Membangun Dengan Hati
Edisi 7 | Oktober - Desember 2013
Fokus:
Giliyang dan Rahasia Panjang Umur
Jendela Madura:
Prospek Melimpah Budidaya Tebu di Madura
www.bpws.go.id
Bupati Sampang KH Fannan Hasib (kiri) berdiskusi rencana pengembangan wilayah bersama Kepala Bapel BPWS Ir Mohamad Irian M Eng Sc, saat silaturahmi di BPWS, Senin (28/10)
salam redaksi
Bupati sampang, KH Fannan Hasib (tengah), diapit Kepala BPWS Ir Mohamad irian M Eng Sc dan Waki Kepala BPWS, Drs herman Hidayat SH MM mengamati maket rencana pengembangan Madura
Tantangan Bupati sampang, KH Fannan Hasib (tengah), diapit Kepala BPWS Ir Mohamad irian M Eng Sc dan Waki Kepala BPWS, Drs herman Hidayat SH MM mengamati maket rencana pengembangan Madura
Saat ini modernitas merupakan realitas yang nyaris menyatu dengan kehidupan umat manusia. Ditolak atau pun tidak, ia akan tetap hadir di hadapan masyarakat mana pun. Karena itu persoalannya bukan lagi apakah modernitas akan ditolak atau deterima, tapi bagaimana modernitas disikapi, dimaknai, dan dikembangkan dalam kehidupan. Pun demikian di Madura. Meminjam pendapat (Alm) KH Muhammad Idris Djauhari, mustahil Madura melawan globalisasi dan modernisasi. Madura harusnya bersikap menyelaraskan dua hal tersebut dengan nilai-nilai keislaman dan kemadurawian agar lebih bermanfaat bagi umat. Bisa dipahami bahwa modernisasi dan globlisasi cepat atau lambat akan menjelang. Bak pedang bermata dua, ada manfaat ada mudharat. Yang tidak bersiap, mungkin saja tergerus arus dan tergilas zaman. Dua hal tersebut menjadi tantangan yang harus ditundukkan. Penyikapan ini sangat mendesak diangkat ke ruang publik dan dikaji bersama karena modernitas dengan dasar utamanya rasionalisasi (bisa) menampakkan diri dalam –minimal –dua aspek yang berseberangan; di depan berwajah malaikat penolong, tapi di bagian belakang (dapat) menjadi setan yang mengerikan. Memodifikasi ungkapan Armstrong, budaya modernitas jelas telah memberdayakan manusia, membukakan dunia baru, memperluas horizon manusia, dan memberikan kemampuan kepada sebagian mereka untuk hidup lebih berbahagia dan lebih sehat. Namun pada saat yang sama, budaya modern juga memaksakan tuntutan yang serba sulit kepada manusia. Modernitas telah mengabaikan harga diri manusia.
Sampul Suramadu Edisi Oktober Desember 2013 Cover Depan: Keindahan Pantai Slopeng Madura Foto: Faisal Cover Belakang: Menjelajah Pulau Giliyang Foto: Faisal Desain: Ary Sulistyo
Namun di Madura, satu tekad yang sama antara ulama, umara, BPWS dan segenap stakeholder yang ada, bertekad bahwa kelak, modernisasi akan lebih memberdayakan dan mensejahterakan umat.
susunan redaksi Bupati Sampang KH Fannan Hasib (kiri) berdiskusi rencana pengembangan wilayah bersama Kepala Bapel BPWS Ir Mohamad Irian M Eng Sc, saat silaturahmi di BPWS, Senin (28/10)
Penerbit : BPWS Pengarah : Kepala BP BPWS Waka BP BPWS Deputi Perencanaan Deputi Pengendalian Penanggungjawab : Sekretaris BPWS Pimpinan Redaksi : Pandit Indrawan
Redaktur Pelaksana Redaktur Reporter Fotografer Desain & Layout Alamat Redaksi
: Faisal Y.A., Nurrahmat A. : Amri, Azhari. : Linda Rakhmawati, M. Ali Mustofa, Adita Puteri, M. Tholal, M. Rahmat S. : Iwan Palit, Indra Wijaya : Ary Sulistyo : Jl. Tambak Wedi No. 1 Surabaya
daftar isi
daftar isi
19 Kemarau basah yang terjadi hampir di seluruh Indonesia diperkirakan akan banyak berdampak pada produksi garam. Hujan yang terus turun meski memasuki masa kemarau membuat masa panen garam lebih pendek dan terpangkas dari biasanya.
10 Pontensi Wisata Madura yang luar biasa, bakal segera dikembangkan dalam pola yang terintegrasi yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakatnya tanpa merusak karakter kultur Madura yang relijius. Pengembangan ini melibatkan Pemprop Jatim, Pemkab masingmasing daerah dan BPWS.
12 20 Sebuah trem (moda angkutan sejenis kereta api) terlihat melintas di jalan protokol di Surabaya. Sejumlah penumpang terlihat dari jendela kaca. Fragmen SOerabaia Tempo Doeloe itu terekam dalam foto hitam putih yang tergantung di Hotel Mandarin Oriental Majapahit.
4 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
Pakde Karwo mengatakan, rencana pengembangan wisata terintegrasi yang akan dilakukan BPWS tersebut merupakan salah satu langkah yang bisa diambil untuk membangkitkan potensi Madura.
40 Lovebird merupakan salah satu dari sembilan spesies dari genus Agapornis. Burung yang kian digemari karena keindahan bulunya dan kicaunya. Burung jenis ini pun kemudian berkembang menjadi bisnis yang mendatangkan omzet puluhan juta per bulannya.
26
6
Sore itu dengan duduk ersila mengitari sang ustadz, puluhan santri duduk bersila di serambi masjid komplek Pesantren Al karimiyah, Beraji, Sumenep . Khusuk mereka menyimak kitab kuning Sullamut Taufiq karya Syekh Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba’alawi.
Sorot matanya tajam, namun senyum ramah selalu mengembang tatkala bertemu warga. Ialah Sardjono, Fasilitator Lingkungan peraih kalpataru pada 2013 nanti itu memang dikenal sosok tekun.
22 Ukiran dari batuan karst yang berjajar menjadi nisan itu tampak rumit dan indah. Meski matahari tepat di atas kepala Suasana teduh meresap di komplek Makam Aer Mata Ebu matahari tepat di atas kepala. Sayup terdengar puluhan peziarah khidmat berdzikir di pusara Syarifah Ambami, permaisuri Raja Madura Barat Cakraningrat I
Suramadu 5
JULI - SEPTEMBER 2013
tokoh kita
tokoh kita
S
Hartoro Monster Digital Art Jogjakarta
iapa sangka, di balik sosok sederhana dan humorisnya, Toro, demikian ia akrab disapa, ternyata memiliki usaha yang lumayan besar di bidang handicraft, printing dan konveksi sablon yang omzetnya mencapai ratusan juta rupiah per bulan.
Sebar Virus
Produknya bahkan menjadi provider distro dan berbagai merk kaos kenamaan di Jogjakarta dan Jakarta. Lajang yang tinggal di Jl. Kaliurang KM 8 Jogjakarta ini mengaku semuanya hanya bermodal tekad dan nekad.
The Power of Nekad
“Saya memulai usaha bukan lagi dari nol, tetapi dari minus. Satu-satunya modal besar yang saya miliki adalah tekad dan nekad. Dengan tekad, saya bisa nekad. Dengan nekad, akan ada jalan,” tandasnya.
Gayanya selengekan, sederhana, humoris namun tetap serius. Pun demikian ketika memberi pelatihan handicraf dan sablon konveksi kepada ratusan pemuda Madura selama September kemarin. Lajang yang akrab disapa Toro ini selain menularkan ilmu, juga menyebar virus sukses bermodal tekad yang disebutnya The Power of Nekad. Seperti apa? Oleh : Faisal Yasir Arifin
Ia mengaku, terjun di dunia yang digelutinya sekarang berawal ketika ia membantu saudaranya pada tahun 2000-an silam. Namun, karena ada perbedaan prinsip, akhirnya ia hengkang pada kisaran tahun 2006. Sempat terkatung-katung bertahun-tahun tak
Kiat The Power of Nekad K
epada pemuda-pemudi Madura, Toro mengaku senang menularkan virus The Power of Nekad yang dianutnya. Menurutnya, dalam memulai usaha, yang diutamakan adalah tekad dan ke-nekad-an. Nekad yang terukur dan tidak ngawur. “Artinya, ketika kita yakin, segera bergerak, jangan ditundatunda dan kebanyakan mikir. Gunakan otak kanan kita. Kalau kebanyakan mikir, takut rugi, takut nggak bisa, takut gagal, itu bisa dipastikan nggak bakal majumaju,” tandasnya. Ia menambahkan, ketika seseorang mau berwiraswasta tetapi suka mengeluh tidak memiliki modal, berarti orang tersebut tidak layak menjadi wiraswastawan. Sebab, sebenarnya modal terbesar adalah tekad. Banyak yang mau usaha tetapi pola pikirnya lebay dan tidak percaya diri. Lalu mengeluh tidak
6 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
punya modal. Padahal, tekad itulah modal utama. Yang harus dilakukan adalah maksimalkan sumber daya yang ada. “Kalau mau jadi pengusaha, ya jangan manja. Maksimalkan pertemanan atau istilah kerennya jaringan. Lalu just do it!” tegasnya. Ditambahkannya, setelah dijalankan sebuah usaha itu, ia meminta agar seseorang tersebut tekun dengan jalannya. “Untung atau rugi, itu urusan Allah Swt. Tetapi ingat, Allah pasti akan membalas ketekunan kita dengan buah yang manis. Kadang diuji dengan kegagalan. Namun, Allah pasti akan membuat indah pada waktunya,” ujar pengusaha muda yang mengaku pernah ditipu ratusan juta ini. Untuk diketahui, Hartoto Digandeng Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) untuk melatih pemuda-pemudi
Madura dalam bidang handicraft dan printing dalam program Intensifikasi Komunikasi Masyarakat. Ia mengaku, saat dihubungi BPWS, ia langsung menyanggupi tanpa berfikir panjang. Ia melatih pemuda-pemudi Madura di empat kabupaten, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Menurutnya, menularkan ilmu merupakan salah satu kewajiban. “Berbagi ilmu itu kunci rejeki loh,” ujarnya sembari terkekeh. BPWS memang sengaja mendatangkan pelatih dari Jogjakarta karena kota itu dikenal memiliki kualitas terbaik dalam bidang handicraft dan printing, khususnya konveksi. (*) Pemuda Madura pun “Nyantri” di Monster Ada pemandangan menarik di kantor dan workshop Monster Digital Art Jogjakarta. Ya, ada empat
pemuda Bangkalan, Madura yang nyantri ilmu printing di perusahaan milik Hartoro itu. Mereka adalah empat pemuda peserta Intensifikasi Komunikasi Masyarakat yang digelar BPWS yang telah tertular virus The Power of Nekad. “Mereka sudah tiga minggu di sini. Kami ajari mereka semua teknik dan praktik bagaimana menghasilkan produk yang berkualitas. Pokoknya, semua ilmu yang kami punyai kami ajarkan tanpa dipungut biaya sama sekali,” ujar Toro didampingi asistennya, Jarotin di kantornya yang sederhana namun mempesona di Jl KM 8 Jogjakarta, akhir September lalu. Meskipun ia memberi pelajaran dan praktik gratis hingga mahir, namun Toro mengaku menetapkan syarat kepada para “santrinya” itu. “Syaratnya, kami minta mereka nanti ketika sudah mahir, harus menularkan kepada temantemannya di Madura juga tanpa dipungut biaya. Jangan dijual
tentu arah dan bekerja serabutan, ia limbung. Setelah merenung dan berkontemplasi, akhirnya bertekad merintis usaha di bidang konveksi,printing dan handicraft pada 2010. “Saya harus berhasil. Itu tekad yang saya tanamkan. Lalu buka usaha yang itu betul-betul saya mulai dari minus. Bagaimana tidak, lha wong uang nggak ada, makan saja waktu itu saya hanya nasi sama garam, itupun sehari sekali,” ujarnya. Dengan tekad dan nekad, ia memulai dari mencari order dari kenalan dan jaringan yang dimilikinya. “Ada pesanan block note, undangan kecil-kecilan, saya ambil. Perlahan, usaha saya maju. Meskipun saat ini belum besar, tetapi atas izin Allah SWT, alhmadulillah, usaha saya terus maju dan berkembang,” tandasnya. Saat ini, beberapa bank skala nasional, UGM dan beberapa kampus besar lainnya, menjadi kliennya. Bahkan ia memiliki klien hingga luar negeri. “Ini masih kecil, tetapi saya terus bersyukur. Sebab, The Power of nekad tanpa rasa syukur, hasilnya hanya kehampaan,”ujarnya berfilsafat. (*)
ilmunya, tetapi disebarkan,” tegasnya. Ia mengaku terharu dengan tekad dan kemauan keras para pemuda Madura yang jauh-jauh datang ke Jogjakarta untuk menimba ilmu di tempatnya. “Insyaalloh, tujuan mulianya akan berbalas kebaikan. Bukankah uthlubul ‘ilma faridhotan ‘al kulli muslimin wal muslimat (menuntut ilmu itu wajib bagi musliminmuslimat, Red) ?” ujarnya. (ikuti kisah “santri” Monster Digital Art ini di rubrik Oase.)
Faisal memastikan itu kepada saya akhir September silam. Sama seperti yang sudah di sini sekarang, nanti yang Pamekasan juga kami gratiskan,” ujarnya. (*)
Selain ke empat pemuda Bangkalan ini, Monster Digital Art rencananya juga akan kedatangan lagi lima “santri” baru dari Pamekasan. Mereka juga peserta program Intensifikasi Komunikasi Masyarakat BPWS. “Insyaallah akhir Oktober ini mereka ke sini (Jogjakarta). Ketua KNPI Pamekasan, saudara
Suramadu 7
JULI - SEPTEMBER 2013
fokus
fokus
Safari Menteri PU-BPWS ke Empat Kabupaten
Dijelaskan dana direktif presiden untuk Madura sebesar Rp 700 miliar. Dana itu terdiri dari Rp 572 miliar dari Kemen PU dan sisanya dari kementerian lainnya. Pada 2013 ini, dana untuk Madura dari Kemen PU sebesar Rp 101 miliar dari pos reguler. Ditambah dana yang diperoleh dari perubahan APBN 2013, Madura akan mendapat tambahan dana Rp 66 miliar. “Jadi jumlah total anggaran dari Kemen PU untuk Madura sebesar Rp 786, 9 miliar,” tegasnya.
