Salam dari Redaksi Media Komunikasi dan Edukasi Istimewa
MAJALAH BAKTI diterbitkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta IZIN TERBIT SK Menpen RI No. 1964/SK/DITJEN PPG/ STT/1993, 31 Desember 1993
PEMBINA : Drs. H. Afandi, M.Pd.I (Kepala Kantor Kemenag Provinsi DIY) PENGARAH : H. Maskul Haji, M.Pd.I (Kepala Bagian TU) STAF AHLI : Para Kabid, Pembimas, Kakankemenag Kota/Kabupaten se-Prov. DIY KETUA PENYUNTING : Sidik Pramono WAKIL KETUA PENYUNTING : Imam Khoiri PENYUNTING : Suwandi, M. Ja’far Arifin, H. Rojiki, H. Fathoni, H. Mukhlas, M. Fauzan, Gugun El-Guyanie SEKRETARIS PENYUNTING : Muslih Usa, Hj. Retnosiwi Dwikaningrum, REPORTER : Farida Kusuma Astuti (Kanwil) Okta (Kota), Ponijo (Bantul) Agung Mabruri Asrori (Kulonprogo), H. Aminuddin Rosjid (Gunung Kidul), Dewi Satriyati Pamungkasari (Sleman) KEUANGAN : Fahrurrozi, Ummu Namiyah FOTOGRAFER : M. Sya’dan DISTRIBUSI : Ida Amriyah, Sujiantoro, Jumadi TATA LETAK/GRAFIS : Slamet Widiarto ALAMAT PENYUNTING & TATA USAHA : Jl. Sukonandi No.8 Telp. (0274) 513492, email : majalahbhakti @ yahoo.com
Assalamu’alaikum Wr Wb. Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memperjalankan hambahamba-Nya dari waktu ke waktu, dari ruang ke ruang yang lain. Hidup terindah adalah hidup yang menggenggam syukur dan sabar. Bersyukur jika mendapatkan rezeki, bersabar jika menghadapi ujian. Sholawat serta salam tak pernah lupa terhaturkan kepada kekasih yang mulia, Rasulullah Muhammad saw, yang menjadi uswah hasanah bagi seluruh umat di dunia. Majalah BAKTI telah memasuki usia edisi yang ke-229. Usia yang matang dan penuh pengalaman selama pengembaraan dari tema ke tema, dari satu kasus ke kasus yang lain. Semoga semakin berkenan di hati pembaca, semakin mencerahkan hati dan pikiran. Pada edisi kali ini, kebetulan bersamaan dengan Hari Anak 23 Juli. Maka, tim redaksi pun menangkap momentum tersebut untuk mengupas dan menganalisa sejauh mana perkembangan dan problematika dunia anak di tanah air. Berbaga media cetak dan elektronik memberitakan kasus kekerasan yang dialami anak oleh orang tuanya sendiri. Hak-hak pendidikan, hak-hak kesehatan atau hak budaya dan hak berekspresi, sering kali terkebiri. Bisakah anak-anak kita tumbuh mejadi manusia yang merdeka dan bertanggung jawab, jika saja hak-haknya tak terpenuhi? Belum lagi akses informasi media yang telah merampas dan merusak mental dan moralitas anak, dengan tayangan-tayangan yang tidak etis. Masa depan bangsa ni berada di tangan anak-anak kita. Selamat membaca. Wassalamu’alaikum Wr Wb.
DAFTAR I S I : Iftitah ...................................................... 4 Kontak Pembaca ................................... 5 Laporan Utama ...................................... 6 Sakinah ................................................. 11
Cover Depan : MAJALAH BAKTI menerima segala naskah yang layak muat. Naskah yang dikirim harus asli (bukan foto kopi) dengan panjang 3 halaman folio 1 spasi, dikirim melalui email. Naskah yang dimuat mendapat imbalan sepantasnya.
Siswa sekolah Dasar saat mengikuti upacara peringantan Hari Anak.
Pendidikan ........................................... 12 Renungan .......................................... 14 Konsultasi Kesehatan .......................... 15 Aktualita .............................................. 16 Tamu Kita ......... .................................... 17 Dapur Kita ........................................... 19 Berita-Berita ........................................ 21 Pendidikan ........................................... 25 Laporan Khusus .................................. 26 Suplemen Anak & Remaja ................. 28 Puisi ....................................................... 31 Kisah ..................................................... 32 Telaah Buku ........................................ 33 TTS ....................................................... 34
BAKTI 228/JUNI 2010
3
Amanah yang Disia-siakan Ada sebuah pepatah yang menyatakan bahwa anak yang lahir itu seperti kertas putih yang bersih. Bergantung pada orang tuanyalah apakah kertas putih tersebut mau ditulisi dengan tulisan yang baik atau mau dicorat-coret dengan tulisan yang sebaliknya. Meskipun pemahaman ini tidak sepenuhnya benar, sebab anak yang lahir pada dasarnya telah memiliki dasardasar talenta yang tidak sama yang tidak sepenuhnya didapatkan dalam perjalanan hidupnya, akan tetapi ungkapan ini ingin menunjukkan betapa peran dari orang tua itu sangat besar bagi perkembangan anak. Peran orang tua yang sedemikian besar bagi perkembangan anak ini juga tergambar dengan jelas dalam untaian mutiara mulia yang menyatakan bahwa anak itu dilahirkan dalam keadaan fitroh. Bergantung pada kedua orang tuanyalah apakah anak itu akan menjadi orang yang sholeh atau akan menjadi orang yang ’salah’. Ini berarti orang tua memiliki peran yang sangat besar bagi pembangunan jati diri seorang anak. Dalam agama, anak dipahami sebagai sebuah titipan Tuhan, anak dipahami sebagai amanah yang dianugerahkan oleh Sang Maha Rahman dan Rahim. Sebagai sebuah amanah tentu saja menuntut pemegang amanah untuk merawat dan ’nggula wentah’ sebagaimana yang diharapkan oleh Sang Pemberi Amanah. Sudah selayaknya anak dirawat, dibesarkan dan dididik dalam alur nilai-nilai yang dikehendaki-Nya. Gambaran ini mengisyaratkan sebuah apresiasi yang sangat tinggi terhadap kehadiran seorang anak dalam sebuah keluarga. Hanya saja sudahkah amanah itu diterima dan dilaksanakan dalam kesungguhan atau mungkin amanah itu malah disia-siakan. Sebuah perkembangan dalam masyarakat dewasa ini menunjukkan sebuah gambaran yang menghenyakkan dan memaksa siapapun mengernyitkan dahi. Dari hari ke hari pada kurun waktu belakangan ini telah mempertontonkan pertunjukan yang menyentuh nurani kemanusiaan. Awal tahun 2010 masyarakat dikejutkan oleh peristiwa kekerasan terhadap anak secara beruntun. Di Depok Jawa Barat seorang guru ngaji menyiksa 3 santrinya dengan air keras. Di Jakarta Utara seorang homosek dan paedofil telah memutilasi 3 anak. Di Tangerang seorang Ibu membekap bayinya yang berusia 9 bulan hingga tewas. Di negeri ini, angka-angka kekerasan terhadap anak tidak pernah menunjukkan angka menurun, kecenderungannya selalu meningkat, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Angka pastinya sulit diperoleh karena banyak kasus kekerasan yang tidak dilaporkan, terutama apabila kekerasan tersebut terjadi di rumah tangga. Banyak masyarakat menganggap,
4
BAKTI 228/JUNI 2010
kekerasan di rumah tangga adalah urusan domestik, sehingga tidak selayaknya orang luar, aparat hukum sekalipun ikut campur tangan. Kasus kekerasan terhadap anak misalnya, sepanjang tahun 2009 Komnas Perlindungan Anak telah menerima pengaduan sebanyak 1.998 kasus. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan pengaduan kekerasan terhadap anak pada tahun 2008, yakni 1.736 kasus. Ironisnya, kekerasan terhadap anak terjadi di lingkungan terdekat anak, yakni rumah tangga, sekolah, lembaga pendidikan dan lingkungan sosial anak. Sedangkan pelakunya adalah orang yang seyogianya melindungi anak. Mengapa dengan mudahnya tindakan kekerasan terhadap anak tersebut dilakukan. Mungkinkah tatanan nilai yang ada dalam masyarakat telah mulai bergeser terlalu jauh sehingga mampu memudarkan apresiasi terhadap anak atau mungkin faktor lain yang melingkupinya. Setidak-tidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan meningkatnya kekerasan terhadap anak. Pertama adalah faktor kultur. Anak dipandang sebelah mata sebagai sebuah properti yang bisa diperlakukan sekehendak orang tuanya, gurunya atau orang dewasa di lingkungannya. Kedua berkaitan dengan faktor ketidakmampuan ekonomi keluarga yang pada akhirnya mendorong terjadinya tindakan kekerasan terhadap anak dalam berbagai bentuk seperti; penelantaran, pemekerjaan, perdagangan anak, pelacuran anak, hingga kekerasan fisik yang menyebabkan penderitaan dan kematian anak. Ketiga faktor yang berkaitan dengan karakter psikis seseorang. Sebagaimana penelitian Sigmund Freud yang menyatakan bahwa dalam diri manusia itu ada dua keinginan yang saling bersaing yaitu keinginan untuk mencintai dan keingininan untuk membunuh. Kekuatan mana yang dominan, biasanya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, maka dominasi tersebut akan tercermin dalam tindakannya. Kenyataan ini memang ironis, anak yang seharusnya dipandang dan dipahami sebagai satu amanah ilahiyah telah disia-siakan seperti sampah yang dibuang di bawah kolongkolong kepentingan hedonistik, materialistik dan pragmatis. Sudah saatnya kepedulian terhadap anak dipulihkan kembali. Anak adalah titipan ilahi, maka seyogyanya ia harus diapresiasi dalam kerangka nilai-nilai robbani, sehingga ia akan menjadi generasi robbani yang mampu membangun spirit religi di masa-masa yang akan datang. Mudah-mudahan. Sidik Pramono
Assm BAKTI,, sejak prtama msuk MAN,jujur q baru tau majalah bakti,tp sjak bca sampai skarang q jd zka b9t b2a BAKTI,Oya q mau ngazih zaran, 9mana kalo BaKTI mengadakan lomba kea9amaan dan diikuti seluruh MA ngri maupun swasta,,makasih. 085741859xxx Asw.Bakti,terus terang,awal menerima majalah bakti cm sy tumpuk,Nah,br balakangan ini sy baca2 dg jeli.Ternyata luar biasa. Langsung sy kumpulkan smua baktiq.. 081392780xxx
Azkum BAKTI sy 5u uzul lOx d ctiap hlmn da kt” mutiara yg berhik5h,pzti pngg5r u lbh bnyx.. Jd tmbh cmprna, berisi,indah,br5nfaat,dn pzti na lbh baex… 02746583xxx Jawab : Wa’alaikumsalam wr wb. Terimakasih atas usul dan sarannya
….BAKTIan dh jOz tp lbh jOz lOxsuplemenanak n’r5ja na dtmbh 1 hal lge… Pzti pngg5r na lbh buanyak… TOPdah buwat BAKTI… MOga lbh kreatif inspiratif inOfatif 02742098xxx
Baca surat 3 ayat 80 dan artinya orang bahzel di hri pembalasan akan memakai kalung hartanya yg di situ tdk di balanjakan! 081804221xxx
Ass.Lewat BAKTI mau usul nih. Gimana Kanwil Depag DIY adakan seragam buat slrh angt nya.pot gj da mslh yg ptg bs bangga ada ksmaan.da spt skrg bd2 terutama kal guru mi.slm 11 jd pns depag blm pernah ada srgm. 081227602xxx Jawab : Wa’alaikumsalam wr.wb. Seragam untuk PNS di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah ada yaitu warna kekhi.
Mzk!n hrt gax pa2 drpd ... mzk!n !maN… Lb!h prh lag!..lox ky hrt pzt! Mzk!N !maN… MZal aj, uank adlh RJ Sgala2nya… bz Mnguasa! Prmpuan…. Dach bNyak se x cnth konkr!tnya… N C!NTA… dm! Uank lk!2 !tu NGac!r dgn WAN!TA la!N 081804221xxx
Bakti emang majalah yg mengandung edukasi,majalah yg bny mengandung unsur positifnya,doa q slalu buat
bakti,mudah2n bakti makin maju n berjaya… by riqo. 085728632xxx
Ass, Mohon konsistensi untuk penulisan intitusi qt. edisi no.226 th.XIX April 2010. klo emang Udh jd KMA. Ttng sebutan ‘KEMENTERIAN AGAMA’BAIK KANWIL ATAU KAB / KOTA mbok ya seluruh rubric pada majalah BAKTI,harus konsisten dong pake MEMENTERIAN AGAMA. Nuwun smga makin OKE BAKTI QTA…. 081227736xxx Jawab : Wa’alaikumsalam wr.wb. Terimakasih atas sarannya. Kami sudah berusaha untuk menyempurnakan-nya, barangkali masih ada kelewatan, kami mohon maaf.
Ass… Bakti tambah keren oe…. Rubrik2 y dah ada kyak resep masakan te2p dimuat dung biar 1 tambah pinter masakna.. Tetap eksis de buat bakti….!(‘ – ‘) 081802662xxx
Alhamdlh mulae januari 2010 sy mutasi dr Klaten ke Sleman ni& menemukan “BAKTI” yg ternyata mmg TEOPE BeGeTE dech…Sy lsg jatuh cintrong, Isinya berbo2t,majutrs yaa… Slm dr fans baru nich, Matur thanks “BAKTI”… 08179460xxx
Redaksi majalah bakti yth, mhn penjelasan setiap sy kirim tulisan kok tdk pernah dimuat sih ? Apa krn tdk layak ? Sy mencoba nulis sbg latihan agar bisa menjadi guru MI yg kreatif d inovatif dlm kemampuan menulis artikel. Setiap tulisan sy kirim via pos d ada fotonya tdk dikirim via email. Widiyati, S.Pd.I Guru MIN Patuk GK. 081328198xxx Jawab : Kami mohon maaf tulisan anda blm bisa dimuat karena ertikel yang kami muat di sesuaika dengan Tema setiap bulannya. Alhamdulillah,bakti mengangkat ttg Ngayogyokarto Hadiningrat mdh2an kita sbgi wrgJogya dpt mlkskn piwulang agung tsbt Amin. 085228468xxx Rubrik ini terbuka bagi para pembaca sebagai media komunikasi dengan Redaksi. Kirimkan komentar Anda ke Redaksi via sms ke nomor 081229464370 Redaksi menyediakan 2 voucer @ Rp.10.000 untuk 2 komentar yang menarik (tanda bintang). (voucher tidak berlaku bagi pengelola).
BAKTI 228/JUNI 2010 5 dunia sepi(I)ngin setiap hari q menemui beritamu,mjlh yes.
Istimewa
Anak Juga Manusia
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan…” (QS, 8 : 28). “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu...” (QS, 64 : 15).
