Membangun Dengan Hati
EDISI 10 | JULI - SEPTEMBER 2014
MEMBANGUN
SDM MADURA Tampilkan Wajah Madura yang Humanis www.bpws.go.id
Sebuah Perspektif Ibadah Multidimensional
Sukses Ubah Nasib dari Sandal Japit
Foto-foto: Bhakti Phundowo
salam redaksi
Pelatihan pengolahan rumput laut
Wajah S
emangat itu berasal dari timur. Wajah wajah cerah dari perempuan perempuan sepuh itu menyiratkan keyakinan mimpi yang membumbung tinggi, segera membumi di tanah yang di pijaknya. Ya, di suatu siang terik di Gili Iyang, mereka menjadi penyaksi jejak pembangunan di pulau oksigen itu oleh BPWS. Satu demi satu, jalan jogging track sepanjang 10 km itu dipasangi paving da membentuk selasar memanjang. Beribu meter pipa mulai dipasang sebagai jalur air bersih yang bakal dipompa dari Dungkek menembus bawah laut. Menara air pun perlahan didirikan menjulang di beberap titik. Wajah-wajah yang sebelumnya lelah menerima janji puluhan tahun silam itu, kini tersaput rona bahagia. Ya, wajah wajah mereka bukan semata kebahagian orang-orang Gili Iyang. Mereka menjadi perlambang Madura, bahwa perlahan tapi pasti, pembangunan itu mereka rasakan. Ragam hambatan yang ditemui BPWS, seolah menjadi pelecut yang kini direalisasikan. Ada kebanggan Madura dari Gili Iyang, ya seluruh Madura. Ini tentang kekayaan alam yang luar biasa. Wajah-Wajah mereka mewakili semangat dan keseriusan BPWS membangun Madura. Bergandengan tangan dengan Pemerintah daerah setempat, BPWS membangun pulau eksotis itu sebagai destinasi health tourism yang diharapkan mampu mendongkrak ekonomi Madura dari sector wisata, namun dengan tetap menjaga nilai-nilai keluhuran keMadurawian.
Hasil kreasi makanan berbahan dasar ikan
Gili Iyang hanyalah salah satu wajah, diantara wajah-wajah-wajah lain yang akan dipoles BPWS bekerjasama dengan Pemkab – Pemkab di Madura. Di antaranya pembangunan infrastruktur jalan lintas utara, lintas tengah, lintas selatan, jembatan Srepang (SresehPangarengan), pemberdayaan dan peningkatan Sumber Daya Manusia dan lain sebagainya. Pesan para ulama untuk membangun Madura dengan tetap menjaga nilai kulturalnya, mejadi salah satu pegangan utama dalam membangun. Seperti wajah-wajah sumringah di Gili Iyang, kelak Madura Maju adalah mimpi dan buah kerja keras. Dengan kerjasama dan dukungan dari seluruh stake holder, kita jadikan mimpi itu membumi. Amin.
Sampul Suramadu Edisi April - Juni 2014 Cover Depan: Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat. Foto: Bhakti Phundowo Cover Belakang: Menjelang Sunset di Pantai Lombang Sumenep Madura Foto: Bhakti Phundowo Desain: Ary Sulistyo
susunan redaksi Menimba ilmu otomotif pada sang profesional. Pecerta mencatat dan menyimak dalam Pelatihan Internet
Penerbit : BPWS Pengarah : Kepala BP BPWS Waka BP BPWS Deputi Perencanaan Deputi Pengendalian Penanggungjawab : Sekretaris BPWS Pemimpin Redaksi : Tadjus Subki
Redaktur Pelaksana Redaktur Reporter Fotografer Desain & Layout Alamat Redaksi
: Faisal Y.A. : Azhari. : M. Ali Mustofa, Abu Tholib Adita Puteri, Dewi Kurniawati, M. Rahmat S. : M. Baidhowi : Ary Sulistyo : Jl. Tambak Wedi No. 1 Surabaya
apa kabar
daftar isi
26
Berangkat Modal Nekad, Kini Buka Konveksi
oase 28
Mengenal Kucing Pulau Ra’as Madura: Ras Terbaik Indonesia, Layak Mendunia
lentera 30
Mereka Yang Sia-sia
jejak santri 32
8
tokoh kita 6
Muhlis Hidayat, Pelopor Naga di Lahan Kritis
14
Wabup Sampang: Keberadaan BPWS Dibutuhkan
15
Mochammad Anwar: Harus Ada Monitoring dan Evaluasi
38
Mencecap Manfaat Cabe Jamu
Madura Maju Bukan Mimpi: BPWS Teken MoU Dengan Tiga Kabupaten
usaha kita 46
Bisnis Gurih Rengginang Lorjuk
cerpen 48
Tradisi Unik di Madura: Lelap Berpasir Masyarakat Pesisir teras
21
34
ritme
unika 16
info sehat
36 Mengawinkan Potensi Wisata dengan Kearifan Kultural
10 BPWS Serius Garap SDM Madura Pakde Karwo: Berdayakan Ekonomi Kerakyatan
26
kolom
6
fokus 12
Perahu untuk Fakir Miskin
30
6
18 BPWS Latih Pelaku Wisata Madura
Amira
38
len-jelenan 20
Adrenalin di Gua Aeng Gili Iyang
jendela surabaya 22
Jatim - Polandia Bahas Kerjasama Ekonomi: Lirik Potensi Madura
jendela madura 24
4
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
Trigana Air Siap Landing di Bandara Trunojoyo: Ada Rute Sumenep-Kangean
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
5
tokoh kita
tokoh kita
Pergulatan Sembilan Tahun
A
drian Pawitra sudah dikenal lama sebagai salah satu putra Madura yang aktif dalam berkesenian. Namun, di bidang kebudayaan dia lebih dari sekadar budayawan. Pria kelahiran Bangkalan, 20 Agustus 1969 itu adalah pecinta dan pemerhati seni yang memiliki kemampuan cukup komplet.
Tampilkan Wajah Madura yang Humanis Dilahirkan dari keluarga yang sangat mencintai kebudayaan Madura, Adrian Prawita ikut menyelam di dalamnya. Dia kemudian mendapati pentingnya mempertahankan unsur-unsur kebudayaan Pulau Garam. Salah satunya mempertahankan bahasa lokal dan menampilkan wajah humanis Madura. Oleh : Faisal Yasir Arifin
B
udayawan yang satu ini paham betul bagaimana pandangan masyarakat luar Madura pada orang Madura. Tidak hanya dalam hal keseharian, dalam hal kebudayaan pun Madura memiliki stereotip. Selalu rancak, tak lembut dan tak romantis.
pernah membuat buku kumpulan lagu-lagu Madura. Buku yang diluncurkan oleh Dirjen Pariwisata yang pada 2003 lalu dijabat Meutia Hatta. Lagu-lagu yang ada dalam buku itu merupakan hasil kesenian masyarakat Madura yang jika yak dibukukan pasti hilang ditelan zaman.
Karena ada anggapan itu, ayah satu anak itu kemudian berusaha menampilkan warna lain dari Madura dalam hal keseniannya. Dalam berbagai karyanya, Adrian Pawitra selalu mengemukakan humanism, romatisme dan kelembutan. Kebalikan dari berbagai strereotip yang berkembang di masyarakat umum maupun kebudayaan.
”Saat membuat buku itu saja, lagu-lagu Madura itu sudah terkesan mau hilang. Contohnya, ada lagu yang sangat sering dilagukan warga Madura, tapi tidak diketahui pengarangnya. Padahal, pengarangnya ada dan saya pernah temui ahli warisnya saat proses pembuatan buku itu,” paparnya.
Adrian mengungkapkan, sebelum dia membuat kamus Madura-Indonesia, dia sudah
6
Suramadu APRIL- SEPTEMBER JULI - JUNI 2014
Dalam proses pembuatan buku kumpulan lagu-lagu Madura itu dia banyak tahu bahwa kesenian Madura harus benar-benar harus
diselamatkan. Dari proses pembuatan buku kumpulan lagu Madura itu juga Adrian mengaku banyak mendapatkan inspirasi. Terutama dalam membuat lagu-lagu Madura juga. ”Lagu Madura yang romantis dan yang lembut,” ujarnya. Hingga kini Adrian mengaku sudah menciptakan 8 lagu. Semuanya bernuansa romantis dan lembut. Dengan lagulagunya itu, Adrian berharap orang luar Madura bisa melihat wajah Madura yang romantis dan lembut. Selain menciptakan lagulagu, Adrian juga kerap menulis puisi-puisi Madura. Kadang dia juga menulis novel dengan seting Budaya Madura. (coy)
Foto: Dok. Pribadi
Adrian Pawitra, Pembuat Kamus Madura-Indonesia
Selain memiliki kemampuan dalam hal seni, upayanya menjaga kelestarian budaya juga sangat luar biasa. Dalam hal ini, dia telah menjalankan salah satu misi pentingnya mempertahankan unsur budaya Madura, yakni Bahasa Madura. Dengan tekad dan keberaniannya yang besar, dia berhasil meluncurkan kamus Bahasa Madura-Indonesia lima tahun lalu. ”Suatu hari saya datang ke sebuah toko buku di Surabaya. Di toko buku kenamaan itu saya datang ke rak buku-buku budaya. Yang saya temui di rak buku itu adalah awal mula saya menguatkan niat,” ujar Adrian Pawitra. Yang dia temui di rak buku itu adalah kamus-kamus bahasa lokal dengan terjemahan bahasa nasional, Bahasa Indonesia. Mendapati hal itu, Adriansapaan Adrian Pawitra- mengaku nelangsa. Sebab, hanya kamus Bahasa Madura-Bahasa Indonesia saja yang tak ada di rak itu. padahal, Bahasa Madura merupakan salah satu bahasa yang paling banyak dipakai di Indonesia. Sebab, warga Madura banyak tersebar di se antero Indonesia. ”Saya kemudian tergerak dan bertekad di rak itu harus ada kamus Bahasa Madura-Bahasa Indonesia. Tapi, mengawali semuanya saya sama sekali tak punya niatan profit oriented,” tuturnya. Tentang Bahasa Madura, sesungguhnya Adrian sudah lama merasakan bahasa ibu warga Pulau Garam itu banyak dipandang sebelah mata. “Anakanak muda sudah tidak peduli pada bahasa lokal,” ujarnya. Selain itu, dia juga banyak
mengetahui makin banyaknya pemerhati kebudayaan Madura yang kian sepuh tanpa adanya penerus. Adrian mengungkapkan, banyak sesepuh dan pakar budaya Madura yang sudah berupaya membuat kamus. Tapi upaya itu terhenti di tengah jalan karena pembuatnya meninggal dunia saat proses pembuatan kamus itu. “Tepatnya sejak tahun 2000 saya memulai proses pembuatan kamus. Di awal-awal proses pembuatan kamus itu, saya merasakan betul betapa tidak mudahnya membuat kamus,” ungkapnya. Menurut Adrian, ada ilmu-ilmu yang harus dikuasai dalam proses pembuatan kamus. Dia menulis sambil belajar membuat kamus.
saya ketahui diterjemahkan semua dalam kamus itu. Supaya tidak menimbulkan polemik, kalau ada kata-kata yang berbeda di kabupaten satu dengan yang lain saya beri keterangan. BKL untuk Bangkalan, SPG untuk sampang, PMK untuk Pamekasan dan SMP untuk Pamekasan,” paparnya. Dia berharap, dengan adanya kamus itu Bahasa Madura bisa lestari. Sehingga, semua orang Madura tetap isa berbahasa Madura dengan sesamanya. Dengan demikian, tak ada lagi yang memandang Bahasa Madura dengan sebelah mata atau bahkan malu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. (*)
Pada 2005 Adrian baru benarbenar intensif mengerjakan pembuatan kamus. Waktu yang dia butuhkan untuk membuat kamus itu total 9 tahun. Akhirnya, Agustus 2009 Adrian meluncurkan kamus Bahasa Madura-Bahasa Indonesia. ”Saya tidak memerinci jumlah kata yang ada di kamus itu. Tapi seingat saya jumlah kata yang diterjemahkan lebih dari 90 ribu kata,” ungkapnya. Dia mengungkapkan sama sekali tak mengalami kesulitan dalam membuat kamus tersebut. Sebab, sejak kecil dia sudah terbiasa dengan Bahasa Madura tepat ucap. Nah, Bahasa Madura yang biasa dia pakai dalam kehidupan sehari-harinya itu selaras dengan yang dipakai pemerintah. “Semua kata dalam Bahasa Madura yang pernah saya dengar dan
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
7
fokus
MEMBANGUN SDM MADURA Para santriwati mengikuti pelatihan peningkatan kualias SDM bidang digital printing.
