PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK DEKOKTA dan INFUSA Centella asiatia, Justicia gendarussa dan Imperata cylindrica TERHADAP KADAR ALBUMIN URIN TIKUS MODEL HIPERTENSI DENGAN METODE Sulfosalicylic Acid 3% Purusha Surandaru ABKB1, Doti Wahyuningsih2, Nour Athiroh AS3 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang 2Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang 3Staff Pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang
[email protected]
Abstract. One of chronic hypertensive complications is kidney failure. The complication could be detected by the presents of albuminuria. Hypertention cause shear stress leading to the endothelial damage. This condition changed structure of glomerular endothelial. This condition changed the physiological function of kidneys and increase excretion of albumin in urine. Combination of Centella asiatica extract, Justicia gendarussa and Imperata cylindrica (CJI) have active compound, which have antihypertensive, antioxidative, vasodilator and diuretic properties. The aim of this research is to study the effect of the herbs combination (5:5:3 ratio) to decrease albuminuria of DOCA-NaCl induced-hypertensive rats. Control group post test only design and in vivo study. There were four groups of wistar rats, each 5(one group is normotensive rat and the other with hypertensive). Animals were induced with DOCA by subcutan injection (twice a week) and allowed to 50 ml from 1% NaCl solution for 9 weeks to create hypertensive rats. Two groups of hypertensive rats were administred with decoction and infution of CJI combination by gastric sonde respectively for 5 weeks. The detection of albuminuria’s by Sulfosalicyl Acid (SSA) 3% methode. Data were analyzed with descriptive qualitative method with 3 times repetitive observation. Decoction of the CJI combination decreased level of albumin urine of hypertensive rats 46% compared to positif control. Infusion of the CJI combination reduced the albumin urine level by 38% compared to positif control. The CJI combination extract (decoction) attenuated albuminuria better than infution method. Keywords. Hypertension, Albumin urine, Centella asiatica, Justicia gendarussa, Imperata cylindrica, decoction, infution, rat
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari ketentuan awal yg telah ditetapkan, yaitu dari batas normal tekanan darah di bawah 140 mmHg untuk sistolik dan kurang dari 90 mmHg untuk diastolik.1 Berdasarkan hasil RISKESDAS (2013), kejadian hipertensi di Indonesia terjadi sebesar 25,8% dengan jumlah laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.2 Beberapa faktor penyebab hipertensi adalah stres, genetik, gangguan pada jantung dan ginjal, jenis kelamin; sedangkan gaya hidup sebagai faktor pencetusnya.3 Pada hipertensi terjadi peningkatan ROS (Reactive Oxygene Spescies) yang jika terjadi terus menerus akan mengakibatkan kerusakan organ seperti jantung, hepar, dan ginjal karena
ROS menimbulkan jejas pada endotel dan mengakibatkan hipoperfusi jaringan.4 Pada ginjal, jaringan hialin akan menggantikan endotel yang terkena jejas. Selain itu akan terbentuk jaringan sklerosis akibat dari akumulasi lemak dan glikoalbumin yang berasal dari plasma. Akibatnya terjadi penurunan aliran darah maupun kemampuan filtrasi glomerulus karena penurunan fungsi dari pembuluh darah, yang berakibat atas terjadinya albumin urin.5 Albumin urin adalah salah satu tanda dari komplikasi hipertensi. Untuk menghambat proses komplikasi hipertensi maka jaringan memerlukan anti oksidan sebagai penangkal radikal bebas melalui proses perbaikan fungsi sel endotel.6 Dewasa ini
Purusha Surandaru ABKB, PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK DEKOKTA dan INFUSA Centella asiatia
telah ditemukan obat anti hipertensi buatan maupun anti hipertensi yang berasal dari herbal atau tanaman disekitar kita seperti Pegagan (Centella asiatica), Gandarusa (Justicia gendarusa) dan Alang-alang (Imperata cylindrica). Pada penelitian sebelumnya, Pegagan diketahui mengandung flavonoid yang bersifat vasodilator yang membantu untuk mengurangi hipertensi.7 Kandungan flavonoid, lignin, komponen fenol, alkaloid, dan triterpenoid pada Gandarusa juga memiliki efek antihipertensi.8 Sedangkan kandungan pada Alang-alang adalah flavonid, fenolik, alkaloid, manitol dan tanin yang mempunyai potensi sebagai anti oksidan, dilatasi vaskular dan menurunkan tekanan darah tikus.9,10 Dengan kombinasi ketiga herbal ini maka diharapkan mampu meminimalisir penggunaan obat anti hipertensi buatan yang sudah ada, yang diikuti dengan penurunan terpaparnya manusia oleh efek samping obat tersebut Dari penjabaran khasiat masing-masing herba tersebut maka diharapkan pemberian kombinasi ekstrak ketiganya mampu menurunkan albumin urin pada kelompok tikus putih strain wistar jantan hipertensi yang diinduksi DOCA dan NaCl 1%. Ekstrak herba didapatkan dari metode dekokta dan infusa, yang selanjutnya akan diberikan kepada hewan coba. Harapan dari pemilihan metode tersebut adalah di masa yang akan datang bisa lebih mudah diaplikasikan pada masyarakat. