Pengaruh Sediaan Dekokta dan Infusa Kombinasi Ekstrak Pegagan (Centella asiatica), Gandarusa (Justicia gendarussa), dan Alang-Alang (Imperata cylindrica) terhadap Kerusakan Hepatosit Tikus Model Hipertensi (DOCA-NaCl 1%) Sepriani, Ariani Ratri Dewi, Doti Wahyuningsih Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang e-mail:
[email protected]
Abstract. Hypertension leads to endhotelial dysfunction due to oxidative stress which is an important risk factor of liver damage. Combination of Pegagan/P (Centella asiatica), Gandarusa/G (Justicia gendarussa), and Alang-alang/A (Imperata cylindrica) has proven to have antihypertensive property. This research aims to prove PGA combination effect with dose 5:5:3 on hepatocytes damage of DOCA NaCl 1%-Induced Hypertensive Rat Model. This is an experimental laboratory research using post-test only control group design. There were four groups: negative control (without treatment), positive control (DOCANaCl 1%) and experimental group 1 (DOCA-NaCl 1% and PGA decoction), and experimental group 2 (DOCA-NaCl 1% and PGA infusion). Hepatocyte preparations were stained using HE, hepatocytes damage were observed and calculated using light microscope and scanner software. Data were analyzed using MANOVA, followed by LSD test (p < 0,05). DOCA-NaCl 1% for 9 weeks could increase hepatocytes damage. Decoction of PGA (P1) and infusion of PGA (P2) decreased hepatocytes damage in all zones of liver was signifcanly (p<0,05) compared with positive control. Extract from PGA decoction reduced hepatocytes damage better than extract from PGA infusion. Decoction and infusion extract of PGA could decrease hepatocytes damage in hypertensive rats model. Keywords: Hypertension, Decoction, Infusion, Pegagan, Gandarusa, Alang-alang, Centella asiatica, Justicia gendarussa, Imperata cylindrica, Hepatocytes Damage
Hipertensi dan komplikasinya menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas.1 Keadaan ini ditandai dengan tekanan sistol lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastol lebih dari 90 mmHg.2 Rikesdas (2013) mendapatkan bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan data wawancara ditemukan meningkat dari tahun 2007 sampai 2013 sebesar 7,6 persen menjadi 9,5 persen.3 Hipertensi dapat menyebabkan disfungsi endotel yang berkaitan dengan stres oksidatif dan Reactive Oxygen Species (ROS) seperti anion superoksida (O2-), hidrogen peroksida (H2O2), dan radikal hidroksil (OH˙).4,5,6 Keadaan ini menyebabkan injuri hepar akibat hipoperfusi dan hipoksia karena perubahan struktur ateriol akibat peningkatan ROS yang pada akhirnya
menyebabkan kematian sel hepar.7,8,9 Penelitian Kumar (2013) menyatakan hipertensi dapat merusak organ hepar yang terkait dengan ROS.10 Tikus induksi DOCA-NaCl 1% ditemukan penurunan SOD, katalase, dan glutation peroxidase hepar serta terjadi peningkatan ALT, AST, GGT yang merupakan penanda kerusakan organ hepar.11,12 Hipertensi pada masa kehamilan ditemukan peningkatan ALT dan hepatosit nekrosis pada mikroskopis.13,14 Penelitian sebelumnya mendapati pegagan (Centella asiatica), gandarusa (Justicia gendarusa) dan alang-alang (Imperata cylindrical) memiliki efek antihipertensi.15,16,17,18 Triterpenoid pada pegagan berperan sebagai vasodilator dan komponen phenolic serta flavonoid sebagai antioksidan.19,20 Kandungan
Jurnal Kedokteran Komunitas
manitol, glukosa, dan sukrosa pada alang-alang diketahui memiliki efek diuresis.17 Gandarusa juga memiliki kandungan flavonoid dan fenol yang bekerja sebagai antioksidan dan hepatoprotektor.21 Penelitian sebelumnya mengenai kombinasi pegagan (Centella asiatica), gandarusa (Justicia gendarusa), dan alang-alang (Imperata cylindrical) telah membuktikan efek antihipertensi.22 Pada saat ini, peneliti ingin membuktikan apakah kombinasi pegagan (Centella asiatica), gandarusa (Justicia gendarusa), dan alang-alang (Imperata cylindrical) dapat mengurangi komplikasi yang timbul akibat hipertensi khususnya pada organ hepar dengan mengamati kerusakan hepatosit yang diinduksi DOCA dan NaCl 1%. Obat antihipetensi sintetik sering digunakan untuk pengobatan hipertensi tetapi juga memiliki berbagai efek samping seperti mual, muntah, batuk, sakit kepala, pusing, hipokalemia, hipomagnesemia, dan hiponatremia sehingga peneliti ingin menggunakan herba sebagai bahan alternatif.23,24,25 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilakaukan secara eksperimental laboratorik dan desain penelitian yang digunakan adalah control group post test only secara in vivo. