PENGARUH METODE SOCRATES DALAM PEMBELAJARAN BANGUN DATAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP KRISTEN SATYA WACANA TAHUN AJARAN 2013/2014
Septi Reza Pahlavi, Sutriyono, dan Erlina Prihatnani Program Studi S1 Pendidikan Matematika FKIPUniversitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran socrates terhadap kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika materi bangun datar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Desain penelitian berbentuk kelompok kontrol pretes-postes dengan kondisi awal kemampuan berpikir kritis yang sama. Sampel terdiri dari kelas eksperimen (VII-A) sebanyak 23 siswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran socrates dan kelas kontrol (VII-B) sebanyak 21 siswa yang diajar menggunakan metode konvensional, Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan berpikir kritis. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes yaitu pretes sebagai tes untuk engetahui kemampuan awal sebelum diberi perlakuan dan postes sebagai tes untuk mengetahui kemampuan akhir setelah diberi perlakuan. Hasil analisis didapat signifikan 0,035 < 0,05 dengan rata-rata kelas eksperimen 71,92 dan kelas kontrol 59,10. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis matematika antara siswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran socrates dengan metode pembelajaran konvensional kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Kata Kunci: metode socrates, berpikir kritis.
PENDAHULUAN Zaman semakin berkembang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat sebingga diperlukan kemampuan yang kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Matematika merupakan salab satu mata pelajaran yang berperan untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan atau tan tangan-tantangan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan membuat keputusan dan kesimpulan
28
atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif. Di samping itu, siswa diharapkan dapat menggunakan matematika dan eara berpikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Somakin, 2011). Peningkatan kemampuan yang kritis, sistematis, logis, dan kreatif dapat dilakukan dengan adanya pendidikan yang baik (Nugraha, 2009). Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang penting bagi setiap siswa karena dalam
Pengaruh Metode Socrates Dalam Pembelajaran Bangun DatarTerhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Septi R. Pahlavi, dkk) membuat keputusan yang tepat atas informasi
pengetahuan itu dapat diterapkan untuk me-
yang didapat.
mecahkan masalah, dan penuntunan eksplo-
Metode socrates merupakan salah satu
rasi siswa, jika pertanyaan yang diajukan itu
metode tanya jawab yang sangat bagus
terjawab oleh siswa, maka gum dapat melan-
digunakan untuk membimbing dan memper-
jutkan atau mengalihkan pertanyaan berikut-
dalam tingkat pemahaman yang berkaitan
nya hingga semua soal dapat selesai terjawab
dengan materi yang diajarkan, sehingga
oleh siswa, dan jika pada setiap soal per-
peserta didik mendapatkan pemikirannya
tanyaan yang diajukan ternyata belum me-
sendiri dari basil konflik kognitif yang
menuhi tujuan, maka gum hendaknya me-
terpecahkan (Johnson. D.W. & Johnson, R.T.,
ngulangi kembali pertanyaan tersebut
2002). Metode socrates memiliki tujuan utama
(Johnson, D. W. dan Johnson R. T. 2002:194).
pada aspek-aspek pengembangan kemam-
Krulik & Rudnick (MGMP, 2010)
puan berpikir kritis. Bekerjanya metode
mendefmisikan berpikir kritis sebagai ber-
socrates untuk kemampuan berpikir kritis
pikir yang menguji, menghubungkan, dan
meliputi dua aspek, yaitu "The Safety Factof
mengevaluasi semua aspek dari situasi
dan " The Preference Factor" (Maxwell,
masalah. Termasuk di dalam berpikir kritis
2008). Lebih lanjut metode ini juga mem-
adalah mengelompokkan, mengorganisasi-
bantu siswa untuk menjawab berbagai
kan, mengingat, dan menganalisis informasi.
macam permasalahan padakehidupan sehari-
Berpikir kritis mempakan kemampuan untuk
hari. Metode ini menuntut peserta didik dapat
membaca dengan pemahaman dan meng-
berpikir kritis dan memiliki kemampuan
identifikasi materi-materi yang diperlukan.
bertanya yang tinggi sehingga hasil akhir
Selain itu juga mempakan kemampuan untuk
yang diperoleh adalah sikap kritis.
mengambil kesimpulan dari sekumpulan data
Proses pembelajaran yang menerapkan
yang diberikan dan untuk menentukan
strategi socrates adalah pembelajaran dibangun
inkonsistensi dan kontradiksi. Berpikir kritis
dengan memberikan serangkaian pertanyaan
juga hams memenuhi karakteristik kegiatan
yang tujuannya mengetahui sesuatu isi terkait
berpikir yang meliputi: analisis, sintesis,
yang ditanyakan di materi tertentu. Metode
pengenalan masalah dan pemecahannya,
ini memudahkan siswa mendapatkan pema-
kesimpulan, dan penilaian. Sehingga melalui
haman secara berangkai dari bentuk tanya
pembelajaran berbasis pertanyaan dapat
jawab yang dilakukan. Bentuk-bentuk tahap-
mengembangkan keterampilan berpikir kritis
an prosedural dalam melaksanakan tanya
siswa.
