BAB IV Analisis RKP di RA Muslimat NU Warulor Wiradesa, dan Analisis problematika Pembuatan Rencana Kegiatan Pembelajaran (RKP) di RA Muslimat NU Warulor Wiradesa Pekalongan
A. Analisis Komposisi RKP 1) Contoh Rencana Pembelajaran di TK Secara Umum1 RENCANA BELAJAR Tujuan Program: Meningkatkan
kemampuan
siswa
memecahkan
masalah,
kemampuan
berkomunikasi, dan kemampuan motorik halus. Tema : Tumbuhan Kemampuan Dasar : 1. Siswa dapat mengidentifikasi cirri-ciri tumbuhan dan bagian-bagiannya. 2. Siswa dapat menambah kosakata tentang tumbuhan seperti batang, akar, daun, bunga, dan biji. 3. Siswa dapat mengetahui kebutuhan tumbuhan terhadap air. Kegiatan Inti 1. Observasi.
Rincian Kegiatan Mengenal
berbagai Berjalan-jalan di sekitar sekolah dan
jenis tumbuhan yang ada di mengamati berbagai macam tumbuhan sekitar sekolah.
yang ada, dibimbing oleh guru. Anakanak belajar mengenal bagian-bagian tumbuhan, seperti batang, akar, daun, bunga, buah, dan biji.
2. Percobaan. Menanam biji dan Sediakan biji kacang atau semangka, mengamati pertumbuhannya.
gelas bekas minuman, tanah humus, serta alat berkebun. Beri kesempatan anak-anak untuk menanam biji dan
1
Slamet Suyanto, Dasar – Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, loc.cit.
37
merawat tumbuhan. 3. Seni.
Anak-anak
menggambar Sediakan cat tempera, air, kuas atau
daun dengan teknik menstempel.
spons, tisu, Koran, dan kertas putih. Biarkan anak memilih jenis daun yang akan digunakan. Tutup tempat dengan Koran. Letakkan daun di atasnya dengan posisi tulang daun di atas. Olesi dengan cat, boleh warna-warni secara merata. Tutup kertas putih di atasnya dan tekan.
4. Membaca dan menulis. Pilihlah Guru membaca buku diikuti siswa, buku-buku
yang
menerangkan guru mengulang bagian yang penting
tentang tumbuhan sebagai bacaan.
dan
menyuruh
anak
untuk
mengulangnya. Melatih anak untuk menggambar tumbuhan dan member keterangan bagian-bagiannya. 5. Memasak.
Anak-anak Orang
memerhatikan
tua
volunteer
cara
memasak mendemonstrasikan memasak sayuran
sayuran dan biji-bijian
dan kacang hijau (green pies). anakanak memerhatikan dan kemudian makan bersama.
6. Mewarnai
(melatih
motorik Sediakan kertas dengan pola beraneka
halus0. Anak-anak mewarnai pola ragam bunga dan pewarna, seperti bunga, ada yang berwarna merah, krayon. Anak-anak mewarnai bungan hijau, kuning, dan biru. 7. Gerak
dan
menyanyikan Kebunku‖ gerakan
lagu. lagu
dengan
dengan satu warna tertentu. Anak Anak-anak menyanyikan lagu ―Lihat ―Lihat Kebunku‖ sambil bergerak membawa berbagai bunga yang telah mereka buat. Warna bunga dalam lagu tersebut dapat diganti. Anak-anak yang memiliki
warna yang dimaksud dalam lagu menunjukkan bunganya. 8. Asesmen
Guru mengamati cara anak menanam biji dan mencatat pengetahuan anakanak tentang nama tumbuhan dan bagian-bagiannya.
