Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
SELAYANG PANDANG IMPLIKASI ALIRAN PENDIDIKAN KLASIK Meidawati Suswandari Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Jl. Letjend. S. Humardani No.1 Sukoharjo E-mail:
[email protected]
Abstrak - Manusia adalah mahluk yang sempurna dan mengalami perubahan dan perkembangan. Diantara teori-teori perkembangan klasik dalam pendidikan antara lain : 1) Teori Empirisme yang dikemukakan oleh Jhon Locke. Teori ini berpendapat bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan atau lingkungan, tidak dari factor turunan orang tuanya. b) Teori Nativisme yang dikemukakan oleh Athur Schopenhauer. Teori ini berpendapat bahwa sifat-sifat manusia tergantung dari bawaan sejak lahir atau bawaan dari orang tuanya. c) Teori Konvergensi yang dikemukakan oleh William Stem. Teori ini merupakan penggabungan dari teori sebelumnya, yaitu penggabungan dari factor turunan orang tua dan pendidikan. Dengan berjalannya kehidupan manusia yang semakin dinamis, baik pola pikir, ilmu pengetahuan serta teknologi, aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian terdapat variasi mengenai faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang dalam setiap proses pendidikan. Kata Kunci: empirisme, nativisme, konvergensi
Abstract - Man is a creature of perfect, changes and developments every time. Among the classic developmental theories in education are: 1) the theory advanced by Empiricism Jhon Locke. This theory argues that human development is influenced by experience, education or the environment, not from factor derivative of his parents. b Nativism) theory advanced by Athur Schopenhauer. This theory argues that the nature of the man hanging from a congenital innate from birth or from his parents. c) Convergence Theory propounded by William Stem. This theory is the merging of the previous theories, i.e. the incorporation of the derivative factor parents and education. With the passage of human life that is increasingly dynamic, good mindset, science and technology, the convergence of flow at large is widely accepted as the proper view in understanding human flower growing. However there are variations as to the factors which are most important in determining the growing swell in every educational process.
Keywords: empiricism, nativism, convergence
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
33
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
stimulus dan output yang berupa respon. Teori
PENDAHULUAN Ada seorang tokoh filosof China klasik
belajar behavioristik ini merupakan proses
Kong Fu Che menyatakan bahwa “belajar
perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya
merupakan intisari hidup, hidup manusia yang
interaksi antara stimulus dengan respons yang
selalu belajarlah yang dapat meningkatkan
menyebabkan siswa mempunyai pengalaman
kualitas hidup. Kita itu hidup untuk saat ini,
baru. Pengalaman baru inilah yang kemudian
bermimpi untuk masa depan dan belajar untuk
dalam aliran pendidikan klasik menyebutkan
kebenaran abadi”. Artinya bahwa belajar itu
dirinya sebagai aliran pendidikan yang berkonsep
bukanlah
Empirisme.
harus
dipandang
sebagai
suatu
kewajiban namun suatu kebutuhan, belajar
Aliran
empirisme
mengacu
pada
merupakan suatu proses yang tiada akhir, terus-
psikologi behavioristik yang menyatakan bahwa
menerus, dan penuh kesadaran. Belajar itu kunci
setiap individu mendapat proses pendidikan
sukses untuk menghadapi hidup dan kehidupan,
karena adanya pengaruh dari luar. Pavlov juga
mati dan kematian. Belajar merupakan proses
menyimpulkan bahwa hasil eksperimennya itu
perubahan yang berlangsung terus menerus
juga dapat diterapkan kepada manusia untuk
sepanjang hayat tanpa mengenal usia. Sesuai
belajar. Implikasi hasil eksperimen tersebut pada
dengan hadits nabi “tuntutlah ilmu sejak dari
kegiatan belajar manusia adalah bahwa belajar
buaian sampai liang lahat” (H.R Bukhari) ini
pada
merupakan dasar belajar merupakan suatu proses
stimulus dan respons secara reflektif, proses
yang terus-menerus tiada henti atau “long life
belajar akan berlangsung apabila diberi stimulus
education”. Semangat belajar, kewajiban belajar
bersyarat (M.Hamid, 2002:74).
dasarnya
membentuk
asosiasi
antara
ada pada setiap diri manusia, baik untuk laki-laki
Secara definisi bahwa stimulus-respons
maupun wanita, untuk yang tua ataupun yang
yaitu suatu proses yang memberikan respons
muda, mulai dari lahir hingga nafas berakhir.
