SERAMBI DIFUSI IPTEK SUMATERA SELATAN
i
DAFTAR ISI Hal I.
PENDAHULUAN
2
II.
PELAYANAN SERAMBI DIFUSI IPTEK
6
III.
DAMPAK SERAMBI DIFUSI IPTEK
16
IV.
PENGORGANISASIAN SUMBER DAYA MANUSIA
31
V.
REGULASI PENDUKUNG
34
VI.
PENDANAAN
36
VII.
MONITORING DAN EVALUASI
37
VIII.
PENUTUP
38
1
BAB I. PENDAHULUAN
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
mengamanatkan
bahwa
:
“
Pemerintah
daerah
berfungsi
menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan fasilitasi serta menciptakan iklim yang kondusif bagi petumbuhan serta sinergi unsur kelembagaan, sumber daya dan jaringan IPTEK di wilayah pemerintahannya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Nasional Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK”. Sesuai dengan amanat dari Undang-undang tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah Sumatera Selatan bersama-sama dengan Dewan Riset Daerah (DRD), Jejaring Litbang dan Asosisasi Peneliti Sumatera Selatan serta dunia usaha yang tergabung dalam KADIN dan HIPMI telah membentuk Serambi Difusi Iptek dengan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor : 124.A/KPTS/BALITBANGDA/2008 Tentang Pengelola Serambi Difusi Iptek Sebagai Lembaga Intermediasi Provinsi Sumatera Selatan. Serambi Difusi Iptek merupakan suatu wadah yang menghubungkan pelaku litbang selaku penghasil invensi/inovasi dengan masyarakat atau dunia usaha. Menurut Undang-undang no 18 tahun 2002, Difusi adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi secara lebih ekstensif oleh penemunya dan/atau pihak-pihak lain dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna potensinya, sedangkan inovasi adalah kegiatan penelitian, penegembangan dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru , atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi Serambi Difusi Iptek diharapkan mampu memperbaiki pelayanan kepada masyarakat dalam memangkas prosedur dan biaya, mempercepat jangka waktu penyelesaian pelayanan serta mereduksi praktek mal administrasi dan pungli. Dalam Perencanaan dan implementasi serambi difusi Iptek, selalu melibatkan 4 unsur pelaku inovasi yaitu Academia, Business, Goverment dan Legislatif. 2
Ada beberapa permasalahan yang melatar belakangi pengembangan program Serambi Difusi Iptek : 1.
Jumlah UMKM di Sumatera Selatan sampai dengan tahun 2012 mencapai 1.985.658 (Dinas Koperasi dan UKM Prov SumSel). Hasil pengamatan dan kajian kualitatif menunjukkan bahwa penyerapan teknologi oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) di Sumatera Selatan masih lemah. Antara lain terlihat dari penggunaan teknologi yang masih tergolong konvensional baik dalam proses produksi maupun dalam promosi dan pemasaran. Sehingga berdampak pada rendahnya produktivitas UMKM tersebut. Diperlukan adanya Layanan penumbuhan wirausaha baru dan penguatan akses teknologi kepada UMKM melalui inkubator bisnis dan teknologi.
2.
Telah banyak kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh berbagai Perguruan Tinggi dan lembaga litbang yang ada. Hasil penelitian se Sumatera Selatan yang terekap dalam database di Balitbangnovda, tahun 2013 sebanyak 891 kegiatan. Saat ini yang terdata pada Balitbangnovda, baru 5,8% hasil penelitian yang telah diterapkan. Penyebabnya antara lain, karena masih banyak hasil penelitian yang belum siap pakai untuk produk komersial sehingga diperlukan kegiatan penyempurnaan hasil litbang tersebut melalui inkubator bisnis dan teknologi.
3.
Banyaknya hasil penelitian yang belum diimplementasikan kepada masyarakat, sehingga diperlukan adanya intermediator untuk memediasikan hasil penelitian tersebut kepada masyarakat.
4.
Proses
izin
penelitian
peneliti/masyarakat
memakan
harus
datang
waktu
lama
ke
kantor
dan
biaya
Badan
karena
Penelitian
Pengembangan dan Inovasi DaerahProvinsi Sumatra Selatan untuk memproses izin penelitian. Untuk mempermudah dan mempercepat alur birokrasi perizinan penelitian bagi masyarakat. 5.
Lemahnya koordinasi dan kolaborasi antar lembaga penelitian
dan
pemanfaatan hasil penelitian yang masih sangat terbatas. Untuk itu diperlukan media interaktif untuk melakukan koordinasi, kolaborasi, komunikasi, kerjasama antara sesama periset maupun antara periset dengan pengguna hasil riset. 6.
Banyaknya kekayaan intelektual di Sumatera Selatan yang belum teridentifikasi dan berpotensi dimanfaatkan oleh daerah/negara lain. 3
Sehingga memerlukan Sentra HKI yang dapat
memberikan fasilitasi
perlindungan kekayaan intelektual yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Selatan baik yang bersifat Komunal maupun personal. Sampai saat ini sudah terdata sebanyak 52 jenis penelitian yang merupakan hasil dari lembaga-lembaga penelitian yang ada di Sumatera Selatan, dari angka tersebut sebanyak 5.8 % sudah dimanfaatkan oleh oleh masyarakat.
