Efek Kombinasi Ekstrak Pegagan (Chentella asiatica), Gandarusa (Justicia gendarussa) dan Alang-alang (Imperrata cylindrical) terhadap Jumlah Glomerulus Sklerosis Tikus Hipertensi Karena DOCA-NaCl 1% Jauharotun Nafisah1, Nour Athiroh AS2,, Doti Wahyuningsih3 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang 2 Staff Pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang 3 Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
[email protected]
Abstract. Hypertension caused turbulent blood flow leading to endothelial injury which could change the structure of normal glomerular endothelium. The combination of Centella asiatica, Justicia gendarussa and Imperata cylindrica have anti-hypertensive compounds. This research studied the effect of the combination herbs (with ratio 5:5:3) on sclerotic glomerulus in hypertensive rats induced by deoxycorticosterone acetate-natrium chloride (DOCA-NaCl 1%). Control group post test only design and in vivo study. There were 4 groups of animals (one group was normotensive rats and the others were hypertensive). To create hypertensive rats, the animals were subcutaneously injected with DOCA (twice a week) and were given 50 ml of 1% NaCl solution everyday for 9 weeks. Two hypertensive groups were administered with the decoction and infusion of herbs combination extract respectively by gastric sonde, for 5 weeks. The renal slides were strained with Hematoxilin Eosin then the number of sclerotic glomerulus were counted. The data were analyzed using One Way anova followed by LSD (p<0.05). DOCA-NaCl 1% treatment increased the number of sclerotic glomerulus. Decoction of herbs combination reduced the number of sclerotic glomerulus 29% compared to hypertensive group without treatment (p<0.05). Infusion herbs combination reduced sclerotic glomerulus 22% compare to hypertensive group without treatment (p<0,05). The herbs combination reduced the number of sclerotic glomerulus. The extract taken from decoction method reduced the number of sclerotic glomerulus better than the extract taken from infusion method. Keywords. Hypertension, Sclerotic glomerulus, Centella asiatica, Justicia gendarussa, Imperata cylindrical, decoction, infusion.
Hipertensi termasuk penyakit kardiovaskular sehingga apabila berlangsung lama dan terusmenerus dapat menyebabkan komplikasi di beberapa organ termasuk ginjal.1. Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 sebesar 25,8% masyarakat Indonesia usia 18 tahun keatas mengidap penyakit ini dan jumlahnya semakin meningkat seiring bertambahnya usia mencapai 63,8% pada masyarakat usia lebih dari 75.2 Penderita hipertensi di dunia pada tahun 2000 mencapai 972 juta orang dan diperkirakan jumlahnya meningkat lebih dari 1.56 milyar orang pada tahun 2025.3 Hipertensi dapat menyebabkan berbagai kerusakan salah satunya nefrosklerosis, yaitu perubahan struktur normal mikrovaskuler dengan hyalinosis dari dinding pembuluh darah ginjal, terjadi penebalan dinding intima serta lamina elastis pembuluh darah kapiler. Apabila terjadi atherosklerosis pada pembuluh darah besar ginjal maka dapat menyebabkan iskemik dan berujung
pada End Stage Renal Dissease (ESRD) atau biasa dikenal sebagai gagal ginjal kronis.4,5 Kerusakan struktur menyebabkan kegagalan ginjal dan selanjutnya menyebabkan penderita harus rutin melakukan cuci darah (hemodialisis), bahkan menjalani transplantasi ginjal.6 Untuk mencegah dan mengobati hipertensi, di Indonesia telah dilakukan berbagai penelitian pada herba yang berkhasiat menurunkan tekanan darah. Pegagan (Centella asiatica) dan Alang-alang (Imperata cylindrica) mempunyai khasiat sebagai vasodilator pembuluh darah, sedangkan Gandarusa (Justicia gendarusa) memiliki khasiat diuresis dalam menurunkan tekanan darah. Kandungan senyawa kimia dari ketiga herba tersebut juga memiliki efek antioksidan.7,8,9 Hingga saat ini belum ada penelitian kombinasi ketiga herba tersebut terhadap komplikasi hipertensi pada glomerulus ginjal. Pada penelitian ini digunakan tikus model hipertensi yang diinduksi Deoxycorticosterone
