Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
SAMBUTAN DAN LAPORAN PANITIA Yang Terhormat, 1. Staf ahli Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Bapak Dipl-Ing. (Ir.) Benny Soetrisno atau yang mewakili. 2. Bapak Kepala Dinas Perindag Propinsi Jawa Barat atau yang mewakili 3. Pimpinan Balai Penelitian Kementerian Perindustrian 4. Kepala Balai Besar Tekstil, Kementerian Perindustrian, Bapak Ir. Suseno Utomo, M.Sc. 5. Pimpinan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) 6. Para Pimpinan Perguruan Tinggi di lingkungan Kementerian Perindustrian 7. Para Pimpinan Perguruan Tinggi Tekstil se-Indonesia 8. Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Ibu Dr. Noerati, S.Teks., M.T., yang diwakili oleh Bapak Wawan Sudrajat, selaku Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama 9. Para tamu undangan pembicara dan peserta seminar serta 10. Seluruh sivitas akademika STTT yang berbahagia Assalamualaikum wr. wb. (Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua) Pertama, mari kita mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa atas limpahan karunia dan ridho-Nya, sehingga kita dapat hadir di tempat ini dalam keadaan sehat wal afiat dalam rangka mengikuti Seminar Nasional Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Tahun 2014. Perkenankan saya menyampaikan laporan tentang pelaksanaan kegiatan seminar ini. Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati, Seminar Nasional Tekstil yang sebentar lagi akan kita ikuti bersama merupakan salah satu dari beberapa rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Dies Natalis STTT yang ke-60. Momen istimewa yang jatuh pada bulan Agustus ini, tepatnya tanggal 1 Agustus, sengaja dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai tonggak baru bagi pengembangan ilmu dan teknologi tekstil di Indonesia. Seminar ini merupakan forum pertemuan dan tukar-menukar informasi ilmiah serta diharapkan nantinya menjadi salah satu referensi lengkap dan terpercaya tentang perkembangan mutakhir (recent development) ilmu dan teknologi tekstil di Indonesia. Di samping itu, tentu saja, hasil-hasil penelitian yang dipresentasikan dalam seminar ini diharapkan dapat ikut memberikan kontribusi bagi penyelesaian masalah-masalah yang berkembang di industri tekstil dan di masyarakat. Selama ini, tentu sudah banyak penelitian maupun studi tentang tekstil yang dilakukan para peneliti di perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga litbang. Topik penelitiannya sangat beragam dan mencakup wilayah yang sangat luas, mulai dari zat warna alam yang kelihatannya paling banyak mengundang minat hingga smart textiles dan bahkan manajemen tentang pendidikan tinggi tekstil. Hasil-hasil penelitian tersebut perlu dihimpun dalam suatu forum khusus dan dikelompokkan supaya dapat dikembangkan lebih jauh dan dimanfaatkan lebih optimal. Hingga saat ini, nampaknya belum ada forum semacam itu di Indonesia. Kami berharap pelaksanaan Seminar Nasional Tekstil 2014 ini menjadi awalan bagi terbentuknya forum tersebut. Seminar ini memang baru pertama kalinya diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Namun demikian, kami yakin dengan dukungan semua pihak yang berkepentingan, dan tentu saja
Modifikasi Permukaan Bahan Tekstil Dengan Plasma Lucutan Korona
ii
peran serta para peneliti di perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga litbang, seminar ini akan berlanjut dan dapat terselenggara secara rutin setiap dua tahun. Tekstil fungsional dan smart textiles atau tekstil cerdas merupakan state-of-the-art teknologi tekstil saat ini. Untuk memberikan gambaran mengenai teknologi tekstil di bidang ini, kami telah mengundang Prof. Lieva van Langenhove, pakar dan peneliti tekstil cerdas dari Ghent University, Belgia, sebagai salah satu pembicara undangan. Kami juga mengundang Benny Soetrisno, staf ahli Menteri Perindustrian, sebagai keynote speaker untuk berbicara mengenai pentingnya riset bagi upaya revitalisasi dan penguatan industri tekstil. Seminar ini akan berlangsung selama satu hari dan diikuti lebih dari 250 orang peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian, industri, dan mahasiswa di berbagai daerah terutama Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Makalah terdaftar sebanyak 37 judul, termasuk poster. Kami membagi topik makalah ke dalam lima (5) bidang, yaitu (1) Tekstil Maju sebanyak 3 judul, (2) Teknologi Proses Tekstil : 10 judul, (3) Lingkungan dan Energi : 11 judul, (4) Fashion : 9 judul, dan (5) Manajemen : 4 judul. Makalah yang disajikan dalam seminar ini akan dibukukan dan diterbitkan dalam prosiding segera setelah seminar selesai dilaksanakan dan melewati proses review serta perbaikan yang diperlukan. Kami atas nama Panitia Pelaksana Seminar Nasional Tekstil 2014 mengucapkan terima kasih kepada Ketua STTT, Dr. Noerati, S.Teks., M.T., yang telah memberikan dukungannya hingga seminar ini dapat terlaksana. Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada sponsor kami: Mastone Indonesia, Transfar Chemicals Ltd., Archroma, Buana Sarana Tehnik, dan Testex Testing Service serta semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan ini. Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti seminar. Semoga bermanfaat dan menjadi pencetus ide-ide baru. Wassalamualaikum wr. wb. Ketua Panitia SEMNASTEKS 2014 Mohamad Widodo, A.T., M.Tech., Ph.D.
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
SAMBUTAN PEMBUKAAN KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL Yang Terhormat bapak dan ibu hadirin peserta Seminar Nasional Tekstil 2014, Atas nama Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, ijinkan saya untuk memberikan sambutan dan penghargaan atas kehadiran dan partisipasi bapak dan ibu sekalian pada acara Seminar Nasional Tekstil ke-1 tahun 2014. Acara ini diselenggarakan dalam rangka peringatan hari ulang tahun STTT yang ke 60 pada tanggal 1 Agustus 2014 lalu. Pengembangan ilmu dan teknologi tekstil maupun aplikasinya di industri telah cukup lama mengalami pergeseran signifikan. Dari sebatas teknologi serat, benang, dan kain untuk keperluan sandang, gairah penelitian dan perkembangan teknologi dan industri tekstil kini telah meluas pada area pemanfaatan lain yang lebih bersifat fungsional seperti industri karpet, sepatu, mebel, tekstil rumah tangga, medis, pertanian, bahkan hingga pada industri manufaktur berat lainnya seperti transportasi, bangunan, dan lain-lain. Perluasan area pemanfaatan tekstil dan produk tekstil ini telah dan semakin dikembangkan secara serius dan diprediksi akan menjadi salah satu fokus cakupan di masa yang akan datang. Konsep ramah lingkungan adalah aspek lain yang mendasar pada pengembangan industri tekstil saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir tekanan untuk lebih memperhatikan aspek lingkungan bukan hanya datang dari pemerintah dan tuntutan masyarakat di negara-negara tujuan ekspor, akan tetapi juga dari LSM lokal maupun dunia dan pengusung brand. Dengan demikian, industri TPT harus mampu melakukan inovasi dalam bentuk teknologi terbarukan melalui konsep ramah lingkungan pada setiap tahap proses dari hulu hingga hilir. Hingga tahun 2025, industri TPT nasional diprediksi masih akan terus dikembangkan sebagai industri manufaktur berbasis SDM. Namun demikian, visi pengembangan menjadi industri berbasis teknologi harus diinisiasi sejak saat ini melalui kegiatan-kegiatan litbang dan peningkatan kualitas dan keterampilan SDM yang terlibat di dalamnya. Institusi pendidikan dengan didukung oleh balaibalai litbang, pada akhirnya adalah hulu dari rantai keterkaitan tersebut. Untuk mendukung kemajuan tersebut, diperlukan keselarasan multidisipliner dengan cara menghimpun kepakaran dari berbagai disiplin ilmu. Untuk itu, diperlukan sebuah forum ilmiah yang mewadahi para peneliti, akademisi, mahasiswa, praktisi industri, hingga pemerhati industri tekstil. Forum ini diharapkan juga dapat memberi ruang apresiasi dan memetakan perkembangan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan tekstil di Indonesia serta saling keterkaitannya. Pada akhirnya, diharapkan terjadi sinergi dalam pengembangan ilmu dan teknologi tekstil secara umum dan dapat ditentukan arah dan sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan industri tekstil. Seminar Nasional Tekstil STTT akan dilaksanakan secara berkala dua tahunan dan diharapkan menjadi program strategis yang dapat menjawab kebutuhan pengembangan teknologi dan industri tekstil Indonesia serta menjadi referensi kemajuan teknologi tekstil di Indonesia. Saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada Panitia SEMNASTEKS 2014 yang telah bekerja keras menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Selamat berseminar. Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Dr. Noerati, S.Teks., M.T.
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
SUSUNAN KEPANITIAAN DAN KOMITE Dewan Redaksi Ketua Anggota
Sekretaris Redaksi
: Mohamad Widodo, A.T., M.Tech., PhD. : Dr.Noerati Kemal, S.Teks., M.T Hariyanti Rahayu, S.Teks., M.T N.M.Susyami Hitariat, S.Teks., M.Si Muhammad Ichwan, A.T., M.S.Eng Ida Nuramdhani, S.SiT., M.Sc Sajinu Agus Priyono, S.Teks., M.T Syarif Iskandar, S.Teks., M.T Gunawan, S.ST., M.Sc Totong, A.T., M.T Elina Hasjim, S.Teks., M.Si Tina Martina, A.T., M.Si : Asril Senoaji Soekoco, S.S.T. Ryan Rudi, S.S.T. Agus Hananto, S.T.
Scientific Committee Dr. Noerati, S.Teks., M.T. (STTT) Prof. Dr. Ir. Lieva van Langenhove, Dr. H.C. (Ghent University, Belgia) Dr. Isminingsih Gitopadmojo, S.Teks., M.Sc. (STTT) Prof. Isa Setiyasah Toha (Politeknik Manufaktur Bandung) Wagimun, S.Teks. (STTT) Mohamad Widodo, A.T., M.Tech., Ph.D. (STTT) Muhammad Abdulkadir Martoprawiro, Ph.D. (ITB) Prof. Ir. Irfan D. Prijambada, M.Eng., Ph.D. (UGM) Dr. Ir. Hermawan Judawisastra (ITB) Dr. Astini Salihima, S.Teks. (STTT) Widayat, S.Teks. (STTT) Prof. Dr. Biranul Anas (ITB) Dr. Dian Widiawati, M.Sn. (ITB) Prof. Dr. Ir. Wisjnuprapto, dipl.SE (ITB) Ir. Edwan Kardena, Ph.D. (ITB) Dr. Vladimir Golovko (University of Canterbury, New Zealand)
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
Panitia Pengarah (Steering Committee) Dr. Noerati, S.Teks., M.T. N.M. Susyami Hitariat, S.Teks., M.Si. Hariyanti Rahayu, S.Teks., M.T. Sajinu A. Priyono, S.Teks., M.T. Gunawan, S.Si.T., M.Sc. Panitia Pelaksana Ketua Sekretaris/Wk. Ketua Kesekretariatan
: Mohamad Widodo, A.T., M.Tech., Ph.D. : Ida Nuramdhani, S.Si.T., M.Sc. : Zumrotu Zakiyah, S.Pd., M.Ds. Rr. Wiwiek Eka Mulyani, S.Si.T., M.T. Siti Rohmah, A.T., M.T. Kuswinarti, S.Pd. Lusiana Effendi, S.Psi. Program : Ida Nuramdhani, S.Si.T., M.Sc. Hendra, S.Si.T., M.Tech. Wulan Safrihatini, S.Si.T., M.T. Penerbitan : Muhammad Ichwan, A.T., M.S.Eng. Deni Sukendar, S.Si., M.T. Budy Handoko, S.Si.T., M.T. Ichsan Purnama, A.T. Publikasi Dokumentasi : Dimas Kusumaatmaja, S.S.T. Lensa Kampus Logistik : Agus Hananto, S.T. Asril Senoaji Soekotjo, S.S.T.