jawab seperti yang dilakukan oleh Socrates
Norris dan Ennis dalam Davidson B.
dalam membelajarkan bahan dengan perilaku
W. Dan DunhamR. A. (1997:3) menyebutkan
menirukan apa yang dilaksanakan oleh
bahwa orang yang berpikir kritis idealnya
Socrates. Ada enam prosedur dalam metode
mempunyai 12 kemampuan yang dikelom-
socrates, enam tahapan tersebut adalah
pokkan menjadi 5 aspek kemampuan berpikir
penyiapan deretan pertanyaan-pertanyaan
kritis, kelima aspek dalam berpikir kritis
yang akan diajukan kepada siswa, pengajuan
adalah: 1. Elementary clarification (mem-
pertanyaan-pertanyaan oleh guru kepada
berikan penjelasan dasar) yang meliputi:
siswa dan siswa diharapkan dapat menemu-
fokus pada pertanyaan, menganalisis pen-
kan jawabannya yang benar, ajarkan mengapa
dapat, dan bemsaha mengklarifikasi suatu
pengetahuan itu penting dan bagaimana
penjelasan melalui tanya-jawab. 2. The basis 29
Satya Widya, Vol. 30, No.l, Juni 2014; 28-33 for the decision (menentukan dasar pengam-
terutama dalam hal kemampuan berpikir
bilan keputusan) yang meliputi; mempertim-
kritis. Alternatif pembelajaran yang dapat
bangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
digunakan untuk mengatasi permasalahan
tidak dan mengamati dan mempertimbang-
tersebut adalah metode pembelajaran socrates.
kan suatu laporan basil observasi. 3. Inference
Pembelajaran dengan metode socrates
(menarik kesimpulan) yang meliputi: men-
memiliki tujuan utama pada indikator-
deduksi dan mempertimbangkan basil deduk-
indikatornya yaitu dialektik, konfersasi,
si, menginduksi dan mempertimbangkan basil
tentatif, empiris, dan konsepsional. Dalam
induksi, dan membuat dan menentukan per-
pembelajaran terjadi dialog antara siswa
timbangan nilai. 4. Advanced clarification
dengan guru dan siswa dengan siswa
(memberikan penjelasan lanjut) yang meli-
(konfersasi), dialog ini akan menghasilkan
puti: mendefinisikan istilah dan mempertim-
pendapat-pendapat pro dan kontra yang
bangkan definisi tersebut dan mengidenti-
sifatnya sementara atau pendapat yang belum
fikasi asumsi. 5. Supposition and integration
diketahui nilai kebenarannya (tentatif),
(memperkirakan dan menggabungkan) yang
pendapat-pendapat tersebut ada karena
meliputi: mempertimbangkan alasan atau
mereka sudah mendapat pengalaman di masa
asumsi-asumsi yang diragukan tanpa menyer-
lampau (materi di Sekolah Dasar) (empiris),
takannya dalam anggapan pemikiran kita dan
metode socrates memberikan kesempatan
menggabungkan kemampuan dan karakter
untuk siswa agar dapat mendiskusikan
yang lain dalam penentuan keputusan.
pendapat yang bersifat pro maupun kontra
Hasil pengamatan di SMP Kristen
(dialektik) tersebut dengan percakapan lisan,
Satya Wacana Salatiga, menunjukkan bahwa
berdialog, atau bertanya-jawab antara siswa
kemampuan berpikir kritis siswa masih
dengan guru atau siswa dengan siswa untuk
kurang dalam pembelajaran matematika, hal
mencapai pengetahuan, pengertian, dan kon-
ini terlihat ketika gum masih mengandalkan
sep yang telah pasti kebenarannya (konsep-
pendekatan pembelajaran konvensional
sional). Berdasarkan uraian latar belakang,
dengan metode ceramah sebagai metode
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
utama, materi yang diajarkan masih terlalu
adalah: "apakah terdapat pengaruh metode
terpaku pada apa yang tertulis pada suatu
socrates dalam pembelajaran bangun datar
buku teks. Akibatnya tidak memacu siswa
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
untuk lebih mengembangkan pikirannya. Hal
kelas VII SMP Kristen Satya Wacana?".
