LEMBAR PENGESAHAN Skripsi
berjudul: "Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Se!" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus elalam Ujian Munaqasyah paela, 06 Mei 2008 elihadapan elewan penguji. Karena itu, penulis memperoleh gelar Smjana SI (S.Pd) elalam bielang Pendidikan Biologi. Jakarta, 21 Mei 2008 Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan Penelielikan IPA) II'. H. Mahmuel M. Siregar. M.Si NIP. 150222933 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Penelielikan IPA) Baig Hana Susanti, M.Sc NIP. 150299475 Penguji I Drs. Sujiyo Miranto. M.Pd NIP. 150368 741 Penguji II DI'. Zulfiani, M.Pel NIP. 150368741
Tanda Tangan
rvvJj
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawab ini: Nama
: Fika Damayanti
NIM
: 103016127085
Jurusan/semester
: Pendidikan 1PA (Bio1ogi)/X
Angkatan tahun
: 2003
Alamat
: JI. Kihajar Dewantara Gg. Nurul Huda II Rt. 003/015 No. 39 Ciputat-Tangerang 15411.
Menyatakan dengan sesungguhnya
Babwa Skripsi yang berjudul "Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Sel", adalah benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan:
1. Nama NIP 2. Nama NIP
: Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd : 150231502 : Eny S. Rosyidatun, MA : 150377 449
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila temyata skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri.
Jakarta, Juni 2008 Yang menyatakan, ~
Abstrak Film Damayanti. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Telmik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep ScI. Skripsi, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Jigsaw sebagai upaya mengatasi miskonsepsi sehingga teljadi peningkatan penguasaan konsep siswa. Penelitian tindakan kelas ini melibatkan 23 siswa MA Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2007/2008. Penelitian tindakan ke1as dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakan sub konsep transpor pada membran. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes, observasi, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Jigsaw sangat efektif dalam mengurangi miskonsepsi sehingga teljadi peningkatan penguasaan konsep siswa baik pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I teljadi pengurangan miskonsepsi sebesar 29,58 % dari 56,1 % menjadi 26,52 %. Sedangkan siklus II teljadi pengurangan miskonsepsi sebesar 43,91 % dari 63,48 % berkurang menjadi 19,57 %. Besarnya peningkatan penguasaan konsep seCaI'a langsung tampak dari rata-rata !'Lgain siklus I sebesar 0,53 dengan kategori sedang dan Ngain siklus II sebesar 0,70 dengan kategori tinggi. Aktivitas siswa dalam pembelqjaran siklus I termasuk kategori rendah dan belum berjalan dengan baik. Tetapi, pada siklus II sudah dapat ditingkatkan menjadi kategori tinggi setelah diadakannya praktikum sebagai perbaikaIl pembelajaran. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaraIl kooperatif teknik Jigsaw. BerdasaI'kan pengujian dua sampel dengan menggunakan uji-T atau paired samples T test didapatkan hasil pengurangan miskonsepsi dan peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II mempunyai perbedaan yang signifikan dengan signifikansi sebesar 0,000. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengurangi miskonsepsi siswa sehingga berdampak pada peningkatan penguasaan konsep Biologi siswa. Kata kunei : Miskonsepsi, pembelajaran koopemtif teknikjigsaw.
Abstract Film Damayanti. Use of Cooperative Learning with the Technique Jigsaw As Effort to Overcome Students Misconception on Concept of Cell. Skripsi, The Department of Science Education, The Study Program of Biology Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic Syarif Hidayatullah Jakarta. This research has purpose to know of use model the cooperative learning with the tec1mique Jigsaw as effort overcome the misconception so that the increasing of mastery students concept. This classroom action research involved 23 student of MA Development UIN Jakarta in the academic year 2007 I 2008. The research of class action conducted in two cycle. First cycle use the sub conception the structure and function cell and second cycle use the sub conception the transpor of membrane. Every cycle consisted of steps like the planning, action, observation, and reflection. Technique of data collecting conducted by test, observation, and kuesioner. Result of research indicate that the use model the cooperative learning with the technique Jigsaw very effective in decreasing misconception so that the increasing of mastery students concept at cycle of I and cycle II. At cycle I happened by the misconception of equal to 56,1 % decreasing 29,58 % becoming 26,52 %. While cycle II happened by the misconception of equal to 63,48 % decreasing 43,91 % becoming 19,57 %. Level of the mastery student concept directly see from mean of N-Gain of cycle I of equal to 0,53 with the pass category and N-Gain of cycle II 0,70 with the high category. Student activity in study of cycle I of is inclusive of low category and not yet walked better. But, at cycle II have earned improved to become the high category after performing of praktikum as study repair. Student give the positive respon to cooperative learning of teclmique Jigsaw. Pursuant to examination two sampel by using uji-T or paired samples T test got by result of reduction misconception and mastery students concept the student of at cycle I and cycle II have the difference which signifikan with signifikansi of equal to 0,000. Becoming, inferential that use model the cooperative learning of technique Jigsaw can decreasing the misconception student so that affect at mastery students of Biological concept. Keyword: Misconception, cooperative learning of technique jigsaw.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim Assalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Segala puji hanyalah milik Allah SWT, alhamdulillah dengan rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhanmlad SAW yang telah membimbing umat manusia ke jalan yang terang benderang, beserta keluarga dan para sahabatnya. Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang beljudul "Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatifdengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Sd' ini dapat
diselesaikan oleh penulis yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Dalam kesel11patan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih, penghargaan selia rasa honnat kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada selaku Dekan FITK UIN Syarif I-lidayatullah Jakarta. 2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA. 3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Sekeliaris Jurusan Pendidikan IPA. 4. Bapak Drs. Ahmad SofYan, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan l11embantn penulis dalal11l11enyusun skripsi ini. 5. [bu Eny S Rosyidatun, MA, selaku Pel11bimbing II dan guru Biologi MA Pembangunan UIN Jakarta yang telah tulus dan ikhlas meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan arahan kepada penulis selal11a menyusun skripsi ini. 6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai UIN SyarifHidayatullah khususnya di Jurusan IPA (Pend.Biologi) yang telah memberikan bantuan dan dukungannya. 7. Kepala Sekolah, Guru dan Stafpegawai MA Pembangunan UIN Jakarta.
8. Bapak Muslim Noel', S. Pd, se1aku guru Biologi SMU Negeri 2 Ciputat yang telah memberikan ide-ide, inspirasi, dan dukungannya. 9. Siswa-siswi kelas XI IPA MA Pembangunan UIN Jakarta yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung. 10. Segenap pimpinan dan karyawan/karyawati perpustakaan UIN Syarif hidayatullah Jakarta, perpustakaan UI Depok, Perpustakaan LIPI Jakarta, perpustakaan UNJ Jakarta, perpusatakaan Nasional Jakarta, pelpustakaan DIKNAS Jakarta, perpustakaan UPI Bandung. II. Orangtua yaitu, bapak Sapdi dan ibu Mailianah,
kakaku Anwar Hadi,
serta seluruh keluarga atas dorongan moril dan materil serta doa kalian yang selalu berlimpah. 12. Zainal Ali dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doanya kepada penulis selama menyusun skripsi ini. 13. Semua teman-teman seperjuangan
Jurusan Pendidikan IPA Biologi
angkatan 2003 (ALGA) khusnsnya Novi, Arum, Nurul, Reni, Mayang, Rubi yang selalu kompak dan semangat baik dalam suka maupun duka. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas amal baik mereka. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bennanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian.
Alhamdulillahirobbil 'Alamil1 Wassalamu 'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh
Jakarta, 29 April 2008
Penulis
DAF
A~lWpUSTAKMN UTAM~A UiN SYAHIO ,JAKARTA . .__.. -
1-------
laman
LEMBARPENGESAHAN ABSTRAK
.
KATA PENGANTAR.
111
DAFTAR lSI
v
viii
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... DAFTAR LAMPlRAN BAB I
Xl
PENDAHULUAN
I
A. Latar Belakang Masalah
I
f~).'...................
7
C. Pembatasan Fokus Penelitian.......................................................
8
~·";';...........................................
8
B. ldentifikasi Area dan Fokus Penelitian ('~")
'J,' D. Perumusan Masalah Penelitian
E. Kegunaan Hasil Penelitian
BAB II
x
KAJIAN
TEORITIK
DAN
8 PENGAJUAN
KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
9
A. Kajian Teoritik.............................................................................
9
I. Hakikat Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)...
9
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
9
b. Ciri-ciri Dalam Cooperative Learning............................ II c. Pembelajaran Kooperatif Pada Pengajaran Biologi
13
d. Langkah-langkah Pembelajaran Cooperative Learning. 15 2. Teknik Jigsaw..............................
17
a. Tujuan Teknik Jigsaw...................................................... 18 b. Langkah-Iangkah Teknik Jigsaw
, 19
3. Hakikat Miskonsepsi
21
a. Pengertian Miskonsepsi
21
b. Sumber Miskonsepsi
23
c. Penyebab Miskonsepsi..
26
d. Miskonsepsi dari Sudut Pandang Konstmktivisme
27
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Altematif atau Disain-disain AlternatifIntervensi Tindakan Yang Dipilih
30
C. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan
42
D. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
54
A. Tujuan Penelitian
54
B. Waktu dan Tempat Penelitian
54
C. Metode
dan
Disain
Intervensi
Tindakan/rancangan
Penelitian ..
Siklus 54
D. Subjek/Partisipan Yang Terlibat Dalam penelitian
56
E. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian F~. Tah apan I ntervensl. T'IIIdakan (;i,'\~ ·,..(..:
56
G. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan
CV
H. Data dan Sumber Data 1.
Instrumen-instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan
)-6 57 57 58
J. Teknik Pengumpulan Data
59
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trustworthiness) studi
59
1. Analisis Data dan Intervensi Hasil Analisis
62
M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
63
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALIS DAN PEMBAHASAN
64
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan EfekIHasil Intervensi Tindakan ..................................................................................................... 64 B. Pemeriksaan Keabsahan Data
64
D. Interpretasi Hasil Analisis............................................. 75 E. Pembahasan Temuan Penelitian...................................... 90
BAB V
PENUTUP
'b A Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
95 95 96
98
DAFTAR TABEL
Tabcl
Halaman
I. Langkah-Iangkah pembelajaran koopcratif
15
2. Pcnyebab Miskonsepsi Siswa
26
3. I'crbedaan Sel Tumbuhan dan ScI Hewan
48
4. Skcma Teknik Jigsaw
55
5. Tahapan Intervensi Tindakan Siklus 1
56
6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konsep Sel
58
.r umlah Miskonscpsi Siswa Pada Pretes dan Postes Siklus 1 8. .r umlah Miskonsepsi Siswa Pada Pretes dan Postes Siklus II
65 66
9. Output Paired Samples Test Pengurangan Miskonsepsi
67
7.
10. Penguasaan Konsep Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 11................................. 68 I 1. Output Paired Samples Statistic.................................................................... 70 ]2. Output Paired Samples Test Penguasaan Konsep......................................... 70 13. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II................
71
14. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran KooperatifTeknikJigsaw.... 72 15. Miskonsepsi Siswa pada Materi Struktur dan Fungsi Sel (Siklns I)............. 79 16. Miskonsepsi Siswa pada Materi Transpor pada Membran (Siklus II).......... 87 17. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Siklus 1
101
18. Miskonsepsi Siswa pada Postes SikIus 1
102
19. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Siklus II
103
20. rVliskonsepsi Siswa pada Postes Siklus II
104
21. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Siklus 1..
105
22. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Siklus II
105
23. Pengujian Rata-rata Min 1 dan Min II
105
24. Pengujian Rata-rata N-gain Siklus 1daan Siklus II
.105
25. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel (Siklus I)
153
27. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor Pada Membran (Siklus II) 28. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus II)
157 158
29. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Stmktur dan Fungsi Sel (Siklus I)
159
30. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada Membran (Siklus II)
161
31. Tingkat Kesukaran Soal Pada Siklus 1
163
32. Tingkat Kesukaran Soal Pada Siklus II
164
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. lIustrasi Jigsaw
20
2. Proses Membangun Pengetahuan Ilmiah
38
3. Bagan Kcrangka Pikir .'"
'"
41
4. Sel j-jewan dan Sel Tumbuhan
49
5. Bagan Konsep Sel
53
6. Model Penelitian Tindakan Kelas
55
7. Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
68
8. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi dengan Membaca Buku/ Textbook pada Siklus 1
106
9. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi dengan Tidak Membaca Buku/ Textbook pada Siklus 11.
106
DAFTAR LAMPlRAN
Lampiran
Halaman
I. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Sikius I
101
2. Miskonsepsi Siswa pada Postes Sikius I
102
3. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Siklus II
103
4. Miskonsepsi SiswapadaPostes Sikius II
104
5. Hasil Perhitungan Paired Samples T test dengan Program SPSS 10.0
105
6. Gumbar Perbandingan Presentasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II
I06
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
107
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
115
9. Kisi-kisi Penulisan Instrumen Penelitian Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel (Siklus I)
121
10. Kisi-kisi Penulisan Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada Membran (Siklus II)
124
II. Kisi-kisi Instrull1en Penelitian Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel (Sikius I)
126
12. Kisi-kisi Instrull1en Penelitian Sub Konsep Transpor pada Mell1bran (Siklus II)
127
13. Soal Uji Coba Instrumen Sub Konsep StlUktur dan Fungsi Sel (Siklus I) ...128 14. Kunci Jawaban Soal Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel (Siklus I)
134
15. Soal Uji Coba Instrumen Sub Konsep Transpor pada Membran (Siklus II)
136
16. Kunci Jawaban Soal Sub Konsep Transpor pada Mell1bran (Siklus II)
141
17. Instmmen Penelitian Sub Konsep StlUktur dan Fungsi Sel (Siklus I)
143
18. Kunci Jawaban
147
19. Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada Membran (Siklus II)
148
20. Kunci Jawaban
152
21. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Stmktur clan Fungsi Sel (Siklus I)
153
23. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus I)
.156
24. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor Pada Membran (Siklus II) 25. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus II)
157 158
26. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Stmktur dan Fungsi Sel (Siklus I) 27. Perhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba Instrumen (Siklus I)
159 160
28. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada Membran (Siklus II)
161
29. I'erhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba Instrumen (Siklus II)
162
30. Tingkat Kesukaran Soal Pada Sik1us 1
163
31. Tingkat Kesukaran Soal Pada Siklus II
164
32. Lembar Observasi Siswa
165
33. Kuesioner Siswa Mengenai Metode Pembelajaran TeknikJigsaw
166
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tujuan atau sasaran bidang pendidikan dalam menyikapi era globalisasi. Dalam era globalisasi ini, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama suatu bangsa dapat berkompetensi. Oleh karena itu, sudah seharusnya pembangunan di sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang hams dilakukan pemerintah agar melahirkan generasi-generasi bangsa yang berintelektual. Pendidikan IPA (biologi) sebagai bagian dari pendidikan formal seharusnya ikut memberi kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Sejalan dengan peningkatan pendidikan secara kuantitatif dan kualitatif, tantangan dalam dunia pendidikan di Indonesia semakin meluas. Kedua peningkatan pendidikan tersebut harus dilakukan secara tems-menerus agar hasil pendidikan dapat dicapai secara maksimal. Selama ini sudah banyak usaha-usaha peningkatan di bidang pendidikan, tetapi sebagian besar hasilhasil yang dicapai hingga sekarang ini belum dapat membekali sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan-tantangan di era globalisasi ini.! Pembahaman di bidang pendidikan harus segera dilakukan guna meningkatkan mutu pendidikan. Paradigma pendidikan menuntut agar sekolah dan guru lebih kreatif dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Kreativitas sekolah dan gum hams muncul dalam : I). Menciptakan suasana belajar yang inovatif dan kreatif. 2). Meningkatkan kecakapan siswa wltuk membangun pengetahuan. 2 Namun, gagasan-gagasan
I
2
Musahir, Konstrllktivisme Da/am Pembe/ajaran IPA, (Jakarta: MAN 4, 2004) h. 1 Susanto Pudiyo, Keterampi/an Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstrllktivisme, (Jurusan
Ppnrlirlik~n
Ri . . . I"'oi
r.!'Ilnllt~~
1\A!ttpmMi1:~
rt!'ln Tlmll Pp.naptI'!hlll1n
!J.l!ltTl
Tln i"prC'it",,, l\T"'''''''r:
2
pembaharuan pendidikan itu tampaknya belum dapat diwujudkan dalam bentuk nyata pada peningkatan mutu pendidikan. Belum terwujudnya peningkatan mutu pendidikan itu diduga disebabkan banyaknya masalab yang belum dapat dipecahkan oleh sekolah dan guru. Belum adanya peningkatan mutu pendidikan Juga dialami pada pendidikan sains (termasuk di dalamnya bidang studi biologi). Belum meningkatnya mutu pendidikan sains ada hubungannya dengan belum dapat dipecahkannya masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran sains. Masalah-masalah
pembelajaran
sams
dan
pemecahannya
sering
didengungkan, didiskusikan, dan diseminarkan, babkan ditatarkan kepada guru, tetapi dalam penerapannya masalah-masalah tersebut tetap menjadi masalah yang menjadi faktor kurang meningkatnya mutu pembelajaran sains. Masalah-masalah pembelajaran sains yang dimaksudkan adalah tidak dapat diperbaharuinya metodologi dan teknologi pembelajaran sains konvensional yang sudah mendarah daging pada guru sains. Masalah-masalah pembelajaran sains itu adalah sebagai berikut3
:
Pertama, Pengalaman siswa tidak diintegrasikan pada kegiatan belajar
mengajar (KBM). Sejak awal pelajaran, gum pada umumnya langsung mencurahkan materi pelajaran yang ditargetkan. Materi tersebut
diasumsi~an
belum dikuasai oleh siswa dan harus dikuasai oleh siswa. Seharusnya guru terlebih dahulu menggali pengetahuan awal siswa tentang konsep yang dipelajari. Berdasarkan pengetahuan awal itu guru mengembangkan konsep slswa. Kedua, Variasi KBM sangat sedikit. Pada saat ini, guru mengajar
dengan ceramah dikombinasi dengan media (jika ada), atau dengan metode tanya jawab (dibantu dengan LKS/Lembar Kelja Siswa). Seharusnya pembelajaran dilaksanakan secm'a variatif sesuai dengan karakteristik pengetahuan dari konsep yang dipelajari. Guru dapat berdemonstrasi, membimbing eksperimen, atau mengajak siswa untuk belajar kelompok.
3
Ketiga, Pengajaran sains hanya mencurahkan pengetahuan (tidak
berdasarkan praktik). Dalam hal ini, fakta, konsep, dan prinsip sains lebih banyak dicurahkan melalui ceramah, tanya jawab, atau diskusi tanpa didasarkan pada hasil kerja praktik. Pencurahan pengetahuan dengan cara tersebut dapat menimbulkan miskonsepsi atau salah pengertian Seharusnya pembelajaran sains didasarkan pada praktik siswa. Berdasarkan hasil kerja praktik siswa diarahkan untuk menemukan fakta, konsep, dan prinsip sains. Penelitian-penelitian pendidikan IPA memperoleh fakta bahwa masih banyak guru IPA dalam kegiatan pembelajarannya hanya menginformasikan fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang terlepas dari pengalarp.an dan pengetahuan awal siswa, sehingga guru tidak dapat mengungkapkan konsep awal siswa. 4 Hal ini akan berdanlpak kurang baik, karena materi atau konsep yang terlepas dari pengetahuan awal siswa akan dirasakan asing, sulit, dan membosankan sehingga siswa tidak termotivasi mengikuti pelajaran. Dampak negatif yang lebih fatal dari pembelajaran tersebut yaitu pemahaman siswa tentang IPA tidak utuh, IPA hanya dipahami sebagai produk (teori) saja, sedangkan IPA sebagai proses dan aplikasinya tidak tersentuh. Pembelajaran dengan cara ini menyebabkan siswa tidak berperan aktif sehingga di dalam pikiran siswa tidak terjadi perkembangan struktur kognitif. Oleh karena itu, metode yang diterapkan guru sering membosankan dan kurang merangsang siswa untuk berpikir. Selain itu, pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Sebelum mengikuti proses pembelajaran secara formal di sekolah, Slswa sudah membawa konsep awal tentang biologi. Konsep awal yang l11ereka bawa itu kadang-kadang tidak sesuai atau bertentangan dengan konsep yang diteril11a para ahli. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah itu biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep. 5 Konsep awal itu l11ereka dapat sewaktu berada di sekolah dasar, sekolah l11enengah, dari pengalaman dan pengamatan mereka di masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari. 4
S
Musahir, Loc. cU. Paul Suparno, Miskonsepsi don Perubohon Konsep Pendidikon Fisiko. (Jakarta : PT
4
Hasil belajar siswa menunjukan tingkat prestasi yang rendah, hal ini disebabkan karena masih banyak terjadi miskonsepsi siswa pada konsepkonsep Biologi. Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains seperti biologi, kimia, fisika, dan astronomi. 6 Dalam bidang biologi, para peneliti menemukan beberapa contoh miskonsepsi yang dimiliki siswa maupun l11ahasiswa. Salah satunya adalall konsep tentang binatang. Banyak siswa mengartikan binatang terbatas pada vertebrata, khususnya binatang mamalia yang ditemukan di rumall, kebun, dan kebun binatang. Al11ir dan Tamir (1994), menemukan adanya miskonsepsi dalam konsep fotosintesis, suatu konsep yang penting dalam biologi. 7 Siswa menjelaskan ballwa fotosintesis adalah suatu proses pernapasan oleh tanal11an. Banyak siswa, meskipun sudall mengikuti mata pelajaran biologi cukup lama, tetap beranggapan bahwa tanaman mendapatkan makanan langsung dari tanah, padahal sebenarnya tidak del11ikian. Pada penelitian ini akan digunakan' konsep tentang sel. Dalam pel11belajaran, umumnya siswa tidak dapat melihat sel seCal'a langsung karena bersifat abstrak. Guru juga jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat langsung melalui pangamatan maupun menyajikan contoh dari model-model sel tumbuhan dan sel hewan. Pembelajaran seperti ini biasanya akan menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Berdasarkall hasil wawancara terhadap siswa, peneliti mendapatkan beberapa miskonsepsi pada konsep sel, antara lain: I. Sel hanya dimiliki pada manusia dan hewan sedangkan tumbuhan tidak memiliki sel. 2. Sel hewan tidak memiliki membran sel. 3. Sel hewan termasuk sel prokariotik dan salah satu contohnya adalall bakteri, siswa menganggap bahwa bakteri adalall hewan padallal bukan. 4. Organel pada sel tumbuhan yang berperan dalam fotosintesis adalall vakuola. Fungsi vakuola yaitu untuk menyimpan cadangan makanan 6NN, Children"s Misconceptions (!illR:11w"vw.amasci.com/miscon/ollphvs.htm I. 1998)
Abolll
Science,
5
sedangkan proses fotosintesis itu berguna agar tanaman memperoleh energi dalam hal ini adalah makanan untuk pertumbuhannya. Dengan begitu, siswa menganggap vakuola yang berperan dan membantu proses fotosintesis pada tumbuhan untuk memperoleh makanan. Kesalahan konsep atau miskonsepsi merupakan sumber kesulitan siswa
dalam
mempelajari
biologi.
