12 Pondasi Kepemimpinan Bangsa Masa Depan (247/S) Oleh : Malik Nur Halilintar Minggu, 01 Juli 2012 16:00
Salam kejayaan untuk Indonesia
KOPI - Sebagai Putera bangsa tergeraklah segenap jiwa saya untuk ikut dalam merumuskan kretiria calon presiden Indonesia. Saya berkomitmen untuk mengabdikan jiwa raga ini kepada bangsa dengan aktif seperti ikut merumuskan kriteria calon presiden Indonesia di masa mendatang. Karena biar bagaimanapun masa depan Indonesia berada dalam jiwa presiden-presiden masa mendatang. Setelah sekian waktu saya telah mengkaji dan menimbang segala problematika yang mendera negeri ini untuk menentukan bagaimanakah 10 kriteria calon presiden masa depan untuk negeri yang kita cintai bersama, inilah hasil dari kajian tersebeut yang tertuang dalam ‘ 12 Pondasi Kepemimpinan Bangsa Masa Depan’ :
1. Bukanlah penginjak-injak agama
Agama adalah pondasi terpenting bagi pemimpin bangsa dan Negara Indonesia di masa mendatang. Nilai-nilai agama yang dianut tanpa membeda-bedakan jika tertanam kuat dalam jiwa pemimpin Indonesia merupakan modal awal menuju langkah memajukan dan membuat perubahan menuju cita-cita nasional yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinia ke-4. Pemimpin Indonesia masa mendatang haruslah jiwa dan tindakannya dilandasi dengan iman dan agama untuk mengabdi padaa bangsa dan negara.
Agama haruslah diamalkan dan diimplementasikan dalam keseharian para pemimpin bangsa masa mendatang. Menjadi sangat munafik jika agama hanya dijadikan sebagai tameng untuk memperoleh simpati masyarakat. Janganlah kita menjadi seperti mereka yang mengaku amat religius namun sesungguhnya mereka hanya menyembah kekuasaan. Bersama pengamalan agama lah pula pemerintah akan mengeluarkan kebijakan publik yang tidak bersebrangan dengan nilai-nilai seluruh agama (tanpa membeda-bedakan) dan pasti kebijakan publik itu akan selalu mengedepankan prinsip utilitarianisme yang berpangkalkan kebaikan terbesar untuk merancang dan menjalankan kebijakan demi seluruh rakyat.
2. Tegas, adil dan bijaksana
1/6
12 Pondasi Kepemimpinan Bangsa Masa Depan (247/S) Oleh : Malik Nur Halilintar Minggu, 01 Juli 2012 16:00
Tegas, adil dan bijaksana merupakan ketiga sifat dan kepribadian pemimpin dalam membereskan persoalan negeri ini. Tegas jelaslah sangat perlu dalam membereskan berbagai persoalan yang membutuhkkan sangsi dalam menghukumnya. Karena tanpa ketegasan hukum pasti akan kehilangan wibawanya dalam mengendalikan seluruh warga yang bersinggah di atas wawasan nusantara. Selain tegas, sifat yang adil juga tidak kalah penting dalam menjaga persatuan, karena dengan adil pemerintah mampu melakukan peroses pembangunan yang berimbang dan merata di seluruh pelosok negeri. Bijaksana pula harus mengimbangi keduanya sebagai indikator penting dalam mengambil keputusan demi menghasilkan keputusan yang terbaik dari segala sudut pandang.
3. Demokratis, konsisten dan berwibawa
Demokratis, konsisten, dan berwibawa adalah tiga penampang penting yang harus dimiliki oleh tiap-tiap jiwa pemimpin dalam melaksanakan kewajibannya berupa tugas yang diemban. Sangatlah jelas bahwa demokratis harus dikedepankan dalam menjalankan tugas khususnya untuk mendapatkan persetujuan bersama antara seluruh pemangku kepentingan. Karena dengan otoriter/diktator tanpa memperdulikan azas demokratis, maka di zaman sekarang pastilah akan menimbulkan goncangan nasional yang mengganggu stabilitas.
Konsisten harus mendasari segala strategi dan rencana yang bersifat nasional agar kita tetap memiliki integritas unuk membangun negeri ini dengan konsisten tidak berubah-ubah strategi dan rencana, karena keberhasilan dari strategi dan rencana itu dapat kita petik dengan keteguhan menjalankannya dan kontinunitas yang berkelanjutan. Jika kita berbicara tentang wibawa, maka wibawa itu sendiri berkaitan dengan otoritas. Seorang pemimpin pemerintah dan negara haruslah mampu untuk mengatur birokrasi yang berintegritas, orang-orang pintar yang ada di lingkup negara, kekuasaan dan kepentingan seluruh warga negara demi terciptanya stabilitas nasional.
4. Dekat dengan rakyat
Untuk menjadi pemimpin yang terasa peka dengan keadaan rakyat maka sudah menjadi barang yang wajib agar seorang pemimpin khususnya Presiden Republik Indonesia dekat dengan rakyat. Dekat dengan rakyat menciptakan kepeduliaan yang akan memadu langkah kerja sang Presiden yang pro rakyat dan program pemerintahannya tidaklah bertentangan
2/6
12 Pondasi Kepemimpinan Bangsa Masa Depan (247/S) Oleh : Malik Nur Halilintar Minggu, 01 Juli 2012 16:00
dengan apa yang menjadi keinginan rakyat. Jika pemerintahan mengawal masa kerjanya dengan konsisten tetap dekat dengan rakyat, maka hal ini akan menjadikan program-program pemerintah mendapatkan apresiasi dan dukungan yang positif dari seluruh masyarakat.