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lab. Animal House FK UB, Animal House FK UNISMA, Lab. Biokimia FK UNISMA, Ruang HPEQ FK UNISMA, Lab. Fakultas Farmasi UGM, Lab.Faal FK UB, Lab. Patologi Anatomi RSSA Malang, Lab. Patologi Anatomi FK UB pada bulan Februari – Mei 2014. Subjek Penelitian Hewan coba penelitian ini adalah tikus jenis Rattus norvegicus strain wistar jantan dengan berat rata-rata 200-250 gram dengan usia ratarata 2-3 bulan. Tikus dikelompokkan secara acak menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (KN), kontrol positif (KP), perlakuan 1 (P1) dan perlakuan 2 (P2). Setiap kelompok berisi 5 ekor tikus. Aklimatisasi hewan coba selama satu minggu kemudian berat badan tikus ditimbang serta tekanan darah diukur sebelum dan setelah Page | 278
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
aklimatisasi. Pemberian makan dan minum sesuai standard laboratorium. Perlakuan hewan coba selama 9 minggu serta pembersihan kadang tikus dilakukan 2-3 hari.26,27 Penelitian ini telah mendapat ethical clearance dan sertifikat uji etik penelitian dengan nomor 237/EC/KEPK/03/2014 di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Induksi Hipertensi Induksi hipertensi menggunakan DOCA (Deoxycorticosterone acetat) 20mg/KgBB pada minggu awal kemudian diturunkan menjadi 15mg/KgBB pada minggu ke 2 yang dilarutkan minyak jagung dan diberikan 2x seminggu selama 9 minggu secara subkutan. Tikus diberi minum NaCl 1% setiap hari selama 9 minggu ad libitum. DOCA dan NaCl 1% diberikan pada tikus kelompok kontrol positif (KP), perlakuan 1 (P1), dan perlakuan 2 (P2).6,27 Tikus dinyatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik > 120 mmHg.28 Ekstraksi Herba Pegagan, Gandarusa, dan Alangalang (PGA) Simplisia daun pegagan, daun gandarusa, dan akar alang-alang didapatkan dari Balai Materia Medika Batu dalam bentuk bubuk. Ekstraksi senyawa aktif PGA menggunakan air. Ada 2 jenis ekstraksi, yaitu dekoktasi dan infundasi. Simplisia PGA yang ditimbang sesuai dosis akan direbus pada suhu 90°C dengan waktu 15 menit (infusi) dan 30 menit (dekoktasi). Estrak PGA disaring lalu masukkan ke botol kaca dan simpan di freezer.29 Pemberian dosis PGA pada manusia sesuai dengan riset B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional), yakni 5 gram pegagan, 5 gram gandarusa, dan 3 gram alang-alang (5:5:3). Ekstrak dekokta PGA diberikan pada perlakuan 1 (P1) sedangkan infusa PGA diberikan pada perlakuan 2 (P2) melalui sonde lambung selama 5 minggu setelah 4 minggu induksi DOCA dan NaCl 1%. Pengecetan Hematoxylin Eosin Organ hepar yang telah difiksasi menggunakan larutan formalin 10 % dipotong menggunakan scalpel dengan ketebalan kira-kira 0,3-0,5 mm. Selanjutnya dilakukan proses dehidrasi, clearing, impregnasi, dan embedding. Kemudian lakukan
Sepriani ,Pengaruh Sediaan Dekokta dan Infusa Kombinasi Ekstrak Pegagan
pemotongan jaringan menggunakan mesin microtom hingga mendapatkan ketebalan irisan sekitar 3-5 μm dan letakkan irisan di kaca obyek. Kemudian proses penwarnaan Hematoxylin Eosin (HE) mulai dari xylol 2 kali, ethanol absolut 2 kali, ethanol 90% dan ethanol 80% masing-masing selama 3 menit. Lalu berikan larutan hematoksilin selama 6-7 menit dan lanjut ke larutan pembiru selama 1 menit. Kemudian berikan larutan eosin selama 1-5 menit. Setelah pemberian larutan ethanol, hematoksilin, larutan pembiru, dan larutan eosin masing-masing harus dibilas dengan air selama 1 menit. Selanjutnya beri larutan ethanol mulai dari ethanol 80%, ethanol 90%, ethanol absolut masing-masing 10 celup dan ethanol absolut selama 1 menit kemudian diberi larutan xylol 3 kali masingmasing selama 3 menit. Tahap akhir, yaitu proses mounting dengan pemberian mounting media seperti Entellan agar cover glass dapat merekat dengan sediaan.30,31 Teknik Penghitungan Hepatosit Nekrosis Struktur hepar diamati dan dihitung berdasarkan jumlah hepatosit