PERBEDAAN KADAR GULA DARAH PUASA SEBELUM DAN SETELAH PEMBERIAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) PADA IBU-IBU DI DESA TUGU MUKTI RT 03 RW 11 KECAMATAN CISARUA BANDUNG BARAT
Sabathino Bansole Fakultas Ilmu Keperawatan Unai
Background: Diabetes is a degenerative illness which is the quite high illness happen in such countries. The treatment for this ill are by pharmacologic and nonpharmacologic. The non-pharmacologic treatment can used by plant around us. One of it is Aloe Vera, to help the regulation of blood glucose. The aim of this study is to know the differentiate of fasting blood glucose before and after therapy by Aloe Vera in the woman in Tugu Mukti, Cisarua West Bandung. Method: This study was pre-experiment study with one group pretest-posttest design. The subjects were woman in Tugu Mukti West Bandung which taken by purposive sampling. Total subject were 20 people which have fasting blood glucose > 110 mg/dL. This treatment is by given 250 gram of Aloe Vera gel every day during seventh days in the morning. FBG level was measured before and after treatment using glucose test strip mark Easy Touch. Data was analyze by paired sample t-test. Result: The decreased of FBG from 134 mg/dL to 104,55 mg/dL after seventh days treatment. Statistic analyze showed that there was significant difference of FBG level before and after treatment. Conclusion: There is a significant difference of FBG before an after treatment by giving 250 mg Aloe Vera gel per day in the morning for seventh days. Key word: Aloe Vera, fasting blood glucose, diabetes Hiperglikemia adalah penyakit degeneratif yang angka kejadiannya cukup tinggi di berbagai negara. Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat dengan jumlah penderita hiperglikemia terbesar di dunia. jumlah pasien hiperglikemia rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin (Depkes RI; 2005). Jumlah penderita hiperglikemia di dunia diperkirakan akan mengalamai peningkatan dengan cepat
dalam 25 tahun, dengan perkiraan peningkatan sebesar 42% terjadi pada negara berkembang. Menurut Diabetic Federation, organisasi yang peduli terhadap masalah diabetes, jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia tahun 2001 mencapai 5,6 juta jiwa diatas usia 20 tahun. Di tahun 2020 diprediksi akan mencapai angka 8,2 juta jiwa, apabila tidak dilakukan upaya perubahan pola hidup sehat pada penderita (Depkes, 2005). Pengobatan diabetes dengan obat antidiabetes sintetis cenderung menimbulkan efek samping. Untuk menghindari efek samping tersebut, perlu dikembangkan sistem pengobatan tradisional sebagai alternatif pengobatan diabetes yang relatif aman, yaitu lidah buaya (aloe vera). Aloe vera merupakan tanaman yang fungsional karena semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun untuk diolah menjadi makanan hingga untuk mengobati berbagai penyakit, dan salah satunya adalah untuk menurunkan kadar gula darah bagi penderita DM (Rodiyah, 2009). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi dan Murwani pada tahun 2011. Penelitian ini untuk menguji pengaruh pemberian jus lidah buaya pada wanita pre diabetes. Penelitian tersebut dilakukan selama 14 hari, dimana sampel diberi jus lidah buaya sebanyak 150 gram. Setelah dilakukannya intervensi dan dilakukan pengukuran kadar GDP, hasilnya menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar GDP sebesar 18,92%. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh pemberian lidah buaya (aloe vera) terhadap kadar gula darah puasa pada ibu-ibu di Desa Tugu Mukti RT 03 RW 11 Kecamatan Cisarua Bandung Barat. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Kader RT Tugu Mukti, sebagai bahan masukan untuk penyuluhan kesehatan kepada warga tentang penggunaan bahan herbal aloe vera untuk mengontrol kadar gula darah. 2. Bidang penelitian, diharapkan hasil penelitian ini untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Tinjauan Pustaka Kadar gula darah dipengaruhi oleh hormon insulin. Insulin mengangkut glukosa dari darah ke dalam sel tubuh agar sel dapat menggunakan glukosa sebagai energi. Tanpa hormon ini, sel-sel tubuh tidak akan bisa memanfaatkan glukosa yang ada di dalam darah (Sutanto 2013:19). Insulin adalah hormon dalam tubuh manusia yang diproduksi oleh kelenjar pankreas pada saat tubuh mencerna makanan atau saat kadar gula darah tinggi. Pankreas memiliki fungsi untuk mensekresi beberapa jenis enzim pencernaan serta memproduksi insulin. Tidak adanya insulin dalam tubuh manusia atau kekurangan