8
Suramadu APRIL- SEPTEMBER JULI - JUNI 2014
Madura bukan hanya menyimpan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang luar biasa, namun juga potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang gigih dan berkualitas. Pada 2014 ini, Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) kembali melatih pemuda-pemudi Madura dalam berbagai pelatihan aplikatif untuk meningkatkan kualitas SDM demi kemajuan Madura. Diantaranya, teknologi asap cair, olahan ikan, olahan rumput laut, nata de siwalan, instalasi listrik, IT berbasis pesantren, las listrik, otomotif, budi daya tebu, teknik pembuatan kerajinan (souvenir) dan teknik cetakan berbasis digital printing, fiber dan resin. Ikuti laporannya Dalam rubrik Fokus
Suramadu JULI - SEPTEMBER APRIL - JUNI 2014
9
fokus
fokus
Matahari masih sepenggalan galah ketika Kepala BPWS Mohamad Irian didampingi Wakil Kepala BPWS Herman Hidayat dalam perjalanan dari Sumenep menuju Pelabuhan Dungkek untuk menyeberang ke Gili Iyang. Di kanan – kiri jalan, limbah batok kelapa menggunung. Meletupkan ide untuk menyulapnya jadi produk unggulan. Seperti apa ? Oleh : Faisal Yasir Arifin
Pelatihan Teknologi Asap Cair
Bisnis Potensial Dari Limbah Yang Melimpah
D
i perjalanan untuk meninjau pembangunan pulau eksotis itu, Herman Hidayat mengungkapkan banyaknya limbah batok kelapa yang bertebaran di kanan kiri jalan. “Biasanya hanya dibuang, sebagian yang bagus-bagus dijadikan barang kerajinan. Sebenarnya, limbah ini bisa diolah dengan teknologi tertentu untuk menaikkan nilai ekonomisnya,” ujar herman dalam percakapannya dengan Mohamad Irian. Yang diajak bicara pun menyambut ide itu dengan semangat. Menurut Mohamad Irian, dirinya sepakad dengan pelatihan-pelatihan SDM yang berbasis pada potensi local. “Madura potensinya sangat besar, baik kelautan, peternakan dan pertanian. BPWS harus mendorong penuh upaya peningkatan kualitas SDM
yang berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan daya saing masyarakat Madura dan menaikkan tingkat perekonomiannya,” tandasnya. Obrolan dua pimpinan top level BPWS ini ternyata tidak berhenti pada tingkatan wacana. Ini terbukti beberapa bulan kemudian, BPWS kemudian melatih pemuda dan pemudi Madura dalam Pembuatan teknologi asap cair. Menggandeng Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), BPWS melatih 25 orang dari Kabupaten Sumenep untuk menyerap teknologi pembuatan asap cair dari batok kelapa yang melimpah di Sumenep ini pada 9 hingga 22 Juni 2014. Seluruh biaya pelatihan ditanggung penuh BPWS, bahkan selain mendapat ilmu dengan dibiayai BPWS para peserta juga diberi uang saku harian. Sehingga mereka terlihat antusias dan bersemangat, Selain dilatih teknologi pembuatana sap cair, peserta juga dilatih membuat nata de siwalan
10
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
dan nata de coco yang semuanya tersedia melimpah di Madura. “Prinsipnya, pelatihan ini ditujukan untuk melatih pemuda-pemudi usia kerja untuk meningkatkan mutu dan kualitas SDM mereka sehingga memiliki daya saing yang unggul dan dapat mensejahterakan perekonomian masyarakat,” ujar Kepala Divisi Pengendalian Pembangunan BPWS, Ir Muhammad Anwar yang bertanggungjawab dalam pelatihan tersebut. Ditambahkannya, pihaknya memberikan pelatihan SDM yang aplikatif seperti dalam teknologi asap cair yang terbukti bisa menjadi pengawet alami yang aman dan murah karena bahannya melimpah di Madura. Logikanya, di Madura banyak masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. “Asap cair ini bias digunakan sebagai pengawet alami menggantikan es atau bahan berbahaya lain. Lebuh mudah, ringan dan memiliki daya tahan sampai 18 hari, “ imbuhnya. TEKNOLOGI ASAP CAIR Asap cair memang belum begitu familiar terdengar, namun
teknologi tersebut sekarang mulai menggelegar Karena proses pembuatannya mudah, dari bahan limbah yang melimpah namun memiliki nilai ekonomis tinggi dan lebih penting lagi adalah sangat aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Secara umum liquid smoke (asap cair) merupakan suatu hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan yang banyak mengandung karbon dan senyawa-senyawa lain. Dimana dalam pelatihan ini menggunakan batok kelapa. Proses pembuatannya adalam sebelum batok kelapa dimasukkan ke reaktor pirolisis, terlebih dahulu tempurung kelapa itu dibersihkan dari kotoran dan sabut yang tertinggal. Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan cara penjemuran, untuk mengurangi kadar air pada tempurung kelapa. Kemudian dilanjutkan dengan metode Pirolisis yakni melalui reaksi pembakaran kering pembakaran tanpa oksigen. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang bekerja pada temperatur 300650 derajat celcius selama 8 jam pembakaran. Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor yang berupa koil melingkar. Hasil dari proses pirolisis diperoleh tiga produk yaitu asap cair, tar, dan arang. Kondensasi dilakukan dengan koil melingkar yang dipasang dalam bak pendingin
berisi air biasa. Proses Pemurnian Asap Cair untuk mendapatkan asap cair yang tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman bagi bahan pengawet makanan. Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses pirolisis diendapkan selama seminggu. Kemudian cairannya diambil dan dimasukkan ke dalam alat destilasi. Suhu destilasi sekitar 150oC, hasil destilat ditampung. Destilat ini masih belum bisa digunakan sebagai pengawet makanan karena ada lagi proses lain yang harus dilewati. Yaki proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif untuk mendapatkan zat aktif yang benar-benar aman dari zat berbahaya. Caranya, zat destilat asap cair dialirkan ke dalam kolom zeolit aktif dan diperoleh filtrat asap cair yang aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk pengawet makanan non karsinogenik, ringan dan tidak berbau menyengat. Maka sempurnalah asap cair sebagai bahan pengawet makanan yang aman, efektif dan alami. MANFAAT ASAP CAIR Asap cair ini dikenal memiliki berbagai kegunaa. Diantaranya adalahs ebagai berikut : - Sebagai obat. Senyawa formaldehid di dalamnya telah lama dimanfaatkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia
untuk mengobati sakit gigi, segala macam sakit kulit yang disebabkan oleh jamur, virus, bakteri. dengan cara mengoleskan pada bagian yang sakit..( kutu air akut, panu, kadas, kurap, herpes) luka diabetes - Asap tempurung cair ini juga dapat dimanfaatkan untuk menggantikan asam semut pada proses penderesan getah pohon karet, - Pengawet ikan alami..dll - Menyuburkan tanah - Menjaga tanaman agar tidak terserang Virus, bakteri, jamur dan protozoa - Pengawet ikan nelayan pengganti es batu atau bahan berbahaya lain seperti formalin. - Pengawet makanan yang sanagat mana. Missal untuk bakso, tahu, daging dan lain sebagainya - Perkebunan karet : Asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair / sebagai pengganti asam formiat, antijamur, antibakteri. - Industri kayu : Pertahanan terhadap raya - Industri Pangan : sebagai pemberi rasa dan aroma yang spesifik juga sebagai pengawet karena sifat antimikroba dan antioksidannya.[]
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
11
fokus
fokus
Kepala Badan pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) Mohamad Irian hanya geleng-geleng kepala ketika mengetahui produk ikan Madura yang melimpah justru lari ke luar daerah. Ia pun memutar otak untuk memberi nilai lebih pada produk kelautan Madura ini. Salah satunya dengan pelatihan olah bangan berbasis ikan laut. Oleh : M Ali Mustofa
Pelatihan Olah Pangan Ikan Ciptakan Entrepreneur & Nilai Lebih Produk Laut Madura
P
otensi laut di empat Kabupaten Madura sebenarnya luar biasa, yakni mencapai 229.000 ton/ tahun. Sejumlah kawasan bahkan memiliki hasil laut unggulan, seperti di Pamekasan yang memiliki hasil laut unggulan antara lain teri nasi, rumput laut, ikan lumuru dan ikan raja. Belum lagi Pulau Mandangin Sampang pulau kecil yang terletak di selatan pulau Sampang ini potensial menghasilkan hasil tangkapan sekitar 21 ton per tahun. Desa Klampis Bangkalan
12
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
produktivitas tangkapan ikannya tergolong tinggi yang mencapai 3.846,9 ton/tahu).. Namun, potensi – potensi ini belum sepenuhnya bisa dioptimalkan menjadi berbagai produk olah pangan yang layak jual dan bernilai tambah ekonomi yang lebih. “Bahkan produk ikannya banyak yang lari ke lamongan. Dari Lamongan baru beredar ke luar negeri dan pasar domestik. Jika di Madura bisa kita bangun pelabuhan khusus ikan yang jadi sentra arus pasar ke luar negeri, manfaat ekonomi bagi Madura
sangat luar biasa,” ujar Mhamad Irian. Selain itu, lanjutnya, produkproduk kelautan itu sebenarnya bias diolah dalam sekala industry rumahan yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Yakni makanan berbasis olahan ikan. “Makanya BPWS memberi perhatian serius pada ranah ini. Salah satunya pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang makanan olahan ikan,” tandasnya. Saat ini faktanya para nelayan masih terbatas pengetahuannya
nelayan tentang ragam produk olah pangan dan pemanfataan teknologi yang bisa digunakan untuk memberikan nilai tambah hasil tangkapan ikan laut. Di samping itu keterampilan pengolahan hasil laut yang baik akan berdampak pada kesehatan nelayan, keluarga nelayan dan bahkan masyarakat pengkonsumsi olahan hasil laut. Untuk itulah Bapel BPWS bekerjasama dengan LPPM Unesa menyelenggaran pelatihan dengan tujuan memberi keterampilan kepada masyarakat setempat khususnya kelompok usia produktif dalam mengolah ikan laut menjadi aneka produk olahan. Kemudian mengembangkan produk unggulan Madura dengan memanfaatkan produk perikanan laut setempat dan memberikan pengetahuan dan pengalaman berwirausaha untuk mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM) “Metode pelatihan yang telah dilakukan selama 14 hari yang digelar secara intensif
dengan biya dari BPWS. Pesertanya dari Kabupaten Sampang yang berjumlah masing 25 orang,” ujar Kadiv Pengendalian Pembangunan, Ir Muhammad Anwar M Si. Mereka dilatih dalam pembuatan siomay, bakso, nugget, kerupuk dan abon yang semuanya berbasis ikan laut. Dalam pelaksanaannya, peserta pelatihan diberi materi praktik dan teori. Selain itu, mereka diberi pencerahan dan character building tentang pentingnya mengembangkan diri sebagai pondasi membentuk SDM yang berkualitas. Kemudian pemahaman peserta tentang potensi dan peluang ekonomis ikan sebagai bahan produksi local. Selain itu, peserta juga dilatih teknologi pengolahan ikan menjadi produk olahan yang layak jual berupa bakso ikan, nugget ikan,siomay ikan, abon ikan, dan kerupuk ikan, pengemasan
produk yang menarik (branding) higienis, aman untuk dikonsumsi dan diperjualbelikan. “Dan yang tidak lupa kita tanamkan kesadaran untuk berwirausaha guna meningkatkan pendapatan keluarga dengan memanfaatkan ikan sebgai bahan produksi lokal. Kami harapkan, dari pelatihan ini bias lahir pengusaha-pengusaha muda baru bidang olahan ikan,” ujar Anwar. Hasil pelatihan ini sendiri bias dikatakan berhasil. Dari nilai post test peserta menunjukkan 100% tuntas dan dari hasil uji kompetensi 70% mendapatkan nilai sangat bagus, 20% bagus dan 10% cukup. (*)
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
13
fokus
fokus “Di Jogja, bunga cemara kering, hargnya lima biji Rp 3000. Pasir laut dengan kualitas seperti yang ada di Madura, khususnya pesisir utara Madura ini, malah harganya mahal. Satu sak seberat 30 kg dihargai Rp 80 ribu. Di Madura ini melimpah ruah, tetapi jangan sampai pasir laut ini dieksploitasi gila-gilaan dan merusak lingkungan,”ujar Hartoro diamini Siklum.
Pelatihan Kerajinan
Sejajarkan Madura dengan Jogja Jogjakarta dikenal sebagai kiblat kreativitas produk kerajinan berbasis alam. Bahkan perputaran finansial sektor ini hingga Rp 800 Miliar lebih per tahun. Padahal, bahannya didatangkan dari daerah lain. Di Madura, bahan-bahan itu melimpah dan terbuang percuma. Bukan mustahil, jika digarap serius Madura bakal menjadi kiblat baru, bahkan berpotensi bisa meng-ekspor ke luar negeri. Oleh : Fajar Firmansyah
14
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
D
ua narasumber pelatih kerajinan, masingmasing Hartoro dari Monster Digital Art Jogjakarta dan Muklis dari KreaSiklum Art Work Malang tergeleng-geleng ketika diajak keliling Madura untuk survei bahan-bahan alami untuk pelatihan kerajinan. Menurut keduanya, sangat banyak bahanbahan alami di Madura yang bisa dijadikan produk kerajinan bernilai ekonomis tinggi. “Bonggol (akar,Red) bambu, daun siwalan, batok dan serabut kelapa, kerang dan hewan laut lainnya, buah siwalan, bunga cemara, pelepah pisang, kulit jagung kering, pasir laut kualitas grade A (level terbaik) dan masih sangat banyak sekali. Itu semua belum dimanfaatkan maksimal, bahkan hanya dibuang,”ujar Muklis yang akrab disapa Siklum ini. Hartoro menambahkan, di Jogjakarta, bahanbahan tersebut dijual dengan harga yang relatif tinggi sebagai bahan kerajinan. Bahkan, dirinya sering mendatangkan bahan kerajinan daun Agel dan bunga cemara kering dari Banyuwangi dan daun siwalan dari Tuban.
Berangkat dari pemikiran inilah kemudian BPWS melibatkan dua pemuda yang sudah sangat berpengalaman dalam bidang kreasi kerajinan ini sebagai narasumber pelatih dalam kegiatan pelatihan kerajinan pembuatan kerajinan berbasis sumber daya alam Madura. Muklis memberikan materi kerajinan dengan konten bahan alamiah, sementara Hartoro memberikan materi workshop dengan konten bahan alamiah yang dikombinasi dengan disain digital dan produk berbahan resin, serat fiber dan silicon. Pelatihan ini diberikan kepada pemuda pemudi dan masyarakat usia kerja lainnya yang berasal dari Bangkalan, Sampang,Pamekasan dan Sumenep dimana masing-masing kabupaten terdiri dari 45 orang. “Kami berharap dengan pelatihan ini kelak Madura bisa mendorong peningkatan ekonomi dari sektor kerajinan atau ekonomi kreatif yang pada gilirannya bisa menjadikan Madura sebagai kiblat baru selain Jogjakarta dan Bali. Di Jogjakarta, konon perputaran keuangan dari sektor ini bisa mencapai Rp 800 miliar lebih pertahun. Madura bisa menyusul,”ujar Kepala Divisi Hubungan kelembagaan dan Komunitas Masyarakat, Drs Tadjus Subki SH MM. Pelatihan sendiri digelar pada 2 – 3 Juni untuk masyarakat Bangkalan, kemudian 4 – 5 Juni untuk masyarakat Sampang, dilanjutkan dengan masyarakat Pamekasan dilaksanakan pada 9 – 10 Juni dan terakhir dengan masyarakat Sumenep pada 11-12 Juni. Khusus untuk Sumenep,
pelatihan dikhususkan untuk masyarakat Gili Iyang dan Dungkek sebagai salah satu upaya mendorong penguatan skill soft structure masayrakat dalam menyambut program Gili Iyang sebagai destinasi wisata nasional maupun internasional. Apalagi, Gili Iyang sudah mulai menarik perhatian internasional setelah beberapa waktu lalu ada dua trip kapal pesiar dari China yang berkunjung ke Gili Iyang. (berita terkait baca rubric : apa kabar) Pelatihan sendiri diisi dengan beberapa meteri dan praktik dengan proporsi 20 persen teori dan 80 persen praktik. Peserta pelatihan juga diberi materi teknik pemasaran, branding dan motivasi untuk membuka pemahaman peserta tentang potensi pasar dan ekonomis dari sektor ekonomi kreatif. “Malam hari kami isi acaa malam keakraban dimana di dalamnya kita melakukan pendekatan emosional ke peserta, mencoba menggali ide sekaligus memberikan motivasi untuk berkembang lebih baik,”ujar Ketua Pelaksana Kegiatan Pelatihan yang juga Humas BPWS Faisal Yasir Arifin.