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh pemberian ekstrak pegagan, gandarusa dan alang-alang terhadap albuminurin tikus wistar model hipertensi karena diinduksi DOCA dan NaCl 1 %. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorik dengan desain control group post test only. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih jantan wistar strain Rattus norvegicus umur 2-3 bulan dengan berat badan 200-250 gram.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Ruang HPEQ, Laboratorium Biokimia FK Universitas Islam malang, Laboratorium Farmasi FK Universitas Gajah Mada, Laboratorium Fisiologi Universitas Brawijaya dan Laboratorium Sains dan Ilmu Hayati Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 selama 9 minggu. Herba pegagan, gandarusa dan alangalang dalam bentuk simplisia didapat dari Balai Materia Medica, Batu, Jawa Timur. Pemeliharaan Hewan Coba Aklimatisasi hewan coba dilakukan 1 minggu dengan pemberian makan dan minum sesuai standar laboratorium. Hewan coba dipelihara dalam kandang khusus berukuran 40 x 30 x 20 dengan penutup atas berupa kawat dan ampas padi pada alasnya. Masing-masing kandang diisi 2 ekor tikus. Kandang diberikan sekat pada bagian tengahnya untuk memberi batas pada kedua hewan coba. Tekanan darah hewan coba diukur setelah aklimatisasi diteruskan pada minggu ke 3, 5, 7 dan 9 sebelum pembedahan. Berat badan diukur saat sebelum dan setelah aklimatisasi. Pembersihan kandang dilakukan 2 hari sekali. Induksi Hipertensi Penelitian ini menggunakan tikus model hipertensi dengan induksi DOCA dan NaCl 1%. Tikus diinduksi DOCA 20 mg/KgBB yang dilarutkan ke dalam minyak jagung.10 Dosis kemudian diturunkan menjadi 15mg/KgBB karena dosis awal mengakibatkan beberapa tikus mati. Induksi DOCA diberikan seminggu 2 kali selama 4 minggu dengan injeksi subkutan. Pemberian NaCl 1% setiap hari dilakukan secara ad libitum dengan dosis 0.5 gr/50 cc per tikus yang dilarutkan dalam aquades. Induksi DOCANaCl diberikan pada kelompok kontrol positif (KP); serta perlakuan 1 dan 2 (P1 dan P2). Pengukuran tekanan darah menggunakan metode non-invasive blood pressure monitoring dengan tail cuff. Perangkat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah tikus adalah Panlab non-invasive blood pressure system for rodent and dog. Tekanan diukur berdasarkan data sistole. Tikus dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistole lebih dari 120 mm/Hg.11 69 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
Ekstraksi Pegagan, Gandarusa dan Alang-alang (PGA) Herba yang digunakan adalah pegagan (C. asiatica), gandarusa (J. gendarussa) dan alangalang (I. cylindrica) (CJI) yang memenuhi persyaratan dari Balai Materia Medika Batu dalam bentuk serbuk simplisia. Simplisia ditimbang sesuai dosis kombinasi, dengan faktor konversi dari manusia ke tikus adalah (200gr/BB) = 0.018.12 Pengambilan ekstrak menggunakan 2 metode yang hampir mirip yaitu merebus simplisia sesuai dosis dengan pelarut air pada suhu 90°C. Kedua metode ini dibedakan dari lama perebusan yaitu 30 menit untuk P1 (dekokta) dan 15 menit untuk P2 (infusa). Hasil ekstraksi difilter menggunakan kertas saring kemudian dimasukkan ke toples dan ditutup. Toples tersebut disimpan dalam kulkas di bagian frezzer. Ekstrak CJI diberikan secara sonde lambung selama 5 minggu pada tikus hewan coba. Dosis kombinasi PGA yang diberikan yaitu 90 mg: 90mg: 54 mg (5:5:3) secara dekokta (P1) dan infusa (P2).13 Pengambilan Sampel Urin Pengambilan urin tikus menggunakan kandang metabolik. Proses pengambilan sampel dilakukan ketika sore hari, kemudian keesokan harinya di jam yang sama, urin yang telah tertampung di gelas diambil untuk diuji. Pengukuran Albumin urin Pemeriksaan albumin urin menggunakan metode SulfosalycylAcid 3%. Pembacaan kadar albumin urin bisa diinterpretasikan seperti Berbekas: kekeruhan terdeteksi hanya ketika tabung reaksi diletakkan pada seberkas cahaya (1-10mg/dl); +1: kekeruhan terdeteksi dibawah cahaya normal laboratorium, ketika tabung reaksi diletakkan didepan tulisan yang tercetak di kertas putih, tulisan dapat dibaca dengan jelas (15-30mg/dl); +2: kekeruhan terlihat padat pada tabung reaksi, dimana tulisan pada kertas putih dapat terlihat tetapi sulit dibaca (40100mg/dl); +3: kekeruhan terlihat padat pada tabung reaksi, sehingga tulisan pada kertas putih tidak dapat dibaca sama sekali (150-400mg/dl) dan +4: terdapat endapan pada tabung reaksi (>400 mg/dl).
