KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN
( BAPEPAM-LK )
SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2010
Jakarta, 30 Desember 2010
DAFTAR ISI I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2010 …… 1 1. Indeks Harga Saham Gabungan ……………………….………………………..… 1 2. Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di BEI …………………………… 1 3. Transaksi Obligasi ……………………………………………………..………….… 1 PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN 2010 …………………. 2 1. Perkembangan Emisi Efek ….……………………………………………………… 2 2. Perkembangan Industri Pengelolaan Investasi Pasar Modal …………………... 2 3. Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek …… 9 4. Perijinan Lainnya …………………………………...………………………………… 10 5. Persetujuan dan Pendaftaran ……...……………...………………………...……… 11 AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN ….……………………...…………………………………….. 11 1. Peraturan Menteri Keuangan ………………………………………………………. 12 2. Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan ………………………………….. 12 3. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK ………………………………………..... 13 4. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK ………………………….……………… 13 5. Penerbitan Surat Edaran ……………………………………………………………. 14 6. Persetujuan Bapepam-LK atas Perubahan Peraturan, Kebijakan, dan Anggaran Dasar SROs ……..………………………………………………….. 14 7. Litigasi dan Kegiatan Pelayanan Hukum ………………………………………….. 16 AKTIVITAS PENGAWASAN ……………………………………………………..…….. 19 1. Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik ……………………….……. 19 2. Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek ……………………….…… 22 3. Pengawasan Perdagangan …………………….…………………………….…….. 22 4. Pengawasan terhadap Manajer Investasi ………………………………………… 23 5. Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Reksa Dana ………..… 23 PENEGAKAN HUKUM ………………………………………………………………… 24 1. Pemeriksaan dan Penyidikan ……………………………………………………… 24 2. Pengenaan Sanksi ………………………………………………………………….. 24 3. Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Pengelolaan Investasi ....................................................................................... 25 KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS …................................... 26 1. Studi tentang Kesiapan dan Kebutuhan Infrastruktur On-Line di Pasar Modal Indonesia .........................................................................…........... 26 2. Studi tentang Kajian Inisiatif Integrasi Pasar Sekunder ASEAN ........................ 27 3. Studi tentang Pola Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa ........................ 27 4. Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder Surat Berharga Negara (SBN) ... 27 5. Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal ….................................. 28 6. Studi tentang Biaya dan Komisi Reksa Dana .................................................... 28 7. Studi tentang Biaya Pemenuhan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal ............. 28 8. Studi tentang Peran Regulator dan Pihak Terkait dalam Mendorong Perusahaan Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia ……….……. 29 9. Studi tentang Potensi Perusahaan Modal ventura sebagai Alternatif Investasi .. 29 10. Studi tentang Potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai Penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan ............................................ 29 11. Kajian Standar Akuntansi Internasional ............................................................... 29 12. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) ……………………………….………. 30 13. Sosialisasi Konvergensi PSAK ke IFRS ………………………………………….. 30 14. Kajian Revisi Peraturan VIII.G.7 …………………………………………………… 30
VII. VIII.
IX.
X.
XI.
XII. XIII. XIV.
15. Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE) …………………… 16. Partisipasi Bapepam-LK dalam Forum Financial Sector Assesment Program (FSAP) ……………………………………………………………………………….. 17. Analisis Pelaksanaan Tata Kelola Yang Baik Bagi Emiten dan Perusahaan Publik ………………………………………………………………….. 18. Kajian Lanjutan Praktik Backdoor Listing 2010 ………………………………….. 19. Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan ……………. 20. Kajian tentang Perilaku Perusahaan Efek yang Menjalankan Kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE) ………………………………………… 21. Kajian Penyusunan Parameter untuk mengevaluasi Kegiatan Manajer Investasi dalam Mengelola Nasabah ……………………………………………… PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK …........................ 1. Penyempurnaan Proses Bisnis ……………………………………………………. PASAR MODAL SYARIAH ……………………………………………………….……. 1. Implementasi Kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah ……………….. 2. Perkembangan Produk Syariah di Pasar Modal …………………………………. UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN PUBLIK ….....................................................................................................……… 1. Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II Bapepam-LK ...… 2. Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia di lingkungan Bapepam-LK . 3. Edukasi dan Pelayanan Informasi Publik ...........................……………….……. 4. Pelayanan Pengaduan ....................................................................................... PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK …………...….……………. 1. Perasuransian ................................................................................................. a. Pemberian dan pencabutan Ijin Perusahaan Perasuransian ...…………… b. Kekayaan, Investasi, Premi, dan Klaim Perusahaan Asuransi .................. c. Pencatatan Produk Baru dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran dengan Bank (Bancassurance) .................................................................. d. Pengesahan Cadangan Premi Perusahaan Asuransi Jiwa ....................... e. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian ........................................................................ f. Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian .................................................. g. Sanksi terhadap Perusahaan Perasuransian ............................................. h. Usaha Asuransi dengan Prinsip Syariah .................................................... 2. Dana Pensiun .................................................................................................. a. Perkembangan Industri Dana Pensiun ....................................................... b. Aktivitas pengawasan ................................................................................. 3. Pembiayaan dan Penjaminan ........................................................................ a. Perusahaan Penjaminan .............................................................................. b. Lembaga Pembiayaan Khusus ................................................................... c. Lembaga Pembiayaan ............................................................................... d. Pemeriksaan ............................................................................................... KERJASAMA KELEMBAGAAN ……………………………………………………… 1. Kerjasama Kelembagaan Domestik ………………………………………………. 2. Kerja Sama Kelembagaan Internasional …………………………………………. PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI ….………………………. DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN PASAR MODAL ................................................................................................................... PENUTUP …………………………………………………………………………………
31 31 32 32 33 33 33 34 34 36 36 37 44 44 45 46 48 48 48 49 50 51 51 52 52 52 53 54 54 55 55 55 57 59 62 63 63 64 72 72 73
I.
KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2010
1.
Indeks Harga Saham Gabungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada akhir perdagangan hari Rabu, 29 Desember 2010, ditutup pada posisi 3.699,22 atau menguat sebesar 45,96% dibandingkan posisi penutupan pada hari perdagangan terakhir tahun 2009 yang berada pada posisi 2.534,36. Dengan demikian, IHSG Bursa Efek Indonesia merupakan indeks saham dengan kinerja terbaik pada tahun 2010, dibandingkan dengan indeks-indeks saham lain di kawasan Asia Pasifik. Tabel berikut menunjukkan perkembangan indeks saham di beberapa bursa utama di Asia Pasifik. Indeks IHSG BEI Bangkok SET Philippine SE Korea Composite Bursa Malaysia KLCI Sensex 30 Straits Times Taiwan SE/TAIEX Hang Seng Shenzhen Composite Nikkei 225 S&P/ASX 200 Shanghai Composite
Negara
31 Desember 2009
29 Desember 2010
Perubahan (%)
Indonesia Thailand Filipina Korea Selatan Malaysia India Singapura Taiwan Hongkong China Jepang Australia China
2.534,36 734,54 3.052,68 1.682,77 1.272,78 17.464,81 2.897,62 8.188,11 21.872,50 1.201,34 10.546,44 4.870,60 3.277,14
3.699,22 1.034,59 4.199,31 2.043,49 1.524,34 20.256,03 3.207,91 8.866,35 22.969,30 1.255,66 10.344,54 4.775,20 2.751,53
45,96 40,85 37,56 21,44 19,77 15,98 10,71 8,28 5,02 4,52 –1,91 –1,96 –16,04
Sumber: BEI, Bloomberg
2.
Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di Bursa Efek Indonesia Seiring penguatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar saham BEI juga mengalami peningkatan sebesar 60,63%, dari Rp 2.019,38 triliun pada akhir tahun 2009 menjadi Rp 3.243,77 triliun pada akhir perdagangan tanggal 29 Desember 2010. Total nilai transaksi saham di BEI sepanjang tahun 2010 hingga 29 Desember 2010 mencapai Rp 1.249,27 triliun. Angka ini meningkat sebesar 28,10% dari total nilai transaksi saham sepanjang tahun 2009 sebesar Rp 975,21 triliun. Demikian juga, nilai transaksi rata-rata harian mengalami peningkatan dari Rp 4,05 triliun per hari pada tahun 2009 menjadi Rp 5,12 triliun per hari pada tahun 2010. Dilihat dari nilai bersih transaksi saham yang dilakukan oleh investor asing, sepanjang tahun 2009 terjadi aliran masuk dana asing (net inflow of foreign capital) sebesar Rp 13,78 triliun. Angka ini meningkat cukup signifikan sepanjang tahun 2010 menjadi Rp 26,74 triliun hingga 29 Desember 2010.
3.
Transaksi Obligasi Berdasarkan data dari sistem Penerimaan Laporan Transaksi Efek (PLTE), total nilai pelaporan dan tingkat kepatuhan pelaporan partisipan periode 4 Januari s/d. 28 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Halaman 1
Total Nilai Pelaporan No.
Instrumen
1.
Surat Berharga Negara *)
2.
Surat Utang Negara **)
3.
Total Nilai Pelaporan 1.497.805,18
(Milyar Rp) Rata-rata Nilai Pelaporan Harian 6.113,49
1.465.267,35
5.980,68
Sukuk Negara (IFR)
12.690,54
51,80
4.
Obligasi Negara Ritel
65.856,50
268,80
5.
Sukuk Ritel (SR)
19.847,28
81,01
6.
Obligasi Korporasi Konvensional
86.658,55
353,71
7.
Obligasi Syariah & Sukuk Korporasi
2.097,45
8,56
8.
Efek Beragun Aset (EBA)
174,00
0,71
Catatan : *) Surat Berharga Negara terdiri dari Obligasi Negara (FR & VR), ORI, SPN, SBSN **) Surat Utang Negara terdiri dari Obligasi Negara (FR & VR), SPN dan ORI
II.
PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN 2010
1.
Perkembangan Emisi Efek. No.
Uraian
1
Emisi Saham Perdana
2
Nilai Emisi Saham Perdana
3
Emisi HMETD
4
Nilai Emisi HMETD
5
Emisi Obligasi Korporat
6
Nilai Emisi Obligasi Korporat
7
Emisi Sukuk Korporat
8
Nilai Emisi Sukuk Korporat
31 Des 2009
29 Des 2010
Δ%
12 emiten
22 emiten
83,33
Rp.3,72 triliun
Rp.29,30 triliun
687,37
14 emiten
31 emiten
121,43
Rp. 10,83 triliun
Rp.48,67 triliun
349,39
28 emiten
24 emiten
-14,29
Rp. 29,31 triliun
Rp.34,70 triliun
23,53
8 emiten
2 emiten
-75,00
Rp. 1,78 triliun
Rp. 700 miliar
-60,67
Dalam periode yang sama, Bapepam-LK juga telah mengeluarkan 12 surat Pernyataan Efektif terkait dengan aksi korporasi berupa: - Penggabungan usaha (2 Pernyataan Pendaftaran); dan - Penawaran Tender (10 Pernyataan Pendaftaran). 2.
Perkembangan Industri Pengelolaan Investasi Pasar Modal Industri pengelolaan investasi di tahun 2010 diawali dengan diberlakukannya 2 peraturan baru terkait Manajer Investasi, yaitu Peraturan Nomor V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Manajer Investasi dan Peraturan Nomor V.D.11 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajer Investasi. Menindaklanjuti hal tersebut maka selama tahun 2010 Bapepam-LK melakukan evaluasi terhadap capacity building seluruh Manajer Investasi yang telah
Halaman 2
mendapat izin dari Bapepam-LK. Adapun evaluasi tersebut mencakup antara lain perkembangan dana kelolaan, permodalan, kompetensi sumber daya manusia, kecukupan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan Manajer Investasi, strategi manajemen risiko atas pelaksanaan kegiatan Manajer Investasi, kecukupan fungsifungsi Manajer Investasi, dan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC). Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui kesiapan Manajer Investasi terhadap pemenuhan Peraturan Nomor V.A.3 dan Peraturan Nomor V.D.11 serta Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 153/PMK.010/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek dimana Manajer Investasi diwajibkan untuk mempunyai modal disetor sebesar Rp. 25 miliar dengan ketentuan: a. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2010 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp10.000.000.000,00; b. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2011 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp20.000.000.000,00; c. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2012 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp25.000.000.000,00. Selain itu, dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pada Manajer Investasi, Bapepam-LK bekerja sama dengan Australasian Compliance Institute (ACI) melakukan workshop “Developing Compliance Plan for Investment Managers”. Dengan diadakannya workshop diharapkan terdapat peningkatan pemahaman Manajer Investasi atas strategi manajemen risiko dan strategi kepatuhan yang harus disusun oleh Manajer Investasi dalam rangka memenuhi Peraturan Nomor V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek Sebagai Manajer Investasi. Salah satu hasil dari serangkaian proses penataan Manajer Investasi yang telah dilakukan selama tahun 2010 tersebut adalah dengan dicabutnya Keputusan Ketua Bapepam-LK nomor KEP-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi. Dengan demikian maka per tanggal 9 Desember 2010, perusahaan yang akan melakukan kegiatan usaha di bidang Manajer Investasi dapat kembali mengajukan permohonan izin usaha ke Bapepam-LK. Selanjutnya dari sisi produk pengelolaan investasi, selama tahun 2010 terjadi pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Melanjutkan tren pada tahun 2009 jumlah Reksa Dana sampai dengan tanggal 28 Desember 2010 mengalami peningkatan dari 672 Reksa Dana pada akhir Desember 2009 menjadi 714 Reksa Dana (termasuk di dalamnya 97 Reksa Dana Penyertaan Terbatas) atau mengalami peningkatan sebesar 6,25%. Sementara itu, Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan jumlah Unit Penyertaan Reksa Dana juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. NAB Reksa Dana (belum termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas) meningkat dari Rp 116,73 triliun pada akhir Desember 2009 menjadi Rp 142,81 triliun pada tanggal 28 Desember 2010 atau meningkat sebesar 22,34%. Sedangkan jumlah Unit Penyertaan Reksa Dana meningkat dari 69,98 miliar unit pada akhir Desember 2009 menjadi 81,59 miliar unit atau meningkat sebesar 16,6%. Dalam rangka meningkatkan kepastian hukum bagi Manajer Investasi yang melakukan pengelolaan Portofolio Efek untuk kepentingan nasabahnya (Kontrak Pengelolaan Dana), pada tahun 2010 Bapepam-LK telah menerbitkan Peraturan Nomor V.G.6 tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual. Peraturan ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi Manajer Investasi dalam memberikan jasa pengelolaan dana kepada para nasabah dengan berdasar pada prinsip kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko.
Halaman 3
Selain itu, dalam rangka pengembangan basis investor domestik, Bapepam-LK bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) secara konsisten memberikan pemahaman maupun sosialisasi kepada masyarakat pemodal khususnya yang berada di daerah-daerah yang berpotensi secara ekonomi. Sementara itu untuk menekan maraknya investasi ilegal sekaligus merintis pengawasan bersama terhadap produk-produk investasi keuangan, Bapepam-LK secara intens telah menjalin kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait seperti Bank Indonesia, Kepolisian, Kejaksaan, PPATK dan Kementerian Perdagangan. Pengawasan Terhadap Reksa Dana Sampai dengan tanggal 28 Desember 2010, jumlah Reksa Dana yang ada mencapai 714 Reksa Dana, yang terdiri dari: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jenis Reksa Dana
Jumlah
Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana Saham Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana Campuran Reksa Dana Terproteksi Reksa Dana Indeks Reksa Dana Syariah – Pendapatan Tetap Reksa Dana Syariah – Saham Reksa Dana Syariah – Campuran Reksa Dana Syariah – Terproteksi Reksa Dana Syariah – Indeks Reksa Dana ETF Reksa Dana Penyertaan Terbatas* Total
Nilai Aktiva Bersih
101 63 27 93 282 1 8 10 16 13 1 2 97 714
Rp 26,392 triliun Rp 44,769 triliun Rp 7,388 triliun Rp 17,743 triliun Rp 42,120 triliun Rp 0,177 triliun Rp 0,515 triliun Rp 1,625 triliun Rp 0,901 triliun Rp 0,692 triliun Rp 0,080 triliun Rp 0,409 triliun Rp 28,117 triliun Rp 170,928 triliun
Catatan: a. Reksa Dana Penyertaan Terbatas merupakan Reksa Dana yang khusus ditawarkan secara terbatas kepada Pemodal Profesional dan tidak ditawarkan melalui Penawaran Umum. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Penyertaan Terbatas dilaporkan setiap 3 bulan sekali. b. Pada tahun 2010 Bapepam-LK juga telah memberikan pernyataan efektif terhadap Efek Beragun Aset (EBA) yang ketiga, yaitu EBA Danareksa BTN01 – KPR, yang diterbitkan oleh PT. Danareksa Investment Management. Seperti halnya 2 EBA sebelumnya, EBA kali ini juga merupakan transaksi sekuritisasi atas tagihan KPR milik PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. dengan total nilai sekuritisasi mencapai sekitar Rp 750 miliar. Selama periode tahun 2010 Bapepam-LK juga telah memberikan: -
Pernyataan Efektif kepada 144 Reksa Dana yang meliputi 26 Reksa Dana Konvensional dan 118 Reksa Dana Terproteksi, dengan perincian sebagai berikut: Reksa Dana Konvensional No
Nama Reksa Dana
No
Nama Reksa Dana
1
Fortis Maxi Saham
14
Lautandhana Liquid
2
Bahana Quant Strategy
15
Brent Value Fund
3
Si Dana Batavia CPI
16
Cipta Dinamika
Halaman 4
4
Danareksa Seruni Pasar Uang III
17
Danareksa Pendapatan Prima Plus
5
SAM Sukuk Syariah Sejahtera
18
Phillip Money Market Fund
6
SAM Syariah Berimbang
19
BNP Paribas Prima USD
7
Pasar Uang BNIS Pas
20
OSK Nusadana Alpha Sector Rotation
8
Natpac Dana Berimbang
21
BNP Paribas Pro Balance
9
Pratama Equity
22
10
Danareksa Mawar Fokus 10
23
11
Mandiri Investa Optimal
24
BNP Paribas Prima Asia USD Mandiri Investa Dana Pendapatan Optimal Seri 2 AAA Equity Fund
12
Schroder 90 Plus Equity Fund
25
13
Danareksa Melati Pendapatan Tetap
26
Batavia USD Balanced Asia First State Indonesian Money Market Fund
Reksa Dana Terproteksi No 1 2 3 4
Nama Reksa Dana Terproteksi Fortis Kapital VII Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 16 Danareksa Proteksi Melati Optima Syariah Danareksa Proteksi Melati Optima XV
No
Nama Reksa Dana
60
Terproteksi BNP Paribas Kapital IX
61
Terproteksi CIMB-Principal CPF XI
62
Danareksa Proteksi Melati Optima XXII
63
Danareksa Proteksi Melati Optima XXI
5
Recapital Proteksi III Seri 1
64
6
OSK Nusadana Capital Protected Fund II
65
7
Recapital Proteksi IV Seri 1
66
8
NISP Proteksi Dinamis Seri 7
67
9
68 69
Batavia Proteksi Ultima USD 2
11
NISP Proteksi Dinamis Seri 8 Terproteksi Schroder Regular Income Plan IX Batavia Proteksi Prima I
Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 7 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 5 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 4 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 3 Mandiri Investasi Terproteksi Seri 3
70
BNIS Proteksi XXIII-ORI07
12
Si Dana Proteksi Batavia XIX
71
13
AAA Reksa Premium Proteksi IV
72
14
Batavia Proteksi Utama 1 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 17 BNIS Proteksi XIX Bahana B Optima Protected Fund USD 1 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 1 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 18 Mandiri Terproteksi Dana
73
Mega Dana Terproteksi VII OSK Nusadana Capital Protected Fund IV Batavia Proteksi Utama 6
74
Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 1
75
Terproteksi BNP Paribas Selaras II Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Dollar Seri 1 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Dollar Seri 8
10
15 16 17 18 19 20
76 77 78
NISP Proteksi Income Plus IX
79
Lautandhana Proteksi Dollar
Halaman 5
Pendapatan Berkala 19 21
Schroder Regular Income Plan X
80
BNIS Proteksi XXII
22
Mandiri Investasi Terproteksi Seri 2
81
NISP Proteksi Dinamis Seri 15
23
Bahana B Optima Protected Fund 29
82
24
Bahana B Optima Protected Fund 28
83
25
Schroder Regular Income Plan XI
84
NISP Proteksi Dinamis Seri 12 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 6 CIMB-Principal CPF CB II
26
CIMB Islamic Sukuk II Syariah
85
Batavia Proteksi Utama 7
27
86
Batavia Proteksi Utama 3 Terproteksi Schroder Regular Income Plan XII
88
Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 2
30
Fortis Kapital VIII Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 2 Danareksa Proteksi Melati Optima XIV Gani Proteksi 3
89
Batavia Proteksi Prima 3
31
Batavia Proteksi Utama 2
90
32
Batavia Proteksi Ultima USD 1
91
33
BNIS Proteksi XXI
92
Bahana B Optima Protected Fund 32 Danareksa Proteksi Melati Optima XXIII HPAM Proteksi Dollar-1
34
Bahana Reksa Panin Terproteksi XII Mandiri Investasi Terproteksi Syariah Seri 1 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Syariah Seri 1 Lautandhana Proteksi Dinamis III Bahana Reksa Panin Terproteksi XIII
93
Batavia Proteksi Utama 8
94
BNP Paribas Protekplus XI
95
Nikko Terproteksi I
96
Nikko Terproteksi III
97
Nikko Terproteksi III
28 29
35 36 37 38
87
39
Bahana B Optima Protected Fund 30
98
40
CIMB-Principal CPF X
99
Bahana Reksa Panin Terproteksi A XVI Bahana Reksa Panin Terproteksi XV
41
NISP Proteksi Income Plus VIII
100
Bahana Reksa Panin Terproteksi XIV
42
NISP Proteksi Dinamis Seri 11
101
Lautandhana Proteksi VII
43
NISP Proteksi Dinamis Seri 9
102
BNP Paribas Proteksi Selaras III
44
Premier Capital Protected I
103
45
Bahana B Optima Protected Fund 31
104
46
BNIS Proteksi XXI
105
Bahana A Opttima Protected Fund 38 Bahana Reksa Panin Terproteksi A XVII Trim Terproteksi Prima IV
47
Terproteksi BNP Paribas Selaras
106
48
Bahana B Optima Protected Fund 35
107
49
Bahana B Optima Protected Fund 34
108
Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 3 Danareksa Melati Platinum Dollar Amerika Serikat Danareksa Proteksi Maxima II
50
Bahana B Optima Protected Fund 33 Bahana Optima Protected Fund USD 3 Bahana Optima Protected Fund USD 4 Danareksa Proteksi Melati Optima XIX
109
Danareksa Proteksi Maxima I
110
AAA Reksa Premium Proteksi V
111
AAA Reksa Premium Proteksi VI
112
Terproteksi CIMB-Principal CPF CB III
51 52 53
Halaman 6
54
56
CIMB-Principal CPF CB I Danareksa Proteksi Melati Optima XVIII Batavia Proteksi Utama 5
57 58
55
59
-
113
Bahana C Optima Protected Fund 37
114
Lautandhana Proteksi VIII
115
Danareksa Proteksi II
Batavia Proteksi Prima 2
116
HPAM Proteksi-2
Bahana B Optima Protected Fund 36 OSK Nusadana Capital Protected Fund III
117
TRIM Terproteksi Lestari 4
118
TRIM Terproteksi Prima V
mencatatkan sebanyak 36 Reksa Dana Penyertaan Terbatas. persetujuan untuk pembubaran 138 Reksa Dana, meliputi: No
Nama Reksa Dana
No
Nama Reksa Dana
1
Synergy Jiwasraya Terproteksi
70
Danareksa Proteksi Global Prospektif
2
BNIS Proteksi III
71
Fortis Protekplus IX
3
Danareksa Melati Dinamis
72
4
BNI Dana Berbunga Dua
73
Mandiri Capital Protected Income Fund 9 Mahanusa Dana Lestari
5
Si Dana Proteksi Batavia VI
74
Makinta Fleksi
6
Bahana Reksa Panin Terproteksi V
75
Jisawi Mix
7
76
Optima Seimbang
8
Terproteksi Schroder Fixed Maturity Plan VI Bahana Optima Protected Fund 11
77
Optima Likuid
9
Si Dana Batavia Saham
78
Telur Emas
10
BIG Dana Likuid
79
Valbury Terproteksi II
11
Danareksa Investasi Bersama
80
Capital Fleksi
12
Danareksa Proteksi Melati II
81
Star Fixed Income
13
BNIS Proteksi XVIII
82
Capital Equity Fund
14
Nikko Cemerlang Nusantara
83
Optima Dollar
15
Dhanawibawa Progresif
84
NISP Dana Mantab
16
Danareksa Proteksi Dinamis
85
NISP Dana Mantab 3
17
Mandiri Protected Extra
86
NISP Proteksi Dinamis Seri I
18
Schroder Regular Income Plan VI
87
NISP Proteksi Income Plus V
19
Si Dana Batavia Terproteksi Div. I
88
Terproteksi Si Dana Batavia IX
20
Si Dana Proteksi Batavia Div. IV
89
Panin Tetap Menghasilkan
21
Si Dana Proteksi Batavia Div. V
90
X-Tra Dana Tetap
22
Si Dana Proteksi Batavia Div. VI
91
NISP Proteksi Dinamis USD
23
Si Dana Proteksi Batavia DIV. X
92
Mandiri Dana Protected Berkala Seri 7
24
Si Dana Proteksi Batavia II
93
Mandiri Investa Optimal
25
Tiga Pilar Dana Fleksi
94
Batavia Obligasi
26
NISP Proteksi
95
Bahana Optima Protected Fund 18
27
Schroder Index Linked Fund II
96
Bahana Reksa Panin Terproteksi III
28
Si Dana Proteksi Nusantara Seri I
97
Cipta Proteksi I
29
Si Dana Kas Optimal
98
Bahana Reksa Panin Terproteksi X
Halaman 7
30
NISP Proteksi Dinamis Seri 5
99
Optima Stabil
31
Premier Fixed
100
Jatim Treasury Fund
32
Terproteksi CIMB-Principal CPF V
101
Saham BUMN
33
Mandiri Capital Protected Income Fund 15 Portofolio Optimal
102
Synergy Stabil
103
Bahana Reksa Panin Terproteksi IV
104
Si Dana Proteksi Nusantara Seri IV
105
Terproteksi Fortis Kapital III
106
MSAM Gemilang
107
Valbury Terproteksi I
108
Brent Value Fund
109
Batasa Equity Syariah
34 35 36 37 38 39 40
Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 9 Fortis Prima Mandiri Capital Protected Income Fund 14 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 14 Premier Optima
41
Terproteksi Schroder Regular Income Plan V Schroder Dana Terpadu
110
Anam Pendapatan Kombinasi
42
Optima Obligasi
111
AAA Reksa Premium Proteksi II
43
Optima Pasar Uang
112
Berlian Dana Terproteksi
44
Jakarta Blue Chip
113
Berlian Dana Terproteksi II
45
Terproteksi CIMB-Principal CPF III
114
46
Mandiri Protected Regular Income Fund 2 Bahana Optima Protected Fund 21
115
Danareksa Proteksi Global Prospektif II Danareksa Proteksi Melati Optima II
116
Danareksa Proteksi Melati Optima VII
117
Terproteksi Prima
118
Si Dana Proteksi Nusantara Seri V
119
47 48
51
Mandiri Capital Protected Income Fund 8 Mandiri Capital Protected Income Fund 10 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 15 Terproteksi Ultima
120
Terproteksi CIMB-Principal CPF Climate Change NISP Proteksi Dinamis Seri 3
52
Mahanusa Dana Kapital
121
Danareksa Proteksi Melati Optima VI
53
Mahanusa Dana Ekuitas
122
Premier Capital Protected I
54
Terproteksi HPAM Proteksi-1
123
Mandiri Capital Protected Fund I
55
Terproteksi Si Dana Batavia VII
124
Samuel Dana Pasti
56
Optima Campuran Syariah
125
57
Optima Obligasi Syariah
126
58
127
59
Mandiri Protected Regular Income Fund 4 Mandiri Investa Dana Prima
OSK Nusadana Capital Protected Fund III OSK Nusadana Capital Protected Fund IV Save-2-Prosper
128
Bangun Indonesia
60
Dana Tetap Arjuna
129
Danareksa Proteksi Melati Optima III
61
Si Dana Proteksi Nusantara Seri II
130
Trim Syariah Terproteksi Prima I
62
Trim Terproteksi Prima III
131
Batavia Proteksi Ultima USD 1
63
BNI Dana Lancar Dua
132
Ekofix
49 50
Halaman 8
3.
