NO. 335 / SYAWAL / DZULQA’DAH / TH. 1435 H / AGUSTUS 2014 / TH. XXXXI ISSN: 0215-3289
Prof. Dr. Ali Mufrodi, MA
Kejayaan Islam Bisa Dimulai dari Indonesia
Pendidikan Karakter di Ruang Belajar Terpisah
MPA 335 / AGUSTUS 2014
Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Pemimpin Umum: H. Mahfudh Shodar Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: H. Musta'in Wakil Pemimpin Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid Staf Ahli: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Sakur, H. M. Fachrur Rozi Dewan Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR Sekretaris Redaksi: H. Samsul Anam Bendahara: H. Sugianto Staf: Khusnul Khotimah Distribusi/Tata Usaha: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito Hukum dan Litbang: Hj. Hikmah Rahman Staf Redaksi Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi'ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Mey Sutrisno, Muhammad Munif Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar Koresponden: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. Alamat Redaksi: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] Diterbitkan Oleh: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
Pembaca setia, alhamdulillah keagungan Ramadhan yang penuh berkah, dapat kita jalani bersama dengan berbagai amalan ibadah. Terutama pada malam-malam Ramadhan yang hening penuh kekhusyukan. Meski keesokan harinya, kita tak mealpakan tugas keseharian. Begitupun bagi awak redaksi, meski dalam suasana Ramadhan kami tetap melakukan peliputan seperti biasanya. Hal itu merupakan tugas dan sekaligus tanggung jawab yang harus kami lakukan, agar bisa memberikan hidangan informasi yang Anda butuhkan. Oleh karenanya, meliput suatu berita bagi kami merupakan kebanggaan tersendiri. Lebih-lebih ketika berhasil mewawancarai narasumber yang super sibuk. Itulah sebabnya, ketika kami mendengar Dr. KH. Lukman Hakim, MA akan memberikan ceramah di Surabaya, kami langsung mengirim reporter kami untuk mewawancarainya di selasela safari taushiyah Ramadhan Sufiolog tersebut. Hasil wawancara itu kami sajikan dalam rubrik Lensa Utama bersama narasumber yang lain. Seperti Drs. Agus Sunyoto, M.Pd (Sejarahwan dan penulis buku best seller ‘Atlas Walisongo’), Dr. Suis Qa’im Abdullah, M.Fil.I (Mursyid Akbar Angkatan Muda Thoriqat Dedy Kurniawan bersama Dr. KH. M. Lukman Hakim, MA Indonesia wilayah Jawa Timur), dan KH. Mas Muhammad Yahya Chozin (Pengasuh pondok pesantren Sunna’ul Hayat Surabaya). Itupun kami rangkum dengan hasil wawancara bersama Akh. Muzakki, Grad. Dip.SEA, M.Ag, M.Phil, Ph.D (Sekretaris PWNU Jawa Timur), Drs. H. Moh. Sulthon Amien (Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur), Dr. Fajar Budianto, SH, MH (Sekretaris DHD Pejuang 45 Jawa Timur) dan KH. Salahuddin Wahid (Pengasuh pondok pesantren Tebuireng Jombang). Moga hal tersebut dapat menemani hari-hari Anda, seusai letih beranjangsana ke sanak famili dengan hati fitri yang penuh sukacita. Kami juga menyajikan informasi dari MA Blingual Kota Batu. Meski usianya baru seumur jagung, tapi telah berhasil meraih segudang prestasi. Beritanya bisa Anda simak di rubrik Serambi Madrasah. Sementara berita dari pondok pesantren, sengaja kami tampilkan PP. Sirojuth Tholibiin Blitar. Sebab pesantren asuhan Kiai Harun Syafi’i ini, terbukti telah berhasil mengelola berhektar-hektar tanah yang dijadikan sebagai lahan perkebunan. Bagi yang ingin meniru, bisa membacanya di rubrik Bilik Santri. Sedangkan rubrik Inspirasi kami sajikan ide dari MTs Negeri Tarik Sidoarjo. Madrasah ini sengaja mengeterapkan pemisahan antara murid perempuan dan murid laki-laki. Tak saja ruang belajaarnya, tapi juga tempat wudlu dan bahkan kantin siswa. Hal itu dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidikan karakter di sekolah. Nah! Kontak dan Pendapat --------------Teropong -----------------------------Lensa Utama -------------------------Liputan Khusus ---------------------Inspirasi ------------------------------Cahaya Hati -------------------------Lensa Khusus -----------------------Agama --------------------------------Figur -----------------------------------
4 5 6 14 18 19 20 22 26
Bilik Santri --------------------------Uswah --------------------------------Edukasi ------------------------------Serambi Madrasah -----------------Lintas Peristiwa --------------------Pesona --------------------------------LAA Remaja ------------------------Cermat -------------------------------Dunia Islam --------------------------
27 34 36 42 51 58 59 62 66
MPA 335 / Agustus 2014
3
INNA LILAAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN Segenap Keluarga Besar Redaksi Mimbar Pembangnan Agama Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur Turut berduka atas wafatanya
M. Abdurrahman Habib (Bimbi) Umur 20 Tahun
Putra Bapak H. Athor Subroto, Dewan Redaksi MPA Hari Selasa, 24 Juni 2014 M / 26 Sya’ban 1435 H, pukul 17.20 Wib Dimakamkan di REWWIN Waru Sidoarjo Semoga amal ibadahnya diterima Allah Swt. Segala dosa dan khilafnya diampuni-Nya. Keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, kesabaran dan tawakkal Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi H. Musta’in
INNA LILAAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN Pimpinan dan segenap Pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magetan Turut berbelasungkawa sedalam dalamnya atas wafatnya: “BPK. Drs. SUHARI, M.Pd.I” Kasi PAIS Kantor Kementerian Agama Kab.Magetan
Lahir: 17 Maret 1963 Wafat: Padahari Ahad, 29 Juni 2014 Jenazah dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Widorokandang Kec. Sidorejo Kab. Magetan serta wafatnya: “Ibu SITI NUR FARIDA, S.Ag” Guru MIN Sidorejo Kab.Magetan Wafat: Pada hari Jum’at, 27 Juni 2014 Jenazah dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Tamanan Kec. Sukomoro Kab.Magetan
Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT serta segala salah dan kekhilafannya mendapat ampunan-Nya. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab.Magetan Ttd Drs.H.MOCH AMIN MAHFUD,M.Pd.I
INNALILLAHI WA INNA ALAIHI RAJI‘UN SEGENAP KELUARGA BESAR KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SITUBONDO TURUT BERBELA SUNGKAWA SEDALAM-DALAMNYA ATAS WAFATNYA :
H. ABD. GANI – Sumenep Madura (Ayahanda dari Drs. H.Moh. Bakri, M.Pd.I. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Situbondo) Pada Hari Sabtu, 05 Juli 2014 / 07 Ramadhan 1435 H. Semoga amal ibadahnya oleh Allah SWT dan segala salah khilafnya diampuni oleh NYA. Amiin. 4
MPA 335 / Agustus 2014
Momentum Perubahan Pilihan Presiden/Wakil Presiden telah usai. Salah satu dari dua pasangan telah terpilih. Mereka mengemban amanat memimpin bangsa dan membawa bahtera Indonesia agar selamat ditengah-tengah gelombang dan badai yang menerpa. Tanpa disadari selama ini bangsa Indonesia terperangkap dalam jeratan ekonomi kapitalis. Suatu sistem yang dirancang oleh Adam Smith yang berfalsafahkan individualisme dan liberalisme. Sistem ini menimbulkan persaingan bebas yang menjadi dasar kapitalisme. Pada hal kapitalisme inilah yang telah melahirkan kolonialisme dan imperialisme. Kapitalisme telah menimbulkan proses pemiskinan dan marginalisasi peran sebagian masyarakat. Kesenjangan antara pemilik modal dari Negara-negara donor dengan bangsabangsa penghutang makin menganga. Dampak buruk menimpa anak bangsa yang harus menanggung beban piutang. Beban itu hingga kini masih menggelayut. Tahun 2015 berlangsung AFTA. Mau tidak mau, suka tidak suka kita mesti mengikutinya. Pasar bebas ASEAN ini merupakan peluang sekaligus tantangan. Menjadi peluang jika pemimpin bangsa dan jajarannya berhasil meningkatkan daya saing sumber daya manusia melalui pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembinaan usaha intensif terhadap usaha kecil dan menengah. Bila tantangan tidak dapat diantisipasi akan menjadi faktor penghambat bagi kemajuan bangsa. Dalam kondisi lemah, suatu bangsa yang sudah merdekapun akan mudah dikendalikan oleh pihak luar. Kita belum bisa disebut merdeka yang sesungguhnya bila kita masih mengikuti arus skenario bangsa lain. Inilah masalah besar yang dihadapi oleh bangsa ini, dan menjadi tugas penguasa yang baru untuk mencari solusinya. Apapun yang terjadi, amanat rakyat ini tidak boleh disia-siakan. Bekerja keras dan berpikir cerdas harus
dilakukan. Korupsi yang sudah membudaya dan menggurita harus dipangkas. Inefisiensi kerja para penyelenggara Negara mesti dihindari. Good Governance –tata pemerintahan yang baik- segera diwujudkan. Harapan rakyat kepada pemimpin nasional yang baru sangat besar. Bagi rakyat pada umumnya, persoalan-persoalan yang menyentuh kehidupannya sehari-hari itulah yang penting. Mampukah pemerintah mencarikan solusi yang tepat terhadap pengentasan kemiskinan. Masih banyak pula anakanak miskin yang tidak dapat menikmati bangku sekolah, karena harus bekerja membantu mencari nafkah. Toh bersekolahpun wajib membayar SPP sekalipun sering didendangkan lagu “sekolah gratis”. Agenda besar menunggu. Pemberantasan korupsi, pengentasan kemiskinan, program mandiri pangan dan energi, meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan IPTEK yang menunjang ketenagakerjaan serta mengatasi pengangguran yang terus menumpuk. Perjuangan mengisi kemerdekaan pada hari ulang tahunnya yang ke tujuh puluh sekarang adalah menciptakan kemerdekaan yang hakiki bagi bangsa ini. Kedaulatan ekonomi yang sekarang masih terbelenggu oleh sistem kapitalis harus dibebaskan. Sistem ekonomi kerakyatan yang sudah lama digadang-gadang segera diwujudkan. Sekalipun merubah sistem yang mengutamakan pertumbuhan menjadi sistem yang menomorsatukan kesejahteraan dan keadilan rakyat itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi setidak-tidaknya pemerintah dan semua intitusi yang memiliki kewenangan dan kekuasaan berpihak kepada rakyat. Hari ulang tahun proklamasi kemerdekaan RI ketujuh puluh ini adalah momentum penting untuk dilakukan perubahan. Tanpa ada perubahan, bangsa ini akan mati. Perubahan terus menerus menuju perbaikan adalah suatu keniscayaan. (RAW) MPA 335 / Agustus 2014
5
LENSA UTAMA
Proses demokrasi untuk menentukan Capres-Cawapres usai sudah. Gegap gempita yang mengiringi pesta rakyat itupun telah mereda. Namun demikian, ada satu hal yang menjadi catatan kita bersama; bahwa kedewasaan berdemokrasi kita masih dalam bingkai tanya tanya. Sebab perbedaan pendapat yang ada, tak disikapi dengan jiwa yang tenang. Dari berbagai aktivitas “berdemokrasi”, malah justru dapat memicu dan menjurus ke perpecahan.
kan, bahwa yang sebenarnya membuat ruwet itu masyarakat sendiri. Merekalah yang membuat pemilihan tersebut menjadi serba gegap-gempita, gemebyar dan menjadi medan perjuangan yang sangat luar biasa. “Padahal para elit politik menganggapnya sebagai hal yang biasa-biasa saja. Mereka ngobrol dan ketawa-ketawa bareng di café dan tempat kerja,” ungkapnya. Terjadinya persepsi yang berlebihan di level grass root itulah, sambung pria yang memperoleh titil M.Phil dan Grand Dip.SEA dari The Australian National University (ANU) Canberra ini, yang dapat menyebabkan
membangun dan membesarkan negara ke depan. Mereka justru membumbui proses pertarungan tersebut dengan praktek-praktek yang culas. “Contoh paling konkrit, black campaign. Di seluruh dunia memang terjadi negative campaign. Tetapi yang terjadi pada kita.. black campaign. Ini yang menyebabkan kita kehilangan akhlak dan moral,” tegasnya. Penulis buku ‘Islam dan Politik Kebijakan Publik’ ini juga memaparkan, bahwa para elit politik kurang memberikan ruang warga untuk memberikan input bagaimana bangsa ini ke depan. Yang naïf, masyarakat malah
Merdeka dan Berdaulat Jangan Retak Hanya Karena Beda Pilihan Menurut Akh. Muzakki, Grad. benturan dan retaknya sebuah bangsa. didorong bagaimana menohok lawan Dip.SEA, M.Ag, M.Phil, Ph.D, hal itu “Itu berarti, elit politik telah gagal politiknya. “Jadi.. ya wajar kalau madilatarbelakangi oleh anggapan bahwa melakukan pendidikan politik kepada syarakat lebih sibuk mencari kelemahPilpres atau pilihan-pilihan demokrasi warga akar rumput,” simpulnya. an kubu lawan. Sementara terhadap lainnya adalah sesuatu yang sangat Kegagalan para elit politik ter- kubunya sendiri cintanya sangat memluar biasa. “Padahal itu kan aktivitas sebut, kata penulis buku ‘Clash within babibuta,” keluhnya. “Lha kalau peyang biasa, aktivitas duniawi, aktivitas Indonesian Islam: Liberalism and rasaan benci yang menjadi daya dorutin dari cara kita berbangsa dan Anti-liberalism’ ini, karena dalam Pil- rongnya, kan bisa mengakibatkan cekbernegara. Jadi tidak ada yang isti- pres kemarin mereka tidak merancang cok dimana-mana,” tambahnya. mewa. Makanya, harus dianggap se- konsep yang baik tentang bagaimana Untuk mengatasi hal itulah, tutur bagai aktivitas biasa-biasa Muzakki, NU menawarsaja,” tuturnya. kan empat prinsip kemaOleh karenanya, lansyarakatan. Pertama, atjut Sekretaris PWNU Jawa tawassuth wal i’tidal, moTimur ini, janganlah hal derat tegak lurus. Artinya, itu dikait-kaitkan dengan tidak ekstrim kanan atau domain, unsur, kepentingekstrim kiri. Tidak menan ideologi dan emosional. cong kanan dan tidak Sebab jika kepentingan mencong kiri. Yang kedua, ideologi dan emosional at-tasammuh (toleransi). digabungkan dengan kePendapat boleh berbeda, pentingan politik, maka tapi kita mempunyai zona efek atau dampaknya akan toleransi pada perbedaan. semakin tinggi dan bikin Ketiga, at-tawazun heboh. “Kalau menang atau keseimbangan. Hidup euforianya akan bersifat itu butuh keseimbangan aneksessif, yang bisa menimtara masa lalu—masa sekabulkan pihak yang kalah rang, kehidupan duniawisakit hati,” katanya mengukhrawi, kehidupan mateingatkan. rial-spiritual, kehidupan inDoktor lulusan The dividual-masyarakat. “Nah, University of Queensland Akh. Muzakki, Grad. Dip.SEA, M.Ag, M.Phil, Ph.D kita harus meletakkan PilAustralia ini mengemukapres dalam keseimbangan 6
MPA 335 / Agustus 2014
penuh. Ini adalah persoalan kenegaraan. Jangan sampai membuat antara satu dengan yang lain jadi retak hanya karena beda pilihan,” jelasnya. Yang keempat, adalah amar ma’ruf nahi munkar. Politik atau Pilpres adalah media yang baik untuk menyebarkan kebaikan kepada orang lain. Dakwah melalui politik, akan menjadikan Pilpres sebagai media untuk amar ma’ruf. Jadi jangan dilakukan dengan cara yang munkar. “Pokoknnya, jangan pernah meninggalkan akhlak dalam kondisi dan situasi politik yang kayak apapun,” tukasnya. Bagi pria yang juga menulis buku ‘Popular Print Islam: From Transmitting Teachings to Shaping Beliefs and Practices Within Ordinary Indonesian Muslims’ ini, PWNU selalu menganggap Pilpres itu soal duniawi. Maksudnya, hal itu berada di wilayah ijtihadiyah dan bukan wilayah ta’budiyah. “Kalau seseorang bisa berijtihad sendiri, ya tentukan saja sendiri. Sedangkan bagi yang bingung memilih, ya ittiba’ saja pada Kiai,” ulasnya. Yang terpenting, harapnya, jangan sampai gara-gara beda pilihan dan kepentingan hubungan masyarakat justru jadi tercabik-cabik. Apalagi kita dihadapkan pada pilihan yang cuma dua pasang calon, sehingga potensi terjadinya gesekan dan konflik sangat besar. “Maka pahamilah secara penuh, bahwa Pilpres adalah bagian dari kepentingan bersama. Jadi.. jangan sampai meninggalkan harmoni akhlak diantara sesama warga,” katanya berpesan. Bagi Drs. H. Moh. Sulthon Amien, MM, yang terpenting dari semua itu adalah jiwa merdeka untuk menentukan pilihan. Dari kemerdekaan memilih itulah, yang nantinya menghasilkan siapa yang menang dan siapa yang kalah. “Kemer-dekaan di sini dapat dipahami bila di dalamnya tidak ada lagi yang merasa mengalahkan dan dikalahkan, tidak terjadi kehendak ingin menguasai sementara yang lain merasa dikuasai,” terangnya. Jadi substansinya, lanjut Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur ini, keadilan dalam berbagai sektor kehidupan dan bermasyarakat mestilah terba-
Drs. H. Moh. Sulthon Amien, MM ngun dan terjaga secara merata. Pada semboyan Bhineka Tunggal Ika, sejatinya ada spirit kebersamaan secara berkeadilan. Tidak ada kelompok masyarakat yang mengutamakan keberadaannya. Misalnya orang Jawa, Sumatera, Ambon dan lainnya. “Jika demikian, pemerintah dan para elit politik tidak boleh lagi memandang secara dikotomis terhadap daerah tertentu sebagai anak emas,” paparnya. Orang Sumatera, Papua dan lainnya, tutur Preskom PT. Nara Qualita Ahsana – yang bergerak di bidang pengembangan Sumber Daya Insani – Surabaya ini, belum tentu tidak memiliki kemampuan dalam mengelola potensi daerahnya. Namun faktanya, rakyat Papua misalnya, bak ‘ayam mati dalam lumbung padi’. Mereka tak
Dr. Fajar Budianto, SH, MH
sempat menikmati kekayaan alam yang mereka miliki. Hakikat kemerdekakan, simpul dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya kelahiran Sidoarjo 10 Maret 1957 ini, boleh dibilang adanya semangat dan upaya menyamakan hak. Itu yang penting. Baik hak ekonomi, sosial, budaya dan hukum secara setara dan tidak ada masyarakat atau golongan yang merasa termarjinalkan. Kemerdekaan, ujar Dr. Fajar Budianto, SH, MH, bisa ditinjau dari sisi hukum dan sosial. Dari sisi hukum, bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa. Jadi di masa penjajahan, waktu itu Indonesia pada dasarnya bukan menentang penja-jahan semata. Namun lebih dari itu, yakni memperjuangkan nilai-nilai hak azasi kemanusiaan. Oleh karena itulah, sambung Fajar, kita harus tegas bahwa kemerdekaan perlu diproklamirkan, sehingga dunia tahu bahwa bukti kemerdekaan ada pengakuannya. “Walaupun memang ada negara yang merdeka tanpa mengeluarkan pengorbanan, baik nyawa maupun harta. Mereka merdeka karena pemberian saja,” ulasnya. Sedangkan kalau ditinjau dari sosial, urai Sekretaris DHD Pejuang 45 ini, merdekanya sebuah negara itu untuk membentuk tatanan ekonomi, politik, budaya dan lain-lain tanpa didekte oleh bangsa lain. “Jadi, prinsip dari tujuan merdeka itu adalah mewujudkan cita-cita bangsa demi kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan bangsa,” jelasnya. Kata kuncinya, tuturnya, kita harus berdaulat dahulu. Baru kita bicara pewaris para pahlawan. Untuk ke arah sana, lebih dahulu ditanamkan rasa kebangsaan. Oleh karenanya, selayaknya kita tak pernah melupakan sejarah. “Ini memang gampang mengucapkannya. Tapi sulit mengaplikasikannya,” ujarnya. Alhasil, semua itu tergantung pada kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memberikan contoh yang baik terhadap bawahan, dan bukan sebaliknya. Terjadinya kasus-kasus, korupsi dan lain-lain, karena diawali dari atas. “Kongkretnya, sebagai pewaris para pejuang dulu, kita sebagai generasi bangsa henMPA 335 / Agustus 2014
7
daklah meneladani kepemipinan para syuhada’,” tegasnya. “Dan itu harus tanpa mengenal dimensi perbedaan ras, suku, dan agama. Apalagi hanya untuk mengejar pamrih belaka,” tandasnya. Namun demikian, menurut Fajar, semangat dan tujuan para pemimpin sekarang masih bagus. Dirinya merasa optimis, bahwa pola pikirnya positif. Contohnya, masih ada perhatian bagi yang kurang mampu dengan adanya raskin. Di sektor pendidikan, ada yang digratiskan untuk kecerdasan bangsa dan sebagainya. “Kepedulian pada saudara kita di Palestina, juga cukup punya andil. Semua itu termasuk nilai-nilai semangat yang tidak bisa kita abaikan 8
MPA 335 / Agustus 2014
begitu saja,” paparnya. Untuk meminimalisir hal-hal yang negatif, katanya, para pemim-pin kita baik yang duduk di puncak jabatan atau dewan, kembalilah pada agamanya masing-masing secara benar. Dengan begitu masyarakat akan percaya pada pemimpinnya yang punya nilai keteladanan sebagai alat bergantung untuk masa depan bangsa. Dalam peringatan HUT RI ke-69, dirinya berpesan agar kita semua meneladani dan mencontoh perjuangan Rasulullah SAW. Juga meniru Jenderal Soedirman, yang sedikit bicara dan banyak kerja. Di sisi lain, nilai-nilai karakter jati diri bangsa haruslah tetap
dijaga. Semangat pahlawan selalu dihadirkan di setiap langkah dalam membangun bangsa. Dan juga mensosialiasikan nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa berdasarkan pada semangat pejuang kepahlawanan. Fajar menyarankan, agar kita menanamkan keberanian untuk mandiri tanpa tergantung pada bangsa lain. Optimis, tidak mudah menyerah menghadapi persoalan. “Terpenting lagi, tingkatkan rasa persatuan di tengah-tengah kemajemukan, suku, ras dan agama,” pungkasnya. Laporan: Mey.S, Choirul Mustofa, Rasmana Rahim (Surabaya).
Kunci Meredam Perbedaan itu Keadilan Seperti tertulis di lontar sejarah, ketika melihat krisis kepercayaan dan kewibawaan sebagai bangsa yang baru saja menyatakan kemerdekaannya, NU mengeluarkan Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945. Ini merupakan tanggapan yang tegas dan cepat, sekaligus sebagai bukti komitmen NU dalam membela dan mempartahankan Tanah Air. Seruan itu telah menggerakkan umat Islam, terutama para santri, untuk berjuang mengangkat senjata melawan kedatangan Belanda kembali. Daerah kantong-kantong NU dan pondok pesantren segera berubah menjadi markas Hizbullah. Masyarakat luaspun turut bersama-sama berjuang demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Adanya Resolusi Jihad tersebut, urai KH. Salahuddin Wahid, diawali karena tentara Belanda ikut dalam tentara Sekutu menyerbu Surabaya. Menurut Sekutu, karena Jepang sudah kalah dengan Sekutu, berarti Indonesia harusnya kembali ke tangan Belanda. Namun Indonesia sudah keburu menyatakan kemerdekaannya. Saat itu tentara kita belum siap melawan Belanda. Sebab kita baru berdiri hanya beberapa bulan sebelumnya. Para ulama’ sangat menyadari tentang hal itu. Kemudian mereka bersama-sama bertemu di Surabaya dan membicarakan ancaman tersebut. “Maka tercetuslah Resolusi Jihad, yang intinya berisi beberapa pernyataan sikap,” tuturnya. Diantaranya, menyatakan bahwa wajib hukumnya bagi umat Islam mempertahankan kemerdekaan. Kedua, memberi fatwa agar rakyat membantu tentara Indonesia melawan Belanda. Yang ketiga, semua orang dewasa yang berada dalam radius 90 km (daerah sekitar Surabaya), wajib untuk berperang membantu TNI melawan Belanda. “Siapa yang gugur di perang itu akan memperoleh predikat mati syahid. Fatwa inilah yang mendorong
masyarakat untuk berjuang melawan Belanda,” katanya menegaskan. Pertimbangan dari Resolusi Jihad itu, terang Rektor UNHASY (Universitas Hasyim Asy’ari) Jombang ini, karena kita telah menyatakan merdeka. Ini adalah sebuah negara yang kita dirikan. Oleh karena itu, kita punya kewajiban untuk mempertahankannya. “Namun sekarang ini, meski secara politik merdeka, tetapi tidak sepenuhnya kita mampu memanfaatkan kemerdekaan itu,” ujarnya menyayangkan. Dalam hal ekonomi, katanya, kita belum merdeka. Sebab kita belum
benar-benar merasakan kemerdekaan ekonomi tersebut. Kemerdekaan itu berarti kita memperoleh hak asasi kita untuk bisa hidup, memperoleh kehidupan yang baik, makanan, layanan kesehatan, maupun pendidikan dan seterusnya. “Sekarang ini rasanya belum sepenuhnya dapat dipenuhi,” simpulnya. Namun demikian, pria kelahiran Jombang 11 September 1942 ini mengakui, bahwa sudah ada langkahlangkah yang menuju kemerdekaan itu. Seperti adanya kebijakan pendidikan gratis. Dalam bidang kesehatan kita juga bisa berobat secara cumacuma. Ini semua merupakan sebuah langkah yang maju. Begitupun mengenai perbedaan suku di negara kita, sudah tidak ada masalah lagi. Sukunya memang ada. Namun perlakukan berbeda terhadap suku tertentu sudah tidak ada. Telah banyak sekali mereka yang menikah antar suku. Bahkan menikah dengan bukan orang Indonesia, juga tak masalah. “Yang menjadi masalah, kalau sampai ada yang menikah dengan orang lain agama,’ paparnya. Mengenai perbedaan, lanjut Gus Sholah – demikian dirinya kerap dipanggil, memang ada dalam suku, ras, agama dan yang lainnya. Tetapi perbedaan yang menjurus pada perpecahan tidak ada. “Kunci untuk meredam perbedaan itu, adalah keadilan bagi semua orang untuk memperoleh hak-haknya,” tegasnya. Yang terpenting lagi, sambungnya, kita harus tetap menjunjung tinggi kebhinekaan Indonesia. Sebab kebhinekaan adalah sebuah kenyataan yang alamiah. Ini merupakan fitrah bangsa Indonesia. Baik kebhinekaan di dalam budaya, suku, agama, dan juga kayamiskin. “Perbedaan kayamiskin ini, haruslah memperoleh perhatian khusus dari pemerintah. Salah satunya, adalah melalui bidang pendidikan dan kesehatan,” katanya. Hisy MPA 335 / Agustus 2014
9
kedaulatan setiap negara. Sebagai wujud konkretnya, Indonesia menjadi pemrakarsa lahirnya Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung. Hal itu berlanjut dengan KTT Gerakan Non Blok. Pada tahun 1961 juga mengeluarkan sikap secara resmi terhadap konflik Israel dan Palestina. Maka yang bisa kita lakukan sekarang, ujar mantan wartawan Jawa Pos ini, adalah membangun pendidikan karakter sejak dini. Dan hal itu haruslah dilandasi dengan aqidah dan akhlaq, sehingga terwujud kecintaan terhadap tanah air dan bangga sebagai sebuah bangsa. Di sisi lain, hendaknya memiliki identitas yang bisa dibanggakan di tengah-tengah persaingan global. Yang lebih penting lagi, ujar Agus Sunyoto, adalah mengubah logika berpikir dari hegemoni menjadi post hegemoni. Juga mempertanyakan logika
Menyikapi Lintas Perbedaan Merengkuh Kemandirian Jiwa dan Hati
Pada tanggal 17 Agustus 1945 te- diri. Sebab kita selalu beranggapan, lah diproklamirkan Kemerdekaan Re- bahwa orang asing memiliki keungpublik Indonesia. Dengan kemerdeka- gulan dibandingkan bangsa sendiri,” an itulah, berarti bangsa ini tak lagi tandasnya. Sebagai akibatnya, sambung berada di bawah kekuasaan atau tekanan bangsa lain. Apalagi sejak za- alumnus PPs Pendidikan Luar Sekolah man kuno, bangsa Indonesia hidup di Uneversitas Negeri Malang ini, banyak antara dua imperium besar; yakni Cina pucuk pimpinan perusahaan atau indan India. “Itulah yang membuat ne- dustri di negeri ini yang dikuasai orgara lain tidak berani melakukan in- ang asing. Padahal Bung Karno dulu vansi ke negeri ini,” tutur Drs. Agus telah berusaha menghapus jejak tersebut dan tidak mau bergantung pada Sunyoto, M.Pd. Bangsa Indonesia, ujar penulis bantuan asing. “Bung Karno mengakui buku ‘Suluk Abdul Jalil (7 Jilid)’ ini, sulitnya menghapus imej tersebut, kasejak dulu dikenal sebagai bangsa yang rena memang tokoh-tokoh terpelajar besar. Bahkan telah memiliki sum- saat itu mayoritas mengenyam pendibangsih yang besar terhadap perkem- dikan kolonial Belanda,” urianya menbangan peradaban umat manusia. jelaskan. Pada tahun 1957, ungkapnya, pe“Pengaruh agama Budha yang merambah ke daratan Cina. datangnya dari wilayah Nusantara dan bukan dari India yang merupakan tempat kelahiran Sidharta Gautama,” katanya mencontohkan. Baruna Dipa, ulasnya, merupakan nama kuno Kalimantan dengan istananya yang bernama Barunei (saat ini Brunei Darussalam). “Lidah orang-orang Belanda menyebutnya Borneo. Sedangkan dalam bahasa Sansekerta disebut Waruna, yang bermakna pengikat atau pemersatu,” terangnya. Yang disayangkan penulis buku best seller ‘Atlas Walisongo’ ini, secara ideologi bangsa Indonesia masih dipengaruhi penjajah kolonial Belanda. Drs. Agus Sunyoto, M.Pd. Dr. Suis Qa’im Abdullah, M.Fil.I Mental sebagai orang jajahan masih terekam kuat di benak kita, merintah Indonesia pernah mengambil berpikir yang tidak berpijak pada fakta. masih terbenam pada pemikiran dan langkah strategis dengan melakukan Semisal berpikir apa yang terjadi secara berpikir kita. “Hingga kini kita nasionalisasi usaha-usaha strategis andainya tidak ada sekolah? “Logika masih merasa aneh kalau ada orang yang telah dikuasai penjajah kolonial. kita tentu akan menjawab akan terjadi kulit putih melakukan pekerjaan ka- Seperti perusahaan yang mengelola gas kebodohan, buta aksara dan keterbedan bumi menjadi cikal bakal PERTA- lakangan pendidikan,” simpulnya. sar,” tukasnya. Sebab pekerjaan kasar, sambung MINA. Perusahaan ANIEM pengelola “Padahal para pendahulu kita, para dosen tamu Fakultas Ilmu Budaya Uni- listrik menjadi PLN. OJS menjadi ulama’ dan Kiai – terutama sebelum versitas Brawijaya Malang ini, masih Perusahan Jawatan KA. Portland men- tahun 1901, tak pernah mengenyam pendidikan formal. Tapi mereka terpatri di otak kita bahwa itu adalah jadi Semen Gresik dan seterusnya. Wakil Ketua LP Lesbumi PBNU tumbuh menjadi orang-orang yang cerpekerjaan bangsa Indonesia. “Yang fatal, kita tak hanya jadi pembantu di ini mengemukakan, bahwa negara In- das, mampu memimpin, bijaksana, negara orang tapi juga di negeri sen- donesia sangat mendukung terhadap melek huruf dan amanah,” katanya 10
MPA 335 / Agustus 2014
yang lemah. “Jadi, melakukan apa saja sesuai dengan ajaran agama itu berarti merdeka,” tukasnya. Yang disayangkan pria kelahiran Lumajang 1 Januari 1962 ini, kita memang merdeka dari penjajahan. Tapi tidak merdeka dari uangnya “penjajah”. Indonesia merdeka negaranya, tapi tidak merdeka dalam bidang ekonomi. Sebab meredeka secara ekonomi, berarti rakyatnya harus bisa sejahtera. “Jika kesejahteraaan rakyat belum terpenuhi, rasanya berat hukum bisa ditegakkan,” ucapnya serius. Pemikiran seperti itu pernah dilaksanakan Umar bin Khattab. Dalam sebuah cerita, ada seseorang korupsi di sebuah perusahaan. Lalu orang tersebut ditanya Sayyidina Umar mengenai upah dan tanggungan keluarganya. Diketahui, bahwa upah yang diterima tidak sebanding dengan beban yang ditanggungnya. Maka Umar memerintahkan perusahaan tersebut untuk menaikkan gajinya. Sebab gajinya selama ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. “Ukuran sejahtera itu ketika gajian sebulan ada sisanya. Padahal yang ada sekarang, meski untuk keperluan yang wajar-wajar saja, gaji satu bulan malah kurang,” ungkapnya dengan tawa lirih. Menurut KH. Mas Muhammad Yahya Chozin, yang terpenting dari kemerdekaan itu adalah kemerdekaan jiwa. Hanya saja, hal itu agak susah untuk diraih. Sebab masyarakat saat ini jiwanya KH. Mas Muhammad Yahya Chozin Dr. KH. M. Lukman Hakim, MA masih diliputi iri, dengki, saling berprasangkan buHadits: Kalau punya harta, bersede- dok pesantren Tebuireng ini, akan me- ruk dan merasa paling benar sendiri. kahlah dengan harta. Kalau punya pe- lahirkan budaya. Jika budaya itu diker- “Inilah yang membuat seseorang terkerjaan, bersedekahlah dengan peker- jakan terus-menerus akan melahirkan biasa mengecilkan peranan orang lain,” jaan. Sedangkan kalau hanya punya peradaban. Untuk menjadikan per- ungkapnya. Di sisi lain, lanjut Pengasuh ponide, bersedekahlah dengan ide. “Inti- adaban yang bagus, tentu harus ada nya, berarti kita diperintahkan untuk kendaraannya. “Nah, di sinilah pen- dok pesantren Sunna’ul Hayat, Jambangan, Surabaya ini, mereka kehilangan mengoptimalkan diri,” tandasnya. tingnya pendidikan,” simpulnya. Di sisi lain, kata doktor lulusan teladan dari para pemimpinnya termasuk “Agama itu memerintahkan pada person-person. Kalau person-personnya UIN Sunan Ampel Surabaya ini, Ra- para ulama’nya. Sebab kini mereka baik, maka bangsa ini akan menjadi sulullah menyerukan agar orang muk- cenderung menentukan sesuatu karena baik. Sebaliknya, jika person-person- min itu harus kuat. Seperti tertera pada uang. “Seperti pada Pilpres kemarin, nya tidak baik maka negara akan men- sebuah Hadits, bahwa Mukmin yang banyak yang memilih bukan karena kuat jauh lebih baik daripada Mukmin pendapat tapi karena pendapatan,” jadi tidak baik,” tambahnya. membeberkan fakta. Ironisnya, para pendahulu negeri ini berhasil mengambil alih potensi dan kekayaan yang dikuasai penjajah dan digunakan mensejahterakan rakyatnya. Tapi saat ini banyak aset-aset penting yang mengusai hajat hidup orang banyak, justru penegelolaannya diserahkan kepada pihak asing dengan berbagai dalih atau alasan. “Jadinya, kita seperti anak kos-kosan. Sebab sumber-sumber ekonomi dikuasai bangsa asing, sehingga kita harus membayar cukup mahal untuk menikmati fasilitas tersebut,” keluhnya. Menurut Dr. Suis Qa’im Abdullah, M.Fil.I, jika masyarakat memang betul-betul mau mengumandangkan ‘hubbul wathon minal iman’ sebagaimana ulama’ dahulu, maka apa yang diberikan untuk negri ini akan dilakukan secara merdeka. “Jadi, kita punya atau tidak punya tetap kita kerjakan,” tegasnya. Seperti yang tertera pada sebuah
Merdeka, kata Mursyid AMTI (Angkatan Muda Thoriqat Indonesia) Jawa Timur ini, secara internal bermakna al-ikhlas. Menurut Sayyidina Ali, meninggalkan pekerjaan baik karena manusia itu riya’. Sedangkan melaksanakan pekerjaan yang baik karena manusia, adalah musyrik. “Jadi, ikhlas itu harus terbebas dari keduanya. Arinya kita bebas melakukan apapun semata-mata karena Allah,” jelsnya. Makanya, sambung alumnus sastra Arab Diploma 3 Ummul Quro’ Ibnu Saud ini, menurut ahli tasawuf manusia itu harus berakhlaq mulia. Akhlaq mulia, dirumuskan dengan haalun nafsi al-majnuubatu lil ‘amali bilaa tadabburin walaa tafakkurin; yakni keadaan jiwa yang terdorong untuk melakukan sesuatu, tanpa direkayasa dan diatur, serta tanpa berpikir. “Maksudnya, terjadi secara refleks,” terangnya. Jika akhlaq tersebut dikerjakan secara terus-menerus, ujar jebolan pon-
MPA 335 / Agustus 2014
11
tuturnya sambil tersenyum. “Padahal penentuan pilihannya itu kan diikuti banyak orang,” tambahnya. Menurut alumnus pondok pesantren at-Tahdzib, Ngoro, Jombang ini, sebaiknya para ulama’ dan Kiai bisa berdiri di tengah-tengah dan tak memihak. Ini demi menjaga terjadinya gesekan di masyarakat akar rumput. “Jadi ketika dirinya diminta untuk memberikan doa di sebuah pengajian akbar misalnya, maka doakanlah semuanya,” katanya penuh harap. “Kalau saya pribadi lebih mengutamakan berdoa kepada Allah, semoga calon Presiden dan Wakil Presiden kita berhasil memimpin ketika mereka terpilih,” ujarnya. Pada saat dinyatakan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden, katanya, maka kerjakan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Lakukanlah tugas-tugas kenegaraan dengan baik dan benar sesuai dengan sumpah janji jabatan mereka lima tahun kedepan. “Bagi yang tidak terpilih, terimalah dengan berbesar hati meski itu pahit dan sangat berat,” tuturnya. Yang lebih penting dari itu semua, sambung pria yang pernah nyantri di pondok Salafiyah Pasuruan asuhan Kiai Hamid ini, adalah bagaimana menata masyarakat agar saling menghormati dan tidak saling menjatuhkan. “Yang paling gampang, kembalikan semuanya pada ajaran agama. Sebab nilai-nilai agama telah mengajarkan kepada kita untuk berakhlaqul karimah,” ucapnya bersahaja. Seperti yang ada di pondok pesantren. Lantaran sangat menekankan pada pembinaan akhlak, sehingga tidak pernah terdengar berita tawuran antar pesantren. Sebab para santri setiap harinya digembleng dengan akhlak, kedisiplinan belajar dan ilmu-ilmu agama. Sementara di sekolah-sekolah, mereka lebih condong emosionalnya sehingga mudah sekali terbakar yang mengakibatkan tawuran antar sekolah. “Apalagi pelajaran agamanya sangat minim sekali,” sindirnya. Jadi solusinya, simpul lulusan ponpes Al-Falah, Ploso, Kediri ini, kembalikan saja permasalahan bangsa ini kepada ajaran agama. Dan sebagai anggota masyarakat kita tiada hentihentinya senantiasa berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT, agar negeri ini dijaga dari berbagai benturan antar sesama anak bangsa. 12
MPA 335 / Agustus 2014
Disamping itu, kata pria kelahiran Surabaya 21 Agustus 1951 ini, marilah kita bercermin pada kesederhanaan orang-orang terdahulu. Meski hidup mereka kurang berkecukupan secara materi, namun hidupnya penuh kedamaian, tenang, guyub, bergandeng tangan dalam kebersamaan dan ringan dalam bergotong-royong. “Kehidupan semacam itu terjadi, karena mereka tak mengukurnya dengan materi. Sebab kalau segalanya sudah diukur dengan uang, jangankan para elit politknya.. para ulama’nya saja bisa saling berselisih, kok,” tukasnya mengungkapkan. “Terkadang saya merasa, janganjangan nilai keikhlasan itu sudah dicabutNya dari dunia,” keluhnya. Segala ragam rupa perbedaan yang terjadi di tengah masyarakat, bagi Dr. KH. M. Lukman Hakim, MA, adalah sesuatu hal yang wajar. Perbedaan akan menjadi masalah, ketika setiap individu tidak memiliki toleransi terhadap keragaman. “Dalam tiap diri manusia itu, pasti ada unsur ambisi nafsu duniawi,” tukasnya. Ambisi duniawi itulah, yang lantas mendorong manusia untuk cenderung menguasai dan menjajah individu lainnya. Jika tak diredam, bukan tidak mungkin segala perbedaan itu akan menyulut pertikaian. “Oleh karena itu, kita harus mengembalikan seluruh perbedaan yang ada itu padaNya,” ujar Pemimpin Redaksi Majalah Sufi Jakarta itu. Jika masing-masing individu mempunyai keinginan untuk menyatu, terangnya, maka harus ada semangat dalam dirinya. Semangat itu, seperti kata-kata ‘nahdho’ yang memiliki pengertian bangkit menuju kepada Allah. “Semangat seperti inilah yang akan membawa kita menuju kemerdekaan pada diri sendiri,” papar pengajar di Pesantren Ciganjur ini. Untuk bisa merdeka, kita harus melalui proses pembebasan. Menurut alumni Pesantren Tebuireng Jombang ini, seseorang harus bebas dari penjajahan di dalam jiwanya. “Kita harus bebas dari penjajahan spiritual dan kebudayaan. Terbebas dari faktor internal dan eksternal,” tegasnya. Agar bisa merengkuh kemerdekaan, kita harus mempunyai kemandirian jiwa dan kemandirian hati. Dengan begitu, kita tidak akan terpengaruh oleh proses-proses perubahan sosial,
perubahan politik, maupun perubahan dinamika peradaban. “Semua ini adalah urusan pikiran. Jika hati kita senantiasa terpaut dengan Allah, maka apapun akan selesai dengan sendirinya,” jelas Pengasuh Kajian Komunitas Sufi di berbagai kota di Indonesia ini. Beragam konflik yang timbul, baik bersifat eksternal maupun internal, karena kita terlalu memaksakan pikiran untuk bersatu dan menyatu dengan hati. “Kita sendiri yang menciptakan konflik itu pada diri kita,” tandasnya. “Jadi sebelum ada konflik eksternal, sudah ada konflik dalam diri kita,” tambahnya. Baik unsur pikiran maupun elemen hati, mempunyai tugas masingmasing. Pikiran bertugas pada wilayah dunia yang konkret. Sementara atmosfir hati, berada dalam lingkungan akhirat. “Jadi tidak usah disatukan. Nanti malah saling mempengaruhi. Ujung-ujungnya, kita akan selalu resah karena ada konflik antara hati dan pikiran yang tak kan pernah selesai,” katanya. Untuk mengurainya, kita hanya perlu mengembalikan semuanya pada Allah. “Syaratnya, kita harus ridho,” simpulnya. “Persis seperti yang dijelaskan dalam ayat yaa ayyatuhannafsul muthmainnah irji’ii ilaa rabbiki radliatan mardliyyah (wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada jalan Tuhanmu dengan rela dan Direlakan,” tambahnya. Dengan landasan ridha inilah, maka kita akan menghadapi segala macam perbedaan itu dengan biasa saja. Sebab dengan ridha, segala keruwetan itu akan minggir seperti buih di lautan yang terkena gulungan ombak. “Masalahnya, kita sering salah menganggap buih itu laiknya ombak,” ujarnya. Mutiara-mutiara dibalik gulungan ombak, lanjut Sufiolog ini, tidak akan pernah hilang. Jadi, tidak usah berpikir terlalu rumit. Tetap saja menjaga hati senantiasa bersama Allah. “Dengan begitu, kita akan sadar bahwa yang berlalu itu hanya buih, bukan ombak. Dan semua itu akan berlalu dengan sendirinya,” tandasnya. Laporan: Dedy Kurniawan, Muhammad Hisyam, Suprianto, (Surabaya), Syaifudin Ma’arif (Malang).