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
SUSUNAN ACARA SEMNASTEKS 2014 STTT-Bandung, Kamis, 21 Agustus 2014 Waktu
Kegiatan
08.00-08.30 WIB
Registrasi peserta dan refreshment
08.30-09.00 WIB
- Laporan kegiatan (Ketua Panitia: Mohamad Widodo, A.T., M.Tech., Ph.D.) - Sambutan (Ketua STTT: Dr. Noerati, S.Teks., M.T.) - Pembukaan
09.00-09.45 WIB
“Peran Riset dan Pengembangan sebagai Langkah Strategis untuk Revitalisasi dan Penguatan Industri Tekstil Nasional Menjadi Industri yang Maju, Berdaya Saing, Hijau, dan Mandiri” (Ir. Benny Sutrisno, MBA)
09.45-10.00 WIB
Rehat kopi
10.00-11.00 WIB
“Green, smart and advanced textiles: The future of textile industry” (Prof. dr. ir. Lieva Van Langenhove, dr. h.c., Ghent University, Belgia)
11.00-11.30 WIB
“New Trends of Silicone Softeners” (Dr. Tiandong Li, Transfar Chemicals Ltd., Hangzhou, Tiongkok)
11.30-13.00 WIB
ISHOMA
13.00-14.30 WIB
Seminar paralel sesi 1 (4 ruangan @ 4 makalah)
14.30-15.00 WIB
Rehat
15.00-16.30 WIB
Seminar paralel sesi 2 (4 ruangan @ 4 makalah)
16.30-17.00 WIB
Penutupan dan Pengumuman
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
JADWAL PRESENTASI MAKALAH SEMNASTEKS 2014 STTT-Bandung, Kamis, 21 Agustus 2014
WAKTU
JUDUL
GROUP PENULIS/PEMAKALAH
SESI PARALEL 1, AUDITORIUM GSG (GSG) Moderator: Muhamad Ichwan, A.T., M.S.Eng./Wulan Safrihatini A., S.S.T., M.T. 13.00-14.30 New Generation of Fluorocarbon ADV1 Hongky Khouw (Archroma) Pengaruh Variasi Penyisipan Kawat ADV2 Gunawan; Atin Tembaga Pada Struktur Rajutan Rib 1x1 Sumihartati; Totong (Prodi Terhadap Sifat Fisika Kain Rajut Hibrid Teknik Tekstil, STTT) Konduktif Modifikasi Permukaan Bahan Tekstil ADV3 Achmad Syaifudin (Balai dengan Menggunakan Teknologi Plasma Besar Tekstil); Mohamad Lucutan Pijar Korona Widodo (Prodi Kimia Tekstil, STTT); Zainul Muhlisin & M. Nur (Fakultas Sains dan Matematika, Undip) Penelitian Energi Plasma Untuk ADV4 Zubaidi Kailani (Balai Modifikasi Permukaan Serat-Serat Tekstil Besar Tekstil) Dalam Pembuatan Tekstil Fungsional 14.30-15.00 COFFEE BREAK 15.00-16.30 Konservasi Lahan Sawah yang Tercemar ENV1 Bambang Suryotomo Limbah Batik dengan Aplikasi Amelioran (Prodi Agroteknologi, Sebagai Upaya Peningkatan Produksi Unikal); Ubad Badrudin & Tanaman Padi (Oriza Sativa L.) Hayati Soeprapto (Prodi BBD, Unikal)
13.00-14.30
Toksisitas Efluen Industri Tekstil S. Citarum Hulu Terhadap Daphnia Magna
ENV2
Textile Effluents Genotoxicity To Allium Cepa (Shallots)
ENV3
Strategi Implementasi Produksi Bersih Pada IKM Tekstil Bermotif Batik: Kompilasi Hasil Terapan
ENV4
Tika Maulini; Indah Rachmatiah S. Salami (Teknik Lingkungan ITB) Marthalina Iriany; Indah Rachmatiah S. Salami (Teknik Lingkungan, ITB) Sulaeman (Balai Besar Kerajinan dan Batik, Yogyakarta)
SESI PARALEL 2, GEDUNG FO LT.1 (FO) Moderator: Hendra, M.Tech./Zumrotu Zakiyah, S.Pd., M.Ds. Ekoteknologi Industri Rami (ETIR) Untuk ENV5 Asri Peni Wulandari Peningkatan Produksi Serat Rami di (Departemen Biologi, Indonesia Unpad); Anne Nuraini (fak. Pertanian, Unpad); Taslim (Fak. Peternakan, Unpad)
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
WAKTU
14.30-15.00 15.00-16.30
JUDUL
GROUP PENULIS/PEMAKALAH
Modification Recycle Jute Fibre Waste for ENV6 Bullet Proof Vest Pemanfaatan Limbah Sebagai Material FAS1 Alternatif Pada Produk ECO Fashion Eksplorasi Teknik Ecoprint Dengan FAS2 Menggunakan Limbah Besi dan Pewarna Alami Untuk Produk Fashion COFFEE BREAK Textiles As Supporting Elements To FAS3 Represent Indonesian Beauty Case Study: Sari Ayu Advertorial Photography from 1987-2014 Rekayasa Proses Jumputan Inovasi Baru FAS4
Perancangan Desain Produk Tekstil dengan Pemanfaatan Bahan Baku Serat Kenaf Grade-C Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Material Tekstil Dengan Pewarna Alam untuk Produk Kriya
FAS5
FAS6
Dewi Suliyanthini (Prodi Tata Busana, UNJ) Dian Widiawati (Prodi Kriya FSRD, ITB) RR. Nissa Pressinawangi KP. & Dian Widiawati (Prodi Kriya FSRD, ITB) Berti Alia Bahaduri
Eustasia Sri Murwati (Balai Besar Kerajinan dan Batik, Yogyakarta) Fajar Ciptandi (Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom) Aditya Putri Kusuma Wardani & Dian Widiawati (Prodi Kriya FSRD, ITB)
SESI PARALEL 3, GEDUNG C LT.4 (C4) Moderator: Rr. Wiwiek Eka Mulyani, S.Si.T., M.T. /Kuswinarti, S.Pd., M.Ds. 13.00-14.30 Kajian Morfologi Estetik Kain Tenun Ikat FAS7 Vera Utami Gede Putri LT.4 GD C Jawa Barat (Studi Kasus Tenun Gedogan (UNJ) di Juntinyuat Indramayu) Pewarnaan Bahan Tekstil dengan Bahan TEC1 Ainur Rosyida (Prodi Ekstrak Kulit Manggis dan Cara Teknik Kimia, ATW, Pewarnaannya Untuk Mendapatkan Hasil Surakarta); Imron Rosyidi yang Optimal (Prodi Teknik Industri, Universtas Muhammadiyah Magelang) Optimalisasi Hasil Celupan Kain Batik TEC2 Dwi Suheryanto (Balai Katun Dengan Ekstrak Daun Marenggo Besar Kerajinan dan Batik, Menggunakan Larutan Iring Kapur Yogyakarta) 14.30-15.00 COFFEE BREAK 15.00-16.30 Pengaruh Usia Sabut Kelapa dan Variasi TEC3 Endah Setiawati; Haryanti; Metoda Ekstraksi Terhadap Hasil Nur Yunita Rachmawati; Pencelupan Kapas dan Sutera Rizky Pujiatul Akbar (Mahasiswa Prodi Kimia Tekstil, STTT)sula Potensi Ekstrak Metanol Kayu Angin ENV8 Dewi Meliati Agustini, (Usnea sp.) Sebagai Bahan Pewarna Novie Nurfadlilah, Alami Yang Bersifat Anti Bakteri Untuk Kurniawan Kurniawan, Proses Pencelupan Kain Ratih Ayuningtyas, Kartiwidiawati
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
WAKTU
JUDUL
Pemanfaatan Zat Warna Alam Ekstrak Daun Jati dan Mordan Kulit Biji Asam Jawa Untuk Proses Pewarnaan Sutera dan Nilon
13.00-14.30
14.30-15.00 15.00-16.30
GROUP PENULIS/PEMAKALAH
ENV9
Kartiwidiawati, Lita Yunvairah (Prodi Teknik Kimia, Unjani) Karlina Somantri (Prodi Produksi Garmen, STTT); Ika Natalia Mauliza & Ikhwanul Muslim (Prodi Kimia Tekstil, STTT)
SESI PARALEL 4, GEDUNG A LT.4 (A4) Moderator: Siti Rohmah, A.T., M.T. /Deni Sukendar, S.Si., M.T. Pengaruh Beban Kerja dan Kompensasi MAN1 Janadi R. Thamrin Terhadap Kinerja Pegawai di PT. (Politeknik LPKIA) Mahamari Centratama Spinning Mills Bandung Membangun Kapasitas untuk tumbuh MAN2 Dyah Kusumastuti menuju Pendidikan Textile Kelas Dunia (Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama) Studi Pengaruh Bentuk Permukaan Navel TEC4 Valentinus Galih Vidia Terhadap Hairiness (Pedekatan Teori dan Putra; Syarif Iskandar Validasi Eksperimen) (Prodi Teknik Tekstil, STTT), Kartika Alam (Mahasiswa Prodi Teknik Tekstil) Pengaruh Kandungan Serat Pendek TEC5 Dalyono Mughni (Fakultas Terhadap Ketidakrataan dan Kekuatan Teknik Kimia, UII) dalam Mixing pada Pemintalan Benang Kapas COFFEE BREAK Pengaruh Strategi Pasar dan Strategi MAN3 Donni Junipriansa Pemasaran Terhadap Keputusan (Politeknik LPKIA) Pembelian Produk-Produk Tekstil Hubungan Actual Twist Tipe-Z Terhadap TEC6 Valentinus Galih Vidia Kecepatan Yarn pada Mesin Pintal Putra (Prodi Teknik Tekstil, (Pendekatan Fisika) STTT) Analisis Teoritis dan Investigasi TEC7 Pratikno Hidayat & Mengkeret Pakan Pada Proses Dalyono Mughni (Fakultas Manufakturing Kain Tenun Teknik Kimia, UII) Pemodelan Untuk Menentukan Hubungan TEC8 Valentinus Galih Vidia Twist Terhadap Nomor Benang Nm Pada Putra (Prodi Teknik Tekstil, Mesin Rotor Open End Spinning STTT) Menggunakan Metode Lagrange dan Komputasi Numerik (Pendekatan Fisika)
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
DAFTAR ISI Sambutan dan Laporan Panitia Sambutan Pembukaan Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Susunan Kepanitiaan dan Komite Susunan Acara Jadwal Presentasi Makalah SEMNASTEKS 2014 MAKALAH 1. Modifikasi Permukaan Bahan Tekstil Dengan Plasma Lucutan Korona
i iii iv vi vii
1
Achmad Syaifudin T., Mohamad Widodo, Zainul Muhlisin, M. Nur
2. Penelitian Energi Plasma Untuk Modifikasi Permukaan Serat-serat Tekstil Dalam Pembuatan Tekstil Fungsional
23
Zubaidi Kailani
3. Karakterisasi Peredam Suara Dari Bahan Baku Serat Alam
37
Rifaida Eriningsih & Mukti Widodo
4. Pewarnaan Bahan Tekstil Dengan Ekstrak Kulit Buah Manggis
53
Ainur Rosyida dan M. Imron Rosyidi
5. Optimalisasi Hasil Celupan Kain Batik Katun dengan Ekstrak Daun Marenggo Menggunakan Larutan Iring Kapur
71
Dwi Suheryanto
6. Pengaruh Usia Sabut Kelapa dan Variasi Metoda Ekstraksi Terhadap Hasil Pencelupan Kapas dan Sutera
83
Endah Setiawati, Haryanti, Nur Yunita Rachmawati, Rizky Pujiatul Akbar
7. Studi Pengaruh Bentuk Permukaan Navel Terhadap Hairiness (Pendekatan Teori dan Validasi Eksperimen)
95
Valentinus Galih Vidia Putra, Kartika Alam, Syarif Iskandar
8. Pengaruh Kandungan Serat Pendek terhadap Ketidakrataan dan Kekuatan dalam Mixing pada Pemintalan Benang Kapas
103
Dalyono Mughni
9. Hubungan Actual Twist Tipe-Z Terhadap Kecepatan Benang Pada Mesin Pintal (Pendekatan Fisika)
117
Valentinus Galih Vidia Putra
10. Analisis Teoritis dan Investigasi Mengkeret Pakan Pada proses Manufakturing Kain Tenun
125
Pratikno Hidayat dan Dalyono Mughni
11. Pemodelan Untuk Menentukan Hubungan Twist Terhadap Nomor Benang Nm pada Mesin Rotor Open-End Spinning Menggunakan Metode Lagrange dan Komputasi Numerik (Pendekatan Fisika)
139
Valentinus Galih Vidia Putra
12. Pemanfaatan Ekstrak Teh Angkak Untuk Mewarnai Kain Sutera Dengan Berbagai Variasi Metoda Pencelupan Dwi Pratiwi, Ratih Wahyuni, Rosita Merdekawati, Shinta Herawati, Ika Natalia M, Ida Nuramdhani
145
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
13. Konservasi Lahan Sawah yang Tercemar Limbah Batik dengan Aplikasi Amelioran Sebagai Upaya Peningkatan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
155
Bambang Suryotomo, Ubad Badrudin, Hayati Soeprapto
14. Toksisitas Efluen Industri Tekstil di Sungai Citarum Hulu terhadap Daphnia magna
173
Tika Maulini dan Indah Rachmatiah S. Salami
15. Textile Effluents Genotoxicity To Allium Cepa (Shallots)
187
Marthalina Iriany and Indah Rachmatiah S. Salami
16. Strategi Implementasi Produksi Bersih Pada IKM Tekstil Bermotif Batik: Kompilasi Hasil Terapan
195
Sulaeman
17. Ekoteknologi Industri Rami (ETIR) untuk Peningkatan Produksi Serat Rami di Indonesia
209
Asri Peni Wulandari, Anne Nuraini, Taslim
18. Jute dan CNT Menyamai Produk Kevlar
225
Dewi Suliyanthini
19. Potensi Ekstrak Metanol Kayu Angin (Usnea Spp.) Sebagai Bahan Pewarna .Alami yang Bersifat Antibakteri Untuk Proses Pencelupan Kain
237
Novie Nurfadhillah, Dewi Meliati Agustini, Kurniawan, Ratih Ayuningtyas, Kartiwidiawati, Lita Yunvairah
20. Pemanfaatan Zat Warna Alam Ekstrak Daun Jati Dan Mordan Kulit Biji Asam Jawa Untuk Proses Pewarnaan Sutera Dan Nylon
259
Karlina Somantri, Ika Natalia Mauliza, Ikhwanul Muslim, Ida Nuramdhani
21. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Material Tekstil dengan Pewarna Alam untuk Produk Kriya
273
Aditya Putri Kusuma Wardani dan Dian Widiawati
22. Eksplorasi Teknik Ecoprint dengan menggunakan Limbah Besi dan Pewarna Alami untuk Produk Fashion
287
RR. Nissa Pressinawangi K.P. & Dian Widiawati
23. Pemanfaatan Limbah sebagai Material Alternatif pada Produk Eco Fashion
299
Dian Widiawati
24. Kajian Morfologi Estetik Kain Tenun Ikat Jawa Barat (Studi Kasus Tenun Gedogan di Juntinyuat Indramayu)
325
Vera Utami Gede Putri
25. Pengaruh Strategi Pasar dan Strategi Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Tekstil