insulin dalam tubuh akan menyebabkan penumpukan gula dalam darah sehingga selsel tubuh menjadi kelaparan. Hal ini akan membuat tubuh mengeluarkan glukagon yang akan merombak jaringan lemak yang adalah tempat menyimpan makanan cadangan tubuh. Inilah yang akan menyebabkan seseorang menjadi kurus dan kehilangan berat badan yang drastis. Bila insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka kadar gula dalam darah akan meningkat sehingga akan terbawa keluar melalui air seni. Hal inilah yang dapat menimbukan gejala diabetes seperti sering buang air kecil dan penurunan berat badan akibat tidak dapat digunakannya energi oleh tubuh. Bila menjadi semakin tidak terkendali, dapat menyebabkan kadar gula darah semakin tinggi dan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius seperti koma diabetes atau kematian (Sutanto; 2013:21). Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia); (2006), seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah plasma puasa >126 mg/dL dan pada pemeriksaan kadar gula darah sewaktu >200 mg/dL. Kadar gula darah bervariasi sepanjang waktu dalam sehari dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu dua jam setelah makan. Klasifikasi Nilai Gula Darah Puasa (mg/dl) Nilai gula darah Kategori 80-100 Ideal 101-125 Sedang >126 Buruk Menurut American Diabetes Association (ADA:2013), hipoglikemia dan hiperglikemia dapat menyebabkan ketoasidosis. Ketoasidosis terjadi bilamana sel-sel tubuh kelaparan dan tidak adanya energi dalam bentuk glukosa dalam darah. Keadaan ini akan menyebabkan pemecahan energi simpanan di otot yaitu lemak. Pemecahan lemak ini akan menghasilkan keton. Keton bersifat asam, yang akan keluar juga sebagian melalui urin, dan sebagiannya lagi keluar dalam darah. Keton akan meracuni tubuh, karena sifat asamnya. Inilah yang akan menyebabkan terjadinya pingsan, koma, bahkan kematian jika tidak ditangani dengan segera. Pengaturan kadar glukosa plasma melibatkan hepar, jaringan ekstrahepatik dan beberapa hormon. Sel-sel hepar dapat dilewati glukosa dengan bebas melalui transporter GLUT-2, sedangkan pada jaringan ekstrahepatik glukosa memerlukan transporter yang diatur oleh insulin untuk dapat masuk kedalam sel (Mayers & Bender, 2003). Dalam pengaturan kadar glukosa plasma, selain insulin juga dibutuhkan peranan dari glukagon. Kedua hormon tersebut merupakan hormon yang disekresikan oleh sel pankreas. Sel β pankreas mensekresikan insulin dan sel α pankreas mensekresikan glukagon. Sutanto (2013:104) mengatakan bahwa diabetes sangat mungkin untuk dicegah. Utamanya yaitu mencegah tingginya kadar gula darah melebihi batas normal yang direkomendasikan. Dengan mengurangi obesitas, berarti mengurangi resiko
diabetes. Cara yang efektif yang untuk mengurangi obesitas adalah dengan pengaturan pola makan atau diet dan olahraga. Kebiasaan yang dapat memperburuk kesehatan dan memicu terjadinya penyakit diabetes adalah kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Selain itu, kebiasaan ini dapat menimbulkan penyakitpenyakit berat lainnya (Sutanto; 2013:107). Lidah buaya (aloe vera) yang juga dikenal sebagai tanaman ajaib, adalah semak pendek bertangkai yang ditemukan melalui budi daya dan tidak ditemukan di alam liar. Beberapa jenis aloe hidup dan berasal dari Afrika Utara. Aloe vera memiliki lebih dari 500 spesies (Nordqvist; 2013). Beberapa peneliti telah mempelajari kandungan zat aktif yang terdapat dalam gel lidah buaya. Beberapa zat aktif yang terdapat dalam lidah buaya yang telah teridentifikasi akan di uraikan dalam tabel dibawah ini menurut Hartawan (2012;18): Tabel 2.2 Kandungan Aktif Lidah Buaya yang Sudah Teridentifikasi Zat Aktif Kegunaan Lignin Mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi sehingga memudahkan peresapan gel ke dalam kulit atau mukosa Saponin Mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat antiseptik, serta dapat mejadi bahan pencuci yang baik Kompleks Anthraquinone (Aloe- Sebagai penurun kadar gula darah, emodin, aloetic-acid, anthranol, aloin bahan laktasif, penghilang rasa sakit, A dan B, isobarbaloin, emodin dan mengurangi racun dan anti bakteri ester) Antibiotik Acemannan Sebagai anti-virus, anti-bakteri, antijamur, dapat menghancurkan sel tumor, serta meningkatkan daya tahan tubuh Enzim Bradikinase, Karbiksipeptidase Mengurangi inflamasi, anti-alergi, dan dapat mengurangi rasa sakit Glukomannan, Mukopolysakarida Memberikan efek imonomodulasi Salisilat Menghilangkan rasa sakit dan antiinflamasi Tennin, Aloctin A Sebagai anti-inflamasi Asam Amino Bahan untuk pertumbuhan danperbaikan serta sebagai sumber energi. Aloe vera menyediakan 20 dari 22 asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh Vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, E, Memberikan ketahanan tubuh
Asam folat
terhadap penyakit dan berinteraksi untuk melancarkan fungsi tubuh
Lidah buaya mengandung sebagian besar air, sisanya mengandung bahan aktif (active ingredients) seperti minyak esensial, asam amino, mineral, vitamin, enzim dan glikoprotein. Lidah buaya juga mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh dengan cukup lengkap yaitu Vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, E, choline, inositol dan asam folat. Kandungan mineralnya antara lain terdiri dari kalsium (Ca), magnesium (Mg), potasium (K), sodium (Na), besi (Fe), zinc (Zn), dan kromium (Cr) (Hartawan; 2012:20). Meskipun sudah diketahui keampuhannya, lidah buaya sempat ditinggalkan orang sejalan dengan berkembangnya pengobatan modern. Tetapi diawal tahun 1940, lidah buaya kembali dimanfaatkan setelah Bangsa Amerika menemukan bahwa gel dalam lidah buaya dapat mengobati terbakarnya kulit akibat sinar matahari. Menurut Wahyono dan Kusnandar (2002), lidah buaya berkhasiat sebagai anti-inflamasi, anti-jamur, anti-bakterial dan membantu proses regenerasi sel. Selain untuk menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, lidah buaya juga berkhasiat mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap penyakit kanker, serta dapat menjadi penunjang nutrisi bagi penderita kanker dan HIV/AIDS. Helal, dkk (2003) mengatakan bahwa aloe vera berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan glikogen hati yaitu dengan meningkatkan aktivasi sel β pankreas dalam menstimulasi biosintesis dan sekresi insulin. Aloe vera juga membantu memperbaiki toleransi glukosa dengan menurunkan glukosa-6-fosfat dan fruktosa-1, 6-bifosfat serta meningkatkan heksokinase sehingga menghambat produksi glukosa yang berasal dari hepar dan meningkatkan ambilan glukosa oleh otot. Menurut Nair (2012), penggunaan aloe vera secara topikal ataupun internal dapat mengakibatkan efek samping. Reaksi alergi adalah yang umum terjadi sebagai efek samping penggunaan lidah buaya. Pada sebagian orang terjadi reaksi alergi minor berupa gatal dan ruam kulit, yang lain mungkin akan mengalami gejala yang parah seperti bengkak pada wajah, kesulitan bernapas, dan rasa sesak pada dada, sehingga perlu untuk mengetahui penanganan medik dan lakukan pemberhentian penggunaan dengan segera. Metodologi Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode praeksperimental dengan one group pretest-posttest design. Pada penelitian ini, intervensi yang akan dilakukan adalah pemberian daging daun lidah buaya (aloe vera) pada sampel yang telah dipilih sebanyak 250 gram setiap pagi sebelum makan yang akan dilakukan selama tujuh hari. Dan akan dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa terhadap responden sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah ibu-ibu di Desa Tugu Mukti RT 03 RW 11 Kecamatan Cisarua Bandung Barat. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 20 orang ibu-ibu dengan kadar GDP >110 mg/dL, yang dipilih dengan metode purposive sampling. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini antara lain: 1. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang ibu-ibu dengan kadar gula darah puasa lebih dari 110 miligram per desiliter (mg/dL). 