4
BAB II. PELAYANAN SERAMBI DIFUSI IPTEK
Serambi Difusi iptek merupakan media atau sarana untuk memberikan pelayanan dan fasilitas kepada masyarakat umum, khususnya para pelaku usaha dan calon wirausaha untuk dapat memanfaatkan teknologi dan berbisnis dalam upaya pengembangan usahanya. Beberapa pelayanan publik yang diberikan Serambi Difusi Iptek Balitbangnovda Provinsi Sumatera Selatan antara lain melalui Inkubator teknologi dan bisnis, intermediator, izin penelitian online dan jurnal online, sentra HKI dan tersedianya data base hasil-hasil penelitian. Upaya pelayanan yang diberikan Balitbangnovda Provinsi Sumsel melalui Serambi Difusi Iptek diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha maupun calon wirausaha dan peneliti untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sejak dibentuknya Serambi Difusi Iptek tahun 2008 telah banyak kegiatan yang dilakukan diantaranya melalui : 1. Inkubator teknologi dan bisnis Inkubator Teknologi Prov. Sumsel dibentuk dengan keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 282/KPTS/Balitbangda/2010, bertujuan membina dan mengembangkan ekonomi kerakyatan khususnya di bidang perekayasaan teknologi kepada UMKM di Provinsi Sumatera Selatan. Inkubator Teknologi merupakan lembaga yang menyediakan pelayanan penumbuhan wirausaha baru dan penguatan akses teknologi kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai mitra usahanya. Pelayanan Inkubator Teknologi pada umumnya hanya menginkubasi calon wirausaha. Namun pada program Serambi Difusi Iptek dilakukan inkubasi teknologi yang belum siap pakai untuk kegiatan komersial dimodifikasi sehingga memenuhi standar produk komersial. Peran inkubator teknologi Balitbangnovda Prov. Sumsel dalam implementasinya dilakukan melalui 2 pendekatan yaitu top down approach dan bottom up approach. Dalam pendekatan top down approach, Inkubator Teknologi diposisikan sebagai pusat Inovasi. Produk komoditi yang telah ditetapkan
menjadi
sasaran
pengembangan
dikaji
keunggulan
dan
5
kelemahannya serta diidentifikasi kedudukannya dalam rantai produk. Produk teknologi yang diterapkan dibahas dalam suatu forum lintas sektoral. Sedangkan Inkubator teknologi dengan pendekatan bottom up approach yaitu Inventor dari kalangan akademisi dan masyarakat umum dapat mengusulkan teknologi/ paket teknologi yang dimiliki untuk dimanfaatkan dalam kegiatan usaha secara luas. Usulan paket teknologi tersebut terlebih dahulu diseleksi melalui expert meeting, dikaji kelayakannya secara teknis dan ekonomis. Secara teknis Inkubator Teknologi Sumatera Selatan ada yang bersifat in wall (dalam gedung) dan out wall (luar gedung). Berikut beberapa contoh kegiatan yang telah dilakukan inkubator Teknologi dan Bisnis baik secara in wall maupun out wall : 1.
Kegiatan Pembuatan Cinderamata Berbahan Baku Karet Kegiatan pembuatan Cinderamata Berbahan Baku Karet merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan secara in wall dan out wall, kegiatan in wall dilaksanakan tahun 2010 di ruang inkubator teknologi Balitbangnovda Provinsi Sumatera Selatan dan kegiatan out wall dilakasanakan di Kelurahan Talang Keramat. Dalam proses inkubator
peneliti
Balitbangnovda
melakukan
inkubasi
untuk
mendapatkan formula bahan baku yang cocok untuk membuatan cinderamata, setelah didapatkan formula yang cocok kemudian inkubator
teknologi
merekrut para tenant yang
berasal
dari
pemuda/mahasiswa dan masyarakat yang memiliki jiwa wirausaha untuk dilatih untuk membuat cinderamata. Kegiatan transfer teknologi ini tidak hanya melatih para tenant tetapi juga telah menumbuhkan UKM Cinderamata Talang Kedondong yang berlokasi di Kelurahan Talang Kedondong Kecamatan Sukarame, Palembang.
Gambar Pelatihan pembuatan cinderamata berbahan baku karet
6
2.
Kegiatan Pembuatan Sabutret Kegiatan pembuatan sabutret dilakukan secara outwall di Kecamatan Talang Jambe. Kegiatan transfer teknologi dilaksanakan pada tahun 2011 dengan melatih masyarakat Talang Jambe untuk memanfaatkan sabut kelapa untuk dijadikan berbagai macam suvenir dan peralatan rumah tangga seperti sandal, pot bunga, topi, sejadah, tempat tissu, dan lain-lain. Pelatihan outwall dilakukan langsung ke lokasi merupakan bentuk pelayanan inkubator teknologi untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pengetahuan dan teknologi. Disamping itu masyarakat juga tidak perlu datang dan mengeluarkan biaya, terutama transport untuk mengikuti pelatihan. Dengan kegiatan inkubator ini diharapkan masyarakat yang dilatih dapat mengembangkan usaha sabutret tersebut sehingga dapat menambah perekonomian masyarakat Kelurahan Talang Jambe.