Penutupan Dolly Menuju Wilayah Bersih, Maju dan Bermartabat Keberanian Walikota Surabaya Tri Rismaharini untuk menutup lokalisasi Dolly dan Jarak, tak sekedar kita beri acungan jempol. Lebih dari itu, kita juga harus dapat meneladaninya. Sebab menjelang penutupan tempat prostitusi tersebut, suasananya benar-benar sangat mencekam. Tak saja api protes dalam bentuk spanduk dan suara-suara yang menentang di berbagai media cetak, televisi dan media sosial lainnya. Tapi juga teror dan ancaman, serta gerakan massa yang sangat mengkhawatirkan. Melihat itu semua, semangat Bu Risma – demikian paggilan karibnya – tak pernah dibuatnya surut. “Saya sudah pamit pada keluarga untuk menutup gang Dolly hari ini. Kalau saya mati ikhlaskanlah,” kata Risma yang lantas tersebar ke
Tri Rismaharini sejumlah akun di media sosial. Alhasil, pada tanggal 18 Juni 2014 lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, resmi ditutup. Deklarasi Penutupan yang dilaksanakan di Gedung Islamic Center Surabaya itu, dihadiri sekitar 3.000 undangan. Dan 107 orang perwakilan warga membacakan deklarasi tersebut. Isi dari deklarasi itu, adalah ingin membebaskan wiilayah Putat Jaya dari lokalisasi prostitusi, sehingga menjadi wilayah yang bersih, sehat, aman dan tertib. Para warga ingin mengubah daerah tersebut menjadi wilayah yang bermartabat, dengan membangun usaha-usaha perekonomian yang sesuai dengan tun-
tunan agama dan peraturan yang berlaku. Oleh karenanya, mereka berharap agar para aparat yang berwenang menindak tegas para pelaku tindak kejahatan perdagangan orang, pelaku perbuatan asusila dan penggunaan bangunan untuk perbuatan maksiat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Mereka berharap pula, agar wilayahnya menjadi daerah yang maju, aman dan tertib. Tentu saja, dengan bimbingan dan perhatian dari aparat keamanan, Pemkot Surabaya, Pemprov Jatim dan Pemerintah Pusat. Kita semua tentu merasa lega dengan penutupan lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak. Namun kata Risma, pasca penutupan tak lantas semuanya jadi selesai. Pasalnya, karena masih banyak pihak yang akan tetap nekat menentang
cam ini, juga disandang oleh Dr. H. Sunarto As, M.E.I. Da’i yang sejak kecil hidup di daerah lokalisasi prostitusi inipun sangat antusias menyambut kebijakan Walikota tersebut. “Orang-orang yang tak setuju dengan penutupan Dolly, ratarata mereka disponsori oleh LSM-LSM yang notabene hidup dari para mucikari,” ungkapnya. Setiap bulan LSM tersebut memungut mucikari wisma 125 ribu, karaoke 150 ribu, PSK 25 ribu. Kalau diakumulasi tiap bulannya bisa mencapai 105 juta. LSM itu menjanjikan, bahwa kawasan Dolly tidak akan pernah ditutup. “LSMLSM inilah yang berbicara akan selalu memperjuangkan nasib PSK da mucikari. Lha kalau sampai ditutup, dari mana penghasilannya. Kan hidup mereka dari kegiatan-kegiiatan prostitusi,” paparnya. Sedangkan bagi masyarakat yang berdampak dari Dolly dan Jarak, tutur Ketua Ikatan Da’i Daerah Lokalisasi (IDEAL) Jawa Timur ini, mereka setuju penutupan itu. Bahkan mereka yang mendeklarasikan penutupan tersebut. “Sebab mereka juga ingin wilayahnya terbebas dari berbagai bentuk kemaksiatan dan kericuhan,” tukasnya. Prostitusi, lanjutnya, adalah sumber kejahatan, Dr. H. Sunarto As, M.E.I. kemaksiatan dan kepenutupan tersebut. Mereka mengatakan, mungkaran. Seorang preman habis njamakan tetap beroperasi lagi seusai bulan bret, membuang duitnya ke tempat itu. Ramadhan. Peredaran narkoba, perjudian dan lainMenanggapi hal itu, Walikota Sura- lainnya, selalu bermuara ke tempat prosbaya Tri Rismaharini menuturkan, Pe- titusi. “Sewaktu saya jadi RT, pernah dimerintah Kota Surabaya akan menindak bangunkan warga tengah malam karena tegas bagi wisma-wisma yang tetap men- terjadi tawuran gara-gara rebutan PSK,” jajakan layanan prostitusi. “Kami akan keluhnya mencontohkan. “Belum lagi memberlakukan peraturan daerah. Wis- pembunuhan yang disebabkan tak merama ataupun tempat hiburan malam di tanya uang hasil curian,” bebernya. Dolly dan Jarak yang melanggar peraturItulah sebabnya, sambung pria kelaan ini akan ditindak,” tegasnya. “Nanti hiran Surabaya tahun 1962 ini, setiap hukum akan jalan,” tandasnya. warga pasti setuju dengan penutupan loLaiknya kita mendukung ketegasan kalisasi tersebut. Bahkan para PSKnya sikap semacam itu. Apalagi Tri Rismaha- sendiri juga setuju lantaran memang rini dengan tegas menyatakan, bahwa ingin segera berhenti. Mereka juga meSurabaya harus bebas dari lokalisasi pros- ngeluh karena setiap bulan dipungut titusi. Semangat dan keberanian sema- uang. Kalau ada para PSK yang tidak se-
MPA 335 / Agustus 2014
13
tuju penutupan tersebut, itu karena diprovokasi dan diintimidasi oleh kelompokkelompok yang berkepentingan tadi. “Kalau ada PSK yang mengambil dana bantuan pemerintah, mereka diancam macam-macam. Itu yang membuat mereka jadi ketakutan,” paparnya. “Makanya, para PSK yang ambil duit sumbangan itu dengan cara sembunyi-sembunyi,” tukasnya. Para PSK, tutur penulis buku ‘Kiai Prostitusi; Pendekatan Dakwah KH. Muhammad Syuaib di Lokalisasi Kota Surabaya’ ini, sebenarnya sangat haus pembinaan. Sebab mereka yang terjerumus ke sana, adalah kebanyakan perempuan-perempuan desa yang dulunya akrab dengan langgar dan mushalla. Hanya lantaran kepepet ekonomi, akhirnya dengan terpaksa bergelimang dengan pekerjaan semacam itu. “Makanya begitu kami datang memberikan sentuhan-sentuhan ruhani, respon mereka sangat luar biasa. Mereka begitu gembira dan sekaligus menangis terharu,” ujarnya. Apalagi para da’i IDEAL adalah da’i yang memang lahir dan besar di daerah lokalisasi. Dengan begitu mereka sangat paham bagaimana mendekati dan berkomunikasi dengan para PSK. “Setiap daerah lokalisasi di Surabaya, kami punya da’i di sana. Kalau kita jumlah semua ada 60 orang,” jelasnya. “Para da’i ini sangat paham betul apa yang menjadi keluhan mereka. Tahu persis karakteristik dan permasalahan yang sedang menimpa mereka,” terangnya menambahkan. Garapan para da’i IDEAL memang berkisar pada aspek mentalspiritual. Melalui sentuhan-sentuhan ruhani, memberikan kesadaran-kesadaran, dengan mengubah mindset mereka. Kini sudah banyak sekali para PSK dan mucikari yang bertaubat. Bahkan banyak lokalisasi prostitusi yang sudah tutup. “Dari 48 daerah lokalisasi yang ada di Jawa Timur, kini tinggal 22. Jadi, garapan kita ya tinggal yang 22 itu,” tuturnya. Di sisi lain, lanjut dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel ini, pihaknya tak hanya berdakwah bil-lisan saja melainkan juga bilhal. Diantaranya dengan memberikan stimuan pada mereka dengan memberikan bantuan-bantuan. Seperti yang diberikannya kepada 28 mantan mucikari dan PSK di eks-lokalisasi Bangunsari. “Ada yang
14
MPA 335 / Agustus 2014
digunakan untuk jual nasi, jual es, kue kering, minuman segar dan lain sebagainya,” ungkapnya. “Kata mereka, meski uangnya tak sebanyak dulu tapi kini hidupnya lebih tenang dan nyaman,” tambahnya. Nanti kalau suasana di Dolly sudah kondusif, sambung mantan Pembantu Dekan III Fak. Dakwah dua periode ini, pihaknya akan memulai kegiatan. Rencananya akan diawali dengan istighotsah dan sekaligus pembagian sembako bagi masyarakat yang terdampak. “Di situ nanti kita dengarkan apa kemauan mereka. Setelah kita godok, nanti kita berikan ke Pemkot, Pemprov dan yang lainnya,” urainya. Yang terpenting dari semua itu, harapnya, agar para PSK dan mucikari mau menerima secara tulus uluran tangan pemerintah. Sebab pemerintah sudah memperhatikan nasib mereka. Pemerintah ingin mengentas dari kehidupan yang bermasalah ke kehidupan yang bermartabat.
Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag Apalagi dari sisi hukum, mucikari itu termasuk trafficking. “Nah, pemerintah masih mau memberi uluran. Maka terimalah uluran tersebut dengan baik, agar Allah memberi jalan kehidupan yang jauh lebih baik,” ucapnya penuh harap. Begitupun dengan masyarakat yang berdampak. Percayalah, selama ada upaya pasti Allah akan memberikan rezkiNya. “Kata orang Jawa, ono dino ono upo. Jangan bergantung pada kegiatan prostitusi. Yakinlah, bahwa Allah akan memberi jalan rezki yang terbaik,” tandasnya. “Apalagi dengan tutupnya lokalisasi, masyarakat akan punya harga diri. Kita tidak malu lagi kalau menyebut nama daerah kita. Nah, kehormatan semacam ini tidak bisa ditukar dengan materi,” tuturnya bersyukur.
Penutupan lokalisasi prostitusi, menurut Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag, bagaimanapun juga harus dilakukan. Sebab prostitusi itu sangat membahayakan. Terutama bagi generasi muda. Prostitusi itu akan sangat mempengaruhi watak generasi kita. “Makanya, saya sangat mendukung sekali penutupan lokalisasi prostitusi Dolly,” tegasnya. Namun demikian, lanjut Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur ini, keberadaan para PSK juga harus diselamatkan. Sebab mereka adalah korban. Posisi mereka telah diperlakukan sebagai binatang. “Lha masak manusia kok dijual?” tukasnya heran. “Itu kekerasan seksual. Setiap hari mereka dipaksa harus melayani sekian orang. Ini benar-benar termasuk eksploitasi perempuan yang lemah,” tandasnya. Jika ada PSK yang menolak penutupan lokalisasi, kata pria kelahiran Tuban 30 Januari 1962 ini, karena mereka belum tahu posisi wanita yang sebenarnya. Semestinya mereka mengerti, bahwa dirinya sedang diangkat harkat dan martabat kewanitaannya. “Kalau mereka memahami hal tersebut, pasti tidak akan menolak penutupan lokalisasi prostitusi,” ujarnya. “Sebab manusia memang harus dimanusiakan. Harus diangkat harkat dan martabatnya. Jadi, mereka seharusnya malah berterima kasih,” terangnya bernada harap. Menurut putra pasangan H. Nurfatikh dan Hj. Munafisah ini, Islam sangat keras melarang perzinahan. Sebab itu merupakan dosa besar. Oleh karenanya, mendekat saja sudah dilarang. Jadi, apa yang dilakukan pemerintah sudah benar. “Ubahlah dengan tangan kekuasaan. Dan yang punya kekuasaan itu adalah Gubernur dan Walikota. Pas sudah,” ucapnya bersemangat. “Sementara Kanwil Kemenag tidak dalam posisi biyadih, tapi bilisanih. Jadi, berupa pembinaan-pembinaan agar mereka bisa menyadari,” terangnya menambahkan. Alhasil, simpul suami Nurul Istiqomah ini, posisi Kanwil Kemenag mengambil posisi pembinaan dan bukan pada pemberantasan. Dan selama ini hal itu sudah dilakukan dengan memberikan penyuluha-penyuluhan. “Kami memang tidak terlibat secara langsung. Tapi bersama MUI dan para ulama’ kami telah ikut terlibat dalam berbagai program
pembinaan,” ungkapnya. “Nanti kalau suasana Dolly sudah kondusif, kita baru memberikan pembinaan terhadap masyarakat sekitar daerah tersebut. Kita pulihkan mindset mereka menuju mindset yang taubatan nasuha,” tambahnya. Ayah tiga anak ini juga berharap, ke depan nanti di kawasan Dolly hendaknya didirikan pusat-pusat bisnis. Sebab masyarakat di sana sangat memerlukan agar ekonomi mereka bisa bergerak. Ditempattempat bisnis tersebut, nantinya juga harus melibatkan masyarakat sekitar. Entah jadi karyawan, jadi satpam, atau yang lainnya. Di sisi lain, harus didirikan pula tempat-tempat untuk membina mereka menuju surga. “Jadi, disamping mulutnya disentuh. Hatinya juga disentuh. Artinya, disamping mereka punya pekerjaan untuk menopang hidupnya, hatinya juga dibuka dengan ajaran agama,” ujarnya. “Untuk mewujudkan hal itu, tentu saja pihak Kemenag tidak bisa jalan sendirian. Bersama pemerintah daerah, kami akan melakukan kegiatan dalam rangka mengangkat harkat dan martabat mereka,” tambahnya. Dengan demikian, lanjut Mantan Kabid Pendma ini, penutupan Dolly benar-benar akan mengeluarkan mereka dari jurang kenistaan menuju martabat yang mulia. Dari ketidakhormatan menjadi lebih terhormat. Dari dunia hitam menuju alam yang terang benderang. “Intinya, mereka akan diselamatkan dari jurang kenistaan menuju wanita harapan surgawi,” tukasnya. Jadi, sarannya, hormatilah kebijakan pemerintah yang menutup lokalisasi tersebut. Apalagi itu sudah menjadi keputusan resmi yang sudah diketok. Di sisi lain, pemerintah juga sudah memberikan kompensasi. “Ayolah samasama menghormati keputusan tersebut. Sebab inilah keputusan yang terbaik,” simpulnya. Namun demikian, menurut Dr. Hj. Suhartini, M.Si, kita mesti memilahnya menjadi dua bagian. Pertama, para PSK yang memang terjebak hingga terjerumus ke lokalisasi. Mereka terkungkung oleh mafia dan terjerat rentenir. Dengan penutupan lokalisasi, berarti mereka bisa terlepas dari jebakan dan jeratan tersebut. Untuk para PSK yang seperti ini, tak sulit bagi pemerintah untuk memberi pekerjaan. Mindset mereka bisa diubah melalui training-training atau pembinaanpembinaan. Setelah itu diberikan moti-
vasi untuk dapat bekerja di jalan yang benar. “Dengan menggandeng perusahaanperusahaan, saya kira pemerintah tak kesulitan soal itu. Nah, dengan begitu mereka akan menjalani kehidupan secara normal, terhormat, dan kerja halal dan bisa diterima di mana saja,” harapnya. Sedangkan yang kedua, lanjut Sosiolog UIN Sunan Ampel Surabaya ini, adalah para PSK yang memang menganggap Dolly sebagai lahan pekerjaan. Ketika Dolly ditutup, mereka akan mencari pekerjaan ditempat lain. “Padahal tempat seperti Dolly di kota atau pulau lain kan banyak,” kilahnya. “Nah, untuk PSK yang seperti ini pemerintah pasti kesulitan mencarikan pekerjaan buat mereka,” ujarnya. Berbeda dengan mereka yang karena keterpaksaan, jebakan dan jeratan sehingga terdampar di Dolly. Para PSK semacam ini akan dengan mudah mendapatkan dan menerima pekerjaan asal sesuai dengan minat dan keahliannya. Tapi
Dr. Hj. Suhartini, M.Si bagi para PSK yang menganggap Dolly sebagai lahan pekerjaan, maka tak ada pekerjaan lain yang cocok buat mereka. Sebab mereka sudah “ahli” dalam bisnis esek-esek tersebut. “Selama mindsetnya belum berubah, maka pemerintah nggak akan bisa memberikan pekerjaan untuk mereka,” katanya serius. Sulitnya memberikan pekerjaan kepada mereka itu, sambung penulis buku ‘Statistik Sosial; Studi Evaluasi Efek Dakwah’ ini, dikarenakan mereka terbiasa dengan “pekerjaan” yang gampang dan menghasilkan duit banyak. Saat mereka diberi pekerjaan yang layak dalam ukuran umum, bagi mereka itu malah dianggap sebagai pekerjaan yang tak layak. Alumnus S2 dan S3 UNAIR Sura-
baya inipun lantas mencontohkan. Ketika ditawari sebagai pegawai pabrik misalnya, tentu mereka akan bertanya berapa besar gaji dari seorang buruh pabrik? “Mereka pasti menolak upah yang rendah. Mereka akan berkilah bahwa upah buruh pabrik tak cukup buat pola hidupnya,” paparanya menjelaskan. Begitupun ketika ditawari pekerjaan yang berhubungan dengan kerajinan. Mereka tentu tetap akan menolak. Alasannya, karena itu pekerjaan hobi dan mereka tak memiliki hobi seperti itu. Kalaupun diajari akan membutuhkan waktu yang lama. Sementara mereka membutuhkan uang dengan segera. “Intinya, bahwa tak gampang mencarikan pekerjaan lain bagi para PSK yang telah menganggap itu sebagai lahan kerjanya,” simpulnya. Untuk itulah, perempuan yang juga menulis buku ‘Dakwah dalam Mensikapi Perubahan Sosial’ dan ‘Dakwah dengan Pendekatan Pekerjaan Sosial’ ini mengusulkan, agar buat mereka diberlakukan seperti para tahanan dalam penjara. “Jadi, mereka ditempatkan di satu asrama atau dipesantrenkan. Lantas ditraining, dididik, dilatih, sesuai dengan bidang masing-masing oleh Dinas Sosial.,” urainya. Di tempat itulah, mereka dididik dengan sebuah keahlian yang mempunyai prospek penghasilan yang tinggi. Langkah ini perlu diambil lantaran mereka pasti tidak mau jika diberi keterampilan sederhana yang menghasilkan upah rendah. “Apalagi mereka sudah berniat dan terlanjur menganggap, bahwa itulah pekerjaannya. Dan pekerjaan itu sudah jadi takdir hidupnya,” ucapnya bernada keluh. Yang jelas, tutur Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SA ini, kalau masalah tersebut tidak dapat diantisipasi dengan segera, tentu sebagai resikonya mereka akan bekerja secara ilegal menyebar kemana-mana. “Namun resiko itu jauh lebih kecil ketimbang membiarkan lokalisasi tetap beroperasi. Kalau tak resmi kan sulit orang mencarinya. Ibarat orang ingin menyalurkan sesuatu, tapi dia nggak punya alamatnya,” ulasnya. “Nah, itulah logikanya lokalisasi Dolly ditutup,” tukasnya menandaskan. Laporan: Choirul Mustofa, Dedy Kurniawan, Suprianto (Surabaya).
MPA 335 / Agustus 2014
15
TIRAI
Lokalisasi Prostitusi Terbesar di Asia Tenggara Akhirnya Ditutup Oleh H. A. Rachman Aziz *)
Heboh tentang pro dan kontra penutupan Dolly melanda kota Surabaya. Ada beberapa anggota DPRD Kota Surabaya yang tidak setuju dengan penutupan lokalisasi Dolly, meskipun Ketua dan Wakil Ketua DPRD sepakat untuk segera menutup lokalisasi Dolly sesuai rencana. Bahkan Wakil Walikota awalnya juga kurang setuju terhadap penutupan lokalisasi Dolly dengan alasan warga Dolly masih belum siap. Sedangkan warga Dolly hampir seluruhnya menolak rencana ini, terutama 16
MPA 335 / Agustus 2014
mucikari dan WTS nya dengan menggelar demo penolakan beberapa kali. Dolly dari Waktu ke Waktu Dolly adalah nama dari salah satu lokalisasi di kota Surabaya. Tempat ini terkenal sebagai lokalisasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara, mengalahkan Patpong di Bangkok dan Gaylang di Singapura. Lokalisasi Dolly sudah beroperasi sejak zaman kolonial Belanda. Awalnya hanya menyediakan perempuan untuk memenuhi kebutuh-
an hajat seks tentara kolonial. Kawasan pelacuran ini didirikan oleh perempuan keturunan Belanda yang bernama Dolly van der Mart, yang kemudian terbuka untuk umum. Lantaran dianggap sebagai perintis dalam kegiatan ini, Dolly kemudian diabadikan sebagai nama kawasan pelacuran yang terletak di daerah Dukuh Kupang Timur Surabaya tersebut. Menurut KPA, terdapat 9.125 pelacur yang terdata di Surabaya
dengan jumlah pelanggan 133.776 orang hidung belang. Berdasarkan data Dinas Sosial Pemkot Surabaya, jumlah wisma di Dolly sebanyak 400 wisma. Penghuninya rata-rata berumur antara 18 hingga 30 tahun, dan paling tua berusia 40 tahun. Tapi akhir-akhir ini ada yang berumur kurang dari 18 tahun dan ada yang berumur sampai 60 tahun. Perkembangan pelacuran sangat meresahkan masyarakat karena pelacuran sangat dilarang oleh semua agama dan termasuk perbuatan tercela, merusak moral, sumber penyakit, berentangan dengan falsafah bangsa Indonesia Pancasila dan UUD 1945. Berbagai kejahatan yang terjadi di tengah masyarakat seperti perjudian, perampokan, penipuan, penggunaan narkoba, memiliki hubungan yang sangat erat dengan adanya kebebasan prostitusi. Data di Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya menyebutkan, jumlah WTS yang terkena HIV/AIDS terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2006 sekitar 60 orang, tahun 2007 menjadi 160 orang, tahun 2008 bertambah menjadi 232 orang dan akhir tahun 2009 meningkat menjadi 278 orang. Pada akhir tahun 2013 sudah lebih dari 300 orang. Sedangkan khusus di Dolly-Jarak setidaknya terdapat 218 kasus penderita HIV/AIDS sebelum ditutup. Berdasarkan data Puskesmas Putat Jaya Kecamatan Sawahan, WTS di Dolly sekitar 76 persen diantaranya menderita penyakit seks menular, seperti gonoze, sifilis, herpes, hingga HIV/AIDS. Dolly ibarat lembah maut. Sebab WTS disitu dapat menularkan virus maut kepada para hidung belang yang setiap saat mendatangi. Bila para hidung belang ini terjangkit virus HIV/ AIDS, maka dia akan menjadi sumber penularan baru dalam keluarganya. Penutupan Lokalisasi Dalam menghadapi praktek prostisusi yang semakin marak dan berkembang itu, sesungguhnya MUI Prov. Jatim sejak sekitar 10 tahun yang lalu telah menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan penutupan lokalisasi yang sangat banyak dampak negatifnya bagi pembangunan bangsa yang bermoral/berakhlak mulia. Rapat Kerja MUI Jatim 24 De-
sember 2009 menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah tentang penutupan lokalisasi tersebut. Hal itu mendapat respon positif dari Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo, dengan mengeluarkan Surat Edaran No.460/ 16474/031/2010 tertanggal 30 Nofember 2010 perihal Pencegahan dan Penanggulangan Prostitusi serta Women Trafficking yang ditujukan kepada seluruh Bupati dan Walikota di Jawa Timur. Hal itu kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Edaran No.460/15612/ 031/2011 tertanggal 20 Oktober 2011 perihal Penanggulangan Prostitusi di Jawa Timur, yang ditargetkan pada akhir 2014 seluruh lokalisasi di Jawa Timur harus sudah ditutup sebagai
syarat Jawa Timur Makmur dan Berakhlak Mulia. Pada tanggal 20 Oktober 2010 Gubernur Jawa Timur pernah menyatakan: “Saya tidak mau diam saja dengan membiarkan lokalisasi Dolly. Ini lebih sebagai bentuk tanggung jawab saya sebagai pemimpin. Dan saya tak mau hal itu menjadi beban di akhirat nanti.” Pada tahun 2014 Gubernur mengeluarkan Surat Edaran lagi No.460/ 7705/031/2014 tertanggal 28 April 2014 Perihal Penanganan dan Pasca Penutupan lokalisasi WTS di Jawa timur. Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyambut dengan baik penutupan rumah-rumah pelacuran di Jawa Timur yang harus tuntas pada tahun 2014.
Sesuai surat edaran Gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini kemudian menetapkan lokalisasi di Surabaya paling akhir ditutup adalah Dolly pada tanggal 19 Juni 2014, sepuluh hari sebelum Ramadhan 1435 H, yang kemudian dimajukan menjadi hari Rabu tanggal 18 Juni 2014. Menyambut akan dideklarasikannya penutupan lokalisasi Dolly tersebut – yang rencananya dilaksanakan Rabu malam, maka salah satu organisasi otonom dari Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur yakni Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur yang merupakan gabungan dari 61 Ormas Islam, Organisasi Pelajar/Mahasiswa dan elemen-elemen lainnya pada siang hari, Rabu tanggal 18 Juni pukul 13.00 mengadakan Tabligh Akbar di depan Gedung Grahadi Jl. Gubernur Suryo yang diikuti sekitar 2000 peserta. Tabligh Akbar ini bukanlah untuk menunjukkan bermusuhan atau memusuhi dan membenci warga Dolly. Tabligh Akbar ini untuk menunjukan dukungan Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur terhadap langkah berani Walikota Surabaya Ibu Tri Rismaharini untuk menutup lokalisasi Dolly yang merupakan tempat prostisusi terbesar di Asia Tenggara itu. Dengan maksud memanusiakan manusia kembali, menjadikan manusia beriman yang bermartabat, agar memperoleh kehidupan layak yang lebih baik. Sesuai dengan janjinya, maka pada hari Rabu tanggal 18 Juni 2014 pukul 19.00 WIB Walikota Surabaya mengadakan upacara Deklarasi Warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Untuk Alih Fungsi Wisma dan Alih Profesi Bagi Wanita Harapan, sekaligus pemberian bantuan secara simbolis dari Menteri Sosial RI dan Gubernur Jawa Timur, yang bertempat di Gedung Islamic Center Surabaya. Alahamdulillah, ternyata akhirnya lokalisasi pelacuran Dolly ini berhasil ditutup. Dengan ditutupnya Dolly diharapkan dapat terwujud Surabaya pada khususnya dan Jawa Timur pada umumnya sebagai wilayah yang bersih dari prostitusi, korupsi dan berbagai macam kemaksiatan, serta kriminalitas yang lain, menuju masyarakat yang bermartabat, makmur dan berakhlak mulia. Semoga! *) Ketua MUI Jawa Timur Bidang Informasi dan Komunikasi. MPA 335 / Agustus 2014
17
Bingung mengatasi pergaulan siswa dan siswi di sekolah? Tiru saja MTs Negeri Tarik, Krian, Sidoarjo. Sebab di madrasah ini diterapkan pemisahan antara murid perempuan dan murid lakilaki. Untuk murid laki-laki diletakkan di gedung sebelah utara, sedangkan bagi murid perempuan berada di gedung selatan. “Untuk tempat wudlu juga berbeda letaknya. Bahkan kantin siswa dan siswi juga kami pisahkan,” tutur Drs. H. Abdul Adjis, M.Pd.I. Yang melatarbelakangi ide tersebut, lanjut Kepala MTsN Tarik ini, adalah keresahan zaman atas terjadinya pergaulan bebas para remaja. Sebab perkembangan teknologi komunikasi dan informasi begitu pesat dan cepat, sehingga anak bisa mengasesnya kapan saja dan di mana saja. “Terus terang, kami sangat miris menyaksikan itu semua. Makanya, kami melarang keras siswa-siswi di sini membawa HP,” tegasnya.
sangat dini. Dan terbukti, dengan pemisahan ruang belajar tersebut minat belajar dan konsentrasi ke pelajaran jauh lebih serius. “Ya..barangkali karena nggak banyak gangguan dari lawan jenis,
Drs. H. Abdul Adjis, M.Pd.I.
Pendidikan Karakter di Ruang Belajar Terpisah
“Bagi yang berani membawanya, itu termasuk pelanggaran berat,” tambahnya menandaskan. Alhasil, sambung mantan Waka MTs. Negeri Krian ini, alasan moralitas itulah yang menjadi dasar utama untuk memisahkan ruang kelas mereka. Bagai gayung bersambut, mayoritas guru mendukung gagasan tersebut. Bahkan pihak walimuridpun sangat mendukung pula. “Ya memang ada satu-dua anak yang dengan iseng mengatakan, bahwa tak enak dipisah. Tapi itu saya anggap ungkapan yang tidak serius,” katanya sambil tertawa lirih. Yang jelas, kilah pria kelahiran Sidoarjo 12 Agustus 1966 ini, pemisahan tersebut adalah untuk mengantisipasi terjadinya anak berpacaran dalam usia yang masih 18
MPA 335 / Agustus 2014
sesama jenis. Para siswa merasa malu kalau berbaur dengan teman perempuan dan begitupun sebaliknya. “Ketika pada pertemuan OSIS, mereka memang bertemu. Tapi tak sebebas yang ada di sekolah
sehingga belajar mereka lebih enjoy,” ungkapnya bangga. Suami Hj. Majro’ah, S.Pd yang dikaruniai dua anak ini menyadari, bahwa hal itu tak tertera pada undang-undang pendidikan. Hanya saja, dirinya ingin mencari formula agar suasana belajar-mengajar lebih kondusif. “Kita bisa lihat di pesantren, pergaualan mereka pasti lebih terjaga. Kenapa nggak kita adopsi saja untuk sekolah,” ujarnya dengan nada tanya. “Apalagi di usia-usia seperti ini kan rawan sekali. Sebab mereka sudah akil-baligh, sehingga mengerti akan lawan jenis mereka,” ungkapnya. Dengan terpisahnya ruang belajar mereka, lanjut alumnus Unesa Surabaya ini, terbukti ketika istirahat mereka mengelompok antar
lain. Jikapun terpaksa duduk bersanding, mereka pasti mengambil jarak yang agak renggang,” paparnya. Tak takut dicap sebagai madrasah yang kolot? “Ah, nggak. Buktinya tidak ada yang mempergunjing atau kasak-kusuk di belakang,” jawabnya enteng. “Apalagi orangtua siswa dan masyarakat sekitar sangat mendukung diterapkannnya kebijakan tersebut. Jadi, kalau toh ada ucapan miring, palingpaling tak lama juga akan berlalu dengan sendirinya,” ucapnya sambil mengulum senyum. Lulusan S2 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini mengemukakan, bahwa kebijakan tersebut juga untuk mempercepat proses pendidikan karakter di sekolah. “Inilah salah satu cara kami untuk melakukan pendidikan karakter tersebut,” simpulnya. “Saya yakin, pemisahan ruang belajar siswa dan siswi, bisa menjadi kelebihan madrasah dan akan jadi daya tarik tersendiri bagi orangtua,” tambahnya. Il
Ketika Al Aziz seorang Raja di Mesir saat itu, hendak membebaskan (Nabi) Yusuf dari penjara, tidak seta merta Yusuf menerimanya. Dia menginginkan klarifikasi dirinya, mengapa dulu dia dipenjara. Padahal dia merasa sama sekali tidak bersalah apalagi berkhianat kepadanya. Maka melalui utusan Raja, Yusuf berkata :”Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagaimana halnya (dengan kasus) para perempuan yang telah melukai tangannya”. Hasil investigasi Al Aziz terhadap isterinya dan para perempuan itu, telah menemukan bukti kuat bahwa ternyata Yusuf sama sekali tidak bersalah, dia orang baik, pengakuannya benar, dan tidak pernah berkhianat kepada tuannya. Atas pengakuan para perempuan itu, Yusuf berkata: ”Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku (. . . innaan- nafsala ammaaratun bissuu-iillamaarahimarabbii . . .)”. Untuk merehabilitasi, dan menebus kesalahan serta sekaligus penghargaan kepada Yusuf, Raja Al Aziz kemudian menjadikannya sebagai pejabat penting yang dalam perjalanannya kemudian Yusuf telah ikut serta menentukan kemakmuran dan kesejahteraan Mesir (QS.12:50-56). Ketika pada hari qiyamat kelak diperlihatkan nerakajahannam (dengan segala siksa kepedihannya sebagai wujud keadilan Tuhan) kepada calon penghuni neraka, maka mereka mulai menyadari kesalahannya dan sangat menyesali perbuatannya. Karena telah menentang perintah Allah Swt, menolak Utusan-Nya, tidak memuliakan anak yatim, tidak menyantuni fakir miskin, mencampur adukkan barang yang halal dan haram, terlalu terpesona dengan gebyar gemerlap duniawi. Lantas mereka mengatakan: Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu (semasa hidup di dunia) banyak melakukan amalan shaleh untuk hidupku (diakhirat sekarang ini)— yaquluu yaa laitaniiqadam tulihayaatii—”(QS.89:15-26). Terhadap mereka Allah Swt menyatakan: ”Aku bersumpah dengan hari qiyamat; dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri); (laauqsimu bi yaumi al qiyaamah ; walaauqsimu bin nafsi al-lawwaamah)” (QS.75:1-2). Maksudnya, bila ia pernah berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak lagi (saat di dunia), apalagi kalau ia berbuat kejahatan (akan lebih sangat menyesal karena kesempatan bertaubat untuk memperbaiki diri sudah lewat).