64
Universitas Indonesia
133
Ekomix
65
BNIS Proteksi VIII
134
Batavia Proteksi Pertiwi Seri II
66
AAA Reksa Premium Proteksi III
135
Terproteksi BNP Paribas Kapital IX
67
Terproteksi Si Dana Batavia VIII
136
AIM Trust-JS Pro Kedua
68
Terproteksi Fortis Kapital VII
137
TFI [X]-tra Ordinary II
69
Pundi Reksa Dollar
138
TFI [X]-tra Ordinary III
Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek No. 1.
2.
3.
4.
Uraian
Jumlah
Pemberian Ijin Usaha Baru untuk Perusahaan Efek - Perantara Pedagang Efek (PPE) - Penjamin Emisi Efek (PEE)
4
Pencabutan Ijin Usaha Perusahaan Efek - Perantara Pedagang Efek (PPE) - Manajer Investasi (MI)
10
Pemberian Ijin Orang Perseorangan Baru untuk Wakil PE - Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) - Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) - Wakil Manajer Investasi (WMI)
558
Pencabutan Ijin Orang Perseorangan untuk Wakil PE - Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) - Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) - Wakil Manajer Investasi (WMI)
27
2 2
2 8
478 36 44 11 4 12
Catatan: - Hingga akhir tahun 2010 total jumlah Perusahaan Efek yang telah memiliki ijin usaha sebagai PPE dan PEE dari Bapepam-LK tercatat 157 Perusahaan Efek. - Selama tahun 2010 Bapepam-LK mengeluarkan 2 ijin usaha baru untuk Perusahaan Efek yaitu: 1. PT Woori Korindo Securities Indonesia sebagai Penjamin Emisi Efek melalui Kep-01/BL/PEE/2010 tanggal 18 Agustus 2010. 2. PT Valbury Asia Securities sebagai Penjamin Emisi Efek melalui Kep02/BL/PEE/2010 tanggal 24 Agustus 2010. dan mengeluarkan 2 ijin usaha untuk Perusahaan Efek baru yaitu: 1. PT Capital Bridge Indonesia sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep01/BL/PPE/2010 tanggal 2 Nopember 2010. 2. PT Garuda Nusantara Capital sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep02/BL/PPE/2010 tanggal 10 Nopember 2010. - Selama tahun 2010 Bapepam-LK telah mencabut ijin untuk Perusahaan Efek sebagai berikut: 1. PT Capital One sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep-27/BL/2010 tanggal 19 Februari 2010.
Halaman 9
2.
-
-
-
-
-
4.
PT. Eurocapital Peregrine Securities sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi melalui Kep-01/BL/PPE/S.5/2010, Kep-01/BL/PEE/S.5/2010, dan Kep-03/BL/MI/S.5/2010 tanggal 10 Juni 2010. Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak mengeluarkan izin baru Perusahaan Efek sebagai Manajer Investasi sejak bulan April 2007, berdasarkan SK Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-69/BL/2007 tanggal 13 April 2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi. Di tahun 2010 juga tercatat 8 Manajer Investasi dicabut ijin usahanya oleh Bapepam-LK. Dengan demikian, total jumlah Manajer Investasi hingga akhir 2010 ini adalah 85 Manajer Investasi. Di tahun 2010, Bapepam dan LK mengeluarkan surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-541/BL/2010 tanggal 9 Desember 2010 tentang Pencabutan Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Manajer Investasi. Sampai dengan akhir 2010, Bapepam-LK telah memberikan ijin orang perseorangan sebagai WPPE dan WPEE sebanyak 7.282 ijin. Sedangkan total ijin orang perseorangan sebagai WMI yang telah dikeluarkan Bapepam-LK adalah sejumlah 1.878 ijin WMI (termasuk pencabutan ijin WMI secara keseluruhan sebanyak 17 orang dimana untuk tahun 2010 dilakukan pencabutan ijin WMI sebanyak 12 orang). Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaku pasar modal, dalam tahun 2010 ini Bapepam-LK telah melakukan kegiatan edukasi berupa pembekalan kepada Wakil Perantara Pedagang Efek dan Wakil Penjamin Emisi Efek di 9 kota yang diikuti oleh WPE dari 108 Perusahaan Efek. Bapepam-LK terus meningkatkan kehati-hatian dalam memberikan persetujuan terhadap perubahan manajemen dan pengendali dari Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi, antara lain melalui kegiatan penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon Direktur, Komisaris, dan Pemegang Saham dari SRO, Perusahaan Efek, dan Manajer Investasi, dengan perincian sebagai berikut: a. SRO: − Calon Komisaris PT KPEI pada tanggal 14 Mei 2010; − Calon Direktur PT KSEI pada tanggal 29 April 2010. b. Perusahaan Efek: − Calon Direktur sebanyak 76 orang; − Calon Komisaris sebanyak 50 orang; − Calon Pemegang Saham atau Pengendali sebanyak 5 Pihak. c. Manajer Investasi: − Calon Direktur sebanyak 39 orang (23 orang disetujui, 7 orang belum dapat disetujui, dan 9 orang masih dalam proses); − Calon Komisaris sebanyak 20 orang (9 orang disetujui, 4 orang belum dapat disetujui, dan 7 orang masih dalam proses); − Calon Pemegang Saham atau Pengendali sebanyak 3 pihak
Perijinan lainnya. a. Penasihat Investasi
Halaman 10
Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak memberikan ijin baru sebagai Penasihat Investasi dikarenakan sedang dilakukannya revisi peraturan terkait Perijinan Penasihat Investasi. b. Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Selama tahun 2010, Bapepam-LK memproses 2 pengajuan ijin baru APERD yaitu PT. Bank Chinatrust dan PT. Bank Windu Kentjana namun belum dapat mempertimbangkan kedua pengajuan ijin tersebut. Sementara itu pada periode yang sama 5 APERD mengembalikan ijin yaitu PT. Bank Bumiputera, Deutsche Bank A.G, PT. Bank Victoria Internasional, PT. Bank Mayapada, dan PT. RBS ABN Amro Bank sehingga jumlah seluruh APERD sampai dengan Desember 2010 sebanyak 22 Bank. Pemegang izin orang perseorangan sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) mengalami pertumbuhan dari 21.152 orang pada tahun 2009 menjadi 23.327 orang atau mengalami kenaikan sebesar 10,3%. Pada tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan pencabutan izin WAPERD dari tahun 1997-2002 secara keseluruhan sebanyak 2.248 orang atau sebesar 9,6% dari seluruh pemegang izin WAPERD, pencabutan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketentuan Peraturan Nomor V.B.2 Tentang Permohonan Izin Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana. 5.
Persetujuan dan Pendaftaran a. Sepanjang tahun 2010 ini, Bapepam-LK telah mengeluarkan Surat Tanda Terdaftar (STTD) untuk 180 Profesi Penunjang Pasar Modal, dengan rincian: - 114 STTD Notaris; - 7 STTD untuk Konsultan Hukum - 34 STTD untuk Akuntan; dan - 25 STTD untuk Penilai. Sehingga sampai dengan akhir bulan Desember 2010, jumlah profesi yang telah terdaftar di Bapepam-LK adalah 674 Konsultan Hukum, 1.345 Notaris, 572 Akuntan, dan 135 Penilai. b. Untuk lembaga penunjang pasar modal, hingga akhir Desember 2010 terdapat data-data sebagai berikut: - 20 bank telah memperoleh persetujuan sebagai Bank Kustodian; - 10 perusahaan sebagai BAE; - 14 in-house BAE; - 14 Wali Amanat; Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak menerbitkan STTD sebagai Wali Amanat. - 3 Pemeringkat Efek. Selama tahun 2010 telah bertambah 1 (satu) Perusahaan Pemeringkat Efek yaitu PT ICRA Indonesia.
III.
AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN Dalam kurun waktu 4 Januari 2010 hingga 29 Desember 2010, Bapepam-LK telah: -
memproses penerbitan 5 peraturan Menteri Keuangan di bidang lembaga keuangan;
Halaman 11
-
memproses penyempurnaan 2 peraturan Menteri Keuangan di bidang lembaga keuangan dan 1 peraturan Menteri Keuangan di bidang pasar modal; menerbitkan 4 peraturan baru di bidang pasar modal dan 1 peraturan baru di bidang lembaga keuangan; melakukan penyempurnaan atas 5 peraturan di bidang pasar modal; menerbitkan 1 surat edaran di bidang pasar modal; memberikan persetujuan terhadap perubahan 3 peraturan, 2 Anggaran Dasar, dan 1 kebijakan SRO.
Berikut informasi lengkap mengenai penerbitan, penyempurnaan peraturan dan persetujuan atas perubahan peraturan dan anggaran dasar SRO: 1. Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan No.
Nomor Keputusan/ Peraturan
1.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010 tanggal 25 Januari 2010
2.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.10/2010 tanggal 9 Februari 2010 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2010 tanggal 12 Februari 2010
3.
4.
5.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.010/2010 tanggal 16 September 2010 Peraturan Ketua Nomor PER03/BL/2010 tanggal 28 September 2010
Tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Asuransi Dengan Prinsip Syariah Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon pengurus Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Calon Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan Pemeriksanaan Perusahaan Perasuransian Bentuk, Susunan, Dan Penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan Dan Laporan Kegiatan Usaha Semesteran Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
2. Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan No.
Nomor Keputusan/ Peraturan
Tentang
1.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2010 tanggal 12 Februari 2010
2.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.010/2010 tanggal 1 September 2010
Perubahan KMK Nomor 513/KMK.06/2002 Tentang Persyaratan Pengurus dan Dewan Pengawas Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.010/2009 Tentang Pembinaan dan Pengawasan
Halaman 12
3.
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 153/PMK.010/2010, 1 Oktober 2010.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Kepemilikan Saham Dan Permodalan Perusahaan Efek.
3. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK No.
Nomor Keputusan/ Peraturan
1.
Peraturan Nomor VI.C.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:Kep-412/BL/2010 tanggal 6 September 2010 Peraturan Nomor IX.D.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:Kep-432/BL/2010 tanggal 1 Oktober 2010 Peraturan Nomor V.G.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-112/BL/2010 tanggal 16 April 2010. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep- 541/BL/2010 Tanggal 9 Desember 2010.
2.
3.
4.
5.
PER-02/BL/2010 tanggal 14 September 2010
Tentang Ketentuan Umum dan Kontrak Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang Pengeluaran Saham Biasa Dengan Nilai Nominal Berbeda
Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual. Pencabutan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi. Dana Pensiun Yang Wajib Memiliki Pengurus dan Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Yang Lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
4. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK No.
Nomor Keputusan/ Peraturan
Tentang
1.
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-26/BL/2010 tanggal 18 Februari 2010.
2.
Peraturan Nomor XI.B.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-105/BL/2010 tanggal 13 April 2010 Peraturan Nomor V.D.3 Lampiran
Perubahan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep479/BL/2009 tentang Perizinan Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Manajer Investasi. Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik
3.
Pengendalian Internal
Halaman 13
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-548/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 4.
5.
Peraturan Nomor V.D.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-549/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 Peraturan Nomor V.D.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-550/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010
Perusahaan Efek Yang menjalankan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pedagang Efek. Pengendalian dan Perlindungan Efek Yang Disimpan Oleh Perusahaan Efek. Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan
5. Penerbitan Surat Edaran No.
Nomor Keputusan/ Peraturan
Tentang
1.
Surat Edaran Nomor: SE-04/BL/2010, 21 Juli 2010.
Penjelasan Atas Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.G.6 Tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual.
6. Persetujuan atas Perubahan Peraturan, Kebijakan dan Anggaran Dasar SRO 1) Peraturan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor VI tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Efek EBA dan Peraturan Nomor VII tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk KIK di Bursa Perubahan peraturan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) tersebut dilakukan untuk mengakomodasi surat Bapepam-LK Nomor S-33/BL.06/2009 tanggal 25 Februari 2009 perihal Perubahan Surat Edaran KPEI Menjadi Peraturan yang meminta KPEI untuk menjadikan Surat Edaran KPEI sebagai peraturan KPEI agar memiliki dasar hukum yang lebih kuat dan sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Surat Edaran KPEI tersebut adalah Surat Edaran Nomor: SE-001/DIR/KPEI/0209 tanggal 12 Februari 2009 tentang Pelayanan Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Efek Beragun Aset di Bursa dan Surat Edaran Nomor: SE-002/DIR/KPEI/1207 tanggal 17 Desember 2007 perihal Pelaksanaan Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa. Bapepam-LK memberikan persetujuan atas kedua peraturan tersebut melalui surat No. S-473/BL/2010 tanggal 20 Januari 2010. 2) Perubahan Proses Bisnis Penyelesaian Transaksi Bursa PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Sehubungan dengan rencana KPEI mengimplementasikan sistem Continous Settlement pada proses penyelesaian transaksi bursa, yang dapat meningkatkan efisiensi dalam proses tersebut, KPEI mengajukan perubahan proses bisnis penyelesaian transaksi bursa melalui surat Nomor: KPEI1176/DIR/1209 tanggal 10 Desember 2009 perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Bisnis Proses Penyelesaian Transaksi Bursa. Dengan
Halaman 14
3)
4)
5)
6)
implementasi sistem ini, Anggota Kliring (AK) memperoleh manfaat yaitu kepastian pemenuhan hak terima dana tanpa harus menunggu pembayaran dari AK serah dana apabila AK serah efek tersebut telah menyelesaikan seluruh kewajibannya di T+3 pagi. Bapepam-LK melalui surat nomor: S1637/BL/2010 tanggal 22 Februari 2010 menyatakan tidak keberatan atas perubahan proses bisnis tersebut mengingat perubahan bisnis proses tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan mendukung pelaksanaan fungsi KPEI sebagai Central Counter Party (CCP). Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia Dalam rangka menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor III.A.3 tentang Direktur Bursa Efek, melalui surat Nomor S-04790/BEI.HKM/09-2009 tanggal 14 September 2009 perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia dan terakhir melalui surat nomor S06808/BEI.HKM/12-2009 tanggal 29 Desember 2009 perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia, BEI mengajukan permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar. Bapepam dan LK melalui surat Nomor: S-1457/BL/2010 tanggal 16 Februari 2010 perihal Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia telah memberikan persetujuan terhadap perubahan Anggaran Dasar BEI tersebut. Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Dalam rangka menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor III.C.3 tentang Direktur Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan Nomor III.C.8 tentang Komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), melalui surat Nomor: KSEI1370/DIR/0709 tanggal 28 Juli 2009 perihal permohonan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan terakhir melalui surat nomor Nomor: KSEI-1719/DIR/1010 tanggal 8 Oktober 2010 perihal permohonan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (PT KSEI), KSEI mengajukan permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar. Bapepam-LK melalui surat Nomor S-10235/BL/2010 tanggal 10 November 2010 perihal persetujuan perubahan Anggaran Dasar PT Kustodian Sentral Efek Indonesia telah memberikan persetujuan terhadap perubahan Anggaran Dasar KSEI tersebut. Persetujuan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Dalam rangka harmonisasi peraturan pasca merger PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES), guna memperkuat dasar hukum pengaturan beberapa ketentuan yang selama ini ditetapkan dalam Surat Edaran atau Surat Keputusan Direksi, dan guna penyesuaian dengan kebutuhan dan dinamika pasar saat ini, BEI mengajukan permohonan Persetujuan atas Draft Peraturan Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas melalui surat nomor: S-05583/BEI.PSH/10-2008 tanggal 28 Oktober 2008 dan terakhir melalui surat nomor: S-05366/BEI.PSH/08-2010 tanggal 27 Agustus 2010. Terhadap permohonan tersebut, Bapepam-LK telah memberikan persetujuan melalui surat Nomor S-11058/BL/2010 tanggal 13 Desember 2010 perihal Persetujuan Perubahan Peraturan BEI Nomor II.A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas. Persetujuan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa
Halaman 15
Dalam rangka harmonisasi peraturan pasca merger BEJ-BES, guna memperkuat dasar hukum pengaturan beberapa ketentuan yang selama ini ditetapkan dalam Surat Edaran atau Surat Keputusan Direksi, dan guna penyesuaian dengan kebutuhan dan dinamika pasar saat ini, BEI mengajukan permohonan Persetujuan atas Draft Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa melalui surat nomor: S-05626/BEI.ANG/10-2008 tanggal 29 Oktober 2008 dan terakhir melalui surat nomor: S-5331/BEI.ANG/08-2010 tanggal 26 Agustus 2010 perihal Permohonan Persetujuan Atas Konsep Final Perubahan Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa. Atas permohonan tersebut, Bapepam-LK telah memberikan persetujuan melalui surat Nomor S-11059/BL/2010 tanggal 13 Desember 2010 perihal Persetujuan Perubahan Peraturan BEI Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa. 7. Litigasi dan Kegiatan Pelayanan Hukum Selama tahun 2010, Bapepam-LK menangani perkara-perkara di Pengadilan sebagai berikut: 1) Perkara Nomor: 331/Pdt.G/2008/PN.JKT.PST antara Rudi Wirawan Rusli sebagai Pembanding melawan Ahmad Fuad Rahmany, cs sebagai Terbanding. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah memberikan putusan yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yaitu menyatakan gugatan Pembanding tidak dapat diterima. 2) Perkara Nomor: 142/G/2008/PTUN.JKT antara PT. Euro Peregrine Sekurities sebagai Pemohon Kasasi melawan Menteri Keuangan RI Cq Bapepam-LK sebagai Termohon Kasasi. Majelis Hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia telah memberikan putusan yang menyatakan menolak permohonan kasasi PT EPS. 3) Perkara Nomor: 159/G/2008/PTUN.JKT antara PT. Putra Mandiri Finance sebagai Pemohon Kasasi melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Termohon Kasasi. Perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung Republik Indonesia. 4) Perkara Nomor: 88/G/2008/PTUN.JKT antara Ketua Bapepam-LK sebagai Pemohon Kasasi melawan Soeseno Haryo Saputro sebagai Termohon Kasasi. Terhadap putusan tersebut, Bapepam-LK sedang mempersiapkan pengajuan permohonan Peninjauan Kembali. 5) Perkara Nomor: 794/PDT.G/2007/PN.JKT.SEL antara PT. Bank Global Internasional sebagai Pemohon Kasasi melawan Maria Susianti dan Uung sebagai Termohon Kasasi, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI Cq Direktur Perbankan dan Usaha Jasa Pembiayaan sebagai Turut Termohon Kasasi I, Gubernur Bank Indonesia sebagai Turut Termohon Kasasi II dan Bapepam-LK sebagai Turut Termohon Kasasi III. Perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung Republik Indonesia. 6) Perkara Nomor: 1356/PDT.G/2009/PN.JKT.SEL antara Para Nasabah PT Sarijaya Permana Sekuritas (PT SPS) sebagai Para Penggugat melawan PT Sarijaya Permana Sekuritas sebagai Tergugat I, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI sebagai Tergugat II, Bapepam-LK sebagai Tergugat III, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat I, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat II. Para Penggugat mengajukan Banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. 7) Perkara Nomor: 1604/PDT.G/2009/PN.JKT.SEL antara Nasabah PT SPS atas nama Rudy Setiawan, dkk. sebagai Para Penggugat melawan PT SPS sebagai Tergugat I, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI sebagai Tergugat II,
Halaman 16
Bapepam-LK sebagai Tergugat III, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat I, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat II. Perkara tersebut masih dalam proses banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. 8) Perkara Nomor: 192/PTUN.G/2009/PTUN-JKT antara PT CSM Corporatama sebagai Penggugat melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Tergugat. Perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta. 9) Perkara Nomor: 182/Pdt.G/2010/PN.JKT Sel. antara Nasabah PT SPS atas nama Rudi Setiawan dkk. sebagai Para Penggugat melawan PT Sarijaya Permana Sekuritas sebagai Tergugat I, Yusuf Rusli sebagai Tergugat II, Zulpiyan Alamsyah sebagai Tergugat III, Teguh Jaya sebagai Tergugat IV, Herman Ramli sebagai Tergugat V, dan Bapepam-LK sebagai Turut Tergugat. Perkara tersebut sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. 10) Perkara Nomor: 135/Pdt.G/2010/PN.Jak.Sel antara Sdr. R.H Wuryanto Sutaryo melawan PT Semen Nusantara Cq PT Semen Holcim Tbk selaku Tergugat, Bapepam-LK selaku Turut Tergugat I, PT Bursa Efek Indonesia selaku Turut Tergugat II, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal selaku Turut Tergugat III. Perkara tersebut telah mendapatkan putusan dari Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak diterima. 11) Perkara Nomor: 115/ G/2010/PTUN.JKT antara Rudi Wirawan Rusli sebagai Penggugat melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Tergugat. Perkara tersebut sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Bantuan Keterangan Ahli Atau Saksi Selain menangani perkara-perkara baik perdata maupun tata usaha negara, Bapepam-LK juga melakukan kegiatan pelayanan hukum yaitu menjadi ahli atau saksi dari kasus-kasus perdata maupun pidana yang diproses baik di kepolisian, kejaksaan maupun di pengadilan. Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK melakukan kegiatan pelayanan hukum menjadi ahli/saksi dengan rincian sebagai berikut: 1) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Management, di Kepolisian Daerah Jawa Barat pada tanggal 12 Januari 2010. 2) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Securities, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 12 Januari 2010. 3) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 14 Januari 2010. 4) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Securities, di Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tanggal 9 Februari 2010. 5) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Investindo Sekuritas cabang Semarang, pada tanggal 17 Maret 2010. 6) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Management, di Badan Reserse Kriminal Polri pada tanggal 17 Maret 2010.
Halaman 17
7) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), pada tanggal 5 April 2010. 8) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 22 April 2010. 9) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT DBS Vickers Indonesia Securities, di Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tanggal 17 Mei 2010. 10) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara perdata terkait dengan PT Danareksa, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 22 Juni 2010. 11) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), pada tanggal 24 Juni 2010. 12) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara Dana Pensiun PT Dirgantara Indonesia (IPTN), di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat pada tanggal 6 Juli 2010. 13) memberikan keterangan Saksi dalam perkara pidana asuransi terkait dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Maret 2010. 14) memberikan keterangan sebagai Saksi dalam perkara pidana terkait dengan PT Banten Java Persada, Pengalihan Aset Eks Golden Key di Kejaksaan Agung pada tanggal 1 Februari 2010. 15) memberikan keterangan sebagai Saksi dalam perkara pidana terkait dengan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 7 Mei 2010. 16) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara perdata terkait dengan sengketa antara nasabah dengan PT Danareksa, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 26 Agustus 2010. 17) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Mandiri Sekuritas, di Polda Metro Jaya pada tanggal 24 September 2010. 18) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Securities, di Polda Metro Jaya pada tanggal 22 Oktober 2010. 19) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Management dan PT Optima Kharya Capital Securities, di Kejaksaan Agung pada tanggal 4 November 2010. 20) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Asjaya Indosurya Securities, di Polda Metro Jaya pada tanggal 10 Nopember 2010. 21) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan PT Baliconsultant Insurance, di Polda Bali pada tanggal 22 Nopember 2010. 22) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), di Pengadilan Negeri Tangerang pada tanggal 29 Nopember 2010. 23) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Kembang 88 Multifinance, di Polresta Barelang pada tanggal 8 Desember 2010.