D
emikian Islam mengajarkan pemeluknya tentang keberadaan anak dan dalam bentuk yang lebih kurang sama diyakini juga terdapat dalam ajaran agama-agama
lainnya. Cukuplah jelas, bahwa anak yang hadir dalam satu keluarga diasumsikan sebagai titipan dan penerimanya terikat dengan ketentuan hukum. Dalam hal ini, anak harus mendapatkan jaminan seluruh kebutuhan hidupnya seperti sandang, papan, pangan, pendidikan, perlindungan, jaminan kesehatan, hak bermain dan lain sebagainya, sampai ia dewasa. Bahkan, anak harus disiapkan untuk menghadapi zaman yang berbeda dengan masa orangtuanya atau orang yang membesarkannya. Ia kelak akan menggantikan peran-peran yang kini dipegang orang dewasa, untuk mempertahankan kehidupan dan memajukan komunitasnya. Setiap anak mempunyai hak sama, tidak terbedakan menurut apapun juga. Tapi bagaimana kenyataannya? Tidak semua orangtua
6
BAKTI 228/JUNI 2010
atau orang dewasa memahami hal tersebut dalam persepsi yang sama. Sebagian telah memenuhi hakhak anak dengan baik atau sebaik mungkin yang ia mampu. Namun sebagian lainnya tidak dan bukan hanya mengingkari, tapi justru merampas hak-hak anak dan menyakiti secara fisik dan mental. Kita tidak bisa melupakan apa yang dilakukan oleh seorang ibu yang tinggal di Jakarta Utara terhadap anak kandungnya sendiri pada 4 Juni 2010. Ia tega menyiksa anaknya yang baru berusia 5 bulan hingga mengalami patah tulang kedua tangan dan kaki, serta beberapa bekas memar di tubuhnya. Bayi tersebut terpaksa dirawat di RSUD Koja. Atau peristiwa penyiksaan dengan puntung rokok menyala dan pukulan oleh ayah kandungnya hingga anak meninggal dunia. Kasus lainnya yang dialami seorang bocah 4 tahun yang meninggal dunia akibat siraman kopi panas oleh ayah tirinya. Demikian pula yang dialami seorang anak yang dipukuli ayahnya karena sering meminta uang untuk jajan dan “dihajar” habis-habisan ibarat seorang dewasa yang tertangkap sebagai maling. Kesadaran ayahnya terlambat dan anak itu menemui ajal dalam perjalanan ke RS. Jenis kasus lain yang juga marak belakangan ini adalah menelantarkan anak. Di Tangerang seorang ibu meninggalkan 3 anaknya di dalam rumah selama 8 hari. Atau suami istri di Depok, meninggalkan 4 anaknya yang masih balita, bahkan seorang diantaranya berusia 4 bulan. Angka-angka kekerasan terhadap anak tiap tahun terus meningkat. World Vision Indonesia mencatat di tahun 2008 terjadi 1600 kasus. Tahun 2009 menjadi 1891 kasus. Kompilasi 9 surat kabar nasional mencatat, tahun 2008 terdapat 555 kasus dan tahun 2009 terjadi 670 kasus. Sementara pengaduan yang masuk ke KPAI selama tahun 2008, sebanyak 580 kasus dan tahun 2009 menjadi 595 kasus. Sedangkan pengaduan yang masuk ke Komnas PA lebih besar. Tahun 2007 mencapai 1.726 kasus dan tahun 2009 meningkat menjadi 1.998 kasus. Diduga ada yang tidak dilaporkan. Ada apa sesungguhnya pada orang dewasa? Bukankah Anak Juga Manusia? Muslih Usa
Kasus-kasus Kekerasan Terhadap Anak asus-kasus kekerasan terhadap anak, diduga sudah terjadi sejak sejarah manusia mulai menjalani kehidupan di muka bumi. Ini sejalan dengan sifat angkara-murka atau adanya nafsu ingin menguasai dalam diri manusia dewasa. Cakupan wilayahnya cukup luas yaitu terjadi pada semua suku bangsa di berbagai belahan dunia. Bentuknya mulai dari eksploitasi seperti mempekerjakan anak, menguasai secara mutlak, pemberian hukuman secara fisik, menyakiti karena suatu sebab hingga membuat anak cacat, bahkan ada dengan perbuatan yang menghilangkan nyawa. Sementara anak, baik karena fisiknya atau karena pola pikir yang masih lemah, tidak bisa melawan, tidak bisa membela diri, sehingga masa depannya menjadi tidak menentu dan atau mengalami akibat yang fatal. Pada zaman modern kini dengan segala kemajuan teknologi dan peradaban manusia, frekuensinya tidak berkurang, bahkan semakin bervariasi dan semakin sadis. Situasi ini, secara kualitatif tidak terbedakan antara negara maju, berkembang atau negara miskin. Pelakunya seringkali bukan orang lain bagi si anak, tetapi justru sebagian oleh orangtuanya sendiri. Pada bulan Oktober 2006, Perserikatan BangsaBangsa (PBB) mempublikasikan hasil penelitian tentang kekerasan terhadap anak. Menurut hasil penelitian tersebut, seperti yang sudah diduga oleh banyak kalangan, bahwa kekerasan pada anak di seluruh dunia cenderung terus meningkat. Untuk merespon persoalan tersebut, maka PBB menghimbau semua pihak untuk menguatkan komitmen, malakukan aksi baik tingkat lokal, nasional maupun internasional oleh semua negara untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap anak. Di Indonesia sendiri, angka kekerasan terhadap anak tiap tahun juga terus meningkat. Menurut pengaduan yang masuk ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), seperti yang dijelaskan Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas PA 20102014, bahwa di tahun 2007 teridentifikasi sebanyak 1.726 kasus dan tahun 2009 meningkat menjadi 1.998 kasus. Demikian pula data yang dimiliki World Vision Indonesia. Lembaga ini mencatat bahwa di tahun 2008 setidaknya terjadi 1600 kasus kekerasan terhadap anak dan tahun 2009 menjadi 1891 kasus. Kompilasi 9 surat kabar nasional mencatat, tahun 2008 terjadi 555 kasus dan tahun 2009 meningkat menjadi 670 kasus. Sementara pengaduan yang masuk ke KPAI, selama tahun 2008 sebanyak 580 kasus dan tahun 2009 595 kasus. Di yakini, sejumlah kasus kekerasan lainnya tidak terpantau atau tidak dilaporkan karena alasan tertentu. Kejadian-kejadian yang dikategorikan kekerasan terhadap anak, umumnya dilakukan oleh orang dewasa, baik secara perorangan, berkelompok atau terorganisir. Latar belakangnya
Istimewa
K
bisa karena ingin menguasai, kelainan kejiawaan pelaku, dendam, faktor dan kepentingan ekonomi, kriminalisasi dan lain sebagainya. Tapi hampir semua argumentasinya tidak masuk akal. Menurut Harry Hikmat, Direktur Pelayanan Anak Kementerian Sosial, dari data di 12 Propinsi di Indonesia, sekitar 50% kekerasan terhadap anak dilakukan oleh orang tuanya dan 50% lainnya dilakukan oleh orang dewasa di lingkungannya. Dari data itu, 62,7% adalah kekerasan seksual dan 37,3% bentuk kekerasan fisik. Namun secara nasional, kekerasan secara fisik dan mental merupakan angka tertinggi. Kita tidak bisa melupakan apa yang dilakukan oleh seorang ibu yang tinggal di Jakarta Utara terhadap anak kandungnya sendiri. Tanggal 4 Juni 2010, ibu yang bernama Indriyani ini tega melakukan suatu perbuatan terhadap anaknya yang diberi nama Fery dan baru berusia 5 bulan, hingga mengalami patah tulang kedua tangan dan kaki, serta beberapa bekas memar di tubuhnya. Karena keadaan tersebut, si anak terpaksa dirawat di RSUD Koja. BAKTI 228/JUNI 2010
7
Jenis kasus yang belakangan ini marak adalah me- dan berulangkali ia dikurung di kamar mandi antara 2-6 jam nelantarkan anak atau meninggalkannya di dalam rumah tanpa diberi makan dan minum. Ita juga dipukuli, pernah berhari-hari. Seorang ibu yang bernama Diana di Tangerang, disirami air panas, dengan bekas luka disekujur tubuh, meninggalkan 3 anaknya di dalam rumahnya selama 8 hari. Ia termasuk di kepala sehingga di bagian tersebut tidak bisa lagi pergi dengan alasan mencari nafkah dan tidak mau tahu entah ditumbuhi rambut. Akibat beratnya siksaan yang dialaminya, apa yang akan terjadi pada anak-anaknya. Mereka ter- kini anak tersebut cacat mental, takut melihat orang dewasa. Tidak kalah ngerinya pengalaman buruk Siti Fatimah di selamatkan karena partisipasi para tetangga. Atau jenis perbuatan yang sama yang dilakukan oleh suami Pontianak. Anak kelas 2 SD ini sudah lama berpisah dengan istri Dadan-Yanti di Depok, Jawa Barat. Mereka dengan tenang ayahnya yang sudah cerai dengan ibunya. Suatu saat dia rindu dan ingin bertemu meninggalkan 4 anaknya ayahnya. Rumah ayahnya yang masih kecil-kecil yaitu Istimewa dia datangi. Tapi apa yang Windy (8), Rizki (5), Rina (3) didapatkan setelah bertemu? dan seorang Siti (4 bulan). Pukulan demi pukulan Lagi-lagi anak yang dikunci hingga pingsan, karena sang di dalam rumahnya ayah tidak mau ditemui oleh diselamatkan oleh para anaknya itu. tetangga dan kedua Hal yang sama juga orangtuanya kini sedang terjadi pada Ratu Bilqis di ditangani pihak berwajib. Sukabumi, Jawa Barat. Kasus yang sama juga Orangtuanya mengdilakukan oleh Agus dan krangkeng bocah berusia 7 Carolin, warga di Kali Abang, tahun ini karena tidak tahan Bungur, Bekasi. Mereka menghadapi prilaku sang meninggalkan 5 anaknya anak yang dinilai nakal. Lebih yang masih kecil, dua disadis lagi peristiwa yang antaranya kembar berusia 2 Kekerasan terhadap anak, menyebabkan pertumbuhan dialami Anang (2,5 tahun). bulan. Setelah mengetahui anak mengalami patopsikologis. Anak ini disiksa dengan kejadiannya, warga sekitar puntung rokok menyala terpaksa membuka paksa rumah mereka, karena mendengar tangisan bayi dan telah yang disertai pukulan oleh ayah kandungnya hingga ditinggal oleh kedua orangtuanya selama dua minggu. meninggal dunia. Menurut visum dokter, di badannya terdapat Menurut cerita, mereka sudah sering diperlakukan seperti ini. 11 bekas luka bakar karena api rokok dan 3 bekas pukulan Apapun alasannya, kita tidak bisa membayangkan tentang benda tumpul. Bagaimana pula yang dialami oleh Azrielle Marceli. Ia bagaimana keadaan anak-anak tersebut, terutama menyangkut kebutuhan makanan dan hajat lainnya. Untruk sekian hari mengalami luka bakar akibat disetrika ibu kandungnya sendiri. lamanya, tentu tidak ada lagi makanan yang masih bisa di- Sang ibu kabarnya strees melihat kenakalan Marcel. Kasus konsumsi. Jika ada bahan mentahpun mereka tidak mungkin ini bahkan menjadi contoh bahwa persoalan kecil dan sepele bisa berdampak buruk pada anak. atau belum mampu untuk mengolahnya. Sedangkan di Depok, Jawa Barat, seorang guru ngaji Dalam hal ini, Komnas PA mencatat bahwa di tahun 2009 di wilayah Jakarta saja terdapat sedikitnya 38 anak yang menyiksa 3 santrinya dengan menyiram air keras ke tubuhnya. ditelantarkan orangtuanya. Sementara di tahun 2010, sampai Di Tangerang seorang ibu membekap bayinya yang berusia 9 bulan Mei sudah tercatat sudah 12 anak yang diterlantarkan. bulan hingga tewas. Tentu masih banyak kasus-kasus lainnya, Mereka adalah 3 anak yang diterlantarkan Diana di rumahnya termasuk yang belakangan ini marak juga yaitu penculikan di Tangerang dan 4 anak yang diterlantarkan Dadan-Yanti di dan ada yang berujung pada pembunuhan. Pada awal Juni rumahnya di Depok dan 5 dari keluarga Agus-Carolin di Bekasi. 2010 telah terjadi pembunuhan pada satu korban karena Pahami pula kasus yang dialami seorang bocah 4 tahun menunggu uang tebusan sebesar 35 juta rupiah yang tak yang meninggal dunia akibat siraman kopi panas oleh ayah kunjung datang. Berbagai peristiwa ini telah membuat kesedihan mendalam tirinya. Demikian pula yang di alami Dede (5 tahun) di Tangerang. Dede dipukuli ayahnya karena sering meminta sejumlah anak dan orang dewasa pada umumnya. Tapi sikap uang untuk jajan. Dede menemui ajal setelah “dihajar” habis- itu saja belum cukup, kecuali semuanya menyadari eksistensi habisan oleh ayahnya ibarat seorang dewasa yang tertangkap anak untuk manusia masa depan dan berusaha mencegah agar sebagai maling. Kesadaran ayahnya terlambat, Dede menemui kejadiannya dan tidak terulang lagi. “Anak itu amanah yang harus di lindungan pada segala aspek kehidupannya, karena ajal dalam perjalanan ke Rumas Sakit. Kasus lain adalah apa yang dialami Ita di Jakarta. Gadis mereka dipersiapkan untuk pemimpin dan anggota masyarakat belia yang berumur 7 tahun ini, disiksa ibu kandung dan ayah di masa datang”. Muslih tiri karena dinilai sering membantah. Berbulan-bulan Ita disiksa
8
BAKTI 228/JUNI 2010
Tunaikan Hak Anak K
asus yang menimpa anak-anak Indonesia, variannya cukup banyak. Perbuatan menyakiti secara fisik, mental dan seksual adalah bagian dari varian tersebut. Hal ini terdeteksi dengan baik karena ada pelaporan ke berbagai lembaga atau instansi yang berkaitan dengannya. Namun diyakini bahwa sejumlah kasus lainnya tidak terdeteksi, baik karena tidak dilaporkan atau karena dianggap sebagai masalah keluarga. Menurut Antara News, pada tahun 2009 lalu kasus anak korban kekerasan, angka tertinggi terjadi di Propinsi Sulawesi Barat yaitu 135 kasus. Kejadian terbanyak ditemukan di wilayah Kabupaten Mamuju (72 kasus) dan Polewali Mandar (63 kasus). Di kedua wilayah Kabupaten ini, 70 kasus menimpa anak perempuan dan 65 kasus menimpa anak laki-laki, dan secara umum kekerasan secara fisik dan seksual. Pada bulan Mei-Juni 2010 lalu, kekerasan secara moral dan psikologis terjadi secara terorganisir di lingkungan lembaga pendidikan. Kepala Sekolah dan guru SDN RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) 12 Rawamangun Pagi, diberitakan telah mengintimidasi sejumlah murid dengan ancaman tidak boleh mengikuti ujian (UASBN dan THB semester 2 2009/2010) bahkan ancaman dikeluarkan, karena orangtua mereka mengkritisi kebijakan sekolah. Sekalipun kemudian dapat diselesaikan secara damai setelah Komnas PA ikut campur, anak yang tidak memiliki kaitan sedikitpun dengan “konflik” antara orangtua murid (Komite) dengan pihak sekolah, sempat mengalami shock, tekanan psikologis karena ancaman tersebut. Kekerasan terhadap anak dalam bentuk lain seperti dengan “mempekerjakannya” di traffic light juga telah menjadi masalah di berbagai kota. Seperti yang pernah dungkap BAKTI, seorang anak diprofesikan sebagai peminta-minta di traffic light Jl. Menteri Supeno Yogyakarta. Kekerasan terhadap anak memang luas sekali pengertiannya. Juga termasuk kekerasan terhadap anak (dan tidak bisa dilaporkan ke Komnas PA) padahal mempunyai dampak psikologis yang cukup berarti seperti pemaksaanpemaksaan oleh orangtua atau orang-orang dewasa yang mengasuhnya. Penyitaan waktu mereka untuk satu kepentingan seperti belajar dalam waktu yang lama setiap hari atau membantu
orangtua dalam pekerjaan rumah atau ekonomi sehingga tidak mempunyai waktu untuk bermain, juga merupakan salah satu bentuk kekerasan. Oleh karenanya, pemahaman akan kekerasan terhadap anak bukan hanya yang masuk dalam kategori penganiayaan, pelecehan seksual, hukuman fisik. Tetapi jenisnya mencakup segenap bentuk yang menyita waktu atas pengaturan orang dewasa sehingga anak tidak Istimewa memiliki waktu yang cukup untuk bermain, refreshing, juga merupakan bentuk kekerasan. Selain itu, anak memang berhak diperlakukan secara adil, mendapatkan kasih sayang yang cukup dan mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengekspresikan dirinya, termasuk di dalamnya bermain. Bermain bagi anak merupakan refleksi pembebasan jiwa dari keterikatan dengan berbagai kewajiban dan aturan orangtua. Dalam bermain anak dapat mengungkapkan berbagai cerita hati, keceriaan jiwa dan kegembiraan serta menangkap makna interaksi.. Dengan demikian, anak yang tidak mempunyai waktu untuk berinteraksi karena harus mengejar kecerdasan kognitif umpamanya, ia akan mengalami perkembangan yang tidak baik di masa dewasa nanti. Unsur kognitif hanya sebagian kecil dari aspek yang harus dikembangkan pada anak dan harus diimbangi dengan mengembangkan aspek kecerdasan emosi dan spiritual. Bermain memang bukan satu-satunya hak anak. Persoalan pendidikan, kesehatan dan jaminanan hidup lainnya juga sangat penting. Lebih luas lagi, menurut UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dalam pasal 3 disebutkan bahwa hak anak harus dipenuhi untuk menjamin hidupnya berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera. Bagian dari gambaran penegasan UU untuk melindungi anak, sesungguhnya telah terungkap dengan jelas pula dalam tafsir anak sebagai titipan, amanah kepada oranggtua atau orang yang mengasuhnya. Namun pemahaman orangtua terhadap hal tersebut sebagian masih sangat parsial dan sebagian cenderung mengabaikan sehingga timbul kekerasan terhadap anak dalam berbagai bentuk dan dengan berbagai akibatnya.Muslih BAKTI 228/JUNI 2010
9
4 Oleh H. Nur Ahmad Ghojali
D
alam sebuah rapat, Prof. H. Soewadi ketua umum terpilih BP4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) Propinsi DIY, bercerita ketika mempertahankan disertasinya dihadapan para penguji guru besar UGM tentang BP 4 bahwa dari sekian kasus perselisihan yang masuk ke lembaga BP4, hanya tiga kasus saja yang bisa didamaikan, beberapa guru besar me0nyangsikan peranan BP4 dalam upaya pelestarian perkawinan. Namun Prof. Soewadi berargumen walaupun hanya tiga keluarga yang berhasil didamaikan, kalau keluarga tersebut ádalah 2 keluarga besar raja di barat dan di timur maka akan punya pengaruh terhadap masyarakatnya sehingga tidak terjadi pertentangan bahkan peperangan dalam keluarga besar tersebut. Itulah barangkali sepenggal bagian peran BP4 dalam pembentukan keluarga yang sakinah. Namun yang menjadi pertanyaaan yang menggelitik, mampukah BP4 mengemban tugas pembinaan keluarga di saat problem rumah tangga yang rentan dan perkembangan arus teknologi yang demikian cepat?. Sejak BP4 didirikan 50 th yang lalu pada tanggal 3 januari 1960 dan dikukuhkan oleh keputusan Mentri Agama No 85 th 1961 diakui bahwa BP4 adalah satu satunya badan yang berusaha bergerak di bidang penasehatan perkawinan dan pengurangan perceraian. Fungsi dan tugas BP4 tetap konsisten melaksanakan UU No 1 th 1974 tentang perkawinan dan peraturan perundang-undangan lainya tentang perkawinan, oleh karenanya fungsi dan peranan BP4 sangat diperlukan masyarakat dalam mewujudkan koalitas perkawinan. Berdasarkan UU No 1 Tahun 1974 pembentukan keluarga diawali dengan perkawinan. Perkawinan yang dimaksud adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagiadan kekal berdasaran ketuhanan Yang Maha Esa. Dari rumusan tersebut, jelas menunjukkan bahwa undang-undang perfkawinan kita adalah undangundang religius bukan sekuler. Maka konsekuensinya adalah bagaimana keluarga yang terbentuk adalah keluarga yang
10 BAKTI 228/JUNI 2010
religius. Keluarga yang dilandasi dengan nilai-nilai dan norma ajaran Islam. Untuk mewujudkan kualitas keluarga dan perkawinan di tengah masyarakat yang bergerak dinamis dalam arus perbahan globalisasi, praktis memunculkan aneka tantangan (challenge) dan problematika yang menuntut strategi penanganan dan penyelesaiannya. Beberapa masalah yang muncul dalam dasawarsa terakhir menyangkut perkawinan dan keluarga berkembang pesat antara lain meningkatnya angka perceraian, kekerasan dalam berumah tangga, fenomena perkawinan sirri & poligami terselubung, serta perkawinan di bawah umur dan merebaknya kasus pergaulan bebas, serta pornografi mewarnai dinamika problematika perkawinan. Banyak persoalan muncul dalam rumah tangga, ada kekerasan terhadap istri, anak-anak, ada acara televisi yang tidak mendidik, tayangan media internet dengan mudah menyuguhkan perilaku negatif. Perkembangan arus teknologi tidak bisa dibendung perubahan perilaku masyarakat demikian cepat. Maka BP4 harus melakukan reposisi peran dan fungsinya agar lebih sesuai dengan kondisi dan perkembangan zaman. BP4 yang dulu merupakan badan semi di bawah Departemen Agama (kini Kementerian Agama) dan sejak munas ke-14 th 2009 berubah menjadi organisasi profesional yang bersifat sosial keagamaan sebagai mitra kerja Depertemen Agama dalan mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah. BP4 sejak didirikan telah banak melakukan upaya pembinaan rumah tangga. Sejak pasangan mendaftar pernikahan di KUA, sebelum pernikahan diharuskan mengikuti kursus calon pengantin. Demikian juga pasca pernikahan BP4 ikut berupaa membina, memberikan advokasi dan mediasi dalam mewujudkan keluarga sakinah. Historisitas BP4 dari sebuah Badan Penasihatan Perkawinan dan Penyelesaian perceraian setelah kasus perceraian di tangani Pengadilan Agama dan KUA melayani masalah nikah dan rujuk maka BP4 berubah jadi Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan. sehingga tugas BP4 demikian nulia dalam mempertahankan mahligai
rumah tangga. Dalam Al Qur’an banyak ayat membicarakan tentang penguatan bangunan rumah tangga, hanya sebagian kecil yang membicarakan masalah penguatan Negara, bangsa apalagi masyarakat, sebab keluarga adalah sendi dasar terciptanya masyarakat yang ideal mana mungkin negara dibangun diatas bangunan keluarga yang rentan perselisihan dan pertengkaran. Tuntutan BP4 ke depan, peran dan fungsinya tidak sekedar menjadi lembaga penasihatan tetapi juga berfungsi sebagai lembaga mediator dan advokasi. BP4 dituntut untuk dapat menjaga keutuhan sebuah keluarga maka sebelum pondasi rumah tangga dibangun, penasihatan calon penganten tidak hanya dilaksanakan 1 atau 2 jam tapi harus merupakan program terintegrasi dan terukur yang mengacu pada kurikulum sebagaimana Peraturan Direktur Jenderal Bimas Islam Nomor Dj.II/491 Tahun 2009 tentang Kursus Calon Pengantin bahwa dalam rangka meminimalisir tingginya angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga yanng salah satunya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan pemahaman calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga/keluarga serta untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah maka perlu dilakukan Kursus Calon Pengantin. Kursus Catin ini sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran yang meliputi materi : tatacara dan prosedur perkawinan, pengetahuan agama, peraturan perundangan di bidang perkawinan dan keluarga, hak dan kewajiban suami istri, kesehatan reproduksi, manajemen keluarga dan psikologi perkawinan dan keluarga. Penasihatan tidak hanya sebagai syarat formal ketika seseorang akan menikah akan tetapi menjadi persyaratan
substansial sehingga seseorang yang akan melangsungkan pernikahan telah paham dengan design rumah tangganya yang akan dibangun ke depan. Dalam Anggaran Dasar BP4 bertujuan untuk mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah menurut ajaran Islam untuk mencapai masarakat dan bangsa Indonesia ang maju, mandiri, bahagia, sejahtera, materiil dan spirituil. Maka Upaya dan usaha yang ditempuh antara lain memberikan bimbingan, penasihatan dan penerangan mengenai nikah, talak, cerai, rujuk kepada masyarakat baik perseorangan maupun kelompok, memberikan bantuan mediasi kepada para pihak yang berperkara di pengadilan agama, memberikan bantuan advokasi dalam mengatasi masalah perkawinan, keluarga dan perselisihan rumah tangga di peradilan agama, menurunkan terjadinya perselisihan serta perceraian, poligami yang tidak bertanggung jawab, pernikahan di bawah umur dan pernikahan tidak tercatat. Oleh karena itu yang diperlukan BP4 adalah memiliki mediator yang telah bersertifikat sehingga bisa menggunakan metode mediasi yang modern yang dapat memberikan bekal kepada calon manten dan memberikan panasehatan yang menyentuh hati para pihak yang berselisih untuk berdamai dan menjaga mahligai rumah tangganya. Semoga. Penulis, Kepala Seksi Pengembangan Keluarga Sakinah, Sekretaris I BP4 Propinsi DIY
REKAP SETORAN AWAL (WAITING LIST) CALON HAJI PROVINSI DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA TAHUN 2010 Kuota DIY
No.