Pembelajaran
yang
tidak
mempertimbangkan pengetahuan awal siswa mengakibatkan miskonsepsimiskonsepsi siswa semakin kompleks dan stabil. Sumber miskonsepsi bisa berasal dari diri siswa, masyarakat, sumber baeaan, dan guru. Miskonsepsi dipandang sebagai faktor penting penghambat bagi siswa dan rujukan bagi guru dalam pembelajaran dan pengajaran sains (Osborne dan Freyberg,
1985)." Masalah miskonsepsi ini harus segera diatasi guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat memberikan peran aktif pada siswa untuk mengungkapkan konsep dan gagasan mereka adalah pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dengan menggunakan teknik Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw sangat coeok digunakan
untuk menyampaikan konsep tentang sel, karena pada saat pembelajaran setiap siswa akan mendapatkan topik materi yang berbeda-beda untuk didiskusikan dan dipresentasikan. Dengan eara demikian, model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah eara yang baik untuk mengungkapkan pengetahuan siswa dengan menekankan pada kesadaran siswa untuk belajar berpikir,
memeeahkan
masalah,
dan
belajar
untuk
mengaplikasikan
pengetahuan, konsep, keterampilan tersebut kepada siswa yang membutuhkan dan setiap siswa merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada orang lain dalam kelompoknya.9
8 Tatang Suratno, KOl1sln,ktiv;sme, Konsepsi A/terna/if. dan Perubahan Konseptual, (Jakarta: Prosiding Seminar Intemasional Jnl1lsan Pendidikan IPA, FITK, UIN Jakarta, 2006) h. I 9 Wagiran, Meningkalkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Ale/allli Pembelajaran Kans/ruk/ivls/ik Model Koopera/if Herban/uan Modul. (Jumal IImu Pendidikan, Jilid 13, No I, Februari 2006) h. 27
6
Berdasarkan
hasil
penelitian,
pembelajaran
model
kooperatif
merupakan model pembel'!iaran yang terbukti efektif dalam mengurangi terjadinya
miskonsepsi,lo
karena
cooperative
learning
merupakan
pembel'!iaran yang aktif, pembel'!iaran ini memungkinkan siswa belajar dari teman, karena bahasa teman seringkali lebih mudah dipahami dari pada ballasa guru. Dengan mendiskusikannya dengan (eman lain tentang konsep yang barn saja dipelajari akan membuat mereka tertantang untuk mengerti lebih dalam. Mereka saling mengungkapkan konsep dan gagasan mereka masing-masing, mendengarkan gagasan ternan lain, memperdebatkannya secara argumentatifrasional gagasan mereka yang berbeda. Dari perdebatan itn, siswa yang mempunyai gagasan tidak benar, dapat memperbaiki gagasannya dengan mengambil gagasan siswa lain yang benar. Sedangkan jika gagasan mereka sudah benar, mereka menjadi lebih yakin akan kebenaran gagasan itu. Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran, benar-benar diketallUi dan dikuasai ketika siswa mampu mengajarkannya kepada orang lain. Pengajaran sesanla siswa memberi kesempatan untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus menjadi narasumber satu sama lain. Hal ini memungkinkan terciptanya kondisi belajar dimana siswa saling membantu untuk kesuksesan bersama. Dalam cooperative learning semua anggota mempunyai tanggungjawab dan tugas. Penerapan metode kooperatif didasari pada koreksi atas pembelajaran tradisional dan temuan bal1wa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran teacher centered mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih rendal1 daripada pembelajaran aktif dengan para siswa memecal1kan permasalal1an, mefliawab pertanyaan, merumuskan pertanyaan milik mereka sendiri, mendiskusikan, menjelaskan, berdebat, dan cooperative learning, yaitu siswa bekerja berkelompok pada proses pembelajaran. 11
10
II
Ibid, h. 26 Ibid
7
Pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengemukakan ide-ide, gagasan-gagasan, konsep-konsep baru berdasarkan pengalaman dan penemuannya sendiri serta didiskusikan bersama-sama siswa yang lain sehingga dapat membantu menangani miskonsepsi karena dapat meluruskan konsep-konsep siswa yang salah untuk menjadi konsep yang benar. Selain itu juga, siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang . sulitjika mereka mendiskusikan dengan temannya. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditunjukkan
dengan
tereduksinya
miskonsepsi
siswa
kelas
XI
MA
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada konsep sel dalam pembelajaran biologi.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Dari
uraian
latar
belakang
masalah
di
atas,
penulis
daplt
mengidentifikasikan masalah di antaranya : I. Miskonsepsi apa saja yang terdapat pada siswa terhadap konsep sel dalam pembelajaran biologi ? 2. Bagaimanakah aktivitas Slswa dalam pembelajaran kooperatif. telmik Jigsaw?
3. Bagaimanakah respon Slswa terhadap model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dalam pembelajaran biologi ? 4. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw daplt mengurangi miskonsepsi siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap konsep sel dalam pembelajaran biologi ?
8
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Agar masalah dapat dibahas dengan jelas dan tidak me1uas, maka penelitian ini dibatasi pada : I. Penggunaan model pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw 2. Miskonsepsi siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Konsep sel dalam pembelajaran biologi
D. Perumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw dapat mengurangi miskonsepsi siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap konsep sel dalam pembelajaran biologi" ?
E. Kegunaan HasH Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan hasil penelitian ini, antara lain adalah : 1. Memberikan informasi khususnya kepada guru biologi apakah dengan
penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat
mengurangi miskonsepsi pada siswa guna meningkatkan kualitas pembe1ajaran. 2. Mengaktifkan siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 3. Memberikan variasi dalam KBM 4. Menciptakan suasana belajar menjadi bermakna 5. Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning)
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teoritik 1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif{Cooperative Learning)
Menurut Johnson (1991) dalam Barokah cooperative learning adalah kegiatan belajar mengajar dalam kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekeIja sarna untuk sarnpai kepada pengalarnan belajar yang optimal, baik pengalarnan individu maupun kelompok. I Pembelajaran kooperatif sarna seperti pembelajaran kolaboratif. Akan tetapi pada pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada kelompok-kelompok kecil yang bekeJja pada tugas yang spesifik. 2 Pembelajaran kooperatif menyajikan rangkaian struktur yang lebih teliti dari pada pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga slswa memaksimalkan
dirinya
untuk
bekerja
bersarna-sarna
dalarn
pembelajaran.3 Dari pengertian ini tersirat tiga karakteristik kooperatif, yaitu kelompok-kelompok kecil, belajarlbekerja sarna, dan pengalarnan belajar. Killer (1998) dalarn Suasti cooperative learning merupakan suatu teknik
instruksional
dan
filosofi
pembelajaran
yang
berusaha
meningkatkan kemarnpuan siswa untuk bekeIjasarna dalarn kelompok
I Barokah Santoso, Cooperative Learning : Penerapan Tekhnik Jigsaw dolam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SLTP. (Buletin Pelangi Pendidikan, vol I, No I, 1999) h. 6 2 Barbara J. Millis, Enhancing Learning-and Morel-Through Cooperative Learning, (Manhattan: IDEAliilksll.edu,?002 The IDEA Center) 3 Barbara Leigh Smith and Jean T. MacGregor, What is Collaborative Learning?, Washington Centre for Improving The Oualitv off Tn{lf~r nr~AII!ltP. Prl ••,.,.... t;.......
10
kecil, guna memaksimalkan kemampuan belajamya, dan belajar dari temannya serta memimpin dirinya. 4 Pembell\iaran kooperatif (cooperative learning) dapat didefinisikan scbagai lingkungan belajar di mana siswa yang kemampuannya berbedabeda bekeIja bersarna dalarn suatu kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. 5 Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk teriibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Menurut Daroni, cooperative learning sebagai suatu strategi pembelajaran tempat siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dengan tingkat kemampuan dan latar belakang yang berbedabeda dalarn menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sarna secara kolaboratif dan membantu untuk memahami suatu materi pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban ternan, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai hasil belajar tertinggi. 6 Bell\iar belum selesai jika salah satu ternan dalarn kelompoknya belum menguasai bahan pelajaran. Esensi kooperatif adalah tanggung jawab individu sekaligus kelompok,
sehingga
dalarn
diri
Slswa
terbentuk
sikap
saling
ketergantungan positif (positive interdependence) yang menjadikan keIja kelompok beIjalan optimal. 7 Keadaan ini mendorong siswa dalarn kelompoknya untuk belajar, bekerja, dan bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh sarnpai dengan selesainya tugas-tugas individu dan kelompok. Oleh karena itu, siswa dalarn kerja kelompok tidak menjadi "penumpang gelap" (hitch-hike), "pasrah" kepada ternan, atau asal namanya tercantum sebagai anggota kelompok. .. Yurni Suasli, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP Melalui Modifikasi Cooperative Learning Model Jigsaw, (Jurnal Pembelajaran, No. 04 Tabun 26, Desember 2003) h. 326 5 Sri Hartati, Turnamen Sebagai Alternatif Model Peningkatan Kualitas Pembelajaran Biologi SMU. (Jurnal Pendidikan, FIP UNNES) h. 20 6 Darnni, Pembelajaran Kooperatif IPA di SLTP Melalui Model Jigsaw. (UK UNNES, No.2 Tahun XXXI, 2002) h. 231
II
Model pembelajaran kooperatif tidak sarna dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Belajar kooperatif memupuk pembentukan kelompok kelja dengan lingkungan positif, meniadakan persaingan individu, dan isolasi di lingkungan akademik. Dalarn hal ini terdapat tiga konsep utarna yang menjadi
karakteristik
pembelajaran kooperatif,
yaitu
penghargaan
kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sarna untuk berhasil. 8 Keberhasilan model pembelajaran kooperatif ditentukan oleh lima faktor, antara lain: terciptanya interdependensi positif antar siswa, adanya hubungan harmonis antar siswa, terciptanya tukar pikiran yang dilandasi tanggung jawab individu, adanya siswa yang memiliki kemampuan kognitif lebih. 9 Pembelajaran kooperatif ini bertujuan untuk menciptakan suasana belajar menjadi bermakna, menumbuhkan partisipasi aktif siswa, dan siswa merasa bangga dengan hasil temuannya sendiri Dari uraian di atas dapat dimiikan cooperative learning adalah salah satu jenis pembelajaran aktif, di mana siswa belajar bersama dalanl kelompok kecil untuk menyelesaikan tujuan secm'a bersarna-sama, melatih siswa untuk belajar bersama dalam menyelesaikan dan melengkapi tugastugas. b. Ciri-ciri dalam Cooperative Learning Ciri-ciri yang hams tampak dalam cooperative learning, yaitu
:10
I) Positive interdependence. Saling ketergantungan yang positif,
yakni anggota kelompok berkewajiban bekelja sarna satu sarna lain 8 Sri Hartati, Op, cit., h, 21 'Musahir, Konstrllktivisme Dalam PembelajaranlPA. (Jakarta: MAN 4, 2004) h. 4 10R",('"" .. T
",nrl
[""'\ ....
,:.4 \11
l ..... 1-. .. ,.. ........
,f.~
n .. ~~.:~...
~rF"
.. _~!_._
,~---
-'
...... _•••
12
untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan ke1ompok sangat ditentukan pada usaha setiap anggotanya. Dalam hal ini setiap anggota kelompok memi1iki nilai sendiri dan nilai kelompok. Penilaian didasarkan pada sumbangan anggota terhadap kelompok.
2) Individual accountability. Kemampuan melapor secara individu, yakni semua anggota kelompok turut bertanggung jawab untuk melakukan tugasnya dan mengembangkan ide-idenya untuk keberhasilan kelompok.
3) Face-to-face promotive interaction. 1nteraksi berhadap-hadapan, yakni setiap kelompok harns diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan sinergi yang menguntungkan semua anggota.
4) Appropriate
use
of
collaborative
skills.
Menggunakan
keteranlpilan sosial, yakni para siswa didukung dan dibantu untuk mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi,
kepemimpinan,
pengambilan keputusan, dan keterampilan pengendalian konflik.
5) Group
processing.
Proses
kelompok,
yakni
siswa
harus
mengevaluasi efektivitas kelompok. Anggota regu menetapkan tujuan kelompok dan pada waktu tertentu menilai apa yang mereka lakukan dan merumuskan apa yang harus mereka kerjakan selanjutnya. Secara umum pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri, yaitu setiap anggota mempunyai peran, terjadi hubungan interaksi langsung di antara para siswa, setiap anggota kelompok belianggung jawab atas belajamya dan juga atas teman-teman sekelompoknya. Peran guru membantu
para
Slswa
untuk
mengembangkan
keterampilan-
keterampilan kelompok dan guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. II
13
Lundgren
dalam
Daroni
mendeskripsikan
keterampilan
kooperatif yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif meliputi tiga tingkatan yaitu, tingkat awal, tingkat menengah, dan tingkat mahir. Dalam setiap tingkatan terdapat beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa agar dapat me1aksanakan pembelajaran kooperatif
dengan
baik.
Keterampilan
tersebut
antara
lain
menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam tugas, mendorong partisipasi (tingkat awal), mendengarkan dengan aktif, menunjukkan penghargaan dan simpati, bertanya, menerima tanggung jawab, dan membuat ringkasan (tingkat l11enengah), l11engelaborasi, mel11eriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, dan berkompromi (tingkat mahir).12
c. Pcmbclajaran Koopcratif pada Pcngajaran Biologi Berkaitan
dengan
kajian
teori-teori
yang
l11elandasi
pembelajaran biologi SMU diperoleh pel11ikiran-pel11ikiran sebagai berikut :13 I) Prinsip teori pel11belajaran konstruktivis pada hakikatnya telwang dalanl pengajaran Biologi SMU melalui pendekatan keteral11pilan proses (PKP) atau proses belajar mengajar dengan CBSA. 2) Salah satu penerapan teori pembelajaran konstruktivis adalah
pel11belajaran kooperatif 3) Peran setiap anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif lebih besar dibandingkan peran setiap
anggota kelol11pok
pel11belajaran konvensionaI. Peran ini diperoleh karena prinsip pembelajaran kooperatif adalah keberhasilan kelol11pok ditentukan oleh keberhasilan anggotanya. Dengan adanya tanggung jawab individu, mendorong setiap anggota kelompok untuk berusaha saling membantu mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru
12
Ibid, h. 234
14
agar tujuan kelompok tercapai yaitu memperoleh penghargaan kelompok. Jika tujuan kelompoknya telah tercapai, diharapkan kelompok tersebut dapat meningkat hasil belajamya, dengan kata lain setiap anggota kelompok dapat menurUukkan prestasi belajar yang tinggi. Bertitik tolak dari tujuan pembelajaran IPA SMU kurikulum 1994 yang menggunakan pendekatan keterampilan proses, tugas guru adalah menyusun kegiatan sedemikian rupa yang memungkinkan para . siswa
dapat
melakukan
kegiatan-kegiatan
untuk
mendapatkan
pengalaman yang sesuai dengan kebutuharmya. 14 Di sinilah prinsip learning by doing, yaitu belajar sambil bekerja. IPA adalab produk,
proses, sikap ilmiah, dan teknologi. Oleh karena itu, di samping mengajarkan produk (konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori), guru juga harus
mengajarkan bagaimana cara atau
proses dalanl
memperoleh produk tersebut dengan mengembangkan sikap-sikap ilmiah seperti jujur, berhati terbuka, selain ingin tabu, teliti, dan sebagainya. Dalam kurikulum juga ditekankan persiapan siswa untuk menghadapi
dunia
modem.
Perkembangan
teknologi
yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari menjadi bagian penting dari belajar IPA. Dengan demikian, guru juga harus mengajarkan bagaimana siswa dapat berperan dalam penyelesaian masalab dunia nyata, yaitu bagaimana dapat menerapkan konsep dan prinsip IPA untuk menghasilkan karya teknologi sederhana. Dalam pembelajaran IPA, dilakukan eksperimen dan pengamatan. Dalam melakukan eksperimen maupun pengamatan ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok karena keterbatasan alat-alat,
bahan-baban,
maupun alat peraga yang digunakan. Jadi pembelajaran kooperatif mutlak diperlukan dalam pembelajaran IP A.
15
Pembelajaran
kooperatif
periu
dilaksanakan
dalarn
pembelajaran IP A l11engingat perkembangan kognitif siswa lajunya tidak sarna, walaupun usianya sarna. Dengan l11engatur kelas dalarn kelompok-kelol11pok kecil, guru dapat l11embantu siswa dalarn belajar yang lebih baik karena dapat mengenal siswa secara individual lebih dekat. Dengan l11enggunakan keteral11pilan-keterampilan kooperatif yang telah diperolehnya siswa dapat berbagi pengalaman l11elalui tutor teman sebaya. Hal ini dapat meningkatkan l110tivasi dan peran aktif siswa dalarn diskusi atau penyelesaian tugas-tugas pembelajaran. Siswa terkadang dapat menjelaskan lebih baik dan lebih jelas atau lebih l11udah diteril11a siswa lain dari pada guru. Hal ini mungkin disebabkan karena anak lebih mudah berkomunikasi sesama anak. Oleh karena itu, guru hendaknya banyak mel11beri kesel11patan kepada siswa untuk bergabung dengan siswa lain yang kel11ampuannya berbeda-beda, sehingga l11ereka dapat lebih mudah mel11ahami konsepkonsep yang sulit melalui diskusi dengan kelompoknya.
d. Langkah-Iangkah Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Leaming) Terdapat 6langkah utarna dalarn cooperative learning, yaitu : 15 Tabell. Langkah-Iangkah Pembelajaran Kooperatif Langkah-Iangkah
Kegiatan Guru
Guru l11enyal11paikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan mel110tivasi siswa belaiar Guru menyajikan inforl11asi kepada siswa dengan baik peragaan (demonstrasi) atau teks Guru menjelaskan kepada siswa Langkah 3 caranya Mengorganisasikan siswa ke bagail11ana membentuk dalam kelompok-kelompok kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan belajar perubahan yang efisien
Langkah 1 tujuan Menyampaikan pembelajaran dan l11el11otivasi Slswa Langkah2 Menyajikan informasi
15
Ml1
16
membimbing kelompokGuru kelompok kelompok belajar pada saat Slswa mengerjakan tugas Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerianva Guru memberikan penghargaan untuk Langkah 6 Memberikan penghargaan menghargai hasil belajar individu dan kelompok
Langkah 4 Membimbing bekeda dan belajar Langkah 5 Evaluasi
Dalam situasi pembelajaran kooperatif, peranan guru menjadi sangat kompleks. Di samping sebagai seorang fasilitator, guru juga berperan sebagai manajer dan konsultan dalam memberdayakan kelompok kerja siswa. Jolmson (l991) mengemukakan lima peran utama guru dalam cooperative learning, yaitu : 16 I) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sejelas-jelasnya. 2) Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dengan sejelas-jelasnya. 3) Memantau efektivitas kerja kelompok dan menyediakan bantuan kepada
Slswa
(misalnya,
menjawab
pertanyaan)
untuk
memaksimalkan kerja kelompok. 4) Mengevaluasi hasil kerja siswa. 5) Membantu siswa berdiskusi tentang manfaat kelja kelompok. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa untuk belajar berpikir, memecahkan masalah, dan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan tersebut kepada siswa
yang
membutuhkan
menyumbangkan
dan
pengetahuannya
setiap kepada
Slswa
merasa
orang
lain
senang dalam
kelompoknya. 17 Dengan demikian, di dalam pikiran siswa akan teljadi
16 Barokah Santoso, Loc. cit. 17Wagiran, Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Me/a/ut Pembelajaran Kons/ruk/ivis/ik Model Koopera/if Berban/uan Modul, (Jurnal IImu Pendidikan, Jilid 13, No I, Februari, 2006) h. 27
17
perkembangan struktur kognitif sehingga merangsang siswa untuk berpikir aktif dan kreatif. Dalam pembelajaran kooperatif Slswa diharapkan mampu belajar merefleksi terhadap proses pemikiran mereka sendiri dan membuat koneksi antara pengalaman mereka dalam diskusi kelompok, diskusi antar kelompok dalam membangun pengetahuan tentang materi maupun
pemecahan
masalah.
Belajar
kooperatif dapat saling
menguntungkan antar siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi
tinggi,
berkemampuan
bekerja
tinggi
dapat
sama
dalam
menjadi
tutor
tugas,
Slswa
yang
bagi
Slswa
yang
berkemampuan lebih rendah.
2. Teknik Jigsaw
Teknik Jigsaw merupakan salah
satu model pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) yang sudah lama diperagakan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu banyak para ahli pendidikan yang mengemukakan pendapatnya mengenai model pembelajaran yang tertua ini. Teknik jigsaw ini cocok untuk semua kelas atau tingkatan. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi Iebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Teknik mengajar Jigsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dkk di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dkk di Universitas John Hopkins sebagai metode Cooperative
18
Learning. ls Dalam penerapan Jigsaw Slswa dibagi berkelompok 5-6
anggota kelompok belajar heterogen. Materi pembelajaran diberikan
.
kepada siswa dalanl bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan itu. Dalam tekhnik Jigsaw pengkajian bahan ajar dilakukan seCal'a individu maupun kelompok (heterogen). Kemudian dibentuk kelompok ahli dengan tingkat homogenitas yang tinggi untuk berdiskusi pendalaman materi bahan ajar yang dibaca. Ketika kembali ke kelompok asal (heterogen), siswa diharapkan dapat menjadi peer-tutor (tutor sebaya) terhadap satu sama lain. Pada saat ini terjadi pembentukan pengetahuan secara berkelompok (social construction ofknowledge). Johnson dalam Santoso, menyatakan bahwa teknik Jigsaw adalah suatu teknik belajar kelompok yang digambarkan sebagai berikut :19 a. Setiap anggota kelompok mempelajari Imengerjakan salah satu bagian informasi yang berbeda dari bagian anggota laill11ya. b. Setiap anggota kelompok bergantung kepada anggota kelompok yang lain untuk dapat mempelajari/memahami informasi secara utuh. c. Setiap anggota kelompok berbagi informasi dengan anggota kelompok yang lain dalaln rangka menangkap keutuhan informasi. d. Setiap anggota kelompok menjadi pemilik "ahli" infolmasi, sehingga kelompok akan bertanggung jawab dan menghargai masing-masing anggotanya.
a. Tujuan Teknik Jigsaw
Tujuan tekhnik Jigsaw antara lain:
20
I) Menyajikan metode alternatif di samping ceramah dan membaca
18
Anita Lie, Cooperatij Learning. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang
Kefas. (Jakmta : PT Grasindo, 2002) h. 69 19 Barokah Santoso, Gp. cit., h. 7
19
2) Menciptakan kebergantungan positif dalarn menyampaikan dan menerima informasi di antara anggota kelompok untuk mendorong kedewasaan berpikir. 3) Menyediakan kesempatan berlatih berbicara (dan mendengarkan) untuk melatih kognitif siswa dalam menerima dan menyarnpaikan informasi. Berdasarkan tujuan tersebut, maka teknik jigsaw ini akan membantu siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Agar pembelajaran tersebut lebih efektif, guru membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat sarnpai lima bagian. Sebelum bahan pelajaran diberikan, guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Guru dapat menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang diketahui siswa mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. Kelebihan teknik jigsaw ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalarn belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. 21
b. Langkah-Iangkab Telmik Jigsaw Adapun langkah-langkah dalam teknikjigsaw adalah sebagai berikut: 22 l) Tahap "Kooperatif' Setiap siswa ditempatkan dalam suatu kelompok kecil (3-5 orang) yang disebut kelompok kooperatif dan menerima sebagian informasi (bacaan) dari satu paket informasi yang harus dibahas atau dipecahkan dalam kelompok tersebut.
21 Ahmad Sabri, Strategi Be/ajar mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat : PT Ciputat Press. 2007) h. 130
20
2) Tahap "Ahli" Setiap siswa bertugas mencari informasi mengenai materi yang diterima. Siswa hams menguasai (ahli) dalam bidang yang menjadi tugasnya masing-masing. Untuk itu siswa hams mencari siswa dari kelompok lain yang mendapat tugas yang sarna untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : (a). Belajar bersama dan menjadi "ahli" dalam bidang informasi (bacaau) yang telah diterima oleh siswa. (b). Merencauakan cara "mengajarkan" informasi (isi bacaan) yang telah siswa kuasai kepada anggota kelompok kooperatif. 3) Tahap "Lima Seraugkai" Pada tahap ini siswa kembali kepada kelompok kooperatif menjadi "lima seraugkai" yaug masing-masing telah menjadi ahli. Siswa
berbagi/meng~arkan
informasi atau bacaan yang telah
dikuasainya kepada anggota lain, pacta saat yang sama siswa akan menerima pelajaran dari anggota yang lain. Pada akhir tahap "Lima Serangkai" ini, setiap anggota kelompok akan menghasilkau pemecahan masalah yang mempakau hasil kelompok kooperatif. Dengan sendirinya kualitas pemecahau masalah itu akan lebih baik karena dikerjakan oleh para "ahli" dalam bidaugnya. Ke!ompok Asa!
+
+
+ II
•
+
+
+
+
•
#
+
•
#
#
#
#
#
• •
II
Kelompok Ahli ~O~ hor
1
Tln~tl"{ld
J< ,plntnnnll"
1i(J(:{IW
•
• •
21
Dalam penerapan teknik Jigsaw. antara lain siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab secara penuh, bertanggung jawab terhadap kelompoknya, maupun bertanggung jawab dalam penguasaan dan penyampaian infOimasi kepada anggota kelompok. Sedangkan peran guru dalam pembelajaran dengan teknik jigsaw antara lain
;23
(a). Menyampaikan tujuan pembelajaran denganjelas. (b).Menempatkan siswa secara heterogen dalam kelompokkelompok kecil (3-5) orang dalam setiap kelompoknya. (c). Menyampaikan tugas-tugas yang hams dikerjakan siswa, baik tugas individu maupun tugas kelompok dengan sejelasjelasnya. (d).Memantau berlangsungnya kerja kelompok-kelompok kecil yang telah dibentuk untuk mengetahui bahwasanya kegiatan berlangsung dengan lancar. Dalam hal ini guru menyediakan kesempatan kepada siswa dengan seluas-luasnya untuk memperoleh pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. (e). Mengevaluasi hasH belajar siswa melalui tes tertulis/tes lisan secara acak. Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil.