Gambar Pelatihan pembuatan sabutret
3.
Kegiatan Pelatihan Diversifikasi Kemplang Aneka Rasa Kegiatan Pelatihan Diversifikasi Kemplang aneka rasa dilakukan tahun 2012 secara out wall di UKM Kerupuk Kemplang Cek Eva Kel. 5 ilir Palembang. Kegiatan ini merupakan upaya pelayanan ke masyarakat yang memerlukan teknologi dimana Tim Peneliti Balitbangnovda memberikan pelatihan teknologi langsung ke UKM tersebut. Melalui pelatihan ini pelaku UKM dapat mengembangkan varian produknya sehingga menambah nilai tambah produk tersebut. Saat ini UKM Kerupuk Kemplang Cek Eva telah memproduksi varian rasa kerupuk
7
kemplang yaitu rasa Bawang, rasa Seledri, rasa wortel, rasa jagung bakar, rasa balado dan rasa keju.
4.
Kegiatan Pembuatan Prototype Produk Berbahan Baku Duku Kegiatan pembuatan prototype produk berbahan baku Duku dilakukan secara in wall di Ruang inkubator pangan Balitbangnovda pada tahun 2011. Tim peneliti membuat prototype jus, selai dan permen jeli berbahan baku buah Duku. Kegiatan ini merupakan kegiatan inkubator teknologi dengan tujuan penyempurnaan produk dengan menambah nilai tambah buah Duku. Dengan adanya prototype produk hasil olahan Duku siap pakai dan dikomersilkan
hasil inkubator Teknologi
Balitbangnovda diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha atau masyarakat yang membutuhkan.
5.
Kegiatan Transfer Teknologi Produk Berbahan Baku Jagung dan Kopi
Kegiatan transfer teknologi dilaksanakan di Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2013. Kegiatan inkubator yang dilakukan secara outwall ini merupakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat OKU Selatan dalam hal menambah nilai tambah produk unggulan daerah tersebut menjadi produk yang dapat dikomersialkan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan teknologi dan membentuk UKM.
6.
Kegiatan Inkubator Bisnis Kegiatan Inkubator tidak hanya dalam hal transfer dan penyempurnaan produk/teknologi hasil peneltian, tetapi juga melakukan inkubasi bisnis yaitu melalui temu bisnis antara pelaku usaha dan penghasil teknologi dan juga memfasilitasi pelaku usaha dengan pengusaha. Dengan adanya pelayanan inkubator bisnis ini diharapkan dapat menjadi media sharing dan kerja sama baik teknologi maupun dana untuk pengembangan usahanya.
8
Upaya pelayanan publik sentra HKI Balitbangnovda Provinsi Sumatera Selatan telah ditunjukan pada tahun 2013,
Hak Kekayaan Intelektual
komunal kesenian tradisional Dul Muluk dan Songket Palembang yang telah didaftarkan pada saat ini telah terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata adalah. Sementara Hak merek Sriwijaya telah terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Gambar Kegiatan Temu bisnis
2. Intermediator Peran dan fungsi inkubator akan berjalan dengan baik apabila dilengkapi dengan adanya peran intermediator. Intermediator teknologi merupakan orang yang memberikan pelayan untuk menjembatani penghasil teknologi dan pengguna teknologi secara individual maupun melalui pertemuan Temu Bisnis Teknologi. Pelayanan intermediasi teknologi pada umumnya dilakukan oleh institusi swasta dengan program komersial menarik biaya. Namun melalui program serambi difusi iptek, pelayanan tersebut diberikan dan difasilitasi dengan biaya Pemprov. Sumsel. Artinya para pelaku usaha atau wirausaha dapat menggunakan jasa intermediator dalam pengembangan usahanya tanpa mengeluarkan biaya untuk membayar jasa intermediator. Selain itu juga Serambi Difusi Iptek Balitbangnovda Prov. Sumsel memiliki intermediator yang berkompeten dan telah mengikuti pendidikan intermediator di Jerman baik yang intermediator yang berasal dari Kemenristek dan SDM Balitbangnovda sendiri.
9
Gambar Kegiatan Intermediator teknologi
3. Pelayanan Izin Penelitian Online Pelayanan tersebut dapat diakses oleh pemohon yang ingin mendapatkan izin penelitian, sehingga pemohon dapat melakukan penelitian di lingkungan Sumatera Selatan. Melalui alamat resmi Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah Provinsi Sumatera Selatan http://balitbangnovdasumsel.com.
10
Gambar website Balitbangnovda
Pada halaman tersebut terdapat Menu Proses Permohonan Izin Penelitian Online.
