SERANGAN PENYAKIT LANAS Phytopthora nicotianae PADA TEMBAKAU DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN AGUSTUS 2013
Oleh ; Amini Kanthi Rahayu, SP dan Effendi Wibowo, SP
Umumnya wilayah di Jawa Timur pada bulan agustus ini mengalami musim kemarau, data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, menyatakan beberapa wilayah untuk tingkat ketersediaan air dibagi menjadi tiga, yakni aman, sedang, dan kurang. Mencermati daerah yang memiliki tingkat ketersediaan air sedang yakni Magetan, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kediri, Nganjuk, Bojonegoro, Jombang, Lamongan, Tuban, Gresik,
Kodya
Surabaya,
Probolinggo,
Lumajang,
Jember,
Situbondo,
Bondowoso, dan Banyuwangi. Dan wilayah yang memiliki ketersediaan air kurang yakni Bojonegoro, Lumajang, Banyuwangi, dan Sumenep. Situasi iklim diatas sangat penting karena dapat menjadikan faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit lanas. Penyakit lanas merupakan penyakit pada tembakau yang disebabkan oleh jamur Phytopthora nicotianae var. nicotianae. Penyakit ini dapat merajalela jika kelembaban sangat tinggi, dan penyakit akan berkembang dengan sangat cepat dan tanaman tembakau segera menjadi busuk jika kelembaban tinggi (Semangun, 2000). Kelembaban yang tinggi akan membantu pembentukan spora dan meningkatkan infeksi. Infeksi hanya dapat terjadi kalau pada permukaan buah terdapat air. Ini dapat terjadi dari air hujan, tetapi dapat juga terjadi karena pengembunan uap air pada permukaan buah (Purwantara dan Pawirosoemardjo, 1990). Dikarenakan kondisi iklim pada saat ini tidak menentu, sehingga serangan terhadap penyakit ini tidak dapat diprediksikan. Curah hujan cukup tinggi. Musim tanam tembaku tahun ini, banyak petani yang mengeluh karena tanaman yang baru ditanam mati akibat terkena curah hujan yang tinggi dan munculnya penyakit layu pada tembakau, salah satunya antara lain penyakit lanas. Sehingga dari sini petani menanam ulang hingga berkali-kali (Administrator, 2013).
Jamur P.
nicotianae merupakan salah satu patogen penyakit pada tembakau yang menyebabkan penyakit lanas (penyakit dengan gejala layu). Menurut Semangun,
2000. Penyakit ini dapat timbul pada pertanaman tembakau di berbagai umur, baik itu di pembibitan maupun di lapangan. Gejala penyakit ini antara lain : Pada bibit warna daun mula-mula berwarna hijau kelabu kotor Di pembibitan, penyakit ini dapat meluas dengan cepat, sehingga gejalanya tampak seperti disiram air panas Pada tanaman yang lebih tua, biasanya gejala pembusukan hanya terbatas pada leher akar. Bagian yang busuk berwarna coklat kehitaman dan agak berlekuk. Semua daun kemudian layu mendadak. Jika bagian pangkal batang dibelah, maka empulur tampak mongering dan mengamar. Jika tidak segera dipetik, maka lanas akan menjalar ke batang. Kelayuan terjadi Laporan bulanan tiap-tiap UPPT dan BPT wilayah propinsi Jawa Timur dapat dilihat dari serangan penyakit lanas tembakau di bawah ini :
Gambar 1 : Peta Tingkat Serangan Penyakit Lanas Tembakau di Propinsi Jawa Timur Sumber : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya
Dari gambar diatas kabupaten yang memiliki tingkat serangan tinggi untuk penyakit lanas yakni di kabupaten Probolinggo dan Bondowoso. Sedangkan yang memiliki tingkat serangan sedang di kabupaten Mojokerto. Tanaman tembakau di dua Kabupaten ini yaitu Probolinggo dan Bondowoso merupakan tanaman yang menjadi primadona. Hasil analisis pada kabupaten Probolinggo yang memiliki tingkat serangan tinggi terjadi di kecamatan Kota Anyar dan Kecamatan Gading. Hal ini dikarenakan patogen ini merupakan patogen yang bersifat “soil born” sehingga dilihat dari cuaca yang tidak menentu, dapat memacu pertumbuhan serangan penyakit ini. Sedangkan daerah yang menunjukkan tingkat serangan sedang yaitu Kabupaten Mojokerto.
Gambar 2 : Peta Tingkat Serangan Penyakit Lanas di Kabupaten Probolinggo Sumber : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya.
Gambar 3 : Peta Tingkat Serangan Penyakit Lanas di Kabupaten Bondowoso Sumber : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya.