3. Hakikat Miskonsepsi a.
Pengertian Miskonsepsi Miskonsepsi adalah pemahaman yang keliru terhadap suatu konsep atau salah menginterpretasikan antara beberapa variabel yang saling
mempengamhi. 24
Miskonsepsi
dapat
diartikan
sebagai
prakonsepsi (struktur kognitif) yang tidak sesuai atau belientangan
2J
Ibid
24 Nyoman Cakra Griardhi. Pel1anggulal1gal1 Miskol1sepsi Pada Mala Pelajaral1 Ekol1omi Dengon Lembar Kerja Siswa dan Peman(aalan Linf;ku17J;an Un/uk Meninf!,kalkan Prestasi Be/aim'
22
dengan konsepsi ilmiah. 25 Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. 26 Novak (1984) mendefinisikan miskonsepsi sebagai suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima.27 Miskonsepsi juga dapat diartikan pengertian tentang suatu konsep yang tidak tepat, salah dalam menggunakan konsep, salah dalam mengklasifikasikan contoh-contoh konsep, keraguan terhadap konsep-konsep yang berbeda, tidak tepat dalam menghubungkan berbagai macam konsep dalam susunan hirarkinya atau pembuatan generalisasi suatu konsep yang berlebihan atau kurang jelas. Sugata menggunakan
istilah miskonsepsi
28
dengan gagal
konsepsi. Gagal konsepsi adalah fenomena dimana seseorang gagal menerapkan teori di lapangan karena pemahaman konsep yang tidak lengkap atau keliru dalam interpretasinya. 29 Dari pengertian di atas, miskonsepsi dapat diartikan sebagai suatu konsepsi yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengetahuan yang diterima oleh para ilmuwan, hanya dapat diterima dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus lainnya serta tidak dapat digeneralisasikan. Konsepsi tersebut pada umumnya dibangun berdasarkan akal sehat (common sense) atau dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia pengalaman mereka sehari-hari
25 I Wayan Santyasa., Pengubahan Miskonsepsi Da/am Perkuliahan Fisika Dasar Melalui Penerapan Modul Berorientasi Konslruklivisme, (Jumal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 TH XXXV, Juli. 2002) h. 25 26 Paul Supamo, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) h. 4 27 Ibid 28 Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah dasar Terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Sualu Diagnosi Adanya Miskonsepsi. (Jumal Pendidikan, Vol 5, No 1,2004) h. 66 29 Sugata Pikatan, Memaharni Gazal KonseDsi da/am Fldkn If( ri<.:tl"ll l\ln.
23
Miskonsepsi siswa mungkin pula diperoleh melalui proses pembelajaran
pada jenjang
pendidikan
sebelurnnya.
Penyebab
resistennya sebuah miskonsepsi karena setiap orang membangun pengetahuan
persis
dengan
pengalamannya.
Sekali
kita
telah
membangun pengetahuan maka tidak mudah untuk memberi tahu bahwa hal tersebut salah dengan jalan hanya memberi tahu untuk mengubah miskonsepsi itu. Jadi, cara untuk mengubah miskonsepsi adalah dengan jalan mengkonstruksi konsep barn yang benar untuk menjelaskan pengalaman kita. Satu kelebihan yang datang dari miskonsepsi siswa ini adalah dapat menggerakkan guru untuk merealisasikan konsep siswa yang dianggap sulit dan harus mengelola kelas dengan strategi yang lebih efektif.
30
Dalam menangani miskonsepsi pada siswa, perlu diketahui
terlebih dahulu konsep-konsep atau materi apa saja yang dimiliki siswa dan dari mana mereka mendapatkannya. Dengan demikian kita dapat memikirkan bagaimana mengatasinya
b. Sumber Miskonsepsi Miskonsepsi yang dialami oleh siswa dapat terjadi di sekolah atau di luar sekolah. Faktor-faktor yang potensial menjadi sumber miskonsepsi adalah
:31
I) Anak cenderung melihat suatu benda dari pandangan dirinya sendiri dan cenderung untuk menentukan keberadaan dan bentuk benda tersebut hanya berdasarkan pengalaman sehari-hari. 2) Pengalaman anak di lingkungan terbatas dan cenderung tidak terlibat langsung dalam situasi percobaan. 3) Untuk kejadian-kejadian khusus anak cenderung diarahkan pada penjelasan bagian per bagian dan cenderung tidak diarahkan untuk memahami hubungan satu dengan yang lain secara keseluruhan 30 Din Van Yip, Chidren's Misconceptions On reproduction and Implications For Teaching,. (Journal Of Biological Education, The Chinese University Of Hongkong. 1998) h. 21
24
serta adanya penjelasan yang sarna untuk menjelaskan fenomena yang berbeda. 4) Bahasa yang digunakan sehari-hari cenderung berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam IPA, misalnya kata berat, gesekan, dan gaya di mana arti dalarn bahasa sehari-hari cenderung berbeda. Ciri-ciri miskonsepsi siswa adalah
:32
1) Miskonsepsi sangat taban terhadap perubaban atau sulit sekali diubah 2) Seringkali salah konsep terus-menerus mengganggu meskipun untuk soal-soal yang sederhana. 3) Seringkali siswa yang telah pernah mengatasi miskonsepsi, beberapa bulan kemudian salah lagi. 4) Siswa, mahasiswa, guru, dosen, maupun peneliti dapat terkena salah konsep. 5) Guru dan dosen pada umumnya tidak mengalami kesalahan konsepsi yang lazim antara siswa atau mabasiswanya, dan tidak menyesuaikan pengajarannya dengan salab konsep yang telab dimiliki oleh siswa atau mahasiswanya. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. Gagne (1974) dalam I Nyoman Suardana (2003) mengatakan bahwa guru bertugas mengalihkan seperangkat pengetahuan yang terorganisasi sehingga pengetahuan tersebut menjadi bagian dari sistem pengetahuan siswa. 33 Guru mempunyai kedudukan yang sangat strategis dan menentukan dalam kegiatan belajar mengajar. Kedudukannya yang
" Dosen Jurusan Pendidikan Kirnia UPI, dkk, Penerapan Pedagogi Maleri Subyek Da/am Mengajarkan Benluk Moiekui Un/uk Memperbaiki Kesa/ahan Konsepsi Siswa, (JICA. Seminar Nasional Pendidikan Maternatika dan IPA. JulL 2004) h. 5 33 I Nyoman Suardana, Pemberian lugas Prapengajaran Sebagai Upaya Unluk
Meningkalkan Aklivilas dan Hasil Be/ajar Serla Penanganan Miskonsepsi Siswa SMU Kelas II Pada Pembe/aiaran Kimia. (Jurnal Pendidikan dan Pengaiaran IKIP Neger! Singaraja, No.2 TH
25
strategis karena guru menentukan kedalaman dan keluasan materi pel~aran,
sedangkan bersifat menentukan karena gurulah yang
memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu faktor yang mempengaruhi guru dalam memperluas dan memperdalam materi pelajaran adalah rancangan pembelaJaran yang dibuatnya. Aktivitas yang menghargai gagasan dan pandangan siswa, mendukung analisa siswa terhadap percobaan, diskusi serta pengamatan merupakan hal yang efektif dilakukan dalam memperbaiki miskonsepsi untuk menuju ke perubahan konseptual. 34 Melalui fungsi ini, proses pembelajaran yang efektif, efisien, menarik, dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi akan dapat tercapai. Jika siswa memiliki pemahaman tentang suatu konsep yang berbeda dengan konsep guru atau konsep ilmuwan maka untuk menghilangkan perbedaan tersebut dalam proses belajar mengajar dapat dibuat variasi aktivitas pembelajaran sebagai berikut
:35
1) Mengadakan wawancara dengan siswa serta menghargai pendapat mereka
dan
mengembangkan
keterampilan
bertanya
dan
mendengarkan. 2) Mengadakan diskusi kelompok untuk menjernihkan perbedaan ideide siswa dengan ide ilmuwan. 3) Merancang percobaan
untuk menguji
dugaan-dugaan
yang
mengikuti ide siswa. 4) Mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan alasan mengapa siswa tetap memegang teguh pandangan khusus atau mempunyai arti khusus tentang sesuatu yang berbeda dengan ide ilmuwan.
]4
NN, Modeling for Learning: Addressing Student Misconceptions, 2003 (http://www. @designedinstruction.com)
Leaming!~ads
26
c. Penyebab Miskonsepsi Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa. Secara garis besar, penyebab miskonsepsi siswa dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu : siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Secara skematis penyebab miskonsepsi dapat dilihat dalam tabel 2 berikut : Tabel2. Penyebab Miskonsepsi Siswa 36 Sebab Dtama Siswa
Guru/pengajar
Buku Teks
Sebab Khusus a) b) c) d) e) t) g) h) a) b) c) d) a) b) c) d) e)
Konteks
Cara Mengajar
t) a) b) c) d) e) t) g) a) b) c)
Prakonsepsi Pemikiran asosiatif Pemikiran humanistik Reasoning yang tidak lengkap/salah Intuisi yang salah Tahap perkembangan kognitif siswa Kemampuan siswa Minat belajar siswa Tidak menguasai bahan, tidak kompeten Bukan lulusan dari bidang ilmu yang diembannya Tidak membiarkan Slswa mengungkapkan gagasanlide Relasi guru-siswa tidak baik Penjelasan keliru Salah tulis, telUtama dalam rumus Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa Siswa tidak tahu membaca buku teks Buku fiksi sains kadang-kadang konsepnya menyimpang demi menarik pembaca KaI1un sering memuat miskonsepsi Pengalaman siswa Bahasa sehari-hari berbeda Ternan diskusi yang salah Keyakinan dan agama Penjelasan orang tua/orang lain yang kelilU Konteks hidup siswa (TV, radio, film yang keliru) Perasaan senang/tidak senang; bebas atau tertekaIl Hanya berisi ceramah dan menulis Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa Tidak mengoreksi PR yang salah model analogi
27
d) Model praktikum e) Model diskusi f) Model demonstrasi yang sempit Penyebab miskonsepsi yang diuraikan di atas masih sang'lt terbatas. Dalam kenyataan di lapangan, siswa dapat mengalami miskonsepsi dengan sebab-sebab yang lebih bermacam-macam dan rumit. Penyebab sesunggnhnya juga sulit diketahui, karena siswa kadang-kadang tidak secara terbuka mengungkapkan bagaimana hingga mereka mempunyai konsep yang tidak tepat tersebut. Pendidik
juga perlu mengetahui bahwa miskonsepsi yang
dialami setiap siswa dalam satu kelas dapat berlainan dan penyebabnya juga berlainan. Maka dapat terjadi, dalam satu kelas terdaplt bermacan1-macam miskonsepsi dan penyebab miskonsepsi. Dengan demikian, bagi pendidik tidak mudah untuk sunguh-sungguh mengelti penyebab miskonsepsi yang dialami setiap siswa. Sebagai akibatnya, tidak mudal1 juga untuk dapat membantu setiap siswa secara tepat dalam mengatasi miskonsepsi.
d. Miskonsepsi dari Sudut Pandang Konstruktivisme
Konstruktivisme memandang penting miskonsepsi yaI:g diyakini siswa dikaIenakan : (l) konsepsinya berbeda dengan konsep ilmiah; (2) sifatnya laten, terus dipergunakan siswa dan cenderung sukar diubah; (3) sukar dideteksi oleh guru?7 Mengapa konstruktivisme memandang penting miskonsepsi ? Setidaknya terdapat lima klaim lltama yang mendasari miskonsepsi, yaitll
:38
I) Siswa membawa berbagai konsepsi mengenai obyek dan fenomena alaIn dan seringkali tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Guru sebaiknya memiliki pengetahuan mengenai konsepsi siswa. 37 Tatang Suratno, Konslruktivisme, KOl1sepsi A/lerna/if, dan Perubahan Konseptual, (Jakarta: Prosiding Seminar Internasional Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Jakarta, 2006) h 2. lR •• . •
28 P"ERI"USTAKMN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA
2) Siswa berdasarKan gender, usia, kemampuan dan latar belakang budaya, eenderung membawa miskonsepsi yang berasal dari pengalaman pribadi maupun hasil interaksi sosial. 3) Miskonsepsi sangat sulit diberantas dan sifatnya beragam. Diperlukan strategi perubahan konseptual. 4) Terdapat kesamaan antara penjelasan saintis yang tergugurkan teorinya dengan miskonsepsi siswa. Diperlukan kajian sejarah sains bagi siswa. 5) Melaeak dari mana asalnya miskonsepsi sangatlah sulit, terutama seeara empiris. Namun gejala miskonsepsi yang teljadi di berbagai populasi dan budaya meneerminkan adanya kesamaan pengalaman budaya siswa dalam hal observasi alam, penggunaan bahasa seharihari, pengaruh media massa serta pengalaman belajar di kelas. Menurut
Shapiro
dalam
Supamo
(1997)
tujuan
mengkonstruksi pengetahuan yaitu untuk mengetahui sesuatu bukanlah untuk menemukan realitas. Tujuannya labih adaptif, yaitu untuk mengorganisasikan "pengetahuan" yang coeok dengan pengalaman hidup manusia, sehingga dapat digunakan bila berhadapan dengan tantangan dan pengalaman-pengalaman baru. 39 Inti dari membangun pengetahuan selama pembelajaran dalam perspektif konstruktivisme melibatkan proses perubahan konseptual, terutama bila terjadi miskonsepsi. Bila mengaeu pada pandangan konstruktivisme psikologi personal, terdapat tiga proses kunei yang dilakukan individu dalam membangun pengetahuan yaitu, asimilasi,
akomodasi,
dan
ekuilibrium.
Dalam
membangun
pengetahuan itu, diharapkan terjadi perubahan konseptual pada siswa. Perubahan konseptual didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana siswa memegang konsepsi serta keyakinan yang bertentangan dengan apa yang sedang dipelajari sehingga siswa memutuskan untuk
39
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme do/am Pendidikan. (YoQvak:'lrt::l . Kankill~
29
merubahnya. 40 Perubahan konseptual biasanya digambarkan sebagai proses merubah suatu konsepsi yang ada meliputi kepercayaan, gagasan, atau cara berpikir41 Di dalam perubahan konseptual, suatu konsepsi pada dasamya diubah atau diganti menjadi kerangka konseptual yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah, menjelaskan gejala, dan berfungsi dalam kekidupan mereka. Dalam proses perubahan koseptual, mungkin saja seluruh konsepsi awal siswa diubah secara keseluruhan, akan tetapi pada dasamya terdapat dua kondisi umum dari perubahan konsep yaitu mengganti
(bersifat
radikal)
ataupun
menambah
(bisa
juga
mengurangi) dengan konsepsi lain yang dianggap tepat konteksnya. Akan tetapi, pada umumnya proses perubahan konseptual bersifat evolusioner dari pada revolusioner atau radikal. Dalam proses perubahan konseptual terdapat beberapa proses meliputi proses mengenali (recognizing), mengevaluasi (evaluating) konsepsi dan keyakinan, kemudian memutuskan (deciding) apakah perIu membangun ulang (reconstructing) atau tidak konsepsi dan keyakinan tersebut dengan yang barn. Faktor lain yang mempengaruhi proses perubahan konseptual adalah faktor kontekstual. Artinya, siswa bisa saja menerima dan memahami konsep ilmiah pada konteks tertentu, tetapi bisa saja tetap menggunakan konsepsi awalnya (bersifat miskonsepsi) pada konteks lain. Makna dari suatu konteks iill adalah dari segi penerapan konsep, konsepnya sama tetapi contoh kasusnya berbeda. Oleh karena itu, karakteristik dari perubahan konsep adalah bersifat kontekstual dan tidak stabil. Perubahan konsep yang bersifat jangka panjang dan stabil barn dapat tercapai bila siswa mengenali hal-hal yang relevan dan bersifat umum dari konsep ilmiah secara kontekstual.
Tatang Suratno, Op.cit., h. 4 Joan Davis, Conceptual Change From Emerging Perspectives on Learning, Teaching and TechnoloPlJ (httn-/lnrn;"""f" ........." .. ~~ _-3 •. ' __ h . d . ' . . . . .' _. 40 41
30
B. Acuan
Teori
Rancangan-rancangan
Alternatif atau
Desain-desain
Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih 1. Teori Konstruktivisme
Pembelajaran
kooperatif
merupakan
pembelajaran
yang
menerapkan teori pembelajaran konstruktivisme. Konstruktivisme adalah suatu paham yang memandang bahwa pengetahuan individu merupakan hasil dari proses membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman dalam sistem kognisi individu. 42 Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan (konstruksi) orang itu sendiri.43 Selain itu juga, konstruktivisme dapat diartikan sebagai pembelajaran yang memandang bahwa siswa belajar sains dengan cara mengkonstruksi pengertian atau pemahaman baru tentang fenomena dari pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. 44 Pengetahuan seseorang akan suatu benda, bukanlah tiruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang akan benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencema dan membentuk pengetahuan, seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Oleh karena itu, Piaget menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak guru yang dianggap tahu, bila siswa tidak mengolah dan membentuknya sendiri. 45 Proses pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila siswa mengubah atau mengembangkan skema yang telah dimiliki dalam berhadapan dengan tantangan, rangsangan, atau persoalan. ladi, konstruktivisme adalah paham yang memandang bahwa pembelajaran merupakan proses membangun pengetahuan yang dilakukan individu melalui proses perubahan konseptual. Pandangan
konstruktivisme
tentang
belaj ar
adalah
proses
intelektual di mana siswa mengembangkan apa yang mereka ketahui
Tatang Suratno, Gp. cit., h. 1 Paul Suparno. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. (Yogyakarta : Kanisius, 2001) h. 122 .j.j Susanto Pudiyo, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme. (Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika Dan limu Pengetahuan Alam, Universitas Neoeri Malang. 2002) h. 6 42 43
31
melalui proses penyelarasan gagasan-gagasan baru dengan gagasangagasan yang telah dipelajari pada pengalaman sebelumnya, dan mereka melakukan penyesuaian itu melalui cara-cara yang unik dari mereka masing-masing.
46
Menurut konstruktivis, mengajar bukan kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke SISWa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri
pengetahuannya dengan
menggunakan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa. 47 Paham konstruktivisme tentang belajar menyatakan bahwa belajar merupakan hasil konstruksi sendiri (siswa) sebagai hasil interaksinya terhadap
lingkungan
belajar. 48
Esensi
dari
teori
pembelajaran
konstruktivisme adalah bahwa siswa harns secara individu menemukan konsep-konsep
(discovery)
atau
informasi
yang
kompleks
dan
mengorganisasikan dalam benaknya untuk jadi miliknya sendiri atau pemilikan konsep (concept attainment).49 ladi, belajar menurut pandangan konstruktivisme adalah proses kognitif yang dilakukan siswa untuk membentuk dan mengembangkan kapabilitas bam yang diperlukan dalam upaya beradaptasi dengan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal, berdasarkan pengetahuan awal atau pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Von
Glasersfeld
membedakan
tiga
level
konstruktivisme
berdasarkan hubungan antara pengetahuan dengan kenyataan, meliputi a
:50
Konstruktivisme Radikal Level ini mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai kriteria kebenaran. Pengetahuan dipandang sebagai
"Sukadi, Implementasi Model Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPS, (Jumal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.2 TH. XXXVI, April 2003) h. 82 47Desak Made Citrawati, Penerapan Suplemen Bahan Ajar Benvawasan Sains-TeknologiMasyarakat Dengan Menggunakan Pendekatan Konstrukttivisme Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan LiterisasiSains dan Teknologi Sis>m SMU Negeri I Singaraja, (Jumal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 2 TH XXXVI, April 2003) h. 15 48 I Wayan Santyasa, Loc. cit. 49 Wagiran. Gp. cit., h. 26 so Tatang Suratno, Cons/ruktivism And science Education. (Jakarta: Pmc;,iciinp ~pminl'lr
32
pengaturan suatu obyek yang dibentuk oleh individu, sejauh kemampuan individu dan terlepas dari realita kebenarannya. b
Konstruktivisme Realisme-Hipotetis Level ini memandang pengetahuan sebagai suatu hipotetis dari suatu struktur kenyataan serta mengalami perkembangan menuju kebenaran yang sebenamya.
c
Konstruktivisme Biasa Level ini memandang pengetahuan sebagai gambaran yang dibentuk individu mengenai kenyataan suatu obyek. Dari segi subyek yang membentuk pengetahuan, dapat dibedakan
menjadi konstruktivisme psikologi personal, sosiokulturalisme, dan konstruktivisme sosiologis. 51 a
Konstruktivisme Psikologi Personal Tokoh sentrainya adalah Piaget. Konstruktivisme psikologi personal menekankan pada tiga proses kunci yaitu, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium. I) Asimilasi Menurut Piaget dan Posner dkk, pada intinya asimilasi teIjadi karena pengetahuan awal siswa sejalan atau berhubungan dengan fenomena dan belurn teIjadi perubahan skema (Piaget) ataupun perubahan konseptual (Posner dkk). Asimilasi juga dapat diartikan sebagai proses mengadaptasikan suatu persepsi, konsep, dan pengalaman baru ke dalam skema pengetahuan yang telah ada di dalam pikiran, sehingga konsepsi tersebut berkembang lebih luas. 52 Misalnya, seseorang telah memiliki konsep tentang balon dalam keadaan kempis. Bila balon tersebut ditiup atau diisi dengan air kemudian dipecahkan, maka seseorang itu tetap memiliki konsep yang sama tentang balon, tetapi mengalami perkembangan konsep yang lebih luas.
51
Ihid. h. 3
33
2) Akomodasi
Akomodasi adalah proses mental di mana konsep yang baru bisa jadi sama sekali tidak coeok dengan skema pengetahuan yang sudab dimiliki, maka harus mengubahnya. 53 Misalnya, jika siswa sudab mengetahui bahwa ikan hidup di air dan bernafas dengan insang. Kemudian bertemu dengan lumba-Iumba maka ia harus mengubab konsepsinya (akomodasi), karena lumba-Iumba tidak bersisik dan tidak pula bernafas dengan insang, walaupun hidupnya di air. Menurut Piaget, akomodasi merupakan proses konflik kognitif karena skema dengan fenomenanya berbeda.
54
Sementara Posner dkk, berpandangan lebih luas di mana akomodasi
merupakan
proses
perubaban
konseptual
kemungkinannya terjadi 4 (empat) kondisi yang hirarkis, yaitu
yang :55
(a). Perasaan kurang puas terhadap konsepsi yang ada atau yang dimiliki. (b). Konsepsi baru harus intelligible (dapat dimengertii). Siswa dapat mengerti bagaimana pengalaman-pengalaman baru dapat didekati dengan konsep-konsep baru. (e). Konsepsi baru mungkin plausible (masuk akal), yaitu dipabami karena konsepsi sejalan dengan konsepsi pengetabuan. (d).Konsepsi baru mungkinfruiiful (berguna), yaitu dipabami dan diper/uas penggunaannya serta dirasakan kebermanfaatannya dalam konteks yang berbeda 3) Ekuilibrium Mempakan fase kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. b
Konstruktivisme Sosio-kultural Vygotsky menekankan faktor babasa mempengaruhi proses membangun pengetahuan individu dan juga pentingnya faktor-faktor
53 54 55
Ibid Tatang Sumtna, Gp. cit., h. 3 Paul Supama, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika., (Jakarta: PT
34
sosial dalam belajar, yaitu selama belajar terdapat saling pengaruh antara bahasa dan tindakan dalam kondisi sosial tertentu dan terlihat jelas peranan bahasa dalam belajar konstruktif. 56 Hal ini sesuai dengan pendapat Driver yang menyatakan bahwa pengetahuan dan pengertian dikonstruksi bila seseorang terlibat secara sosial dalam dialog dan aktif dalam percobaan-percobaan dan pengalaman. 57 Dikatakan pula bahwa ruangan kelas tempat siswa bel1\iar di sekolah sebagai sistem sosial yang kompleks dapat mempengaruhi pembentukan pengetahuan masing-masing
individu.