nekrosis. Keadaan nekrosis ditandai oleh: 1. piknosis (inti menyusut, terlihat lebih padat, berwarna gelap, dan batas tidak teratur), 2. karioreksis (inti hancur, dan fregmen tersebar di dalam sel), dan 3. kariolisis (inti menghilang dan sel yang mati tidak bisa diwarnai lagi sehingga terlihat pudar) dengan menggunakan Mikroskop Olympus Photo Slide BX51 dan program Scan Dot Slide OlyVIA.31,32 Penghitungan hepatosit nekrosis ditinjau dari 15 lapang pandang dan dihitung berdasarkan ratarata jumlah sel nekrosis setiap zona yang dilakukakan oleh tiga orang pengamat. Perhitungan nekrosis menggunakan scoring sebagai berikut: inti pinoktik x 1, karioreksis x 2, dan karioreksis x 3.33 Pengamatan dilakukan pada zona I hepar yang dikenal dengan triad porta. Zona ini memiliki suplai oksigen yang banyak. Zona III berdekatan dengan vena sentralis dan berjauhan dengan zona I sehingga suplai oksigen sedikit, sedangkan zona II diantara zona I dan zona III.34 Zona I , zona II, dan zona III diamati dengan pembesaran 100 kali sedangkan perhitungan jumlah hepatosit nekrosis dengan pembesaran 400 kali.31
Teknik Analisa Data Analisa data menggunakan uji MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) kemudian dilanjutkan uji Least Significant Different (LSD). Uji ini dilakukan dengan program SPSS 18.0 secara komputerisasi dan hasil dinyatakan bermakna apabila p<0,05. HASIL PENELITIAN Karakteristik Sampel Karakteristik sampel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Sampel
*dosis tappering off 15mg/KgBB dikarenakan dosis 20mg/KgBB menyebabkan kematian pada hewan coba ≠ dilaporkan dalam Putra , 2015 (inpublishing) Keterangan: Kelompok KN: tanpa perlakuan Kelompok KP: DOCA + NaCl 1% Kelompok P1: DOCA + NaCl 1% + dekokta PGA Kelompok P2: DOCA + NaCl 1% + infusa PGA Karakteristik sampel penelitian ini menggunakan tikus rattus norvergicus strain wistar jantan dengan berat badan rata-rata 200250 gram dan usia rata-rata dua sampai tiga bulan. Aklimatisasi diberikan pada semua kelompok perlakuan selama satu minggu. Kelompok perlakuan terdiri dari empat kelompok yang masing-masing kelompok perlakuan berisi lima ekor tikus. Induksi DOCA-NaCl 1% diberikan pada kelompok kontrol postif (KP), kelompok perlakuan 1 (P1), dan kelompok perlakuan 2 (P2). Dosis DOCA yang diberikan adalah 20mg/KgBB 279 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
lalu diturunkan menjadi 15mg/KgBB pada minggu ke-2 yang injeksi subkutan dua kali seminggu. NaCl 1% yang ditambahkan air mineral diberikan setiap hari selama 9 minggu ad libitum. Kelompok perlakuan 1 (P1) diberikan ekstrak kombinasi pegagan, gandarusa, dan alang-alang dalam bentuk dekokta, sedangkan kelompok perlakuan 2 (P2) diberikan ekstrak kombinasi pegagan, gandarusa, dan alang-alang dalam bentuk infusa. Dosis herba yang digunakan, yaitu 90 mg pegagan, 90 mg gandarusa, dan 54 mg alangalang. Efek Kombinasi Ekstrak PGA terhadap Kerusakan Hepatosit Tikus Model Hipertensi Induksi DOCA dan NaCl 1% Hasil penelitian didapatkan rerata kerusakan hepatosit ditunjukkan pada Tabel 2 dan Gambar 1. Tabel 2. Rerata Kerusakan Hepatosit pada Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Dekokta dan Infusa PGA
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Keterangan : a = p<0,05 berbeda signifikan dibandingkan dengan KP, P2 zona 1,2,3 b = p<0,05 berbeda signifikan dibandingkan dengan KN,P1,P2 zona 1,2,3 c = p<0,05 berbeda signifikan dibandingkan dengan KN,KP,P1 zona 1,2,3 n: pengulangan Kelompok KN: tanpa perlakuan Kelompok KP: DOCA + NaCl 1% Kelompok P1: DOCA + NaCl 1% + dekokta PGA Kelompok P2: DOCA + NaCl 1% + infusa PGA Berdasarkan Tabel 5.2 dan Gambar 5.1 menunjukkan bahwa pemberian DOCA-NaCl 1% (KP) dapat meningkatkan kerusakan hepatosit zona 1, zona 2, dan zona 3 dibandingkan dengan kontrol negatif (p<0,05). Pemberian dekokta PGA (P1) dan infusa PGA (P2) dapat menurunkan kerusakan hepatosit pada zona 1, zona 2, dan zona 3 dibandingkan dengan kontrol postif (p<0,05). Pemberian dekokta PGA (P1) lebih kuat menurunkan kerusakan hepatosit zona 1, zona 2, dan zona 3 secara signifikan dibandingkan dengan pemberian infusa PGA (P2) (p<0,05), hingga tidak berbeda signifikan dengan kontrol negatif (p>0,05).