11
Gambar Interface Izin Penelitian On-line
Gambar Interface Aplikasi izin penelitian online yang dapat diakses di alamat http://balitbangnovdasumsel.com/izin/izin/site/login Aplikasi ini digunakan oleh pemohon yang akan melakukan permohonan izin penelitian. Sebelum melakukan permohonan, pemohon akan melakukan Pendaftaran Akun terlebih dahulu dengan menggunakan email yang telah kemudian diverfikasi. 4. Database Penelitian Online Database Hasil Penelitian di Sumatera Selatan secara online di publish melalui website sehingga memudahkan para pengguna untuk mencari hasil penelitian yang dibutuhkan serta meminimalisir duplikasi penelitian. Berikut Tampilan Database Penelitian di Sumatera Selatan yang dapat diakses dihalaman www.balitbangnovdasumsel.com
12
Gambar Interface Database Penelitian Sumatera Selatan Dalam database tersebut kita dapat melihat secara lengkap fitur informasi yang disediakan di Database tersebut.
Gambar Interface Fitur Informasi Penelitian
5.
Sentra HKI Sentra HKI berdiri berdasarkan SK Gubernur Sumatera Selatan 280/KPTS/Balitbangda 2010 tanggal
9 April 2010. Tujuan dibentuknya
Sentra HKI Sumatera Selatan untuk memberikan pelayanan dalam melindungi kekayaan intelektual yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Selatan baik yang bersifat komunal maupun personal. Bentuk pelayanan yang diberikan ke masyarakat pada pelaksanaannya Tim Sentra HKI Balitbangnovda Provinsi Sumatra Selatan melakukan sosialisasi HKI serta membantu masyarakat untuk melengkapi persyaratan, mengajukan dan memonitor sejauhmana pengajuan tersebut diproses. Hingga saat ini Sentra HKI telah memfasilitasi pendaftaran HKI Personal diantaranya : -
Hak Desain Industri Cinderamata Logo jambore nasional Teluk gelam 2011
-
Hak Desain Industri Cinderamata maskot jambore nasional Teluk gelam 2011
13
-
Hak Desain Industri Cinderamata Logo Sriwijaya FC
-
Hak Desain Industri Cinderamata Rumah Limas
-
Hak Desain Industri Cinderamata Jembatan Ampera
-
Hak Merek Sriwijaya FC
-
Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Pempek
Gambar Penyerahan Sertifikat HKI
14
BAB III. DAMPAK SERAMBI DIFUSI IPTEK
Program Serambi Difusi Iptek telah menyelesaikan beberapa permasalahan dibidang Iptek dengan cara baru yang efektif dan efisien yaitu : 1.
Program Inkubator Teknologi dan Bisnis pada umumnya hanya melakukan kegiatan inkubasi calon wirausahawan/tenan dan mengeluarkan sertifikat serta dikenakan biaya. Pelayanan Inkubator Teknologi dan Bisnis pada Serambi Difusi Iptek dilakukan dengan cara baru melalui beberapa pelayanan yaitu:
2.
1)
Inkubasi Teknologi;
2)
Transfer Teknologi;
3)
Fasilitasi Kelayakan Usaha;
4)
Fasilitasi Promosi dan Pemasaran;
5)
Fasilitasi Kompetensi SDM;
6)
Bantuan Peralatan dan Alat;
7)
Jasa Konsultasi;
8)
Pendampingan Pasca Inkubasi,dll.
Pelayanan Inkubator Teknologi pada umumnya hanya menginkubasi calon wirausaha. Namun pada program Serambi Difusi Iptek dilakukan inkubasi teknologi yang belum siap pakai untuk kegiatan komersial dimodifikasi sehingga memenuhi standar produk komersial.
3.
Pelayanan intermediasi teknologi pada umumnya dilakukan oleh institusi swasta dengan program komersial menarik biayat. Melalui program serambi difusi iptek, pelayanan tersebut diberikan dengan biaya Pemprov. Sumsel.
4.
Pelayanan proses izin penelitian di Indonesia masih dilakukan secara manual sehingga membebani masyarakat/peneliti dalam hal waktu dan biaya. Melalui program Serambi Difusi Iptek, proses izin penelitian dilakukan secara online.
5.
Koordinasi dan kolaborasi antar kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian yang masih sangat terbatas. Untuk itu diperlukan media interaktif untuk melakukan koordinasi, kolaborasi, komunikasi, kerjasama antara sesama periset maupun antara periset dengan pengguna hasil riset. Dengan
15
adanya database hasil penelitian yang diakses secara online maka dapat meminimalkan masalah-masalah tersebut diatas. Melalui program Serambi Difusi Iptek, update database tidak perlu dilakukan secara manual tetapi secara otomatis link dengan data Izin Penelitian. 6.
Pelayanan intermediasi perlindungan HKI pada program Serambi Difusi Iptek menggunakan sistem proaktif tidak hanya menunggu masyarakat datang ke Sentra HKI. Dilakukan didaftarkan
identifikasi potensi-potensi lokal yang akan
untuk memperoleh perlindungan HKI komunal maupun
personal. Semua pelayanan tersebut diberikan secara Gratis sementara ditempat lain dikenakan biaya.