Page | 70
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Ethical Clearance Penelitian ini telah mendapatkan surat laik etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan nomor 237 / EC / KEPK / 03 / 2014 dan disetujui pada tahun 2014. Pengumpulan dan Analisa Data Data yang telah didapatkan kemudian dianalisa menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 3 pengamatan. HASIL PENELITIAN Karakteristik sampel tercantum pada tabel berikut :
I
Kelompok Hewan coba
KN Tikus wistar
KP Tikus wistar
P1 Tikus wistar
P2 Tikus wistar
Jenis kelamin Lama adaptasi
Jantan 1 minggu
Jantan 1 minggu
Jantan 1 minggu
Jantan 1 minggu
Berat badan awal Berat badan akhir Selisih berat badan Dosis DOCA
232,5 gr
227,5 gr
233 gr
240 gr
285 gr
267 gr
256 gr
260 gr
52,5±14,83a gr -
23±12,03c gr
20±15,36d gr
Induksi DOCA Dosis NaCl Induksi NaCl Ekstrak pegagan,gandarusa, alangalang Tekanan darah awal (mmHg) Tekanan darah setelah induksi DOCA-NaCl (5 minggu) (mmHg) Tekanan darah setelah akhir setelah pemberian herbal/ obat (9 minggu) (mmHg)
-
39,5±13,46b gr 20mg/KgBB (3 kali) 15mg/KgBB (15 kali)* Inj.SC 20 mg Minum -
20mg/KgBB (3 kali) 15mg/KgBB (15 kali)* Inj.SC 20 mg Minum Dekokta Perbandingan 5:5:3
20mg/KgBB (3 kali) 15mg/KgBB (15 kali)* Inj.SC 20 mg Minum Infusa Perbandingan 5:5:3
-
118,25±9,71
127±1,82
117±10,89
-
151,5±8,67
146,25±22,42
146,75±22,65
-
-
120,75±2,99e
125,75±3,20e
*dosis DOCA di diturunkan menjadi 15mg/KgBB, karena dosis 20mg/KgBB menyebabkan kematian pada hewan coba Keterangan : KN : tanpa perlakuan KP : DOCA + NaCl 1% P1 : DOCA + NaCl 1% + CJI dekokta P2 : DOCA + NaCl 1% + CJI infusa
Purusha Surandaru ABKB, PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK DEKOKTA dan INFUSA Centella asiatia
a : berbeda signifikan dibandingkan P1 dan P2 b : berbeda signifikan dibandingkan P2 c : berbeda signifikan dibandingkan KN d : berbeda signifikan dibandingkan KN dan KP e : berbeda signifikan dibandingkan KP Berdasarkan tabel karakteristik sampel 1, penelitian menggunakan hewan coba tikus wistar jantan dengan berat badan rata-rata 200250 gram. Berat badan mengalami kenaikan pada seluruh kelompok setelah empat 4 minggu induksi. Pada minggu ke-9, KN dan KP mengalami kenaikan berat badan sedangkan P1 dan P2 mengalami hal yang sebaliknya. Tiap kelompok terdiri dari lima (5) ekor tikus dengan lama adaptasi satu (1) minggu. Induksi DOCANaCl dilakukan pada kelompok KP, P1 dan P2 setelah aklimatisasi dengan cara injeksi subcutan dua (2) kali seminggu untuk DOCA dengan dosis awal 20 mg/KggBB sebanyak tiga (3) kali injeksi kemudian di turunkan untuk seterusnya menjadi 15mg/KgBB, serta NaCl yang dicampur ke minuman hewan coba selama perlakuan. Pemberian ekstrak kombinasi pegagan, gandarusa dan alang-alang (PGA) dilakukan setelah empat (4) minggu induksi hipertensi. Pemberian ekstrak PGA dibagi atas P1 dengan dekokta dan P2 dengan infusa yang diberikan secara sonde lambung. Dosis kombinasi herbal ialah 90 mg pegagan, 90 mg gandarusa dan 54 mg alang-alang (5:5:3). Peningkatan tekanan darah terjadi pada KP, P1 dan P2 dengan induksi DOCA-NaCl selama empat (4) minggu. Penurunan tekanan darah terjadi pada kelompok P1 yang diberi kombinasi herbal secara dekokta dan kelompok P2 yang diberi kombinasi herbal secara infusa selama lima (5) minggu.