Nama
1. 2. 3. 4. 5.
Kota Yogyakarta Kabupaten Bantul Kabupaten Sleman Kabupaten Gunung Kidul Kabapaten Kulon Progo Petugas Jumlah
Waiting List 2.895 4.716 6.609 1.714 1.582
23 3.091
17.516
Jumlah Calon Jamaah Haji Sampai dengan Kamis, 17 Juni 2010 Pukul 12.30 WIB Jumlah setoran awal saat ini : A. Kuota DIY Tahun 2010 B. Kuota DIY Tahun 2011 C. Kuota DIY Tahun 2012 D. Kuota DIY Tahun 2013 E. Kuota DIY Tahun 2014 F. Kuota DIY Tahun 2015
3.068 3.068 3.068 3.068 3.068 2.176
Sisa Kuota 2015 : 892
PREDIKSI PORSI SEMENTARA 2010 2011 2012 2013 2014
M/1431 M/1432 M/1433 M/1434 M/1435
H H H H H
Nomor Nomor Nomor Nomor Nomor
Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi
terakhir terakhir terakhir terakhir terakhir
sementara sementara sementara sementara sementara
s.d s.d s.d s.d s.d
1200019211 1200022378 1200025681 1200028786 1200031859
BAKTI 228/JUNI 2010
11
PE N D I D I K A N Mengembangkan Kreatifitas Anak Oleh Heni Wahyu Widayati
S
etiap orangtua, pasti menaruh harapan bahwa anaknya dapat meraih kesuksesan di masa depan. Namun, tidak banyak orangtua yang memahami bahwa kesuksesan itu sangat dipengaruhi oleh kreatifitas yang berkembang dengan baik. Pemegang peran utama dalam menumbuh-kembangkan kreatifitas tersebut adalah orangtua dan orang di sekelilingnya melalui pola asuh, baik di rumah maupun di sekolah. Makdusnya, tumbuh dan berkembangnya kreatifitas sangat dipengaruhi oleh orang dewasa yang berinteraksi dengan anak. Kreatifitas adalah kemampuan menghadirkan sesuatu yang baru yang memberikan kemanfaatan bagi siapapun dan hal ini diasumsikan sebagai modal kesuksesan. Ini harus diwujudkan dengan satu pola asuh yang wujudnya dapat ditelusuri dalam kehidupan masyarakat. Sering kita saksikan, ketika ibu-ibu bersama Istimewa anak balitanya berkumpul seperti ketika menunggu anak di sekolah. Sering kita dengar larangan-larangan yang terlontar terhadap tingkah anaknya. Larangan tersebut kadang berupa ucapan “jangan pegang tanah nak”, “jangan memanjat dik”, “jangan main air”, dan lain sebagainya. Semua larangan tersebut muncul tentu karena si ibu sangat sayang kepada anaknya sehingga takut anaknya kotor, jatuh, basah, dan lain-lain. Reaksi sang anak juga bervariasi, ada yang langsung menghentikan aktifitasnya, ada pula yang tetap asyik dengan dunianya itu. Apa yang mendasari sikap-sikap ini dan bagaimana dampak dari larangan tersebut? Kadangkala tidak pernah terlintas dalam benak orangtua bahwa larangan yang dilontarkan itu membawa berbagai dampak bagi perkembangan anak, baik positif maupun negatif. Sisi positif, orangtua dapat mengenalkan kepada anak bahwa bermain tanah menyebabkan kotor, bermain air bisa basah, memanjat pohon bisa jatuh, serta mengenalkan anak kepada norma-norma sopan santun. Aspek positif lain dalam sudut pandang orangtua adalah terhindarnya dari suatu yang tidak diinginkan, seperti menjadi kotor, basah atau jatuh yang dapat berakibat fatal. Sisi negatif, bahwa larangan-larangan itu telah menghalangi anak memperoleh pengalaman baru. Lebih berbahaya lagi jika larangan itu dilakukan secara keras dan di depan teman-temannya. Sikap orangtua yang demikian ini, dapat menimbulkan rasa takut pada anak dan tidak berani melakukan hal-hal baru. Akibatnya, kreatifitas anak tidak berkembang dengan baik dan akibatnya anak akan sering memiliki ketergantungan pada orang dewasa tentang boleh
12 BAKTI 228/JUNI 2010
atau tidak. Pada prinsipnya, gerakan melakukan hal-hal baru dilakukan karena anak memiliki rasa ingin tahu (curriuoussity). Sebagai gambaran, biasanya dia melihat orang-orang di sekitarnya selalu lebih tinggi darinya, maka dia mencoba memanjat untuk merasakan bagaimana rasanya berada sejajar dengan orang dewasa. Si anak bermain tanah karena ingin membuat bentukbentuk tiruan benda-benda di sekitarnya, seperti membuat maket rumah dengan ruangan-ruangannya. Dengan bermain air anak akan merasakan wujud benda baru tembus pandang, bisa dipercikkan dan sebagainya. Manusia dibekali dengan akal pikiran sebagai modal daya cipta, sehingga hasrat mencipta dan menemukan sesuatu yang baru selalu muncul dan inilah yang disebut dengan hasil kreatifitas Jika rasa ingin tahu sering mendapat hambatan, bisa jadi anak akan cenderung melanggar larangan tersebut secara sembunyi atau terang-terangan. Mengapa demikian? Dorongan rasa ingin tahu atau ingin merasakan hal-hal baru bagi anak yang kreatif sangat kuat. Ia ingin membuktikan kebenaran dari larangan orangtua atau ia ingin menunjukkan bahwa dia bisa, tanpa memahami maksud larangan orangtuanya. Hal ini semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan pengalaman baru. Orangtua harus memahami perkembangan tersebut dan sebaiknya memfasilitasi keinginan anak, mengontrol dan membimbing secara bijaksana, sehingga kreatifitas berkembang secara optimal. Di lingkungan sekolah, sering pula dijumpai pendapat
dan sikap pendidik serupa dengan orangtua pada umumnya. Pendidik sering merasa kesal dengan tingkah siswanya yang punya aktifitas lebih dibanding siswa-siswa lain. Sikap ini dianggap melanggar aturan, karena ada pendidik beranggapan bahwa siswa yang baik adalah yang selalu diam dan taat. Analisis Psikologis tentang Kreatifitas. Fenomena yang berupa deskripsi bahwa ada perbedaan cara pandang antara orangtua atau pendidik pada satu sisi dan anak atau peserta didik pada sisi lain. Sebagian orangtua masih beranggapan bahwa anak adalah miniatur orang dewasa sehingga dianggap harus memiliki pemahaman sebagaimana yang dipahami orangtua. Dalam dunia pendidikan, kesalahan persepsi tersebut bisa berakibat tumpulnya daya cipta yang menghambat kreatifitas anak. Pendidik tidak memberi peluang untuk bereksplorasi dan berkreasi. Padahal realitas dalam kehidupan ini berbagai penemuan baru muncul karena kreatifitas. Adanya alat komunikasi yang memanjakan kehidupan manusia, berawal dari rasa ingin tahu yang mendalam dan merupakan kreatifitas A. Graham Bell sebagai penemunya. Ditemukanya ilmu perbintangan adalah hasil kreatifitas Al Biruni dan lahirnya ilmu kedokteran adalah hasil kerja keras Ibnu Sina dan banyak temuan lainnya sebagai hasil kreatifitas. Bandingkan dengan kisah berikut. Sebut saja namanya Laila. Suatu ketika ibunya merasa tertegun karena Laila dipercaya mendesain dekorasi panggung dengan ukuran sangat besar serta membuat ornamen-ornamen cantik di sebuah pondok pesantren ternama dengan ribuan santri. Konsep rancangan panggung yang ditawarkan mengalahkan rancangan konsep santri lain. Selain kemampuan tersebut adalah anugrah Yang Maha Kuasa, tentu ada faktor-faktor ikhtiar manusiawi sebagai pendukungnya. Apakah faktor tersebut? Tidak pernah terbayangkan jika faktor tersebut adalah dukungan orangtua yang hanya berupa kata-kata “bagus”. Pada suatu ketika Laila mengungkapkan perasaan kepada ibunya, “Tahu ndak Bu, mengapa aku menjadi bisa (melukis/mendesain)? Itu karena Ibu selalu bilang bagus ketika aku menggambar, sehingga aku jadi percaya diri”. Cerita singkat tersebut merupakan salah satu fakta yang mendukung kebenaran teori bahwa bermain mendasari kreatifitas. Anak membutuhkan pengalaman-pengalaman baru dalam kehidupannya. Berbagai pengalaman tersebut menjadi modal bagi munculnya kreatifitas dan sebaiknya anak-anak tidak kehilangan masa bermainnya. Pada umumnya orang beranggapan bahwa anak yang ekspressif tergolong anak nakal. Pandangan tersebut tidak selamanya benar, karena kemungkinan ekspressif merupakan refleksi dari adanya kemauan kuat yang muncul dari bibit kreatifitas. Seperti yang dikatakan Joyce Wycof dalam bukunya “Menjadi Super Kreatif Melalui Pemetaan Pikiran”, bahwa ada empat ciri orang kreatif yaitu, memiliki keberanian (berani menghadapi tantangan dan tidak takut gagal), ekspresif (tidak takut menyatakan pimikiran dan perasaannya), humor, dan memiliki Intuisi. Dalam hal ini Joyce menyampaikan bahwa otak kita memiliki potensi yang tidak terbatas dalam menghasilkan ide. Otak dapat bekerja maksimal apabila kita membiarkan ide mengalir bebas sebelum ada upaya untuk menatanya. Tokoh
lain Matti Bergstrom menjelaskan bahwa orang menjadi kreatif ketika mereka sedang santai. Dari dua pendapat ini diketahui bahwa suasana santai yang diperoleh otak, memberi kontribusi munculnya ide baru sebagai suatu kreatifitas. Proses munculnya kreatifitas menurut Joyce adalah diawali tahap persiapan yaitu mengumpulkan informasi, diikuti dengan tahap iluminasi (memberi waktu bagi pikiran untuk beristirahat dan mengumpulkan energi). Ketiga tahap iluminasi yaitu saat muncul jawaban secara tiba-tiba. Keempat, implementasi yaitu menyelesaikan masalah praktis. Matti Bergstrom menemukan bahwa “otak digambarkan sebagai sebuah sistem bipolar (dua kutub) yaitu batang otak paling bawah, di bawah otak besar dan otak kecil yang menghasilkan sinyal-sinyal acak yang di sebut sebagai pembangkit peluang. Satunya adalah kortek pembangkit pengetahuan yang menghasilkan informasi yang teratur. Pertempuran ide-ide antara dua kutub tersebut akan menghasilkan bentuk-bentuk baru, sebuah fenomena yang disebut kreatifitas. Jika aliran ide ini dihambat maka akan beresiko kehilangan ide-ide yang kemungkinan bermanfaat. Menumbuhkan Kreatifitas Semestinya orangtua dan pendidik menyadari bahwa pembelajaran adalah ajang penemuan dan eksplorasi anak di bawah bimbingannya. Anak yang banyak aktifitas tidak divonis sebagai anak nakal. Bisa jadi hal ini muncul karena persoalan psikologis di rumah, atau bahkan perilaku tersebut merupakan bagian ciri anak kreatif. Jika kreatifitas anak dipahami supaya mendapat ruang dan dukungan moral-material dari orangtua, maka harus mendapat dukungan yang sama dalam dunia pendidikan. Implementasi strategisnya adalah dalam proses kegiatan belajar mengajar. Paradigma lama tentang kegiatan belajar mengajar, menuntut anak duduk diam dengan tangan bersimpuh, terbantahkan oleh teori dan fakta empiris kontemporer, bahwa anak adalah subyek pendidikan. Maka muncullah konsep CBSA, yang diikuti oleh konsep-konsep lainnya, pendekatan Contectual Teaching Learning, PAKEM, dan lain-lain. Berdasarkan pendapat Matti Bergstrom bahwa kreatifitas akan muncul dalam suasana santai, maka pembelajaran yang memunculkan kreatifitas adalah yang mengandung unsur menyenangkan. Selanjutnya menurut Joyce, bermain merupakan prosses kreatifitas.Bentuk-bentuk pembelajaran yang mengandung unsur permainan seperti; bermain peran, kuis, pesan berantai, sosio drama, peer teaching, diskusi, demonstrasi, observasi, experience learning, sesering mungkin diterapkan. Memang akan dibutuhkan energi ekstra, karena pendidik harus banyak membaca teori metode pembelajaran, mempersiapkan skenario pembelajaran (RPP), sekaligus menjadi fasilitator yang prima. Budaya tuntutan menjawab soal uraian dengan satu kalimat yang sama, mesti mulai diganti dengan membiarkan anak menjawab pertanyaan dengan bahasanya sendiri, yang penting konsepnya benar. Penulis, guru PAI SMP-SMK Diponegoro Depok Sleman
BAKTI 228/JUNI 2010
13
sir Taf
tik a Tem
Diasuh oleh Ja’far Arifin
Shalat Sebagai Penghapus Dosa Perhatikan firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 114 :
Artinya : “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Sebab Turun Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud, bahwa seorang laki-laki setelah mencium seorang wanita, kemudian datang menghadap Rasulullah Saw., dan menceritakan kejadian yang baru dialaminya itu. Maka Allah menurunkan ayat ini yang menegaskan bahwa kejahatan itu dapat diampuni dengan melaksanakan shalat lima waktu. Kemudian orang itu berkata kepada Nabi, “Apakah ini hanya berlaku bagi orang sekarang saja ?”. Nabi Saw. menjawab, “Untuk semua umatku.” Dalam riwayat lain oleh At-Tirmidzi yang bersumber dari Abil Yasar, dikemukakan bahwa Abil Yasar kedatangan seorang wanita yang membeli kurma. Ia berkata, “Di rumahku ada kurma yang lebih baik dari ini.” Maka masuklah wanita itu bersamanya dan ia merangkul dan menciumnya.” Setelah itu ia menghadap kepada Rasulullah Saw dan menerangkan kejadian tersebut. Maka bersabdalah Rasul Saw. “Beginikah engkau bila dititipi seorang isteri oleh suaminya yang sedang berperang?” Abil Yasarpun tertunduk kepalanya sangat lama. Berkenaan peristiwa ini, maka turunlah ayat tersebut di atas, yang memerintahkan untuk mendirikan shalat lima waktu, karena perbuatan yang baik dapat menghapus perbuatan yang tercela.” Tafsir Ayat Ali bin Abi Thalib meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Ra, bahwa yang dimaksud “Tharafayi al-nahari”, kedua tepi siang (pagi dan petang), yaitu shalat shubuh dan shalat maghrib. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Al-Hasan dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dalam riwayat Qatadah, AdhDhahhak dan lainnya. Sedang menurut Mujahid, maksud kedua tepi, adalah shalat shubuh di awal siang dan shalat dzuhur serta shalat ‘ashar di akhirnya. Pendapat ini sama dengan yang dikatakan oleh Muhammad bin Ka’ab al-Quraizhi dan Ad-Dhahhak dalam satu riwayat. Adapun maksud wazulafan min al-laili, menurut Ibnu ‘Abas, Mujahid, Al-Hasan dan yang lainnya, adalah shalat
14 BAKTI 228/JUNI 2010
isya. Akan tetapi berbeda dengan pendapatnya Ibnu Mubarak bin Fudhalah dari Al-Hasan bahwa maksudnya adalah shalat maghrib dan shalat isya. Ini sejalan dengan pendapat Muhammad bin Ka’ab, Qatadah, dan Adh-Dhahhak. Seperti sabda Rasulullah Saw., “Huma zulafa al-laili al-maghribu wa alisya’u.” Dua shalat pada permulaan malam adalah shalat maghrib dan shalat isya’. Adapun ayat inna al-hasanati yudzhibna al-sayyiat, yaitu bahwa perbuatan yang baik dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan para penulis kitab Sunan, dari Ali bin Abi Thalib Ra, ia berkata, “Dahulu setiap kali aku mendengar suatu hadits dari Rasulullah Saw., niscaya Allah memberikan kepadaku manfaat dari hadits itu. Dan apabila seseorang membicarakan hadits kepadaku, aku meminta ia bersumpah. Dan jika ia telah bersumpah, aku mempercayainya. Abu Bakar menyampaikan hadits kepadaku dan ia adalah seorang yang jujur, bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda, yang artinya : “Tidaklah seorang mukmin melakukan perbuatan dosa, kemudian ia berwudhu dan mengerjakan shalat dua raka’at, kecuali ia akan diampuni.” (HR.Ahmad, Abu Dawud,An-Nasa’i, Ibnu Majah, At-Tirmidzi). Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abu Hurairah Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, yang artinya : “Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at (berikutnya), dari Ramadhan ke Ramadhan (berikutnya) adalah penghapus dosadosa yang ada di antara keduanya selama seseorang tidak mengerjakan dosa-dosa besar.” Lebih mulia lagi bagi orang Islam yang menegakkan shalat dengan khusyu’, maka disamping shalatnyua sebagai penebus dosa yang telah dilakukan, ia juga akan dibebaskan dari hisab kelak di akherat. Semua amalan yang telah dilakukan di dunia akan dinilai baik apabila shalat yang dilakukannya dengan baik pula. Ibrah Ayat tersebut di atas mengandung pelajaran yang sangat berhaga, bahwa kaum muslimin dalam mendirikan shalat harus lengkap dengan syarat dan rukunnya, tetap dikerjakan lima kali dalam sehari semalam menurut waktu yang telah ditentukan, yaitu shalat shubuh, dzuhur, asar, maghrib dan isya. Ibadah shalat bernilai sangat spesifik, dimana shalat merupakan perintah yang langsung diberikan Allah kepada Nabi Muhammad Saw dalam peristiwa mi’rajnya, untuk Beliau dan umatnya, tanpa melalui perantara. Berbeda dengan perintah lainnya semisal puasa, zakat, haji, yang datangnya melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena itu dibalik kekhususan ibadah shalat, sungguh mengandung hikmah dan faedah yang sangat dalam. Salah satunya bahwa shalat sebagai media penghapus perbuatan dosa, serta sebagai perisai dari perbuatan keji dan munkar. Wallahu a’lam.