Jauharotun Nafisah, Efek Kombinasi Ekstrak Pegagan (Chentella asiatica), Gandarusa (Justicia gendarussa)
acetate (DOCA) dan NaCl 1% dengan mekanisme peningkatan cairan intravaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek kombinasi ketiga herba tersebut terhadap jumlah glomerulus yang mengalami sklerosis dari ginjal tikus model hipertensi. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium dengan desain penelitian control group post test only secara in vivo. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Ruang HPEQ, Laboratorium Biokimia FK Universitas Islam malang, Laboratorium Farmasi FK Universitas Gajah Mada dan Laboratorium Fisiologi Universitas Brawijaya, Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 selama 9 minggu. Herba pegagan, gandarusa dan alang-alang dalam bentuk simplisia didapat dari Balai Materia Medika, Batu, Jawa Timur. Pemeliharaan dan pengelompokan Hewan Coba Aklimatisasi hewan coba dilakukan selama 2 minggu di Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Tekanan darah hewan coba diukur dan berat badan ditimbang sebelum dan setelah aklimatisasi. Makanan dan Minuman hewan coba diberikan setiap hari pada sore hari. Kandang dibersihkan 2-3 hari sekali. Induksi Hipertensi Tikus diinduksi DOCA dan NaCl 1%.Tikus diinduksi DOCA D7000 Sigma Aldrich dengan dosis 20 mg/KgBB dilarutkan dalam minyak jagung.10 Pada injeksi ke-3 pada minggu ke-2 dosis diturunkan menjadi 15mg/KgBB.DOCA diinjeksi 2 kali seminggu selama 4minggu secara subkutan. NaCl1%diberikan secara ad libitum setiap hari.Induksi DOCA-NaCl 1% diberikan pada kelompok kontrol positif (KP), perlakuan 1 dan perlakuan 2. Pengukuran tekanan darah menggunakan non invasive blood pressure monitoring dengan tail cuff.Tekanan darah sistole diukur pada ekor tikus. Tikus dikatakan hipertensi jika sistole lebih dari 120 mmHg.11
Ekstraksi Pegagan, Gandarusa dan Alang-alang (PGA) Penelitian ini menggunakan herba pegagan (C. asiatica), gandarusa (J. gendarussa) dan alang-alang (I. cylindrica) yang memenuhi persyaratan dari Balai Materia Medika Batu berwarna kuning kehijauan. Simplisia ditimbang sesuai dosis kombinasi dengan perbandingan (5:5:3). Dosis tikus diambil dari dosis untuk manusia dengan faktor konversi 0.018.12 Pemberian herba PGA menggunakan dosis 90 mg: 90 mg: 54 mg (5:5:3) secara dekoktasi (P1) dan infusi (P2) berdasarkan pada vandemikum tanaman obat.13 Pembuatan ekstrak menggunakan 2 metode yaitu perebusan dengan pelarut air pada suhu 90°C selama 30 menit (dekoktasi) yang ekstraknya akan diberikan pada kelompok P1 dan selama 15 menit (infusi) yang ekstraknya akan diberikan pada kelompol P2. Ekstrak disaring menggunakan kertas saring dan dimasukkan ke toples kemudian disimpan di freezer maksimal selama 24 jam. Ekstrak diberikan pada tikus secara sonde lambung setiap hari selama 5 minggu. Pengambilan Sampel Organ Setelah pemeriksaan tekanan darah terakhir, tikus dimasukkan dalam wadah tertutup yang berisi kloroform, kemudian tikus dirangsang nyeri dengan menjepit pada salah satu ekstremitas. Apabila tidak ada gerakan dilakukan pembedahan secara vertikal mengikuti linea mediana abdomen menuju ke arah toraks dengan menggunakan gunting sampai seluruh abdomen terbuka.Organ ginjal diambil kemudian dimasukkan