Efek induksi DOCA-NaCl 1% dan Kombinasi Ekstrak Pegagan, Gandarusa, dan Alang-alang terhadap Kadar Albumin Urin Tikus Model Hipertensi Efek induksi DOCA-NaCl 1% terhadap Albumin urin pada penelitian ini ditunjukkan
dalam gambar 1 berikut:
Gambar 1 Skoring Albumin Urin Tikus yang Diinduksi DOCA-NaCl 1% Keterangan KN : Tanpa perlakuan khusus KP : DOCA 20 mg/KgBB/15 mg/KgBB dan NaCl 1% +1 : Kekeruhan terdeteksi dibawah cahaya normal laboratorium, ketika tabung reaksi diletakkan didepan tulisan yang tercetak di kertas putih, tulisan dapat dibaca dengan jelas (1530mg/dl) +2 : Kekeruhan terlihat padat pada tabung reaksi, dimana tulisan pada kertas putih dapat terlihat tetapi sulit dibaca (40-100mg/dl) +3 : Kekeruhan terlihat padat pada tabung reaksi, sehingga tulisan pada kertas putih tidak dapat dibaca sama sekali (150400mg/dl) 71 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
+4
: Terdapat endapan pada tabung reaksi (>400 mg/dl)
Gambar 2 Histogram Albumin Urin Tikus yang Diinduksi DOCA-NaCl 1% Pada KN, Pengamat 1 mendeskripsikan adanya kekeruhan yang terlihat dibawah cahaya normal laboratorium pada tabung reaksi ketika tabung diletakkan didepan tulisan yang tercetak di kertas putih dan tulisan dapat dibaca dengan jelas, yang merupakan deskripsi dari +1 (1-10 mg/dl), deskripsi ini terlihat pada kelompok 1, 4, dan 5. Sedangkan Pengamat 2 mendeskripsikan + 1 pada kelompok 1, 2, dan 5. Pengamat 3 mendeskripsikan +1 pada kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5. Pada KP, Pengamat 1 mendeskripsikan adanya +1 pada kelompok 5, kemudian +2 pada kelompok 2 dan 4 dengan deskripsi kekeruhan yang terlihat padat pada tabung reaksi dan tulisan pada kertas putih tetap terlihat tetapi sulit dibaca (40-100mg/dl), lalu +3 pada kelompok 1 dan 3 yaitu kekeruhan terlihat padat pada tabung reaksi, sehingga tulisan pada kertas putih tidak dapat dibaca sama sekali (150400mg/dl). Pada pengamat 2, +2 ditemukan pada kelompok 3 dan 5, lalu +3 pada kelompok 1, 2 dan 4. Pengamat 3 melaporkan terdapat +2 pada kelompok 2, 3 dan 5 dan +3 pada kelompok 1 dan 4.
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Gambar 3 Skoring Albumin Urin Tikus yang diinduksi DOCA-NaCl 1% dan ekstrak PGA Keterangan P1 : DOCA-NaCl dan ekstrak kombinasi CJI dosis perbandingan 5:5:3 (Dekokta) P2 : DOCA-NaCl dan ekstrak kombinasi CJI dosis perbandingan 5:5:3 (Infusa) +1 : Kekeruhan terdeteksi dibawah cahaya normal laboratorium, ketika tabung reaksi diletakkan didepan tulisan yang tercetak di kertas putih, tulisan dapat dibaca dengan jelas (1530mg/dl) +2 : Kekeruhan terlihat padat pada tabung reaksi, dimana tulisan pada kertas putih dapat terlihat tetapi sulit dibaca (40-100mg/dl) +3 : Kekeruhan terlihat padat pada tabung reaksi, sehingga tulisan pada kertas putih tidak dapat dibaca sama sekali (150400mg/dl) +4 : Terdapat endapan pada tabung reaksi (>400 mg/dl)
Efek induksi DOCA-NaCl 1% terhadap Albumin urin yang telah diberikan ekstrak PGA pada penelitian ini ditunjukkan dalam gambar 2 berikut:
Gambar 4 Histogram Albumin Urin Tikus yang Diinduksi DOCA-NaCl 1% dan ekstrak PGA Pada P1, Pengamat 1 melaporkan bahwa terdapat +1 pada kelompok 1, 2, 3 dan 4, sedangkan + 2 hanya pada kelompok 5. Pengamat 2 melaporkan terdapat +1 hanya pada kelompok 3, dan +2 pada kelmpok 1, 2, 4 dan 5. Pada laporan Pengamat 3 didapatkan +1 pada kelompok 1 dan 5 sedangkan +2 pada kelompok 2 dan 3. Page | 72
Purusha Surandaru ABKB, PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK DEKOKTA dan INFUSA Centella asiatia