Keterangan : : Vena Sentralis, : sel normal, : Piknosis, : Karioreksis, :Kariolisis, : triad porta, : Sel Kupffer, : sinusoid Gambar 1. Histogram Rerata Kerusakan Hepatosit pada Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Dekokta dan Infusa PGA Page | 280
Sepriani ,Pengaruh Sediaan Dekokta dan Infusa Kombinasi Ekstrak Pegagan
PEMBAHASAN Kakteristik Sampel Penelitian ini menggunakan tikus jenis rattus norvegicus strain wistar jantan. Pemilihan jenis tikus ini sering digunakan dalam penelitian labolatorium dan tikus memiliki kemiripan anatomi maupun fungsi fisiologis seperti manusia serta mempunyai DNA yang hampir sama dengan manusia sebesar 98%.35,36 Menurut Chrofton dan Share dalam Passaglia dkk (2000) bahwa jenis kelamin berpengaruh pada perkembangan hipertensi induksi DOCA-NaCl 1%.37 Reckelhoff (2000) menyatakan bahwa terjadi peningkatan hormon testosterone dan menurunnya hormon estrogen pada tikus jantan induksi DOCA-NaCl.38 Hormon estrogen dapat menghambat renin dan ACE (Angiotensin Converting Enzyme) sehingga menurunkan angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor kuat dalam meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, tikus jantan lebih cocok digunakan dalam penelitian hipertensi untuk menghindari bias hormonal.39 Selain itu, tikus mudah dikembangbiakan di laboratorium dan harganya relatif murah.36 Aklimatisasi dilakukan selama seminggu untuk menghindari terjadinya stres pada tikus.40 Berat badan tikus pada kelompok KN dan KP terjadi peningkatan dari minggu awal hingga minggu ke-9. Peningkatan tersebut terkait dengan pemberian makanan tikus setiap hari yang mengandung karbohidrat sehingga terjadi penimbunan lemak dan aktivitas tikus yang minimal karena penempatan tikus di kandang.41,42 Peningkatan berat badan berpengaruh pada peningkatan tekanan darah. Hal ini terkait dengan hormon insulin dan hormon leptin. Hormon insulin yang tinggi (hiperinsulinemia) menyebabkan peningkatan reabsopsi Na+ di ginjal. Keadaan tersebut dapat meningkatkan volume ekstraseluler sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.43 Selain itu, hormon laptin dapat merangsang sistem saraf simpatis yang menyebabkan peningkatan resistensi perifer sehingga meningkatkan tekanan darah.44,45 Berat badan tikus minggu ke-9 setelah pemberian herba pada kelompok P1 dan P2 terjadi penurunan. Hal tersebut berkaitan dengan efek flavonoid kombinasi PGA yang dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, dan LDL sebagai antiobesitas.46
Peningkatan tekanan darah pada kelompok KP setelah induksi DOCA-NaCl 1% dipengaruhi oleh cardiac output dan resistensi perifer total. Cardiac output merupakan volume darah yang dipompa per menit oleh ventrikel, sedangkan resistensi perifer total merupakan tahanan terhadap aliran darah.47 DOCA merupakan prekursor aldostreron dan memiliki aktivitas mineralokortikoid yang bekerja meningkatkan reabsorpsi natrium sehingga terjadi peningkatan volume darah.2,28,48 NaCl memiliki sifat menarik air dari intraseluler ke ekstraseluler sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Peningkatan volume cairan ekstraseluler dapat menyebabkan hipertensi.49,50 Dosis DOCA pada minggu ke-2 diturunkan menjadi 15mg/KgBB. Hal ini berkaitan dengan hasil autopsi tikus yang ditemukan perdarahan dan penurunan massa ginjal akibat efek DOCA. Penelitian Wang (2102) menyatakan adanya kerusakan ginjal yang ditandai dengan atrofi tubulus ginjal pada tikus induksi DOCA-NaCl 1%.51 Pemberian dekokta PGA dan infusa PGA menggunakan sonde lambung untuk mengetahui efek antihipertensi, antioksidan maupun hepatoprotektor dengan dosis perbadingan 5 gram pegagan, 5 gram gandarusa, dan 3 gram alang-alang. Penelitian ini menggunakan metode dekoktasi dan metode infusi yang menggunakan pelarut air dan suhu yang sama, tetapi memiliki perbedaan waktu dalam perebusan, yaitu 30 menit (dekoktasi) dan 15 menit (infusi). Media air dipilih karena akan mudah ditiru oleh masyarakat serta kandungan senyawa PGA mudah larut dalam air yang bersifat polar sehingga efek PGA lebih optimal.52,53 Efek Induksi DOCA dan NaCl 1% terhadap Kerusakan Hepatosit DOCA 15 mg/KgBB dan NaCl 1% dapat meningkatkan kerusakan hepatosit zona 1, zona 2, dan zona 3 pada kelompok kontrol positif secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (p<0,05). Kondisi tersebut terkait dengan stres oksidatif pada keadaan hipertensi yang menyebabkan peningkatan kerusakan hepatosit.6 Hal ini juga sejalan dengan gambaran histologi hepar pada penelitian Hemalatha dkk (2013) bahwa terjadi nekrosis sel hepar yang ditandai dengan hilangnya batas-batas sel akibat induksi DOCA-NaCl 1%.12 281 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
