"COACH - EDUCATOR" GRASSROOT Oleh : Indra Sjafri Sebutan untuk pelatih dari Grassroot adalah "COACH EDUCATOR" akan terlihat perbedaan peran "Coach" dengan "Coach Educator" Ketertarikan coach-educator berpusat pada anak. Misi utama dan paling esensial dari pelatih adalah memastikan perkembangan anak dalam hal keolahragaan, sosial, psikologis dan pendidikan. Coach-educator tahu tentang permainan dan mengetahui tentang para pemain. Tentu saja pelatih bukan orang yang tahu semuanya, meskipun dalam keahliannya. Meskipun demikian pelatih harus punya pemahaman tentang pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Kemenangan dan kekalahan bukanlah sesuatu yang bisa dibandingkan dengan promosi soal nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Sepakbola adalah alat yang sangat vital untuk melatih masa depan warga negara dan mendorong pembauran anak-anak muda dalam masyarakat. Sepakbola dapat menjadi alat yang sangat baik untuk memahami nilai-nilai seperti saling menghargai, solidaritas, saling mendukung, saling berbagi dan sebagainya. Misi para coach-educator, atau pekerjaan mereka, adalah saling berbagi, memberi, berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dan mendapatkan kesenangan dari aktivitasnya. Bermain adalah aktivitas utama anak-anak. Bermain adalah kebutuhan esensial, yang secara alamiah berada dalam tubuh semua anak. Sehingga tujuan utama dari grassroots football adalah mengenalkan anak-anak kepada sepakbola dan mengajak mereka untuk memulai berlatih sepakbola melalui bermain. Sepakbola lewat small-sided games, di lapangan kecil, menyasar semua kebutuhan tersebut. Di lapangan kecil, disesuaikan dengan baik terhadap kapasitas fisik, para pemain muda bisa bersentuhan dengan bola lebih sering dan belajar mengontrol serta menggunakan bola. Misi coach-educator adalah mempromosikan belajar lewat bermain. Bermain adalah cara yang menyenangkan bagi anak untuk belajar. Bermain adalah cara yang tepat untuk mengembangkan keterampilan psikomotor dan memberi kesempatan anak untuk rileks dan mengatasi kecemasannya. Hal ini mendorong anak-anak untuk mengambil inisiatif dan resiko dan juga mendorong munculnya penemuan.
"nikmati sepakbola bersama dan berbagi kesempatan" “Anak-anak memilih untuk diberi rangsangan ketimbang diperintah” “Alam berketetapan bahwa anak-anak seharusnya menjadi anak-anak sebelum mereka menjadi dewasa. Jika kita ingin mengubah aturan alam ini, mereka akan mencapai kedewasaan secara prematur tapi tanpa isi maupun kekuatan”
Profil Coach-Educator : Pengetahuan tentang anak-anak
- Ciri-ciri perkembangan anak secara umum - Hubungan, perilaku, komunikasi penggunaan bahasa Pengetahuan dasar tentang sepakbola - Small-sided games - Permainan dalam latihan - Mengajar gerakan-gerakan teknis Keterampilan mengajar dan mengorganisasi latihan -
Metode mengajar Mengorganisasi sesi sepakbola Mengorganisasi turnamen Mengorganisasi festival
Kode etik : Coach-educator mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap para pemain muda yang terlibat dalam grassroots football. Karena coach-educator akan menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak, tindakan dan perilaku mereka , tidak bisa dihindari, akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak-anak. Atas alasan ini, coach-educator harus selalu mempertahankan sikap positif dan menunjukkan sikap teladan bagi semua partisipan, baik dalam penghargaan secara fisik dan juga hubungan sosial dan emosi. Coach-educator tidak boleh hanya dipersepsikan sebagai seorang ahli sepakbola atau organisator, tapi juga sebagai pemandu, pendidik dan contoh yang bisa diteladani. Lima fondasi untuk sesi latihan sepakbola yang sukses, Sekolah sepakbola adalah lingkungan dimana anak-anak harus merasa bahagia dan mempunyai nilai-nilai: 1. Perasaan aman Melindungi anak-anak dari cedera fisik dan emosional. Anak yang tidak merasa aman akan sulit untuk bisa merasa bahagia dan menikmati aktivitas. 2. Perasaan diterima Perasaan diterima berapapun umur mereka, apapun jenis kelaminnya, level teknis, fisik, budaya atau bahasanya. Sepakbola adalah lingkungan tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun. 3. Perasaan menjadi “pemain yang baik.” Setiap anak harus merasa mampu. Atas alasan ini anak-anak harus selalu didorong, menekankan pada hal-hal yang baik ketimbang hal yang jelek.