Halaman 18
24) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Investindo Nusantara Sekuritas, di Polrestabes Semarang pada tanggal 14 Desember 2010.
IV.
AKTIVITAS PENGAWASAN
1.
Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik. Sepanjang tahun 2010, terdapat 123 aksi korporasi yang dilakukan Emiten/ Perusahaan Publik dengan rincian: a. 2 Penggabungan Usaha (merger). b. 10 Penawaran Tender (Tender Offer). c. 12 emiten melakukan Transaksi Material. d. 2 emiten melakukan Perubahan Nama. e. 6 emiten melakukan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. f. 53 emiten melakukan transaksi afiliasi dan atau transaksi yang mengandung unsur Benturan Kepentingan. g. 11 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa HMETD. h. 12 emiten melakukan Transaksi Material sekaligus Transaksi Afiliasi yang mengandung unsur Benturan Kepentingan. i. 8 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham. j. 5 emiten melakukan Pembelian Kembali Obligasi. k. 2 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi. Berikut informasi lengkap atas aksi korporasi Emiten dan Perusahaan Publik: a. 2 Penggabungan Usaha (Merger). - PT Tri Polyta Tbk. merger dengan PT Chandra Asri. - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. merger dengan PT Multiphala Agrinusa dan PT Bintang Terang Gemilang. b. 10 Penawaran Tender (Tender Offer), yaitu: No.
Nama Perusahaan
No.
Nama Perusahaan
1.
PT Mutiara Timur Pratama
6.
PT Teijin Indonesia Fiber Tbk.
2.
PT Meadow Indonesia
7.
PT Allbond Makmur Usaha Tbk.
3.
8.
PT Aqua Golden Mississippi Tbk.
4.
PT Ramba Energy Indonesia Limited PT Multi Bintang Indonesia Tbk.
9.
PT Aneka Kemasindo Utama Tbk.
5.
PT Kageo Igar Jaya Tbk.
10.
PT Titan Kimia Nusantara Tbk.
c. 12 emiten melakukan Transaksi Material, dengan rincian: No.
Nama Perusahaan
No.
Nama Perusahaan
1.
PT Allbond Makmur Usaha Tbk.
7.
PT Intiland Development Tbk.
2.
PT Eterindo Wahanatama Tbk.
8.
PT Petrosea Tbk.
3.
PT Bumi Resources Tbk.
9.
4.
PT Indal Aluminium Industry Tbk.
10.
PT Sona Topas Toursm Industry Tbk. PT Nusantara Infrastruktur Tbk.
5.
PT Matahari Department Store Tbk.
11.
PT Bank Mayapada Tbk.
6.
PT Matahari Putra Prima Tbk.
12.
PT Dharmindo Adhiduta Tbk.
d. 2 emiten melakukan perubahan nama, yakni:
Halaman 19
No.
Nama Semula
Nama Baru
1.
PT Teijin Indonesia Fiber Tbk.
PT Tifico Fiber Indonesia Tbk.
2.
PT Kageo Igar Jaya Tbk.
PT Champion Pacific Indonesia Tbk.
e. 6 emiten melakukan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, yaitu: No.
f.
Nama Perusahaan
No.
Nama Perusahaan
1.
PT Barito Pasific Tbk.
4.
PT Akasha Wira International Tbk.
2.
PT Eterindo Wahanatama Tbk.
5.
3.
PT Cita Mineral Investindo Tbk.
6.
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. PT Modern Internasional Tbk.
53 emiten melakukan transaksi afiliasi dan atau transaksi yang mengandung unsur Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, yaitu: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Nama Perusahaan
No.
PT Indonesia Prima Property Tbk. PT Petrosea Tbk. PT Indoexchange Tbk. PT Catur Sentosa Adiprna Tbk. PT Central Omega Resources Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Pesero) Tbk. PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Centrin Online Tbk.
28. 29. 30. 31. 32. 33.
PT Dynaplast Tbk. PT AKR Corporindo Tbk. PT Central Proteinaprima Tbk. PT SMART Tbk. PT Bayan Resources Tbk. PT Barito Pacific Tbk.
34.
PT HM Sampoerna Tbk.
35. 36. 37.
PT Jasa Marga Tbk. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. PT Sona Topas Tourism Industry Tbk. PT Matahari Department Store Tbk.
38. 39. 40.
PT Kimia Farma Tbk. PT Indofarma Tbk. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. PT BISI International Tbk. PT Astra Otoparts Tbk. PT Sekar Bumi Tbk.
PT Matahari Putra Prima Tbk. PT Intiland Development Tbk. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. PT First Media Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Eksekutif Internasional Tbk. PT Star Pacific Tbk. PT Bumi Serpong Damai Tbk.
42. 43. 44. 45. 46.
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Sara Lee Body care Indonesia
50.
PT Bentoel Internasional Investama Tbk. PT Citra Tubindo Tbk. PT Sucaco Tbk. PT Dharmindo Adhiduta Tbk. PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk. PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. PT Resources Alam Indonesia Tbk. PT Indal Aluminium Industry Tbk. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. PT Berlina Tbk
51. 52.
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. PT Ciputra Surya Tbk.
41.
47. 48. 49.
Nama Perusahaan
Halaman 20
26. 27.
Tbk. PT Bank Mayapada Tbk. PT Nusantara Infrastruktur Tbk.
53.
PT.Mandom Indonesia Tbk.
g. 11 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yakni: No.
Nama Perusahaan
No.
Nama Perusahaan
1.
PT Indonesia Air Transport Tbk.
7.
PT Tunas Baru Lampung Tbk.
2.
PT Metrodata Electronik Tbk.
8.
PT Bumi Resources Tbk.
3.
9.
PT ATPK Reosurces Tbk.
4.
PT Agis Tbk. PT Inter Delta Tbk.
10.
PT Bukaka Teknik Utama Tbk.
5.
PT Mobile 8 Telecom Tbk.
11.
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk.
6.
PT Teijin Indonesia Fiber Tbk.
h. 12 emiten melakukan Transaksi Material sekaligus Transaksi Afiliasi yang mengandung unsur Benturan Kepentingan. No.
i.
No.
Nama Perusahaan
1.
PT Matahari Departement Store Tbk
7.
PT Bank Mayapada Tbk
2.
PT Matahari Putra Prima Tbk
8.
PT Dharmindo Adhiduta Tbk
3.
9.
PT Cipendawa Tbk
4.
PT Intiland Development Tbk PT Petrosea Tbk
10.
PT Pelat Timah Nusantara Tbk.
5.
PT Sona Topas Toursm Industry Tbk.
11.
6.
PT Nusantara Infrastruktur Tbk.
12.
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
8 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham, yakni: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
j.
Nama Perusahaan
Nama Perusahaan PT Jaya Real Property Tbk. PT Global Mediacom Tbk. PT Kalbe Farma Tbk. PT Argha Karya Prima Industry Tbk. PT Kageo Igar Jaya Tbk. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. PT Media Nusantara Citra Tbk. PT Global Mediacom Tbk.
Keterangan Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 Melalui prosedur Peraturan XI.B.3 Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
5 emiten melakukan Pembelian Kembali Obligasi No.
Nama Perusahaan
No.
Nama Perusahaan
1.
PT BNI Securities
4.
PT Lautan Luas Tbk.
2.
PT Bhakti Finance
5.
PT Aetra Air Jakarta
3.
PT Mobile 8 Telecom Tbk.
k. 2 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi, yakni PT Suryamas Duta Makmur Tbk. dan PT Holcim Indonesia Tbk.
Halaman 21
2.
Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek Uji kepatuhan lembaga efek dilakukan melalui pemeriksaan rutin kepada para pelaku pasar modal khususnya Lembaga Efek. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari tugas dan fungsi Bapepam-LK dalam melakukan pembinaan dan pengawasan pasar modal. Pemeriksaan rutin bertujuan untuk memastikan kepatuhan Lembaga Efek terhadap peraturan perundang-undangan pasar modal yang berlaku. Selama periode Januari hingga Desember 2010, Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan rutin terhadap: 34 Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 14 Kantor Pusat PE Anggota Bursa, 15 Kantor Cabang PE Anggota Bursa, 4 PE Non Anggota Bursa dan 1 Kantor Cabang PE Non Anggota Bursa. 1 SRO, yaitu PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Dalam melakukan uji kepatuhan PE, pemeriksaan dilakukan terhadap antara lain organisasi PE, pengendalian dan pengawasan internal, penyelenggaraan pembukuan, perlindungan aset-aset nasabah, Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) khususnya dalam hal kesesuaian dalam perhitungan dan penyajiannya. Sedangkan dalam pemeriksaan rutin SRO, pemeriksaan dilakukan terhadap antara lain organisasi, operasional, pelaporan dan pemeliharaan dokumen. Dari hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap 34 PE, 2 PE dikenakan sanksi penghentian sementara (suspensi) kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek, 12 PE diberikan teguran tertulis dan 20 PE masih dalam proses penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Disamping itu, pada periode yang sama, Bapepam-LK telah melakukan monitoring terhadap : 14 Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 10 Kantor Pusat PE Anggota Bursa dan 4 Kantor Cabang PE Anggota Bursa. 10 Biro Administrasi Efek (BAE). 10 Bank Kustodian (BK). Monitoring dilakukan guna memastikan bahwa perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan sebelumnya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan berkesinambungan hingga saat ini.
3.
Pengawasan Perdagangan Dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bapepam-LK secara rutin melakukan tugas pengawasan terhadap kegiatan pasar modal berupa pemantauan transaksi perdagangan saham harian terhadap 421 emiten dan 39 waran, serta perdagangan obligasi meliputi obligasi perusahaan (corporate bonds) sebanyak 287 seri dan Surat Berharga Negara sebanyak 95 seri disamping juga melakukan pengawasan terhadap perdagangan Kontrak Opsi Saham (KOS) dan Exchange Trade Funds (ETF). Selanjutnya Bapepam-LK juga telah melakukan penelaahan dan pemeriksaan teknis terhadap dugaan transaksi tidak wajar. Penelaahan dan pemeriksaan teknis dilakukan guna memperoleh petunjuk awal yang memadai sehingga dapat dilanjutkan pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah menyelesaikan penelaahan dan pemeriksaan teknis terhadap indikasi perdagangan tidak wajar atas sejumlah kasus dengan rincian:
Halaman 22
-
16 kasus dugaan pelanggaran pasal 91 dan 92 tentang perdagangan semu dan manipulasi pasar, dan - 2 kasus dugaan Penggunaan Informasi Orang Dalam Dari keselurahan kasus tersebut, 10 memiliki petunjuk awal yang kuat untuk ditindaklanjuti menjadi pemeriksaan oleh Biro Pemeriksaan dan Penyidikan, sementara 4 kasus lainnya tidak ditemukan petunjuk lebih awal untuk diteruskan ke Biro Pemeriksaan dan Penyidikan. Adapaun saat ini, Bapepam-LK sedang melakukan penelaahan terhadap 4 kasus dugaan perdagangan tidak wajar. 4.
Pengawasan Terhadap Manajer Investasi Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah mencabut 8 izin usaha Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi karena tidak memenuhi ketentuan sebagai Manajer Investasi, yaitu: a. PT. Brahma Capital; b. PT. Danpac Asset Management; c. PT. Eurocapital Peregrine Securities; d. PT. TDM Aset Manajemen; e. PT. AmCapital Indonesia; f. PT. Synergy Asset Management; g. PT. Masindo Artha Securities; h. PT. Majapahit Securities Tbk. (d/h PT. Asia Kapitalindo Securities, Tbk.).
5.
Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Efek Reksa Dana Pada tahun 2010, Bapepam-LK melakukan pemeriksaan terhadap 28 Manajer Investasi. Dari 28 Manajer Investasi yang dilakukan pemeriksaan kepatuhan, 6 Manajer Investasi diberikan sanksi pembatasan kegiatan usaha dan 3 Manajer Investasi dilimpahkan kepada Biro Pemeriksaan dan Penyidikan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena diduga melakukan tindakan pelanggaran atas ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) oleh Manajer Investasi. Pemeriksaan kepatuhan terhadap APERD pada tahun 2010 dilakukan terhadap 21 APERD pada 3 kantor pusat dan 81 kantor cabang APERD yang berada di 18 kota yaitu Jakarta, Palu, Balikpapan, Semarang, Solo, Denpasar, Surabaya, Makasar, Bandung, Palembang, Yogyakarta, Jambi, Manado, Lampung, Malang, Batam, Pekanbaru, dan Banjarmasin. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan dipenuhinya Peraturan Bapepam-LK serta memastikan kecukupan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh APERD baik di kantor pusat maupun di kantor cabang. Berdasarkan hasil pemeriksaan kepatuhan, terdapat 2 APERD yang diberikan sanksi pembekuan kegiatan usaha, penutupan 1 kantor cabang sebagai penjual Reksa Dana, dan pemberian sanksi pembinaan. Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 206 Reksa Dana termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan Reksa Dana Terproteksi. Berdasarkan hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap Reksa Dana, beberapa Manajer Investasi selaku pengelola Reksa Dana diberikan sanksi pembinaan berupa perintah untuk melakukan tindakan tertentu dalam rangka perbaikan pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemeriksaan kepatuhan terhadap Bank Kustodian selaku Bank Kustodian Reksa Dana dilakukan terhadap 1 Bank Kustodian. Selain itu Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan terhadap 2 Efek Beragun Aset (EBA) yang dilakukan terhadap pihakpihak seperti Manajer Investasi selaku pengelola EBA, Bank Kustodian selaku
Halaman 23
administrator, dan servicer selaku pemberi jasa penagihan di 4 kantor cabang servicer. Dalam pemeriksaan EBA ditemukan beberapa hal yang harus dilakukan perbaikan secara administrasi oleh Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan juga Servicer.
V.
PENEGAKAN HUKUM
1.
Pemeriksaan dan Penyidikan Sampai dengan diterbitkannya siaran pers ini, Bapepam-LK telah melakukan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal atas 129 kasus dugaan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan melakukan Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 101 Undang-undang Pasar Modal terhadap 12 kasus dugaan tindak pidana di bidang Pasar Modal. Kasus-kasus dugaan pelanggaran Pasar Modal yang ditangani Bapepam-LK adalah kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik, perdagangan Efek, dan pengelolaan investasi. Kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik antara lain dugaan pelanggaran atas ketentuan Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan, Transaksi Material, Keterbukaan Pemegang Saham Tertentu, Informasi atau Fakta Material Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, Penyajian Laporan Keuangan, Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum dan lain-lain. Kasus-kasus yang berkaitan dengan perdagangan Efek antara lain dugaan pelanggaran manipulasi pasar, perdagangan semu, dan perdagangan orang dalam. Kasus-kasus yang berkaitan dengan pengelolaan investasi antara lain pelanggaran perilaku oleh Manajer Investasi. Dari 129 kasus Pemeriksaan, 73 kasus telah selesai diproses dan sisanya masih dalam proses pengenaan sanksi maupun dalam proses pemeriksaan lanjutan. Selanjutnya, dari 73 kasus yang telah selesai diproses tersebut, 33 kasus telah dikenakan sanksi oleh Bapepam-LK dalam bentuk sanksi administratif dan atau perintah untuk melakukan tindakan tertentu kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran. Dalam rangka penegakan hukum, Bapepam-LK telah dan akan terus bekerjasama dengan aparat penegak hukum lainnya antara lain Kejaksaan Agung dan Kepolisian demi terciptanya kepastian hukum di bidang Pasar Modal.
2.
Pengenaan Sanksi Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan upaya penegakan hukum, termasuk didalamnya menetapkan sanksi administratif kepada para pelaku pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Bentuk sanksi yang ditetapkan cukup beragam, yaitu pencabutan izin usaha, baik kepada institusi maupun kepada perorangan, pembekuan izin usaha, sanksi denda, serta peringatan tertulis. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, Bapepam-LK selalu melakukan paparan publik (melalui press release) atas sanksi yang telah ditetapkan, khususnya terhadap kasus-kasus yang menjadi perhatian publik. Adapun secara ringkas penetapan sanksi yang dilakukan sepanjang tahun 2010 adalah sebagai berikut: a. Sanksi Denda, dengan nilai total sebesar Rp. 12.849.500.000,00 dijatuhkan kepada 420 Pihak: - 207 Emiten/PP dengan total denda sebesar Rp. 11.504.700.000,00. - 65 Manajer Investasi dengan total denda sebesar Rp. 414.500.000,00
Halaman 24
-
b.
c.
d.
e.
f. g.
h.
i.
3.
64 Perusahaan Efek dengan total denda sebesar Rp. 565.900.000,00 2 Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek dengan total denda sebesar Rp. 200.000,00 - 16 Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dengan total denda sebesar Rp. 27.800.000,00 - 1 Perusahaan Pemeringkat Efek dengan total denda sebesar Rp. 1.800.000,00 - 1 Penerbit Efek Syariah dengan total denda sebesar Rp. 3.100.000,00 - 3 Bank Kustodian dengan total denda sebesar Rp. 6.700.000,00 - 5 Biro Administrasi Efek dengan total denda sebesar Rp. 25.100.000,00 - 1 Wakil Perantara Pedagang Efek dengan total denda sebesar Rp. 50.000.000,00 - 31 Akuntan Publik dengan total denda sebesar Rp. 119.900.000,00 - 24 Perusahaan Penilai dengan total denda sebesar Rp. 129.800.000,00 Pencabutan Izin Usaha dan Pencabutan Ijin Orang Perseorangan diberikan kepada 25 Pihak: - 2 Manajer Investasi - 1 Perantara Pedagang Efek - 1 Penjamin Emisi Efek - 13 Wakil Manajer Investasi - 4 Wakil Perantara Pedagang Efek - 4 Wakil Penjamin Emisi Efek Pembekuan Izin Orang Perseorangan kepada 3 Pihak: - 1 Wakil Manajer Investasi - 2 Wakil Perantara Pedagang Efek Peringatan Tertulis kepada 62 Pihak: - 11 Perusahaan Efek - 1 Direktur Manajer Investasi - 2 Wakil Perusahaan Efek - 47 Emiten dan Perusahaan Publik - 1 Akuntan Publik Larangan melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal kepada 2 Pihak: - 1 Komisaris Utama MI - 1 Waki Perusahaan Efek Perintah untuk membubarkan Reksa Dana yang dikelolannya,kepada 1 Pihak: - 1 Manajer Investasi. Perintah untuk menyelesaikan permasalahan dengan nasabah KPD, kepada 1 Pihak: - 1 Manajer Investasi Larangan menjadi Direktur dan/atau Komisaris pada Perusahaan yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal, kepada 1 Pihak - 1 Orang Larangan untuk melakukan tindakan pengendalian Perusahaan Efek, kepada 1 Pihak: - 1 Pemegang Saham,
Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Pengelolaan Investasi Dengan mempertimbangkan reaksi positif dari masyarakat dan mengingat keberadaan Satuan Tugas Penanganan Dugaan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana
Halaman 25
Masyarakat dan Pengelolaan Investasi (“Satgas Waspada Investasi”) masih dibutuhkan pada tahun 2010 untuk menyelesaikan dan melanjutkan program-program yang telah ditetapkan, Satgas Waspada Investasi diperpanjang masa kerjanya berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-328/BL/2010 tanggal 21 Juli 2010. Saat ini keanggotaan Satgas Waspada Investasi terdiri dari perwakilan pejabat/pegawai pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) – Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) – Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Satgas Waspada Investasi memiliki 2 program kerja yaitu Program Pencegahan dan Program Penanganan. Program Pencegahan dilakukan melalui sosialisasi yang berupa Public Expose, penayangan iklan layanan masyarakat, penyebaran brosur dan poster, serta menyelenggarakan seminar/workshop di kota besar mengenai tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi. Tujuan pokok dari kegiatan pencegahan adalah memberikan penjelasan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk penghimpunan dana dan pengelolaan investasi, baik yang legal maupun yang ilegal. Dengan demikian diharapkan akan timbul sikap kritis dan waspada pada masyarakat terhadap berbagai bentuk penawaran investasi. Penanganan atas kasus yang dilaporkan masyarakat diwujudkan dalam bentuk pertemuan antar instansi anggota Satgas Waspada Investasi untuk membahas kasuskasus yang masuk, tindakan pemeriksaan atau penyidikan kasus, serta pemeriksaa/investigasi bersama atas suatu dugaan pelanggaran. Selama tahun 2010, sampai dengan akhir tahun Satgas Waspada Investasi telah melaksanakan 4 kali seminar/sosialisasi Waspada Investasi di 4 kota besar di Indonesia. Untuk lebih menyebarluaskan keberadaan Satgas Waspada Investasi dan program-programnya, sosialisasi juga dilaksanakan melalui talkshow Radio, penayangan iklan layanan masyarakat terkait Waspada Investasi di media cetak dan elektronik, serta 5 kali pameran/sosialisasi waspada investasi di pusat perbelanjaan. Dalam bidang penanganan kasus, selama tahun 2010 Satgas Waspada Investasi telah menangani 30 pengaduan masyarakat yang masuk.
VI.
KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS 1. Studi tentang Kesiapan dan Kebutuhan Infrastruktur On-line Trading di Pasar Modal Indonesia Perkembangan teknologi informasi dan tuntutan pelayanan cepat dan efisien merupakan bagian tantangan yang mesti dihadapi pelaku Pasar Modal. Perdagangan Efek melalui jaringan internet atau media lain yang memungkinkan investor menyampaikan order secara langsung kepada intermediari (disebut online trading) merupakan salah satu cara menjawab tantangan tersebut. Praktik online trading merupakan sesuatu yang lazim yang dilaksanakan di luar negeri, dan mendapat perhatian dan dukungan dari IOSCO melalui beberapa rekomendasi yang diterbitkannya sejak tahun 1998. Dalam menghadapi ketatnya persaingan online trading lintas negara maka menuntut kesiapan pelaku dan regulator. Hal ini akan diikuti dengan upaya penyiapan infrastruktur yang dibutuhkan pelaku dalam penerapan online trading. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan referensi dan
Halaman 26
acuan yang komprehensif terkait penerapan online trading di Indonesia berupa kesiapan pelaku, praktik yang umum dilakukan, rekomendasi lembaga internasional, praktik dan pengaturan di luar negeri, hambatan yang dihadapi, dan kebutuhan infrastruktur sistem dan regulasi. 2. Studi Tentang Kajian Inisiatif Integrasi Pasar Sekunder Asean Integrasi Pasar Sekunder Asean melalui ACE (Asean Common Exchange) Linkage merupakan strategi kerangka aliansi Bursa Efek di negara-negara anggota ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Phillipina, dan Vietnam) untuk menyediakan gateway yang memungkinkan Perusahaan Efek anggota Bursa Efek dari negara ASEAN dapat melakukan akses ke Bursa Efek domestik melalui pengembangan sistem order routing. Kajian yang mendalam perlu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mempersiapkan diri dalam rangka mewujudkan kerjasama bursa efek regional yang lebih baik bagi pengembangan pasar modal domestik di masa depan. Studi ini dimaksudkan untuk menganalisa manfaat dan biaya serta kesiapan inisitif ACE bagi perkembangan pasar modal Indonesia. Pada akhirnya pasar modal Indonesia diharapkan dapat menghadapi persaingan regional dan global serta memiliki peran yang sangat diperhitungkan baik secara regional maupun global. 3. Studi tentang Pola Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa Beberapa kasus yang terjadi dan juga perbedaan penafsiran atas beberapa ketentuan terkait dengan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa merupakan tantangan dan permasalahan yang berpotensi memberikan ketidakpastian hukum di Pasar Modal Indonesia. Tim reviu SRO yang terdiri dari Bapepam-LK dan SRO pada laporannya di tahun 2007 telah mengidentifikasikan kelemahan yang terjadi dalam proses penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa terutama dalam proses penanganan transaksi gagal bayar yang dilakukan oleh KPEI. Studi ini dimaksudkan untuk mengkaji ulang peraturan terkait dengan praktik penjaminan Transaksi Bursa yaitu Peraturan Bapepam-LK Nomor: III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan Peraturan Nomor: III.B.7 tentang Dana Jaminan jika dibandingkan dengan praktik penjaminan saat ini dan untuk mendapatkan referensi yang komprehensif terkait pola penjaminan dan penanganan kegagalan penyelesaian Transaksi Bursa berupa rekomendasi lembaga internasional dan praktik di luar negeri. Hasil studi ini akan dijadikan sebagai salah satu acuan dan referensi dalam melakukan perubahan kedua peraturan Bapepam-LK di atas. 4. Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder Surat Berharga Negara (SBN) Dalam melakukan pengembangan pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN) Bapepam-LK perlu melakukan koordinasi dan pembahasan penyusunan kebijakan dengan semua pihak terkait khususnya BEI sehingga pengembangan pasar SBN dapat dilaksanakan secara komprehensif dan terkoordinasi. Koordinasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengaturan dan pengawasan perdagangan SBN. Pada tahun 2010, koordinasi pengembangan pasar SBN difokuskan pada upaya untuk mencapai efektifitas pengaturan dan pengawasan perdagangan SBN berupa pengembangan sistem pelaporan, perdagangan/kuotasi SBN melalui Centralized Trading Platform (CTP), pemantauan efektifitas implementasi peraturan X.M.3, dan pembahasan Global Master Repo Agreement (GMRA). Hasil koordinasi dan pembahasan dituangkan dalam satu bentuk Laporan Hasil Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder SBN yang disusun oleh Tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK.
