programa 4 di seluruh Indonesia. Sebagai program yang akan berskala nasional, maka untuk tahun 2011, Aliansi Siaran Budaya dimulai di Jakarta, kemitraan antara Direktorat PP dengan RRI Jakarta. Program ASB 2011, melibatkan mitra-mitra: PKJ-Taman Ismail Marzuki Gedung Kesenian Jakarta Galery Nasional Jakarta Taman Mini Indonesia Indah (perwakilan anjungan daerah) Institut Kesenian Jakarta Pusat Kebudayaan Perancis Pusat Kebudayaan Jepang Bentara Budaya Jakarta Bentuk kegiatan yang dilakukan: Siaran Acara Budaya: “Warta Budaya” Setiap Hari di Pro-4 RRI Jakarta Siaran Langsung Gelar Budaya Berjaringan Liputan Langsung Gelar Budaya di Pusat Kebudayaan Siaran ROS Budaya Keliling oleh Tim RRI Jakarta Promosi Kegiatan Bersama melalui brosur, leaflet, dll. Pembekalan Ketrampilan Siaran Budaya Untuk Reporter RRI Program Khusus “Seniman menjadi Reporter Budaya RRI” Proses Pelaksanaan dimulai Februari 2011 hingga November 2011, berupa: Pertemuan Jakarta Untuk Kerjasama Siaran Budaya, 08 Februari 2011 Uji Coba Siaran Langsung Gelar Budaya Poso, Sulawesi Tengah di TMII, Gelar Konser Musik Kontemporer di Pusat Kebudayaan Perancis di CCF Jakarta, Maret 2011 Pembuatan Schedule Siaran Budaya, Keliling Pusat Kebudayaan 2011 Peluncuran Program dan MOU: Rabu, 13 April 2011 di TMII dan Bentara Budaya Jakarta Pelaksanaan ASB secara terjadwal di berbagai pusat kebudayaan Jakarta Evaluasi dan Pembuatan Panduan ASB untuk dikembangkan di RRI Daerah
Siaran Pers Page | 22
Foto: Seluruh delegasi dalam opening ceremony di kantor Pusat RRI, 12 April 2011
PERTEMUAN PRAKTISI RADIO PUBLIK TIGA NEGARA: (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI), JAKARTA, 12-15 APRIL 2011 “KEBERSAMAAN SERUMPUN UNTUK MEMAJUKAN BUDAYA DUNIA” Budaya dunia bukan semata budaya salah satu kawasan dan mendominasi kawasan lain. Bukan hanya artefact, pop culture yang diadopsi masyarakat di kawasan Timur dari masyarakat Barat. Budaya dunia adalah persinggungan antarbudaya lokal yang setara dan sekaligus entitas lokal yang kemudian membentuk komunitas baru. Budaya Melayu modern dalam ASEAN community adalah identitas yang kuat dalam dinamika regional. Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011 mengemban misi mempercepat terbentuknya Asean Community, dengan karakter budaya yang berakar. Dalam kerangka itulah, Radio Republik Indonesia kembali menggelar pertemuan regional ASEAN, khususnya negara serumpun: Indonesia, Malaysia dan Brunei untuk suatu produksi bersama. Puncak pertemuan praktisi tiga radio publik: RRI, Radio Televisyen Malaysia (RTM) dan Radio Televisyen Brunei (RTB), sekaligus peluncuran pilot project program nasional: ALIANSI SIARAN BUDAYA, penandatanganan MOU antara RRI-Pusat Kebudayaan, digelar Rabu, 13 April 2011, Jam 09.00-13.00 WIB di Anjungan BALI, TMII, Kompleks TMII, Jakarta. Kegiatan ini didedikasikan memperkuat kedudukan Indonesia sebagai Ketua ASEAN, memperkuat visi dan misi RRI untuk menjadi lembaga penyiaran berkelas dunia dan penguatan programa 4 LPP RRI sebagai pusat kebudayaan. Delegasi Malaysia dipimpin Siti Mohani Saad (timbalan pengarah Bahagian Program Radio, RTM), Delegasi Brunei Darussalam dipimpin Haji Ali Bin Haji Aji (head of Section Head of Harmoni Network), Delegasi dari Indonesia dipimpin Masduki, Direktur Program dan Produksi LPP RRI. Pada tahun 2011 ini, Direktorat Program dan Produksi LPP RRI masih akan menggelar dua kegiatan berskala ASEAN lainnya: ASEAN meeting on Radio Sport Reporting di Palembang, Sumatera Selatan (Juni 2011) dan Bintang Radio (Radio Song Festival 2011) di Manado, Sulawesi Utara akhir September 2011 tingkat ASEAN. RTM dan RTB sudah menyanggupi mengirim wakil pada kedua event tersebut. Contact Person: Masduki (Direktur PP LPP RRI, 0815 7915 072)