341
Donni Junipriana
26. Pengembangan Model Lintasan Perakitan dengan Penambahan Kapasitas dan Outsourcing pada Permintaan yang Fluktuatif
363
Atin Sumihartati, Totong, Tina Martina
27. Tinjauan Pembuatan Desain Anyaman Pakan Tambahan Dengan Menggunakan Software Db-Weave (Presentasi Poster) Siti Rohmah dan Ahmad Ibrahim Makki
387
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ADV2 Pengaruh Variasi Penyisipan Kawat Tembaga pada Struktur Rajutan Rib 1x1 terhadap Sifat Fisika Kain Rajut Hibrid Konduktif Gunawan, Atin Sumihartati, Totong Program Studi Teknik Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Jl. Jakarta No. 31, Bandung
[email protected] ABSTRAK Pembuatan kain yang bersifat konduktif merupakan salah satu dasar yang sangat penting dalam pengembangan Tekstil Cerdas (smart textiles) sebagai salah satu perkembangan terkini dalam pengembangan Tekstil Maju (advanced textiles). Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan kain rajut hibrid (hybrid fabric) yang bersifat konduktif dengan menggunakan teknologi perajutan. Penelitian pembuatan kain rajut hibrid konduktif dilakukan pada mesin rajut datar. Pada mesin rajut datar telah berhasil dibuat kain hibrid konduktif dengan cara menyisipkan kawat tembaga dengan jeratan rib 1x1. Teknik penyisipan dilakukan 5 variasi mulai dari 1 course, 2 course, 3 course, 4 course dan 5 course. Kain hibrid konduktif kemudian di uji sifat fisika tekstil mulai dari gramasi, kerapatan kain (CPI dan WPI), drape, daya tembus udara, kekakuan, dan kekuatan jebol. Hasil pengujian menunjukan bahwa penggunaan kawat tembaga pada struktur rajutan mempengaruhi sifat-sifat fisika tekstil. Untuk mengetahui konduktifitas kain yang dihasilkan lampu LED dipasang pada kain. Hasil percobaan menunjukan bahwa kain kain hibrid konduktif telah berhasil menyalakan lampu LED yang berarti kain memiliki sifat konduktif. Kata Kunci: tekstil konduktif, kain rajut, kain hibrid
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ADV3 Modifikasi Permukaan Bahan Tekstil Dengan Menggunakan Teknologi Plasma Lucutan Pijar Korona Achmad Syaifudin T1, Mohamad Widodo 2, Zainul Muhlisin3, M. Nur3 1 Balai Besar Tekstil, 2Sekolah Tinggi Teknik Tekstil, 3Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro. E-mail:
[email protected] ABSTRAK Telah dilaksanakan penelitian modifikasi permukaan tiga bahan kain yaitu kapas, poliester dan nilon, dengan menggunakan teknologi plasma lucutan pijar korona pada tekanan atmosfir dan udara terbuka. Pembangkit arus searah (DC), 20 kV, 50 mA, digunakan untuk membangkitkan plasma lucutan korona dengan elektroda berkonfigurasi tititk-bidang. Elektroda terbuat dari baja tahan karat dengan elektroda titik berbentuk jarum-jarum (positif) dan elektroda bidang berupa pelat. (negatif). Percobaan dibagi dalam dua kelompok dengan kondisi. Kelompok pertama dengan menggunakan bahan dielektrik yaitu kaca tebal 2 mm yang diletakkan pada elektroda bidang dan berfungsi sebagai pengurang kuat arus (barrier) agar tidak terjadi loncatan api (arc). Jarak antar elektroda diatur sebesar 10 mm. Ukuran contoh kain 40x40 mm. Proses radiasi plasma dilakukan pada kedua permukaan kain dengan waktu masing-masing 7,5 dan 15 menit untuk setiap kainnya. Tegangan listrik yang diberikan berkisar 1,6 -,8 kV dan kuat arusnya 150 – 150 µA. Selanjutnya contoh kain sebelum dan sesudah plasma diuji morfologi permukaannya dengan Scanning Electron Microscope (SEM). Dari hasil SEM terjadi perubahan morfologi permukaan pada semua contoh kain bila dibandingkan sebelum dan sesudah radiasi. Untuk kapas tidak begitu terlihat, sebaliknya untuk kain poliester dan nilón terlihat sekali perubahannya terutama pada contoh yang diradiasi selam 2 x 15 menit. Berdasarkan dari hasil tersebut, maka dilakukan percobaan kelompok kedua yaitu radiasi tanpa menggunakan dielektrik. Ketiga jenis kain mendapat perlakuan radiasi yang sama pada kedua permukaan kain dengan waktu radiasi 1 dan 5 menit dengan variasi tegangan dan kuat arusnya yang bergantung pada jenis kainnya. Tegangan listriknya antara 1,4 – 3 kV, sedangkan kuat arusnya berkisar 200 – 500 µA. Semua contoh kain ditimbang sebelum dan sesudah radiasi. Khusus untuk kain poliéster dan nilón diuji mampu basahnya (wettability) dengan tetes air sebelum dan sesudah radiasi 2 x 5 menit.. Semua contoh kain dilakukan uji SEM. Juga dilakukan uji FTIR untuk melihat perubahan gugus molekul yang hanya dilakukan untuk sebelum dan sesudah 2 x 5 menit radiasi. Hasil uji tetes air pada kain poliéster sebelum radiasi air menyerap dalam waktu +4 detik, dan sesudah radiasi memerlukan waktu + 1 detik. Untuk kain nilón sebelum radiasi + 50 detik dan sesudah radiasi + 1 detik. Terlihat disini untuk poliéster daya serapnya semakin tinggi atau sudut kontaknya meningkat, sedangkan untuk nilón berubah total dari hydrophobic menjadi hydrophilic. Hasil uji SEM menunjukkan perubahan morfologi yang cukup signifikan pada kedua kain tersebut, sedangkan kain kapas terlihat permukaannya menjadi lebih halus dibandingkan sebelum radiasi. Untuk beratnya relatif sama antara sebelum dan sesudah karena akurasi timbangan hanya 2 desimal serta kemungkinan waktu radiasi yang terlalu singkat. Kata Kunci : modifikasi permukan , tekstil, plasma korona tekanan atmosfir
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ADV4 Penelitian Energi Plasma Untuk Modifikasi Permukaan Serat-serat Tekstil Dalam Pembuatan Tekstil Fungsional Zubaidi Kailani Balai Besar Tekstil, Jl. Ahmad Yani No. 390, Bandung. E-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian pembuatan tekstil fungsional dari serat-serat tekstil hidrofilik dan hidrofobik telah dilakukan menggunakan energi glow discharge plasma. Penelitian dilakukan dengan cara modifikasi permukaan melalui grafting dengan polimer alam (chitosan) dan monomer-monomer. Proses glow discharge plasma dilakukan dalam suasana gas argon, nitrogen, oksigen, helium, dan udara sebagai gas innert. Pembangkitan plasma dilakukan pada tekanan 0.04 Torr dengan daya listrik sebesar 10 Watt pada frekuensi 13,56 MHz. Pengujian dilakukan terhadap kemampuan etching, persen grafting, morfologi permukaan dengan SEM, dan perubahan kekuatan. Hasil penelitian menunjukkan semua permukaan serat-serat tekstil dapat dimodifikasi dengan persen grafting yang hasilnya bervariasi. Monomer hidrofilik cenderung lebih kompatibel dengan serat hidrofilik, sebaliknya monomer hidrofobik cenderung lebih kompatibel dengan serat hidrofobik. Polimer alam chitosan cenderung lebih kompatibel dengan serat rayon viskosa. Penggunaan udara sebagai gas innert memberikan persen grafting yang cukup dan paling ekonomis dalam hal biaya. Kata Kunci: plasma, modifikasi permukaan, tekstil fungsional
ABSTRACT The study of functional textile preparation from hydrophilic and hydrophobic textile fibers been done using glow discharge plasma energy. The study was conducted by surface modification by grafting using natural polymers (chitosan) and monomers. Glow discharge plasma research was carried out in atmosphere of argon gas, nitrogen, oxygen, helium, and air as inert gas. Plasma generator adjusted at pressure of 0:04 Torr, with power of 10 Watts at frequency of 13.56 MHz. Tests conducted on the ability of etching, grafting yield, surface morphology by SEM, and tensile strength. The results showed all the surface of textile fibers can be modified by varying the grafting yield. Hydrophilic monomers tend to be more compatible with hydrophilic fibers, otherwise hydrophobic monomers tend to be more compatible with hydrophobic fibers. Natural polymer chitosan tends to be more compatible with viscose rayon fibers. The use of air as inert gas provide sufficient grafting yield and much more economical cost. Keywords: plasma energy, functional textiles, surface modification, textile fibers
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ENV1 Konservasi Lahan Sawah yang Tercemar Limbah Batik dengan Aplikasi Amelioran Sebagai Upaya Peningkatan Produksi Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) 1)
Bambang Suryotomo1), Ubad Badrudin1), Hayati Soeprapto2) Prodi Agroteknologi, 2)Prodi Bdd. Perairan, Universitas Pekalongan. Jl. Sriwijaya No: 3 Pekalongan, Telp/Fax. (0285) 421464 Email:
[email protected] ABSTRAK
Kegiatan industri batik mempunyai dampak yang sangat luas, antara lain terhadap penyerapan tenaga kerja, industri pariwisata bahkan peningkatan perekonomian dan Pendapatan Asli Daerah. Namun industri batik juga menghasil-kan limbah dan mencemari lingkungan. Seperti di Pekalongan, limbah batik umumnya langsung dibuang ke sungai/saluran irigasi, sehingga mencemari lahan pertanian (Disperindagkop Kota Pekalongan, 2011). Cemaran limbah tersebut mengandung logam berat seperti Ni, Mg, Pb, Cr, Cd, Pb dan Hg. (Sugiharto, 1987; Setyaningsih, 2002). Tanaman Padi yang tercemar limbah batik, produksinya juga menurun hingga 20% dan dalam bulirnya nyata mengandung logam berat Cd dan Pb (Suryotomo. 2011). Oleh karena itu, perlu upaya konservasi untuk mendukung ketersediaan dan keamanan pangan (beras). Upaya konservasi lahan sawah yang tercemar limbah batik, dapat dilakukan dengan aplikasi amelioran sebagai pembenah tanah (Bakrie, 2004). Penelitian bertujuan untuk mengetahui macam amelioran yang tepat pada lahan sawah yang tercemar limbah batik. Penelitian dilaksanakan di Green House Faperta, Universitas Pekalongan, dengan menggunakan rancangan petak terbagi (Split Plot Design). Sebagai perlakuan utama (Main Plot) adalah; 2 macam irigasi (tercemar dan tidak tercemar), sedang sebagai sub perlakuan (Sub Plot) adalah; 3 macam perlakuan amelioran (Zeolit, pupuk kandang ayam dan kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi amelioran meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman Padi. Dengan menggunakan amelioran Pupuk kandang ayam, produksi tanaman padi meningkat 48,43% dibanding kontrol, sedang dengan aplikasi Zeolit produksinya hanya meningkat 34,42%. Pupuk kandang ayam merupakan amelioran yang terbaik untuk konservasi lahan sawah yang tercemar limbah batik. Kata kunci : sawah tercemar, konservasi, padi ABSTRACT Batik industrial activities have brought vast impact to the environment, such as for job employment, tourism, and even economy and district revenue. However, the waste of Batik industry pollutes the neighbouring environment. For instance, in Pekalongan, the waste is commonly thrown out to river/irrigation pipe, which such action really contributes to agricultural field (Disperindagkop, City of Pekalongan, 2011). The waste pollution contains heavy metal substance such as Ni, Mg, Pb, Cr, Cd, Pb dan Hg. (Sugiharto, 1987; Setyaningsih, 2002). The rice field that is contaminated by its pollution has a decreased production reaching 20% and there is heavy metal substances in its fascicle like Cd and Pb, (Suryotomo. 2011). This implies that a rice field contaminated by Batik waste pollution has a lower productivity and severe polluted fascicle, if it is consumed daily, it can cause fatal impact to health. (Darmono,2001). That is why we need a conservation to support the availability of rice stock. The conservation effort done in a contaminated rice field can be carried out by Amelioran application as soil repairing (Bakrie, 2004). Research aims to figure out which type of Amelioran that is wellsuited with the rice in a contaminated field. The research was held in Faperta Greenhouse, Pekalongan University, with Split Plot Designand it was repeated four times.As the main treatment (Main Plot) it is; 2 types of irrigation (polluted and unpolluted), and as the following treatment (Sub