Halaman 27
5. Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal Dalam rangka menindaklanjuti hasil review terhadap SRO yang dilakukan Bapepam-LK tahun 2007, dan dalam rangka meningkatkan efektifitas pengawasan Bapepam-LK dan SROs sejak tahun 2009 telah dicanangkan pengembangan infrastruktur Pasar Modal dari segala dimensi yang terkait dengan pasar sekunder. Pengembangan dilaksanakan oleh satu Tim dibawah koordinasi Bapepam-LK yaitu Tim Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal. Terdapat 3 kegiatan utama dan 9 proyek penunjang dalam rangka pengembangan infrastruktur Pasar Modal. Proyek utama terdiri dari pengembangan Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor Identity/SID), pengembangan Straight Through Processing (STP), dan pengembangan Data dan Informasi Warehouse. Sedangkan proyek penunjang merupakan kegiatan yang langsung terkait dan menjadi prasyarat suksesnya kegiatan utama di atas antara lain pelaporan Delivery Free of Payment (DFoP), kajian partisipasi kliring dan penjaminan dengan skema baru, pembentukan dana perlindungan pemodal, pelaporan MKBD dan penyusunan Pedoman Akuntasi Perusahaan Efek (PAPE). Pada tahun 2010 terdapat beberapa kegiatan penunjang yang sudah diimplementasikan antara lain analisis dormant account, pemberian fasilitas intraday dalam penyelesaian Transaksi Bursa oleh KPEI, dan pengembangan investor Area (AKSes). Disamping itu terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2010 namun berkelanjutan pada tahun 2011. Kegiatan pengembangan ini akan terus berlangsung sampai dengan tahun 2012. 6. Studi tentang Biaya dan Komisi Reksa Dana Dalam menjalankan aktivitasnya mengelola portofolio investasi para Pemegang Unit Penyertaan, Manajer Investasi memerlukan berbagai biaya operasional serta mengenakan biaya dan komisi tertentu kepada pemodal. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai praktik pengungkapan dan pengenaan biaya dan komisi Reksa Dana di pasar modal Indonesia yang ada saat ini. Selain itu, studi ini menghimpun pandangan pemodal Reksa Dana dan Manajer Investasi mengenai biaya dan komisi Reksa Dana. Regulasi yang dikeluarkan oleh negaranegara lain juga dibahas untuk dapat dibandingkan dengan praktik yang berlaku di Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan peraturan yang ada saat ini dalam rangka memperkuat industri Reksa Dana serta memastikan perlindungan terhadap pemodal Reksa Dana di pasar modal Indonesia. 7. Studi tentang Biaya Pemenuhan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal Indonesia Pemodal wajib dilindungi dari kecurangan dan tindak pidana pasar modal serta mendapat jaminan atas penyampaian informasi material dan tepat waktu. Salah satu upaya perlindungan adalah melalui kewajiban pemenuhan prinsip keterbukaan. Khusus untuk Emiten dan Perusahaan Publik, kewajiban pemenuhan prinsip keterbukaan tersebut akan berlangsung selama perusahaan tersebut menggunakan dana masyarakat baik itu melalui penjualan bersifat ekuitas maupun utang. Kewajiban pemenuhan prinsip keterbukaan tersebut tentunya akan menimbulkan beban biaya bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Idealnya beban biaya yang harus ditanggung ini harus dipertimbangkan secara matang oleh Emiten dan Perusahaan Publik sebelum perusahaan tersebut mempertimbangkan untuk melakukan penawaran umum dan juga menjadi pertimbangan bagi regulator sebelum mengeluarkan suatu peraturan sehingga ada keseimbangan antara manfaat yang diperoleh bagi dan biaya yang harus ditanggung oleh industri secara keselurahan. Kajian ini bertujuan mengidentifikasi keterbukaan informasi apa saja
Halaman 28
yang harus ditanggung oleh Emiten dan Perusahaan Publik serta menghitung besarnya biaya yang harus ditanggung dalam rangka pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi tersebut. 8. Studi tentang Peran Regulator dan Pihak Terkait dalam Mendorong Perusahaan Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia Studi ini bertujuan untuk menyusun database perusahaan yang berpotensi melakukan IPO serta menetapkan skema sosialisasi bagi perusahaan yang berpotensi IPO. Dalam studi ini, selain studi kepustakaan, juga dilakukan studi lapangan dengan melakukan wawancara dan diskusi intensif dengan narasumber dan beberapa pihak terkait serta melakukan penyebaran kuesioner. Adapun responden penelitian ini adalah Perseroan Terbatas (PT) yang belum melakukan Initial Public Offering (IPO) atau belum masuk pasar modal Indonesia. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan Bapepam-LK dalam membuat kebijakan pengembangan pasar modal Indonesia. 9. Studi tentang Potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai Alternatif Investasi Studi ini bertujuan untuk memetakan karakteristik Modal Ventura Indonesia sebagai sumber pembiayaan ekonomi dan melakukan kajian terhadap aspek potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai alternatif tujuan investasi dalam Lembaga Keuangan Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi aspek-aspek pendukung yang mempengaruhi keputusan investasi guna pengembangan Perusahaan Modal Ventura baik dari sisi internal maupun sisi eksternal. 10. Studi tentang Potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai Penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan Studi ini dilakukan untuk mengetahui potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk bertindak sebagai pendiri Dana Pensiun, khususnya Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Selanjutnya, studi ini juga menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat BPD untuk menggunakan pengalaman mereka sebagai pengelola Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan keahlian mereka dalam mengelola keuangan. Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi untuk mengembangkan industri Dana Pensiun di Indonesia. 11. Kajian Standar Akuntansi Internasional Program Konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi program nasional, dan ditargetkan bahwa program tersebut akan tercapai pada tahun 2012. Sebagai regulator di bidang Pasar Modal dan industri keuangan non bank, Bapepam-LK secara aktif turut mendukung upaya pencapaian target tersebut baik secara langsung dan tidak langsung. Salah satu hal yang dilakukan Bapepam-LK adalah melakukan kajian terhadap standar akuntansi internasional yang dijadikan dasar dalam menyusun PSAK revisi, yaitu International Accounting Standards (IAS) dan IFRS. Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya Bapepam-LK juga telah melakukan kajian serupa, dan hasilnya menjadi kontribusi dalam merevisi PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 22 tentang Kombinasi Bisnis dan PSAK 53 tentang Pembayaran Berbasis Saham. Untuk tahun 2010 ini BapepamLK melakukan kajian terhadap IAS 33 tentang Earning per Share. Hasil kajian dimaksud nantinya diharapkan dapat digunakan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia sebagai bahan untuk merevisi PSAK 56 tentang Laba Per Saham. Selanjutnya, hasil PSAK 56 revisi tersebut
Halaman 29
akan dijadikan acuan dalam merevisi peraturan Bapepam-LK terkait, antara lain Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan. 12. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) BAS merupakan interpretasi dan praktik terhadap suatu ketentuan di bidang akuntansi dan auditing yang dilaksanakan oleh staf di biro teknis dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan dalam melaksanakan tugasnya. Pada tahun 2010 dilakukan penyusunan 2 BAS yaitu BAS 12 dan BAS 13. BAS 12 menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi oleh Emiten atas transaksi akuisisi suatu entitas yang merupakan entitas sepengendali dari pembeli siaga dalam penawaran umum terbatas yang dilakukan oleh Emiten tersebut. Sedangkan BAS 13 menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi atas menara telekomunikasi, apakah diperlakukan sebagai aset tetap atau properti investasi. 13. Sosialisasi Konvergensi PSAK ke IFRS Dalam rangka mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS, salah satu hal yang penting dilakukan adalah sosialisasi dari standar akuntansi yang telah berbasis IFRS kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utama dari sosialisasi ini adalah memberikan kesadaran dan pemahaman kepada peserta bahwa terdapat perubahan atas sejumlah standar akuntansi yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2011. Sampai dengan akhir tahun 2010 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah menerbitkan 16 PSAK dan 7 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2010 serta beberapa standar akuntansi lainnya yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2012. Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan SRO dan asosiasi industri. Adapun peserta yang menjadi target dari sosialisasi ini adalah perusahaan yang berada dalam ruang lingkup pengawasan Bapepam-LK, yang meliputi Emiten, Perusahaan Publik, Perusahaan Efek, Manajer Investasi, Perusahaan Pembiayaan dan Penjaminan, Perusahaan Perasuransian dan Dana Pensiun. Di samping itu sosialisasi juga diberikan kepada pegawai Bapepam-LK dan SRO sebagai regulator yang mengawasi kepatuhan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Selama bulan Juli sampai dengan November 2010 telah dilaksanakan sebanyak 9 kali sosialisasi yaitu untuk Perusahaan Efek, Manajer Investasi dan Bank Kustodian, pegawai Bapepam-LK serta SRO, Emiten dan Perusahaan Publik, Perusahaan Pembiayaan dan Penjaminan, Perusahaan Perasuransian, dan Dana Pensiun. Program ini direncanakan akan berkelanjutan di tahun 2011, dengan materi sosialisasi berupa standar akuntansi yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2012. 14. Kajian Revisi Peraturan VIII.G.7 Peraturan Nomor VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep06/PM/2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (VIII.G.7) yang dikeluarkan pada tanggal 13 Maret 2000 merupakan pedoman penyajian laporan keuangan bagi Emiten dan Perusahaan Publik. Dalam perkembangannya, selama kurun waktu 2001-2010 telah banyak dilakukan revisi atas PSAK dan ISAK yang disesuaikan dengan standar akuntansi internasional, yaitu IAS/IFRS. Revisi atas PSAK yang paling signifikan dilakukan selama tahun 2009 dan 2010, sejalan dengan target pencapaian konvergensi di tahun 2012.
Halaman 30
Dengan adanya revisi atas PSAK dan ISAK menjadikan beberapa bagian dari peraturan VIII.G.7 tidak relevan lagi dengan perkembangan standar yang ada. Untuk itu perlu dilakukan kajian untuk melihat sejauh mana pengaruh dari perubahan standar akuntansi dimaksud terhadap peraturan VIII.G.7. Adapun fokus kajian pada tahun 2010 adalah untuk memetakan perubahan PSAK dan ISAK yang telah diterbitkan dan membandingkannya dengan peraturan VIII.G.7. Hasil kajian diharapkan akan mempermudah dalam proses revisi peraturan VIII.G.7 yang direncanakan di tahun 2011. 15. Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE) Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE) merupakan kegiatan pendukung Strategic Management Office (SMO) Bapepam-LK mengenai pengembangan infrastruktur Pasar Modal. Penyusunan dilatarbelakangi oleh adanya keberagaman pencatatan transaksi yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh Perusahaan Efek baik sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek maupun sebagai Manajer Investasi sehingga laporan keuangan Perusahaan Efek akan sulit diperbandingkan satu sama lain. Sejalan dengan program konvergensi PSAK ke IFRS, telah banyak standar akuntansi yang telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan standar akuntansi internasional. Hal yang paling berpengaruh terhadap Perusahaan Efek adalah diterbitkannya PSAK 50 dan PSAK 55 yang mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan terkait instrumen keuangan. Selain itu pencabutan beberapa PSAK berbasis industri seperti PSAK 42 tentang Akuntansi Perusahaan Efek yang selama ini dijadikan pedoman bagi Perusahaan Efek menyebabkan keberadaan PAPE semakin penting sebagai acuan. Kegiatan penyusunan PAPE dilakukan dengan membentuk tim yang anggotanya berasal dari Bapepam-LK, SRO serta IAI. Dalam penyusunan PAPE ini Tim dibantu oleh konsultan yang ditunjuk yaitu Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan. Sampai dengan akhir 2010 telah disusun draft PAPE, dan diharapkan draft ini akan diterbitkan sebagai peraturan pada tahun 2011. 16. Partisipasi Bapepam-LK dalam Forum Financial Sector Assessment Program (FSAP) Financial Sector Assessment Program (FSAP) merupakan joint program antara International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. FSAP digunakan sebagai diagnostic test untuk memetakan kondisi sistem keuangan suatu negara dan infrastrukturnya serta mengidentifikasi daya tahan/kerentanan sistem keuangan. FSAP merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh Indonesia sesuai dengan hasil G-20 Leaders Summit di Washington DC tanggal 15 November 2008. FSAP di Indonesia dilaksanakan berdasarkan permintaan dari Pemerintah Indonesia melalui surat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia kepada IMF dan World Bank pada tanggal 23 Desember 2008. Dengan pelaksanaan FSAP diharapkan dapat disusun rekomendasi sebagai dasar melakukan reformasi sektor keuangan dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia. Dalam rangka pelaksanaan FSAP telah dibentuk Tim Pendukung Pelaksanaan FSAP melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia Nomor 110/KMK.01/2009 dan Nomor 11/18/KEP.GBI/2009 sebagaimana telah diperpanjang dengan SKB Nomor 73/KMK.01/2010 dan Nomor 12/9A/KEP.GBI/2010. Mengingat bahwa sebagian besar ruang lingkup FSAP di Kementerian Keuangan terkait dengan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non
Halaman 31
Bank, maka Bapepam-LK ditunjuk sebagai koordinator Tim FSAP Kementerian Keuangan. Ruang lingkup FSAP yang dilakukan di Kementerian Keuangan terdiri dari: 1. Formal Assessment: a. International Organization of Securities Commissions Objectives and Principles of Securities Regulation (IOSCO), including government bond b. Core Principles for Systematically Important Payment Systems for Securities Settlement Systems (CPSS-IOSCO) 2. Update: a. ROSC on Accounting and Auditing (AA) b. ROSC on Corporate Governance (CG) 3. Informal Assessment: a. IAIS Insurance Principles Dalam pelaksanaan FSAP di Kementerian Keuangan, Tim FSAP telah melakukan self assessment atas materi yang dicakup dalam ruang lingkup di atas. Di samping itu, untuk memberikan penjelasan tentang pelaksanaan FSAP secara umum dan kemungkinan keterlibatan mereka dalam pelaksanaannya, Tim juga telah melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait seperti Emiten, SRO, Perusahaan Efek, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Pembiayaan, Manajer Investasi, Reksa Dana, Akuntan Publik, Konsultan Hukum, asosiasi terkait dan regulator. Selama tahun 2009-2010, pihak assessor telah melakukan beberapa kunjungan ke Indonesia untuk melakukan assessment dan mengadakan pertemuan baik dengan regulator maupun dengan pelaku pasar yang difasilitasi oleh Bapepam-LK. Sampai dengan akhir 2010, Tim FSAP World Bank telah mengirimkan beberapa draft reports terkait dengan hasil assessment yang dilakukannya, dan Tim FSAP telah memberikan tanggapan terhadap beberapa draft dimaksud. Adapun hasil FSAP yang telah dipublikasikan adalah summary hasil FSAP yang disusun IMF dalam bentuk Financial System Stability Assessment (FSSA) dan telah dibahas dalam IMF Board Meeting, yang dipublikasikan pada bulan September 2010. Sedangkan final report untuk ROSC CG telah dipublikasikan pada bulan Desember 2010. 17. Analisis Pelaksanaan Tata Kelola yang Baik bagi Emiten dan Perusahaan Publik Kegiatan analisis pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik bagi Emiten dan Perusahaan Publik dilakukan dalam rangka memperoleh gambaran mengenai sejauh mana Emiten dan Perusahaan Publik telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam pengelolaan perusahaan. Data yang digunakan bersumber dari Laporan Tahunan 2009 dengan menitikberatkan pada aspek-aspek yang dipersyaratkan dalam Peraturan No. X.K.6, seperti jumlah Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Dewan Direksi, jumlah rapat dan frekuensi kehadiran Komisaris, jumlah rapat dan frekuensi kehadiran Dewan Direksi, Komite Audit dan komite lainnya, pengungkapan Komite Audit yang merupakan Komisaris Independen, Unit Internal Audit, struktur pemegang saham perseroan, serta keterbukaan informasi mengenai remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi. 18. Kajian Lanjutan Praktik Backdoor Listing 2010 Dalam Kajian ini dilakukan analisa terhadap Emiten yang melakukan praktik backdoor listing melalui RTO (Reverse Takeover) dengan pemenuhan kriteria berdasarkan referensi dari beberapa negara. Berdasarkan pengujian kriteria
Halaman 32
tersebut maka praktik backdoor listing melalui RTO telah dilakukan di Pasar Modal Indonesia. Praktik backdoor listing dilakukan melalui serangkaian aksi perusahaan seperti HMETD, Penggabungan dan Restrukturisasi utang. Selanjutnya, kajian ini merekomendasikan perlunya penyusunan peraturan khusus tentang backdoor listing melalui RTO dengan fokus pada kriteria sebagai kategori backdoor listing melalui RTO, penentuan besaran kriteria dan keterbukaan informasi disesuaikan dengan keterbukaan perusahaan yang melakukan IPO. 19. Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan yang dilakukan tahun 2010 merupakan tindak lanjut dari Penyempurnaan draft tahun 2006 dengan dukungan Kajian 2009 mengenai Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan. Penyempurnaan draft tersebut dilengkapi dengan naskah akademik dengan fokus pengaturan antara lain adalah pembatasan perusahaan yang eligible, perlunya pengajuan Pernyataan Penerbitan Program yang ditekankan pada aspek keterbukaan informasi. 20. Kajian Tentang Perilaku Perusahaan Efek yang Menjalankan Kegiatan Sebagai Perantara Pedagang Efek Kegiatan ini dilakukan untuk menganalisis penerapan Code of Conduct Perusahaan Efek mengacu kepada ketentuan International Organization of Securities Commissions (IOSCO), prinsip Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Code dari The Financial Markets Association – ACI Code of Conduct, serta ketentuan dari negara lain dan pengaturan berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Dari kajian yang dilakukan diketahui bahwa: Prinsip IOSCO dan OECD telah diimplementasikan atau direfleksikan di peraturan Bapepam-LK, Pengaturan dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris telah mengacu UUPT dan implementasi kode etik yang masih bersifat umum. Kajian merekomendasikan bahwa guna meningkatkan integritas pasar maka perlu diatur secara khusus perilaku Direksi dan Dewan Komisaris untuk meminimalkan penyalahgunaan kewenangan, penyempurnaan kode etik Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek serta perlunya Pendidikan berkelanjutan bagi Direksi dan Dewan Komisaris. 21. Kajian Penyusunan Parameter untuk Mengevaluasi Kegiatan Manajer Investasi (MI) dalam Mengelola Nasabah Kajian ini dilakukan dengan menggunakan parameter yang berkaitan dengan pemenuhan persyaratan perusahaan dalam melakukan kegiatan sebagai Manajer Investasi untuk mengevaluasi kegiatan MI dalam mengelola dana nasabah. Metode yang dilakukan dalam kajian ini adalah dengan mengambil data hasil assessment kegiatan Manajer Investasi oleh Tim Pemeriksa Biro Teknis. Kajian merekomendasi perlunya penerapan peraturan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi di perusahaan MI disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Selanjutnya perlu adanya kajian lebih lanjut untuk menentukan pemenuhan kriteria parameter yang lebih tepat sejalan dengan perkembangan perusahaan baik dari segi dana pengelolaan maupun bisnis conduct-nya.
Halaman 33
VII. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK Pelaksanaan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Bapepam-LK tidak terlepas dari program reformasi birokrasi Kementerian Keuangan yang diprioritaskan pada penyempurnaan proses bisnis dan peningkatan manajemen sumber daya manusia. Melalui reformasi birokrasi, diharapkan Bapepam-LK mampu menciptakan aparatur negara yang bersih, profesional, dan bertanggung jawab serta menjadi regulator yang profesional, efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan pelayanan publik yang prima Adapun kegiatan reformasi birokrasi Bapepam-LK sepanjang periode 1 januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : 1. Penyempurnaan Proses Bisnis Penyempurnaan proses bisnis difokuskan dan diarahkan pada upaya meningkatkan layanan publik. Bapepam-LK berusaha mengubah citra dari proses yang cenderung kurang memberi kepastian menuju proses yang pasti pada setiap tahapannya, sehingga publik mendapat kepastian mengenai waktu, persyaratan administrasi, dan biaya (jika ada). Sebagai organisasi yang pro publik, maka penyempurnaan proses bisnis di Bapepam-LK diarahkan untuk menghasilkan proses bisnis yang akuntabel dan transparan, serta mempunyai kinerja yang cepat dan ringkas. Untuk itu, BapepamLK senantiasa menyempurnakan Standard Operating Procedures (SOP) yang dapat menggambarkan setiap jenis keluaran pekerjaan secara komprehensif, melakukan analisis dan evaluasi jabatan pelaksana untuk memperoleh gambaran rinci mengenai tugas yang dilakukan oleh setiap jabatan pelaksana, serta melakukan analisis beban kerja untuk dapat memperoleh informasi mengenai waktu dan jumlah pejabat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. a. Penyempurnaan Standard Operating Procedures (SOP) Untuk menunjang pelaksanaan tugas secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel, serta menindaklanjuti hasil penelaahan dan penilaian internal atas SOP, serta memperhatikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan tata kerja Departemen Keuangan, Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP71/BL/2007 tanggal 30 April 2007 tentang SOP di lingkungan Bapepam-LK dan telah disempurnakan dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP10/BL/2010 tanggal 13 Januari 2010, maka Bapepam-LK sebagai organisasi yang melayani publik senantiasa perlu melakukan penyempurnaan SOP yang ada. Adapun seluruh SOP yang disempurnakan secara garis besar berjumlah sebagai berikut: Penyempurnaan SOP No.
Unit
1.
Sekretariat Badan
2.
Biro Pengelolaan Investasi Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Biro Standar Akuntasi dan
3. 4. 5.
Revisi
Usulan Baru
Jumlah
=
16 SOP
6 SOP
22 SOP
=
2 SOP
-
2 SOP
=
-
1 SOP
1 SOP
=
-
1 SOP
1 SOP
=
-
5 SOP
5 SOP
Halaman 34
6.
Keterbukaan Biro Kepatuhan Internal.
=
-
2 SOP
2 SOP
Total
=
18 SOP
15 SOP
33 SOP
Selanjutnya melalui persetujuan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, maka penyempurnaan SOP di lingkungan Bapepam-LK tersebut di atas akan ditetapkan dengan keputusan Ketua Bapepam-LK. b. Analisis dan Evaluasi Jabatan Fungsional Pelaksana Berdasarkan Surat Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Nomor SR-34/SJ.2/2010 tanggal 22 September 2010 perihal Inventarisasi Jabatan Pelaksana, maka diminta kepada seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan agar mengevaluasi dan menyampaikan kembali inventarisasi jabatan pelaksana yang telah disusun pada tahun 2009 untuk disesuaikan dengan format yang telah disepakati. Selanjutnya Bapepam-LK telah melakukan penyesuaian terhadap Konsep jabatan fungsional pelaksana terutama dimaksud terhadap nama nomenklatur Jabatan Pelaksana. Konsep jabatan fungsional pelaksana di lingkungan Bapepam-LK yang telah disempurnakan telah disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan melalui surat Sekretaris Badan Nomor: S-418/BL.01/2010 tanggal 24 November 2010. c. Pengukuran Beban Kerja Kegiatan Analisis Beban Kerja (ABK) pada tahun 2010 di Bapepam-LK merupakan kegiatan analisis lanjutan sebagaimana diamanatkan dalam Bab IV Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006 yang secara garis besar tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan ABK dimulai dari pengumpulan data pada periode bulan Maret sampai dengan Juli 2010. Selanjutnya data beban kerja diolah menggunakan formulir berdasarkan ketentuan PMK tersebut dan hasilnya telah dipresentasikan di hadapan Forum Komunikasi Reformasi Birokrasi (FKRB) pada tanggal 28 September 2010. Pembahasan draft final laporan hasil ABK Bapepam-LK tahun 2010 yang melibatkan perwakilan analis ABK masingmasing unit eselon II di lingkungan Bapepam-LK telah dilaksanakan pada 26 November 2010. Dari hasil pengolahan data beban kerja dihasilkan besaran beban kerja, besaran efektivitas dan efisiensi unit, prestasi unit dan kebutuhan pegawai, sebagai berikut : 1). Total beban kerja Bapepam-LK selama tahun 2009 adalah 1,284,465.82 jam. Beban kerja tersebut di hitung berdasarkan jumlah pegawai yang aktif. Hasil pengolahan beban kerja Bapepam-LK secara umum menunjukkan prestasi unit yang sangat baik (A) dengan efisiensi dan efektifitas kerja unit sebesar 1,06. 2). Total kebutuhan pegawai Bapepam-LK berdasarkan beban kerja tahun 2009 adalah sebanyak 847 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 786 orang. Dengan demikian, terdapat kekurangan pegawai Bapepam-LK, berdasarkan ABK sebanyak 61 orang. 3). Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan dan kenaikan beban kerja adalah volume kerja dan perubahan organisasi disamping adanya
Halaman 35
perubahan standar norma waktu sebagai akibat perbaikan proses bisnis yang terus berjalan seiring dengan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan, termasuk Bapepam-LK.