DOCA-NaCl 1% dapat menyebabkan terjadinya hipertensi serta meningkatkan aliran turbulensi darah. Hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan barier alamiah endotel pembuluh darah pada keadaan stres oksidatif. Disfungsi endotel pembuluh darah dapat menurunkan produksi NO (nitric oxide) sebagai vasodilator dan meningkatnya ET-1 sebagai vasokonstriktor. Kondisi ini ditandai dengan penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah menurun dan menyebabkan iskemia. Kondisi iskemia memicu peningkatan Ca2+ mitokondria dan ROS (Reactive Oxygen Species) serta mempengaruhi MPT (Mitochondrial Permeability Transition). Terganggunya MTP dapat memicu deplesi ATP (Adenosine Triphosphate) dan merusak membran hepatosit yang akhirnya terjadi nekrosis sel hepar.6,7,10,12,54,55,56 Hal ini sejalan dengan penelitian Prahalathan dkk (2012) dan Hemalatha dkk (2013) mendapati peningkatan enzim spesifik hepar sebagai penanda kerusakan hepar seperti ALT, AST, dan GGT yang diinduksi DOCA-NaCl 1%. Peningkatan enzim tersebut karena terjadinya kebocoran hepatosit sehingga beredar di aliran darah.11,12 Selain itu, penelitian Kamal (2014) membuktikan adanya penurunan aktivitas enzim antioksidan di hepar seperti enzim katalase dan glutation peroxidase akibat induksi DOCA-NaCl 1%.6 Kerusakan hepatosit pada kelompok KN (normal) terkait dengan reaksi fisiologis dari rantai respirasi mitokondria yang membutuhkan oksigen dalam pembentukan ATP serta menghasilkan ROS. Organ hepar memiliki enzim cytocrom P-450 yang berfungsi dalam metabolisme asam lemak, steroid, asam empedu, dan detoksifikasi. Selain itu, molekul cytocrom P-450 dapat dikatalisis menggunakan O2 sehingga memproduksi ROS. Sel tubuh dapat memproduksi ROS dengan bantuan enzim oksidatif seperti xantin oksidase. Pembentukan ROS selain dari rantai respirasi, cytocrom P-450, dan enzim oksidase dapat juga dihasilkan oleh sel imun seperti makrofag dan neutrofil. Sel imun tersebut memiliki NADPH oxidase yang dapat menghasilkan ROS dan hidrogen peroksida. Di dalam sel tubuh hidrogen peroksida akan berikatan dengan ion klorida sehingga menghasilkan hypochlorite untuk menghancurkan patogen yang masuk ke dalam tubuh.57 Page | 282
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Kerusakan hepatosit antar zona 1, zona 2, dan zona 3 pada kelompok KP (induksi DOCA-NaCl 1%) berbeda signifikan terhadap kelompok KN, P1, dan P2. Hasil yang didapatkan adalah zona 3 yang mengalami kerusakan hepatosit lebih banyak dibandingkan dengan zona 1. Zona 1 hepar lebih banyak menerima oksigen karena letaknya dekat dengan arteri hepatika, sedangkan zona 3 letaknya dekat dengan vena sentralis atau berjauhan dengan arteri hepatika sehingga lebih sedikit menerima oksigen. Oleh karena itu, injuri dan hipoksia sering terjadi pada zona 3 (pericentral).58,59 Iskemi dapat memicu peningkatan kalsium di sitosol dan di deposit intraseluler. Peningkatan kalsium ini mengaktivasi fosfolifase yang berfungsi dalam degradasi fosfolipid sehingga terjadi pemecahan produk lipid dan akhirnya menyebabkan kerusakan membran hepatosit. Selain itu, terganggunya MPT (Mitochondrial Permeability Transition) akibat iskemi dapat mengaktivasi ATPase sehingga tejadi penurunan ATP yang memicu terjadinya kerusakan membran dan kematian sel hepar.2,7 Pengaruh Sediaan Dekoktasi dan Infusa Kombinasi Ekstrak Pegagan, Gandarusa, Alangalang terhadap Kerusakan Hepatosit pada Tikus Hipertensi karena Induksi DOCA-NaCl 1% Pemberian dekokta PGA (P1) dan infusa PGA (P2) dapat menurunkan kerusakan hepatosit zona 1, zona 2, dan zona 3 secara bermakna dibandingkan dengan kontrol positif. Hal tersebut terkait dengan efek PGA sebagai antihipertensi, antioksidan, dan hepatoprotektor yang dikandung senyawa flavonoid, manitol, triterpenoid, alkaloid, komponen phenolic, dan sesquiterpenes yang dapat menurunkan kerusakan hepatosit.15,19,20,60,61,62 Pegagan memiliki senyawa triterpenoid sebagai vasodilator dengan merevitalisasi pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar dan mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah. Alang-alang memiliki senyawa sesquiterpenes yang bekerja dengan menghambat kontraksi otot polos arteriol sehingga aliran pembuluh darah meningkat dan menurunkan resistensi perifer total yang pada akhirnya menurunkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah ini mencegah terjadinya iskemia
Sepriani ,Pengaruh Sediaan Dekokta dan Infusa Kombinasi Ekstrak Pegagan
dan hipoksia jaringan hepar sehingga terjadi penurunan kerusakan hepatosit.47,63,64 Alang-alang memiliki kandungan manitol sebagai diuresis yang bekerja dengan1. menghambat reabsopsi air. Terhambatnya reabsopsi air di ginjal menyebabkan penurunan volume darah sehingga cardiac output akan turun dan tekanan darah pun akan turun. Kerusakan hepatosit akibat hipertensi dapat dicegah dengan mekanisme diuresis yang ada pada kandungan manitol alang-alang.15,47,63 Pegagan, gandarusa, dan alang-alang memiliki2. senyawa flavonoid sebagai antioksidan.19,21,60 Selain itu, senyawa alkaloid, triterpenoid, dan polifenol pada alang-alang juga bekerja sebagai antioksidan.65 Mekanisme senyawa ketiga herba tersebut bekerja dengan menangkap radikal bebas hidrogen peroksida (H2O2) dan menurunkan ion ferri yang dapat membentuk1. radikal hidroksil (OH˙) dengan reaksi fenton. Radikal hidroksil (OH˙) akan diubah menjadi air (H2O) dengan adanya antioksidan seperti SOD, katalase, dan glutation peroxidase.2,21,60,65 Oleh karena itu, antioksidan dapat menurunkan ROS pada keadaan hipertensi sehingga bisa menimbulkan efek hepatoprotektor yang2. ditandai dengan penurunan kerusakan 19,21,60,65 hepatosit. Pemberian dekokta PGA (P1) lebih kuat dalam3. menurunkan kerusakan hepatosit dibandingkan dengan infusa PGA (P2). Hal ini terkait dengan kandungan zat aktif dekokta PGA dan infusa PGA. Selain itu, metode ekstraksi dengan waktu yang4. lama berpengaruh dalam penarikan zat aktif akar alang-alang sehingga efek akar alang-alang lebih maksimal dalam menurunkan kerusakan hepatosit.29
1. 2.
