40
BAB IV
Semua Dimulai dari Membangun Kampung
A. Masyarakat Kelurahan Jambangan Kecamatan Jambangan Surabaya 1. Sejarah Kelurahan Jambangan Nama atau kata Jambangan menurut kamus besar bahasa Indonesia memliki arti yakni tempat bunga, vas, pot atau guci.1 Filosofi ini sesuai dengan kondisi tempat tersebut yakni indah dan menarik. Tak salah apabila kawasan ini kemudian menjelma menjadi sebuah kampung wisata. Padahal sebelumnya Jambangan dikenal kumuh, bau dan kotor. Pada tahun 1960, wilayah ini masuk menjadi kawasan Surabaya bersama dengan beberapa area lainnya seperti Karangpilang, Wiyung, Lakarsantri dan Tandes. Sejak saat itu banyak warga menempati masingmasing wilayah baru tersebut. Sayangnya, penempatan lahan baru tersebut tidak diikuti penataan lingkungan yang baik. Alhasil terjadi kepadatan penduduk kemudian menghasilkan limbah sampah dan kakus semi permanen atau WC terapung yang kian tak terkendali, bahkan buang hajat di sungai merupakan sebuah tradisi. “sejak 2001 kami mulai berbenah, warga Jambangan dulu awalnya bahkan tak banyak yang punya WC permanen. Buang
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 455.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
hajat di kali saja jadi tradisi disini. WC-WC terapung yang ada di sepanjang kali, disini nyebutnya HELIKOPTER.”2
Pada tahun 1973 salah seorang warga bernama Sriyatun Djupri berinisiatif mengajak warga setempat untuk melestarikan lingkungan kampung agar lebih bersih, rapi dan layak huni. Ajakan tersebut berupa pemeliharaan lingkungan seperti penanaman pohon, membersihkan bantaran sungai, hingga pemanfaatan barang bekas pakai. Akhirnya usaha yang dia lakukan pun memunculkan kesadaran masyarakat akan kepeduliannya terhadap lingkungan, sehingga kampung tersebut menjadi lebih bersih dan tertata. “Dulu semua ini diawali sama bu Sriyatun. Beliau sering ngajak warga sekitar untuk gimana caranya lebih peduli kebersihan dan kesehatan. Soalnya Jambangan dulunya kumuh, kotor dan kurang tertata. Jadi semacam kurang layak huni.”3
Gambar 4.1 Almarhum Sriyatun menerima penghargaan kalpataru dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono
2
Wawancara dengan Efti Erawati, salah seorang kader lingkungan setempat pada tanggal 05 Januari 2016 pukul 07.45 WIB di Galeri Daur ulang 3 Wawancara dengan sekretaris kelurahan Jambangan bu Chrisna Agustini, S.Sos pada tanggal 04 Januari 2016. Pukul 13.15 WIB di Kelurahan Jambangan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
42
Berkat usaha serta dedikasinya tersebut, pada tahun 2008 Sriyatun dianugerahi penghargaan Kalpataru atas jasanya melestarikan lingkungan hidup di sekitar tempat tinggalnya. Untuk melakukan gagasan serta gerakan tersebut Sriyatun tidak sendiri, dia dibantu dengan kelompok PKK, Karang Taruna serta para kepala keluarga untuk turut aktif dengan tujuan nantinya akan terus ada yang namanya regenerasi. Perlahan masyarakat Jambangan mengubah pola hidupnya dengan lebih peduli lingkungan sekitar dan tak heran bila dalam sepuluh tahun terkahir Jambangan kerap meraih penghargaan bahkan menjadi percontohan untuk lingkungan wilayah di perkotaan.
Gambar 4.2 ikon Selamat Datang masuk kampung Jambangan
2. Kondisi Geografis Untuk menuju kampung Jambangan ini, yang mana lokasinya cukup strategis. Dengan lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Jalan Ahmad Yani dan Masjid Agung Surabaya, maka membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit untuk sampai di kelurahan Jambangan Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
Untuk menuju ke lokasi bisa melalui transportasi motor ataupun mobil, sebagaimana jalanya cukup luas.
Gambar 4.3 kelurahan Jambangan dari segi peta
Kondisi geografis kelurahan Jambangan kecamatan Jambangan Surabaya terbagi menjadi dua bagian, yakni batas wilayah dan luas wilayah. Untuk mengetahui lebih jelasnya, peneliti akan menguraikan kedua hal itu sebagai berikut. Pertama adalah batas wilayah kelurahan Jambangan. Dalam suatu desa atau kampung pasti memiliki batas wilayah dengan daerah lain. Begitupun juga dengan kelurahan Jambangan
yang wilayahnya
berbatasan langsung dengan daerah lain. Di sebelah utara berbatasan dengan wilayah kelurahan Karah, di sebelah timur berbatasan dengan wilayah kelurahan Ketintang, kemudian di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kelurahan kebonsari dan di sebelah barat Kedurus.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
Kedua
yakni
luas wilayah kelurahan Jambangan menurut
penggunaan. Kelurahan Jambangan ini memiliki wilayah yang digunakan atau difungsikan dengan berbagai macam sesuai kebutuhan dan keperluan. Untuk pemukiman umum luas wilayah yang digunakan adalah seluas 47 hektar, perkantoran seluas 2 hektar, sekolahan seluas 2 hektar, pemukiman real estate seluas 62 hektar, sawah irigasi seluas 5 hektar, lapangan sepak bola seluas 4600 m2 dan pemakaman umum seluas 5.954 m2.
3. Profil Kelurahan Jambangan Profil kelurahan Jambangan terbagi menjadi 4 bagian, yaitu : a. Mata Pencaharian Mata pencaharian atau profesi penduduk kelurahan Jambangan ini sangatlah beragam. Mulai dari yang bertani, berdagang, hingga militer semuanya ada. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari profil desa Jambangan, penduduk yang berprofesi sebagai petani sebanyak 2 orang, buruh tani sebanyak 14 orang, buruh migran sebanyak 103 orang, pegawai negeri sipil sebanyak 305 orang, pengrajin industry rumah tangga sebanyak 24 orang, pedangan keliling sebanyak 7 orang, peternak sebanyak 3 orang, dokter sebanyak 13 orang, bidan sebanyak 10 oarang, pensiunan TNI/POLRI sebanyak 237 orang, Guru sebanyak 57 orang, pegawai kelurahan sebanyak 10 orang,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
b. Keadaan Demografi Menurut data yang diperoleh peneliti dari pihak kelurahan Jambangan kecamatan Jambangan Surabaya, total keseluruhan jumlah penduduknya adalah 9.819 jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 4.926 jiwa dan perempuan sebanyak 4.893 jiwa. c. Lembaga Kemasyarakatan Organisasi kemasyarakatan memiliki fungsi yang cukup besar untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Fungsi pokoknya adalah menjadi wadah pembinaan serta pengembangan anggotanya. Hal ini berarti
fungsi
organisasi
kemasyarakatan
merupakan
tempat
penempaan kepemimpinan dan peningkatan keterampilan yang nantinya dapat disumbangakan dalam pembangunan di segala bidang. Lembaga atau organisasi kemasyarakatan di kelurahan Jambangan Surabaya terdiri dari berbagai macam yang dibentuk atas dasar sifat kekhususannya masing-masing. Lembaga tersebut yakni organisasi perempuan, organisasi pemuda, organisasi bapak-bapak, kelompok gotong royong dan juga kepemudaan seperti karang taruna. d. Sarana Peribadatan Secara
umum
banyak
di
masyarakat
kita
sering
menggabungkan arti kata sarana dan prasarana. Sebenarnya kedua istilah tersebut sangatlah berbeda. Singkat kata, sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
Sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda yang tidak bergerak atau lebih tepatnya permanen seperti lahan, gedung dan sebagainya. Kemudian disini peneliti akan lebih menjelaskan beberapa prasarana yang ada di kelurahan Jambangan, lebih tepatnya prasarana peribadatan yakni seperti masjid sejumlah 4, mushola sejumlah 8 dan sebuah gereja.