K EE SS EE HH AA TT AA N
Diasuh oleh dr. Tejo Katon, S.Si, MBA
Sering Keputihan Ass. Dokter Tejo, Saya 34 tahun ibu dari 2 anak, hampir 5 tahun memakai KB spiral. Awalnya jarang keputihan, tetapi 3 tahun terakhir ini sering keputihan dan jika capek pinggang sebelah kanan dan perut bagian bawah sakit. Setelah 5 tahun saya baru kontrol sekali, karena saya takut jika kontrol harus maaf dilihat dari bawah. Saya juga pernah ke dokter kandungan tetapi katanya tidak ada penyakit apa-apa, masalah adanya keputihan waktu itu dikasih obat keputihan dan 3 bulan keputihan itu sembuh, tetapi sekarang kambuh lagi. Yang ingin saya tanyakan, tentang keputihan dok? tolong jelaskan? Terimakasih. Wassalam. X, Yogyakarta, 085 717416xxx Jawab
:
Ibu X, di Yogyakarta, yang terhormat. Pertanyaan ibu hampir sama dengan 2 penanya yang lain. Untuk itu mudah-mudahan jawaban ini dapat mewakili semuanya. Dari analisa saya terhadap masalah tersebut, kemungkinan besar ibu mengalami infeksi genitalia interna yakni proses peradangan akibat mikroorganisme pada alat kelamin dalam wanita dengan gejala keputihan (fluor albus), Bila infeksi menyebar ke rahim dan saluran telur maka dapat terjadi demam disertai gejala nyeri perut bagian bawah kanan/kiri dan disebut penyakit radang panggul (pelvic inflamatory disease). Ibu harus segera berobat ke dokter kebidanan untuk diperiksa secara menyeluruh kondisi alat kelamin dalam (vagina, rahim, saluran telur, ovarium). Keputihan yang sifatnya banyak itu dapat terjadi karena kelebihan hormon, infeksi kuman (n. gonorrhoeae, candida albicans, dan lain-lain), infeksi protozoa (trichomonas). Untuk memastikan penyebab maka penting dilakukan pemeriksaan mikrobiologis cairan keputihan dengan mikroskop atau dilakukan pembiakan (kultur) kuman. Hubungan intim memang harus dihindari selama kurun waktu tertentu tergantung berat ringannya penyakit dan kuman penyebab, karena dapat menular kepada pasangannya. Bila penyebabnya mikroorganisme, maka ibu akan mendapat obat antibiotik injeksi (suntikan) dapat diulang atau diteruskan menggunakan obat minum.
Definisi Keputihan, atau dalam istilah medisnya disebut Fluor albus (fluor=cairan kental, albus=putih) atau Leukorhoea, secara umum adalah keluarnya cairan kental dari vagina yang bisa saja terasa gatal, rasa panas atau perih, kadang berbau, atau malah tidak merasa apa-apa. Kondisi ini terjadi karena tergangggunya keseimbangan flora normal dalam vagina, dengan berbagai penyebab. Gejala keputihan dibagi 2 kelompok, yakni: gejala Keputihan yang bukan penyakit (non patologis), dan gejala keputihan yang disebabkan penyakit (patologis) Gejala keputihan bukan karena penyakit : · Cairan dari vagina berwarna bening, Tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal serta jumlah cairan bisa sedikit, bisa cukup banyak Gejala keputihan karena penyakit : · Cairan dari vagina keruh dan kental, Warna kekuningan,
keabu-abuan, atau kehijauan, Berbau busuk, anyir, amis, terasa gatal, Jumlah cairan banyak Keputihan tidak menyebabkan Kanker. Keputihan yang disebabkan penyakit dan dibiarkan tidak diobati sampai lama, adakalanya menyebabkan kemandulan karena penyebaran infeksi. Sedangkan keputihan yang bukan karena penyakit, tidak menyebabkan kemandulan. Seperti halnya gejala keputihan, penyebab terjadinya Keputihan dapat disebabkan kondisi non patologis (bukan penyakit), dan kondisi patologis (karena penyakit) Penyebab Non Patologis (bukan penyakit) : · Saat menjelang Menstruasi, atau setelah Menstruasi, Rangsangan Seksual, saat wanita hamil, Stress, baik fisik maupun psikologis Penyebab Patologis (karena penyakit) : · Infeksi Jamur (kebanyakan jamur Candida albicans) · Infeksi bakteri (kuman E. coli, Sthaphilococcos) · Infeksi Parasit jenis Protozoa (umumnya Trichomonas vaginalis) · Penyebab lain bisa karena infeksi Gonorhoe (GO/ Kencing nanah). Bisa pula karena sakit yang lama, kurang gizi, anemia, dan faktor hyegiene (kebersihan). Hal lain yang juga dapat menyebabkan keputihan antara lain: pemakaian tampon vagina, celana dalam terlalu ketat, alat kontrasepsi, rambut yang tak sengaja masuk ke vagina, pemakaian antibiotika yang terlalu lama dan lain-lain. Kanker leher rahim juga dapat menyebabkan keputihan, tetapi bukan berarti keputihan menyebabkan kanker. Pengobatan keputihan bergantung kepada penyebabnya. Untuk keputihan ringan, cukup dengan membersihkan dengan antiseptik vagina sesuai anjuran dokter. Sedangkan keputihan akibat infeksi, mutlak diperlukan anti infeksi. Pencegahan · Jaga Kebersihan Vagina (bersihkan dengan air bersih, sedangkan pemakaian cairan antiseptik hanya atas saran dokter), Hindari celana dalam ketat apalagi yang berbahan nylon, sebaiknya pakai bahan katun dan jangan lupa ganti setiap hari, Membasuh atau membilas vagina dari depan ke belakang, Menghindari duduk di toilet umum (kecuali terpaksa, setelahnya bilas dengan air bersih) dan Ganti pembalut (di kala menstruasi) tepat waktu.
BAKTI 228/JUNI 2010
15
Refleksi Hari Anak Nasional “Ibu-ibu bapak-bapak/ Siapa yang punya anak/ Bilang aku/ Aku yang tengah malu/ Sama teman-temanku/ Karena cuma diriku yang tak laku-laku...” iapa yang tak kenal dengan lirik lagu di atas. Sebagian besar dari kita tentu tak asing dengan lirik lagu tersebut. Lagu ini memang pernah populer di masyarakat. Hanya patut disayangkan, tidak hanya orang dewasa yang menyanyikannya, anak-anak pun turut menyanyikannya, baik di rumah maupun saat sedang mengikuti kontes menyanyi. Bukannya menyalahkan, hanya saja mengapa yang dinyanyikan bukan lagu untuk anak-anak yang sesuai dengan umurnya? Apakah karena saat ini sudah tidak ada lagu yang khusus untuk anakanak, ataukah memang ada hanya saja kurang populer? Anak sebaiknya menerima pelajaran atau hal-hal lain yang sesuai dengan umurnya sehingga pertumbuhan fisik dan mentalnya dapat berkembang dengan baik. Ibarat lembaran kertas yang masih putih, ia siap untuk diberikan tulisan di atasnya. Jika yang ditulis baik, maka baik pula hasilnya. Namun sebaliknya, jika terkena noda, maka akan sulit untuk menghilangkannya. Kalaupun bisa, tentunya meninggalkan bekas. Oleh karena itu, selagi mereka masih kecil dan polos, marilah memberikan bekal yang terbaik yang dapat bermanfaat baginya ketika dewasa nanti. Anak ibarat permata keindahan yang tidak bisa diganti dengan barang berharga manapun. Banyak keluarga yang mendambakan memiliki anak, tetapi belum diberikan kesempatan oleh Tuhan. Mereka menggunakan berbagai macam cara demi memenuhi harapannya tersebut. Disamping itu, tidak sedikit pula orang tua yang menyia-nyiakan anak kandungnya sendiri. Bahkan yang lebih ekstrim, ada yang tega membunuh anak kandungnya sendiri dengan berbagai alasan, seperti takut anaknya menderita karena orang tuanya miskin ataupun mendapat bisikan gaib yang memintanya untuk membunuh anaknya sendiri. Tidak sedikit pula anak-anak yang mengalami kekerasan baik secara fisik maupun mental, mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang terdekatnya dan berbagai macam perlakuan tak pantas lainnya. Selain itu, fenomena yang terjadi sekarang ini adalah banyaknya orang tua yang mengeksploitasi anaknya dengan mengikuti berbagai macam kontes dengan harapan anaknya nanti dapat terkenal dan menjadi ’bintang’. Mengasah bakat anak memang tidak ada salahnya, tapi sebaiknya disesuaikan dengan porsinya. Misalnya ketika kontes menyanyi, sebaiknya yang dinyanyikan lagu anak-anak bukan lagu dewasa, apalagi jika liriknya berisi kisah cinta. Contoh lainnya dapat kita lihat di televisi, tidak sedikit anak yang sebenarnya
16 BAKTI 228/JUNI 2010
Dok. BAKTI
S
masih masanya bermain, akhirnya harus hilang masa kecilnya untuk syuting dan mencari uang. Seperti kita ketahui, di Indonesia, tidak hanya hari Ibu yang diperingati secara nasional, hari anak pun juga diperingati secara nasional. Sejarah hari anak nasional bermula dari gagasan Alm. Soeharto, mantan presiden kita, yang melihat anak-anak sebagai aset kemajuan bangsa, sehingga mulai tahun 1984 berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 44 tahun 1984, ditetapkanlah setiap tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional. Tidak hanya itu, Pemerintah pun turut menjamin hak anak, ini dapat dilihat dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 pasal 28 B ayat 2 yang berbunyi,”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.” Semoga hari anak kali ini menjadi refleksi bagi orang tua bahwa sesungguhnya anak merupakan titipan Tuhan yang mempunyai hak sesuai dengan tingkat usianya, misalnya hak untuk bermain, mendapat kasih sayang dan hak untuk mendapatkan pendidikan. Masa depan anak tergantung pada perlakuan orangtuanya karena dalam perkembangannya nanti pasti mengalami perubahan baik fisik maupun mental dengan peran orang-orang terdekatnya. Peran serta dari para orang tua untuk lebih bijak dalam mendidik dan mengembangkan bakat anaknya sangat dibutuhkan. Semoga generasi mendatang dapat lebih baik dari pada generasi sekarang.Andi Dari berbagai sumber
TA M U K I T A Herfan, S.Ag (Qori Internasional)
“....Sebagian Mimpi Saya Sudah T er wujud” Ter erwujud” “
K
acang ninggalke lanjaran” itulah pepatah jawa yang tepat untuk menelusuri dan mengetahui latar belakang kehidupan tamu kita kali ini. Herfan, S.Ag sebuah nama yang singkat terlahirkan dari pasangan H.M. Said seorang qori’ yang cukup disegani dan Hj. Siti Khadijah di sebuah desa yang bernama Stowe Brang Kecamatan Utan Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10 September 1971. Kalau yang sering didengar dan dilihat tentang Sumbawa adalah sebuah wilayah yang penuh padang rumput nan menghijau dan banyak ternak serta terkenal dengan susu kuda liarnya. Akan tetapi daerah Stowe Brang tidaklah demikian. Suhu udara dan cuacanya panas lagi berdebu. Cuaca dan kondisi alam yang demikianlah yang kemudian membentuk karakter dan kemauan keras seorang Herfan cilik. Ditambah kehidupan keluarganya yang mana kedua orang tuanya adalah petani dan guru ngaji. Pendidikan yang ditempuhnya dari pendidikan dasar sampai menengah beragam. Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN VI Utan Sumbawa Besar dan lulus tahun 1984. Jenjang sekolah menengah pertama di selesaikan tahun 1987 di SMP Muhammadiyah Utan yang tidak jauh dari rumahnya. Sedangkan tingkat pendidikan atas di MAN Mataram dan diselesaikannya pada tahun 1990. Cita-cita yang Harus Terwujud Berbagai prestasi dan apa yang diraihnya saat ini bukanlah sesuatu yang instan. Banyak kisah suka dan duka serta perjuangan yang dialaminya. Semuanya berawal ketika kurang lebih 35 tahun silam, sambil mendekap sebuah radio yang menyiarkan secara live MTQ Tk Nasional yang saat itu berlangsung di NTB. Herfan kecil di saat itu membayangkan dan barandai-andai jika dirinya menjadi seorang qori’ t e r k e n a l . Kebetulan saat itu yang didengarnya adalah lantunan tilawah Muamar (yang kemudian menjadi qori’ internasional dan menjadi idolanya). U n t u k mewujudkan apa
yang menjadi impiannya itu ia belajar dan nyantri kepada H. Abdul Gani yang tidak lain kakeknya sendiri. Beliau adalah seorang alim yang pernah lama belajar di Mekkah dan mempunyai santri banyak di wilayah Utan. Di samping orang yang terpandang dan mem-punyai kekayaan yang banyak. Kakek Abdul Gani lah yang memberikan dasar-dasar tentang tilawah. Akan tetapi ke-sempatan untuk belajar dan mendapatkan bimbingan dari kakeknya tidak berjalan begitu lama. Karena beberapa saat kemudian Allah berkenan memanggil ke haribaan-Nya. Untuk melanjutkan belajar tilawah sepeninggal kakeknya Herfan kemudian dibimbing dan diasuh oleh ayahnya sendiri yang memang juga mempunyai kemampuan di bidang tilawah atau qiro’ah dan hakim di berbagai musabaqah Al Qur’an. Yang demikian berlangsung sampai tiba saatnya meninggalkan daerah dan keluarga tercinta untuk hijrah ke Yogyakarta. Yogyakarta dan Capaian Prestasinya Selesai dan menamatkan belajar dari MAN dengan dilandasi motivasi untuk belajar ilmu dan meneruskan ke Perguruan Tinggi serta pertimbangan ada saudara di Jawa, bungsu dari 4 bersaudara (2 kakak lakilaki dan 1 perempuan) membulatkan niat dan tekad pergi merantau ke Yogyakarta yang pada tahun 1990-an masih terkenal dengan julukan Kota Pendidikan. Demi melanjutkan ilmu yang diperoleh di bangku aliyah maka dipilihlah Universitas Islam Indonesia (UII) Fakultas Syari’ah Jurusan Ahwalus Syakhsiyah. Gelar Sarjana Agama (S.Ag) diraihnya pada tahun 2000. Rentang waktu 10 tahun ternyata tidak dihabiskan di kampus. Sebab karena alasan ekonomi maka penikmat rujak ini harus memutuskan untuk “time out” meninggalkan Yogyakarta menuju Batam. Waktu tiga tahun di Batam digunakannya untuk mem-berikan pembinaan dan pelatihan tilawah pada sebuah yayasan yang bergerak di bidang sosial keagamaan. Setelah dirasa cukup bekal yang BAKTI BAKTI228/JUNI 229/JULI 2010 17 17
Herfan, S.Ag, dengan Trophy kemenangannya. diperolehnya kembalilah Herfan muda ke Yogyakarta. “Terus terang tujuan ke Batam semata-mata agar studinya bisa dilanjutkan walaupun tidak selesai tepat waktu dan alhamdulillah pihak kampus masih mau menerimanya kembali sebagai mahasiswa”, kenang Herfan kepada BAKTI. Semasa kuliah inilah banyak kenangan yang dialami oleh Herfan hingga membawanya kepada kehidupan yang sekarang. Salah satunya perkenalannya dengan mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang juga tetangga kos. Sebab inilah yang kemudian menjadi “takdir” bahwa Gunungkidul dan Yogyakarta adalah ladang amal. Karena disanalah ia membina keluarga bersama isteri tercinta Dwi Mini Astuti, S.Pd yang dinikahinya tahun 2002. Di Semanu (timur Wonosari + 8 km) terlahir Nabila Shofiatus Sholiha dan Nury Maulidatus Sholiha. Di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul mengabdikan dirinya sebagai Penyuluh Agama Honorer (PAH) dan mulai tahun 2010 diangkat menjadi pegawai negeri sebagai Penyuluh Agama Islam. Talenta yang dimilikinya terus diasah. Keinginan untuk menggapai apa yang menjadi impian akhirnya mempertemukannya dengan Qori’-Qori’ah ternama diantaranya Hj. Marlina, Ustadz Anang Acil dan Muhammad Nur. Kepada mereka Herfan belajar dan mendapatkan bimbingan. Keseriusannya belajar tilawah dan kemudian mengikuti berbagai seleksi dan musabaqah Al Qur’an untuk menambah jam terbang dan semakin mengasah bakat yang dimilikinya. Rekaman dan catatan prestasi yang ditorehkannya dan BAKTI229/JULI 228/JUNI2010 2010 18 BAKTI
masih diingatnya antara lain juara I Adzan Tk Nasional pada Festival Wali Songo tahun 2003, juara I MTQ RRI dan TVRI tahun 2006, juara I STQ Nasional tahun 2007 di Jakarta yang kemudian mendapatkan hadiah berangkat ibadah haji dan mengantarkannya mengikuti MTQ Tk Internasional di Teheran Iran tanggal 7-17 Agustus 2007 dan menjadi juara favorit. Kesempatan yang sangat berharga dialaminya pada acara kenegaraan dan bertemu dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono tatkala menjadi qori’ pada peringatan Maulud Nabi Muhanmmad SAW tahun 2008 di Istana Negara. Terakhir prestasi yang diraihnya adalah juara I MTQ Nasional ke 23 tahun 2010 di Bengkulu untuk cabang qiro’at sab’ah dan mewakili Indonesia untuk cabang yang sama di tingkat Internasional pada tahun 2010. Dan tentunya beberapa hasil kejuraan yang lain baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Khusus untuk keberhasilannya pada MTQ Nasional di Bengkulu yang berlangsung dari tanggal 5-12 Juni 2010 lalu menjadi sejarah tersendiri bagi kafilah MTQ Yogyakarta dan tonggak pembinaan tidak hanya cabang tilawah/qiro’at sab’ah akan tetapi juga tahfizh, khat dan yang lainnya. Karena hampir 20 tahun nyaris tak ada prestasi yang bisa diraih kafilah MTQ/STQ Yogyakarta di even nasional. Terakhir tahun 1991 pada MTQ Nasional ke 16 di Yogyakarta memperoleh juara I cabang tilawah atas nama Marlina dan Chumaidi untuk cabang khat. Tiga hal yang menjadi pertimbangan manakala kemudian banyak permintaan untuk menjadi pembina dan pelatih tilawah di berbagai tempat. Pertama, kemampuan dan prestasi seseorang pasti ada batasnya. Kedua, memberikan kemanfaatan pada orang lain dan ketiga, perlunya regenerasi. Oleh karena lembaga, instansi dan elemen masyarakat yang meminta untuk dilatih dijalaninya dengan senang hati. Diantaranya Telkom, AURI, BPD Yogyakarta, Masjid Syuhada, AMM dan di beberapa pondok pesantren. Bahkan setiap Senin sore bertempat di Masjid Agung Al Ikhlas Wonosari dengan tekun membimbing dan membagikan ilmunya bagi para peserta pembinaan dan pelatihan tilawah. Di tengah keseriusan mempersiapkan buah hatinya (Shofi) menjadi penerusnya, lantas tidak menyurutkan niatnya dan mengurangi keinginan orang datang ke rumahnya untuk mendapatkan bimbingan langsung belajar tilawah. Bahkan lebih dari itu masih bisa berbagi waktu dengan memenuhi permintaan beberapa LPTQ provinsi dan kabupaten di Jawa maupun luar Jawa dalam mempersiapkan kafilahnya di ajang MTQ maupun STQ. Lebih jauh ketika ditanyakan apa yang menjadi faktor atas berbagai keberhasilan dan prestasi yang diraihnya, penyuka lari pagi untuk menjaga staminanya tetap fit ini menyampaikan tiga hal yaitu tidak memasang target juara ketika mengikuti perlombaan, tampil tanpa beban dan senantiasa memohon do’a orang-orang yang mendukungnya. Terakhir menutup perbincangannya dengan BAKTI, sambil menyitir sebuah hadits “khoirukum man ta’allamal qur’ana wa ’allamahu” mengajak kepada umat Islam untuk mencintai Al Qur’an dan menyiapkan generasi Qur’ani di tengah gempuran kebudayaan dan informasi teknologi yang semakin dahsyat. Aminudin Rosjid
Dok. BAKTI
Singkong Keju Bakar
Bahan: · 1 kg singkong, kupas · 7 sendok makan mentega · 2 batang seledri, cincang halus · 1 sendok the gula halus · 10 sendok makan keju, parut · 2 sendok makan mentega Cara membuat: 1. Kukus singkong hingga empuk, angkat, haluskan 2. Campur singkong dengan mentega, gula halus, seledri. Aduk-aduk hingga rtaa. 3. Masukkan adonan ke dalam loyang, padatkan. Potong-potong. 4. Panaskan mentega di atas grill pan, masak singkong hingga kecoklatan. ANgkat 5. Sajikan singkong dengan taburan keju. (Madea)
Bola Kentang Kelapa Muda
Bahan: · 200 gram kentang, kukus, haluskan. · 5 sendok makan tepung ketan · 1 butir kelapa muda, parut · 6 mata nangka, potong dadu · ¼ sendok the garam · 2 sendok makan gula palm untuk taburan Cara membuat: 1. Campur kentang, tepung ketan, kelapa, nangka, garam. Aduk rata. 2. AMbil satu sendok makan adonan, bentuk menjadi bola-bola. 3. Goreng bola-bola kentang hingga matang,. ANgkat, tiriskan. (Madea)
BAKTI 228/JUNI 229/JULI 2010 BAKTI 2010 19 19
Penuh Vitalitas dengan Tapak Liman tenggorok, radang mata. 2. Dysentery, diare, gigitan ular. 3. Epidemic encephalitis B., batuk seratus hari (Pertusis). 4. Sakit kuning, memperbaiki fungsi hati, busung air (ascites). 5. Radang ginjal yang akut dan kronik. 6. Bisul, eksema. 7. Kurang darah (anemia), radang rahim, keputihan. 8. Mempermudah proses kelahiran, pengobatan sesudah bersalin. 9. Pelembut kaki, peluruh dahak, peluruh haid, pembersih darah, pengelat. Pemakaian : 15-30 gram rebus. Cara Pemakaian : 1. Hepatitis: 120-180 gram akar segar + daging, rebus, minum, selama 4-5 hari 2. Biri-biri : 30-60 gram seluruh tanaman, 60-120 gram tahu, air secukupnya ditim, makan. 3. Perut kembung: 60 gram batang direbus, dibagi 2 kali minum. Tapak Liman ada juga yang memanfaatkannya dalam bentuk tunggal, yaitu berupa kapsul berisi simplisia tanaman tapak liman. Khasiatnya cukup beragam, tapi umumnya dimanfaatkan untuk menyembuhkan hepatitis, anemia, keputihan, beriberi, dan pemacu gairah seksual di Asia Tenggara bagian utara.