Kembali ke Fitrah Ketika mereka, orang-orang yang beriman jugaberamalshaleh ( antara lain dengan memenuhi janjinya dan tidak merusak perjanjian yang sudah disepakati/ amanah, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki yang diterimanya, membalas kejahatan dengan kebaikan, dan hanya mengharap ridha Allah semata, serta selalu mengingat Allah Swt kapan dan dimanapun berada/dzikrullaah); maka Allah Swt akan menurunkan kepadanya ketentraman hati dalam beriman serta tempat kembali yang baik/ ‘uqbaa ad-daar/husnu ma-aab.”Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah–lah hati menjadi tenteram/tenang (alaa bi dzikrillaah itathmainnualquluub” – QS.13:20-22,28-29). Kepada golongan inilah Allah Swt berkenan memberikan penghargaan dengan panggilan kehormatan khusus untuk kembali keharibaan dan sorga-Nya karena keridhaan-Nya, “Wahai jiwa yang tenang; kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya; maka masuklah kedalamjama’ah hamba-hambaKu; dan masuklah kedalam sorga-Ku, (Yaaayyatuhaa an-nafsu al-muthmainnah; irji’ii ilaa Rabbikiraadhiyatan mardhiyyah; fadkhuliifii ‘ibaadii; wadkhulii jannatii/QS.89:27-30). Ketiga peristiwa diatas, menurunkan 3 model nafsu, yaitu nafsu al-ammaarah, nafsu al-lawwaamah, dan nafsu almuthmainnah. Dalam hazanah tasawuf, yang dimaksudkan dengan nafsu alammarah adalah kekuatan pendorong naluri, sejalan dengan nafsu yang cenderung dengan keburukan. Nafsu dalam katagori ini belum mampu membedakan yang baik dan buruk, yang manfaat dan mafsadat (kerusakan), semua yang bertentangan dengan keinginannya dianggap musuh, sebaliknya setiap yang sejalan dengan kemauannya adalah karibnya. Dalam tindakan nyata dapat terlihat dalam sikap yang selalu berkhianat, enggan menerima nasihat dan saran, dan sebaliknya gembira menerima bisikan iblis dan setan yang menunjukkan jalan yang buruk dan terkutuk. Terhadap nafsu ini, Allah Swt memperingatkan agar tidak diikuti, sebab ia akan menyesatkan, dan setiap yang sesat akan mendapat azab yang berat (QS. 38 : 26). Nafsu al-lawwaamah, yaitu nafsu yang telah mempunyai rasa insaf dan menyesal sesudah melakukan pelanggaran. Namun ia belum mampu mengekang nafsu yang membawanya kepada per-
buatan buruk itu. Oleh karena itu, ia masih selalu dekat kepada perbuatan yang mafsadat (QS.75:1-2 dan 14-15). Pada tingkat ini, seseorang jika selesai melakukan perbuatan buruk menjadi insaf dan menyesal. Dan seterusnya mengharap agar kejahatannya tidak terulang lagi dan semoga memperoleh ampunan. Nafsu ini akan menghadapi perhitungan kelak di hari qiyamat. Sedangkan yang terakhir, nafsu al-muthmainnah adalah nafsu yang telah mendapat tuntunan dan pemeliharaan yang baik. Dapat mendatangkan ketentraman jiwa, melahirkan sikap dan perbuatan baik, mampu membentengi diri dari serangan kekejian dan kejahatan, dan mampu memukul mundur segala kendala dan godaan yang mengganggu ketentraman jiwa, terutama dengan zikir kepada Allah Swt. Ia berfungsi mendorong berbuat kebajikan dan mencegah dari perbuatan jahat (QS.13:28-29). Nafsu ini telah mapan dan tidak terganggu lagi oleh gairah, sehingga dapat secara khusyuk memenuhi keyakinannya (Ensik. Islam, 94, h. 343-344). Dalam momentum Ramadhan, kita dilatih untuk meredam dan mengendalikan nafsu al-ammaarah dan nafsu allawwaamah. Sebaliknya memupuk dan mengembangkan nafsu al-muthmainnah. Kemampuan seseorang untuk memenej ketiga nafsu itulah yang akan mengantarkannya ke derajat meningkatnya kadar kualitas keimanan dan ketaqwaannya (la’allakum tattaquun), yang menjadi tujuan utama puasa Ramadhan. Indikasi integritas kepribadian orang-orang yang termasuk golongan ini a.l. adalah : “orangorang yang selalu menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun disaat sempit, danyang mampu menahan amarahnya, dan yang memafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah lebih menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan/ muhsinin” (QS. 3:133-134) ; yaitu “orang yang mampu membalas kejahatan dengan kebaikan” (QS.41:34). Dan orang-orang semacam inilah, yang telah menemukan fithrahnya/kembali ke fithrahnya (idul fithri), yang bersifat hanif (yaitu lurus dan jujur yang selalu cenderung kepada nilainilai kebenaran dari Allah Swt). Bagi mereka yang merasa berhasil puasanya, maka perilaku-perilakuitulah yang harus dibuktikan dalam amalan kesehariannya 11 bulan kedepan. Semoga Allah Swt memasukkan kita dan keluarga kita kedalam golongan ini, dan mempertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan, Allaahumma Amiin .Taqabbalallaahu minnaa wa minkum taqbbal yaa Kariim. Minal ‘aidzinwalfaaiziin. Ahar
MPA 335 / Agustus 2014
19
PELANTIKAN PEJABAT ESELON III
Kakanwil mengambil sumpah pejabat yang dilantk Memasuki bulan Ramadhan suasana puasa yang damai mulai terasa. Namun hal itu tidak mengurangi profesionalisme bekerja para karyawan dan pejabat di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Demikian pula halnya dengan suasana pelantikan pejabat eselon III oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur yang berlangsung pada tanggal 1 Juli 2014. Ada tiga pejabat eselon III yang dilantik di aula al-Ikhlas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur tersebut. Diantaranya adalah Nuril Huda, M.HI yang menjabat sebagai Kepala Kankemang Kabupaten Lumajang dari jabatan semula sebagai Kepala Subbagain TU Kab. Mojokerto. Selain itu adalah Drs. Slamet, M.HI. yang semula menjabat sebagai Kepala Subbagian TU kabupaten Banyuwangi, kini menjadi Kepala Kankemenag Kabupaten Bondowoso. Sedangkan Drs. Moh. As’adul Anam, M.Ag menjabat Kepala Kankemang Kabupaten Malang, yang sebelumnya 20
MPA 335 / Agustus 2014
sebagai Kepala Subbagian TU kabupaten Malang. Acara pelantikan dihadiri oleh seluruh Kepala Kementerian Agama kab/Kota se Jawa Timur beserta istri dan para pejabat Kanwil Kementerian
Agama Prov. Jawa Timur. Dalam sambutannya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Jawa Timur. Drs. H. Mahfud Shodar, M.Ag, mengatakan bahwa jabatan adalah amanah Allah. Maka segala sesuatunya akan dimintai pertanguungjawabannya, baik di dunia dan di akhirat. Dan pada dasarnya, apa yang telah menjadi ketetapan Allah, tidak ada yang bisa menghalangi. Beliau mengutib al-Qur’an surat Ali Imron ayat 26, yang artinya: Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan. Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh Engkau Maha Kuasa atas Segala Sesuatu.” Beliau juga berharap, agar dalam menjalankan tugas hendaklah kebersamaan selalu diutamakan. Kebersamaan dilakukan baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Kepada pejabat yang baru, diucapkan selamat menjalankan tugas. Dan kepada pejabat lainnya, hendaklah terus bekerja sesuai dengan apa yang telah menjadi tugas dan fungsi masing-masing. Anni
Tiga pejabat eselon III, diambil sumpah oleh Kakanwil Kemenag Jatim
BINKARSIT AL (PEMBIN AAN KARIR, PR OFESI D AN MENT AL) BINKARSITAL (PEMBINAAN PROFESI DAN MENTAL) DI LINGKUNGAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PR OVINSI J AWA TIMUR PRO JA haga tetapi belum bias Pembinaan Karir, menahan lisan, pengProfesidan Mental (Binlihatan dan pendengakarsital), adalah meruparannya. kan agenda rutin tahunKedua, yaitu yang an pegawai di lingkungdisebut dengan puasa an Kanwil Kemenag Prov. khoshshoh (khusus); Jawa Timur. Demikian yakni puasa selain yang pula pada saat Ramadhan disebutkan di atas. Setahun ini, acara tersebut seorang yang mampu diadakan pada tanggal 2 menahan lisan, pengliJuli 2014. Sebagai pembuhatan dan pendengaranka, Kepala Kanwil Kemennya dari kemaksiatan. terian Agama Prov. Jawa Yang ketiga, adalah puaTimur, Drs. Mahfudh sa khoshshotul khoshShodar, M.Ag, memberishoh (yang lebih khukan materi Binkarsital desus), yaitu puasa yang ngan judul ‘Etos; Entos mampu memfokuskan diri Kerja dan Puasa’. hingga hatinyapun berEtos berarti profesipuasa. Jadi dapat mengonal. Dan entos juga berhindari, tidak memikirkan, arti keamanan. Sehingga menghayal atau memetos dapat diartikan seHj. Izzah Afcarina Mutmainnah saat memberikan binaannya banggakan duniawi. bagai tuntutan kerja sePuncak dari Binkarorang pegawai yang harus profesional. Misalnya dengan me- dikendalikan oleh Allah, jadi tidak usah sital, adalah ceramah KH. Imam Hambali pada tanggal 23 Juli 2014 di masjid alnyusun SKP yang harus sesuai dengan dikondisikan/meminta. Sedangkan pada tanggal 16 Juli Ikhlas Kanwil Kementerian Agama Prov. kinerja. “Hal itu sebagai salah satu per2014, Binkarsital diisi oleh Hj. Izzah Jawa Timur. Beliau mengajak kita untuk siapan remunerasi,” tuturnya. Selain itu ada beberapa hal yang Afcarina Mutmainnah, yang meng- menuju Insan Kamil. Ini berasal dari juga harus diperhatikan, diantaranya: usung tema ‘Puasa yang Berkualitas’. kata insane dan kamil, yang secara har1. Menambah Kompetensi. Me- Dalam tausiahnya beliau menyampai- fiah berarti manusia yang sempurna. Jadi yang dimaksud insane kamil, ngingat kegiatan sudah berkurang, ma- kan, bahwa dalam puasa dikenal ada ka hendaklah waktu yang ada diguna- tingkatan; yaitu puasa amah atau pua- adalah orang yang sempurna akalnya kan untuk membaca aturan-aturan/re- sa yang hanya menahan lapar dan da- dalam artian memfungsikan akalnya secara optimal. Disamping gulasi yang ada. itu juga mau memfungsi2. Meningkatkan kekan intuisinya secara opdisiplinan. Terutama dalam timal pula, sehingga hal disiplin waktu, serta mampu menciptakan bumenahan diri mulai fajar daya, serta menghiasi hingga maghrib. dirinya dengan sifat-sifat 3. Ketelitian dengan mulia dan berakhlakul perencanaan dan pelakkarimah. sanaannya. Hasil audit kiDi waktu yang sama nerja pegawai oleh Irjen UPZ (Unit Pengumpul diperoleh nilai untuk bebeZakat) Kanwil Kemenrapa daerah sebesar 60-70 terian Agama Provinsi persen, maka diharapkan Jawa Timur mendistriKanwil harus lebih tinggi busikan ZIS melalui prodari itu. gram pendidikan, berupa 4. Penuh kesabaran santunan kepada anak dan tidak su’udzon. yatim dan bea siswa bagi 5. Keikhlasan. Desiswa fakir/miskin sekangan berpikir sederhana, ligus buka bersama. maka keikhlasan akan munKaryaan/karyawati mendengarkan dengan serius cul. Seluruh gerak kita Anni MPA 335 / Agustus 2014
21
Sudahkah Bertaubat Dalam memasuki Idul Fitri tahun ini, ada baiknya kita kaji firman Allah Swt yang terdapat di dalam Al-qur’an Surat An-Najm [53] ayat 32, yang artinya kurang lebih sebagai berikuti. (yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (QS. An-Najm [[53]: 32)
M
enurut Ahmad Mustafa AlMaragi dalam Tafsirnya, ayat tersebut mengandung penger tian bahwa, Sesungguhnya orangorang berbuat baik adalah mereka yang menjauhi kemaksiatan-kemaksiatanbesar yang besar urusannya, seperti syirik kepada Allah Swt, membunuh jiwa yang diharamkan Allah tanpa alasan yang benar, dan berzina. Sedang mereka hanyalah melakukan dosadosa kecil saja, namun kemudian ber taubat kepada Tuhan dan menyesali keterlanjuran mereka. Yang masyhur, kata Al-Maragi, bahwa dosa-dosa itu ada 7 macam. Demi kian menurut riwayat dari Ali Karamallah Wajhah. Hal ini berdasarkan pada riwayat yang terdapat pada Sahih Bukhari dan Muslim. “Hindarilah oleh kalian tujuh dosa yang membinasakan, yaitu menyekutukan Allah Ta’ala, Sihir, memakan harta anak yatim, memakan riba, meninggalkan medan perang, dan menuduh berbuat zina terhadap wanita-waita terhormat dan beriman yang sedang lalai.” Dalam riwayat lain dikatakan, “…tidak ada dosa besar bila mau beristighfar, dan tidak ada dosa kecil yang terus menerus dilakaukan” (karena dosa kecil yang dilakukan terus-terusan akan menjadi dosa besar). Selanjutnya Allah menyebutkan hal yang menghilangkan putus asa dari orang yang melakukan dosa besar untuk memperoleh ampunan atas dosanya. Firman Allah Swt: Inna rabbaka waasi’ al-maghfirah, Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Maka Dia mengampuni dosa-dosa kecil dengan cara menjauhi dosa-dosa besar. Dan Dia bisa saja mengampuni dosa apapun yang Dia kehendaki setelah pelakunya berusaha secara benar dan menyesal
22
MPA 335 / Agustus 2014
atas keterlanjurannya. Yakni apabila ia berbakti kepada Tuhannya dan menghindari dosanya. (Tafsir Al-Maragi JUZ 25, 26, dan 27 hal 101-102). Al-‘Allamah almarhum Asysyaikh Muhammad Jamaluddin Alqasimi Addimasqi dalam bukunya Mau’izhatul Mukmini menggolongkan taubat manusia atas empat golongan, yaitu: Pertama: Seseorang bertubat dan terus menetapi sebagaimana isi taubatnya hingga penghabisan usianya. Dengan demikian dapatlah ia menyusuli segala yang sudah diteledorkan dimasa yang lalu. Kepada hatinya sendiri ia sudah berjanji tidak akan mengulangi perbuatan dosanya itu. Inilah yang disebut istiqamah atau mempunyai kemantapan dalam taubatnya. Orang yang melakukan inilah yang berhak dinamakan ‘orang yang maju dengan kebaikan-kebaikan’ serta yang mengganti keburukan dengan kebagusan. Taubat orang semacam ini yang dinamakan “Taubat Nasuha”. Yakni yang dapat menasihati dirinya sendiri –untuk selanjutnya tidak akan berbuat lagi dengan keinsafan yang sebenarbenarnya.
Kedua: Seorang yang bertaubat dan sudah menempuh jalan istiqamah, yakni berlangsung terus menerus dalam melakukan ketaatan-ketaatan yang pokok. Juga sudah meninggalkan kemak siatan-kemaksiatan yang besar. Tetapi belum dapat melepaskan diri dari berbagai dosa yang menghinggapiya. Ini bukannya dilakukan dengan kesenga jaan, tetapi hanyalah sebagai suatau cobaan yang tidak dapat dihindari karena terpaksa oleh keadaan. Sebenarnya ia sendiri tidak berani untuk maju melakukan dosa itu, dan tidak ada azamnya sama sekali, dan tidak pula (ada) keinginan. Jadi, dosadosa tersebut dilakukan juga dan apabila telah selesai iapun menyesali dirinya sendiri. Berjanji tidak akan menjerumuskan dirinya lagi kedalam dosa itu, dan bermaksud akan menjaga benar-benar sebab yang mendorong mela kukannya. Penyesalanyapun sungguhsungguh berkesan. Jiwa orang semacam ini jelaslah ter masuk dalam golongan “Nafsu Lawwamah” atau “Jiwa Penyesalan”. Sebab, memang menyesali dirinya sendiri, mengapa sampai dapat dibe lokkan kearah yang tercela tadi, seka li pun tidak dengan disengaja, diren canakan atau diinginkan. Taubat yang demikian inipun termasuk tinggi nilainya. Tetapi lebih rendah mutunya dari pada taubat yang dalam tingkat pertama. Taubat semacam inilah yang biasa berlaku dikalangan orang banyak. Sebab keburukan itu memang bercampur dan lekat sekali dengan tanah liat –asal kejadian manusia yang sukar sekali untuk melepaskannya. Namun demikian, tujuan utamanya ialah agar supaya kebaikannya itu nanti memenangkan keburukannya. Sehingga dalam neraca nanti akan lebih berat timbangannya. Dengan demikian timbangan kebaikan itu akan menang. Orang-orang sebagaimana diatas itulah yang berhak mendapatkan janji baik dari Allah Ta’ala. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt dalam surat An-Najm [53] ayat 32 tersebut di atas. Lagi Sabda Rasulullah Saw: “Semua anak Adam (manusia) itu berbuat kesalahan, tetapi sebaik-baik orang yang bersalah ialah yang suka bertaubat dan memohonkan pengampunan”. (HR. Tirmidzi dan Hakim). Ketiga: Seseorang yang betaubat dan tetap mengekalkan taubatnya, yakni istiqamah dalam waktu yang terbatas, kemudian dikalahkan lagi oleh kesyahwatannya untuk melakukan beberapa macam kemaksiatan. Kemudian ia maju dan benar-benar melakukan kemaksiatan tadi dengan
Hindarilah oleh kalian tujuh dosa yang membinasakan, yaitu menyekutukan Allah Ta’ala, Sihir, memakan harta anak yatim, memakan riba, meninggalkan medan perang, dan menuduh berbuat zina terhadap wanita-waita terhormat dan beriman yang sedang lalai.
sengaja, karena memang tidak tahan mengekang kesyahwatanya. Namun demikian ia tetap langsung melakukan ketaatan dan sebagian besar dosadosa juga ditinggalkan. Ia ingin sekali, sekiranya kesalahan itu cukuplah diwaktu ia mengerjakan kesyahwatanya itu saja, dan tidak berlarut-larut terus. Malahan diwaktu ia selesai melakukan kesalahan tadi terus saja menyesali dirinya sendiri dan berkata: “Alangkah celakanya diriku ini. tidak lagi saya akan melakukannyaa dan saya akan bertaubat pula. Nafsuku akan saya paksa untuk dihentikan sampai sekian saja”. Tetapi sekalipun hatinya sudah mengtakan demikian, pada ketika yang lain lagi jiwanya menyuruh tubuhnya sekali lagi untuk berbuat demikian pula. Jadi ia selalu menangguhkan taubatnya dari sehari kesehari. Jiwa yang demikian inilah yang tersebut di atas itu ialah termasuk dalam golongan manusia-manusia yang difirmankan Allah dalam Al-Qur’an: “Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan amalan yang baik dengan amalan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taubat [9]: 102) Jadi, melihat orang tersebut masih tetap melangsungkan ketaatannya kepada Tuhan dan perasaan bencinya pada dosa-dosa yang dijalankan,
kiranya masih ada harapan untuk memperoleh kebahagiaan. Sebab Allah Swt masih tetap dapat menerima taubatnya. Hanya saja akibatnya adalah amat bahaya sekali. Sebab ia suka menangguh-nangguhkan taubat yang sebenar-benarnya. Bagaimana kalau kedahuluan mati –sebelum dia benarbenar taubat. Pasti dikuatirkan nasib orang semacam ini. Keempat: Seseorang yang bertaubat dan berlangsung terus sampai suatu saat. Jadi, iapun beristiqamah dalam waktu yang terbatas saja. Untuk selanjutnya ia kembali lagi menjeru muskan dirinya dalam berbagai dosa. Sedang jiwanya sama sekali tidak menyesali perbuatannya dan tidak ada keinginannya sama sekali untuk bertaubat. Ia agaknya sudah tidak menyesal berbuat demikian dan bahkan terus berkecimpung dalam kemaksiatan sebagaimana keadaan orang yang benarbenar lupa pada Allah dan agamanya. Sedang kesyahwatan-kesyahwatannya terus dipenuhi secara tidak terbatas. Mereka ini jelaslah termasuk golongan orang yang berlangsung terus dalam dosa dan kemaksiatan. Jiwa orang yang sedemikian ini dapatlah disebut “Nafsu Ammarah bissu’”. Yakni jiwa yang megajak kejahatan. Sebagai tandanya ialah suka mendekati keburukan, dan menjauhi dari kebaikan. Sangat dikuatirkan sekali bahwa orang yang semacam ini akan mendapatkan su-ul khatimah, yakni penghabisan (hayatnya) yang buruk. Apabila orang yang seperti ini mempunyai perasaan hendak menantian pengampunan Tuhan, padahal dirinya tetap dalam keadaan demikian, teranglah bahwa ia adalah seorang yang tertipu oleh perasaannya sendiri. Ia terkena penyakit ghurur (tipuan) yang menyesatkan. Orang cerdik mengatakan, seseorang yang tetap dalam kondisi demikin ini adalah termasuk golongan manusia yang bodoh dan gila. Sebagai perumpamaannya dapatlah disamakan halnya dengan seseorang yang memiliki rumah yang amat indah, tetapi lalu dirobohkannya sendiri atau dibakarnya -sehingga habislah seluruh harta kekayaanya. Dirinya sendiri serta seluruh keluarganya dibiarkan lapar dan haus, telanjang tanpa pakaian. Mari, dengan datangnya Idul Fitri ini, kita jadikan momentum yang penting dalam menghentikan setiap doa, sehingga menjadi “Taubatan Nasuha”. Yakni, dapat menasihati dirinya sendiri –untuk selanjutnya tidak akan berbuat lagi. Disertai dengan keinsafan yang sebenar-benarnya. Sehingga, kita menjadi hamba Allah yang diridhai masuk surga-Nya. Semoga. •AS
MPA 335 / Agustus 2014
23
Fenomena Kemenangan
di Hari Kemerdekaan Oleh: Imam Mahmud S.Ag, MHI *)
“Merdeka atau Mati“. Ungkapan yang sering kali di dengungkan masyarakat Indonesia tiap tahun di saat hari kemerdekaan. Tidak terkecuali pada tahun 2014.
M
ungkin dengan seringnya kata “Merdeka atau mati“ di ucapkan untuk mengingatkan kembali peristiwa sejarah perjuangan pahlawan. Sangat banyak pejuang yang menghembuskan nafas terakhir di medan laga demi kemerdekaan. Amat mudah bagi kita untuk melihat perjuangan dan pengorbanan mereka sebagai sebuah kenangan melankolis yang paling banter membuat kita meneteskan air mata. Memang sudah sepatutnya kita menangis. Menangis bukan hanya karena sebuah ingatan sejarah. Menangis karena hari ini, Indonesia yang dulu pernah diperjuangkan dengan taruhan tertinggi, darah dan nyawa, dipenuhi dengan para pejabat yang korup. Para pejabat yang tidak lagi hidup dengan “paradigma dia lektis antara kepentingan diri dan kepentingan publik“. Di sini bisa kita maknai kata kepentingan dengan manfaat atau apa yang bisa diperoleh entah bagi diri sendiri, keluarga, atau pun komunitas yang lebih luas. Kepentingan juga berkerabat dekat dengan harapan. Harapan akan manfaat yang bisa diperoleh atau yang bisa diberikan. Kepentingan juga bisa memunculkan sebuah medan konflik. Konflik antara kepentingan diri (pribadi) dan kepentingan publik atau dunia kerja (entah itu sebagai: guru, polisi, bupati, gubernur, atau bahkan presiden) yang sama-sama ingin mendapat manfaat. Sebenarnya pemicu konflik itu bukan pada “sama-sama ingin mendapat manfaat”. Melainkan paradigma menge nai kepentingan itu sendiri. Paradigma kepentingan diri (indi vidu) secara terpisah dari kepen tingan publik pada akhirnya melahirkan dua
24
MPA 335 / Agustus 2014
ekstrim. Yaitu pertama, Kepentingan diri berada diatas kepentingan kerja atau kepentingan publik. Tidak heran, korupsi dan segala tetek bengeknya terjadi karena si pelaku memaknai kepentingan dirinya/ keluarganya berada di atas kepentinga publik atau dunia kerja. Yang kedua, Kepentingan publik berada diatas kepentingan diri/individu. Pada ekstrim ini, orang biasanya berkata: “Yang kami cari adalah orang yang benar-benar mau bekerja untuk kepentingan banyak orang bukan untuk kepentingan pribadi”. Ekstrim ini kerap melahirkan eksploitasi tenaga kerja di mana dunia kerja atau profesionalitas men dapat manfaat sebesar-besarnya dari individu, namun kepentingan individu ditekan hingga sekecil-kecilnya. Kalau kita memperhatikan demonstrasi kaum buruh yang sering akrab dalam keseharian kita, bagi saya, itu merupakan resistensi terhadap ekstrim ini. Kepentingan mereka sebagai individuindividu dikebiri oleh kepentingan publik atau dunia kerja.
Korupsi sebagai Patologi sosial
Momen Kemerdekaan tahun ini bertepatan dengan bulan Syawal. Salah satu momen yang tepat untuk melakukan introspeksi untuk setiap lini bangsa ini. Bulan Syawal identik dengan adanya Idul Fitri yang notabene merupakan sebuah momen ketika umat muslim mencapai sebuah titik kulminasi kemenangan atas nafsunafsu keduniaan.Seakan dunia menjadi tujuan dan harapan satu-satunya. Padahal akhirat tujuan utama sebagai bentuk keabadian hidup manusia kelak. Pada akhir–akhir ini kita sering di-terkejutkan oleh media masa yang memberitakan pejabat negara -baik
daerah maupun pusat yang ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait masalah Korupsi. Korupsi sebenarnya bukanlah masalah baru di Indonesia, karena telah ada sejak era tahun 1950-an. Bahkan berbagai kalangan menilai bahwa korupsi telah menjadi bagian dari kehidupan. Menjadi suatu sistem dan menyatu dengan penyelenggaraan pemerintah negara. Bukan tidak ada upaya riil dari pemerintah dalam menanggulangi korupsi, salah satu upayanya dengan menggunakan perangkat UndangUndang No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Seakan dengan hukum negara yang tertuang dalam perundang-undangan No 3 Tahun 1971 belum efektif dalam menghentikan aktifitas yang merugikan negara tersebut. Karena masih banyak celah yang bisa dilakukan aparatur negara dalam praktek korupsi dengan dalih hadiah, diskon, tali asih, ucapan terima kasih yang sarat dengan kepentingan individu. Untuk mewujudkan pemerintahan bersih, bebas korupsi, kolusi, nepo tisme (KKN) seiring dengan cita-cita reformasi birokrasi, lahirlah sebuah produk hukum Pasal 12 B UU No. 31tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Adalah setiap bentuk pemberian kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Artinya, pemberian kepada pejabat publik itu akibat dari kewenangan yang dimilikinya, bukan disebabkan adanya relasi atau intimitas yang sifatnya personal semata, tanpa embel-embel statusnya sebagai pejabat public, di sebut dengan gratifikasi. Hari kemenangan secara esensial adalah kemenangan nurani melalui manifestasi spiritualitas yang ter wujud dalam upaya transformasi pengendalian diri yang sempurna. Bukan dengan balas dendam untuk melam piaskan nafsunya kembali. Selain itu tentu segala pembelajaran dan penempaan diri telah bisa dibilang “khatam”, telah selesai segala urusan pribadi. Harusnya keparipurnanya diri ini akan terefleksikan dalam setiap aktivitas dalam peran masing-masing di kehidupan sebenarnya.
Bersama dalam perbedaan
Banyak sekali nikmat yang Allah berikan, salah satu diantaranya adalah nikmat kemerdekaan. Betapa dengan kemerdekaan kita bisa lebih maju. Kita bisa melakukan apapun untuk peningkatan kualitas, sarana dan
prasarana ibadah kita. Dengan modal kemerdekaan ini kita bisa menjunjung tinggi harkat kemanusiaan. Perbedaan merupakan sunatulloh, bukan perbedaan yang menjadikan terpecah belah, menghancurkan antara satu dengan lainya, menghujat dan sebaginya. Tetapi kita yang belum mampu menerima perbedaan. Diantara konflik besar yang sedang memporak porandakan kesatuan bangsa kita adalah konflik agama dan etnis. Kepentingan agama dan etnis di jadikan modus untuk mengusung kepentingan perseorangan, mencapai tujuan individu. Kedua konflik ini menyibukan petinggi negara dan aparat keamanan. Menguras banyak harta, memakan banyak korban jiwa dan mengancam persatuan dan kesatuan nasional. Bagaimanakah Islam menanggapi kon flik seperti ini, firman Allah dalam Alqur’an QS Al-Baqarah [2]: 256: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguh nya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 256) Firman Allah di dalam Al-Qur’an Surat Al-Nahl 125: Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk.” Juga QS. Al-Kafirun ayat 6 : “Untukmu agamamu dan untuku agamaku“ Ayat di atas menjelaskan bahwa konsep beragama adalah fanatik kedalam dan toleran keluar. Fanatisme kedalam menghasilkan semangat menjalan kan agama yang kuat dengan methode pemahaman yang otentik. Sedangkan toleransi keluar mencip takan suasana keberagamaan yang kondusif. Ketidaksefahaman atau perbedaan internal dan eksternal, pemimpin (lea der) dan pengikut (follower) yang sudah menjadi gejala sosial yang harus segera di sikapi -menjadi satu referensi utama menuju masyarakat madani (civil sosiaty). Membangun rasa kebersamaan, dengan mengingatkan kembali bahwa umat islam mempunyai satu tujuan yaitu menuju ridha Allah Swt .