VIII. PASAR MODAL SYARIAH 1. Implementasi kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah Dalam rangka pengembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia dan untuk lebih mendorong akselerasi pertumbuhan industri Pasar Modal Syariah di Indonesia, kegiatan pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2010 difokuskan pada tiga hal utama yaitu Pengembangan Kerangka Hukum Penerapan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, Pengembangan Produk Syariah, dan Sosialisasi tentang Prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal. a. Pengembangan Kerangka Hukum Penerapan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal Dalam rangka pengembangan kerangka hukum Pasar Modal Syariah, Bapepam-LK secara berkelanjutan melakukan pemantauan terhadap implementasi peraturan terkait dengan penerapan prinsip syariah di Pasar Modal. Bapepam-LK saat ini sedang melakukan revisi Peraturan Nomor IX.A.13 yang bertujuan untuk menyederhanakan peraturan berdasarkan Efek yang diterbitkan melalui Pasar Modal. Revisi dilakukan dengan membagi (split) Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah menjadi 5 (lima) peraturan baru. Selain itu, Bapepam-LK juga sedang menyusun Master Plan Pengembangan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non Bank (2010-2015) termasuk didalamnya Penyusunan Strategi Pengembangan Pasar Modal Syariah. Penyusunan tersebut bertujuan untuk memberikan dasar yang kuat bagi pengembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia sehingga dapat mendorong akselerasi pertumbuhan industri Pasar Modal Syariah di Indonesia dan menjadi panduan untuk menjamin terlaksananya kebijakan yang telah ditetapkan secara tepat waktu, tepat sasaran, efisien dan efektif. b. Pengembangan Produk Syariah di Pasar Modal Sebagai salah satu implementasi upaya strategi pengembangan produk berbasis syariah di Pasar Modal, Bapepam-LK pada tahun 2010 telah menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES) periodik sebanyak 2 kali yaitu melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-208/BL/2010 pada tanggal 27 Mei 2010 dan melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP 523/BL/2010 tanggal 29 November 2010. Efek yang termasuk dalam DES periodik terakhir terdiri dari 11 SBSN, 31 Sukuk, 49 Reksa Dana dan 221 saham yang termasuk dalam kategori Efek Syariah. Disamping penerbitan DES periodik tersebut, Bapepam-LK juga secara berkelanjutan menerbitkan DES insidentil terkait dengan Emiten yang melakukan Penawaran Umum Saham. Penerbitan DES insidentil ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi Reksa Dana Syariah dan investor lainnya yang memilih produk syariah untuk melakukan pemesanan Efek tersebut pada masa penawaran pasar perdana. Selain penerbitan Daftar Efek Syariah (DES), saat ini Bapepam-LK telah menyelesaikan kajian pengembangan produk terkait Sekuritisasi Aset yaitu Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset Syariah (KIK-EBA Syariah).
Halaman 36
Kajian ini bertujuan untuk mengkaji tentang penerapan aspek syariah yang menyangkut pengaturan, pengawasan, mekanisme dan struktur sekuritisasi aset serta kemungkinan penerbitannya di Pasar Modal Indonesia. Hasil kajian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi regulator dalam rangka menyusun kebijakan terkait dengan pengembangan produk syariah di bidang Pasar Modal khususnya menyangkut Sekuritisasi Aset Syariah (EBA Syariah) sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif pembiayaan bagi perusahaan dan sarana investasi bagi investor di Pasar Modal. Bapepam-LK juga telah menyelesaikan kajian Pasar Sekunder untuk Efek Syariah di Pasar Modal. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme perdagangan Efek Syariah di Pasar Modal yang sesuai dengan prinsip syariah. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pimpinan Bapepam-LK dalam rangka melakukan pengaturan mekanisme perdagangan Efek Syariah di Pasar Modal. c. Sosialisasi Penerapan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal Sosialisasi penerapan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal merupakan program berkelanjutan yang dilakukan oleh Bapepam-LK dalam rangka akselerasi pengembangan Pasar Modal Syariah. Program tersebut diselenggarakan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait baik internal Bapepam-LK maupun pihak eksternal. Program Sosialisasi yang telah dilaksanakan selama Tahun 2010 antara lain sebagai berikut: 1). Melakukan kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dalam rangka pengembangan Pasar Modal Syariah dengan mengadakan Seminar Pasar Modal Syariah “Potensi Pengembangan Sukuk Korporasi di Indonesia” pada tanggal 6 Juli 2010; 2). Kegiatan sosialisasi ke masyarakat khususnya terkait Reksa Dana Syariah yang diadakan di Banjarmasin, Solo, Batam, Surabaya dan Manado; 3). Diskusi Terbatas dengan Manajer Investasi dan Penjamin Emisi Efek; 4). Kegiatan sosialisasi kepada civitas akademika (kampus) baik yang diadakan di Bapepam-LK maupun melalui kunjungan langsung ke kampuskampus di daerah antara lain Yogjakarta, Purwokerto, Semarang, Gresik dan Bandung; 5). Sosialisasi melalui kegiatan acara pameran Investor Summit yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10-11 November 2010; dan 6). Melakukan kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dalam rangka pengembangan Pasar Modal Syariah dengan mengadakan Edukasi dan Sosialisasi Pasar Modal Syariah yang diselenggarakan di Jakarta, Makassar dan Yogyakarta pada bulan Desember 2010. 2. Perkembangan Produk Syariah di Pasar Modal Selama tahun 2010 terdapat 3 sukuk yang diterbitkan oleh 2 Emiten yang memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK dengan total nilai emisi dari penerbitan sukuk tersebut sebesar Rp 700,00 miliar. Secara kumulatif, sampai dengan Desember 2010 jumlah sukuk yang telah diterbitkan mencapai 46 sukuk, meningkat sebesar 6,98 % dibanding akhir tahun 2009 yang mencapai 43 sukuk. Sementara total nilai emisi sukuk mencapai Rp 7,71 triliun pada Desember 2010, meningkat 9,98 % dibanding akhir tahun 2009 yang mencapai Rp 7,01 triliun. Selanjutnya, jumlah sukuk yang masih beredar (outstanding) sampai dengan 29 Desember 2010 mencapai 31 sukuk dengan nilai Rp 6,01 triliun. Proporsi jumlah
Halaman 37
sukuk mencapai 14,83% dari total Jumlah Efek bersifat utang yang beredar, hal ini meningkat jika dibandingkan dengan akhir tahun 2009 yang baru mencapai 12,12%. Namun dari sisi nilai, proporsi sukuk dari total Efek bersifat utang yang beredar tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 3%. Dalam periode yang sama, terdapat 6 Reksa Dana Syariah yang memperoleh pernyataan Efektif dari Bapepam-LK. Secara kumulatif sampai dengan 28 Desember 2010 terdapat 48 Reksa Dana Syariah, meningkat sebesar 6,5 % dibanding akhir tahun 2009 yang berjumlah 46 Reksa Dana. Proporsi jumlah Reksa Dana Syariah mencapai 7,8% dari total Reksa Dana yang aktif, menurun dibandingkan akhir tahun 2009 yang mencapai 8,2%. Ditinjau dari Nilai Aktiva Bersih (NAB), total NAB Reksa Dana Syariah pada Desember 2010 mencapai Rp 5,17 triliun, meningkat 9,71 % dari NAB akhir tahun 2009 sebesar Rp 4,63 triliun. Proporsi NAB Reksa Dana Syariah terhadap total NAB Reksa Dana sebesar 3,56 %, menurun dibandingkan pada akhir tahun 2009 yang mencapai 4,09%. Sukuk yang masih Beredar Per 29 Desember 2010 Struktur/ Akad
Nama Penerbit Efek
Tanggal Efektif
Tanggal Jatuh Tempo
OS Ijarah Indosat Tahun 2005
Ijarah
PT Indosat Tbk
13-Jun05
21-Jun11
285.000.000.000
2
OS Ijarah PLN I Tahun 2006
Ijarah
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
12-Jun06
21-Jun16
200.000.000.000
3
Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007
Ijarah
PT Indosat Tbk
29-Mei07
29-Mei14
400.000.000.000
4
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007
Ijarah
PT Berlian Laju Tanker Tbk
5-Jul-07
5-Jul-12
200.000.000.000
5
Sukuk Mudharabah I Adhi Tahun 2007
Mudharabah
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
6-Jul-07
6-Jul-12
125.000.000.000
6
Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007
Ijarah
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
10-Jul-07
10-Jul17
300.000.000.000
7
Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008
Ijarah
PT Indosat Tbk
27-Mar08
9-Apr-13
570.000.000.000
8
Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008
Mudharabah
PT Mayora Indah Tbk
28-Mei08
5-Jun-13
200.000.000.000
No
Nama Sukuk
1
Nilai Nominal (Rp)
Halaman 38
9
Sukuk Ijarah I Summarecon Agung Tahun 2008
Ijarah
PT Summarecon Agung Tbk
13-Jun08
25-Jun13
200.000.000.000
10
Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008
Ijarah
PT Aneka Gas Industri
26-Jun08
8-Jul-13
160.000.000.000
11
Sukuk Ijarah Metrodata Eletronics I Tahun 2008
Ijarah
PT Metrodata Electronics Tbk
26-Jun08
4-Jul-13
90.000.000.000
12
Sukuk Subordinasi Mudharabah Bank Muamalat Tahun 2008
Mudharabah
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk
30-Jun08
10-Jul18
314.000.000.000
13
Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 seri A
Ijarah
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
31-Des08
9-Jan-14
293.000.000.000
14
Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 seri B
Ijarah
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
31-Des08
9-Jan-16
467.000.000.000
15
Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun 2009 Seri A
Ijarah
PT Matahari Putra Prima Tbk
1-Mar-09
14-Apr12
90.000.000.000
16
Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun 2009 Seri B
Ijarah
PT Matahari Putra Prima Tbk
1-Mar-09
14-Apr14
136.000.000.000
17
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2009 Seri A
Ijarah
PT Berlian Laju Tanker Tbk
15-Mei09
28-Mei12
45.000.000.000
18
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2009 Seri B
Ijarah
PT Berlian Laju Tanker Tbk
15-Mei09
28-Mei14
55.000.000.000
19
Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Th. 2009 seri A
Ijarah
PT Bakrieland Development Tbk
29-Jun09
7-Jul-11
60.000.000.000
20
Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Th. 2009 seri B
Ijarah
PT Bakrieland Development Tbk
29-Jun09
7-Jul-12
90.000.000.000
Halaman 39
21
Sukuk Ijarah Salim Ivomas Pratama I tahun 2009
Ijarah
PT Salim Ivomas Pratama
20-Nov09
1-Des-14
278.000.000.000
22
Sukuk Ijarah Pupuk Kaltim I Tahun 2009
Ijarah
PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero)
24-Nov09
4-Des-14
131.000.000.000
23
Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 Seri A
Ijarah
PT Indosat Tbk
30-Nov09
8-Des-14
28.000.000.000
24
Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 Seri B
Ijarah
PT Indosat Tbk
30-Nov09
8-Des-16
172.000.000.000
25
Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I Tahun 2009 Seri A
Ijarah
PT Mitra Adiperkasa Tbk
8-Des-09
16-Des12
96.000.000.000
26
Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I Tahun 2009 Seri B
Ijarah
PT Mitra Adiperkasa Tbk
8-Des-09
16-Des14
39.000.000.000
27
Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri A
Ijarah
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
31-Des09
12-Jan17
130.000.000.000
28
Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri B
Ijarah
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
31-Des09
12-Jan20
167.000.000.000
29
Sukuk Ijarah Titan Nusantara I Tahun 2010
Ijarah
PT Titan Petrokimia Nusantara
2-Jun-10
2-Jun-15
200.000.000.000
30
Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 Seri A
Ijarah
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
30-Jun10
8-Jul-15
160.000.000.000
31
Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 Seri B
Ijarah
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
30-Jun10
8-Jul-22
340.000.000.000
Jumlah
6.021.000.000.000
Halaman 40
Sukuk Yang Sudah Dilunasi Pada Tahun 2010 Per 29 Desember 2010 Tanggal
Struktur/ Akad
Nama Penerbit Efek
Tanggal Efektif
OS Mudharabah Indosat Tahun 2002
Mudharabah
PT Indosat Tbk
30-Okt-02
6-Nov-07
175.000.000.000
2
OS Berlian Laju Tanker Syariah Mudharabah Th. 2003
Mudharabah
PT Berlian Laju Tanker Tbk
12-Mei-03
28-Mei-08
60.000.000.000
3
OS Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003
Mudharabah
PT Bank Bukopin Tbk
30-Jun-03
10-Jul-08
45.000.000.000
4
OS I Subordinasi Bank Muamalat Tahun 2003
Mudharabah
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk
30-Jun-03
15-Jul-09
200.000.000.000
5
OS Mudharabah Ciliandra Perkasa Tahun 2003
Mudharabah
PT Ciliandra Perkasa
18-Sep-03
26-Sep-08
60.000.000.000
6
OS Mudharabah Bank Syariah Mandiri Tahun 2003
Mudharabah
PT Bank Syariah Mandiri
22-Okt-03
31-Okt-08
200.000.000.000
7
OS Mudharabah PTPN VII Tahun 2004
Mudharabah
PT PTPN VII (Persero)
18-Mar-04
26-Mar-09
75.000.000.000
8
OS Ijarah I Matahari Putra Prima Tahun 2004
Ijarah
PT Matahari Putra Prima Tbk
28-Apr-04
11-Mei-09
150.000.000.000
9
OS Ijarah Sona Topas Tourism Industry Tahun 2004
Ijarah
PT Sona Topas Tourism & Industry Tbk
14-Jun-04
25-Jun-09
52.000.000.000
10
OS Citra Sari Makmur I Syariah Ijarah Tahun 2004
Ijarah
PT Citra Sari Makmur
30-Jun-04
9-Jul-09
100.000.000.000
11
OS Ijarah Indorent I Tahun 2004
Ijarah
PT CSM Corporatama
1-Nov-04
11-Nov-09
100.000.000.000
12
OS Ijarah Berlina I Tahun 2004
Ijarah
PT Berlina Tbk
2-Des-04
15-Des-09
85.000.000.000
13
OS Ijarah I HITS Tahun 2004
Ijarah
PT Humpus Intermoda Transportasi Tbk
10-Des-04
17-Des-09
92.000.000.000
14
OS Ijarah Apexindo Pratama Duta I Tahun 2005
Ijarah
PT Apexindo Pratama Duta Tbk
30-Mar-05
8-Apr-10
240.000.000.000
15
OS Ijarah I Ricky Putra Globalindo Tahun 2005
Ijarah
PT Ricky Putra Globalindo Tbk
7-Jul-05
12-Jul-10
60.400.000.000
No
Nama Sukuk
1
Jumlah
Jatuh Tempo
Nilai Nominal (Rp)
1.694.400.000.000
Halaman 41
Profil Reksa Dana Syariah Tahun 2010 Per 22 Desember 2010 No
Nama Reksadana
Manajer Investasi PT. PNM Investment Management PT. Danareksa Investment Management
Tanggal Efektif
Jenis
Total NAV
Deutsche Bank AG
15-May-00
Campuran
102,561,002,277.17
Standard Chartered Bank
24-Nov-00
Campuran
51,136,237,306.39
Bank Kustodian
1
PNM SYARIAH
2
DANAREKSA SYARIAH BERIMBANG
3
BNI DANA SYARIAH
PT. BNI Securities
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
21-Apr-04
Pendapatan Tetap
27,349,501,256.17
4
BNI DANAPLUS SYARIAH
PT. BNI Securities
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
21-Apr-04
Campuran
29,522,814,595.26
5
PNM AMANAH SYARIAH
Deutsche Bank AG
26-Aug-04
Pendapatan Tetap
111,115,307,416.36
6
MANDIRI INVESTA SYARIAH BERIMBANG
Deutsche Bank AG
14-Oct-04
Campuran
158,940,219,878.23
7
BIG DANA MUAMALAH
PT. BNI (Persero), Tbk.
29-Oct-04
Pendapatan Tetap
109,254,295,323.47
8
I-HAJJ SYARIAH FUND
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
13-Jan-05
Pendapatan Tetap
123,352,159,617.60
9
AAA AMANAH SYARIAH FUND
PT. Andalan Artha Advisindo Sekuritas
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
17-Jun-05
Campuran
29,393,229,221.59
10
CAPITAL SYARIAH FLEKSI
PT. Recapital Asset Management
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
08-Aug-05
Campuran
19,886,348,639.15
11
IPB SYARIAH
PT. BRI (Persero), Tbk.
14-Dec-05
Campuran
35,387,502,632.49
12
DANAREKSA INDEKS SYARIAH
PT. Kresna Graha Sekurindo, Tbk. PT. Danareksa Investment Management
Standard Chartered Bank
17-Mar-06
Indeks
184,775,174,110.55
13
MEGA DANA SYARIAH
PT. Mega Capital Indonesia
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
11-Sep-06
Campuran
9,779,946,939.95
14
CIMB-PRINCIPAL ISLAMIC BALANCED GROWTH SYARIAH
PT. CIMB-Principal Asset Management
Deutsche Bank AG
12-Sep-06
Campuran
7,922,690,798.52
15
EURO PEREGRINE SYARIAH BALANCED PLUS
PT. Eurocapital Peregrine Securities
Standard Chartered Bank
29-Nov-06
Campuran
1,166,240,734.53
16
TRIM SYARIAH BERIMBANG
PT. Trimegah Securities, Tbk.
Deutsche Bank AG
26-Dec-06
Campuran
64,195,257,250.55
17
TRIM SYARIAH SAHAM
PT. Trimegah Securities, Tbk.
Deutsche Bank AG
26-Dec-06
Saham
152,954,621,174.45
18
SYARIAH BATASA KOMBINASI
PT. Batasa Capital
Deutsche Bank AG
29-Mar-07
Campuran
26,178,631,249.62
19
SYARIAH BNP PARIBAS PESONA AMANAH
PT. BNP Paribas Investment Partners
HSBC
09-Apr-07
Campuran
175,585,564,060.00
20
MEGA DANA OBLIGASI SYARIAH
Standard Chartered Bank
21-May-07
Pendapatan Tetap
34,229,488,928.23
21
BATAVIA DANA SAHAM SYARIAH
PT. Bank Permata, Tbk.
16-Jul-07
Saham
43,048,976,499.96
22
PNM EKUITAS SYARIAH
PT. Mega Capital Indonesia PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen PT. PNM Investment Management
HSBC
26-Jul-07
Saham
101,752,114,990.00
23
CIMB-PRINCIPAL ISLAMIC EQUITY GROWTH SYARIAH
PT. CIMB-Principal Asset Management
Deutsche Bank AG
06-Aug-07
Saham
112,319,728,890.07
24
MANDIRI INVESTA ATRAKTIFSYARIAH
PT. Mandiri Manajemen Investasi
Deutsche Bank AG
19-Dec-07
Saham
679,056,888,210.26
25
SYARIAH BNP PARIBAS EQUITRA AMANAH
PT. BNP Paribas Investment Partners
HSBC
24-Mar-08
Saham
20,794,098,707.00
PT. PNM Investment Management PT. Mandiri Manajemen Investasi PT. Bhakti Asset Management PT. Insight Investments Management
Halaman 42
26
CIPTA SYARIAH BALANCE
PT. Ciptadana Asset Management
Deutsche Bank AG
16-Apr-08
Campuran
31,190,086,450.69
27
CIPTA SYARIAH EQUITY
PT. Ciptadana Asset Management
Deutsche Bank AG
16-Apr-08
Saham
44,541,107,730.89
28
BNIS SAHAM SYARIAH
PT. BNI Securities
PT. Bank Mega, Tbk.
04-Jul-08
Saham
0 *)
29
BATAVIA PROTEKSI SYARIAH MATARAM
PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen
PT. Bank Permata, Tbk.
20-Aug-08
Terproteksi
0 *)
30
MEGA DANA SAHAM SYARIAH
PT. Mega Capital Indonesia
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
03-Sep-08
Saham
14,639,361,116.94
31
SYARIAH BATASA SUKUK
PT. Batasa Capital
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
03-Sep-08
Pendapatan Tetap
13,771,280,832.49
32
MANDIRI INVESTA DANA SYARIAH
Deutsche Bank AG
22-Dec-08
Pendapatan Tetap
36,295,073,353.65
33
MANULIFE SYARIAH SEKTORAL AMANAH
HSBC
16-Jan-09
Saham
408,328,333,746.00
34
CIMB ISLAMIC SUKUK I SYARIAH
PT. CIMB-Principal Asset Management
Deutsche Bank AG
01-Feb-09
Terproteksi
64,206,743,080.19
MANDIRI SYARIAH TERPROTEKSI PENDAPATAN PRIMA 1 MANDIRI SYARIAH TERPROTEKSI PENDAPATAN PRIMA 3 MANDIRI SYARIAH TERPROTEKSI PENDAPATAN PRIMA 2
PT. Mandiri Manajemen Investasi PT. Mandiri Manajemen Investasi PT. Mandiri Manajemen Investasi PT Schroder Investment Management Ind.
Standard Chartered Bank
27-Feb-09
Terproteksi
523,885,175,519.87
HSBC
27-Feb-09
Terproteksi
253,945,455,265.00
HSBC
27-Feb-09
Terproteksi
133,835,661,779.00
Deutsche Bank AG
22-Apr-09
Campuran
154,265,994,886.80
35 36 37
PT. Mandiri Manajemen Investasi PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia
38
SCHRODER SYARIAH BALANCED FUND
39
TRIM SYARIAH TERPROTEKSI PRIMA I
PT. Trimegah Securities, Tbk.
PT. Bank Permata, Tbk.
19-May-09
Terproteksi
0 *)
40
TRIM SYARIAH TERPROTEKSI PRIMA II
PT. Trimegah Securities, Tbk.
PT. BNI (Persero), Tbk.
19-May-09
Terproteksi
31,691,240,607.22
41
MANDIRI AMANAH SYARIAH PROTECTED DOLLAR FUND
HSBC
01-Jul-09
Terproteksi
70,678,776,197.92
42
MANDIRI AMANAH SYARIAH PROTECTED RUPIAH FUND
HSBC
01-Jul-09
Terproteksi
111,912,668,771.00
43
LAUTANDHANA PROTEKSI SYARIAH I
PT. Lautan Dana
PT. Bank Permata, Tbk.
03-Aug-09
Terproteksi
38,361,647,965.12
44
DANAREKSA PROTEKSI MELATI OPTIMA SYARIAH
PT Danareksa Investment Management
PT Citibank N.A.
20-Jan-10
Terproteksi
99,329,830,490.25
45
SAM SUKUK SYARIAH SEJAHTERA
PT Samuel Aset Manajemen
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
20-Jan-10
Pendapatan Tetap
23,991,270,122.87
46
SAM SYARIAH BERIMBANG
PT Samuel Aset Manajemen
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
20-Jan-10
Campuran
104,087,734,578.26
47
CIMB ISLAMIC SUKUK II SYARIAH
PT. CIMB-Principal Asset Management
Deutsche Bank AG
22-Mar-10
Terproteksi
57,787,536,579.44
48
MANDIRI INVESTASI TERPROTEKSI SYARIAH SERI 1
HSBC
22-Apr-10
Terproteksi
371,390,862,227.26
49
MANDIRI INVESTA TERPROTEKSI PENDAPATAN BERKALA SYARIAH SERI 1
HSBC
22-Apr-10
Terproteksi
78,438,060,007.00
PT. Mandiri Manajemen Investasi PT. Mandiri Manajemen Investasi
PT. Mandiri Manajemen Investasi PT. Mandiri Manajemen Investasi Total
Sumber : e-monitoring reksa dana (diolah) Keterangan :
5,078,231,942,015.43
*) data tidak ada di e-monitoring Reksa Dana
Halaman 43
IX.
UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN PUBLIK
1.
Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK Dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2010, Biro Kepatuhan Internal telah melakukan beberapa kegiatan dalam rangka peningkatan kepatuhan pelaksanaan tugas Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK yaitu: a. Pelaksanaan 11 Penelaahan dan Penilaian pelaksanaan tugas Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK, dengan rincian 7 penelaahan dan penilaian pelaksanaan tugas telah disampaikan ke Ketua dan 4 penelaahan dan penilaian pelaksanaan tugas masih dalam proses penyusunan laporan. b. Pelaksanaan audit khusus pada beberapa unit Eselon II di lingkungan BapepamLK terkait dugaan pelanggaran disiplin dan kode etik pegawai. c. Pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil penelaahan dan penilaian yang dilakukan oleh Biro Kepatuhan Internal pada tahun 2009. d. Pelaksanaan Survei Kepuasan Stakeholder Bapepam-LK 2010 dilakukan terhadap pelayanan yang diberikan secara triwulanan. Sampai dengan triwulan III 2010, jumlah kuestioner yang dikirim kepada responden adalah sebanyak 1.476 kuestioner, sementara hasil kuestioner yang telah diisi dan diterima adalah sebanyak 244 kuestioner. Hasil survey baru akan ditabulasi pada triwulan IV tahun 2010 dan akan dilaporkan dalam Laporan Hasil Survei Tahun 2010. e. Pelaksanaan pengelolaan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Bapepam-LK yang meliputi beberapa kegiatan utama, yaitu: 1) Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-One Bapepam-LK antara Ketua dengan Menteri Keuangan. 2) Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-Two Bapepam-LK antara Ketua dengan Para Pimpinan Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK. 3) Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-Three Bapepam-LK antara Para Pimpinan Unit Eselon II dengan Para Pimpinan Unit Eselon III di lingkungan Bapepam-LK. 4) Penandatanganan Kontrak Kinerja seluruh pejabat dan pelaksana di lingkungan Biro Kepatuhan Internal sebagai pilot project Bapepam-LK. 5) Pelaporan secara berkala (triwulanan) Capaian IKU Depkeu-One dan DepkeuTwo Bapepam-LK termasuk penyampaian capaian IKU Kontrak Kinerja Bapepam-LK kepada Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka) selaku Strategic Management Office (SMO) Departemen Keuangan. 6) Pelaksanaan Refinement Balanced Scorecard Depkeu-One dan Depkeu-Two Bapepam-LK. f. Pelaksanaan pengelolaan manajemen risiko Bapepam-LK yang meliputi beberapa kegiatan utama, yaitu: 1) Sosialisasi penerapan PMK Nomor 191/PMK.09/2008 tentang penerapan manajemen risiko di lingkungan Departemen Keuangan kepada koordinator dan administrator di setiap unit Eselon II, pejabat unit eselon III dan sebagian pejabat unit eselon IV. 2) Pelaporan profil risiko Bapepam-LK kepada Menteri Keuangan c.q Inspektur Jenderal Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan. 3) Analisa efektifitas rencana mitigasi risiko dan berkoordinasi dengan Itjen terkait pengembangan manajemen risiko di lingkungan Kementerian Keuangan.