T
apak Liman yang punya nama asing Elephantopus scaber L ini tumbuh liar di lapangan rumput, pematang, kadangkadang ditemukan dalam jumlah banyak, terdapat di dataran rendah sampai dengan 1.200 m di atas permukaan laut. Terna tahunan, tegak, berambut, dengan akar yang besar, tinggi 10 cm - 80 cm, batang kaku berambut panjang dan rapat, bercabang dan beralur. Daun tunggal berkumpul di bawah membentuk roset, berbulu, bentuk daun jorong, bundar telur memanjang, tepi melekuk dan bergerigi tumpul. Panjang daun 10 cm - 18 cm, lebar 3 cm - 5 cm. Daun pada percabangan jarang dan kecil, dengan panjang 3 cm - 9 cm, lebar 1 cm - 3 cm. Bunga bentuk bonggol, banyak, warna ungu. Buah berupa buah longkah. Masih satu marga tetapi dari jenis lain, yaitu Elephantopus tomentosa L., mempunyai bunga wama putih, bentuk daun bulat telur agak licin, mempunyai efek therapy yang sama, tapi khasiat penurun panas dan anti radang kurang poten. Lebih sering digunakan pada rheumatic dan anti kanker. Nama Lokal : Tapak Liman (Indonesia), Tutup Bumi (Sumatera); Balagaduk, Jukut Cancang, Tapak Liman (Sunda); Tampak Liman, Tapak Tangan, Talpak Tana (Madura); Ku di dan (China).; Pemanfaatan : Bagian yang dipakai : seluruh tanaman, cuci, keringkan. Kegunaan : 1. Influenza, demam, peradangan amandel, radang
BAKTI 2010 20 BAKTI 228/JUNI 229/JULI 2010 20
Dari Radang Hingga Hepatitis Seluruh bagian tanaman ini, yakni daun, akar, dan batang tanaman dapat digunakan sebagai obat tradisional. Salah satunya sebagai pemacu gairah seksual sehingga tanaman ini dikenal dengan sebutan Viagra Jawa. Pasalnya, tanaman ini mengandung senyawa stigmaterol yang membentuk hormon progesteron, hormon pemacu gairah. Di samping sebagai pembangkit gairah, tanaman ini juga berkhasiat untuk melancarkan air seni, melancarkan peredaran darah, menyembuhkan berbagai jenis radang (termasuk radang rahim alias keputihan), antianemia, pembersih darah, antikanker, mengatasi perut kembung, beri-beri, disentri, digigit ular, batuk seratus hari, hingga hepatitis. Menurut farmakologi China, tapak liman yang mempunyai rasa pahit, pedas, dan menyejukkan ini berkhasiat sebagai penurun panas antibiotika, anti radang, peluruh air seni, menghilangkan pembengkakan serta menetralkan racun. Daun tapak liman mengandung epifrielinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-l-ol, dotriacontan-l-ol, lupeol acetat, deoxyelephantopin, dan isodeozyelephantopin, sedangkan di bagian bunganya terdapat kandungan luteolin-7-glucoside. Senyawa deoxyelephantopin inilah yang merupakan senyawa antitumor, penghilang radang akibat bakteri, antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus, penyebab keputihan. Secara tradisional, tanaman ini digunakan dalam bentuk segar dan kering (simplisia). Setelah dibersihkan, tapak liman segar cukup direbus dan dicampur dengan bahan tertentu untuk mendapatkan khasiatnya.(SWDT) Dari berbagai sumber
KANWIL KUNJUNGAN
FKUB
TTARAKAN ARAKAN
K
ami ke Yoyakarta untuk belajar dan melihat dari dekat hal-hal yang berkaitan dengan eksistensi FKUB DIY. Kami memimpikan masyarakat Tarakan yang multi etnis, kultur dan agama ini dapat hidup berdampingan seperti masyarakat Yogyakarta”, papar Sekretaris Kota Tarakan, Drs. H. Badrun, M.Si, saat memaparkan maksud kedatangan FKUB Kota Tarakan di Gedung Pracimasono, Kepatihan, Rabu (2/6). Gubernur Provinsi DIY, yang diwakili Asisten Pemerintahan Kesra Provinsi DIY, Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si, menyatakan bahwa Yogya merupakan city of tolerance, meski terdiri dari berbagai etnis dan agama, masyarakatnya dapat hidup berdampingan. Sementara itu Prof. Dr. Burhanudin Daya mewakili FKUB Prov. DIY mengungkapkan salah satu wujud kerukunan yang terjalin di masyarakat Yogyakarta dapat dilihat dari penyelenggaraan PILKADA di 3 daerah yang berjalan dengan lancar dan aman. Rombongan yang berjumlah 70 orang ini, setelah berdiskusi dengan Pemprov dan FKUB DIY, melanjutkan perjalanan ke Masjid Kauman, Kraton, Gereja Katolik Bintaran, Gereja HKBP Kotabaru, Candi Borobudur dan Candi Prambanan. (Andi)
KUNJUNGAN
WAPRES
DAN
KIB
II
P
embentukan karakter pada peserta didik merupakan hal pokok dalam membentuk pribadi dan mencetak pemimpin di masa depan. Upaya ini harus terus dilakukan baik melalui bangku pendidikan, keluarga dan masyarakat sekitar. Demikian sambutan Wakil Presiden Budiono dalam acara Silaturahim Wakil Presiden RI beserta Ibu Herawati Budiono dengan Perwakilan Pelajar se-Provinsi DIY. Acara yang berlangsung di SMAN I Yogyakarta tersebut selain dihadiri Wapres juga dihadiri oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menag Suryadharma Ali, Menteri Lingkungan Hidup Gusti M Hatta, Mendiknas M. Nuh, serta Kepala BKPM Gita Wiryawan. Dalam acara silaturahim tersebut diadakan penyerahan bantuan dari Kemendiknas bagi sekolah RSBI (SMAN 1 Yogya) sebesar Rp. 200 juta serta beasiswa miskin bagi Dinas Pendidikan Kota sebesar Rp. 4.283.860.000 yang diperuntukkan bagi 7.242. orang. Bantuan ini diserahkan langsung oleh wapres, Budiono. Sementara Menteri Agama, Suryadharma Ali, menyerahkan beasiswa miskin untuk pendidikan dasar sebesar Rp. 4.059.720.000 masing-masing untuk MTs sebesar Rp. 3,142 miliar dan MI sebesar Rp. 917 juta yang diserahkan langsung kepada Kakanwil Kementerian Agama Provinsi DIY Drs. H. Afandi, M.Pd.I.(Fz)
KU A KUA
S
KUA SEWON RAIH PERCONT OHAN TK. PERCONTOHAN
JUARA PRO V PROV
DIY
enin (31/05/10) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi D.I. Yogyakarta Drs. H. Afandi, M.Pd.I secara resmi mengukuhkan KUA Kecamatan Percontohan
Tingkat Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2010. Dalam sambutan pengarahannya Kakanwil mengungkapkan pentingnya peran KUA Kecamatan sebagai ujung tombak Kementerian Agama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Inovasi dan kreatifitas dari masing-masing KUA sangat diperlukan agar pelayanan dapat diberikan secara cepat, tepat, akurat dan akuntabel terutama dalam pembuatan pelaporan kegiatan. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Biro Administrasi dan Kesra dr. Sarminto, M.Kes didampingi Kepala Bidang Urais Drs. H. Zainal Abidin, M.Pd.I serta Kabid Penamas Drs. H. Najib Sudarmawan, MA. Dalam laporan Panitia Drs. H. Zainal Abidin, M.Pd.I melaporkan bahwa penilaian KUA dilakukan baik melalui wawancara maupun peninjauan langsung ke lokasi serta dengan menyertakan pendapat/opini dari masyarakat. Drs. H. Nur Ahmad Gojali, MA selaku Tim Penilai KUA Kecamatan Percontohan dalam kesempatan tersebut membacakan Surat Keputusan Penetapan Hasil Kejuaraan, yakni juara I diraih oleh KUA Kecamatan Sewon Kab. Bantul, juara II KUA Kecamatan Karangmojo Kab. Gunungkidul, dan juara III KUA Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta.(Fz)
PENYERAHAN FORMASI
SK CPNS HONORER
S
ebanyak 65 orang tenaga honorer di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Prov. DIY menerima SK CPNS formasi tahun 2009 di Aula Kanwil Kemenag Prov. DIY, Senin (31/5). Mereka berasal dari Tenaga Administrasi, Guru, dan Penyuluh Agama Islam. Rinciannya, dari Kab. Kulonprogo (16 orang), Kab. Gunungkidul (11 orang), Kab. Sleman (14 orang), Kab. Bantul (14 orang), dan Kota Yogyakarta (10 orang). Dalam pengarahannya, Kakanwil Kemenag Prov. DIY, Drs. H. Afandi, M.Pd.I, menyampaikan ucapan selamat atas diterimanya SK CPNS ini. “Karena telah menjadi bagian dari keluarga besar Kementerian Agama, diharap kerjasamanya untuk menjaga citra Kementerian Agama”, papar Kakanwil yang didampingi Kabag TU, Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I. Pada hari yang sama, turut diberikan SK CPNS formasi umum tahun 2009 kepada 7 orang yang telah lulus ujian.(Andi)
PELA TIHAN PELATIHAN
PENGUKURAN
ARAH
KIBLA KIBLATT
P
ada tahun 2010 Bidang URAIS Kanwil Kementerian Agama Provinsi DIY telah menyelenggarakan beberapa workshop dan pelatihan teknis sebanyak 4 angkatan. Menurut Kabid URAIS Drs. H. Zainal Abidin, M.Pd.I kegiatan tersebut meliputi Workshop Motivator Keluarga Sakinah, Workshop Peningkatan Profesionalisme Penghulu, Workshop Peningkatan Mutu P3N dan Pelatihan Teknis Penentuan dan Pengukuran Arah Kiblat bertempat di Wisma Melati Yogyakarta. Kegiatan tersebut secara resmi dibuka oleh Kakanwil Drs. H. Afandi, M.Pd.I didampingi pejabat di lingkungan Bidang URAIS. Pelatihan Teknis Penentuan Arah Kiblat dilaksanakan BAKTI 228/JUNI 2010
21
dengan mengundang peserta sebanyak 30 orang yang berasal dari GP Ansor, PD Pemuda Muhammadiyah, PC Fatayat, PD Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar NU dari seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi D. I. Yogyakarta. Kegiatan ini menghadirkan beberapa pakar ilmu falak sebagai narasumber antara lain : Drs. H. Muhyidin Khazin, MPd., Drs. Oman Fathurrohman, Drs. H. Sofwan Jannah, MA dan Drs. Mutoha Arkanudin serta narasumber dari pejabat di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi D. I. Yogyakarta dengan materi antara lain : Visi misi, Kebijakan Pemerintah dalam Hisab Rukyat, Arah Kiblat dalam perspektif fiqh, Konsep Dasar Ilmu Falak, Pengenalan Kalkulator dan Hisab Arah Kiblat dan Praktek Pengukuran Arah Kiblat.(Fz)
UJIAN
DINAS
DAN
UPKP
S
ebanyak 31 orang dari berbagai satuan kerja di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. DIY mengikuti Ujian Dinas dan UPKP (Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat) periode Oktober tahun 2010 di Aula dan Ruang Rapat I Kanwil Kementerian Agama Prov. DIY. Mereka adalah pegawai yang memperoleh ijazah S1 dan masih menduduki pangkat/golongan ruang Pengatur Tk.I (II/d) ke bawah. Berdasarkan keterangan dari Kasubbag Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kemenag Prov. DIY, Drs. H. Fathony, MA, Ujian Dinas dan UPKP ini berlangsung selama empat hari (15-18 Juni 2010) yang terdiri dari ujian tulis, lisan, dan seminar karya tulis dengan pengujinya Kakanwil Kemenag Prov. DIY, Drs. H. Afandi, M.Pd.I, dan Kabag. TU, Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I.(Andi)
KABUPATEN SLEMAN SOSIALISASI BOS DAN BOS BUKU
A
da beberapa point penting perubahan BOS tahun 2010, yaitu BOS pada Madrasah Negeri diletakkan pada DIPA Satker dengan MAK 521219 (Belanja Barang Non Operasional Lainnya), konsep pendidikan gratis menjadi tujuan program BOS, adanya beberapa tambahan/penyempurnaan penggunaan Dana BOS, perubahan mekanisme pencairan dana BOS pada Madrasah Negeri, dan Madrasah Swasta. Demikian, dikatakan Drs. H. Nur Abadi, M.Pd.I, Kasi Kurikulum Bidang Mapenda Prov DIY saat menjadi narasumber Sosialisasi BOS dan BOS Buku Tahun 2010 yang diselenggarakan oleh seksi Mapenda Kab. Sleman, Selasa, (4/5),di PSBB MAN Yogya III. Acara sosialisasi dihadiri oleh 48 orang terdiri dari Kepala MIN, MIS, MTsN, MTsS dan Penanggungjawab BOS Pondok Pesantren Salafiyah se-Kab. Sleman. Drs. H. Edhi Gunawan, M.Pd.I, Kasi Ketenagaan dan Kesiswaan Bidang Mapenda Prop DIY menjelaskan tentang mekanisme pelaporan dan administrasi keuangan BOS Tahun 2010. Drs.H.Arif Djuffandi, M.Pd.I, Kepala Kankemenag Kab. Sleman menerangkan tentang mekanisme pelaksanaan BOS 2010. Melalui BOS diharapkan Madrasah/PPS dapat lebih berkembang dengan
22 BAKTI 228/JUNI 2010
mengelola dana secara profesional, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan serta meningkatkan akses, mutu dan manajemen Madrasah/PPS.(dew)
DAN
SUMP AH PNS SUMPAH PEMBINAAN PEGAWAI
S
ebanyak 82 Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Agama Kab. Sleman diambil sumpahnya oleh Kepala Kantor Kemenag, Drs. H. Arif Djufandi, M.Pd.I, Kamis (29/4) di KPRI KIPAS Sleman. PNS yang diambil sumpahnya terdiri dari pegawai, guru dan penyuluh. Golongan II sejumlah 12 orang, golongan III sejumlah 60 orang, dan golongan IV sejumlah 10 orang. Bertindak selaku rohaniawan dan doa yaitu Kasi Urais Drs. Tulus Dumadi, M.A. Selaku saksi-saksi yaitu Kasi Mapenda Drs. Sunu Darsono, M.Pd dan Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Drs. H. Jauzan Sanusi. Seusai acara sumpah, diadakan pembinaan PNS. Acara diawali dengan penyerahan SK PNS. Kakankemenag dalam materi pembinaannya menjelaskan tentang tugas dan tanggungjawab PNS yang terdiri atas hak dan kewajiban PNS, larangan dan kode etik Kementerian Agama.(dew)
PELA TIHAN PELATIHAN
PENYUSUNAN
RKM
S
eksi Mapenda Kantor Kementerian Agama Kab Sleman bekerja sama dengan DBE I (Desentralized Basic Education) menyelenggarakan Pelatihan Penyusunan Rencana Kerja Madrasah Tsanawiyah se-Kab Sleman, selama tiga hari, 13 – 15 April 2010, bertempat di MAN Yogya III. Acara diikuti 61 orang peserta yang terdiri dari para Kepala Sekolah dan Wakilnya, Pengawas PAI tingkat MTs-MA serta Komite MTs. Dalam sambutannya, Kakan-kemenag, Drs H. Arif Djufandi, M.Pd.I mengatakan pentingnya pelatihan penyusunan RKM. Sebagai lembaga resmi, Mad-rasah harus benar-benar menjalankan ilmu manajemen dan tata pelayanan yang efektif. Selama pelatihan berlangsung, para peserta dibagi dalam dua kelas, yaitu Kelas A, didampingi Masrurriyanto, Khodari, Bahrun sedangkan Kelas B, didampingi oleh Kusdiyanto, Kirun, Wahyudi, dan Munafirin. Para peserta tampak antusias dan berpartisipasi aktip mengikuti pelatihan dengan materi identifikasi tantangan, analisis penyebab tantangan dan alternatif pemecahannya, perumusan program kegiatan, perencanaan biaya dan pendanaan s/d penyusunan Rencana Kerja Madrasah.(dew)
KABUPATEN BANTUL PENGUKUHAN
B
PENGURUS
BAZ
erlangsung di gedung induk lantai III komplek Pemda Bantul pada hari Kamis (29/4/2010) dilaksanakan pengukuhan pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kab Bantul masa bakti 2009-2013. Acara dihadiri Kakanwil Kemenag Prov. DIY, BAZ Provinsi, Muspida Bantul, Kepala SKPD, Kepala KUA, Pengurus BAZ Kecamatan, Lurah se-Kabupaten Bantul.