Launching Dana Direktif Presiden untuk Madura Rp 700 M Kabupaten Bangkalan
Mengajak Semua Pihak Bersinergi Kunjungan Djoko Kirmanto ke Madura dimulai dari kabupaten paling barat, Bangkalan. Begitu turun di Bandara Juanda, Djoko Kirmanto beserta Sekretaris Jenderal (Sekjen), Direktorat Jenderal (Dirjen), Kepala Pusat Penelitian, Kepala Balai serta petinggi Kementerian PU dan BP BPWS langsung meluncur ke Bangkalan.
Untuk pembangunan Madura, Pemerintah Pusat tak tanggung tanggung menggelontorkan dana untuk. Melalui dana direktif presiden, Madura mendapatkan alokasi dana ratusan miliar untuk bidang pekerjaan umum (PU) secara fisik. Dana itu selanjutnya dialokasikan untuk empat kabupaten di Madura untuk mendukung pembangunan di samping danadana reguler yang dianggarkan melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Oleh : Nara Akhirullah & Faisal Yasir Arifin
8 Suramadu JULI - SEPTEMBER APRIL - JUNI 2013
I
nformasi mengenai sejumlah dana yang dialokasikan untuk Madura secara direktif oleh presiden disampaikan langsung oleh Menteri PU Djoko Kirmanto. Pada 19 Juli 2013 lalu, di suasana bulan suci Ramadan, Djoko Kirmanto mendatangi empat kabupaten di Madura bersama sejumlah petinggi Kementerian PU dan didampingi pimpinan Badan Pelaksana Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BP BPWS). Berikut catatan wartawan Suramadu di empat kabupaten tersebut
Di Bangkalan rencananya Menteri PU hendak menemui Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan untuk menyampaikan kabar gembira mengenai alokasi dana direktif presiden untuk Madura. Namun, rencana tersebut tidak terwujud karena Bupati Termuda se Indonesia Makmun Ibnu Fuad sedang menjalankan tugas lainnya yang sudah diagendakan lebih dulu. Menteri PU kemudian dipertemukan dengan Wakil Bupati Mondir Rofii dan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan di gedung wakil rakyat tersebut. Di DPRD Bangkalan Djoko Kirmanto beserta rombongan disambut hangat. Diskusi dua arah mengenai pembangunan Madura pasca-Suramadu pun berlangsung dinamis. Sebelum berdiskusi dengan pada anggota dewan, Djoko
mengaku ingin melihat sendiri perkembangan Madura. Terutama, setelah Jembatan Suramadu beroperasi sejak empat tahun silam. “Sedikit banyak Madura sudah ada perkembangan. Sudah banyak bangunan seperti hotel dan rumah makan. Mengenai pembebasan tanah, mari kita selesaikan bersama,” ujar Djoko Kirmanto dalam sambutannya. Setelah menyampaikan pandangannya mengenai perubahan di Madura, Djoko memerinci dana yang dialokasikan melalui direktif presiden untuk Madura. Djoko menegaskan, dana direktif presiden tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah pusat untuk membantu percepatan pembangunan Madura. Menurut dia, Madura mendapatkan jatah dana alokasi direktif presiden cukup besar. “Saya berharap pembangunan yang menggunakan dana direktif ini bisa berjalan dengan baik. Tidak bisa berjalan kalau tidak ada sinergi,” tegasnya. Terkait dana direktif presiden, Djoko kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah memiliki niat untuk hanya membangun di Madura. Melainkan berkomitm,en membangun Madura. “Seperti yang masyarakat Madura harapkan. Maka informasi ini saya sampaikan langsung saja supaya tidak salah persepsi,” tandasnya.
Usai menyampaikan rincian alokasi dana direktif presiden di hadapan Wakil Bupati Bangkalan dan anggota DPRD Bangkalan, Djoko menyilahkan para wakil rakyat untuk menyampaikan pendapatnya. Adalah Ketua Komisi A DPRD Bangkalan Syafiuddin Asmoro, Mukaffi Anwar, Mahmudi dan sejumlah anggota dewan lainnya menyampaikan pendapatnya pada Menteri PU. Pada intinya para wakil rakyat tersebut berharap agar Pemerintah Pusat memberikan perhatian yang lebih pada pembangunan Madura. Sebab, selama ini Jembatan Suramadu masih hanya sebatas jembatan penyeberangan. Karena dibutuhkan perhatian dan inovasi agar percepatan pembangunan ekonomi di Madura segera terwujud. Menanggapi pendapat dan pandangan para wakil rakyat Bangkalan tersebut, Djoko Kirmanto berjanji akan menyampaikannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Akan disampaikan dan dimusyawarahkan di Jakarta nanti,” janjinya. Setelah diskusi kecil informal usai petemuan tersebut, Djoko Kirmanto dan rombongan melanjutkan safari Ramadan sekaligus kunjungan kerja tersebut ke Kabupaten Sampang. Dari Bangkalan ke Sampang waktu tempuh perjalanan sekitar 1,5 jam. Sebab itu Djoko Kirmanto dan rombongan segera pamit untuk menuju Sampang.
Suramadu 9
JULI - SEPTEMBER 2013
fokus
fokus
pang. Terlebih kabar itu mengenai tambahan dana ke-PU-an. “Ayo cepat masuk, ini ada kabar baik. Segera dimulai saja kalau sudah datang semua,” ujar Fadhilah Budiono pada para kepala dinas yang sudah berdatangan. Tak mau menteri dan rombongannya menunggu lama, pukul 12.45 pertemuan pun dimulai. Fadhilah Budiono, saat menerima rombongan berterimakasih karena memperhatikan kondisi pembangunan di Madura, khususnya Sampang. Fadhilah mengaku banyak sekali program yang dibutuhkan untuk pembangunan di Sampang. Namun hingga saat ini semua rencana pembangunan masih terkendala anggaran. “Alhamdulillah, sudah ada anggaran untuk percepatan pembangunan.
Kabupaten Sampang
Wabup Sampang: Alhamdulillah,
Sampang Harus Maju
“Saya ingin tahu sendiri seperti apa hasil program yang sudah dilaksanakan di Sampang,” tuturnya. Nah, bersamaan dengan itu Djoko Kirmanto menyampaikan ada dana lebih dari Rp 200 miliar untuk ditambahkan guna mendukung pembangunan
Dalam diskusi sempat disinggung masalah banjir yang hampir setiap tahun menjadi musibah. Terkait hal itu Djoko Kirmanto meminta Sekretaris Jenderal (Sekjen) PU, Agoes Wijanarko mempelajari kondisi Sampang agar ada solusi penanggulangan banjir. “Selain memang karena faktor alam, saya yakin secara teknis bisa ditanggulangi. Nanti dipelajari lalu ambil langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah banjir itu,” tegas Djoko Kirmanto di adapan forum. Selesai berdiskusi dengan wabup dan kepala dinas ke-PU-an
Sedianya pertemuan di Kabupaten Sampang dilaksanakan pada pukul 13.00. Namun, rombongan menteri sudah tiba di Pendapa Bupati Sampang pukul 12.15. Mengetahui rombongan menteri datang lebih awal, Wakil Bupati (Wabup) Sampang, Fadhilah Budiono segera menyambut di halaman pendapa.
Obrolan akrab pun terlihat antara menteri dengan wabup dan sejumlah petinggi kementerian dan BPWS. Fadhilah Budiono sesekali menyampaikan rasa terima kasihnya karena Djoko Kirmanto membawa kabar baik ke Sam-
2013
Di Sampang Djoko Kirmanto juga menjelaskan kedatangannya ke Madura juga merupakan kunker untuk melihat perubahan apa saja di Madura seela ada Jembatan Suramadu. Dia berharap dengan datang sendiri ke Madura dia bisa melihat lebih dekat kenyataan dan bisa memberikan perhatian lebih untuk Madura.
dinas bidang ke-PU-an menyampaikan laporan terkait sejumlah proyek pusat di Sampang. Banyak hal dibahas terkait Sampang dan menjadi catatan Djoko Kirmanto.
Usai melaksanakan sholat Jumat di Masjid Kecamatan Galis, Djoko Kirmanto melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Sampang. Di Sampang Djoko Kirmanto diundang ke Pendapa Bupati untuk memaparkan kabar baik yang dibawanya dari Jakarta.
Fadhilah Budiono mengaku terkejut karena agenda pertemuan direncanakan dimulai tepat pukul 13.00. “Waduh Pak Menteri mohon maaf ini kepala- kepala dinas dan undangan lainnya belum datang,” ujar Fadhilah saat menemani Djoko Kirmanto masuk areal rumah dinas bupati itu. “Nggak apa- apa santai saja, kita ngobrol saja dulu,” ujar menteri.
10 Suramadu JULI - SEPTEMBER
datang ke Sampang. “Terakhir saya ke Sampang untuk meresmikan pembangunan Penyulingan air di Pulau Mandangin,” ujarnya.
“Sampang harus maju,” ungkap Fadhilah. Atas sambutan hangat itu Djoko Kirmanto juga menyampaikan terima kasihnya pada Pemerintah Kabupaten Sampang yang sudah menerimanya dengan sangat terbuka. Sebelum memaparkan informasi dari Jakarta, Djoko Kirmanto mengenang dirinya sudah beberapa kali
Sampang. Dijelaskan, ada dana program reguler Rp 29,6 miliar dan ditambah dana direktif presiden sebesar Rp sebesar Rp 137,7 miliar. Total sekitar Rp 206 miliar untuk Sampang dana dari Kementerian PU. Setelah menyampaikan rincian dana ke-PU-an untuk Sampang, Fadhilah Budiono kemudian mempersilahkan para kepala
Sampang, Djoko Kirmanto menegaskan agar dana yang sudah dialokasikan harus benar- benar membawa manfaat bagi masyarakat. “Jangan ada satu rupiah pun yang tidak bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya mewantiwanti. Usai pertemuan, menteri dan rombongan un bergeser ke timur lagi menuju Kabupaten Pamekasan.
Suramadu 11
JULI - SEPTEMBER 2013
fokus
fokus
Kabupaten Pamekasan
Apresiasi BPWS yang Jembatani
Madura- Pusat Dalam kunjungan Menteri PU Djoko Kirmanto di Pamekasan, rombongan disambut di Pendapa Bupati. Tiba sekitar pukul 15.00, menteri dan rombongannya sudah dinanti para pejabat teras di Kabupaten Pamekasan dan para wakil rakyat. Rombongan menteri disambut oleh Wakil Bupati Pamekasan Kholil Asyari. Dalam sambutannya Kholil mengharap kedatangan Menteri PU ke Pamekasan berdampak strategis bagi pembangunan Kota Gerbang Salam tersebut. Sebab, sebagai daerah yang perkembangannya sangat dinamis, Pamekasan memang membutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah Pusat untuk mensejahterakan masayarakat.
12 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu Pamekasan membutuhkan banyak pembangunan infrastruktur yang memadai. “Dengan infrastruktur yang baik maka masyarakat akan menerima manfaat yang besar,” ujarnya.
rian tersebut. Tak hanya itu, menteri juga berpesan agar proyek nantinya dikerjakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebaliknya, terkait persoalan pembebasan lahan untuk sejumlah proyek yang akan dilaksanakan dari dana tersebut, sepenuhnya diserahkan kepada daerah.
Kholil mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan akan infrastruktur itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan emmbutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berharap bisa memnuhi semuanya dengan anggaran daerah tentu sulit terpenuhi. “Maka intervensi pusat sangat diperlukan,” tandasnya. Menurut orang nomor dua di Pemkab Pamekasan itu, kedatangan Menteri PU merupakan diharapkan bisa membawa kabar bahagia terutama berkaitan dengan tambahan anggaran pembangunan untuk Pamekasan. “Melalui pertemuan yang baik ini, kami sampaikan terima kasih kepada Presiden melalui Menteri PU dan apresiasi kami pada BPWS yang telah menjembatani upaya pembangunan Madura dengan pemerintah pusat,” tuturnya. Dia menegaskan Pemkab Pamekasan siap berkoordinasi dengan BPWS.
Sementara Djoko Kirmanto dalam sambutannya menyampaikan bantuan dari program directif presiden tahun anggaran 2013 untuk Pamekasan, yaitu senilai Rp 198 miliar. Dana sebesar itu diberikan guna mempercepat pembangunan di bidang sumber daya alam (SDA), infrastruktur jalan dan keciptakaryaan alinnya. Dana itu merupakan bantuan
khusus di luar dana alokasi khusus (DAK) yang diterima oleh Pemkab Pamekasan. “Jangan sampai ada sepeser pun yang tidak menjadi barang atau tidak digunakan sama sekali,” ujar menteri mewantiwanti. Selain itu menteri juga mengingatkan, jangan sampai ada pemotongan dana dari kemente-
Saat dibuka sesi diskusi, Kepala Dinas PU Pamekasan, Totok Hartono mengatakan telah memetakan sejumlah lokasi proyek berkenaan dengan bantuan dari pemerintah pusat itu. Ditargetkan tahun ini semua proyek bantuan itu akan selesai direalisasikan. Dalam perjalan menuju Sumenep, Menteri PU beserta rombongan menyempatkan diri meninjau proyek pengairan di Pamekasan. Usai meninjau proyek tersebut, rombongan melanjutkan perjalanan ke sumenep
Suramadu 13
JULI - SEPTEMBER 2013
fokus
fokus
Selain berencana membuat sawah seluas 300 ha itu, Pemkab Sumenep juga tengah merencanakan pembenahan Pulau Giliyang yang kini menjadi idola wisata kesehatan. Sebab, di pulau itu masih banyak orang tua tapi masih sehat dan giat mencari ikan. Secara umum, sambungnya, Sumenep membutuhkan infrastruktur yang bisa memenuhi kebutuhan air, jalan dan listrik. Untuk infrastruktur jalan, wabup terutama meminta bantuan menteri untuk meningkatkan kondisi jalan di Pulau Kangean. “Pulau Kangean ini luas sekali Pak. Kalau jalan di darat (Semenep, red) 74 persen kondisinya sudah bagus,” tandasnya.