2) Contoh RKH Model Pembelajaran Kelompok Untuk Kelompok B.2 RANCANGAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK
:B
SEMESTER/MINGGU
: I/1
TEMA/SUB TEMA
: DIRI SENDIRI/MENGENAL DIRIKU
HARI, TANGGAL
: SENIN, 26 JULI 2007
WAKTU
: 07.30 – 10.15
PENILAIAN KEGIATAN INDIKATOR
PEMBELAJARAN
ALAT/SUMBER
PERKEMBANGAN ANAK
BELAJAR Alat
2
Hasil
Edi Meninjo, “Contoh Rkh Model Pembelajaran Kelompok Untuk Kelompok B”, http://cakediklakah.blogspot.co.id/2013/10/contoh-rkm-dan-rkh-model-pembelajaran.html , 3 Oktober 2013, di akses pada tanggal 13 Oktober 2015
- Mentaati peraturan
Upacara bendera ± 15
yang ada (P)
- Menyebutkan nama
Tiang bendera dan bendera
menit
I. KEGIATAN AWAL ±
diri, nama orang
Anak (peraga
( KLASIKAL )
dan alamat rumah
- Bernyanyi, berdoa, salam
dengan lengkap
- Memperkenalkan diri
(B)
Percakapan
langsung)
30 MENIT
tua, jenis kelamin,
Obserasi
sendiri Unjuk kerja
- Berjalan maju pada
- Pemberian tugas berjalan
garis lurus,
Tali
maju pada garis lurus
berjalan di atas titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban (FM)
II. KEGIATAN INTI ± 60 Hasil karya
MENIT
(INDIVIDUAL/KELO MPOK ) - Mencoba dan mengamati
-
Air, teh, gula, cangkir, sendok
Eksperimen membuat teh manis
macam-macam rasa (K)
- Menggambar bebas dengan berbagai
Penugasan
- Menggambar bebas dengan krayon
Buku gambar, krayon
media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, dan bahan-bahan alam) (S)
Penugasan
- Meniru membuat garis tengah,
- Pemberian tugas meniru membuat garis lengkung
Buku tulis, pensil
datar, miring, lengkung, dan lingkaran (FM) III. ISTIRAHAT/MAKAN ± 30 MENIT - Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan - Bermain
Air, serbet, bekal anak, alat bermain di luar kelas
IV. KEGIATAN AKHIR ± 30 MENIT ( KLASIKAL ) Membilang/meny
- Pemberian tugas
ebut urutan
menyebutkan urutan
bilangan dari 1
bilangan 1—10
sampai 20 (K)
- Bertepuk tangan dengan 3 pola (S)
- Pemberian tugas bertepuk tangan dengan 3 pola - Berdiskusi kegiatan hari ini - Menyanyi, berdoa, pulang
Lambang bilangan 1-10
3) Contoh RKH yang dibuat oleh Guru RA Muslimat NU Warulor Wiradesa Kemudian di bawah ini adalah contoh penerapan RKH di RA Muslimat NU Warulor Wiradesa Pekalongan. RENCANA KEGIATAN HARIAN ( RKH ) Kelompok
:A
Waktu
: 07.30 – 10.00 WIB
Semester
:1
Tema
: Kebutuhanku
Minggu ke
: 10
Sub Tema
: Manfaat Pakaian
Hari/Tanggal
: Senin, 28 September 2015 PENILAIAN
NILAI INDIKATOR KARAKTE
KEWIRAUSAH
R
AAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
ALAT/SUMBE
PERKEMBANGAN ANAK
R BELAJAR ALAT
HASIL
KEGIATAN AWAL ( 30 MENIT ) Disiplin
Tertib
Pembiasaan
Berbaris, salam, ikrar, masuk
Langsung
Observasi
Langsung/
Observasi
kelas, berdoa.