3. 4.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti menyarankan: Studi lanjut mengenai uji toksisitas dari kombinasi daun pegagan (Centella asiatica), daun gandarusa (Justicia gendarussa), dan akar alang-alang (Imperata cylindrica) untuk mengetahui dosis keamanan pada hewan coba, kerana dosis 5:5:3 aman untuk hepar tetapi belum tentu aman untuk organ lain seperti limpa, pankreas, dan sebagainya. Studi lanjut mengenai molecular docking pada herba pegagan, gandarusa, dan alang-alang untuk mengetahui interaksi zat aktif herba terhadap kesesuaian reseptor diuretik, vasodilator, dan antioksidan.
DAFTAR PUSTAKA Cohuet, G and Struijker-Boudier, H. Mechanisms of target organ damage caused by hypertension: therapeutic potential. Pharmacol Ther. 2005;111(1):81-98. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1628880 9 [diupdate bulan Juli 2006, diakses pada tanggal 3 Mei 2015]. Kumar, V., Cotran, R.S., and Robbins, S.L. Robbins Basic Pathology (7 th ed.) Brahm, U.P. (Alih Bahasa), Jakarta: EGC. 2007 Riset Kesehatan Dasar. Laporan Nasional “Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013”. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. 2013. Athiroh, N.A.S., Hayati, A., and Purnomo, Y. Aktivitas Antioksidan Herbal Benalu Teh terhadap Disfungsi Endotel pada Tikus Hipertensi, Laporan akhir penelitian hibah bersaing. Universitas Islam Malang. 2013. 5. Wiryanthini, I.A.D. Pemberian ekstrak biji kakao KESIMPULAN (Theobroma cacao L.) menurunkan kadar Berdasarkan hasil analisa data dan malondialdehide dan meningkatkan kadar nox pembahasan maka kesimpulan yang didapat darah Tikus putih (rattus norvegicus) yang adalah: diinduksi stres psikososial. Tesis. Program Pemberian DOCA-NaCl 1% selama 9 minggu Magister Program Studi Ilmu Biomedik. meningkatkan kerusakan hepatosit tikus. Universitas Udayana. 2011. Hasil MANOVA mendapati adanya perbedaan6. Kamal, S.A. Aliskiren Augments the Activities of antar zona 1, zona 2, dan zona 3 pada setiap Anti-Oxidant Enzymes in Liver Homogenates of kelompok perlakuan. DOCA Salt-Induced Hypertensive Rats. Advances Ekstrak komibinasi PGA dengan perbandingan in Enzyme Research. 2014;2: 92-99. 5:5:3 dapat menurunkan kerusakan hepatosit. 7. Lemasters, J.J. Hypoxic, ischemic, and Dekokta PGA lebih kuat menurunkan kerusakan reperfusion injury to liver. Department of Cell hepatosit dibandingkan dengan infusa PGA. Biology and Anatomy. 2001; 12: 258-279. 283 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas 8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15. 16.
17.
18.
19.
Levy, B.I., Schiffrin, E.L, Mourad, J-J., Agostini, D., Vicaut, E., Safar, M.E., StruijkerBoudier, H.A.J. Impaired Tissue Perfusion: A Pathology Common to Hypertension, Obesity,and Diabetes Mellitus. American Heart Association. 2014;118: 968-976. Herwanto, V. and Amin, Z. Sindrom Disfungsi Organ Multipel: Patofisiologi dan Diagnosis. Maj Kedokt Indon. 2009; 59 (11): 547-554. Kamal, S.A. Possible Hepatoprotective Effects of Lacidipine in Irradiated DOCA-Salt Hypertensive Albino Rats. Pakistan Journal of Biological Sciences. 2013; 16 (21):1353-7. Prahalathan, P., Kumar, S., Raja, B. Effect of morin, a flavonoid againt DOCA-salt hypertensive rat: a dose dependent study. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. 2012;2(6): 443-448. Hemalatha, G., Pugalendi, K.V., and Saravanan, R. Modulatory effect of sesamol on DOCA-salt-induced oxidative stress in uninephrectomized hypertensive rats. Mol Cell Biochem. 2013; 379: 255-265. Joshi D, James A, Quaglia A, Westbrook RH, and Heneghan MA. Liver disease in pregnancy. Lancet. 2010; 375: 594-605. Munazza B, Raza N, Naureen A, Khan SA, Ftima F, Ayub M, Sulaman M. Liver function tests in preeclampsia. J Ayub Med Coll Abbottabad. 2011; 23(4): 3-5. Hariana, H.A. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Niaga Swadaya. 2008. Mulyadi, M., Wuryanti, and Purbowatiningrum R.S. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Kadar Sampel Alang-alang (Imperata cylindrica) dalam Etanol melalui Metode Difusi Cakram. Universitas Diponegoro. Semarang. 2013. Suratman, Listyawati, S., and Sutarno. Sifat Fisik dan Kandungan NaCl Urin Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Jantan setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Alang-alang (Imperata cylindrica L.) secara Oral. Biofarmasi. 2003;1(1): 7-12. Harwoko, Pramono, S., and Nugroho, AE. Triterpenoid-rich fraction of Centella asiatica leaves and in vitro antihypertensive activity. International Food Research Journal. 2014;21(1): 149-154. Lohoues, E.E.C., Trébissou, J.N.D., Adjé, F., Konan, A.M.L., Yapo, A.F., Yapi, H.F.,
Page | 284
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
20.