“Sekarang saya baru menyadari, ternyata benda – benda alamiah yang terbuang percuma itu memiliki nilai ekonomis tinggi. Saya tertantang untuk terus menggali kreativitas dengan limbah alamiah yang ada di sekeliling kita. Bisa dikatakan, banyak uang bertebaran di sekeliling kita,” kelakar Badrul Akhmad, salah satu peserta pelatihan. Pelatihan itu sendiri tidak berhenti pada usainya kegiatan tersebut. Dengan difasilitasi BPWS, para peserta bisa terus berkomunikasi dan belajar dengan dua pemateri yang didatangkan BPWS itu. “Mereka (peserta) bisa konsultasi online, atau bahkan belajar langsung ke narasumber seperti yang dilakukan peserta kegiatan tahun sebelumnya. Narasumber ini membuka pintu lebar-lebar untuk belajar. BPWS juga terus melakukan pemantauan dan pembinaan,” pungkas Faisal.(*)
Hasil evaluasi kegiatan sendiri menunjukkan para peserta memiliki kreativitas tinggi dan kualitas yang bagus dalam membuat kerajinan. Meski sebagian besar produk kerajinan yang dihasilkan belum bisa untuk menembus pasar, namun sebagai langkah awal, kualtias kreasi peserta bisa dibilang sangat bagus. “Hanya perlu intensif berlatih dan menggali ide. Untuk permulaan, ini sangat sangat sangat bagus,”ujar Muklis memberikan penekanan intonasi saat memberikan evaluasi pelatihan. Peserta sendiri mengaku bahwa pemikiran mereka kini terbuka lebar dengan potensipotensi ekonomi yang ada di sekeliling kita. Padahal, selama ini mereka acuh tak acuh dengan bahan-bahan di sekitar lingkungannya. Bahkan dianggap limbah yang harus dibuang.
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
15
selama ini. Langkah tersebut bagian dari upaya Pemprop Jatim untuk menurunkan angka pengangguran sekaligus meningkatkan daya saing. “Tujuan Pemprop Jatim dan BPWS ini sama di Madura. Sehingga, hanya perlu disinergikan dan bahu membahu dalam irama yang sama demi kemajuan bangsa,” tandasnya di acara pembukaan yang sama. Pelatihan di BLK Singosari sendiri merupakan salah satu program unggulan karena peserta mendapat dobel sertifikat yang diakui secara luas dan memiliki nilai tawar tinggi di dunia kerja. Sertifikat tersebut dari UPTPK Singosari dan LSP (Lembaga sertifikasi Propinsi) di bawah Badan Nasional Sertifikasi Propinsi. “Sertifikat BLK ini istilahnya nduwe jeneng (punya nama/nilai tawar-Red) dan diakui di dunia kerja. Makanya, peserta nanti diharapkan bisa terserap sebagai tenaga kerja profesional ataupun buka usaha sendiri,” imbuh Edi.
Gandeng BLK Latih SDM Berbasis Kompetensi
Program Dobel Sertifikat, Insruktur Jebolan Luar Negeri Selain berbagai kegiatan pelatihan dengan menggandeng Unesa dan lembaga kompeten lainnya, BPWS juga menggandeng Balai Latihan Kerja (BLK) Propinsi Jatim dalam pemberdayaan SDM Madura. Hal itu merupakan pengejawantahan dari Memorandum of Understanding (MoU) antara BPWS dengan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Propinsi Jatim tiga tahun silam.
16
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
“
Kami (BPWS & Disnakertransduk) memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat Madura. Pelatihan ini menggandeng BLK Jatim untuk meningkatkan mutu dan daya saing SDM Madura ke depan,” ujar Wakil Kepala BPWS, Drs Herman Hidayat SH MM di acara pembukaan pelatihan di BLK Singosari Malang awal September silam. Hal sama diamini Kepala Disnakertransduk Dr Edi Purwinarto M Si. Menurutnya, langkah BPWS melatih SDM Madura perlu didukung penuh. Pemprop Jatim sendiri selama ini juga melakukan hal yang sama di Madura
Untik diketahui, di BLK Pemprop Jatim ini banyak instruktur atau pelatih yang mengenyam pendidikan praktikal di luar negeri sesuai dengan kompetensi dan bidang masing-masing. Mulai Jepang, Jerman hingga Italia. Sehingga, kualitasnya diakui. Selain itu, peralatan praktik di BLK tersebut sangat lengkap sehingga mendukung penyerapan materi yang lebih baik oleh peserta didik. “Banyak pemuda-pemudi dari seluruh Jatim atau seluruh Indonesia di sini. Bahkan dari Timor Leste ada yang belajar di sini (BLK- Red). Banyak dari mereka rela merogoh kocek sendiri. Nah, yang dari Madura ini dibiayai Negara melalui BPWS, artinya gratis. Kesempatan ini tolong dimanfaatkan sebaikbaiknya,” pesan Edi Purwinarto menyudahi sambutannya. Di BLK Singosari sendiri, pelatihan SDM Madura yang dilakukan BPWS ini meliputi pelatihan operator dan teknisi
komputer sebanyak 32 orang. Masing-masing dari Sumenep dan Sampang. Lalu pelatihan otomotif R2 karburator 16 orang dari Sumenep. Selain itu ada juga pelatihan teknisi instalasi listrik sebanyak 32 org dari dari Sumenep dan Pamekasan. Dilanjutkan, pelatihan operator dan teknisi komputer sebanyak 44 orang dari Pamekasan dan Sampang. Juga pelatihan otomatif R2 sebanyak 32 orang dari Pamekasan dan Bangkalan. “Khusus yang Bangkalan ini, pelatihannya berbasis Pesantren.
Ini bagian dari upaya BPWS memberdayakan SDM pesantren,” ujar Kepala Divisi Pengendalian Pembangunan BPWS, Ir Muhammad Anwar MM. Selaint di UPT BLK Singosari, BPWS juga menggandeng BLK Propinsi Jatim yang ada di Tulungagung. Di kota itu, pelatihan digelar di bidang las listrik dengan peserta dari Sumenep sebanyak 16 orang. Selain itu, diadakan pelatihan budidaya tanamana tebu dengan peserta 16 orang dari kab. Sumenep dan Sampang. (selengkapnya lihat table). (coy)
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
17
Tabel
18
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
19
fokus
fokus
“Tugas BPWS selain membantu membangun infrastuktur Madura, juga bertugas untuk meningkatkan kualitas SDM Madura. Sehingga ke depan, mereka mampu berbicara dalam persaingan global,”
BPWS Genjot SDM IT Madura S
umenep – Setelah sebelumnya melatih ribuan Sumber Daya Manusia (SDM) Madura dalam berbagai bidang, kini Badan Pengembangan Wilayah Surabaya – madura (BPWS) kembali melakukan pelatihan yang sama. Kali ini BPWS melatih seribu (1000) pemuda Madura untuk dilatih sebagai ahli IT (Information Technology) di bidang komputer dan teknisi handphone. Apalagi, di era modern seperti saat ini, penguasaan terhadap bidang IT menjadi mutlak dan vital, sehingga kegiatan ini dianggap sangat relevan dengan tuntutan zaman dan kemajuan Madura. Pada tahap pertama kali ini, BPWS bekerjasama dengan BQ Komputer Sumenep, melatih 50 pemuda dalam bidang teknisi komputer dan handphone. Kegiatan ini sendiri dilaksanakan di Sumenep sejak 17 sampai dengan 29 Maret
20
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
2014 silam. Wakil Kepala BPWS, Irjen (purn) Herman Hidayat dalam penutupan kegiatan tersebut mengatakan, pelatihan ini menjadi pengejawantahan dari komitmen BPWS untuk membangun kualitas SDM Madura agar mampu berbicara dalam kancah persaingan global kelak. “Tugas BPWS selain membantu membangun infrastuktur Madura, juga bertugas untuk meningkatkan kualitas SDM Madura. Sehingga ke depan, mereka mampu berbicara dalam persaingan global,” tandasnya. Program itu sendiri akan terus berkelanjutan. Artinya, setelah pelatihan, mereka tetap akan dipantau perkembangannya. “Mereka juga memiliki sertifikasi dari BPWS dan instansi terkait,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan, era saat ini adalah era IT. Sehingga, pelatihan bidang IT merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dinilai tepat sasaran. Faktanya, lanjut purnawirawan bintang dua ini, saat ini hampir semua orang memiliki handphone, dan hampir di semua lapangan pekerjaan mensyaratkan penguasaan terhadap komputer. “Jelas ini merupakan peluang sekaligus tantangan. Tentu, dengan pelatihan ini diharapkan kelak mereka yang dilatih mampu hidup mandiri, terampil dan bisa memiliki daya saing yang sesuai dengan kualifikasinya,” tegasnya. Kedepan, BPWS akan terus melakukan pelatihan – pelatihan yang berbasis pada peningkatan SDM. “Ini bentuk keseriusan BPWS untuk membangun Madura. Baik dalm konteks infrastruktur maupun penguatan SDM agar meningkatkan kualitas dan daya saing,” pungkasnya. Pelatihan ini sendiri diikuti perwakilan dari 30 peserta dari pesantren dan 20 peserta dari Sekolah menengah Kejuruan (SMK)
dimana mereka mewakili dari kluster Sarjana S1 26 orang, Diploma satu orang dan lulusan SMK 23 orang. pelatihan tersebut selain mencakup teknis, juga diberi materi afektif (keseriusan, keuletan dan disiplin), pendidikan psikomotorik (kemampuan menerapkan teori) dan pendidikan kognitif (kemampuan memahami teori). Di akhir pelatihan, tim pelatih memberikan penghargaan terhadap peserta terbaik kategori teknisi komputer. Yakni, peserta terbaik I diraih Abdul Wajid Cholil S.PI dari Ponpes Al Qodiriyah Rubaru, terbaik II direbut Badri S.PdI dari SMK Sumber Mas gading, terbaik III diraih Khoirul Bakri dari TMI Al Amien Prenduan. Sedangkan terbaik kategori tekniosi handphone yang pertama diraih Kamiluz Zakki dari Ponpes Aqidah Asymuni Terate Sumenep, terbaik II direbut Edy Wahyudi dari SMK Azzumar Rubaru dan terbaik III diraih Syamsi dari Ponpes Annajah Pasongsongan.
Peraih terbaik I kategori komputer, Abdul Wajid Cholil S.PI dalam kesempatan penghargaan mengatakan, pihaknya ebrterimakasih kepada BPWS yang telah memberikan pelatihan bidang teknologi tersebut. Menurutnya, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kemajuan madura dan mengurangi angka pengangguran. “Apa yang dilakukan BPWS ini patut untuk diapresiasi dan dilanjutkan. Sebab, hal ini sangatb bermanfaat bagi kemajuan madura dan membuat pemuda madura semakin siap menghadapi tantangan zaman,”ujarnya. (coy/pip)
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
21
len-jelenan kawasan kubah makam Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I, Seluruh bangunnannya dipengaruhi gaya arsitektur klasik, kolom-kolom ionic masih dipakai dibeberapa tempat termasuk juga pada Kubah Makamnya. Asta Tinggi sendiri memiliki 7 kawasan yakni, 1. Kawasan asta induk, terdiri dari Kubah Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I, Kubah Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro ( Bendoro Saod ), Kubah Kanjeng Tumenggung Ario Cokronegoro III ( Pangeran Akhmad atau Pangeran Djimat ), Pangeran Pulang Djiwo dan pemakaman istri-istri serta selir Raja-Raja Sumenep, 2. Kawasan Makam Ki Sawunggaling Konon diceritakan bahwa K. Saonggaling adalah pembela Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bendoro Moh. Saod) pada saat terjadinya upaya kudeta/perebutan kekuasaan oleh Patih Purwonegoro), 3. Kawasan Makam Patih Mangun, 4. Kawasan Makam Kanjeng Kai/Raden Adipati Suroadimenggolo Bupati Semarang (mertua Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I),
Di atas bukit, kubah itu berdiri gagah. Seolah ingin bercerita kejayaan kerajaan Songenep (Sumenep) berabad silam. Saksi bisu jejak sejarah agung yang turut melahirkan Majapahit. Di Asta Tinggi, para raja ini bersemayam dalam keabadian Oleh : Faisal Yasir Arifin
22 Suramadu JULI - SEPTEMBER APRIL - JUNI 2014
A
Menariknya, keindahan arsitektur bangunan ini
melambangkan peleburan berbagai kebudayaan. Terdapat pengaruh kebudayaan masa Hindu sepertiyang terlihat dari penataan kompleks makam dan beberapa batu nisan yang cenderung berkembang pada masa awal islam berkembang di tanah Jawa dan Madura. Selain itu pengaruhpengaruh dari kebudayaan Tiongkok terdapat pada beberapa ukiran yang berada pada kubah makam Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro, makam Kanjeng Tumenggung Ario Cokronegoro III dan makam Pangeran Pulang Djiwo. Selain itu pengaruh Arsitektur Eropa mendominasi bangunan kubah makam Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Makam Patih Mangun yang ada di luar Asta induk. Dalam
6. Kawasan Makam Raden Tjakra Sudibyo, Patih Pensiun Sumenep, 7. Kawasan Makam Raden Wongsokoesomo. Dari banyak sumber sejarah mengatakan bahwa Asta Tinggi memiliki nilai kekeramatan yang tinggi. Meskipun dulu mempunyai mitos keangkeran dan daya mistis yang tinggi sekarang hal tersebut seperti sudah lenyap karena sudah banyak orang yang berziarah. Orang banyak berziarah kesini karena raja-raja sumenep juga dikenal karena kewaliannya karena perduli terhadap perkembangan Islam di daerah Sumenep dan sekitarnya. Suramadu (*)
JULI - SEPTEMBER APRIL - JUNI 2014
Foto: Bhakti Phundowo
Asta Tinggi: Persemayaman Abadi Raja-Raja Songenep
sta Tinggi adalah kawasan pemakaman khusus para Raja, pemembesar dan kerabat raja yang teletak di kawasan dataran tinggi bukit Kebon Agung Sumenep. Bangunan bersejarah ini tercatat dibangun pada tahun 1750 M. Dalam Bahasa Madura, Asta Tinggi disebut juga sebagai Asta Rajâ yang bermakna makam para Pangradjâ (pembesar kerajaan) yang merupakan asta/makam para raja , anak keturunan beserta kerabat-kerabatnya. Kawasan Pemakaman ini direncanakan awalnya oleh Panembahan Somala dan dilanjutkan pelaksanaanya oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II
5. Kawasan makam Raden Adipati Pringgoloyo / Moh. Saleh, dimana beliau tersebut pada masa hidupnya menjabat sebagai Patih pada Pemerintahan Panembahan Somala dan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I,
23
jendela surabaya
Dubes Polandia bersama Gubernur Jatim
West Madura offshore Lomba ini cukup membuat ribuan warga sekitar dan menjadi hiburan yang cukup menarik bagi warga yang sedang berwisata di kawasan selat Madura. POTENSI WISATA
Jalan lintas utara Madura
Pacu Adrenalin
di Balap Perahu Layar Tradisional Angin meriung cepat di bibir Pantai Kenjeran, pertengahan 2014 silam. Puluhan perahu layar dengan beragam corak, melesat menunggang angina. Ya, untuk kesekian kalinya, adu balap perahu layar di Kenjeran penuh ingar bingar. Oleh : Moh. Ali Mustofa
R
agam corak layar seolah menjadi bumbu kemeriahan lomba yang dihelat untuk memperingati hari jadi Surabaya itu. Mulai dari gambar suro dan boyo, bonek, naga, pesawat, kaligrafi, sampai wajah Osama Bin Laden pun ikut terpampang. “Lomba ini tiap tahun kita adakan. Lha sekarang bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Surabaya (HJKS),” ujar Arif, Kasubag TU UPTD THP Kenjeran. Dimulai tepat pukul 08.00 WIB, nelayan sudah bersiap diatas kapalnya masing-masing. Sambil menunggu giliran, disuguhkan nyanyian dangdut yang diputar dengan dvd. “Biar nelayan tambah semangat. Sambil nunggu dilepas, bisa dangdutan,” ucap pembawa acara sambil tertawa. Pemenang lomba adu cepat perahu hias ini akan mendapatkan hadiah trofi dan uang tunai Rp 7,5. Hadiah ini diberikan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkot Surabaya. “Tiap tim harus ada 3 kru, masing-masing pengemudi, penimbang, dan pengatur layar,” terang Arif. Lomba ini diikuti 55 peserta.