ke dalam larutan Neutral Buffred Formaldehyde untuk fiksasi. Metode Pengecatan dengan Hematoxilin Eosin Ginjal ditanam dalam blok parafin. Setelah terbentuk blok yang sempurna maka dilakukan pemotongan ginjal dengan menggunakan mikrotom. Irisan yang didapat diambil dengan object glass yang telah dicoating lalu dikeringkan di atas hot plate. Tahapan selanjutnya adalah deparafinisasi dengan memasukkan preparat dalam xylol 2 kali 5 menit. Setelah itu preparat direhidrasi dimasukkan dalam larutan etanol bertingkat dari etanol absolute 2 kali, etanol 95%, 90%, 80%, dan 70% masing-masing selama 5menit. Kemudian direndam dalam aquades selama 10 menit. Preparat diwarnai dengan meneteskan Hematoxilen selama 3 menit, selanjutnya dicuci dengan air mengalir selama 30 menit. Selanjutnya preparat direndam dalam 81 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
pewarna Eosin alcohol selama 30 menit dan dibilas dengan aquades selama 5 menit. Tahap berikutnya adalah dehidrasi dengan memasukkan preparat dalam etanol bertingkat 80%, 90%, 95% hingga etanol absolute 2 kali. Setelah itu dilakukan clearing dengan memasukkan preparat dalam xylol 2 kali selama 5 menit dan dikeringkan. Tahap terakhir adalah penutupan dengan cover glass secara pelanpelan agar tidak terbentuk gelembung.14 Metode Pengamatan dan Perhitungan Jumlah Glomerulus yang Mengalami Sklerosis Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop binokuler perbesaran 40x10 kemudian dihitung glomerulus yang mengalami sklerosis, ditandai dengan adanya akumulasi lipid dan perubahan mikrovaskular dengan jaringan hyalin dari dinding pembuluh darah glomerulus (terjadi penebalan) , dan beberapa inti sel mengalami nekrosis.4 Pengamatan dilakukan oleh 3 orang pengamat kemudian hasilnya dijumlahkan dan dirata-rata. Ethical Clearance Penelitian ini telah mendapat keterangan kelaikan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan nomor 237 / EC / KEPK / 03 / 2014 dan disetujui pada tahun 2014. Pengumpulan dan Analisa Data Analisa data menggunakan One Way Anova yang dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference) dengan derajat kepercayaan (p<0.05). Dilakukan menggunakan SPSS versi 17.0 secara komputerisasi. HASIL PENELITIAN Karakteristik sampel yang digunakan pada penelitian ini tercantum pada skema berikut :
Page | 82
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Keterangan : Kelompok KN Kelompok KP Kelompok P1 dekokta Kelompok P2 infusa
: tanpa perlakuan : DOCA + NaCl 1% : DOCA + NaCl 1% + PGA : DOCA + NaCl 1% + PGA
Penelitian ini menggunakan 4 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus dengan lama adaptasi satu 1 minggu, berat badan rata-rata 200-250 gram. Berat badan mengalami peningkatan setelah 4 minggu pada semua kelompok. Pada akhir penelitian KN dan KP mengalami kenaikan berat badan sedangkan P1 dan P2 mengalami penurunan berat badan. Induksi DOCA-NaCl 1% dilakukan pada kelompok KP, P1 dan P2 setelah aklimatisasi dengan cara injeksi subcutan dua (2) kali seminggu untuk DOCA dengan dosis awal 20 mg/KggBB sebanyak tiga (3) kali injeksi yang kemudian di turunkan untuk seterusnya menjadi 15 mg/KgBB, NaCl 1% diberikan ad libitum. Setelah induksi hipertensi selama empat (4) minggu, diberikan ekstrak kombinasi pegagan, gandarusa dan alang-alang (PGA) hasil dekoktasi diberikan pada kelompok P1dan ekstrak hasil proses infusi diberikan pada kelompok P2 secara sonde lambung. Peningkatan tekanan darah terjadi pada kelompok KP, P1 dan P2. Penurunan tekanan darah terjadi pada kelompok P1 yang diberi kombinasi herba secara dekoktasi dan kelompok P2 yang diberi kombinasi herba secara infusi selama lima (5) minggu.