tertentu terhadap apa yang datang dari luar
Belajar sepanjang hayatnya manusia
individu. Seseorang dianggap telah belajar
yang merupakan sebuah kebutuhan, kesadaran,
sesuatu jika ia mampu menunjukkan perubahan
dan adanya perubahan, mengingatkan kita pada
tingkah laku dari stimulus yang diterimanya
aliran klasik pendidikan. Salahsatunya bahwa
(Muhaimin dkk, 2002: 196).
manusia
belajar
merupakan
adanya
Belajar dapat terjadi dengan dibentuknya
kesadaran interaksi antara stimulus dan respon.
hubungan, atau ikatan, atau asosiasi, atau koneksi
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
netral yang kuat antara stimulus dan respons.
dapat
perilakunya
Untuk dapat mencapai hubungan antara stimulus
setelah adanya stimulus dan respon yang
dan respons ini, perlu adanya kemampuan untuk
diberlakukan. Menurut teori behaviorisme dalam
memilih respons yang tepat, serta melalui usaha-
belajar yang penting adalah input yang berupa
usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
34
menunjukkan
akibat
perubahan
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
kegagalan-kegagalan (errors) terlebih dahulu.
telah diperoleh. Sementara itu analisis kritis yaitu
Tokoh dalam teori koneksi belajar ini ditularkan
penafsiran pada teks dan menyikapi makna
oleh Thorndike Berdasarkan hal ini, Thorndike
dibalik suatu peristiwa secara ilmiah.
mengutarakan bila bentuk paling dasar dari belajar adalah trial and error learning atau
HASIL DAN PEMBAHASAN
selecting-connecting learning dan berlangsung
Mengimplikasi dari manusia yang selalu
menurut hukum-hukum tertentu (M.Z.Roziqin,
mengalami
proses
belajar
yang
senantiasa
2007:14).
membutuhkan stimulus kemudian baru muncul
Perubahan belajar seseorang di atas yang
adanya respon, pada dasarnya jika dikaitkan
mengilhami adanya stimulus dan respon merujuk
dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran
kita pada pemahaman seperti apa dan bagaimana
sebagai akibatnya guru memiliki peran yang
implikasi aliran pendidikan klasik sebagai upaya
dominan dalam memberikan pengaruh pada anak
menentukan pola dan proses belajar seseorang
didik (siswa). Siswa dalam hal ini dianggap
dalam setiap langkah kehidupannya.
sebagai individu yang tidak membawa apa-apa dan butuh untuk disosialisasi. Pengaruhnya dalam pembelajaran guru dengan siswa memiliki
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui studi
hubungan yang bersifat satu arah.
pustaka dengan mengumpulkan sejumlah buku-
Berikut ini, gambaran dari interaksi
buku, makalah, jurnal, lefleat, majalah yang
edukatif satu arah yang penulis kutip dalam buku
berkenaan dengan masalah pendidikan aliran
Sosiologi Pendidikan Ravik Karsidi (Meidawati
klasik. Data yang diperoleh berasal dari dokumen
S, 2016: 53). Jika dalam pendapat Ravik Karsidi
pribadi yang berupa bahan-bahan orang yang
memberikan istilah interaksi edukatif satu arah.
mengucapan dengan kata-kata mereka sendiri
Mengapa demikian? Karena guru yang pro-aktif
(Arief Furqon, 1992: 23). Sehingga dalam
memberikan stimulus, dengan harapan adanya
pengumpulan
mengidentifikasi
respon dari siswa. Sedangkan siswa belum
wacana dari buku-buku, makalah atau artikel,
dianggap individu yang pro-aktif karena respon
majalah, jurnal, Koran, internet (web), ataupun
yang muncul dari siswa setelah guru melakukan
informasi lainnya yang berhubungan dengan
rangsangan (stimulus) terlebih dahulu. Aliran
aliran pendidikan klasik. Adapun analisis data
empirisme
menggunakan analisis deskriptif, analisis isi, dan
connectinisme. Guru dalam hal ini berperan
analsisis
yaitu
sebagai komunikasi satu arah, menempatkan guru
mengumpulkan dan menyusun data kemudian
sebagai pemberi aksi, Anak didik/siswa sebagai
dianalisis data tersebut. Analisis isi yaitu
penerima aksi. Oleh sebab itu, peran guru
memanfaatkan
cenderung aktif dan peran anak didik pada posisi
data
kritis.
dengan
Analisis
seperangkat
deskriptif
prosedur
untuk
menarik kesimpulan dari sebuah dokumen yang Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
ini
mengacu
pada
prinsip
pasif. 35
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
Berikut ini pola interaksinya: Pola Guru
bersyarat pada anjing. Anjing tersebut diberi makanan dan diberi lampu. Pada saat diberi
- Anak Didik. Guru
makanan dan lampu keluarkan respon anjing tersebut berupa keluamya air liur. Demikian juga jika dalam pemberikan makanan tersebut disertai dengan bel, air liur tersebut juga keluar. Pada saat
Komunikasi sebagai aksi ( satu arah)
bel atau lampu diberikan mendahului makanan, Anak
Anak
Anak
anjing tersebut juga mengeluarkan air liur.