Dengan
demikian,
perkembangan/
pembentukan kognitif siswa berada di antara konteks individu dan sosial. c
Konstruktivisme sosiologis Aliran ini memandang bahwa pengetahuan dibentuk oleh masyarakat dengan tidak memperhatikan unsur personal. 58 Dalam konteks pembelajaran di kelas, terdapat dua prinsip utama konstruktivisme dalam pembelajaran IPA, yaitu
:59
I) Siswa dipandang sebagai individu yang aktif membangun pengetahuan dan pemahamannya berdasarkan keyakinan sendiri. 2) Guru memiliki peran dan pengaruh yang sangat strategis. Berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan siswa tersebut, terdapat dua fal1:or yang sangat krusial dan mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu : Pertama, sifat dari konstruksi pengetahuan individu sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan awal siswa yang dikenal sebagai label miskonsepsi. Seringkali miskonsepsi ini dianggap sebagai penghambat pemahaman ilmiah siswa sekaligus juga landasan dan refleksi guru dalam merancang pembelajaran. Siswa diajak untuk menginterpretasikan dan menghubungkan pengetahuannya dengan Musahir. Gp. cit., h. 3 Ibid 58 Tatang Suratno. Lac. cit.
56
57
'iQ T' . • •
35
konsep
ilmiah yang diajarkan.
Biasanya terkandung beberapa
pertanyaan yang reievan dan familiar di mata siswa. Dalam hal ini, pembelajaran di kelas menekankan pada proses perubahan konseptual.
Kedua, pengetahuan dan keyakinan mengenai pembelajaran, pengajaran, selia peranan siswa dan guru sebagai wujud proses membangun pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman sebelumnya. Hal tersebut dapat meningkatkan pemahaman dan pengendalian terhadap proses pembelajaran siswa sehingga dapat tercapai kualitas pembelajaran yang lebih baik. Siswa dan guru dapat mengubah pandangannya mengenai pembelajaran yang pasif menjadi pembelajaran yang lebih aktif. Selain
itu,
Gunstone
mengemukakan
bahwa
proses
pembelajaran konstruktivisme dikatakan baik bila siswa dapat melakukan hal-hal sebagai berikut
;60
I. Dapat mengintegrasikan (integrating) secara tepat apa yang akan dipelajari dengan apa yang telah diketahui dan diyakini siswa. 2. Memperiuas (extending) cakupan mengenai apa yang sedang dipelajari ke dalam konteks yang berbeda. 3. Memonitor (monitoring) proses pembelajaran sekaligus progresi berkenaan dengan tugas dan tujuan yang sedang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran. Berdasarkan
ketiga
hal
pokok
dalanl
pembelajaran
konstruktivisme tersebut dapat diambil benang merah mengenai kunci utama proses yang terjadi dalam pembelajaran konstruktivisme. Pada proses integrating dan extending terdapat proses kunci yaitu proses menghubungkan
(linking).
Proses
menghubungkan
meliputi
menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya, dengan pengetahuan di luar kelas
atau
pengalaman
sebelurnnya.
Dalam
hal
Illl,
siswa
menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka bawa ke
36
kelas. Proses monitoring mencakup pemahaman dan pengendalian atau kontrol mengenai cara belajar individu siswa. Berkenaan dengan proses linking, monitoring berarti pemahaman mengapa siswa perlu melakukan linking, pendekatan linking yang digunakan selia dapat memutuskan linking bagaimana yang tepat bagi diri siswa. Terdapat dua hal penting dalam konteks pembelajaran yang baik berdasarkan uraian di atas di antaranya, yaitu : Pertama, proses linking sangat penting bagi diri siswa untuk
mengenali (recognize) dan mengevaluasi pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki siswa yang dibawa ke kelas. Siswa dapat memutuskan pengetahuan dan keyakinan apa saja yang dapat dihubungkan dengan apa yang sedang dipelajari serta memutuskan pengetahuan dan keyakinan mana saja yang perlu direkonstruksi. Kedua, proses monitoring ini dapat mengarahkan siswa dalam
mencapai metakognisi. Dalam metakognisi terdapat tiga hal pokok meIiputi pengetahuan (knowledge) mengenai hakikat pembelajaran (sifat, cara, dan karakteristik pembelajaran individu), kesadaran (awareness) mengenai sifat, tujuan, dan progresi pembelajaran, serta
kendali (control) individu mengenai pendekatan, progresi, dan hasil pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa prinsip melandasi pembelajaran IPA apabila
konstruktivisme
:61
I. Pengetahuan itu dibangun atau dikonstruksi oleh pikiran Slswa sendiri. Dalam konteks ini berarti pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa. Siswa yang harus aktif mengkonstruksi pengetahuan tersebut. 2. Siswa
dalam
mengkonstruksi
pengetahuan
hingga
terjadi
perubahan konsepsi dari konsep yang belum sesuai dengan konsep ilmiah menjadi sesuai dengan konsep ilmiah.
37
3. Siswa pada saat masuk di kelas sudah memiliki pengetahuan awal tentang
konsep
yang
akan
dibahas.
Siswa
akan
mudah
mengkonstruksi suatu konsep apabila konsep yang akan dibahas dikaitkan dengan konsep awal yang telah dimiliki siswa yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari maupun dari sekolah sebclumnya. 4. Peran guru hanya membantu menyediakan sarana dan meneiptakan situasi kondusif agar proses pembentukan pengetahuan siswa dapat terjadi dengan mudah (guru sebagai arsitek kelas). 5. Belajar dalam bentuk kooperatif dapat mempermudah siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Sebagai indikator bahwa belajar dalanl bentuk kooperatif· dikatakan berhasil apabila di antara individu dalam kelompoknya terjadi interaksi fisik, kognitif, dan verbal yang dinamis dalam merumuskan kesimpulan kelompok. HasH observasi lapangan diperoleh penemuan bahwa belajar melalui kerja kelompok sangat bermanfaat bagi siswa karena mereka dapat memeeahkan masalah pelajaran bersama, terjadi tukar pikiran dengan ternan, muneul rasa berani untuk berbieara, dan siswa lebih mudah memahanli pelajaran dari sesama ternan. Jadi, perspektif konstruktivisme dalam proses pembelajaran merupakan proses membangun ulang atau rekonstruksi pengetahuan. Layton, 1994 (dalam Tatang. S, 2006) menyatakan bahwa proses membangun
pengetahuan
ilmiah
sains
hams
bersifat
useful
62
Layton
(belmanfaat) dan mengarah pada hal-hal yang praktis.
menyebutnya sebagai "cognition in practice". Ia juga berpandangan bahwa pembelajaran sains dalam perspektif konstruktivisme harus relevan dengan fenomena sains sehari-hari yang familiar di mata siswa. Konteks yang nyata ini dapat memberikan landasan belajar siswa karena beranjak dari pengetahuan dan keyakinan awal siswa.
38
Secara
sederhana,
proses
pembelajaran
konstruktivisme
dikemukakan oleh Layton dapat dilihat pada gambar 2.
yang
63
G ambar 2. Proses Membangun Pengetahuan IImiah Pengetahuan sehari~hari
...
Proses pendidikan
sains
!+-
Pengetahuan ilmiah
Proses
f+
penerjemahan/ kaji ulang
~
Pengetahuan untuk kegiatan praktis dalam situasi spesifik
TTi Pengetahuan lain/pertimbangan
a. Langkah-Iangkah Pembelajaran Konstruktivisme.
Untuk
mengaplikasikan
pembelajaran
konstruktivisme,
guru
diharapkan mampu memahami dan melaksanakan langkah-langkalmya. Alters (2004) memberikan ilustrasi tentang langkah-Iangkah tersebut, yaitu 64
I) Menarik Perhatian Dalam tahapan ini, guru memberikan gambaran singkat tentang sebuah fenomena dan menanyakan pengalaman anak tentang fenomena tersebut. 2) Prediksi pribadi Pada tahapan ini siswa diberi kesempatan untuk membuat prediksi tentang percobaan yang akan dilakukan. 3) Prediksi kelompok Guru mengajak anak untuk membuat kelompok kecil dan berdiskusi di dalam kelompok untuk membuat prediksi kelompok. Kemudian masing-masing kelompok diharapkan menyampaikan prediksi mereka. Prediksi ini bisa berupa keterangan atau gambaran dan bisa ditulis di papan tulis (jika memungkinkan).
63
Ibid
6-tMunasprianto
Ramli,
Pembelajaran
Sains
Menvenanekan
DeJ1f!Ol1
Mp./nrJp
39
4) Percobaan Percobaan adalah salah satu bagian terpenting, karena pada bagian ini anak akan melakukan sendiri percobaan mereka. Siswa akan melakukan
percobaan
untuk
menguji
hipotesis
mereka,
dan
mengobservasi apakah prediksi mereka akurat atau tidak. 5) Diskusi kelompok Setelah melakukan percobaan, siswa diajak untuk berdiskusi dalam kelompok mengenai hasil percobaan mereka. Lalu didiskusikan apakah prediksi mereka akurat atau tidak dan mengapa itu bisa terjadi. 6) Laporan kelompok Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok dan memberikan berbagai macam alasan yang mendukung hipotesis dan konsep mereka. 7) Penjelasan Pada tahapan ini, guru menyampaikan penjelasan singkat tentang teori dan konsep yang mendasari percobaan serta mengoreksi apakah terdapat kesalahpahaman siswa. 8). Aplikasi Pada tahap ini, guru mengajak siswa untuk berpikir tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk mengembangkan percobaan yang telah dikerjakan atau menjelaskan fakta lain mengenai percobaan tersebut. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif yang berlandaskan teori konstruktivisme diharapkan dapat mengatasi kesalahpahaman siswa dalam konsep-konsep biologi sehingga dapat dibangun untuk menjadi pengetahuan baru.
b. Kerangka Pikir Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran sains di antaranya, yaitu pendidikan sains masih berorientasi hanya pada produk pengetahuan, kurang berorientasi pada proses sains; pengalaman siswa tidak diintegrasikan dalam Ke"iatan Relaiar Men<mim' (KRMi' vMia
40
hanya mencakup apa yang ingin diajarkan guru; selia masalah yang sedang banyak terjadi sekarang yaitu pengajaran sains hanya mencurahkan pengetahuan dalam hal ini, fakta, konsep, dan prinsip sains sehingga pengajaran seperti ini akan menimbulkan miskonsepsi pada siswa, maka perlu diupayakan perbaikan pembelajaran dengan lebih memfokuskan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut lebih dari sekedar menghafal dalam mencari hubungan konseptual antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi pelajaran yang dipelajari. Salah satu model pembelajaran yang layak diterapkan adalah pembelf\jaran model kooperatif teknik Jigsaw. Pembelajaran ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif menemukan ide-ide, konsep-konsep baru berdasarkan pengalaman dan penemuannya sendiri dan mendiskusikannya bersama siswa-siswa lainnya sehingga diharapkan pengetahuan awal siswa yang sering bersifat miskonsepsi dapat dengan mudah direkonstruksi (dibangun ulang) dalanl diri siswa menuju ke perubahan konseptual. Penerapan model kooperatif didasari pada koreksi atas pembelf\jaran tradisional dan temuan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih rendall dari pada pembelajaran aktif dengan para siswa memecahkan pemlasalallan, menjawab pertanyaan, merumuskan pertanyaan milik mereka sendiri, mendiskusikan, menjelaskan, berdebat, dan cooperative learning (belajar kelompok). Esensi dari teori pembelajaran konstruktivisme adalah bahwa siswa harus secm'a individu menemukan (discover) konsep-konsep atau informasi yang kompleks dan mengorganisasikannya untuk menjadi miliknya sendiri atau pemilikan konsep (concept attainment). Pembelajaran model
kooperatif merupakan
salah
satu
pembelajaran ymlg efektif dalam mengurangi teriadinva miskons"nsi
model I~ni
41
penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw diharapkan dapat mengurangi miskonsepsi dan sejalan dengan meningkatnya penguasaan konsep siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada pembelajaran biologi.
Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir
Konsep Biologi
Pembelajaran yang tidak memperhatikan konsep awal.
~ Salah konsep/miskonsepsi
~ Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw
~ • • •
• • •
•
Melatih kognitif siswa Bekerjasama dalam kelompok Mendiskusikan konsep yang dipelajari Mengungkapkan gagasan Mendengarkan gagasan teman Memperdebatkan gagasan secara argumentatif-rasional Meluruskan konsep yang salah
1
I
Perbaikan konsep
~
I
I Konsep menjadi benar I
42
c. Hipotesis Tindalmn Berdasarkan kajian teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengurangi miskonsepsi dan berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pembelajaran biologi.
C. Bahasan Hasil-basil Penelitian yang Relevan
I. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wagiran Universitas
Negeri Yogyakarta dengan judul Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Melalui Pembelajaran Konstruktivisme Model Koope ratif Berbantuan Modul, bahwa dapat mengurangi miskonsepsi. Dari hasil setiap putaran didapatkan persentase miskonsepsi pada pretes dan pastes, yaitu 91,21% dan 31,51%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat mengurangi miskonsepsi siswa. 2. I Wayan Santyasa dengan penelitian yang berjudul Pengubahan Miskonsepsi dalam Perkuliahan Fisika Dasar Melalui Penerapan Modul Berorientasi Konstruktivisme, didapatkan hasil penelitian pada siklus pertama, 100% miskonsepsi siswa mengalami pengurangan dan hasil belajar meningkat 68% (dari nilai rata-rata awal 42,9 menjadi 72, I pada nilai rata-rata akhir). Pada siklus kedua, didapatkan pula 100% miskonsepsi siswa mengalami pengurangan dan hasil belajar meningkat 50% (dari nilai rata-rata awa154,7 menjadi 82,3 pada nilai rata-rata akhir). 3. Nyoman Cakra Griardi dengan judul penelitian Penanggulangan Miskonsepsi Pada Mata Pelajaran Ekonomi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Pemanfaatan Lingkungan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, diperoleh hasil penelitian bahwa miskonsepsi siswa pada mata pelajaran ekonomi dapat ditanggulangi sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat pada pencapaian tingkat ketuntasan
43
belajar dari 40 orang siswa, sebanyak 97% memperoleh nilai 6,5 keatas pada akhir siklus ke tiga. D. Pengajuan Konseptnal Perencanaan Tindakan Konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sel dengan subkonsep siklus I struktur dan fungsi sel dan siklus II transpor pada membran (Difusi, Osmosis, Transpor aktif, Endositosis, dan Eksositosis). Konsep ini cenderung bersifat abstrak dan sering terjadi miskonsepsi pada siswa, seperti siswa mengalami kekeliruan konsep mengenai struktur sel pada hewan dan tumbuhan selia fungsi- fungsi organel, dan pada konsep difusi dan osmosis, siswa belum memahami yang dimaksud perpindahan larutan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. a. Struktur dan Fungsi Sel Ciri khas dari makhluk hidup adalah tersusun atas unit-unit dasar kehidupan yang disebut sel. Sel merupakan satuan struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Sel disebut satuan struktural makhluk hidup karena sel mempakan penyusun jaringan yang ada di dalam tubuh makhluk hidup. Sedangkan sel disebut satuan fungsional makhluk hidup karena didalam sel terjadi proses metabolisme dan berbagai proses kehidupan seperti reproduksi dan ekskresi. Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai satuan struktural dan fungsional dari makhluk hidup, sel dilengkapi dengan bagianbagian sel atau organel. Organel sel memiliki fungsi yang saling mendukung bagi kehidupan sel. Organel sel terdiri dari : 1). Membran Sel Membran sel disebut juga membran plasma atau plasmalema (plasma
=
cairan; lemma = selaput). Membran sel merupakan komponen sel yang terletak paling luar, sehingga membran sel mempunyai fungsi yang penting untuk mengatur keluar masuknya zat-zat dari luar dan ke dalam sel. Hal itu disebabkan, membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu mampu menyeleksi zat-zat yang akan masuk ke dalam sel. Membran sel memiliki rangka dasar yang tersusun atas dua lanis senvawa
lem~k
flinid hilnvf.w) T Pl,.,~lt-
o::ltgn
lin.irt
44
yang menyusun membran sel adalah jenis fosfolipid. Selain lipid, membran sel tersusun atas protein. Ada dua macam protein penyusun membran, yaitu protein integral dan protein periferal.
2). Sitoplasma
Sitoplasma atau plasma sel merupakan cairan yang terdapat di dalam sel dan terletak di luar inti sel yang bersifat koloid. Sekitar 85-95% bahan penyusun sitoplasma adalah air. Di dalam matriks sitoplasma terdapat organel sel. Pada kondisi teltentu sitoplasma dapat mengalami perubahan dari bentuk cairan (fase sol) ke bentuk jeli (fase gel) dengan cepat, contohnya pada pembentukan kaki semu (pseudopodia) pada amoeba.
3). Nukleus (Iuti sel)
Nukleus merupakan organel terbesar, bergaris tengah antara 10-20 mikrometer,
bentuk
bulat
hingga
oval.
Nukleus
berfungsi
untuk
pengaturan/pengendalian semua proses atau aktivitas yang terjadi di dalam sel Nukleus terdiri dari 3 komponen utama, yaitu: I. Membran nukleus/selaput inti (karioteka) Terdiri dari 2 lapisan, yaitu, selaput ganda sebagai pembungkus/pelindung inti. Selaput luar inti, yaitu berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma yang permukaannya banyak tertutup ribosom. 2. Nukleolus (anak inti), berfungsi untuk mensintesis berbagai macam molekul RNA yang digunakan dalam perakitan ribosom 3. Nukleoplasma (cairan inti), disebutjuga kariolimfa, di dalamnya
terdapat
enzim, protein, nukleotida, ion, dan kromatin.
4). Mitokondria
Milos = benang, chondrion = butiran kecil. Mitokondria merupakan
organel berbentuk seperti sosis yang strukturnya amat kompleks. Fungsi mitokondria yaitu sebagai tempat respirasi sel untuk menghasilkan energi.
45
Energi yang dihasilkan dalam bentuk ATP dan digunakan untuk seluruh aktivitas sel. Memiliki membran ganda, yaitu : 1. Membran luar, yaitu membatasi mitokondria dengan sitolasma. 2. Membran dalanl, yaitu membentuk lipatan-lipatan yang disebut krista, berfungsi untuk memperluas permukaan membran dalam untuk reaksi respirasi. Ruang diantara krista berisi cairan disebut matriks. Kcpekatan matriks lebih tinggi dibandingkan sitoplasma dan mengandung protein, DNA, RNA, dan ribosom.
5). Retikulum Endoplasma Retikulum endoplasma adalal1 organel sel yang berbentuk anyaman membran yang mmit seperti jala. Dalam bahasa latin rete
=
jala. Retikulum
endoplasma dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu, RE Kasar karena pada permukaan luamya melekat ribosom. Fungsi untuk sintesis protein. RE Halus, karena tidak ada ribosom. Fungsi untuk sintesis glikogen, lemak (kolesterol) dan steroid.
6). Ribosom Ribosom mempakan organel terkecil berdiameter 20 mikrometer, tersusun oleh RNA ribosom dan protein, bentuk bundar. Ribosom terdapat bebas di sitoplasma dan melekat pada RE kasar. Fungsi untuk sintesis protein.
7). Badan Goigi Badan golgi disebut juga aparatus golgi, mempakan organel sel yang terdiri atas setumpuk kantong pipih yang dibatasi membaran. Terdapat di dalam semua sel (sel tumbuhan dan sel hewan) temtama pada sel-sel yang aktif melakukan sekresi. Pada sel tumbul1an disebut diktiosom. Badan golgi terletak di dekat nukleus/RE. Fungsi badan golgi, yaitu untuk membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi, membentuk membran plasma, membentuk dinding sel, dan fungsi utanla, yaitu menyimpan hasil sekresi sel.
46
8). Lisosom Lisosom adalah organel kecil yang terbungkus oleh selapis membran dan berisi enzim-enzim hidrolitik, seperti protease, nuklease, lipase, dan fosfatase. Organel ini terdapat pada semua sel eukariotik terutama se hewan yang memiliki kegiatan fagosltik, seperti sel-sel darah putih. Organel ini tidak dijumpai pada sel tumbuhan. FUllgsi lisosom, yaitu untuk mencerna materi yang diambil seCal'a endositosis, Autofagi, yakni penyingkiran strukturstruktur yang tidak
dikehendaki dalam sel, Eksositosis, yakni pembebasan
enzim di luar sel,
Autolisis, yakni penghancuran dalam se dengan cara
membebaskan semua isi lisosom dalam sel. Misalnya, pada berudu yang menginjak dewasa dengan menyerap kembali ekornya.
9). Dinding Sel Dinding sel adalah struktur terluar sel dan bukan merupakan organel sel. Sebagian besar penyusun dinding sel adalah senyawa karbohidrat, yaitu selulosa yang bersifat kaku sehingga bentuk sel tumbuhan cenderung tetap. Pada dinding sel terdapat celah untuk berkomunikasi antar sel yang disebut plasmodesmata. Fungsi dinding sel, yaitu melindungi dan menyokong atau memberi bentuk sel. Hanya terdapat pada sel tumbuhan.
10). Plastida dan Kloroplas Terdapat 3 Macam plastida, yaitu : a. Kromoplas, plastida yang mengandung pigmen merah dan orange. b. Leukoplas, plastida yang berwarna putih, terdiri dari amilopas berfungsi menyimpan amilum dan cadangan makanan (berupa pati). Elaioplas berfungsi
menyimpan
minyak
atau
lemak.
Aleuroplas
berfungsi
menyimpan protein. c. Kloroplas, plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil), enzim, dan molekul-molekullain yang berfungsi dalam fotosintesis.
47
Plastida memiliki 2 membran, yaitu membran luar & membran dalam. Membran ganda menyelubungi suatu cairan yang disebut stroma. Stroma, yaitu larutan kaya enzim, berisi ADN & sejumlah ribosom, berfungsi untuk sintesis karbohidrat. Di dalam stroma terdapat suatu sistem
membran
berbentuk kantong pipih disebut tilakoid. Tilakoid melekat pigmen hijau daun (klorofil).
Tumpukal1 Tilakoid disebut
Grana.
Masing-masing grana
berhubungan satu sama lainnya melalui suatu membran. 11). Peroksisom Peroksisom mempakan organel bennembran tunggal berbentuk agak bulat. Membrmillya bersifat pemleabel sehingga memudahkan keluar masuknya ion-ion anorganik dan ion-ion organik. Pada sel hewan peroksisom banyak terdapat dalam sel hati dan ginjal. Peroksisom banyak mengandung enzim katalase yang mampu mengubah hidrogen peroksida (H2 0 2 ) yang bersifat racum menjadi H20 dan 02. Hidrogen peroksida merupakan senyawa samping dari metabolisme. 12). Vakuola Vakuola merupakan organel sitoplasma yang berisi cmran. Membran vakuola disebut tonoplas, mempakan membran selektif permebael, yang memisahkan sitosol dengan lmutan dalam vakuola yang komposisinya berbeda dengan sitosol. Vakuola berisi antara lain, asam organik, asam amino, glukosa, gas, gm'am-garam kristal, dan alkaloid, seperti nikotin pada daun tembakau, kafein pada biji kopi. Pada tumbuhan terdapat vakuola sentral sebagai lisosom yang besar. Fungsi vakuola sentral, yaitu membantu pertumbuhan sel dan menyimpan senyawa kimia tertentu atau sisa produk metabolisme sel, seperti pigmen untuk menarik serangga penyerbuk dan racun. Vakuola kontraktil berfungsi memompa air dari sel. 13). Sitoskeleton Sitoskeleton berperan penting dalam pengorganisasian stmktur dan aktivitas sel. Fungsi utama sitoskeleton adalah untuk mempertahankan bentuk dan memberi dukungan mekanik sel. Pada sel hewan tidak memiliki dinding
48
sel, namun demikian sitoskeleton sangat lentur dan kuat, tidak seperti tulang pada hewan. 14). Mikrotubula Mikrotubula berbentuk tabung berongga, dindingnya terdiri atas 13 kolom molekul tubulin. Fungsi untuk mempertahankan bentuk sel, membentuk flagel, silia dall sentriol. 15). Mikrofilamen Mikrofilamen merupakan serat tipis panjang yang terdiri atas protein yang disebut aktin. Fungsi untuk membantu perubahan bentuk dan perpindahan sel, kontraksi sel otot. Filamen Intermediet/Filamen perantara di bentuk dari protein fibrosa (berserat). Fungsi untuk memperkuat sel, mempertahankan bentuk sel dan tempat berhubungan antara nukleus dan organel-organel lainnya. Tabel3. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan Bacrian Sel Nukleus Membran sel Sitoolasma Mitokondria Retikulum endoolasma Ribosom Badan golgi Lisosom Dinding sel Vakuola Plastida Sentrosom Mikrotubulus Keterangan :
+ : adalmemiliki : tidak adaltidak memiliki
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
+ + + + + + +
-
+ + + + + + + +
+ + + +
+ +
-
49
"""·'~C'~lli~il';
V""'_")(j
'IdKU(:,jil
Gutir·OllUt
!:.n;j0p:a~r:tk
kaS-,lf d<Jng'lll rito,;orr,
KcrnpIok G()i"i
RMikulwn; (lwloplaMn;;';
nuIut;
Rniilu1it:m ;;n(J'Jpfasrnik l(MW
Gambar 4. ScI Hcwan (atas) ScI Tumbuhan (bawah)65
(,~
_.