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
Plot) it is; 3 types of Amelioran treatment (Zeolit, Chicken dung fertilizer and control). The research results showed that Amelioran application can increase growth and productivity of rice. By using Amelioran chicken dun fertilizer, the productivity of the rice developed 48.43% compared to Control, and as in Zeolit application, the productivity developed only 34.42%.Chicken dung fertilizer is indeed the best Amelioran for rice field conservation polluted by Batik waste. Keywords: field contamination, conservation, rice, batik
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ENV2 Toksisitas Efluen Industri Tekstil di Sungai Citarum Hulu terhadap Daphnia magna Tika Maulini1, Indah Rachmatiah S. Salami2 Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 Email:
[email protected];
[email protected] ABSTRAK Daerah aliran sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat yang paling dieksploitasi di Indonesia. Sepanjang sungai Citarum telah berdiri ± 500 industri, dimana ± 400 industri berada pada kawasan Citarum Hulu. Industri yang paling dominan adalah industri tekstil sebesar 74,5%. Penurunan kualitas air pada sungai Citarum Hulu merupakan salah satu kontribusi pencemar akibat efluen industri yang masuk ke perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas akut dari efluen industri tekstil. Uji toksisitas akut dilakukan dengan menggunakan Daphnia magna sebagai hewan uji pada efluen industri tekstil. Segmen Sungai Citarum Hulu yang diteliti adalah Sungai Cikakembang, dipilih karena dari total 56 industri yang ada di Kecamatan Majalaya, 22 industri membuang limbahnya ke Sungai Cikakembang. Industri tekstil yang dipilih adalah 3 industri tekstil yang berbeda dimana industri tersebut membuang efluen ke Sungai Cikakembang. Parameter fisika kimia dari efluen industri tekstil yang melebihi baku mutu menurut SK Gubernur Jawa Barat No. 6 tahun 1999 adalah COD (chemical oxygen demand), TSS (total suspended solids). Efluen industri tekstil X memiliki nilai LC50 23,84% dan 46,87%, efluen industri tekstil Y 15,64% dan 51,42%, efluen industri tekstil Z 17,26% dan 68,48%. Ketiga efluen industri tekstil masih memiliki nilai toksisitas yang tinggi, sehingga diperlukan pengolahan lanjutan untuk menurunkan tingkat toksisitas sebelum dibuang ke Sungai Cikakembang. Parameter DO, kromium dan fenol memiliki hubungan yang kuat terhadap toksisitas efluen tekstil. Kata kunci: akut, efluen industri tekstil, Daphnia magna
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ENV3 Textile Effluents Genotoxicity to Allium Cepa (Shallots) Marthalina Iriany1 dan Indah Rachmatiah S. Salami2 Master Program of Environmental Engineering, Faculty of Civil and Environmental Engineering, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 1 Email:
[email protected] dan
[email protected] ABSTRACT Compliance to regulatory standard and estimated effects should become basic consideration in assessing effluent quality. Therefore, research about textile effluent’s physicochemical characteristics compliance to regulatory standard and also its ability to induce growth inhibition and genotoxicity to Allium cepa was conducted. Results showed that physicochemical characteristics of the three effluents tested in this research exceed the regulatory standard in which COD and TSS value were four and six times that of the regulatory standard. The tested effluents could also induce growth inhibition in which the average EC50 value were 84.83%, 50.90% and 48.72%, respectively. Chromosome damage or chromosome aberration induce by each textile effluent were 19.25%, 30.97% and 54.55%, in which 73.76% were in a form of sticky chromosome. Spearman’s correlation suggested that COD and pH were significantly correlated with EC50 (r COD = -0.683, p = 0.042 and r for pH = 0.817, p = 0.007) Keywords: Allium cepa, chromosome aberration, genotoxicity, growth inhibition, textile effluents
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ENV4 Strategi Implementasi Produksi Bersih pada IKM Tekstil Bermotif Batik: Kompilasi Hasil Terapan Sulaeman Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl. Kusumanegara No. 7, Yogyakarta, 55166, Telp/Fax: (0274) 546111 sulaeman_bbkb@yahoo. id ABSTRAK Tekstil bermotif batik adalah kain tekstil yang sebagian atau seluruh gambarnya dibuat tidak menggunakan lilin batik panas sebagai zat perintang. Industri kecil dan menengah tekstil bermotif batik masih dihadapkan pada masalah pencemaran lingkungan. Dengan berbagai argumentasi sebagian besar industri masih membuang air limbahnya langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air limbah yang berbiaya kurang diminati. Penerapan Produksi bersih lebih diminati karena menguntungkan dan penerapannya mudah.Telah dilakukan implementasi produksi bersih pada industri tekstil bermotif batik di provinsi Jawa Tengah dan DIY selama kurun waktu lima tahun. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk alih teknologi produksi bersih kepada para pelaku industri tekstil bermotif batik dalam meminimisasi beban pencemaran yang dihasilkannya.. Bagi industri tekstil bermotif batik melaksanakan strategi implementasi produksi bersih adalah cocok, mudah dan menambah keuntungan baik secara ekonomi maupun lingkungan. Pengembangan teknologi proses dan alat pada industri tekstil bermotif batik sangat bervariasi dan akan memberikan dampak positif maupun negatif terhadap keluaran bukan produk yang dihasilkan. Makin besar jumlah produksi, makin terlihat tambahan keuntungan yang diperoleh. Keuntungan ekonomi dan lingkungan bergantung pada jumlah keluaran bukan produk yang biasanya dibuang menjadi limbah, namun dimanfaatkan kembali dengan cara pakai-ulang, pungut-ulang, daur-ulang dan efisiensi atau mereduksi penggunaan bahan. Dari hasil pengamatan diperoleh suatu kesimpulan bahwa implementasi produksi bersih pada Industri tekstil bermotif batik telah banyak memberikan peluang tambahan keuntungan ekonomi dan lingkungan bagi industri yang bersangkutan. Implementasi produksi bersih perlu dilakukan secara terus menerus agar menjadi suatu kebiasaan dalam melakukan kegiatan berproduksi. Kata kunci: produksi bersih, tekstil bermotif batik
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ENV5 Ekoteknologi Industri Rami (ETIR) untuk Peningkatan Produksi Serat Rami di Indonesia Asri Peni Wulandari*, Anne Nuraini**, dan Taslim*** *Departemen Biologi, FMIPA, Universitas Padjadjaran, **Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, ***Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran E-mail:
[email protected] ABSTRAK Tanaman rami (Boehmeria nivea) berpotensi untuk dijadikan pengganti serat kapas untuk bahan baku industri tekstil. Kebutuhan akan serat rami di Indonesia semakin meningkat, mengingat serat tersebut mempunyai sifat dan karakteristik yang sama dengan serat kapas (cotton) yaitu sama-sama dapat dipintal ataupun dicampur dengan serat yang lainnya untuk dijadikan bahan baku tekstil, selain itu serat rami mempunyai kelebihan sebagai serat panjang, mempunyai fleksibilitas, dan kekuatan serat yang tinggi. Pengembangan industri serat rami di Indonesia hingga saat ini masih terkendala terutama dalam teknologi produksi serat yang murah dan pengelolaan biomassa limbahlimbahnya. Konsep produk industri yang dapat diterima di pasaran dunia saat ini memerlukan sistem teknologi yang ramah lingkungan baik dalam proses produksi seratnya ataupun dalam pengelolaan limbah yang dihasilkan selama proses produksi serat tersebut. Pengembangan sistem pengelolaan teknologi yang ramah lingkungan dengan Sistem Eko-teknologi Industri Rami (ETIR) adalah dengan tujuan untuk mengantisipasi permasalahan efisiensi energi dalam proses degumming dan pemanfaatan limbah biomassa yang dihasilkan selama proses produksi serat rami. Paket teknologi pemanfaatan limbah dari sistem pengolahan serat rami ini dapat dijadikan konsep Green-Industrial bagi Industri serat rami di Indonesia.. Kata kunci: ekoteknologi, rami (Boehmeria nivea), green industry, tekstil
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ENV6 Modification Recycle Jute Fibre Waste for Bullet Proof Vest Dewi Suliyanthini Universitas Negeri Jakarta E-mail:
[email protected] ABSTRACT This research uses experimental methods to find a formula modifications pure jute (Corchorus capsularis) and Javajute for textile composition strong and resistant to bullets, with the use of resin carbonanotubes (CNT) and tensile strength testing of physical evaluation and test-fired a fabric that can be accounted for laboratory. With methodology Kuantitatif Research and Develipment (R and D). Experiment by processing waste recycling Jute/Javajute into textile products. Jute/Javajute are plants that are often found on the coast of Indonesia, and has not done a lot of processing, it is generally discarded as useless waste. With experimental textile processing, waste jute/javajute be converted into bullet resistant textile products. Long-term goal of this research is to get the right formula in terms of kompisisi fiber, basket type, and CNT resin composition, thereby answering a concern for domestic products and recycling waste back also unearth medium economic enterprises and SMEs in terms of plantation. The experimental results obtained that the tensile strength of jute fabric with or without CNT> 100 kg, and the tensile strength of the fabric javajute without CNTs> 97 kg, Javajute + CNT> 100kg.with Yarn Number Ne 11. Test results using a pistol bullet caliber Revolfer II Internationa Standard Evaluationl (SII), weighs 9 gram bullet diameter of 9 mm bullets, bullet time speed of 341 m / s, Jute cloth + produced CNTs with 32 layers of clay sculpture penetration depth of 12 mm. Jute cloth non CNT 12mm. Cain jute ResinCNT, 3,9kg + 12 mm. Cain jute non CNT 0,7mm. The experiment its goals if onlu 0,4 mm bullet . For comparison in the Army agency, usually the fabric used for bulletproof Highcon types of PET imported products with a very high price. With a composition of 16-32 layers of PET weight between 21.9 to 30 gr. Where is the time of the shooting bullets lodged in the lining of the 11 for pistol caliber II and for rifle bullets lodged in the lining of 2327. And than eksperiment for bullet vets ptoof FN25 pistol hurahara with sample same its success cannot mannequien body. Until linning 6 for jute CNT and linning 8 sample Jute. Weigth sample jute CNT 2.9 kg 32 linning CNT resin 1%, Weigth sample jute original 2,2 kg 32 linning. This is a succes for pistol level 5.