. Selanjutnya implikasi yang melekat pada
Makanan yang diberikan tersebut oleh Pavlov
proses belajar dari Thorndike ini, salahsatunya
disebut sebagai perangsangan yang bersyarat,
bahwa guru dan siswa saling mengkoneksi satu
sementara bel atau lampu yang menyertai disebut
sama lainnya. Sebagai contoh, sebelum guru
sebagai perangsang bersyarat. Implikasi
dalam kelas mulai mengajar, diharapkan anak-
teori
Pavlov
penulis
dahulu.
gambarkan misalnya pada awal tatap muka antara
Misalnya anak disuruh duduk yang rapi, tenang
guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar.
dan
juga
Seorang guru menunjukkan sikap yang ramah
bahkan
dan memberi pujian terhadap murid-muridnya
dengan ulangan yang ketat atau sistem drill. Guru
sehingga para murid merasa terkesan dengan
adakalanya memberikan bimbingan, pemberian
sikap yang ditunjukkan gurunya.
anak disiapkan
sebagainya.
mengadakan
mentalnya
Selain
ulangan
yang
terlebih
itu,
guru
teratur,
hadiah, pujian, bahkan bila perlu hukuman
Merujuk dari teori Pavlov adanya pujian
sehingga memberikan motivasi proses belajar
atau penguatan verbal maupun non verbal pada
mengajar.
siswa tersebut, muncul adanya pemikiran bahwa pada diri siswa yang hanya akan bereaksi seteleh
Seperti halnya dengan Thorndike, tokoh berikutnya Pavlov dan Watson yang menjadi tokoh teori ini juga percaya bahwa belajar pada hewan memiliki prinsip yang sama dengan manusia. Belajar atau pembentukan perilaku perlu
dibantu
dengan
kondisi
tertentu
(W.Sanjaya, 2006: 69). Kondisi tertentu ini diistilahkan
dengan
Clasiccal
conditional.
Sekedar mengingatkan kembali pada argument Pavlov yang berawal dari percobaan laboratoris terhadap anjing. Dalam percobaan ini, anjing diberi stimulus bersyarat sehingga terjadi reaksi
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
adanya stimulus dari guru. Disisi lain, peran guru senantiasa
harus
memberikan
penguatan
(reinforcement) bagi siswanya. Hal ini ditujukan agar
siswa
mampu
termotivasi
dalam
pembelajaran. Penguatan yang dilakukan guru bisa dilaksanakan secara kondisional, artinya siswa
diberlakukan
penguatan
juga
dapat
dilakukan secara situasi dan kondisi pada siswa. Kondisi tersebut meliputi kondisi pada aspek preventif (pencegahan) berupa anjuran dan nasihat, serta aspek koersif (sanksi/denda) berupa hukuman yang bersifat mendidik bagi siswa 36
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
(bukan hukuman fisik). Penguatan yang bersifat
demikian, guru dalam menyampaikan materi
kondisional
yaitu menggunakan sistem pembelajaran modul.
ini
merupakan
prinsip
dari
pembelajaran tipe operant conditioning. Skinner
menganggap
Belajar
“reward”
atau
empirisme
juga
memiliki
pengaruh atau dampak pada proses belajar secara
“reinforcement” sebagai faktor terpenting dalam
pengamatan.
proses belajar. Skinner berpendapat, bahwa
memahami, dan menyerap melalui obyek-obyek
tujuan psikologi adalah meramal dan mengontrol
tertentu yang dilakukannya melalui pengamatan.
tingkah laku. Skinner membagi dua jenis respon
Pengamatan atau observasi ini dapat berguna
dalam proses belajar, yakni: Respondens (respon
mengasah skill (keterampilan) siswa dan juga
yang terjadi karena stimulus khusus misalnya
dapat
Pavlov) dan Operants (respon yang terjadi karena
tertentu, khususnya perilaku yang baik. Sebagai
situasi random). (Hill, 2012:98).
contoh siswa, diperlihatkan sekelompok orang
Artinya,
mengarahkan
siswa
pada
mengetahui,
bentuk
perilaku
Selanjutnya, Skinner membagi penguatan
yang sedang mengantri di kasir, atau di POM
ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan
Bensin. Tipe pembelajaran ini mengarah pada
penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan
tipe observational Learning.
positif
berupa
atau
Menurut Nana Sudjana (2010: 22), hasil
penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif
belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
antara
setelah
lain
hadiah,
menunda
atau
perilaku,
tidak
memberi
menerima
pengalaman
belajar.