Dampak adanya program Serambi Difusi Iptek antara lain: 1.
Telah tumbuh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) baru sebanyak 22 UKM dan meningkatkan diversifikasi produk UKM sebanyak 5 produk. Diantara UKM tersebut adalah UKM Cinderamata berbahan baku karet di Talang Kedondong, UKM Kerupuk Kemplang Cek Eva, UKM Miyoga yang memproduksi kopi dengan berbagai varian baru, dll. UKM Berbasis Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Sumatera Selatan
No. UKM
Kegiatan
Tahun
1.
Citra Mandiri
Pembuatan Souvenir Berbahan Baku Karet
2010-Skrg
2.
Kelompok Siliwangi
Diversifikasi Rasa Kemplang
2011-Skrg
3.
Cek Aat
Pembuatan Mesin Produksi Kemplang
2011-Skrg
4.
Gema (Generasi Mandiri)
Industri kreatif Berbahan Sabut Kelapa Berkaret
2011-Skrg
5.
Kelompok Talang Keramat
Pembuatan Sabun Beraroma Terapi
2011-Skrg
6.
UKM Yoan Handy Craft
Kerajinan Tangan Berbahan Baku Sabutret
2011-Skrg
7.
Sentra Keripik Buah Segar
Inovasi Teknologi Bidang Pangan Pembuatan Keripik dari buahbuahan segar
2011 - Skrg
8.
Kelompok Hidroponik
Masyarakat Pencinta Hidroponik
2011 - skrg
16
No. UKM
Kegiatan
Tahun
8.
1. Minuman Fungsional Berbahan Kunyit
2012-Skrg
Maju Bersama
2. Simplesie Kunyit 9.
Miyoga
Kemasan Kopi Aneka Rasa dan Diversifikasi Rasa Kopi
2012-Skrg
10.
UKM Melati
Inovasi Desain Kemasan Pangan Tradisional Kue 8 Jam dan Kue Lapis Kojo
2012-Skrg
11.
UKM Empat Lawang Emas
12.
UKM Annisah
1. Inovasi Kemasan dan Alat 2012-Skrg Cetak Lempok Durian 2. Diversifikasi Kopi Rasa Durian Inovasi Teknologi Tepat Guna 2012-Skrg Peningkatan Mutu Pangan Alternatif Pembuatan Beras Singkong
13.
Stick Jamur Tiram Setia Asih
Pemanfataan Bonggol dan Batang 2012-Skrg Jamur Tiram Untuk diolah Menjadi Stick Jamur tiram
14.
UKM Choirul Humma
Inovasi Kemasan Terasi
2012-Skrg
15.
KUB Sukawinatan Bangkit
Inovasi Teknologi Pembuatan Spare Part Otomotive Berbahan Baku Karet
2013-Skrg
16.
UKM Anggrek
Inovasi Teknologi Pengolahan Produk Mie jagung
2013-Skrg
17.
UKM Bunda
Inovasi Teknologi Pengolahan Buah Alpukat menjadi Es Krim
2013 – Skrg
18.
UKM Al Amalul Khair
Inovasi Teknologi Pembuatan Spare part Kendaraan Bermotor
2013 – Skr
19.
UKM Sari Buah Duku
Inovasi Teknologi Pembuatan Sari Buah Duku
2013 – skr
20.
UKM Aneka Kue
Inovasi Teknologi Pengolahan Limbah Kulit Pisang menjadi Tepung sebagai Bahan Substitusi Terigu
2013 - skr
21.
UKM Al Fathony
Pengolahan Kedelai (Glacine max) menjadi Minuman Kesehatan dan
2013 – skr
17
No. UKM
Kegiatan
Tahun
Bernilai Ekonomis 22.
2.
UKM Serakat Jaya
Keripik Pisang
2013 skr
Telah melakukan penyempurnaan produk sehingga siap untuk dikomersialkan. Berikut adalah hasil-hasil Penelitian, Pengembangan dan Inovasi yang Sudah Dimanfaatkan :
1. Inovasi Teknologi Diversifikasi Rasa Kempelang
18
-
2. Inovasi Teknologi Diversifikasi Rasa Kopi
Kopi Pinang
Kopi Pinang Mix
Kopi Ginseng
3. Inovasi Teknologi Diversifikasi Kopi Rasa Durian
19
4. Inovasi Teknologi Alat Pemotong dan Kemasan Lempok Durian
5. Inovasi Desain Kemasan Terasi
6. Inovasi Teknologi Pengolahan Beras Singkong (Rasi)
20
7. Difusi Teknologi Pengolahan Minuman Fungsional dan Simplisia Kunyit
8. Inovasi Teknologi Diversifikasi Rasa dan Desain Kemasan Keripik Pisang
21
9. Inovasi Teknologi Kemasan Kue Lapis Kojo dan Kue Delapan Jam
10. Inovasi Teknologi Pakan Ternak dari Limbah Kopi
11. Inovasi Teknologi Spare Part Kendaraan Bermotor
22
12. Inovasi Teknologi Pembuatan Cenderamata Berbahan Baku Karet
13. Inovasi Teknologi Sari Buah Duku
14. Difusi Teknologi Hidroponik
23
15. Inovasi Teknologi Alat Pemotong Kerupuk Kemplang yang Seragam dan Hygienis
16. Inovasi Teknologi Alat Pencetak Pempek Praktis dan Efisien
24
3. Telah terjadi interaksi antara penghasil teknologi dan pengguna untuk membangun industri kompon padat, dan jasa konsultasi secara simultan serta pendampingan pasca inovasi.