21.
22.
23.
24. 25.
26.
27.
28.
29.
Djaman, A.J. Determination of trace elements and antioxidant compounds contained in the aqueous extract of leaves of Centella asiatica (Apiacee). International Journal of Current Research and Academy Review. 2014;2(6):67-73. Sulastry, F. Uji Toksisitas Akut yang diukur dengan Penentuan LD50 Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap Mencit Balb/c. Skripsi. Jurusan Program Studi Kedokteran. Universitas Diponegoro. 2009. Krishna, K.L. and Patel, J.A. Ethnopharmacology Additional article information: Antioxidant and hepatoprotective activity of Justicia gendarussa burm. International Journal of Biological Chemistry. 2008; 40(Suppl 2): S66–S91. Putra, DSA. “Perbandingan Infusa dan Dekokta Kombinasi Centella asiatica, Justicia gendarussa, Imperata cylindrica terhadap Tekanan Darah Tikus Model Hipertensi”. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang. 2015 in publishing. Goodman, C.C. and Fuller, K.S. Pathology: Implication for the Physical Therapist. USA: Elsevier.Inc. 2014. Gunawan, S.G. Farmakologi dan Terapi. (Edisi.5). Jakarta: FKUI. 2007. Gitawati, R. Interaksi Obat dan Beberapa Implikasinya. Media Litbang Kesehatan. Volume XVIII Nomor 4. 2008. Lailani, M., Edward, Z., Herman, R.B. Gambaran Tekanan Darah Tikus Wistar Jantan dan Betina Setelah Pemberian Diet Tinggi Garam. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(3): 146-150. Imenshahidi, M., Razavi, B.M., Faal, A., Gholampoor, A., Mousavi, S.M., and Hosseinzadeh, H. Effects of chronic crocin treatment on desoxycorticosterone acetate (doca)-salt hypertensive rats. Iranian Journal of Basic Medical Sciences. 2014; 17(1): 9–13. Athiroh, N and Permatasari, N. Mekanisme Deoxycorticosterone-acetate (DOCA)Garam terhadap peningkatan tekanan darah pada hewan coba. El Hayah. 2011. 1(4): 199213. Handa, S.S., Khanuja, S.P.S., Longo, G., and Rakesh, D.D. Extraction Technologies for
Sepriani ,Pengaruh Sediaan Dekokta dan Infusa Kombinasi Ekstrak Pegagan
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
Medicinal and Aromatic Plants. Italy: United Nations Industrial Development Organization and the International Centre for Science and High Technology. 2008. Muntiha, M. Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan Hewan dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H&E). Balai Penelitian Veteriner. Bogor. 2001. Sulistyowati, E., Purnomo,Y., Nuri, S., and Fajar, A.P. Pengaruh Diet Sambal Tomat Ranti pada Struktur dan Fungsi Hepar Tikus yang Diinduksi Tawas. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Volume 2013;27(3):156-162. Prince, S.A. and Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes (6th ed.). Pendit, B.U., Hartanto, H., Wulansari, P. and Mahanani, D.A. 2005 (Ahli Bahasa). Jakarta: EGC. 2006. Persada, N.I. Pengaruh ekstrak kulit apel rome beauty dalam mengurangi kerusakan histologis hati mencit yang diinduksi CCl 4. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. 2009. Junqueira, L.C., Carneiro, J., and Kelley. Histologi Dasar Teks & Atlas. Edisi 10. Jakarta: EGC. 2007. Hal. 335-354. Leong, XF., Ng, CY., Jaarim, K. Review Article: Animal Models in Cardiovascular Research: Hypertension and Atherosclerosis. BioMed Research International. 2015; volume (2015): 1-11. Suckow, M.A., Weisbroth, S.H., Franklin, C.L. The Laboratory Rat 2th Ed. USA: Academic Press. 2005. Passaglia R.C.A.T., David, F.L., Fortes,Z.B., Nigro, D., Scivoletto, R., Carvalho, M.H.C.D. Deoxycorticosterone acetate-salt hypertensive rats display gender-related differences in ETB receptor-mediated vascular responses. British Journal of Pharmacology. 2000;130 (5): 1092-1098. Reckelhoff, JF. Review Article: Gender Differences in the Regulation of Blood Pressure. Hypertension. 2001;37:11991208. Dursun, H., Albayrak, F., Uyanik, A., Keles, N.O., Beyzagul, P., Bayram, E., Halici, Z., Altunkaynak, Z.B., Suleyman, H., Okcu, N., Unal, B. Effects of Hypertension And Ovariectomy on Rat Hepatocytes. Are Amlodipine And Lacidipine Protective? (A
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