Bupati Bantul yang dihadiri Wakil Bupati Drs. H. Sumarno, PRS setelah mengukuhkan pengurus BAZ, berharap agar pengurus dapat mengemban amanat dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan mengembangkan ruh spirit 4 K 1 O; pengurus harus mempunyai Kesatuan visi, Keterpaduan misi, Keseragaman motivasi, Kompak dan Optimalisasi fungsi dan kejuangan. Sementara Ustadz Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag memberikan motivasi dalam tausiyahnya kepada hadirin, bahwa kewajiban membazar zakat adalah sejajar dengan kewajiban melaksanakan shalat, karena Allah SWT dalam firmankan setiap perintah shalat pasti diiringi kewajiban membayar zakat. Kesadaran umat perlu ditingkatkan, karena membayar zakat masih dimengerti hanya pada saat bulan ramadhan saja, padahal kewajiban membayar zakat harus ditunaikan apabila seseorang mempunyai harta telah mencapai nishab-nya, hal ini agar dapat membersihakan harta, dan jiwa muzakki.(Jojo)
PEMBINAAN
POSKESTREN
S
eksi Pekaponten Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Senin dan Kamis, (24, 27/5/2010) menyelenggarakan Pembinaan Pusat Kesehatan Pesantren, bertempat di aula kantor setempat. Kegiatan yang diikuti 150 peserta dari Ponpes di wilayah Bantul ini menurut Kasi Pekapontren Drs. Bambang Inanta bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat; meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal. Acara secara resmi dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Bantul. Dalam sambutannya Drs. H. Muntachob, MHI menyampaikan bahwa Pondok Pesantren mempunyai peran strategis dalam pembinaan ummat, diharapkan tidak hanya berperan dalam pengembangan ilmu agama, namun juga dalam pembinaan kesehatan masyarakat karena dalam aplikasinya Pondok Pesantren akan menjadi panutan masyarakat. Sementara pembinaan disampaikan oleh Sri Sudewi, SP dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, menekankan untuk mewujudkan kesehatan masyarakat dengan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yakni sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.(Jojo)
PEMBINAAN
G
TTA ATA
PERSURA PERSURATT AN
una memberikan pemahaman tentang tata administrasi kantor, tata persuratan dinas bagi pegawai di lingkungan Kantor Kemenag Bantul pada Hari Kamis (20/5/2010) Sub. Bag TU KanKemenag Bantul menyelenggarakan Pembinaan Tata Persuratan. H. Ahmad Fauzi, SH melaporkan meski suratmenyurat sudah sering kali dan biasa dilakukan oleh pegawai di setiap satker, namun pengetahuan tentang tata persuratan dinas masih sangat diperlukan, mengingat tidak setiap pegawai mendapatkan sosialisasi, pelatihan dan pembinaan.
Sementara Kepala Kantor Kemenag Bantul Drs. H. Muntachob, MHI berharap dengan diadakannya pembinaan tata persuratan, dapat menciptakan kelancaran komunikasi korespondensi kedinasan dan kemudahan dalam pengendalian pelaksannannya, serta dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna pengelolaan surat dinas dan pengelolaan arsip. Adapun materi pembinaan meliputi, Tata persuratan dinas oleh Drs. H. Muklas Kasubbag Umum Kanwil Kemenag, Tata cara pembuatan Surat Keputusan oleh Sidik Pramono, S.Ag Kasubbag Hukmas dan KUB, dan Tata cara penyusunan produk hukum oleh Kabag Hukum Pemda Bantul.(Jojo)
KABUPATEN KULON PROGO UJI
COBA
LIMA
HARI
KERJA
T
erhitung mulai tanggal 1 Juni 2010, Kantor Kementerian Agama Kab Kulon Progo memberlakukan lima hari kerja. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Kulon Progo, Drs H Noor Hamid, MPdI, mengatakan pemberlakuan 5 hari kerja ini sifatnya baru uji coba selama 6 bulan ke depan yang akan dilakukan evaluasi setiap 3 bulan. Dikatakan, keputusan pemberlakuan ujicoba 5 hari kerja ini didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah dan Surat Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 156 Tahun 2010 tentang Penerapan Uji Coba Lima Hari Kerja. Kantor Kementerian Agama Kab. Kulon Progo kemudian menindaklanjuti surat tersebut dengan rapat dinas bersama semua pejabat struktural dan fungsional yang menyepakati diberlakukannya uji coba 5 hari kerja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Kulon Progo, dengan ketentuan jam kerja efektif selama masa uji coba lima hari kerja adalah 37,5 jam per minggu mulai hari Senin sampai dengan Jumat, dengan waktu masuk kerja Hari Senin s/d Kamis mulai jam 07.30 – 15.30 dan Hari Jumat mulai jam 07.30 – 14.30 dengan waktu istirahat jam 11.30 – 13.00. Uji Coba lima hari kerja ini tidak diberlakukan pada Satuan Kerja yang memberikan pelayanan dasar yaitu lembaga pendidikan di lingkungan Kantor Kemeterian Agama Kab. Kulon Progo.(AM Asrori)
PELANTIKAN
KEP ALA KEPALA
MT MTss
D AN DAN
MI
B
ertempat di Gedung Serba Guna Kantor Kementerian Agama Kab. Kulon Progo, pada tanggal 17 Juni 2010 diselenggarakan pelantikan Kepala MTs dan MI. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Kulon Progo, Drs H Noor Hamid, MPdI, dalam sambutan pengarahannya menyampaikan bahwa pelantikan kepala MTs dan MI ini dalam rangka mutasi kepala madrasah yang sudah menduduki jabatan lebih dari lima tahun. Mutasi ini dipandang penting disamping memenuhi aturan perundangan yang berlaku juga mengingat sebuah jabatan yang dijabat lebih dari lima tahun akan memunculkan kecenderungan semakin melemahnya inovasi dalam memajukan lembaga.
BAKTI 228/JUNI 2010
23
Adapun kepala madrasah yang dilantik adalah Dra Zachriyati Rumsyam, MA (semula Kepala MTsN Wates) menjadi Kepala MTSN Jatimulyo, Drs Kurdiyanto (Kepala MTsN Jatimulyo) menjadi Kepala MTsN Sidoharjo, Drs Khoiron MA (Kepala MTsN Sidoharjo) menjadi Kepala MTsN Galur, Drs Suyasman MA (Kepala MTsN Galur) menggantikan Kepala MTsN Janten yang memasuki masa purna tugas, H Ilfah Hasyim, MPdI (Kepala MTs Ma’arif Jangkaran) menjadi Kepala MTsN Wates). Sedangkan di lingkup Madrasah Ibtidaiyah yang dilantik adalah Drs Syamsudin MA (Kepala MIN Ngestiharjo) menjadi Kepala MIN Sindutan, dan Rohmat Agus Salim S.Ag (Kepala MIN Sindutan) menjadi Kepala MIN Ngestiharjo.(AM Asrori)
KOTA YOGYAKARTA PELANTIKAN
KEP ALA KEPALA
MADRASAH
M
enempati Aula III Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta pada tanggal 15 Juni 2010 Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Nurudin, SH., MA melantik Drs. Imam Suja’i sebagai Kepala Madrasah MAN Yogyakarta I menggantikan Drs. H. Muzilanto, M.Ag yang telah berpulang ke Rahmatullah dan Tarso, S.Ag sebagai Kepala KUA Kec. Pakualaman mengggantikan Abd. Su’ud, S.Ag,. M.SI yang menempati pos baru sebagai Kepala KUA Kec. Gondomanan serta diikuti dengan mutasi sejumlah 6 Kepala KUA Kecamatan se Kota Yogyakarta. Acara Pelantikan Pejabat pada kesempatan itu dihadiri pejabat di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Pokjawas, Kepala Madrasah Negeri/Swasta, Kepala Tata Usaha Madrasah Negeri. Bertindak sebagai saksi pada kesempatan itu Drs. H. Nasiruddin, M.Hum dan Drs. Badaruddin, MA serta Drs. Anwar Sanusi, MA sebagai rohaniawan. Dalam sambutannya Kepala Kantor Nurudin, SH. MA mengucapkan selamat kepada pejabat yang baru. Bagi pejabat baru diharapkan menjadi pemimpin yang amanah serta menjadi tauladan bagi lingkungannya, sehingga ke depan diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaik.(@k)
SARASEHAN PENINGKA PENINGKATT AN KELUARGA SAKINAH
D
MUTU
alam rangka menindaklanjuti pelaksanaan Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) Kota Yogyakarta, Seksi URAIS Sabtu (19/06/10) bertempat di Aula Utama mengadakan “Sarasehan Peningkatan Mutu Keluarga Sakinah” yang dihadiri 80 Kader Motivator DBKS. Menurut Drs. Anwar Sanusi, MA selaku Kepala Seksi Urais dalam sambutannya memaparkan bahwa para Kader Motivator DBKS diharapkan kontribusinya dalam memberikan pendampingan dan motivasi meningkatkan mutu keluarga sakinah di daerah binaannya. H. Zamhari selaku Kakandepag. Kulonprogo periode 19972003 yang bertindak sebagai narasumber sesi ke-2 menekankan tentang pentingnya program pendidikan agama dalam sebuah keluarga sebagai upaya meningkatkan mutu keluarga sakinah. Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah yang dilaksanakan secara berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan kriteia Keluarga Pra Sakinah menuju Keluarga
24 BAKTI 228/JUNI 2010
Sakinah I sampai menjadi Keluarga Sakinah plus III, dimana dalam kriteria ini sebuah keluarga telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah serta terpenuhinya kebutuhan sosial psikologis dan menjadi tauladan bagi lingkungannya.(@k)
KABUPATEN GUNUNG KIDUL RAK OORD RAKOORD
PENYELENGGARAAN
MT Q MTQ
B
ertempat di Lantai Dasar M. Agung Al Ikhlas Wonosari Kamis (10/06/2010) Kantor Kemenag Kabupaten Gunungkidul menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penyelenggaraan STQ Tk Kabupaten Tahun 2010. Rakoord yang diikuti oleh Pengurus LPTQ Kab., unsur Pemda dan Kemenag, Ketua dan Sekretaris LPTQ Kecamatan se Kab. Gunungkidul menghasilkan beberapa keputusan antara lain pelaksanaan STQ Tk Kabupaten 2010 akan dilaksanakan di Kecamatan Patuk dan waktunya pada bulan Dzulqo’dah. Disamping rencana penyelenggaraan STQ juga evaluasi terkait dengan persoalan kurangnya partisipasi masyarakat dalam keikutsertaanya pada event MTQ/STQ baik tingkat Kecamatan maupun Kabupaten. Untuk itu berbagai upaya telah dan sedang dilakukan baik oleh Kementerian Agama, Pemerintah Daerah maupun LPTQ serta berbagai ormas keagamaan untuk mencetak qori’/ah, hafizh/ah dan mufassir/ ah. Adapun cabang lomba dan golongan yang dilombakan pada STQ Tk Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 meliputi tilawah anak dan dewasa; tahfizh 1/5 juz dan tilawah; tahfizh 10, 20 dan 30 juz, dan tafsir Bahasa Arab dengan ketentuan sebagaimana telah diatur dalam buku pedoman penyelenggaraan MTQ/STQ. Dalam rapat koordinasi ini sekaligus juga dilaporkan hasil MTQ Tk Provinsi tahun 2010 di Kota Yogyakarta dan keikutsertaan kafilah Gunungkidul pad MTQ Nasional 2010 di Bengkulu. (@min)
PENGAJIAN
PEJ ABA PEJABA ABATT
PUT ARAN PUTARAN
140
Sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah dan Kantor Kemenag Kab. Gunungkidul serta Kepala KUA dan Penyuluh Agama Islam mengikuti Pengajian Pejabat Putaran 140 yang bertempat di Ruang Poli Terpadu RSUD Wonosari. Pengajian yang berlangsung Rabu (09/06/2010) ini dalam rangka untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta meningkatkan pemahaman di bidang keagamaan. Sebagai penceramah dr. H. Agus Taufiqurrohman, M.Kes.,Sp.S (Dosen Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta), menyampaikan tema memberikan yang terbaik dalam kerja dengan menyitir Al Qur’an Surat Al Isra’ ayat 7 yang artinya “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri”. Adapun dalam sambutannya selaku penyelenggara Drg. Isti Indiyani, MM (Direktur RSUD Wonosari) sekaligus memperkenalkan buletin Avicena Edisi I, Juni 2010 yang merupakan media dakwah informatif dan edukatif RSUD Wonosari Gunungkidul. Dan merupakan bentuk kontribusi RSUD terhadap kesejehteraan mental secara umum dan sebagai media untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Terkumpul infaq sejumlah Rp. 722.000.@min)
PE N D I D I K A N Ujian Nasional dan Pelajaran Agama di Madrasah Oleh Ahmad Salim
J
auh hari sebelum pelaksanaan Ujian Nasional, banyak sekolah termasuk juga madrasah telah mempersiapkan berbagai bentuk program dan kegiatan guna menyambut Ujian Nasioanal. Semua kegiatan pembelajaran difokuskan pada kesuksesan Ujian Nasional. Mulai dari les pelajaran yang diUAkan diluar jam pelajaran, menambah jam pelajaran yang di UAkan, mendatangkan guru atau tutor dari luar sekolah sampai dengan pada kegiatan yang bersifat mental seperti mujahadah/doa bersama, training mental, pengajian dan lainsebagainya. Memang harus diakui bahwa semua kegiatan sekolah atau madrasah di atas terbukti sangat efektif untuk kesuksesan menghadapi Ujian Nasional. Itu dapat dilihat dari prestasi Ujian Nasional kita dari tingkat SMP/MTs sampai SMA/MA/ SMK yang selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tetapi khusus untuk siswa madrasah kesuksesan mereka tersebut harus mereka bayar mahal dengan mengorbankan pelajaran yang menjadi roh dari madarasah itu sendiri yaitu pelajaran Agama Islam. Konsentari madrasah terhadap mata pelajaran yang masuk Ujian Nasional jelas telah mengalahkan mata pelajaran Agma Islam. Pelajaran Agama Islam yang terdiri dari Qur’an hadits, fiqih, aqidah akhlak, sejarah Islam dan bahasa arab adalah pelajaran yang dianggap remeh oleh siswa. Siswa berasumsi yang terpenting adalah mata pelajaran Ujian Nasional pelajaran Agama sekedar pelengkap saja, toh yang menetukan adalah Ujian Nasional bukan Ujian Madrasah. Tentu Madrasah tidak bisa menyalahkan asumsi siswanya tersebut, sebab asumsi tersebut adalah asumsi yang hampir benar jika dilihat dari kebijakan dan kegiatan yang dilakukan ketika menghadapi Ujian Nasional. Kelulusan siswa madarasah jelas-jelas ditentukan hanya oleh Nilai Ujian Nasional. Kalaupun nilai Ujian Madrasah mempengaruhi tetapi pengaruh itu tidaklah signifikan, hampir tidak pernah dijumpai siswa yang gagal gara-gara nilai Ujian Madrasahnya jelek pada saat nilai Ujian Nasionalnya baik, begitu pula sebaliknya. Guru-guru mata pelajaran Agama Islam di madrasah juga memperlihatkan perlakuan yang sama dengan muridnya. Karena pelajaranya tidak mempengaruhi kelulusan siswanya maka tidak ada usaha yang maksimal untuk berinovasi dan improvisasi guna penyampain materi pelajaran ini kepada siswanya. Efect dari mengalahkan pelajaran Agama Islam dengan dalih untuk kesuksesan siswanya di masa akan datang di atas, sebenarnya jelas-jelas telah mengurangi atau bahkan menghapus jati diri madrasah itu sendiri. Hampir tidak ditemukan perbedaan antara madrasah dengan sekolah umum dari sisi manapun. Kalau di madrasah ada pengurangan jam pelajaran agama guna memberikan lebih pelajaran umum, maka di sekolah umum terutama sekolah swasta justru ada penambahan pelajaran agama dengan berbagi bentuk dan
program yang dirancangnya. Maka tidaklah mengherankan apabila lulusan sekolah umum lebih kompeten dalam hal agama, misalnya justru lebih lancar dalam membaca Qur’an dari pada lulusan madrasah. Madrasah hanyalah sekolahnya para siswa yang memang tidak mendapat tempat untuk sekolah di sekolah umum. Idealnya madrasah adalah sebagai institusi pendidikan di bawah Depag yang mempunyai tugas pengembang ilmu pengetahuan agama maupun ilmu umum. Madrasah harus menjaga karakter ini, sehingga tidak kehilangan roh dan cirikhasnya sebagai sekolah berlabel agama. Ada dua hal besar yang mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah di atas. Pertama pada tingkat kebijakan makro Depag harus mendesain ulang tentang format madrasah dengan tidak meninggalkan jati diri sebagai sekolah berlabel agama. Kebijakan ini tidak harus menghapus apa yang telah disepakati di SKB tiga menteri tahun 1975. Tetapi lebih pada kejelasan tentang kewenangan Depag untuk menentukan kelulusan siswanya sendiri disamping Ujian Nasional. Artinya, nilai ujian madarasah harus benar-benar sebagai penentu kelulusan siswa madarasah, tidak seperti sekarang yang hanya menjadikan ujian madrasah sebagai pelengkap Ujian Nasional saja. Kedua, pada tingkat mikro, madrasah harus percaya diri dalam menyelenggarakan proses pembelajaranya. Materi agama yang diprogramkan di madrasah harus diselenggarakan secara optimal, sehingga tidak ada tebang pilih mana pelajaran penting dan tidak penting. Bukankah semua mata pelajaran yang telah dipilih itu penting, kalau tidak penting mengapa diprogramkan di madrasah. Madrasah harus mempunyai keyakinan bahwa eksistensi madarasah harus dibangun lewat mempertahankan pelajaran agama dengan tidak meninggalkan pelajaran umum. Justru dengan hal tersebut madarasah telah melakukan perimbangan pada domain kompetensi siswanya baik dari kognitif, afektif maupun psikomotorik. Ketiga, guru pendidikan agama Islam di madrasah harus selalu meningkatkan kualifikasi dan kompetensi akademiknya dengan berbagai cara baik formal maupun non formal. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi akan mempengaruhi inovasi guru dalam mengembangkan materi, metode atau media yang digunakan untuk siswanya. Kalau ketiga hal tersebut di atas dilakukan, diyakini eksistensi madarasah sebagai sekolah plus agama dapat dipertahankan. Mata pelajaran Agama dapat dijadikan sebagai parameter dan juga barometer kompetensi out-put dari siswa madrasah. Penulis, staf Pengajar FAI Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