Kabupaten Sumenep
Usai mendengarkan penjelasan wabup, Menteri PU Djoko Kirmanto di dalam pertemuan itu mengungkapkan bahwa gambaran Madura gersang dan terbelakang ternyata salah. Menurut dia, kondisi Madura jauh lebih baik. Bahkan lebih baik dari kondisi wilayah Jawa Timur (Jatim) ba-
gian selatan dan barat. “Melihat kondisi Madura, menurut saya Madura bukan daerah tertinggal,” ujarnya.
dari Rp 13,9 miliar untuk pengairan, Rp 1 miliar untuk jalan dan Rp 13,7 miliar untuk keciptakaryaan.
Menanggapi rencana pembuatan sawah superluas di Pulau Karamian, menteri meminta Pemkab Sumenep membuat perencanaan matang agar irigasi untuk sawah tersebut dapat dibantu dana Kementerian PU.
Dana reguler itu akan ditambah dengan dana direktif presiden sebesar Rp 131,5 miliar untuk Sumenep. Dana itu diperuntukkan bidang pengairan Rp 86,8 miliar, jalan Rp 30 miliar dan cipta karya Rp 14,7 miliar. Kemudian ditambah lagi dana dari perubahan APBN 2013 sebesar Rp 11 miliar. Jadi total dana Kemen PU untuk Sumenep pada tahun 2013 ini sebesar Rp 183,6 miliar. “Itu di luar DAK,” tandas menteri.
“Yang jelas saya berharap adanya Jembatan Suramadu dijawab Madura dengan adanya kemajuan. Jika Madura sudah siap untuk melangkah maju, pemerintah kan sudah buat BPWS agar percepatan kemajuan itu segera terwujud,” terangnya. Karena itu, sambungnya, dia meminta Pemerintah di Madura mendukung BPWS. Jika ada masalah dengan BPWS dan kemajuan Madura, menteri berjanji akan bertanggungjawab. Terakhir, menteri menjelaskan alokasi dana Kemen PU untuk Sumenep pada tahun 2013. Dana reguler Kemen PU untuk Sumenep sebesar Rp 28,7 miliar. Itu terdiri
Usai pertemuan tersebut, menteri dan rombongannya dijamu hidangan buka puasa khas Kebupaten Sumenep. Meski pertemuan dengan pemerintah Madura dari Bangkalan sampai Sumenep selesai dilaksanakan, menteri dan rombongannya memilih menginap di Sumenep. Rombongan baru kembali ke Jakarta setelah santap sahur keesokan harinya.
Menteri PU: Madura Bukan Daerah Tertinggal Menjelang waktu buka puasa, Menteri PU Djoko Kirmanto beserta rombongan tiba di Pendapa Bupati Sumenep. Sama seperti di kabupaten lain yang dikunjungi sebelumnya, Menteri PU disambut oleh Wakil Bupati (wabup) Sumenep Sungkono Siddik. Tidak sendirian sang wabup juga didampingi sejumlah pejabat PU di Kabupaten Sumenep dan sejumlah pimpinan DPRD Sumenep. Dalam sambutannya Sungkono Siddik memaparkan bahwa Kabupaten Sumenep merupakan daerah yang terdiri dari 120 pulau. Dari 120 pulau tersebut, 68 pulau saja yang berpenghuni. “Sisanya tidak berpenghuni,” tandas wabup. Dijelaskan, banyaknya tanggung jawab Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep atas pulau- pulau itu, maka bantuan Pemerintah Pusat mutalk sangat diperlukan. “Saat ini kami menargetkan membuat sawah superluas di Desa Karamian, Kecamatan Masalembu atau Pulau Karamian,” terangnya. Menurut wabup, di Pulau Karamian pembuatan sawah sangat memungkinkan karena adanya fasilitas pengairan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
14 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
Suramadu 15
JULI - SEPTEMBER 2013
teras
teras
Perbaiki Kualitas Website,
BPWS Gelar Diklat Jurnalistik lingkup internasional. sebab, tugasnya nanti salah satunya harus bersinggungan dengan investor multinasional. “sehingga, kredibilitasnya harus benar-benar dijaga. salah satunya dengan kualitas informasi yang disajikan dalam website BPWS. “Untuk itulah, website ini disajikan dalam berbagai pilihan bahasa asing. tujuannya agar memudahkan investor membaca peluang sebagaimana informasi yang disajikan di website tersebut,” imbuhnya.
W
ebsite merupakan salah satu etalase yang amat menentukan dalam branding sebuah institusi. Untuk itu, kualitas dari etalase ini harus benar-benar diperhatikan. untuk itulah, BPWS mengadakan pelatihan jurnalistik bagi karyawan dan pengelola website www.bpws.go.id agar kualitasnya semakin meningkat dan memiliki kualifikasi yang layak. pelatihan yang digelar di Tretesm, Pasuruan pada 2 - 3 September tersebut menghadirkan pemateri dari sejumlah wartawan senior yang telah malang melintang di berbagai media besar tanah air. Diantaranya, Didik Puji Yuwono dan Heti Palestina Yunani. kepala Divisi data dan Informasi Ir Lisa Lestiarini MT mengatakan, pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM dalam menyediakan informasi yang tepat dan akurat bagi masyarakat dan calon – calon investor serta pelaku usaha tentang segala aspek – aspek yang berkaitan
16 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
dengan pengembangan wilayah di Surabaya dan Madura. Seperti potensi insfrastruktur, wisata, industri dan lains ebagainya. “Sehingga, dengan kualitas SDM yang baik, diharapkan akan memberi dampak positif secara menyeluruh bagi tugas BPWS,”tandasnya. Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan dan Komunitas Masyarakat BP-BPWS, Ir Pandit Indrawan M Si menambahkan, pelatihan ini amat penting bagi untuk mempertajam informasi yang disajikan. “Perlu dipahami, yang terpenting dalam jurnalistik harus selalu ada lingkaran yang tidak bisa putus, yaitu pengumpulan, pengolahan, pengukuran, dan penyajian data dan informasi yang akurat” ujarnya. Acara yang dibuka wakil kepala Bapel BPWS Drs Herman Hidayat SH MM ini, juga sekaligus menjadi ajang untuk me-launching website BPWS. Dalam pembukaanya beliau memaparkan, BPWS merupakan institusi penting yang memiliki kaliber nasional dan
Dalam acara pelatihan tersebut, para peserta terlihat sangat antusias untuk mengikuti acara yang berlangsung dengan santai. Terlihat dengan banyaknya berbagai pertanyaan disampaikan peserta kepada narasumber. Dalam pelatihan ini Didik Puji Yuwono menyampaikan, menulis itu bukan bakat, akan tetapi adalah faktor kemauan dan keberanian untuk menulis. “Jika ingin bisa menulis sudah seharusnya kita dekat dengan pembaca, sehingga jangan sampai ada jarak dengan pembaca,”ujarnya. Tak luput dari perhatian narasumber lainya, Heti Palestina yunani juga menyampaikan, kecermatan dalam menulis untuk ejaan dan pemenggalan kata juga patut diperhatikan. Karena hingga sampai saat ini kesalah fundamental semacam itu masih sering dijumpai di dunia Jurnalistik, baik media cetak mauput elektronik. (pip)
Suramadu 17
JULI - SEPTEMBER 2013
len-jelenan Di balik sesak polusi yang menjejal di Surabaya, ternyata tersimpan destinasi wisata hijau yang menyejukkan. Yakni, Hutan Mangrove Wonorejo. Destinasi alternative yang menyehatkan di tengah tingginya polutan di udara metropolitan Oleh : Faisal Yasir Arifin
S
urabaya sebagai kota besar kedua setelah Jakarta, memiliki tingkat polusi udara yang tinggi. Selain asap industri, juga disebabkan asap kendaraan yang terus membanjir di Surabaya. Namun, di tengah kepenatan itulah, oase hijau hutan mangrove seolah menjadi salah satu penawar. Hawa sejuk langsung menyergap ketika kita memasuki rindang mangrove Wonorejo. Suara angin laut ditimpali ceracau burung dan jerit kera, seolah membawa pengunjung ke suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota. “Ini memberi sensasi yang lain, sejuk dan mmm…pokoknya teduh deh,”ujar Riyanti, salah satu pengunjung yang ditemui di hutan Mangrove Wonorejo. Memang, kepedulian Pemkot Surabaya terhadap lingkungan patut diacungi jempol. Ini terbukti salah satunya dengan kebijakan membuka Wisata Anyar Mangrove (WAM) di kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) yang terletak di RW VII Kecamatan Gunung Anyar, beberapa waktu lalu.
18 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
Wisata Hijau di Hutan Mangrove Surabaya
merupakan habitat yang baik bagi terbentuknya ekosistem mangrove. Secara geografis maupun ekologis, kawasan Pamurbaya memiliki fungsi yang sangat penting bagi Kota Pahlawan. Salah satunya adalah mencegah ancaman intrusi air laut. Keberadaan hutan mangrove di Pamurbaya juga memiliki fungsi menetralisir limbah terutama logam berat yang masuk ke laut. Sementara itu, dengan harga yang nisbi terjangkau, masyarakat bisa menikmati keindahan hutan mangrove yang masih “:perawan”: dengan menyusuri sungai Kebun Agung hingga sungai Tambak Klangri. Keberadaan hutan mangrove ini mampu menyedot kedatangan 147 spesies burung. Dari 84 spesies burung
yang diketahui menetap di Pamurbaya, 12 spesies termasuk jenis yang dilindungi. Jenis burung tersebut tidak hanya burung air seperti kuntul perak, pecuk hitam, mandar padi, mandar batu, dan kowak malam. Di sana juga sebagai tempat persingahan ribuan burung migran setiap tahun. Diketahui ada 44 jenis burung migran yang singgah di Pamurbaya. Burung tersebut kebanyakan asal Benua Australia menuju Eropa. Dan, silakan menikmati hijaunya Surabaya di Hutan Mangrove Wonorejo. (*)
Kawasan Pamurbaya sendiri terletak di tepi Selat Madura yang luasnya nisbi sempit. Daerahnya merupakan bentang alam yang datar dengan kemiringan antara 0-3 persen. Kawasan ini terbentuk sebagai hasil endapan dari sistem sungai yang ada di sekitarnya dan pengaruh laut. Kondisi daerah delta dengan tanah aluvial
Suramadu 19
JULI - SEPTEMBER 2013
jendela madura
Rokat Tase,
Budaya Warga Pesisir Madura Budaya semacam ini sesungguhnya tidak hanya ada di Madura. Di Jawa pun ada. Hanya, istilahnya saja yang berbeda. Di Madura dikenal dengan rokat tase’, sedang di Jawa akrab disebut Petik Laut.
H
ampir di setiap kawasan pesisir di Madura tiap tahun selalu melaksanakan kegiatan rokat tase’. Ada bebeapa prosesi yang mungkin membedakan rokat tase’di Madura dengan petik laut di daerah lainnya. Yang baru- baru ini mengadakan kegiatan rokat tase’ adalah warga nelayan di Pesisir Kabupaten Pamekasan. Yakni, di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Pamekasan. Kepala Desa (Kades) Lembung Hairul Anwar mengatakan, rokat tase’ sebenarnya merupakan kegiatan yang didalamnya terkandung rasa syukur para nelayan setempat. Sebab, seluruh warga bisa mencukupi hidupnya dari hasil tangkapan di laut. Dengan acara itulah mereka juga memanjatkan doa pada Tuhan agar tangkapan ikan satu tahun ke depan tidak berkurang. “Semoga bisa bertambah banyak. Sehingga hidup para nelayan semakin sejahtera,†tutur Hairul berharap. Pelestarian kegiatan rokat tase’ juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan waga untuk menghormati leluhur mereka. Sebab, rokat tase’ sudah
20 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
menjadi tradisi masyarakat setempat secara turun temurun. Tak hanya itu, rokat tase’ adalah sebuah kegiatan yang dinilai angat ampuh menyatukan kebersamaan dan menjaga kerukunan antarnelayan di suatu wilayah. Sebab, tak jarang nelayan di satu kawasan berselisih hanya garagara pembagian wilayah dan hasil tangkapan ikan. Di Madura kegiatan rokat tase’ tak bia dilepaskan sebagai bagian dai kebudayaan yang terus dipelihara. Setiap hendak diselenggarakan, rokat tase’ selalu menarik perhatian tidak hanya warga setempat tapi juga warga kampung sekitar. Acara ini melibatkan banyak sekali orang, bahkan sekampung nelayan. Awal September 2013 lalu, para nelayan di Desa Lembung menyambut acara rokat tase’ dengan suka cita. Mereka sampai tak melaut selama tiga hari untuk menyemarakkan rangkaian acara budaya sekaligus sebagai bentuk syukur para nelayan itu. Suasana di bibir Pantai Desa Lembung mulai terlihat begitu meriah dua hari sebelum acara puncak rokat tase’ dilaksanakan. Sebelum acara larung
sesaji dilaksanakan, sebelumnya diadakan beberapa acara. Yakni penampilan tayyub (sinden), keesokan harinya digelar penampilan sronen. Dua penampilan budaya Madura yang tidak mudah ditemukan jika tak ada acara besar macam rokat tase’. Acara puncak jatuh pada hari terakhir rangkaian kegiatan rokat tase’. Yakni, dilarungkannya sesaji yang sudah ditata di atas perahu kecil oleh seluruh warga Desa Lembung. Anak- anak, ibuibu dan para bapak di desa itu tumpah ruah ke pantai. Sebanyak 30 perahu yang dihias dan dicat ulang telah disiapkan untuk mengangkut seluruh warga desa ke tengah laut untuk melarung sesaji. Karena seluruh warga desa ke laut, kampung tempat tinggal mereka kosong melompong. Namun, untuk mengantisipasi kemungkinan pencurian yang memanfaatkan kelengangan itu, kades telah bekerjasama dengan aparat hukum untuk menjaga keamanan. (nra)
Suramadu 21
JULI - SEPTEMBER 2013
jendela surabaya
Menelusur Jejak Republik
di Surabaya
peran gedung yang berada di jalan Bubutan ini. Pada tahun 1938, gerakan perjuangan rakyat terpelajar di Surabaya berpusat di GNI ini. Selain Soetomo, tokoh yang populer saat itu adalah RPSoenario Gondokoesoemo, RMH Soejono, R. Soendjoto, dan Achmad Djais. Sebagai pusat perjuangan, GNI yang dikomandoi Soetomo kerap berkomunikasi dengan Soekarno di Bandung dan Husni Thamrin di Jakarta. Tiga tokoh ini kemudian populer dengan sebutan Tri Tunggal. Jejak Putra Sang Fajar Nama tokoh Indonesia yang digelari Putra Sang Fajar alias Soekarno, terpahat di Surabaya. Beliau sempat menetap di Surabaya, indekos di rumah milik HOS. Cokroaminoto. Rumah tersebut hingga kini masih berdiri, tepatnya di Jalan Peneleh VII/29-31.