24
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
Peserta lomba lomba tidak hanya berasal dari kota Surabaya. Dari Madura, Surabaya, bahkan Jember dan Banyuwangi juga turut. Sementara, ketua panitia lomba, Riwanto menjelaskan, dalam balap perahu ini penilaiannya dari adu kecepatan dan ketangkasan dalam memacu perahu layar yang memanfaatkan embusan angin laut dalam lomba perahu layar festival Suramadu kali ini.
Sementara itu, Humas badan Pengembangan Wilayah Suramadum Faisal Yasir Arifin mengatakan, lomba tahunan adu balap perahu layar tradsional ini bias menjadi salah satu destinasi wisata potensial di kawasan Suramadu. Sebab, unsur tradisional yang disuguhkan bias menjadi daya tarik wisatawan, bahkan dalam skala internasional. “Wisatawan asing kan cenderung mengenal lomba perahu layar bersifat modern dengan perleng-
kapan yang komplit dengan harga miliaran. Nah, unsur tradisional yang cenderung mengedepankan adrenalin ini justru menarik bagi mereka. Ini selaras denganpepatah kita yang bermoyangkan pelaut,” jelasnya. Lebih jauh dikatakan, penyelenggaraan adu balap perahu layar tradisional di Kenjeran ini patut didukung oleh semua pihak. Sebab, ini bias menjadi nilai jual tinggi dalam sektor wisata bahari di Surabaa yang kelak diharapkan bisa memberi multiplier affect bagi bergeraknya roda ekonomi kawasan. “Perlu branding dan penanganan serius,” tandasnya. (*)
“Masing-masing peserta harus memacu perahu layar mereka secepat mungkin, untuk menempuh lintasan lomba sejauh 8 kilometer, berputar di selat Madura,” terangnya. Dalam perlombaan, lanjut Riwanto, satu perahu ditumpangi oleh 3 orang dan masing-masing memiliki peranan pengatur layar, penjaga kemudi dan penyeimbang perahu ketika meluncur. “Yah ini memang sudah menjadi tradisi setiap tahunnya ini, sebagai hiburan dan kreasi. Dan tugas-tugasnya itu sudah ditentukan oleh kelompok masingmasing,” tandasnya.
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
25
jendela madura
Ketika Bupati Pikulkan Air untuk Rakyatnya
Pemimpin memang seharunya mendekat dan melayani rakyat, bukan hanya duduk jumawa di singgasana bak raja. Itu pula yang dilakukan Bupati Pamekasan, Achmad Syafii. Mengatasi kekeringan, ia pun rela memikulkan air untuk rakyatnya Oleh : Fajar Firmansyah
M
usim kemarau memang menjadi momentum yang memprihatinkan di Madura. Tak terkecuali di Kabupaten Pamekasan. Pada awal September, kekeringan dan kekurangan air bersih hanya melanda beberapa desa di 10 kecamatan, kini hamper merata terjadi di desa seluruh kecamatan di Pamekasan. Daerah yang paling mengalami kekeringan di antaranya Desa Bangserreh, Desa Blaban, Desa Bujur, Timur, Bujur Tengah, Bujur Barat dan Desa Pangerreman di Kecamatan Batumarmar. Di desadesa tersebut sama sekali tidak ditemukan sumber air yang bisa dimanfaatkan warga. Bupati Pamekasan, Achmad Syafii pun menyingsingkan lengan baju untuk membantu. Bahkan dalam satu kesempatan, Syafii memikul sendiri timba seng berisi air untuk dibagikan ke warga. Timba seng itu biasa digunakan petani untuk
26
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
menyiram tembakau. Aksi Syafii ini mendapat aplaus warga. “Sebelum saya jadi bupati, saya juga rajin menyiram tembakau karena saya anak petani juga,” ujarnya sambil tertawa. Selain itu, bersama jajarannya ia turut mendistribusikan langsung bantuan air ke desa yang paling gersang dengan menggunakan mobil tanki milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan PDAM. Menurut Syafii, andaikan ada sumber air di daerah kekeringan, maka Pemkab akan mengebornya. Namun karena tidak ada air di dalam tanah, maka satu-satunya cara di musim kemarau ini harus dropping air menggunakan tanki. “Jangan sampai masyarakat menderita,” ungkap Syafii. Selain solusi ini, ia juga menyiapkan rencana jangka panjang, dimana sungai-sungai yang ada di desa yang kekeringan,
akan dibuatkan pintu-pintu air. Ini agar air yang ada di sungai tidak sepenuhnya mengalir ke hilir dan bisa ditampung untuk kebutuhan warga di musim kemarau. “Perlu dibangun embung air di sungai yang airnya besar pada saat musim penghujan,” kata Syafii. Rencana ini juga menjadi gagasan bersama antara Pemkab Pamekasan dengan BPWS. Apalagi kedua institusi ini telah menandatangani MoU kerjasama untuk kemajuan Pamekasan. Terkait kekeringan ini, Pemprop jatims endiri juga sudah merilis daerah-daerah di jatim yang dilanda kekeringan. Gubernur Jatim Soekarwo menyebutkan, sebanyak 14 Kabupaten di Propinsi Jawa Timur, dilanda bencana kekeringan. “Paling parah memang ada di Pulau Madura,” kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Terkait kondisi itu, Pemprov Jawa Timur akan membangun embung atau Geo-Membran sebuah wadah penampungan air hujan, dengan ukuran 50 X 50 meter dengan kedalaman empat meter. “Masingmasing kabupaten berbeda kebutuhannya, ada yang lima sampai 10 embung nantinya. Saya juga sudah minta BPWS untuk ikut bergerak mengatasi masalah ini” imbuh Soekarwo.
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
27
apa kabar
apa kabar
Dukung Wisata
Gili Iyang,
Gelar Lomba Kerajinan Langkah inovatif Camat Dungkek Wahyu Kurniawan Pribadi AP MSi ini patut diacungi jempol. Usai pelatihan pembuatan kerajinan (souvenir) berbasis sumber daya alam Madura oleh BPWS pada Juni lalu, langsung menggelar lomba kreasi kerajinan. Seperti apa? Oleh : Faisal Yasir Arifin
Saat ini Gili Iyang yang masuk wilayah Kecamatan Dungke Kabupaten Sumenep ini didisain untuk menjadi destinasi health tourism berkelas internasional. Bahkan sudah ada trip internasional beberapa kali ke pulau oksigen itu. Faktanya baik wisatawan domestik ataupun luar negeri banyak mencari oleh-oleh khas Madura atau Gili Iyang, seperti produk kerajinan, seperti halnya jika mereka mengunjungi Bali atau Jogjakarta. Namun mereka belum mendapatkan sesuatu yang khas, etnik, tradisional yang menjadi ciri khas daerah. “Berangkat dari pemikiran itulah, kami kemudian menggelar lomba ini. Nah, pelatihan kerajinan yang diadakan BPWS kemarin sangat bermanfaat. Ini untuk menggalakkan kreatifitas guna peningkatan perekonomian masyarakat dan menunjang program pemerintah daerah terhadap Gili Iyang,” tegas alumnus STPDN ini. Lomba tersbeut menurut Wahyu diadakan sebagai bagian penyegaran, veluasi sekaligus tindak lanjut dari pelatihan yang dilakukan BPWS terhadap ma-
28
Suramadu APRIL- SEPTEMBER JULI - JUNI 2014
syarakat Dungkek beberapa waktu lalu yang mendatangkan instruktur dari Jogjakarta dan Malang. “Kami terlecut motivasinya setelah pelatihan itu. Bukankah sumber kita sangat melimpah? Bunga kering, daun siwalan, serabut kelapa, pasir laut dan masih sangat banyak lagi lainnya yang jika kita berdayakan bias menghasilkan nilai tambah yang luas biasa,” tegasnya. Lomba itu sendiri digelar pada 2 September 2014 dengan melibatkan 15 desa di Kecamatan Dungkek yang diikuti oleh 26 kelompok. Masing-masing kelompok dipersilakan untuk menelurkan kreativitasnya dnegan bahan-bahan limbah alamiah yang melimpah di wilayah tersebut.
kerajinan. “Memang sejak kami ikut pelatihan BPWS dulu itu, kami terus berlatih menghasilkan produk berkualitas. Kami juga terus menjaga komunikasi dengan instruktur BPWS untuk pembinaan meski hanya lewat telefon,” ujar Ustadz Ahya’ peserta lomba sekaligus ketua kelompok masyarakat Banraas Pulau Gili Iyang. BPWS maupun Pemkab Sumenep sendiri sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Itu menunjukkan semangat masyarakat untuk maju.
Mereka pun membuat kresi tas, pohon, asbak, patung dan banyak lagi lainnya dari bahan sabut kelapa, daun lontar, pasir laut, bunga cemara udang kering, dan lain sebagainya.
“Itu suatu langkah positif yang harus terus dikembangkan dan diapresiasi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada BPWS atas pelatihan yang diberikan kepada masyarakat sehingga bisa memberdayakan dan mendorong bergeraknya perekonomian dari sektor pendukung wisata ini,” ujar Bupati Sumenep, KH Busyro A Karim
Menariknya, produk yang mereka hasilkan menunjukkan kualitas yang bagus. Bahkan seperti produk dari seorang ahli
Wakil Kepala BPWS, Herman Hidayat juga mengapresiasi lomba tersebut. Menurutnya, langkah itu perlu terus didukung dan dikem-
bangkan. BPWS juga berterimakasih pada Pemkab Sumenep atas sinerginya yang positif. Langkah ini menunjukkan bahwa masyarakat mau mempraktikkan apa yang telah dilatihkan. “Ke depan, semoga bias mendukung rencana besar untuk menjadikan Gili Iyang sebagai helath tourism berskala internasional. Dengan adanya produk kerajinan khas kawasan wisata itu, tentu dapat menciptakan nilai tambah dari akrakter wisata daerah itu,” tandasnya. Dari lomba itu sendiri, Juara I diraih kelompok Desa Banraas Gili Iyang, Juara II diraih Desa Lapadaya, dan Juara III direbut dari kelompok Desa Bancamara. “Para pemenang akan diberikan pembinaan intensif oleh Dinas Koperasi Pemkab Sumenep. Selain itu, produk kerajinan mereka akan diikutkan dalam pameran pembangunan di Kecamatan Dungkek pada 6 sampai 7 Oktober,” pungkas Camat Dungket, Wahyu Kurniawan. (*)
Suramadu JULI - SEPTEMBER APRIL - JUNI 2014
29
lentera
lentera rasa syukur. Namun perintah itu disikapi berbeda, Habil mempersembahkan yang terbaik dari hewan ternaknya sementara Qobil memberikan hasil pertaniannya yang sudah rusak dan jelek. Maka Allah pun hanya menerima persembahan Habil dan menolak persembahan dari yang lainnya. (QS. Al-Maidah : 27) Sejarah kurban menjadi fenomenal ketika Nabi Ibrahim as mendapat perintah dari Tuhan untuk menyembelih putranya Ismail. Perintah yang tak lazim ini sempat membuat ia bimbang apakah benar datang dari Tuhan atau hanya sekedar bunga mimpi belaka. Perintah inipun akhirnya dilaksanakan setelah mendapat kepastian kebenarannya dari Allah SWT. Karena kesungguhan dan keikhlasan keduanya melaksanakan perintah, lalu Allah mengganti sembelihan itu dengan seekor domba besar (QS. As shaffaat : 102-107).