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau
Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006:
menunjukkan perilaku tidak senang.
125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan
Implikasi
beberapa
prinsip
belajar
belajar
ditandai
dengan
adanya
perubahan
Skinner di atas, bahwa peran guru harus
perilaku ke arah positif yang relatif permanen
menunjukan
segera
pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan
diberitahukan kepada siswa dengan tujuan jika
pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18)
salah dibetulkan, jika benar diberi penguatan.
menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan
Penguatan dalam proses pembelajaran, tidak
telah berhasil dalam belajar jika ia mampu
menggunakan hukuman. Untuk itu lingkungan
menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya.
perlu
adanya
Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari
hukuman dalam proses pembelajaran, dan yang
segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya,
lebih dipentingkan aktifitas sendiri. Tingkah laku
atau sikapnya terhadap suatu objek.
diubah,
hasil
belajar
untuk
untuk
menghindari
yang diapresiasikan oleh pendidik yaitu memberi
Pengaruh
berikutnya
dari
aliran
hadiah, dan sebaiknya hadiah diberikan dengan
empirisme ini yaitu proses pembelajaran siswa
digunakannya
dilakukan
jadwal
variabel
rasio
reinforcerment-nya. Pembelajaran dengan pola
tertentu.
menurut Tipikal
tahapan
atau
pembelajaran
ini
tingkatan disebut
Hierarchial Learning. Struktur perilaku yang Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
37
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
hierarkikal adalah kedudukan dua perilaku yang
seperti segi efisiensi dan efektivitas berupan
menunjukkan
mengambil keputusan dan analisis alternatif.
bahwa
perilaku
hanya
dapat
dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain.
Setiap contoh di atas dapat diteruskan
Perilaku B misalnya, hanya dapat dipelajari bila
dengan menambah kotak di bawah atau di atas
siswa telah dapat
kedua kotak yang telah ada. Untuk menunjukkan
melakukan
perilaku A.
Kedudukan A dan B disebut hierarkikal. Dalam
struktur
suatu kurikulum, mata pelajaran A merupakan
menunjukkan perilaku prasyaratnya (bila di
prasyarat untuk mengikuti pelajaran B, atau
bawah)
Kompetensi Dasar (KD) A merupakan prasyarat
tingkatannya (bila di atas). Untuk menunjukkan
untuk mengikuti Kompetensi Dasar (KD) B.
struktur perilaku hierarkikal yang berbeda dengan
Tanpa lulus KD A siswa tidak boleh atau tidak
struktur yang lain, kedua kotak dalam setiap
mungkin langsung mengikuti KD B.
kotak tadi disusun atas-bawah dan dihubungkan
Perhatikan beberapa contah perilaku di berikut: pertama kedudukan perilaku mengamati
hierarkikal, kotak tambahan harus
atau
perilaku
yang
lebih
tinggi
dengan garis vertikal (Atwi S, 2001: 62). Pandangan
empirisme
yang
jaringan tumbuhan dan memahami sel tumbuhan.
membutuhkan sikap dan peran aktifnya seorang
Adapun kegiatan pembelajaran meliputi beberapa
guru/pendidik merupakan tugas dan kewajiban
aspek: pertama mengamati jaringan tumbuhan
sebagai pengarah pembelajar untuk mewujudkan
seperti mengamati sel penyusun, bentuk sel
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal
penyusun, ukuran sel penyusun tidak mungkin
ini berlawanan dengan aliran pendidikan ke-dua
dilakukan bila siswa belum memahami tentang
yang akan penulis deskripsikan berikut ini yaitu
sel
mengenai konsep nativisme dan naturalisme.
tumbuhan,
kedua
mengamati
jaringan
tumbuhan, ketiga memahami pengertian sel
Pandangan
aliran
naturalism
secara hierarkikal. Memahami pengertian sel
bagian dari sifat pembawaan dan faktor alami
tumbuhan merupakan prasyarat untuk dapat
manusia (individu) siswa. Aliran nativisme
mengamati
Kedua
berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh
mengambil
keputusan
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi
manganalisis
alternatif
Kedudukan terhadap
tumbuhan.
perilaku perilaku
pemecahan
masalah.