Bangunan tua yang bocel diterjang peluru-peluru itu tetap terlihat gagah. Berlatar Tugu Pahlawan, ia menjadi prasasti palagan 10 November 1945. Sunyi dalam keramaian, namun ia menjadi jejak tak terhapus dari berdirinya republik ini. Oleh : Faisal Yasir Arifin
S
urabaya sebagai Kota Pahlawan menjadi istimewa, karena hanya Surabaya saja yang mendapatkannya. Banyak kota lain di negeri ini yang memiliki sejarah kepahlawanan tak kalah hebat, namun heroisme begitu melekat tersemat untuk Surabaya. Jejak-jejak itu masih jamak ditemukan di Surabaya. Beberapa nama dan peninggalannya yang masih bisa ditemukan oleh Surabaya City Guide, di antaranya sejarah rumah WR. Soepratman, rumah lahir Bung Karno, Gedung Nasional Indonesia (GNI) simbol dari Bapak Pergerakan Indonesia, Dr. Soetomo, rumah HOS Cokroaminoto dan banyak lagi. Bahkan terdapat sebuah kampung bersejarah bernama Kalimas Udik, di sini tinggal KH. Mas Mansur, seorang tokoh islam dan pahlawan nasional Indonesia. Beberapa jejak itu dapat kita telusuri hingga sekarang. Sejarah Pergerakan di Bubutan Perjuangan putra bangsa bisa dikenang mulai dari Bubutan dimana GNI Surabaya masih berdiri kokoh di jl Bubutan. Tak jauh dari Tugu Pahlawan dan Jembatan Merah, yang juga merupakan simbol perjuangan. GNI ini juga menjadi saksi sejarah perjalanan bangsa ini. Di komplek ini bersemayam tokoh Pergerakan Nasional Indonesia, Dr. Raden Soetomo. Sekilas sejarah tentang perjuangan dan
22 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
Gedung Siola
Pada bangunan yang resmi dijadikan sebagai bangunan cagar budaya itu, sangat kental aksen bangunan peninggalam masa lalu. Dinding tebal, kusen pintu dan jendela yang terkesan kokoh, belum lagi bila melongok ke ruangan luas berlantai kayu yang berada di lantai dua yang konon kerap digunakan Soekarno dalam menimba ilmu dari HOS Cokroaminoto. Dalam kaitan Soekarno dan Surabaya, ada yang menyebutkan Pemimpin Revolusi itu lahir di Kota Surabaya. Diyakini rumah di Jalan Pandean Gang 4 no. 40 adalah rumah lahir Soekarno. Walau untuk membuktikan kebenarannya masih butuh waktu. Rumah Sejarah HOS Cokroaminoto Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau HOS Cokroaminoto dikenal sebagai tokoh nasional dan populer sebagai Pemimpin Sarekat Islam yaitu organisasi politik pertama di negeri ini. Secara pribadi peran Cokroaminoto bagi berdirinya negeri ini, sangat berpengaruh. Beliau adalah guru dari beberapa tokoh pergerakan di negeri ini. Sebut saja, Soekarno, Kartosuwirjo, Semaoen, Muso, Alimin, dan banyak lagi.
Sekilas tetang bangunan bersejarah peninggalan Cokroaminoto, setelah beberapa kali berganti kepemilikan, akhirnya rumah di jalan Peneleh Gang III itu menjadi miliknya. Rumah ini tak hanya berfungsi sebagai rumah tinggal, namun oleh Cokroaminoto dan istri dijadikan rumah indekos bagi para pelajar Hogere Burgerlijks School (HBS). Dalam perjalanannya rumah ini juga berfungsi menjadi pondok pesantren kecil. Dan mereka tidak sekedar belajar ilmu agama, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpolitik.
berziarah bersama ke makam Sunan Ampel. Mas Mansyur mengenal Soekarno muda saat bersamasama mengikuti tabligh di daerah Peneleh oleh KH. Ahmad Dahlan. Mas Mansyur adalah satu dari empat orang tokoh nasional yang diperhitungkan, yang terkenal dengan sebutan Empat Serangkai. Yaitu; Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH. Mas Mansyur. (*)
Kenangan WR. Supratman Sebuah rumah yang berdiri di Jalan Mangga No. 21, Kelurahan Tambaksari, satu di antaranya. Di sinilah seorang Wage Rudolf Supratman pernah tinggal. Rumah yang kini difungsikan sebagai museum mini oleh para ahli warisnya, kini dikelola oleh Lembaga Pengkajian “Kota Pahlawan.” Di rumah ini pula, konon Supratman menjadi lebih produktif dalam mencipta lagu-lagu. Walaupun penciptaannya kala itu masih berdasar pesanan dari beberapa rekan seperjuangan, seperti Dr. Soetomo dan Pak. Doho. Kabarnya, di rumah ini pula menjadi saksi dari aksi akhir proses penciptaan lagu terakhirnya yang baru tergores sebagai syair yang berjudul ‘Selamat Tinggal’. Lembaran kertas itu menjadi sisa sejarah yang masih tersimpan rapi. Peninggalan KH. Mas Mansyur Mungkin belum banyak yang tahu, tentang peninggalan kediaman KH. Mas Mansyur. Seorang tokoh Islam, pahlawan nasional, dan mantan ketua pengurus besar Muhammadiyah. Kampung Kalimas Udik, adalah kawasan yang sangat kental dengan suasana religi Islami. Barang-barang peninggalan Mas Mansyur, seperti buku, foto-foto, dan lainnya, sayangnya sudah tidak diketahui. Adanya pondok pesantren dan kedua rumah kuno itu merupakan bukti cukup sebagai jejak kehidupan Mas Mansyur di Surabaya. Konon, Soekarno sering mendatangi rumah beliau, untuk kemudian
Suramadu 23
JULI - SEPTEMBER 2013
oase
Jejak Keluhuran di Museum Cakraningkrat Banyak benda-benda sejarah yang ditampung di museum tersebut. Diantaranya kitab tulis tangan karya ulama besar Bangkalan Syaichona KH Moh. Cholil bin Abdul Latif atau terkenal dengan sebutan Syaichona Cholil.
dikejar sedang dibangun dan Kemajuan apapun yang an reka tak boleh melupak sebuah masyarakat, me n h lah yang mengntarka sejarah. Karena sejara berarti i. Melupakan sejarah peradaban ke masa kin masa lalu. tidak mau elajar pada Oleh : Faisal Yasir Arifin
U
ntuk menyambung sejarah masa lalu ke masa kini, Pemerintah Kabupaten Bangkalan mendirikan sebuah museum yang merekam berbagai sejarah mengenai Bangklan bahkan Madura. Tepatnya tanggal 13 Maret 2008 Pemerintah Kabupaten Bangkalan meresmikan museum dengan nama Museum Cakraningrat Kabupaten Bangkalan.
Areal museum ditata dengan apik. Sebelum memasuki gedung museum, pengunjung dapat melihat sepasang meriam kuno dipajang di depan pintu museum. Jika ada bubuk mesiu dan peluru bola besi, meriam itu mungkin masih bisa dipakai untuk menggempur bangunan. Tapi kini museum itu hanyalah pajangan meski bisa jadi masih berfungsi. Memasuki pintu gerbang komplek museum, nuansa masa lalu sudah mulai nampak dan beberapa peninggalan sejarah ditata sedemikian rupa. Ratusan koleksi benda-benda sejarah yang berkaitan langsung dengan
cikal bakal Bangkalan menghiasi seluruh ruang dan sudut museum. Para pengunjung dijamin kerasan untuk menikmati isi museum. Dari ratusan koleksi Museum Cakraningrat, ada beberapa benda yang mempunyai daya tarik tersendiri. Khususnya kitab tulis tangan karya ulama besar Bangkalan Syaichona Cholil. Kumpulan karya tulis tangan ulama yang lahir pada 11 Jamadil Akhir 1235 Hijrah atau 27 Januari 1820 Masehi di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan sering kali diamati secara teliti oleh para pengunjung yang datang. Karya tulis tangan Syaichona Kholil sendiri terletak di sisi pojok kanan atau sebelah selatan museum, terbungkus rapi oleh etalase dengan kaca bening. Selain itu ada juga koleksi kain batik Madura kuno, peralatan batik, bokor, penggel, cucuk sisir,
kereta kuda, miniatur perahu hingga alat musik gamelan dan gong yang menurut petugas museum sering terdengar bunyinya di malam hari. “Sering terdengar bunyi gong di malam hari. Katanya gong itu yang mengeluarkan bunyi meski tidak ada yang memukulnya,” ujar Arif, salah seorang petugas museum. Petugas museum itu mengungkapkan, hampir setiap hari ada anak sekolah berkunjung ke museum tersebut untuk melakukan studi sejarah. Tidak mahal biaya untuk masuk museum. Per kepala hanya dikenai retribusi Rp 1.000. Museum buka setiap hari kecuali hari minggu. “Selain pelajar, yang datang juga banyak dari luar kota. Biasanya peziarah yang ingin tahu langsung tulisan tangan Syaichona Cholil yang ada di museum ini,” tuturnya. (nra)
Museum tersebut terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 39 A, Bangkalan. Sejak diresmikan, museum ini merupakan museum umum yang bisa dikunjungi siapa saja. Sekilas sebelum museum ini dibangun dan diresmikan, awalnya benda-benda koleksi museum ini berpindah-pindah tempat dan berganti-ganti nama pula tempatnya. Perpindahan benda- benda bersejarah itu akhirnya berhenti saat Bupati Bangkalan saat itu RKH Fuad Amin berinisiatif membangun gedung museum. Bangunannya museum dibuat di atas lahan seluas 2.709 meter persegi.
24 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
Suramadu 25
JULI - SEPTEMBER 2013
lentera
lentera dan kepasrahan seorang Ibrahim pada titah sang pencipta. Disinilah, filosofi keikhlasan untuk berkurban membuncah dan menjadi spirit hakiki. Bahwa, sebagai makhluk Allah, manusia harus ikhlas dalam beribadah. Tanpa pamrih dan taat kepada sang pencipta.
Filosofi Keikhlasan
di Balik Perintah Berkurban Setiap tahun, Idul Adha selalu dirayakan umat muslim seluruh dunia dengan suka cita. Namun, seringkali Idul Adha dan peristiwa kurban sering dimaknai sebatas proses ritual. Padahal, semestinya idul Adha harus diletakkan dalam konteks peneguhan nilai-nilai kemanusiaan dan spirit keadilan, dan filosofi keikhlasan sebagaimana pesan tekstual utama agama.