Esensi Berkurban:
Sebuah Perspektif Ibadah Multidimensional Oleh: Faisal Yasir Arifin S.Sos (Alumni Ponpes Salafiyah Sunan Pandan Aran Jogjakarta) Sejarah kurban menjadi fenomenal ketika Nabi Ibrahim as mendapat perintah dari Tuhan untuk menyembelih putranya Ismail. Perintah yang tak lazim ini sempat membuat ia bimbang apakah benar datang dari Tuhan atau hanya sekedar bunga mimpi belaka. Perintah inipun akhirnya dilaksanakan setelah mendapat kepastian kebenarannya dari Allah SWT. Karena kesungguhan dan keikhlasan keduanya melaksanakan perintah, lalu Allah mengganti sembelihan itu dengan seekor domba besar (QS. As shaffaat : 102-107).
30
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
S
etiap tahun umat muslim selalu merayakan Idul Kurban. Sebuah perayaan yang sebenarnya bukan hanya sebatas pemaknaan simbolis belaka atas ritual tahunan. Ya, kurban (qurban) secara etimologis berarti dekat. Sebuah prosesi ibadah melaksanakan penyembelihan hewan kurban (udlhiyah) pada saat hari raya Idul Adha dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sehingga, semestinya qurban dapat dipahami sebagai media untuk mengantarkan seorang hamba agar lebih dekat kepada Tuhannya. Sebenarnya, esensi berkurban memiliki makna multidimensional dalam kehidupan. Baik dalam perspektif trasedental samawiah maupun tata kehidupan kemanusian. Sebelum terlalu jauh, perlu kita mengingat jejak sejarah perintah berkurban ini. Perintah untuk berkurban bahkan telah dimulai sejak awal peradaban manusia. Dua putra Adam yakni Qobil dan Habil diperintahkan untuk mempersembahkan hasil pertanian dan peternakan mereka sebagai bentuk pengabdian dan
Esensi Kurban Hewan yang dikurbankan, sebenarnya adalah simbolisasi kduniawian, kebendaan atau simbol harta kekayaan yang dicintai. Oleh sebab itu di balik perintah berkurban tersimpan makna bahwa untuk dekat dengan Allah SWT seseorang harus rela berkorban dengan menghadirkan yang terbaik dari apa yang dimilikinya. Hal inilah yang telah ditunjukkan oleh Habil sehingga persembahan kurbannya dapat diterima. Demikikan juga terhadap Ibrahim, demi menjalankan perintah, anak semata wayang yang paling disayangi ia relakan untuk disembelih. Padahal untuk kelahiran putra satu satunya itu Ibrahim telah sangat lama menunggu dan merindukan kehadirannya.
dalamnya terkandung beberapa makna spiritual yang amat dalam. Pertama, ungkapan rasa syukur kepada Allah dengan mempersembahkan harta yang terbaik. Melalui ibadah kurban seseorang berusaha mencari pendekatan dengan menyambung hubungan vertikal yang bersifat transendental kepada sang pencipta. Kedua, sebagai ungkapan cinta kasih dan rasa simpatik kepada kaum lemah dan papa. Anjuran untuk membagibagikan daging kurban kepada fakir miskin sebagai manifestasi bentuk kepedulian sosial. Dengan berkurban seseorang telah membangun hubungan horisontal yang baik kepada sesama manusia. Ketiga, simbol dari kesediaan untuk melawan dan mengenyahkan sesuatu yang dapat menjauhkan diri dari jalan Allah. Kurban bukanlah untuk menjadikan hewan sembelihan itu sebagai upacara persembahan yang dihidangkan pada altar pemujaan atau diletakkan dibawah pohon besar sebagai sesajen, melainkan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur yang mendalam untuk kemudian dagingnya dapat dinikmati oleh orang yang berkurban itu sendiri maupun untuk orang lain yang membutuhkan. Sebagai sebuah simbol, perintah kurban haruslah bertransformasi ke ranah kehidupan yang lebih luas. Kurban tidak akan menemui esensinya andaikan hanya dipahami sebagai ibadah ritual tahunan pada saat menjelang Idul adha saja tanpa menumbuhkan semangat rela berkorban untuk mensyiarkan agama Allah.
Ismail sendiri berasal dari bahasa Ibrani yang seakar dengan bahasa arab dari kata sami’a yang berarti mendengar. Yakni anak yang dilahirkan setelah Tuhan mendengar doa panjang yang dipanjatkan Ibrahim.
Dalam Ibadah kurban kita dituntun untuk tidak hanya menjaga ketaatan secara pribadi kepada Allah, namun dituntut untuk menghadirkan kemanfatan diri bagi sesama manusia. Orang yang terbaik diantara kita adalah orang yang paling banyak manfaatnya kepada manusia lain, Demikian nabi bersabda dalam hadistnya.
Ibadah kurban sama seperti ibadah haji bersifat simbolik. Di
Makna utama ibadah kurban yang berupa kesediaan
untuk berkorban sebagaimana ditunjukkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, dapat dijadikan inspirasi bagaimana kita bisa saling berbagi dan memberdayakan sesama umat manusia, terutama mereka yang kurang beruntung. Dalam surah Ash Shaffat 100111, Allah swt. menggambarkan kejujuran nabi Ibrahim dalam melaksanakan ibadah kurban dengan dua hal penting adalah penilaian al istijabah al fauriyah dan Shidqul istislam. Al istijabah al fauriyah adalah kesigapan nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah sampai pun harus menyembelih putra kesayangannya. Hukum berkurban adalah sunah muakkad yang artinya sangat dianjurkan bagi yang
mampu atau tidak wajib. Namun, sebagai muslim seperti yang diperintahkan nabi agar memberi manfaat bagi yang lain, berkurban adalahs ebuah ibadah yang semestinya memberi manfaat multidimensional. Baik bagi si pelaku, yakni semakin teguhnya semangat untuk membantu yang lain, maupun bagi penerima,s ebagai sebuah penguatan terhadap kaum mustadh’afin. Insyaallah. (*)
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
31
jejak santri
jejak santri
MQK Tingkat Nasional
Para Jawara
dari Serambi Madinah Madura sebagai Serambi Madinah mencatatkan prestasi luar biasa dari ajang Musabaqoh Qira’atil Kutub (MQK) tingkat Nasional di Jambi, 2-9 September 2014. Empat santri Pondok Pesantren (ponpes) Nurul Cholil, Kelurahan Demangan menyabet medali. Meneguhkan Madura sebagai kiblat religi Oleh : Faisal Yasir Arifin
S
enyum seoah mekar dari wajah sumringah Mereka adalah Masduki Fadli (15), asal Desa Longkek, Kecamatan Galis. Siswa kelas III Tsanawiyah itu berhasil meraih medali emas MQK di bidang Tafsir Marhalah Wustho. Syaifur Rijal (18), asal Desa Durjan Kecamatan Konang. Ia menyabet medali perak di bidang Nahwu Ulya.
32
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
Sementara Moh Hasan (15), asal Desa Lomaer Kecamatan Blega, dan Erna Nurdiana (15), asal Desa Pakaan Dajah Kecamatan Galis, keduanya menyumbangkan medali perunggu di bidang Ushul Fiqhi Marhalah Wustho. Empat santri ponpes yang berdiri sejak tahun 1957 itu menyisihkan ribuan santri se
Indonesia. Jelas, ini prestasi amat membanggakan bagi ponpes tersebut. Sebuah pengakuan skala nasional atas kualitas keilmuan dari pesantren salaf tersebut. “Saya sangat bangga. Mereka mampu menunjukan kemampuan terbaiknya dalam MQK. Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat menghrumkan nama Kabupaten Bangkalan ini khususnya dan Madura serta Jatim pada umumnya,” ujar Pengasuh Ponpes Nurul Cholil, KH Zubair Muntashor, tanpa bermaksud jumawa. Tahun-tahun berikutnya, merupakan tugas berat bagi para santri dan ponpes Nurul Cholil.. Menurutnya, mempertahankan prestasi yang telah diraih lebih sulit dibandingkan saat merebutnya. “Kami akan terus berupaya
semaksimal mungkin agar dapat mempertahankan prestasi dengan melahirkan bibit-bibit unggul melalui sistem pembinaan dan kurilukum yang diterapkan di ponpes ini,”paparnya. Kedatangan keempat santri itu bak para pahlawan. Mereka disambut semua santri termasuk Wakil Bupati Bangkalan Ir KH Mondir Rofii. “Prestasi mereka sangat membanggakan. Sukses ini harus menjadi inspirasi para santri lainnya. Ke depan harus dapat melahirkan santri-santri unggul dan berprestasi,” ungkapnya. Sementara itu, Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Kemenag, M Ace Syaifuddin ketika dikonfirmasi MAJALAH SURAMADU mengatakan, dari sisi subtansi Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) tidak kalah dengan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) karena penggalian pemahaman isi kandungan Alquran sangat luas dan komprehensif. Ia melanjutkan melalui penyelenggaraan MQK bakal melahirkan calon pemimpin yang benar-benar berkualitas dalam memahami kitab kuning. Perbedaan antara penyelenggaraan MTQ dan MQK, lanjut dia, kalau MTQ hanya memahami dan membaca Al Quran dan lebih menonjolkan seni membaca, akan tetapi MQK selain membaca, memahami juga mengkaji kitab-kitab klasik
karya ulama. “Jadi, pemahaman kitab klasik inilah yang tidak ada di MTQ. Ini untuk melestarikan budaya dan tradisi ulama melalui karya kitab kuning yang menjadi referensi utama pondok pesantren, serta membentuk karakter kepribadian santri yang unggul, berkualitas dan berkarakter,” tegasnya. Untuk diketahui, kitab kuning, dalam pendidikan agama islam, merujuk kepada kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaranpelajaran agama islam (diraasah al-islamiyyah) yang diajarkan pada Pondok-pondok Pesantren, mulai dari fiqh, aqidah, akhlaq/ tasawuf, tata bahasa arab (‘ilmu nahwu dan ‘ilmu sharf),
hadits, tafsir, ‘ulumul qur’aan, hingga pada ilmu sosial dan kemasyarakatan (mu’amalah). Karya-karya ulama besar dan sangat alim ini dipelajari sebagai sebuah rujukan yang masih sangat relevan dengan era kekinian. Kitab kuning dikenal juga dengan kitab gundul karena memang tidak memiliki harakat (fathah, kasrah, dhammah, sukun), tidak seperti kitab al-Quran pada umumnya. Oleh sebab itu, untuk bisa membaca kitab kuning berikut arti harfiah kalimat per kalimat agar bisa dipahami secara menyeluruh, dibutuhkan waktu belajar yang relatif lama dan intensif. (*)
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
33
info sehat 600 SM. Zat antiseptik di dalam sirih dapat digunakan sebagai obat kumur dan menjaga kesehatan alat kelamin wanita (obat keputihan). Sirih yang umum digunakan di Indonesia sebagai obat adalah sirih hijau (Piper betel Linn) dan sirih merah. Sirih berdaun hijau atau sirih kampung umumnya telah dikenal lebih dahulu oleh nenek moyang kita sebagai obat yang berkhasiat menyembuhkan sariawan dan sakit gigi. Selain itu, air rebusan dari daun sirih hijau yang mengandung antiseptik berkhasiat untuk obat keputihan, obat kumur, dan menghilangkan bau badan
Sirih: Resep Kuno Penangkal Ragam Sakit Siapa tak kenal sirih ? Ya, tanaman merambat ini telah dikenal memiliki beragam manfaat kesehatan. Bahkan,sejumlah literatur menyebutkan sirih telah digunakan sebagai obat sejak 600 SM. Oleh : Afif Nurrakhman (diolah dari berbagai sumber)
J
ika kita cermati, mungkin nenek kita yang masih menggunakan sirih untuk nginang, gigi-giginya masih utuh meski sudah sepuh. Selain karena kapur (injet : jawa) yang mengandung fosfor, gigi mereka sehat karena sirih yang dikunyah mengandung antibakteri, sehingga kesehatan gigi dan gusinya terjaga. Meskipun, gigi mereka menjadi merah karena efek tembakau. Nah, selain menjadi antiseptic, ternyata sirih telah teruji secara klinis mampu mengusir radikal bebas, atau bias menjadi anti oksidan bagi tubuh kita. Seperti diketahui, radikal bebas merupakan suatu atom atau gugus atom yang memiliki
34
Suramadu APRIL- SEPTEMBER JULI - JUNI 2014
satu atau lebih elektron tidak berpasangan dan sangat reaktif. Senyawa ini dapat berasal dari hasil metabolisme, polutan pabrik, asap, makanan, dan sinar UV. Bila jumlah senyawa ini banyak terdapat di dalam tubuh, maka akan dapat mengoksidasi senyawa lemak, merusak protein, dan DNA. Kondisi tersebut dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti kanker, jantung koroner, stroke, diabetes mellitus. Oleh karena itu diperlukan senyawa yang dapat menstabilkan radikal bebas, yaitu antioksidan. Dan itu terdapat dalam daun sirih. Antioksidan merupakan suatu inhibitor yang digunakan untuk menghambat auto-oksidasi,
bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif dan relatif stabil. Senyawa antioksidan yang paling utama adalah flavones, isoflavones, flavonoids, anthocyanin, coumarin lignans, catechins and isocatechins Penggunaan tumbuhan sebagai senyawa antioksidan secara tradisional sudah banyak dilakukan oleh masyarakat karena lebih praktis, murah, dan relatif aman. Hasil skrining fitokimia daun sirih diperoleh senyawa glikosida, triterpenoid/steroid, flavonoid, tanin, dan anthrakuion. Terdapat banyak jenis sirih, yaitu sirih merah, sirih hijau, sirih hutan, sirih plastik, sirih lumut, sirih bulu, sirih hati, sirih silver, sirih jalu, sirih duduk, sirih capung, dan sirih wulung. Tiap daun sirih memiliki kandungan yang berbeda. Sampai saat ini, daun sirih yang banyak dikenal dan dimanfaatkan adalah daun sirih hijau dan daun sirih merah. Tanaman sirih sudah dikenal sebagai antiseptik sejak tahun
Daun sirih merah selain digunakan sebagai antiseptik, juga dapat digunakan untuk mengobati diabetes mellitus, maag, tekanan darah tinggi, asam urat, batu ginjal, dan ambeien dengan cara memakan daunnya (Alfarabi, 2008). Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui khasiat antiseptik dan antibakteri sirih merah. Penelitian yang dilakukan oleh Safihtri dan Fahma, 2008 menunjukkan bahwa ekstrak sirih merah mengandung flavonoid, alkaloid, tannin dan minyak atsiri. Berikut manfaat daun sirih yang dihimpun penulis dari sejumlah jurnal ilmiah dan telah teruji secara klinis : Melancarkan Buang Air Kecil Daun sirih memiliki sifat diurektik yang dapat membantu melancarkan buang air kecil. Buat jus enam lembar daun sirih. Tambahkan sedikit susu dan madu agar rasanya lebih enak. Minum jus ini secara teratur sampai buang air kecil kembali lancar. Mengatasi Lemah Syaraf Tangan tiba-tiba sulit digerakkan atau mati rasa merupakan salah satu contoh lemah syaraf. Jika Anda pernah mengalami masalah ini atau masalah serupa yang berhubungan dengan indera perasa, Anda dapat menggunakan daun sirih untuk membantu menyembuhkan masalah ini. Untuk mengobati lemah syaraf dengan daun sirih,
jus beberapa lembar daun sirih. Saring dan campur dengan satu sendok madu alami. Minum ramuan ini dua kali sehari secara teratur untuk mendapatkan hasil yang efektif. Mengatasi Gangguan Pernafasan Flu, batuk, rdang tenggorokan, dan berbagai penyakit gangguan pernafasan memang merupakan masalah kesehatan yang umum. Anda juga dapat meminum air rebusan daun sirih karena daun sirih menganduk antibiotic alami dan anti bakteri. Sembelit Untuk mengatasi sembelit, celupkan daun sirih ke dalam minyak jarak. Setelah itu, masukkan daun sirih tersebut ke dalam dubur selama beberapa saat. Hal ini dipercaya dapat mengatasi sembelit. Meredakan Radang Daun sirih dapat berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa jenis radang. Orchitis dan arhritis merupakan beberapa contoh radang yang dapat Anda sembuhkan menggunakan daun sirih yaitu dengan meminum air sari rebusan daun sirih. Mempercepat Penyembuhan Luka Ambil tiga lembar daun sirih. Tumbuk daun sirih sampai halus kemudian tempelkan pada bagian tubuh yang terluka. Setelah itu, perban luka tersebut. Biasanya dalam dua hari luka tersebut akan kering dan sembuh. Menyembuhkan Gusi Berdarah & Mencegah Kanker Mulut Rebus daun sirih dalam 3 gelas air, setelah itu, gunakan air rebusan sirih tersebut untuk berkumur-kumur. Mengatasi Keputihan Rebus 10 lembar daun sirih dengan 5 gelas air. Setelah itu, gunakan air rebusan tersebut untuk membasuh vagina. Lakukan secara teratur. Selain dapat menghilangkan keputihan, daun sirih juga dapat menghilangkan bau tidak sedap dan membuat vagina menjadi kesat. (*)
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
35
kolom
Musik Tong-Tong:
Revitalisasi Kebangkitan Musik Madura Moh. Rachmad Saleh Aditama, ST Kasubdiv. Promosi BPWS
Fenomena globalisasi dengan sekian nilai yang dibawanya, telah memunculkan beragam kekha watiran masyarakat lokal (Madura), karena kebuda yaan baru yang dibawa oleh globalisasi tampaknya secara perlahan mulai menggerus kekayaan lokal. Tidak heran beberapa tokoh di Madura memunculkan gagasan tentang revitalisasi kebudayaan yang dimiliki Madura.