mengambil
keputusan
Artinya, untuk
perilaku
memecahkan
perkembangan
pendidikan
dan
tumbuhan. Ketiga perilaku tersebut tersusun
jaringan
menyatakan
nativisme
individu
itu
sebagai
semata-mata
dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan. Misalnya
jika
ayahnya
pintar,
maka
masalah tertentu hanya dapat dilakukan bila
kemungkinan besar anaknya juga pintar. Para
sudah
analisis
penganut aliran nativisme berpandangan bahwa
alternatif yaitu teknik membandingkan berbagai
bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan
alternatif pemecahan masalah dari berbagai segi
pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil akhir
menguasai
cara
melakukan
pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
38
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan
berpedapat dalam bukunya Emile: bahwa “Semua
ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan
anak adalah baik pada waktu baru datang dari
oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan bahwa
tangan sang pencipta, tetapi semua menjadi buruk
“yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik
di tangan manusia”. Aliran ini disebut juga aliran
menjadi baik”. Pendidikan yang tidak sesuai
negativisme,
dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak
membiarkan pertumbuhan anak didik dengan
akan berguna untuk perkembangan anak sendiri
sendirinya
dalam
nativisme,
kelingkungannya (alam). Dengan kata lain, anak
lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab
tidak memerlukan pendidikan tetapi yang perlu
lingkungan
dalam
dilakukan oleh seorang pendidik terhadap anak
mempengaruhi perkembangan anak. Penganut
didiknya adalah menyerahkannya ke alam, agar
pandangan ini menyatakan bahwa jika anak
pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak
memiliki pembawaan jahat maka dia akan
melalui proses kegiatan pendidikan itu.
proses
belajarnya.
tidak
akan
Bagi
berdaya
menjadi jahat, sebaliknya apabila mempunyai
karena
atau
pendidik
hanya
diserahkan
wajib
kembali
Berikut ini implikasi dari masing-masing
pembawaan baik, maka dia menjadi orang yang
tipe
baik. Pembawaan buruk dan pembawaan baik ini
berdasarkan tokoh-tokoh perkembangan individu
tidak dapat dirubah dari kekuatan luar.
(Elliot, S. N, et al., 2000: 79-133).
Pengaruh atau implikasinya dalam dunia
dari
aliran
nativisme
Pertama,
dan
naturalism
Implikasi
Teori
pendidikan senada dengan argumen yang penulis
Perkembangan
kutip dari Prof.Sunardi bahwa ”proses belajar
Pembelajaran akan lebih efektif tatkala seorang
harus mengikuti irama dari yang belajar”. Irama
guru
dari yang belajar merupakan berdampak pada
Vygotsky sebagai landasan, bentuk pembelajaran
proses dan hasil belajar siswa di kelas. Sehingga
yang dimaksud adalah: sebelum mengajar,
pada implikasi berikutnya salah satunya bahwa
seorang guru hendaknya dapat memahami Zone
individu
perkembangannya
of Proxsimal Development (ZPD). Zone of
masing-masing. Pembelajaran pada aliran ini bisa
proximal development (ZPD) adalah serangkaian
disebut sebagai tipe psikologi kognitivisme.
tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara
Karena pada dasarnya individu tercipta dari
sendirian, tapi dapat dipelajari dengan bantuan
pribadi
orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Guru
memiliki
yang
irama
heterogen
dengan
tahapan
mengajar
Kognitif
dengan
khususnya
dari
Vygotsky.
menggunakan
siswa
batas
teori
pertumbuhan dan perkembangan yang bervariasi
memahami
bawah
setiap tahapannya.
sehingga bermanfaat untuk menyusun struktur
Aliran pendidikan dengan teori nativisme
mteri pembelajaran. Implikasinya guru lebih
dan naturalism memiliki pandangan bahwa
akuat tatkala menyusun strategi mengajarnya,
manusia itu semuanya mempunyai pembawaan
sehingga
yang baik. Pelopor teori ini adalah J.J Rosseau Ia
bimbingan kepada siswa. Dampak pengiringnya
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
39
tidak
melulu
selalu
memberikan
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
adalah siswa dapat belajar sampai tingkat
4)Guru
keahlian yang diharapkan dan mencapai ZPD
menetapkan tujun pembelajaran materi pelajaran
pada
atau pokok bahasan pengajaran tertentu.
batas
atas.