Potret Masyarakat Madani sebagai solusi dari keterpurukan Negeri
Indonesia sejak menyatakan ke merdekaannya, demokrasi yang kerap kali diajarkan di tiap tingkatan -mulai dasar sampai pendidikan tinggi. Tetapi demokrasi di Indonesia seakan hanya sebuah catatan kecil setelah Indonesia merdeka. Kenyataanya demokrasi Indonesia gagal, tidak pernah terwujud walaupun sering kali bangsa kita mengutuk bangsa Barat yang di anggap liberal. Masyarakat Madani (MM) solusi dari keterpurukan negeri, bukan berarti bangsa ini belum melakukan, tetapi tidak dikerjakan secara mendalam dan terencana secara sistematis. Konsep Masyarakat Madani lebih banyak di bahas dan di kemukakan sebagai topik politik, isu politik, konsumsi kampanye pemilihan umum sehingga secara jelas lebih menampakkan sebagai wacana dan belum sampai pada realitas. “Bangunlah jiwanya bangunlah badanya“ salah satu bait lagu Indonesia Raya. Untuk itu Masyarakat Madani di Indonesia harus di mulai dari permasalahan individu seseorang, kesiapan individu dan pemberdayaan masyarakat, partisipasi individu sam pai dengan partisipasi masyarakat, barulah berbicara demokrasi. Dalam hal ini agama mempunyai peranan penting. Karena pentingnya peran agama dalam dupan Masyarakat Indonesia, kehi maka ketika berbicara perubahan atau kemajuan masyarakat tidak dapat mele watkan agama. Tidak menutup kemungkinan perlu ada reinterprestasi terhadap ajaran penting dalam praktek masyaraka, ketika kita dihadapkan pada tuntutan dan tantangan yang semakin berkembang. Oleh karenanya MM bukan sekedar isu politik belaka yang ujung-ujungnya hanya perebutan kekuasaan. Di samping harus dimulai dari penerapan nilai-nilai yang mendukung MM dalam praktek kehidupan individu, yang tidak kalah pentingnya adalah harus terwujud contoh (Role Model) dari tokoh atau elite masyarakat Indonesia. Secara konsepsional dan operasional regulasi dari sebuah lembaga termasuk juga birokrasi tidak hanya secara hirarki tapi keteladanan menjadi hal yang sangat penting. Secara manusiawi seseoarang lebih mudah meniru untuk melakukan sesuatu daripada diperintah, sebagaimana nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah. *) Penulis Pegawai Bimas Islam Kemenag Kab. Nganjuk
MPA 335 / Agustus 2014
25
Drs. H. Mohammad As’adul Anam, M.Ag
Koordinasi dengan Landasan Ikhlas dan Husnudhan
Lelaki murah senyum ini tak pernah membayangkan, jika dirinya dilantik menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang. Itulah pasalnya, saat pelantikan tanggal 1 Juli 2014 di Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur, yang dirasakannya adalah sebuah amanah besar yang tengah disematkan di pundaknya. “Untuk bisa mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat, dibutuhkan sebuah kerja keras. Kuncinya, adalah koordinasi yang baik.” tukasnya serius. “Untuk itulah, kami butuh dukungan semua pihak,” imbuhnya. Karir Drs. H. Mohammad As’adul Anam, M.Ag sebagai CPNS, dimulai pada tahun 1996. Waktu itu sebagai guru matematika di MTsN 3 Tanggul, Jember. Baginya, dunia pendidikan adalah anugerah ladang amal yang luar biasa. Empat tahun kemudian mutasi ke MTsN Tumpang, Malang. Seperti sebelumnya, hal tersebut dilakoninya dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Perlahan tapi pasti, karir pria kelahiran Jombang 31 Juli 1969 ini meningkat dengan dipromosikannya sebagai Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kankemenag Kab. Malang tahun 2005. Perubahan dari jabatan fungsional menjadi pejabat struktural membuatnya harus menyesuaikan pola kerja, dari manajemen diri menjadi koordinatif. “Banyak PR yang harus saya kerjakan dengan jabatan baru tersebut. Salah satunya, segera membenahi penge-
lolaan manajemen zakat yang waktu itu masih belum berjalan secara optimal,” paparnya. Langkah itu membuahkan hasil dengan berubahnya cara pandang masyarakat dan internal pegawai serta pemerintah daerah terhadap Badan Amil Zakat (BAZ). Dari lembaga apa adanya menjadi organisasi yang dipercaya pengelolaannya terhadap ZIS. Pengumpulan ZIS dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, seiring dengan berbagai inovasi program yang dijalankan. Pada tahun 2007, alumnus Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang ini diangkat sebagai Kasi Pekapontren. Ruh organisasi yakni koordinasi segera dijalankan, dengan menggandeng berbagai pihak untuk memajukan dunia pesantren. Lantas diperbaikilah manajemen pengelolaan pesantren, dengan menggalang kerjasama dengan UIN Maliki Malang. Dengan catatan, tetap mempertahankan kultur asli pondok pesantren. Hal paling menggembirakan selama karirnya sebagai Kasubbag TU sejak tahun 2009, adalah menerima hasil audit BPK terhadap laporan keuangan Kankemenag Kabupaten Malang tahun 2013; yakni tidak ada temuan sama sekali. “Ini merupakan buah kerja keras dan koordinasi dengan semua jajaran,” tuturnya penuh syukur. Kini suami Tri Nuksmawati, S.Sos yang dikaruniai tiga anak ini mengemban jabatan baru sebagai Kepala Kankemenag. Kabupaten Malang. “Kami akan meningkatkan koordinasi, baik intern maupun ekstern. Dan koordinasi harus dilandasi dengan sikap ikhlas dan husnudhan, serta menerima orang lain apa adanya,” pungkasnya. Syaifudin Ma’arif
Drs. H. M. Slamet, M.HI
Bekerja dan Belajar Agar Slamet Memiliki pengalaman lama menjadi pegawai struktural, bagi Drs. H. Slamet, MHI, merupakan modal yang sangat berarti dalam menjaga amanah sebagai Kepala baru di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso. Pria kelahiran Banyuwangi ini resmi dilantik oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, awal Juli 2014. Sebelumnya, dia menjabat Kepala Subbag TU Kemenag Kab. Banyuwangi. Karirnya sebagai Kepala Kankemenag Kab. Bondowoso, diawali sebagai guru honorer. Kemudian seiring dengan perkembangan waktu, pria kelahiran 18 Nopember 1965 ini, ikut seleksi CPNS dan akhirnya diangkat menjadi PNS. “Ini adalah berkah sehingga saya dapat menjadi PNS,” ucapnya pelan. Pria sederhana alumni S1 IAIN Sunan Ampel Fakultas Syariah ini, awal menjadi PNS di Kankemenag Kab. Banyuwangi. Setelah menjabat sebagai Kaur UP, lantas diberi amanah ke jenjang yang lebih tinggi untuk menduduki jabatan pada Penyelenggara Zakat Wakaf. Dengan kegigihan dan kesabarannya dalam bekerja, akhirnya dipercaya untuk menjabat Kasi Penyelenggara Haji. Kemudian pindah jabatan menjadi Kasi Urais, lalu akhirnya menjabat sebagai Kasubbag TU di Kankemenag Kab. Banyuwangi. Selama di Kankemenag Kab. Banyuwangi, banyak Kepala sangat merasa terbantukan dengan pelayanannya yang tidak kenal lelah. Dengan kekaguman akan kesabarannya, Kepala Kanke-
26
MPA 335 / Agustus 2014
menag Kab. Banyuwangi, H. Santoso, S.Ag, M.PdI meluangkan waktunya bersama dengan perwakilan pegawai Kab. Banyuwangi, Kepala KUA, Kepala MIN, MTsN dan MAN. Dengan takzim mereka mengantarkan Drs. H. Slamet, MHI pada acara serah terima jabatan; antara Drs. H. Moh. Jum Affandi, M. PdI sebagai Kepala Kankemenag lama kepada Drs. H. Slamet, MHI Kepala Kenkemenag baru, di Bondowoso pada 3 Juli 2014. Lulusan S2 program Studi Hukum Islam Universitas Sunan Giri Surabaya tersebut, memang dikenal sebagai sosok yang tekun dan sabar. Ketika menjabat Kasubbag TU di Kankemenag Kab. Banyuwangi hampir 6 tahun, tak menjadikannya semakin sombong dan jauh dari bawahan. “Banyak ilmu yang harus saya pelajari dari temanteman. Bahkan banyak persoalan yang kita tidak pahami datangnya dari bawah. Dari situlah saya akan memulai bekerja dan bekerja,” ujarnya sederhana. Dengan jabatan baru, suami Qiro’ah ini ingin selalu menjaga amanah tersebut. Sesuai dengan namanya, filosofi slamet lebih ditekankan ketimbang untung. Dengan maksud, bekerja sesuai aturan. “Mulai sekarang yang dicari itu Pak Slamet bukan Pak Untung, kalau ingin slamet,” ujar pria dua anak ini sambil tersenyum kecil. Tanpa sengaja, secara kebetulan di Kankemenag Kab. Bondowoso ada pegawai bernama Pak Untung. Maaf ya.. Pak Untung. Selamat Bertugas Pak Slamet. Sukses selalu! Hijrah
PP Sirojuth Tholibiin
Pesantren dengan Berhektar-hektar Lahan Perkebunan
Pondok Sirojuth Tholibiin memang jauh dari keramaian kota. Berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Blitar. Namun keberadaan pesantren yang berada di Desa Bacem Kecamatan Sutojayan ini telah menjadi ikon bagi warga Blitar Selatan. Dengan lokasi di tepi hutan perhutani, di kaki perbukitan wilayah Blitar selatan, justru menjadi penopang tersendiri pertumbuhan pondok tersebut. Sebab aneka kegiatan bidang pertanian dapat dilakukan secara kreatif. Bahkan pihak pondok berinisiatif untuk menjadi petani baon (penggarap lahan bekas tebangan dengan ikut merawat tanaman pokok Perhutani). Berbagai jenis penanaman tanaman palawijapun dilakukan; mulai dari bertani padi tadah hujan, kedelai, jagung, kacang tanah dan tanaman lainnya. “Kami juga memanfaatkan peluang untuk memperoleh HGU (Hak Guna Usaha), agar bisa mengolah lahan yang lebih luas yang ada di wilayah Blitar selatan,” tukas Kiai Harun Syafi’i. Alhasil, PP. Sirojuth Tholibiin kini telah memiliki lahan perkebunan yang cukup luas. Kurang lebih 20 hektar berupa lahan perkebunan karet, jati, sengon, jabon, serta tanaman lainnya. “Kami juga tengah mengajukan HGU untuk lahan seluas 5.500 hektar. Rencananya kami manfaatkan untuk lahan pertanian, perkebunan dan pertambangan,” ungkap pendiri dan pengasuh PPST bersemangat. Selama ini, pihak pesantren telah berhasil pula mengembangkan usaha perikanan. Beberapa jenis ikan, diantaranya ikan lele dan gurami, hasilnya terbukti cukup untuk menopang sebagian kebutuhan pon-
juga dijual untuk umum. “Ini sudah cukup menguntungkan,” sahutnya. “Dalam proses itu.. segala kebutuhan berupa obat-obat pertanian dicukupi pesantren. Dan hasil produksi nantinya juga dibeli oleh pihak pondok untuk dikembalikan ke pabrik,” terang Kiai Harun – demikian pengasuh PPST ini akrab disapa. Bidang usaha lain yang tak kalah suksesnya, adalah usaha pertokoan. Disamping khusus untuk memenuhi kebutuhan para santri, juga diperuntukkan bagi masyarakat luas. Setidaknya ada tiga buah toko yang terbilang cukup besar. Toko yang satu menyediakan berbagai keperluan sekolah; mulai dari seragam, buku tulis, aneka kitab, alat tulis, dan sebagainya. Sedangkan dua toko lainnya, menyediakan perlengkapan ibadah dan menyuplai aneka kebutuhan bahan pokok. Dengan potensi semacam itu – walaupun terletak di wilayah pelosok, wajar jika pesantren ini menjadi salah satu ponpes yang cukup berpengaruh dalam pendidikan bermodel pesantren yang ada di Blitar Raya. Apalagi melihat usianya yang masih relatif muda. Tepatnya didiriGus Moza bersama Kyai Harun Syafi i kan pada tahun 1985. Meski pondok pesantren ini mengdok pesantren. Sedangkan bidang usaha alami kemajuan dan perkembangan yang terbesar, beberapa tahun terakhir telah pesat, namun tetap mempertahankan penmenjalin kerjasama dengan PT. HM Sam- didikan salaf. Dengan kata lain, masih mepoerna Tbk. “Dalam kerjasama tersebut, murnikan untuk mengkaji ilmu-ilmu agaPPST sebagai penyedia bibit, pemelihara, ma. Dan tentu saja, di sisi lain juga sangat hingga pengolah tembakau yang pengerja- memperhatikan pendidikan formal para annya dilakukan bersama warga lingkung- santrinya. Secara umum, model pendidikan an pesantren,” paparnya. Jadi, pihak pesantren tak hanya me- yang disediakan Yayasan Sirojuth Tholibiin nyediakan bibit untuk memenuhi lahan terbagi menjadi dua; yakni pendidikan Dipertanian pondok yang luasnya hingga be- niyah dan formal – dengan masing-masing berapa hektar. Namun bibit tembakau itu dipimpin oleh seorang direktur. Adapun
Asrama santri putra yang bisa menampung ratusan santri
Halaman pondok penuh tembakau saat musim panen MPA 335 / Agustus 2014
27
Suasana mengaji di PP. Sirojuth Tholibiin
Santri siapkan adonan tanah dan pupuk bibitan tembakau
Sebenarnya, aku Kiai Harun, pengurus pendidikan formalnya meliputi Madrasah riasi. Semisal nasi bungkus. Disana tersedia pondok adalah orang-orang yang “kepepet”. Ibtida’iyah (MI), Madrasah Tsanawiyah mulai harga 2.500 hingga 5.000 rupiah. Menurut Kiai Harun Syafi’i, ada dua Dengan kemampuan seadanya, tetapi (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), serta sebuah Raudhlatul Athfal (RA) yang masih hal yang membuat perkembangan pondok diserahi tanggung jawab untuk membimbing ini melaju dengan cepat. Pertama, PPST para santri yang jumlahnya ratusan. Dan dalam tahap pengembangan. Dalam keseharian, waktu santri ham- senantiasa memberdayakan masyarakat – satu lagi, mereka tidak boleh berharap pir penuh oleh berbagai kegiatan. Mulai utamanya warga sekitar pesantren. Sedang- apapun dari para santri. “Jadi, kami ya juga bangun tidur, para santri mengikuti kegiat- kan yang kedua, ikatan alumni pondok pe- harus kreatif,” tegasnya. Pihak pesantren bahkan bertujuan unan-kegiatan wajib seperti sorogan, pendi- santren Sirojuth Tholibiin sangat kuat. Dengan memberdayakan warga seki- tuk memberikan bekal keterampilan terbadikan formal, Madrasah Diniyah, kemudian dilanjutkan setelah shalat Ashar pengaji- tar, tutur Kiai Harun, akan menumbuhkan ik kepada para santri. Sebab mereka kelak an kitab kuning. Ba’da shalat Maghrib, ada rasa handarbeni. Dengan rasa memiliki akan bekerja saat kembali ke masyarakat. sema’an al-Qur’an. Seusai jama’ah shalat semacam itu, derap langkah para pengurus Para santri juga dimotivasi untuk dapat Isyak, terdapat sawir pengajian kitab. Lan- pondok menjadi lebih bersemangat. Baik membiayai dirinya sendiri. Di sisi lain, tas dilanjutkan dengan pengjian kitab Ihya’ dalam mendidik, maupun pada pengem- pihak pesantren juga mendorong pengembangan pesantren. “Rasa handarbeni itu bangan masyarakat dalam bidang ekonomi. Ulumudin hingga pukul 00.00 Wib. PP. Sirojuth Tholibiin berada diatas masih terpupuk hingga sekarang meski pe- Untuk itulah, berbagai bidang usahapun lantas dikembangkan oleh PP. Sirojuth lahan seluas 10 hektar, dengan hampir dela- santren sudah lebih maju,” tandasnya. Para alumni, lanjutnya, juga berperan Tholibiin. pan puluh persen lahan itu merupakan baTerbukti, apa yang telah diusahakan ngunan-bangunan untuk memfasilitasi ke- besar dalam menyokong perkembangan fagiatan para santri. Mulai dari tiga buah silitas pesantren. Bangunan-bangunan yang pihak pesantren telah mencapai kesuksesan masjid, gedung kantor, madrasah, aula, berdiri megah di lokasi pesantren, tidak se- yang mengagumkan. Namun demikian, kantin, koperasi, asrama santri, lapangan muanya merupakan karya dari PPST. Kiai Harun menolak jika dikatakan sukses “Sebagian murni merupakan sumbangsih hanya dengan melihat berapa besar pondok olah raga, dan seterusnya. Ribuan santri dari berbagai daerah di santri-santri yang dulu pernah mengaji di- pesantren yang diasuhnya. Atau juga deJawa, telah banyak yang mengenyam pen- sini. Seperti aula yang berukuran sembilan ngan hanya menghitung berapa banyak didikan di pesantren tersebut. Tak sedikit kali delapan belas meter itu,” ujarnya sam- alumni pondok yang sudah menjadi orang sukses, serta yang sudah menjadi Kiai dan pula santriwan-santriwati yang berasal dari bil menunjuk ke lokasi aula. memiliki pesantren sendiri. “Seluar pulau Jawa. Sebut saja misalbuah kesuksesan itu.. jika para nya Sumatera, Kalimantan, Sulasantri bisa menjadi orang-orang wesi, Lombok, dan pulau lainnya. yang beriman dan berakhlakul kaSaat ini jumlah santriwan-santririmah,” tuturnya serius. wati yang ada di sana sudah menItulah pasalnya, Kiai Harun capai 700 santri. Syafi’i bersama istrinya Nyai Hj. Uniknya, pondok pesantren Siti Chofsiyah tak pernah meluini tak menyediakan dapur bagi pakan “hobi” lamanya – saat jumpara santrinya. Sebab segala kelah santri masih sedikit. Pada saat butuhan mulai makanan, minumsuara tarhim berkumandang menan dan jajanan murah yang dibujelang Shubuh, keduanya senantituhkan para santri, sudah disediaasa berkeliling membangunkan kan kantin pondok yang menampara santri di bilik-biliknya. “Saya pung masakan-masakan dari warsangat menyukai aktivitas itu. Ibaga sekitar pesantren. Untuk merat tukang service, itulah sebenarnyesuaikan kemampuan ekonomi Santri putri juga ikut membantu merawat kebun nya pekerjaan saya,” tuturnya santri, harga makanan yang tersesayur milik pesantren sambil mengulum senyum. Moza dia di kantin juga sangat berva-
28
MPA 335 / Agustus 2014
Entrepreneurship
5 Langkah Tips Berbisnis Kerudung/Hijab di Pasar Sore Berkerudung atau berhijab (kata orang sekarang) semakin bertambah ngetren. Sampai-sampai lahir istilah baru “hijabers”. Sebuah trademark bagi mereka yang suka berhijab dengan berbagai variasi dan modevikasi. Ada kerudung atau hijab “model Rumana, versi Dewi Sandra, dan ada yang model Syahrini”.Lebih-lebih di bulan Ramadhan menjelang lebaran tiba. Biasanya stan-stan kerudung atau hijab jadi salah satu jujugan yang ramai dikunjungi oleh para hijabers. Lantas bagaimana langkah-langkah yang perlu ditempuh bila kita ingin berbisnis atau membuka usaha baru dengan jualan kerudung atau hijab di pasar-pasar sore atau biasanya juga disebut pasar kaget atau pasar tiban ?. Berikut ini ada 5 langkah tips berbisnis kerudung atau hijab yang perlu dipertimbangkan : Langkah Pertama, dari segi pengadaan barang. Pastikan Anda mendapat sumber pasokan (tempat kulakan yang dapat dihandalkan). Pemasok yang bonafide tentu saja dapat menyediakan motif kerudung/hijab yang terkini serta memberikan kemudahan pembayaran. Karena pasar sore biasanya dikunjungi oleh orang-orang yang ingin mencari barang bagus tapiharganya murah. Maka upayakan pemasokdapat memberikan harga yang juga murah. Lebih bagus lagi jika pemasok mau memasok barang dengan model titipan, atau laku baru bayar (system konsinyasi). Langkah Kedua, berkaitan dengan lokasi yang strategis. Carilah lokasi yang banyak dilalui orang. Cirinya dekat dengan pintu masuk utama, pintu keluar, atau dekat dengan tempat hiburan utama yang banyak dikunjungi orang di pasar sore itu. Tujuannya, supaya lebih banyak orang yang dapat memberi perhatian ke tempat jualan Anda. Semakin banyak orang yang lalu lalang di tempat Anda, semakin ba-
nyak orang yang akan dapat melihat dan memperhatikan barang Anda. Langkah Ketiga, berkaitan dengan cara mencuri perhatian orang (eye catching). Bila mungkin, pasang dan hiasilah stan Anda dengan lampu kerlap-kerlip. Saat ini sudah banyak LED warna-warni yang dapat dioperasikan dengan baterei seteruman (charger). Karena di pasar sore, persaingan awal adalah kemampuan memperebutkan perhatian orang yang lewat. Selanjutnya, membuat orang tadi mau mampir ke stan jualan kita. Oleh karena itu, tata dan aturlah barang dagangan Anda dengan cara menarik. Misalnya, dengan menempatkan model atau warna kerudung/hijab yang sedang
salnya. Kalau pengunjung masih kurang cocok, tawarkan model atau warna lain yang diinginkan. Jangan paksa pengunjung membeli barang yang tidak disukainya. Yang benar adalah bagaimana membuat pengunjung puas dengan barang yang dipilihnya, agar di lain kesempatan mau kembali lagi bersama keluarga bahkan dengan teman-temannya dan sekaligus jadi pelanggan. Langkah Kelima, bagaimana mensiasati pasar sore yang kondisinya berbeda? Biasanya ada pasar sore yang masih tetap ramai tetapi juga ada yang sudah mulai sepi. Dalam menyikapi kondisi yang berbeda semacam ini, ada baiknya Anda selalu mencari tahu dan memburu informasi dari rekan-rekan Anda. Untuk itu perlu membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan teman-teman bisnis Anda. Termasuk informasi adanya pasar sore yang baru buka tetapi prospektif. Bila memungkinkan bisa juga membuka ca-
ngetren di bagian depan, di sertai label atau nama kerudung para artis. Cara lain gunakan penarik harga yang murah. Atau promosi lain dengan memasang tulisan besar, misalnya “beli 2 dapat 3”, dst. Langkah Keempat, berhubungan dengan kemampuan Anda melayani pengunjung. Saat pengunjung datang, tawarkan kerudung/hijab yang sedang ngetren dan digemari pasar. Usahakan pengunjung tidak hanya melihat tetapi juga mau memegang dan mencoba. Sediakan cermin yang bisa digunakan pengunjung yang ingin membayangkan dirinya saat memakai kerudung/ hijab pilihannya itu. Berikan pujian, “Yaa, yang ini cocok dipakai ibu”, mi-
bang beberapa stan di pasar sore yang berbeda, dengan merekrut anggota keluarga atau saudara yang dipercaya. Tiap pasar sore mungkin ada perbedaan dari segi selera atau harga. Nah, barang-barang dagangan yang kurang laku di salah satu stan “perlu diputar” ke stan yang lain yang mungkin lebih cocok dengan selera pengunjungnya. Itulah barangkali 5 langkah tips berbisnis kerudung atau hijab di pasar sore atau pasar tiban / pasar kaget yang mungkin bisa menambah referensi Anda. Selamat mencoba, semoga lebih berhasil, Amiin. (diolah dari tabloid peluang usaha edisi 17 th ke ix2014) Ahar MPA 335 / Agustus 2014
29
Mengajarkan Kecerdasan Sopan Santun Oleh Yeti Widyawati,S.Pd (Guru MAN Bondowoso) Anak yang dibiasakan bersikap sopan santun akan lebih mudah bersosialisasi dan mau mematuhi aturan umum di masyarakat. Orang tua memang dituntut untuk menularkan tatakrama pada anak. Namun, mengajarkan tatakrama tak bisa dilakukan dalam satu hari. Perlu proses yang cukup panjang dan harus dilakukan secara konsisten serta berkesinambungan agar hasilnya maksimal. Terkadang, meskipun orang tua sudah “bersusah payah” mendidik si kecil agar bersikap sopan, lingkungan di luar rumah justru memberikan model yang berlawanan. Ada juga yang menyikapi perilakunya biasa saja misalnya mengijinkan si anak merebut mainan anak lain tanpa mengupayakan cara yang santun dan beranggapan, “Biarin aja begitu, namanya juga anak-anak. Nanti juga berubah kok sikapnya kalau sudah besar”. Nah, justru pemakluman seperti ini secara langsung maupun tidak mengakibatkan anak menerapkan perilaku tak sopan bahkan menganggap apa yang dilakukannya itu sah-sah saja. Alhasil, sikap tidak baik itu akan terus terbawa sampai besar. Kalau sudah begitu, akan sulit sekali untuk mengubah perilakunya. Sebenarnya ada beberapa hal penting yang mesti diperhatikan orang tua agar anak cerdas bertatakrama diantaranya: A. Orang Tua dan Guru sebagai Model Pembentukan perilaku sopan santun sangat dipengaruhi lingkungan. Anak pasti menyontoh perilaku orang tua sehari-hari. Tak salahlah kalau ada yang menyebutkan bahwa ayah/ibu merupakan model yang tepat bagi anak. Di sisi lain, anak dianggap sebagai sosok peniru yang ulung. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya selalu menunjukkan sikap sopan santun. Dengan begitu, anak pun secara otomatis akan mengadopsi tatakrama tersebut. Asal tahu saja, pola pengajaran bertatakrama tentunya tidak semata berupa nasihat, akan tetapi juga perlu dicontoh. Kemudian, orang tua juga mesti konsisten dan konsekuen menerapkan adab yang baik. Misalnya, ayah/ibu minta si anak setiap makan atau mi30
MPA 335 / Agustus 2014
num untuk selalu duduk sesuai sunnah rasul. Akan tetapi dia sendiri makan atau minum sambil berdiri. Mungkin saja si anak malah protes, “Kok ayah makan/minumnya sambil berdiri, sih?” Yang perlu di waspadai, anak dapat berperilaku berlawanan karena menyontoh orang lain baik yang sebaya ataupun lebih dewasa. Kalau sudah begitu, jelaskan pada si kecil dengan bahasa yang mudah dipahami kenapa sikap seperti itu dilarang dan tak baik dilakukan. Yang pasti jangan marahmarah karena toh anak mungkin pada dasarnya tak tahu sikap yang dilakukannya itu baik atau buruk. B. Mulai Dari Hal Kecil Pengajaran tatakrama sebaiknya dimulai dari kehidupan sehari-hari dan
memotong pembicaraan orang. · Mengajarkan privasi orang lain, misalnya mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar tidur orang lain, misalnya kamar ayah/ibu, kamar kakak/adik, kamar kakek/ nenek. C. Jelaskan Tujuannya Mengajarkan anak bersopan santun diupayakan dengan kelembutan sehingga anak betul-betul memahami maksud dan tujuan bertatakrama. Umumnya, anak yang baik dan bisa menghargai orang lain adalah anak yang tahu sopan santun. Sebagai sebuah proses, bagaimana pun orang tua perlu sabar hingga anak mengerti dan menerapkannya. Anak yang dibiasakan dari kecil untuk bersikap sopan
dari hal yang kecil. Anak dikenalkan mengenai adab sopan santun. Kelak, kebiasaan-kebiasaan baik yang kadang luput dari perhatian ini akan terus dilakukan hingga dia besar. Berikut contoh-contoh sikap dasar yang perlu ditularkan: · Mengucapkan “terima kasih” jika diberi sesuatu baik oleh orang tua maupun orang lain. · Mengucapkan “maaf” jika bersalah. · Mengajarkan sportivitas dan berani mengakui kesalahan. · Mengucapkan “tolong” misalnya ketika meminta diambilkan sesuatu, dengan begitu, anak belajar untuk menghargai pertolongan orang lain. · Menyapa, memberi salam (Assalamualaukum) atau mengucapkan permisi jika bertemu orang lain. · Mengajarkan bagaimana bersikap di tempat umum, misalnya tidak
santun akan lebih mudah bersosialisasi. Dia akan mudah memahami aturan-aturan yang ada di masyarakat dan mau mematuhi aturan umum tersebut. Anak pun relatif mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, supel, selalu menghargai orang lain, penuh percaya diri, dan memiliki kehidupan sosial yang baik. D. Harus Sejak Dini Mengenalkan dan mengajarkan tatakrama sebaiknya dilakukan sejak dini. Jangan menunggu mengenalkan tatakrama ketika anak sudah besar. Dan jangan menyerahkan sepenuhnya perihal pengajaran sopan santun ini pada pihak sekolah. Karena pembelajaran tatakrama sebenarnya paling efektif dilakukan ayah dan ibu, terutama ketika anak sedang berada di rumah. (Diolah dari Buku Pintar Memahami Psikologi Anak Didik, Bachtiar Soeseno, 2012 dan sumber lain).
Pentingnya Pendidikan Tata Krama pada Usia Dini Oleh. Sugito. S.Pd Guru MTs Negeri Gresik Rendahnya kualitas masih disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat diminimalisir dengan mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak usia dini. Salah satunya tentang pendidikan tata krama. Pada usia 0-6 tahun anak perlu mendaapatkan perhatian khusus karena saat inilah kesiapan mental dan emosionalnya mulai terbentuk. Penelitian terhadap Pendidikan anak usia dini menunjukkan bahwa masukan pendidikan, yaitu
keemasan. Sebab, setelah masa perkembangan ini lewat, berapapun kapasitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat lagi. Perkembangan anak itu banyak tergantung pada lingkungannya. Lingkungan keluarga dan lingkungan disekitarnya. Maka dari itu perlu pengawas yang lebih pada anak seusia ini, untuk dapat memantau seberapa jauh yang mereka dapat. Apabila anak
kesiapan mental dan emosional anaak saat memasuki Madrasah Ibtidaiyah. Anak mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungan sejak bayi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otak bayi dibentuk pada usia nol samapai enam tahun. Oleh sebab itu mulai dari dini anak perlu dikenalkan dengan tata krama. Karena diusia ini bisa cepat menangkap semua apa yang diajarkan kepadanya.Itulah sebabnya mengapa masa anak-nak dinamakan masa
berada dalam lingkungan yang tidak bertata krama maka ia akan menjadi anak yang tidak punya tata krama juga. Peran orang tua sangat penting dalam hal ini. Orang tua daapat mendidik anak dengan memberikan motivasi kepada mereka. Seperti Memberikan contoh yang baik agar ditirukan oleh anaknya. Untuk anak balita sebaiknya pengajaran tata krama dimulai dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal-hal simple yang terjadi di kehidupan sehariharinya. Sehingga hal-hal simple tersebut aakan menjadi kebiasaan hingga ia besar nanti. Orang tua akan bangga apabila melihat anaknya mempunyai tata krama yang sesuai dengan norma. Setelah dewasa ia akan menjadi anak yang bangga juga karena bisa contoh bagi orang lain dalam kehidupannya. Di tengah masyarakat sekarang sering kita menemui anak yang urakan, bicaranya jorok, ringan tangan, tidak tahu sopan santun. Bahkan sering pula kita mendengar orang mengatakan “Anak kok tidak punya aturan, anaknya siapa ya? “. Jika nama dikaitkan dengan hal itu, seharusnya kita
tidak perlu sakit hati. Sebaiknyaa kita mawas diri,mungkin benar jika selama ini kita lupa tidak mengajarkan tata krama pada anak. Anak dibiarkan tumbuh dengan sendirinya tanpa bimbingan orang tua, yang penting semua kebutuhannya terpenuhi. Mengenal tata krama tidak bisa tumbuh secara instan, tetapi melalui prose yang panjang dan harus dimulai sejak kecil. Anak-anak yang memperoleh pendidikan tata krama sejak dini akan menjadi pribadi yang santun dan tahu bagaimana cara menghargai orang lain. Mengenal tata krama bisa dimulai dari hal-hal yang sangat sederhana. Tata krama utama yang harus diajarkan pada anak: (1) memberi salam kepada tamu. Jika ada tamu yang datang di rumah; (2) mengucapkan empat kata hormat: silahkan, tolong, maaf, dan terima kasih; (3) menunggu giliran bicara dan tidak memotong pembicaraan orang lain; (4) membuka pintu untuk orang lain; (5) memanggil dengan nama yang baik; (6) menghargai perbedaan; (7) Bertanggung jawab untuk selalu bersih; (8) Sportif; (9) menanggapi pendapat orang dengan besar hati. Pendidikan tata krama sejak usia dini itu sangat penting. Para orang tua hendaknya membuang anggapan bahwa pendidikan tata krama itu belum perlu diberikan pada anak usia dini. Jangan tunggu ia hingga besar. Apabila pendidikan tata krama terlambat diberikan maka akan menjadi masalah yang fatal. Sebab saat ia sudah besar, tentu ia sudah punya kebiasaan tertentu. Akan memerlukan waktu yang lama untuk mengubahnya. Belajar sopan santun sejak dini akan membentuk anak menjadi pribadi dewasa yang bertata krama. Cukup ajarkan hal-hal kecil yang bisa dilakukan aanak usia dini. Karena pada masa ini otak anak sangat cepat menangkap apa yang ia lihat. Anak-anak menirukan apa yang orang lain lakukan. Lingkungan disekitar sangat mempengaruhi kelakuannya. Peran orang tua sangat penting untuk mengontrol perkembangan sopan santun anak. MPA 335 / Agustus 2014
31
(04)
Mi’rajul Mu’min (Napak Tilas Mi’raj Nabi)
P
ada detik-detik malam yang gelap gulita, sunyi senyap, tidak ada sinar, tidak ada suara, tidak ada siapapun juga yang melihat, maka seakan-akan kita masuk kea lam gaib(Tidak ada jam, tidak tahu arah, tidak ada apa-apa kecuali Allah) maka akan sangat mudah kita membayangkan bagaimana Nabi Saw berangkat dari Masjidil Haram, sampai di Masjidil Aqsha, naik ke langit bertemu dengan arwah para nabi sampai langit ke7; naik lagi ke Sidratul Muntaha. Akan sangat bahagia sekali jika kita dapat membayangkan dalam anganangan kita bagaimana kita menghadap Allah secara langsung, kita curhat, mencurahkan isi hati apa saja yang kita inginkan, seluruh uneg-uneg, semua rahasia kejelekan yang kita tidak pernah bercerita kepada siapapun maka kita aturkan rahasia itu kepada Allah seluruhnya, memohon maghfirah Allah sambil merendah-hati (Andap asor) di hadapan Allah Ta’ala yang serba Maha. Subhana Allah wal-Hamdu Lillah, La ilaha illa Allah wa-Allahu Akbar. Kemudian diteruskan dengan wirid sedapat-dapatnya:
@ Dzikir dan Wirid
i. Adab dan tata tertib berdo’a 1. Merendah diri-Andap asor (Lih. Q.s 7a205; s 6a63; s 7a55) 2. Tidak mendesak meminta segera terkabul (Lih. Bukhari no. 5865) 3. Barpakaian yang sopan dan suci (Lih. Q.s 7a31) 4. Taqarrub = dedepe, pasrah bongkokan kepada Allah secara maksimal (lih. Qs. 96a19; S40a44; Bukhari CD no. 6021 ) 5. Dengan suara yang sopan penuh hormat (Lih. Bukhari no. 5905). 6. Dalam sujud (Lih. Muslim no. 4733; Nasai no. 1125; Abu Dawud no. 741; Ahmad no. 9083) 7. Tidak berhenti dari Taqarrub kepada Allah (Lih. Q.s 33a41; s2a152; Muslim no. 558; Abu Dawud no.17.
32
MPA 335 / Agustus 2014
ii. Dzikir atau wirid dengan membaca Al-Quran
Taqarrub-mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca Al-Quran dan merenungkan isinya. Dibaca sebelum, sesudah atau di luar shalat dan di rumah atau saat I’tikaf di dalam masjid. Silahkan pilih sesuai maksud ayat dengan situasi dan kondisi kita sendiri, menurut sempit dan longgarnya waktu, dengan catatan dan pernyataan Rasulullah Saw. sebagai berikut: @ Al-Quran itu menjadi penolong hamba di Hari Kiamat (Lih. Muslim no. 1337) @ Orang yang membaca Al-Quran didampingi oleh para malaikat (HR. Bukhari no. 4556 dan Muslim 1329) @ Jamaah yang membaca dan merenungkan isi Al-Quran akan diliputi rahmat Allah dan dijaga para malaikat (HR. Muslim no. 4867) @ Bacaan Al-Quran 10; 100 atau 1000 ayat Al-Quran mengandung anugerah Allah yang sangat besar (HR. Abu Dawud no. 1190 dan Darimi no. 3326). @ Yang membaca 1000 ayat AlQuran, dia akan bersanding dengan para nabi, orang-orang shiddiq, syuhada` dan shalihin (HR Ahmad no. 15058) @ Yang sibuk dzikir dan membaca Al-Quran akan dianugerahi sesuatu yang paling afdhol (Lih. Turmudzi no. 2850 dan Darimi no. 3222). @ Surat/ayat pilih mana yang cen derung paling tepat: (1) Surat Al-Fatihah itu surat yang paling istimewa (Lih. Bukhari no. 4280); (2) Melalui bacaan S. Al-Fatihah dan S.2 Al-Baqarah 285-286, do’a dijanjikan oleh Allah terkabul (Lih. Bukhari no. 1339); (3) Surat Al-Falaq dan An-Nas, isinya luar biasa (Lih. Bukhari no. 2827, Muslim 1348); (4) SuratAl-Ikhlash nilainya sama
dengan 1/3 Al-Quran (Lih. Bukhari no. 6826; (5) Surat An-Nashr sama dengan ¼ AlQuran; (Lih. Turmudzi no. 2820). (6) Surat Al-Kafirun sama dengan ¼ AlQuran; (Lih. Turmudzi no. 2820). (7) Surat Zulzilat sama dengan ¼ AlQuran (Lih. Turmudzi no. 2820). (8) S.2 al-Baqarah 255 (Ayat Kursi), sebagai do’a mengusir syaitan (Lih. Bukhari no. 3033). (9) Surat Al-Baqarah, dapat mengusir syaitan (Lih. Muslim no. 1300); (10) Surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran penuh barokah (Lih. Muslim no. 1337); (11) Membaca S.18 Al-Kahfi ayat 1-10, bisa terjauh dari godaan Dajjal (Lih. Muslim hadis no. 1342); Surat alKahfi membawa ketenteraman (Lih. Bukhari no. 3345, Muslim 1325) (12) Surat Yasin nilainya sama dengan 1/10 Al-Quran (Lih. Turnudzi no. 2812) (13) Surat-surat Musabbihat lebih baik dari bacaan 1000 ayat disunatkan dibaca sebelum tidur (Lih.Turmudzi no. 2845, Abu Dawud no. 4398). (Surat-surat Musabbihat ialah AlIsra`, Al-Hadid, Al-Hasyr, Ash-Shaf, Al-Jum’at, At-Taghabun dan AlA’la). (14) S.2 Al-Baqarah 255 (Ayat Kursi) dan s.40 Al-Ghafir 1-3 dijaga oleh malaikat (Lih. Turmudzi no. 2804 dan Darimi no. 3252) (15) S.30 Ar-Rum 13 menutup amalan yang tertinggal (Lih. Abu Dawud no. 4414) (16) S.9 At-Taubat 129 dibaca 9 kali Allah akan mencukupi keperluan dia (Lih. Abu Daud no. 4418) (17) S.59 al-Hasyr 22-23-24 diulang 3 kali, maka dia dido’akan oleh banyak sekali malaikat (Lih. Turmudzi no. 2846 dan Ahmad no. 19419) (18) Setiap malam Nabi Saw.membaca surat Al-Isra` dan Az-Zumar, (Lih Ahmad no. 24380) (19) Surat Al-Isra`, Al-Kahfi dan Maryam, merupakan harta simpanan dan pembebas (Lih. Bukhari no. 5339). (20) Surat Hud, Al-Waqi’ah, Walmur salat, ‘Amma Yatasaalun dan At-
Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
Takwir (Lih. Turmudzi no. 3219). Walmursaalat dibaca waktu Maghrib (Lih. Bukhari no. 721 dan Muslim no. 704) (21) Surat Qaf, dibaca tiap Jum’at (Lih. Muslim no. 1440) (22) Surat Yasin dibacakan kepada orang mati (Lih. Abu Dawud no. Ibnu Majah no. 1438) (23) Surat Al-Fat-hu paling disukai Nabi Saw. (Lih.Bukhari no. 3859) (24) Membaca surat Al-Jum’at dan AlMunafiqun saat shalat Jum’at (Lih. Muslim no. 1451)
@ Berdo’a dengan do’a para nabi dan orang ‘alim soleh:
(1) Do’a N.Adam: Qs7a23; (2) Do’a -N.Nuh: Qs71a28; (3) Do’a N.Ibtahim: Qs6a79; s26a8385; s2a126-127; s14a3538; 40-41; s37a100; (4) Do’a Na- bi N.Luth: Qs26a169; (5) Do’a N.Yusuf: s12a101; (6) Do’a N.Musa: s28 a18; 21-22-24; s7a150; 155-156; s20a24-35; (7) Do’a N.Dawud & N. Sulaiman : Qs27a15; (8) Do’a N.Sulaiman: Qs27a19;
(9) N.Yunus: Qs 21a87; (10) Do’a Ashabulkahfi: Qs 18a10; (11) Nabi Muhammad Saw: Qs20a11; s17a80; s23a118; s23a97-98; s21a112; (12) ’Alimsoleh: Qs2a201; s3a8; s3a147; s25a65-66; s 25a74; s59a10).
iii. Adab tata susila berdo’a
a. Merendah diri-Andap asor (Lih. Qs7a205; s6a63; s7a55) b. Tidak mendesak meminta segera terkabul (Lih. Bukhari no. 5865) c. Barpakaian yang sopan dan suci (Lih. Q.s7a31) d. Taqarrub-dedeepee, pasrah bong kokan kepada Allah secara maksimal (Lih. Qs96a19; S40a44; Bukhari no. 6021 ) f. Dengan suara yang sopan penuh hormat (Lih.Bukhari no. 5905). g. Dalam sujud (Lih.Muslim no. 4733; Nasai no. 1125; Abu Dawud no. 741; Ahmad no. 9083
h.
Tidak berhenti dari Taqarrub kepada Allah (Lih. Qs33a41; s2a152; Muslim no. 558; Abu Dawud no.17 ;
iv. Isi do’a
a. Tidak mengandung dosa (Lih.Q.s 60a12; s49a7; s85a9; Bukhari no. 5865; Muslim no. 4916) b. Demi kebaikan bukan keburukan: s47a22; c. Tidak memutuskan tali silaturahim dengan siapa saja (Lih. Qs47a22Ahmad CD no. 10709).
v. Memulai do’a
a. Al-Fatihah (HR. Bukhari) b. Shalawat Nabi Saw.(Lih. Q.s 33a56) c. Menutup dengan hamdalah, pujipujian kepada Allah(Qs10a10) @ Catatan**) Semua hadis mengambil nomer dari Kutubut Tis’ah !!!
MPA 335 / Agustus 2014
33
Prof. Dr. Ali Mufrodi, MA
Kejayaan Islam Bisa Dimulai dari Indonesia Desa senantiasa menebarkan pesona. Begitupun dengan desa Wulung, Pilang, di Kecamaan Randublatung, Blora, Jawa Tengah. Tepat pada tanggal 17 Juni 1952, pertama kali Prof. Dr. Ali Mufrodi, MA menghirup semerbak aroma dari udara segar desanya. Lantas dirinya tumbuh menjadi seorang bocah. Ditelusurinya tanah-tanah berkelok di kawasan Randublatung – yang berjarak 26 kilometer dari arah selatan Blora – dengan mengayuh sepeda. Betapa syahdunya area itu; bersih, nyaman, dan tentu saja hening. Di kanan-kiri jalanan, seakan tak pernah sepi dari suara-suara hewan kecil saling bersahutan. “Saya gemar sekali bersepeda. Merantau antar desa. Melewati pematang sawah,” ujarnya menerawang ke masa silam kanaknya. Meski daerah ini berangin panas kering, tapi tak menafikan kesyahduan itu. Sebab kawasan tersebut memang didominasi oleh hutan jati, sawah-sawah pertanian dan semak belukar. Dalam suasana semacam itulah, Ali Mufrodi kecil menggambar impian. Beruntung, dia tinggal di tengah daerah kecamatan. Disamping merupakan pusat pemukiman, daerah itu juga menjadi jalanan penghubung ke Blora dan ke Cepu. Maka tak heran, setamat sekolah dasar di tahun 1966, dirinya hengkang ke Pondok Modern Gontor. Kepergian berstudi ke Ponorogo tersebut, bisa jadi karena ingin mengejar arti dari desanya sendiri; Wulung – berasal dari kata ulung – yang bermakna unggul, handal atau hebat. Selama belajar di KMI Pondok Modern Gontor, bagi Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam UIN Sunan Ampel Surabaya ini, tak ditemui kendala yang berarti. Sebab ketika di desa, dia terbiasa dengan belajar pagi di SD, sore belajar di Diniyah dan malam mengaji al-Qur’an di rumah Pakdenya. “Sewaktu di desa.. ketika saya sudah mengkhatamkan al-Qur’an sekali, maka harus mengaji al-Qur’an lagi dengan posisi terbalik,” ujarnya dengan senyum dikulum. Disamping itu, saat di desa, dirinya juga sudah belajar bahasa Arab. Itulah pasalnya, anak pertama dari sembilan bersaudara ini tak merasa kesulitan dengan percakapan sehari-hari di Pondok Gontor yang menggunakan bahasa Arab. “Pengajaran bahasa Arab di Gontor, metodologinya bagus. Dalam waktu setahun kita bisa percakapan sekaligus menulis,” ungkapnya
34
MPA 335 / Agustus 2014
mengenang. Selepas dari Gontor tahun 1972, ayah dua anak ini lantas melanjutkan ke Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya. Saat penjurusan, dirinya memilih jurusan baru ’Sejarah dan Peradaban Islam’. “Ketika di Gontor saya tertarik pelajaran tarikh. Sebab ada ustadz favorit saya, kalau menyebut Damaskus itu sangat fasih: Dimasqo’,” katanya menirukan ucapan sang Ustadz. “Di sisi lain, karena Fak. Adab terkenal dengan bahasa Arabnya yang sulit. Namun bagi saya justru terbalik. Saya sudah bosan berbahasa Arab. Makanya, saya pilih jurusan baru itu,” paparnya dengan tawa lirih. Tapi apa menariknya dari Sejarah dan Peradaban Islam? “Dengan sejarah, kita mengenal peradaban masa lalu. Kita tahu kemajuan bangsa-bangsa dan sekaligus penyebab runtuhnya sebuah kekuasaan,” tukasnya serius. “Di sisi lain, akan banyak traveling. Kita bisa kemana-mana. Biar tahu kalau dunia itu masih sangat luas,” terangnya dengan sukacita. Seperti yang dibuktikannya sendiri. Alumnus S2 dan S3 Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini banyak melancong ke berbagai negara. Pada tahun 1991, dia bertandang ke Belanda, Jerman, Perncis dan Belgia. “Ada kenangan menarik saat di Belgia. Waktu itu saya diberi kesempatan untuk khutbah Jum’at di sana,” ungkapnya.