Jauharotun Nafisah, Efek Kombinasi Ekstrak Pegagan (Chentella asiatica), Gandarusa (Justicia gendarussa)
Efek Kombinasi Ekstrak Pegagan, Gandarusa, dan Alang-alang terhadap Jumlah Glomerulus Sklerosis Model Tikus Hipertensi (DOCA-NaCl 1%)
KN
KP
60 47.5±1.275b
Jumlah Glomerulus
50 40 30
33.6±1.475c
36.7±1.891d
P1
27.5±2.372a
P2
20 10 0 KN
KP
P1
P2
RATA-RATA Glomerulus Ginjal Kanan-Kiri
Keterangan Gambar = Akumulasi lipid dan jaringan sklerosis (hyalin)
Gambar 1. Histogram Jumlah Glomerulus yang Mengalami Sklerosis Keterangan KN : Tanpa perlakuan KP : DOCA 20 mg/KgBB/15 mg/KgBB dan NaCl 1% P1 :DOCA-NaCl 1% dan ekstrak kombinasi PGA dosis perbandingan 5:5:3 (Dekoktasi) P2 : DOCA-NaCl 1% dan ekstrak kombinasi PGA dosis perbandingan 5:5:3 (Infusi) Perbedaan huruf menggambarkan perbedaan keadaan yang bermakna (p≤0,05) KP meningkatkan jumlah glomerulus sklerosis ginjal tikus secara bermakna sebesar 42% dibanding KN. P1 menurunkan jumlah glomerulus tikus yang mengalami sklerosis secara bermakna dibandingkan KP sebesar 29% (p<0,05). P2 menurunkan jumlah glomerulus tikus yang mengalami sklerosis secara bermakna dibandingkan dengan KP sebesar 22% (p<0,05). P1 menurunkan jumlah glomerulus sklerosis secara bermakna dibandingkan P2 sebesar 8.4% (p<0,05). P1 dan P2belum berhasil mendekati nilai dari kelompok KN.
= Terjadi penyempitan lumen endothel = Inti sel yang mengalami nekrosis
PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus jantan strain wistar Rattus norvegicus karena memiliki sistem kardiovaskular dan struktur DNA yang sama dengan manusia. Usia rata-rata dua bulan dengan berat badan 250-300 gram. Tikus jantan dipilih karena tidak dipengaruhi oleh siklus hormonal dan kehamilan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Pada tikus jantan, kadar testosteron relatif stabil dibanding estrogen pada betina, sehingga lebih baik jika untuk hewan coba model hipertensi.15 Peningkatatan tekanan darah karena induksi DOCA dan NaCl 1% sebab DOCA merupakan senyawa prekursor aldosteron sehingga dalam tubuh dapat mengakibatkan keadaan hiperaldosteron. Hiperaldosteron yang terjadi meningkatan reabsorbsi Natrium dan air juga meningkatan sekresi kalium sehingga terjadi peningkatan cairan intravaskular.16 NaCl 1% dapat menyebabkan peningkatan cairan intravascular karena peningkatan kadar natrium (Na) dalam tubuh dapat menarik cairan intraseluler ke luar menuju pembuluh darah dikarenakan peningkatan
83 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
osmolalitas darah. Klorida (Cl) dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan cara meningkatkan vasokonstriksi pembuluh darah ginjal dan menurunkan Glomerular Filtration Rate (GFR). Keadaan tersebut menyebabkan teraktivasinya Renin Angiotensin Aldosterone System (RAAS) dan menyebabkan eksitasi saraf simpatis yang mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah.17 DOCA diinduksi dengan cara injeksi subcutan karena absorbsi secara bertahap untuk menghindari peningkatan tekanan darah yang tibatiba.Pemberian NaCl 1%dilakukan dengan mencampur ke dalam minum tikus dan diberikan secara ad libitum. Penurunan tekanan darah dengan pemberian kombinasi PGA melalui mekanisme dilatasi vaskular, diuretik, dan penurunan stres oksidatif.18 Efek Induksi Hipertensi DOCA dan NaCl 1% terhadap