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
FAS1 Pemanfaatan Limbah sebagai Material Alternatif pada Produk Eco Fashion Dian Widiawati Program Studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung
[email protected]
ABSTRAK Isu lingkungan kini membuat masyarakat dunia mulai bergerak untuk mendukung berbagai gerakan pelestarian lingkungan, demikian pula dalam lingkup desain dan Fashion. Muncul istilah biodegradable design, eco fashion, sustainable fashion, karena adanya kesadaran bahwa semua yang bersumber dari alam harus dilestarikan. Eco Fashion telah menjadi sesuatu yang sangat besar dan merupakan pernyataan terdepan dari komunitas fashion di negara-negara maju. Eco Fashion merupakan produk fashion yang diproduksi dengan menggunakan material ramah lingkungan dalam prosesnya. Produk Eco Fashion dapat menggunakan berbagai material, diantaranya bahan-bahan pakaian lama yang di recycle, atau bahkan menggunakan material recycle lainnya. Selain itu dapat pula memanfaatkan material alam yang bersifat biodegradable. Penggunaan serat dan pewarna alam menjadi salah satu gerakan isu lingkungan yang membantu dalam mengurangi tingkat konsumsi pada barang-barang yang tidak ramah lingkungan. Penggunaan serat alam menjadi produk fashion dapat diaplikasikan dengan berbagai teknik produksi tekstil. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapatnya berbagai jenis limbah yang sering dijumpai di lingkungan masyarakat – baik itu limbah organik maupun anorganik – menjadi bahan pertimbangan untuk kemudian digunakan sebagai material alternatif pada produk Fashion. Melalui proses kreatif yang panjang, limbah-limbah tersebut dapat dihadirkan dalam bentuk lain. Di sini terjadi peningkatan nilai daya guna sehingga tercipta produk tekstil yang memiliki nilai fungsi, unik, dan estetik. Kata Kunci: eco fashion, estetik, kreatif, limbah, material alternatif, unik
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
FAS2 Eksplorasi Teknik Ecoprint dengan menggunakan Limbah Besi dan Pewarna Alami untuk Produk Fashion RR. Nissa Pressinawangi KP1, Dr. Dian Widiawati, M.Sn.2 Jl. Timbul No.40 Rt 007/04 Cipedak Jagakarsa Jakarta Selatan (12630) Email:
[email protected]
1
ABSTRAK Penelitian ini sejalan dengan konsep produk yang berkelanjutan (sustainable product) menggunakan teknik ecoprint yang merupakan perkembangan dari ecofashion, untuk menghasilkan produk fashion yang ramah lingkungan.Teknik pewarnaan ecoprint dipelopori oleh India Flint, ecoprint diartikan sebagai proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung. memiliki prinsip mencetak material tanaman dari bentuk dan warnanya. Teknik ini berpotensi dikembangkan dengan material lain, diantaranya limbah besi. Material limbah besi bila direaksikan secara langsung dapat sekaligus berperan sebagai mordant pada proses pencelupan dengan pewarna alam, sehingga menimbulkan efek yang sangat khas. Eksplorasi ini akan menghasilkan karya-karya estetik yang bernilai tinggi, unik, berbeda dalam ragam corak dan warna dibanding dengan menggunakan pewarna sintetik. Hasil dari eksplorasi ini berupa lembaran-lembaran kain dan produk fashion, yg memiliki nilai tambah pada budaya lokal yang ramah lingkungan. Diharapkan pada masa mendatang setelah dilakukannya penelitian ini, teknik pewarnaan alami di Indonesia semakin berkembang hingga ditemukan potensi potensi baru yang memiliki dampak positif bagi kekayaan khasanah pertekstilan di Indonesia. Kata Kunci: ecoprint, limbah besi, pewarna alami, produk fashion
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
FAS3 Textiles as Supporting Element to Represent Indonesian Beauty Case Study: SARIAYU Advertorial Photography from 1987 to 2014 Berti Alia Bahaduri ABSTRACT SARIAYU has been featuring Indonesian women’s beauty in their yearly advertisement theme. Inspired by Indonesian local heritage, this local cosmetic brand took colors and ornaments to display specific look each year. Advertorial photos are used to accompany the main advertisement to emphasize the look. Models in the advertorial photos are always stylized according the specific year’s theme. The style most of the time includes traditional costume and/or textile from the featured heritage. This study used content analysis as main methodology to decipher the role of textile worn by models in SARIAYU’s yearly advertorial photography. Keywords: advertisement, traditional costume, heritage textiles, photography
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
FAS4 Rekayasa Proses Jumputan Inovasi Baru Eustasia Sri Murwati Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl. Kusumanegara No 7. Telp (0274) 546111. Fax.543582.Yogyakarta Email:
[email protected] ABSTRAK Jumputan adalah hasil celup rintang benang yang dililitkan dalam kain dan menghasilkan motif. Sampai saat ini IKM jumputan masih membuat jumputan dengan motif bulat dan kotak, belum dilakukan pengembangan teknik jumputan, sehingga produk yang dihasilkan belum variatif. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu rekayasa proses jumputan sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih variatif dan inovatif. Karena jaman globalisasi ini dituntut produk inovatif dan mampu bersaing di pasar global. Rekayasa Proses jumputan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan macam-macam motif yang baru dan belum ada di pasaran, sehingga akan menambah deversifikasi produk. Metode yang digunakan dengan teknik lipatan dan lilitan benang sebagai perintang warna, dan akan terbentuk motif. Proses ini lebih efisien dibanding dengan proses batik yang menggunakan lilin batik sebagai perintang warna. Hasil yang diperoleh 10 macam motif dengan perintang benang. Untuk mendapatkan motif bunga dengan proses tersebut akan lebih efisien dibanding dengan proses batik yang menggunakan lilin batik sebagai perintang warna. Untuk mendapatkan motif bunga dengan teknik lipatan dan lilitan benang akan lebih efisien proses sebesar 46,36 % dibanding dengan teknik batik yang menggunakan lilin batik sebagai perintang warna. Kata Kunci: benang, jumputan, lipatan, lilitan, proses, rekayasa
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
FAS5 Perancangan Desain Produk Tekstil Dengan Pemanfaatan Bahan Baku Serat Kenaf Grade-C Fajar Ciptandi Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom, Bandung
[email protected]
ABSTRAK Serat kenaf grade-c dianggap sebagai kelompok serat yang memiliki kualitas fisik yang buruk serta hampir dianggap tidak bernilai jual lagi. Tanaman kenaf sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dikembangkannya program Intensifikasi Serat Karung Rakyat (ISKARA) tahun 1978, yang pada waktu itu sebagian besar serat grade-c digunakan untuk industri karung goni. Jenis serat ini dianggap sebagai serat bernilai jual rendah dikarenakan masih minimnya eksplorasi yang dilakukan khususnya untuk bidang tekstil, serta kurangnya inovasi pengembangannya terhadap berbagai jenis produk. Maka, penelitian ini mencoba melakukan proses lanjutan setelah serat dieksplorasi hingga berhasil menghasilkan bahan baku tekstil, selanjutnya dengan pendekatan ilmu desain bahan baku ini diaplikasian menjadi produk tekstil yang sesuai. Diperlukan pertimbangan estetis serta menyesuaikan pada karakteristik materialnya, sehingga diharapkan melalui perancangan desain produk ini akan dihasilkan sebuah produk inovatif yang mampu memberikan nilai tambah terhadap potensi serat kenaf grade-c tersebut. Kata Kunci: tekstil, produk tekstil, serat alam, kenaf grade-c
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
FAS6 Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Material Tekstil dengan Pewarna Alam untuk Produk Kriya Aditya Putri Kusuma Wardani, Dian Widiawati Program Studi Kriya, FSRD-ITB Email:
[email protected]
ABSTRAK Indonesia merupakan penghasil utama minyak kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia terdapat di wilayah Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi, Bangka Belitung, dan Papua. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 7.099.388 ha. Produk utama kelapa sawit adalah tandan buahnya yang menghasilkan minyak. Setelah proses pengolahan, tersisa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai produk sampingan. Secara fisik TKKS memiliki serat. Saat ini pemanfaatan serat TKKS yaitu untuk pupuk organik, bahan baku pembuatan kertas, briket, dan umumnya baru sampai pada pemanfaatan serat sebagai bahan pengisi suatu medium seperti pengisi rongga jok mobil dan kasur, sehingga muncul kesadaran untuk meneliti lebih lanjut mengenai potensi TKKS sebagai material serat alam yang dapat diolah menjadi bahan tekstil untuk produk kriya dengan mengangkat nilai kearifan lokal dan sumber daya alam yang belum terolah secara optimal khususnya sebagai bahan tekstil. Potensi TKKS masih belum terkaji dengan baik di Indonesia maupun dunia. Dengan adanya penelitian ini diharapkan adanya perkembangan lebih lanjut mengenai pengolahan tekstil serat TKKS. Kata Kunci: kelapa sawit, serat alam, tandan kosong, tekstil
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ENV7 Pemanfaatan Ekstrak Buah Mangrove (Rhizophora mucronata) untuk Pewarna Alami Batik Endang Kwartiningsih1, Paryanto1, Wusana Agung W1, Endang Mastuti1 Revita Sonia A2, Yanuari Pipit N2 E-mail :
[email protected] atau
[email protected] 1
Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK Kebutuhan zat warna alami bertambah terus, seiring dengan meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Diversifikasi dan keanekaragaman hayati untuk zat warna alami perlu ditingkatkan. Indonesia memiliki lahan mangrove seluas 4,255 juta ha, termasuk yang terluas di dunia. Salah satu species yang banyak tumbuh di lahan mangrove adalah Rhizophora mucronata. Selama ini buah mangrove(Rhizophora mucronata) belum dimanfaatkan, padahal buah mangrove mengandung tanin yang merupakan pigmen pewarna alami. Pengambilan pewarna alami dari buah mangrove dilakukan melalui proses ekstraksi. Ekstraksi dilakukan pada suhu 100 ºC, perbandingan massa bahan dan pelarut 1:10, menggunakan pelarut air selama 60 menit.Ekstrak buah mangrove yang diperoleh selanjutnya dipekatkan. Pemekatan dilakukan dengan cara penguapan pelarut, dengan variasi pemekatan sampai volume tinggal 10 %, 7,5 % dan 5 %. Ekstrak yang telah pekat dipakai untuk pewarnaan kain batik. Pewarnaan dilakukan dengan variasi pencelupan 2, 3, 4 dan 5 kali pencelupan. Pencelupan 1 kali belum menghasilkan warna yang jelas pada kain. Pencelupan kain sebanyak 5 kali dalam ekstrak hasil pemekatan 5 % menghasilkan warna yang paling menarik. Kain yang telah diwarnai selanjutnya mengalami proses fiksasi. Fiksasi dilakukan menggunakan larutan tawas, kapur dan tunjung. Fiksasi menggunakan larutan tawas dan kapur menghasilkan warna yang sesuai dengan warna ekstrak buah mangrove yaitu coklat. Sedangkan warna yang dihasilkan setelah fiksasi menggunakan larutan tunjung, tampak kehitaman, berbeda dengan warna asli ekstrak buah mangrove. Kain batik hasil pewarnaan ekstrak buah mangrove diuji di Laboratorium Uji dan Kalibrasi Industri Kerajinan dan Batik, Balai Besar Kerajinan dan Batik, Yogyakarta. Jenis uji yang dilakukan yaitu ketahanan luntur warna terhadap pencucian, keringat, sinar terang hari dan gosokan. Hasil uji menunjukkan nilai 4-5 yang artinya baik. Dengan nilai uji baik tersebut maka ekstrak buah mangrove (Rhizophora mucronata) yang selama ini belum dimanfaatkan, bisa dipakai sebagai alternatif pewarna alami batik, sehingga bisa menambah diversifikasi dan keanekaragaman pewarna alami batik. Kata kunci : batik, buah mangrove, pewarna alami, tanin; Rhizophora mucronata.