ini ditunjukkan ketika gum memberikan soal matematika, penyelesaian siswa belum
METODE PENELITIAN
disertai pemahaman yang mendalam terkait
Jenis penelitian ini adalah penelitian
soal tersebut. Contohnya setelah guru
eksperimen semu. Desain penelitian yang
menjelaskan dan diberi soal siswa dengan
digunakan berbentuk kelompok kontrol
mudah menjawab dan ketika soal diubah
pretest-posttest (Ruseffendi, 1994:45).
dalam bentuk lain siswa langsung mengalami
Penelitian dilakukan di SMP Kristen Satya
kesulitan dalam menyelesaikan. Oleh karena
Wacana Salatiga pada kelas YII, populasi dari
itu perlu adanya metode pembelajaran
penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP
matematika yang inovatif, kreatif untuk lebih
Kristen Satya Wacana Salatiga. Pengambilan
memberi kesempatan kepada siswa untuk
sampel dalam penelitian ini menggunakan
mengembangkan kemampuan berpikirnya,
cara Cluster Random Sampling dan dipilih
30
Pengaruh Metode Socrates Dalam Pembelajaran Bangun Datar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Septi R. Pahlavi, dkk) dua kelas secara acak yaitu kelas VII-A
genitas diperoleh basil bahwa nilai signifikan
sebanyak 23 siswa sebagai kelas eksperimen
sebesar 0,332 yang lebih dari 0,05 berarti H0
dan kelas VII-B sebanyak 21 siswa sebagai
diterima, dengan kata lain kedua kelas berasal
kelas kontrol.
dari populasi yang memiliki variansi yang
Selama proses penelitian berlangsung,
sama atau homogen. Setelah diuji normalitas
peneliti menggunakan metode tes. Metode
dan homogenitasnya, data diuji kesamaan
tes pada penelitian ini digunakan untuk men-
reratanya, dan diperoleh nilai signifikan
dapatkan data nilai tes sebagai basil kemam-
sebesar 0,083 > 0,05, yang berarti H0 diterima
puan berpikir kritis siswa. Carapengumpulan
atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan
data menggunakan tes uraian sesuai indikator
kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen
kemampuan berpikir kritis dari Ennis yang
dan kontrol sebelum diberi perlakuan.
meliputi memberikan penjelasan sederhana,
Nilai basil postes siswa kelas ekspe-
membangun keterampilan dasar, menyimpul-
rimen dan kontrol dikategorikan menjadi tiga
kan, memberikan penjelasan lanjut, mengatur
kategori, yaitu tinggi (nilai > 76), sedang (56
strategi dan taktik yang terdiri atas dua
d" nilai d" 76), dan rendah (nilai < 56).
macam tes, yaitu tes awal (pretest) dan tes
Interval kategori skor postes kemampuan
akhir (posttest). Data dari pretest dan posttest
berpikir kritis siswa diperoleh dari:
kemudian akan dianalisis normalitas meng-
Tinggi : nilai > mean + 0,5SD
gunakan Shapiro- Wilk, homogenitas dengan
Sedang: mean-0,5SD d" nilai d" mean + 0,5SD
Levene's Test dan uji beda rata-rata dengan Uji t (Inde-pendent sample t-test) menggunakan SPSS 17 for windows.
Rendah: mean - 0,5SD > nilai Hasil pengukuran kemampuan berpikir kritis terhadap subyek penelitian dapat dilihat
HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut akan disajikan basil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Menggunakan teknik Cluster Random Sampling dan dipilih dua kelas secara acak yaitu kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol.
padaTabel 1. Tabel 1 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kategori F % % F 3 14,29 47,83 11 Tinggi 11 52,38 34,78 8 Sedang 7 33,33 17,39 4 Rendah Tabel 1 menunjukkan kemampuan ber-
Berdasarkan basil penelitian diperoleh
pikir kritis siswa kategori tinggi kelas eksperi-
data pretes dan postes. Nilai basil pretest
men lebih banyak yaitu 11 siswa (47,83%)
merupakan basil kemampuan awal berpikir
dari pada kelas kontrol yang hanya 3 siswa
kritis siswa sebelum diajar menggunakan
(17,39%). Kategori sedang pada kelas eks-
metode socrates, basil uji normalitas menun-
perimen terdapat 8 siswa (34,78%) dan pada
jukkan bahwa nilai signifikan kelas eksperi-
kelas kontrol sebanyak 11 siswa (52,38%).
men 0,472 dan nilai signifikan kelas kontrol
Kategori rendah siswa kelas kontrol lebih
adalah 0,955. Nilai signifikan kelas ekspe-
banyak yaitu 7 siswa (33,33%) dibanding
rimen dan kontrol masing-masing lebih dari
kelas eksperimen yang terdapat 4 siswa
0,05 yang berarti H0 diterima, dengan kata
(17,39%) pada kategori ini.