Makna kurban Kurban dalam bahasa Arab sendiri disebut dengan qurban yang berarti mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ritual Idul Adha itu terdapat apa yang biasa disebut udlhiyah (penyembelihan hewan kurban). Pada hari itu kita menyembelih hewan tertentu, seperti domba, sapi, atau kerbau, guna memenuhi panggilan Tuhan. Idul Adha juga merupakan refleksi atas catatan sejarah perjalanan kebajikan manusia masa lampau, untuk mengenang perjuangan monoteistik dan humanistik yang ditorehkan Nabi Ibrahim. Idul Adha bermakna keteladanan Ibrahim yang mampu mentransformasi pesan keagamaan ke aksi nyata perjuangan kemanusiaan. Berkurban
Oleh : Amri Rodiansyah
26 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
Dalam konteks ini, mimpi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, Ismail, merupakan sebuah ujian Tuhan, sekaligus perjuangan maha berat seorang Nabi yang diperintah oleh Tuhannya melalui malaikat Jibril untuk mengurbankan anaknya. Peristiwa itu harus dimaknai sebagai pesan simbolik agama, yang menunjukkan ketakwaan, keikhlasan,
Bagi Ali Syari’ati (1997), ritual kurban bukan cuma bermakna bagaimana manusia mendekatkan diri kepada Tuhannya, akan tetapi juga mendekatkan diri kepada sesama, terutama mereka yang miskin dan terpinggirkan. Sementara bagi Jalaluddin Rakhmat (1995), ibadah kurban mencerminkan dengan tegas pesan solidaritas sosial Islam, mendekatkan diri kepada saudara-saudara kita yang kekurangan. Dengan berkurban, kita mendekatkan diri kepada mereka yang fakir. Bila Anda memiliki kenikmatan, Anda wajib berbagi kenikmatan itu dengan orang lain. Bila Anda puasa, Anda akan merasa lapar seperti mereka yang miskin. Ibadah kurban mengajak mereka yang mustadh’afiin untuk merasakan kenyang seperti Anda. Atas dasar spirit itu, peringatan Idul Adha dan ritus kurban memiliki tiga makna penting sekaligus. Pertama, makna ketakwaan manusia atas perintah sang Khalik. Kurban adalah simbol penyerahan diri manusia secara utuh kepada sang pencipta, sekalipun dalam bentuk pengurbanan seorang anak yang sangat kita kasihi. Idul Adha Kedua, makna sosial, di mana Rasulullah melarang kaum mukmin mendekati orang-orang yang memiliki kelebihan rezeki, akan tetapi tidak menunaikan perintah kurban. Dalam konteks itu, Nabi bermaksud mendidik umatnya agar memiliki kepekaan dan solidaritas tinggi terhadap sesama. Kurban adalah media ritual, selain zakat, infak, dan sedekah yang disiapkan Islam untuk mengejewantahkan sikap
kepekaaan sosial itu. Ketiga, makna bahwa apa yang dikurbankan merupakan simbol dari sifat tamak dan kebinatangan yang ada dalam diri manusia seperti rakus, ambisius, suka menindas dan menyerang, cenderung tidak menghargai hukum dan norma-norma sosial menuju hidup yang hakiki. Bagi Syari’ati, kisah penyembelihan Ismail, pada hakikatnya adalah refleksi dari kelemahkan iman, yang menghalangi kebajikan, yang membuat manusia menjadi egois sehingga manusia tuli terhadap panggilan Tuhan dan perintah kebenaran. Ismail adalah simbolisasi dari kelemahan manusia sebagai makhluk yang daif, gila hormat, haus pangkat, lapar kedudukan, dan nafsu berkuasa. Semua sifat daif itu harus disembelih atau dikorbankan. Pengorbanan nyawa manusia dan harkat kemanusiaannya jelas tidak dibenarkan dalam ajaran Islam dan agama mana pun. Untuk itu, Ibrahim tampil menegakkan martabat kemanusiaan sebagai dasar bagi agama tauhid, yang kemudian dilanjutkan oleh Nabi Muhammad dalam ajaran Islam. Ali Syari’ati mengatakan Tuhan Ibrahim itu bukan Tuhan yang haus darah manusia, berbeda dengan tradisi masyarakat Arab saat itu, yang siap mengorbankan manusia sebagai “sesaji” para dewa. Ritual kurban dalam Islam dapat dibaca sebagai pesan untuk memutus tradisi membunuh manusia demi “sesaji” Tuhan. Manusia, apa pun dalihnya, tidak dibenarkan dibunuh atau dikorbankan sekalipun dengan klaim kepentingan Tuhan. Lebih dari itu, pesan Iduladha (Kurban) juga ingin menegaskan dua hal penting yang terkandung dalam dimensi hidup manusia (hablun minannas). Pertama, semangat ketauhidan, keesaan Tuhan yang tidak lagi mendiskriminasi ras, suku atau keyakinan manusia satu
dengan manusia lainnya. Di dalam nilai ketauhidan itu, terkandung pesan pembebasan manusia dari penindasan manusia lainnya atas nama apa pun. Kedua, Idul Adha juga dapat diletakkan dalam konteks penegakan nilai-nilai kemanusiaan, seperti sikap adil, toleran, dan saling mengasihi tanpa dilatarbelakangi kepentingan-kepentingan di luar pesan profetis agama itu sendiri. Masalahnya, spirit kemanusiaan yang seharusnya menjadi tujuan utama Islam, dalam banyak kasus tereduksi oleh ritualisme ibadah-mahdah. Seakan-akan agama hanya media bagi individu untuk berkomunikasi dengan Tuhannya, yang lepas dari kewajiban sosial-kemanusiaan. Keberagamaan yang terlalu teosentris dan sangat personal itu, pada akhirnya terbukti melahirkan berbagai problem sosial dan patologi kemanusiaan. Alquran menganjurkan kita agar mengikuti agama Ibrahim yang hanif, lurus dan tidak menyimpang. Selain hanif, agama Ibrahim juga agama yang samaahah, yang toleran terhadap manusia lain. Pesan kurban harus mampu menjawab persoalan nyata yang dihadapi umat, seperti perwujudan kesejahteraan, keadilan, persaudaraan, dan toleransi. Sulit membayangkan jika banyak umat yang saleh secara ritual, khusyuk dalam berdoa, dan rajin berkurban, tetapi justru paling tak peduli pada tampilnya kemungkaran. Sekaranglah saatnya kita mewujudkan penegakan solidaritas dan keadilan sosial sebagaimana diajarkan Nabi Ibrahim, dan membumikan ajaran Ismail sebagai simbol penegakan nilai-nilai ketuhanan di tengahtengah kehidupan umat manusia yang kian individual, pragmatis, dan menghamba pada materi. Karena, seperti kata Rabindranath Tagore (1985), Tuhanmu ada di jalan di mana orang menumbuk batu dan menanami kebunnya, bukan di kuil yang penuh asap dupa dan gumaman doa para pengiring yang sibuk menghitung lingkaran tasbih. (*)
Suramadu 27
JULI - SEPTEMBER 2013
jejak santri
jejak santri
T
Foto: Faisal
ampak antusiasme yang tinggi saat malam pembukaan MQK. Ribuan santri dan santriwati memadati alun- alun sepanjang kegiatan pembukaan MQK dimulai. Warga Bangkalan pun tak ketinggalan ikut larut dalam suka cita. Pembukaan dihadiri oleh Bupati Bangkalan RK. Muh. Makmun Ibnu Fuad, Wakil Bupati (Wabup) Ir. H. Mondir Rofii serta Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur (Kakanwil Kemenag Jatim) Sudjak.
Kembali ke Kitab Kuning Bangkalan Jadi Tuan Rumah MQK IV Jatim
Berdasarkan laporan panitia, MQK IV di Bangkalan diikuti oleh sedikitnya 1.008 peserta dari pondok pesantren (ponpes) se Jatim. Ditambah lagi sebanyak 535 pelatih dan pembimbing juga turut meramaikan kegiatan yang mengkompetisikan kemampuan santri dan santriwati tersebut.
miyah. “Seiring dengan perkembangan zaman, kitab kuning sebagai literatur agama Islam semakin berkurang. Untuk itu, MQK ini sebagai upaya meningkatkan kembali kualitas para santri agar bisa mempelajari kitab tersebut,” ujar Kakanwil Kemenag Jatim Sudjak saat pembukaan MQK IV Jatim. Menurut Sudjak, pelaksanaan MQK itu. Seharusnya juga jadi ruang kaderisasi calon-calon tokoh ulama, agama, tokoh masyarakat yang mampu membaca dan menerjemahkan kitab kuning. “Mendorong kecintaan para santri terhadap kitab berbahasa Arab. Memaksimalkan peran ponpes, lembaga pendidikan, dan lembaga sosial kemasyarakatan dengan berbagai program merupakan bagian dari maksud pelaksanaan MQK ini,” paparnya.
karimah,” ujarnya disambut tepuk tangan seribu lebih peserta yang hadir memadati alun- alun. Bupati tak lupa menyampaikan selamat datang pada para santri dan santriwati yang akan mengikuti berbagai perlombaan MQK IV di Bangkalan tersebut. Dia berharap para peserta betah dan mendapatkan pelayanan sebaikbaiknya selama berlomba. Di akhir sambutannya, bupati dan wakil bupati serta Sudjak secara bersama-sama menekan tombol sirine untuk menandai dibuka dan dimulainya perhelatan MQK IV Jatim di Bangkalan. Tepuk tangan riuh para peserta dan undangan yang hadir pun terdengar bersamaan dengan bunyi sirine. Kemeriahan pun bertambah saat sejumlah kembang api dilepas ke udara. Gelora semangat MQK IV Jatim begitu terasa.
Wajar jika Madura disebut sebagai pulau santri. Sebab, budaya pesantren di pulau ini amat kental. untuk itu, sangat beralasan jika kemudian Acara besar Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) IV Jawa Timur dilaksanakan di Madura, khususnya Bangkalan. Sebagai tuan rumah, acara yang berlangsung mulai tanggal 2 - 5 Oktober 2013, MQK dibuka secara resmi pada Selasa malam, 1 Oktober 2013 di AlunAlun Kota Bangkalan.
Dua ponpes di Bangkalan dipilih sebagai tempat berlangsungnya kegiatan tersebut. Yakni, Ponpes Syaichona Cholil yang terletak di tengah Kota Bangkalan dan Ponpes Al- Hikam di Kecamatan Burneh.Adapun lomba MQK terbagi dalam tiga katagori di antaranya kategori ula, berusia 13 tahun, usto 16 tahun dan katagori ulya yang diikuti peserta berusia 19 tahun. Materi yang dilombakan dalam MQK IV ini antara lain, Fiqh, Tafsir, Hadist, Ushul Fiqh, Tariqh, Imriti, Nahwu, debat Bahasa Arab, Qifayatul Alkiya’, dan Juru-
Sementara itu, Bupati Bangkalan RK Moh Makmun Ibnu Fuad mengungkapkan apresiasinya yang begitu besar pada pelaksanaan MQK IV tersebut. Dia mengatakan, menempatkan MQK IV Jatim di Bangkalan adalah keputusan yang tepat. Sebab, akan berpengaruh signifikan terhadap keberadaan ponpes dan para santri yang ada Bangkalan yang dikenal sebagai kabupaten religius dan banyak ponpes. “Saya harap, acara ini bisa menambah akhlak mulia para peserta, terwujudkan masyarakat mandiri dan berakhlakul
Diwawancarai di sela pembukaan, Ketua Panitia Pelaksana MQK IV Moh. Hasin menjelaskan perlombaan akan digelar di dua ponpes yang sudah ditunjuk sebagai tempat berlomba. Dalam berbagai materi yang diperlombakan, penilaian dilakukan berdasarkan empat aspek. Yaitu, kelancaran membaca, kebenaran membaca, pemahaman makna, dan aspek hafalan. “Semua berdasarkan penilaian itu. Mudahmudahan dengan kegiatan ini kualitas santri semakin baik dan upaya kembali mempelajari kitab kuning bisa tercapai,” tuturnya. (Coy)
Oleh : Faisal Yasir Arifin
28 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
Suramadu 29
JULI - SEPTEMBER 2013
info sehat di sela-sela trotoar di pinggir jalan. Saat ini, krokot dikategorikan sebagai tanaman liar karena tidak dibudidayakan seperti halnya tanaman lain. Namun tidak menutup kemungkinan dimasa yg akan datang krokot akan menjadi tanaman budidaya mengingat khasiat dan manfaatnya yg sangat besar. Krokot diketahuis ecara ilmiah memiliki kandungan omega tiga dan juga asam linoleat yg mampu menurunkan kolesterol darah. Dalam satu cangkir daun krokot yg sudah direbus terkandung 90 mg kalsium, 560 mg kalium, 2000 IU vit A, dan beberapa asam amino yg berguna untuk kesehatan. Selain cara direbus, krokot juga bisa dikonsumsi dengan cara dimasak dengan sayuran lain, kemudian dijadikan sayur bening seperti sayur bayam bahkan untuk lalapan.
Si Krokot, Gulma Berkhasiat Obat Tanaman merambat yang biasanya tumbuh liar di tanah ini, sangat mudah dijumpai terutama di sawahsawah pedesaan. Biasanya hanya jadi makanan jangkrik, dan hewan lainnya. Namun, siapa sangka, gulma yang sering kita abaikan ini ternyata memiliki manfaat obat yang tidaks edikit. Oleh : Faisal Yasir Arifin
Y
a, si Krokot, demikian ia sering disebut, sangat mudah mendapatkan tanaman ini. Tanaman ini adalah genus dari tumbuhan dari suku Portulacaceae. Setidaknya terdapat sekitar 40-100 spesies
30 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
yang ditemukan di daerah tropis dan daerah bermusim empat, seperti di Indonesia. Salah satu spesies yaitu Portulaca oleracea dikenal sebagai tanaman yang dapat
dimakan dan dikenal di beberapa daerah sebagai tanaman hama. Beberapa spesies Portulaca juga menjadi makanan bagi ulat ngengat dan kupu-kupu. Tumbuhan ini mudah dikenali karena mudah ditemukan melata di tanah atau bebatuan dengan daun berwarna hijau selebar biji kwaci, dan batangnya merah. Tanaman ini di sejumlah daerah luar jawa dikenal juga dengan nama gelang, resereyan, dan jalujalu kiki. Krokot adalah tanaman liar yg bisa tumbuh dimana-mana, tidak hanya di persawahan yang subur tapi juga di daerah yang tanahnya tandus. Bahkan krokot bisa hidup
Beragam khasiat krokot diketahui dapat menurunkan panas, menghilangkan rasa sakit, peluruh kencing, antitoksin, penenang, menurunkan gula darah, anti skorbut (karena kekurangan vitamin c), menguatkan jantung, menghilangkan bengkak, dan melancarkan aliran darah dan lain sebagainya. Menariknya, seluruh bagian krokot, mulai dari batang, akar dan daun memiliki khasiat yang sama. Berikut berbagai khasiat krokot: 1. Mengobati Bisul. Untuk bisul minum teh krokot setiap hari sebanyak sepertiga cangkir teh, hingga bisul dirasakan mengempis dan kering atau hilang sama sekali. 2. Mengobati Kencing darah. Krokot yang sudah dalam bentuk herba sebanyak 100 gram digodok bersama herba daun sendok sebanyak 25 gram. Saring airnya dari ampas herba, hangatkan
dan minum. Lakukan hingga kencing darah berhenti. 3. Jantung berdebar. Empat batang krokot dicuci lalu digiling, tambah setengah cangkir air putih matang, dan satusendok makan madu. Kemudian diperas dan disaring airnya lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari hingga gejala jantung berdebar berkurang atau berhenti sama sekali.
minum, lakukan tiga kali sehari. - Herba krokot dan jombang masing-masing 60 gram, digodok dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Dibagi untuk tiga kali minum pagi, siang, sore. Lakukan kedua cara itu hingga radang dirasakan mereda, atau hilang sama sekali.
4. Gugup dan gelisah. Herba krokot segar sebanyak 25 gram dikukus sebentar lalu digiling halus dan diperas. Minum air perasannya setelah tidak panas. Lakukan hingga gejala gugup dan gelisah mereda. 5. Demam. Dua batang krokot dicuci dan direbus, tetapi tidak perlu sampai matang, makan. Lakukan hingga demam menurun. 6. Sakit kuning. (juga untuk radang gusi)Herba krokot sebanyak 200 gram digodok, dinginkan airnya lalu minum. Lakukan hingga sakit mereda. 7. Disentri. Herba krokot yang masih segar sebanyak 50 gram diuapkan selama 3-5 menit, lalu ditumbuk halus dan diperas hingga terkumpul air perasannya kurang lebih 150 cc. Minum sebanyak 50 cc, sehari tiga kali hingga sembuh. 8. Borok, radang kulit. Herba krokot segar segenggam dicuci bersih, ditumbuk halus, tambahkan sedikit garam. Oleskan pada bagian yang sakit. 9. Radang akut usus buntu. Ada dua cara pengolahan untuk menangani radang usus buntu yang sudah akut. - Ambil herba segara krokot segenggam, dicuci bersih lalu ditumbuk dan diperas sampai terkumpul lebih kurang 30 mililiter (ml). Tambahkan gula putih secukupnya dan air matang yang sudah dingin sampai menjadi 100 ml,
Suramadu 31
JULI - SEPTEMBER 2013
akademika
akademika
Programer Muda Madura Mengentak Dunia
Sabet Juara 2 Game Microsoft Imagine Cup di Rusia
turnamen bergengsi tingkat dunia, Microsoft Imagine Cup di St. Petersburg, Rusia, 12 Juli. Adalah empat sekawan yang membangun “selamatkan si hamster” itu. Tim kecil itu merancang-bangun aplikasi game di ruang mungil kampus. ā€ Kemenangan ini mengejutkan,ā€¯ ujar Asadullohil Ghalib Kubat, pemimpin ā€ proyekā€¯ game ini. Mereka berhasil meraih juara 2 dunia di bawah Austria dalam turnamaen tersebut. Dengan peserta sebanyak 87 pelajar dari 71 negara, prestasi keempat programer muda dari satu-satunya universitas negeri di Madura ini sungguh membanggakan.