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
FAS7 Kajian Morfologi Estetik Kain Tenun Ikat Jawa Barat (Studi Kasus Tenun Gedogan di Juntinyuat Indramayu) Vera Utami Gede Putri Abstract This study aims to understand the function and meaning of Ikat Weaving in West Java is the Indramayu Gedogan Weaving through the study of the morphology of the aesthetic. The research was conducted in the Village District Juntinyuat Junti Kebon Indramayu for seven months from May 2011 until November 2011. The study was a qualitative research, and the method used is descriptive research method that aims to know the things that relate to the state of things. Fabric research focus on the morphology was analyzed using the theory of aesthetics, as well as looking over the potential of the Village Juntinyuat. Data acquisition and recording of data by observing the object to be examined, in addition to interviewing techniques with multiple sources of information obtained in snawball to obtain data that is more accurate, then these two techniques are combined in Trianggulasi or to see the similarities in the field of data acquisition. The study concludes Weaving Gedogan using the methods of morphology assessment Aesthetic has a shape adapted to diverse motives relation to daily function, has a realistic and simple perupaan style, has a motive fluid properties (plastic / biomorfis) and dynamic, made with free and based on the color configuration functions, meaningful and appropriate decorative style with function, has a dynamic and free style arrangement where the theme style adapted to the function and meaning adati. Made of spun yarn raw materials and synthetic dyes and mechanical function is currently more liberated, there are those who are adati or symbolic and decorative, tailored to the customer. Gedogan weaving patterns to markets outside the village tend to be shaped Juntikebon organic (plastic) in a realistic style, not too refers to the qualification adati or symbolic. Weaving patterns Gedogan 'adati' tend to form in style stilasi geometric and abstract; refers to qualifications adati. Key words: morphology of the aesthetic, weaving, gedogan Indramayu.
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
TEC1 Pewarnaan Bahan Tekstil dengan Ekstrak Kulit Buah Manggis dan Cara Pewarnaannya untuk Mendapatkan Hasil yang Optimal *Ainur Rosyida1, M.Imron Rosyidi2 Prodi Kimia Tekstil, Akademi Teknologi Warga Surakarta 2 Prodi Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Magelang Jl. Raya Solo Baki Km.2, Kwarasan, Solo Baru – Sukoharjo. e-mail :
[email protected], Tlp : 08156885858, Fax : (0271) 621178 1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kulit buah manggis sebagai zat pewarna tekstil dan mengetahui warna yang dihasilkan pada pencelupan dengan pH dan zat fiksator yang berbeda. Selain itu untuk memperoleh cara pencelupan yang efektif pada serat alam (kapas) dengan ekstrak kulit buah manggis guna diperoleh hasil pencelupan yang optimal. Pada percobaan pencelupan, larutan pewarna diperoleh dengan mengekstraksi kulit buah manggis. Setelah itu pencelupan dilakukan secara perendaman pada suhu kamar dengan tahapan : Kain direndam pada larutan ekstrak kulit buah manggis selama 30 menit, setelah itu ditambahkan elektrolit dan pencelupan diteruskan selama 45 menit. Berikutnya penambahan asam/basa diberikan untuk memperoleh pH yang sesuai dan pencelupan dilanjutkan selama 30 menit, kemudian kain diperas dan difiksasi selama 15 menit, setelah itu kain dicuci dan dikeringkan. Pada kain hasil pewarnaan dengan menggunakan fiksator tawas dan pH berbeda diperoleh warna orange kecoklatan, sedangkan pada pewarnaan dengan fiksator ferro sulfat, pada pH berbeda diperoleh warna hitam kecoklatan. Ini berarti warna yang dihasilkan sangat tergantung dari jenis fiksator yang digunakan sedangkan ketuaan warna ditentukan oleh pH larutan. Sedangkan cara pewarnaan yang digunakan, terbukti dapat diperoleh hasil yang optimal karena diperoleh pewarnaan yang merata, permanen dengan ketuaan warna yang baik. Hasil uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian menunjukkan ada perubahan warna pada kain hasil celupan dengan nilai cukup baik, yaitu GS : 3 sedangkan pada penodaan warna diperoleh nilai yang baik, yaitu SS : 4. Pada hasil uji ketahanan gosokan juga diperoleh nilai yang baik, dimana pada uji gosokan kering diperoleh nilai SS : 4, sedangkan pada uji gosokan basah diperoleh nilai yang cukup baik, yaitu SS : 3-4. Kata kunci : Ekstrak, kulit buah manggis, pencelupan, serat kapas, zat warna alam ABSTRACT This research aims to exploit mangosteen peel as textile coloration liquid and to know the different color results through pH and fixation liquid dyer. Beside the previous aims mentioned, this research purposes to get textile coloration material technique from natural fiber (cotton) as mangosteen peel extract to get the optimal dyer results. In dyer process, coloration liquid got from the mangosteen peel extract. Next, the dyer method was done through dyer in room temperature through some steps: soaked the cotton into mangosteen peel extract during 30 minutes, then added electrolyte and dyer continued for about 45 minutes. Next step was added acid to get target pH and dyer for 30 minutes in room temperature. Then extorted the cloth and fixation for 15 minutes, the last step was washed the cloth after coloration process. On the coloration cloth by using alum fixation and different pH got brownish orange, while on the ferro sulfat fixation and different pH got brownish black. It means the coloration result was depended to fixation type used and type of dark color was depended on liquid pH in dyer process. Based on coloration type, it proved get optimal result because the result color was flat and permanent and good dark color. Discolor resilience test result of washing process shown good color changing of dyer result cloth (GS : 3-4), while for color stain also got good value (SS : 4). In rubbed resilience test also got good value as in dry rubbing (SS : 4-5) and wet rubbing (SS : 4). Keyword: Extract, mangosteen peel, dyer, cotton fiber, natural coloration liquid.
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
TEC2 Optimalisasi Hasil Celupan Kain Batik Katun Dengan Ekstrak Daun Marenggo Menggunakan Larutan Iring Kapur Dwi Suheryanto Balai Besar Kerajinan dan Batik Badan Penelitian dan Pengembangan Industri - Kementrian Perindustrian RI Jl Kusumanegara 7 Yogyakarta 55166. Telp. (0274) 546111 Fax (0274) 543582, e-mail:
[email protected] ABSTRAK Zat warna alam (zwa) adalah zat warna yang ramah lingkungan, tidak berbahaya bagi lingkungan, pelaku maupun pengguna, serta warnanya lebih beragam. Ektrak daun marenggo adalah jenis zwa yang diperoleh dari tanaman gulma Marenggo/Tekelan (Chromolaena odorata) dengan cara perebusan. Hasil pencelupan dengan ektrak daun marenggo pada kain batik katun memberikan arah warna kuning yang khas, indah, natural dan sulit untuk ditiru oleh zat warna sintetis. Namun ada segi kelemahannya yaitu ketahanan luntur warna dan intesitas (ketuaan) warna yang relatif kurang baik. Penggunaan zat iring kapur adalah salah alternatif untuk mengatasi hal tersebut, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaan kapur pada iring terhadap ketuaan dan ketahanan luntur warna kain batik katun hasil celupan dengan ekstrak daun marenggo. Proses pengerjaannya meliputi, kain batik katun primisima dimordan awal dengan tawas 40 g/l, kemudian dibatik, dicelup dingin dengan ekstrak daun marenggo, dilanjutkan pengerjaan iring kapur dengan variasi kosentrasi 25 g/l, 50 g/l dan 75 g/l sebagai variabel bebas dan variabel terikat yaitu ketuaan warna dan ketahanan luntur warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata pada penggunaan konsentrasi larutan kapur terhadap ketuaan warna kain batik katun yang dicelup dengan ekstrak daun marenggo. Hal ini terbukti kain batik katun yang diiring kapur 25 g/l, 50 g/l dan 75 g/l menghasilkan ketuaan warna yang berbeda dengan kain batik katun yang tidak diiring. Tidak ada pengaruh yang nyata pada penggunaan konsentrasi larutan kapur 25 g/l, 50 g/l dan 75 g/l terhadap ketahanan luntur warna terhadap pencucian, ditinjau dari perubahan warna pada kain batik katun yang dicelup dengan zwa daun marenggo. Kain batik katun yang diiring dengan larutan kapur 75 g/l menghasilkan ketuaan warna lebih optimal atau tua, bila dibandingkan dengan kain batik katun yang diiring dengan larutan kapur 25 g/l dan 50 g/l. Kata kunci: daun marenggo, iring, ketuaan warna, ketahanan luntur warna, ABSTRACT Natural dyes are dyes that are environmentally friendly, not harmful to the environment, actors and users, as well as the color is more diverse. Marenggo leaf extract is derived from the type natural dyes of Marenggo leaf/Tekelan (Chromolaena odorata) by means of boiling. Results of dyeing with extracts from marenggo on cotton batik fabric gives a distinctive yellow color direction, beautiful, natural and harder to be imitated by synthetic dye. But there are weaknesses in terms of the intensity and color fastness (aging) relatively poor color. The use of lime substances procession is one alternative to overcome this, as for the purpose of this study was to determine how far the influence of the use of lime in procession towards aging and color fastness of fabric dyed batik cotton with leaf extract results marenggo. Workmanship covers, cotton batik fabric primisima mordanted beginning with alum 40 g / l, then batik processed, cold dyed with marenggo leaf extract, lime procession continued work with various concentration of 25 g / l, 50 g / l and 75 g / l as a variable independent and dependent variable is aging and color fastness. The results showed that there is a marked influence on the use of lime concentration on aging color dyed cotton batik fabric with leaf extract
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
marenggo. This proved Batik Cotton escorted lime 25 g / l, 50 g / l and 75 g / l resulted in the oldness of different colors with cotton batik fabric is not escorted. There is no noticeable effect on the use of lime concentration 25 g / l, 50 g / l and 75 g / l of the color fastness to washing, in terms of color changes in cotton batik fabric is dyed with leaves marenggo natural dyes. Batik Cotton escorted with lime solution 75 g/l resulted in more optimal color aging or old, when compared with cotton batik cloth with a solution of lime escorted 25 g/l and 50 g/l. Keywords: leaf marenggo, procession, aging color, color fastness.
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
TEC3 Pengaruh Usia Sabut Kelapa dan Variasi Metoda Ekstraksi Terhadap Hasil Pencelupan Kapas Dan Sutera Endah Setiawati, Haryanti, Nur Yunita Rachmawati, Rizky Pujiatul Akbar Faculty of Textile Chemistry, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung
ABSTRAK Zat warna alam memiliki sifat ramah lingkungan. Salah satu zat warna alam yang banyak dikembangkan adalah zat warna alam yang berasal dari sabut kelapa. Ekstrak sabut kelapa mengandung senyawa tanin yang didalamnya terdapat pigmen kuinon yang dapat mewarnai bahan tekstil. Pada studi ini, pencelupan pada kain sutera dan kapas menggunakan ekstrak sabut kelapa dengan usia sabut kelapa yang berbeda yaitu usia muda dan tua, serta variasi metoda pengekstraksian, yang meliputi metoda ekstraksi dingin dan panas. Pencelupan kain sutera dan kapas tidak menggunakan zat pembantu dan tidak dilakukan pemordanan. Hasil pencelupan kain sutera dan kapas dievaluasi arah warnanya dengan metoda spektrofotometri dan dilakukan evaluasi ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan gosokan. Kain yang diwarnai menggunakan zat warna dari ekstrak sabut kelapa dengan usia tua, baik metoda ekstraksi panas maupun dingin menghasilkan warna merah muda, sedangkan pada hasil pencelupan kain kapas dan sutera menggunakan zat warna dari ekstrak sabut kelapa usia muda baik metoda ekstraksi panas maupun dingin menghasilkan warna coklat muda. Ketahanan luntur terhadap pencucian dan gosokan didapat hasil yang cukup baik. Kata Kunci: zat warna alam, sabut kelapa, ekstraksi panas, ekstraksi dingin, sutera. ABSTRACT Natural dyes has eco-friendly characteristics. One of the many natural dyes are developed natural dyes derived from coconut husks. Coconut husk extracts contains tannin which there is quinine pigments to dye textile materials. In this study, dyeing on silk and cotton fabric using coconut husk extract with coconut husk extract from different age coconut husk that are young and old, as well as variations in the method of extraction, which includes cold and hot extraction method. Fabric dyeing silk and cotton does not use auxiliary and do not mordanting. Results dyeing silk and cotton fabrics were evaluated towards the color with spectrophotometric method and evaluation of color fastness to washing and rubbing. Fabrics are dyed using dyes from coconut husk extract with old age, either hot or cold extraction method produces a pink color, while the results of dyeing cotton and silk fabric using dyes from young coconut husk extract both heat and cold extraction method produces color light brown. Fastness to washing and rubbing obtained good results. Keywords: natural colorants, coconut husk, hot extraction, cold extraction, silk.