Setahun kemudian, kembali lagi ke Belanda, Mesir dan Saudi Arabia. Di tahuan 1997 berangkat ke Malaysia dan Singapura. Pada tahun 2004 ke Syria dan ke Saudi Arabia yang ketiga kalinya. Dan pada tahun 2013 kemarin, pergi ke Canada, Turki dan Maroko. “Tak terasa kalau saya sudah pernah bepergian lintas benua. Dari Canada yang ujung Timur sampai Maroko yang paling Barat,” ungkapnya penuh syukur. Setelah mempelajari berbagai literatur dan berkunjung ke berbagai negara, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN SA Surabaya ini menyimpulkan, bahwa kejayaan Islam akan dapat terulang kembali. “Bahkan mungkin saja dimulai dari Indonesia,” tegasnya. “Sebab syaratprasyarat yang dimiliki zaman Abbasiyah dulu juga dimiliki negeri ini,” terangnya memberikan alasan. Masyakat dunia, urainya, mayoritas Islam. Dan ajaran Islam selalu mendorong pemeluknya untuk menggerakkan kemajuan. Secara kuantitas, jumlah umat Islam di dunia sangat besar; mencapai 23 persen dari penduduk dunia atau sekitar 1,5 miliar. SDM yang kita punyai sekarang juga sudah bagus. Apalagi sumberdaya alam yang melimpahrua. “Bayangkan, dari Maroko sampai Merauke sumberdaya alamnya sangat luar
biasa,” paparnya. “Nah, untuk Menumbangkan kalau kita bisa menguaPresiden Hosni Mubasai SDM dan SDA yang rak di Mesir’ (2011), ada, maka secara otomaserta ‘Revolusi di Libya’ tis kejayaan Islam itu (2012) dan ‘Perang Sauakan muncul kembali,” dara di Syria’ (2012). simpulnya. Sedangkan bukuUntuk mewujudbukunya yang telah terkan hal tersebut, lanjut bit, antara lain ’Penyelepria yang fasih berbahasa saian Konflik PekerjaArab, Inggris dan BelanPemodal dalam Perspekda ini, maka generasi tif Islam’, dalam buku muda Islam setidaknya ’Resolusi Konflik Islam harus menguasai tigal Indonesia’ (IAIN Sunan hal; pertama, adalah peAmpel, Surabaya, 2007), nguasaan bahasa asing. Juga ’Pranata Sosial IsPepatah bilang al-lughah lam di Indonesia 1900miftahul ’ulum (bahasa 1945; Politik dan Pendiadalah kunci ilmu pengedikan’ (Penerbit Alpha, tahuan). Yang kedua, Surabaya, 2007), serta menguasai bidang pene’Islam di Kawasan Kebulitian. Dengan penelitian dayaan Arab (Edisi Reinilah, kita bisa memvisi – Penerbit Anika BaProf. Dr. Ali Mufrodi, MA saat berada di Bengkulu perdalam suatu pengetahagia, Surabaya, 2010). huan. Dan yang ketiga, Meski sibuk dengadalah keterampilan tulis-menulis. Sebab sangatlah penting. Ini adalah alat yang bisa an dunia penelitian, mengajar, berseminar dengan menulis, hasil dari pendalaman digunakan kapan saja dan sampai kapan- dan aktivits tulis-menulis, namun hal itu ilmu pengtahuan tersebut dapat disebarkan pun. “Dulu, kata teman-teman, kalau sudah tak menghambat karirnya. Hal itu diawaliada program penelitian, sakit kayak apapun nya dengan menjadi staf di bagian pengmelalui tulisan. Itulah pasalnya, Asesor Badan Akre- saya pasti ikut berangkat,” katanya sambil ajaran Fakultas Adab IAIN Surabaya sejak ditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN- melepas tawa kecilnya. tahun 1981 s/d 1984. Lalu pindah ke bagian Wajar jika Wakil Ketua Masyarakat Keuangan di Fakultas yang sama hingga PT) ini dikenal sangat getol dalam penelitian. Sebab baginya, ilmu penelitian itu Sejarawan Indonesia (MSI) Jawa Timur ini tahun 1996. Setahun kemudian, dirinya banyak menelorkan tu- dipercaya sebagai Dekan di Fakultas terlisan dari hasil penelitian- sebut hingga tahun 2001. nya. Semisal ’Blok Cepu: Pada tahun 2002 menjadi Asisten DiKajian Awal untuk Pe- rektur Bidang Khusus Pascasarjana hingngembangan Ekonomi Is- ga tahun 2005. Lalu mutasi menjadi Asisten lam’ (2007), ’Turkistan: Direktur Bid. Administrasi dan Keuangan Negeri Islam yang Hilang’ sampai tahun 2010. Dan pada tahun 2012, (2009), ‘Konflik Etnik dirinya diamanahi untuk menjabat PR III Uzbek dan Kyrgiz di Asia UIN Sunan Ampel Surabaya hingga tahun Tengah’ (2010), ‘Revolusi 2016 nanti. Il, Ded
Prof. Dr. Ali Mufrodi, MA saat berada di Istambul Turki MPA 335 / Agustus 2014
35
Menemukan Nilai Spiritual dalam Upacara Bendara Oleh Moh Sholehuddin (Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kab Sidoarjo/ Mahasiswa S3 UIN Sunan Ampel Surabaya)
Mengikuti upacara bendera adalah salah satu dari sekian banyak kegiatan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di semua instansi pemerintahan. Upacara bendera diselenggarakan secara rutin dan pada momen istimewa tertentu. Kita, PNS Kantor Kementerian Agama, melaksanakan upacara rutin tiap tanggal 17. Upacara bendera pada hari kelahiran Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia pada 3 Januari. Upacara peringatan proklamasi RI pada tiap 17 Agustus. Kita melihat ada suasana istimewa pada Agustus tahun ini. Terasa suasana Idul Fitri 1435 dan halal bi halal, setelah umat Islam menjalankan puasa Ramadhan. Pada Agustus, suasana batin bangsa Indonesia yang mayoritasnya muslim, adalah suasana jiwa yang fitri, suasana batin yang penuh rasa syukur, bersih dari amarah, mudah memaafkan, rukun dan guyup usai halal bi halal. Jiwa fitri tersebut, bagi kita, merupakan potensi positif yang tidak boleh disia-siakan. Ia perlu didayagunakan untuk menggali dan menangkap nilai-nilai spiritual yang ada dalam seluruh bentuk kegiatan memperingati Proklamasi Kemerdekaan RI ke-69 yang tahun ini mengambil tema “ Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Dukung Suksesi Kepemimpinan Nasional Hasil Pemilu 2014 Demi Kelanjutan Pembangunan Menuju Indonesia yang Makin Maju dan Sejahtera”. Upacara bendera adalah bagian dari kegiatan peringatan proklamasi. Sangat tidak bijaksana, jika upacara bendera kita anggap sebagai kegiatan formalistik. Yang penting hadir. Ikut dan sbsen. Tanpa dibarengi dengan aktivitas perenungan untuk menggali hikmah yang ada didalamnya; apa yang sesungguhnya ‘pesan tersem36
MPA 335 / Agustus 2014
bunyi’ yang disampaikan oleh rangkaian proses upacara bendera?. Berapa pun sering PNS mengikuti upacara bendera, tapi tanpa disertai oleh proses refleksi dan apresiasi, maka upacara bendera tidak menyuntikan apa-apa. Tidak memberi pencerahan dan perubahan sikap, wawasan, orientasi dan budaya kerja, loyalitas pengabdian dan lain-lain. Berbeda jika batin peserta upacara itu peka, ia dapat mengapresiasi dan menggali serta menghayati rangkaian upacara bendera; apa yang tersembunyi di balik proses upacara. Inilah yang ingin diuraikan dalam tulisan ini. Kita menyaksikan ada sekelompok masyarakat – yang karena pemahamannya terhadap teks wahyu sangat rigid (kaku), buta akan konteks wacana (siyaq al-kalam), serta dangkalnya pemahaman mereka akan linguistik-gramatikal bahasa Arab” yang mengharamkan upacara bendera. Alasannya, dalam upacara ada penghormatan kepada bendera merah putih dan itu mereka anggap sebagai bentuk syirik (menyekutukan Allah SWT). Katanya, ada kata dan tindakan ‘hormat’ kepada selain Allah SWT. Ironis bukan?. Oleh karena itu perlu diuraikan tiga masalah; apa saja nilai-nilai spiritual dalam upacara bendera?, dan apakah didalamnya ada unsur syirik; penghormatan kepada bendera merah putih? serta apa yang perlu kita laksanakan untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dalam upacara bendera ini kepada generasi kita?. Menemukan Nilai Spiritual Bagi kita, upacara bendera itu penting. Upacara bendera bermanfaat sebagai sarana menumbuhkan kembali dan menanamkan jiwa nasionalisme dan menghargai tokoh-tokoh yang berjuang membebaskan Indonesia dari
imperialisme. Berkat jasa dan perjuangan mereka, kita sekarang bisa melakukan kegiatan kita (baik kegiatan bersifat dan untuk kepentingan pribadi maupun untuk orang lain). Mereka yang setuju dengan upacara atau yang tidak, sesungguhnya, telah menerima manfaat dari perjuangan tokoh-tokoh pendiri negera ini. Diantara kegiatan inti dalam upacara bendera adalah pengibaran dan penghormatan kepada bendera Merah Putih, mengheningkan cipta, pembacaan teks Pancasila, preambule UUD 1945, Panca Praseyta Korpri, dan amanat Pembina upacara. Pada lima hal di atas, kita menemukan nilai-nilai spiritual. Pertama, upacara bendera merupakan event formal bagi PNS untuk mengapresiasi (menghargai) tokohtokoh yang berjasa atas berdirinya NKRI. Kita, terutama generasi yang lahir pasca masa revolusi, tidak pernah merasakan getirnya hidup di masa kolonialisme. Juga tidak pernah terlibat memanggul senjata dan bentrok militer dengan NICA untuk mempertahankan proklamasi RI yang sudah digemakan oleh Soekarno- Hatta. Kita hidup di masa yang sudah aman. Mereka rela berjuang mengorbankan segalanya, dan berjuang berdarah-darah untuk kita. Mereka yang berjuang, kita yang memetik hasil. Mereka yang tanam, kita yang panen. Mereka yang memberi, kita yang menerima. Sebuah kesombongan dan kedunguan, jika ada orang yang diberi manfaat dan jasa, tapi ia kemudian melupakan pemberinya. Ketika mengheningkan cipta, kita suasana batin menghargai mereka. Mendoakan perjuangan mereka sebagai amal shaleh. Kedua, upacara bendera mengingatkan kita pada tujuan luhur yaitu beribadah kepada Allah SWT dengan
melakukan amal ibadah berupa a) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, b) memajukan kesejahteraan umum, c) mencerdaskan kehidupan bangsa, d) ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Empat ‘amaliah’ di atas merupakan pekerjaan yang memiliki cakupan yang sangat luas. Wajib berjuang mewujudkannya selama Republik ini ada. Tidak ada batasan waktu untuk mewujudkannya. PNS adalah aparatur pemerintah, orang yang secara yuridis diamanati oleh konstitusi untuk mengelola negara. Ada PNS yang diamanati untuk menyelenggarakan negara di bidang ekonomi, pendidikan, urusan agama, sosial, keuangan dan lain-lain. PNS Kankemenag adalah orang-orang yang diamanati oleh negara untuk mengurusi pembangunan dan masyarakat di bidang agama dan segala yang terkait dengannya. Dalam upacara bendera, ketika dibacakan Preambule UUD 1945, maka dibenak kita seyogyanya muncul kesadaran; seberapa optimal pekerjaan yang kita kerjakan ini mampu melindungi hak hidup bangsa Indonesia?. Sementara fakta menunjukkan banyak TKI-TKW dihukum mati di negara lain. Di dalam negeri, banyak orang miskin yang mati karena sakit parah, tidak kuat berobat dan memikul mahalnya biasa operasi.Atau anak-anak yang gizi buruk dan busung lapar. Seberapa serius dan ikhlas pekerjaan yang kita laksanakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan formal (madrasah) dan nonformal (pesantren, majelis taklim, halaqah, pengajian, keluarga sakinah, dan forum-forum sejenisnya)?. Sedangkan fakta empiris menunjukkan bahwa biaya memperoleh pendidikan dan buku pelajaran masih mahal, Ujian Nasional yang berat tapi terkesan dipaksakan sehingga melahirkan tindakan curang, dan terjadi pelecehan seksual terhadap pelajar Sekolah Dasar. Sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia kalah dengan bangsa-bangsa maju di benua Asia dan lainnya. Ketiga, refleksi personal yang dibarengi hati yang ikhlas, biasanya, melahirkan komitmen untuk bangkit. Dalam upacara bendera, ada pembacaan Panca Prasetya Korp Korpri. Di sini
PNS diingatkan kembali atas lima janji setia dan ikrar PNS untuk membangun negara. Setiap upacara bendera dilaksanakan, saat itu pula PNS diingatkan supaya tidak lupa dan janji dan ikrarnya untuk bekerja dan membangun negara. Al-Qur’an memberi contoh kepada kita bahwa mengingatkan orang supaya sadar, ingat dan bertaubat itu tidak cukup satu kali, tapi harus berkali-kali. Ingatlah, al-Qur’an mengulang-ulang kisah kejamnya Fir’un, Haman, Qarun dalam berbagai surat. Apa tujuannya?. Agar manusia tidak sombong, angkuh, kejam dan tega mengeksploitir sesamanya seperti yang dilakukan Fir’aun. Memahami Kata Hormat dan Konteksnya Bagi kita, mereka yang menolak upacara bendera karena mengandung unsur syirik yaitu memberi hormat kepada bendera merah- putih adalah orang berfikir harfiyah, memahami kata apa adanya, dan tidak mencoba mengerti makna yang bersifat konteks. Berfikir secara harfiyah (letterlux) itu tidak selalu tepat dan baik, meskipun sepintas menandakan sikap positif seperti disiplin dan loyal. Banyak katakata (lafadz) dalam al-Qur’an yang tidak boleh dipahami secara harfiyah karena sangat berbahaya. Antara lain kata “ al-yaqin” dalam Q.S. al-Hijr (15): 99 dan kata al-fitnah dalam Q.S. al-Baqarah (2): 191, serta kata sujud dalam Q.S. al-Baqarah (2): 34. Kata al-yaqin biasanya berarti percaya atau mantap. Tapi dalam alHijr (15): 99 (wa’bud rabbaka hatta ya’tiyaka al-yaqin), kata al-yaqin menjadi sangat berbahaya jika diartikan percaya atau mantap.Akan bermakna seperti ini; dan sembahlah Tuhanmu hingga datang kepadamu sebuah keyakinan. Pemahaman ini berbahaya karena memberi kesan; menyembah Allah SWT itu kalau manusia yakin. Jika tidak yakin maka tidak perlu menyembah-Nya. Ulama tafsir mengatakan kata al-yaqin disitu berarti al-maut yaitu ajal atau kematian. Artinya, dan sembahlah Tuhanmu hingga kamu mati. Dalam bahasa Arab, satu kata bisa bermakna multi-arti. Kata al-wajh bisa berarti wajah (muka), arah, sisi dan perspektif. Kata al-fitnah dalam bahasa Arab seperti pada al-Baqarah: 191, jangan
diartikan dengan fitnah dalam bahasa Indonesia. Fitnah dalam bahasa Indonesia memiliki arti menyebar desasdesus, isu, gossip atau rasan-rasan. Jika kata al-fitnah pada Q.S. al-Baqarah: 191 (…wal fitnatu asyaddu minal qatl..) diartikan konteks fitnah dalam bahasa Indonesia maka ayat tersebut berarti “ dan gosip itu lebih kejam dari pembunuhan..”. Kalau begitu, tukang gosip dihukum bunuh seperti qishas. Berapa banyak orang yang harus dihukum qishas di negeri ini karena negeri ini subur dengan isu dan gosip?. Ulama tafsir mengartikan al-fitnah dalam al-Baqarah: 191 dengan arti mengusir orang dari kampung halamannya tanpa alasan sah seperti kelakuan Israel kepada penduduk Palestina, merampas harta dan membuat kekacauan. Kata sujud dalam al-Baqarah: 34 tidak berarti menuhankan atau menyembah. Malaikat dan iblis tidak diperintah untuk bersujud kepada Adam dalam arti menyembah dan menuhankan Adam. Tidak. Sujud disini berarti menghormati. Dalam konteks upacara bendera, kata-kata “kepada sang merah-putih, hormat grak” itu berarti menghormati bendera sebagai symbol negara tempat kita hidup, bekerja, makan dan beribadah. Tidak menuhankan bendera, juga tidak menyembah kepada bendera. Upaya Kita Apa yang harus dilakukan supaya bangsa Indonesia ini tidak mudah jatuh pada pola berfikir yang harfiyah? Jawabannya adalah memberi SDM dan pemahaman tentang ilmu bahasa secara utuh. Bab tentang makna denotativekonotatif, gramatikal-leksikal perlu ditekankan lagi kepada siswa madrasah. Bab tentang makna ada pada semua ilmu bahasa. Dalam bahasa Arab terdapat pada ilmu ma’ani (cabang balaghah), dalam bahasa Inggris adala pada ilmu pragmatic dan semantik. Di sini, guru PAI, PKn, Bahasa Arab, Inggris dan Indonesia harus berperan. Sebab, tidak menutup kemungkinan bila alumni madrasah nanti meneruskan jenjang pendidikan tinggi umum akan bertemu paham radikal, anti-demokrasi dalam tiap agama yang menolak upacara bendera. Sebelum alumni madrasah menemuinya, alumni sudah punya bekal keilmuan agama, bahasa dan nasionalisme yang kuat. Semoga. MPA 335 / Agustus 2014
37
Spektrum Pendidikan Islam Berbasis Karakter dan Local Wisdom Oleh: Fandrik Ahmad*
Pendidikan merupakan tonggak majunya suatu peradaban. Imannuel Khan, seorang filsuf berkebangsaan Jerman, mengatakan bahwa manusia menjadi manusia karena pendidikan. Bagi Islam sendiri, banyak dalil-dalil yang menyerukan spirit pendidikan. Salah satunya adalah hadits “Uthlubu al-ilma mina al-mahdi ila al-lahdi” (tuntutlah ilmu dari sejak baru lahir sampai mati) yang kemudian menjadi fondasi “long life education”. Spirit tersebut dapat dibuktikan dari pemakaian kata “Uthlub” yang berasal dari kata thalaba-yathlubu yang dalam etimologi bahasa arab adalah kalimat perintah (fi’il amr). Sejatinya, kata “thalaba” juga bisa berarti mencari. Memang, “mencari” tidak jauh berbeda dengan “menuntut”. Namun, beberapa ahli bahasa mengatakan bahwa nilai jihad “menuntut” lebih tinggi daripada “mencari”. Mencari memiliki makna berusaha mendapatkan, menemukan atau memperoleh, sementara menuntut memiliki makna meminta dengan keras, mengharuskan supaya dipenuhi, berusaha keras mendapat hak atas sesuatu. Dengan demikian, Islam sangat keras mendorong kaum muslim untuk menuntut ilmu. Apalagi ditambah dengan statement dari sejak lahir sampai pada liang lahat membuat pendidikan mutlah harus dilaksanakan. Hakikat manusia sebagai wakil Allah (khalifah) di muka bumi, mengharuskan ilmu tidak hanya bisa dituntut saja, melainkan juga harus diamalkan. Sebagai khalifah manusia memiliki tugas menata dan memakmurkan 38
MPA 335 / Agustus 2014
kehidupan sesuai dengan kemampuan nalar pikir dan senantiasa menjalankan kewajiban yang diamanahkan kepadanya. Pada posisi ini, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat menentukan sejauh mana amanah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Terkait dengan dua tugas di atas, maka timbullah sebuah transformasi ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan. Pendidikan Membangun Tradisi Ada hal yang sangat menarik ketika saya berbincang santai dengan salah satu pengurus Pondok Pesantren Sidogiri, Keraton, Pasuruan, pada 21 April 213. Saya mengajukan pertanyaan bagaiman bisa Sidogiri sampai saat ini bertahan dengan kesalafannya (kajian-kajian keagamaan), sementara globalisasi dan modernisasi terus bergulir. Jawaban pengurus itu sederhana: Sidogiri menggunakan kurikulum salaf, sementara manajemennya menggunakan manajemen modern. Mendapat jawaban seperti itu, saya kemudian ingat sebuah kalimat yang selalu didengung-dengungkan oleh kaum nadhiyyin tentang mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambi tradisi baru yang lebih baik (al-Muhafadzatu ala al-Qadimi alShalih wa al-Akhdzu bi al-Jadidi alAshlah). Lebih jauh lagi, jawaban tersebut menuntun pikiran saya pada sebuah kajian implementasi pendidikan Islam kepada anak didik dengan mengkomparasikan pendidikan berbasis karakter dan pendidikan berbasis kearifan lokal.
Sejatinya muatan pendidikan berbasis karakter dan pendidikan berbasis kearifan lokal di dalam pendidikan Islam sudah ada. Tinggal bagaimana berusaha merekonsruksi agar muatan dalam pendidikan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Seiring dengan cepatnya gejolak arus globalisasi dan modernisasi, pendidikan tidak hanya sebagai sarana transfer ilmu pengetahun saja. Secara luas pendidikan harus menjadi sebuah pembudayaan dengan membentuk karakter dan watak bangsa guna menyelamatkan anak didik dari dampak buruk globalisasi. Dewasa ini mulai muncul apa yang disebut dengan kebudayaan global. Kebudayaan global bisa diartikan sebagai modernitas yang merupakan hasil dari proses modernisasi, yaitu pergeseran sikap dan mentalitas manusia untuk dapat hidup dengan tuntutan masa kini. Modernitas mempunyai pengertian masyarakat modern, gaya hidup modern, ekonomi modern, budaya modern, dan pendidikan modern. Secara langsung ataupun tidak langsung, ide atau gagasan yang berkembang sebagai interaksi gagasan global mengakibatkan terjadinya perubahan sikap, nilai, dan norma seperti halnya perubahan gaya hidup (life style). Yang paling sulit dihindari adalah kenyataan bahwa manusia telah mengamali krisis global yang begitu kompleks dan multidimensional. Terjadinya krisis global akibat pengaruh gerak globalisasi membuat pendidikan Islam memiliki tanggungjawab besar untuk membangun ke-
sadaran diri pada pembentukan karakter anak didik secara utuh. Pembentukan karakter dimaksudkan agar anak didik dapat beradaptasi dengan baik tanpa harus terjebak dalam pusaran globalisasi. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Pendidikan karakter membawa misi yang sama dengan pendidikan akhlak atau pendidikan moral yang dibentuk sejak dini agar menjadi karakteristik anak didik. Poin ini sesuai dengan tugas pokok Rasulullah SAW, “Innama buitstu liutammima makarima al-akhlaq” sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. Aspek utama dari karakter manusia merujuk pada kualitas instrinsik semacam kejujuran, kebaikan hati, dan toleransi. Dengan demikian pendidikan karakter adalah sebuah proses yang dilakukan untuk untuk mencetak prilaku-prilaku tertentu sesuai dengan harapan tujuan pendidikan agar setiap peserta didik memiliki sebuah kebiasaan dan kesesuaian dalam prilaku yang tertanam dalam kehidupannya. Selain daripada itu, pola pendidikan dalam sejarah penyebaran agama Islam, baik di wilayah Timur Tengah maupun di Indonesia, melalui pendekatan kultural yang bersifat soft power, yaitu menjunjung tinggi keteladanan dan moralitas. Pola pendekatan kutural mengindikasikan betapa Islam sangat menjunjung tinggi nilainilai luhur suatu bangsa. Komparasi antara spirit moralitas dan nilai kearifan lokal mengantarkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang sanga mudah diterima di seluruh penjuru dunia. Perbedaan karakteristik pada suatu bangsa tertentu tak menyulitkan Islam membingkainya dalam satu rumusan “la ilaha illa Allah”. Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai kebijaksanaan atau nilai-nilai luhur dalam kekayaan budaya lokal. Kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan, nilai, pandangan ‘lokal’ yang bersifat bijak dan arif. Pendidikan kearifan lokal adalah pendidikan yang mengajarkan peserta didik untuk selalu dekat dengan situasi konkrit yang mereka hadapi dalam kehidupan seharihari, baik itu berhubungan dengan Allah (Hablu mina Allah), dengan ma-
nusia (hablu minan an-naas) maupun dengan alam (Hablu mina al-Alam). Persoalannya adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan berbasis karakter dan local wisdom dalam kerangka Pendidikan Islam di sekolah/madrasah? Bertolak dari pertanyaan di atas ada dua gagasan pokok yang perlu digarisbawahi: reorientasi nilai dan akulturasi kebudayaan. Keduanya memiliki interaksi “intertekstual” sebagai jalan
membangun kesadaran etis dalam konteks kebangsaan dan keberbudayaan. Pertukaran budaya global seperti yang diulas oleh Hasting Donna dalam bukunya Islam, Posmodernisme and Globalization (2007) apabila tidak diimbangin dengan prinsip nilai kearifan lokal akan merongrong budaya itu sendiri. Titik inilah yang menyebabkan terjadinya krisis global. Kekuatan dari pengembangan Pendidikan Islam Berbasis Karakter dan Local Wisdom, sejatinya tercermin
kuat dalam prinsip al-Muhafadzatu ala al-Qadimi al-Shalih wa al-Akhdzu bi al-Jadidi al-Ashlah. Tinggal bagaimana seorang guru selaku stakehoder dapat mengimplementasikan dengan baik nilai tersebut kepada anak didik. Inovasi, kreativitas, dan progresivitas adalah tiga kata kunci yang perlu diintegrasikan pada proses pendidikan Islam agar bisa menyentuh nilai universal, yakni membentuk ummat yang
kaffah. Disinilah diperlukan adanya dorongan revitalisasi kearifan lokal yang relevan untuk membangun pendidikan berkarakter. Kearifan lokal pada gilirannya akan mampu mengantarkan anak didik untuk membangun sikap jiwa yang tangguh, semangat yang tinggi, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan. *Penulis adalah guru di MTs Nurul Mannan dan jurnalis di sebuah portail online. MPA 335 / Agustus 2014
39
Jati Diri Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 Oleh Sutaji, S.Pd., S.E., S.Kom., M.Pd., M.Si. (Guru Bahasa Indonesia MAN Jombang)
1. Pendahuluan Kurikulum merupakan aspek terpenting dalam dunia pendidikan. Wajah lembaga pendidikan sangat ditentukan dengan keberadaan kurikulum di Madrasah atau sekolah. Saat ini semua lembaga pendidikan mulai sibuk berbenah menuju Kurikulum 2013. Sudah menjadi tradisi setiap pergantian kurikulum berdampak dengan berubahnya perangkat pembelajaran yang diterapkan di Madrasah. Belum lama KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) berlaku. Kurikulum tersebut dibuat untuk menggantikan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) tahun 2004 sebagai perubahan atas Kurikukum 1994. Era Kurikulum 1975, kedudukan bahasa Indonesia sangat kuat dan bermartabat karena dikuatkan oleh pemerintah sebagai usaha memopulerkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Pemerintah mewajibkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar di setiap kegiatan resmi pemerintah. Sehingga menjadikan bahasa Indonesia menjadi idola dalam pemakaian bahasa keseharian. Peranan Kurikulum 1994 untuk mendukung pemakaian bahasa Indonesia masih sangat kuat. Hal ini terlihat pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Kedudukan bahasa Indonesia dijunjung tinggi para ilmuwan. Dalam proses akademisi dan penelitian kebahasaan sangat diperhatikan perkembangannya oleh Pemerintah. Dalam Kurikulum KBK keberadaan bahasa Indonesia mulai berkurang peranannya. Lembaga pendidikan 40
MPA 335 / Agustus 2014
lebih berpihak pada kompetensi peserta didik ketimbang penekanannya pada kemampuan berbahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Akibatnya pemakainnya bahasa Indonesia mulai digeser dengan bahasa asing yang dianggap lebih berkompetensi. Munculnya bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional menjadikan alasan untuk lebih mementingkan bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia dalam kalangan pendidikan. Puncaknya dalam KTSP, kedudukan bahasa Indonesia cenderung dilemahkan pada setiap lembaga pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah dasar dan bahkan prasekolah sampai perguruan tinggi, bahasa Indonesia digeser posisi pentingnya sebagai bahasa pendidikan dengan bahasa lain. Lembaga pendidikan lebih percaya memakai bahasa Inggris sebagai upaya meningkatkan citra lembaganya. Seakan bahasa Indonesia bukan hal terpenting dalam proses pendidikan. 2. Pembahasan Kurikulum 2013 ingin mengembalikan jati diri bahasa Indonesia sebagai bahasa pendidikan terutama dalam meningkatkan keilmuan dari mata pelajaran yang lainnya. Sebagai dasar pijakan, bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik berarti sudah memilliki modal dasar dalam mempelajari mata pelajaran yang lainnya. Dalam setiap mata pelajaran apapun, membutuhkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik. Kemampuan membaca memahami sangat dibutuhkan dalam mencerna ilmu pengetahuan dalam literasi yang
terdapat dalam mata pelajaran yang lainnya. Peserta didik yang kemampuan membacanya kurang akan mengalami kesulitan memahami bacaan mata pelajaran apapun. Sebaliknya kemampuan membaca merupakan modal mentrasfer informasi ilmu pengetahuan tertulis menjadi sebuah pemahaman. Menyimak paparan guru tentunya diperlukan aspek mendengarkan yang baik. Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar oleh peserta didik maupun guru sangat menentukan keberhasilan proses menyimak. Seorang guru yang tidak piawai menggunakan bahasa Indonesia, tentunya kesuitan menyampaikan materi dengan baik, apalagi peserta didiknya sebagai komukan tidak mampu menerima pesan lisan akan kesulitan dalam memproses menjadi sebuah pemahaman. Ketrampilan berbicara baik dalam situasi resmi maupun santai sebagai tolak ukur pemakai bahasa Indonesia. Mereka yang memiliki kemampuan bahasa Indoesia yang baik dan benar, akan mudah menjadi pembicara yang baik. Kemampuan berbicara tidak hanya dibutuhkan saat menjadi pembicara atau nara sumber, tetapi juga dibutuhkan oleh peserta didik dalam hal menyampaikan pertanyaan pada pemahaman materi mata pelajaran tertentu. Seorang peserta didik yang tidak piawai berbicara, tidak akan mampu menyampaikan pertanyaan seputar apa yang menjadi kendala dalam memahami ilmu pengetahuan, akibatnya akan terjadi kebuntuan dalam mentrasnfer ilmu pengetahuan.
Kemampuan menulis sebagai kegiatan produktif sangat dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa Indonesia. Dalam tataran ini sangat membutuhkan kemampuan berbahasa yang sangat tinggi. Tidak sekedar menyampaikan pesan lewat tulisan, tetapi harus menguasai kaidah bahasa tulis yang benar. Penulisan kata baku, huruf besar, tanda baca, bahkan penulisan paragraph harus dikuasai, supaya hasil tulisan mudah dipahami pembasca. Kurikulum 2013 dilandasi dengan niat baik untuk memartabatkan bahasa Indonesia. Melalui penyusunan Kurikulum 2013, mata pelajaran yang jumlahnya terlalu banyak, terutama di tingkat dasar sudah dirampingkan, dan bahasa Indonesia dipilih untuk mengintegrasikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pengintegrasian IPA dan IPS dalam mata pelajaran bahasa Indonesia membawa konsekuensi kewajiban menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana pencarian dan penemuan ilmu. Dengan demikian bahasa Indonesia menjadi bahasa ilmu. Martabat bahasa Indonesia diharapkan kemabali Berjaya digunakan untuk kepentingan ilmu. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) sekarang sudah bertekad untuk membenahi kembali karakter bangsa melalui kemampuan berbahasa Indonesia dengan Kurikulum 2013. Dengan integrasi mata pelajaran diharapkan semua lembaga pendidikan sekolah di bawah kendali Kemendikbud dan Kemenag, maupun madrasah dalam naungan Kemenag mengembalikan jati diri bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Selain itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sebagai lembaga pemerintah dalam penanganan ilmu pengetahuan, harus lebih percaya diri untuk mengembalikan jatidiri bahasa Indonesia. Di LIPI sudah terlihat kecenderungan pengembangan dan pembinaan ilmu pengetahuan Indonesia dengan bahasa asing. Misalnya, karya tulis ilmiah yang hanya berbahasa Indonesia masih dianggap cacat atau tidak sempurna kalau belum tertulis dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Sebagai bahasa ilmu pengetahuan, bahasa Indonesia harus tumbuh
Dalam tuturan yang tertera di facebook, misalnya pemakaian bahasa sudah jauh dari kaidah bahasa Indonesia. Mereka lebih enjoi memakai kaidahnya sendiri dalam berkomunikasi. Akibatnya mereka lebih memilih keluar dari jalur kaidah bahasa Indonesia.