BAKTI 228/JUNI 2010
25
Pendidikan Inklusi di MAN Maguwoharjo
Petiklah Cahaya Dari Gelapnya Mata Mereka etiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi masa depannya, tidak terkecuali bagi kaum difabel yaitu kaum atau kelompok masyarakat yang mempunyai kemampuan berbeda, tidak seperti pada umumnya. Istilah difabel merupakan sebutan baru bagi para penyandang cacat. Untuk para difabel pemerintah pada saat ini sudah mengembangkan metode baru yang disebut dengan pendidikan inklusi. Ini merupakan system pendidikan yang mengakomodasi anak-anak berkebutuhan khusus untuk melanjutkan pendidikan di sekolah-sekolah umum. Bagi kaum difabel sendiri, pendidikan inklusi ini telah memberikan apresiasi terhadap kemampuan yang mereka miliki terutama untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana anakanak yang lain. Pada awalnya memang terasa agak aneh dan canggung. Bagi siswa yang tidak difabel mereka harus memahami dan mengerti terhadap teman mereka yang berbeda. Di sisi lain bagi para difabel mereka juga harus memiliki semangat yang tinggi untuk beradaptasi dengan lingkungan yang tidak memanjakan nasib mereka. Proses adaptasi ini pada akhirnya telah melahirkan sebuah suasana baru untuk bisa saling menyadari dan saling mengerti, sehingga munculah semangat baru bagi para difabel untuk menatap masa depan mereka secara mandiri dan tidak selalu bergantung pada yang lain. Sejarah Perkembangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Inklusi Maguwoharjo merupakan sekolah peralihan dari Pendidikan Guru Agama Luar Biasa ( PGALB ) / A Negeri. Sekolah/Madrasah ini pada awalnya didirikan oleh Yayasan Ma’arif bersama Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (YAKETUNIS) pada tahun 1966. Seiring dengan tuntutan kebutuhan, pada tahun 1968 beralih status menjadi sekolah negeri dengan dasar penegerian : Nomor 143 tahun 1968 pada tanggal 10 Juli 1968. Sejak sekolah ini didirikan pada tahun 1966 sampai dengan saat ini tahun 2010, selalu terdapat Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) terutama anak Tuna Netra dan sebagian siswa ABK lain. Jumlah seluruh siswa MAN Inklusi Maguwoharjo pada tahun ajaran 2009/2010 adalah 252 siswa, sedangkan siswa ABK berjumlah 9 siswa yang terdiri dari 7 siswa tuna netra dan 2 siswa tuna daksa. Kondisi gedung terdiri dari 12 ruang kelas, 1 ruang Laborat Komputer, 2 ruang Laboratorium IPA, 1 Mushola, 2 lokasi kamar kecil untuk siswa, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan dan 1 ruang tata usaha. Jalan bertangga dan penghubung
26 BAKTI 228/JUNI 2010
Dok. BAKTI
S
antar ruang-ruang tersebut saat ini masih dalam rancangan untuk anak/siswa normal sehingga belum dapat membantu kelancaran siswa ABK khususnya anak lumpuh dan anak tuna netra dalam beraktifitas di lingkungan sekolah. Di samping itu, MAN Inklusi Maguwoharjo saat ini belum bisa menyediakan kursi roda untuk anak lumpuh, jalan lingkungan sekolah dan toilet yang aksesibel. Beberapa sarana infrastruktur lain saat ini belum disesuaikan untuk layanan siswa lumpuh, anak tuna netra dan anak berkebutuhan khusus lainnya sehingga sedikit menghambat kelancaran kegiatan pendidikan seluruh anak berkebutuhan khusus. Meskipun sarana prasarana belum selengkap dan belum sesuai dengan yang diharapkan para siswa ABK, akan tetapi untuk proses pembelajaran sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Dari tahun ke tahun MAN Inklusi Maguwoharjo telah menjadi rujukan untuk menyekolahkan siswa-siswi difabel dari berbagai penjuru kota. Tidak hanya dari kabupaten dan kota yang ada di wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, akan tetapi juga dari berbagai kota di tanah air seperti Wonogiri, Demak, Madiun, Brebes, Banjarnegara dan lain sebagainya. MAN Maguwoharjo memiliki daya tarik tersendiri, selain baru satu-satunya MA/SMA yang serius melaksanakan pendidikan inklusi, juga karena dari tahun ke tahun telah mampu meluluskan siswa-siswi ABKnya. Mereka yang telah lulus ssebagian melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi terutama di UNY dan UIN. Sebagian besar dari mereka juga telah mampu mendapatkan pekerjaan sebagai tukang pijat, guru, pemusik, muballigh, dosen, bahkan ada yang menjadi
Dok. BAKTI
Kepala Dinas Sosial di Kabupaten Temanggung. Jika demikian maka tidak perlu lagi menganggap bahwa mereka adalah kaum lemah yang tertindas. Memiliki kekuatan dalam keterbatasan. Bagi tuna netra misalnya, mereka bisa tersenyum riang dalam kegelapan. Bahkan salah satu siswa tuna netra menyatakan bahwa ia bercita-cita ingin menjadi muballegh. Ia ingin memberikan penerangan dari balik “kegelapan”. “Petiklah cahaya dari gelap di mataku.” Katanya. Kegiatan Ekstra Terfavorit MAN Maguwoharjo adalah salah satu madrasah yang peduli terhadap kaum difabel. Madrasah ini mengakomodir pendidikan inklusi bagi penyandang cacat. MAN Maguwoharjo memberikan tempat dan kesempatan yang sama bagi siswa-siswi difabel dengan siswa-siswi normal yang lain untuk belajar, bersosialisasi dan mengembangkan potensi diri walaupun mereka mempunyai keterbatasn fisik. Mereka diberi kesempatan yang sama dan belajar bercampur dengan siswa-siswi yang lain. Tidak ada satupun perlakuan yang membedakan mereka dengan yang lain sejauh mampu dilakukan sendiri sesuai dengan batas-batas yang wajar. Perlakuan inilah yang menjadikan para difabel merasa tidak terdiskriminatif, dan dengan keterbatasan yang ada mereka mencoba bangkit dan hidup secara wajar sebagaimana anakanak yang lain. Para difabel yang telah lulus tidak sedikit yang mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi seperti UNY dan banyak UIN, di samping itu sebagian dari mereka juga telah mampu hidup mandiri dengan membuka beragam lahan pekerjaan seperti dosen, guru, konsultan, tenaga kesehatan, kepala depsos temanggung Salah satu cara untuk membangkitkan semangat dan memunculkan kepercayaan diri bahwa kalau yang normal bisa, sayapun bisa adalah dengan memberikan kegiatan ekstra kurikuler seperti taekwondo, tata boga, tata busana, pramuka, baca al quran, volley, tennis meja, dan musik. Dari kegiatan ekstra kurikuler ini mampu mengantarkan siswa-siswinya menjuarai perlombaan di tingkat provinsi, antar provinsi maupun nasional. Seperti pada tahun 2008 mampu meraih Juara I tingkat nasional untuk lomba tenis meja atas nama
Dok. BAKTI
Siswi difabel saat belajar di ruang lab bahasa.
Erni Irawati, Juara I tingkat Nasional untuk lomba lompat jauh atas nam Fidi Andri Rukmana, dan Juara I tingkat JatengDIY untuk lomba Baca Puisi atas nama Triyanto. Pada tahun 2009, Erni Irawati mampu meraih Juara III Tenis Meja tingkat Nasional, sedangkan untuk tahun 2010 M. Bima Pradana meraih Juara II tingkat Provinsi DIY untuk lomba Cerita Pendek dan Aris Prasetya Juara III untuk lomba Gitar Akustik. Ada satu keistimewaan pendidikan inklusi di MAN Maguwoharjo. Salah satu ekstra kurikuler yang menjadi favorit para difabel adalah kegiatan seni musik. Banyak dari mereka yang mengikuti kegiatan ini. Awalnya memang tidak mudah untuk melatih mereka agar bisa memetik gitar dengan benar, menabuh drum, ataupun memainkan keyboard. Akan tetapi dengan kesungguhan bersama-sama, dari tahun ke tahun ekstra ini mampu melahirkan pemusik-pemusik yang cukup handal sehingga terbentuk sebuah kelompok band dari para difabel. Band tersebut diberi nama Naba Karisma yang personelnya bergantian dari tahun ke tahun. Sekarang yang dipercaya untuk memimpin band tersebut adalah Aris Prasetyo dengan vokalis Endang Setyowati. Kelompok band inklusi ini berkembang secara pelan-pelan namun menampakkan kemajuan yang menggembirakan. Naba Karisma dalam mengikuti perlombaan band antar sekolah dan madrasah telah mampu meraih kejuaraan di berbagai acara dan tingkat. Salah satunya bertempat di taman kuliner
Seni musik sebagai ajang penyaluran kreativitas siswa.
Condongcatur Depok Sleman pada hari Selasa tanggal 20 April 2010 dengan mengikuti lomba band untuk siswa-siswi MTs/SMP dan SMA/MA se-kabupaten Sleman yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kabupaten Sleman. Band tuna netra MAN Maguwoharjo ini mampu mendapatkan Juara Favorit dengan antusias penonton yang luar biasa. Pembina dari ekstra kurikuler musik, Drs. H. Abdul Hadi, S.Pd. menyatakan bahwa tidaklah mudah untuk melatih mereka menjadi seperti sekarang ini. Perlu kesabaran ekstra dan bimbingan yang lebih terhadap mereka. Bukan ingin membedakan, akan tetapi memang ada perbedaan-perbedaan untuk memperlakukan mereka tidak seperti siswa-siswi normal. BAKTI 228/JUNI 2010
27
Suplemen Anak & Remaja Artikel Remaja
Upay embangun BBuday uday embaca di Kalangan Pelajar Upayaa M Membangun udayaa Gemar M Membaca Oleh Supraptiwi “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena)” (Al-‘Alaq : 3-4)
M
embaca mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kata membaca sederhana memang, tetapi bila ditelaah membaca memiliki arti yang sungguh bermakna. Membaca adalah suatu upaya untuk menyerap informasi dari bahasa tulis, baik berupa buku bacaan, buku pelajaran, majalah, surat kabar dan lain-lain. Banvak sekali manfaat dari membaca. Namun, sungguh disayangkan pada saat ini membaca dianggap sebagai hal yang sangat membosankan, menyita waktu dan tidak bermanfaat. Bahkan sebagian orang benci membaca, terutama dalam membaca buku pelajaran. Terkadang kita sendiri merasa selalu tidak ada waktu untuk membaca. Kita lebih memilih bercanda, seru-seruan dengan teman, chatting dan segala bentuk aktivitas yang mengabaikan waktu untuk membaca. Padahal slogan “Baca, baca dan baca!!!” sering didengungkan di setiap iklan televisi, majalah, Koran, reklame, spanduk dan lain-lain, namun sayang semua itu tidak diimbangi dengan respon masyarakat di sekitarnya. Untuk menjadikan seseorang mempunyai minat baca yang lebih, harus dimulai sejak dini. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan minat baca, yaitu: Pertama, niat yang tulus untuk membaca buku. Kedua, yakin bahwa gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat bersaing di era global. Ketiga, library visit, seringlah mendatangi perpustakaan setiap ada waktu luang. Keempat, menambah wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku, minimal satu buku setiap bulan, bukan malah untuk beli pulsa. Kelima, mulailah membaca sebuah buku dengan membaca daftar isinya terlebih dahulu. Keenam, catatlah setiap ada informasi penting dan buku yang Anda baca. Ketujuh, having funs with book, bersenang-senang dengan buku. Kedelapan, book talks, ceritakan atau sampaikan informasi yang telah Anda peroleh setelah membaca buku kepada teman Anda. Dengan cara demikian minat baca akan tumbuh pada din kita. Selain itu ada beberapa kiat yang dapat Anda lakukan untuk menumbuhkan minat baca Anda, yaitu : Pertama, berlatihlah menggerakkan mata Anda dengan leluasa dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Kedua, tingkatkan kemampuan mengingat Anda dengan mencoba mengingat kembali kalimat atau ide pokok setiap paragraf yang telah Anda baca. Ketiga, cobalah berlatih membaca cepat setiap surat kabar yang ada dengan cara memahami letak isi utama setiap jenis tulisan, misalnya untuk berita pada head
28 BAKTI 229/JULI 228/JUNI2010 2010
berita. Keempat, peganglah selalu buku dan pena dimanapun Anda berada dengan membaca daftar isi setiap buku. Kelima, lakukan kegiatan membaca buku yang Anda pilih setelah membaca daftar isinya saat ada kesempatan Selain itu, kita juga dapat menumbuhkan minat membaca dengan cara memberi motivasi bagi diri kita sendiri dengan beberapa motto yang berkaitan dengan semangat dalam membaca, antara lain : Pertama, membaca adalah jalan menuju kesuksesan. Kedua, giatlah membaca sebelum orang bodoh membaca pikiran Anda. Ketiga, buku adalah jendela dunia. Keempat, bangunlah dirimu untuk membaca demi pembangunan din pribadi. Kelima, raihlah mimpimu di ujung gerbang referensi bacaanmu. Keenam, sukseskan membaca demi kesuksesan kehidupan di hari yang akan datang Demikian kiat yang dapat Anda lakukan untuk menumbuhkan minat baca Anda sebagai seorang siswa dan diharapkan nantinya Anda menjadi orang-orang maniak buku yang dilanjutkan menjadi seorang penulis. Membaca tidak hanya bermanfaat bagi kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain terlebih untuk anak cucu kita nanti. Hal itu bertujuan agar hobby membaca tidak punah karena termakan kemajuan iptek karena kemajuan iptek semakin menuntut kita untuk berfikir praktis dan instant dengan teknologi yang lebih canggih tetapi justru merusak daya saing buku di hati pembaca sehingga budaya membaca justru semakin hilang karena zaman. Oleh sebab itu kewajiban kita sebagai pelajar penerus bangsa mencoba mencermati dunia dan alam sekitar kita dengan membaca. Harapannya semoga apa yang menjadi penyebab keingintahuan kita dapat kita obati dengan banyak membaca. Dan membaca kita dapat memperoleh pengetahuan yang tidak hanya sekedar untuk mengerjakan tugas PR ataupun ulangan saja tetapi juga untuk ke depannya dapat menjadi tolak ukur pengetahuan kita, pembanding serta referensi ketika menghadapi semua hiruk-pikuk dunia ini. Satu hal yang harus kita perhatikan untuk selalu ingat, ” don’t stop writing if you like reading...!!” Penulis, siswa Kelas XI IPA- 2 Madrasah Aliyah Negeri Wonosari Gunungkidul
Cerpen Remaja
Ini Pun Akan Berakhir Oleh Zulaihah Hanum
S
ekeliling gelap. Perasaanku tidak menentu. Setelah beberapa langkah, kulihat di depan cahaya remang. Aku semakin mendekat. Kulihat sebuah pintu baja begiru kuat. Tiba-tiba di depanku muncul sesosok tubuh berjubah, wajahnya tak jelas. Gestur tubuhnya mengisyaratkan agar aku berhenti. “Belum waktunya kamu masuk ke pintu ini!” ucapnya. Aku terkesiap, tak mampu menjawab. “Kembalilah ke dunia, ada hal yang harus kamu selesaikan dulu,” lanjutnya. Aku masih dalam gugu. “Tapi ada syaratnya!” suara itu lebih keras dari sebelumnya. “Jaga mulutmu dari perkataan buruk.” Aku hanya mampu mengangguk. “Dan ini ada sangu….” Tangannya yang dingin dalam sekejap menyambar dan mengelus telapak tangan kananku. Kulihat ada tulisan Allah dalam huruf Arab. Aku merasa sano, linglung, dan bingung. Tiba-tiba sosok berjubah itu menunduk dan menghilang, muksa. Masih dalam kebingungan, pelan-pelan pintu yang ada di depanku terbuka sendiri. Kulihat cahaya yang terang benderang. Dengan tanpa sadar, kakiku dengan sendirinya melangkah melewati pintu itu. Mataku serasa tak kuat
memandang sinar yang ada di ruang itu. Kukucek mataku agar bisa melihat. Yang kulihat batikan jarit di depan mata. Kucoba gerakkan tangan untuk menyingkap kain di mukaku itu. Entah kenapa tanganku terasa begitu lemas. Setelah berhasil kusingkap, kulihat eternit. Kutengok sekeliling, ada belasan sosok yang terbungkus kain kafan di atas papan, dan beberapa yang lain tertutup kain jarit. Aku baru sadar, ternyata aku berbaring di antara mayatmayat, mungkin di ruang jenazah suatu rumah sakit. Aku berusaha bangkit. Tiba-tiba pintu terbuka, muncul seorang perawat, di belakangnya suami dan kedua orang tuaku. Mereka terlihat sangat terkejut, langkah mereka terhenti. Hanya suamiku yang lari mendekat. “Ratmi…Apakah ini suatu mukjizat?” Suamiku menangis sambil memelukku. Aku bingung. “Apa yang terjadi?” Pertanyaan itu membuncah di dalam benak. “Alhamdulillah…Allah sungguh Maha Kuasa,” sahut ibuku sambil mendekat, di susul bapak. Pertanyaanku tak segera terjawab. Mereka malah menangis sambil memelukku erat. Sesampai di rumah, aku baru tahu kejadian yang me-
BAKTI228/JUNI 229/JULI2010 2010 29 BAKTI 29
nimpaku: aku keguguran anak ketigaku dalam usia kandungan enam bulan, dan aku telah dinyatakan meninggal selama satu jam! Lalu, kejadian disebuah lorong gelap dan pertemuanku dengan sosok berjubah itu di alam apa? Alam kematian mungkin, batinku… Entah, yang pasti pesan sosok berjubah itu harus aku laksanakan.Tiba-tiba aku teringat rajah yang bertuliskan nama Tuhanku itu. Tapi begitu kulihat, rajah tersebut sudah tidak ada.