B. Proses Terjadinya Perubahan Sosial Kelurahan Jambangan Surabaya Dalam Sikap Peduli Lingkugan. 1. Sejarah Awal Gerakan Peduli Lingkungan di kelurahan Jambangan Dalam pembahasan ini peneliti akan memberikan gambaran mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan di tempat penelitian mengenai sejarah awal gerakan peduli lingkungan di kelurahan Jambangan Surabaya. Salah satu hal yang menarik dari persoalan ini adalah membahas tentang awal mula adanya gerakan peduli lingkungan di kelurahan Jambangan. Berbicara sejarah pasti tidak terlepas dari yang adanya seorang tokoh yang terlibat dalam hal tersebut. Dalam penelitian ini tokoh sejarah yang dimaksud adalah seorang perempuan yang mengawali atau mempelopori dalam gerakan peduli lingkungan di wilayah kelurahan Jambangan. Tokoh tersebut adalah almathum bu Sriyatun Djupri atau yang akrab dikenal sebagai perempuan sahabat sampah sekaligus pahlawan lingkungan. Dia membantu masyarakat untuk menjelaskan dan mensosialisasikan kepada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
masyarakat yaitu dengan cara menstimulasi, menggerakkan dan memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan dan mengembangkan kemampuan mereka agar dapat menyadari masalah yang akan ditimbulkan akibat membuang sampah secara sembarangan. Waktu yang dibutuhkan Sriatun untuk mengajak masyarakat agar sadar dan tidak membuang sampah serta buang hajat sembarangan membutuhkan waktu yang sangat lama. “Jambangan dulu itu kumuh dan kotor dek, sudah gitu lumayan bau kurang enak. Mungkin terlalu banyak sampah. Terus sekitar tahun 1973 warga sekitar sini diajak bu Sriyatun buat bersih-bersih di lingkungan sekitar. Ada ibu-ibu, anak-anak remaja sampai bapak-bapak diajak ikut juga. Alhamdulillah kegiatan semacam ini sampai sekarang masih terus dilanjutkan. Soale bawa dampak positif.”4
Awal mula gerakan tersebut dimulai dengan mengingatkan tetangga dan warga sekitar agar tidak membangun jamban di bantaran sungai dan membuang sampah sembarangan. Karena seringnya berkampanye tentang kebersihan lingkungan, ketika ada pembentukan organisasi PKK (Pembina Kesejahteraan Keluarga) yang sedang dijalankan pemerintah pada saat itu, Sriatun dipilih menjadi pengurus untuk urusan koperasi dan lingkungan. Mengubah kebiasaan apalagi yang buruk, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang panjang, telaten, sabar, dan butuh waktu.
4
Wawancara dengan Efti Erawati, salah seorang kader lingkungan setempat pada tanggal 05 Januari 2016 pukul 07.45 WIB di Galeri Daur ulang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
Paham itulah yang dianut oleh Sriatun Djupri dalam memandu dan merubah masyarakat Jambangan untuk peduli pada kesehatan dan lingkungan. Ketika bersosialisasi tentang kebersihan lingkungan bu Sriatun selalu berkeliling dari dukuh satu ke dukuh yang lain. Pada saat itu beliau sudah mulai menyarankan ke warga yang memiliki lahan luas untuk membuat jamban dan tempat sampah agar ketika buang hajat tidak dilakukan di pinggir sungai karena selain mengotori sungai juga bisa merusak ekosistem alam. Pada saat itu hanya sedikit warga yang mau mendengar dan melaksanakan himbauan bu Sriyatun. Meskipun begitu dia tidak berputus asa dan mulai senang karena sudah ada warga yang mau mendengarkan dan melaksanakan sarannya walaupun masih sedikit. Pada tahun 1986 pemerintah daerah Surabaya mewajibkan warganya untuk memilah sampah, dengan adanya peraturan daerah (PERDA) ini maka perjuangan Sriatun untuk menjaga dan melestarikan lingkungan menjadi sedikit terbantu. Kegiatan ini dilakukan melalui kelompok dasasisma yang memanfaatkan anggota PKK, Karang Taruna, dan para kepala keluarga sebagai kader lingkungan. Pada tahun 1993 Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah melakukan pemegaran terhadap rumah-rumah warga yang dianggap kurang layak huni menjadi layak dan juga mulai dibangun sarana mandi, cuci, kakus (MCK) sebanyak sembilan buah di Jambangan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
Gambar 4.4 “Jambangan Nol Sampah” yang merupakan jargon Kampung Jambangan
Gambar 4.5 salah satu suasana gang yang tampak nyaman dan tertata rapi
2. Perubahan Sosial Kelurahan Jambangan dalam Gerakan Peduli Lingkungan Perubahan sosial bukan merupakan suatu barang cetakan seseorang, melainkan suatu proses yang selalu uptodate, tumbuh, berkembang dan mengalami perubahan, baik secara cepat ataupun lambat. Pertumbuhan dan perkembangan dalam suatu kehidupan sosial masyarakat luas akan terdapat suatu gejala atau penyebab sehingga mengalami yang namanya suatu perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat luas umumnya disebut dengan perubahan sosial. Perubahan sosial yang dimaksud dapat mencakup dalam segala bidang.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
Dewasa ini perubahan sosial yang terjadi amatlah begitu cepat, terlebih lagi di wilayah perkotaan. Hal ini salah satu faktor penyebabnya adalah pesatnya perkembangan dunia teknologi terutama di bidang informasi. Sehingga berbagai bentuk informasi yang ada baik itu positif ataupun negatif dapat cepat tersebar ke berbagai wilayah dan lapisan elemen masyarakat melalui berbagai media, seperti media televisi, media cetak dan juga media online. Adanya berbagai bentuk informasi melalui media yang ada di masyarakat terutama di perkotaan, membuat pola pikir yang dibangun tidak cenderung stagnan maupun linier dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi mereka lebih dinamis dalam hal berfikir ataupun dalam melakukan berbagai macam hal inovasi. a. Pengelolaan Sampah Melalui Kerajinan Daur Ulang Umumnya dalam melakukan kegiatan pelestarian lingkungan, pasti tidak jauh dari yang namanya penghijauan, pembersihan, serta menciptakan hunian asri bagi masyarakat sekitar. Namun lain halnya dengan apa yang telah dilakukan oleh masyarakat kelurahan Jambangan ini untuk mewujudkan beberapa komponen pelestarian lingkungan tersebut. “Dulu itu 2001 jambangan iku kumuh, akeh sampahsampahe soale wong jambangan buang e ngawur. Gak ono panggon gawe buang sampah. Lah sejak ono dosen teko unesa, warga iku dikenalno lan diajak pelatihan piye carane gawe
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