Game Save The Hamster itu dikerjakan empat sekawan itu di laboratorium mini di dalam kampusnya. Di tempat itulah mereka tak jarang bekerja hingga larut malam dan menginap. Namun, upaya keras itu akhirnya terbayar mahal. ā€ Kemenangan itu memang mengejutkan,ā€¯ ujar Ghalib lagi. Sebab, kemenangan timnya di turnamen game internasional itu telah membuat penyelenggara harus mengakui prestasi programer muda Indonesia. Itu sebagai bukti, anak Indonesia dari Madura juga bisa maju ke kancah dunia meraih prestasi.
yang mudah menyisihkan 87 pelajar dari 71 negara, yang berkompetisi di final tingkat dunia. Seluruh peserta disaring melalui kompetisi online dan lokal dari seluruh dunia. Saat proses penilaian, tim juri Imagine Cup kaget mengetahui game Save the Hamster telah diunduh 30 ribu kali hanya dalam waktu dua minggu. Diantaranya, 20 ribu pada Windows Phone dan 10 ribu pada Windows 8. Atas penilaian itu dan indikator lain, Tim Solite Studio berhasil menjadi juara 2 dunia. “Kerja keras kami benar- benar terbayar ketika kami mengibarkan bendera Indonesia di panggung Imagine
Adalah Tim Solite Studio terdiri dari Asadullohil Ghalib Kubat (Team Leader), Miftah Alfian Syah (Programmer), Tony Wijaya (Graphic Designer) dan Mukhammad Bagus Muslim (Game Designer) yang berhasil meraih juara dunia tersebut. Usia mereka baru 22 tahun dan merupakan mahasiswa UTM angkatan 2009 di Fakultas Teknik Informatika.
Di atas panggung penghargaan, wajah lugu empat pemuda itu memancar kebanggaan. Dari Kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengentak dunia. Di pundaknya, nama Bangsa Indonesia diharumkan dalam turnamen game bergengsi tingkat dunia, Microsoft Imagine Cup di St. Petersburg, Rusia, 12 Juli 2013 lalu.
T
ak ada yang menyangka, dari bilik kecil empat kali empat meter itu, lahir karya juara dunia. Ini bukanlah di Sillicon Valley, Amerika Serikat, tempat para kampiun industri digital bertahta. Tapi di Madura, pulau kecil di timur Jawa. Bilik itu begitu sederhana. Sejumlah komputer teronggok di sudut. Ada meja rapat, dan selembar papan tulis di dinding. Sepertinya tak sepadan buat sebuah laboratorium teknologi informasi. Tapi di bilik kecil itu lah, sejumlah mahasiswa Teknik Informatika Universitas Trunojoyo, Kamal, Bangkalan, Madura, membuat kejutan. Dari tempat itu lahir Save The Hamster, game yang memenangi
32 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
Atas keberhasilannya tersebut, Tim Solite Studio berhasil mendapatkan hadiah sebesar Rp 100 juta. Rencananya hadiah itu akan dipakai untuk membeli markas Tim Solite Studio yang hendak mereka jadikan perusahaan teknologi industri di Madura. Team leader Tim Solite Studio Asadullohil Ghalib Kubat menjelaskan, game yang mereka buat dan berhasil memenangkan turnamen bernama Save The Hamster. “Game ini permainan edukatif yang dipasang di platform Windows Phone dan Windows8. Game ini mengajak pemain belajar Matematika tapi dengan cara yang mengasyikkan,” ungkapnya. Menurut Ghalib, ide membuat game itu datang dari Miftah Alfian Syah sang programer dalam timnya. “Saya yang mengatur semua proyek,” katanya berwibawa. Selain mengatur proyek, Ghalib juga rajin mencari informasi turnamen game melalui dunia maya.
Ditanya mengenai detil turnamen itu, Ghalib menjelaskan, kompetisi itu adalah lomba bergengsi tingkat dunia untuk mencipatakan proyek kreatif. Pesertanya adalah pelajar di bidang teknologi, pengembang, dan calon wirausaha. Sudah sebelas kali lomba itu diadakan dan rutin setiap tahun. Ada tiga kategori utama yang dilombakan, yaitu Innovation, Games dan World Citizenship. Dari tiga kategori itu, Tim Solite Studio dari Universitas Trunojoyo Madura sukses menyabet juara dua di kategori Games. Bukan hal
Cup 2013,” ungkap Ghalib putra pasangan Haji Takliman Thalhah dan Hajah Sufiah ini. Sesungguhnya panggung Imagine Club 2013 di Rusia itu bukan prestasi pertama yang pernah diraih Ghalib dan kawan- kawannya. Sebelumnya tim itu pernah memenangkan kompetisi game Nokia dan lainnya. Tak heran jika kemudian empat anak muda itu bertekad membangun Solite Studio sebagai usaha mandiri di bidang game dan teknik informatika lainnya. Kami ingin mendunia dari Madura,ā€¯ kata Tonny, desainer grafis Tim Solite Studio. (nra)
Suramadu 33
JULI - SEPTEMBER 2013
kolom
Rika Rachmi Fiqiani, ST Staf Deputi Perencanaan BP-BPWS
dialog
Madura, dikenal sebagai pulau garam terbesar di Indonesia. Hampir 60% produk garam nusantara dari Madura. Meski demikian, tidak berarti Pulau Madura menjadi satu-satunya daerah penghasil garam dengan kualitas terbaik. Sebab, selain Madura, garam dengan kualitas terbaik di negeri ini juga dihasilkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kabupaten Nagekeo.
B
erdasarkan kajian Universitas Indonesia dan kajian Universitas Hasanudin Makasar, kadar garam di Nagekeo jauh lebih tinggi dari Madura, dengan perbandingan lebih tinggi dari 50 gram per 1 liter air laut dibanding Madura. Selain itu, potensi ketersediaan lahan yang dapat diperuntukan sebagai pengolahan tambak garam mencapai + 2000 ha. Indonesia sebagai salah satu Negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki garis pantai terpanjang ke-4 dalam peringkat 5 besar Negara dengan garis pantai terpanjang di dunia (data PBB tahun 2008). Mengindikasikan betapa besar pula potensi kemaritiman atau kelautan. Namun, tidak semua wilayah pantai di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk produksi garam. Dengan garis pantai 80.000 km di Indonesia, lahan potensial untuk tambak garam seluas 34.000 hektar, baru dimanfaatkan seluas 18.000 hektar tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pulau Madura dengan panas matahari sepanjang tahun dan lahan pasir yang masih tersedia cukup luas, menjadi salah satu pulau di Indonesia yang diharapkan dapat menjadi penghasil garam dalam negeri. Dengan kata lain Indonesia dapat menjadi salah satu negara swasembada garam sebesar 1,16 juta ton (tahun 2012). Dengan target pengembangan lahan potensi garam 50.000 hektar maka Indonesia tidak perlu lagi untuk melakukan impor garam, bahkan mampu meng-ekspor
34 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
garam. Impor garam di Indonesia saat ini diperoleh dari Negara tetangga Australia dan India. Potensi garam di Madura menjadikan pulau ini sebagai bagian dari sejarah dunia dan Indonesia. Sejarah garam di Madura memiliki jejak panjang. Permukiman neolitik pada awal eksistensi manusia berada di sekitar perairan garam hingga sejarah abad ke-19 dimana garam mampu membangkitkan kota Liverpool menjadi pelabuhan eksport utama akibat perkembangan tambang garam di Negara Ratu Elizabeth tersebut. Tidak sedikit pula sejarah peperangan di dunia berkaitan dengan perdagangan garam, termasuk yang melibatkan komoditas garam Madura. Penguasaan atau monopoli oleh pedagang tionghoa cina daratan yang berlabuh di Indonesia hingga peralihan masa modern oleh Pemerintah kolonial di abad ke – 19 juga meninggalkan sejarah garam Indonesia yang tidak boleh dianggap remeh temeh. Bagaimana juga Raffles di tahun 1813 melakukan monopoli garam di seluruh wilayah kekuasaannya, dan menjadikan Madura sebagai wilayah khusus dengan pengusahaan garam terbatas. Ketika kita ke Madura, tambak garam tidak hanya menceritakan tentang jejak sejarah dan pergulatan ekonominya. Namun, tambak garam Madura juga menawarkan eksotisme yang layak jual sebagai komoditas pariwisata. Banyak para pelancong luar negeri yang begitu menikmati tatkala
mencecap proses pembuatan garam yang sebelumnya belum pernah mereka lihat. Hamparan tambak-tambak dengan kincir angin tradisional, para penggarap, kearifan lokal para petambak dan lain sebagainya menjadi potensi luar biasa selain komoditas garam itu sendiri.
1 Muharram
Eksotisme hamparan tambak garam ini dapat menjadi salah satu objek wisata yang dapat dikembangkan. Pengembangan potensi tambak garam Madura ini selain sebagai salah satu upaya untuk menjaga sejarah Indonesia bagian dari perkembangan peradaban dunia dan memamerkan eksotisme alam Madura juga untuk memberdayakan masyarakat Madura khususnya para petani garam dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraannya. Untuk dapat mewujudkan pengembangan potensi tersebut, tentu saja perlu campur tangan berbagai pihak, pemerintah, swasta dan masyarakat. Pemerintah Daerah bersama dengan Pusat memberikan dukungan kebijakan dan pengembangan infrastruktur. Swasta dapat memberikan dukungan melalui sarana dan prasarana wisata. Masyarakat tidak hanya berdiam diri namun ikut aktif sebagai pelaku wisata, tuan rumah di daerah sendiri. Akhir kata, pengembangan eksotisme tambak garam Madura tidak hanya mengandalkan dari satu pihak saja, pemerintah, swasta dan masyarakat harus dapat saling bahu membahu demi mengembalikan kejayaan garam di Indonesia umumnya dan Madura khususnya.
Suramadu 35
JULI - SEPTEMBER 2013
ritme
ritme dan efektif. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan kesinambungan dari kegiatan tahun sebelumnya. “Tujuannya agar konten dari kegiatan yang kita lakukan bisa lebih berbobot dan mengena pada isu populis di masyarakat. Ini mengedukasi sekaligus mengevokasi,”ujarnya. Selain itu, workshop pembuatan handicraft ini berangkat dari fakta bahwa banyak produkproduk handicraft yang dijual di Madura dengan menjual ke khasan Madura, justru dibuat bukan oleh orang Madura. Padahal, kemampuan dan potensi Madura sebenarnya besar dan mampu untuk mengembangkan sendiri.
Melongok Program Intensifikasi
Komunikasi Masyarakat Tersengat Madura Bagus, Madura Bisa Halaman Hotel Camplong Sampang hari itu terlihat lain dari biasanya. Delapan puluhan pemuda-pemudi Madura terlihat ramai meriung. Dibagi dalam beberapa kelompok, mereka tampak antusias membuat sablon kaos dan pin (handicraft) dalam workshop yang digelar BPWS dalam kegiatan Intensifikasi Komunikasi Masyarakat. Oleh : Faisal Yasir Arifin
H
ari itu, Kamis 19 September, pemudapemudi dari Kabupaten Pamekasan memang diundang BPWS untuk ikut berpartisipasi dalam workshop dan pelatihan pembuatan sablon kaos dan pembuatan pin. Mereka merupakan bagian dari sekitar 400-an pemuda-pemudi Madura yang dilatih BPWS. Dibagi dalam empat tahap workshop yang diklasifikasikan berdasarkan daerah, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya BPWS untuk menjalin komunikasi aktif dengan elemen-elemen di Madura. “Ini merupakan program untuk menjalin komunikasi dengan seluruh stakeholder di Madura, khususnya dari kalangan organisasi ekstra kampus (Omek), intra kampus, LSM, santri, PKL dan masyarakat umum lainnya,”ujar Plt Kasubdiv Humas BPWS, Faisal Yasir Arifin. Lebih lanjut, Faisal menjelaskan, kegiatan intensifikasi komunikasi ini sengaja diisi dengan kegiatan workshop/pelatihan agar lebih mengena
36 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
“Misalnya, kaos tentang Suramadu ataupun baju Sakera, itu justru didatangkan dari Tanah Abang Jakarta. Ini kan ironis. Nah, padahal orang Madura sendiri bisa membuat. Makanya kami angkat jargon Madura Bagus, Madura Bisa agar peserta ini tersengat,” tandasnya. Respon peserta workshops endiri sangat bagus dan luar biasa. Semua peserta pelatihan tampak serius dan giat dalam pelatihan yang digawangi langsung instruktur dari Monster Digital Art Jogjakarta ini. “Bahkan, waktu yang kami sediakan 8 jam, terasa kurang, tak jaranga pelatihan malah sampai maghrib baru selesai. Mereka sangat antusias, sangat luar biasa,”ujar owner Monster Digital Art, Hartoro atau yang akrab disapa Ken Thor ini.
“Begitu saya mendengar materi kegiatannya konkrit, saya langsung berupaya ikut bagaimanapun caranya. Sebab ini ilmu yang bermanfaat. Awalnya saya ogah-ogahan karena saya pikir hanya kegiatan omongomong kosong, sosialisasi, FGD dan sejenisnya. Ternyata kegiatannya konkrit,”tandasnya. Senada dengan itu, Satnawi, peserta dari Sumenep menambahkan agar kegiatan-kegiatan intensifikasi komunikasi sejenis yang diisi dengan kegiatan yang konkrit, lebih sering digalakkan. Sebab, masyarakat Madura, khususnya para pemuda yang menjadi garda perubahan, sangat mengharapkan untuk difasilitasi.
“Saya berharap terus berkesinambungan dari tahun ke tahun. Sebab, ini efektif untuk berkomunikasi sekaligus menguatkan dan meningkatkan kualitas SDM nya,” ujar tokoh mahasiswa yang mengaku langsung membuka usaha printing paska ikut pelatihan ini. Ditambahkannya, ia mengaku tersengat dengan kegiatan tersebut karena pematerinya membuka ruang pemikirannya tentang konteks berusaha. “Pematerinya mampu membangkitkan motivasi peserta dan keinginan pemuda untuk wiraswasta menjadi meledak-ledak. Pokoknya, Madura Bagus, Madura Bisa, hahahaha,”pungkasnya optimis. (*)
Amin, salah satu peserta workshop dari kabupaten Bangkalan mengatakan, program yang digelar BPWS tersebut menurutnya sangat mengena dan populis. Sebab, selain membangun komunikasi, program tersebut mengajari masyarakat untuk berwiraswasta dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Madura.