Jumlah Glomerulus yang Mengalami Sklerosis Dalam penelitian ini, induksi DOCA dan NaCl 1% meningkatkan jumlah glomerulus tikus yang mengalami sklerosis secara bermakna pada kelompok kontrol positif (KP) dengan nilai signifikansi p<0,05 dibanding kelompok kontrol negatif (KN). Induksi DOCA dan NaCl 1% meningkatkan volume intravaskuler sehingga aliran darah menjadi turbulen. Turbulensi yang terjadi dapat merusak barier alamiah sel endotel dan dapat berujung pada kerusakan endotel pembuluh darah ginjal (stress oxidative). Stres oksidatif dan disfungsi endotel yang terjadi menyebabkan ketidakseimbangan antara faktor pengkonstriksi (Endothelin 1, prostaglandin H2, dan tromboxan A2) juga faktor pendilatasi (nitric oxide, prostasiklin dan endothelium derived hyperpolarizing factor). Akibatnya terjadi kegagalan vasodilatasi yang disebabkan faktor pendilatasi (nitric oxide) berikatan dengan radikal bebas lain (superoxide) membentuk peroksinitrit sehingga pembuluh darah ginjal mengalami vasokonstriksi.19 Kondisi ini sesuai dengan penelitian Helman (2015) dengan menggunakan sampel dan dosis DOCA-NaCl 1% yang sama didapatkan hasil kadar Nitrit Oxide jaringan ekor tikus mengalami penurunan yang bermakna dengan nilai signifikansi p<0,05.20 Gagalnya vasodilatasi pembuluh darah meningkatkan vasokonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi ginjal dan menstimulasi Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS). Renin dibantu angiotensinogen menjadi Page | 84
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Angiotensin I kemudian dengan bantuan Angiotensin Converting Enzyme (ACE) berubah menjadi Angiotensin II. Angiotensin II bekerja di ginjal dengan meningkatkan retensi Na+ dan H2O juga merangsang peningkatan Anti Diuretik Hormon (ADH) sehingga urin yang diproduksi berkurang, akibatnya volume cairan intravaskular menjadi semakin meningkat. Angiotensin II merupakan vasokontriktor kuat pembuluh darah sehingga memperberat terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah.21 Disfungsi endotel yang terjadi meningkatkan Reactive Oxigen Species (ROS). ROS akan berikatan dengan Low Density Lipoprotein (LDL) di pembuluh darah membentuk oxLDL. Kerusakan sel endotel juga menstimulasi faktor-faktor yang mempengaruhi diferensiasi dan perubahan otot polos pembuluh darah, sehingga mengaktivasi aksi kemotaktik pada leukosit dan trombosit serta menginduksi ekspresi dari permukaan molekul adhesi (selectins, integrins dan supergene family of immunoglobulins) yang berinteraksi dengan ligan pada permukaan leukosit dan trombosit. Sitokin-sitokin pro-inflamasi seperti TNFα, TGFβ, dan IL-1 juga menginduksi molekular adhesi seperti Intercellular Adhesion Molecule-1 (ICAM-1), Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (VCAM1) yang menyebabkan monosit melekat ke permukaan endotel dan bermigrasi ke tunika intima untuk mencerna oxLDL membentuk foam cell yang kemudian menyatu dengan endotel pembuluh darah membentuk fatty streak yang akan terus membesar seiring berjalannya waktu. Vasokonstriksi yang terjadi diperparah dengan adanya jaringan sklerosis pada endotel glomerulus dapat berujung pada iskemik jaringan sehingga ditemukan beberapa sel endotel glomerulus yang mengalami nekrosis.21,22,23 Terjadinya pembentukan jaringan skerosis pada