4. Perasaan menjadi bagian dari kelompok Menjadi bagian dari kelompok dan perasaan diterima oleh tim adalah suatu yang esensial bagi anak-anak. 5. Perasaan menjadi penting. Anak-anak membutuhkan pengakuan untuk kesuksesan mereka. Meraka harus didorong untuk menjadi kreatif dan ekspresif.
TUJUAN dari coach-educator - Menikmati bekerja dengan anak-anak - Mencari tahu tentang anak-anak dengan baik - Menjadi pusat referensi bagi anak-anak - Membuat standar yang tinggi namun toleran - Mendengar anak-anak - Tetap berkomunikasi - Meningkatkan rasa percaya diri anak dan menjaganya agar tetap tinggi - Mengembangkan semangat tim
- Mendorong munculnya inisiatif dan pengambilan resiko pada individu - Fokus pada “semangat permainan” ketimbang kesalahan - Mengajar dengan mendorong untuk maju Perilaku yang harus dihindari : - Terus menerus meneriaki dan berperilaku agresif - Melatih anak-anak atau meminta mereka bermain layaknya mereka orang dewasa. - Melupakan bahwa motivasi utama anak-anak adalah bermain sepakbola - Memberi penjelasan yang terlalu panjang - Mengajarkan sasaran teknis yang terlalu lanjut bagi anak-anak - Mengorganisasi latihan yang terlalu sering diberikan
- Memfokuskan pada satu latihan yang terlalu panjang - Terus-menerus mengganggu permainan. - Mengritik seseorang pada saat berada di dalam kelompok. - Melupakan keseimbangan tim
- Memberi penekananan yang berlebihan pada hasil akhir. Kode etik untuk anak-anak : - Bermainlah untuk mendapatkan kesenanganmu dan tidak sekedar untuk membuat senang orang tua atau pelatih. - Nikmati sepakbola, berkembang dan tumbuh bersama sepakbola. - Menjadi bagian dari kelompok dan jadilah teman yang baik. - Hormati lawanmu. - Terima keputusan-keputusan wasit dan para pelatih. - Pastikan sikap fair play dalam setiap kondisi. verbal maupun fisik dari sepakbola. - Menghormati keputusan dari pelatih dan wasit serta mengajari anak-anak untuk hal yang sama.
Kode Etik wasit : - Menyadari bahwa memimpin pertandingan untuk anakanak adalah sesuatu yang sangat berbeda dengan memimpin pertandingan orang dewasa. - Lindungi anak-anak. - Beri penekanan pada semangat permainan ketimbang kesalahan-kesalahan.
Kode Etik untuk orang rtua
- Ingat bahwa anak-anak bermain sepakbola untuk kegembiraan mereka sendiri, tidak untuk kegembiraan orang tua.
- Doronglah mereka ketimbang di paksa atau diperintah. - Doronglah anak-anak untuk selalu menghargai aturan permainan.