kedua anakku dan dia bisa memerankan perannya sebagai ayah – tiri – yang baik. Ujian kembali datang. Berbulan-bulan, bahkan bertahuntahun dalam pernikahan, kami belum juga mendapatkan keturunan. Hal itulah yang membuat suamiku merasa tertekan, kecewa, dan lemah. Untuk melarikan diri dari kekecewaannya, suamiku mulai menyentuh hal-hal yang dilarang Allah: judi dan minum minuman keras. Aku sungguh tak berdaya. Bukan itu saja, setelah lima tahun pernikahan dan kami telah pindah di Karangmojo, Gunungkidul, suamiku mulai tidak *** mau bekerja. Kalau malam nglayap, kalau siang tidur. Tidak Aku terlahir dalam keluarga petani gurem di sebuah mau kerja tapi marah-marah setiap kali makanan yang aku kampung di Purworejo, Jawa Tengah. Ayahku hanya memiliki siapkan kurang memenuhi seleranya. Sukanya mengambil sepetak tanah. Kalau sudah selesai mengerjakan lahannya, uang keuntunganku dagang ayam di Pasar Pahing dan Pasar ayah dan ibuku glidik derep di sawah Legi. Tiap sore aku mengayuh sepeda para tuan tanah. Semua itu dilakukan butut ke kampung-kampung untuk demi menghidupi keenam anaknya. membeli ayam untuk kujual lagi esok Setelah tiga tahun menjanda, Setelah lulus SD, aku merantau ke paginya. Keuntungan yang kudapat ada seorang perjaka asal Jakarta. Aku bekerja sebagai pembantu memang tidak banyak. Hanya cukup di sebuah keluarga seorang polisi. untuk makan. Itu pun karena kami Karangmojo, Gunungkidul, yang Setelah dua bulan di sana, aku kenal hidup di kampung, bisa menanam berniat menikahiku. Awalnya aku dengan Suharto, seorang pemuda sayuran di sekitar rumah. Meski dalam ragu, tapi dia berhasil tampan, mapan dan bermartabat. ke-terbatasan, aku punya niat untuk Awalnya aku minder, karena aku pergi ke Rumah Allah. Aku selalu meyakinkanku. menyadari jurang perbedaan di antara menyisihkan Rp. 5. 000,00 tiap bulan kami. Tapi dia tidak memperdulikan untuk kusimpan di bank. semua itu.Kami tetap menikah meski Aku bukan ahli ilmu agama, tapi tanpa restu dari kedua orang tua suamiku. Di rumah mertua, yang aku tahu, itu yang aku amalkan. Lima waktu salat selalu aku di-perlakukan layaknya pembantu. Mereka sangat kujalankan berjamaah di masjid. Sebelum fajar, aku sudah di mengagung-kan darah ningrat yang mereka sandang: ayah masjid menimba air untuk mengisi bak wudlu. Dan tip selesai mertuku keturunan Belanda, ibu mertuaku keturunan Keraton ’Asar aku mengepel lantai masjid dan mengelap kaca jendela. Ngayogyakarta. Banyak warga yang menjulukiku Bu Haji. Entah bermaksud Dalam pernikahan itu kami dikaruniai dua orang anak. Kami menyanjung, entah menertawakan kemiskinanku. Suamiku sangat bahagia, meski kedua anakku hanya merasa memiliki yang sudah tidak pernah lagi salat selalu mengomentari satu kakek dan satu nenek, yaitu kedua orang tuaku. Dari gaji sinis,”Jangan serakah dalam beribadah...” suamiku – sebagai pegawai kantor pos – kehidupan kami Terhitung enam belas tahun sudah ku dalam derita, punya sudah dapat dibilang tidak berkekurangan. Ujian pun tiba. suami tapi tak dinafkahi secara lahir. Bahkan jika aku punya Ada seorang gadis muda manajer sebuah perusahaan asuransi gelang atau kalung – hasilku menabung – selalu dirampas naksir pada suamiku. Tapi suamiku tidak menanggapinya. dan dijualnya. Piring dan gelas yang baru kubeli saja sudah Berbagai cara dilakukan gadis itu untuk mendapatkan simpati tidak ada jika aku pulang dari pasar. Dijual pada adik atau suamiku. Sampai titik puncaknya, suamiku dihabisi dengan tetangga, katanya. Allah memang Maha Kuasa, Maha cara hitam. segalanya. Tabungan yang saldonya tidak mencapai satu juta Suamiku selama tiga minggu opname di Rumah Sakit – hanya Rp. 960.000,00 – ternyata menang dalam undian haji Persahabatan. Tapi sampai ajal menjemputnya, dokter belum yang diadakan oleh bank tempat aku menabung. menemukan penyakitnya. Anehnya, sesaat sebelum mengSesaat ada pegawai bank datang memberitahukan berita hembuskan nafas terakhir, suamiku muntah darah disertai baik tersebut, aku tak bisa langsung percaya. Setelah mereka tujuh buah paku berkarat dan tiga jarum pentul. Setelah tiga menunjukkan bukti, aku baru bisa mempercayainya. bulan kematian suamiku, kami diusir ibu mertuaku dari rumah Alhamdulillah, segala puji hanya bagi-Mu. Hamba yang makan yang selama ini kami tempati – rumah hasil selama sepuluh hanya dengan nasi thiwul, rumah pun berdinding gedhek, tahun pernikahan. Bukan itu saja, aku dianggap pembawa ikut kau panggil untuk mencium Hajar Aswad, mengelus sial, mereka menganggap aku yang membuat suamiku makam Nabi, mengitari Ka’bah, yang selama ini hanya bisa meninggal. Akhirnya kami mencari kontrakan. kulihat dalam gambar... Allahu Akbar. Terima kasih bank, engkau jadi sarana per*** tolongan Allah. Semoga kiprahmu terus berlanjut. Setelah tiga tahun menjanda, ada seorang perjaka asal Labbaikallahumma labbaik...labbaika laa syarikalab Karangmojo, Gunungkidul, yang berniat menikahiku. Awalnya baik... aku ragu, tapi dia berhasil meyakinkanku. Meskipun masih terbilang muda, suamiku bisa menerima
BAKTI229/JULI 228/JUNI2010 2010 30 BAKTI
Lailatul latifah (MA Nurul Ummah Kotagede)
Belajarku Syaiful Hermawan (Mhs. FBS UNY)
Damai Yerusalem …! Bertanya apa ini kota Iblis? Ataukah kota Tuhan? Yerusalem menangis Bercerita tak akan habis Kisah Jalut lawan Thalut berlanjut Terus dan terus penuh kejut Seolah tak lekang di usia waktu Anak cucu berdarah terburu-buru Yerusalem menangis Bersaksi tanah satu Berebutan, bagai tulang bagi daging, bagi darah bagi tanah Yerusalem masih menangis Dukaku terhina waktu Tak seorang pun mau berlaku Atas keadilan hidup manusia Semua kayak binatang Bunuh sana bunuh sini Nyawa satu seribu tak ada harga Yang di dalamnya Berjajar Masjid, Gereja dan Tembok Ratapan Ikut menangis Yerusalem berkata …..! Aku semayami semua ini Damai urung bersemai
Aku belajar dari rangkaian kata Yang merasuk dalam jantungku Mengalir melalui darah merahku Aku belajar dari pengalaman Karena dialah guru terbaikku Yang hadir dalam jiwaku Aku belajar dari hidup Yang manis melebihi madu Dan pahitnya seperti empedu Aku belajar dari engkau Sahabatku… Tentang kasih sayang dan pengorbanan Yang pernah lalui
Nur Azizah Khumairoh (MAN Yogyakarta III)
Viva La Vidi ! Berdiri tegak menantang langit Angkat tangan Katakan bahwa Aku hidup untuk hidup ! Gerakkan tubuhmu tuk mengikat dunia Pada genggamanmu Ungkapkan semua yang ada di hatimu Pada dunia yang sepi ini Bila kau ingin dunia mendekat padamu Anggap semua cobaan hidup, Sebagai kerikil penghalang Zigzag kehidupan pasti bisa dilalui Incar tatapan tajam dunia Genggam dunia dengan tanganmu Anggap dunia ini milikmu Buat dunia tersenyum Perjuangkan hidupmu Viva la vidi ! BAKTI 229/JULI2010 2010 31 BAKTI 228/JUNI 31
Ummu Ibrahim al Bashariyyah
D
ikisahkan di Bashrah terdapat wanita-wanita ahli ibadah, di antaranya adalah Ummu Ibrahim alHasyimiyah. Ketika musuh Islam menyusup ke kantong-kantong perbatasan wilayah Islam, maka orangorang tergerak untuk berjihad di jalan Allah. Abdul Wahid bin Zaid al Bashri berdiri di tengah orang-orang sambil berkhutbah untuk menganjurkan mereka berjihad. Sedangkan saat itu Ummu Ibrahim turut menghadiri majelis ini. Dalam khutbahnya, Abdul Wahid menerangkan tentang bidadari. Bidadari merupakan imbalan bagi sebagian penghuni surga, akibat amalannya diterima oleh Allah, amalan tersebut antara lain adalah jihad. Abdul Wahid bersenandung menyifati bidadari ini sebagai seorang gadis yang berjalan tenang dan berwibawa. Ia diciptakan dari segala sesuatu yang baik nan harum. Segala sifat jahat telah dienyahkan. Allah menghiasinya dengan wajah yang berhimpun padanya sifat-sifat kecantikan yang luar biasa. Matanya bercelak demikian menggoda. Pipinya mencipratkan aroma kesturi. Lemah gemulai berjalan di atas jalannya. Seindah-indah yang dimiliki dan kegembiraan yang berbinar-binar. Setiap kali angin menerpa tangan itu, bau harumnya menyebar. Dia memanggilnya dengan cinta yang jujur. Hatinya terisi dengannya hingga melimpah. Wahai kekasih aku tidak menginginkan selainnya. Dengan cincin tunangan sebagai pembukanya. Janganlah kau seperti orang yang bersungguh-sungguh ke puncak hajatnya. Kemudian setelah itu ia meninggalkannya. Tidak, orang yang lalai tidak akan bisa meminang wanita sepertiku. Yang meminang wanita sepertiku hanyalah orang yang merengek-rengek. Maka sebagian orang bergerak pada sebagian yang lainnya, dan majelis itupun menjadi ramai dan gaduh. Kemudian Ummu Ibrahim yang mengikuti khutbah Abdul Wahid ini menyeruak dari tengah orang-orang seraya berkata kepada, “Wahai Abu ‘Ubaid, bukankah engkau tahu anakku Ibrahim. Para pemuka Bashrah meminangnya untuk puteriputeri mereka, tetapi aku memukul anakku ini di hadapan mereka. Demi Allah, gadis (bidadari) ini mencengangkanku dan aku meridhainya menjadi pengantin untuk puteraku. Ulangi lagi apa yang engkau sebutkan tentang kecantikannya.” Mendengar hal itu Abdul Wahid kembali menyifatkan bidadari yang wajahnya mengeluarkan cahaya. Sendau guraunya seharum parfum dari parfum murni. Jika menginjakkan sandalnya di atas pasir yang sangat gersang niscaya seluruh penjuru menjadi hijau. Tali yang mengikat
32 BAKTI 228/JUNI 2010
pinggangnya. Seperti ranting pohon Raihan yang berdaun hijau. Seandainya meludahkan air liurnya di lautan. Niscaya umat manusia merasakan segarnya meminum air lautan. Orang-orangpun menjadi semakin ramai, lalu Ummu Ibrahim maju seraya berkata, “Wahai Abu Ubaid, demi Allah, gadis ini mencengangkanku dan aku meridhainya sebagai pengantin bagi puteraku. Apakah engkau sudi menikahkan puteraku dengan gadis tersebut saat ini juga? Ambilllah maharnya dariku sebanyak 10.000 dinar, serta bawalah putraku keluar bersamamu menuju peperangan itu. Mudahmudahan Allah mengaruniakan syahadah (mati syahid) kepadanya, sehingga dia akan memberi syafa’at untukku dan untuk ayahnya pada hari Kiamat.” Abdul Wahidpun menjawab, “Jika engkau melakukannya, niscaya engkau dan anakmu akan mendapatkan keberuntungan yang besar.” Kemudian Ummu Ibrahim memanggil puteranya, “Wahai Ibrahim!” Ibrahimpun bergegas maju dari tengah orang-orang seraya mengatakan, “Aku penuhi panggilanmu, wahai ibu.” Ummu Ibrahim berkata, “Wahai puteraku! Apakah engkau ridha dengan gadis (bidadari) ini sebagai isteri, dengan syarat engkau mengorbankan dirimu di jalan Allah dan tidak kembali dalam dosa-dosa?” Pemuda ini menjawab, “Ya, demi Allah wahai ibu, aku sangat ridha.” Ummu Ibrahim berkata, “Ya Allah, aku menjadikan-Mu sebagai saksi bahwa aku telah menikahkan anakku ini dengan gadis ini dengan pengorbanannya di jalanMu dan tidak kembali dalam dosa. Maka, terimalah dariku, wahai sebaik-baik Penyayang.” Kemudian ibu ini pergi, lalu datang kembali dengan membawa 10.000 dinar seraya mengatakan, “Wahai Abu ‘Ubaid, ini adalah mahar gadis itu. Bersiaplah dengan mahar ini. Abu Ubaidpun menyiapkan para pejuang di jalan Allah. Sang ibu kemudian pergi membelikan kuda yang baik untuk puteranya dan menyiapkan senjata untuknya. Kemudian berangkatlah rombongan Abdul Wahid yang didalamnya terdapat Ibrahim, ke medan perang.
Menulis itu Semudah Menghembuskan Nafas Oleh Humaidi
Cristie, Helvy Tiana Rosa, David Malouf, J.K Rowling, Pramoedya atau Nh Dini dan banyak penulis ternama lainnya, tetapi tidak mau melihat pahit getir proses kreatif mereka dan mencoba kiat-kiat penulisan mereka yang tepat dan sesuai untuk kita terapkan (hlm. 82). Menurut penulis, untuk bisa menulis dengan baik, diperlukan latihan tanpa batas. Konkretnya,untuk mengasah kemampuan dalam menulis, diperlukan pola pembiasaan. Pembiasaan, salah satunya, dapat dilakukan dengan cara ‘’memaksa’’ diri untuk secara teratur menulis dalam batasanbatasan waktu tertentu. Misalnya, meneguhkan komitmen dan tekad dalam diri untuk setiap dua minggu sekali menghasilkan satu karya tulisan yang terstruktur (hlm. 40). Konsekuensinya, komitmen itu harus dipegang dan direalisasikan. Dengan kian sering menulis, logikanya, kemampuan menulis akan semakin baik. Sebab, dalam rentang waktu itulah seseorang akan mampu menilai apakah tulisannya sudah cukup baik atau belum. Sikap evaluatif itu pada akhirnya melahirkan refleksi yang diikuti dengan daya korektif terhadap tulisannya. Namun, jika cara seperti ini tidak bisa ditempuh, Sukino memberi tawaran agar seseorang menempuh metode menulis alamiah. Dengan metode ini, seseorang bebas mengembangkan imajinasi, lepas, tanpa batas ataupun sekat teori-teori yang ada. Alasannya, menulis adalah sebuah komunikasi antara otak, hati, dan tangan. Ia harus bebas “hambatan”. Pesan (message) yang hendak disampaikan otak harus sampai ke tangan. Ia juga harus bebas nilai-nilai kepentingan sistem yang terkadang justru membatasi gerak sekaligus kebebasan di dalam menghasilkan sebuah karya. Pendekatan naturalistik juga dipandang lebih merefleksikan hakikat keinginan manusia yang ingin bebas berekspresi. Sebab, terkadang manusia justru akan keluar segala daya imajinasinya, daya kreatifnya, dalam situasi nonformal, situasi tidak kaku, dan rileks. Biasanya, setelah seseorang selesai menuangkan ide di dalam tulisannya, seseorang barulah akan kembali kepada teori-teori penulisan. “Kunci pertama menulis bukanlah dengan berpikir, melainkan mengungkapkan apa saja yang Anda rasakan”, demikian tutur Wiliiam Forester; seorang penulis ternama. Pada akhirnya, buku ini sangat bagus untuk mendorong motivasi kita untuk telaten menulis. Walaupun merupakan panduan menulis bagi penulis pemula, tapi buku ini mampu menunaikan fungsinya melampaui tema itu.
Judul Buku :Menulis ituMudah; Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal Penulis : Suikino Penerbit : Pustaka Populer LKiS, Yogyakarta Cetakan : I, Mei 2010 Tebal Buku :xvi + 214 halaman
“
M
enulislah. Selama engkau tidak m e n u l i s , engkau akan hilang dari dalam masyarakat dan dari pusaran sejarah”. Demikian kata Pramoedya Ananta Toer, pengarang besar Indonesia, dalam tetralogi keempatnya Rumah Kaca. Benar, menulis membuat kita abadi dalam kenangan sejarah. Tetapi lebih dari itu, proses membaca dan menulis, pada hakikatnya adalah pintu masuk untuk membuka cakrawala pengetahuan yang maha luas. Membaca dan menulis juga merupakan upaya untuk memaknai dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Dengan demikian, keduanya seyogyanya menjadi aktivitas yang dilakukan sepanjang hayat, karena proses mencari ilmu dan memaknai kehidupan hanya akan terhenti manakala seseorang telah menghembuskan nafas terakhirnya. Dengan spirit itulah,Sukino melalui buku ini mencoba membuka mata kita bahwa menulis adalah aktivitas yang mudah dan bisa dilakukan semua orang. Menulis tidaklah sesulit seperti yang dibayangkan orang selama ini. Dalam uraiannya, Sukino meyakinkan pembaca bahwa menulis adalah aktivitas yang mudah, indah dan mengasyikkan. Dengan akal dan pikirannya. Manusia bisa menjadikan banyak hal yang ada disekelilingnya sebagai bahan pelajaran yang sangat berharga dalam hidupnya. Namun, seringkali manusia tanpa sadar menciptakan suasana self-limiting beliefs (keyakinan yang membatasi diri) di dalam otaknya. Yakni keyakinan atau kepercayaan yang membuat seseorang merasa terbatas atau tidak mampu melakukan sesuatu. Kesulitan orang untuk menulis, karena mereka tidak mengenal diri mereka sendiri. Mereka umumnya membayangkan ingin menjadi Agatha
Peresensi adalah Aktivis Lembaga Kajian Agama dan Swadaya Umat (LeKAS). BAKTI 228/JUNI 2010
33
JAWABAN TTS BAKTI No. 228/Juni 2010
TTS BAKTI No. 229/Juli 2010
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
13
P A N D E G A
7
12
A I
T T O L
N
C
A N T E O K
S
B
E
K
E
B
A
T
E
L
U
14
15
S A B A K
N
B
I H R A M A S A A D L A S E
K E C A K
A
M A P I R
R A
L O B A R R A J A M
16
Mendatar : 1. Kota di Afrika Selatan 3. Makanan dari daging ayam 6. Kereta api (Jawa) 8. Kelapa yang dikeringkan 9. Kota di Thailand (……MAI) 10. Alat musik yang dipetik 11. Seri (catur) 13. Bohong 14. Pakaian dalam haji 15. Buronan AS di Afghanistan 16. Negara di Timur Tengah Menurun : 1. Larva nyamuk 2. Tokoh punakawan 4. Kelompok 5. Nama akhir pencetak gol pertama dari Afsel 6. Nama stadion tempat pembukaan Piala Dunia 2010 7. Nama biji rempah 10. Air 12. Tarian Aceh
Pemenang TTS Edisi 227/Juni 2010 1. 081 754 986 54 2. 085 736 709 605 TTS ini ditujukan kepada pembaca yang telah sekian lama merespon Majalah BAKTI, kecuali jajaran Redaksi/Pengelola. Adapun ketentuan selengkapnya sebagai berikut: 1. Menjawab pertanyaan dalam kotak TTS 2. Jawaban dikirim via sms ke nomor 085 868 323 652/081 392 277 272, paling lambat tanggal 15 di setiap edisi. 3. Disediakan hadiah untuk 2 pemenang berupa voucer pulsa @ Rp.20.000 4. Pengumuman pemenang akan dimuat pada edisi Majalah BAKTI bulan berikutnya. 5. Hadiah langsung dikirim ke nomor pemenang. Pengelola
DAFTAR PENERIMA SANTUNAN SKP BULAN JULI 2010 Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulonprogo
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunung Kidul
Meninggal No. 1.
NIP
Tanggal
No.
150227096
30 Desember 2009
1.
Nama Sunardi, S.Pd
Kesripahan Nama Ngatirah
Pensiun 1.
Suteja
150188305
1 Mei 2009
Pensiun Nama
NIP
1. 2. 3. 4.
Siti Latifah Trubus Subari, A.Ma Suparijem, A.Md Siti Ambiyatun, BA
150192840 150131711 150150858 150209918
Ketua
Tanggal 1 Desember 2009 1 Desember 2009 1 Desember 2009 1 Desember 2009
BPSKP KANWIL KEMENAG PROV. DIY Sekretaris,
Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I
34 BAKTI 228/JUNI 2010
150131528
Tanggal 10 Februari 2010
Pensiun
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman
No.
NIP
Drs. H. Fathony
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Parno Tinari, S.pd Mardjinah, S.Pd.I Sugito Djumijo Tukijah Drs. Mardi Sutiya A, S.Ag M Hasbi Anwar, M.Pd.I Sakinem Ruki Hj. Sri Titi Yayuni Mardinah Marsijem Tugijem Sumidjem Sumarsini, BA Sutarmi
150172184 150129849 150172213 150131648 150130792 150130459 150129927 150130620 150129784 150131415 150130437 150182499 150172220 150131413 150131414 150185359 150130259 150131022
1 Januari 2009 1 Februari 2009 1 September 2009 1 September 2009 1 September 2009 1 September 2009 1 Oktober 2009 1 Oktober 2009 1 Oktober 2009 1 Oktober 2009 1 Oktober 2009 1 Oktober 2009 1 Oktober 2009 1 Oktober 2009 1 Oktober 2009 1 Oktober 2009 1 Nopember 2009 1 Nopember 2009