Halaman 44
g. Peningkatan Capacity Building pegawai di Biro Kepatuhan Internal melalui: 1) Workshop mengenai Risk Management for Securities Regulator yang diselenggarakan oleh Asian Development Bank, di Manila, Philipina dari tanggal 17-21 Mei 2010 yang diikuti oleh 3 orang pegawai Biro Kepatuhan Internal. 2) Study Visit ke Australian National Audit Office, Australian Prudential Regulation Authority and Australian Securities and Investments Commission di Sidney, Australia dari tanggal 20 s.d. 24 September 2010 yang diikuti oleh 5 orang pegawai Biro Kepatuhan Internal. 3) International Workshop for Internal Auditor yang diselenggarakan oleh Institute Internal Auditor (IIA) di Kuala Lumpur, Malaysia dari tanggal 3 s.d. 8 Oktober 2010 yang diikuti oleh 6 orang pegawai Biro Kepatuhan Internal. 4) Internal Audit Quality Assurance yang diselenggarakan oleh M I S Training Institute di London, UK dari tanggal 13 sampai 15 Desember 2010 yang diikuti oleh 2 orang pegawai Biro Kepatuhan Internal. 5) Pelatihan dan seminar di dalam negeri yang terkait dengan internal audit bagi para pegawai di Biro Kepatuhan Internal Pelatihan Audit Kinerja untuk Sektor Publik. 2.
Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia di lingkungan Bapepam-LK Program Kerja Strategis yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Ikut berpartisipasi dalam Rekrutmen CPNS Kementerian Keuangan lulusan S1/S2 T.A. 2010 yang diselenggarakan Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan: 1). Melaksanakan Program Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal dan Program Penjajakan Minat dan Karir di Universitas terkemuka di Indonesia. 2). Menugaskan pejabat dan pegawai Bapepam-LK menjadi Tim Wawancara Seleksi Penerimaan CPNS T.A. 2010. b. Melaksanakan Program Orientasi bagi Pegawai baru lulusan S1/S2: 1). Melaksanakan Program Secondment Tahap III bagi Pegawai lulusan S1/S2 Penerimaan T.A 2008. 2). Melaksanakan Seminar Secondment Tahap III “Concluding The Experience: Owning Your Future” bagi Pegawai lulusan S1/S2 Penerimaan T.A 2008. 3). Melaksanakan Program Orientasi bagi pegawai baru lulusan S1/S2 Penerimaan T.A 2010. 4). Melaksanakan program Magang bagi pegawai baru lulusan S1/S2 Penerimaan T.A. 2010. c. Melaksanakan Assessment Center: 1). Penyusunan dan penetapan Standar Kompetensi Jabatan Eselon II, III dan IV di lingkungan Bapepam-LK. 2). Melaksanakan Assessment Center untuk pejabat Eselon IV bekerja sama dengan Biro SDM, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan. 3). Menugaskan pegawai Bagian Kepegawaian untuk mengikuti Pelatihan Assessor Internal yang diselenggarakan oleh Biro SDM, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan. 4). Menugaskan pegawai Bagian Kepegawaian dalam kegiatan magang Assessment Center dengan supervisi dari Associate Assessor Kementerian Keuangan. d. Melaksanakan Capacity Building Program (Program Pembelajaran dan Pengembangan): 1). Capacity Building melalui pelatihan, seminar dan internship:
Halaman 45
-
Melaksanakan Pelatihan HR for Non HR Managers. Melaksanakan Pelatihan Atitude Change. Melaksanakan Pelatihan Leadership Transformation. Melaksanakan Seminar Organizational Development and Change Management. - Melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kerja sama Tim Para Pejabat di lingkungan Bapepam-LK. - Melaksanakan Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa bekerjasama dengan LKPP. - Menugaskan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh BPPK. - Menugaskan pegawai untuk mengikuti pelatihan, seminar dan internship di luar negeri, yang merupakan hasil kerja sama Bapepam-LK dengan beberapa institusi di negara lain seperti Australia, USA, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, India, UEA, China, Singapura, serta beberapa organisasi internasional seperti IOSCO, APEC, OECD, ADB, dan World Bank. 2). Capacity Building melalui pendidikan formal: - Menugaskan pegawai untuk melanjutkan pendidikan Diploma III dan IV di STAN. - Menugaskan pegawai untuk melanjutkan pendidikan Strata 2 baik di dalam maupun luar negeri melalui program ADS dari Pemerintah Australia dan PPSDM dari BPPK Kementerian Keuangan. - Menugaskan pegawai untuk melanjutkan pendidikan Strata 3 di Australia melalui program ADS dan ALA dari Pemerintah Australia. 3.
Edukasi dan Pelayanan Informasi Publik a. Bidang Pasar Modal Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah menerima 22 kunjungan dari Perguruan Tinggi/Sekolah. Bapepam-LK telah menerbitkan surat keterangan riset kepada 54 pihak yang telah melakukan penelitian tentang pasar modal di Bapepam-LK, serta melayani 349 pihak yang datang langsung ke Bapepam-LK untuk mendapatkan informasi dan penjelasan, 631 pertanyaan masyarakat mengenai pasar modal melalui telepon dan 269 pertanyaan melalui email. Selama tahun 2010, Bapepam-LK juga telah mengirimkan pembicara atau narasumber dalam kuliah umum sebanyak 1 kali, seminar sebanyak 5 kali, workshop sebanyak 3 kali (terdiri dari workshop wartawan 1 kali, dan workshop Pasar Modal 2 kali), serta telah berpartisipasi dalam pameran pasar modal dan lembaga keuangan non bank sebanyak 3 kali, dan layanan Pojok Informasi Pasar Modal di kampus yang sedang mengadakan seminar sebanyak 3 kali. Dalam rangka sosialisasi dan edukasi pasar modal dan lembaga keuangan nonbank, dalam tahun 2010 ini Bapepam-LK telah melaksanakan kegiatan Roadshow Campus to Campus untuk memperkenalkan industri pasar modal dan lembaga keuangan non-bank kepada civitas akademika yakni: - Universitas Negeri Lampung, Bandar Lampung; - Universitas Tanjungpura, Pontianak; - Universitas Tadulako, Palu; - Universitas Sam Ratulangi, Manado; - STIE Musi, Palembang; - Universitas Bangka Belitung, - Universitas Mulawarman, Banjarmasin; - Universitas Islam Negeri Syarif Kasim, Pekan Baru, Riau;
Halaman 46
-
Universitas Fajar, Makasar; Kegiatan Penyuluhan Pasar Modal Talkshow 7%
Roadshow Mall to Mall, Pameran, dan Stand Informasi Pasar Modal 21%
Kunjungan ke Bapepam 38%
Roadshow to Campus & to School 17% Workshop Pasar Modal 5%
Seminar dan Kuliah Umum 12%
Dalam rangka menyampaikan konsep akhir rencana perubahan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) Perusahaan Efek dan hasil simulasi penghitungan MKBD seluruh Perusahaan Efek, Bapepam-LK kembali melakukan sosialisasi mengenai rencana perubahan MKBD tersebut kepada para Anggota Bursa pada tanggal 14 Juli 2010. b. Bidang Dana Pensiun Terkait dengan aktivitas pelayanan kepada masyarakat dan stakeholder dana pensiun, sepanjang tahun 2010 telah dilaksanakan kegiatan layanan informasi kepada yang meliputi, antara lain: - melayani 45 permintaan data dan 254 permohonan informasi mengenai hal-hal terkait dengan dana pensiun. Permintaan data umumnya datang dari berbagai institusi di luar Bapepam-LK seperti Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Bappenas, dan Dana Pensiun, mahasiswa, wartawan majalah dan surat kabar. Sedangkan permohonan layanan informasi mengenai hal-hal terkait dana pensiun umumnya datang dari konsultan hukum, Dana Pensiun, dan masyarakat umum. Jumlah permintaan layanan informasi terbanyak datang melalui telepon dan email, khususnya mengenai permasalahan seputar aplikasi Data Digital Dana Pensiun (D3P) versi 4.0 yang baru saja dipublikasikan. - melaksanakan kegiatan pembinaan (edukasi) di bidang akuntansi dana pensiun dan cara penggunaan aplikasi D3P versi 4.0. kepada para pegawai dana pensiun. Aplikasi D3P adalah aplikasi yang dirancang untuk dana pensiun guna melakukan pengiriman data laporan berkala dana pensiun secara elektronik. Laporan berkala dana pensiun tersebut terdiri atas laporan keuangan, laporan investasi, laporan teknis dan laporan aktuaris. - melaksanakan kegiatan sosialisasi di 6 kota di Indonesia (Jakarta, Batam, Pekanbaru, Semarang, Solo dan Kupang). Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan program pensiun pada pekerja di daerah tersebut yang belum memiliki program pensiun di perusahaannya. c. Layanan Khusus tentang Informasi Reksa Dana Di bidang pelayanan informasi kepada masyarakat mengenai industri pengelolaan investasi, Bapepam-LK telah menyediakan website Pusat Informasi Reksa Dana (www.bapepam.go.id/reksadana) dan Aplikasi Industri Reksa Dana/ARIA (www.bapepam.go.id/aria). Pusat Informasi Reksa Dana ditujukan untuk menyediakan segala informasi yang berkaitan dengan industri Reksa Dana
Halaman 47
sehingga seluruh pihak, terutama para investor dan publik mudah mendapatkan informasi atau referensi tentang industri Reksa Dana beserta perkembangannya. Selain itu website ini juga akan terus mengembangkan dirinya dengan menyajikan bahan-bahan edukasi dan sosialisasi, sehingga di masa mendatang keinginan untuk menciptakan investor yang “well-informed” dapat segera terwujud. Sedangkan Aplikasi Industri Reksa Dana (ARIA) merupakan sistem yang dikembangkan oleh Bapepam-LK dan didukung oleh PT. KSEI untuk mempermudah pelaporan dan pengawasan industri Reksa Dana secara elektronik. Pelaporan dimaksudmeliputi data Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD), profil Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD), dan profil Bank Kustodian. Sejalan dengan diterbitkannya Peraturan Bapepam-LK No. V.B.4 tentang Perilaku Agen Penjual Efek Reksa Dana dan Peraturan Bapepam-LK No. V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan di Bidang Pasar Modal, Bapepam-LK dan KSEI telah mengembangkan aplikasi lebih lanjut dari ARIA untuk pengembangan Sistem Database Investor Reksa Dana guna memperoleh informasi mengenai perkembangan jumlah investor riil Reksa Dana serta pemetaan profil investor Reksa Dana. 4.
Pelayanan Pengaduan a. Bidang Pasar Modal Pada tahun 2010 Sekretariat Badan melalui Sub Bagian Pengaduan telah menerima sejumlah 167 pengaduan. Dengan rincian, pengaduan secara langsung sebanyak 39 pengaduan, melalui surat, email, dan faksimil sebanyak 89 pengaduan, dan melalui telepon sebanyak 39 pengaduan. Dimana seluruh pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Bapepam-LK melalui biro teknis terkait. Adapun pengaduan masyarakat yang masuk tersebut mayoritas terkait dengan kasus PT. Optima Kharya Capital Securities (PT. OKCS). Selain itu secara khusus, Bapepam-LK juga menerima 10 pengaduan nasabah Perusahaan Efek, dimana telah diselesaikan penanganan 14 pengaduan, 7 diantaranya merupakan penyelesaian pengaduan yang diterima pada tahun 2009. Saat ini masih ditangani sejumlah 3 pengaduan. b. Bidang Dana Pensiun Bapepam-LK menangani 49 pengaduan terkait dana pensiun. Pengaduan tersebut terdiri atas 10 pengaduan secara langsung dan 39 pengaduan secara tidak langsung. Pengaduan secara tidak langsung ini jenisnya terdiri dari surat langsung, surat tembusan, telepon dan email.
X.
PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
1.
Perasuransian Sampai dengan 29 Desember 2010, terdapat 376 perusahaan perasuransian di Indonesia yang terdiri dari 142 perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi serta 234 perusahaan penunjang usaha asuransi. Struktur pasar perasuransian secara lengkap disajikan dalam tabel berikut: Perusahaan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Perusahaan Asuransi Jiwa
Jumlah 142 46
Halaman 48
Perusahaan Asuransi Umum Perusahaan Penyelenggara Program Asuransi dan Jamsostek Perusahaan Penyelenggara Asuransi untuk PNS dan TNI/Polri PerusahaanReasuransi Perusahaan Penunjang Usaha Perasuransian Perusahaan Pialang Asuransi Perusahaan Pialang Reasuransi Perusahaan Konsultan Aktuaria Perusahaan Penilai Kerugian Perusahaan Agen TOTAL
87 2 3 4 234 136 24 28 28 18 376
a. Pemberian dan pencabutan Ijin Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan izin baru kepada 15 perusahaan perasuransian serta melakukan pencabutan izin usaha terhadap 17 perusahaan perasuransian dengan rincian sebagai berikut: Pemberian Izin Perusahaan Perasuransian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Perusahaan PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin PT Asuransi Jaya Proteksi Takaful PT Sehati Mitra Realita Indonesia PT Penta Pro Indonesia PT Anugrah Medal Broker PT Andromeda International PT Cipta Colemont Asia Reinsurance Broker PT United Pialang Reasuransi PT Best One Asia Reinsurance Brokers PT Quattro Asia Consulting PT Tiara Pertiwi PT Dial Agency PT Ernest Lentera Indonesia PT Rezeki Andriyani Perkasa PT Eka Agency Management
Jenis Usaha Asuransi Jiwa Syariah Asuransi Umum Syariah Pialang Asuransi Pialang Asuransi Pialang Asuransi Pialang Asuransi Pialang Reasuransi Pialang Reasuransi Pialang Reasuransi Konsultan Aktuaria Agen Agen Agen Agen Agen
Pencabutan Izin Perusahaan Perasuransian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Perusahaan PT Asuransi Jiwa Bumi Masyarakat Mandiri PT Andika Raharja Putera PT Asia Reliance General Insurance PT Pacific International Indonesia Insurance PT Global Inti Caraka PT Asia Ins Direct Broker PT Marga Insurance Broker PT CIB Indonesia Ins Broker PT Serpihan Pialang Asuransi PT Dana Landung Perkasa
Jenis Usaha Asuransi Jiwa Asuransi Umum Asuransi Umum Asuransi Umum Pialang Asuransi Pialang Asuransi Pialang Asuransi Pialang Asuransi Pialang Asuransi Pialang Asuransi
Halaman 49
PT Mitra Suksestama PT Pratama Karya Insurance Broker PT Siusar Insurance Service Company PT Malindo International Insurance Broker PT Surya Sejahtera Makmur Perdana PT Jasa Aktuaria Mandiri Utama PT Bintang Kencana Sejahtera
11 12 13 14 15 16 17
Pialang Asuransi Pialang Asuransi Pialang Asuransi Pialang Asuransi Pialang Reasuransi Konsultan Aktuaria Agen
b. Kekayaan, Investasi, Premi, dan Klaim Perusahaan Asuransi Selama lima tahun terakhir, kekayaan yang dimiliki dan investasi yang dihasilkan oleh perusahaan asuransi selalu mengalami pertumbuhan. Premi yang didapat juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Meningkatnya pendapatan premi perusahaan asuransi diimbangi dengan meningkatnya klaim yang dibayarkan. Data mengenai pertumbuhan kekayaan, investasi, premi, dan klaim secara lengkap disajikan dalam tabel berikut: Data Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransian
Kekayaan % Growth Investasi % Growth Premi % Growth Klaim % Growth
dalam Triliun Rupiah Triwulan III 2009 2010 * 181.8 214.9
2005 76.3
2006 96.0
2007 131.9
2008 137.2
17%
12%
19%
17%
33%
18%
60.3
79.3
111.8
114.6
157.0
187.4
20%
14%
17%
19%
37%
19%
38.4
44.1
64.5
74.1
86.8
100.9
18%
3%
14%
25%
17%
16%
18.9
22.4
29.2
41.6
51.2
66.5
36%
1%
21%
6%
23%
30%
* Premi dan Klaim sampai dengan September 2010 yang disetahunkan
Portofolio Investasi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Per 30 September 2010
dalam Triliun Rupiah No.
PAJ
PAK&PR
Jumlah
%
1
Jenis Investasi Deposito Berjangka & Sertifikat Deposito
17.73
11.64
29.36
15.7%
2
Saham
33.88
6.39
40.27
21.5%
3
Obligasi & MTN
10.44
2.33
12.77
6.8%
4
SUN
23.64
2.06
25.70
13.7%
5
SBI
6.56
0.51
7.07
3.8%
6
Reksadana
51.49
5.58
57.07
30.5%
7
7.13
2.93
10.06
5.4%
8
Penyertaan Langsung Bangunan, Tanah dengan Bangunan
2.20
0.22
2.42
1.3%
9
Pinjaman Hipotik
0.14
0.02
0.15
0.1%
10
Pinjaman Polis
2.18
-
2.18
1.2%
Halaman 50
11
Pembiayaan Murabahan
0.01
0.00
0.01
0.0%
12
Pembiayaan Mudharabah
0.00
-
0.00
0.0%
13
Investasi Lain
0.21
0.07
0.28
0.1%
155.61
31.74
187.35
100.0%
Total Investasi
c. Pencatatan Produk Baru dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran dengan Bank (Bancassurance) Selama tahun 2010, terdapat 524 produk baru yang telah dicatat oleh Bapepam-LK dan satu produk yang dihentikan pemasarannya. Rincian pencatatan produk asuransi baru adalah sebagai berikut: Perusahaan
Konvensional
Syariah
Jumlah
354 92 446
65 13 78
419 105 524
Asuransi Jiwa Asuransi Kerugian Total
Selain melakukan pencatatan produk baru, tahun ini Bapepam-LK juga telah memberikan persetujuan pemasaran produk asuransi melalui kerjasama dengan bank (bancassurance) dengan rincian sebagai berikut: Perusahaan
Konvensional
Syariah
Jumlah
Asuransi Jiwa
49
8
57
Asuransi Kerugian
4
0
4
Total
53
8
61
d. Pengesahan Cadangan Premi Perusahaan Asuransi Jiwa Dalam rangka kepentingan perpajakan, selama tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan pengesahan cadangan premi kepada perusahaan asuransi jiwa dengan rincian sebagai berikut:
Halaman 51
Pengesahan Cadangan Premi
Keterangan
Tahun 2008
Tahun 2009
Total
4
22
26
Jumlah Perusahaan Asuransi Jiwa
e. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian, dengan rincian sebagai berikut: Perusahaan
Direksi
Komisaris
Jumlah
52 73 0 5 32 4 0 1
39 67 0 4 30 2 0 0
91 140 0 9 62 6 0 1
8
8
16
175
150
325
Asuransi Jiwa Asuransi Kerugian Asuransi Sosial Reasuransi Pialang Asuransi Pialang Reasuransi Agen Penilai Kerugian Perusahaan Agen Total
f.
Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan rutin terhadap 40 perusahaan (100% dari target) dan pemeriksaan khusus terhadap 11 perusahaan (137,50% dari yang dicadangkan). Rincian pelaksanaan pemeriksaan selama tahun 2010 adalah sebagai berikut: Target/
Keterangan
Realisasi
Persentase
40
40
100,00%
Asuransi Jiwa
11
11
100,00%
Asuransi Kerugian
16
16
100,00%
Reasuransi Pialang Asuransi
1 12
1 12
100,00% 100,00%
8
11
137,50%
48
51
106,25%
Dicadangkan Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan Khusus Total
g. Sanksi terhadap Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2010, masih banyak perusahaan perasuransian yang dikenakan sanksi karena belum memenuhi ketentuan yang berlaku. Rincian pengenaan, pencabutan dan pembatalan sanksi terhadap perusahaan perasuransian adalah sebagai berikut: Jenis Sanksi
Total
Asuransi Jiwa
Asuransi Umum
Pialang Asuransi
Pialang Reasuransi
Konsultan Aktuaria
Penilai Kerugian
188 25
37 2
74 1
55 17
10 2
4 3
8
Pengenaan SP 1 SP 1 dan Terakhir
Halaman 52
SP 2 SP 2 dan Terakhir SP 3 Sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha Penegasan SPKU Pencabutan SP 1 SP 1 dan Terakhir SP 2 SP 2 dan Terakhir SP 3 Sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha
41 9 35
5 1 4
14 10
15 6 14
3 2 3
4 4
22
1
3
12
2
4
13
2
9
2
57 2 11 4 6
10
25
13 2 7 4 3
1
2
2
5
1
2
4
4
1
4
h. Usaha Asuransi dengan Prinsip Syariah Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan jumlah pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah mencerminkan kondisi yang relatif menjanjikan. Sampai dengan tahun 2010 total pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah sampai adalah sejumlah 46 perusahaan. Adapun rincian perkembangan jumlah pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah adalah sebagai berikut: NO
KETERANGAN
2006
2007
2008
2009
2010*)
1.
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
2
2
2
2
3
2.
Perusahaan Asuransi Kerugian Syariah
1
1
1
1
2
3.
Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah
9
13
13
17
18
4.
Perusahaan Asuransi Kerugian yang memiliki Unit Syariah
15
19
19
19
20
5.
Perusahaan Reasuransi yang memiliki Unit Syariah
3
3
3
3
3
30
38
38
42
46
TOTAL *) data per 14 Desember 2010
Selain dari jumlah pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah yang berkembang cukup pesat, selama tahun 2010 pangsa pasar usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah juga mengalami peningkatan yang cukup pesat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
Halaman 53
No
I
Keterangan
Seluruh Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Syariah Persentase Asuransi Jiwa Syariah Seluruh Asuransi Kerugian & Reasuransi Asuransi Kerugian & Reasuransi Syariah
2008 53,989.55 1,154.00 2.14%
2009 60,467.97 1,929.37 3.19%
Klaim (Milyar Rp)
2010*) 53,339.51 1,804.84
2008 39,204.77 312.21
3.38%
0.80%
25,557.73
24,940.37
21,362.76
10,978.68
496.84
449.52
440.80
180.10
1.80%
2.06%
1.64%
Seluruh Asuransi 79,547.28 85,408.34 Asuransi Syariah 1,650.84 2,378.89 Persentase Asuransi 2.08% 2.79% Syariah *) Data sampai dengan 30 September 2010
74,702.28 2,245.64
50,183.45 492.31
3.01%
0.98%
II
Persentase Asuransi Kerugian dan Reasuransi Syariah
III
2.
Premi Bruto (Milyar Rp)
1.94%
Kekayaan (Milyar Rp)
2009 2010*) 2008 38,099.64 31,441.21 101,678.16 596.45 705.33 1,151.48 1.57%
2.24%
12,352.23 10,989.83 236.37
1.91%
297.03
2.70%
1.13%
2.36%
2010*) 170,193.1 2,999.7
1.55%
1.76%
34,411.09
40,163.64
44,746.0
701.81
902.62
1,119.2
2.04%
50,451.86 42,431.04 136,089.25 832.82 1,002.36 1,853.29 1.65%
2009 136,780.60 2,120.10
1.36%
2.25% 176,944.24 3,022.72
2.50% 214,939.03 4,118.92
1.71%
Dana Pensiun A. Perkembangan Industri Dana Pensiun a. Sepanjang tahun 2010 tidak ada pengesahan pembentukan dana pensiun baru. Meski demikian, ada beberapa permohonan pembentukan dana pensiun yang masuk di tahun 2010 dan sampai dengan Siaran Pers ini disusun permohonan tersebut masih diproses. Kondisi sebaliknya, sepanjang tahun yang sama terdapat 4 pengesahan pembubaran dana pensiun, yang terdiri dari 3 Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan 1 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dari ke 3 DPPK tersebut 2 diantaranya menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan 1 menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Dengan bubarnya ke-4 dana pensiun tersebut, maka jumlah dana pensiun yang masih beroperasi saat ini menjadi 272 dana pensiun, terdiri dari 208 DPPK PPMP, 40 DPPK PPIP dan 24 DPLK. b. Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi per tanggal 30 Juni 2010), jumlah kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun adalah sebanyak Rp120,15 trilyun atau meningkat 6,79% dibandingkan dengan kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun per tanggal 31 Desember 2009. Untuk DPPK, pada posisi tersebut jumlah kekayaannya adalah sebesar Rp103,95 trilyun atau meningkat 6,59% dibandingkan dengan kekayaan DPPK per tanggal 31 Desember 2009. Sedangkan untuk DPLK jumlah kekayaan per tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp16,19trilyun atau meningkat sebesar 8,01% dari jumlah kekayaan DPLK per tanggal 31 Desember 2009. c. Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi per tanggal 30 Juni 2010), jumlah investasi dana pensiun adalah sebanyak Rp115,56 triliun atau meningkat 6,94% dibandingkan dengan investasi dana pensiun per tanggal 31 Desember 2009. Untuk DPPK, jumlah investasi pada posisi tersebut adalah sebesar Rp 99,53 triliun atau meningkat 6,78% dibandingkan dengan nilai investasi DPPK per tanggal 31 Desember 2009. Sedangkan untuk DPLK jumlah investasinya per tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp 16,03 triliun atau meningkat sebesar 7,95% dari nilai investasi DPLK per tanggal 31 Desember 2009.