50
b. Transpor Pada Membran
Transpor pada membran terdiri dari transpor aktif dan transpor pasif. Transpor pasif, yaitu transpor yang tidak memerlukan energi. Transpor aktif, yaitu transpor yang memerlukan energi (ATP). Transpor pasif berlangsung akibat adanya perbedimn konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif bcrgerak dari daerah yang konsentrasinya lebih tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Transpor pasif meliputi difusi dan osmosis. 1). Difusi
Difusi adalah pergerakan acak molekul-molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi tinggi (hipertonik) ke daerah lain dengan konsentrasi lebih rendah
(hipotonik) sehingga konsentrasi zat menjadi sarna (isotonik). Kenapa pergerakannya bersifat acak, karena seeara spontan molekul-molekul tersebut akan berdifusi di sepanjang gradien konsentrasinya. Contoh difusi, yaitu proses pengangkutan pada makhluk hidup, hewan bersel satu, 02 (oksigen) diambil dari lingkungannya hanya dengan eara difusi,
O 2 (oksigen) dapat
berdifusi ke dalam hewan unisel, karena konsentrasi O 2 di udara lebih tinggi daripada dalam sel. Proses difusi bergantung pada kondisi-kondisi sebagai berikut: a. Wujud Materi Difusi akan sangat lambat terjadi jika zatnya berwujud padat. Difusi lebih eepat terjadi pada zat eair dan sangat eepat pada zat berwujud gas. b. Suhu Suhu panas dapat mempereepat gerakan
molekul-molekul sehingga
meningkatkan rata-rata difusi. Suhu dingin akan menurunkan keeepatan rata-rata difusi. c. Ukuran Molekul Molekul yang berukuran lebih keeil lebih eepat melintasi suatu membran dibandingkan molekul yang berukuran lebih besar pada suhu yang sarna. d. Konsentrasi Semakin besar gradien konsentrasi antara dua daerah semakin cepat ratarata difusinva.
51
Difusi terfasilitasi merupakan proses difusi yang dibantu oleh proteinprotein tertentu pada membran plasma. Selama bedangsungnya difusi terfasilitasi, protein-protein tersebut akan membentuk suatu struktur saluran sehingga molekuI dapat melintasi membran plasma disebut protein kanal.
2). Osmosis Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dad hipotonis (konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat tedarut rendah) ke hipertonis
(konsentrasi air rendah, konsentrasi zat tedarut tinggi) melalui membran diferensial permeabel. Air dalam proses osmosis adalah air dalam keadaan
bebas yang tidak terikat dengan jenis molekul-molekul, seperti gula, protein, alau larutan lain. Proses osmosis terjadi dalam kehidupan sel. Jika konsentrasi di dalam Iarutan sellebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi lingkungan sekitamya, maka air akan bergerak ke luar meninggalkan sel secara osmosis. Akibatnya
sel
tersebut
mengalami
penyusutan
(krenasi)
sehingga
menyebabkan kematian sel. Sel hewan dapat mengalami /a'enasi jika berada di dalam larutan hipertonik (Iarutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi). Sel hewan akan membengkakjika berada dalam larutan hipotonik (Iarutan dengan konsentrasi yang lebih rendah) dibandingkan konsentrasi di dalam sel. Larutan hipotonik memiliki banyak molekul air bebas dibandingkan yang terdapat di
dalam sel. Molekul-molekul air akan berdifusi ke dalam sel secara osmosis. Jika keadaan
demikian terjadi secara terus menerus, maka dapat
menyebabkan sel pecah (lisis). Ketika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipotonik, air akan masuk ke dalam sel seCal'a difusi. Karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang kaku, sel tumbuhan tidak akan membengkak dan pecah. Akan tetapi, masuknya air ke dalam sel tumbuhan dapat menyebabkan sel tumbuhan menjadi gembung dan tegang. Tekanan air di dalam sel ini disebut tekanan turgor. Ketika sel tumbuhan dima.sukkan ke dalam larutan hipertonik, protoplasma sel tumbuhan akan menyusut dari dinding selnya disebut Plasmolisis. Plasmolisis dapat menyebabkan tumbuhan menjadi layu.
52
3). Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan pemindahan molekul-molekul melintasi membran plasma dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya tinggi. Transpor Aktif selalu memerlukan energi sel yang tersimpan di dalam ikatan ATP (adenosin trifosfat). Transpor Aktif bersifat melawan gradien konsentrasi. Transpor Aktif terjadi pemompaan melewati membran yang melawan gradien konsentrasi. Transpor Aktif berfungsi memelihara keseimbangan di dalam sel. Contoh sitoplasma sel darah merah manusia mempunyai kadar ion kalium 30 kali lebih besar daripada cairan ekstrasel, yaitu plasma darah.
4). Endositosis dan Eksositosis Endositosis adalah peristiwa masuknya zat ke dalam sel sebagai akibat melekuknya membran sel sehingga zat tersebut terjebak dalam sel atau terbungkus oleh membran sel. Endositosis yang terjadi pada zat padat disebut fagositosis sedangkan apabila zat cair disebut pinositosis. Fagositosis banyak dilakukan sel darah putih. Sedangkan eksositosis adalah peristiwa keluarnya zat dari dalam sel. Pengeluaran materi secara eksositosis dapat dilakukan dengan cara pembentukan vesikel atau kantong yang menyeiubungi materi tersebut. Vesikel bergerak ke arah membran plasma yang berfusi dengan membran tersebut sehingga materi di dalamnya dibebaskan ke luar sel.
Sel Tumbuhan Hewan
[sell ---L-
t uran
r
t
sej I[Macam Sel I -L.
Sagian-bagian penyusun Sel
r-
Sel Eukar iotik
1 mbran
~
{
I Mekanisme Transpor I
.. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
I~ Transpor Pasif
I-
Transpor Aktif
I..
Endositosis
i-
I
Plasrr~[Sitopla: .ma I
~
lorganel Sel
eNul:cleus eRetikulum Endoplasma eMitokondria ·Plastida eSadan Golgi eUsosom eSadan Mikro eVal
Gambar 5. Bagan Konsep Sel
Difusi Sederhana
Difusi Terfasilitasi
r
I Eksositosis I·
losmosisr
V>
W
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pembehljaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengatasi dalan1 hal ini mengurangi miskonsepsi pada siswa.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung tanggal 24 Juli - 21 Agustus 2007 pada semester I (ganjil) tahun pelajaran 2007/2008. Sedangkan tempat yang dijadikan penelitian adalah MA Pembangunan UlN Syarif Hidayatullah Jakarta, J1. Ibnu Taimia IV kompleks UIN Syarif Hidayatullah Ciputat.
C. Metode dan Desain Intervensi TindakanlRancangan SikIus Penelitian Raneangan yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu penelitian yang dikembangkan berdasarkan permasalahan yang muneul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. I Penelitian tindakan kelas ini pada siklus I menggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus II menggunakan sub konsep transpor pada membran. Masing-masing siklus meliputi tahap pereneanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tereapai. Model penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :2
I Yanti Herfanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, ( Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syahid, 2006) h. 21 2 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas. ( Jakarta: PT Bumi AhM'" )M7\
55
~\~rcnCanjl(Hl
[~fl~k~iJ
l_~
[SIKLUSlJ
.Pclaksanaan
I<;=D -----v I I~ I SIKLUS [[ I F-k-sa-n-aa-n~1 ~ ~ I p,,,=,,,. I<=D ~
[!Cngamatan
Pcrcncanaan
I'R-C-tl-c-k-Si"
Gambar 6. Model Penelitian Tindakan Kelas
Desain intervensi tindakan dengan menggunakan teknikjigsaw adalah sebagai berikut
;3
Tabel4. Skema Teknik Jigsaw KEGIATAN GURU I Siapkan materi 2
Bentuk kelompok
3
Kelompokkan siswa berdasarkan tugas kaj ian materi 4 Bimbingan diskusi
5 Kelompokkan
LANGKAH Kajian materi
KEGIATAN SISWA 1. Duduk dalam kelompok Kelompok asal 2. Berbagi tugas setiap anggota mengkaji materi yang berbeda Diskusi kelompok 3. Keluar dari kelompok ahli
Laporan siswa pada asal kelompok asal 6 Bimbingan diskusi 3
4. Diskusi
kelompok
dengan anggota kelompok lain yang mendapat tugas sarna ke 5. Kembali kelompok asal
6. Setiap
anggota
Daroni, Pembelajaran KaaperatifIPA di SLTP Melailli Model Ji"saw. (UK UNNES.
56
kelompok
menyajikan materi yang sudah dikaji keoada anggota 7. Ikuti lcuis
7. Siapkan Kuis kuis/berikan kuis 8. Hitung skor Penghargaan kuislberikan kelompok penghargaan
8. penghargaan
Menerima
D. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun pelajaran 2007/2008.
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru biologi MA Pel11bangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan bertindak sebagai guru. Selain mengajarkan materi, peneliti juga yang membuat dan merancang skenario pembelajaran, l11engawasi jalannya KBM dan l11eneliti miskonsepsi apa saja yang teljadi selama proses pembelajaran berlangsung.
F. Tahapan Intervensi Tindakan Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus, yaitu: TabelS. Tahapan Intervensi Tindakan Siklus I Kegiatan
Tahap Perencanaan
•
• • •
• • •
Observasi MA ke sekolah Pembangunall Syarif UIN Hidayatullah Jakarta. Mengurus surat ij in penelitian Membuat rencana pengajaran Membuat Instrumen penelitian Melakukan uji coba instrumen Melakukan uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran Menyiapkan perlengkapan penelitian
57
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
•
Melakukan KBM dengan diawali pemberian pretes • Penyampaian tujuan pembelajaran khusus (TPK) • Melaksanakan langkah-Iangkah pembelajaran kooperatif tekhnik Jigsaw. Observasi dilakukan eli setiap akhir siklus dengan mengadakan evaluasi yang berupa postest. Aspek-aspek yang dievaluasi adalah miskonsepsi siswa. Hasil evaluasi dijadikan dasar tahap refleksi dalam rangka perbaikan pelaksanaan tindakan selanjutnya (siklus II).
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw ini dapat l11engurangi miskonsepsi siswa terhadap konsep sel dalam pembelajaran biologi sehingga terjadi peningkatan penguasaan konsep pada siswa.
H. Data dan Sumber Data
Data penelitian ini berupa tes dari pretes dan postes hasil belajar biologi pada konsep sel, observasi untuk l11engetahui aktivitas siswa dalam belajar kelol11pok menggnnakan teknik jigsaw,
dan kuesioner untuk
l11engetahui respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran teknikjigsaw. Sumber data diperoleh dari hasil belajar siswa.
58
I. Instrumen-instrumcn Pcngumpulan Data yang Digunakan
I. Tes, instrumen tes yang digunakan dalarn penelitian ini menggunakan tes yang digunakan Treagust (1987)4, yaitu menggunakan tes pilihan ganda dengan alasan terbuka (multiple choice with open reasoning) di mana siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai jawaban seperti itu. Soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Soal-soal yang diajuk.an berupa materi yang akan dibahas pada saat pelaksanaan pembelajaran. Bentuk penilaian tes adalah dengan memberikan nilai I apabila siswa menulis jawaban benar dan alasan benar. Memberikan nilai
°
apabila
siswa menulis jawaban benar tetapi alasan salah, menulis jawaban salah dan alasannya benar, dan menulis jawaban salah dan alasannya salah. Karena dari ketiga jawaban tersebut kemungkinan besar mengandung miskonsepsi.
Tabcl6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konscp Sel Sub konsen Struktur sel dan fungsinya
Total Soal Transpor pada membran
Aspek Kognitif Cl 3,5,8
C2 4, 10
C3
Jumlah
C4 12
C5
C6 6
16
13
2
21
19
2
31
27,29, 30,40
23,24, 25
34
28
10
6
6
5
2
1
20
9
1, 5, 6, 7
10, 15, 16, 17
12,14,18
20,21,
5 11
8
4
12,23 , Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. (Jakarta: PT
59
27,29
Total Soal
11
30
7
1
3 1
20
2. Lembar observasi. Observasi meliputi kegiatan pengamatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam belajar kelompok pada pembelajaran di kelas. 3. Kuesioner, Untuk mengetabui respon atau tanggapan slswa terhadap model pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw dalam pembelajaran biologi.
J. Telmik Pengumpulan Data
Data yang telab diperoleh dikumpulkan dalam bentuk data prakonsepsi dan konsepsi setelah tindakan. Data dikumpulkan dengan tes yang berupa pretes dan postes untuk mengetahui miskonsepsi siswa, lembar observasi siswa, dan kuesioner.
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trustworthiness) studi
Sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu instrumen yang akan digunakan diuji pada kelompok siswa yang dianggap sudab mengikuti pokok bahasan yang akan disampaikan. Setelab itu instrumen diukur tingkat validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran sehingga dapat dipertimbangkan apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak. a. Uji Validitas Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Uji validitas adalah uj i kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya.
60
Untuk mengukur validitas soal dalarn penelitian ini menggunakan rumus korelasi biserial. Rumus yang digunakan adalah :5 _ Mp-Mt
r
SDt
1"" -
IP Vq
Keterangan : fpbi
=
Mp
koefisien korelasi biserial rerata skor pada tes yang memiliki jawaban benar
M,
=
rerata skor total
S,
=
standar deviasi dari skor total
p
=
proporsi siswa yang menjawab benar
q
proporsi siswa yang menjawab salah Berdasarkan pengujian validitas instrumen penelitian yang telah
disesuaikan dengan r tabel dari 40 butir soal pada siklus I, didapatkan soal yang valid sebanyak 20 soal. Nomor soalnya adalah 3, 4, 5, 8, 10, 12, 13, 16, 19,21,23,24,25,27,28,29,30,31,34, dan 40. 6 Sedangkan pada siklus II didapatkan soal yang valid sebanyak 20 soaI dari 30 soal. Nomor soalnya adalah 1,5,6,7,9,10, II, 12, 14, 15, 16, 17, 18,20,21,22,23, 27,29, dan 30.7
b.
Uji Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap atau relatif sarna. Instrumen disebut reliabil mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga marnpu mengungkap data yang
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005) h 79 ~ Perhitungan lengkap di lampiran 21 - 23 h. 153-156
61
bisa dipercaya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20 dari Kuder-Ricardison. Rumus yang digunakan adalah :8
~ II
:[_n] [S2 - L,pq] n -I S'
Keterangan : 'i I
=
reliabilitas menggunakan persamaan KR-20
p
proporsi siswa yang menjawab benar
q
proporsi siswa yang menjawab salah
n
=
S2
banyaknya soal standar deviasi atau simpangan baku
Adapun kriteria pengujiannya : rll
=
0,91 - 1,00 = sangat tinggi
rll = 0,71 - 0,90 = tinggi rll
=
0,41 - 0,70 = cukup
rll
=
0,21 - 0,40 = rendah
rll = < 0,20
= tidak reliabil
Berdasarkan pengujian reliabilitas instrumen penelitian yang telah disesuaikan dengan r tabel, didapatkan besarnya reliabilitas sola pada siklus 1 dan siklus II yaitu sebesar 0,732 dan 0,75. Reliabilitas soal pada siklus I dan siklus 11 tergolong dalam klasifikasi tinggi. 9
c. Tingkat Kesukaran Menentukan kriteria kesukaran menggunakan rumus : 10
p=~ JS
Keterangan : P
=
Tingkat kesukaran satu butir soal tertentu
B
=
Jumlah siswa yangmenjawab benar
8 Suharsimi Arikunto, Gp. cil.• h 100 ':"perhitungan lengkap di lampiran 26-29 h. 159-162.
62
JS
=
Jumlah siswa yang mengikuti tes
Kriteria tingkat kesukaran soal : 0,00 - 0,30
=
Sukar
0,30 - 0,70
=
Sedang
0,70 - 1,00
=
Mudah
L. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menghitung persentase miskonsepsi digunakan rumus sebagai berikut : 11 % = Jumlah Miskonsepsi XIOO% Total
Sedangkan untuk menghitung peningkatan penguasaan konsep siswa diperoleh dari nilai gain ternormalisasi
:12
. Skor postes - SkorPr etes N -gam = Skorideal- SkorPr etes
Dengan kategori perolehan : g-tinggi
: nilai «g» > 0,70
g-sedang : nilai 0,70 «g» 0,30 g-rendah
: nilai «g» < 0,30
Setelah
didapatkan
data
hasil
pengurangan
miskonsepsi
dan
peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus 11 kemudian dilakukan pengujian dua sampel dengan menggunakan uji-T atau Paired Sample T Test. Paired Sample T Test berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang berhubungan atau sering disebut "sampel berpasangan" yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sarna. Perhitungan uji-T dengan menggunakan program SPSS 10.0.
II Nina Susanty, Stud; Ten/ang Kesalahan Konsepsi (Miskonsepsi) A101 dan Penggunaannya do/am Pokok Bahasan Sloikiomelri pada Siswa SMAN di Jakarta, (Skripsi, Jurusan Kimia, FMJPA, IKIP, 1995) h. 31 12 David Meltzer, The Relationship Between Afathematics Preparationand Conceptual Learning Gain in Physics: A Posible "Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores", (Department ofPhysies and Astronomy, Low. State University, 2002)
63
Data yang diperoleh dari lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dalam belajar kelompok dikonversi ke dalam 3 jenjang, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Skor yang terdapat pada lembar observasi dibagi ke dalam 5 kategori yang skornya bergerak dari 0 sid 4 dengan pemberian skor sebagai berikut, SB (Sangat Baik) diberi skor 4, B (Baik) diberi skor 3, C (Cukup) diberi skor 2, K (Kurang) diberi skor I, dan SK (Sangat Kurang) diberi skor O. Lembar observasi berisi 5 poin aktivitas penilaian. Untuk memperoleh tebaran skor maka jumlah aktivitas penilaian yang terdiri dari 5 poin dikalikan dengan jUl111ah kategori dibagi jUl111ah jenjang sehingga diperoleh skor sebagai berikut, 5 x 5 : 3
=
8,3 dibulatkan menjadi 9. Sehingga didapatkan rentang
nilai adalah 0-8 termasuk kategori rendah, 9-17 termasuk kategori sedang, dan 18-26 termasuk kategori tinggiY Data hasil kuesioner dihitung persentase j awaban ya dan tidak.
M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan Apabila setelah tindakan pertarna (siklus I) selesai dilakukan dan belurn teljadi pengurangan rniskonsepsi siswa maka akan ditindaklanjuti untuk l11elakukan tindakan selanjutnya (siklus II) sebagai rencana perbaikan pernbelajaran.
13 Nyolllan Cakra Griadhi, Penanggulangan Miskonsepsi pada Mala Pe/ajaran Ekonomi dengan Lembar Kelja Siswa dan Peman/aalan Lins;kuJ1s;an un/uk Meninf!katkan Pres/a.d Rr.>.!n;nr
BABIV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan
Penelitian dilakukan di kelas XI IPA dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang, yang terdili dari 12 orang siswa putri dan I I orang siswa putra. Dari hasil pengamatan peneliti dapat diketahui situasi kelas tergolong kelas yang ramai atau gaduh dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda, ada siswa yang pendiarn dan ada yang aktif dalarn pembelajaran. Siswa memiliki latar belakang keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Hal ini kel11ungkinan menyebabkan perilaku siswa yang cenderung kurang peduli terhadap guru. Walaupun demikian, siswa memiliki kepatuhan apabila dil11inta melakukan ataupun mengerjakan tugas dari guru. Berdasarkan hasil intervensi tindakan dengan menggunakan model pel11belajaran kooperatifteknikjigsffil' diketahui bahwa hasil pretes dan postes menunjukkan adanya pengurangan miskonsepsi yang berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa baik pada siklus I maupun siklus II. Dari pengujian dua sampel tersebut (siklus I dan siklus II) diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan siklus II.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Data hasil pengarnatan miskonsepsi diperoleh dari tes yang berupa pretes, yaitu tes yang dilakukan sebelum siswa memperoleh mater! pelajaran dan postes, yaitu tes yang dilakukan seteiah siswa mendapatkan mater! pelajaran. Masing-masing tes diperiksa atau dikoreksi untuk mengetahui jumlah miskonsepsi siswa. Kemudian dari hasil pretes dan postes tersebut dianalisis dan diperbandingkan apakah telah terjadi pengurangan miskonsepsi atau tidak. Apabila hasil pengurangan miskonsepsi yang teljadi tidak sesuai
65
dengan kriteria yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya sebagai perbaikan pembelajaran.
C. Analisis Data
I. Miskonsepsi Siswa Pada Siklus 1dan Siklus II. Dari hasil penelitian diperoleh data pretes dan postes yang bempa jumlah miskonsepsi siswa dari 20 soal pilihan ganda pada siklus I dan siklus II. Tabel 7. Jumlah Miskonsepsi Siswa
pada Pretes dan Postes Siklus I
,
No
Pretes
Postes
Min (-)
I
11
9
2
2
9
7
2
"~
II
7
4
4
12
8
4
5
12
7
5
6
12
7
5
7
7
2
5
8
12
7
5
9
13
7
6
10
II
5
6
11
10
4
6
12
II
5
6
13
II
5
6
14
10
4
6
15
II
5
6
16
10
3
7
17
13
6
7
18
12
5
7
19
11
4
7
66
20
11
3
8
21
12
4
8
22
13
4
9
23
13
4
9
0/0
56,1
26,52
29,58
Dari tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa hasil pretes dan postes pada siklus I menunjukkan adanya pengurangan miskonsepsi dengan persentase sebesar 56, I% berkurang 29,58% menjadi 26,52%.
Tabel8. Jumlah Miskonsepsi Siswa pada Pretes dan Postes Siklus II No
Pretes
Postes
Min (-)
I
10
5
5
2
13
7
6
3
12
5
7
4
13
6
7
5
12
5
7
6
14
6
8
7
13
5
8
8
II
"J
8
9
12
4
8
10
12
4
8
II
13
5
8
12
II
3
8
13
II
2
9
14
15
6
9
15
II
2
9
16
11
2
9
17
13
"J
10
67
18
14
4
10
19
14
3
II
20
13
2
11
21
13
2
11
22
14
3
II
23
17
3
14
%
63,48
19,57
43,91
Dari tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa hasil pretes dan pastes pada siklus II menunjukkan adanya pengurangan miskonsepsi dengan persentase sebesar 63,48% berkurang 43,91% menjadi 19,57%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengurangi miskonsepsi siswa baik siklus 1 dan siklus II pada pembelajaran biologi. Setelah didapati data hasil pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan siklus II kemudian diIakukan pengujian dua sampeI dengan menggunakan ujiT atau paired sample T test.
Tabel 9. Output Paired Samples Test Pengurangan Miskonsepsi Paired Difference t Mean
Pair 1 Minl- Min 2
-2,86967
Std. Deviation 0,75705
Std. Error Mean 0,15786
df
Sig. (Hailed)
-18,178
22
0,000
Pada paired samples test diatas merupakan hasil analisis uji-T. Ratarata pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan siklus II adalah sebesar 2,86957 dengan standar kesalahan rata-rata 0,15786. Simpangan baku atau standar deviasi sebesar 0,75705, t hitung -18,178 dengan derajat kebebasan (df) 22 pada taraf kesalahan 5% atau kepercayaan 95%. Pada pengujian dua ekor dengan signifikansi sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan siklus II. (Ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis jika signifikansi
68
dibawah atau sarna dengan 0,05, maka Hi diterima dan Ho ditolak ). Pengujian apakah hipotesis diterima atau ditolak, harga t hitung dapat dibandingkan dengan tabel. Besarnya derajat kebebasan (df) 22 dengan derajat kesalahan 5% atau kepercayaan 95% sedangkan pengujian dilakukan dengan menggunakan dua pihak didapat t tabel sebesar 2,074. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel (18,178> 2,074) maka Ho ditolak dan Hi diterima, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan siklus II. Untuk memperrnudah dimana kedudukan t hitung dan t tabel maka dibuat garnbar sebagai berikut :
,
..-. .....------........, . ./
",
~
/<
v'\..