Pada P2, Pengamat 1 melaporkan adanya +1 pada kelompok 1 dan 5, sedangkan kelompok 2, 3 dan 4 yaitu +2. Pengamat 2 melaporkan terdapat +1 pada kelompok 2 dan 5 serta +2 pada kelompok sisanya (1, 3 dan 4), dan yang terakhir Pengamat 3 memberikan laporan bahwa terdapat +1 pada kelompok 2 dan 5 serta +2 pada kelompok 1, 3 dan 4 PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Hewan coba dalam pada penelitian ini adalah tikus jantan strain wistar (Rattus norvegicus). Alasan pemilihannya adalah hewan coba tersebut memiliki sistem kardiovaskular dan struktur DNA yang hampir mirip dengan manusia. Tikus jantan dipilih karena tidak terpengaruh oleh siklus hormonal dan kehamilan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Pada tikus jantan kadar testosteron relatif stabil, sehingga dianggap lebih baik sebagai hewan coba model hipertensi.14 Peningkatan berat badan pada KN dan KP diduga karena keterbatasan ruang gerak tikus yang mengakibatkan kalori masuk dan keluar tidak seimbang. Faktor lain dalam peningkatan berat badan hewan coba yaitu kandungan pakan seperti karbohidrat, protein dan lemak. Pada KP induksi DOCA meretensi natrium dan air di tubulus ginjal sehingga terjadi peningkatan cairan yang ikut mempengaruhi kenaikan berat badan tikus Peningkatan tekanan darah karena induksi DOCA dan NaCl disebabkan oleh karena DOCA merupakan senyawa prekursor aldosteron sehingga mengakibatkan keadaan hiperaldosteron pada hewan coba. Keadaan tersebut meningkatkan reabsorbsi natrium dan air sekaligus meningkatkan sekresi kalium, sehingga cairan intravascular meningkat.15 Pemberian NaCl meningkatkan eksitasi saraf simpatis sehingga mengakibatkan vasokonstriksi. Natrium menarik cairan dari intrasel ke ekstrasel intravaskuler sehingga memperparah kondisi hipertensi.16 Keadaan ini menyebabkan peningkatan curah jantung dan tahanan perifer sehingga menyebabkan peningkatan kekuatan kontraksi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh serta menyebabkan peningkatan pada tekanan darah.17 Klorida mampu meningkatkan tekanan
darah dengan meningkatkan vasokonstriksi pembuluh darah ginjal serta menurunkan laju filtrasi glomerulus (GFR). Keadaan tersebut menyebabkan teraktivasinya Renin Angiotensin Aldosterone System (RAAS) dan menyebabkan eksitasi saraf simpatis dan mengakibatkan peningkatan vasokonstriksi pembuluh darah.17 DOCA diberikan pada hewan coba secara injeksi subcutan agar penyerapan DOCA berjalan secara bertahap untuk menghindari peningkatan tekanan darah yang mendadak dan hebat. NaCl diberikan secara ad libitum. Efek Induksi Hipertensi DOCA dan NaCl 1% terhadap Albumin urin hewan coba Dalam penelitian ini induksi DOCA 20 mg/kgBB selama dua minggu kemudian dilanjutkan 15 mg/kgBB selama 6 minggu dan NaCl 1% secara ad libitum mampu meningkatkan kadar albumin urin tikus secara bermakna pada kelompok kontrol positif (KP) (p<0,05) dibanding kelompok kontrol negatif (KN). Induksi DOCA dan NaCl 1% mengakibatkan aliran intravaskuler menjadi turbulen karena terjadi peningkatan volume didalamnya. Turbulensi tersebut merusak barier alamiah sel endotel yang berujung pada kerusakan endotel pembuluh darah ginjal. Lesi tersebut akan merangsang Vascular Response Injury berupa peningkatan sitokin-sitokin pro inflamasi, faktor-faktor koagulasi, dan reaktivasi platelet. Keadaan ini diperburuk dengan adanya radikal bebas sehingga terbentuklah lesi atherosklerosis dini yang menggantikan jaringan normal glomerulus.18,19,20 Keadaan ini sesuai dengan penelitian Nafisah (2015) dengan hasil peningkatan glomerulus yang mengalami sklerosis secara bermakna (p<0,05).21 Perubahan struktur pada glomerulus mengakibatkan fungsi fisiologis glomerulus sebagai organ filtrasi pada tubuh manusia terganggu. Pada keadaan patologis ini, albumin yang seharusnya tersaring karena persamaan muatan dengan glomerular basement membrane menjadi lolos (tidak terfiltrasi) dan berakibat kandungan albumin dalam urin meningkat.22 Selain itu secara fisik, ukuran albumin (6nm) yang lebih kecil daripada Fenestrated kapiler glomerulus (8nm) mendukung lolosmya albmin ke urin.17 Stres oksidatif dan disfungsi endotel yang terjadi diakibatkan oleh hipertensi pada 73 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