Suramadu 37
JULI - SEPTEMBER 2013
mata lensa
Foto: Nara
ritme
FGD pengembangan industri garam digelar BPWS di Sumenep
Dorong Optimalisasi Serapan Garam Rakyat
Perlu kerja keras untuk meningkatkan serapan pasar terhadap hasil produksi garam rakyat. Meningkatkan produksi saja tidak akan menolong petani garam meningkatkan kesejahteraannya. Hal itu disampaikan oleh ahli statistik Kresnayana Yahya dalam Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Kualitas Hubungan Antarlembaga dan Instansi dalam Pengembangan Industri Garam di Pulau Madura.
D
ata yang dimiliki Kresnayana, pemanfaatan lahan garam potensial di Indonesia belum saat ini belum 100 persen dilakukan. Dari total 68.754,16 hektare (ha) lahan garam potensial, pada tahun 2009 baru sekitar 25.702,06 ha yang dimanfaatkan untuk menghasilkan garam. ”Ini merupakan salah satu bukti bahwa sesungguhnya kita bisa bebas dari impor garam,” tegasnya. Sejak 1998, Indonesia ter-
38 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
paksa mengimpor garam untuk kebutuhan konsumsi dan industri. Padahal, pada 1997, produksi garam dalam negeri mencapai 1,2 juta ton, dan tercatat masih surplus. Tahun berikutnya, produksi anjlok menjadi hanya 240 ton. Garam pun diimpor terutama dari India dan Australia. Karena harga garam impor relatif lebih murah, garam lokal yang diproduksi petani terpaksa harus mengikuti harga pasar.
Murahnya harga garam membuat petani garam rakyat kian menjerit, mengingat kualitasnya yang masih di bawah garam impor. ”Di antara garam impor yang masuk Indonesia, yang terbesar berasal dari Australia, yaitu sebesar 1,2 juta ton dengan nilai 65,2 juta dolar AS,” terangnya. Yang tak kalah mengejutkan, Singapura juga menyumbang angka impor garam sebesar 24 ribu ton dengan nilai 1,4 juta dolar AS. ”Sungguh Ironis, kita mengimpor garam asal Singapura. Negeri yang bahkan luas pantainya tak lebih besar dari Madura,” tandas dosen Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) tersebut. Tahun berjalan, data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) tahun 2012 menyebutkan,
Suramadu 39
JULI - SEPTEMBER 2013
Lovebird Lutino Mata Merah hasil penangkaran H. Malaji
Malam sekira pukul 22.00, hawa dingin menyergap ketika dua sepeda motor melaju dari Madura menuju Jogjakarta. Tiga pemuda Madura dengan tekad menggelegak, menembus jarak 350 km, meretas mimpi. Oleh : Faisal Yasir Arifin
40 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
Ketiganya adalah Syaiful Anam, Fauzul Jazil dan Amiruddin. Tanpa mengenal medan, bahkan tak satupun pernah menjejakkan kaki di bumi Mataram, mereka nekad berangkat menuju lereng Gunung Merapi, Jogjakarta. Jarak normal yang seharusnya 350 km melewati jalur tengah, Jombang- NgawiJogja, ditempuhnya lebih dari 500 kmlebih!! “Kami sempat tersesat jalan, jadinya malah lewat MadiunPonorogo-Wonogiri-Wonosari,” ujar Syaiful Anam, mahasiswa Unisma Malang asal Bangkalan ini sembari terkekeh. Namun, lelahnya terbayar ketika Hartoro, pemilik Monster Digital Art Jogjakarta menyambutnya dengan hangat. “Kami malah disambut seperti keluarga jauh yang lama tidak
berjumpa. Kami terharu,” ujar Anam ditimpali Fauzul rekannya. Fauzul sendiri merupakan mahasiswa Fak Teknik Informasi Unijoyo yang selama ini menggeluti disain. Ya, mereka adalah pemudapemuda yang turut dalam program Intensifikasi Komunikasi Masyarakat yang digelar BPWS dan tersengat motivasi dari Hartoro yang diminta sebagai salah satu narasumber dalam workshop pembuatan handicraft dan kaos dalam program tersebut. Setelah beristirahat sehari, tanpa membuang waktu, Hartoro langsung meminta mereka bersiap untuk belajar. “Pokoknya kalian belajar sampai bisa di sini,” ujarnya. Mereka pun mulai diajari teknik sablon dengan kualitas tinggi
Foto: Faisal
“Nyantri” ke Jogja, Bertekad Jadi Pengusaha
di workshop milik Elloth Kaos yang juga dikelola anak didik Hartoro dan manajemennya. Dari teknik pewarnaan, pemilihan bahan kaos, campuran cat, teknik saputan, film, pembuatan screen film dan lain sebagainya ditularkan kepada mereka. Menurut Hartoro, pemuda-pemuda Madura ini penguasaannya memang masih sangat minim. Namun ia melihat, dengan tekad dan semangat mereka yang sangat tinggi, maka ia yakin mereka akan dengan mudah menguasai keilmuan yang didalami. “Saya terus amati perkembangannya luar biasa. Mereka tidak malu bertanya. Bahkan, kadangkala ketika malam kami kumpul-kumpul, mereka sangat antusias belajar,” ujarnya. Dari fakta itu, ia mengakui bahwa effort dan sumber daya manusia Madura sebenarnya sangat luar biasa. “Saya yakin, mereka ini mewakili karakter orang Madura yang gigih. Madura Bagus, Madura Bisa,” tegasnya berslogan. Di kesempatan yang sama, salah satu santri, Hartoro mengakui, apa yang dipelajarinya merupakan hal-hal yang baru. Menurutnya, di Surabaya dan di Madura, memang banyak pihak yang terjun dalam dunia yang sama dengan yang ia pelajari. Namun di sini, kami banyak diajari teknik-teknik baru yang membuat produk semakin berkualitas dan bisa bersaing di pasar. Apalagi jogja dikenal dengan produk-produk handicraft dan printing yang berkualitas,” tandasnya. Lebih dari itu, ia mengaku mendapat suntikan motivasi yang kuat dari para pelatihnya. Untuk itu, ia bertekad, setelah “nyantri” di Jogja, dirinya harus bisa membuka usaha. “Kami juga diajari manajemen, kiat the power of nekad, mengubah mindset dan disuntik motivasi. Kami bertekad, setelah ini harus segera buka usaha. Peluang di Madura besar. Semoga, ilmu yang kami timba disini, bermanfaat bagi Madura. Kami bertekad akan menularkan ilmu ini kepada teman-teman di Madura,” tegasnya.
Ditanya tentang hambatan yang dihadapi, bbbbb mengaku tidak ada. Menurutnya, setelah mendapat pemahaman dan perubahan mindset saat belajar di Jogja, menurutnya hambatan itu hanyalah ujian belaka. “Mas Toro bilang, hambatan itu adalah seumpama pintu menuju sukses yang terkunci, ketika kita bisa buka pintu hambatan itu, maka sukses kita jelang. Pun demikian dengan modal finansial, saya kira itu bukan lagi hambatan,” tegasnya bersemangat. Menurutnya, peluang usaha di bidang cetak dan handicraft di Madura sangat besar. apalagi, saat ini banyak produk-produk handicrat, kaos dan kerajinan
lainnya di Madura yang justru dipasok dari Tanah Abang, Jakarta. “Coba cek di lapangan, yang ada di PKL - PKL itu banyak yang ebrasal dari luar Madura. Bayangkan jika masyarakat Madura sendiri bisa memproduksi,”ujar Anam. Ditambahkannya, pihaknya mengaku akan menularkan ilmu yang didapat kepada rekanrekan lainnya yang menginginkan bergelut di bidang yang sama. “Agar ilmunya ebrmanfaat dan dapat membangkitkan ekonomi mikro di Madura,”pungkasnya. (*)
Suramadu 41
JULI - SEPTEMBER 2013
opini
ekstra
Bayangan Salah Oleh: Agus Supriyadi (Travel Writer)
Matahari masih sepenggalah saat Saya melintas Jembatan Suramadu menuju Pulau Madura. Kaca mobil Saya biarkan terbuka agar leluasa menghirup udara yang masih segar sembari terus memandangi gagahnya jembatan sepanjang 5.438 meter ini.
S
aya jadi teringat ketika Presiden Megawati memencet sirine tanda dimulainya pembangunan bentang tengah Suramadu pada 20 Agustus 2004 silam. Selang lima tahun kemudian, tepatnya 10 Juni 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunting pita tanda jembatan yang menelan biaya Rp 4,5 triliun itu resmi beroperasi. Tak sampai 10 menit sampai di Madura, sepanjang jalan berbaris rapi bangunan semi permanen yang juga menjadi lapak para pedagang. Sengaja Saya tidak mengambil rute umum, tapi ambil rute utara. Bayangan Saya tentang Madura yang gersang tandus, banyak batu kapur, panas dan lainnya, sontak hilang. Alam Madura sama sekali jauh dari apa yang Saya bayangkan. Sepanjang perjalanan, tak terkira sudah ‘umpatan’ keluar dari mulut Saya, memuji keindahan Pulau Garam ini. Benar juga apa yang dikatakan Daniel Mananta ,” Damn! I Love Indonesia.” Madura benar-benar memesona Saya. Saya jadi bertanya kepada diri sendiri, kenapa Saya punya bayangan salah tentang Madura? Oh...mungkin Saya ‘kuper’ sehingga tidak mengetahui kondisi Madura terkini, atau oh mungkin informasi yang minim tentang Madura, atau Saya secara tak sadar sudah termakan ‘pencitraan’ tentang Madura yang selama ini keliru. Keindahan alam, keanekaragaman budaya dan adat istiadat serta didukung oleh kondisi sosial budaya masyarakat Madura yang Islami membuat Madura berbeda dengan daerah lain. Madura punya keunikan dan kekhasan sendiri. Sayangnya, potensi ini belum optimal diberdayakan, bahkan nyaris terabaikan.
Saya kira tidaklah lebay kalau Saya katakan abai, karena untuk menuju lokasi wisata, minim sekali petunjuk jalan. Satusatunya petunjuk adalah mengikuti pepatah “Malu bertanya sesat di jalan,” artinya kita memang harus sering-sering bertanya ke warga setempat agar tak tersesat. Contoh saja lokasi wisata Pantai Jumiang yang berada di Kecamatan Pademawu, Pamekasan. Untuk menuju ke sini rumusnya harus banyak bertanya ke warga, karena nyaris tidak ada petunjuk. Untung saja semua itu terbayarkan dengan keindahan panorama alamnya yang aduhai. Dalam beberapa tahun terakhir ini, pariwisata merupakan industri yang telah menjadi trend dunia. Organisasi pariwisata dunia (WTO) bahkan telah memprediksikan bahwa pariwisata merupakan industri terbesar yang tumbuh di abad 21 ini, dengan pertumbuhan diperkirakan mencapai 1,6 miliar wisatawan pada tahun 2020, dengan jumlah angka pembelanjaan mencapai US$ 2 triliun. Di Indonesia, pariwisata telah tercatat mampu menyumbangkan devisa negara terbesar urutan ke-4 setelah komoditi minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit dan karet olahan. wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2012 sekira 8 juta lebih. Target kunjungan wisman pada 2013 ini sebanyak 8,5 juta turis. Pulau nan elok ini sejatinya memiliki aset pariwisata yang layak jual. Meramu, mengemas, dan mempromosikan semua itu menjadi sebuah komoditi yang laris manis adalah tantangan sekaligus peluang. Seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata : pemerintah, swasta dan organisasi, harus dengan kesungguhan terlibat secara aktif dan kreatif dalam “menjual” pariwisata Madura. Aksesibilitas yang menjadi syarat terpenting untuk objek wisata, bahkan sebagai prasyarat bagi keberlangsungan proses pariwisata, sudah terbentang megah, yakni Jembatan Suramadu. Lalu, tunggu apalagi.... Ayo ke Madura!
Ratna Mutu Manikam Madura menyimpan beragam keindahan alam. Bahkan, terkadang mampu menembus batas imaji manusia dalam hal estetika. Ini diakui oleh Adilia Anditasari S.Pt. Menurutnya, potensi besar Madura tersebut, khususnya dalam hal pariwisata, jika mampu dikelola dengan baik maka akan mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat. “Coba kita susuri garis pantai di sisi utara Madura, pasir putihnya dengan ombak yang relative tenang, merupakan potensi besar yang bisa memebrdayakan. Belum lagi potensi di kepulauan yang demikian besar. Menghampar ratna mutu
Adita Putri Pertiwi SH MH
Inspirasi Effort Madura
Linda Rakhmawati ST
42 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
manikam,”ujarnya. Meski demikian, ia sepakat jika pengembangan potensi wisata tersebut harus selaras dengan nilainilai kultural yang dianut di Madura. “Manurut saya, itu mutlak. Sebab, secara kultur, Madura ini spesial. Dengan segala kearifan lokalnya, kultur Madura harus dijaga dan dipertahankan. Sebab, di dalamnya tersimpan keunikan yang menjadi identitas budaya yang juga menarik wisatawan,”pungkasnya. (coy)
Berbicara tetang usaha dan semangat juang, Madura konon dikenal secara genetic memiliki effort tinggi. Ini dibuktikan kemampuan survival orang-orang Madura di berbagai tempat. Ini pula yang menarik kekaguman Endang Purwanti SE, salah satu staff BPWS. “Coba kita cermati, di berbagai wilayah yang termasuk kritis, orang-orang Madura mampu survive. Effort Madura itu luar biasa, daya juangnya tinggi dan tidak manja. Itu patut ditiru karena memang
menginspirasi,”ujarnya. Ditambahkannya, dalam dunia bisnis, effort Madura tersebut juga terlihat dalam berbagai bidang. Termasuk pada bisnis-bisnis yang awalnya dilihat sebelah mata, ternyata justru mendatangkan income yang mencapai miliaran. “makanya, tidak kaget jika saat ini banyak tokoh-tokoh Madura yang mampu berbicara hingga pentas nasional, bahkan internasional,” tandasnya. (coy)
Suramadu 43
JULI - SEPTEMBER 2013
cerpen
cerpen meskipun akhir-akhir ini Sid kerap menghilang dari rumah karena harus melakukan perjalanan tugasnya. Sampai malam tadi, Sid pulang membawa bocah perempuan yang diakuinya sebagai anaknya dengan Andrea. Runtuh semua kemegahan yang aku bangun dengan susah payah selama bertahun-tahun. Aku seperti ditampar sekuat tenaga oleh tangan yang tak tampak dalam pandangan mata. Andrea. Sahabatku yang bertahun menghilang setelah dulu pamit padaku hendak melanjutkan karirnya sebagai model di negara tetangga, ternyata dia tidak ke mana-mana. Dia cuma pindah bermukim di sebuah kota kecil di Timur Jawa. Dan Sid diam-diam sudah menikahinya!