25
4. Izin Penelitian dapat diberikan secara tepat dan tanpa biaya serta tidak tergantung pada tempat dan waktu. Terhitung mulai Tahun 2012 Balitbangnovda menerapkan Permohonan Izin Penelitian Online. Dampak yang ditimbulkan dari Penerapan sistem ini adalah semakin tertatanya administrasi kelitbangan. Adapun input data yang diperlukan bagi pengguna layanan dapat dilihat dalam Gambar dibawah ini :
Gambar interface Permohonan Izin Penelitian Online Dari form Perizinan secara online tersebut, pemohon izin dengan mudah mengisi dan meng-upload persyaratan izin penelitian.
26
5. Update Database Hasil Penelitian Secara Otomatis Balitbangnovda menyadari bahwa kunci keberhasilan dari Sistem Inovasi adalah keterbaharuan Ilmu Pengetahuan dan Aliran pertukaran informasi dari pelaku inovasi. Untuk menfasilitasi hal tersebut Balitbangnovda membangun Sistem Database Penelitian. Dampak dari database ini dapat dilihat dari terupdatenya Database Hasil Penelitian Secara Otomatis. Sistem secara garis besar dapat dilihat dari grafik Pemetaan Database Penelitian Berikut interface pemetaan database penelitian.
Gambar Interface Pemetaan Database Penelitian
27
6. Hasil Pelayanan dari Sentra HKI : Sertifikat Hak Merek Sriwijaya FC, Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) berupa Songket Palembang dan Kesenian Tradisional Palembang yaitu Dulmuluk. Berikut Sertifikat Hak Merek Sriwijaya FC yang dikeluarkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Gambar Sertifikat Merek Sriwijaya FC Berikut Piagam Penetapan Songket dan Dulmuluk yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Gambar Sertifikat Songket Palembang
28
Gambar Sertifikat Dulmuluk
29
BAB IV. PENGORGANISASIAN DAN SDM Penggagas serambi difusi Iptek adalah Balitbangnovda Provinsi Sumatera Selatan. Pelaku utama dan penggeraknya adalah :
Akademisi (Dewan Riset Daerah, Asosiasi Peneliti, Jejaring Litbang);
Dunia Usaha dan Masyarakat ( KADIN, HIPMI, Karang Taruna, GAPKINDO, AEKI, dll);
Pemerintah Sumatera Selatan ( dinas instansi terkait);
Legislatif. Keterlibatan pemangku kepentingan adalah sebagai berikut :
1.
Para peneliti dari lembaga litbang dan perguruan tinggi di Provinsi Sumatera Selatan telah terbentuk asosiati peneliti dengan Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor : 478/KPTS/ Balitbangda/2010 yang terdiri dari para peneliti dari Balitbangnovda dan perguruan tingggi
serta lembaga
vertikal lainnya seperti Baristand, Balai Penelitian Karet. Keberadaan asosiasi ini penting karena : a.
Penghasil Iptek / inventor yang akan dimanfaatkan invensinya.
b. Menghasilkan potensi inovasi dan komersialisasi aset intelektual c. 2.
Pemecah persoalan nyata masyarakat dan pembelajaran
Dunia bisnis / industri / lembaga keuangan yang akan memanfaatkan Iptek. Peran dunia bisnis dalam memanfaatkan hasil iptek diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan daya saing, meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan wirausaha baru. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam hal ini Balitbangnovda telah memfasilitasi dengan membentuk Badan intermediasi yaitu Serambi Difusi Iptek. Adapun kegiatan yang sudah dilakukan adalah temu bisnis dengan para pengusaha serta mengadakan MoU dengan Kadin Sumsel. Dimana diharapkan anggota Kadin akan mengimplementasikan inovasi teknologi yang akan tumbuh dengan adanya SIDa di Sumsel.
3.
Pemerintah sebagai regulator Agar hasil iptek yang dihasilkan oleh peneliti dapat menjadi industri, pemerintah diharapkan berperan melalui dukungan regulasi dan pendanaan yang memadai. Keseriusan Pemerintah provinsi Sumatera Selatan dalam
30
membangun SiDa tertuang dalam Misi Gubernur Sumatera Selatan Nomor 5 yaitu : Membangun dan menumbuhkembangkan pusat-pusat inovasi yang berbasis pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk meningkatkan nilai tambah dan produktivitas sektor ekonomi berkelanjutan. 4.