Page | 23
Page | 24
Page | 25
Page | 26
Page | 27
Contoh Salah Satu MOU RRI-Pusat Kebudayaan di Jakarta
Page | 28
Page | 29
Page | 30
Contoh Surat Permohonan dan Jawaban Siaran Berjaringan Pro-4
Page | 31
Page | 32
Page | 33
Page | 34
PUSAT PENGADUAN PENDENGAR RRI (LISTENER COMPLAINT CENTER of RRI) Pusat Pengaduan Pendengar adalah lembaga non-struktural dibawah Direktorat Program dan Produksi LPP RRI, dikoordinasi oleh Kepala Seksi Pemerhati dan Data Penyiaran yang menjalankan tugas mengelola keluhan pendengar terkait program dan produksi siaran LPP RRI di seluruh Indonesia. Keberadaan lembaga ini merupakan bentuk keterbukaan RRI sebagai lembaga publik dan bentuk pelayanan paripurna yang mengacu good corporate governance. Saluran yang dipergunakan untuk pelayanan keluhan adalah telepon, short message service (SMS), alamat elektronik dan alamat surat biasa, sebagai berikut: Call Center SMS Center E-Mail Center Mail Center
+62 21-3455381 (available at 10 am to 3 pm) + 62 821 1411 1945
[email protected] dan
[email protected] Direktorat Program dan Produksi LPP RRI Bidang Manajemen Kemitraan Kantor Pusat LPP RRI, Lantai 5 Jl. Medan Merdeka Barat 4-5, Jakarta Pusat
Pelayanan pengaduan dilakukan 1 X 24 jam dan setiap konten siaran yang diadukan akan ditindaklanjuti dengan menghubungi pihak terkait dalam tempo maksimal 12 jam, sehingga secara cepat dapat dilakukan tindakan. Setiap satu bulan, dilakukan rekapitulasi data keluhan/pengaduan masyarakat untuk dipublikasikan sebagai bentuk punishment. Pusat Pengaduan Pendengar akan mulai diujicobakan 18-30 April 2011 dan efektif berlaku 01 Mei 2011. Keberadaan lembaga ini akan selalu dipublikasikan sehingga semakin memperoleh pengguna. Pengaduan yang diterima adalah pengaduan yang memiliki identitas jelas: nama, alamat surat/imel dan nomor kontak telepon. Penerima pengaduan adalah staf sekretariat Direktur Program dan Produksi LPP RRI yang dibagi dengan dua shift: siang dan sore. Setiap pengaduan melalui telepon dan SMS akan dicatat/disalin dalam formulir resmi. Pengadu harus menyebutkan identitas: nama, alamat dan nomor kontak yang bisa dihubungi. Sedangkan pengaduan melalui alamat elektronik dan surat biasa akan langsung terdokumentasi. Pelayanan pengaduan masyarakat atas program dan produksi siaran LPP RRI mengikuti standar kinerja sebagai berikut: Langkah 1
Bentuk Pelaksana Pengaduan oleh pendengar melalui beragam Pendengar saluran yang tersedia 2 Penerimaan pengaduan dan pencatatan Staf DIT. PP dalam complaint form LPP RRI 3 Tindakan koordinasi dengan pengelola Staf DIT.PP programa yang diadukan 4 Pelaksanaan tindakan perbaikan Pengelola terkait 5 Rekapitulasi database aduan masyarakat dan Staf DIT. PP publikasi hasilnya melalui Pusat Data dan Informasi Siaran LPP RRI Seluruh proses tersebut (kecuali nomor 5) berlangsung tidak lebih dari 1 x 12 jam.
Page | 35
LOGO INDONESIA SEBAGAI KETUA ASEAN 2011
Page | 36