dan berkembang atas dasar karakter bangsa Indonesia yang tercermin dalam perilaku berbahasa Indonesia. Penanaman nilai perilaku itu sulit berhasil tanpa pendidikan dasar yang berjati diri dan berkarakter kuat. Untuk itu, penguatan bahasa Indonesia di tingkat pendidikan dasar perlu dukungan dari semua pihak. Masih banyak kendala mengembalikan jatidiri bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Jangankan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, bahasa Indonesia belum tentu digunakan dalam komunikasi seharihari. Pada diri anak dan orang dewasa sekali pun, keberadaan bahasa Indonesia masih merupakan sebuah proses konstruksi. Bahasa Indonesia bukanlah “barang idola” yang selalu siap digunakan untuk mengomunikasikan ilmu kepada peserta didik. Penggunaan bahasa Indonesia itu harus berlangsung di dunia pendidikan melalui penyelenggaraan kurikulum sekolah dengan prinsip kesinambungan. Benturan muncul dari alih tekno-
logi, pemakaian bahasa prokem yang menjamur dalam dunia maya, seakan menyingkirkan keberadaan bahasa Indonesia. Dalam tuturan yang tertera di facebook, misalnya pemakaian bahasa sudah jauh dari kaidah bahasa Indonesia. Mereka lebih enjoi memakai kaidahnya sendiri dalam berkomunikasi. Akibatnya mereka lebih memilih keluar dari jalur kaidah bahasa Indonesia. Kurikulum 2013 harus mampu menerobos kebuntuan proses pengembalian jati diri bahasa Indonesia bagi kalangan anak mudah yang sedang gandrung menikmati alih teknologi. Tetapi mereka lupa akibatnnya bahasa Indonesia menjadi tersingkir dalam dunia komunikasi. Bahasa SMS, chating, facebook, twiter atau yang lainnya perlu ada sentuhan edukasi dari pemerintah agar bahasa Indonesia tetap menjadi patokan berkomunikasi. Keberadaan Kurikulum 2013, khususnya untuk tingkat dasar, sudah tampak sangat padat dengan konsep etnopedagogi. Menurut konsep mata pelajaran bahasa Indonesia, integrasi IPA dan IPS yang disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Pada tahap awal, peserta didik ditargetkan untuk memiliki kompetensi “menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang dikenal sebagai bahasa persatuan dan sarana belajar di tengah keberagaman bahasa daerah”. Dimensi spiritual kompetensi itu akan terlihat dari sikap sosial pada pesrta didik yang bangga atas keberadaan bahasa daerah (etnik) yang sangat beragam di Indonesia. 3. Penutup Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional sebagai bahasa persatuan merupakan bahasa ilmu pengetahuan. Kurikulum 2013 dipetieskan untuk mengembalikan jatidiri bahasa Indonesia sehingga martabat bahasa Indonesia menjadi utama dalam pembelajaran mata pelajaran yang terintegrasi. Peran pemerintah dalam hal ini Kemendikbud dan Kemenag sebagai penentu kebijakan pendidikan sangat penting dalam mengembalikan jati diri bahasa Indonesia. Dan juga dukungan dari para guru serat peserta didiknya sangat penting dalam mensukseskan kembalinya bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan. MPA 335 / Agustus 2014
41
MA Bilingual Kota Batu
Madrasah Seumur Jagung dengan Segudang Prestasi
Jangan pernah meremehkan madrasah “seumur jagung”. Sebab bisa jadi dengan usia yang masih belia, tetapi memiliki prestasi yang melampaui madrasah-madrasah yang telah lama berdiri. Seperti halnya yang ditunjukkan MA Bilingual Kota Batu. Meskipun Madrasah yang beralamatkan di jalan Pronoyudo, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo ini baru berusia 4 tahun, ternyata sudah menorehkan segudang prestasi yang sangat membanggakan. Mulai level Kota Batu, Malang Raya, Jawa-Bali, bahkan di tingkat Nasionalpun pernah mengukirkan prestasi. Pada tahun ini, siswa MA bilingual meraih Juara Harapan I Karya Tulis Ilmiah tingkat Nasional. Di tahun 2013 juga tercatat sebagai Finalis 5 besar Debat Bahasa Inggris Se-Jawa Bali. Setahun sebelumnya, berada di kisaran finalis 10 besar Olimpiade Bahasa Inggris tingkat Nasional dan 10 besar Olimpiade Matematika se-Pulau Jawa. Sedangkan pada level Jawa Timur, MA Bilingual Kota Batu berhasil meraih juara 1 Lomba Pidato Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam kegiatan Porseni. Begitupun di tingkat Malang Raya sebagai juara 1 Seni Bela Diri Tapak Suci. Madrasah ini awalnya bernama MA Persiapan Negeri (Bilingual) Batu,
Drs. Farhadi, M.Si yang didirikan pada tahun 2010. Hal itu bermula dari pertemuan para tokoh masarakat desa tentang tanah bengkok milik desa dadap rejo yang luasnya mencapai 36000 m2. Dari beberapa pendapat tersebut, disepakatilah bahwa tanah tersebut akan dipergunakan untuk lahan kepentingan umum. Lantas tanah tersebut dibagi menjadi dua; yakni 18000 m2 untuk masjid, polindes, PAUD, KUA dan seba-
Bersama Native Speaker dalam English Day
42
MPA 335 / Agustus 2014
gainya. Sedangkan yang 18000 m2 dihibahkan untuk Madrasah Terpadu (MIN. MTsN, MAN) – sebagaimana yang dimiliki Kota Malang di jalan Bandung. Maka pihak Kementerian Agama menyambut gembira dan segera menindaklanjuti penggunaan tanah hibah tersebut. Dari hasil musyawarah pihak Kemenag dan tokoh Masyarakat setempat, disepakatilah pembentukan Yayasan Al Ikhlas. Dan Yayasan inilah yang memperjuangkan berdirinya Madrasah terpadu tersebut. Setelah melewati berbagai proses yang panjang, maka didirikanlah Madrasah Aliyah Bilingual Batu yang dikelola Yayasan Pendidikan Al Ikhlas. Yang menawan, madrasah ini berada di daerah pegunungan dengan udaranya yang sejuk dan asri. Hal itu didukung pula dengan lingkungan masyarakat religius, yang sangat mendukung keberadaan Madrasah tersebut. Kota Batu pada awalnya merupakan bagian dari wilayah kabupaten Malang. Setelah melalui perjuangan yang panjang, maka terbentuklah suatu pemerintahan Kota yang berdiri sendiri; yaitu pemerintahan Kota Batu. Di sisi lain, ujar Drs. Farhadi, M.Si, madrasah ini berciri khas kebahasaan. Proses belajar-mengajar dan komunikasi sehari-hari menggunakan
Penyuluhan kepada siswa tentang bahaya narkoba
Belajar yang menyenangkan di Lab. Bahasa bahasa pengantar Inggris dan Arab. Itulah yang menjadi keunggulan madrasah yang baru meluluskan dua angkatan siswanya yang lulus seratus persen. Dengan bimbingan tenaga yang profesional serta metode pembelajaran yang menyenangkan, kini setelah memasuki empat tahun hampir seluruh siswa sudah lancar berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Begitupun dengan guru-gurunya, hampir semuanya dapat berkomunikasi dengan bahasa Inggris dengan aktif. Apalagi 25 pengajar yang ada, umumnya sudah bergelar Magister sesuai dengan bidang ilmu yang diajarkannya. Demikian pula dengan 5 tenaga kependidikan yang terampil. Menurut Kepala MA Bilingual Kota Batu ini, barangkali itulah yang membuat para orangtua mempercayakan putra-putrinya kepada madrasah tersebut. Pada tahun ajaran 2014/
Ikut Menyemarakkan “Tarhib Ramadhan 1435 H”
2015 ini, bahkan tak sedikit siswa yang berasal dari luar daerah. Seperti Kalimantan Selatan, NTT dan Madura. Bagi yang berasal dari luar daerah, mereka bermukim di pondok pesantren Darul Falah yang berada di sekitar Ma-
Bangga Menjadi Siswa Mabil drasah. “Dengan bermukimnya sebagian besar siswa di pesantren, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
Ikut berpartisipasi dalam Jambore Anak Indonesia
berbahasa dan ilmu keagamaannya,” tukasnya berharap. Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, Madrasah ini terus membenahi diri agar menjadi madrasah yang ideal, sehingga mampu bersaing dengan SMA dan MA yang ada di Malang Raya. Demi mewujudkan cita-cita tersebut, seluruh komponen yang ada senantiasa bertekad untuk selalu menyamakan visi dan misi. Dengan niat dan semangat yang kuat serta kekompakan, kata Farhadi, akan senantiasa tercipta suasana yang kondusif. Dengan begitu proses belajar-mengajar akan berjalan sesuai yang diimpikan bersama. Seluruh sarana dan prasaranapun sebisa mungkin akan dipenuhi. “Ya.. tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak demi tercapainya cita cita tersebut,” pungkasnya. Syarif Hidayatullah
Kreatif dengan kegiatan ekskul yang diminati siswa
MPA 335 / Agustus 2014
43
Sifat-sifat Insan Muttaqin Oleh : H. Ahmad Hartoyo
Artinya : “ Dan Dia telah menun dukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Se sungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir “ (QS al-Jatsiyah [45]: 13)
Maasyiral Muslimin sidang jamaah Jum’ah yang berbahagia,
Marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah SWT dengan meningkatkan peribadatan kita kepadaNya. Melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan laranganlarangan-Nya, dengan cara sembunyisembunyi atau terang-terangan, pada saat kita sendiri maupun ketika di tengah-tengah keluarga, rekan sekerja, atau di manapun kita berada. Dalam kesempatan ini saya berwasiat, wasiat ini khususnya saya tujukan kepada diri saya sendiri, dan kepada jamaah sekalian yang berbahagia. Marilah kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah SWT. Di dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman:
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam “ (QS Ali Imran 102)
Ma’asyiral Muslimin sidang jamaah jumah yang berbahagia,
Apabila kita bertafakkur, berfikir dengan fikiran jernih tentang betapa besar
44
MPA 335 / Agustus 2014
Rahmat dan Nikmat Allah SWT, pasti kita akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa Rahmat dan Nikmat Allah itu teramat besar, dan tidak akan dapat dihitung oleh manusia satu persatu. Manusia dilahirkan ke dunia dibekali oleh Allah SWT dengan panca indera yang lengkap. Bahkan saat masih dalam kandungan ibu, seorang manusia sudah dilengkapi Allah dengan organorgan tubuh, seperti jantung, paruparu, dan sebagainya. Kesemuanya sejak dipasang, tidak pernah sekalipun berhenti bekerja sampai seorang manusia meninggal dunia. Semua diberikan Allah dengan cuma-cuma, gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun, bahkan semua diberikan tanpa kita dituntut untuk melakukan apapun.
Ma’asyiral Muslimin, calon penghuni sorga Allah yang berbahagia,
Di samping itu semua, Allah menyediakan apa saja yang ada di bumi ini, apa saja yang ada di langit untuk kesenangan dan kenikmatan manusia, dan semuanya juga cuma-cuma, gratis dan tanpa biaya. Allah SWT berfirman :
Itulah sifat Rahmaniyah Allah SWT, sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah kepada para hambaNya. Nanti ketika seorang manusia sudah sampai pada batas usia taklif, di mana ia sudah menanggung kewajiban untuk beribadah kepada Allah, apabila ia berbuat kebajikan niscaya diberi pahala oleh Allah SWT, bahkan dilipat gandakan pahala oleh-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat al-An’am [6]: 160 :
Artinya : “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Begitu besar kasih sayang Allah SWT, karena itu ada dua hal yang harus kita lakukan. Pertama : Bersyukur dan bersyukur. Kedua : Menghiasi kehidupan ini dengan akhlakul karimah, di antaranya adalah mengasihi sesama manusia. Rasulullah SAW bersabda (Shekh Nawawi, 2013: 20) :
Artinya : “Orang-orang yang mengasihi kepada sesame, akan dikasihi oleh Allah dzat Yang Maha
Pengasih. Sayangilah yang ada di bumi, supaya engkau disayang oleh yang ada di langit, yakni para Malaikat “(HR Thabrani dari Abdullah bin Amru bin Ash)
Ma’asyiral Muslimin sidang jamaah jumah yang berbahagia,
Alhamdulillah kita telah selesai menunaikan puasa di bulan Ramadhan, kita laksanakan ikhlas karena Allah semata dan mengharap ridha-Nya. Semoga Allah SWT memberikan pahala kepada kita dan menjadikan kita orang-orang yang bertaqwa kepadaNya, amin. Di antara hikmah puasa adalah agar kita memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama manusia, terutama fakir miskin dan dhuafa. Hal itu dapat kita lihat misalnya, orang yang tidak kuat puasa, ia harus membayar fidyah, memberi makan orang miskin. Begitu juga ketika seseorang melakukan pelanggaran tertentu, yakni berkumpul dengan istrinya di dalam bulan Ramadhan, ia harus mem bayar kaffarat atau denda. Antara lain dendanya adalah memberi makan enam puluh orang miskin. Bahkan pada akhir pelaksanaan ibadah puasa, kita wajib membayar zakat fithrah, berupa bahan makanan pokok yang mengenyangkan, seperti beras dan sebagainya.
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa “ (QS Ali Imran [3]: 133) Muttaqin atau orang-orang yang bertaqwa akan memperoleh kemuliaan yang tinggi dari Allah SWT, yaitu sorga yang penuh dengan segala macam kenikmatan. Lalu siapakah orang-orang yang bertaqwa itu? Atau bagaimana sifat-sifat mereka? Kita perhatikan Firman Allah SWT :
Artinya : “ (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orangorang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan “ (QS Ali Imran [3]: 134)
Kita sudah mengetahui tujuan puasa yang terpenting adalah .. agar kamu bertaqwa. Apabila kita memperhatikan beberapa ayat alQur’an yang lain, ternyata orang yang bertaqwa antara lain mempunyai sifat belas kasih terhadap sesama manusia. Kita perhatikan firman Allah SWT :
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa, orang-orang yang bertaqwa mempunyai sifat-sifat, pertama : Mau menafkahkan hartanya, baik ketika lapang (berkecukupan) atau ketika sempit. Menafkahkan harta termasuk juga untuk kepentingan umum, me nolong orang, membantu fakir miskin, dan sebagainya. Kedua : Orang yang mampu mena han amarahnya. Menahan marah erat kaitannya dengan sifat Rah ma niyah Allah yang baginda Nabi sendiri menganjurkan agar kita melakukannya. Bahkan Rasulullah SAW pernah menga takan bahwa orang yang kuat bukanlah orang yang mampu mengalahkan musuhnya di medan laga, tetapi orang yang kuat adalah mereka yang mampu menahan amarahnya. Beliau bersabda (Al-Ghazali: 422) :
Artinya : “ Dan bersegeralah kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
Artinya : “ Bukanlah keperkasaan
Ma’asyiral Muslimin sidang jamaah jumah yang berbahagia,
seseorang itu diukur dengan berkelahi, tetapi orang yang kuat ialah orang yang mampu menahan nafsunya pada waktu marah “ (HR Bukhari – Muslim) Sering kita saksikan, bahwa akibat fatal dialami seseorang yang tidak mampu menahan emosinya. Baru ketika sadar ia jadi menyesal. Karena itu betapa beruntungnya orang yang mampu mengendalikan emosinya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Ketiga : Orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain, ini juga marah erat kaitannya dengan sifat Rahmaniyah Allah yang harus kita amalkan. Allah SWT sendiri amat senang kepada orang-orang yang berbuat kebaikan, sebagaimana Firman-Nya pada akhir ayat tersebut. Demikianlah tiga dari lima kunci pokok agar seseorang menjadi insan muttaqin, yang justru erat dengan sifat Rahmaniyah Allah SWT. Di samping itu ada dua lagi kunci pokok agar kita menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, sebagaimana Firman-Nya :
Artinya : “ Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui “ (QS Ali Imran [3]: 135) Ayat ini menjelaskan bahwa ada dua lagi kunci pokok agar kita menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, pertama : Segera memohon ampun kepada Allah jika melakukan kesalahan dan dosa, dan kedua : Tidak akan mengulangi kesalahan atau dosa lagi setelah ia mengetahuinya.
MPA 335 / Agustus 2014
45
Pengasuh: dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
TALASEMI TERMASUK PENYAKIT YANG KINI MULAI BANYAK DIJUMPAI DI INDONESIA, BIASANYA DIJUMPAI PADA ANAK-ANAK
D
ulu jarang sekali penderitanya yang dapat mencapai umur kedewasaan karena kesulitan penanganan. Penyakit ini adalah penyakit keturunan yang dengan kemajuan teknologi kedokteran kini telah banyak yang dapat ditolong.
Klinik.
Talasemi (thalasemia) adalah penyakit kelainan darah. Seringkali penyakit ini dikenali pada awalnya dengan adanya tanda-tanda kelemahan oleh kurng darah, karena penyakit ini terkait dengan kelainan produksi haemoglobine (HB, Hb, zat warna merah darah, bagian “pemegang” oksigen); penderitanya terlihat seperti halnya penderita anemia (kurang darah) pada umumnya. Selain itu pada penderita ini butir-butir erythrocyte (sel darah merah) mudah pecah ataupun juga gangguan pembentukan eritrosit yang karenanya dapat menjadi berbentuk tidak normal. Pecahnya eritrosit ini berakibat terjadinya pembesaran limpa karena harus bekerja keras untuk “membersihkan” sisa-sisa pecahan sel itu. Akibat lanjut dari anemi ini maka selain kelemahan yang tampak, pertumbuhan anak pengidap talasemi berlangsung lambat; masa pubertasnya juga akan berjalan lebih lambat. Talasemi juga digolongkan sebagai salah satu jenis anemia hemolitik karena mudah pecahnya butir-butir merah darah. Penyakit ini adalah penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal resesif; tepatnya adanya kelainan DNA pada faktor keturunan (gen) terutama pada benang kromosom 11 dan 16. Di Indonesia faktor keturunan (gen) penyakit ini dijumpai pada lebih dari 6-10 % penduduknya. Pada umumnya penderita talasemi yang ada saat ini berumur kurang dari 18 tahun; jarang sekali yang berumur sampai 30 tahun. Talasemi secara klinis barulah tampak bila menyatunya faktor keturunan yang berasal dari bapak dan yang dari ibu; artinya jika orang normal (tak punya faktor ini) menikah dengan orang yang punya faktor ini, anaknya tak akan yang mengidap talasemi. Namun jika pasangan suami isteri itu sama-sama punya faktor talasemi, kemungkinan anak mereka menjadi penderita talasemia adalah 25%, yang 50% tak sakit walaupun dia menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, sedangkan yang 25% kemungkinan bebas dari talasemia. Lebih pasti munculnya semua anak yang mengidap talasemi jika ayah dan ibu sama-sama pengidap talasemi. Karena faktor-faktor (gen) yang terganggu bukan hanya satu dan dapat bukan hanya pada satu chromosome (benang pembawa sifat), maka secara klinis penyakit talasemi ini dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam menurut faktornya yang terkait (kelainan laboratoris yang ada: alpha di kromosom
46
MPA 335 / Agustus 2014
16; betha, gamma, delta di kromosom 11), berat ringannya (mayor, minor, intermediate), ataupun kombinasinya. Saat ini di Indonesia tercatat lebih dari 5.500 penderita talesemia mayor, yaitu mereka yang seumur hidupnya harus rutin menjalani tambah darah lewat transfusi. Pertambahan penderita baru talasemia mencapai 6-7 persen per tahun. Penderita thalasemia mayor menunjukkan gejala yang jelas, yaitu anemia (pucat, kurang darah); mungkin dia terlihat normal ketika lahir. Tetapi setelah berumur 3-18 bulan akan mulai terlihat tanda gejala anemia, untuk selanjutnya muncul pula ciri khas talasemi ini yaitu facies cooley (batang hidung masuk ke dalam, dan tulang pipi menonjol). Pendertia bisa juga menampakkan gejala sakit kuning (jaundice), lu ka terbuka di kulit (ulcus, borok), batu empedu, dan perut membesar karena pembesaran limpa. Sumsum tulang harus sangat aktif untuk produksi darah; ini bisa menyebabkan penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah. Tulang-tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah. Kekurangan kemampuan darah mengangkut oksigen berakibat menjadikan anakanak yang menderita talasemi akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa pubertas lebih lambat dibandingkan
anak lainnya yang normal. Bila tidak dirawat dengan baik, anak-anak penderita talasemi mayor ini biasanya hidup hingga 8 tahun saja. Ada juga bayi yang parahnya kelainan sudah mengakibatkan mun culnya kuning (ikterus), pembe saran hati dan limpa, dan janin yang sangat kekurangan darah (anemis). Biasanya, bayi yang mengalami kelainan ini akan meninggal beberapa jam setelah kelahirannya atau dapat juga janin mengalami kematian dalam kandungan. Thalasemia Minor adalah pem bawa gen penyakit ini yang kalaulah sakit hanya dengan gejala “ringan”, sehingga penderitanya bisa hidup normal. Namun nantinya akan men jadi bermasalah ketika penderita ini menikah dengan keturunan orang yang mempunyai penyakit sama; dari pernikahan itu dapat anak dengan thalasemia mayor. Kadang-kadang gen talasemi menga lami mutasi sehingga gejala yang muncul dapat berbeda dari yang biasanya; akibatnya diagnosa kian sulit, walaupun mutasi ini dapat menyebabkan penderita tidak mudah terserang malaria.
Diagnosa.
Untuk memastikan apakah se seorang yang menunjukkan gejala ku rang darah mengidap talasemi ataukah tidak, dilakukan pemeriksaan darah yang tidak sederhana.Talasemi lebih sulit didiagnosis dibandingkan penyakit gangguan hemoglobin lainnya, yang sama-sama menimbulkan pucat kurang darah. Hitung jenis darah yang komplit menunjukkan adanya anemia dan rendahnya MCV (mean corpuscular volume). Elektroforesa bisa membantu mencari hemoglobin yang cacat, tetapi juga tidak pasti, terutama hanya untuk talasemi. alfa Oleh karena itu kepastian diagnosis biasanya lebih didasarkan pada pola garis keturunan (herediter) dan pemeriksaan khusus hemoglobin.
bahkan akhirnya bisa juga menyebabkan kematian karena gagal jantung. Zat besi yang menumpuk di dalam tubuh akibat transfusi perlu menggunakan bantuan obat untuk mengeluarkannya melalui urine. Perhatian pemerintah terhadap penanganan talasemi ini diwujudkan dengan SK Menkes tahun 2011 yang menggratiskan biaya pemeriksaan kadar feritin (zat besi di darah) pada pen derita penyakit talasemi anak; ini akan sangat membantu keluarga penderita. Pada bentuk yang sangat berat, mungkin harus perlu dipertimbangkan untuk dilakukan pencangkokan sum sum tulang (Bone Marrow Transplan tation). Cangkok sumsum tulang ini masih termasuk prosedur yang mahal. Adapun terapi genetik saat ini masih dalam tahap penelitian.
Pencegahan.
Pada keluarga dengan riwayat ta lasemi perlu dilakukan penyuluhan genetik. Ini untuk menentukan ada atau tidaknya resiko memiliki anak yang menderita talasemi berat. Diingatkan untuk tidak dilakukan pernikahan antar keturunan keluarga yang di dalamnya ada pengidap talasemi. Jika suami atau istri merupakan pembawa sifat (carrier) talasemi dianjur kan untuk mendeteksi bayi yang di dalam kandungannya setelah kehamilan mencapai umur lebih dari 11 pekan, kalau-kalau si bayi ternyata mengidap
talasemi karena anak mereka itu punya kemungkinan menderita talasemi. Jika janin ternyata mengidap talasemi mung kin perlu pertimbangan untuk menggu gurkannya karena besarnya beban mental keluarga dan beaya perawatan nantinya yang sangat tinggi. Pencegahan talasemi juga dapat dilakukan pasangan talasemi dengan menggunakan teknologi “bayi tabung”. Sel telur diambil dari si isteri, kemu dian dibuahi dengan sperma suami, kemudian sel yang telah dibuahi itu diperiksa kromosomnya; jika tak ada kelainan maka sel ini selanjutnya dimasukkan ke dalam rahim si ibu.
Penutup.
Penyakit talasemi yang merupakan penyakit keturunan ini secara nyata memberatkan masyarakat maupun keluarga karena besarnya beaya pera watannya. Oleh karena itu penting juga dimasyarakatkan adanya screening pra nikah untuk pencegahan pertambahan pengidap talasemi, disertai dengan nasehat perkawinan dalam bidang ke se hatan untuk men cegah penyakit-penyakit yang diturunkan orang tua kepada anakanaknya kelak. Beberapa negara yang sudah melakukan cara ini ternyata berhasil mengurangi la hirnya bayi-bayi pengidap talasemi. Semoga uraian di atas bermanfaat.
Pengobatan.
Sampai saat ini boleh dibilang bahwa masih belum ditemukan metoda andalan dalam hal pengobatan serta penanganan penyakit ini. Satu-satunya cara adalah dengan melakukan transfusi darah. Pada talasemi mayor diperlukan transfusi darah rutin disamping pem berian tambahan asam folat. Pengi dap talasemi minor yang mendapat pengobatan secara baik dapat menja lankan hidup layaknya orang normal di tengah masyarakat. Karena seringnya menjalani transfusi, maka zat besi dari darah itu bisa terkumpul berkelebihan dan mengendap dalam otot jantung, dan mengganggu fungsi jantung,
MPA 335 / Agustus 2014
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A.
Reading (Wacana)
THE ESSENCE OF FASTING (2) The outward form of fasting is to abstain from food and water. This abstinence symbolizes the fact that man is at God’s disposal. He should, therefore, be willing, at all times, to sacrifice anything for His sake ; even if it involves relinquishing such basic necessities as food and water. Obviously one who refrains from taking food and water on specific days, but does not do likewise regarding other things forbidden by God, like telling lies, persecuting his followmen ; perpetrating injustice and so on mistakes the symbols for the essence, appearance for reality. Such a man cannot expect to deserve a reward from God. The real fast is that of one whose whole life is castin the same consistent mould : who applies in all his affairs, the constraints and bounds that God has laid down ; who checks his tongue from abusing others ; who stays his hand from persecution ; who halts in his steps towards injustice. As the prophets said “Such a man can be likened to a horse tied to his rope, which moves only as far as his string permits him. He cannot transgress. The essence of fasting thus is to eschew all evil ways, throughout the year the true fast is that from which one learns a lesson.
B. Vocabulary (Kosakata) Disposal = mengatur = mengijinkan Permits Eschew = menghindari Rewards = pahala = perbuatan Deeds C. Dialogue CLINCHING A BUSINESS TRANSACTION Mr. Azwar : good morning, Mr. Warner. It’s nice to see you again. How are you ? Mr. Warner : good morning, Mr. Azwar. I’m pleased to see you again, too. I’m just fine. How is everything ? Mr. A : it’s all right. Thank you. Please sit down, Mr. Warner. Would you like some tea or coffe ? Mr. W : thank you. I’ll just have a coffee, please. Mr. A : (speaks to intercom) Nancy, could we have two coffee, please ? Nancy : right, sir. Mr. A : well, Mr. Warner. What can I do for you today ? Mr. W : I am coming back here to discuss about the machines we were talking yesterday morning. Mr. A : I hope your are coming back with a good news. Mr. W : Yes. I have spoken withmy superior and we have decided to purchase. We to place an order for model FX.325Y. Mr. A : thank you, Mr. Warner. How many units do you want to buy ? Mr. W : we would like five for intermediate delivery and thirty – five units in three months time. By the end of October. Mr. A : I see. This is a very substantial order. Thank you. Mr. W : yes, of course. As I told you. We are very serious in our business. Mr. A : well, you know the price of the machine is US 1,270 per unit. That is without freight and insurance. When we invoice customers, we quote price f.o.b Jakarta Mr. W : yes, I know that. Mr. A : perhaps you’d prefer the goods to go by air.
48
MPA 335 / Agustus 2014
Mr. W
:
Mr. A
:
Mr. W
:
Mr. A
:
Mr. W
:
Mr. A Mr. W
: :
Mr. A
:
Mr. W Mr. A Mr. W Mr. A
: : : :
no. Air freight is too expensive. You had better despatch them by sea. But if you don’t mind, I like you to quote CIF Bangkok. I prefer in that way. all right. We can do that. Goods to be shipped by sea CIF Bangkok correct. And there is one more thing. As this is a bulk order, how many percent discount could you offer me ? as you are our new customer, we will of course gave you a special conccession. We could give you five percent discount. why is it so little, Mr. Azwar ? this order will be worth over US $ 6,300 to your company yes, that’s right. I realize it. and don’t forget, this is not the first and will be the last for us to order. We will place an offer for some of your other machines in future. yes, I hope so. This will be the beginning of our businessin future. Well, Mr. Warner. I don’t want to haggle with you about discount. I will give you seven percent. (hesitates) I suppose that’s fair enough anything else to discuss ? what about methods of payment ? yes, of course. We can discuss it now.
D. Vocabulary (Kosakata) Clinch = menyelesaikan Pleased = senang Superior = atasan Purchase = membeli Delivery = pengiriman Substantial = besar sekali Freight = ongkos angkat Mind = keberatan Prefer = lebih suka Ship = mengapalkan Concession = perlakuan Haggle = tawar menawar
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
Kosakata :
3. Hilang
4. Selagi ia tidak mendatangkan (melakukan)
1. Penghapus (pengganti) 2. Yang terdahulu
5. Dosa-dosa besar
MPA 335 / Agustus 2014
49
Bagi-bagi Takjil Gratis dalam Rangka Menyemarakkan Ramadhan
Suasana pembagian takjil gratis di depan Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan.
KOTA PASURUAN – Suasana meriah dan macet terasa di depan Kankemenag Kota Pasuruan setiap hari Rabu dan Jum’at selama
bulan Ramadhan. Karena pada hari itu setiap pukul 17.00 hingga selesai diadakan pembagian 400 paket takjil gratis bagi para dhuafa dan pengguna jalan yang melintasi jalan Panglima Sudirman. Kakankemenag Kota Pasuruan Drs. H. Ma’mur Salim, M.Si menyampaikan bahwa kegiatan pembagian takjil gratis adalah agenda rutin Kankemenag Kota Pasuruan. Acara ini, di samping menyemarakkan bulan Suci Ramadhan, juga sebagai bentuk rasa kepedulian pada sesama serta sebagai bentuk rasa syukur. Setiap paket yang dibagikan berisi roti dan minuman (kolak, kacang hijau, dan es buah) sedangkan anggaran didapat dari para donatur dalam hal ini donaturnya adalah setiap karyawan karyawati Kantor Kementerian Agama Kota Pasuruan. Acara pembagian paket takjil gratis yang dihimbau Kakankemenag disambut antusias oleh semua pegawai. Ini terbukti setiap harinya paket yang diberikan semakin bertambah. Bertambahnya paket yang diberikan dari para donatur tradisi ini, bentuk sikap terpuji dalam berbagi. •Daniel
Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) MI Lamongan Lebih Dini LAMONGAN – Pekan Olahraga dan Seni antar Madrasah Ibtidaiyah (Porseni MI) ke-5 se-Kab. Lamongan dilaksanakan lebih dini. Dimulai tanggal 23 hingga 24 Juni yang lalu dan digelar di Kota Lamongan. Upacara pembukaan dilakukan Kakankemenag Kab. Lamongan di halaman MAN Lamongan yang dihadiri Kasi dan Gara lingkungan Kemenag, PPAI dan K3M MI se-Kab. Lamongan. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Lamongan mengatakan bahwa dalam mengarungi kehidupan, manusia melaksanakan perlombaan untuk menjadi yang terbaik. Demikian juga pada ajang Porseni ini, “Kita semua melaksanakan lomba untuk menjadi yang nomor satu dan terbaik,” ungkapnya yang disampaikan Kasubag TU, Drs. H. M. Rusdi, M.Ag. Semenara itu, Iskak, S.Pd. selaku ketua panitia dalam laporannya menyampaikan bahwa cabang olahraga yang dipertandingkan adalah bola voli, tenis meja, catur, bulutangkis, dan atletik. Sedang cabang seni baru akan dipertandingkan Oktober mendatang. Porseni ini dalam rangka mencari duta Kab. Lamongan pada ajang serupa
Peserta sedang bertanding di cabang olahraga lompat jauh, salah satu cabang atletik.
di tingkat Jatim pada tahun 2015 mendatang yang diadakan di Kab. Gresik. Seleksi ini juga merupakan evaluasi. •Nsr
Pengambilan Sumpah Pejabat Fungsional Kankemenag Kab. Nganjuk
Kakankemenag Kab. Nganjuk, Drs. H. Ngudiono, M.Ag. MM: Awali setiap aktivitas dengan ketulusan dan keikhlasan.
NGANJUK – Bertempat di aula lantai dua Kankemenag Kab. Nganjuk, dilaksanakan pelantikan pejabat fungsional di
50
MPA 335 / Agustus 2014
lingkungan Kemenag Kab. Nganjuk dipimpin langsung oleh Kakankemenag Kab. Nganjuk, (11/6) Drs. H. Ngudiono M.Ag. MM Kakankemenag Kab. Nganjuk dalam sambutanya memberi selamat kepada pejabat yang baru dilantik. Seraya mengingatkan bahwa jabatan adalah amanah yang harus bisa dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan secara professional bukan untuk dibangga-banggakan. Bangga boleh, tetapi kebanggaan yang berlebihan akan berdampak seseorang bisa terlena dan berkurangnya kualitas kinerja. Oleh sebab itu, pejabat terlantik agar memulai setiap aktivitas kerja dilandasi ketulusan dan keikhlasan. Adapun pejabat yang dilantik adalah Drs. Arifin tugas lama Kepala MI An Nur Girirejo Bagor jabatan baru Kepala MIN Tanjung Anom, Suhartina S.Pd Guru Matematika MAN Nganjuk jabatan baru Kepala MA Al Huda Gondang, Ali Musyafak S.Pd Guru IPS di lingkungan Kemenag Kab. Nganjuk jabatan baru Kepala MTS Al Huda Gondang, dan M.Choirul Anam S.Ag. M.Pd.I guru PAI jabatan baru Kepala MI Da’watul Choir Kertosono. •Nur
Peresmian Toko “S-H” KPRI Sinar Harapan Kemenag Kab. Situbondo
Kakankemenag Kab. Situbondo sangat mengapresiasi peresmian toko SH.
SITUBONDO - Rasa bangga dan bahagia meliputi seluruh Keluarga Besar Anggota KPRI Sinar Harapan Kankemenag Kab.
Situbondo. Karena telah diresmikan Toko “S-H” KPRI Sinar Harapan Kankemenag Kab. Situbondo, (14/7). Toko seluas 300 m² tersebut merupakan swalayan yang menyediakan aneka kebutuhan pokok berada di Raya Pantura Kota Situbondo. Ketua KPRI Sinar Harapan Kankemenag Kab. Situbondo, Drs. H.Adi Ariyanto, M.Pd.I. dalam laporannya menyebutkan bahwa pembangunan ini menghabiskan dana 400 juta rupiah yang diambilkan dari dana cadangan koperasi. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Situbondo, Drs. H. Moh. Bakri, M.Pd.I, memberikan apresiasi yang tak terhingga kepada pengurus dan semua pihak yang dengan keras mewujudkan impian anggota KPRI Sinar Harapan, yang telah diprogramkan dalam Raker Anggota tahun 2013. Seraya berharap agar seluruh anggota dapat berperan aktif dalam memajukan usaha dengan berbelanja di Toko “S-H” yang keuntungannya nanti akan kembali pada anggota. Di akhir acara, dilanjutkan dengan pelepasan balon dan pemotongan pita sekaligus peninjaun ke toko “S-H” diikuti para undangan. •Liz
Manasik Haji Masal 1 Calon Jama’ah Haji (CJH) Kab. Pasuruan PASURUAN - Bertempat di Centra Bordir Bangil, Seksi PHU melaksanakan kegiatan Manasik Masal 1. Hadir dalam acara ini Bupati Pasuruan, Kabag TU Kanwil Kemenag Jatim, Kakankemenag Kab. Pasuruan, Kepala KUA se-Kab. Pasuruan dan 988 CJH Kab. Pasuruan, (24/6). Bupati Pasuruan HM. Irsyad Yusuf, SE, MMA memberikan pengarahan kepada CJH dan mengapresiasi positif atas terlaksananya kegiatan ini atas kerjasama lintas sektoral. Kakankemenag Kab. Pasuruan Drs. H. Barnoto, M.Pd.I berharap agar para calon jama’ah haji Kab. Pasuruan memahami ilmu manasik haji dengan baik agar dapat menjalankan ibadah sesuai dengan aturan syari’at sehingga dapat memperoleh haji mabrur. Di samping itu, calon jama’ah haji juga diharapkan memahami dan dapat mengikuti kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji, baik yang ada di tanah air maupun di tanah suci. Sementara itu Kabag TU Kanwil Kemenag Jatim, Drs. H. Mustain, M.Ag menyampaikan tentang Kebijakan Pemerintah tentang Manasik. Yang antara lain menyebutkan bahwa hak jama’ah
Kabag TU Kanwil Kemenag Jatim, Drs. H. Musta’in, M.Ag, saat memberikan pengarahannya.
adalah memperoleh pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang salah satunya adalah manasik haji. •Fin
Pelantikan Pejabat Struktural dan Fungsional Kemenag Kab. Probolinggo
Kakankemenag Kab. Probolinggo, tengah melantik pejabat fungsional Kankemenag Kab. Probolinggo.
PROBOLINGGO – Bertempat di aula Al-Ikhlas Kankemenag Kab. Probolinggo, dilaksanakan pelantikan dan pengambilan
sumpah pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Kankemenag Kab. Probolinggo, (25/6). Acara ini diawali pembacaan SK Menteri Agama RI. Nomor Kw.15.1/2/ Kp.07.6/2952/2014 oleh Analis Kepegawaian Kementerian Agama Kab. Probolinggo, Abd. Hadi, S.Sos. Adapun para pejabat yang dilantik pada kesempatan kali ini adalah H. Moh. Barzan, S.Ag. M.Pd.I sebagai Kasi PAIS, Drs. Badri, M.Pd.I sebagai Ka. KUA Kec. Kraksaan, A. Fauzan, S.Ag sebagai Ka. KUA Kec. Besuk, Mahalli, S.Pd.I, SH sebagai Ka. KUA Kec. Pakuniran, Suhartono, S.Pd.I sebagai Ka. KUA Kec. Kotaanyar, Drs. Achmad Nur Zaini sebagai Ka. KUA Kec. Pajarakan, Ulumuddin, S.Ag sebagai Ka. KUA Kec. Tegalsiwalan, Drs. Ach. Qodri sebagai Ka. KUA Kec. Sumber, dan Eko Heriono, S.Ag sebagai Ka. KUA Kec. Kuripan. Turut dilantik Ka. Satker MAN, MTsN, MI/MIS dan RA. Diakhir sambutannya, Kaakankemenag Kab. Probolinggo, H. Busthami, SH, MHI. memohon dukungan dari berbagai kalangan dalam menjalankan tugas dan kebijakan. •Yazid Zain
MPA 335 / Agustus 2014
51
TADARRUS DI BULAN RAMADHAN, SYIAR SEKALIGUS MELANCARKAN BACAAN MADIUN – Dalam rangka mensyiarkan dan melancarkan bacaan al-Qur’an karyawan/karyawati Kankemenag Kab. Madiun pada bulan Ramadhan 1435 H, secara bergiliran dilaksanakan membaca Al-Qur’an setiap hari efektif. Kegiatan “Tadarrus Al-Qur’an” ini dimulai pukul 08.00 hingga 09.00 WIB dengan secara tartil. Yang mengasyikkan dan membuat suasana semarak apabila salah satu pembaca ada yang kurang tepat dalam membaca, spontan para penyimak membenarkan bacaan tersebut. Untuk memperlancar serta memperbaiki bacaan al-Qur’an, panitia menyediakan ruangan khusus bagi karyawan/wati untuk belajar membaca lebih baik. Kegiatan tadarrus ini telah berlangsung sejak lama di setiap bulan Ramadhan, oleh karena itu Kankemenag Kab. Madiun Drs. Hafidz, M.Si terus melestarikannya sebagai budaya yang baik menjelang melakukan aktifitas kerja. Kakankemenag berpesan agar kegiatan ini selain sebagai sarana memperlancar bacaan Al Qur’an juga sebagai sarana mengkaji ilmu-ilmu yang ada dalam Al Qur’an. Membaca Al Qur’an dibulan Ramadhan ini bukan hanya menambah syiar Islam saja, akan tetapi juga sebagai ladang ibadah. •Arf
H. SLAMET RESMI DILANTIK MENJADI KAKANKEMENAG BONDOWOSO BANYUWANGI –Kasubbag TU Kanke menag Kab. Banyuwangi Drs. H. Slamet, MHI resmi dilantik menjadi Kakankemenag Kab. Bondowoso, awal Juli lalu, (1/7). Sejumlah pejabat Kankemenag Kab. Banyu wangi yang terdiri dari para Kasi, Penyelenggara, Kepala Madrasah, Kepala KUA, KTU serta pegawai Kemenag, mengan tarkan ke tempat yang baru, (2/7). Rombongan dipimpin langsung oleh Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Santoso. Rom bongan berangkat bersama-sama dengan menggunakan kendaraan pribadi. Bela sarn kendaraan beriringan berangkat dari halaman Kantor, menuju bondowoso lewat Situbondo. Sementara sampai di Kankemenag Bondowoso, sejumlah pejabat dan pegawai sudah menunggu kedatangan rombongan Kemenag Banyuwangi. Acara yang dikemas dalam acara Pisah Sambut tersebut dihelat di halaman Kankemenag Bondowoso. Diawali sambutan selamat datang oleh Kasubag TU kemudian mantan Kakemenag Bondowoso. Sementara itu, Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Santoso dalam sambutannya mengungkapkan kegembiraannya atas dilantiknya H. Slamet. “Saya senang karena putra terbaik Kemenag Banyuwangi menjadi Kakankemenag Bondo woso”, pungkasnya. •Yasin
RAPAT KOORDINASI DAN PEMBINAAN GURU DPK TUBAN – Dengan antusias dan penuh semangat guru-guru yang diperbantukan di Madrasah maupun Guru PAI di Sekolah Umum mengikuti Rakor dan Pembinaan oleh Kakankemenag Kab. Tuban, Drs. Abd. Wahib, M.Pd.I. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Mahkota Sugihwaras Tuban ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme, kinerja efektifitas dan efisien, pelaksanaan tugas guru dilingkungan Madrasah dan Guru PAI disekolah Umum. Pada kesempatan ini Kakankemenag Kab. Tuban menyampaikan bahwa mengingat tugas guru adalah sangat mulia maka laksanakanlah tugas itu dengan iklas, kerja keras dan cerdas. Apalagi sekarang ini guru telah mendapat perhatian besar dari pemerintah berupa tunjangan profesi. Seyogyanya guru melaksanakan tugas yang telah dipercayakan dengan disiplin sesuai aturan. Kakankemenag Kab. Tuban berpesan agar disampaikan kepada semua guru DPK, agar jangan sampai lupa untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan Kankemenag sehingga tidak lupa dengan induknya. Seraya bercanda Kakankemenag mengatakan apabila ada kegiatan kantor lantas DPK tidak mengikuti, maka itu adalah tanda-tanda akan meninggalkan iduknya. •Taar
MANASIK MASAL CALON JAMA’AH HAJI (CJH) KANKEMENAG NGANJUK NGANJUK – Bertempat di Gedung Wanita Kabupaten Nganjuk, Kankemenag Kab. Nganjuk melaksanakan Manasik Masal Calon Jama’ah Haji (CJH) Kabupaten Nganjuk Tahun 2014 M/1435 H, diikuti 586 peserta, (25/6) Drs. H. Arifin Musthofa Kasi PHU Kankemenag Kab. Nganjuk selaku ketua pelaksana melaporkan bahwa kegiatan ini merupakan sosialisasi manasik haji untuk bekal CJH melaksanakan ibadah sehingga mengetahui rangkaian ibadah haji. Kegiatan ini dihadiri oleh H. Nawawi Ketua IPHI Jawa Timur, Ketua KBIH se-Kab Nganjuk, Wabup Kab. Nganjuk, dengan nara sumber Drs. Sutarno P, SH. MH Kasi Haji Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Kepala Kemenag Kab. Nganjuk dan Dinkes Kab. Nganjuk. KH. Abdul Wakhid Badrus M.Pd.I Wabup Nganjuk dalam sambutannya mengi ngatkan bahwa haji adalah ibadah yang wajib dilakukan sekali dalam seumur hidup bagi yang telah mampu, setelah itu melaksanakan haji lagi adalah sunah. Mengingat masa tunggu sudah hampir 13 tahun, alangkah bijaksananya bagi yang sudah haji memberikan kesempatan yang belum haji. Jangan sampai keinginan seseorang melaksakan wajib terhalang oleh orang yang melaksanakan sunnah. •Nur
PESANTREN RAMADHAN DI LAPAS WANITA KLAS II-A MALANG MALANG – Datangnya bulan Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Lebih-lebih dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan agama kepada umat Islam yang berada di tempat khusus. Seperti yang dilakukan oleh Kankemenag Kab. Malang melalui para Penyuluh Agamanya melaksanakan kegiatan pesantren Ramadhan bagi warga binaan Lapas Wanita Klas II A Malang, (16/7). Kegiatan ini sebenarnya kegiatan rutin setiap hari Rabu sejak beberapa tahun silam. Namun, khusus di bulan Ramadhan pihak Lapas sengaja menggelar acara tersebut dengan durasi waktu yang lebih lama. Berbagai materi keagamaan meliputi baca tulis Al Qur’an, aqidah, akhlaq dan materi kontemporer diberikan dengan berbagai metode. Alhasil kegiatan menjadi semarak dan memperoleh respon yang positif. Terbukti jumlah muallaf di Lapas ini meningkat. Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas pembinaan spiritual di kalangan pegawai di lingkungan Kankemenag. Kabupaten Malang juga diselenggarakan pengajian rutin setiap hari Senin hingga Kamis di aula setempat dengan menghadirkan para kyai atau mubaligh yang ternama. •Arif
LAUNCHING BUKU KHAZANAH BACA TULIS ALQURAN SITUBONDO – Bertempat di aula Kankemenag Kab. Situbondo, Pokjawas PAI Kankemenag Kab. Situbondo bekerjasama dengan Penerbit Tiga Serangkai berhasil melaunching “Buku Khazanah Baca Tulis Al Quran (BTQ) Tingkat SD/MI”, (25/6). Buku yang disusun oleh 10 orang dari Pengawas PAI Kab. Situbondo ini diharapkan mampu menjawab keresahan para guru agama dan masyarakat, karena program BTQ yang telah digalakkan di Kab. Situbondo belum ada buku panduan yang sesuai dengan karakter dan kemampuan anak-anak SD/MI di Situbondo. Kakankemang Kab. Situbondo Drs. H. Bakri, M.Pd.I, dalam sambutan penga rahannya berharap kepada seluruh kepala sekolah untuk mendukung para guru Agama Islam dalam mensukseskan program Baca Tulis Al Quran melalui buku panduan Khazanah BTQ yang telah masuk dalam muatan lokal di tingkat SD/MI. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Situbondo yang kehadirannya diwakili oleh Kabid Dikdas Moh. Hasyim, M.Pd. juga memberikan support yang luar biasa. Menurutnya, tonggak pembangunan manusia dimulai dari Agama. Jiwanya harus dibangun terlebih dahulu, kemudian membangun badannya untuk kesejahteraan Indonesia. •Liz
52
MPA 335 / Agustus 2014
Apel dan Pawai Songsong Bulan Ramadhan 1435 H
Ribuan siswa dan santri menyemarakkan Apel dan Pawai songsong Ramadhan 1435 H.