pembuluh darah ginjal yang menyebabkan ketidakseimbangan antara faktor vasokonstriktor (Endothelin 1, prostaglandin H2, dan tromboxan A2) dan faktor vasodilator (nitric oxide, prostasiklin dan endothelium derived hyperpolarizing factor). Akibatnya terjadi kegagalan proses vasodilatasi yang disebabkan terikatnya faktor vasodilator (nitric oxide) pada radikal bebas lain (superoxide) sehingga vasokonstriksi terjadi pada vaskular renal.23 Keadaan tersebut sesuai dengan penelitian Helman (2015) dengan penurunan kadar Nitrik Oxide jaringan ekor tikus yang bermakna (p<0,05).24,25 Vasokonstriksi yang terjadi menyebabkan hipoperfusi ginjal dan menstimulasi Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS). Angiotensinogen mengubah Renin menjadi Angiotensin I, kemudian berubah menjadi Angiotensin II dengan bantuan Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Peran Angiotensin II pada ginjal adalah dengan meningkatkan retensi Na+ dan H2O, serta menstimulasi peningkatan Anti Diuretik Hormon (ADH) sehingga jumlah urin yang diproduksi berkurang, hal ini berakibat meningkatnya volume cairan intravascular.26 Munculnya albumin urin pada Kontrol Negatif diduga karena jumlah kalori masuk tidak sama dengan jumlah kalori keluar, hal ini diakibatkan oleh keterbatasan ruang gerak tikus. Situasi ini didukung dengan kenaikan berat badan tikus kelompok Kontrol Negatif selama penelitian. Jika karbohidrat yang terdapat pada pakan hewan coba jumlahnya berlebih maka akan dirubah menjadi trigliserida dan di deposit ke hepar dan jaringan adiposa. Timbunan lemak dalam hepar meningkatkan jumlah asetil-KoA yang merupakan bahan dasar pembentuk kolesterol. Jumlah kolesterol yang tinggi dalam plasma darah adalah salah satu faktor pembentuk jaringan sklerosis pada endotel, sehingga keadaan ini memicu glomerulosklerosis yang berujung pada penurunan filtrasi ginjal.17 Perubahan dosis DOCA dari 20mg/KgBB menjadi 15mg/KgBB karena diduga kematian beberapa hewan coba terjadi akibat dosis DOCA yang terlalu tinggi, sehingga kami memutuskan untuk menurunkan dosis DOCA.
Page | 74
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Efek Ekstrak Pegagan, Gandarusa, dan Alangalang terhadap Albumin Urin Tikus Model Hipertensi Pegagan memiliki senyawa kimia seperti triterpenoid, flavonoid, tannin, asiatikosida, madekosida, brahmosida, polifenol, steroid dan alkaloid.27 Sedangkan pada gandarusa terdapat alkaloid, flavonoid, lignan, triterpenoid dan komponen fenol.28 Alang-alang atau dengan nama latin Imperata cylindrica memiliki senyawa kimia yaitu tannin, terpenoid, manitol, saponin, Alkaloid dan flavonoid.29 Senyawa manitol yang terdapat pada alang-alang memiliki efek diuretik sehingga mampu menurunkan cairan intravaskular dan menurunkan beban kerja jantung.7,30 Sedangkan quersetin bertindak sebagai vasodilator dengan mekanisme meningkatkan aktivitas NOS endotel pembuluh darah.31 Pada kombinasi PGA tersebut, flavonoid merupakan senyawa golongan fenol yang paling dominan.32,33,34 Flavonoid berkhasiat sebagai antiinflamasi yang menghambat pelepasan mediator inflamasi serta sitokin-sitokin pro inflamasi.35 Ekstrak kombinasi herba PGA yang diperoleh melalui metode dekokta memiliki hasil lebih baik dibanding dengan metode infusa. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yaitu salah satunya adalah durasi perebusan metode dekokta dan metode infusa yang berbeda (30 dan 15 menit) sehingga diperkirakan jumlah senyawa kimia yang didapat berbanding lurus dengan lamanya perebusan berlangsung. Selain itu karena struktur akar alang-alang yang keras maka ekstraksi yang lebih optimal adalah dilakukan dalam waktu yang lama (30 menit). Pada penelitian Nafisah (2015) telah dibuktikan bahwa pemberian ekstrak kombinasi PGA dengan metode dekokta lebih baik dalam menurunkan jumlah glomerulus ginjal tikus yang mengalami sklerosis dibandingkan dengan metode infusa.21 Pada injeksi DOCA ke-3 yaitu pada minggu ke 2 induksi hipertensi, satu ekor tikus di kelompok P1 mengalami kematian. Setelah dilakukan autopsi ditemukan adanya perdarahan serta penurunan massa ginjal akibat efek steroid dari DOCA. Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kematian tikus adalah kondisi stres yang diakibatkan oleh tempat tinggal tikus (kandang kecil), minuman yang mengandung