komposter. Cuma aku rodo lali jeneng dosene. Soale wes 15 tahun lebih. Gara-gara akeh wong sing gak paham komposter terus taun2004 bu sriatun iku diajak karo wong unilever gawe pelatihan lan bentuk kader lingkungan. Anggotane biyen iku awal e sekitar 40 wong terdiri teko bapak-bapak, ibu-ibu, lan remaja. Tapi iku khusus RW 3 tok. Nah karepe dibentuk kelompok iku gawe penghijauan, ngolah sampah didaur ulang ben hasil e iso digawe kerajinan tangan.”5 “Dulu itu pada tahun 2001 Jambangan ini kumuh, banyak sampahnya karena warga Jambangan buang sampah seenaknya. Tidak ada tempat untuk pembuangan sampah. Kemudian semenjak ada dosen Unesa yang kesini, warga lantas diperkenalkan dan diajak pelatihan bagaimana cara membuat komposter dari sampah. Cuma saya agak lupa nama dosennya. Soalnya sudah 15 tahun lebih. Gara-gara banyak orang yang kurang paham komposter, kemudian tahun 2004 bu Sriatun itu diajak sama Unileveruntuk pelatihan dan membentuk kader lingkungan. Anggotanya dulu awalnya sekitar 40 orang yang terdiri dari bapak-bapak, ibuibu, dan remaja. Tapi itu khusus RW 3 saja. Nah maunya dibentuk kelompok tersebut guna penghijauan, mengolah sampah untuk daur ulang biar hasilnya bisa dibuat kerajinan tangan”
Pada tahun 2001, sampah di daerah jambangan menumpuk sangat banyak, hal ini dikarenakan pada saat itu belum ada tempat pembuangan sampah yang permanen. Yang ada waktu itu hanyalah lahan kosong yang ukurannya tidak cukup besar untuk menampung semua sampah dari Kelurahan Jambangan. Akibatnya banyak sampah yang berserakan di jalan-jalan dan menimbulkan bau yang tidak enak bahkan menurut bu Istiqomah banyak belatung yang berjalan masuk ke rumah warga. Pada 5
Wawancara dengan bu Istiqomah, salah seorang kader lingkungan setempat pada tanggal 8 April 2016 pukul 10.45 WIB di kediamannya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
saat itu ada salah satu dosen dari Unesa yang berinisiatif untuk membuat tempat pengolahan sampah yang diberi nama komposter aerob, yang juga bekerjasama dengan pihak Unilever dan Pemkot. Tapi pada saat itu masih banyak warga yang kurang paham dengan kegunaan komposter aerob tadi sehingga banyak yang terbengkalai.
Gambar 4.6 Tong komposter aerob
Pada tahun 2004 pihak Unilever berinisiatif untuk membentuk Kader Lingkungan yang di ketuai oleh Bu Sriatun sendiri, pada saat itu anggotanya masih sekitar 40 orang dan hanya berada di wilayah Jambangan khususnya RW 3 saja. Kegiatan utama dari kader lingkungan ini adalah pelatihan bagi warga sekitar untuk untuk memilah dan mengolah sampah, pembibitan tanaman, penghijauan pekarangan, jalan, dan pinggir sungai serta membuat dan menggunakan jamban umum. Kader-kader tadi terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu dan remaja. Mereka
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
diajari cara memilah sampah basah dan kering. Sampah basah dijadikan kompos untuk menyuburkan tanaman, sedangkan sampah kering digunakan untuk kerajinan tangan atau dijual. “Walah mas ngajari wong-wong komposter mbiyen iku rodo angel, yo mungkin mergo wong awam. Diajari bolak balik mek siji loro sing paham. Terus pihak Unilever iku ngandani lan ngajari bu sriatun piye carane ben sosialisasi lingkungan iku berhasil. Carane nandur kembang ndek halaman umahe warga secara sukarela, bagi-bagi bibit tanduran lan gak lali dikei contoh disek neng pekarangan umahe bu sriatun dewe ben warga iso nyontoh. Suwih-suwih warga mulai menyadari penting e lingkungan sing asri lan sehat. Terus taun 2005 dinas kebersihan suroboyo njaluk tolong neng bu sriatun ben dikembangno kader lingkungan iku. Alhamdulillah iso berkembang program sing digagas bu sriatun, saiki kader e ono sekitar 27.000 wong sing wes nyebar neng kelurahan RT RW Suroboyo.”6
“Haduh mas mengajari orang-orang untuk komposter dulu itu lumayan susah, ya mungkin karena orang awam. Diajari berulang-ulang hanya sedikit yang paham. Terus pihak unilever itu memberi tau dan mengajarkan bu Sriatun bagimana caranya supaya sosialisasi lingkungan itu berhasil. Caranya menanam tanaman dan gak lupa diberi contoh di pekarangan atau halaman rumanya bu Sriatun dulu biar warga bisa mencontoh. Lama-lama warga mulai menyadari pentingnya lingkungan yang asri dan sehat. Terus tahun 2005 Dinas kebersihan Surabaya minta tolong ke bu Sriatun biar bisa dikembangkan kader lingkungan itu. Alhamdulillah bisa berkembang program yang digagas itu, sekarang kadernya ada
6
Wawancara dengan bu Istiqomah, salah seorang kader lingkungan pada tanggal 8 April 2016 pukul 10.45 WIB di kediamannya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
sekitar 27.000 orang yang sudah tersebar di kelurahan RT RW Surabaya.” Untuk membuat kompos para kader tadi didampingi oleh staff atau asisten dosen Unesa, untuk sampah kering mulai kertas, buku, koran, bungkus plastik, botol, bisa dikumpulkan untuk dijual. Setelah diberi pengarahan oleh pihak Unilever bu Sriatun dan para kadernya mulai bersosialisasi ke seluruh warga, mereka juga membagikan brosur-brosur yang berisi berbagai macam sampah basah dan kering. Tapi pada saat itu tetap saja masih banyak warga yang yang tidak mau untuk memilah dan mengolah sampah. Akhirnya bu Sriatun berinisiatif untuk memulai semua kegiatan dari rumahnya sendiri, mulai dari memilah, mengolah sampah dan melaksanakan penghijauan. Sampai-sampai bu Sriatun dengan sukarela menawarkan untuk membuatkan dan menanami pekarangan di rumah-rumah warga yang lain secara gratis, sebagai ganti mereka hanya di suruh untuk merawatnya saja, tetapi masyarakat yang menerima tawaran ini jumlahnya juga masih sedikit. Setelah sekian lama bersosialisasi ke warga, akhirnya sedikit demi sedikit masyarakat Jambangan mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Setelah kader lingkungan dirasa sukses melaksanakan programnya di RW 3, pada tahun 2005 Dinas Kebersihan meminta untuk mengembangkan kader lingkungan ini ke seluruh kelurahan Jambangan. Program ini pun berjalan sukses dan menyebar dengan cepat ke RT dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
RW seluruh kelurahan Jambangan. Kemudian pihak Unilever membentuk lagi kader-kader di seluruh kelurahan di Surabaya. Sampai saat ini kader lingkungan yang pada mulanya hanya ada di RW 3 dan berjumlah 40 orang telah berkembang dengan pesat dan pada saat ini sudah memiliki 27.000 kader lingkungan yang tersebar di seluruh kelurahan di Surabaya.