K
onsepsi revitalisasi merupakan tawaran untuk menyelamatkan kebudayaan agar tetap eksis, salah satunya dalam bidang seni musik lokal di tengah kemajuan seni musik kekinian. Sebab, membiarkan seni musik lokal dengan apa adanya, sama halnya dengan menenggelamkan kekayaan lokal tersebut dalam kemajuan seni musik modern. Hanya revitalisasi seni musik lokal yang bisa diwujudkan untuk tetap mempertahan kannya, sehingga tradisi seni musik lokal akan tetap menarik dan eksis di tengah belantika musik-musik modern yang terus berkembang. Salah satu wujud kongkret dari revitalisasi ini adalah pengembangan seni musik Tong-Tong di Madura yang sangat fenomenal, terutama pada saat bulan Ramadhan. Tong-Tong tampak telah menjadi seperangkat seni musik yang memiliki nilai religius dan sangat lokalistik dan ikonik, karena geliatnya yang biasa dilekat kan pada saat momentum suci bulan Ramadhan. Seni Musik Tong-Tong, sejak beberapa tahun terakhir ini tampaknya menjadi fenomena baru dalam kontelasi musik lokal di Madura. Musik Tong- Tong adalah musik dengan peralatan dari bambu dan dibuat dengan model sederhana ini, tapi mampu menghadirkan bunyi yang rancak dan tak kalah indah dari musik modern, merupakan kekayaan lokal yang mampu mewarnai
36
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
kehidupan masyarakat, terutama di Madura. Tong-Tong yang dalam kehidupan masyarakat kampung hanya dimanfaatkan terbatas untuk memberi peringatan atau isyarat saat ada kejadiankejadian penting, misalnya saat ada pencurian, akan dimulainya kegiatan-kegiatan desa dan saat ada kejadian-keja dian yang lain. Namun kini telah dihadirkan menjadi seperangkat alat musik yang mampu melahirkan musik yang menarik. Artinya, Tong-Tong pada awalnya tidak lebih hanya sekedar berbunyi. Tidak lebih. Sehingga nyaris kekayaan lokal ini hilang dari kehidupan masyarakat ketika segala bunyi-bunyian mampu diciptakan dengan nuansa yang lebih menarik dan berwama kekinian. Akan tetapi, dengan kreatifitas yang tinggi masyarakat Madura, Tong-Tong yang sangat sederhana pun mampu disulap menjadi seperangkat alat musik yang tidak kalah indah dan menarik dari pada musik modern. Musik Tong-Tong, selain sebagai perwujudan lain seni musik, juga memiliki karakter khas suatu kebudayaan yang mampu beradaptasi dengan kehidupan masa kini. Seni musik Tong-Tong, bukan hanya menjadi alat musik penghibur, tetapi sebagai bukti bahwa setiap kekayaan lokal tidak bisa langsung diputuskan harus ditinggalkan dan dibiarkan. Dengan segala keunikannya, musik Tong-Tong, telah mampu membuktikan sebagai seni yang juga bisa mewarnai konstelasi seni musik modern. Tong-Tong adalah khazanah kebudayaan Madura, yang sangat bernafaskan seni lokal dan mencerminkan tentang karakteristik kondisi Madura yang sesungguhnya. Tong-Tong tidak hanya memberikan keindahan bunyi, tetapi juga memberikan ajaran tentang keluhuran nilai-nilai seni lokal. Dengan perangkat dari bambu, memang terkesan musik Tong-Tong terlalu sederhana. Tapi, di balik kesederhaan itulah, Tong-Tong tampaknya mengajarkan tentang sebuah fenomena yang sangat unik. Dengan kata
lain, kesederhaan akan melahirkan sesuatu yang luar biasa apabila dila kukan dengan komitmen gotong royong yang sangat tinggi. Musik Tong-Tong adalah perpaduan dari nilai-nilai kebudayaan Madura, yang mengajar kan tentang kebersamaan, sehingga melahirkan kesatuan bunyi yang sangat indah serta tetap de ngan ciri khusus lokalitasnya : musik berkarakter Madura. Salah satu keunikan inilah, yang pada akhimya mampu memposisikan musik Tong-Tong sebagai salah satu aliran seni musik lokal yang harus diperhitungkan. Tong-Tong dalam konteks saat ini, tidak bisa dilihat hanya sekedar seperangkat alat musik lokal yang apa adanya, tapi diakui ataupun tidak, Tong-Tong telah mampu menjadi ikon seni musik yang tumbuh dan berkembang dari kondisi lokal. Musik Tong-Tong adalah kreatifitas masyarakat lokal yang disemangati oleh komitmen untuk memberdayakan dan menyelaraskan seni musik lokal dengan perkembangan alat musik modern. Kehadiran musik Tong-Tong tidak hanya sekedar menjadi pelengkap dalam dunia seni musik, tetapi telah menjadi ikon baru dalam perkembangan seni musik kekinian. Modifikasi alunan musik dan link lagu yang seringkali ditampilkan dalam musik Tong-Tong, tidak hanya menyajikan lagu-lagu dengan nilai lokal, tetapi juga mampu diracik dengan lagu-lagu yang tercipta abad ini, sehingga musik TongTong tampak lebih menjadi aliran musik yang serba bisa, terutama ketika harus memunculkan identitas sebagai aliran tradisi seni musik yang diformu lasi dengan kekayaan lokal. Perkembangan seni musik di Madura, dalam konteks saat ini, bukan hanya telah mampu menjadi tradisi seni dengan kekuataan lokal yang sangat kental, tetapi juga telah mampu menjadi ikon baru yang harus diapresiasi dengan maksimal. Sebab, kehadiran musik Tong-Tong adalah perwujudan kebudayaan dan warisan
lokal yang sangat bernilai. Musik Tong-Tong hadir bukan hanya untuk melengkapi seni musik lokal, tetapi juga sebagai power kebangkitan musik-musik dengan nilai-nilai lokal, yang pada akhirnya harus menjadi embrio bangkit nya musik-musik lokal yang lain. Oleh karena itu, musik-musik lokal yang masih kental dengan nuansa lokalitasnya, di masamasa yang akan datang akan menjadi pilihan masyarakat kebanyakan. Nuansa kesederhanaan alat musik dengan bunyi yang juga sederhana, tetapi sangat menarik, merupakan nilai-nilai unik dari seni musik Tong-Tong yang tidak bisa dipisahkan. Dengan keunikan tersebut, Tong-Tong telah hadir sebagai seni musik dengan spirit lokalitasnya yang sangat dalam, sehingga dalam konstelasi seni musik, Tong-Tong lebih menjadi rainkarnasi dari sejarah dan nilai-nilai kebudayaan lokal yang tidak bisa dipisahkan. Posisi seni musik Tong-Tong tidak hanya menjadi media penghibur masyarakat Madura, tetapi secara mendasar memiliki visi untuk semakin membumikan kekayaan lokal di tengah hiruk pikuk kemajuan musik-musik kontemporer, Maka, posisi seni musik lokal tentu saja sudah waktunya dijadikan sebagai ikon tersendiri dalam membangkitkan kemajuan seni-seni musik lokal dengan formulasi dan model yang relevan dengan perkembangan kontemporer serta tidak menghilangkan nilai-nilai genuine lokalnya, karena nilai-nilai lokal adalah karakteristik dan identitas yang penuh dengan nilai-nilai filosofi sangat dalam tentang kebudayaan lokal. Seni musik Tong-Tong adalah nafas dan nilai-nilai seni dan kebudayaan Madura yang sekaligus mencerminkan kejatidirian masyarakat Madura (*)
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
37
ritme
ritme Ini terbukti dengan dimulainya dilakukannya pembangunan infrastruktur di pulau oksigen itu. Awal September lalu, Deputi Pengendalian bersama jajarannya meninjau langsung pelaksanaan proyek pavingisasi dan pembuatan instalasi air minum di Gili Iyang. Ratusan pekerja bahu membahu memoles Gili Iyang. “Kita kebut agar segera selesai. Meskipun dikebut, kami tetap menjaga kualitas. Kami berharap, pemangunannya terus berkesinambungan sehingga bisa segera menjadi destinasi skala internasional yang pada gilirannya memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat,” tegas Deputi Pengendalian BPWS, Agus Wahyudi saat meninjau proyek infrastruktur Gili Iyang.
Kabapel dan Wakabapel BPWS mendampingi Bupati Sumenep meninjau maket rencana pembangunan Madura di kantor BPWS.
BPWS Kebut Infrastruktur Gili Iyang
Wajah-wajah Cerah di Pulau Oksigen Raut sumringah sering menyungging di wajah Klebun (Kades- Red) Banraas Gili Iyang. Bukan tanpa alasan jika Haji Pa’ong, demikian ia akrab disapa, bersikap seperti itu. Sebab, pembangunan Gili Iyang sudah dimulai. Baginya, itu adalah sebuah pertaruhan antara harga diri, perjuangan dan pengabdian Oleh : Faisal Yasir Arifin Bersama koleganya, Klebun Bancamara (Kelurahan di Gili Iyang), M Alwi, dirinya cukup lelah setelah puluhan tahun menanti janji pemerintah pusat untuk membangun Gili Iyang. “Pernah didatangkan tiang listrik ke sini. Katanya mau dibangun,
38
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
eeeh bertahun-tahun tak ada kabarnya,” ujarnya. Bahkan, ketika BPWS dan sejumlah institusi vertikal yang difasilitasi BPWS berkali-kali survei ke Gili Iyang, dirinya masih pesimis. “Saya masih su’dzon ke BPWS. Aaaaah...paling-paling
omong doang, surva-survei tetapi gak ada kabarnya. Eh...ternyata saya salah,” ujarnya ditimpali tawa renyah. Lulusan sarjana hukum sebuah universitas swasta kenamaan di Malang Jatim ini mengaku, adanya BPWS benar-benar memberi manfaat luar biasa bagi masyarakat. “BPWS dan Pemkab Sumenep dan seluruh pihak yang terlibat, sangat serius. Kami sangat berterimakasih,” tegasnya. Memang, langkah BPWS menseriusi pengembangan Gili Iyang sebagai destinasi health tourism benar-benar diseriusi.