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ENV8 Potensi Ekstrak Metanol Kayu Angin (Usnea spp.) sebagai Bahan Pewarna Alami yang Bersifat Antibakteri untuk Proses Pencelupan Kain Dewi Meliati Agustini, Novie Nurfadlilah, Kurniawan Kurniawan, Ratih Ayuningtyas, Kartiwidiawati Kartiwidiawati, Lita Yunvairah FMIPA Universitas Ahmad Yani, e-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh ekstrak kayu angin yang dapat larut dalam air sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pewarna alami kain, mengetahui jenis kain yang cocok dengan ekstrak kayu angin, memperoleh profil pencelupan kain dan mengetahui parameter fisik kain hasil pencelupan dari parameter ketuaan warna, ketahanan zat warna, kekuatan tarik dan kelangsaian kain hasil pencelupan, serta uji antibakteri pada kain yang telah dicelup sehingga dapat diketahui potensi kayu angin sebagai pewarna tekstil pada kain, sifat antibakteri dari ekstrak dan kain hasil pencelupan. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi preparasi sampel kayu angin, ekstraksi serbuk kayu angin dengan pelarut metanol sehingga diperoleh ekstrak yang dapat larut dalam air sebagai bahan pencelup, identifikasi zat warna dari ekstrak yang diperoleh, identifikasi jenis kain yang cocok dengan ekstrak kayu angin, pengujian kain yang cocok, optimasi proses pencelupan kain yang cocok dengan ekstrak kayu angin dengan variasi kondisi basa dan asam, uji ketuaan warna pada kain prospektif, dan uji ketahanan luntur warna terhadap gosok, tekan panas, cuci, keringat asambasa, uji kekuatan tarik dan uji kelangsaian kain hasil pencelupan serta uji aktivitas antibakteri terhadap ekstrak dan kain hasil pencelupan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jenis kain yang cocok dengan ekstrak metanol kayu angin adalah kain sutera, kondisi optimum pencelupan kain sutera dengan ekstrak kayu angin yaitu pada kondisi asam dengan menggunakan larutan asam cuka. Profil kain hasil pencelupan pada uji ketahanan luntur warna terhadap gosok, tekan panas, cuci serta keringat asam-basa menunjukkan nilai rentang 4 dan 4-5 atau baik. Hasil uji kekuatan tarik menunjukkan kain hasil pencelupan mengalami pengurangan kekuatan tarik seratnya, akan tetapi pengurangan tersebut masih berada dalam batas standar mutu kain tenun untuk gaun yang disyaratkan oleh SNI. Hasil uji kelangsaian menunjukkan kain hasil pencelupan memiliki nilai kelangsaian yang masih baik karena masih berada dalam batas standar yakni berkisar 1-2 % saja di atas nilai kelangsaian kain sutera standar. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa kain sutera hasil pencelupan memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis ditandai dengan terbentuknya zona hambat dengan diameter sebesar 11,90 mm, namun tidak memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa maupun Staphylococcus aureus ATCC 6538. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak kayu angin dapat digunakan sebagai bahan pencelup/pewarna alami yang bersifat antibakteri terhadap kain sutera hasil pencelupan pada kondisi asam. Kata kunci: pewarna alami, methanol kayu angin, anti bakteri
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
ENV9 Pemanfaatan Zat Warna Alam Ekstrak Daun Jati dan Mordan Kulit Biji Asam Jawa untuk Proses Pewarnaan Sutera dan Nylon Karlina Somantri1, Ika Natalia Mauliza2, Ikhwanul Muslim 1
Program Studi Produksi Garmen, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil 2 Program Studi Kimia Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Jalan Jakarta No. 31 Bandung E-mail :
[email protected] ABSTRAK
Pemanfaatan zat warna alam untuk proses pewarnaan tekstil diminati karena sifatnya yang ramah lingkungan. Ekstrak daun jati memiliki kemampuan untuk mewarnai sutera dan nylon dengan keterbatasan ketuaan warna dan ketahanan luntur yang dapat dicapai. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas pemordanan menggunakan mordan alam berupa tannin yang berasal dari ekstrak kulit biji asam jawa pada sutera dan nylon yang diwarnai dengan ekstrak daun jati. Sutera dan nylon dimordan dengan ekstrak kulit biji asam jawa menggunakan metode pre mordanting dan post mordanting, serta dicelup dengan ekstrak daun jati pada kondisi pH netral dan asam. Kain yang telah dicelup kemudian dievaluasi ketuaan warna, kecerahan, arah warna dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan gosokan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketuaan warna dan ketahanan luntur warna sutera dan nylon mengalami kenaikan dengan adanya proses pemordanan, baik untuk kain yang dicelup pada pH asam maupun netral. Pada nylon, kenaikan ketuaan warna berada pada rentang (6,5 – 34,5) %, sedangkan pada sutera, kenaikan ketuaan warna berada pada rentang (57,6 – 179,2) %. Arah warna kain baik nylon maupun sutera tidak memiliki perubahan arah warna. Ketahanan luntur warna terhadap pencucian pada kain yang dimordan tidak mengalami perubahan, sedangkan ketahanan luntur warna terhadap gosokan kering maupun basah yang dievaluasi menggunakan staining scale dan grey scale mengalami kenaikan pada kain yang diproses dengan pemordanan. Kata kunci : sutera, nylon, daun jati, kulit biji asam, mordan alam, zat warna alam
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
MAN1 Pengaruh Beban Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai di PT Mahameri Centratama Spinning Mills Bandung Janadi Rammelsbergi Thamrin, S.Pt., M.M Politeknik LPKIA
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bagaimana beban kerja, kompensasi dan kinerja pegawai di PT Mahameri Centratama Spinning Mills Bandung, dan pengaruh diantara variabel-variabel tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksplanatori survei. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel random terhadap pegawai PT Mahameri Centratama Spinning Mills Bandung. Instrumen penelitian menggunakan adalah angket. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur dengan bantuan program SPSS. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, kompensasi berpengaruh positif dan signikan terhadap kinerja pegawai, serta beban kerja dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan demikian, beban kerja dan kompensasi perlu dioptimalkan karena terbukti mampu meningkatkan kinerja pegawai di PT Mahameri Centratama Spinning Mills Bandung. Kata kunci: beban kerja, kompensasi, kinerja pegawai ABSTRACT The purpose of this study is to analyze how the workload, compensation and employee performance in PT Mahameri Centratama Spinning Mills Bandung, and influence among these variables. The method used is descriptive explanatory survey. Engineering samples used were random samples of the employees of PT Mahameri Centratama Spinning Mills Bandung. The research instrument was using a questionnaire. Analysis using path analysis with SPSS. Based on the results of this study concluded workload and a significant positive effect on employee performance, compensation and signikan positive effect on employee performance, workload and compensation as well as positive and significant impact on employee performance. Thus, the workload and compensation needs to be optimized since proven to improve employee performance in PT Mahameri Centratama Spinning Mills Bandung. Keywords: workload, compensation, employee performance
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
MAN2 Membangun Kapasitas untuk tumbuh menuju Pendidikan Textile Kelas Dunia Dyah Kusumastuti Fakultas Bisnis dan Manajemen
[email protected] Abstrak Merespon Asean Community 2015 dimana terjadi kesepakatan dalam diantaranya Free Flow of Professionals and Skilled Labors. Perguruan Tinggi Tekstil perlu menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing di dunia internasional sehingga institusi pendidikan ini perlu menyesuaikan secara internal yaitu menyiapkan pendekatan kesisteman seperti 1) Organization Development, 2)Peningkatan Mutu dari manajemen internal, 3) Pengembangan mutu mahasiswa & Pembelajaran, 4)Pembelajaran karakter Building/Soft skill Entrepreneurship, 5) Manajemen Penelitian & Professional Services , 6) Manajemen Dosen dan Manajemen Tenaga kependidikan , 7) Kerjasama External & Internal, 8) Utilisasi, efektifitas Manajemen fasilitas. Namun, bukan berarti internasionalisasi pendidikan ini menjadikan kita lupa terhadap indentitas dan jati diri kita sebagai warga negara Indonesia. Paper ini bertujuan untuk memberi usulan membangun kermampuan institusi internal melalui 8 faktor tersebut diatas dengan mengembangkan strategi yang fokus dalam rangka tumbuh menuju pendidikan tekstil kelas dunia. Metodologi dengan melakukan evaluasi diri institusi sehingga mendapat posisi ST3, kemudian menggunakan model strategi dari Donald Hambrick & James Fredrickson (2005), yang menyajikan kerangka lima elemen desain strategi, yaitu : Arenas, Vehicle, Differentiation, Staging dan Economic Logic. Melalui elemen-elemen, arah strategis menciptakan diharapkan internasionalisasi bisa bekerja efisiensi dan efektif. Implikasi paper ini dapat berguna untuk menyusun milestone rencana tindak dan target menuju world class textile education Kata Kunci: capacity, growth, WCU
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
TEC4 Studi Pengaruh Bentuk Permukaan Navel terhadap Hairiness (Pendekatan Teori dan Validasi Eksperimen) Kartika alam [1], Valentinus Galih Vidia Putra[2], Syarif Iskandar[2] [1] Mahasiswa Program Studi Teknik Tekstil, STTT [2] Program Studi Teknik Tekstil, STTT E-mail:
[email protected] ABSTRAK Pada penelitian ini telah dikaji pengaruh bentuk permukaan navel (μ) terhadap hairiness baik secara teori maupun validasi eksperimen. Dari hasil eksperimen didapatkan bahwa bentuk permukaan navel mempengaruhi jumlah hariness pada benang open end spinning. Hubungan bentuk permukaan navel (ditinjau dari sudut kemiringan navel) terhadap jumlah hairiness memiliki hubungan berbanding lurus. Hasil eksperimen ini sesuai dengan perhitungan teori yaitu memiliki rumusan : M Hairiness = μN − Const , M Hairiness adalah jumlah hairiness pada benang, adalah koefisien gaya gesek (dikaitkan dengan bentuk navel). ABSTRACT In this research it has been studied the relation of navel surface (𝜇) and hairiness both the theoretical consideration and validation data from experiment. The experimental result is the navel surface influences the hairiness on yarn by open end spinning. In this research the relation of navel surface (looked at the inclination of navel) proportional to the hairiness. This experimental result is suitable with the theoretical analyzes. The formula is 𝑀 𝐻𝑎𝑟𝑖𝑛𝑒𝑠𝑠 = 𝜇𝑁 − 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑡, M Hairiness is amount of hairiness of yarn, is Friction coefficient (related by navel form) Keywords: navel, Open-end spinning
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
TEC5 Pengaruh Kandungan Serat Pendek terhadap Ketidakrataan dan Kekuatan dalam Mixing pada Pemintalan Benang Kapas Dalyono Mughni Bidang Studi Teknik Tekstil, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Email:
[email protected] ABSTRACT This paper is a case study in the manufacturing of yarn made of various cotton fibers from various countries aiming to get an economic price. The data analysis of 4 (four) mixing for Ne140 carded yarn and 3 (three) mixing for Ne150 combed yarn showed that there was no significant difference in treatment of the produced yarn evenness and breaking load. Further analysis showed that the short fiber content determination using the ASTM method is not recommended. Keywords: Blending, mixing, staple diagram, short fiber content, upper quartile length, floating fiber, draft ratio
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
MAN3 Pengaruh Strategi Pasar dan Strategi Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian ProdukProduk Tekstil Donni Junipriansa
Politeknik Komputer Niaga LPKIA Jl. Soekarno Hata No. 456 Bandung E-mail:
[email protected] ABSTRAK Peta bisnis global dewasa ini telah memasuki era baru yang ditandai dengan perubahan dalam sistem perekonomian global dari seller’s market menuju buyer’s market. Industri tekstil dan produk tekstil merupakan salah satu industri yang mengalami tren pertumbuhan positif, yang termasuk pada sepuluh klaster industri inti yang menjadi prioritas perkembangan dalam jangka panjang. Namun demikian, keputusan pembelian terkait dengan produk-produk tekstil belum optimal, terlebih lagi dalam kondisi liberalisasi yang mendorong masuknya produk-produk tekstil impor dengan harga lebih kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi pasar dan strategi pemasaran terhadap keputusan pembelian produk-produk tekstil, baik secara parsial maupun simultan. Metode penelitian yang digunakan deskriptif dan verifikatif dimana data diperoleh melalui penyebaran angket. Unit sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelanggan produk-produk tekstil yang tersebar di Kota Bandung. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan bantuan program SPSS 21.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pasar dan strategi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk-produk tekstil, baik secara parsial maupun simultan. Besaran pengaruh strategi pasar dan strategi pemasaran secara simultan terhadap keputusan pembelian produk produk tekstil sebesar 75,8%, yang termasuk kategori pengaruh kuat. Kata Kunci: strategi pasar, strategi pemasaran, keputusan pembelian.