KOTA BLITAR – Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, telah dilaksanakan acara Apel dan Pawai Songsong Ramadhan 1435
H Kota Blitar, (21/6). Kegiatan ini merupakan kerja bareng antara Kemenag dengan Dikda Kota Blitar yang melibatkan 7.000 peserta perwakilan pelajar serta pondok pesantren. Beberapa hari sebelum pelaksanaan, Kakankemenag Kota Blitar Drs. H. Imam Muchlis, M. Pd. selalu mengingatkan seluruh warga Kemenag bahwa kegiatan ini awalnya merupakan kreasi dari warga Kemenag. Untuk itu dipandang sangat perlu bagi seluruh warga Kemenag untuk melestarikan kegiatan yang nyata mendapatkan apresiasi tinggi dari warga Kota Blitar ini. Dan diharapkan, dengan acara ini bisa mereduksi kemaksiatan atau penyakit masyarakat. Bertindak selaku pembina apel pagi itu adalah H. Purnawan Buchori, Wawali Blitar yang mengajak mensyukuri datangnya bulan Ramahan yang penuh rahmat, berkah dan ampunan ini. Dan sebagai bentuknya, ia mengajak untuk menyatukan tekad mewujudkan Kota Blitar yang bebas dari miras dan narkoba. “Tahun ini kita canangkan Kota Blitar yang terus bebas dari miras dan narkoba”, tegasnya berapi-api. •Moza
Bazar DWP Kankemenag Kab. Mojokerto, Ramaikan Ramadhan MOJOKERTO - Ragam kegiatan dilakukan orang di bulan Ramadhan, di antaranya saat mendekati akhir Ramadhan hampir semua mempersiapkan kebutuhan menyambut hari raya Idul Fitri. Menyikapi hal tersebut, seperti tahun sebelumnya, DWP Kankemenag. Kab. Mojokerto menyelenggarakan bazar Ramadhan yang dilaksanakan, (15/7). Acara yang bertempat di gedung serba guna Kankemenag. Kab. Mojokerto diselenggarakan oleh DWP dan diikuti oleh semua perwakilan KUA se-Kab. Mojokerto dan Satker Madrasah Negeri di lingkungan Kankemenag. Kab. Mojokerto. Event bazar Ramadhan ini dibuka secara resmi oleh Drs. H. Ahmad Rodli, M.Ag. Kakankemenag. Kab. Mojokerto. Seusai itu, beliau berkeliling mengunjungi meja-meja stan peserta bazar didampingi oleh Ibu Hj. Siti Aisyah Rodli selaku Ketua DWP Kakankemenag Kab. Mojokerto. Mengikuti di belakangnya, seluruh Kasi berserta istri yang antusias mengunjungi stand-stand bazar Ramadhan Kankemenag. Kab. Mojokerto. Bazar Ramadhan di tahun 2014 ini memasuki pelaksanaan yang
Kakankemenag beserta isteri sedang mengunjungi salah satu stan bazar Ramadhan.
ke empat. Karena efektif dan banyak manfaatnya, kegiatan ini pun rutin dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan Ramadhan. •Ans
Setiap Pejabat Harus Berpikir dan Bertindak serta Bersyukur
Sebanyak 3 pejabat fungsional dan struktural Kemenag Kota Probolinggo, dilantik.
KOTA PROBOLINGGO – Bertempat di aula Kankemenag Kota Probolinggo, sebanyak 3 pejabat fungsional dan struktural di
lingkungan Kemenag Kota Probolinggo mendapatkan promosi dan mutasi jabatan, (5/6). Pada kesempatan tersebut, H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I, Kakankemenag Kota Probolinggo saat menyampaikan sambutan dan arahannya seusai melantik berharap agar para pejabat yang baru dilantik segera menyesuaikan dengan tempat barunya terutama tupoksinya. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa promosi atau mutasi bukan merupakan hal yang luar biasa. Jabatan merupakan amanah dan kebutuhan organisasi. Maka setiap pejabat harus berpikir dalam bertindak serta mensyukuri jabatan yang telah diembannya, karena jabatan natinya akan dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, setiap pejabat yang dilantik agar bisa meningkatkan kompetensi diri dan bisa menjalankan jabatan dengan sebaik baiknya. Tiga pejabat yang dilantik adalah Mulyono, S.Pd.I dilantik sebagai Kepala KUA Kecamata Kademangan, Mahfudz, S.Pd.I dilantik sebagai Kepala KUA Kecamata Wonoasih, Syaiful Anwar, S.Ag dilantik sebagai Kepala MAN 2 Kota Probolinggo. •Roz
MPA 335 / Agustus 2014
53
PISAH KENAL KAKANKEMENAG KAB. MAGETAN MAGETAN – Bertempat di aula utama Kankemenag Kab. Magetan diselenggarakan acara pisah kenal Kakankemenag Kab. Magetan, (31/5). Dari pejabat lama yakni Mas’ud S.Ag,M,Pd.I ke pejabat yang baru yaitu Moch Amin Mahfud, M.Pd.I. Acara ini dihadiri 300 orang yang terdiri dari pejabat struktural dan fungsional, guru Madrasah, pegawai Kemenag, Bupati Magetan, beberapa unsur muspida, Ketua MUI, dan juga tokoh agama. Dalam sambutan perkenalannya, Amin Mahfud antara lain mengatakan bahwa di Kabupaten Magetan merupakan tugas baru yang berat dan penuh tantangan. Untuk itu dirinya mohon dukungan berbagai pihak khususnya dari Bupati dalam rangka mengembangkan pendidikan di Magetan. Tak lupa juga dukungan keluarga besar Kankemenag Kab. Magetan. Sementara ini, Mas’ud, S.Ag, M.Pd.I dalam sambutannya berterima kasih kepada seluruh lembaga dan elemen masyarakat di Kabupaten Magetan yang telah memberikan dukungan dan kerjasamanya yang sangat baik. Juga memohon maaf kepada Bupati Magetan, karyawan/wati kemenag, MUI, para tokoh agama dan semua pihak. Meski demikian, beliau berharap masih bisa berbuat yang terbaik untuk Magetan. •Kurdi
GELAR PENGAJIAN MUTIARA RAMADHAN DALAM RANGKA PEMBINAAN ROHANI JOMBANG – Dipimpin langsung oleh Kakankemenag Kab. Jombang, Drs. H. Barozi, M.Pd.I., digelar pengajian dalam rangka pembinaan siraman rohani bagi karyawan Kankemenag Kab. Jombang, (5/7). Kali ini, pengajian yang dihadiri kepala MAN/MTsN/MIN dan Kepala KUA Se Kab. Jombang dan digelar di masjid al-Ikhlas Kemenag Kab. Jombang ini membahas tentang bab “nikah”. Bertindak sebagai narasumber dari pengajian tersebut adalah, Drs. KH. Wasir Ali. Lc, Pembina Yayasan Mambaul Ma’arif Denayar Kab. Jombang, Jawa Timur. Dalam tausyiahnya Drs. KH. Wasir Ali. Lc menyampaikan bahwa perkawinan merupakan peristiwa penting dalam kehi dupan manusia. Perkawinan ini me nimbulkan akibat hukum baik terhadap hubungan antara pihak yang melangsungkan perkawinan itu sendiri, maupun dengan pihak lain yang mempunyai kepentingan tertentu. Apabila dari perkawinan tersebut dilahirkan anak, maka timbul hubungan hukum antara anak dengan orang tuanya dan seterusnya. Oleh karena itu, Drs. KH. Wasir Ali berharap agar semua karyawan Kankemenag Kab. Jombang lebih mengerti dan memahami tentang pengetahuan mengenai hukum nikah ini. •Tts
WORKSHOP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DINIYAH DAN TPQ NGANJUK – Bertempat di hotel Lotus Garden Kediri, PD. Pontren Kemenag Kab Nganjuk melaksanakan kegiatan workshop peningkatan mutu pendidikan diniyah dan TPQ diikuti 40 peserta, (17-19/6) Amnan Khoir S.ThI selaku ketua pelaksana menuturkan bahwa latar bela kang kegiatan ini adalah seiring mening katnya jumlah TPQ dan Madin, sudah saatnya TPQ dan Madin berbenah diri yang dimulai dari peningkatan manajemen mutu pendidikanya. Sehingga peningkatan ini tidak hanya secara kuantitas tetapi juga kualitas. Drs. H. Ngudiono M.Ag. MM Kakankemenag Kab Nganjuk dalam sambutanya menyampaikan bahwa kebera daan TPQ dan madin sebagai lembaga non formal sangat dibutuhkan masyarakat dalam ikut mencerdaskan kehidupan spiritual bangsa. Namun seiring waktu, banyak tantangan dihadapi. Workshop 3 hari ini diharapkan mampu menjadi referensi baru bagi pengelola TPQ/Madin. Sebagai nara sumber Dr. H.Ali Anwar M.Ag (Dosen STAIN Kediri), Dr. H. Kharisudin Aqib M,Ag (Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya), Zainal Arifin M.Pdi (Dosen STAI Miftahul ‘Ula Nglawak Kertosono Nganjuk), H. Farid Wajdi S.Ag.MM (Peny. Binsyar Kemenag Nganjuk). •Nur
PEMBINAAN HAJI MASSAL KAB. JEMBER JEMBER – Sebanyak kurang lebih 1600 CJH tahun 2014, mendatangi Stadion Olah Raga Jember untuk mengikuti kegiatan Manasik Haji yang diselenggarakan Kankemenag Kab. Jember. Manasik haji ini bertujuan untuk memberikan pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya dengan melalui sistem manajemen penye lenggaraan haji yang baik dan benar. Sehingga CJH dalam melaksanakan ibadah haji nanti dapat berjalan dengan tertib, lancar, aman dan nyaman sesuai dengan aturan yang ada. Kakankemenag Kab. Jember, Drs. H. Rosyadi BR, M.Pd dalam sambutannya berharap agar CJH tahun 2014 bisa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Utamanya kesehatan dan persiapan mentalnya. Kegiatan manasik haji juga harus diikuti dan dipahami, sehingga CJH mengetahui segala bentuk pelaksanaan ibadah haji setibanya di tanah suci. Sementara itu, pemateri dari Asrama Haji Surabaya, Irfan Nur Rusuli menjelaskan panjang lebar lika-liku haji, sehingga CJH tidak bingung nantinya. Sementara pemateri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, dr Nur Baiti menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan kesehatan sebelum dan setibanyan di tanah suci nantinya. •Ratna
MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) KAB. KEDIRI KEDIRI – Setelah diawali dengan pelak sanaan MTQ secara serentak pada tanggal 12 hingga 19 Mei 2014 di 26 Kecamatan, akhirnya tanggal 25 Juni 2014 digelar MTQ tingkat Kabupaten di Masjid Agung An Nur Pare. Kegiatan yang dirangkai dengan pawai ta’aruf dan bazar ini terlaksana dalam 5 cabang, yakni cabang tilawah, tahfidz, tafsir, syarhil dan khat al Qur’an, dengan total peserta 450 orang. Sebelum kegiatan dilaksanakan, jam 6 dini hari sudah dilaksanakan upacara pembukaan yang dipimpin oleh Bupati. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah membumikan al-Qur’an di Kabupaten Kediri khususnya. MTQ ditutup oleh Wakil Bupati Kediri seraya berpesan bahwa kejuaraan bukanlah tujuan utama, yang utama adalah menerapkan perilaku al-Qur’an dalam kehidupan. Maka bagi yang belum meraih kejuaraan jangan berkecil hati, sedangkan bagi yang telah juara, jangan puas sampai di sini, bersemangatlah untuk senantiasa meraih prestasi. Adapun secara berurutan yang menjadi juara adalah Kecamatan Badas, Kec. Purwoasri dan Kec. Kandangan mendapatkan piagam, trophy dan hadiah kejuaraan. •Alfy
PENGUKUHAN PENGURUS MGMP DAN PEMBINAAN GURU PAI KAB. NGAWI NGAWI – Bertempat di BP. Al Falah Kankemenag Kabuapten Ngawi, berlang sung acara pengukuhan bagi guru yang aktif dalam kepengurusan MGMP PAI periode 2014 – 2017, dipimpin langsung oleh Kakankemenag Kabupaten Ngawi, Drs. H. Syahidan, MH, (24/6) Drs. H. Syahidan, MH menerangkan bahwa MGMP PAI merupakan wadah komunikasi pembinaan dan peningkatan profesi dan karier guru PAI dengan tujuan memperluas wawasan, pengetahuan dan ketrampilan guru PAI. Wadah ini juga memberi kesempatan anggotanya menga dakan sharing pengalaman guna mening katkan kualitas dan kompetensinya, se hingga bisa lebih kreatif dan inovatif. Di tempat terpisah, di aula Rumah Makan ROS-IN Ngawi, diselenggarakan kegiatan sosialisasi data dan koordinasi peningkatan mutu sistem informasi PAI dan pembinaan bagi 110 guru PAI se-Kab. Ngawi yang bertugas di sekolah umum, (24-25/6) Panitia penyelenggara menerangkan bahwa kegiatan ini bertujuan antara lain memberikan pemahaman bagi guru PAI tentang konsep kompetensi pedagogik dalam proses belajar mengajar, model-model pembelajaran kurikulum 2013, serta memberikan wawasan dan praktik melalui simulasi. •Guh
54
MPA 335 / Agustus 2014
ACARA SERTIJAB MEMBUKA PELUANG PINTU MAAF BONDOWOSO - Di depan halaman Kankemenag Kab. Bondowoso, dilaksanakan serah terima jabatan dari Kakankemenag Bondowoso yang lama – Drs. H. Moh. Jum Affandi, M.PdI, kepada yang baru, Drs. H. Slamet, MHI yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubag TU Kemenag Kab. Banyu wangi, (3/7). “Kita menyambut gembira dan mengucapkan marhaban bi hudurikum Drs. H. Slamet, MHI di Bondowoso dan menjadi Kakankemenag baru menggantikan Drs. H. Moh. Jum Affandi, M.PdI,” ungkap Dr. H. Munawir, M.PdI, Kasubbag TU Kankemenag Kab. Bondowoso dalam sambutannya. Dan mewakili pegawai – lanjutnya – seluruh pegawai Kankemenag Kab. Bondowoso mohon maaf lahir bathin kepada Drs. H. Moh. Jum Affandi, M.PdI atas perilaku atau ucapan yang dianggap tidak baik, baik disengaja ataupun tidak disengaja. Drs. H. Moh. Jum Affandi, M.PdI dalam sambutannya menerima maaf sekaligus meminta maaf kepada segenap pegawai Kankemenag Kab. Bondowoso. Menurutnya, dalam kepemimpinannya, mungkin pernah memarahi pegawai, baik sengaja maupun tidak sengaja. Tak lupa ucapan terima kasih juga diucapkan kepada seluruh pegawai yang telah bekerja sama selama kepemimpinannya. •His
KAJIAN RUTIN KITAB KUNING SELAMA RAMADHAN TULUNGAGUNG – Kemenag Kab. Tu lungagung yang dikoordinatori oleh Bimais mengadakan kegiatan kajian kitab kuning selama bulan suci Ramadhan. Kajian ini dilaksanakan setiap hari Kamis jam 10.30 WIB. hingga tiba shalat Dluhur bertempat di masjid Nurul Hikmah Kankemenag Kab. Tulungagung. Pesertanya adalah seluruh pegawai Kankemenag Kab. Tulungagung, para Kepala MAN/MAs, MTsN/MTsS, MIN/ MIS, PPAI, Kepala KUA, dan Penyuluh Agama Islam di lingkungan Kemenag Kab. Tulungagung dengan jumlah 100 orang. Sebagai narasumber adalah KH. Muhson Hamdani, M.Pd., pengasuh Ponpes Hida yatul Mubtadiin Ngunut Tulungagung. Pada hari Kamis pertama, diawali dengan acara pembukaan oleh Kasi Bimas Islam Kemenag Kab. Tulungagung, Drs. H. Abdul Choliq. Beliau menyampaikan bahwa kajian ini merupakan program rutin yang dilaksanakan setiap bulan puasa dengan tujuan untuk memperkuat keimanan dan keilmuan para pegawai. Disamping me mang di bulan suci ini umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak ilmu, khususnya ilmu agama. Adapun kitab kuning yang dikaji adalah kitab Tasawuf karya Imam al-Ghazali yang bernama “Mukhtashor Ihya ‘Ulumuddin”. •Nh
RAMADLAN MUBARAK PAMEKASAN – Setiap muslim tentu mendam bakan meraih kemuliaan yang diberikan oleh Allah di bulan Ramadhan ini. Bulan ini merupakan bulan yang penuh dengan rahmat, barakah, maghfirah, dan sejumlah kemuliaan lainnya. Untuk meraih hal itu, Kankemenag Kab. Pamekasan melalui Seksi Bimas Islam memfasilitasi segenap pejabat dan karyawannya dengan sarana penunjang dalam meraih semua kemuliaan itu. Di antara sarana yang disediakan adalah membiasakan shalat Dhuhur berjamaah di aula Arafah, dengan memfungsikan para penyuluh fungsional sebagai penceramah. Sesekali mengundang muballigh yang sudah ternama. Sedangkan para kepala KUA sebagai imam shalat dan para penghulu sebagai muadzin. Di samping itu, sebelum mulai bekerja ditradisikan membaca surat Yaasin secara bersama yang dilanjutkan dengan tadarrus di ruang masing-masing. Semua kegiatan semakin menambah semarak dan kekhidmatan Ramadhan. Diharapkan dengan kegiatan ini seluruh jajaran di Kankemenag Kab. Pamekasan bisa memperoleh banyak kemuliaan yang disediakan oleh Allah. Lebih dari itu, kegiatan ini diharapkan tidak hanya langsung di Bulan Ramadhan saja, ber melainkan setelahnya juga. •Sri Mukti
BIMBINGAN MANASIK HAJI MASAL KAB. SAMPANG SAMPANG – Seksi PHU Kankemenag Kab. Sampang mengadakan bimbingan manasik haji masal yang bertempat di aula Kankemenag Kab. Sampang, (24/6). Kegiatan ini dihadiri 309 calon jama’ah haji. Kakankemenag Kab. Sampang Drs. H. Mudjalli, MHI dalam sambutannya seka ligus membuka acara mengungkapkan bahwa tujuan acara ini adalah agar CJH mandiri tidak tergantung pada petugas juga memahami kewajiban-kewajibannya sebagai jamaah haji. “Harapan kami dengan adanya kegiatan ini peserta dapat menyerap semua informasi yang disampaikan oleh pemateri,” ungkapnya. Ketua Panitia yang sekaligus Kasi PHU Kemenag Sampang Drs. H. Holil, M.MPd. menginformasikan bahwa bimbingan manasik untuk tingkat Kabupaten Sampang diadakan 3 kali, sedang pada tingkat kecamatan sebanyak 7 kali. Nara sumber yang hadir berasal dari Kasi PHU Kanwil Kemenag Prov. Jatim Drs. H. Abd. Haris, M.Pd.I, Kakankemenag Sampang Drs. H. Mudjalli, M.HI, dan Kabid P2PL Dinkes Kab. Sampang Dra. Hj. Hanian Maria Farouq. CJH sangat antusias mengikuti acara ini mengingat informasi tentang penyelenggaraan haji dan masalah kesehatan sangat diperlukan oleh calon jamaah haji. •Lely
KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN MANASIK HAJI GRESIK – Suasana menjelang Rama dhan dimanfaatkan Kankemenag Kab. Gresik untuk menyelenggarakan pembinaan manasik haji massal yang bertempat di Masjid Nurul Jannah Gresik, (23-25/6). Kegiatan ini diikuti CJH sebanyak 1480 orang. Dalam arahannya, Kakankemenag Kab. Gresik Dr. H. Haris Hasanudin, M.Ag menegaskan bahwa pelayanan kepada CJH terus ditingkatkan. Di antaranya pendaftaran sepanjang tahun dengan menggunakan SISKOHAT. Juga pemberdayaan peran KUA untuk mengadakan manasik haji di tingkat keca matan sebanyak 7 kali pertemuan. Hal tersebut dimaksudkan agar para CJH lebih memahami manasik haji. Dan dengan dibekali pembinaan manasik haji di tingkat kecamatan dan kabupaten, CJH diharapkan faham manasik haji dan memiliki penge tahuan yang luas tentang ibadah haji. Sehingga jamaah haji bisa melaksanakan ibadah umroh dan haji secara mandiri tanpa harus tergantung orang lain. Dan yang terakhir, Kakanmenag Gresik berpesan agar CJH memperbanyak membaca dan menghayati tahlil, subha nallah, alhamdulillah dan istighfar. Tak lupa, CJH juga diharapkan menyiapkan mental dan fisik dengan menjaga kesehatan. •Fudlla
RUKYATUL HILAL DAN BAZ PEDULI PAMEKASAN – Salah satu tugas yang harus diemban dan diimplementasikan oleh para pengurus BHR adalah memberikan saran, pertimbangan dan masukan baik kepada Pemerintah Daerah maupun institusi masyarakat yang berkaitan dengan hisab dan rukyat. Dan sebagai bukti nyatanya, bertempat di Pantai Ambat Tlanakan BHR mengadakan rukyatul hilal, (27/6). Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan keyakinan apakah hilal sudah bisa dipastikan terlihat atau belum. Jika jika hilal tidak tampak, maka Bulan Sya’ban harus disempurnakan menjadi 30 hari. Ternyata hasil rukyatul hilal tim BHR kali ini tidak menemukan bulan sabit atau hilal yang menandai masuknya tanggal satu Bulan Ramadhan. Sementara itu, Badan Amil Zakat (BAZ) yang dimotori oleh Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kankemenag Kab. Pamekasan bekerjasama dengan BAZ daerah semakin memaksimalkan fungsi dan perannya sebagai badan yang ber kom peten dan terpercaya mengelola zakat. Peran dan fungsi tersebut lebih dioptimalkan pada bulan suci Ramadhan, mengingat pada bulan inilah kebutuhan dari para mustahiq, terutama fakir-miskin, melonjak drastis. Apalagi menjelang Hari Raya Idul Fitri. •Sri Mukti
MPA 335 / Agustus 2014
55
Juara Umum MTQ 2014 Tingkat Kabupaten Gresik, Disabet Kec. Bungah
Kontingah Kec. Bungah mendapatkan piala sebagai juara umum MTQ 2014 Kab. Gresik
GRESIK – Bedug ditabuh oleh Bupati Gresik Dr.Ir.H. Sambari Halim Radianto, ST. Msi sebagai tanda resmi dibukanya Musabaqah
Tilawatil Qur’an (MTQ) ke XXVI bertempat di alon-alon Kecamatan Sidayu Gresik, (19-22/6). Suasana semarak defile para kafilah yang diikuti 521 orang peserta yang mengikuti 8 (delapan) cabang lomba. Semakin semarak, MTQ kali ini juga dimeriahkan oleh pawai Ta’aruf dan Pameran Pembangunan. Dalam sambutannya, Bupati Gresik mengatakan bahwa Kota Gresik yang dikenal dengan sebutan kota santri dan kota wali, bibit-bibit baru MTQ harus terus dimunculkan. Jika di tahun 2013 Gresik menjadi juara ketiga tingkat provinsi, maka kedepan Gresik harus menjadi juara satu. Namun, Al Qur’an jangan hanya dilombakan saja tapi haruslah dipahami makna dan isinya agar kita tahu kandungan Al Qur’an dan kita jadikan pedoman dalam hidup. Pada ajang empat hari ini, juara umum disabet oleh Kecamatan Bungah, menyusul kemudian Kecamatan Ujung Pangkah, Kecamatan Sidayu, Kecamatan Dukun dan Kecamatan Manyar. Rencananya, MTQ ke XXVII Kab. Gresik tahun 2016 mendatang, bertempat di Kecamatan Manyar. •Fudlla
Workshop Bimbingan Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) 2014 Kankemenag Lumajang LUMAJANG – Bertempat di hotel Bromo View Probolinggo, Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kankemenag Kab. Lumajang melaksanakan kegiatan Workshop Bimbingan Perjalanan Ibadah Haji tahun 2014, (7-8/7). Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari Kepala KUA, penyuluh agama, utusan dari pengurus KBIH Kab Lumajang, dan pengurus IPHI Kab. Lumajang Kakankemenag Kab. Lumajang, Nuril Huda, SH. S.Pd.I, MH, dalam sambutan pembukaannya menyampaikan bahwa worshop ini sangat diperlukan para pembimbing dan penyelenggara haji. Sehingga pembinaan dan bimbingan kepada para CJH bisa berjalan lancar dan benar sesuai dengan juknis yang ada. Pada akhirnya, para CJH nantinya bisa melaksanakan ibadah hajinya dengan sempurna. Sementara itu, Kasi PHU Kankemenag Lumajang HM, Mudhofar, Msi menyampaikan bahwa workshop ini bertujuan mensosialisasikan kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan haji baik haji reguler atau haji khusus juga untuk memberikan saran dan solusi serta
Kakankemenag berharap agar CJH dapat melaksanakan ibadah haji dengan sempurna.
penyempurnaan pelaksanaan bimbingan dan perjalanan haji, baik yang dilaksanakan pemerintah maupun KBIH. •Ziza
Manasik Masal Calon Jamaah Haji Kab. Ngawi Tahun 2014
Para calon jama’ah haji dengan seksama menyimak penjelasan tentang manasik haji.
NGAWI – Bertempat di aula BP. Al Falah Kankemenag Kab. Ngawi, diselenggarakan pembinaan manasik haji massal,
56
MPA 335 / Agustus 2014
(25/6). Hadir dalam acara tersebut para pejabat Kankemenag Kab. Ngawi, KBIH, para petugas haji Kab. Ngawi dan Kabid PHU Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Dalam laporannya, Kasi PHU Kankemenag Kab. Ngawi selaku panitia penyelenggara, Drs. H. M. Mas’ud, MM, menyampaikan bahwa rencana pemberangkatan Calon Jama’ah Haji (CJH) tahun 2014 diikuti oleh 327 orang. Namun hingga saat ini ada 322 CJH yang siap berangkat karena 4 CJH telah meninggal dunia. Senyampang pada pembukaan acara tersebut, Kakankemenag Kab. Ngawi, Drs. H. Syahidan, MH berharap agar para CJH selalu berkomunikasi dan berkonsultasi dengan TPHI, TPIHI maupun TKHI. Para CJH juga diharapkan nantinya dapat mempraktekkan manasik haji yang telah diperolehnya. Dan yang terpenting adalah ikhlas dan tidak menganggap dirinya lebih tahu dan mampu berhaji. Kegiatan ini menghadirkan nara sumber yaitu Drs. H. Syahidan, MH dan Drs. H. M. Syukur, M.Si, Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag Prop. Jatim, dengan materi Kebijakan Penyelengaan Ibadah Haji tahun 2014. •Guh
TA’ARUF KANKEMENAG BARU SEKALIGUS BUKA BERSAMA LUMAJANG – Bertempat di aula Kankemenag Kab Lumajang, ta’aruf kepala baru dan buka puasa digelar dengan menghadirkan Wabup Lumajang, Muspida, kepala Dinas, pimpinan Bank, pengurus KBIH, Kepala KUA, Kepala Satker, PPAI dan karyawan Kemenag, (4/6). Kasubbag TU Harnyoto selaku penye lenggara acara menjelaskan bahwa ta’aruf ini baru bisa digelar sekalian untuk buka bersama. Dan alhamdulillah Wabup Luma jang bisa hadir begitu juga undangan lainnya. Sementara itu, Kakankemenag Kab. Lumajang Nuril Huda yang asli orang Mojokerto menceritakan bahwa seusai dilantik, dirinya langsung hunting informasi Lumajang. Menurutnya, yang membuatnya tertarik adalah semboyannya yaitu Amreta Brata Wira Bhakti yang artinya kebajikan itu sejatinya perbuatan ksatria dan pengabdian paripurna. Dirinya berharap agar ikatan sejarah Lumajang dengan Mojokerto, menjadikannya bisa bekerja dan menghasilkan karya terbaik di Lumajang Wakil Bupati As’at sebelum memberikan tausyiah sekedar mengingatkan kepada Kakankemenag yang baru, bahwa Kemenag selalu bersamanya. Karena alun-alun selalu jadi tempat upacara termasuk peringatan HAB Kemenag. •Ziza BIMBINGAN MANASIK HAJI CJH KOTA PROBOLINGGO KOTA PROBOLINGGO – Calon Jama’ah Haji (CJH), jangan sampai salah niat ketika akan berangkat ke tanah suci. Karena banyak orang yang berhaji niatnya bukan semata-mata karena Allah. Ada yang berhaji untuk meningkatkan derajat sosial di masyarakat, berziarah, mencari uang atau rekreasi saja. Pesan tersebut dikatakan oleh Kakan kemenag Kota Probolinggo H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I pada saat membuka kegiatan bimbingan manasik haji bagi CJH Kota Probolinggo tahun 2014. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Seksi PHU Kankemenag Kota Probolinggo ini bertempat di aula Kankamenag Kota Probolinggo selama dua hari, (23-24/6). Kakankemenag menambahkan bahwa pembinaan manasik haji merupakan kewajiban pemerintah kepada para Calon Jamaah Haji. Di antara kewajiban negara itu adalah berkewajiban melakukan pembi naan, memberikan pelayanan, mela ku kan perlindungan kepada jamaah haji. Sedangkan hak jamaah adalah memperoleh pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang meliputim anasik haji, akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, perlin dungan sebagai warga negara, penggunaan paspor haji, kenyamanan transportsi dan pemondokan. •Roz
TADARRUS BERSAMA DAN KAJIAN KHUSUS SAMBUT RAMADHAN 1435 H PROBOLINGGO – Bertempat di masjid Ar-Rahiem Kankemenag Kab. Probolinggo digelar tadarrus bersama dan kajian khusus Ramadhan 1435. Kegiatan tersebut diselenggarakan selama bulan Ramadhan, jam 07.30 hingga 08.30 WIB. Mengawali kegiatan, Kakankemenag Kab. Probolinggo, H. Busthami, SH. MHI menghimbau sangat kepada segenap Kasi, staff, dan karyawan di lingkungan Kankemenag Kab. Probolinggo agar mengisi Ramadhan dengan tadarrus ber sama dan kajian ilmiah serta kultum untuk meningkatkan keimanan sekaligus memperluas wawasan keagamaan. “Saya perintahkan kepada segenap Kasi, staff, dan karyawan di lingkungan kantor untuk meluangkan waktu mengikuti kegiatan Ramadhan. Mari kita tadarrus bersama, saling mengkoreksi tanpa memandang birokrasi,” tegasnya. Kegiatan tersebut diikuti oleh segenap Kasi, staff dan karyawan, Penyuluh Fungsional dan Kepala KUA. Masingmasing seksi mempunyai tugas untuk mengkoordinir kegiatan secara bergilir. Sedangkan acara kultum dan kajian ilmiah Ramadhan diisi para Kasi dan Kepala KUA dengan moderator dari para Penyuluh Fungsional dam dilaksanakan seusai shalat Dhuhur. •Yazid Zain
SEMARAK RAMADHAN 1435 H/2014 M KANKEMENAG KOTA SURABAYA SURABAYA - Untuk menyambut bulan Ramadhan, bertempat di aula Kankemenag Kota Surabaya, diselenggarakan serang kaian kegiata, (30/6). Di antaranya adalah tadararrus Al Qurán, siraman rohani setiap usai tadarrus, dan sholat dhuhur di Masjid Nasional Al Akbar, yang harus diikuti oleh semua pegawai. Kakankemenag Kota Surabaya, Drs. H. Saifullah Anshari, M.Ag mengajak untuk menyambut Ramadhan dengan penuh suka- cita, kegembiraan dan penuh bersahaja. Karena sabda Nabi mengatakan bahwa barang siapa yang bangga dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah SWT. mengharamkan jasadnya untuk masuk kedalam neraka. Dan barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan, dan dengan keikhlasan, maka Allah SWT. akan mengampuni dosa-dosa sebelumnya. Kepada semua pegawai – lanjutnya - yang tidak melaksanakan puasa karena udzur syar’i atau beragama lain, maka harus saling menghormati. Jangan sam pai mengganggu kekhusukan mereka yang berpuasa. Pandai-pandailah untuk menja ganya. Acara dilanjutkan pembukaan secara resmi Semarak Ramadhan 1435 H/ 2014 M. dengan ditandai membaca surat Al Fatihah dan Al Baqoroh. •Dori
TIM AUDIT KINERJA IRJEN SUMENEP - Untuk membenahi manage ment kinerja yang akuntabel, diperlukan tatanan kinerja yang konstruktif dan kollektif kolegial. Oleh karena itu, selama 10 hari Tim Audit Kinerja Irjen Kemenag RI berada di Kankemenag Kab. Sumenep, (16-25/6). Kakankemenag Kab. Sumenep, Drs. Ec. H. Moh. Shodiq, M.PdI dalam laporannya mengatakan bahwa Kemenag Kab. Sumenep siap diaudit. Karena bagaimanapun audit penting untuk dilakukan guna pembaharuan administrasi perkantoran yang sehat. Pertemuan kali ini diikuti oleh seluruh Kasi dan Kasubbag TU, para satker, para staf yang terkait dengan audit kinerja. Ketua Tim Audit Kinerja Irjen Kemenag RI yang diketuai H. Aminuddin menjelaskan bahwa kedatangan tim sebanyak 8 orang tidak lain adalah untuk melaksanakan tugas negara. Tim ini akan mengaudit kinerja seluruh komponen Kankemenag Kab. Sumenep. Selama 10 hari, anggota tim bekerja. Seusai audit selama 10 hari itu, proses penilaian akhir Kankemenag Kab. Sumenep mendapat skor nilai sebesar 73,66. Ini merupakan nilai yang dibilang cukup baik. Aminuddin berharap agar kinerja terus dibenahi menuju Kemenag yang hebat, bersih dari sarang korupsi. •Zarkasy
APEL BENDERA DAN BINKARSITAL JEMBER – Tanggal 17, menjadi agenda rutin bagi Kankemenag Kab. Jember untuk melaksanakan apel bendera. Bulan Juni ini pelaksana upacara semuanya dari unsur Pengawas Agama Islam (PAI), mulai dari pemimpin apel hingga yang bertugas membacakan do’a. (17/6). Seusai apel dilanjutkan dengan makan bersama, sejurus kemudian 170 peserta apel bendera memasuki aula Kankemenag Kab. Jember untuk mengikuti Binkarsital. Acara ini diawali dengan penyerahan tali asih kepada Aries Papudi, S.Ag (Penyelenggara Katolik) yang berpindah tugas ke Kabupaten Banyuwangi dan pemberian penghargaan kepada siswi peraih nilai UN tertinggi se-Kab. Jember tingkat Madrasah yang diserahkan langsung oleh Kakankemenag Jember, Drs. H. Rosyadi BR, M.Pd.I. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Jember berterima kasih kepada Aris Papudi sekaligus berharap di tempat tugas yang baru akan lebih baik, lancar, dan kerasan. Demikian juga bagi siswi – Amanda – yang berasal dari MTsN 2 Jember, selamat atas prestasi yang telah diraihnya. Acara dilanjutkan Binkarsital yang disampaikan oleh Kasi Pendma, Drs. H. Mahfud M.Pd, dilanjutkan dengan tanya jawab serta pengumuman. •Ratna
MPA 335 / Agustus 2014
57
Benarkah Wanita
I
Sudah Merdeka?
ndonesai sudah merdeka 69 tahun lamanya. Di antara penduduknya adalah kaum wanita. Dahulu wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal, mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan untuk menentukan jodoh/suami sendiri. Berkat perjuangan pahlawan-pahlawan wanita seperti, Kartini, Raden Dewi Sartika dan lain sebagainya. Wanita Indonesia sekarang sudah memperoleh kebebasan atau hak yang sama dengan kaum pria. Pandangan Presiden Soekarno tentang kedudukan Perempuan, Sila kemanusiaan yang adil dan beradap disimbolkan oleh rantai terdiri atas gelang persegi (lambang laki-laki ) yang bertautan dengan gelang bundar (lambang perempuan) pertautan dua jenis rantai mengisyaratkan laki - laki dan perempuan juga mengingatkan bahwa keberlangsungan bangsa tergantung pada keduanya. Sedangkan menurut Gud Dur (Presiden Abdur Rahman Wahid) Laki-laki dan perempuan memiliki posisi yang sama didepan Hukum dan Negara, tetapi memiliki peran sosial yang berbeda. Gelora “Emansipasi Wanita dan Gender“ sudah terbuka luas, akan tetapi sekarang banyak disalah artikan. Konon katanya di pengaruhi oleh orang-orang yang berpikiran liberal, para penyeru kebebasan bertambah lantang dan lancar dengan berusaha sekuat tenaga menodai kehormatan dan kedudukan wanita. Ada yang bilang, “ kalau wanita ingin merdeka berarti merdeka untuk segalanya bahkan merdeka untuk berbugil ria”. Subhanallah, padahal dibalik itu semua wanita adalah makhluk sangat indah, cantik mempesona dengan segala kelembutannya. Kaum Feminisme Pada dasarnya ingin menyeret wanita agar supaya mempunyai kedudukan setara dengan kaum lelaki, memperoleh kedudukan dan jabatan yang tinggi, memang peluang itu begitu besar mau jadi apa dan seperti apa kesempatan itu sangat terbuka luas, sudah banyak wanita Indonesia yang menduduki jabatan tinggi seperti presiden (Megawati), Menteri, Gubernur dan lain sebagainya. tapi awas!!! wanita jangan sampai kamu terlena dan tergoda begitu mudahnya dan begitu gampangnya menanggalkan statusmu sebagai muslimah yang wajib bertudung/jilbab dan memakai busana muslimah, Wanita dipermudah bisa bekerja di sektor-sektor lelaki, dengan berhias cantik dan memakai busana seksi, feminim dan menawan.