Langkah ini merupakan pengejawantahan dari amanat Peraturan Presiden No. 23 Tahun 2009 tentang BPWS. Didalamnya disebutkan bahwa domain tugasnya adalah melakukan fasilitasi dan stimulasi percepatan pertumbuhan ekonomi Pulau Madura. Pada titik inilah Gili Iyang merupakan salah satu dari 19 kawasan potensial yang masuk dalam program fasilitasi dan stimulasi BPWS. Ini dikatakan Kepala bapel BPWS di sela acara rapat dengan Pemkab Sumenep, Puslitbangkim Kementerian PU dan BPWS terkait rencana pengembangan Gili Iyang.“Untuk menunjang program di Gili Iyang maka diadakan koordinasi dan sinkronisasi program fasilitasi dan stimulasipembangunan Gili Iyang tersebut,” ujar Kepala Bapel BPWS Mohammad Irian akhir Juni lalu. Dijelaskan, pada 2014 ini program stimulasi berupa pengembangan infrastruktur Gili Iyang meliputi konstruksi antara lain, pavingisasi jalan eksisting, MCK dan pompa tenaga matahari serta air minum berupa sumur bor di Ds. Candi Dungkek untuk persiapan kebutuhan di Gili Iyang yang akan disalurkan melalui pipa bawah laut.
perencanaan system jaringan jalan arteri dan kolektor sesuai master plan di Gili Iyang dan perencanaan teknis sistem pipa air bersih bawah laut dan SPAM Gili Iyang,”tegasnya. Wakil Bupati Kabupaten Sumenep Ir. H. Soengkono Sidik, M. Si, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sumenep mengaku berterimakasih dan siap bekerjasama dengan BPWS memajukan Madura. “Pak Bupati Sumenep KH Busyro dan saya selaku Wakil Bupati, mewakili seluruh masyarakat mengucapkan terimakasih dan berharap kerjasama ini bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat luas,” ujarnya. (*)
“Sedangkan program perencanaan teknik untuk program stimulasi 2014 yang akan di kerjakan tahun ini meliputi Bupati dan Wabup Sam pang bersama Kabape l BP WS meninjau ren pembangunan Polter cana a di Sampang.
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
39
ritme
ritme
BPWS Bebaskan Lahan, Lintas Selatan Srepang Segera Mulus
Lebih Dekat Lebih Singkat Meskipun segelintir pihak terus mengkritisi BPWS yang dituding tidak bekerja, namun BPWS menjawabnya dengan aksi nyata. Ini terbukti dengan terus dibangunnya infrastruktur Madura oleh BPWS dan instansi terkait lainnya.
S
alah satunya adalah jalur lintas selatan Srepang (Sreseh – Pangarengan) Madura yang menghubungkan Sreseh – Pangarengan sejauh 15,6 KM. Pembangunan infrastruktur ini dikeroyok berbagai instansi. Yakni BPWS, Balai Besar Pembangunan Jalan nasional V (BBPJN V) dan Pemkab setempat. BBPJN V kebagian mengaspal jalan sepanjang 15,6 km, BPWS kebagian membebaskan lahan di empat desa, yakni Desa Noreh, Desa Labuan, Desa Marparan dan Desa Disanah. Total lahan yang dibebaskan mencapai 28,8 hektar dengan nilai ganti untu7ng yang disiapkan mencapai Rp 20 miliar. Sosialisasi dengan masyarakat terus dilakukan setelah terbitnya Keputusan Gubernur Jatim tentang Pnenetuan Lokasi No 188/517/KPTS/013/2014 pada 4 September 2014. “BPWS bersama Tim Persiapan Pengadaan Tanah Propinsi Jatim, BPN Sampang dan Pemkba Sampang terus melakukan langkah persuasive ke masyarkat, dan hasilnya positif,”ujar Deputi
40
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
Pengendalian BPWS Dr Ir Agus Wahyudi SE MM. Sementara itu Wakil Kepala BPWS, Drs Herman Hidayat SH MM mengatakan, pembangunan ini merupakan jawaban atas kritik sejumlah pihak terhadap BPWS. Menurutnya, menjawab kritik tersebut dengan aksi nyata. “Fasilitasi BPWS telah berhasil menurunkan anggaran pusat untuk membangun lintas utara Madura. Sekarang, lintas tengah pun sudah mulus, lalu dibangun lintas selatan. Belum lagi proyek di Gili Iyang sebagai health tourism yang mampu mendongkrak ekonomi warga dari sektor wisata. Ini kerja nyata,”tegasnya. Lebih lanjut dikatakan, pembangunan jalur litasn selatan ini akan memberi dampak positif yang sangat besar bagi masyarakat. Diantaranya semakin lancarnya jalur transportasi. “Meningkatkan efisiensi waktu sekaligus memeprlancar arus barang dan jasa. Dengan begitu, sudah barang tentu roda perekonomian rakyat di kawasan itu semakin dinamis,”tandasnya.
Terkait dengan pembebasan lahan, dirinya mewanti-wanti agar jangan bermain-main dan melanggar hokum. Pelaksanaannya harus transparan, tertib administratif dan taat hukum. “Perlu pula kita cegah adanya spekulan tanah yang bisa merugikan masyarakat dan merugikan Negara,”tegasnya. Untuk diketahui, pembangunan jalur lintas selatan Srepang ini ditargetkan akan kelar pada akhir 2015. Pembangunanannya sendiri selain meliputi jalan, juga membangun dan memeprbaiki 5 jembatan. Yakni jembatan Desa Labuan + 280 meter, jembatan Desa Marparan + 170 meter, jembatan Desa Disanah + 60 meter, dan dua jembatan di Desa Ragung masing-masing + 15 dan + 10 meter. Jika jalur ini sudah jadi, maka akan memperpendek jarak tempuh dan waktu tempuh dari Bangkalan menuju Sampang,d ari 40 km menjadi 30 km. Selain itu, merupakan jalur alternative untuk menghindari macet dan banjir di jalan lintas tengah. (*)
BPWS Bayar Ganti Untung Lahan RTH Progres pembangunan oleh Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) terus bergerak maju. Setelah infrastruktur jalan, pembangunan Gili Iyang, instalasi PAM, dan pemberdayaan SDM ribuan pemuda Madura, kini pembebasan lahan pun berjalan pada 2014 ini di sisi Surabaya dan progress positif di Madura, khususnya Sampang dan Sumenep. Oleh : Edi Harjadi
jati yang diwakili Lalu Saifudin, SH.MH juga mengamini statemen Waka BPWS tersebut. Ia mengingatkan pentingnya mentaati aturan hukum dan pelaksanaan kegiatannya benar-benar bersih dari upaya permainan antara pihak � pihak yang terkait.
S
Untuk diektahui, pembayaran ganti untung kali ini diserahkan secara langsung kepada pihak yang berhak, yakni HT dengan luas tanah 12.665 M2 senilai Rp. 30,6 M, JT dengan luas tanah 3.787 M2 senilai Rp. 9,1 M, Sheerly dengan luas tanah 3.859 M2 senilai Rp. 9,3 M. Senada dengan itu, Kajati yang diwakili Lalu Saifudin, SH.MH juga mengingatkan pentingnya mentaati aturan hukum yang berlaku serta pelaksanaan kegiatannya benar2 bersih dari upaya permainan antara pihak � pihak yang terkait.
alah satu progress yang sedang berjalan saat ini adalah penyerapan anggaran BPWS untuk pembayaran ganti untung dalam pengadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang mencapai mencapai 30 persen lebih di sisi Surabaya. Sedangkan di Madura, pembebasan lahan di Sampang untuk jalan Srepang dan pembangunan di Gili Iyang Sumenep juga menunjukkan hasil positif. Di sisi Surabaya, BPWS telah membayar ganti untung atas tanah seluas 4 ha untuk yang dilaksanakan di Bank Mandiri Jl Basuki Rahmat Surabaya pada 5 September 2014. Pembayaran ini disaksikan pejabat yang mewakili Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Kepala Kantor Pertanahan Surabaya II, Manager Area Bank Mandiri Jawa Timur, Deputy
Pengendalian BPWS, dan Sekretaris Kecamatan Bulak serta para undangan lainnya. Dalam pelaksanaannya, proses pengadaan tanah ini menerapkan landasan hukum perundang - undangan dan dilaksanakan dengan penuh ke-hati � hatian serta transparan. Tujuannya agar pelaksanaannya berasaskan taat hokum dan berdasar pada prinsip good and clean government. 揥akil Kepala BPWS, Drs Herman Hidayat SH MM mengatakan, intinya BPWS ingin membangun sesuai bidang tugasnya dengan tujuan untuk turut serta mempercepat gerak roda perekonomian rakyat. Dalam pelaksanaannya harus taat hokum, transparan dan bebeas KKN,攖egas purnawirawan jenderal bintang dua ini. Senada dengan itu, Ka-
揔ami mengapresiasi komitmen BPWS untuk pelaksanaan (pembebasan lahan-Red) yang transparan ini,攖andasnya.
Usai acara pembayaran, Herman Hidayat manyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pengadaan tanah diantaranya Kepala Kantor Pertanahan Surabaya II dan pelaksanaan pembayaran yang diselenggarakan di Bank Mandiri. (*)
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
41
ritme
ekstra ditentukan sehingga nantinya diharapkan bisa dinikmati masyarakat luas. sebelumnya, Praktisi media Teguh Wahyu Utomo dalam salah satu sesi pelatihan jurnalistik situs www.bpws.go.id. di Hotel Purnama, Batu, 12-13 Juni juga mengatakan hal demikian. Pelatihan
Menuju Website Profesional, Foto: Dok. BPWS
BPWS Latih Kru Newsroom Media masa dalam konteks corporate jurnalism, entah itu cetak maupun elektronik memiliki peran vital dalam mendorong kinerja sebuah institusi, sehingga perlu penanganan yang serius dan profesional. Demikian pula di BPWS. Untuk itu, BPWS melatih jajaran redaksi website untuk mengasah kemampuan eksplorasi, effort dan penulisan. Oleh : Afif Nurrakhman Seperti halnya penerbitan Majalah Suramadu, website www. bpws.go.id merupakan sebuah instrumen yang memiliki fungsi vital, baiks ebagai media penyiaran, sosialisasi atau bahkan public campaign dalam menciptakan social capital dan daya dukung masyarakat terhadap kinerja instansi (corporate jurnalism). Ini pula yang dipahami Kepala Divisi Data dan Informasi, ir Pandir Indrawan M Si. Sosok yang berperan besar di balik lahirnya MAJALAH SURAMADU ini menyadari, dengan peran vital itu maka perlu ada pengelolaan yang profesional dan sistematis. “Memang harus diakui, ini belum sempurna. Makanya pelatihan menulis dengan mendatangkan pakar jurnalistik ini diharapkan untuk membina kita menuju ke
42
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
arah yang kita inginkan, yakni website yang idea,” tandasnya dalam pelatihan menulis di Trawas awal September silam. Pelatihan ini sendiri diikuti 30 peserta dari Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura, bekerja sama dengan LPPM Universitas Trunojoyo Madura. Selain dari divisi informasi yang mengelola portal, peserta juga datang dari berbagai divisi terkait. Pelatihan ini diharapkan bisa memperkuat kualitas newsroom website BPWS kelak. Sebab, newsroom merupakan tempat sentral dalam semua lembaga media, baik itu cetak, broadcast, kabel, hingga online. Di tempat itu, para jurnalis, reporter, editor, bersama staf lain, bekerja bersama mengolah produk berita yang akan dipublikasikan. Dari ruang ini mutu produk berita
Dikatakannya, dalam newsroom, ada sejumlah pekerjaan dan orang-orang yang bekerja memproduksi berita. Ada pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, editor, reporter, fotografer, kamerawan, layoutman, teknisi cahaya dan suara, dan banyak lagi. “Besarnya pekerjaan dan banyaknya personel tergantung pada besarnya dan rumitnya lembaga media. Newsroom di pusat koran USA Today di Tyson Corner di Virginia mempekerjakan puluhan orang. Namun, newsroom di sejumlah portal berita online hanya sekitar tiga orang,” kata Teguh Wahyu Utomo. Praktisi Indonesia Media Watch itu menjelaskan, di dalam newsroom terjadi banyak kegiatan. Yang sangat menentukan mutu produk berita adalah rapat redaksi, eksekusi perencanaan, editing data yang didapatkan, penayangan berita, dan kontrol produksi. Saat rapat perencanaan, ditentukan apa saja yang harus diberitakan. Setelah rencana berita sudah jelas, ditentukan siapa-siapa wartawan yang melakukan peliputan. Setelah data terkumpul, editor mengolahnya menjadi berita matang. Setelah produk berita ditayangkan, dilakukan kontrol produk apakah sudah tepat dan apakah dinikmati khalayak. Selain materi tentang pengelolaan newsroom, pelatihan dilanjutkan dengan teori dan praktik penulisan. Materi disampaikan oleh Didiek Puji Yuwono juga dari Indonesia Media Watch. “Dari pelatihan ini yang mungkin berlangsung dalam tiga gelombang, kami berharap paska ini harus ada perubahan signifikan dalam pengelolaan website BPWS. Kita yakin bisa,” pungkasnya. (*)
Sang Penjaga Ratusan pendemo berkerumun did epan pagar kantor BPWS tahun lalu. Sebagian berupaya mendobrak pagar. Namun, aparat kepolisian yang bersiap, dengan sigap menghalau dan meminta agar tidak anarkis. Diantara puluhan aparat kepolisian itu, tampak sang komandan yang terjun langsung, Kapolsek Kenjeran, Kompol Syukur SH MH. Mantan Kanit Tipiter Polrestabesw (dulu Polwiltabes) Surabaya ini seolah menjadi sang penjaga keamanan wilayahnya.
Kini, setelah hampir 4,5 tahun sosok yang dikenal ramah namun tegas itu berpindah tugas di Polda Jatim sebagai Kanit V Kemneg. Dirinya sekarang digantikan seniornya, yakni Kompol Ridwan yang sebelumnya menjabat Wakasat Intel Polrestabes Surabaya. Menariknya, Kompol Ridwan ini mengaku pernah berdinas bersama Kadiv Hubungan Kelembagaan dan Komunitas Masyarakat BPWS, Kombes (purn) Drs Tadjus Subki SH MM. (coy)
Seni Menulis M
enulis ternyata bukan perkara susah, pun demikian juga bukan perkara mudah. Sebab, menulis membutuhkan sentuhan khusus yang bisa dipelajari dengan ketekunan. Itulah anggapan TEGUH SULISTYONO usai mengikuti training penulisan website yang digelar BPWS. Menurutnya, menulis merupakan kegiatan yang menarik dan menantang. “Butuh sentuhan sehingga menulis pun membutuhkan seni tersendiri. Ada tantangan yang menuntut kita agar tulisan kita nanti enak dibaca dan perlu,”ujar staf
Bidang umum dan Kepegawaian BPWS ini. Mahasiswa Universitas Narotama Surabaya ini mengaku, awalnya kesulitan untuk merangkai kata dalam sebuah redaksi yang enak. Namun, setelah terus berlatih, ia mengaku mulai menikmati. “Imajinasi dan ide di otak ini banyak, namun merupakan dalam abris-baris tulisan itu sulitnya luar biasa. Tetapi, dengan terus berlatih, alhmadulillah,s ekarang sudah mulai bisa. Yaaah, lumayan lah,” ujar laki-laki yang karena kemiripannya dengan artis sering akrab disapa Marcel ini. (pip)
Suramadu JULI - SEPTEMBER APRIL - JUNI 2014
43
mata lensa
Mengukir Waktu di Gunung Batu
Deras keringat mengalir basahi gunung batu.