lain masing-masing kelas berasal dari populasi yang distribusi normal, basil uji homo31
Satya Widya, Vol. 30, No.l. Juni 2014: 28-33 ■ Ehsp«rim«n OKonlrot 50.00
Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis
4T.M
siswa yang diajar menggunakan metode socrates lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan metode !0
°°
,0 00 000
M Bfi LJHi Tlnggi
I Ik Sedang
SmMz ! | 1: JBLfeJ Randan
konvensional. Berdasarkan uraian dan perolehan hasil pengujian hipotesis disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan
Gambar 1. Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Nilai hasil postest merupakan hasil kemampuan berpikir kritis siswa setelah diajar menggunakan metode socrates pada mated bangun datar selama tiga kali pertemuan. Untuk kelas eksperimen (VII-A)
berpikir kritis matematika antara siswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran socrates dengan metode pembelajaran konvensional kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga tahun ajaran 2013/2014. PENUTUP
diperoleh nilai tertinggi yaitu 98,00 dan nilai terendah 29,20. Nilai rata-rata yang diperoleh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yaitu 71,92 dengan standar deviasi 21,71. dan
terdapat perbedaan kemampuan berpikir
untuk kelas kontrol (VII-B) diperoleh nilai
kritis siswa yang signifikan antara siswa yang
tertinggi dari posttest yaitu 89,50 dan nilai
diajar menggunakan metode Socrates dan
terendah sebesar 29,20. Nilai rata-rata yang
metode Konvensional pada siswa kelas VII
diperoleh adalah 59,10 dengan standar
SMP Kristen Satya Wacana. Kemampuan
deviasi 16,80. Nilai postest diuji normalitas
berpikir kritis siswa yang diajar meng-
dan homogenitas dengan SPSS 17 for
gunakan metode Socrates lebih baik daripada
windows, dari uji normalitas diproleh hasil
siswa yang diajar menggunakan metode
nilai signifikansi dari kelas eksperimen 0,084
konvensional, hal ini ditunjukkan dengan
dan kelas kontrol 0,531. Nilai tersebut lebih
rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 71,92
besar dari 0,05 yang berarti H0 diterima,
dan kelas kontrol yaitu 59,10.
dengan kata lain sebaran data dari kelas
Berdasarkan hasil tersebut maka,
eksperimen dan kontrol berasal dari populasi
diharapkan guru agar menerapkan dan meng-
yang berdistribusi normal. Uji homogenitas
impletasikan metode Socrates pada materi
dari nilai posttest menunjukkan nilai
lain yang relevan dengan kurikulum 2013
signifikansi sebesar 0,154, nilai signifikan
saat ini. Metode Socrates dalam pembelajar-
kedua kelas lebih dari 0.05 yang berarti H0
an matematikaberbeda dengan pembelajaran
diterima, dengan kata lain kedua kelas
matematika biasa dalam hal pemanfaatan
mempunyai nilai variansi yang sama atau
waktu. Metode Socrates dalam pembelajaran
homogen. Hasil pengolahan uji beda rata-rata
matematika memerlukan waktu relatif lama
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,035
dalam proses belajamya, sehingga diperlukan
< 0,05, yang berarti H0 ditolak, dengan kata
perencanaan yang matang dari guru yang
lain terdapat perbedaan yang signifikan
akan menerapkan pembelajaran ini. Tujuan-
kemampuan berpikir kritis matematika siswa
nya supaya proses pembelajaran berjalan
kelas eksperimen (VII A) dan kelas kontrol
sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.
(VIIB) setelah diberi perlakuan.
32
Pengaruh Metode Socrates Dalam Pembelajaran Bangun DatarTerhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Septi R. Pahlavi, dkk) DAFTARPUSTAKA Davidson, B.W. & Dunham, R.A. 1997. Assessing EFL Student Progress in Critical Thinking With the Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test. JALT Journal. Vol. 19, No. 1. Johnson, D.W. & Johnson, R.T. 2002. Meaningful Assessment. Boston: Allyn & Bacon. Maxwell, M. 2008. The Socratis Method and its Effect on Critical Thinking.
Nugraha, D. 2009. Penerapan Model pembelajaran Creative Problem Solving dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir KreatifSiswa pada Mata Pel ajar an Teknologi Informasi dan Komputer. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Ruseffendi, E.T. 1994. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang NonEksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.
MGMPIPASMPKabupaten Wonogiri. 2010.
Somakin. 2011. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Penggunaan Pendidikan Matematika
Berpikir Kritis dan Membaca Kritis.
Realistik. Forum MIPA, Vol. 14 No. 01.
Diunduh: http://www.socraticmethod. net/. [15 Januari 2014]
Diunduh: www.ipawonogiri.com/ 2010/08/berpikir-kritis-dan-membacakritis.html. [15 Januari 2014]
33