/
"
~
~~
~ j
/'" ~.,
!
/..
\ . , /../
X
(
... ;,'\ i ~_.
/
.....-;i
,/
~'.::":'"_._j._ ~_.
-18,178
"._L
-2,074
18, I78
2,074
Gambar 7. Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
2. Penguasaan Konsep Siswa pada Siklus I dan Siklus II. Setelah terjadi pengurangan miskonsepsi, kemudian dianalisis tingkat penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II.
Tabel 10. Penguasaan Konsep Siswa pada SikIus I dan Siklus II Pretes
Siklus I Postes
1 2 3 4 5 6
45 55 40 45 40 40
55 65 60 65 65 65
N-Gain 0,181818 0,222222 0,333333 0,363636 0,416667 0,416667
7
An
,,~
f'\
A'" acc:'7
Pretes
Siklus If Postes
50 25 35 35 35 30
75 65 70 70 70 70
,n
--
N-Gain 0,5 0,533333 0,538462 0,538462 0,538462 0,571429
- ------
69
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
35 35 45 45 45 45 40 50 50 45 40 35 35 50 65 45
65 70 75 75 75 75 75 80 80 80 80 80 80 85 90 85
0,461538 0,538462 0,545455 0,545455 0,545455 0,545455 0,583333 0,6 0,6 0,636364 0,666667 0,692308 0,692308 0,7 0,714286 0,727273
40 45 40 35 30 45 40 15 30 30 45 45 45 35 35 35
75 80 80 80 80 85 85 80 85 85 90 90 90 90 90 90
0,583333 0,636364 0,666667 0,692308 0,714286 0,727273 0,75 0,764706 0,785714 0,785714 0,818182 0,818182 0,818182 0,846154 0,846154 0,846154
Ratarata
43,91304
73,47826
0,528059
36,52174
80,43478
0,691428
Dari tabel 10 diatas dapat diketahui tingkat penguasaan konsep siswa pada siklus 1 dan siklus II. Hasil pretes siklus 1 didapatkan rata-rata penguasaan konsep siswa 43,91 dan hasil postes didapatkan rata-rata penguasaan konsep siswa 73,48. Besarnya peningkatan penguasaan konsep secara langsung tampak dari rata-rata N-gain siklus 1 sebesar 0,53 dengan kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan te1ah teljadi peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I dari hasil pretes ke postes. Hasil uji komparasi rata-rata pretes dan postes siklus I diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa. I Begitu juga dengan siklus II, penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan. Didapatkan hasil pretes pada siklus II rata-rata penguasaan konsep siswa sebesar 36,52 dan hasil postes didapatkan rata-rata penguasaan konsep siswa 80,43. Besarnya peningkatan penguasaan konsep secara langsung tampak dari rata-rata N-gain siklus II sebesar 0,70 dengan kategori tinggi. Basil uji komparasi rata-rata pretes dan postes siklus II diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa. 2 I Liha! tabel 21 pada lampiran 5 h.1 05 , Liha! tabel 22 pada lampiran 5 h.1 05
70
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II sebagai dampak dari berkurangnya miskonsepsi. Setelah didapat data hasil peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II kemudian dilakukan pengujian dua sampel dengan menggunakan ilji-T aiau paired sample T test. Basil paired sample statistic dapat dilihat pada tabel II di bawah ini :
TabellI. Paired Samples Statistic Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
N
N-gain I
0,5281
23
0,15427
0.03217
N-gain 2
0,6914
23
0,12092
0,02521
Pada paired sample statistic didapatkan rata-rata N-gain siklus I 0,5281, standar deviasi 0,15427, dan standar kesalahan rata-rata 0,3217. Banyaknya siswa (N) adalah 23. Sedangkan rata-rata N-gain siklus II sebesar 0,6914, standar deviasi 0,12092, dan standar kesalahan rata-rata 0,2521. Banyaknya siswa (N) adalah 23.
Tabel 12. Output Paired Samples Test Penguasaan Konsep Paired Difference
Pair 1 N-gain 1N-gain 2
Mean
Std. Deviation
-0.16337
0,05429
Sig. Std. Error Mean 0,01132
t
df
(Hailed)
-14,431
22
0,000
Pada paired samples test diatas merupakan hasil analisis uji-T. Ratarata N-gain siklus I dan siklus II adalah sebesar -0,16337 dengan standar kesalahan rata-rata 0,011326. Simpangan baku atau standar deviasi sebesar 0,05429 dan t hitung -14,431 dengan derajat kebebasan (dt) 22 pada taraf kesalahan 5% atau kepercayaan 95%. Pada Demmiian
dll~
"I",r rl"nMn
7J
signifikansi sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara N-gain siklus I dan N-gain siklus II. Pengujian apakah hipotesis diterima atau ditolak, harga t hitung dapat dibandingkan dengan tabel. Besarnya derajat kebebasan (df) 22 dengan derajat kesaJahan 5% atau kepercayaan 95% didapat t tabel sebesar 2,07. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel (14,431 > 2,07) maka Ho ditolak dan Hi diterima, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara N-gain siklus I dan siklus II.
3. Aktivitas Siswa dalarn Pembelajaran Siklus I dan Siklus II. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dan siklus II dari 5 poin pedoman observasi yang telah dilakukan setelah itu dicatat dan dianalisis dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini.
Tabcl13. Aktivitas Siswa dalam Pcmbclajaran SikIus I dan SikIus II SikIus II
SikIus I No
Pcrtcmuan
Pcrtcmuan
1
2
3
1
2
I.
Mengikuti diskusi dengan aktif
1
2
3
4
4
2.
Menjelaskan materi kepada ternan
1
2
2
3
3
3.
1
3
3
4
4
4.
Mendengarkan/memperhatikan penielasan guru/ternan Partisipasi dan kontribusi
0
I
2
4
3
5.
Bertanya kepada ternan/guru
I
I
2
4
4
Jumlah
4
9
12
19
18
Rata-rata
8,3
18,5
72
Dari tabel 13 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Didapatkan hasil perhitungan nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembeliljaran siklus I sebesar 8,3 tennasuk kategori rendah sedangkan rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II sebesar 18,5 tennasuk kategori tinggi.
4. Respon atau tanggapan siswa mengenai model pembelajaran kooperatif
teknikjigsaw. Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada siswa setelah akhir pembelajaran didapatkan respon atau tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif teknikjigsaw, sebagai berikut :
Tabel14. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw No
Kegiatan
I
Apakah kamu menyukai metode pembelaiaran ini? Apakah penggunaan metode pembeliljaran ini sesuai untuk menyampaikan materi tentang sel? Apakah kamu merasa kesulitan belajar dengan metode pembelajaran ini? Apakah metode pembelajaran ini membuat kamu semangat untuk mempelajari IPA (biologi)? Apakah kamu aktif mengikuti tahapan dalam metode pembelajaran ini? Apakah kamu merasa jenuh belajar dengan metode pembelajaran ini? Apakah kamu dapat menjelaskan materi dengan baik kepada temanmu dalam metode pembelajaran ini? Apakah kamu merasa jelas mendapatkan penjelasan materi dari ternan dalam metode ini? Apakah kamu memahami materi dengan baik setelah menggunakan metode pembelajaran ini? Apakah masih terdapat materi yang belum dipahami setelah menggunakan metode pembeliljaran ini?
2 3 4 5
6 7 8
9 10
Ya (%) 87
96
Tidak (%) I3 4
30
70
74
26
78
22
30
70
70
30
74
26
74
26
26
74
73
Dari tabel 14 di atas dapat diketahui respon atau tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam menyampaikan materi tentang sel. Sebesar 87% siswa menyukai metode pembelajaran ini dan 13% siswa tidak suka. Hal ini disebabkan karena siswa lebih semangat jika pembelajaran disajikan dengan berbagai macanl variasi pembel!\iaran salah satunya adalah belajar kelompok. Dengan belajar kelompok siswa dapat berdiskusi dengan ternan yang lain, saling membantu satu sarna lain, dan bertukar pikiran sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar. 96% siswa menanggapi penggunaan metode pembelajaran ini sesuai untuk menyampaikan materi tentang sel dan 4% siswa menanggapi penggunaan metode pembelajaran ini tidak sesuai untuk menyampaikan materi tentang sel. Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw sangat cocok untuk menyampaikan materi tentang sel karena pada isi materi terdapat topiktopik seperti struktur dan fungsi sel yang membahas organel sel dan transpor pada membran yang membahas difusi, osmosis, transpor aktif dan traspor pasif. Semua topik tersebut dalam pembahasannya sangat terperinci dan sistematis. Dengan begitu masing-masing siswa bisa mendapatkan satu topik unluk dibahas dan siswa bisa lebih fokus membahas topik tersebut. Sebanyak 30% siswa merasa kesulitan belajar dengan menggunakan metode ini dan 70% siswa merasa tidak kesulitan belajar dengan menggunakan metode ini. Karena metode teknik jigsaw bukanlah metode pembelajaran yang pertama kali dilakukan siswa dalam pembelajaran. Sebelumnya siswa sudah pemah belajar dengan menggunakan metode ini sehingga siswa tidak merasa kesulitan dalam belajar karena sudah terbiasa. Selain ilu guru dalam pembel!\iaran selalu menerapkan melode belajar kelompok. 74% metode pembel!\iaran ini membuat siswa semangat untuk mempelajari IPA (biologi) dan 26% siswa tidak semangat mempelajari IPA (biologi). Dalam pembel!\iaran IPA guru sudah seharusnya menggunakan berbagai macam metode pembelaiaran yang lebih variatif dan tidak hanvn
74
mengandalkan dengan satu metode saja yaitu metode ceramah, tetapi guru dapat menggunakan metode lain seperti belajar kelompok, praktikum, berdemonstrasi, dan lain-lain sehingga dapat menumbuhkan semangat siswa dalam mempelajari IPA. Sebanyak 78% Slswa aktif mengikuti lahapan dalam metode pembelajaran ini dan 22% Hiswa tidak aktif. Tahapan dalam pembelajaran teknik jigsaw memang menuntut siswa untuk belajar lebih aktif karena setiap siswa mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harns dijalankan untuk keberhasilan kelompok. 30% siswa merasa jenuh dengan metode pembelajaran ini dan 70% tidak. Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw membuat siswa tidak jenuh dalam belajar karena aktivitas pembelajaran dalam metode ini sepenuhnya dilakukan siswa atau berpusat pada siswa (students centered). Dengan begitu setiap siswa akan merasa senang dalam belajar karena mereka mempunyai peran dan tugas masing-masing. 70% siswa dapat menjelaskan materi dengan baik kepada temannya dan 30% siswa tidak dapat menjelaskan materi dengan baik kepada temannya. Pembelajaran teknik jigsaw memberikan kontribusi yang baik untuk siswa karena dapat melatih siswa mengungkapkan argumen dan gagasannya di hadapan teman yang lain dalam menjelaskan sebuah materi pelajaran. 74% siswa merasajelas mendapatkan penjelasan materi dari temannya dan 26% tidak. Sebagian pakar percaya bahwa sebuah materi pelajaran benarbenar dapat dikuasai siswa ketika siswa mampu mengajarkannya kepada orang lain karena siswa mempunyai kesamaan gaya bahasa sehingga proses penyampaian materi dapat beIjalan dengan baik. 74% siswa memallami materi dengan baik setelah menggunakan metode pembelajaran ini dan 26% tidak. Tahapan-tahapan dalam teknik jigsaw membuat siswa memahami materi dengan baik karena dalam pelaksanaannya dari setiap tahapan terjadi penjelasan materi secara berulangulang yaitu pada lahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan presentasi. Setelah presentasi guru iu[!a meniell"lmn
mMpM 1rp~h~l;
75
Sebanyak 26% masih ada materi yang belum dipahami siswa dan 74% tidak ada. Model pembelajaran teknik jigsaw bermii dapat membuat siswa memahami materi dengan baik.
D. Interpretasi Hasi! Analisis
Interpretasi hasil analisis penelitian ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Berikut ini interpretasi hasil analisis penelitian dm'i masing -masing tahap : 1. SIKLUS I
a. Tahap Perencanaan (Planning)
I) Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada minggu ke-2 pada tahun pelajaran 2007/2008 berlangsung yaitu hari Selasa tanggal 24 Juli-2 Agustus 2007. 2) Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dalmlu dipersiapkan skenario pembelajaran, instrumen penelitian, lembar observasi, dan dokumentasi yang sebelumnya telah didiskusikan dan disepakati bersaIlla guru bidang studio 3) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Pembagim1 kelompok dan penentuan topik diskusi ditentukan oleh guru. 4) Untuk siklus I direncanakan menjadi 4 kali pertemuan dengan sub konsep struktur dan fungsi sel. 5) Bahan, alat, dan media pembelajaran dipersiapkan seperti trm1sparansi, OHP, dan model sel yang terbuat dari gabus. 6) Pemberian tugas kelompok, yaitu membuat model sel, baik sel hewan maupun sel tumbuhan. 7) Kriteria keberhasilan perubahan miskonsepsi adalah teljadinya pengurangan miskonsepsi dari hasil pretes ke hasil postes sebesar 40%.
76
b. Tahap Pelaksanaan (Action) I) Pada awal pembelajaran atau pertemuan pertama diadakan pretes mengenai stmktur dan fungsi sel. 2) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pembelajaran akan menggunakan teknik Jigsaw dan memberikan gambaran tentang teknik Jigsaw. 3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang sebagai kelompok asal dan menentukan topik diskusi. 3 4) Siswa berbagi tugas dalarn satu kelompok untuk mengkaji topik yang berbeda 5) Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian topik yang sarna 6) Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapat topik yang sarna). 7) Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan mengajarkan informasi yang telah di dapat dari kelompok allli (diskusi kelompok asal). 8) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan berlangsung kegiatan tanyajawab. 9) Guru mengarnatijalarmya presentasi dan mencatat miskonsepsi apa saja yang terjadi. 10) Gum menerangkan materi kembali. II) Postes tentang stmktur dan fungsi sel.
c. Tahap Observasi I) Hasil pretes dari 20 soal pilihan ganda didapatkan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan adalah 56, I% dan rata-rata penguasaan konsep siswa 43,91 Dari hasil ini dapat diambil kesirnpulan bahwa rata-rata siswa dalam kelas ini mempunyai kemarnpuan yang hampir merata,
yaitu dianggap sernua
berangkat dari pengetahuan yang relatif sarna dan belum
77
menguasai konsep yang akan disampaikan dengan baik. 2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I termasuk kategori rendah. Diskusi kelompok ahli belum berjalan dengan baik karena masih terdapat beberapa siswa yang belum memiliki buku paket sehingga diskusi kurang aktif. Siswa belum memiliki rasa tanggung jawab sebagai anggota kelompok, sebagian dari mereka ada yang hanya mengandalkan ternan yang memiliki buku paket. 3) Begitu juga dengan diskusi kelompok asal, didapatkan beberapa siswa tidak memperhatikan ternan yang sedang menjelaskan materi, siswa sibuk mengobrol dan bercanda. 4) Untuk bahan referensi hanya terbatas pada buku paket yang dimiliki siswa sehingga materi kurang berkembang. 5) Pada saat kegiatan bel1\iar mengajar berlangsung ditemukan beberapa miskonsepsi yang diungkapkan siswa, di antaranya, sel hewan termasuk sel prokariotik dan sel tumbuhan termasuk sel eukariotik, sel hewan tidak memiliki membran sel, sel eukariotik adalah sel yang tidak memiliki dinding sel karena struktumya masih sangat sederhana dan berukuran sangat kecil, vakuola pada sel
tumbuhan
merupakan
tempat
berlangsungnya
proses
fotosintesis, dan model sel tumbuhan yang ditunjukkan guru diidentifikasi sebagai sel hewan. 6) Pada saat presentasi, siswa belum memiliki keberanian untuk berbicara di depan kelas sehingga harus dimotivasi. Tetapi, untuk pertemuan selanjutnya sudah dapat ditingkatkan. 7) Saat presentasi tidak ditemukan miskonsepsi pada siswa karena siswa menyajikan materi cenderung membaca buku paket atau textbook. 4 8) Pada saat tanya jawab untuk pertemuan pertama ditemukan satu miskonsepsi
siswa
karena hanya
satu
siswa
saja
yang
mengajukan pertanyaan. Miskonsepsinya adalah Amoeba dan
78
Paramecium termasuk sel hewan. Untuk pertemuan selanjutnya
sudah banyak siswa yang bertanya. 9) Meskipun untuk pertemuan selanjutnya sudah banyak siswa yang bertanya tetapi tanya jawab kurang berkembang, sekali tanya sekali jawab selesai. 10) Teknik bertanya to the point, jika menjawab pertanyaan sibuk membuka-buka buku. II) Dari tugas yang diberikan kepada siswa untuk membuat model sel, ditemukan miskonsepsi pada siswa. Beberapa kelompok ada yang memberikan ribosom di atas permukaan semua organel sel (dengan memberikan titik-titik hitam di permukaan organel). Padahal tidak semua organel memiliki ribosom, hanya retikulum endoplasma kasar saja yang permukaannya memiliki ribosom. 12) Pada pertemuan terakhir diadakan pastes. Hasil tes dari 20 soal didapatkan rata-rata miskonsepsi siswa berkurang 29,58% menjadi 26,52% dan rata-rata penguasaan konsep siswa meningkat
menjadi
73,48
dengan
besarnya
peningkatan
penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus I sebesar 0,53 termasuk kategori sedang. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa telall terjadi pengurangan miskonsepsi siswa sehingga berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa dari hasil pretes ke pastes, tetapi hasil pengurangan miskonsepsi belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu sebesar 40%. 13) Beberapa miskonsepsi yang ditemukan pada materi struktur dan fungsi sel (siklus I) dapat dilihat pada tabel IS di bawal1 ini.
79
Tahel15. Miskonsepsi Siswa pada Materi Struktur dan Fuugsi Sci (Siklus I)
! No.
II.
Miskonsepsi Sel eukariotik adalah sel yang tidak l11el11iliki membran inti karena membran intinya melindungi sel eukariotik.
2.
Sel eukariotik adalah sel yang l11empunyai nukleus (inti sel) untuk l11elindungi membran intinya.
3.
Sel eukariotik tidak mempunyai membran inti sedangkan yang mempunyai membran inti merupakan sel prokariotik.
,
4.
Bakteri tidak termasuk sel prokariotik dan memiliki membran inti.
5.
Senyawa penyusun dinding sel adalah , fosfolipid karena fosfolipid merupakan bagian dari karbohidrat.
6.
Fungsi dari membran plasma adalah melindungi sel karena terdiri dari protein, karbohidrat, dan lipid yang memperkuat pertahanan bagi seI.
7.
Membran plasma membentuk sintesis protein dan lipid
8.
Membran sel berfungsi untuk sintesis protein.
9.
Nama lain dari karbohidrat adalah fosfolipid.
,
Seharusnya Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti karena inti selnya sudah diselubungi oleh membran. Sel eukariotik adalah sel yang mempunyai nukleus (inti sel) yang berfungsi untuk mengatur seluruh aktivitas seI. Sel eukariotik mempunyai membran inti sedangkan yang tidak mempunyai membran inti merupakan sel prokariotik. Bakteri termasuk sel prokariotik dan tidak memiliki membran inti. Senyawa penyusun dinding sel adalah selulosa yang merupakan senyawa karbohidrat. Fosfolipid bukan bagian dari karbohidrat tetapi bagian dari lemak. Fungsi dari membran plasma adalah mengatur keluar masuknya zat-zat dari dalam dan ke luar seI. Membran plasma tidak membentuk sintesis protein dan lipid. Membran sel berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat-zat dari dalanl dan ke luar seI. Nama lain dari karbohidrat adalah glukosa.
80
10.
Nukleus bertanggungjawab terhadap respirasi sel.
II.
Vakuola mengatur seluruh kegiatan sel
12.
Sel tumbuhan tidak memiliki ribosom, mitokondria, dan badan golgi.
13.
Fotosintesis bagian dari plastida.
14.
Plastida berhubungan dengan tilakoid untuk melakukan fotosintesis.
15.
Retikulum endoplasma memiliki banyak ribosom dan berperan dalam pembentukanjaringan epitel
16.
Organel yang bertanggungjawab atas berlangsungnya pemapasan sel adalah dinding sel karena terdapat di luar organel.
17.
Organel yang mengatur seluruh kegiatan sel yaitu mikrofilamen.
18.
Organel pada sel tumbuhan yang menjadi tempat proses fotosintesis adalah vakuola
19.
Virus termasuk sel hewan.
Nukleus bertanggung jawab untuk mengatur seluruh aktivitas sel. Vakuola berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Sel tumbuhan memiliki ribosom, mitokondria, dan badan golgi. Fotosintesis bukan bagian dari plasMa melainkan plastida sebagai tempat terjadinya fotosintesis karena di dalamnya terdapat membran tilakoid. Di dalam plastida terdapat membran tilakoid yang merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis, yang melakukan fotosintesis adalah tumbuhan. Retikulum endoplasma memiliki banyak ribosom dan berperan dalam sintesis protein. Organel yang bertanggung jawab atas berlangsungnya pemapasan sel adalah mitokondria. Organel yang mengatur seluruh kegiatan sel yaitu nukleus (inti sel). Organelpadaseltumbuhan yang menjadi tempat proses fotosintesis adalah plastida. Virus tidak termasuk makhluk hidup dan tidak digolongkan sebagai sel.
81
d. Tabap Refleksi I) Hal-hal yang sudah baik menurnt peneliti pada siklus pertama ini
adalah
penggunaan
metode
diskusi
kelompok
dan
presentasi. 2) Kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi siswa pada siklus [ belum ten:apai. Pengurangan miskonsepsi yang diharapkan sebesar 40% tetapi hanya berkurang 29,58% sehingga periu diperbaiki pada siklus ke dua. 3) Kekurangan yang harns diperbaiki pada siklus pertama ini adalah pada saat diskusi, siswa harns berperan aktif dalam ke1ompoknya dan tidak dibenarkan untuk mengobrol ataupun bercanda. Dengan berperannya siswa dalam anggota kelompok sebagai pemberi penjelasan maka siswa mempunyai kesamaan gaya bahasa schingga penje1asan materi lebih mudah diterima atau dipahami dan proses penyampaian materi dapat beJja1an dengan baik. Dengan begitu diharapkan akan menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam diri setiap siswa. 4) Untuk referensi, siswa tidak dibatasi pada buku paket yang dimiliki siswa saja tetapi bisa dari berbagai sumber lain sehingga siswa bisa mendapatkan informasi lebih banyak mengenai materi yang
dipel~ari.
Selain itu diharapkan pada
saat presentasi, siswa dapat menguasai materi dengan baik. 5) Pada saat presentasi, siswa cendernng membaca (textbook) dengan mengungkapkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang sudah ada sehingga sulit untuk mendeteksi miskonsepsi. Untuk siklus ke dua diharapkan tidak demikian, siswa harns dapat mengungkapkan gagasannya di depan kelas berdasarkan hasil diskusi tanpa melihat buku sehingga peneliti dapat dengan mudah mendeteksi miskonsepsi. 6) Ketidak berhasilan pengurangan miskonsepsi pada siklus I dikarenakan pada saat oembelaiaran
"i"Ul~
t;r1~1r
~a"'.~'
82
dikarenakan pada saat pembel'\iaran slswa tidak melihat struktur sel secara langsung melalui pengamatan mikroskop melainkan hanya melihat model-model sel yang terbuat dari gabus yang dibawa oleh guru. Sehingga masih ditemukan konsep-konsep yang salah pada siswa. 7) Agar siklus selanjutnya kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi
tercapai,
maka
perlu
penambahan
metode
pembel'\iaran yang dapat melibatkan langsung siswa dengan obj\k yang dipelajari. 8) Metode
praktikum
dapat
digunakan
sebagai
perbaikan
pembelaj aran pada siklus ke dua selain penggunaan metode diskusi dan presentasi. Dengan melakukan praktikum atau pengamatan, siswa dapat dengan mudah diarahkan untuk menemukan kebenaran fakta-fakta, konsep-konsep, dan teoriteori berdasarkan dengan apa yang siswa lihat dan temukan. Dengan begitu diharapkan siswa yang memiliki miskonsepsi dapat dengan mudah memperbaiki konsepnya menjadi konsep yang benar. Selain itu jika siswa sudah memiliki konsep yang benar maka siswa dapat dengan mudah mengungkapkan gagasannya di depan kelas tanpa harus melihat buku.
e. Kcputusan Dari hasil refleksi pada siklus I ini maka dapat diambil keputusan, karena pada siklus I kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi belum sesuai dengan angka pengurangan yang diharapkan jadi dapat dilanjutkan ke siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajarannya adalah : l) Mengajak siswa melakukan praktikum/pengamatan secara langsung mengenai materi yang akan dibahas pada siklus ke dua.