- Tidak pernah memperingatkan anak atas kesalahan teknis atau kalah dalam pertandingan. - Ingat bahwa anak-anak belajar melalui contoh. - Dorong kedua tim. - Berilah selamat kepada kedua tim tanpa memandang hasil dari pertandingan. - Membantu untuk menghilangkan semua pelecehan, jangan mengintervensi pertandingan secara berlebihan. - Biarkan anak-anak untuk bermain. - Jelaskan setiap pelanggaran terhadap aturan permainan kepada anak-anak. - Jika seorang pemain membuat kesalahan dalam melakukan pengulangan, biarkan anak yang sama mengulangi dengan memberi penjelasan tentang kesalahannya. - Jangan menoleransi ucapan-ucapan yang tidak pantas. - Tetap konsisten, objektif dan santun saat menunjukkan kesalahan terhadap aturan permainan. - Pertahankan sikap positif dan bergembira. - Tekankan sikap fair play di setiap kondisi. - Minta anak-anak untuk berjabat tangan sebelum dan sesudah pertandingan.
Keamanan dan pencegahan kecelakaan - Sepuluh tugas penting bagi Coach-educator 1. Menyediakan lingkungan yang aman Fasilitas olahraga dan perlengkapan harus aman bagi anak anak dan partisipan lainnya. Kondisi cuaca yang buruk harus masuk dalam pertimbangan untuk semua aktivitas grassroot football. 2. Perlengkapan dan fasilitas yang layak dan aman Kode etik dan standar bagi perlengkapan harus dihormati. Semua perlengkapan dan fasilitas harus dijaga dalam kondisi yang baik dan harus sesuai untuk kategori pemain yang terlibat (mis. bola ukuran 4) 3. Aktivitas yang terencana Sesi permainan sepakbola yang tidak terencana dengan baik bias berakibat pada cedera. Keterampilan teknis harus diajarkan dalam sikap yang progresif,terutama teknik-teknik yang berkaitan dengan elemen-elemen resiko (mis. sundulan atau tekel). 4. Memonitor pemain yang cedera Para pemain yang cedera atau cedera sementara harus dibebaskan dari latihan yang mungkin mengakibatkan cedera yang lebih parah.
5. Bermain dalam kategori umur Di awal,penting untuk mengelompokkan pemain dalam kelompok-kelompok yang berbeda,termasuk pemain yang berbakat tidak hanya menurut usia,tapi juga tinggi badan, berat dan kematangan. Pengalaman dan skill juga harus menjadi pertimbangan. 6. lnformasikan kepada anak-anak dan orang tua tentang resiko olahraga ini Resiko sepakbola hanya dapat diterima oleh anak-anak atau orang tua pengasuh - jika mereka sadar,paham dan menerima resiko-resikonya. 7. Memonitor aktivitas secara dekat Lingkungan latihan harus dimonitor secara tepat untuk menjamin bahwa lingkungan tersebut aman. 8. Pengetahuan terhadap pertolongan pertama Pelatih-edukator harus mempunyai pengetahuan dasar tentang pertolongan pertama dan harus selalu meningkatkannya. Bantuan medis yang layak harus tersedia selama aktivitas yang terorganisasi dan tidak ada tindakan yang mungkin menimbulkan cedera yang boleh dilakukan. 9. Buat aturan yang jelas tentang aktivitas dan bagaimana aturan tersebut dilakukan. Jelas,aturan tertulis harus dibuat dan didistribusikan sebelum semua aktivitas dimulai,mendeskripsikan bagaimana aturan tersebut berfungsi serta perilaku-perilaku yang diharapkan untuk menjaganya. 10. Kumpulkan informasi penting tentang kesehatan anak-anak. Coach-educator harus mempunyai informasi dasar tentang kesehatan anak-anak dan resikoresiko yang terkait sehingga mereka dapat mengambil keputusan terbaik jika terjadi sesuatu selama sesi latihan. Misi utama dari coach-educator adalah menjamin perlindungan terhadap anak-anak,tidak hanya untuk para partisipan saja tapi juga untuk para orang tua. Anak-anak dalam jumlah yang banyak,baik laki-laki maupun perempuan,yang ikut serta dalam aktivitas sepakbola, perlindungan terhadap mereka harus menjadi prioritas.Tidak satupun yang tidak terawasi.Jika dilakukan dengan benar, maka prosedur untuk melindungi anak akan menjamin mereka untuk menikmati latihan sepakbola. "HCIS" (Manager Coach Bali United)