Legislatif( DPRD) Dukungan dari DPRD Provinsi Sumatera Selatan
sangat penting untuk
mendukung Sistem Inovasi Daerah melalui kebijakan di setiap sektor. Program serambi difusi iptek dilakukan dengan beberapa tahapan: 1. Perencanaan Untuk penyusunan perencanaan dilakukan melalui kegiatan: 1)
Rapat koordinasi teknis yang terdiri dari
akademisi, dunia
bisnis/masyarakat, pemerintah dan legislatif 2)
Dilakukan expert meeting dengan topik yang dibahas.
3)
Pertemuan
dengan
Dewan
Riset
Daerah
(DRD)
untuk
mengsinkronkan dengan agenda riset daerah. 2. Pengorganisasian Dilakukan pembagian peran antara stakeholder yang terkait untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan 3. Pelaksanaan Implementasi dilakukan oleh seluruh stakeholder sesuai tugas masingmasing. 4. Pengawasan Dilakukan monitoring dan evaluasi untuk mengawasi kegiatan serambi difusi iptek. Terdapat kendala yang dirasakan dalam menerapkan program serambi difusi iptek antara lain : 1.
Sebagian besar masyarakat yang dibina belum mempunyai jiwa wirausaha;
2.
Keterbatasan jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kompetensi sesuai yang dibutuhkan;
3.
Karena banyak pelayanan berbasis IT maka pelayanan sangat tergantung pada kondisi jaringan internet. Untuk itu telah dilakukan beberapa aktifitas sebagai solusi antara lain : 1. Meningkatkan jumlah dan kualitas pelatihan kewirausahaan; 2. Mengikutsertakan SDM dalam pelatihan pelatihan teknis;
31
3. Perbaikan jaringan internet dan peningkatkan bandwitch. Keahlian yang diperlukan di dalam Kegiatan Serambi Difusi Iptek: 1) Dapat mengoperasikan komputer, untuk Izin Penelitian Online, Database Penelitian; 2) Teknik mesin, untuk melakukan pengoperasian dan perawatan mesin-mesin inkubator; 3) Teknik industri, untuk menumbuh kembangkan industri; 4) Drafter paten dan HKI lainnya , untuk mendokumentasi paten; 5) Kemampuan komunikasi, untuk berkomunikasi; 6) Kemampuan berbahasa inggris dan bahasa daerah; dan 7) Disiplin ilmu yang terkait dengan bidang kegiatan. Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mendukung pelayanan Serambi Difusi Iptek mutlak ditingkatkan terutama dalam menjembatani dunia penelitian dengan dunia usaha. Dalam hal ini peran seorang perantara yang dikenal dengan intermediator teknologi (intertek) memegang peranan penting dalam mewujudkan hasil penelitian yang potensial sehingga bisa diadopsi oleh dunia usaha dan diimplementasikan secara nyata yang akhirnya memberikan dampak secara ekonomis. Kemajuan Teknologi sebagai kunci untuk perkembangan ekonomi, dan intermediasi adalah kunci penggerak kemajuan teknologi, belum semua pihak menyadari apa peranan seorang intermediator. Seorang intermediator diharapkan dapat membantu memberdayakan IKM untuk menggunakan teknologi, memberikan konsultasi mengenai teknologi baru, mencari mitra kerja serta memperkuat SIDa. Layanan yang ditawarkan intertek adalah memperkuat IKM, dan klaster daerah melalui permintaan teknologi yang nantinya akan dijembatani ke Universitas maupun lembaga riset sebagai penghasil teknologi. Intertek juga memberikan
layanan
kepada
penghasil
teknologi
untuk
dapat
mengkomersialisasikan hasil penelitian dan pengembangannya. Degan demikian intertek diharapkan dapat mendongkrak
potensi yang dimiliki daerah atau
memberikan keuntungan bagi daerah.