Meniru melafalkan Surat
Religius
Komunikatif
An-Naas
(NAM.43)Melafalkan
Surat An-Naas
Melakukan gerakan memutar & mengayunkan lengan
buku panduan PAI Langsung
(FM.8)Memutar & Kerja
Semangat
Keras
Kebangsaan
mengayunkan lengan
Unjuk kerja
KEGIATAN INTI ( 60 MENIT )
Menyebut kata : baju-baru, sakusatu
Menggunting gambar bentuk pakaian
Mampu menggunting
Komunik
Rasa ingin
atif
tahu
(B.15)Menyebutkan
gambar bentuk
kata-kata dengan suku
pakaian sendiri
kata yang sama
sampai selesai
(FM.27)Menggunting Kreatif
Kerja keras
Gunting, Cuci tangan, doa,
(Sosem.9)Mampu Tanggung
Penugasan
ISTIRAHAT ( 30 MENIT )
sesuai bentuk makan, bermain
Mandiri
Langsung
mengerjakan tugas
KEGIATAN AKHIR ( 30 MENIT
sendiri
)
gambar
Langsung
Jawab
Observasi
Berdoa sesudah makan
Bercakap-cakap tentang manfaat pakaian
Pembiasaan
Mandiri
Bersahabat
Hasil karya
pakaian
Pesan-pesan,
Air, lap, jajan,
berdoa pulang,
alat bermain
Observasi
salam.
Langsung Pembiasaan Religius
Tertib
Langsung Observasi
(Kog.5)Menceritakan Komunik
Realistis
atif
kembali suatu informasi berdasarkan ingatannya
Percakapan
Tertib Pembiasaan
Langsung
Observasi
Mengetahui Kepala RAM NU Waru lor
Guru Kelas
Siti Fatimah
Siti Fatimah
NIP. 19830608 200901 2 008
NIP. 19830608 200901 2 008
Berdasarkan teori di bab dua, dan dilihat dari panduan pembuatan RKH, dilihat dari segi komposisinya, dalam pembuatan RKH guru RA
Muslimat NU Warulor Wiradesa sudah bagus. Walaupun mereka sering menunda pembuatannya dapat dilihat pada contoh yang terlampir bahwa mereka sudah membuat RKH yang sesuai standar dan bagus.
B. Analisis Problematika Pembuatan Rencana Kegiatan Pembelajaran (RKP) di RA Muslimat NU Warulor Wiradesa Pekalongan
1) Sedikitnya Waktu Membuat RKP Dalam pendidikan Anak Usia Dini antara lain di TK/RA banyaknya perangkat kegiatan pembelajaran yang harus dibuat seperti PROTA, PROMES, RKM, dan RKH. Di tambah lagi adanya penilaian harian, mingguan, dan semester. Seperti yang dipaparkan seorang guru di RA Muslimat NU Warulor Wiradesa ―Semua itu membutuhkan waktu yang lama, dalam kegiatan satu hari kami harus membuat rencana pembelajaran yang dipersiapkan sehari sebelumnya. Kemudian untuk penilaian dibuat selama kegiatan berlangsung‖.3 Dari banyaknya perangkat pembelajaran di atas yang wajib dibuat oleh
guru
seringkali
mereka
merasa
kekurangan
waktu
dalam
membuatnya. Maka dalam hal ini guru tidak bisa disalahkan secara sepenuhnya, karena memang dalam pembuatan perangkat pembelajaran harus teliti yang mana agar mendapatkan RKH ataupun perangkat pembelajaran yang maksimal juga membutuhkan waktu yang maksimal.
2) Banyaknya Kegiatan Sekolah Yang Mengurangi Waktu Dalam Pembuatan RKP Sebagaimana pendapat satu guru lainnya ―Belum lagi jika ada kegiatan KKG, kami tidak sempat membuat RKH untuk kegiatan esok harinya. Kegiatan KKG dilakukan ada yang sebulan sekali dan ada yang 2 minggu sekali dan waktu pelaksanaannya setelah kegiatan pembelajaran 3
KN, Salah satu pengajar di RA Muslimat NU Warulor Wiradesa, Wawancara Tak Langsung, Waru Lor Wiradesa, 15 September 2015
selesai.