Gambar 4.7 kegiatan ibu-ibu membuat aksesoris lewat kerajinan daur ulang kain yang masih bisa dimanfaatkan
“Dulu kalau kumpul-kumpul masyarakat sini hanya mengobrol saja tanpa arah, tapi sekarang setelah adanya daur ulang sampah ini, topik yang sering mereka bicarakan adalah bagaimana membuat barang baru. Ibu-ibu yang punya waktu luang saya ajak, bisa dibilang seh jadi karyawan saya untuk ngembangkan usaha galeri daur ulang.“7
Dari hasil daur ulang sampah menjadi barang kerajinan sangat membantu bagi perekonomian masyarakat Jambangan saat ini terutama untuk menggerakkan pemberdayaan kaum perempuan, disamping itu juga menjaga lingkungan agar tetap bersih. 7
Wawancara dengan bu Risnani, ketua kader lingkungan pada tanggal 5 April 2016 pukul 12.45 WIB di Galeri Daur Ulang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
Bu Risnani yang juga ketua kader lingkungan saaat ini mempunyai galeri sendiri untuk memasarkan produk daur ulang sampahnya. Ia sudah memiliki beberapa karyawan untuk membantu usahanya. Karyawan bu Risnani dibagi menurut keterampilan masing-masing, ada yang bagian mencuci, menggunting dan menjahit. Untuk bagian mencuci gaji yang didapat dihitung perkilo, satu kilonya Rp 5.000 untuk yang memotong gajinya disamakan dengan bagian mencuci. Sedangkan yang menjahit digaji menurut besar kecilnya tas yang dijahit, dalam seminggu biasanya seorang penjahit kerajinan daur ulang sampah bisa memperoleh penghasilan sebesar Rp. 300.000.
Gambar 4.8 salah satu hasil kerajinan daur ulang yang dimanfaatkan sebagai tas
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
Mendaur ulang sampah menjadi barang kerajinan disamping meningkatkan perekonomian bagi pengrajinnya, juga bisa membantu para pemulung untuk mendapatkan penghasilan yang lebih banyak. Hal ini dikarenakan para pemulung merupakan pemasok bahan baku barang kerajinan. Biasanya para pengrajin membeli bahan baku sampah plastik dalam keadaan bersih seharga Rp. 10.000 perkilo. Dari hasil daur ulang sampah, masyarakat bisa memperoleh tambahan pendapatan rata-rata sebesar Rp 150.000 per bulan dari hasil penjualan kompos. Sedangkan masyarakat Jambangan yang benar-benar memanfaatkan dan aktif dalam menjalankan bisnis daur ulang sampah secara sungguh-sungguh bisa memperoleh penghasilan tambahan minimal rata-rata Rp 1juta perbulan. Mereka menjual limbah plastik tadi dalam bentuk kerajinan bunga plastik, taplak meja, tas, dompet, payung, antinganting dan aksesoris lainnya. “Dadi kerjo nang galeri daur ulang ono manfaat e. Terutama nambah penghasilan ekonomi, keloro lingkungan e iso resik lan pastine aku iso belajar akeh ngolah daur ulang sampah iki.”8 “Jadi, kerja di galeri daur ulang itu ada manfaatnya. Terutama menambah penghasilan ekonomi, kedua lingannya bisa bersih dan pastinya saya bisa belajar banyak mengolah daur lang sampah ini”
8
Wawancara dengan bu Yuswono, salah seorang kader lingkungan pada tanggal 8 April 2016 pukul 12.45 WIB di Galeri Daur Ulang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
Penghasilan yang didapatkan dari hasil mengolah sampah daur ulang sangat membantu perekonomian. Bu Yuswono mengatakan bahwa tidak ada yang tidak menguntungkan dari daur ulang sampah ini, bahkan belatung hasil pembusukan sampah juga bernilai ekonomi karena laku dijual sebagai pakan ikan dan burung. Sampah plastik merupakan sampah yang sangat sulit untuk diuraikan. Sebelum dilakukan daur ulang, masyarakat Jambangan hanya memilah sampah basah dan kering kemudian menjualnya, tapi harganya tidak seberapa karena masih belum memiliki nilai jual yang tinggi. Kemudian mereka memikirkan cara agar lebih bernilai dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Gambar 4.9 Galeri Daur ulang
Saat ini bu Risnani telah memiliki satu galeri untuk memasarkan produk daur ulang sampahnya. Selain menjual barang-barangnya sendiri,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
galeri juga menerima titipan dari warga yang lainnya untuk menjualkan hasil kerajinan daur ulangnya. Selain itu, mendaur ulang sampah juga bisa mengurangi angka pengangguran di kelurahan jambangan, hal ini dikarenakan adanya pembagian tugas terhadap kelompok tersebut, ada yang bagian mencuci, memotong dan menjahit. b. Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah Ledakan jumlah penduduk di beberapa kota besar Indonesia tak pelak menimbulkan berbagai masalah serius lainnya. Masalah sampah salah satunya. Masih segar di ingatan kita perseteruan yang terjadi antara Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota (Pemda DKI) Jakarta dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi beberapa waktu yang lalu itu juga gegara ditutupnya (sementara) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Bantar Gebang Bekasi. Bisa dibayangkan entah berapa ton sampah menumpuk di ibu kota yang padat penduduknya itu dalam seharinya. Di beberapa sudut Jakarta yang memang secara khusus dijadikan TPA oleh Pemda DKI terlihat tumpukan sampah menggunung disana. Bau tak sedap menjalar ke manamana. Belum lagi berbagai akibat buruk lainnya seperti timbulnya penyakit yang ditularkan oleh beberapa hewan seperti lalat dan tikus yang suka hidup di tempat sampah tentu saja hal itu sangat mengganggu warga DKI yang tinggal di dekat TPA.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
Mungkin bagi Pemda DKI sendiri yang sudah maju dan berpengalaman dalam mengelola daerahnya dan juga pihak pengelola sampah di TPA Bantar Gebang Bekasi punya solusi (jalan keluar) khusus dalam mengatasi masalah sampah diantaranya dengan menerapkan inovasi (cara/penemuan) baru yang berupa penggunaan mesin pemusnah sampah (incinerator) atau teknologi pengelolaan sampah lainnya. Surabaya sebagai kota besar kedua setelah Jakarta juga tak luput dari masalah sampah itu. Perlu diketahui bahwa sampah yang dimaksud bukan hanya berasal dari sampah dapur rumah tangga, sampah pasar tapi juga sampah yang berupa daun dan ranting kecil pepohonan yang tersebar di berbagai ruas jalan atau taman-taman penting Kota Surabaya yang ditebang karena rusak (tumbang) atau upaya peremajaan. Seperti diketahu bersama, sampah dibedakan menjadi dua yakni sampah dari bahan organik dan anorganik. Sampah organik meliputi sisasisa dapur rumah tangga yang berupa sisa potongan sayur, ikan, buah atau makanan (nasi) yang sudah rusak atau dalam skala yang lebih besar termasuk diantaranya sampah organik dari pasar atau sampah daun dan batang pepohonan taman kota. Sampah anorganik bisa berupa plastik, logam, beling (kaca) juga kertas. Biasanya setelah sampah sampai di TPA atau ketika berada di depo-depo sampah kecil, para pemulung sudah berdatangan untuk mengais rezeki dengan memilah-milah sampah itu. Mereka mencari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
logam, plastik, botol beling atau kertas kardus untuk dijual ke pengepul. Selanjutnya pengepul menyetorkan sampah-sampah anorganik tadi ke pabrik untuk didaur ulang. Belakangan ini masyarakat luas mulai gencar mengelola sampah rumah tangganya khususnya sampah anorganik karena bernilai ekonomi. Sebagian masyarakat Surabaya terutama kaum ibu-ibunya sudah semakin kreatif dalam menangani sampah anorganik itu. Mereka mendirikan bankbank sampah untuk menampung sampah-sampah anorganik yang dikumpulkan
warga.