83
menemukan kebenaran fakta-fakta dan konsep-konsep sehingga dapat ll1eluruskan konsep-konsep siswa yang salah, selain itu dapat ll1ell1perbaiki kualitas presentasi siswa dengan tidak lagi ll1ell1baca buku (textbook). 3) Presentasi dapat meningkatkan kemampuan berekspresi lisan sehingga dapat ll1elatih siswa ll1engungkapkan gagasannya di depan kelas.
2. SIKLUS II a. Tahap Perencanaan (Planning) I) Penelitian
direncanakan
akan
dilaksanakan
pada
peliemuan
selanjutnya setelah siklus I berakhir, yaitu hari Selasa tanggal 7- 21 Agustus 2007. 2) Peneliti bertindak sebagai peneliti yang mengobservasi kegiatan belajar ll1engajar dari awal sall1pai akhir pembelajaran di kelas. Sedangkan yang menjadi guru adalah mahasiswa PPL program akta IV Jurusan Pendidikan Biologi UIN Jakarta. 3) Pembagian kelompok sama sepelii siklus I, yaitu terbagi menjadi 5 kelompok dan masing-masing keIompok terdiri dari 5 orang siswa. 4) Dalam pelaksanaannya siklus II direncanakan menjadi 3 kali pertemuan dengan sub konsep transpor pada membran. 5) Bahan,
alat,
dan
media pembeIajaran
dipersiapkan
sepelii
ll1ateri/bahan ajar, laptop, in/oeus, kentang, telur, teh, gula, garall1, ll1inyak wangi, air, dan sebagainya (sebagai bahan praktikull1). 6) Melaksanakan praktikum untuk topik difusi dan osmosis. 7) Kriteria keberhasilan untuk siklus II ini, yaitu terjadi pengurangan miskonsepsi dengan jumlah lebih besar bila di bandingkan siklus 1.
84
b.
Tahap Pelaksanaan (Action)
I) Pada awal pembelajaran atau pertemuan pertama diadakan pretes mengenai transpor pada membran. 2) Guru
menjelaskan
kepada
siswa
bahwa materi
ini
alcan
menggunakan teknik Jigsaw dan memberikan ganlbaran tentang teknik Jigsaw. 3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang sebagai kelompok asal dan menentukan topik diskusi. 5 4) Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji topik yang berbeda. 5) Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian topik yang sama 6) Siswa yang mendapat topik difusi dan osmosis melakukan praktikum atau pengamatan. 7) Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapat topik yang sarna). 8) Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan mengajarkan informasi yang telah di dapat dari kelompok ahli (diskusi kelompok asal). 9) Siswa
mempresentasikan
hasil
diskusi
dan
tanya
jawab
berlangsung. 10) Guru menganlati jalannya presentasi dan mencatat miskonsepsi apa saja yang terjadi II) Guru menerangkan materi kembali. 12) Postes tentang transpor pada membran. 13) Pemberian kuesioner mengenai model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.
c. Tahap Observasi I) Hasil pretes dari 20 soal didapatkan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan adalah 63,48% dan rata-rata penguasaan konsep siswa
85
36,52. Dari hasil ini dapat diambil kesimpulan bahwa siswa belum menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik dan masih banyak terdapat miskonsepsi siswa pada materi ini. Rata-rata miskonsepsi siswa pada pretes siklus II memiliki jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan pretes siklus I yang hanya sebesar 56,1%. 2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 11 menunjukkan arah yang baik dan termasuk kategori tinggi. Diskusi kelompok ahli sudah beljalan dengan baik. Semua siswa sudah memiliki buku paket sebagai sumber referensi selama diskusi berlangsung, bal1kan siswa sudah memiliki sumber referensi lain dari berbagai buku walaupun hanya berbentuk fotokopi. 3) Pada saat praktikum, siswa mengikuti kegiatan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan siswa dalam mengamati dan memahami proses terjadinya difusi dan osmosis. Selain itu, guru juga ikut membimbing siswa selama praktikum berlangsung. 4) Diskusi kelompok asal juga sudah berjalan dengan baik. Siswa sudah memperhatikan teman-temannya dalam menjelaskan materi bahkan
siswa
mendengarkan
dengan
sebaik-baiknya,
dan
menunjukkan rasa keingintahuan yang besar. 5) Berbekal hasil praktikum, siswa dapat menemukan kebenaran fakta-fakta dan konsep-konsep yang ada serta dapat denagn mudah diingat di benak siswa dalam waktu yang lama. Dengan begitu memudahkan siswa untuk memperbaiki konsep yang salall menjadi konsep yang benar karena siswa mengetahui kebenaran konsep berdasarkan apa yang ia lihat dan temukan. 6) Dengan praktikum, kelompok yang mendapatkan topik difusi dan osmosis pada saat presentasi sudah tidak membaca buku (textbook) lagi. 6 Lain halnya dengan kelompok yang mendapatkan topik transpor aktif, endositosis, dan eksositosis, sebagian dari kelompok
86
transpor aktif, endositosis, dan eksositosis, sebagian dari kelompok masih ada yang textbooklmembaca buku pada saat presentasi. Walaupun begitu presentasi pada siklus II ini sudah menunjukkan arah yang lebih baik bila dibandingkan pada siklus I. 7) Pada saat presentasi, siswa sudah tidak dimotivasi lagi. Mereka sudah mempunyai inisiatif untuk maju sendiri ke depan kelas. 8) Tanya jawab sudah mulai berkembang. Siswa sudah banyak yang bertanya. Pertanyaan dari siswa lain sudah dapat dijawab dengan baik tanpa sibuk membuka-buka buku. Ada siswa yang bertanya, ada juga yang menambahi/menjawab pertanyaan teman meskipun bukan kelompok yang sedang presentasi. 9) Penanya lebih merata dari seluruh kelompok sebagai akibat instruksi dari guru. Pada saat tanya jawab ditemukan beberapa miskonsepsi siswa, yaitu konsentrasi larutan garam lebih rendah bila dibandingkan konsentrasi air; zat cair adalah zat yang paling mudah berdifusi; jika konsentrasi di dalam sel lebih tinggi dibandingkan di luar sel maka sel akan menyusut atau terjadi plasmolisis, sebaliknya sel akan pecah atau terjadi hemolisis jika konsentrasi di dalam sellebih rendah dibandingkan di luar sel. 10) Pada saat pembelajaran guru menyajikan materi disertai gambargambar melalui komputer mengenai proses terjadinya difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis. Hal itu terlihat sangat menarik siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru dan siswajuga lebih mudah memahami materi dengan baik. II) Pada pertemuan terakhir siklus diadakan postes. Hasil tes dari 20 soal adalah rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan adalah 19,57% berkurang 43,91 % dan rata-rata penguasaan konsep siswa meningkat
menjadi
80,43
dengan
besarnya
peningkatan
penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus II 0,70 termasuk kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan
87
berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa, bahkan pengurangan
miskonsepsi
dalam
jumlah
lebih
besar
bila
dibandingkan siklus I dan telah sesuai dengan target yang diharapkan. 12) Beberapa miskonsepsi yang ditemukan pada materi transpor pada membran (siklus II) dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini.
No.
TabeI 16. Miskonsepsi Siswa pad a Materi Transpor pada Membran (Siklus II) Seharusnya Miskonsepsi Osmosis adalah perpindahan zat dari konsentrasi rendah (hipotonis) ke konsentrasi tinggi (hipertonis).
I.
Osmosis adalah perpindahan zat tinggi dari konsentrasi (hipertonis) ke konsentrasi rendah (hipotonis).
2.
Mengkerutnya sel darah merah Mengkerutnya sel darah merah bukan mempakan peristiwa mempakan peristiwa osmosis. osmosis. Membran semi permeabel adalah Membran semi permeabel membran yang membran yang digunakan sebagai adalah digunakan untuk menyeleksi keluar masuknya sel. zat-zat yang akan masuk ke dalam sel.
0
J.
4.
Membran semi permeabel hanya dapat dilewati oleh molekul gula dan protein karena molekulnya sederhana.
Membran semi permeabel tidak dapat dilewati oleh molekul gula dan protein karena molekulnya kompleks.
5.
Membran semi permeabel hanya dapat dilewati oleh molekul tinggi yaitu berkonsentrasi dilakukan oleh osmosis.
Membran semi permeabel hanya dapat dilewati oleh molekul berkonsentrasi rendah seperti air.
6.
peristiwa Plasmolisis adalah meningkatnya kadar air di dalam sel.
Plasmolisis adalah pensllwa menumnnya kadar air di dalam sel karena lamtan di luar sel berkonsentrasi ti'nggi (hipertonis) sehingga sel akan menvw:nlt
88
7.
Sel mengalami plasmolisis apabila terlalu banyak air masuk ke dalam sel maka sel akan mengembanglmenggelembung dan pecah.
Sel mengalami plasmolisis apabila terlal u banyak air ke luar sel maka sel akan menyusut/mengerut.
8.
Transpor pasif adalah transpor pada membran tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan/memasukkan molekul-molekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi.
Transpor pasif adalah transpor pada membran tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan/memasukkan molekul-molekul melalui membran plasma tanpa melawan perbedaan konsentrasi.
9.
Transpor aktif adalah transpor Transpor aktif adalah transpor pada l11el11bran yang pada l11el11bran yang menggunakan untuk menggunakan energl energi untuk mengeluarkanlmemasukkan mengeluarkan/memasukkan molekul-molekul tanpa melalui molekul-molekul melalui l11embran plasma dari konsentrasi mel11bran plasma dari tinggi ke konsentrasi rendah. konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Fagositosis telmasuk transpor Fagositosis termasuk transpor Dasif. aktif. Peristiwa difusi akan berakhir Peristiwa difusi akan berakhir ketika tercapai larutan yang ketika tercapai larutan yang hipotonis. isotonis (konsentrasi sama).
10.
II.
12.
H 20 l11erupakan zat terlarut yang H2 O merupakan zat terlamt tidak dapat atau sulit melewati yang dapat dengan mudah membran pada proses difusi. melewati membran pada proses difusi.
13.
H 2O merupakan zat yang berupa gas.
14.
Endositosis terjadi pada peristiwa Endositosis terjadi pada pengeluaran zat sisa oleh sel peristiwa pemasukkan zatzat/partikel-partikel ke dalam darah. sel. Peristiwa penyerapan air oleh Peristiwa penyerapan air oleh bulu-bulu akar termasuk proses bulu-bulu akar termasuk proses osmosis. difusi.
15.
l-hO
merupakan berupa cair.
zat
yang
89
----r-c~___;-__:__;:__,_--~_;_j-_;::_--:-"~~=_+___;~
16.
Osmosis terjadi tanpa melalui membran plasma.
17.
Tempat masuknya sel disebut Sel dengan konsentrasi rendah hipolonis, tempat keluarnya sel disebut hipolonis sedangkan disebut hiperlonis. sel dengan konsentrasi tinggi disebut hiperlol1is. Plasmolisis merupakan penstIwa Plasmolisis merupakan di mana sel rusak akibat terlalu peristi wa di mana sel banyak air, oleh karena itu menyusutlmengerut akibat plasmolisis tidak boleh terlalu terlalu banyak air yang keluar banyak air yang masuk. dari dalam sel.
18.
19.
Osmosis terJa membran plasma.
melalui
C6H I2 06 zat yang dapat dengan C6 H I2 06 zat yang tidak dapat mudah melewati membran pada melewati membran pada proses proses difusi karena molekulnya difusi karena molekulnya sederhana. kompleks.
d. Tahap Refleksi
I) Miskonsepsi siswa mengalami pengurangan pada setiap siklusnya. Pada siklus II kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi telah tercapai, yaitu sebesar 43,91 % dan pengurangan miskonsepsi mencapai jumlah yang lebih besar bila dibandingkan siklus I yang hanya sebesar 29,58%. 2) Diskusi sudah berjalan dengan baik. Siswa sudah terlihat lebih aktif dalam kelompoknya karena partisipasi dan keaktifan dari siswa sangat ll1empengaruhi jalannya diskusi sehingga penyampaian inforn1asi (materi) dapat beljalan dengan lancaI'. Selain itu, diskusi dapat ll1enull1buhkan tanggung jawab dalall1 diri setiap siswa, dengan bertanggung jawab
terhadap
tugas
yang
diell1bannya
maka
keberhasilan kelompok akan tcrcapai karena keberhasilan kelompok bergantung pada masing-ll1asing anggota keloll1pok. 3) Referensi buku sangat penting sebagai sumber inforll1asi dan bukti mengenai
fakta-fakta
dan
konsep-konsep
secara
tertulis
ll1ateri/konsep yang dipelajari. Semakin banyak referensi buku maka
90
siswa yang mengalami miskonsepsi dapat merubah konsepnya menjadi konsep yang benar. 4) Metode praktikum dapat dilakukan untuk mengatasi masalah miskonsepsi karena siswa dapat terlibat langsllng dengan objek yang dipelqjari.
e. Keputusan Dari 2 siklus yang telah dilakukan dengan menggllnakan model pembelqjaran kooperatifteknikjigsaw, diperoleh hasil sebagai berikut: I) Miskonsepsi siswa dapat dikurangi baik pada sikllls I dan siklus II. Selain itll dampak dari berkurangnya miskonsepsi siswa tercapai peningkatan penguasaan konsep
siswa.
Kriteria keberhasilan
pengurangan miskonsepsi tercapai pada siklus II setelah diadakan praktikum sebagai perbaikan pembelajaran. 2) Diskusi kelompok dapat menumbuhkan tanggung jawab dalam diri setiap siswa dan memperlancar proses penyampaian materi dari setiap siswa. 3) Presentasi dapat melatili siswa lIntuk dapat mengungkapkan gagasannya di depan kelas sehingga guru dapat dengan mudah mendeteksi miskonsepsi siswa. 4) Secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar pada siklus II menunjllkkan arah yang lebih baik dibandingkan siklus I.
E. Pembahasan Temuan Penelitian Aktivitas belajar siswa pada siklus I belum memuaskan. Diskusi dalam kelompok belum berjalan dengan baik: masih terdapac siswa yang berbicara dan bercanda dengan teman yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum memahami hakikat belajar kelompok, yakni mereka harus bekerja sarna memecahkan
masalah,
meningkatkan
hllbungan
antar
individu,
mengembangkan tanggung jawab, dan sebagainya. Selain itll, referensi buku
91
terbatas. Siswa hanya menggunakan buku paket yang dimilikinya bahkan ada beberapa siswa yang belum memiliki buku paket, sehingga materi diskusi kurang berkembang. Hal ini disebabkan karena kurangnya persiapan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, mengingat penelitian ini dilakukan pada saat tahun pelajaran baru mulai dilaksanakan. Oi samping itu, kegiatan siswa dalam mengajukan/menjawab pertanyaan masih sangat rendah. Belum ada inisiatif dari siswa dalam mengajukan/menjawab pertanyaan. Hal ml disebabkan
karena
kurangnya
keberanian
dalam
diri
siswa
dalam
mengungkapkan sebuah gagasan. Siswa terbiasa sebagai pendengar, mencatat penjelasan guru, dan sebagainya. Kebiasaan ini masih terbawa pada pembelajaran
dengan
metode kooperatif teknik jigsaw yang sedang
dikembangkan. Oari hasil pretes diketahui bahwa miskonsepsi siswa masih banyak teljadi karena disebabkan siswa belum dapat memahami konsep dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran secara formal di sekolah, sudah membawa konsep awal mereka tentang biologi. Konsep awal yang mereka bawa itu kadang-kadang tidak sesuai atau bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah itu biasanya disebut miskol1sepsi atau salah konsep. Konsep awal itu mereka dapat sewaktu berada di sekolah dasar ataupun sekolah sebelumnya dan dari pengamatan mereka di masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari. Oari sini tampak jelas bahwa siswa bukanlah suatu tabularasa atau kertas kosong yang bersih, yang dalam proses pembelajaran akan ditulis oleh guru mereka. Siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran formal di sekolah, ternyata sudah membawa konsep tertentu yang mereka kembangkan lewat pengalaman hidup mereka sebelumnya. Konsep yang mereka bawa itu dapat sesuai dengan konsep ilmiah tetapi juga dapat tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Biasanya, konsep awal itu kurang lengkap atau kurang sempurna, maka perlu dikembangkan atau dibenahi dalam pelajaran formal. Oi sinilah pentingnya pendidikan formal.
92
Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini terbukti, setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, miskonsepsi siswa dapat berkurang. Pemberian tugas oleh guru juga dapat mendeteksi keberadaan miskonsepsi siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemberian tugas pada siklus I dalam pembuatan model sel oleh siswa, ternyata ditemukan miskonsepsi pada siswa. Penerapan tindakan perbaikan pada siklus II menampakkan adanya peningkatan aktivitas belajar dan pengurangan miskonsepsi siswa bila dibandingkan siklus sebelumnya. Diskusi dalam kelompok sudah berjalan dengan baik. Siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab sebagai anggota kelompok dan sudah memiliki keberanian untuk mengajukan/menjawab pertanyaan ternan. Metode praktikum yang digunakan sebagai perbaikan di sikIus II dan sekaligus sebagai variasi metode pembelajaran selain metode diskusi dapat memberikan kontribusi yang baik bagi siswa. Confucius mengatakan What I hear, Iforget; What I see, I remember; What I do, I understand. Jadi, apabila siswa melakukan praktikum, siswa akan dapat memahami materi dengan baik karena ia terlibat langsung dengan objek yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa juga dapat menemukan kebenaran fakta-fakta dan konsep-konsep IPA berdasarkan apa yang ia· lihat dan ia temukan. Setelah siswa mendapatkan fakta dan konsep mengenai materi yang dipelajari, siswa dapat dengan mudah mengungkapkan gagasannya di depan teman-teman yang lain sehingga siswa yang memiliki konsep yang salah dapat memperbaiki konsepnya agar menjadi konsep yang benar. Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran baru benar-benar dikuasai siswa ketika siswa mampu mengajarkannya kepada orang lain karena siswa memililci kesamaan gaya bahasa dan penjelasan materi lebih mudah diterima atau dipahami. Penerapan model kooperatif teknik Jigsaw pada siklus II tetap
93
dapat berkurang bahkan berkurang dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan siklus I. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran guru tidak hanya menekankan pada satu metode pembelajaran, guru menggunakan metode praktikum selain menggunakan metode diskusi. Diketahui bahwa beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai dampak jelek, yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Maim guru perlu kritis dengan metode yang digunakan dan tidak membatasi diri dengan satu metode saja. Seperti halnya metode ceramah. Metode ceramah, yang tanpa memberikan
kesempatan
l11engungkapkan
Slswa
gagasannya,
untuk
sering
kali
bertanya
dan
meneruskan
juga dan
untuk
memupuk
miskonsepsi, terlebih pada siswa yang kurang l11ampu. Siswa-siswa ini tidak l11el11punyai wahana untuk memeriksa apakah konsep yang mereka dapatkan sudah benar atau tidak. Mereka juga tidak mempunyai kesempatan untuk meluruskan bila ternyata kelim, karena tidak diberi kesempatan. Agar pengajaran IP A dapat l11emberikan hasil yang baik maka guru harus mempunyai persiapan yang matang, dan mampu memilih tujuan, isi dan metode yang tepat. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan dalam memilih metode dan media mengajar yang tepat akan berpengaruh terhadap efektivitas proses belajar mengajar. Kurangnya pengetahuan guru akan
menyebabkan
tidak jelasnya
penyajian
pelajaran
yang
dapat
menimbulkan miskonsepsi. Penguasaan guru tentang bidang studi merupakan hal yang sangat mendasar dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dengan dikuasainya materi pelajaran, guru tidak akan ragu-ragu untuk menggunakan berbagai variasi metode mengajar. Dalam kaitarmya dengan penggunaan metode mengajar, persoalannya bukan pada penting atau tidaknya metode mengajar untuk menyampaikan materi tetapi lebih pada alasan fungsional, yaitu bagaimana gum dapat memilih metode yang dapat berfungsi secara maksimal untuk mendorong
94
akan digunakan, guru harus dapat menciptakan aktivitas belajar yang sebagian besar dilakukan siswa. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar guru harus menciptakan lingkungan belajar yang positif. Jika dalam proses belajar mengajar diciptakan iklim yang positif maka guru akan dapat mengajar dengan lebih baik dan siswa akan belajar lebih banyak. Siswa akan siap belajar apabila guru siap untuk mengajar, dan keefektifan guru dalam mengajar merupakan faktor penting untuk pembentukan konsep pada siswa. Peran guru dalam model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw bergeser ke arah fasilitator yang memberi bimbingan secara individual. Dalam hal ini peran guru lebih sebagai menejer pembelajaran dan memfasilitasi siswa dalam belajar, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta membantu mengarahkan pemahaman siswa agar tidak teljadi miskonsepsi.
BABV PENUTUP
A. Kesimpnlan Pada siklus
r,
pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw
mampu
mengurangi atau mereduksi terjadinya miskonsepsi siswa yang berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap konsep seI. Tetapi, belum mencapai kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi. Basil pretes didapatkan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan adalah 56,1 % dan ratarata penguasaan konsep siswa 43,91. Setelah tindakan dilakukan maka didapatkan hasil postes dengan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan sebesar 26,52%, sehingga terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 29,58% sedangkan angka pengurangan miskonsepsi yang diharapkan sebesar 40%. Rata-rata penguasaan konsep siswa meningkat menjadi 73,48 dengan besarnya peningkatan penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus
r sebesar
0,53
dengan kategori sedang. Selain itu, aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus
r
terrnasuk kategori rendah dan belurn berjalan dengan baik,
keterbatasan referensi buku, siswa rnempresentasikan hasil diskusi dengan mernbaca
buku/textbook,
dan
sedikitnya
siswa
yang
aktif
dalarn
mengajukanlrneJ1iawab pertanyaan. Pada siklus II, pernbelajaran kooperatif teknik Jigsaw telah berhasil memenuhi kriteria keberhasilan pengurangan rniskonsepsi yang diharapkan, bahkan teljadi pengurangan dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan siklus l. Basil pretes didapatkan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan masih cukup besar, yaitu 63,48% dan rata-rata penguasaan konsep siswa 36,52. Setelah tindakan dilakukan, didapatkan hasil postes dengan rata-rata miskonsepsi siswa
berkurang 43,91% menjadi 19,57% dan rata-rata
penguasaan konsep siswa meningkat menjadi 80,43 dengan besarnya peningkatan penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus II 0,70 dengan kategori tinggi. Selain itu, aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II
96
belajar siswa setelah diadakan tindakan perbaikan yaitu dilakukannya praktikum. Diskusi kelompok sudah berjalan dengan baik, siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab sebagai anggota kelompok, referensi buku sudah menggunakan sumber buku lain, presentasi sudah tidak textbook, dan siswa sudah memiliki keberanian dalam mengajukan/menjawab pertanyaan. Siswa memberikan respen positif terhadap pembelajaran kooperatif teknik
jigsaw. Berdasarkan pengujian dua sampel dengan menggunakan uji-t atau
paired samples T test didapatkan hasH pengurangan miskonsepsi dan peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II mempunyai perbedaan yang signifikan dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknikjigsaw dapat mengurangi miskonsepsi siswa sehingga berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembel1Uaran biologi.