2. Responden bersedia menjadi subjek penelitian dengan sukarela 3. Responden tidak memiliki alergi terhadap aloe vera 4. Responden tidak sedang dalam proses pengobatan atau mengkonsumsi obat antihiperglikemia. Bahan dan Instrumen Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Aloe vera sebagai bahan intervensi yang diberikan kepada responden. 2. Darah responden sebagai bahan untuk mengukur kadar gula darah responden. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Pisau dapur untuk memotong daging daun aloe vera 2. Timbangan untuk mengukur berat gel aloe vera 3. Alcohol swab untuk mensterilkan kulit pada bagian tempat diambilnya sampel darah 4. Lancet untuk menusuk jari responden saat pengambilan darah 5. Strip gula darah atau gluco-strip sebagai tempat dimasukkannya darah yang telah diambil. Hasil dan Analisa Data Untuk menjawab “berapakah kadar gula darah puasa sebelum pemberian aloe vera pada ibu-ibu di Desa Tugu Mukti RT 03 RW 11 Kecamatan Cisarua Bandung Barat”, maka nilai gula darah puasa yang diukur dengan alat ukur gula darah (glucotest) merk Easy Touch kemudian dihitung nilai rata-rata gula darah puasa dari 20 responden tersebut dengan menggunakan rumus mean menurut Sudjana (2005). GDP Sebelum Pemberian Aloe Vera Responden GDP Sebelum Intervensi (mg/dL) 1 130 2 129 3 136 4 140 5 128 6 129 7 120 8 126 9 198 10 137 11 120
12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Rata
128 138 128 129 132 135 130 129 138 2680 134
Nilai rata-rata GDP sebelum pemberian aloe vera adalah:
134 Untuk menjawab “berapakah kadar gula darah puasa setelah pemberian aloe vera pada ibu-ibu di Desa Tugu Mukti RT 03 RW 11 Kecamatan Cisarua Bandung Barat”, maka nilai gula darah puasa yang diukur dengan alat ukur gula darah (glucotest) merk Easy Touch kemudian dihitung nilai rata-rata gula darah puasa dari 20 responden tersebut dengan menggunakan rumus mean menurut Sudjana (2005). GDP Sesudah Pemberian Aloe Vera Responden GDP Setelah Intervensi (mg/dL) 1 109 2 98 3 110 4 108 5 106 6 112 7 104 8 89 9 123 10 108 11 98 12 94 13 106 14 97 15 107
16 17 18 19 20 Total Rata
110 104 108 95 105 2091 104.55
Nilai rata-rata GDP setelah pemberian aloe vera adalah:
104,55 Untuk menjawab ”apakah ada perbedaan yang signifikan terhadapa kadar gula darah puasa sebelum dan setelah pemberian aloe vera pada ibu-ibu di Desa Tugu Mukti RT 03 RW 11 Kecamatan Cisarua Bandung Barat” maka dilakukan proses uji hipotesa dengan uji t dua pihak dengan rumus menurut Sudjana (2005). Hasil Pengolahan Data GDP Sebelum dan Setelah Mengkonsumsi Aloe Vera GDP D(D- )² Responden D Sebelum Setelah Intervensi Intervensi 1 130 109 21 -8.05 64.8025 2 129 98 31 1.95 3.8025 3 136 110 26 -3.05 9.3025 4 211 180 31 1.95 3.8025 5 128 106 22 -7.05 49.7025 6 129 112 17 -12.05 145.2025 7 120 104 16 -13.05 170.3025 8 126 89 37 7.95 63.2025 9 198 123 75 45.95 2111.403 10 137 108 29 -0.05 0.0025 11 120 98 22 -7.05 49.7025 12 121 94 27 -2.05 4.2025 13 138 106 32 2.95 8.7025 14 128 97 31 1.95 3.8025 15 129 107 22 -7.05 49.7025 16 132 110 22 -7.05 49.7025 17 135 104 31 1.95 3.8025 18
130
108
22
-7.05
49.7025
19 20 Total
129 138 2744 = 29,05
95 105 2163
34 33 581
4.95 3.95 0
24.5025 15.6025 2880.95
√((∑(D- )²)/(n-1))= √(2880,95/19)= √151,62=12,31
SD=
Dari perhitungan dan tabel diatas, maka didapatkan uji hipotesa dengan uji-t dua pihak dengan rumus menurut Sudjana (2005): t=
=
=
=
= 10,56
Menurut Sudjana (2005:242) pada kriteria pengujian dua pihak, bila thitung < ttabel maka Ho diterima dan harga thitung adalah mutlak. Bila thitung > ttabel maka Ha diterima. Jika tidak terlihat (+) atau (-), dimana ttabel dicari dari distribusi “t”. Ttabel dapat diperoleh dengan menetapkan tingkat signifikan α dan derajat kebebasan dk. Pada penelitian ini, α yang digunakan adalah 0,05 dan dk= n-1. Berdasarkan hasil pengolahan data gula darah puasa pada ibu-ibu Desa Tugu Mukti maka, dapat diketahui bahwa hasil thitung 10,56 dan ttabel 2,093. Menurut Sudjana (2005:242) pada kriteria pengujian dua pihak, bila thitung > ttabel maka Ha diterima. Jika tidak terlihat (+) atau (-), dimana ttabel dicari dari distribusi “t”. Dengan demikian thitung˃ ttabel. Berarti nilai H0 ditolak dan nilai Ha diterima dengan signifikansi pada taraf kepercayaan 95%, nilai α = 0,05, dk = 19. Gambar 4.1 Distribusi Normal Gula Darah Puasa (Daerah Penerimaan Dan Penolakan H0) Daerah Penolakan H0
Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan Ho
-10,56
-2,093
thitung
ttabel
2,093
ttabel
10,56
thitung
Analisis data diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan setelah pemberian aloe vera dengan penurunan gula darah puasa. Hal tersebut memperlihatkan bahwa penelitian yang dilakukan selama tujuh hari pemberian aloe vera satu kali sehari sebanyak 250 gram memberikan perbedaan yang signifikan terhadap penurunan gula darah puasa. Gula darah puasa responden sebelum dilakukannya intervensi berada pada kategori DM. Setelah responden diberikan aloe
vera satu kali sehari selama tujuh hari maka terjadi penurunan kadar gula darah menjadi kategori pra diabetes. Aloe vera mengandung senyawa organik aloe emodin yang tergolong dalam senyawa antraquinone yang mempunyai kemampuan menurunkan kadar gula darah (Sujono & Wahyuni, 2005). Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin sebuah senyawa organik dari golongan antrakuinon yg meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase-3 beta, sehingga sangat berguna dalam mengurangi rasio kandungan gula dalam darah. Kusnendar (2013). Kesimpulan Kesimpulan yang penulis peroleh dari penelitian ini antara lain: 1. Kadar gula darah puasa ibu-ibu di Desa Tugu Mukti RT 03 RW 11 Kecamatan Cisarua Bandung Barat sebelum mengkonsumsi aloe vera tergolong dalam kategori DM. 2. Kadar gula darah puasa ibu-ibu di Desa Tugu Mukti RT 03 RW 11 Kecamatan Cisarua Bandung Barat setelah mengkonsumsi aloe vera tergolong dalam kategori pra diabetes. 3. Ada perbedaan yang signifikan dari kadar gula darah puasa sebelum dan setelah pemberian aloe vera pada ibu-ibu di Desa Tugu Mukti RT 03 RW 11 Kecamatan Cisarua, Bandung Barat Saran Setelah mengadakan penelitian dan menarik kesimpulan, maka penulis ingin memberikan saran yang dapat berguna bagi Kader Desa Tugu Mukti dan bidang penelitian, yakni: 1. Kader Desa Tugu Mukti, sebagai bahan masukan untuk penyuluhan kesehatan kepada warga tentang penggunaan bahan herbal aloe vera untuk mengontrol kadar gula darah bagi warga Desa Tugu Mukti Kecamatan Cisarua Bandung Barat. 2. Bidang penelitian, diharapkan hasil penelitian ini untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya mengenai kegunaan senyawa aloe emodin daun sena (Sennae Folium) untuk gula darah. Daftar Pustaka American Diabetes Acossiation (ADA). 2013. Living With Diabetes. Uncomplicated Guide to Diabetes Complication, 3rd Wdition. Dep.Kes. RI. Profil Kesehatan RI. Jakarta: 2005 Department of Reproductive health and Research, World Health Organization. WHO: Geneva: 2003 Nair. 2012. Side Effect of Using Aloe Vera. [online]. Available:http://www.buzzle.com/articles/side-effect-of-using-aloevera.html.[2 Januari 2012] Panse. 2011. When to Drink Aloe Vera Juice. article Priya Johnson. 2011. Aloe vera gel benefit. Article
Sanders. 2013. Diabetic Feel Better with Aloe Vera Juice. [online]. Available: http://www.naturalheath365.com/foodnews/aloe_juice.html.[4 November 2013] Schweizer, M. 2006. Aloe Vera Health and Healing Plant. 4th Edition Shaw JE, Sicree RA, dan Zimmet PZ. 2009. Global Estimate of the Prevalence of Diabetes Research and Clinical Practice Vol 87, page 4-14 Slamet, S. 2004. Patofisiologi Diabetes Mellitus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Soegondo. 2008. Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Mellitus. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI Stevens, N. 2007. Aloe Vera, Sirio, Malaga, Spain. 7th Edition Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Alfabet Sustrani Lanny, dkk. 2004. Diabetes. Jakarta: Gramedia Thiruvelan. 2010. Aloe Vera for Diabetes Control. Article. Timby, Barbara,K & Nancy Smith. 2006. Introductory Medical Surgical Nursing 9th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins Widyanto & Triwibowo. 2013. Trend Penyakit Saat Ini. Jakarta: Trans Info Media Yagi, Hegazy, Kabbash & Wahab. 2009. Possible Hypoglycemia Effect of Aloe Vera L High Molecular Weight Fraction on Type 2 Diabetic Patient. Article