Selanjutnya
pihak
pengelola
bank
sampah
menggantinya dengan sejumlah uang sesuai jumlah sampah yang disetorkan ke bank sampah itu. Sampah merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Segala aktivitas manusia sehari – hari selalu menghasilkan sisa barang atapun bahan yang biasa disebut sampah ataupun limbah. Pengolahan sampah yang tidak tepat dapat menimbulkan permasalahan yang cukup berat di lingkungan. Dengan adanya perkembangan teknologi seperti saat ini, sudah banyak bermunculan usaha – usaha pengelolaan sampah. Salah satunya adalah bank sampah. Bank sampah merupakan sebuah wadah sebagai tempat untuk mengumpulkan sampah, baik sampah dengan jenis – jenis tertentu maupun segala jenis sampah. Di dalam bank sampah terdapat sebuah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
organisasi atau kepengurusan yang mengatur operasional jalannya sampah setiap hari. Pada umumnya bank sampah menerima sampah – sampah kering seperti plastic, kertas, kain, besi, kaca, dan lain-lain. Sampah –sampah tersebut biasanya didapat dari nasabah sehingga para nasabah menerima upah atas penjualan sampah mereka dari bank sampah. Kemudian pihak bank sampah mulai mengelola sampah yang kemudian dijual kepada pelapak ataupun kepada bank sampah pusat. Jadi, secara umum tujuan didirikannya bank sampah pada kondisi saat ini adalah sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi timbunan sampah kering rumah tangga yang tidak terkendali di kalangan masyarakat, selain itu juga untuk meningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Bila berbicara mengenai pengelolaan sampah rumah tangga yang berhasil guna maka kelurahan Jambangan Surabaya itu memang patut dijadikan salah satu contohnya. Untuk melihat lebih dekat tentang bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga, peneliti mengunjungi Jambangan, sebuah kampung wisata lingkungan yang bersih nan sehat yang telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat regional maupun nasional.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
Bank sampah yang diberi nama Rukun Jaya ini didirikan pada tahun 2012, faktor didirikannya bank sampah ini merupakan salah satu rangkaian guna mendukung penilaian dalam lomba kampung green and clean se-kota Surabaya.
Gambar 4.10 Bank sampah tempat yang digunakan masyarakat Jambangan untuk menyetorkan sampah yang sudah dipilah-pilah.
Syarat mendapat poin lebih dalam perlombaan itu adalah dengan membangun bank sampah di dalam suatu RT. Sehingga masyarakat di daerah ini terdorong untuk membangun bank sampah, selain itu dengan adanya bank sampah di lingkungan mereka, menjadikan kampung menjadi lebih tertata perihal pengelolaan sampahnya, kampung menjadi lebih asri, dan lebih dikenal oleh pihak luar terlebih dalam dunia pendidikan lingkungan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
“proses pembangunan bank sampah ini murni dari hasil swadaya dan bantuan sukarela masyarakat setempat, sehingga rasa memiliki pada bank sampah ini cukup tinggi”9
Pada awal pendirian bank sampah, ketika itu dengan jumlah nasabah yang masih sedikit, pengurus masih menerima nasabah dari lingkungan/RT luar. Namun semakin berkembangnya bank sampah dengan jumlah nasabah 75 orang maka para nasabah dari luar RT terpaksa distop karena dirasa terlalu banyak nasabah. Selain itu, bank sampah Rukun Jaya ini juga memanfaatkan sampah untuk didaur ulang menjadi keajinan. Hasil dari kerajinan yang dibuat oleh para anggota/nasabah dijual kepada orang–orang yang bersedia membeli dengan harga yang ditentukan oleh pengrajinnya. Pembuatan kerajinan juga dilakukan ketika ada pelatihan dan bisa dijadikan pameran ketika ada tamu yang berkunjung. Lalu bagaimana upaya mengumpulkan sampah-sampah anorganik itu dari para warga. Untuk itu peneliti menghubungi Pak Sutikno yang bertugas di salah satu bank sampah RW 01 Kelurahan Jambangan Surabaya. “Ada beberapa RW (Rukun Warga) di Kelurahan Jambangan Surabaya yang dijadikan percontohan, tapi RW 01 dan 03 termasuk yang paling maju” 10 9
Wawancara dengan bu Takim salah seorang pengurus bank sampah Rukun Jaya pada tanggal 10 Oktober 2016 pukul 16.00 WIB 10 Wawancara dengan pak Sutikno salah seorang yang bertugas di bank sampah Rukun Jaya pada tanggal 10 Oktober 2016 pukul 16.15 WIB
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
Gambar 4.11 Pak Sutikno ketika bertugas di bank Sampah
Narasumber juga menjelaskan, bahwa sistem menabung di bank sampah ini ialah para nasabah mengumpulkan sampah mereka khusunya sampah kering meliputi plastik, kertas, kardus, botol kaca, botol plastic, besi, sandal karet, dan lain-lain. Sampah–sampah tersbut disetorkan oleh para nasabah yang merupakan masyarakat RT tersebut setiap satu minggu sekali yakni hari Rabu. Untuk para nasabah yang tidak bisa menyetor di hari Rabu, bisa dilakukan pengumpulan sampah dengan menaruh sampah di area bank sampah kemudian diberi label nama supaya pengurus bisa dengan mudah mendata.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
“Soal harga sampah kering perkilogramnya masing-masing RW hampir sama, naik-turun disesuaikan harga di pasaran” 11 Untuk harga sampah di atas Rp 1.000.- para pengurus menetapkan harga yang berbeda ketika membayar kepada nasabah dan menjualnya kepada Bina Mandiri. Harga yang ditetapkan tersebut digunakan sebagai jasa lelah para pengurus ketika memilah, membersihkan dan merapikan sampah dari para nasabah. Misalnya harga suatu sampah per kg adalah Rp 1500,- namun pengurus membayarkan Rp 1300,- kepada nasabah. Jadi sisa uang Rp 200,- digunakan sebagai jasa pengurus bank sampah. Selain itu juga diadakannya iuran wajib sebesar Rp 2.000,- setiap hari Rabu ketika pengumpulan sampah. Juga diadakannya menabung sukarela bagi para nasabah. Tujuan diadakan sistem yang seperti ini adalah untuk mengembangkan uang yang di dapat hasil dari hasil penjualan sampah, selain itu juga untuk membantu para nasabah yang membutuhkan pinjaman. Dengan bunga sebesar 10% selama 16 kali Angsuran dan setiap Angsuran dilakukan setiap hari Rabu dirasa tidak begitu memberatkan nasabah. Setelah sampah terkumpul selama 3–4 minggu biasanya pada hari Rabu Pukul 14.00 WIB, sampah–sampah dari bank sampah Rukun Jaya di setor ke bank sampah Bina Mandiri. Bank sampah Bina Mandiri adalah
11
Wawancara dengan pak Sutikno salah seorang yang bertugas di bank sampah Rukun Jaya pada tanggal 10 Oktober 2016 pukul 16.30 WIB
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