Halaman 54
1.92%
d. Pada posisi per tanggal 30 Juni 2010, investasi dana pensiun pada Surat Berharga Negara menempati urutan teratas dengan nilai sebesar Rp 29,50 trilyun (25,52% dari total investasi dana pensiun), diikuti oleh obligasi korporasi sebesar Rp26,51 triliun (22,94% dari total investasi dana pensiun) dan deposito berjangka sebesar Rp24,92 triliun (21,57% dari total investasi dana pensiun). e. Bila dikaitkan dengan Pasar Modal, nilai penempatan investasi dana pensiun per tanggal 30 Juni 2010 di Pasar Modal (termasuk surat berharga negara) besarnya mencapai Rp79,73 triliun (68,99% dari total investasi dana pensiun). Sedangkan di Pasar Uang, nilai penempatan investasi dana pensiun adalah sebesar Rp28,44 trilyun (24,61% dari total investasi dana pensiun). B. Aktivitas Pengawasan dan Pengembangan Sepanjang tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai kegiatan terkait pengawasan dan pengembangan industri dana pensiun yang meliputi, antara lain: a. kegiatan survey mengenai penerapan manajemen dan pengendalian dana pensiun. Survey dilakukan terhadap 55 dana pensiun yang dipilih sesuai dengan rencana kegiatan analisis SPERIS (Sistem Pemeringkatan Risiko) tahun 2010. Hasil survey digunakan sebagai salah satu bahan analisis SPERIS pada periode yang sama. b. melaksanakan 55 kegiatan analisis SPERIS. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rencana kegiatan analisis SPERIS tahun 2010 sebanyak 55 kegiatan. c. berkaitan dengan kewajiban pengurus untuk memiliki sertifikat penguasaan pengetahuan dasar di bidang dana pensiun, hasil pemantauan atas kewajiban tersebut, diketahui bahwa sampai dengan Desember 2010, jumlah Jumlah pengurus yang telah memiliki sertifikat tersebut adalah sebanyak 94% dari total pengurus dana pensiun. d. pelaksanaan kegiatan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan dana pensiun telah menyelesaikan sebanyak 450 rekomendasi dan/atau saran yang dituangkan pemeriksa di dalam laporan hasil pemeriksaan. Sampai dengan bulan Desember 2010, jumlah dana pensiun yang sedang dalam pemantauan penyelesaian tindak lanjut rekomendasi adalah sebanyak 134 dana pensiun. e. kegiatan pemeriksaan langsung berbasis risiko terhadap 44 dana pensiun, terdiri dari 40 DPPK dan 4 DPLK. 3.
Pembiayaan dan Penjaminan a. Perusahaan Penjaminan Perusahaan Penjaminan adalah perusahaan yang kegiatan utamanya untuk menjamin pemenuhan kewajiban finansial Penerima Kredit dan/atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank atau lembaga keuangan lainnya berdasarkan perjanjianyang telah disepakati. Adapun dasar hukum Perusahaan Penjaminan adalah Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan (Perpres) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 222/PMK.010/2008 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit. Saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) Perusahaan Penjaminan, yaitu Perum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo), PT Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia (PT PKPI) dan PT Jamkrida Jatim. Selain itu, terdapat pula 11 kantor cabang dan 6 kantor anak cabang Perusahaan Penjaminan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Halaman 55
Adapun data perkembangan kinerja keuangan industri Perusahaan Penjaminan sampai dengan periode bulan November 2010 disajikan dalam Grafik 1 dan Grafik 2 sebagai berikut: Grafik 1 Perkembangan Neraca Keuangan Perusahaan Penjaminan Periode 2009 – November 2010 (dalam juta rupiah)
Berdasarkan data pada tabel tersebut diketahui bahwa total aset Perusahaan Penjaminan pada periode November 2010 sebesar Rp2,00 triliun atau meningkat 19,63% dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yang tercatat sebesar Rp1,67 triliun. Selain itu, total kewajiban Perusahaan Penjaminan pada periode yang sama diketahui sebesar Rp0,25 triliun atau naik 12,48% dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yaitu sebesar Rp0,23 triliun. Di lain pihak, nilai ekuitas Perusahaan Penjaminan mencapai Rp1,74 triliun atau meningkat 20,75% dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yang tercatat sebesar Rp1,44 triliun. Adapun data perkembangan kinerja operasional industri Perusahaan Penjaminan sampai dengan periode bulan November 2010 disajikan dalam Grafik 2 sebagai berikut: Grafik 2 Perkembangan Outstanding Penjaminan Perusahaan Penjaminan Periode 2010 – November 2010 (dalam miliar rupiah)
Halaman 56
Berdasarkan Grafik 2 tersebut, dapat diketahui bahwa pada bulan November 2010 industri Perusahaan Penjamin secara total memiliki nilai outstanding penjaminan sebesar Rp63,85 triliun, yang terdiri dari penjaminan usaha produktif sebesar Rp14,40 triliun (meningkat 95,83% dari periode bulan Desember 2009, yaitu tercatat sebesar Rp7,35 triliun) dan penjaminan bukan usaha produktif yang sebesar Rp49,44 triliun (meningkat 16,36% dari periode bulan Desember 2009, yaitu tercatat sebesar Rp42,49 triliun). Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Penjaminan, pada tahun 2010 telah dilakukan pemeriksaan terhadap kantor pusat PT Jamkrida Jatim, PT Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia, kantor Pusat Perum Jamkrindo, dan kantor cabang Perum Jamkrindo di Pekanbaru, Surabaya, Bali, dan Palembang. Selanjutnya, terkait penyempurnaan ketentuan Perusahaan Penjaminan, Biro Pembiayaan dan Penjaminan sedang melakukan pembahasan untuk menyempurnakan PMK Nomor 222/PMK.010/2008 terutama terkait dengan ketentuan modal disetor minimum, kegiatan usaha Perusahaan Penjaminan, penguatan ketentuan prudential, dan optimalisasi kegiatan pembinaan dan pengawasan. Terkait upaya penyusunan RUU Usaha Penjaminan, Biro Pembiayaan dan Penjaminan pun sedang melakukan penyusunan naskah akademik dan draft awal RUU tentang Usaha Penjaminan. Upaya penyempurnaan peraturan ini diharapkan akan memberikan suatu perangkat hukum yang lebih kuat terhadap industri Perusahaan Penjaminan di masa yang akan datang. b. Lembaga Pembiayaan Khusus Pembentukan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) Dalam rangka mendorong pengembangan ekspor nasional, Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat telah membentuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang LPEI pada tanggal 12 Januari 2009. Dengan adanya Indonesia Eximbank ini berarti Indonesia memiliki suatu bank exim atau sering juga dikenal dengan istilah Export Credit Agency (ECA) dalam format yang sama dengan yang dimiliki oleh negara lain, yaitu lembaga yang dapat memberikan pembiayaan, penjaminan, dan asuransi terkait ekspor. Modal awal Indonesia Eximbank ditetapkan paling sedikit Rp 4 triliun yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang tertanam pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Ekspor Indonesia (BEI). Sebagai lembaga yang merupakan kepanjangan tangan Pemerintah, Indonesia Eximbank diharapkan dapat membantu memberikan pembiayaan di area yang tidak dimasuki oleh bank atau lembaga keuangan (fill the market gap), seperti pemberian fasilitas pembiayaan kepada pembeli di luar negeri untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia (buyer’s credit). Selain itu, Indonesia Eximbank juga dapat menerima penugasan khusus dari Pemerintah untuk menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, baik oleh lembaga keuangan komersial maupun oleh Indonesia Eximbank sendiri, tetapi dinilai perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor nasional (national interest account/NIA). Untuk mendukung peran strategis tersebut di atas, Indonesia Eximbank mempunyai sifat sovereign status sehingga dapat mengakses sumber pendanaan di pasar keuangan global dengan biaya yang relatif lebih rendah. Pada tahun 2010, untuk meningkatkan peran Indonesia Eximbank dalam pemberian fasilitas asuransi dan penjaminan terkait ekspor, telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.010/2010 Tentang Perubahan Atas
Halaman 57
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.010/2009 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Perubahan-perubahan mendasar yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan dimaksud, antara lain yaitu: 1). Meningkatkan nilai retensi sendiri untuk setiap penutupan Asuransi atau Penjaminan dari sebelumnya sebesar 2,5 0/00 dari Modal menjadi sebesar 10% dari Modal; 2). Meingkatkan jumlah retensi sendiri untuk seluruh aktivitas Asuransi dan Penjaminan dari sebelumnya paling tinggi 10% dari Modal menjadi paling tinggi 2 kali Modal; 3). Menambahkan ketentuan mengenai batas maksimum retensi sendiri penutupan Asuransi dan Penjaminan; dan 4). Menambahkan ketentuan mengenai manajemen risiko dalam pelaksanaan kegiatan Asuransi dan Penjaminan oleh Indonesia Eximbank. Selain itu, dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.010/2010 tersebut juga dituangkan mengenai kebijakan transisi bagi Indonesia Eximbank dalam menerapkan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif atas piutang pembiayaannya. Selama tahun 2010, telah dilakukan pula kajian mengenai skema Penugasan Khusus kepada Indonesia Eximbank (National Interest Account) yang melibatkan beberapa stakeholders di Kementerian Keuangan di antaranya Direktorat Sistem Penganggaran (DJA), Direktorat Sistem Manajemen Investasi (DJA), Direktorat Penyusunan APBN (DJA), Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal (BKF), Direktorat Barang Milik Negara II (DJKN), Biro Hukum (Setjen Kemenkeu), dan Indonesia Eximbank sendiri. Adapun perkembangan kegiatan Indonesia Eximbank selama tahun 2010 (per 30 November 2010) yaitu total aset sebesar Rp17,78 triliun, outstanding pembiayaan (termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah) sebesar Rp13,39 triliun, dan nilai pertanggungan Asuransi sebesar Rp1,35 miliar dengan nilai retensi sendiri sebesar Rp405 juta. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur Dalam rangka mempercepat pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia, Pemerintah mendorong peran serta pihak swasta termasuk lembaga keuangan multilateral melalui mekanisme Public Private Partnership (PPP). Peran serta pihak swasta tersebut diperlukan untuk memobilisasi sumber-sumber pendanaan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Untuk mendukung keterlibatan pihak swasta dalam pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan yang merupakan penyempurnaan dari Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan. Selanjutnya, Menteri Keuangan pada tanggal 27 Mei 2009 telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.010/2009 tentang Perusahaan Pembiayaan Infrasruktur yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009. Sampai dengan tahun 2010, terdapat 2 (dua) Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Indonesia Infrastructure Finance. PT Indonesia Infrastructure Finance (PT IIF) diberikan izin usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur pada tanggal 6 Agustus 2010dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-439/KM.10/2010. Selanjutnya, dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur, telah diterbitkan Peraturan Ketua Bapepam LK Nomor
Halaman 58
Per-03/BL/2010 Tentang Bentuk, Susunan, Dan Penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan dan Laporan Kegiatan Usaha Semesteran Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur. Adapun perkembangan kegiatan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur sampai dengan triwulan III 2010 adalah total aset sebesar Rp1,75 triliun dan nilai outstanding pembiayaan sebesar Rp613,39 miliar. c. Lembaga Pembiayaan Kelembagaan 1) Jumlah perusahaan Pada akhir 2010, Bapepam-LK membina dan mengawasi 192 perusahaan pembiayaan yang membawahi 2.602 kantor cabang di seluruh Indonesia. a) Izin baru Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan 7 izin usaha baru sebagai berikut: No. Nama Perusahaan Izin Usaha 1
PT Jasra International Multifinance
2
PT Sarana Global Finance Indonesia
3
PT PPA Finance
4
PT SMFL Leasing Indonesia
5
PT Central Santosa Finance
6
PT IBJ Verena Finance
7
PT Maxima Inti Finance
KEP-124/KM.10/2010 tanggal 1 Maret 2010 KEP-205/KM.10/2010 tanggal 19 April 2010 KEP-319/KM.10/2010 tanggal 15 juni 2010 KEP-336/KM.10/2010 tanggal 6 juli 2010 KEP-523/KM.10/2010 tanggal 3 September 2010 KEP-594/KM.10/2010 tanggal 25 Oktober 2010 KEP-635/KM.10/2010 tanggal 30 November 2010
b) Pencabutan Sedangkan untuk kegiatan pembinaan, telah dicabut 12 perusahaan pembiayaan sepanjang tahun 2010. Daftar perusahaan pembiayaan yang telah dicabut adalah sebagai berikut: No. Nama Perusahaan Pencabutan Izin Usaha 1
PT Mandiri Intifinance Tbk.
2
PT Artha Sedaya Finance
3
PT Primadana Putra Finance
4
PT Hana Risjad Finance
5
PT Suprawira Finance
6
PT Arthasaka Inti Finance
KEP-85/KM.10/2010 tanggal 19 Januari 2010 KEP-91/KM.10/2010 tanggal 28 Januari 2010 KEP-123/KM.10/2010 tanggal 1 Maret 2010 KEP-216/KM.10/2010 tanggal 27 April 2010 KEP-233/KM.10/2010 tanggal 19 Mei 2010 KEP-232/KM.10/2010 tanggal 19 Mei 2010
Halaman 59
7
PT Pacific International Finance
8
PT Ometraco Multiartha
9
PT Perdana Cipta Multi Finance
10
PT Alindo Internusa Finance
11
PT SMBC Indonesia Finance
12
PT Sarijaya Multidana Finance
KEP-335/KM.10/2010 tanggal 6 Juli 2010 KEP-389/KM.10/2010 tanggal 29 Juli 2010 KEP-392/KM.10/2010 tanggal 29 Juli 2010 KEP-390/KM.10/2010 tanggal 29 Juli 2010 KEP-546/KM.10/2010 tanggal 20 September 2010 KEP-547/KM.10/2010 tanggal 20 September 2010
c) Kantor cabang Untuk perizinan pembukaan kantor cabang, telah diberikan izin pembukaan kantor cabang baru sebanyak 415 kantor cabang bagi 34 perusahaan selama tahun 2010. d) Perubahan anggaran dasar Selama tahun 2010, 29 perusahaan pembiayaan telah melakukan perubahan modal dan 5 perusahaan pembiayaan telah berganti nama. Bapepam-LK juga telah memproses 57 permohonan perubahan pengurus, 139 permohonan perpindahan alamat baik kantor pusat maupun kantor cabang. Perkembangan Industri Lembaga Pembiayaan Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas lembaga pembiayaan, Bapepam-LK telah memantau perkembangan industri perusahaan pembiayaan setelah sukses melewati krisis keuangan global pada tahun sebelumnya. Dari data perusahaan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa industri perusahaan pembiayaan selama tahun 2010 menunjukkan kinerja yang sangat bagus dengan rata-rata pertumbuhan aset setiap bulannya sebesar 2,64%. Pada akhir tahun 2010 total aset industri Perusahaan Pembiayaan mencapai Rp 226 triliun atau naik sebesar 29,77% dari aset tahun 2009. (data Oktober 2010)
Halaman 60
Grafik 1 Total Aset Perusahaan Pembiayaan periode 2006 - 2010 (dalam triliun rupiah)
Sepanjang tahun 2010, penyaluran piutang pembiayaan menunjukkan kinerja yang menggembirakan dengan rata-rata pertumbuhan bulanan sebesar 2,39% sehingga nilai piutang pembiayaan sebesar Rp 180 triliun atau sekitar 80% dari total aset industri pada akhir tahun 2010. Sebagaimana periode-periode sebelumnya, piutang pembiayaan yang disalurkan oleh industri Perusahaan Pembiayaan masih didominasi oleh pembiayaan konsumen sebesar Rp 125 triliun dan sewa guna usaha sebesar Rp 53 triliun. Sedangkan nilai anjak piutang dan usaha kartu kredit relatif stagnan dengan hanya menguasai nilai pembiayaan masing-masing sebesar Rp 2 triliun dan Rp 1 triliun (data Oktober 2010). Grafik 2 Piutang Pembiayaan per Jenis Usaha (dalam triliun rupiah)
Sepanjang tahun 2010, sumber pendanaan yang digunakan oleh Perusahaan Pembiayaan terutama berasal dari pinjaman sebesar Rp 136 triliun atau sebesar 67% dari total pendanaan, penerbitan obligasi sebesar Rp 19 triliun, dan modal sendiri sebesar Rp 47 triliun.
Halaman 61
Grafik 3 Sumber Pendanaan Perusahaan Pembiayaan (dalam triliun rupiah)
*) data Oktober 2010
Pelaksanaan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Pembiayaan Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper) terhadap 161 calon direksi dan calon komisaris perusahaan pembiayaan yang mengajukan permohonan untuk dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan dengan rincian sebagai berikut: - 108 calon direksi; dan - 53 calon komisaris Dari jumlah tersebut, 8 orang calon direksi dan 4 orang calon komisaris dinyatakan tidak lulus penilaian kemampuan dan kepatutan. d. Pemeriksaan Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Pasal 36 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, maka Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Pembiayaan. Pengawasan terhadap Perusahaan Pembiayaan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyampaian Laporan Keuangan Audit Pada tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan sanksi berupa Surat Peringatan Pertama sampai dengan Surat Peringatan Ketiga dan Pembekuan Kegiatan Usaha terhadap Perusahaan Pembiayaan karena belum menyampaikan Laporan Keuangan Audit tahun 2009 sampai dengan selambat-lambatnya akhir April tahun 2010 sebagaimana diatur dalam Pasal 33 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan. Rincian jumlah Perusahaan Pembiayaan yang telah dikenakan sanksi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Halaman 62
No 1. 2. 3. 4.
Jenis Sanksi Surat Peringatan Pertama Surat Peringatan Kedua Surat Peringatan Ketiga Pembekuan Kegiatan Usaha
Jumlah Perusahaan 26 4 2 1
Pemeriksaan Perusahaan Pembiayaan. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.010/2008 tentang Pemeriksaan Perusahaan Pembiayaan dinyatakan bahwa Menteri berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Pembiayaan dan berdasarkan kewenangan tersebut Menteri melakukan pemeriksaan terhadap Perusahaan Pembiayaan. Pada tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan terhadap 60 Perusahaan Pembiayaan berdasarkan hasil analisis atas laporan periodik Perusahaan Pembiayaan, surat pengaduan dari masyarakat, dan hasil monitoring atas pemenuhan ketentuan Perusahaan Pembiayaan yang telah diperiksa pada tahun 2009. Pemeriksaan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kebenaran laporan periodik, menilai kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku di bidang Perusahaan Pembiayaan, dan memastikan bahwa laporan periodik sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166//PMK.010/2008 tentang Pemeriksaan Perusahaan Pembiayaan. Ruang lingkup pemeriksaan meliputi : - Aspek kelembagaan; - Aspek penyelenggaraan usaha (operasional); - Aspek keuangan. Tindak Lanjut Atas Hasil Pemeriksaan Sebagai tindak lanjut atas pemeriksaan yang telah dilakukan selama tahun 2010 terhadap 60 Perusahaan Pembiayaan, Bapepam-LK telah memberikan sanksi berupa Surat Peringatan Pertama sampai dengan Ketiga, Pembekuan Kegiatan Usaha, dan Pencabutan Izin Usaha terhadap Perusahaan Pembiayaan yang telah melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang Perusahaan Pembiayaan. Rincian jumlah Perusahaan Pembiayaan yang telah dikenakan sanksi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut: No 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Sanksi Surat Peringatan Pertama Surat Peringatan Kedua Surat Peringatan Ketiga Pembekuan Kegiatan Usaha Pencabutan Izin Usaha*)
XI.
KERJASAMA KELEMBAGAAN
1.
Kerjasama Kelembagaan Domestik
Jumlah Perusahaan 11 1 1 1 -
a. Penyelengaraan Annual Report Award 2009 Annual Report Award (ARA) diselenggarakan atas kerjasama Bapepam-LK, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Komite Nasional Kebijakan Governance
Halaman 63
(KNKG), Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, PT Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia. ARA 2009 merupakan penyelenggaraan yang kesembilan sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2002. Jumlah peserta ARA 2009 diikuti oleh 176 perusahaan. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 17,4% dibandingkan peserta ARA 2008 yang berjumlah 163 peserta. Pada tahun ini terdapat 44 perusahaan yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ARA. Tema yang diangkat pada penyelenggaraan ARA tahun ini adalah “Transparansi Informasi untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan”. Adapun kriteria penilaian menyangkut hal-hal seperti penyajian profil perusahaan, penerapan good corporate governance, analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan, dan informasi keuangan. Penyusunan kriteria dan proses penilaian dilakukan oleh dewan juri, yang diketuai Bapak Mar’ie Muhammad. Pengumuman pemenang serta penyerahan penghargaan ARA 2009 dilaksanakan pada tanggal 22 September 2010, bertempat di Ballroom I Hotel Ritz Carlton, Jakarta. 2.
Kerjasama Kelembagaan Internasional a. Kontribusi Bapepam-LK di Association of South East Asia Nations (ASEAN) Bapepam-LK terlibat dan berkontribusi aktif dalam forum ASEAN, khususnya yang menyangkut bidang pasar dan lembaga keuangan. Kerjasama internasional melalui forum ASEAN ini juga merupakan salah satu prioritas utama dalam hubungan kelembagaan luar negeri di Bapepam-LK. Adapun kontribusi BapepamLK di ASEAN sepanjang tahun 2010 ini adalah sebagai berikut: 1) ASEAN Finance Ministers’ Meeting (AFMM) dan ASEAN Finance and Central Bank Deputies’ Meeting (AFDM). Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya ini dihadiri oleh para Menteri Keuangan, Deputi Menteri Keuangan dan Deputi Gubernur Bank Sentral dari negara-negara ASEAN. Perwakilan Bapepam-LK turut hadir dalam 14th AFMM/AFDM yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 April 2010 di Nha Trang, Vietnam. Selain itu, telah dilaksanakan pula Joint Seminar of ASEAN Central Bank and Finance Minister Deputies on ASEAN Financial Integration pada tanggal 18-19 Maret 2010, yang merupakan forum dialog dan diskusi antara para Deputi Bank Sentral dan Kementerian Keuangan dengan para pelaku swasta dalam merumuskan tujuan AEC 2015, khususnya di bidang integrasi moneter dan keuangan. 2) Working Committee on Capital Market Development (WC-CMD) Bapepam-LK bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) terkait erat dan terlibat langsung di forum WC-CMD ini. Forum ini merupakan salah satu bentuk fasilitasi dalam rangka pengembangan pasar modal ASEAN adalah untuk memperdalam pasar finansial dan pencapaian kolaborasi lintas batas pasar modal di antara negara-negara anggota ASEAN. Bapepam-LK telah secara aktif mengikuti 2 sidang WC-CMD yang diselenggarakan hingga tengah tahun 2010 ini, yaitu pada tanggal 13 Januari 2010 dan 29-30 Juli 2010, di Singapura. 3) Working Committee on Financial Service Liberalisation (WC-FSL) Bapepam-LK bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) terkait erat dan terlibat langsung di forum WC-FSL ini. Forum ini ditujukan untuk membahas perkembangan liberalisasi jasa keuangan ASEAN menuju integrasi ekonomi ASEAN 2015 dan isu-isu lain yang menyertainya. Bapepam-LK telah berpartisipasi aktif dalam 2 (dua) pertemuan WC-FSL Meeting hingga tengah tahun 2010 ini, yaitu pada tanggal 16-17 Juni 2010, di Bali, dan 2-3 Agustus
Halaman 64
2010, di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain itu, Bapepam-LK juga aktif dalam memberikan masukan dalam forum tersebut, seperti pada 29th WC-FSL Meeting yang diselenggarakan pada tangal 2 Desember 2010, di Cebu, Philipina, meskipun saat itu perwakilan Bapepam-LK tidak dapat mengirimkan wakilnya dalam pertemuan tersebut. 4) ASEAN Capital Market Forum (ACMF) ACMF merupakan forum harmonisasi peraturan dalam rangka mencapai integrasi pasar modal di kawasan ASEAN pada tahun 2015 sesuai yang diamanatkan dalam ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. BapepamLK menghadiri 12th ACMF Meeting yang diselenggarakan pada tanggal 25 Februari 2010 di Thailand. Selain itu, Bapepam-LK menghadiri pula ACMF Working Group (WG) Meeting yang dilaksanakan sebelumnya pada tanggal 14-15 Januari 2010 di Singapura. Adapun hasil pertemuan WG inilah yang nantinya akan menjadi agenda pada 12th ACMF Meeting. Adapun untuk pertemuan 13th ACMF Meeting tanggal 21 Oktober 2010, dimana saat itu Bapepam-LK juga mengirimkan perwakilan di dalamnya, kembali diadakan ACMF Working Group (WG) Meeting yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada tanggal 4-6 Oktober 2010. Bapepam-LK pun saat itu hadir dalam ACMF WG Meeting tersebut. Selanjutnya, pada tanggal 26 November 2010, Bapepam-LK telah menghadiri ACMF Group of Expert (GOE) Meeting di Singapura yang merupakan forum konsultasi antara anggota ACMF dengan tim expert ACMF. Bapepam-LK juga telah menyelenggarakan seminar terkait Regional Capital Market Integration dalam kerangka kerjasama ASEAN Capital Market Forum (ACMF) pada tanggal 14 Desember 2010, di Hotel Borobudur, Jakarta. Adapun seminar ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait rencana integrasi pasar modal di kawasan ASEAN, serta mendapatkan masukan dan persiapan dari pelaku industri pasar modal Indonesia terhadap rencana integrasi pasar modal ASEAN tersebut. 5) ASEAN Insurance Regulator Meeting (AIRM) AIRM merupakan pertemuan regulator asuransi di kawasan ASEAN dalam rangka membahas isu-isu yang terkait dengan industri asuransi saat ini. Pertemuan ini merupkana pertemuan tahunan yang hasilnya akan dilaporkan dalam AFDM/AFMM Meeting. Pada forum ini, Bapepam-LK telah menghadiri 13th ASEAN Insurance Regulator Meeting yang diselenggarakan di Makaty City, Philipina, pada tanggal 24-26 November 2010. 6) Kunjungan ke Bapepam-LK Sehubungan dengan kerjasama internasional Bapepam-LK dalam forum ASEAN, terdapat beberapa kali kunjungan ke Bapepam-LK sebagai berikut: - Kunjungan Prof. Andrew Sheng pada tanggal 25 Maret 2010, terkait dengan pemaparan mengenai rencana integrasi finansial di ASEAN, khususnya peran regulator; dan - Kunjungan Financial Secretary of Hong Kong Special Administrative Region Government (HKSARG) pada tanggal 23 Maret 2010, terkait diskusi mengenai kondisi perekonomian di Indonesia dan kawasan ASEAN. - Kunjungan ASEAN Secretariat (ASEC) dan ASEC’s Consultant for the Establishment of Macroeconomic and Finance Surveillance Office (MFSO) pada tanggal 27 April 2010, terkait dengan diskusi tindak lanjut pembentukan MFSO.