5. Abdi Negara Sejati Abdi negara itu sudah biasa terpatri dalam jiwa setiap anak bangsa, namun yang sejati itulah yang kita damba-dambakan bersama. Sejati berarti bukan hanya kata-kata dan pengakuan, namun pengakaran dalam hati yang kuat akan mencerminkan langkahnya dalam pengabdian untuk negeri ini. Abdi negara haruslah memiliki komitmen untuk negeri bukan malah mementingkan kepentingan pribadi maupun kelompok. Konsepnya jelas kalau ingin menjadi abdi negara sejati, jangan pernah menganggap apa yang dimiliki negara adalah milik kita juga, namun anggaplah apa saja yang kita miliki milik negara juga. Sehingga kita harus memperjuangkan kepentingan negara dengan segala daya yang kita miliki yang sekiranya pantas. Abdi negara sejati yang akan mengembalikan nilai-nilai dasar yang memadu negeri ini dan membantu menyadarkan seluruh rakyat akan nilai-nilai dasar negeri ini dan tanggungjawabnya untuk negeri ini.
6. Politikus andalan bangsa
Apapun yang terjadi, baik atau buruknya politik namun tetaplah politik yang memegang peranan penting ke mana arah negeri ini di bawa. Karena memegang peranan penting, maka aktor politik juga wajib memiliki niat suci untuk berbakti pada negeri ini. Bukanlah malah mengedepankan kepentingan pribadi di atas panggung politik. Calon Presiden Republik Indonesia kelak haruslah mampu mengartikan politik secara bijak untuk mempersatukan perbedaan dan membereskan masalah, bukan malah sibuk membanting tulang mengurusi partainya sendiri, karena presiden adalah milik seluruh warga dan harus bekerja maksimal untuk negeri bukan disibukkan politik.
7. Memiliki etos kerja yang tinggi
Terpilihnya seseorang menjadi seorang Presiden Republik Indonesia saat itulah saat awal, saat awal mulai seseorang tersebut memiliki hutang lima tahunan. Bukan pesta pora atas kemenangan pada pesta demokrasi, namun serius menjalankan megaprogram yang telah dicanangkan. Sejak detik awal dilantik, hingga detik akhir Presiden berada di Istana Kepresidenan maka selama itu pula haruslah berupaya keras setiap saat tanpa henti untuk mengejar target yang sudah didengungkan kepada rakyat saat berkampanye. Karena presiden dipilih untuk berupaya keras, bukan untuk berleha-leha.
3/6
12 Pondasi Kepemimpinan Bangsa Masa Depan (247/S) Oleh : Malik Nur Halilintar Minggu, 01 Juli 2012 16:00
8. Lihai berdiplomatik dan lihai berkomunikasi
Proses politik tidak terlepas dari tigal hal utama, yaitu negosiasi, kompromi, dan membangun koalisi. Ketiga hal utama itu bukan hanya sekadar digunakan dalam berpolitik nasional, namun juga berpolitik di dunia Internasional memperjuangkan kepentingan bangsa. Bukan harus dari kalangan diplomatik, namun yang terpenting lihai berdiplomatik dan berkomunikasi untuk berpolitik demi memudahkan kinerja dan program pemerintahan. Dalam dunia internasional juga diperlukan kelihaian berdiplomatik dan berkomunikasi untuk memperjuangkan kepentingan nasional dalam menjalankan politik internasional.
9. Pengendali multi-stabilitas
Dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional dibutuhkan stabilitas di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Baik stabilitas ekonomi, stabilitas politik, stabilitas keamanan. Semua cita-cita nasional membutuhkan Presiden yang mampu menciptakan multi-stabilitas berskala nasional demi pertumbuhan kemajuan negara.
10. Sesuai dengan zaman
Zaman tidak dapat kita tahan arusnya, semuanya akan terpaksa terbawa gelombangnya zaman. Namun harus tetap memiliki integritas dan jatidiri yang mengilhami setiap langkah. Presiden Indonesia mendatang harus mengerti tentang zaman dan problematikanya, sehingga mampu menyelesaikan problematikanya dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kebangsaan. Karena jika tidak mengikuti zaman, maka pemimpin akan ketinggalan zaman.
11. Bertanggungjawab pada generasi mendatang
Setiap generasi memiliki tanggungjawab kepada generasi mendatang. Presiden Indonesia yang mendatang harus mengupayakan dan ikut membuka jalan bagi para generasi mendatang untuk mengabdikan jiwa raganya untuk negeri ini.
4/6
12 Pondasi Kepemimpinan Bangsa Masa Depan (247/S) Oleh : Malik Nur Halilintar Minggu, 01 Juli 2012 16:00
12. Optimistis akan kemjuan bangsa
Optimis adalah modal awal untuk selalu berupaya mengejar agenda demi kemajuan bangsa dan negara. Sehingga dengan keyakinan, maka berkarya pun akan maksimal.
Sumber referensi
Godwin Jack, PH. D, 2009, Clintonomics, Jakarta: Publishing One
Yamin, Muhammad, Hasibuan iman, 2008, Jembatan Kebangsaan, Jakarta: Q commnication
Biodata Penulis
Nama : Malik Nur Halilintar
Temapat, tgl lahir : Brebes, 15 Maret 1997
Nama sekolah : SMA N 1 Brebes
5/6
12 Pondasi Kepemimpinan Bangsa Masa Depan (247/S) Oleh : Malik Nur Halilintar Minggu, 01 Juli 2012 16:00
Alamat sekolah : Jalan dr. Setia Budi 11 Brebes
Alamat rumah : Desa Buaran RT 04/ RW 01 Kec. Jatibarang Kab. Brebes
Nomor ponsel : 085728315514
Alamat email :
[email protected]
Alamat facebook :Malik Nur Halilintar
6/6