bank sampah pelopor dan merupakan bank sampah Terpusat. Jadi kebanyakan bank sampah–bank sampah lain juga banyak yang menyetor / menjual sampah mereka kesana. Mengapa memilih bank sampah Bina Mandiri? Karena bank sampah Bina Mandiri bisa merekomendasikan jika adanya suatu pelatihan ataupun beasiswa bagi anggota bank sampah lainnya. Selain itu, bank sampah Rukun Jaya ini juga telah mendapatkan bantuan berupa CSR Listrik sebesar Rp. 2.500.000,- beserta alat cetak struk pembayaran listrik atas rekomendasi bank sampah Bina Mandiri. Namun perlu diketahui, jika pada proses pengangkutan sampah dari bank sampah Rukun Jaya menuju bank sampah Bina Mandiri, timbunan sampah tidak memenuhi 1 truk maka pihak bank sampah yang menyetor akan kena charge. Namun untuk berapa jumlah rupiah charge masih belum tahu karena selama ini bank sampah Rukun Jaya selalu penuh 1 truk. Namun tidak menutup kemungkinan jika ada orang luar yang ingin membeli sampah di bank sampah Rukun Jaya ini maka di perbolehkan dengan harga yang sama dengan harga ketka menjual ke bank sampah Bina Mandiri. Informasi yang didapat dari narasumber di lokasi, biasanya sekali pengangkutan yakni 3-4 minggu diperoleh berat sampah sebesar 500– 800kg total dari semua jenis sampah. Dan jika diuangkan berkisar antara Rp 500.000– Rp 800.000. Jika dikalkulasikan, jumlah pendapatan bank sampah ditambah tabungan sukarela nasabah dan iuran wajib per minggu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
Rp 2.000 maka jumlah saldo Bank Sampah Rukun Jaya ini bisa mencapai Rp 80.000.000 – Rp 90.000.000 (Delapan Puluh Juta Rupiah hingga Sembilan Puluh Juta Rupiah). Kemudian setelah disetor ke bank sampah Bina Mandiri, sampah– sampah
tersebut
dibeli
atau
dijual
kepada
pabrik–pabrik
yang
membutuhkan, misalnya pabrik plastik, botol kaca dan lain-lain. Dengan harga yang ditentukan oleh pihak bank sampah Bina Mandiri. Warga kelurahan Jambangan tak cuma bijak mengelola sampah kering hingga mereka mampu menyulapnya dengan sejumlah rupiah. Sisa dapur rumah tangga mereka juga tak dibuang begitu saja. Mereka mengolahnya kembali hingga menjadi kompos untuk pupuk tanaman hias atau bahkan sayuran yang mereka tanam di halaman rumah. Sisa dapur rumah tangga yang berupa potongan sayur, buah atau nasi basi, daun-daun kering pepohonan di rumah dirajang kembali kecilkecil dengan ukuran lebih kurang 2 sentimeter kemudian dimasukkan dalam drum plastik komposter. Drum komposter dari bahan plastik dirancang sedemikian rupa dengan beberapa lubang pengudaraan (aerasi) yang dibuat dari paralon. Komposter yang dijual di pasaran harganya lebih mahal. Akhirnya warga Jambangan berinisiatif membuatnya sendiri dengan mentransfer ilmu dari internet. Komposter lengkap dengan paralon saluran udara memungkinkan mikroba (jasad renik) atau dekomposer (bakteri pengurai) lainnya bekerja secara aerob.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
Untuk menggali informasi lebih jauh tentang pengelolaan sampah (sisa) rumah tangga yang terkategori sampah basah (organik), siang itu peneliti menemui pak Jono selaku ketua RT 03/RW 01 Jambangan Surabaya. “Di Jambangan ini setiap 7 rumah dipasang 1 komposter”12 Bahan-bahan sisa dapur yang dikomposkan dalam komposter, dibolak-balik setiap beberapa hari sekali. Satu atau dua bulan kompos sudah bisa dipanen. Menurut penuturan Pak Jono, untuk mempercepat proses pengomposan kadang-kadang sebagian warganya menambahkan starter (bibit) kompos atau larutan EM4 (Effective Microorganism) ke dalam bahan kompos itu. Selanjutnya bahan kompos yang sudah matang, berwarna coklat kehitaman itu bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman hias atau beberapa jenis sayuran yang mudah ditumbuh-kembangkan dalam pot plastik atau polibag. Hasil sayuran seperti lombok atau tomat bisa digunakan sebagai tambahan kebutuhan dapur. c. Pembuatan Kompos Ala Pemerintah Kota Surabaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki banyak depo sampah dan beberapa rumah kompos. Dua rumah kompos diantaranya berada di dalam lingkungan Kelurahan Jambangan Surabaya. Menjelang siang peneliti sempatkan diri untuk mendatangi kedua rumah kompos itu. 12
Wawancara dengan pak Jono ketua RT 03/RW 01 Jambangan pada tanggal 11 Oktober 2016 pukul 17.15 WIB
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
Sayang sekali siang itu peneliti tidak berjumpa dengan pak Warsito, selaku pimpinan rumah kompos akan tetapi peneliti bisa mendapatkan keterangan jelas dari beberapa karyawan yang saat itu sedang aktif bekerja di rumah kompos. Bahan organik sebagai bahan baku kompos berasal dari sisa-sisa sayur, buah dan ikan yang dikumpulkan beberapa pasar di Surabaya. Selain itu dari daun dan ranting-ranting kecil pepohonan yang ada di beberapa ruas jalan dan taman kota yang ditebang oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Cabang dan batang pohon yang berukuran besar dimanfaatkan untuk bahan bakar pada saat berlangsung proyek pengaspalan jalan. Dengan kendaraan pengangkut (dump truck) sampah-sampah organik itu diangkut menuju rumah kompos Jambangan. Ada beberapa mesin pencacah yang siap menghancurkan sampah menjadi potongan kecil-kecil. Untuk satu truk atau dump truck biasanya berisi sampah organik sebanyak 5 - 6 ton. Teknik pembuatan kompos yang diterapkan oleh Pemkot Surabaya dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya itu terbilang sederhana. Hasil gilingan sampah tadi dibiarkan menumpuk lalu disirami dengan air. Setiap 2 atau 3 hari sekali dilakukan pembolakbalikan tumpukan bahan kompos sambil diguyuri air.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
“Hanya disirami air saja mas tanpa bahan lain” ujar Danis karyawan rumah kompos Jambangan.13
Gambar 4.12 Potret rumah kompos Jambangan
Demikian seterusnya sampai kompos menjadi matang, butuh waktu sekitar 2 bulan. Kompos hasil inovasi Pemkot Surabaya itu nantinya akan dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik yang ditaburkan ke semua taman dibawah pengelolaan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Di sebelah rumah kompos Jambangan yang berlokasi di bawah jalan tol itu kini sedang dibangun rumah kompos baru dengan dilengkapi mesin pemilah. Kata Danis, kapasitas produksi komposnya jauh lebih besar.
13
Wawancara dengan Danis salah seorang karyawan rumah kompos Jambangan pada tanggal 13 Oktober 2016 pukul 09.25 WIB
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
Gambar 4.13 terlihat beberapa mahasiswa melakukan kunjungan untuk belajar di kelurahan Jambangan.
3. Bentuk Perubahan Sosial di Kelurahan Jambangan Sehubungan dengan keberhasilan kelurahan Jambangan dalam hal peduli lingkungan, tentunya membawa dampak positif dari segi kehidupan mayarakatnya.