Halaman 65
-
Kunjungan Small Working Group (SWG) on ASEAN Exchange Linkage pada tanggal 18-19 Juni 2010, terkait dengan rencana pembentukan Exchange Linkage di antara Bursa-Bursa di kawasan ASEAN. 7) Lain-Lain: Bapepam-LK telah memberikan masukan atas rancangan Peraturan Presiden tentang Peningkatan Daya Saing, Pemanfaatan dan Pemenuhan Komitmen ASEAN tahun 2015 Periode 2010-2011. Selain itu Bapepam-LK telah memberikan masukan atas safeguard pasar keuangan Indonesia dan implementasi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic CommunityAEC). Pada tanggal 30 November 2010, Bapepam-LK telah menghadiri 7th ASEAN Finance Ministers Seminar, di Kuala Lumpur, Malaysia. Adapun pertemuan yang dihadiri oleh berbagai Menteri Keuangan di negara-negara anggota ASEAN ini bertujuan untuk mempromosikan ASEAN sebagai kawasan tujuan investasi. Ketua Bapepam-LK ikut mendampingi Menteri Keuangan RI hadir dalam acara tersebut. b. Kontribusi Bapepam-LK di ASEAN+3 (China, Jepang, dan Korea) 1) ASEAN+3 Finance and Central Bank Deputies’ Meeting (AFDM+3) Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya ini dihadiri oleh para Menteri Keuangan, Deputi Menteri Keuangan dan Deputi Gubernur Bank Sentral dari negara-negara ASEAN+3. Perwakilan Bapepam-LK turut hadir dalam AFDM+3 yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 April 2010 di Nha Trang, Vietnam, bersamaan dengan AFMM dan AFDM. Selain itu, BapepamLK juga telah mengirimkan wakilnya untuk menghadiri AFDM+3 yang diselenggarakan pada tanggal 23-24 November 2010, di Xian, China. 2) Asian Bond Market Initiative (ABMI) ABMI merupakan kerangka kerjasama kerjasama ASEAN+3 yang bertujuan untuk mengembangkan pasar obligasi yang efisien dan lancar (liquid) di kawasan Asia. ABMI terdiri dari 4 Task Force (TF), yaitu TF 1: Promoting The Issuance of Local Currency-Denominated Bonds (Supply-Side), TF 2: Promoting The Issuance of Local Currency-Denominated Bonds (DemandSide); TF 3: Improving The Regulatory Framework, dan TF 4: Improving The Related Infrastructure for The Bond Markets. Adapun saat ini ABMI telah berhasil membentuk suatu dana penjaminan bagi obligasi swasta melalui mekanisme Credit Guarantee and Investment Fund (CGIF), dimana BapepamLK bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) terkait erat dan terlibat dalam diskusi pembentukannya. CGIF Technical Working Group (TWG) telah melakukan 4 kali pertemuan hingga tengah tahun 2010 ini, yaitu pada tanggal 21-22 Januari 2010, di Thailand, tanggal 14-15 Juni 2010, di Bali, 23-25 Agustus di Beijing, China, dan 28-30 September 2010 di Tokyo, Jepang. Terkait dengan forum ABMI ini pula, Bapepam-LK telah menerima kunjungan dari pihak Nomura Research Institute (NRI) pada tanggal 13 April 2010 guna membahas ASEAN Technical Assistance (TA) for Bond Market Development, dan pada tanggal 2 September 2010, Bapepam-LK telah menghadiri ASEAN+3 Workshop on Improving Liquidity of Bond Market di Manila, Philipina. Selanjutnya, sebagai forum bagi para ahli pasar obligasi di kawasan ASEAN+3 memberikan opini dan rekomendasi mengenai pengembangan pasar obligasi di kawasan ASEAN+3 dalam ABMI, maka dibentuklah suatu prakarsa baru dalam kerangka kerjasama ASEAN+3 di bawah TF 3, yaitu ASEAN Bond Market Forum (ABMF). Bapepam-LK telah menghadiri pertemuan perdana dari
Halaman 66
ABMF ini yang diselenggarakan pada tanggal 28-30 September 2010, yang kemudian diikuti dengan 2nd ASEAN+3 Bond Market Forum pada tanggal 1314 Desember 2010, di Manila, Philipina. 3) ASEAN Infrastructure Financing Mechanism (AIFM) AIFM dimaksudkan untuk memanfaatkan kelebihan dana baik pemerintah maupun swasta yang ada di kawasan bagi pengadaan proyek-proyek infrastruktur di negara-negara ASEAN melalui mekanisme ASEAN Infrastructure Fund (AIF). Bapepam-LK ikut berpartisipasi dalam forum ini dengan menghadiri pertemuan Task Force (TF) yang diselenggarakanpada tanggal 26-27 Januari 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia. 4) Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) CMIM merupakan fasilitas bantuan keuangan di kawasan ASEAN+3 yang ditujukan untuk mengatasi kesulitan neraca pembayaran dan likuiditas jangka pendek serta untuk melengkapi fasilitas pendanaan internasional lain yang telah ada. Adapun focal point untuk kerjasama terkait CMIM ini berada pada Bank Indonesia, namun Bapepam-LK pun secara aktif memberikan kontribusi berupa material dan opini atas berbagai hal yang terkait dengan bidang tugas dan kewenangannya. 5) Technical Working Group on Economic and Financial Monitoring (ETWG) ETWG dibentuk dalam rangka memperkuat mekanisme pengawasan di kawasan ASEAN+3, khususnya dalam peranan mengembangkan dan memperkenalkan Early Warning System (EWS) sebagai deteksi awal atas kondisi perekonomian suatu negara. c. Kontribusi Bapepam-LK di International Organizations of Securities Commissions (IOSCO) Keanggotaan Bapepam-LK sebagai regulator pasar modal Indonesia di dalam IOSCO sudah dimulai sejak tahun 1984. IOSCO menjadi forum utama bagi interaksi dan kerja sama antar pengawas pasar modal sedunia dan sekarang beranggotakan lebih dari 170 institusi yang terdiri dari badan pemerintah, SRO, dan institusi lain yang terkait dengan pasar sekuritas. Sebagai organisasi yang menghimpun para regulator sekuritas, IOSCO mempunyai beberapa tujuan, yaitu melindungi investor, menciptakan dan menjaga pasar yang wajar, efisien, dan transparan, serta mengurangi risiko sistemik. Untuk mencapai tujuan tersebut IOSCO telah menetapkan 30 prinsip IOSCO yang berisi mengenai prinsip-prinsip bagi Regulator (badan pemerintah dan SRO), Emiten, Perusahaan Efek dan Manajer Investasi, Skema Investasi Kolektif, dan pasar sekunder. IOSCO juga merupakan forum yang melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kapasitas para anggotanya melalui pelatihan dan/atau seminar yang diselenggarakan setiap tahunnya. Bapepam-LK telah menghadiri IOSCO Asia-Pacific Regional Committee (APRC) Mobile Seminar Training Program yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juni-2 Juli 2010 di Chinese, Taipei. Selain itu, Bapepam-LK telah menghadiri IOSCO APRC Meeting pada tanggal 27-30 Oktober 2010, di Taiwan dan menghadiri 2010 IFIE/IOSCO Global Investor Education Conference, pada tanggal 8-9 November 2010, di Mesir. Selain berbagai pertemuan rutin yang dihadiri terkait kerjasama dalam kerangka IOSCO ini, Bapepam-LK juga menghadiri Seminar on Trading Book Issues and Market Infrastucture yang diselenggarakan pada tanggal 16-18 November 2010, di Madrid, Spanyol dan 3rd Training Seminar Implementing IOSCO Principles Issuers Collective Investment Schemes and Enforcement, pada tanggal 30 November- 2 Desember 2010, di Rio De Janeiro, Brasil.
Halaman 67
d. Kontribusi Bapepam-LK di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Didirikan pada tahun 1989, APEC bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. APEC saat ini memiliki 21 anggota, kebanyakan adalah negara yang memiliki garis pantai ke Samudra Pasifik. Bapepam-LK ikut berpartisipasi dalam berbagai program dan/atau seminar yang diselenggarakan oleh APEC sebagai berikut: 1) APEC Financial Regulators’ Training Initiative (FRTI) Regional Seminar on Regulation of New Product, pada tanggal 8-12 Maret 2010, di China; 2) APEC Financial Regulators’ Training Initiative (FRTI) Regional Seminar on Operational Risk, pada tanggal 12-16 April 2010, di Bali; 3) APEC Financial Regulators’ Training Initiative (FRTI) Regional Seminar on Risk Management for Securities Regulator, pada tanggal 17-21 Mei 2010, di Filipina; 4) Pilot Placement Program in APEC, pada tanggal 22 Maret-19 April 2010, di Malaysia; dan 5) APEC FRTI Regional Seminar on Market Supervision pada tanggal 13-17 Desember 2010, di Malaysia. e. Kontribusi Bapepam-LK di Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) OECD merupakan organisasi internasional yang membantu pemerintah di berbagai negara dalam mengatasi permasalahan di bidang ekonomi, sosial dan tata kelola, seiring dengan globalisasi. Beberapa pertemuan OECD yang dihadiri oleh Bapepam-LK antara lain adalah: 1) The Meeting of Steering Group of Corporate Governance, pada tanggal 20-21 April 2010 di Paris, Perancis; 2) Working Group Meeting on the Asian Roundtable on Corporate Governance, pada tanggal 25-26 Mei 2010, di Kuala Lumpur, Malaysia, 3) OECD Corporate Governance Committee, pada tanggal 16-17 November 2010, di Paris, Prancis; 4) OECD-Asia Regional Seminar: Enhancing Transparency and Monitoring of Insurance Market pada tanggal 23-24 September 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia; dan 5) The Asian Roundtable on Corporate Governance pada tanggal 16-17 Desember 2010, di Shanghai, China. Selain menghadiri pertemuan, Bapepam-LK telah berpartisipasi memberikan masukan atas updating APEC Individual Action Plan (IAP) tahun 2010 untuk Indonesia dan memberikan jawaban atas kuesioner yang terkait dengan OECD Project on National Pension Awareness Programme. f. Kontribusi Bapepam-LK di Asian Development Bank (ADB) Bapepam-LK telah mengikuti seminar dan/atau workshop dan/atau konferensi yang diselenggarakan baik oleh ADB, maupun kerjasama yurisdiksi tertentu dengan pihak ADB. Hingga tengah tahun 2010 ini, Bapepam-LK telah turut berpartisipasi dalam kegiatan ADB sebagai berikut: 1) Regional Conference on Enhancing Social Protection in Asia-Pacific, pada tanggal 21-22 April 2010, di Filipina; dan 2) Asia-Pacific Finance and Development Center (AFDC) Workshop on Developing Corporate Bond Market, pada tanggal 26-29 Juli 2010, di Shanghai, China.
Halaman 68
g. Kontribusi Bapepam-LK di World Trade Organizations (WTO) Bapepam-LK telah berpartisipasi dalam organisasi WTO dengan melakukan pembahasan perkembangan posisi Indonesia (khususnya liberalisasi jasa keuangan non-bank) dan mengikuti Sidang Jasa WTO yang diselenggarakan di Jenewa setiap tahunnya. WTO sendiri adalah organisasi internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan "aturan perdagangan" di antara anggotanya. Bapepam-LK telah berpartisipasi aktif untuk WTO dengan kegiatan dan menghadiri berbagai pertemuan sebagai berikut: 1) WTO Services Week, pada tanggal 1-11 Februari 2010, di Jenewa; dan 2) Pengisian Kuesioner Subsidi yang didistribusikan oleh Working Party on General Agreement on Trade in Services (GATS) Rules. Di samping pertemuan-pertemuan di atas, Bapepam-LK juga secara rutin ikut hadir dalam rapat-rapat koordinasi antar depertemen terkait pembahasan mengenai liberalisasi bidang jasa dalam forum WTO bersama dengan Kementerian Perdagangan RI dan/atau Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. h. Kontribusi Bapepam-LK di G-20 G-20 atau Kelompok 20 Ekonomi Utama adalah kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G-20 dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Dua Puluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum yang secara sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk membahas isu-isu penting perekonomian dunia. Sebagai forum ekonomi, G-20 lebih banyak menjadi ajang konsultasi dan kerja sama hal-hal yang berkaitan dengan sistem moneter internasional. Terdapat pula pertemuan yang teratur untuk mengkaji, meninjau, dan mendorong diskusi di antara negara industri maju dan sedang berkembang terkemuka mengenai kebijakan-kebijakan yang mengarah pada stabilitas keuangan internasional dan mencari upaya-upaya pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh satu negara tertentu saja. Kontribusi Bapepam-LK dalam forum G-20 ini hingga tengah tahun 2010 adalah dengan turut serta menghadiri G-20 Finance and Central Bank Deputies Meeting, and International Conference on Enhancing Micro Insurance Market and Expert Roundtable on the G-20 Financial Inclusion Process, pada tanggal 19-20 Mei 2010, di Berlin, Jerman. Bapepam-LK berperan secara aktif memberi masukan kepada BKF selaku koordinator kegiatan G-20 untuk Indonesia. Masukan tersebut khususnya terkait kebijakan Bapepam-LK dalam rangka mendukung perekonomian Indonesia yang diwujudkan dengan pemenuhan Framework for Strong, Sustainable, and Balance Growth. Bapepam-LK saat ini aktif pula memberikan kontribusinya dengan mendukung berbagai Working Group (WG) di bawah forum G-20 ini, yaitu WG on Enhancing Sound Regulation and Strengthening Transparency, dan WG on Reinforcing International and Promoting Integrity in Financial Market. Pada tanggal 4-5 September 2010, Bapepam-LK telah menghadiri the G20 Finance and Central Deputies’ Meeting di Gwangju, Korea. i.
Kontribusi Bapepam-LK di Financial Sector Assessment Program (FSAP) FSAP merupakan joint program antara International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, sesuai hasil G-20 Leaders Summit pada tanggal 15 November 2008 di Washington DC. FSAP ini digunakan sebagai mekanisme dalam memetakan kondisi sistem keuangan Indonesia dan infrastrukturnya, serta mengidentifikasi daya tahan sistem keuangan. Pada akhirnya, diharapkan dapat disusun
Halaman 69
rekomendasi sebagai dasar melakukan reformasi sektor keuangan dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia. Ruang lingkup FSAP yang dilakukan Kementerian Keuangan meliputi: 1) Formal Assessment - IOSCO Principles - Core Principles for Systematically Important Payment System for Securities Settlement System (CPSS-IOSCO) 2) Update - Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC) on Accounting and Auditing (AA) - Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC) on Corporate Governance (CG) 3) Informal Assessment: IAS Insurance Principles Tim FSAP Kementerian Keuangan sendiritelah melakukan self assessment atas berbagai materi yang dicakup dalam ruang lingkup di atas. Hingga tengah tahun 2010 ini, Tim FSAP World Bank juga telah mengirimkan beberapa draft reports terkait dengan hasil assessment yang dilakukannya. j.
Kontribusi Bapepam-LK di Berbagai Kerjasama Multilateral Lainnya Kontribusi Bapepam-LK dalam berbagai kerjasama multilateral lainnya adalah dengan menghadiri berbagai forum multilateral, antara lain: 1) Roundtable on Solvency Requirements for Takaful Islamic Insurance, pada tanggal 21-23 Februari 2010, di Dubai; 2) Orientation Course on Islamic Capital Market, pada tanggal 7-11 Maret 2010, di Teheran, Iran; 3) The 5th Asian Forum of Insurance Regulators; 4) Rapat persiapan sidang Foreign Investment Protection and Promotion Agreement (FIPPA) Indonesia-Kanada, pada tanggal 19-20 April 2010, di Solo, Indonesia; dan 5) International Financial Reporting Standards (IFRS) Regional Policy Forum, pada tanggal 12-13 Mei 2010 di Berlin, Jerman. 6) Bapepam-LK telah menghadiri Knowledge Sharing Program for Indonesia 2010, tanggal 3-13 Oktober 2010, di Korea Selatan. 7) Bapepam-LK telah menerima kunjungan delegasi Financial Supervisory Service (FSS) pada tanggal 8-9 Desember 2010, terkait diskusi mengenai sistem pengawasan keuangan yang terintegrasi. 8) Conference on The Financial Reform: An Emerging Market Perspective, pada tanggal 2-3 September 2010. 9) IMF/World Bank Annual Meeting, 8-11 Oktober 2010 di Washington, USA. 10) FSA Annual International Seminars, pada tanggal 30 November-2 Desember 2010, di London, Inggris. 11) D-8 Meeting on Development of Islamic Financial Services Industries, pada tanggal 28 Oktober 2010, di Kuala Lumpur, Malaysia. 12) IOPS Annual Meeting, pada tanggal 1-5 November 2010, di Australia. 13) The 3rd International Accounting Conference, pada tanggal 26-28 Oktober 2010, di Bali, Indonesia. 14) 5th Asian Bond Market Summit, pada tanggal 26 November 2010, di Singapura. 15) Study Visit ke Australian Transaction Reports and Analysis Centre (AUSTRAC), Sydney, Australia, pada tanggal 5-8 Oktober 2010. 16) Conference on the Financial Reform: An Emerging Market Perspective pada tanggal 2-3 September 2010 di Seoul, Korea Selatan.
Halaman 70
k. Kerja Sama Bilateral 1) Fokus kerjasama Bapepam-LK dengan Japan International Cooperation (JICA) telah disepakati dirubah dari ”Study on Equity Market for SMEs” menjadi “Study on Legal Framework of MFI” mulai Juli 2010. Pada tahun 2010, Bapepam-LK dan JICA melakukan kegiatan antara lain: a) Penyelenggaraan survey terhadap kondisi dan minat UKM untuk mendapatkan akses pembiayaan melalui Pasar Modal Indonesia bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 26-30 April 2010 di kota Kudus, Pemalang dan Solo b) Pengiriman wakil Bapepam-LK untuk mengikuti Stock Exchange Development for ASEAN countries di Tokyo Jepang, 30 Mei - 16 Juni 2010 c) Penyelenggaraan “In-Country Training for SMEs” pada tanggal 11-12 Februari 2010 di Bandung bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian d) Penyelenggaraan Study Meeting on Regulating Microfinance Institutions in Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2010 di Hotel Borobudur, Jakarta 2) Kerjasama Bapepam-LK dengan Securities and Exchange Organization (SEO) of Iran Pengiriman perwakilan Bapepam-LK ke 2nd International Orientation Course on Islamic Capital Markets, 7-9 Maret 2010 di Teheran,Iran 3) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australian Securities and Investment Commission (ASIC) a) Kunjungan Ms. Joanna Bird (perwakilan dari ASIC) ke Bapepam-LK dalam rangka Partnership Program tentang Development of Strategic Policy Scoping Mission pada tanggal 2010 b) Pengiriman wakil Bapepam-LK ke ASIC Summer School 2010 & Secondment on Subjects: media, complaints management, investor education, external dispute resolution, audit, and accounting surveillance yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari - 12 Maret 2010 c) Workshop Investment Management kerjasama Bapepam-LK dengan ASIC di Hotel Borobudur pada tanggal 8 Juni 2010 dan 4 Agustus 2010 d) Pengembangan Kapasitas pegawai Bapepam-LK dalam bidang Investment Management Compliance dan Surveillance e) Penyusunan materi investor education dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat atas investasi di pasar modal f) Secondment pegawai Bapepam-LK dalam rangka Audit Surveillance ke ASIC selama 3 bulan, mulai tanggal 25 Oktober 2010 - 21 Januari 2011 di Australia 4) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australasian Compliance Institute (ACI) a) Penyelenggaraan Compliance Training for Indonesian Investment Managers: Developing Compliance Arrangements pada tanggal 20 – 30 September 2010 b) Penyelenggaraan Compliance Training for Indonesian Broker-Dealer: Developing Compliance Arrangements pada tanggal 22 November – 2 Desember 2010 5) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) a) Konsultan Change Management and Human Resources untuk program pengembangan pegawai Bapepam-LK b) Konsultan untuk melaksanakan fungsi Auditor Surveillance di Bapepam-LK
Halaman 71
6) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australian Prudential Regulation Authority (APRA) a) Pengiriman wakil Bapepam-LK ke APRA dalam rangka Secondment on Risk Based Supervision (PAIRS/SOARS) tanggal 31 Mei - 11 Juni 2010, 4 Oktober – 26 November 2010, dan 6 – 17 Desember 2010 di Sydney b) Bapepam-LK telah menerima kunjungan Mr. Charles Watts Littrell, Executive General Manager, Policy, Research and Statistics of APRA dalam rangka mendiskusikan rencana kerjasama Bapepam-LK dan APRA untuk periode Government Partnership Fund II (GPF II) pada tanggal 4 November 2010 7) Lain-lain a) Administrasi program hibah ADB TA 7000-INO:Strengthening Regulation and Governance dan TA No 7466: Strengthening Indonesia’s Capital Market b) Melayani permintaan informasi publik dari regulator asing seperti misalnya ASIC, SEO Iran, ADB, SEC US, serta dari pihak asing lainnya c) Pengurusan keberangkatan pegawai Bapepam-LK ke luar negeri dalam rangka dinas luar d) Menerima kunjungan dari pihak AFD (Agence De Francais Development) pada tanggal 5 Januari 2010 e) Menerima kunjungan dari Nomura Research Institute, Jepang, perihal ASEAN - TA for Bond Market Development and JICA Seminar pada tanggal 13 April 2010 f) Menerima kunjungan Menteri Keuangan Kanada ke Bapepam-LK pada hari Selasa, 9 November 2010
XII. PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI Dukungan teknologi informasi terhadap upaya pelayanan publik terus menerus ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan dengan telah tersedianya Sistem Pengaduan Online (investor complaint), Aplikasi Industri Reksa Dana, Laporan Elektronik Biro Administrasi Efek, dan telah diluncurkannya kembali website Reksa Dana dengan tampilan yang lebih baik. Di samping itu, Bapepam-LK juga telah mengembangkan Sistem Informasi Penanganan Keberatan dan Sistem Informasi Manajemen Pelaporan Perusahaan Efek secara Elektronik (Laporan Kegiatan Bulanan Perantara Pedagang Efek dan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Efek) yang akan diujicobakan pada tahun 2011. Untuk membantu mempermudah dan memperlancar proses pemeriksaan dan penyidikan, Bapepam-LK telah mengembangkan Sistem Administrasi Pemeriksaan, Sistem Administrasi Penyidikan, dan Database Pihak yang Pernah Diperiksa. Untuk menunjang pengawasan Emiten, Bapepam-LK sedang mengembangkan Sistem Informasi Emiten. Berkaitan dengan pembangunan data warehouse pasar modal, Bapepam-LK bekerjasama dengan SRO.
XIII. DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN PASAR MODAL Dukungan pemerintah terhadap upaya pengembangan industri pasar modal Indonesia semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan baik dengan penerbitan kebijakan yang mendukung penguatan industri ini seperti dukungan terhadap peningkatan efisiensi
Halaman 72
dan daya saing pasar modal dan peningkatan kualitas pengawasan dan pengaturan, kunjungan ke Bursa Efek, maupun dengan melakukan dialog dengan pelaku pasar. Beberapa bentuk dukungan dimaksud antara lain: 1. Berkenannya Bapak Presiden RI didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan untuk membuka trading hari pertama perdagangan di tahun 2010 dan melakukan Temu Wicara dengan segenap Pelaku Pasar Modal Indonesia, tepatnya pada tanggal 4 Januari 2010. Direncanakan pula bahwa pada tanggal 3 Januari 2011 mendatang, Presiden RI berkenan hadir untuk meresmikan pembukaan perdagangan Efek hari pertama di Bursa Efek Indonesia dan berdialog dengan pelaku pasar modal Indonesia; 2. Berkenannya Menteri Keuangan hadir dan sekaligus meresmikan penyelenggaraan Investor Summit dan Capital Market Expo pada tanggal 10 November 2010.
XIV. PENUTUP Cukup banyak pelajaran yang dapat dipetik selama tahun 2010 ini. Telah banyak pula upaya yang telah kita laksanakan bersama dan kita yakini telah mampu mengembalikan kepercayaan publik pasca krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 yang lalu. Namun, masih banyak lagi yang harus kita kerjakan bersama-sama untuk terus berbenah diri dalam menghadapi tahun mendatang, khususnya dalam menentukan arah kebijakan yang lebih kondusif bagi pengembangan industri pasar modal nasional. Hal ini memerlukan dukungan, integritas dan komitmen dari Pemerintah serta seluruh pelaku pasar modal Indonesia. Akhirnya kata, dalam menjalani tugas yang kita emban bersama di tahun 2011 mendatang, mari kita bersama membulatkan tekad untuk berperan aktif memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya demi kemajuan industri pasar modal dan industri jasa keuangan non-bank di negeri kita. Jakarta, 30 Desember 2010
A. Fuad Rahmany Ketua Bapepam-LK
Halaman 73