Purusha Surandaru ABKB, PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK DEKOKTA dan INFUSA Centella asiatia
NaCl, kombinasi herbal yang belum teruji toksisitasnya, daya tahan tubuh tikus dan keadaan lingkungan sekitar kandang tikus. Keunggulan metode SSA (SulfoSalicyl Acid)3% adalah metode ini gampang sekali di aplikasikan pada daerah terpencil yang identik dengan sarana & prasarana yang kurang memadai. Albumin urin merupakan pertanda dini dari komplikasi hipertensi yang menyerang ginjal, maka dari itu deteksi albumin urin secara awal sangatlah penting. Kekurangan dari metode SulfoSalicyl Acid 3% adalah metode ini kurang akurat untuk menentukan kadar albumin urin secara kuantitatif, sehingga hanya cocok untuk deteksi dini adanya komplikasi hipertensi pada ginjal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa: 1. Pemberian kombinasi ekstrak PGA mampu menurunkan kadar Albumin Urin tikus model hipertensi. 2. Pemberian kombinasi ekstrak PGA dengan metode dekokta lebih baik dibanding dengan metode infusa. SARAN Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti menyarankan: 1. Pemeriksaan kadar Albumin Urin secara kuantitatif. 2. Kendala dari penelitian ini adalah belum adanya penelitian yang serupa di FK UNISMA, sehingga harapan kami adalah penelitian ini bisa menambah wawasan untuk penelitian lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA 1. Aram VC, George LB, Henry RB, William CC, Lee AG, Joseph LI. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Hypertension. 2003; 42: 1206-1252 2. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar Riskesdas.2013 3. Oparil, S., Zaman, MA., Calhoun, DA. Pathogenesis of hypertension. Annals of Internal Medicine. 2003.
4. Kumar,V., Cotran, R.S., Robbins, S.L.,2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta:EGC 5. O’Callaghan, Chris, 2009. The Renal System At a Glance 3rd Edition. New Jersey: Willy-Black Well 6. Paravicini, T.M , Thouyz R.M. NADPH Oxidases, Reactive Oxygen Species, and Hypertension. Clinical Implications and Therapeuthic Possibilities. Diabetes Care . 2008;31 7. Mak-Mensah,E.E, Komlaga, G dan Terlabi, EO. Antiypertensive action of ethanolic extract of Imperata cylindrica leaves in animal models. Journal of Medicinal Plants Research. Vol. 4(14), pp. 1486-1491, 18 July, 2010 8. Uddin et al. 2011. Chemical and Biological Investigations of Justicia gendarussa (Burm. f). Department of Pharmaceutical Chemistry, Faculty of Pharmacy, University of Dhaka, Dhaka1000, Bangladesh 9. Krishnaiah D., Devi T., Bono A. and Sarbatly R. 2009. Full Length Research Paper: Studies on phytochemical constituents of six Malaysian medicinal plants. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 3(2), pp. 067-072, February, 2009 10.Padma R, Parvathy N.G, Renjith V, Kalpana P. Rahate. 2013. Quantitative estimation of tannins, phenols and antioxidant activity of methanolic extract of Imperata cylindrica. Int. J. Res. Pharm. Sci. 4(1) : 73-77. Fulltext. Diakses tanggal 25 Februari 2015 11.Farris, E.J., Griffith, J.Q., The rat in laboratory investigation 2nded. New York: J. B. Lippincott Company. 1971 12.Laurence. 2008: Konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. Diakses dari repository.maranatha.edu pada 2015 13.Anoymous, Vandemikum Tanaman Obat untuk Saintifikasi Jamu. Jakarta: KemKes RI. 2010 14. Rackelhoff,J F. Gender difference in the regulation of blood pressure. Hypertension. 2001;37: 1199-1208 15. Athiroh N. dan Permatasari N. Mekanisme Deoxycorticosterone 75 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