Sehingga
keteter/kerepotan‖.
untuk
membuat
rencana
kegiatan
agak
4
Sebagai guru RA yang aktif dan eksis mereka juga perlu mengikuti kegiatan – kegiatan dan pelatihan yang menunjang kemajuan sekolahnya dan meningkatkan profesionalismenya sebagai guru RA. Seperti mengikuti KKG. Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mempersyaratkan guru untuk: (1) memiliki kualifikasi akademik minimum S1/D4; (2) memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan (3) memiliki sertifikat pendidik. Dengan
diberlakukannya
Undang-undang
ini
diharapkan
memberikan suatu kesempatan yang tepat bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya melalui pelatihan, penulisan karya ilmiah, pertemuan di Kelompok Kerja Guru (KKG). Dengan demikian KKG memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan professional guru.5
3) Minimalnya Biaya Operasional Guru RA dan Menunda Pembuatan RKP dan lebih Memilih Kegiatan Yang Menguntungkan Sambung salah seorang
guru lain “Jadi seringkali guru RA pada
umumnya di indonesia setelah mengajar harus lembur membuat berbagai perangkat pembelajaran seperti di atas, namun tidak bisa dipungkiri, lagi – lagi dana yang tersedia untuk lemburan sangatlah minimalis, sehingga hal demikian juga menjadi faktor seringnya para guru RA menunda pembuatan RKP”.6
4
US, Salah satu pengajar di RA Muslimat NU Warulor Wiradesa, Wawancara Tak Langsung, Waru Lor Wiradesa, 15 September 2015 5 Sutiyono, “Peningkatan Kompetensi Guru Melalui KKG”, http://www.sekolahdasar.net/2013/08/peningkatan-kompetensi-guru-melaluikkg.html#ixzz3oJqYGQn7 . (15 Agustus 2015). Diakses, 12 Oktober 2015. 6 EW, Salah satu pengajar di RA Muslimat NU Warulor Wiradesa, Wawancara Tak Langsung, Waru Lor Wiradesa, 15 September 2015
Kemudian juga mereka para guru mengambil keputusan untuk melakukan kesibukan lain yang menguntungkan daripada membuat perangkat pembelajaran yang bisa ditunda, misalnya setelah mengajar mereka langsung pulang untuk mengurus rumah tangga, setelah mengajar mereka mencari pekerjaan lain seperti membuka les privat, dll. Terakhir disimpulkan oleh seorang guru lagi “Bagi kami yang penting menjalankan tugas mengajar dengan baik itu sudah sangat bagus, soal pembuatan perangkat pembelajaran itu dapat dikerjakan nanti jika ada waktu senggang atau jika diperlukan.”7
Selain
itu
masih
kurangnya
tenaga
kependidikan
seperti
administrasi, tukang kebun, keamanan, dll juga membuat tugas para guru semakin berat. Sehingga sangat maklum apabila salah satu tugas kewajiban seperti membuat RKP menjadi terbengkalai. Karena sedikitnya gaji guru RA, seusai mereka mengajar banyak yang mencari kesibukan lain yang menguntungkan. Hal ini merupakan wajar adanya dan biasa terjadi di Indonesia. Melihat beratnya tugas seorang guru RA yang dalam posisinya sebagai salah seorang yang bertugas mencerdaskan bangsa, ditambah dengan kewajiban – kewajiban yang harus dikerjakan dalam sekolah seperti membuat RKH dan perangkat pembelajaran lain yang perlu meluangkan waktu banyak untuk menghasilkan RKP yang baik dan maksimal, karena memang yang namanya RKP adalah pegangan dalam berhasil tidaknya kegiatan belajar. Maka sangat dianggap penting jika gaji guru RA baik PNS ataupun non-PNS harus naik, selain itu juga harus adanya biaya intensif untuk meningkatkan profesionalismenya.