Kabupaten Bondowoso seperti diketahui pada gambar 3 hampir semua wilayah terdapat serangan panyakit lanas. Serangan penyakit cukup diwaspadai, melihat terdapat daerah yang menunjukkan tingkat serangan sedang. Sedangkan untuk Kecamatan Sempol, kemungkinan tidak terdapat tanaman tembakau karena berada di dataran tinggi. Sehingga pada kecamatan Sempol wilayahnya aman. Para petani di beberapa daerah di Jawa Timur banyak yang memundurkan waktu tanama tembakau untuk menghindari beberapa hal yang tidak diinginkan, tetapi dikarenakan jamur P. nicotianae bersifat “fakultatif saprofitik” yaitu penyakit dapat hidup di dalam sisa tanaman dan dapat bertahan hingga lima tahun. Penyakit ini juga dapat berkembang pada suhu tanah beriklim antara 20-30oC. Penyakit Lanas ini dapat muncul karena kondisi pengolahan tembakau yang kurang tepat. Kemungkinan juga lahan yang ditanami baru saja panen dan kondisinya masih basah. Kecamatan
Pakem
di
Bondowoso
berbatasan
langsung
dengan
Kecamatan Sumbermalang di Kabupaten Situbondo. Kecamatan Wringin berbatasan langsung dengan Kecamatan Mlandingan, dan Kecamatan Cerme berbatasan langsung dengan Kecamatan Arjasa di Situbondo. Untuk Kecamatan di Kabupaten Jember yang berbatasan langsung antara lain Kecamatan Maesan dengan Kecamatan Sukowono, Kecamatan Jambesari dengan Kecamatan Jelbuk
dan Kecamatan Tlogosari dengan Kecamatan Jambesari. Untuk kecamatankecamatan yang berbatasan langsung dengan adanya serangan penyakit ini perlu untuk diwaspadai dan ditindak lanjuti. Pengelolaan penyakit lanas pada tembakau : 1. Penanaman varietas yang tahan 2. Pergiliran tanaman Penyebab penyakit lanas tidak dapat bertahan lama di dalam tanah, terutama jika tanah terendam air. Sebaiknya tanah hanya ditanami tembakau 1 kali dalam 2 tahun. Diantara kedua musim tersebut ditanami tiga kali padi sawah yang dapat mematikan P. nicotianae di dalam tanah. 3. Mengurangi kelembaban pembibitan 4. Tanaman yang sakit sebaiknya di cabut, tetapi pencabutan harus dilakukan secara hati-hati supaya tanah yang berpenyakit tidak berhamburan 5. Mendesinfestasi tanah yang berpatogen 6. Pemakaian pupuk organik yang tidak berpatogen 7. Penggarapan tanah dan pengairan.
Analisis Lanas yaitu suatu tindakan untuk mengetahui adanya penyakit lanas di dalam tanah. 1. Analisis lanas air -
Untuk mengetahui adanya Phytopthora sp. di dalam air. Caranya yaitu daun tembakau yang sehat dimasukkan ke dalam keranjang, direndam dalam air sumur, sungai atau kolam yang diperiksa.
-
Daun-daun ditaruh dalam kaleng tertutup atau di dalam kantong plastik. Diantara daun tembakau diberi daun pisang atau lembaran plastik
-
Setelah 24 jam daun-daun diperiksa dan dihitung jumlah bercak lanas yang ada. Besar kecilnya jumlah bercak yang terdapat pada daun dapat dipakai untuk membandingkan banyaknya patogen dalam air.
2. Analisis lanas tanah dan pupuk. -
Dipakai untuk memeriksa adanya jamur lanas di dalam tanah yang akan ditanami tembakau, atau di dalam pupuk organik yang akan dipakai.
-
Tanah dan pupuk diberi air sehingga menjadi bubur encer.
-
Bubur dilumaskan pada permukaan daun tembakau sehat.
-
Daun tembakau dimasukkan ke dalam kaleng tertutup dan dilapisi daun pisang.
-
Setelah 24 jam daun dicuci dan dimasukkan kembali ke dalam kaleng.
-
Penghitungan bercak dilakukan setiap 24 jam ( Semangun, 2000).
DAFTAR PUSTAKA Administrator. 2013. Kesiapan Petani Tembakau Terhadap Munculnya Penyakit di Musim Tanam Tahun 2013. http://ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpsurabaya/berita-457-kesiapan-petanitembakau-terhadap-munculnya-penyakit-di-musim-tanam-tahun-2013.html Mas. 2011. Tembakau Pamekasan Diserang Lanas. Surabaya Post Online. http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=ad7f4ec8b4b18 0bf14ed48c9cc0da9f7&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc Pawirosoemardjo, S dan A Purwantara (1989), Gejala penyakit Vascular streak dieback pada tanaman kakao di Indonesia. Menara Perkebunan. Hal 57 (3), 74-78 Semangun, H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.