44
Suramadu APRIL- SEPTEMBER JULI - JUNI 2014
Suramadu JULI - SEPTEMBER APRIL - JUNI 2014
45
Foto-foto: Bhakti Phundowo
Pamerkan hasil ka
rya.
atau saya ebrgerak maju. Pilihannya adalah maju. Setelah dari Bali saya wirausaha. Sebab, ini lebih menjanjikan dari pada kerja di perusahaan milik orang lain,” jelasnya.
Proses pembuatan sandal.
Sukses Ubah Nasib dari Sandal Japit 46
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
Tunduk Terdiam atau Bangkit Wiraswasta! Kalimat yang aslinya milik aktivis reformasi (alm) Wiji Thukul berbunyi “Tunduk tertindas Atau Bangkit Melawan”ini diubahnya menjadi pembakar semangat oleh Sudarmo, pengusaha UMKM Bangkalan. Berniat ubah nasib dari sandal japit Oleh : Faisal Yasir Arifin
B
agi orang yang senang berada di zona nyaman (comfort zone), menjadi karyawan di sebuah perusahaan milik orang lain terasa lebih nyaman. Namun, bagi yang berfikir maju, menjadi pengusaha adalah pilihan berisiko, bahkan kadang disebut jalan pedang berkelok, namun jauh lebih menjanjikan.
Usaha yang di bangun sejak 1996 itu, dari waktu ke waktu mengalami perkembangan luar biasa. Apalagi, usaha yang telah ditekuni selama 20 tahun ini merupakan satu-satu industri sandal di Madura. Namun, saat ini sudah mulai ditiru oleh orang-orang sekitarnya. Hal itu tidak lantas menjadikannya merasa tersaingi, akan tetapi rasa bangga dan bahagia yang dirasakan akibat apa yang dilakukan menjadi sumber inspirasi bagi orang lain. “Pada awalnya cuma saya, yang membuat usaha sandal ini. Tapi sekarang sudah mulai ditekuni banyak orang,” paparnya.
Itu pula yang dirasakan Sudarmo 40 warg Jl. Barat Tambak Pejagan Bangkalan. Ia akhirnya memutuskan berhenti bekerja di sebuah industri pembuatan sandal di Bali. Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki selama bekerja di pulau dewata itu, ia nekad diri membuka usaha pembuatan sandal sendiri di Bangkalan. Merangkak dari nol untuk membangun usaha mandiri dan meraih mimpi
Dikatakan, dalam sehari dirinya mampu membuat 300 pasang sandal dengan berbagai macam ukuran dan model. Tentunya, harga setiap sandal yang diproduksi juga bervariasi. Peminat hasil karyanya juga semakin bermunculan. Bahkan, salah satu pemesan sandal spon itu datang dari Kalimantan, Bali, Jogja, Jakarta dan lain sebagainya. Ia tidak pernah membayangkan jika karyanya diminati oleh banyak kalangan. Besarnya peminat terhadap sandal yang diproduksinya itu, mendatangkan keuntungan yang berlipat.
“Sempat ada perang abtin antara berada di zona nyaman
“Ya tergantung pesanan untuk jumlah sandal yang saya buat, lu-
mayanlah hasil yang didapatkan,” ujarnya tersenyum. Menurutnya bahan dasar yang digunakan sangat mudah ditemukan di pasar. Hanya saja, dalam membuat sandal tersebut butuh kreativitas tinggi untuk membuat sebuah bentuk yang menarik. Apalagi, sandal yang dibuat mencakup ukuran anak kecil, dan orang dewasa. Terlebih bagi kalangan perempuan dan laki-laki. Tentunya, membutuhkan bentuk dan model yang berbeda-beda. Pemilihan warna juga menjadi faktor utama agar sandal yang dihasilkan menjadi begitu menarik untuk dibeli. “Bahan dasarnya itu kan spon jadi sangat mudah dicari. Kemudian tinggal membentuk sesuai dengan pesanan. Ketahanan dan keawetan itu sangat penting, agar pembeli itu tidak kecewa,” tuturnya. Cara membuat sandal itu sangat sederhana. Pertama sediakan spon sebagai bahan dasar kemudian diukur melalui cetakan yang telah dibentuk seperti sandal yang dipesan. Selanjutnya, ukuran yang telah dibuat di potong melalui mesin pemotong. Langkah berikutnya, yaitu membuat ketebalan sandal dengan menambakn spon itu dan diberi lem agar menjadi kuat. Setelah itu, sandal yang sudah setengah jadi lalu di jahit agar kualitas sandal menjadi sangat kuat. Tahap akhir dari pembuatan sandal yakni memberikan warna dan hiasan pada sandal agar terlihat cantik dan menarik. (*)
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
47
cerpen
cerpen
Burung Kertas ke 1001 Oleh:Kangcoy (diolah dari Way Priaz)
Andre dan Sherly, sepasang kekasih yang serasi meski keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Sherly dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sebaliknya Andre hanyalah keluarga petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan. Bak kisah Romeo & Juliet, keduanya saling mencintai.
“Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”, ”Semoga Tuhan melindungi Sherly dari bahaya”, ”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia” dan lain sebagainya. Hari ini, Andre telah melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burungburung kertas yang lain. Tertulis di dalamnya, “KEABADIAN”. Sebuah harapan tentang cinta mereka yang abadi. Ketika memberikan burung kertas ini, Andre berkata kepada Sherly, “Say, ini burung kertasku yang ke 1001. Aku mengharapkan kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kau. Aku akan melamarmu dan kita akan menikah, selalu bersama hingga Tuhan memanggil kita berdua ! “ Mendengar itu, menangislah Sherly.
A
da satu tanda cinta yang mereka berdua lakukan, yakni membuat burung kertas sebagai ungkapan doa dan harapan. Andre telah melipat 1000 buah burung kertas untuk Sherly, lalu gadis itu menggantungnya di kamar. Dalam tiap burung kertas tersebut Andre telah menuliskan harapannya kepada Sherly. Banyak sekali harapan yang diungkapkan kepada Sherly.
“Ndre, senang aku mendengar itu, tetapi aku telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu. Karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku. Bukan kondisi miskins seperti dirimu, Ndre” sahutnya menggelegar. Bak dibekap panas merapi, Andre terkesiap, badannya menggigil seolah tak percaya. Sekejap kemudian Ia marah meledak. “Apa yang membuatmu seperti ini? Kamu kejam! Matre, orang tak berperasaan, culas, bangsat, hina….”, sembur Andre. Setengah berlari, Andre meninggalkan Sherly menangis seorang diri. Perkataan Sherly tentang harta, membakarnya. Namun Ia tidak mau terlalu dalam terluka. Sejak saat itu, ia mengingat Sherly sebagai makhluk menjijikkan. Di sisi lain, Andre terbakar semangatnya. “Aku harus buktikan, aku mampu. Kelak akan aku permalukan keluarga gila harta itu,”gumamnya. #######
48
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
Lima tahun berlalu. Kini Andre benar-benar meraih mimpinya. Posisi penting di sebuah perusahaan plus kepemilikan 30 persen saham, mendudukkannya sebagai sosok terpandang. Muda, energik dan kaya. Perempuan pun berlomba mendekati. Namun, hatinya masih tertutup. Entahlah. Sore itu, saat gerimis membasahi ibukota, Andre berkeliling dengan mobilnya. Entahlah, sore itu ia tiba-tiba teringat sosok Sherly yang mencampakkannya lima tahun silam. “Aaah perempuan laknat itu kenapa masih saja menghantuiku...’” gumamnya. “Hey lihatlah Sherly, aku kini tinggal tunjuk untuk memilih wanita yang aku sukai,”sunggingnya dengan kesombongan. Di saat lamunannya semakin menggila, tiba-tiba pandangannya terpaku pada sepasang suamiistri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Lusuh dan tidak terawat. Rasa ibanya tiba-tiba merunyak batin. Andre pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya. Betapa terperanjatnya ia setelah mendapati suami istri itu adalah orang tua Sherly. Andre mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarang dengan sangat kuat. Andre membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Sherly. Andre sangat terkejut ketika didapati orang tua Sherly memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto Sherly dalam makam itu. Andre pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam Sherly untuk menemui orang tua Sherly.
pengobatan Sherly yang terkena kanker rahim ganas. Sherly menitipkan surat untukmu jika kami bertemu denganmu,” ujarnya. Ia pun menyerahkan surat kumal kepada Andre, lalu pamit pergi. Sementara, Andre terpaku di pusara Sherly. Tanpa kata. Tepat di bawah kamboja kuning yang mekar harum. Gerimis tak mampu menghalangi rasa penasarannya. Perlahan ia buka surat itu dengan rasa tak tentu. Pedih, sedih, dendam, cinta dan rindu. Entahlah. Dear Andre… “Ndre, aku simpan pengharapan kita di burung kertas ke 1001, tetapi maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputusasaan. Itu akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku mencintaimu, aku mengenalmu, aku akrab dengan setiap tarikan nafasmu hingga aku tahu semua tabiatmu. Ndre, karena itu lah aku lakukan ini. Aku ingin kamu berhasil meski dengan kata-kata yang menyakitkan. Aku mencintaimu, Ndree, aku membawa cinta ini menghadap Tuhan. Bahagialah engkau. Namamu aku bawa bersama cintaku di alam keabadian……….. “ Beloved Sherly……. “Aaaaaaah….Sherly,” Andre mendesis. Lututnya tertunduk, tangannya mengelus pusara, air mata mengalir. Sementara, gerimis enggan berhenti. Mengelusnya dalam nestapa. (*)
Senyum pedih menyungging di bibir ayah Sherly. ”Ndre, sekarang kami miskin. Harta kami habis untuk
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
49
waka-waka
Diasuh Oleh Faisal Kangcoy
Pamer Hape Terbaru
T
iga pemuda perantauan yang baru pertama di Surabaya dan baru saja mendapat gaji pertama, saling pamer hape terbarunya. Semplok : Pas aku kemaren ke Mall, aku bingung mau beli hp apa, ya udah beli BB aja. Yang paling mutakhir deh
Peringatan HUT RI ke-69
P
eringatan HUT RI ke-69 digelar BPWS di halaman kantor di Jl. Tambak Wedi No 1 Surabaya. Meskipun digelar dengan upacara sederhana, namun penuh dijalankan penuh khidmat. Berikut momen-momen detik-detik peringatan hari kemerdekaan RI tersebut.
Gejrot : Itu sih belum seberapa, aku dong kemaren beli iPhone, paling canggih!
Obat Mujarab
S
eorang pasien yang mengalami gangguan tidur, datang ke seorang dokter palsu yang baru buka praktik.
Pasien : Dok, tolonglah sembuhkan penyakit saya. Saya sering berjalan di waktu tidur.
Jompret : Ealaaah, kalian ini sombong. Aku kemaren beli hape paling canggih. Saking canggihnya aku masih belajar makek sampai sekarang belum bisa, masih bingung banget loh. Semplok & Gejrot : Bingung kenapa emang? Jompret : Iyah soalnya itu hp tombolnya angka semua, terus cuman ada tambahan tombol plus ama min. Semplok & Gejrot : Itu namnya KALKULATOOOOOOOOOOOR,*#$##*&^%$$%&
Sikap Sempurna : Jajaran Pejabat Kepala Divisi BPWS.
Dokter : Oooh gampang. Ini kotak yang bisa menyelesaikan persoalanmu. Setiap malam, ketika Anda sudah bersiap untuk tidur keluarkan isi kotak itu dan taburkan di lantai sekeliling tempat tidurmu. Pasien : Kotak apa ini, Dok? apakah sejenis serbuk penenang? Dokter : Bukan. Ini kotak paku payung. Kamu pasti bangun. Dijamin sembuh sakitmu Pasien : Gubraaaak@##$%^&*#$%^&*(#$%^&*
Orang Gila dan Monyet
S
uatu sore di sebuah pasar, seorang Gila lagi ketawa-ketiwi sendirian dipinggir jalan. Kemudian lewatlah Kampret, seorang pedagang kambing yang lagi menuntun kambing untuk dijual menjelang idul Adha. Tiba-tiba, si gila nyeletuk.. Orang gila : Hari genee jalan-jalan bawa Monyet… capcay deeehhhh Kampret : Dasar wong ediaaaan, yang begini namanyya kambing tau, bukan monyet !!! Orang gila : helllllooooo… pleaseeeee deeeh. Aku kan ngomong sama kambing loe, bukan sama kamu…. Nyet….. kwkwkwkw Kampret : $*^%F#%$*^#@ (keselek sandal)
50
Suramadu JULI - SEPTEMBER 2014
Berkibar : Prosesi pengibaran Merah Putih
Kakaktua, Penjual Bego & Manuk Emprit
D
i sebuah toko penjual burung, seorang pedagang mempunyai dua burung kakak tua. Kedua burung itu berbeda, yang satu suka bernyayi dan yang satunya lagi hanya diam saja. Lalu datang seseorang yang ingin membeli burung kakak tua. Berkata ia kepada si penjual burung: Rapatkan barisan: Menyiapkan pasukan.
Pembeli: Berapa harga burung kakaktua ini mas...?? Penjual: Kalau yang suka nyayi itu Rp 500ribu, sedangkan yang diam itu Rp 1 juta. Pembeli: Lho kok yang suka nyayi harganya lebih murah dari yang hanya diam saja? Sampean ini setres atau kenthir mas?? Penjual: yah.... jelas beda wong yang harganya Rp 1 juta itu pencipta lagunya kok!! Atau mau itu Manuk emprit Rp 10 ribu, pinter nyanyi tapi ya gitu deh, lipsync Pembeli: penjual gendueeeeeeng bikin setressss %^&^$#@%!@*(_)*&+
Bangkit : Orasi Wakil Kepala BPWS, Drs Herman Hidayat SH MM membakar semangat kerja
Tekad : Momentum HUT RI dikonversikan sebagai tekad untuk bergerak maju membangun Madura
Tak Lelah Menyambung Asa Foto by: Bhakti Phundowo