KN diduga akibat kalori yang masuk tidak sebanding dengan kalori yang dikeluarkan karena ruang gerak tikus yang terbatas ditunjang dengan terjadinya kenaikan berat badan tikus kelompok KN dari sebelum penelitian berlangsung dan setelahnya. Dalam pakan tikus terkandung karbohidrat yang jika jumlahnya berlebih akan dirubah menjadi trigliserida dan disimpan dalam hepar dan jaringan adiposa. Penimbunan lemak dalam hepar akan meningkatkan jumlah asetil-KoA untuk menghasilkan kolesterol. Konsentrasi kolesterol yang tinggi dalam plasma darah merupakan salah satu faktor terbentuknya jaringan sklerosis pada endotel.21 Kelainan pada glomerulus KN juga bisa terjadi sebelum penelitian
Jauharotun Nafisah, Efek Kombinasi Ekstrak Pegagan (Chentella asiatica), Gandarusa (Justicia gendarussa)
berlangsung yang tidak diketahui oleh peneliti karena tidak dilakukannya pemeriksaan histologi ginjal tikus sebelum penelitian. Efek Ekstrak Pegagan, Gandarusa, dan Alang-alang terhadap Jumlah Glomerulus yang Mengalami Sklerosis Tikus Model Hipertensi Pemberian kombinasi ekstrak pegagan, gandarusa dan alang-alang dengan dosis perbandingan 5:5:3 dengan metode dekoktasi mampu menurunkan jumlah glomerulus tikus yang mengalami sklerosis secara bermakna dibandingkan kontrol positif dengan nilai signifikansi p<0,05. Metode infusi juga mampu menurunkan jumlah glomerulus tikus yang mengalami sklerosis secara bermakna dibandingkan kontrol positif dengan nilai signifikansi p<0,05. Metode dekoktasi dan infusi juga memiliki perbedaan yang bermakna dengan nilai signifikansi p<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode dekoktasi lebih baik dibandingkan metode infusi. Pegagan memiliki senyawa kimia triterpenoid, flavonoid, tannin, asiatikosida, madekosida, brahmosida, polifenol, steroid, dan alkaloid. 24 Gandarusa memiliki senyawa kimia alkaloid, flavonoid, lignan, triterpenoid dan komponen fenol.25 Alang-alang memiliki senyawa kimia tannin, terpenoid, manitol, saponin, Alkaloid dan flavonoid.26 Senyawa Manitol memiliki efek diuresis sehingga dapat menurunkan cairan intravaskular dan menurunkan beban jantung.9,26 Senyawa kuersetin dapat meningkatkan aktivitas NOS sel endotel pembuluh darah sehingga terjadilah dilatasi vaskular.27 Pada ketiga herba tersebut senyawa flavonoid merupakan golongan fenol yang paling dominan.28,29,30 Flavonoid berefek sebagai antioksidan dengan mendonorkan atom hidrogen (H) atau elektron sehingga memutus rantai reaksi.31 Selain itu flavonoid juga dapat berefek sebagai antiinflamasi yang akan membatasi pelepasan mediator inflamasi serta menghambat sitokin-sitokin pro inflamasi,32 sehingga dapat mencegah dan menghambat pembentukan jaringan sklerosis pada endotel glomerulus. Pada penelitian ini pemberian kombinasi PGA dengan metode dekoktasi hasilnya lebih baik dibandingkan dengan metode infusi. Hal ini salah satunya disebabkan oleh lamanya perebusan pada metode dekoktasi selama 30 menit sedangkan metode infusi hanya selama 15 menit sehingga