58
MPA 335 / Agustus 2014
Kasus para perempuan PSK di gang Dolly yang ditutup Wali kotaSurabaya bu TRI RISMAHARINI membukakan mata kita betapa rendahnya harkat dan martabat wanita yang hanya melihat dunia dari sisi materi yaitu “ Uang ”, mereka sudah tidak punya harga diri, tidak punya rasa malu dan kehormatan yang dia punya dijual hanya dinilai dengan segelintir uang, mereka hidup seperti binatang, siapa mau siapa suka, ayo ! kemerdekaan hidup mereka sudah dijual, mereka sudah diperbudak oleh nafsu dan menjadi hamba uang, bahkan mereka dibela oleh sekelompok orang dengan alasan kebutuhan perut. Sehari menjelang penutupan Dolly seorang pemuda asal Lakarsantri Surabaya Nanang Arrohman mengaku sebagai Tuhan, mengamuk melempari Wisma Putri Ayu II dan wisma Sumber Rejeki dengan batu. Penutupan Dolly setelah 40 tahun menjadi Lokalisasi Terbesar Se – Asia Tenggara. Merupakan satu langkah yang sangat berani dan sangat terpuji. Ibu kita Risma sangat ingin mengangkat harkat dan derajat kaum wanita untuk keluar dari dunia yang sangat tercela, perbuatan yang mereka lakukan adalah perbuatan zina yang sudah jelas dosanya. Sungguh sangat ngerii, maka sampai sekarang penyakit AID, HIV belum bisa disembuhkan. Dengan didukung Gubernur Jawa Timur, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri dan seluruh pejabat terkait mendeklarasikan penutupan Dolly dengan Peraturan daerah (Perda) nomor 7/1999 tentang larangan menggunakan bangunan untuk perbuatan Asusila. mereka dikembalikan kodratnya sebagai wanita yang hidup terhormat di masyarakat. Dalam Islam wanita memiliki hak sempurna yaitu kebebasan dalam bidang pendidikan, perkawinan, pekerjaan, politik dan kemasyarakatan. Wanita masih harus diperjuangkan disisi yang belum mendapatkan kemerdekaan seperti trafingking (perdagangan perempuan) karena trafingking di Indonesia menempati urutan ketiga dunia, kekerasan dalam rumah tangga yang akhir-akhir ini marak terjadi wanita dibakar oleh suaminya, dibunuh, dimutilasi dan diperkosa, bahkan anak-anak dibawah umur dicabuli. Sungguh sangat menyedihkan. Mari kita kembali kepada kemerdekaan yang sudah kita peroleh dan kita syukuri dengan turut membangun Indonesia, kembali kepada agama sebagai wanita Muslimah dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, sebagai ibu rumah tangga, sebagai istri, sebagai anggota masyarakat. •Fudlla
Kurnia Rizqi Aningrum
Berprestasi di Mapel yang Tak Ada Kursusannya
K
iranya pepatah “air tenang menghanyutkan” tepat sekali diibaratkan kepada Kurnia Rizky Aningrum. Jika bertemu dengannya sekilas, maka tak akan tampak jika siswi kelas 6 MI Darul Muta’allimin Sugihwaras Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk ini memiliki prestasi yang menggembirakan. Sifatnya yang pendiam dan sesekali tersipu malu saat diajak mengobrol, semakin jauh kesan dirinya yang sebenarnya selalu meraih rangking pertama di kelasnya sejak kelas 1. Tapi jika bertemu dengan soal-soal pelajaran, anak bungsu dari tiga bersaudara ini tak akan bisa diam. Seolah menemukan makanan favoritnya, semuanya dilahap. Bahkan soal-soal try out yang tingkatannya untuk MTs, bisa mengatasinya. Ini tak terlepas dari kesenangannya untuk
berlama-lama belajar di rumah daripada harus main-main dengan temannya. Padahal orang tuanya tak melarangnya untuk bermain, bahkan terkesan menganjurkan. Tak tega saat melihatnya berjibaku dengan buku-buku yang tersebar berserakan di sekelilingnya. Saking senangnya dengan belajar, nilai 9 bertebaran di raport putri pasangan Madkuri dan Farida ini. Hal tersebut membuat bingung para guru saat penggemar cerita rasul ini akan dipilih sebagai duta sekolah mengikuti ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Kabupaten Nganjuk. Namun, mengingat kakaknya juga pernah sukses di ajang yang sama pada tahun 2012 dan mata pelajaran PAI menjadi salah satu ikon madrasah, akhirnya Aning – begitu dirinya biasa disapa – dipilih mewakili sekolah di ajang itu pada mata pelajaran PAI. Sepertinya sudah bisa diterka sebelumnya, di KSM yang diadakan di tingkatan kabupaten, ia menjadi salah satu duta Kabupaten Nganjuk untuk mengikuti ajang KSM di tingkat Provinsi mengalahkan madrasah-madrasah favorit lainnya. Meski pada tingkatan kabupaten ini, gadis kelahiran Nganjuk 1 Desember 2002 ini menempati posisi kedua. Berbagai persiapan pun dilakukannya. Mulai dari membaca materi-materi yang akan diujikan, juga mendapatkan bimbingan dari guru pendamping dan kepala madrasah yang tak henti-hentinya memberikan support. Di sisi lain, sebelum belajar tak lupa juga dirinya memperbanyak berdo’a dengan rutinan istighotsah. Khusus untuk persiapan ini, istighotsah yang biasanya dibaca satu kali, dilipatgandakan. Akhirnya, usaha dan do’a itu pun tak sia-sia. Pada ajang tahunan KSM tingkat Provinsi yang diadakan pada tanggal 26 hingga 27 Juni 2014 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, penghobi menulis karangan ini ditetapkan sebagai juara pertama pada mata pelajaran PAI tingkat MI. Atas prestasi ini, siswi yang telah hafal juz ‘Amma ini berhak mendapatkan piala, piagam dan uang pembinaan. Capaian ini sekaligus membuat bangga almamater yang menaunginya. “Kami bangga dengan prestasi ini, karena mata pelajaran PAI ini tidak ada tempat kursusnya. Ini menunjukkan hasil murni penggemblengan yang ada di madrasah ini,” ungkap Dr. AB Musyafa’ Fathoni, M.Pd.I. kepala MI Darul Muta’allimin. •Hisyam
MPA 335 / Agustus 2014
59
Abdullah bin Mas’ud
Tulang Punggung Para Hafizul Qur’an
A
bdullah bin Mas’ud atau yang dikenal dengan nama Ibnu Mas'ud termasuk satu enam orang yang masuk Islam pertama kali. Saat penyiksaan terhadap kaum muslimin awal, dia mempertaruhkan nyawa dengan mengumandangkan Al-Qur’an secara terang-terangan dan menye barluaskannya di seluruh penjuru kota Mekah. Keberaniannya sangat beralasan, sebab dia termasuk salah satu sahabat yan besar di bawah asuhan Rasulullah. Pertama kali perjumpaan Abdullah bin Mas’ud dengan Nabi Muhamamd adalah ketika dia sedang menggembalakan kambing milik Uqbah bin Mu’adz. Saat itu, Rasulullah yang sedang bersama Abu Bakar hendak meminta air susu gembalaannya sebagai penghilang rasa dahaga. Namun, dengan alasan memegang amanah dari pemiliknya, Abdullah bin Mas’ud tidak pun mengijinkannya.
60
MPA 335 / Agustus 2014
Namun, Rasulullah tidak marah dengan penolakannya. Justru sang nabi bertanya tentang seekor kambing betina mandul yang masih belum dibuahi kambing jantan. Dengan rasa penasaran, Abdullah bin Mas’ud pun mengantarkan Rasullullah menuju kambing yang dimaksud. Lalu Nabi Muhammad menghampiri kambing betina yang ditunjukkannya. Sambil memanjatkan doa, Rasulullah pun memerah susu kambing tersebut. Tiba-tiba dari kambing yang mandul tersebut keluar air susu dengan derasnya. Bahkan, Abu Bakar yang menemani Rasulullah saat itu harus mengambil sebuah wadah untuk menampung perahan susu. Kemudian Rasulullah dan Abu Bakar meminum susu tersebut. Tak terkecuali Abdullah bin Mas’ud sendiri. Setelah semua menikmati susu perahan, Rasulullah pun memerintahkan kepada kambing agar berhenti mengeluarkan susunya. Dengan serta merta kantong susu kambing itu pun menjadi kempis. Melihat kejadian langka tersebut, perasaan masyghul pun menghampiri Ibnu Mas’ud. Meski tanpa disadarinya apa yang baru saja disaksikannya merupakan salah satu mukjizat. Pada saat Ibnu Mas’ud tercengang atas kejadian tersebut, belum juga disadarinya bahwa dia bersama kawan-kawan senasib dari golongan miskin yang lain kelak menjadi salah satu mu’jizat besar dari Rasulullah. Dan memang kenyataannya, Ibnu Mas’ud berasal dari keluarga miskin yang tak memiliki pengaruh apa-apa. Tapi sebagai ganti dari kemiskinannya itu, Allah menganugerahinya ilmu pengetahuan dan kemuliaan yang menghantarkannya menjadi salah seorang tokoh terkemuka dalam sejarah Islam. Hal ini sesuai titah Rasulullah saat Ibnu Mas’ud menghadap untuk meminta diajarkan sebuah ilmu. “Engkau akan menjadi seorang anak yang terpelajar!," ujar Rasulullah. Sungguh, apa yang dikatakan Rasulullah menjadi kenyataan. Dalam per kem bangnnya, Ibnu Mas’ud menjadi faqih atau ahli hukum. “Sungguh ilmunya tentang fiqih berlimpah-Iimpah,” ujar Umar bin Khattab suatu ketika. Tidak hanya itu, Ibnu Mas’ud juga dikenal sebagai tulang punggung para Huffadh al-Qur’an. Sebab pernah suatu ketika Rasulullah berwasiat kepada para sahabat agar berpegang teguh kepada ilmu yang diberikan oleh Ibnu Ummi ‘Abidin atau Ibnu Mas’ud. •Abu Raya
Jalan Ruhani
Oleh: Mey. S
Perdamaian. Kata yang indah dan banyak diidamkan dalam berkehidupan. Namun dalam kehidupan yang majemuk, tak jarang kita selalu berhadapan dengan sikap manusia. Bila demikian, yang paling diperlukan adalah terwujudnya sikap etis dalam pergaulan dengan sesama umat manusia dengan berbagai perbedaannya. Sikap etis inilah yang harus dibiasakan melalui pembelajaran dan pendidikan tanpa henti. Sebagai bangsa yang berkiprah di arena pendidikan, perlu mempersiapkan tampilnya generasi produk pendidikan yang memenuhi ciri-ciri: sebagai pemikir sistemik, berkompeten dalam menggabungkan antara isu, kejadian secara utuh dan terpadu. Membangun generasi sebagai agen perubahan yang berkemampuan mengembangkan pemahaman, dan memiliki kompetensi tinggi dalam menciptakan dan memenej perubahan bagi kehidupan bangsa. Sebagai pembaharu dan berani mengambil risiko, terbuka terhadap perspektif yang luas serta tanggap terhadap kemungkinan-kemungkinan yang esensial dalam menentukan tren berkehidupan dan berbangsa. Memiliki kemampuan membuat keputusan bersama. Dinamika suatu bangsa amat ditentukan oleh peradaban serta budaya masyarakatnya. Keragaman, multikultur yang terhimpun dalam bentuk persatuan harus selalu dijadikan landasan membangun budaya. Sementara, budaya itu sendiri bersifat dinamis, mencakup keseluruhan gaya hidup, agama, teknologi, kesusasteraan, dan hasil kesenian. Keragaman sebagai cermin kekayaan budaya suatu bangsa. Membangun budaya dalam bingkai persatuan yang majemuk dan multikultural harus selalu mengutamakan nilai dan praktik hidup bersama, dan spirit hidup bersama dalam lingkungan masyarakat majemuk, harus dituntun oleh pembelajaran yang terencana. Tak ayal, dalam menghadapi tantangan masa depan, sepatutnya harus lebih mempertegas jalan ruhani, dan ketangguhan moral kita dalam mendalami nilai-nilai ajaran Ilahi, melalui jalan pendidikan dan pembelajaran yang lebih detil dan sistematis. Senantiasa mengasah ketajaman pikir dan rasa yang dapat menghantarkan hidup lebih bermakna. Mempertahankan hidup dan kehidupan adalah hak paling utama bagi umat manusia. Manusia bergerak mewujudkan dan membangun suatu masyarakat, bangsa dan negara, sebab itu manusia selalu berketergantungan (interdependen) satu dengan yang lain. Manusia tak dapat menghindar dari hidup dalam kebersamaan, kebersatuan. Kebersamaan, tidak menciptakan ruang bagi terjadinya pengotakan sosial berdasar perbedaan agama, ras, dan lain-lainnya. Dalam kontek kehidupan bersama di dalam masyarakat majemuk, hubungan antar anggota masyarakat tidak boleh tertutup. Di tengah berlangsungnya kehidupan bermasyarakat, bahkan berbangsa, tak jarang akan muncul letupan penolakan-penolakan serta tak sepahamnya atas sebuah sistem pemerintahan yang dianggapnya tak berkeadilan. Menyikapi itu semua diperlukan kesadaran akan adanya keberagaman, yang salah satunya menyangkut pola pikir. Tabiat manusia tidak selalu disebabkan karena alam lingkungannya. Sikap tidak toleran juga bukan ditentukan oleh genetika seseorang. Akibat rasa curiga yang berlebihan, rasa takut, dan kebodohan, merupakan akar penyebab sikap tidak toleran. Pola tidak toleran tersebut bisa saja tertanam pada jiwa seseorang sejak usia dini. Sikap tidak toleran selalu menjadi tantangan bagi komunitas yang mencita-citakan kehidupan toleransi, damai dan harmonis. Terjadinya sikap tidak toleran, selayak dipahami secara perlahan dan cermat. Bagi masyarakat (komunitas) yang menghendaki terwujudnya sikap toleran penuh damai, hendaknya dapat mengambil hikmah atas setiap tantangan yang dihadapi. Boleh jadi, hikmah tersebut berupa sejauh mana kesungguhan seseorang dalam mencari jalan ruhani guna mencapai ketangguhan moral, yang semuanya terkait dengan pendalaman nilai-nilai ajaran Ilahi yang secara esensial jalan ruhani itu menjadi suatu metoda praktis untuk membimbing diri, mengendalikan cara pikir, rasa, dan bertindak. Dengan demikian, akan terwujud tata kesopanan (etika) pada setiap waktu dan tempat, dan secara bertahap dapat meningkatkan perenungan menuju penyadaran diri yang lebih baik. Tantangan akan selalu datang, sekalipun bentuknya akan berlainan. “..... Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi Karena aku tahu kau dan aku adalah sama Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya Badan badan yang berasal sama Baik atapun jahat, semua adalah milik kita Aku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakan Semoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya.” (Al Ghazali) Selamat menghadapi perubahan baru (?) bagimu negeri.
MPA 335 / Agustus 2014
61
Kota Kelahiran
Jika waktu mengizinkanku, Bibirku terucap,ini adalah aku Dan itu adalah mega lentera Tanah usang kelahiranku Kakiku,tak bertapak Air pun,tanpa bejana Barometer tak berhasil Aku butuh tempurung, Untuk membisu Aku butuh angka Berapa tahun lagi, Aku menepi Berapa tahun, Aku akan berlayar Aku butuh seribu tahun lagi Untuk Banyuwangi Handika Saputra MAN Pesanggaran Jl. H. Ichsan Kesilir PO.BOX.237 Siliragung-Banyuwangi Kode Pos: 68488
Khusnul Khotimah
Kaki ini lelah, Dengan semua pijakan lembah kenistaan. Mata ini rabun, Dengan sikap dan kelakuan hina. Nafasku juga sesak,dengan himpunan-himpunan kemaksiatan. Dan dada ini, Penuh gemuruh dengan buih-buih dosa. Aku rapuh dengan kekotoran jiwa Apakah aku mampu menuju surga? Tanpa taqwa,yang tak ku jaga Bersama dosa-dosa yang mengembara. Robbi,hambamu ini juga tak mampu Dengan siksa dan panasnya api neraka-Mu Robbi,mungkin inilah saatnya Ketika Adzan jumat berkumandang Kusucikan iman,kusucikan taqwa. Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar Terbata-bata tanpa penuntun maut. Israil.. Israil... Israil... Apakah engkau israil? Yang akan menyabut nyawaku Lafadz Laa illaha illallah... Terpekik lirih dalam baringku Menuju raga khusnul khotimah. Lailatun Ni’mah Ma’had Darussyafa’ah MAN Pesanggaran
62
MPA 335 / Agustus 2014
Kosong
Di antara semua hal yang terisi hanya inilah yang paling tercuri oleh hari kekosongan telah terpenuhi meliput hamparan khilaf di atas kusam dan kurang ruangan yang terkosongi hanya terinjak dengan sepatu buntut getaran mata yang tak berlanjut membuat akar dan daun ini terus mengelak raga ini terus kosong cerca hidup ini selalu berkicau meniup riuh-riuh kosong hingga ludah-ludah ini terus mencari jalan keluar dada ini mulai merasa sesak bahu dan tangan terus menggigilkan tak ada yang dipercaya semua ini karena semua telah meninggalkanku di tengah statusku yang kurang terabadi
Sayap-sayap gelap dan lebar itu berterbangan Akan kemana mereka pergi lagi Semilir rumput menari dibawah debu Laku mentari menyiangi sang peradu Mencari jalan teduh dari cakap tangan manusia, hantuinya Dimanakah surga yang dulu Seperti halnya sejarah, entah ditelan riang manusia Sejak tadi kuteriak meniada Manakala hanya seusap daun mangga gugur ditangan kasarku Mesti kemana kaki ini melangkah Mencium harumnya asri Tumbuh.. nan indah misteri terbelah Kepedihan berlalu menau tuk berlari Seperti seribu satu dongeng Cerita tentang baru Tentang alam yang terampas oleh buruan itu
Dina Zahirotul Amiroh MAN 1 Gresik Kelas X 5
Sambil Menghiasi jejak-jejak suci Tumbuh dan berkembang Menitipkan senyum bukan sunyam atau juga helai duka Semoga bukan hanya cita-cita yang meriwayatkan Tapi waktu sebagai kejayaan
Di mana Surgaku
Afifah Reza Ashkar Kelas IX B MTsN Gresik
Ketika aku bernyanyi Bersyahdu kisah sang alam Menitipkan sekata suara timang Adukan apa yang kita perbuat Disamping kamboja putih, tak mau lagi menjadi dusta manusia Lirih melati nan indah purnama, tlah tiada Diam mawar tak akan lagi menjadi cedera baginya Ujung dubur menjadi nikmatnya Sambil berdoa, mengisik dengan lagu tahlil
Ciptaan-Mu
Yaa Rabbi.. Sunggunh indah ciptaan-Mu ini.. Sungguh besar karunia yang Kau berikan untuk kami.. Yaa Rabbi.. Telah jelas tanda-tanda kebesaran-Mu Maha Suci Engkau Yaa Khaliq Tiadalah sia-sia Engkau ciptakan semua ini.. Yaa Rabbi.. Yaa Tuhan kami.. Masukkanlah kami dalam golongan yang ulil albab yaitu golongan mereka yang selalu mengingat-Mu dan selalu memikirkan ciptaan-Mu saat berdiri saat duduk maupun saat berbaring.. Yaa Rabbi.. Yaa Illahi.. Ampunilah dosa-dosa kami.. Hapuskanlah kesalahan-kesalahn kami dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji.. Fitria Arifa Dewi Kelas XI-Agama MAN Kandangan Kandangan-Pare 64211
TTM EDISI 335
Bulan AGUSTUS 2014
TTM Edisi 335
MPA
DAFTAR PERTANYAAN MENDATAR : 1. Sesuatu yang dikehendaki, tujuan 4. Gedung, ruangan tempat pertunjukan 7. Harapan 8. Teliti, seksama, cermat 9. Segala sesuatu yang sudah diatur 11. Suara terendah wanita 12. Peraturan yang lazim dilakukan sejak dulu kala 14. Perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk resmi bersuami istri 16. Besar, mulia, luhur 17. Suram, tidak bercahaya 18. Bagian atas dari bangunan 20. Patut, layak sudah tentu 22. Kata penghubung menandai waktu yang bersamaan 23. Amanat Penderitaan Rakyat 24. New Surabaya College 25. Tali untuk mengendalikan kuda 26. Panggilan saying dan hormat untuk saudara muda MENURUN : 1. Tempat berakhirnya sungai 2. Secarik kertas sebagai tanda atau keterangan 3. Tiba di tempat yang dituju 4. Senantiasa menurut, patuh 5. Persekutuan para penuntut ilmu tasawuf 6. Tanah rata, dataran rendah 10. Wadah untuk tempat sampah, air, dll 13. Ahli dalam membuat rancangan bangunan 15. Kerusuhan yang melibatkan banyak orang 16. Alat pengukur berat, catatan pembanding untung/rugi 17. Panggilan saudara yang lebih tua 18. Asisten pribadi 19. Rukun Islam ketiga 21. Kakak laki-laki
KUPON
No : 335
JAWABAN TTM NO. 333 Mendatar : 1.MAGISTER 5.AUTO 7.GALAKSI 8.AMILASE 9.BIDAI 11.ARENA 12.PILAH 14.ALGILIK 15.GAMELAN 17.RODA 18.APOTEKER Menurun : 2.ANOMALI 3.SAJADAH 4.RIA 5.ABADI 6.OPINI 7.GESEKAN 9.BANGKIT 10.ATEISME 12.PAGAR 13.ANEKA 16.ADA
Peraih Hadiah TTM No. 333 1. Arif Wijaya, S.Pd MTsN Paron Jl. Raya 01 Paron, Ngawi (63253) 2. Sigit Pamungkas Perum Bumi Mangli Permai Blok ID-9 Jember (68136) 3. Endah Ratnawati MAN Nglawak Kertosono Jl. KH. Abdul Fattah No. 15 Nglawak Kertosono, Nganjuk (64351) 4. Endang Juliati Jl. Sersan Mesrul III-A/31 Pamekasan (69315) 5. Deny Prihardini Jl. Slamet Riyadi Gg. Srikandi No.9, Probolinggo (67213)
Ketentuan : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir Agustus 2014 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 337.
MPA 335 / Agustus 2014
63
Panggilan : Fira
Panggilan : Izzi,
TTL : Lumajang, 18 Maret 2003
TTL : Nganjuk, 23 April 2010.
Alamat : RT 20 RW 04 Jatirejo
Alamat : Prumnas GIP Blok F No.5
Kunir - Lumajang
Nglawak, Kertosono
Hobbi : Membaca
Cita-cita : Pilot
Cita-cita : Menjadi Pendidik
Hobi : Main bola dan bercerita
Yang Profesional
Orangtua : Akhyan
Orangtua : Muhammad Nadif
dan Tsalatsa Yuhanti.
dan Siti Asyyah
Panggilan : Faqih
Panggilan : Jihan
TTL : Sumenep, 24 Pebruari 2007
TTL : Sumenep, 02 Agustus 2013
Alamat : Jl. Delima I/VII No. 11
Alamat : Jl. Delima I/VII No. 11
Lenteng Timur, Sumenep
Lenteng, Sumenep
Cita-cita : Dokter
Hobby : Bermain
Hobi : Memancing & Menghafal Qur'an
Cita-cita : Hafidzah
Orangtua : Ibnu Fajar, M.Si
Orangtua : Ibnu Fajar M.Si
dan Siti Aisiyah
dan Siti Aisiyah
Panggilan : Rizky
Panggilan : Hakim TTL : Pasuruan, 08 Juli 2007 Alamat : Dsn. Genitri, Ds. Gunting, Sukorejo, Pasuruan Madrasah : MI Tarbiyatul Athfal Gunting 02 Sukorejo Pasuruan Hobi : Mengaji dan Belajar Cita-cita : Menjadi Anak yang Sholeh Taat pada Orangtua, Bangsa dan Negara Orangtua : Khoirul Anam dan Mariah Ulfa
TTL : Sumenep, 12 Desember 2012 Alamat : Jl. KH. Mansyur No. 7A Pangarangan, Sumenep Cita-cita : Polisi Orangtua : Eko Suwandoyo, SP dan Laili Damayanti, S.Pd
64
MPA 335 / Agustus 2014
Akibat Ketamakanku Oleh: Nanang M. Safa*)
K
elas kami baru selesai olahraga. Hari ini Pak Hanik Anwari, guru Penjaskes di sekolah kami memberikan materi atletik. Kami diberi tugas lari mengitari lingkar jalan Prigi – Sumber yang jaraknya lebih dari 2 km. Sialnya, hari ini aku belum sempat sarapan. Tadi pagi aku bangun kesiangan. Semalam aku begadang, nonton pertandingan sepak bola team kesayanganku. Takut telat, tak sempat lagi aku nimbrung di meja makan. Dengan penuh perjuangan, akhirnya aku sampai juga di garis finish. Catatan waktu yang kutorehkan hari ini jauh dibawah target. Aku tak terlalu perduli dengan sindiran Pak Hanik tentang rekor burukku itu. Biasanya aku memang selalu masuk tiga besar untuk urusan lari. Tak menunggu lama, aku langsung tancap gas ke kantin. Kebetulan ada kelebihan uang saku hasil menyisihkan beberapa hari sebelumnya. Jadi memang keuanganku agak longgar hari ini. Dua bungkus nasi bantingan plus sebotol teh kemasan. Biasanya satu bungkus nasi telah cukup mengenyangkan perutku yang tergolong kecil. Tapi kali ini, rasa-rasanya dua bungkuspun bisa aku sikat habis. Selanjutnya aku cari tempat aman di pojok kantin. “Tumben dua sekaligus, Ris” sapa Imron menghampiriku. “Heeh,” jawabku pendek dengan mulut komat-kamit. “Biasanya juga satu bungkus sudah kekenyangan,” “Heeh,” jawabku lagi sambil terus mengunyah. “Makanmu kok seperti orang kelaparan begitu Ris,” “Heeh,” “Waduuh, bener-bener nich anak, barusan keluar dari hutan belantara kali” “Heeh,” jawabku cuek sambil memasukkan suapan terakhir ke mulutku. Setelah itu aku reguk setengah gelas air mineral. Lega. Ternyata perutku memang terlalu kecil untuk dapat menampung dua bungkus nasi bantingan sekaligus. Padahal masih satu bungkus. Tapi, jika aku paksakan menghabiskannya sekaligus, pasti aku kekenyangan, atau malah tidak habis. “Lo, ke mana Ris? Khan masih ada satu bungkus,” teriak Imron sambil menikmati snack kesukaannya. Aku tidak memperdulikannya. Aku beranjak pergi. Sebungkus nasi bantingan kutenteng dalam plastik hitam. Lalu aku masukkan
ke dalam laci mejaku. Nanti sehabis istirahat bisa aku makan kembali. Hingga tiba waktu istirahatpun, perutku masih terasa penuh. Jadi tak mungkin aku makan nasi bungkusku. Ah, biar sajalah, nanti bisa ku bawa pulang. “Ris, lihat tuch Roni!” tunjuk Imron ke arah Roni di bangku deretan kanan belakang dari tempat duduk kami. “Kenapa?” “Dari tadi kelihatan gelisah, sesekali wajahnya nyengir, sepertinya dia sedang menahan sakit” “Acting...” jawabku datar. “Coba dong kamu perhatikan sebentar” “Aris! Imron!” suara Pak Malik mengagetkan kami. “Nah tuch khan,” ucapku pada Imron sambil memberi isyarat pada Imron untuk diam, dari pada harus kena damprat lagi dari Pak Malik. Sejenak kami kembali menyimak penjelasan Pak Malik tentang kandungan isi surat al Kautsar. “Islam sangat menganjurkan sikap kepedulian sosial. Coba simak dan renungkan isi ayat dari surat al Kautsar. Pada ayat kedua secara tegas disebutkan tentang ajaran berkurban. Itu artinya kita sebagai umat Islam harus selalu punya sikap kepedulian sosial...” penjelasan panjang dari Pak Malik. “Ris, dengar itu khan, kasihan Roni, dia kayaknya sedang kelaparan! Andai saja aku masih punya sebungkus nasi...” Aku pura-pura tak mendengar sindiran Imron. Aku tak berniat memberikan nasi bungkus simpananku kepada Roni, si anak bengal yang pandai akting itu. Biar saja dia kelaparan, atau apalah. Bel pulang berbunyi. Seperti adatnya, para siswa berebut berhamburan pulang kecuali beberapa anak yang kebagian jatah piket membersihkan kelas. Aku langsung tancap gas pulang. Ada tugas lain yang telah menungguku di rumah. “Astaga!” pekikku spontan. Nasi bungkus dalam laci meja itu ketinggalan. Besok Imron pasti akan mengolokku habis-habisan tentang ketololanku ini. Semua ini memang akibat dari ketamakanku. *) Guru MTsN Watulimo, Trenggalek.
MPA 335 / Agustus 2014
65
Mengapa Gaza
T
Kembali Membara?
ears of Gaza, Save Gaza, Save Palestine, Freedom Palestine!, adalah sebagian dari yel-yel ungkapan kepedulian, simpati, empati, pembelaan, tekad dan rasa solidaritas masyarakat muslim dan warga dunia yang disampaikan lewat demonstrasi, aksi jalanan, protes dan unjuk rasa. Serta komentar, kecaman dan kutukan lewat media dan dunia maya, yang beredar beberapa hari ini di sebagian besar belahan dunia termasuk di Indonesia sendiri. Sebagai reaksi atas keganasan dan kejahatan kemanusiaan, invasi dan serangan brutal, sadis, barbar, dan biadab yang dilancarkan agressor, penjajah, rezim Israel yang dhalim dan terkutuk itu, terhadap wilayah Gaza Palestina yang di huni oleh sekitar 2 jutaan warganya yang miskin, tertindas, merana dan lama terluntalunta. Justru terjadi di saat-saat pelaksanaan ibadah Ramadhan. Bermula, dipicu oleh kemarahan public Israel atas penculikan tiga remaja seminari Yahudi yang kemudian ditemukan jasad ketiganya dalam keadaan meninggal. Rezim Zionis Israel mendapat tekanan dari public yang geram atas tewasnya remaja itu dan menuduh bahwa penculikan dan pembunuhan itu dilakukan oleh pejuang Hamas Palestine. Tentu pihak Hamas (otoritas pemerintahan Gaza) membantah dan menolak tuduhan Israel yang tidak benar itu. Beberapa saat kemudian, seorang remaja Palestina yang tinggal di Jerusalem terbunuh secara sadis. Publik menengarai bahwa tindakan itu merupakan aksi balas dendam atas kematian tiga remaja Yahudi sebelumnya. Remaja belasan tahun yang sedang berangkat menuju masjid untuk menunaikan shalat Subuh itu diculik. Kemudian disiksa dan di bakar hidup-hidup. Enam orang tersangka warga Yahudi penculik dan pembunuh remaja muslim Palestina yang bernama Muhammad Abu Khudair itu sudah tertangkap. Mereka memang sudah mengakui perbuatannya yang biadab dan tidak berperi-kemanusiaan itu. Tetapi kita tidak mungkin tahu apa hukuman atas mereka. Atau mungkin malah dibebaskan oleh rezim Israel, karena dianggap sebagai pahlawan pembalas dendam. Ternyata rentetan kasus ini tidak berhenti sampai disini tetapi malahan belanjut dan makin brutal. Atas nama Operasi Perlindungan Perbatasan, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran dengan memborbardir membabi-buta ke wilayah Gaza. Beruntun dan bisa terjadi setiap saat, malam atau siang. Bahkan melalui ratusan ribu selebaran yang ditebarkan lewat udara mereka mengancam, tidak bertanggung jawab atas
66
(1)
MPA 335 / Agustus 2014
keamanan penduduk yang tidak mau mengungsi. Sungguh sangat mengganggu dan mencekam. Membuat ketakutan bagi warga yang hendak beribadah, berpuasa, sakit, sedang beritirahat dst. Mereka berdalih, bahwa serangan itu hanya untuk membalas serangan roket Hamas yang di tujukan ke wilayahnya, padahal Israel sendiri yang memulainya. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa sampai dengan hari ke sembilan sejak serangan mulai dilancarkan (Senin 7/7/14), sudah mengadakan serangan ke 825 titik sasaran Hamas. Demikian juga ratusan roket balasan Hamas telah diluncurkan ke wilayah Israel. Termasuk pesawat tanpa awak (drone) yang baru pertama kali dikirim Hamas ke wilayah Israel. Dengan bala tentara Israel yang cukup besar sekitar 30.000-an personel termasuk tentara cadangan. Disertai senjata dan perangkat perang modern yang lengkap, teknologi super canggih, termasuk rudal patriot dan kubah besi (iron dome) untuk menghalau serangan roket-roket Hamas agar tidak mengenai target sasaran. Dibanding dengan jumlah kekuatan personel yang terbatas serta perlengkapan militer yang tidak memadai dan dukungan logistik yang serba kurang di pihak Hamas, sungguh telah berhadapan dua kekuatan yang amat sangat tidak berimbang. Akibatnya, korban dipihak Hamas amat besar dan menyedihkan. Hingga hari ke sembilan serangan Israel, telah jatuh korban di pihak Hamas sebanyak 200-an orang meninggal termasuk kaum lansia, perempuan dan anakanak. Sekitar 1400-an orang lainnya terluka (sekitar 70% dari yang meninggal dan terluka adalah warga sipil) , ratusan rumah dan bangunan gedung hancur. Bahkan beberapa bangunan masjid, serta dua bangunan gedung Darul Quran anak-anak yang baru dipakai satu bulan lalu juga hancur. Badan Pengungsi PBB UNRWA, mencatat sekitar 70.000-an warga Gaza telah dan sedang mengungsi dalam kondisi ketakutan. Beberapa rumah sakit bagi mereka yang berkebutuhan khusus, juga diserang sebagaimana dilansir Maan News (Ahad 13/7). Dengan rumah sakit yang hanya 4 buah dan sebagiannya terkena bom, obat-obatan yang kurang dan tidak lengkap, persediaan air yang juga terbatas, bahkan dibeberapa tempat listrik padam, maka dapat dirasakan tambahan beban kepedihan dan penderitaan para warga Hamas korban serangan biadab Israel itu. Sungguh amat kejam dajjal ini. •Ahar