stereological and histological study). Turk J Gastroenterol. 2010; 21 (4): 387-395. Krinke, G. Bunton, T. Bullock, G. The Hand Book of Labolatory Animal: The Laboratory Rat. USA: Academic Press. 2000. Pichon, L., Huneau, J-F, Fromentin, G., and Tome´, D. A High-Protein, High-Fat, Carbohydrate-Free Diet Reduces Energy Intake, Hepatic Lipogenesis, and Adiposity in Rats. J. Nutr. 2006; 136: 1256–1260. Spangenberg, E. M. F., Augustsson, H., Dahlborn, K., Essén-Gustavsson, B., and Cvek, K. Housing-related Activity in Rats: Effects on Body Weight, Urinary Corticosterone Levels, Muscle Properties and Performance. Laboratory Animals. 2005; 39: 45–57. Tjay, T.H and Rahardja, K. Obat-obat penting: khasiat, penggunaan, dan efek-efek sampingnya. (Edisi ke 6). Elex Media Komputindo: Jakarta. 2007. Bravo, P.E., Morse, S, Borne D.M., Anguilar, E.A., and Reisin, E. Leptin and Hypertension in Obesity. Vascular Health and Risk Management. 2006; 2(2): 163–169. Lilyasari, O. Hipertensi Dengan Obesitas: Adakah Peran Endotelin-1. Jurnal Kardiologi Indonesia. 2007; 28 (6): 460-475. Ranti, G.C., Fatimawali, and Wehantouw, F. Uji Efektivitas Ekstrak Flavonoid dan Steroid Dari Gedi (Abelmoschus manihot) Sebagai Anti Obesitas dan Hipolipidemik pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi. 2013; 2 (2): 34-38. Sherwood, L. Human Physiology: from Cell to Systems (6th ed.). Brahm, U.P. 2011 (Alih Bahasa), Jakarta: EGC. 2007. Samardeep. Experimental Models of Hypertension Review: a Tailored Approach. International Journal of Pharmaceutical Research and Bio-Science. 2013; 2(6): 348362. Mannan, H., Wahiduddin, and Rismayanti. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto tahun 2012. Universitas Hasanuddin. Makassar. 2012. Guyton, A.C. and Hall, J.E. Textbook of Medical Physiology (11th ed.). Irawati et al. 2007 (Alih Bahasa), Jakarta: EGC. 2006.
285 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
51. Wang, Y and Wang DH. Role of Substance P
61. Winarto, W.P and Surbakti, M. Khasiat &
in Renal Injury During DOCA-Salt Hypertension. Endocrinology. 2012; 153 (12) :5972–5979. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional: Jakarta. 2000. Pandey, A and Tripathi, S. Concept of Standardization, Extraction and Pre Phytochemical Screening Strategies for Herbal Drug. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. 2014; 2 (5): 115-119. Herman, L.M. Efek Ekstrak Kombinasi Pegagan (Centella asiatica), Gandarusa (Justicia gendarussa) dan Alang-alang (Imperata cylindrica) terhadap Kadar Nitrik Oksida Jaringan Arteri Ekor Tikus Model Hipertensi. Skripsi. FK Kedokteran. Universitas Islam Malang. 2015 in publishing. Restiwi, D.D. Efek Kombinasi Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica), Daun Gandarusa (Justicia gendarusa), dan Akar alang-alang (Imperata cylindrica) Terhadap Kadar Endotelin-1 Serum Tikus Model Hipertensi yang Diinduksi DOCA (Deoxycorticosterone acetate) dan Garam (NaCl 1%). Skripsi. FK Kedokteran. Universitas Islam Malang. 2015 in publishing. Madoff, D.C., Makuuchi, M., Ito, T, and Vauthey, J-N. Venous Embolization of the Liver: Radiologic and Surgical Practice. Springer: London. 2011. Rani, V and Yadav, U.C.S. Free Radicals in Human Health and Disease. Springer: India. 2014. Bomzon A and Blendis LM. Cardiovascular Complication of Liver Disease. Florida: CRC Press. p302. 1990. Sullivan, J.B and Krieger. Clinical Environmental Health and Toxic Exposures. (2nd edition). USA: Lippincott Williams & Wilkins. p 234. 2001. Kavitha, K., Sridevi sangeetha K.S., Sujatha, K., and Umamaheswari, S. Phytochemical and Pharmacological Profile of Justicia gendarussa Burm f. – review. Journal of Pharmacy Research. 2014;8: 990-997.
Manfaat Pegagan: Tanaman Penambah Daya Ingat. AgroMedia. 2003. Syifaiyah, B. Pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centela asiatica) terhadap kadar SGPT dan SGOT hati mencit (Mus musculus) yang diinduksi dengan parasetamol. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Malang. 2008. Dalimartha, S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. (Jilid 4). Jakarta: Puspa Swara. 2006. Fatmiah, ISD, Purwadi, and Thohari, I. The Quality of Encapsulation Pegagan Extract (Centella asiatica) with Different Level of Gelatin for As An Ingredient. Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University. 2013. Arianti R. Aktivitas Hepatoprotektor dan Toksisitas Akut Ekstrak Akar Alang-alang (Imperata cylindrica). Skripsi. FMIPA Institut Pertanian Bogor. 2012.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
Page | 286
62.
63.
64.
65.