Selanjutnya
Untuk
dapat
menemukan menemukan dan
mengembangkan pembelajaran yang komunitas
Ketiga, Implikasi Teori Perkembangan
seorang guru perlu memanfaatkan tutor sebaya
Psikososial dari Erikson. Implikasi dari Erikson
didalam kelas, serta didalam pembelajaran
yaitu tentang peran sekolah sebagai lembaga
seorang guru hendaknya menggunakan teknik
pendidikan formal yang diserahi tugas untuk
scaffolding dengan tujuan siswa dapat belajar
mendidik, tidak kecil peranannya dalam rangka
atas inisiatifnya sendiri, sehingga mereka dapat
mengembangkan hubungan sosial peserta didik.
mencapai keahlian pada batas atas ZPD.
Jika dalam hal ini guru tetap berpegang sebagai
Kedua, Implikasi Teori Perkembangan Kognitif
dari
Implikasinya
dan
tokoh
otoritas
yang
yaitu:
memegang kekuasaan penuh seperti ketika anak-
pertama; karena cara berpikir anak itu berbeda-
anak belum menginjak remaja, maka sikap sosial
beda dan kurang logis di banding dengan orang
atau hubungan sosial anak akan sulit untuk
dewasa, maka guru harus dapat mengerti cara
dikembangkan. Untuk itu rambu-rambu berikut
berpikir anak, bukan sebaliknya anak yang
dapat
beradaptasi dengan guru. Kedua; anak belajar
pengembangan hubungan sosial peserta didik:
paling baik dengan menemukan (discovery).
1)Sekolah
Artinya disini adalah agar pembelajaran yang
perkembangan
berpusat pada anak berlangsung efektif, guru
2)Saling menghargai merupakan kunci yang
tidak meninggalkan anak-anak belajar sendiri,
dapat digunakan untuk menanggulangi masalah-
tetapi mereka memberi tugas khusus yang
masalah yang timbul dalam hubungan dengan
dirancang
siswa
peserta didik yang bertabiat apapun. 3)Pola
menemukan dan menyelesaikan masalah sendiri.
pengajaran yang demokratis merupakan alternatif
Ketiga;
yang sangat bermanfaat bagi guru.
untuk
Piaget.
tokoh intelektual
membimbing
Pendidikan
disini
para
bertujuan
untuk
mengembangkan pemikiran anak, artinya ketika anak-anak
mencoba
memecahkan
masalah,
digunakan sebagai
harus
Keempat, Perkembangan
titik
merupakan
kepribadian
tolak
dasar
untuk
peserta
didik.
Implikasi Moral
untuk
dari
Teori Kohlberg.
penalaran merekalah yang lebih penting daripada
Implikasi-implikasi dari sifat-sifat dalam teori
jawabannya. Oleh sebab itu guru penting sekali
perkembangan moral Kohlberg seperti berikut
agar tidak menghukum anak-anak untuk jawaban
ini: pertama; Perkembangan terjadi langkah demi
yang
menanyakan
langkah, artinya, tahap-tahap itu bersifat invarian.
bagaimana anak itu memberi jawaban yang salah,
Kedua; perkembangan dapat berhenti pada tahap
dan diberi pengertian tentang kebenarannya atau
manapun. Peranan pendidik adalah menciptakan
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
kondisi yang memberikan stimulasi supaya setiap
untuk
menanggulanginya.
individu dapat berkembang secara maksimum,
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
40
salah,
tetapi
sebaliknya
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
terutama dengan menstimulasikan tingkatan-
definisi hingga pada pembedaan dan evaluasinya.
tingkatan penalaran yang lebih tinggi. Ketiga;
3)Siswa belajar mulai dari hafalan, pemahaman,
Seorang individu dapat tertarik oleh penalaran
analisis,
dari suatu tahap di atas tahap yang secara
mengevaluasi. Atau jika dikaji lebih mendalam,
dominan mewarnainya. Keempat; perkembangan
maka
kognitif perlu, tetapi tidak merupakan kondisi
taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam
yang mencukupi untuk perkembangan moral.
tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau
Kemampuan berpikir abstrak adalah esensial
kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap,
untuk mendapatkan alternatif-alternatif dalam
dan domain psikomotor atau keterampilan.
penalaran moral dan esensial untuk menyusun
Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana,
prioritas dalam bermacam-macam nilai. Kelima;
2010: 22) mengembangkan kemampuan hasil
norma etika dan empati juga perlu, tetapi bukan
belajar menjadi lima macam antara lain: (1) hasil
kondisi yang mencukupi untuk perkembangan
belajar intelektual merupakan hasil belajar
moral. Justru dengan empati inilah orang
terpenting dari sistem lingsikolastik; (2) strategi
memperkembangkan suatu pengertian mengenai
kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir
apakah masyarakat itu dan mulai menilai
seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk
tindakan sebagai benar atau salah atas dasar rasa
kemampuan memecahkan masalah; (3) sikap dan
hormat timbal balik.