4) Minimnya Tenaga Kependidikan Selain itu masih kurangnya tenaga kependidikan seperti tenaga administrasi, tukang kebun, keamanan, dll juga membuat tugas para guru 7
KU, Salah satu pengajar di RA Muslimat NU Warulor Wiradesa, Wawancara Tak Langsung, Waru Lor Wiradesa, 15 September 2015
semakin berat. Sehingga sangat maklum apabila salah satu tugas kewajiban seperti membuat RKP menjadi terbengkalai, dan memaksakan para guru untuk merangkap menjadi profesi selain guru. Pasal 39 Undang-Undang yang sama menyatakan bahwa (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, dan (2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.8 Sehingga ini sudah menjadi PR besar bagi pemerintah untuk memperhatikan pendidikan di TK atau di RA agar tidak ada lagi alasan para guru RA yang menunda membuat tugas wajibnya seperti RKH dan perangkat pembelajaran lainnya.
Secara umum kompetensi yang harus dimiliki untuk menjadi guru professional menurut pandangan islam ialah9: sehat jasmani dan ruhani, bertakwa, berilmu pengetahuan yang luas, berlaku adil, berwibawa, ikhlas, mempunyai tujuan rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan, dan menguasai bidang yang ditekuni. Dalam Islam setipa pekerjaan harus dilakukan secara professional, dalam artian harus dilakukan secara baik dan benar. Hal tersebut hanya mungkin dilakukan oleh orang yang telah ahli. Sebagaimana sabda Rosulullah Saw yang artinya ―Bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidak ahli, maka tunggulah kehancuran‖ (H.R Bukhori) Hadist tersebut mengandung pengertian bahwa perlunya ketepatan seseorang dalam bidangnya sesuai keahliannya. Dalam pendidikan Islam 8
Bindousd, ―Tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan‖, http://eduklipmansek.blogspot.com/2011/09/tentang-pendidik-dan-tenaga.html#ixzz3oPjDMUlB, 11 september 2011, diakses pada tanggal 13 oktober 2015 9 Muhammad Nurdin, loc.cit.
profesionalitas harus menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Artinya selain kompetensi kepribadian, seorang guru sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Keberhasilan dalam pendidikan Islam menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian guru yang professional dalam pendidikan Islam hendaknya mampu menjalankan tugas, peran dan fungsinya secara baik dan optimal. Untuk itu diperlukan kemampuan / memiliki kompetensi sebagai pendidik Islam. Guru yang professional bukan hanya memiliki kemampuan professional, pada dirinya harus melekat nilai – nilai agamis (kepribadian Islami). Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Gurur juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama kaitannya dengan proses belajar-mengajar. Gurur merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.10 Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula. Peran sentral guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sulit diabaikan. Guru secara khusus sering diistilahkan sebagai jiwa bagi tubuh pendidikan11. Pendidikan tidak akan berenti apa – apa tanpa kehadiran guru. Namun demikian, peran tenaga pendidikan lainnya tidak kurang pentingnya. Bahkan kemampuan kerja kolektif yang ditujukan oleh semua elemen tersebut menjadi kunci suksesnya proses pendidikan di sebuah madrasah. Oleh karena itu, keberadaan guru yang profesional tidak bias ditawar – tawar lagi. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki sejumlah kompetensi yang dapat menunjang tugasnya. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yakni kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian,
10 11
E. Mulyasa, loc.cit. Departemen Agama Direktorat Jendral Kemelembagaan Agama Islam, loc.cit.
kompetensi social, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi12 Dengan demikian berdasarkan uraian kompetensi guru di atas, seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang sempurna sebagaimana yang telah dijelaskan, jadi bagaimanapun keadaannya sebuah RKH harus tetap dikerjakan sebagaimana mestinya.
Demikian pembahasan bab empat, yaitu tentang analisis penerapan RKH yang dibuat oleh guru RA Muslimat NU Warulor Wiradesa Pekalongan, dan analisis tentang problematika pembuatan RKH di RA Muslimat NU Warulor Wiradesa Pekalongan.
12
Undang-Undang Guru dan Dosen loc.cit.