Seperti
hubungan
dalam
dunia
kerja
yang saling
menguntungkan antar anggota masyarakat dan membentuk hubungan yang saling membutuhkan, misalnya: masyarakat Jambangan dalam hal pemenuhan bahan untuk kerajinan daur ulangnya bekerjasama dengan pengepul-pengepul setempat, para pencuci bahan-bahan untuk kerajinan dan juga para penjahitnya. Selain itu dengan adanya pengolahan daur ulang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
sampah ini, juga bisa menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sehingga berdampak pada menurunnya angka pengangguran. Hal lain yang juga menguntungkan dalam pemanfaatan sampah di kelurahan Jambangan adalah dikarenakan adanya tenaga kerja yang banyak sehingga dalam proses pengerjaan sampah menjadi barang kerajinan tidak membutuhkan biaya yang cukup besar untuk menggunakan peralatan yang mahal. Kondisi ini memungkinkan untuk menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.
Gambar 4.14 Suasana salah satu gang kelurahan Jambangan
Lingkungan kelurahan Jambangan yang memiliki program lingkungan hidup termasuk program daur ulang sampah, terbukti menjadi lingkungan yang sehat, hijau dan nyaman. Dari sisi ekonomi kerakyatan jelas akan muncul dengan sendirinya karena produknya bisa dijual. Selain mempunyai nilai ekonomis, usaha daur ulang sampah yang dilakukan masyarakat Jambangan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
juga mempunyai efek yang positif terhadap masyarakat Kelurahan Jambangan sendiri, masyarakat kini telah menjadi lebih sadar untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Keserasian mayarakat kelurahan Jambangan dengan lingkungannya saat ini telah mencapai tahap yang dinamis, hal ini harus dilakukan oleh anggota masyarakat sebagai individu yang memelihara dan menunjang lingkungan hidup agar tetap selaras dan serasi sehingga pemberdayaan lingkungan hidup terus berlanjut sampai generasi yang akan datang.
C. Perubahan Sosial Kelurahan Jambangan bila Dilihat dari Perspektif Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman Berdasarkan judul dalam penelitian yang diangkat oleh peneliti tentang “perubahan sosial melalui gerakan peduli lingkungan di kelurahan Jambangan”, peneliti melihat pada masyarakat dan perubahan dari segi kemauan atau inisiatifnya. Yang mana bahwa tahapan dalam perubahan tersebut menjelaskan tentang tahap-tahap terjadinya perubahan sosial yang dirasakan oleh masyarakat di kelurahan Jambangan. Sebagaimana didalam perubahan itu tampak pada perubahan sikap masyarakat setempat dalam hal kepedulian lingkungan sekitar. Perubahan merupakan sesuatu yang dirasakan setiap masyarakat dimanapun mereka berada. Karena didalam perubahan tersebut, masyarakat akan merasakan sesuatu yang belum pernah ada atau yang belum pernah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
menjadi ada serta kemuadian akan mengikuti setiap kehidupan mereka. Hal ini terjadi karena pada dasarnya masyarakat dalam menjalani kehiduapan sifatnya dinamis. Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat luas bisa berupa perubahan menuju ke yang lebih baik akan tetapi juga bisa membawa ke sebuah kemunduran. Berbicara perubahan sosial, tidak terlepas dengan beberapa faktor yang turut ikut campur dalam kehidupan sehari-hari mereka, melalui berbagai media. Proses perubahan sosial dari waktu ke waktu sifatnya lebih alamiah dan tidak terasa, namun ada juga yang instan dan langsung. Menelaah adanya perubahan setiap kehidupan, maka dapat dipaparkan bahwa kemajuan zaman sangat erat kaitannya dengan faktor perubahan tersebut. Faktor perubahan sosial di masyarakat luas dapat berasal dari pihak masyarakat itu sendiri (intern) atau bisa juga dari pihak diluar masyarakat itu (ekstern). Mengenai pihak dalam masyarakat sendiri adalah bentuk kemauan serta tekad masyarakat tersebut dalam merubah keidupan mereka. Sedang faktor dari luar dapat berupa adanya informasi baru yang diperoleh, adanya kecanggihan teknologi yang dapat mempermudah urusan segala kehidupan mereka dan budaya baru yang menjadi satu dalam kehidupan mereka. Dengan adanya beberapa faktor yang masuk dalam kehidupan sejari-hari masyarakat, diharapkan mereka bisa memfilter mana yang terbaik bagi kehidupan seharihari.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab II, bahwa teori konstruksi sosial memandang masyarakat adalah sebuah hasil dari manusia itu sendiri. Manusia dibentuk dan diciptakan oleh masyarakat di sekitarnya. Ada individu-individu yang berekspresi sehingga dapat mempengaruhi hal-hal yang ada di sekitarnya. Tindakan seseorang yang dilakukan secara berulangulang akan membiasakan lingkungan sekitarnya dengan tindakan yang dilakukan individu-individu. Nilai-nilai yang ditanamkan sejak lama oleh alm. Bu Sriatun dapat diteruskan oleh para kader lingkungan dan masyarakat Jambangan, karena sosio-kultural pada masyarakat Jambangan sudah terbentuk sejak lama. Gerakan peduli lingkungan alm. bu Sriatun beserta kadernya yang bertujuan untuk merubah daerah Jambangan baik secara fisik maupun sosialnya selama bertahun-tahun adalah kenyataan objektif. Masyarakat secara subjektif menyadari akan kehadiran dan perannya almarhum bu Sriatun beserta kadernya ditengah-tengah masyarakat Jambangan. Kesadaran ini berupa kesadaran subjektif dan kenyataan objektif yang ada dalam diri manusia dan diluar manusia.14 Almarhum
bu
Sriyatun
Djupri
membantu
masyarakat
untuk
menjelaskan dan mensosialisasikan kepada masyarakat yaitu dengan cara menstimulus, menggerakkan dan memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan dan mengembangkan kemampuan mereka agar dapat menyadari 14
Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: Lkis, 2005), 37
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
masalah
yang
akan
ditimbulkan
akibat
membuang sampah
secara
sembarangan. Awal mula gerakan tersebut dimulai dengan mengingatkan tetangga dan warga sekitar agar tidak membangun jamban di bantaran sungai dan membuang sampah sembarangan. Mengubah kebiasaan apalagi yang buruk, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang panjang, telaten, sabar, dan butuh waktu. Paham itulah yang dianut oleh Sriatun Djupri dalam memandu dan merubah masyarakat Jambangan untuk peduli pada kesehatan dan lingkungan. Pada saat itu hanya sedikit warga yang mau mendengar dan melaksanakan himbauan bu sriyatun. Meskipun begitu dia tidak berputus asa dan mulai senang karena sudah ada warga yang mau mendengarkan dan melaksanakan sarannya walaupun masih sedikit. Meskipun dalam kehidupan ini ada aturan-aturan atau hukum yang menjadi pedoman di berbagai institusi sosial, aturan tersebut adalah produk manusia untuk melestarikan keteraturan sosial. Sehingga meskipun aturan di dalam struktur sosial terasa mengekang kebebasan, manusia dapat melakukan hal diluar aturan yang berlaku. Manusia hakikatnya ingin bebas melakukan tindakan sesuai apa yang ingin dilakukan, hal tersebut berasal dari pemikiran manusia itu sendiri baik dalam hal kebaikan ataupun keburukan. Dikarenakan manusia cenderung melakukan keburukan, maka dari itu dibentuklah sebuah aturan untuk menjaga keteraturan sosial.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