Lintang Oleh: Diezt Pramudya
“Kesempurnaan, cuma milik Tuhan.” Kalimat itulah yang menghentikan airmataku yang terburai di hadapan Sid, suamiku. Di sampingnya duduk gadis cilik berusia 5 tahun, tampak kurus tak terawat, dengan rambut ikal kemerahan yang tergerai kusut dan sebagian menutupi wajahnya yang pucat. Aku menyusut airmataku dengan tissue, lalu kuberanikan diri memandang ke dalam manik matanya, oh Tuhan, mata indahnya begitu mirip dengan ibunya! “Siapa namamu?” serak suaraku bertanya. Bocah itu berdiri dan melangkah mendekatiku, menyalami dan mencium tanganku. Lalu dengan senyum polos dia memandangku dan berkata santun. “Nama saya Lintang.” *** Aku terlalu sibuk dengan kehidupanku. Karirku sebagai pengacara sekaligus penulis lepas di beberapa majalah benar-benar menyita waktuku. Dari mulai dulu aku menunda-nunda pernikahanku dengan Sid, kemudian menunda untuk segera memiliki bayi, dan itu kulakukan selama hampir 7 tahun usia pernikahan kami! Itu
44 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
kesalahanku. Aku terlalu berambisi untuk menjadi yang terbaik di satu sisi. Tanpa pernah aku bersama. memperhitungkan bahwa sisi kehidupanku yang lain juga memerlukan sentuhanku, kehadiranku, dan perhatianku. Sid, suamiku, ternyata diamdiam merasa terabaikan. Tapi dia tidak pernah marah-marah ataupun protes padaku. Senyuman di wajah tampannya selalu membuatku merasa beruntung karena mendapatkan suami yang penuh pengertian pada kesibukanku. Dia juga sibuk pada pekerjaannya. Beberapa kali dalam setahun dia melakukan perjalanan dinas keluar kota tanpa aku mendampinginya. Jelas saja, kesibukanku tak mungkin aku tinggalkan. Sungguh, rumah tangga kami tampak sempurna di luar, tapi di dalamnya aku dan Sid seperti dua orang asing dari planet berbeda yang tinggal
Pertengahan tahun lalu, karena dikejar-kejar omelan ibu mertua yang bersekongkol dengan ibuku, akhirnya aku memutuskan untuk melepas alat kontrasepsi yang sudah bertahun-tahun aku pasang. Sebulan kemudian aku dinyatakan hamil oleh dokter, dan Sid merayakan kebahagiaannya menjadi calon ayah dengan mengajakku berlibur selama sepekan di Bali (tentu saja itu cuma teori, pada akhirnya di sana aku tetap sibuk dengan laptopku dan telpontelpon dari asistenku atau malah langsung dari beberapa klienku). *** Lima bulan berlalu dan kehamilanku amat mendukung semua kesibukanku. Aku tidak rewel masalah makanan, juga tidak manja berlebihan yang mengharuskan Sid repot mengurusku. Semua berjalan lancar
Punggungku bagai ditikam dengan pedang es, waktu Sid menunjukkan semua bukti yang dipalsukan agar dapat terwujud satu pernikahan, waktu Sid menunjukkan catatan kesehatan bahwa Andrea menderita kanker mulut rahim dan tak lagi dapat disembuhkan. Dan aku membeku dalam keterkejutan, saat Sid menunjukan foto-foto pemakaman Andrea dua hari yang lalu. Dan sekarang, anak mereka ada bersamaku. Aku perlu kesabaran para penghuni surga untuk bisa menerima ini dengan logika kemanusiaan. Aku berusaha tetap berpijak pada kewarasan karena aku sedang tidak sendirian. Aku sedang mengandung bayiku! *** Rumah jadi seperti neraka. Aku berusaha sedapat mungkin menghindar dari Lintang. Sid sudah menyewa jasa baby sitter untuk menjaga anaknya. Kedua orangtua kami pun pada akhirnya mengetahui perihal keberadaan Lintang, dan sepenuhnya menyerahkan keputusan kepada kami. Sid merasa bersalah kepadaku dan pasrah pada apa pun keputusanku. Dan aku, terlalu angkuh untuk menerima begitu saja kehadiran Lintang, walaupun anak itu cukup tahu diri dengan tidak banyak menuntut. Aku juga memegang teguh pada komitmen pernikahan kami, tapi aku pun sudah enggan
tidur seranjang lagi dengan Sid. Aku memilih menempati paviliun di sudut halaman belakang rumahku yang biasa ditempati para tamu yang datang menginap. Jadilah, entah apa kalian mau menyebut bentuk rumah tangga kami. Seperti menyimpan bara dalam sekam. Serasa menduduki bom waktu yang bisa meledak kapan saja. *** Sore itu aku sedang berdiri di depan jendela kamar. Mengelus buncit perutku yang memasuki usia kehamilan 7 bulan. Mencoba melepas penat dengan memandangi kolam renang yang terhampar di depan paviliunku. Kulihat di kejauhan Lintang berlari-lari sambil tertawa menggoda pengasuhnya yang terengah-engah mengejar seraya berseru menyuruh Lintang untuk mandi. Aku menggelengkan kepalaku dan bergegas menjauhi jendela. Kurebahkan tubuhku di pembaringan. Aku mencoba tidur tapi tak bisa. Suara Lintang yang tertawatawa di luar sana ditimpali suara pengasuhnya yang mulai kesal mengganggu ketenanganku sore ini. Aku menghembuskan nafas keras-keras, mengusir rasa kesalku karena suara mereka makin gaduh. Tiba-tiba aku tersadar, itu bukan suara si pengasuh yang menyuruh Lintang mandi, tapi jeritan minta tolong yang tak terlalu jelas di pendengaranku. Susah payah aku bangkit membawa perutku. Lalu tertatih aku mengintip melalui jendela. Kulihat si pengasuh menjerit panik sambil memandang ke arah kolam. Dadaku berdebar, kulihat di dalam kolam di bagian terdalam, Lintang perlahan tenggelam. Aku tak sempat berfikir dua kali. Dari situasi tersebut aku tahu bahwa si pengasuh tidak dapat berenang. Setengah berlari aku mencapai pinggir kolam, dan segera terjun untuk menyelamatkan Lintang. Aku mahir berenang, tapi tentu saja tidak dalam keadaan hamil 7 bulan. Tapi aku sungguh terlupa pada kehamilanku. Sekuat tenaga aku meluncur dalam air untuk menyelamatkan anak suamiku. Tiba di tempat Lintang terjatuh, tak tampak lagi sudah anak itu menggapai-gapai. Kutarik
napas dalam-dalam dan aku mulai menyelam. Di dasar kolam kulihat Lintang terapung tak bergerak. Panik aku menarik apa saja di tubuh Lintang yang bisa kusambar, lalu aku mengayun kakiku untuk kembali ke permukaan. Sampai di tepian, si pengasuh membantuku menaikkan tubuh Lintang yang terkulai lemas. Anak itu cantik dalam pucat pasinya. Aku bisa melihat wajah Nadya dalam wajahnya. Buru-buru aku melakukan tindakan pertolongan napas buatan, sekaligus memompa dada Lintang agar organ dalam tubuhnya mau kembali bekerja maksimal. Pada pemberian napas buatanku kelima, Lintang terbatuk dan memuntahkan air yang tertelan. “Ambilkan handuk.” perintahku pada si pengasuh yang segera berlari mengambil apa yang kuminta. Aku berdiri dan melangkah sedikit menjauhi Lintang yang masih terkapar lemas memandangku. Napasku terengah dan dadaku agak sesak. “Tante...” pelan Lintang memanggilku. Aku melirik ke arah anak itu, kupikir dia akan mengucapkan terimakasih padaku. Kulihat jari Lintang menunjuk ke kakiku, aku melihat ke bawah. Tuhanku! Darah mengalir deras dari sela-sela pahaku. Dan aku baru menyadari keadaanku yang sedang hamil besar. Tatapanku mendadak kabur dan langit di atasku seperti berputar. Buru-buru aku duduk di tepi kolam sebelum aku terjungkal jatuh. Angin bertiup membuatku menggigil kedinginan. Kepalaku berat. Dan sebelum semua terhimpun dalam kegelapan, aku masih sempat melihat Lintang sempoyongan berusaha menggapaiku. Aku mendengar jeritannya memanggil namaku, dan kegelapan selembut beledu itu menyelimutiku. *** Aku menggigil kedinginan. Bau obat-obatan begitu menusuk hidungku. Aku mendengar suara mesin yang aku kenal. Yaah, suara alat monitor jantung. Dan sayup kudengar suara orang bergumam.
Suramadu 45
JULI - SEPTEMBER 2013
waka-waka Diasuh Oleh Iwan H. Palit
Ginting Tuli dan Penjual Es Dawet Stress
Rahasia Istri S
Kepada Suami
uatu hari ada sepasang suami istri berada di dalam kamar nah mereka berdua saling bercakap cakap dan membicarakan banyak hal salah satunya adalah rahasia si istri yang jika di marahi suaminya tidak pernah marah balik ke suaminya. Sang suami pun penasaran kenapa istrinya bisa sabar setiap di marah sama suaminya dan si suami pun menayakan apa sebenarnya rahasia istrinya itu. Suami : “Maa… kalo Papa marah sama Mama, koq Mama tidak pernah balas marah-marah…???” Apa sih rahasianya sehingga Mama bisa menguasai diri…???” Istri : “Emm… Mama melampiaskannya dengan membersihkan toilet…!!!” Suami : “Kok bisa…!!! apa hubungannya membersihkan toilet dengan melampiaskan marah…???” Istri : “Iya Mama membersihkan toiletnya dengan SIKAT GIGI PAPA yang tiap hari Papa Pake…!!!” Suami : APA..!!!?@#$%^&*? “stroke mendadak” Istri : ^_^” jingkrak-jingkrak.
Nasib Nama Hewan
S
ial bener jadi hewan. Sudah jadi nasibnya sering teraniaya, masih juga namanya dikait-kaitkan dengan tingkah manusia. Ini buktinya : 1. Hewan yang Rajin belajar adalah.. Kutu Buku. 2. Hewan yang selalu disalahkan adalah Kambing Hitam. 3. Hewan yang masuk kuliah adalah Ayam Kampus. 4. Hewan yang jago silat adalah Kura-Kura Ninja. 5. Hewan yang selalu keringatan adalah Cacing Kepanasan. 6. Hewan yang dibenci para cewek adalah Buaya Darat. 7. Hewan yang ditakuti para pengusaha kecil adalah Lintah Darat. 8. Hewan yang sering keluar malam-malam adalah KupuKupu Malam. 9. Hewan korban pemerasan adalah Sapi Perah. 10. Hewan yang berprofesi sbg maling adalah Kucing Garong. 11. Hewan yang jago melompat adalah Kutu Loncat. 12. Hewan yang pintar nyari duit sendiri adalah Babi Ngepet. 13. Hewan yang tertib berlalu lintas adalah Zebra Cross. 14. Hewan yang cabul adalah Keong Racun. 15. Hewan yang suka makan beling adalah Kuda Lumping. 16. Hewan yang salah kostum adalah Musang berbulu Domba. 17. Hewan yang mengajar di sekolahan adalah Kang-Guru. 23. Hewan yang ditakuti supir truk adalah Bajing Loncat (silakan diterusin sendiri)
46 Suramadu JULI - SEPTEMBER 2013
S
uatu hari ada pria asal Medan yang baru pertama kali datang ke Jogja, pria ini bernama Ginting, wajahnya sih ok punya ganteng namun sayang agak agak tuli sedikit. Nah ketika sedang asik jalan jalan di Jogja tiba tiba Ginting kepingin minuman khas Jogja, yaitu es dawet (cendol). Ginting: “Mbak, beli dawetnya.” Mbak: “Sampun telas, mas.” Ginting: “Iya dong, tampung di gelas ya Mbak …” Mbak: “Mboten wonten, mas.” Ginting: “Betul, memang saya suka pake santen…” Mbak: “Ojo ngono, mas.” Ginting: “Aku sudah tau Mbak, yg ijo-ijo itu khan!? Di Jakarta, namanya cendol!” Mbak: (agak kesal) “Kowe sinting ya?” Ginting: “Lho!? Koq Mbak bisa tau namaku Ginting…?” Mbak: (tambah kesal) “Wong edan!” Ginting: “Wah .. Mbak hebat sekali! Saya memang org Medan!” Mbak: (mulai menggerutu) “Ora duwe otak.!!” Ginting: “Benar … benar, Mbak!! Saya orang Batak! Ha..ha..ha… Horas bah!” Mbak: (stress..)”Dasar budeg ..!!!’ Ginting: “Iya selain dawet saya suka gudeg!” Mbak: “Sampeyan kurang kerjaan to?” Ginting : “Benar sekali Mbak, orang2 memang pada kurang kerjaan! Yg kayak gini2 dibacanya sampai habis pula…”
KAKATUA
D
i sebuah toko penjual burung, mempunyai 2 burung kakak tua. Kedua burung itu berbeda, yang satu suka bernyayi dan yang satunya lagi hanya diam saja, datang seseorang ingin membeli burung kakak tua. Ia berkata kepada si penjual burung: Pembeli: Berapa harga burung kaka tua ini mas...?? Penjual: Kalau yang suka nyayi itu 500.000 rupiah, sedangkan yang diam itu 1.000.000 rupiah. Pembeli: Lho kok yang suka nyayi harganya lebih murah dari yang hanya diam saja. Penjual: yah.... jelas beda wong yang harganya 1.000.000 itu pencipta lagunya kok. hahahahaha
Suramadu 47
JULI - SEPTEMBER 2013
Merah Putih di Kaki Suramadu