nilai,
Kelima,
Implikasi
Teori
aplikasinya,
hasil
belajar
berhubungan
emosional
dimiliki
sintesanya,
dapat
dengan
tertuang
arah
seseorang
dan
dalam
intensitas
sebagaimana
Perkembangan Bahasa. Ada beberapa ciri
disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku
aplikasi pembelajaran humanistik di kelas. Ciri-
terhadap orang dan kejadian; (4) informasi
ciri tersebut adalah 1)memberi kesempatan
verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan
seluasnya agar siswa mengembangkan diri secara
fakta; dan (5) keterampilan motorik yaitu
potensi, pribadi, sikap, berkembang menuju taraf
kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan
yang lebih baik/sempurna, 2)Adanya proses
hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.
pemanusiaan manusia dan menghargai pendapat
Ketujuah, Implikasi dari Guilford,
orang lain (karena tahu etika berbahasa yang baik
yaitu 1)Siswa memiliki keragaman atau variasi
dan benar). 3) Siswa memiliki peran. 4)Proses
perkembangan
yang berlangsung adalah pembelajaran bukan
dikotakan dalam tipe yang berbeda-beda sebagai
pengajaran.
susunan yang dapat dibentuk menjadi susunan
Keenam, Implikasi dari Benyamin
dan
pola
pikirnya.
2)Siswa
kelompok yang seragam (sama).
Bloom. Implikasi Bloom dengan tahapan C1, C2,
Kedelapan, Implikasi dari Goleman,
C3, C4, C5, dan C6 nya bermanfaat pada:
yaitu: 1)Siswa memiliki kecerdasan berbeda-beda
1)Siswa memiliki tahapan belajar dari yang
peran guru mengetahui kemampuan dan potensi
mudah hingga sulit (sukar). 2)Siswa belajar dari
yang
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
dimiliki
oleh
siswanya.
2)Guru 41
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
mengarahkan dan mendorong serta menggali
:30). Hal inilah menyatakan bahwa Rasulullah
bakat, kemampuan, pada siswa.
juga mengajarkan kepada kita kalau mau dalam
memiliki
keturunan
yang
Aliran Nativisme dan Naturalisme yaitu: siswa
bersabda:
Nikahilah
perempuan
diarahkan untuk
dapat berpikir studi kasus
kecantikannya, keturunannya, kekayaannya dan
dengan pemecahan masalahnya berupa berpikir
karena agamanya dan pilih yang demikian itu
problem solving, kritis (Critichal Thinking),
karena agamanya supaya kamu beruntung (HR.
Reflective Thinking dan Initiative Thinking.
Bukhori Muslim).
Kesembilan,
Implikasi
lain
baik.
Rasulullah itu karena
Berikutnya mengakhiri dari aliran klasik
Jika diidentifikasi teori tersebut, maka
dalam pendidikan, muncul aliran pendidikan
jelas bahwa unsur nativisme dan empirisme
yang ketiga, yaitu Konvergensi. Aliran ini
membangun kedua teori itu. Hal itu tercermin
merupakan penggabungan dari aliran empirisme
pada faktor bakat merupakan gagasan teori
dan
nativisme
naturalism
serta
nativisme
yang
sedangkan
faktor
lingkungan
menghendaki adanya kebebasan pada siswa.
merupakan gagasan empirisme. Penganut aliran
Kebebasan tersebut merujuk pada tingkatan
ini
kebutuhan anak itu sendiri (Abraham Maslow)
perkembangan anak, baik faktor pembawaan
yang meiputi: 1)Kebutuhan fisik, 2)Kebutuhan
maupun
keamanan, 3)Kebutuhan cinta, kasing saying dan
mempunyai peran yang sangat penting. Bakat
kepemilikan, 4)Kebutuhan esteem (harga diri),
yang dibawa pada waktu anak tersebut dilahirkan
4)Kebutuhan aktualisasi diri.
tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
Dikarenakan penggabungan dua aliran sebelumnya,
teori
kovergensi
merupakan
berpendapat
faktor
bahwa
dalam
lingkungan
proses
sama-sama
dukungan lingkungan yang baik sesuai dengan perkembangan
bakat
anak itu. Sebaliknya,
gabungan antara teori empirisme dan nativisme
lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan
antara pembawaan dan pendidikan yang harus
perkembangan anak yang optimal kalau memang
sejalan beriringan satu sama lainnya. Islam
pada diri anak itu tidak terdapat bakat yang
mengajarkan kepada kita seperti dalam sabda
diperlukan untuk dikembangkannya. Sebagai
Rasulullah
dalam
ilustrasi, anak dalam tahun pertama mempelajari
keadaan fitrah tergantung orang tuanyalah yang
bahasa bukan karena dorongan dan bakat.