diperkirakan dengan waktu ekstraksi yang lebih lama maka senyawa kimia yang didapat juga akan lebih banyak. Selain itu karena struktur rimpang alangalang yang keras maka ekstraksi herba optimal dilakukan dalam waktu 30 menit. Hal ini didukung juga melalui penelitian Bonar (2015) dengan menggunakan sampel, dosis DOCA-NaCl 1%, dan dosis herbal yang sama mendapatkan hasil ekstrak kombinasi PGA dengan metode dekoktasi lebih baik dalam menurunkan kadar protein dalam urin dibandingkan dengan metode infusi.33 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa: 1. Pemberian kombinasi ekstrak pegagan, gandarusa dan alang-alang dapat menurunkan jumlah glomerulus tikus yang mengalami sklerosis dari tikus model hipertensi. 2. Pemberian kombinasi ekstrak pegagan, gandarusa, dan alang-alang dengan metode dekoktasi lebih baik dibandingkan dengan metode infusi. SARAN Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan pencegahan atau pengobatan terhadap ginjal yang sudah mengalami kegagalan fungsi (gagal ginjal kronis). DAFTAR PUSTAKA 1. WHO (World Health Organisation). A Global Brief on Hypertension: Silent Killer, global public health crisis. Switzerland: WHO Press; 2013: p.10 2. Riskesdas, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Balitbangkes; 2013. 3. Chockalingam, A., Campbell, N. R., Fodor, J. G. World Wide Epidemic of Hypertension. US National Library of Medicine National Institutes of Health; 2006. 4. Marin, R., Gorostidi, M., Fernandez, F., Vega, Alvarez, R., Navascues. Systemic and Glomerular Hypertension and Progression of Chronic renal Dissease: The Dilemma of nephrosclerosis. International Society of Nephrology; 2005.
85 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
5. Bidani, A. K., Polichnowski, A. J., Loutzenhiser, R., Griffin, K. A. Renal Microvascular Dysfunction, Hypertension, and CKD Progression. Curr Opin Nephrol Hypertension; 2013. 6. Tedla, F. M., Brar, A., Browne, R., Brown, C. Hypertension in Chronic Kidney Dissease: Navigating the Evidence [Review Article]. International Journal of Hypertension; 2011. 7. Thida, Intharachatorn, Rungrudee, Srisawat. Antihypertensive Effects of Centella asiatica Extract. Institute of Science, Suranaree University of Technology, Nakhon Ratchasima Province 30000, Thailand. International Conference on Food and Agricultural Sciences IPCBEE; 2013: Vol. 55. 8. Krishnaiah D., Devi T., Bono A. and Sarbatly R. Full Length Research Paper: Studies on phytochemical constituents of six Malaysian medicinal plants. Journal of Medicinal Plants Research; 2009: Vol. 3. 9. Mak-Mensah, Terlabi, Komlaga B. Antihypertensive action of ethanolic extract of Imperata cylindrica leaves in animal models.Journal of Medicinal Plants Research; 2010: Vol.4(14): 1486-1491. 10.Imenshahidi, M. Bibi. MR, Ayoob F, Ali G, Sayed MM, Hossein H. Effect of Chronic Crocin Treatment on Deoxycorticosterone acetate (DOCA) – Salt Hypertensive Rats. Iranian Journal of Basic Medical Science; 2014. 11.Farris, E.J., Griffith, J.Q., The rat in laboratory investigation 2nded. New York: J. B. Lippincott Company; 1971. 12.Laurence. Konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. Diakses dari repository.maranatha.edu pada 2015; 2008. 13.Anoymous, Vandemikum Tanaman Obat untuk Saintifikasi Jamu. Jakarta: KemKes RI; 2010. 14.Muntiha, Mohamad. Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi Dari Jaringan Hewan Dengan Pewarnaan Hematoxilin dan Eosin (H&E). Bogor. Balai Penelitian Veternier; 2001. 15.Rackelhoff, J. F. Gender difference in the regulation of blood pressure. Hypertension; 2001:37: 1199-1208.