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
TEC6 Hubungan Actual Twist Tipe-Z terhadap Kecepatan Yarn pada Mesin Pintal (Pendekatan Fisika) Valentinus Galih Vidia Putra[1] [1] Staf pengajar Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
[email protected] ABSTRAK Penentuan twist pada yarn dapat diselesaikan dengan berbagai teori pemodelan untuk menentukan hubungan antara twist pada proses spinning, baik di mesin ring spinning ataupun di mesin open-end spinning, terhadap kecepatan yarn telah banyak dilakukan dan terus dikembangkan untuk mendapatkan bentuk pemodelan yang dapat memperlihatkan nilai actual twist. Pada penelitian ini telah dijabarkan perumusan yang dapat memperlihatkan hubungan antara actual twist terhadap kecepatan yarn dengan menggunakan pendekatan teoritik secara lebih lengkap. Pada bentuk Z-twist didapatkan bahwa besar actual twist T=
(
1 VGalihπd
+
nrotor (1 + Gvidia ) ≈ nrotor atau dapat dituliskan Vd Vd
)
n nrotor n 1 +G ≈ rotor dalam bentuk lain yaitu nilai twist T = rotor + 1 +G Vidia Vidia Vd πd Vd Vd πd
ABSTRACT Theoretical consideration for a modeling the relationship of twist and the yarn speed, both in rotor spinning and ring spinning, has been done and developed to get a good model to show the actual twist. In this research, the formula has been verified and investigated to show the relationship of twist and yarn speed completely by theoretical approach.The actual twist in this research is T=
1 VGalihπd =
+
nrotor (1 + Gvidia ) ≈ nrotor Vd Vd
or
in
another
n n 1 1 (nrotor + +GVidia +GVidia rotor ) ≈ rotor Vd πd πd Vd Vd
Keyword: actual twist, kecepatan yarn, mesin pintal tekstil
form
the
actual
twist
T
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
TEC7 Analisis Teoritis dan Investigasi Mengkeret Pakan Pada proses Manufakturing Kain Tenun Pratikno Hidayat, Dalyono Mughni Bidang Studi Teknik Tekstil, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Email:
[email protected] Email:
[email protected] ABSTRACT This study examines a mathematical model to predict the weft crimp in previous work, both theoretical and investigation on the weaving process. Validating was done with a variety of plain fabric construction were warp/weft density per ins: 80/60 ; warp/weft count : Ne140; warp/weft density per ins : 70/60 ; warp/weft count : Ne130; warp/weft density per ins : 60/60 ; warp/weft count : Ne120. Results of data analysis showed that there are significant differences between the model and investigation, and subsequent analysis showed that the model assuming yarn not compressed in need to be fixed. Thus the need further works into the compressed yarn in the fabric. Keyword: amplitudo, crimp, loomstate, Newton-Raphson, yarn spacing
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
TEC8 Pemodelan untuk Menentukan Hubungan Twist terhadap Nomor Benang Nm pada Mesin Rotor Open-End Spinning Menggunakan Metode Lagrange dan Komputasi Numerik (Pendekatan Fisika) [1]
Valentinus Galih Vidia Putra[1] Program Studi Teknik Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung
[email protected] ABSTRAK
Penentuan nomor benang Nm dalam industri tekstil dapat ditentukan dari nilai twist pada yarn. Penentuan twist pada yarn dapat diselesaikankan dengan berbagai teori pemodelan untuk menentukan hubungan antara twist pada proses spinning, baik di mesin ring spinning ataupun di mesin open-end spinning, terhadap nomor benang telah banyak dilakukan dan terus dikembangkan untuk mendapatkan bentuk pemodelan yang dapat memperlihatkan nilai twist terhadap nomor benang. Pada penelitian ini telah dijabarkan perumusan yang dapat memperlihatkan hubungan antara twist terhadap nomor benang dengan menggunakan pendekatan teoritik secara lebih lengkap serta pendekatan mekanika analitik ( metode Lagrange) dan komputasi numerik. Didapatkan hasil bahwa rumusan twist optimum untuk mesin rotor open end
T = 3,3β N m sedangkan twist
minimum adalah T = β N m ABSTRACT Calculation the yarn count Nm can be derived by knowing the twist of yarn. Theoretical consideration for a modeling the relationship of twist and the yarn count, both in rotor spinning and ring spinning, has been done and developed to get a good model to show the twist. In this research, the formula has been verified and investigated to show the relationship of twist and yarn count completely by theoretical approach and also numerical computation. The result of this research are(1) the optimum twist is T = 3,3β N m and (2) the minimum twist is T = β N m Keyword: actual twist ,nomor benang , metode Lagrange
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
P-TEC9 Tinjauan Pembuatan Desain Anyaman Pakan Tambahan dengan Menggunakan Software DB-Weave Siti Rohmah, Ahmad Ibrahim Maki Program Studi Teknik Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Jl. Jakarta No. 31, Bandung 40272. e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Anyaman benang tambahan adalah benang-benang yang membentuk floating pada permukaan suatu anyaman dasar yang biasanya membentuk suatu motif atau gambar tertentu. Anyaman benang tambahan banyak digunakan pada kain Figure Weave, lappet weave, spot weave dan swivel weave. Adapun tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui cara penggunaan software DBWeave dalam membuat suatu desain anyaman dengan benang pakan tambahan dan bagaimana cara pembuatan kainnya dengan alat bantu frame. Untuk tujuan tersebut dilakukan percobaan dengan pembuatan desain anyaman pakan tambahan. Anyaman dasar yang digunakan adalah anyaman polos, kemudian membuat desain anyaman pakan tambahan yang membentuk suatu motif atau gambar tertentu yang berada diatas anyaman dasar. Pembuatan desain anyaman dasar dan anyaman pakan tambahan dilakukan dengan menggunakan software DB-Weave. Sedangkan pembuatan kain dari desain yang direncanakan dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa frame, benang akrilik untuk anyaman dasar dan anyaman pakan tambahan. Dari percobaan ini dihasilkan selembar kain yang memiliki motif/gambar pada permukaan kainnya yang berasal dari anyaman pakan tambahan. Kata Kunci: CAD software, DB-Weave, desain tenun
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
P-ENV10 Pemanfaatan Ekstrak Teh Angkak untuk Mewarnai Kain Sutera dengan Berbagai Variasi Metoda Pencelupan Dwi Pratiwi, Ratih Wahyuni, Rosita Merdekawati, Shinta Herawati, Ika Natalia M, Ida Nuramdhani Program Studi Kimia Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil E-mail:
[email protected] ABSTRAK Ekstrak teh angkak yang didapat dari hasil fermentasi jamur Monascus Purpureus pada media beras memiliki kemampuan untuk mewarnai serat sutera. Pewarnaan sutera menggunakan ekstrak teh angkak dilakukan sebagai alternative upaya pereduksian terhadap penggunaan zat warna sintetik yang bersifat tidak ramah lingkungan. Pada studi ini kain sutera dicelup dengan ekstrak teh angkak dengan berbagai variasi metoda pencelupan, yakni pencelupan pada suhu kamar, pencelupan pada suhu tinggi, pencelupan berulang, pencelupan dengan dan tanpa penambahan asam. Hasil pencelupan dievaluasi arah warna, ketuaan warna dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan gosokan. Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan berbagai variasi metoda didapat ketuaan warna paling baik pada kain hasil pencelupan dengan ekstrak teh angkak yang dilakukan pada suhu tinggi dengan penambahan asam dengan nilai K/S 2,667. Selain itu tahan luntur terhadap pencucian dan gosokan didapat hasil yang baik. Kata kunci : pencelupan, teh angkak, sutera, zat warna alam
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
MAN4 Pengembangan Model Lintasan Perakitan dengan Penambahan Kapasitas dan Outsourcing pada Permintaan yang Fluktuatif Atin Sumihartati1, Totong1, Tina Martina2 1 Program Studi Teknik Tekstil, STTT; 2Program Studi Produksi Garmen, STTT Jl. Jakarta No. 31, Bandung 40272. E-mail:
[email protected] ABSTRAK Besarnya permintaan di industri garmen terkadang menunjukkan variasi (fluktuasi) yang sangat besar dan mungkin akan mengalami perubahan pola permintaan pada setiap periodenya. Untuk mengatasi perubahan pola permintaan yang fluktuatif, dapat dilakukan penambahan kapasitas dengan melakukan investasi dalam infrastruktur dan membayar ongkos penjahitan melalui outsourcing. Penelitian ini mengembangkan model keseimbangan lintasan perakitan pada lintasan yang sudah ada untuk mengatasi perubahan permintaan fluktuatif yang datang dengan pola yang berbeda. Perancangan ulang kapasitas akan dilakukan apabila permintaan fluktuatif yang datang melebihi kapasitas yang tersedia. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menentukan keputusan penambahan kapasitas dan outsourcing dengan fungsi tujuan meminimasi total biaya lintasan perakitan yang terdiri dari biaya operasi, biaya mesin, biaya penambahan kapasitas, biaya kerugian akibat kapasitas menganggur dan biaya outsourcing. Pengujian model dilakukan pada proses pembuatan celana pendek (trunks) di industri garmen. Hasil yang didapat dengan data permintaan fluktuatif yang ada, untuk memperoleh total biaya lintasan perakitan yang minimum tidak perlu dilakukan penambahan kapasitas dan pemenuhan permintaan dilakukan dengan melakukan outsourcing. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penambahan kapasitas maksimal hingga 76 mesin dapat dilakukan saat kenaikan rata-rata permintaan 60% dengan total biaya lintasan perakitan dan kuantitas outsourcing yang meningkat, sedangkan penurunan rata-rata permintaan tidak berpengaruh terhadap perubahan kapasitas dan tidak terjadi outsourcing hingga penurunan rata-rata permintaan 40%. Keputusan melakukan outsourcing akan lebih baik pada saat biaya jahit outsourcing lebih murah daripada biaya penjahitan sendiri. Kuantitas outsourcingterbesar yaitu 10,52% dari total permintaan dalam satu periode perencanaan terjadi pada saat tidak terjadi kenaikan rata-rata permintaan, pada saat adanya penurunan rata-rata permintaan dan pada saat biaya jahit outsourcing lebih murah daripada biaya penjahitan sendiri. Kata Kunci: lintasan perakitan, model, permintaan, garmen
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
P-ADV5 Java Jute dan Carbon Nanotube Menyamai Produk Kevlar Dewi Suliyanthini Universitas Negeri Jakarta POSTER
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
P-ENV11 Kebijakan Pengolahan Limbah Industri Tekstil Nur Azizah Universitas Negeri Jakarta POSTER
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
P-ENV12 Instalasi Pengolahan Limbah Cair Sederhana Industri Batik Astuti Herwanti Universitas Negeri Jakarta POSTER
Indonesian Textile Conference – SEMNASTEKS 2014 STTT - Bandung, 21 Agustus 2014
P-ENV13 Pemanfaatan Limbah Perca Pada Butik Rafidain Yetty Johar Universitas Negeri Jakarta POSTER