Kehidupan ini seperti roda yang berputar. Ada stimulus, tindakan serta respon dan ketiga hal tersebut saling berhubungan. Pada tahap eksternalisasi, proses penyesuain diri dengan dunia sosio-kultural sebagai produk manusia. Hal ini adalah suatu pencurahan diri manusia secara terus menerus kedalam dunia. Kader lingkungan yang dibentuk oleh bu Sriatun juga melaksanakan penyesuaian dengan dengan masyarakat Jambangan dan melakukan tindakan secara teruis menerus untuk mempertahankan gerakan peduli lingkungan. Tindakan yang dilakukan tersebut berupa pelatihan bagi warga sekitar untuk untuk memilah dan mengolah sampah, pembibitan tanaman, penghijauan pekarangan, jalan, dan pinggir sungai serta membuat dan menggunakan jamban umum. Apa yang telah dilakukan kader lingkungan seperti yang diungkapkan bu Istiqomah adalah melanjutkan kebaikan yang dilakukan alm. bu Sriatun dulu semasa mengawali gerakan peduli lingkungan ketika pendekatan kepada warga Jambangan. Dia berinisiatif untuk memulai semua kegiatan dari rumahnya sendiri, mulai dari memilah, mengolah sampah dan melaksanakan penghijauan. Sampai-sampai bu Sriatun dengan sukarela menawarkan untuk membuatkan dan menanami pekarangan di rumah-rumah warga yang lain secara gratis, sebagai ganti mereka hanya disuruh untuk merawatnya saja. Hal ini akan membentuk respon positif dari masyarakat. Peranan yang sudah dibangun polanya dan dilengkapi dengan lambang yang mencerminkan pola-pola dari peranan. Dalam kehidupan sehari-hari para
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
kader lingkungan menyesuaikan dirinya dengan pola kegiatan peranannnya serta ukuran pelaksanaan atau performance yang dipilih. Pada tahap objektivasi ini yakni disandangnya produk-produk aktivitas itu dalam interaksi sosial dengan intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusional. Aktivitas yang selalu dilaksanakan kader lingkungan ini menjadi pola yang selalu dilakukan juga oleh masyarakat Jambangan. Gerakan peduli lingkungan merupakan suatu yang sudah terlembaga dan berada diluar individu. Pelembagaan ini terjadi karena kesepahaman antar intersubjektif dalam masyarakat, karena dalam hal ini masyarakat menyakini bahwa memiliki lingkungan yang nyaman, hijau dan bersih merupakan sesuatu yang wajib. Objektivasi terjadi karena adanya proses eksternalisasi. Ketika dalam proses eksternalisasi semua ciri-ciri dan simbol-simbol diadaptasikan dan dikenal masyarakat umum maka terdapatlah pembeda kemudian terjadilah legitimasi. Satu kasus yang khusus tetapi sangat penting dari objektivasi adalah signifikasi, yakni pembuatan tanda-tanda oleh manusia. Dalam proses konstruksi sosial, momen ini disebut sebagai interaksi sosial melalui pelembagaan dan legitimasi. Dalam pelembagaan dan legitimasi tersebut, agen bertugas untuk menarik dunia subjektifitasnya menjadi dunia objektif melalui interaksi sosial yang dibangun secara bersama.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
Pelembagaan ini terjadi manakala kesepahaman intersubjektif atau hubungan subjek-subjek.15 Pelembagaan ini merupakan sebuah pandangan keseluruhan individu masyarakat Jambangan yang terjadi kesepahaman atau satu persepsi. Meyakini bahwa memiliki lingkungan yang nyaman, hijau dan bersih serta menjadi bagian dari anggota kader lingkungan juga bisa menambah nilai ekonomis merupakan sesuatu yang bisa dikatakan hal yang wajib. Pada tahap internalisasi yakni peresapan kembali realitas-realitas manusia dan mentransformasikannya dari struktur dunia objektif kedalam struktur kesadaran dunia subjektif. Proses penarikan kedalam ini melibatkan lembaga yang terdapat dalam masyarakat, yakni lembaga pemerintah kota, kader lingkungan maupun perusahaan swasta seperti Unilever. Lembaga berperan dalam proses ini dikarenakan wujud konkret dari pranata sosial adalah aturan, norma, adat-istiadat dan semacamnya yang mengatur kebutuhan masyarakat dan telah terinternalisasi dalam kehidupan manusia. Kenyataan bahwa mewujudkan lingkungan yang asri, hijau, sehat serta bisa mendatangkan nilai ekonomis adalah melalui gerakan peduli lingkungan seperti memilah sampah organik dan non organik, membangun jamban di rumah, memanfaatkan sampah yang masih bisa diolah untuk dijadikan kerajinan daur ulang sehingga bisa bernilai ekonomis, menanam tanaman di
15
Ibid., 44
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
sekitar rumah atau lebih tepatnya lahan kososng dan sebagainya, nilai-nilai ini yang masuk menjadi kesadaran subjektif manusia.16 Setelah sekian lama bersosialisasi ke warga, akhirnya sedikit demi sedikit masyarakat Jambangan mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
Setelah
kader
lingkungan
dirasa
sukses
melaksanakan
programnya di RW 3, pada tahun 2005 Dinas Kebersihan meminta untuk mengembangkan kader lingkungan ini ke seluruh kelurahan Jambangan. Program ini pun berjalan sukses dan menyebar dengan cepat ke RT dan RW seluruh kelurahan Jambangan. Kemudian pihak Unilever membentuk lagi kader-kader di seluruh kelurahan Surabaya. Sampai saat ini kader lingkungan yang pada mulanya hanya ada di RW 3 dan berjumlah 40 orang telah berkembang dengan pesat dan pada saat ini sudah memiliki 27.000 kader lingkungan yang tersebar di seluruh kelurahan di Surabaya. Banyak cara yang dilakukan oleh kader lingkungan dalam menjaga konsistensi mereka dalam hal gerakan peduli lingkungan. Berbagai cara tersebut meliputi melakukan tindakan preventif dan memberi solusi alternatif terkait kesehatan, kebersihan, serta pelestarian lingkungan yang menyangkut masyarakat Jambangan, mengajak pihak luar untuk bekerjasama guna memberi pengetahuan dan ilmu pelatihan daur ulang beserta kerajinan tangan
16
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), 48-49.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
yang nantinya bisa bernilai ekonomis, kemudian pemberdayan kaum perempuan. Pencapaian dari alm. bu Sriatun beserta kader lingkungan yang meneruskan perjuangannya hingga saat ini memberi kontribusi besar bagi kemajuan dan perubahan kelurahan Jambangan. Secara otomatis masyarakat pun memiliki pandangan terhadap gerakan peduli lingkungan tersebut dari hasil perubahan yang telah dicapai saat ini. Nilai-nilai yang ditanamkan sejak lama oleh almarhum bu Sriatun dapat diteruskan oleh para kader lingkungan dan masyarakat Jambangan, karena sosio-kultural pada masyarakat Jambangan sudah terbentuk sejak lama. Gerakan peduli lingkungan almarhum bu Sriatun beserta kadernya yang bertujuan untuk merubah daerah Jambangan baik secara fisik maupun sosialnya selama bertahun-tahun adalah kenyataan objektif. Masyarakat secara subjektif menyadari akan kehadiran dan perannya alm. bu Sriatun beserta kadernya ditengah-tengah masyarakat Jambangan. Kesadaran ini berupa kesadaran subjektif dan kenyataan objektif yang mana diserap oleh individu-individu dalam masyarakat. Realitas sosial yang dibangun antara individu dengan lembagalembaga sosial, dibangun terus menerus, sehingga masyarakat mengkontruksi ke pengetahuan masing-masing bahwa gerakan peduli lingkungan akan tetap dilaksanakan turun temurun hingga saat ini dan dipercaya nantinya akan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
selalau memberi dampak perubahan baik secara fisik maupun sosial dengan baik di kelurahan Jambangan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id