Acetate (DOCA)-Garam Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Pada Hewan Coba. Jurnal Kedokteran Brawijaya 2011 16. Zimmerman RS and Frohlich ED. Stres and Hypertension. Journal of Hypertension. Vol 8 (suppl 4) : S103S107.1990 17. Guyton, A.C., Hall, J.E.,Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11. Jakarta: EGC.2007. 18. Baraas, F. Respon Imunologi. Dalam: Kardiologi Molekuler. Jakarta: Bagian Kardiologi FKUI/RS Jantung Harapan Kita; 2006 19. Marin, R., Gorostidi, M., Fernandez, F., Vega, Alvarez, R., Navascues. 2005. Systemic and Glomerular Hypertension and Progression of Chronic renal Dissease: The Dilemma of nephrosclerosis. International Society of Nephrology 20. Bidani, A. K., Polichnowski, A. J., Loutzenhiser, R., Griffin, K. A. 2013. Renal Microvascular Dysfunction, Hypertension, and CKD Progression. Curr Opin Nephrol Hypertension 21. Nafisah; Jauharotun: Efek Ekstrak Pegagan, Gandarusa, Alang-alang terhadap jumlah Glomerulosklerosis model Tikus Hipertensi DOCA-NaCl 1% in publishing 22. Guyton, A.C., Hall, J.E.,Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11. Jakarta: EGC.2003 23. Aaronson Philip I, Ward Jeremy P.T. : At a Glance Sistem Kardiovaskular.Jakarta : Penerbit Erlangga; edisi 3.2008 24. Restiwi, Dina Dinda: Efek Ekstrak Kombinasi Pegagan, gandarusa dan Alang-alang Terhadap Kadar ET-1 serum tikus hipertensi. 2015, in publishing 25.Helman, Lano Maharia. 2015. Perbandingan Ekstrak Dekokta dan Infusa Kombinasi Centella asiatia, Justicia gendarussa dan Imperata cylindrica Terhadap Kadar Nitrik Oksida Jaringan Arteri Ekor Tikus Model Hipertensi (DOCA-NaCl). Fakultas kedokteran Universitas Islam Malang. Skripsi 26.Price, Sylvia Anderson, Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Page | 76
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Proses-Proses Penyakit/ Sylvia Anderson Price, Lorraine M. Wilson. Edisi 6. EGC : Jakarta 27.Roopesh, C., Salomi, K. R., Nagarjuna, S. and Reddy, Y.P. Diuretic Activity of Methanolic and Ethanolic extracts of Centella asiatica Leaves in Rats. International Research Journal of Pharmacy. 2011 28. Geone M. Corrêa, Antônio F. de C. Alcântara. Chemical constituents and biological activities of species of Justicia – a review Brazilian Journal of Pharmacognosy. 2012 29. Ruslin et al. 2013. Antihypertensive Activity of Alang-alang (Imperata cylindrica L.) Beauv Root Methanolic Extract on Male Wistar Rat. Universitas Haluoleo Kendari. International Journal of Research in Pharmaceutical Sciences 30. Ruslin, Asmawi MZ, Usman R, Sahidin, Diah D, Andreanus AS, et al. Antihypertensive activity of alang-alang (Imperata cylindrical) beauv root methanolic exctract on male wistar rat. Int. J. Res. Pharm. Sci 4(4): 537-542.2013 31. Sanchez M, Galisteo M: Quersetin regulates oxidazed LDL induced inflamatory change in human PBMCs by modulating the TLR-NF_B signaling pathway Immunobiology. 2006 32. Zainol, M. K., Abd-Hamid, A., Yusof, S., Muse, R., Antioxidative Activity and Total Phenolic Compounds of Leaf, Root, and Petiole of Four Acessions of Centella Asiatica (L). Urban. Food Chemistry. 2003. 575-581 33. Bhagya, N., Chandrashekar, K. In vitro Production of Bioactive Compounds from Stem and Leaf Explants of Justicia gendarussa Burm. 2013. 100-105 34. Liu, R., Chen, S., Ren, G., Shao, F., Huang, H. Phenolic Compounds from Roots of Imperrata cylindrical. Majo. Chinese Herbal Medicines. 2013. 240-243 Athiroh, Nour AS, etc. Effectof Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)Salt Endothelial Progenitor Cell (EPC) and Circulating Endothelial Cell (CEC) Number in Rats. International Seminar and Symposium use Herbs for
Purusha Surandaru ABKB, PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK DEKOKTA dan INFUSA Centella asiatia
Preventation of Vascular and Neurodegenerative Disease. At Faculty of Medicine Brawijaya University Malang. March 6-9.30.2013
77 | Page