32
BAB V. REGULASI PENDUKUNG Serambi Difusi Iptek yang dimulai sejak tahun 2008 merupakan kegiatan yang berkelanjutan dan dianggarkan setiap tahunnya dengan Surat Keputusan Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Daerah
Provinsi
SumselNomor:
124.A/KPTS/BALITBANGDA/2008 Tentang Pengelola Serambi Difusi Iptek Sebagai Lembaga Intermediasi Provinsi Sumatera Selatan. Banyak program kegiatan rutin Serambi difusi Iptek yang dilakukan seperti kegiatan operasional seperti Izin Penelitian online, website, entry database dan publikasi jurnal. Sementara program lain yang bertujuan untuk memfasilitasi penghasil teknologi dan pengguna teknologi dilakukan melalui acara temu bisnis juga masih dilakukan. Program kegiatan Serambi Difusi Iptek dituangkan dalam regulasi serta dilengkapi dengan sumber daya yang memadai. 1. Inkubator Teknologi Prov. Sumsel dibentuk dengan keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 282/KPTS/Balitbangda/2010, bertujuan membina dan
mengembangkan
ekonomi
kerakyatan
khususnya
di
bidang
perekayasaan teknologi kepada UMKM di Provinsi Sumatera Selatan. Inkubator Teknologi merupakan lembaga yang menyediakan pelayanan penumbuhan wirausaha baru dan penguatan akses teknologi kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai mitra usahanya. Kegiatan Inkubator Provinsi Sumsel dianggarkan dalam APBD Prov. Sumatera Selatan dan memiliki susunan pengurus Inkubator teknologi dikoordinasi oleh Bidang Inovasi Balitbangnovda Prov. Sumsel. 2. Sentra Hak Kekayaan Intelektual Provinsi Sumatera Selatan dibentuk dengan Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor. SK Gub 280/ KPTS/ Balibangda/2010 tgl 9 April 2010 dengan tujuan untuk melindungi kekayaan intelektual yang dimiliki oleh Sumatera Selatan baik yang bersifat komunal maupun personal. Kegiatan Sentra HKI Provinsi Sumsel dianggarkan dalam APBD Prov. Sumatera Selatan dan memiliki susunan pengurus Sentra HKI dikoordinasi Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan Balitbangnovda Prov. Sumsel. 3. Izin Penelitian Online dan Website dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Balitbangnovda
33
Prov. Sumsel tentang Respons izin Penelitian yang berada di Wilayah Sumatera Selatan yang kemudian disyahkan dengan Peraturan Gubernur Nomor 48 tahun 2010 tentang Kegiatan Perizinan Penelitian/ survei di Prov. Sumsel. Kegiatan Izin Penelitian Online dan Website dianggarkan dalam APBD Prov. Sumatera Selatan dan memiliki Petugas operator dalam pengelolaannya
dibawah
Bidang
Ekonomi
dan
Perhubungan
Balitbangnovda Prov. Sumsel.
34
BAB VI. PENDANAAN
Sumber pembiayaan Serambi Difusi Iptek berasal dari Anggaran Pemerintah Prov. Sumsel tertuang dalam DPA-SKPD Badan Penelitian Pengembangan Dan Inovasi Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan Corporate Social Responsilibity (CSR) yang merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial ekonomi masyarakat di sekitar serta dana lainnya yang sah dan tidak mengikat.
35
BAB VII. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh koordinator Serambi Difusi Iptek pada tiap triwulan untuk mengetahui kendala yang timbul dalam operasional seluruh kegiatan serambi difusi iptek. Salah satu metode yang dilakukan Balitbangnovda Provinsi Sumatra Selatan dalam mengevaluasi hasil kegiatan yaitu dengan terjun langsung kelapangan, melihat kondisi langsung UMKM, naik dari segi teknologi, pengadaan bahan baku, mesin dan peralatan, proses produksi, pengendalian kualitas maupun desain produk, promosi dan pemasaran. Disamping itu Balitbangnovda Provinsi Sumatra Selatan juga melakukan pendampingan dalam manajemen bisnis dan peningkatan kapasitas Sumber Daya manusia. Semua elemen ini di monitor dan di evaluasi secara berkala. Kemudian bila terdapat kendala akan dicarikan solusinya. Contohnya UMKM kerupuk kemplang Cek Eva, pada awalnya UMKM ini hanya memproduksi kerupuk kemplang original yang berbahan baku ikan, dalam perkembangannya Balitbangnovda prov. Sumsel memberikan sentuhan inovasi dengan diversifikasi rasa, contohnya rasa wortel, seledri dan daun bawang, yang memberikan rasa baru pada produk kerupuk kemplang dengan mengurangi biaya produksi karena campuran komposisi sayurnya. Selain itu Balitbangnovda Provinsi Sumatra Selatan juga memberikan sentuhan dalam pengemasan produk sehingga produk dapat lebih tahan lama dengan tampilan yang lebih menarik.
36
BAB VIII. PENUTUP
Keberhasilan proses pelayanan sangat tergantung pada: aparat pelayanan dan yang dilayani. Setiap aparat pelayanan publik program Serambi Difusi Iptek telah memahami prinsip pokok pemberian pelayanan kepada masyarakat Tanggungjawab pelayanan publik Program Serambi Difusi Iptek merupakan suatu tanggungjawab terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan ekonomis dalam pelayanan publik Program Serambi Difusi Iptek, yaitu: 1)
Melakukan reformasi internal birokrasi mengenai tugas yang diembannya. Persepsi selama ini menyatakan birokrat dibutuhkan masyarakat harus diubah menjadi birokrat yang membutuhkan masyarakat.
2)
Peningkatan suasana kompetisi dengan sesama aparat dalam memberikan pelayanan.
3)
Mendeskripsikan dan mempublikasikan secara jelas dan tegas, kriteria efisiensi dan efektif suatu tugas kegiatan pelayanan publik.
4)
Adanya otonomi, demokrasi serta keterlibatan aparat dalam merumuskan suatu kebijakan.
5)
Peningkatan moralitas aparat yang berkaitan dengan kesadaran masingmasing perumus kebijakan.
6)
Pelaksanaan prinsip-prinsip manajemen secara konsekwen.
7)
Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan sebaik-baiknya, karena mereka membayar berbagai jenis pajak.
37