akan menjadikan dia menjadi yahudi,nasrani atau
Melainkan karena meniru suara ibunya dan
majusi (H.R.Bukhari). Selain itu juga terjabarkan
orang-orang di sekitarnya. Namun, tanpa ada
dalam firman Allah bahwa fitrah Allah yang
bakat dan dorongan, tentu saja hal itu tidak
menciptakan
itu.
dimungkinkan. Sehingga kedua aspek ini sama
(Hukum-hukum) ciptaan Allah tidak dapat
pentingnya. Sebagai gambaran lain, seorang yang
diubah. Itulah agama yang benar. Tapi sebagian
memiliki bakat bermain musik, namun karena
“Setiap
Anak
manusia
dilahirkan
menurut
fitrah
besar manusia tidak mengetahui (QS Ar Rum Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
42
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
lingkungan tidak mengkondisikan orang tersebut,
inkuiri, model persentase kerangka dasar, atau
maka ia pun tidak akan menjadi pemusik hebat.
advance organizer, dan model pengembangan
Karena itu teori William Stern yang
berfikir), dan lain-lain.
merupakan tokoh teori konvergensi mengartikan
Dari sisi-sisi lain, variasi pendapat itu
pada makna konvergen artinya memusat kesatu
juga melahirkan berbagai
titik.
tentang belajar mengajar, seperti peran guru
Satu
titik
pusatnya
ada
pada
arah
pendapat gagasan
pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang
sebagai fasilitator atau informatory,
diberikan lingkungan kepada anak didik untuk
penilaian pencapaian siswa dengan tes objektif
mengembangkan
atau
tes
mencegah berkembangnya potensi yang kurang
tujuan
pengajaran
baik.
behavior,
potensi
Kemudian,
yang
yang
baik
membatasi
dan
hasil
pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan. Implikasi pada aliran konvergensi ini
esai,
teknik
perumusan yang
sangat
penekanan pada peran teknologi
pengajaran dan pembelajaran yang semakin bervariasi, kreatif dan inovatif.
yaitu kebutuhan pada kebebasan ini melahirkan pada metode, media, sumber belajar, evaluasi
DAFTAR PUSTAKA:
pembelajaran siswa semakin bervariasi. Oleh sebab itu, guru dan siswa dituntut aktif dan
Arief Furqon. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.
kreatif serta inovatif. Seperti
telah
dikemukakan
bahwa
variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, contohnya seperti
strategi
phenomenologis/
humanistic, startegi behavior, psiko analitik, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam belajar mengajar;
variasi
telah
menyebabkan
berbagai
teori
teori/model dikenal
pendapat
itu
munculnya
belajar mengajar dan atau
mengajar.
berbagai
Sebagai
contoh
pendapat tentang model-
model mengajar seperti rumpun model behavior (umpan model belajar tuntas, model belajar kontrol diri sendiri, model belajar simulasi, dan model
belajar
pemmrosesan
asertif), informasi
model
belajar
(model
belajar
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
Atwi Suparman, M. 2001. Desain Instruksional. Jakarta : PAU-PPAI-UT. Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas. Departemen Agama Republik Indonesia. 2006. AlQur’an dan terjemahannya. Surabaya: Pustaka Agung Harapan. Elliot, S. N, et al. 2000. Educational Psycology: Effective Teaching, Effective Learning. Singapore: Brown&Benchmark. Hill. W.F. 2012. Theories of Learning; Teori-Teori Pembelajaran. Bandung: Nusa Media. HR.Bukhori Muslim (http://www.yuwonoputra.com/2013/07/-teoriperkembangan_30.html, Diunduh pada tanggal 4 September 2016, pukul 20.30 WIB). Meidawati Suswandari. 2015. Inovasi dan Analisis Kebijakan Pendidikan. Sukoharjo: CV Jasmine.
43
Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik
ISSN-P: 2549-1725
__________________. 2016. Sosiologi Pendidikan (Pendekatan Teori dan Studi Kasus). Semarang: UPGRIS.
M.Z Roziqin. 2007. Moral Pendidikan di Era Global; Pergeseran Pola Interkasi Guru-Murid di Era Global. Malang: Averroes Press.
Muhaimin, dkk 2002. Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Cet. II. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: Remaja Rosdakarya.
M. Hamid 2002. Pendekatan Psikologis dalam Proses Belajar Bahasa. Surabaya: Fak. Adab IAIN Sunan Ampel.
Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera. W. Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33-44
44