Page | 86
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
16.Athiroh N. dan Permatasari N. Mekanisme Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)-Garam Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Pada Hewan Coba.Jurnal Kedokteran Brawijaya; 2011. 17.Kotchen, T.A. Contributions of sodium and chloride to NaCl-induced hypertension. Hypertension; 2005. 18.Athiroh, N., A, Permatasari, N. Mekanisme kerja benalu teh pada pembuluh darah. Jurnal Kedokteran Brawijaya; 2012. 19.Aaronson, P., Ward, J. The Cardiovascular system at a Glance. Edisi 1. Malden, Mass:Blackwell; 2007. 20.Helman, Lano Maharia. Perbandingan Ekstrak Dekokta dan Infusa KombinasiCentella asiatia,Justicia gendarussa dan Imperata cylindrica TerhadapKadar Nitrik Oksida Jaringan Arteri Ekor Tikus Model Hipertensi (DOCA-NaCl). Fakultas kedokteran Universitas Islam Malang. Skripsi; 2015. 21.Guyton A. C., Hall, J. E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran: Pembentukan Urin oleh Ginjal. Edisi XI. Jakarta: EGC; 2007. 22. Raja, B. Singh, SA Mengi, Y-J Xu, AS Arneja, NS Dhalla. Pathogenesis of atherosclerosis: A multifactorial process; 2002. 23.Price, Sylvia Anderson, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit/ Sylvia Anderson Price, Lorraine M. Wilson. Edisi 6. EGC; 2005. 24.Roopesh, C., Salomi, K. R., Nagarjuna, S. and Reddy, Y.P. Diuretic Activity of Methanolic and Ethanolic extracts of Centella asiatica Leaves in Rats. International Research Journal of Pharmacy; 2011. 25.Geone M. Corrêa, Antônio F. de C. Alcântara. Chemical constituents and biological activities of species of Justicia - a review. Departamento de Química, ICEx, Universidade Federal de Minas Gerais, Brazil. Brazilian Journal of Pharmacognosy; 2012. 26.Ruslin et al. Antihypertensive Activity of Alang-alang (Imperata cylindrica L.) Beauv Root Methanolic Extract on Male Wistar Rat. Universitas Haluoleo Kendari. International Journal of Research in Pharmaceutical Sciences; 2013. 27.Sanchez M, Galisteo M: Quersetin regulates oxidazed LDL induced inflamatory change in
Jauharotun Nafisah, Efek Kombinasi Ekstrak Pegagan (Chentella asiatica), Gandarusa (Justicia gendarussa)
human PBMCs by modulating the TLR-NF_B signaling pathway Immunobiology; 2006. 28.Zainol, M. K., Abd-Hamid, A., Yusof, S., Muse, R., Antioxidative Activity and Total Phenolic Compounds of Leaf, Root, and Petiole of Four Acessions of Centella Asiatica (L). Urban. Food Chemistry; 2003: 575-581. 29.Bhagya, N., Chandrashekar, K. In vitro Production of Bioactive Compounds from Stem and Leaf Explants of Justicia gendarussa Burm; 2013: 100-105. 30.Liu, R., Chen, S., Ren, G., Shao, F., Huang, H. Phenolic Compounds from Roots of Imperrata cylindrical. Majo. Chinese Herbal Medicines; 2013: 240-243. 31.Khamsah, S., M., Akowah, G., Zhari, I. Antioxidant Activity and Phenolic Content of Orthosiphon Stamineux Benth from Different Geographical Origin. Journal of Suistainability Science and Management; 2006: Vol. 3 32.Athiroh, N. Effect of Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)-Salt Endothelial Progenitor Cell (EPC) and Circulating Endothelial Cell (CEC) Number in Rats. International Seminarand Symposium use Herbs for Preventation of VascularandNeurodegenerative Disease. At Faculty of Medicine Brawijaya University Malang; 2013. 33.Bonar, P. S. A. B. K. Efek Kombinasi Pegagan Gandarussa, dan Alang-alang terhadap Kadar Protein Urin dengan Metode SSA. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (in publishing); 2015.
87 | Page