B. Saran
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw, antara lain: I. Pada awal pembelajaran siswa perlu dimotivasi agar aktif dalam pembelajaran serta mengetahui tujuan pembelajaran teknik Jigsaw. 2. Keterbatasan
dalam
pembelajaran
dengan
teknik
jigsaw
yaitu
membutuhkan jam pel1Uaran yang lebih lama dibandingkan metocte ceramah, sehingga guru harus benar-benar dapat mengatur waktu dan melakukan persiapan secara optimal. 3. Dalam pembelajaran kooperatifteknikjigsaw akan lebih efektifbila siswa dikelompokkan dalam kelompok kecil dengan tiga orang dan tidak lebih dari lima orang. 4. Untuk memecahkan
masalah
miskonsepsi
siswa,
pendidik
perlu
mengetahui bagaimana konsep siswa itu terbentuk. Maka penting bagi siswa diberi kesempatan mengungkapkan gagasan dan konsepnya. Dengan
97
demikian pendidik dapat mencoba mencari sebabnya dan membantu mengatasi miskonsepsi siswa. 5. Metode belajar dan mengajar konstruktivis, dimana siswa dibiarkan aktif membentuk pengetahuan mereka dan guru lebih sebagai fasilitator agar proses pembentukan pengetahuan itu berjalan dengan efisien, dapat digunakan dengan baik untuk mengurangi salah pengertian siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah melibatkan langsung siswa pada situasi percobaan. 6. Evaluasi dan tugas dapat membantu mengurangi miskonsepsi pada siswa, jika evaluasi dan tugas diberikan secara sungguh-sungguh untuk mendeteksi konsep-konsep siswa. Saat evaluasi dan tugas, siswa harns diperbolehkan mengungkapkan pemikiran dan gagasannya, sehingga dapat diketahui kebenaran gagasannya. 7. Upaya mengatasi miskonsepsi siswa, diperlukan seorang guru yang menguasai bahan, memahami kesulitan dan kesalahan siswa, dan rela serta tekun membantu siswa untuk mengatasi miskonsepsinya.
..
I
',~,
DAFTA~tit~TAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi aksara.. ~~~_.2005.
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Citrawati, Desak Made. 2003. Penerapan Suplemen Bahan Ajar Berwawasan - ~--- Sains-Teknologi-Masyarakatd dengan Menggunakan Pendekatan Konstukivisme Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Siswa SMU Negeri I Singaraja Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 2 TH XXXVI, April. Daroni. 2002. Pembelajaran KooperatifIPA di SLTP Melalui Model Jigsaw. UK UNNES No.2 TH XXXI. Davis, Joan. , Conceptual Change From Emerging Perspectives on Learning, Teaching and Technology. Dalam http://projects. coe. uga. edu/epltt/index.php?title=Conceptual Change. (Akses tanggal 18 Desember 2007). Dosen Jurusan pendidikan Kimia UPI. 2004. Penerapan Pedagogi Materi Subyek Dalam Mengajarkan Bentuk Molekul Untuk Memperbaiki Kesalahan Konsepsi Siswa JICA. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Dan IPA. Griardhi, Nyoman Cakra. 2002. Penanggulangan Miskonsepsi Pada Mata Pelajaran Ekonomi Dengan Lembar KeIja Siswa dan Pemanfaatan Lingkungan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 TH XXXV, Juli. Hartati, Sri. Turnamen Sebagai Alternatif Model Peningkatan Kualitas Pembelajaran Biologi SMU. FIP UNNES. Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta : Jurusan IPA FITK, UIN Syarif Hidayatuflah. Hewindati, Tri Yuni dan Adi Suryanto. 2004. Pemahaman Murid Sekolah Dasar Terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi : Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi. Jurnal Pendidikan, vol 5, No I. Ibrallim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif Pusat Sains dan Matematika Sekolah Program Pasca SaIjana UNESA : University Press. J. Millis, Barbara. 2002. Enhancing Learning-and More!-Through Cooperative Learning. Dalam Manhattan : IDEAr7iJkslI.edli The IDEA Center. (Akses tanggal 23 Oktober 2007)
99
Leigh Smith, Barbara and Jean T. MacGregor. 1992. What is Collaborative Learning? Washington Centre for Improving The Quality of Under Graduate Education. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo Meltzer, David. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparationand Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible "Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores". American Association of Physics Teachers. Musahir. 2004. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA. Jakmia. : MAN 4 NN. 2003. Modeling for Learning: Addressing Student Misconceptions. Dalam hIl0:,/\1'1I"'. Learningleads @designedinstruction.com. (Akses tanggal 18 Desember 2007). NN.
1998. Children's Misconception about Science. Dalam http://www.amasci.com/misconJopphys.htm1. (Akses tanggal 18 Desember 2007).
Pikatan, Sugata. 1999. Memahami Gagal Konsepsi dalam Fisika. Kristal, No. 19/Januari. Prawirohationo, Slamet. 2000. Sains Biologi 3a, Jakatia : PT Bumi Aksara. Ramli, Munasprianto. 2006. Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan Metode Konstruktivisme. Jurnal Pendidikan IPA, Metamorfosa, Vol 1, No 2, Oktober. Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengqjar dan Micro Teaching. Ciputat : PT Ciputat Press. Santoso, Barokah. 1999. Cooperative Learning l?enerapan Tekhnik Jigsaw Dalam Pembelajaan Bahasa Indonesia di SLTP. Buletin Pelangi Pendidikan, Vol1, No 1. Santyasa, I Wayan. 2002. Pengubahan Miskonsepsi Dalam Perkuliahan Fisika Dasar Melalui Penerapan Modul Berorientasi Konstruktivisme. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKlP Negeri Singaraja, No 3 TH xxxv, Juli. Suardana, I Nyoman. 2003. Pemberian Tugas Prapengajaran Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Serta Penanganan Miskonsepsi Siswa SMU Kelas II Pada Pembelajaran Kimia. Jurnal Pendidikan dan Pengqjaran IKIP Negeri Singarqja, No 2 TH XXXVI April.
100
Suasti, Yumi. 2003. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP Melalui Modifikasi Cooperative Learning Model Jigsaw. Jurnal Pembelajaran, No. 04 TH 26. Desember. Sukadi. 2003. Implementasi Konstruktivis Dalam Pembelajaan IPS. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singarqja, No 2 TH XXXVI, April. Supamo, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: PT Grasindo 200 I. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta Kanisius.
--::C:--,'
.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta
TKTa-n~isius.
Pudiyo. 2002. Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme. Jurusan Pendidikan Bio1ogi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang.
Susanto,
Susanty, Nina. 1995. Studi tentang Kesalahan Konsepsi (Miskonsepsi) Mol dan
Penggunaannya dalam Pokok Bahasan Stoikiometri pada Siswa SMAN di Jakarta. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA. IKIP. Suratno, Tatang. 2007. Constructivism And Science Education. Jakarta: Prosiding Seminar Intemasiona1 Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah.
2006. Konstruktivisme, Konsepsi Alternatif, dan Perubahan Konseptual. Jakarta : Prosiding Seminar Intemasional Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah. T, Roger and David W. Johnson. 1994. An Overview of Cooperative Learning. Dalam http://www. Cooperative. Org/pages/overviewpaper.html. (Akses tanggal 23 Oktober 2007). Wagiran. 2006. Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Melalui Pembelajaran Konstmktivistik Model Kooperatif Berbantuan Modu!. Jurnal Ilmu Pendidikan, jilid 13, No 1. Yan
Yip, Din. 1998. Children's Misconceptions On Reproduction And Implications For Teaching. Journal OfBiological Educatioan. The Chinese
University ofHong Kong.
LAMPIRA
"
lmpiran 1 Tabel ! 7. Miskonsepsi Siswa pacta Pretes Siklus I
iswa
Butir Soal
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 !O !1 !2 !3
a a
~
17
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
a 1
a 1 1 1
a a
a
a
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 19
1
a 1 1
3
a 1 1 1 1
a 0
a 1 1
a a a a a a 1 1 1 1 1
a 1 12
5 1
6 1
7 1
a a a a
a a
a a a a
1 1
1 1
a a a
a
1 1 1
1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
a
a
1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
1 1 1
a 1
1
a
1
a a 1 1 1
a 1
a a
a a
a
1 0 11
1 1 12
0
1
a 0
a a 1 1
a 0 1 1
a 0 1 0
a a a 7
8
9
10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
a a a a a a a a a a a a
a
0
a a a a 0
a a a 1
a 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
11 0
a a a 0
a a a a a a a a 0 0
a a a a a
12
a a a a a a a a 0
a a a a a a a a 0
a a
a a a a a
1
0
1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
14 1 1
a a a 1 1
a 1 0 1
a 0
a 1 1 1 1 1 1
a 1 1 14
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
16
a 1 1 1 1
a a 1
a 1
a 1 1
a a 1
a 1
a 1 1 1 1 14
17 0
18 1
a a
a a a a a a a a a a a a a a
1
a a a a a a 0
a 0 0
a a a a a a a a a 1
1
a a 1
a a a a 3
19 1 1 1 1 1 1
a 1 1 1 1 1
a 0 1
a 1
a 1 1 1
a 1 17
20 1 1 1 1
a 1 1 1 1 1 1 1
a a 1 1 1
a a 1 0 0 1 16
X 12 12 11 13 10 13 11 10 11 11 12 11 9 7 11 13 13 10 12 12 11 11 12 258 56.10%
erangan = Miskonsepsi
: Tidak Miskonsepsi Jumlah miskonsepsi
x 100 % Tolal ~
o
~
mpiran 2 Tabel 18. Miskonsepsi Siswa Pada Pastes Siklus I
swa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 !O !1 !2 !3 (
Butir Soal
2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 4
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
8 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7
9 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 10
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
11 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 10
12 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 8
13 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 11
14 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 11
15 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
16 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6
19 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3
20 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10
X
7 7 7 4 3 7 5 4 3 5 4 9 7 2 5 6 4 4 5 8 4 5 7 122 26,52%
erangan = Miskonsepsi = Tidak
Miskonsepsi
Jumfah miskonsepsi
x 100 % Total
~
o
IV
3mpiran 3 Tabel 19. Miskonsepsi Siswa Pada Pretes Siklus II
,iswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
X
Butir Soal
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 10
2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 5
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 18
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
6 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 13
7 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 11
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
9 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4
10 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 17
11 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 13
12 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 13
13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 21
15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 17
16 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 11
17 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 14
18 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 14
19 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7
20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 20
X 14 13 11 13 17 11 12 14 12 13 13 15 13 11 10 13 11 12 13 12 14 11 14 292 63.48%
terangan
::;; Miskonsepsi ::;; Tidak Miskonsepsi Jumlah miskonsepsl
x 100 % Total ~
o w
.ampiran 4 Tabel 20.. Miskonsepsi Siswa Pada Postes Siklus II
3iswa
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 X
sutir Soal
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3
5 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
-
6 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 17
7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3
10 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
11 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
12 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
13 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 3
14 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
15 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
6
9
1
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 12
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
X 6 5
3 7
3 2 4 3 4 5 3 6 2 2 2 5 3 2 3 5 6 5 4 90 19,57%
~terangan
:::: Miskonsepsi :::: Tidak Miskonsepsi Jumlah miskonsepsi
.-
x 100 % Total
~
o +-
105
Lampinm 5
Hasil Pedlitungan Paired Samples dengan Menggunakan Program SPSS 10.0 Tabel 21. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Sildus I Pretes-
t
df
Sig.(2-tailed)
Keputusan
Postes
-15,480
22
0,000
Signifikan
..
Berdasarkan tabel 19 dI atas yang merupakan has!l uJ! komparas! rata-rata skor pretes dan postes siklus 1 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa. Tabel 22. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Sildus II Pretes-
t
df
Sig.(2-tailed)
Keputusan
Postes
-22,100
22
0,000
Signifikan
..
Berdasarkan tabel 20 dI atas yang merupakan has!l UJ I komparas! rata-rata skor pretes dan postes siklus II dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa. Tabel 23. Pengujian Rata-rata Pengurangan Miskonsepsi Sildus I dan Siklus II Min I-
t
df
Sig.(2-tailed)
Keputusan
Min II
-18.178
22
0,000
Signifikan
..
Berdasarkan tabel 21 dI atas yang merupakan hasI1 UJI komparas! rata-rata skor pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengurangan miskonsepsi pada . , sIklus I dan sIklus II. ~
Tabel 24. Pengujian Rata-rata Penguasaan Konsep Siswa Siklus I dan Sildus II N-gain I-
t
df
Sig.(2-tailed)
Keputusan
N-gain II
-14,431
22
0,000
Signifikan
Berdasarkan tabel 22 di atas yang merupakan hasil uji komparasi rata-rata skor N-gain siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara N-gain siklus I dan siklus II.
106
Lampiran 6
Gambar Perbandingan Presentasi Siswa pada Sildus I dan Sildus II
Gambar 8. Siswa Mempresentasikan HasH Dislmsi dengan Membaca Bnlm atan Textbook pada Sildlls I
(a)
(b)
Gambar 9. Siswa Mempresentasikan HasH Diskusi dengan Tidal. Membaca BulmlTextbook pada SHdus U. (a) Membahas Topik Osmosis, (b) Membahas Topik Difllsi
107
Lampiran 7
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sckolab Mata Pelajaran Kelas/Semcster Matcri Pokok Pertemuan keAlokasi Waktu
: MA Pembangunan UIN Jakarta : Biologi : XI IPAll(satu) : Sci : 1 (Selasa, 24 J uli 2007) : 3 x 40 mcnit
Standar Kompetcnsi Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Kompetcnsi Dasar 1.1. Mendeskripsikan sci, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. 1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan. Indikator I. Menjelaskan pengertian sel. 2. Membandingkan sel prokariotik dan sel eukariotik. 3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi nukleus (inti sel). 4. Menjelaskan struktur dan fungsi membran sel. 5. Menguraikan struktur dan fungsi sitoplasma. 6. Menjelaskan struktur dan fungsi mitokondria. 1. Tujnan Pembelajaran I. Siswa dapat menjelaskan pengertian sel. 2. Siswa dapat membandingkan sel prokariotik dan sel eukariotik. 3. Siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi nukleus (inti sel). 4. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi membran sel. 5. Siswa dapat menguraikan struktur dan fungsi sitoplasma. 6. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi mitokondria.
n.
.. Materi Pembelajaran • Sel adalah sebagai unit terkecil makhluk hidup secara struktural dan fungsional. e Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki membran inti. Contohnya adalah bakteri. Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti. Contohnya adalah sel tumbuhan dan sel hewan. e Sel terdiri dari membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel sci yang masing-masing mempunyai fungsi khusus.
108
•
• •
•
Nukleus (inti sel) merupakan organel sel yang sangat penting karena berperan dalam pengatllran/pengendalian semlla proses atau aktivitas yang terjadi didalam sel. Membran sel memiliki fungsi yang penting yaitu mengatur kelliar masuknya zat-zat dari dan ke dalam sel. Sitoplasma atau plasma sel merllpakan cairan bersifat koloid, jemih, dan homogen yang di kelilingi oleh membran plasma. Di dalam matriks sitoplasma terdapat bermacam-macam sel. Mitokondria merupakan organel sel yang berfllngsi sebagai tempat respirasi sel untuk menghasilkan energi karena di dalam mitokondria terdapat enzim-enzim yang diperlukan lIntlik reaksi respirasi.
III. Model/metode Pembelajaran Kooperatif (bell\iar kelompok) dengan teknikjigsaw. IV. Langkah-Iangkah Pembelajaran I. Kegiatan Pembuka a. Apcrsepsi Guru menanyakan pengetahllan awal siswa tentang sel. b. Pretes c. Menjelaskan kepada siswa bahwa pembe1l\jaran ini menggunakan teknik jigSffil' dan memberikan gambaran tentang teknikjigsffil'. 2. Kegiatan Inti a. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topik diskusi, yaitu : 1). Pengertian dan perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik, 2). Struktur dan fungsi nukleus (inti sel), 3). Struktur dan fungsi membran sel, 4). Struktrur dan fungsi sitoplasma, 5). Struktur dan fungsi mitokondria. b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yang berbeda. c. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sarna. d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda). e. Setelah mendapatkan informasi siswa kernbali ke kelompok asal dan mengajarkan informasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusi .. kelompok asal). f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. 3. Kegiatan Penutup a. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan. b. Guru menentukan topik materi yang akan dibahas pada pertemuan selatliutnya.
109
V. Bahan/AlatlMedia Pembelajaran White board, spidol, model transparansi. VI. Penilaian Teknik penilaian Sentuk instrumen soal.
sel tumbuhan dan
sel
hewan,OHP,
: tertulis : pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20
VII. Referensi Pratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta ; PT Sumi Aksara. Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengetahuan Biologi SMA 2A. Jakarta: Tiga Serangkai.
Pertemnan keAlokasi Waktll
: 2 (Kamis, 26 Juli 2007) : 3 x 40 menit
Standar Kompetensi Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Kompetensi Dasar 1.1. Mendeskripsikan sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. 1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan. Indikator J. Mendeskripsikan struktur dan fungsi retikulum endopJasma (RE). 2. Mcnjelaskan struktur dan fungsi ribosom. 3. Menguraikan struktur dan fungsi badan golgi. 4. Menjelaskan struktur dan fungsi dinding scI. 5. Mengidentifikasi struktllr dan fungsi Iisosom I. Tujuan Pembelajaran I. Siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi retikulum endoplasma. 2. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi ribosom. 3. Siswa dapat menguraikan struktur dan fungsi badan golgi. 4. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi dinding sel. 5. Siswa dapat mengidentifikasi struktur dan fungsi lisosom.
II. "Materi Pembelajaran • Retikulum endoplasma (RE) adalah organel sel yang berbentuk anyaman membran yang rumit seperti jala. Retikllium endoplasma dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu, RE Kasar karena pada permukaan luamya
110
•
•
•
•
melekat ribosom. Fungsi untuk sintesis protein. RE Halus, karena tidak ada ribosom. Fungsi untuk sintesis glikogen, lemak (kolesterol) dan steroid. Ribosom merupakan organel terkeeil berdiameter 20 mikrometer, tersusun oleh RNA rihosom dan protein, bentuk bundar. Ribosom terdapat bebas di sitoplasma dan melekat pada RE kasar. Fungsi untuk sintesis protein. Badan golgi disebut juga aparatus golgi, merupakan organel sel yang terdiri atas setumpuk kantong pipih yang dibatasi membaran. Terdapat di dalam semua sel (sel tumbuhan dan sel hewan) terutama pada sel-sel yang aktif melakukan sekresi. Pada sel tumbuhan disebut diktiosom. Badan golgi terletak di dekat nukleus/RE. Fungsi badan golgi, yaitu untuk membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi, membentuk membran plasma, membentuk dinding sel, dan fungsi utama, yaitu menyimpan hasil sekresi sel. Dinding sel adalah struktur terluar sel dan bukan merupakan organel sel. Fungsi dinding sel, yaitu melindungi dan menyokong atau memberi bentuk sel. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Fungsi lisosom, yaitu untuk meneerna materi yang diambil seeara endositosis, Auto/agi, yakni penyingkiran struktur-struktur yang tidak dikehendaki dalam sel, Eksosilosis, yakni pembebasan enzim di luar sel, Autolisis, yakni penghaneuran dalam sel dengan eara membebaskan semua isi lisosom dalam sel. Misalnya, pada berudu yang menginjak dewasa dengan menyerap kembali ekornya.
III. Langkab-Iangkah Pembelajaran I. Kegiatan Pembuka a. Apersepsi Guru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang struktur dan fungsi retikulum endoplasma, ribosom, badan golgi, dinding sel, dan lisosom. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dieapai.
2. Kegiatan Inti a. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topik diskusi, yaitu : I). Struktur dan fungsi retikulum endoplasma, 2). Struktur dan fungsi ribosom, 3). Struktur dan fungsi badan golgi, 4). Struktrur dan fungsi dinding sel, 5):' Struktur dan fungsi lisosom. b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yang berbeda. e. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sama. d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda). e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan mengajarkan informasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusi ke1ompok asal). f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
III
3. Kegiatan Penutup a. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan. b. Guru menentukan topik materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. IV. Bahan/Alat/Media Pembelajaran white board, spidoI, model sel tumbuhan dan sel hewan,OHP, transparansi. V. Referensi Pratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengetahuan Biologi SMA 2A. Jakarta: Tiga Serangkai
Pel'temuan keAlokasi Waktu
: 3 (Selasa, 31 J uli 2007) : 3 x 40 menit
Standar Kompeteusi Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Kompetensi Dasar 1.1. Mendeskripsikan seI, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. 1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan. Indikator I. Mendeskripsikan struktur dan fungsi vakuola. 2. Menjelaskan struktur dan fungsi plastida dan kloroplas. 3. Menguraikan struktur dan fungsi sentrosom dan sentriol. 4. Menjelaskan struktur dan fungsi mikrofilamen dan mikrotubulus. 5. Membandingkan sel tumbuhan sel hewan. I. Tujuan Pembelajaran I. Siswa dapat mendeskripsikan struktur dlm fungsi vakuola. 2. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi plastid a dan kloroplas. 3. Siswa dapat menguraikan struktur dan fungsi sentrosom dan sentriol 4. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi mikrofilamen mikrotubulus. 5. Siswa dapat membandingkan sel tumbuhan sel hewan.
dan
II. Materi Pembelajaran • Vakuola merupakan organel sitoplasma yang berisi cairan. Pada tumbuhan terdapat vakuoia sentral sebagai Iisosom yang besar. Fungsi vakuola
112
•
•
•
sentral, yaitu membantu pertumbuhan sel dan menyimpan senyawa kimia tertentu atau sisa produk metabolisme sel, seperti pigmen untuk menarik serangga penyerbuk dan racun. Vakuola kontraktil berfungsi memompa air dari sel. Terdapat 3 Macam plastida, yaitu kromoplas, plastida yang mengandung pigmen merah dan orange. Leukoplas, plastida yang berwama putih, terdiri dari amilopas berfungsi menyimpan amilum dan cadangan makanan (berupa pati). Elaioplas berfungsi menyimpan minyak atau lemak. Aleuroplas berfungsi menyimpan protein. Kloroplas, plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil), enzim, dan molekul-molekul lain yang berfungsi dalam fotosintesis. Sentrosom dijumpai pada sel hewan, tetapi tidak ditemukan pada se! tumbuhan. Sentrosom terdiri alas dua badan silindris berlubang, yaitu sentriol yang terdapat didalam sitop!asma. Sentrio! berfungsi untuk pembelahan sel. Mikrofilamen merupakan serattipis panjang yang terdiri atas protein yang disebut aktin. Fungsi untuk membantu perubahan bentuk dan perpindahan se!, kontraksi sel otot. Mikrotubula berbentuk tabung berongga, dindingnya terdiri atas 13 kolom moleku! tubulin. Fungsi untuk mempertahankan bentuk se!, membentuk flage1, si!ia dan sentriol.
III. Langkah-Iangkah Pembelajaran I. Kegiatan Pembuka a. Apersepsi Guru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang struktur dan fungsi vakuola, plastida, sentrosom, dan mikrofilamen. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti a. Membagi siswa keda!am beberapa kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asa!) dan menentukan topik diskusi, yaitu : 1). Struktur dan fungsi vakuola, 2). Struktur dan fungsi plastida dan kloroplas, 3). Struktur dan fungsi sentrosom dan sentrio!, 4). Struktrur dan fungsi mikrofilamen dan mikrotubulus, 5). Perbandingan sel tumbuhan dan sel hewan. b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yang berbeda. " c. Guru menge!ompokkan siswa berdasarkan kaj ian materi yang sarna. d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda). e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan mengajarkan infonnasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusi kelompok asal). f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. 3. Kegiatan Penutup a. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.
113
b. Guru memberitahukan tes yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. IV. Baltan/AlaUMedia Pembelajaran white board, spidol, model sel tumbuhan dan sel hewan,OHP, transparansi. V. Referensi Pratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penunlun Biologi SMA Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. Jakarta: Tiga Serangkai.
Pertemuan keAlokasi Waktu
: 4 (Kamis, 2 Agustus 2007) : 3 x 40 men it
Standar Kompetensi Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkeeil kehidupan. Kompetensi Dasar 1.1. Mendeskripsikan sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkeeil kehidupan. 1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan. Indikator I. Menjelaskan pengertian sel, struktur dan fungsi dari organel-organeI seI. 2. Membandingkan organel-organel sel yang terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan. I. Tujuan Pembelajaran I. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian sel, struktur dan fungsi dari organel-organel seI. 2. Siswa dapat membandingkan organel-organel sel yang terdapat pada sci tumbuhan dan sel hewan.
..
II. Materi Pembelajaran Sel : Pengertian, Struktur dan fungsi, Membandingkan sel tumbuhan dan sel hewan. III. Langkah-Iangkalt PembeIajaran I. Kegiatan Pembuka a. Apersepsi Guru mereview materi yang telah dipelajari.
114
b. Guru menyuruh siswa menyimpan semua buku karena akan diadakan tes. 2. Kegiatan Inti a. Guru mengadakan tes (postes) mengenai materi yang telah dipelajari. b. Siswa diminta mengisi kuesioner mengenai model pembelajaran kooperatifteknikjigsaw. c. Guru memperkenalkan mahasiswa PPL akta IV UIN Jakarta e. Guru merene3nakan pembelajanm selanjutnya. 3. Kegiatan Penutup a. Guru mengucapkan salam dan kata-kata penutup.
IV. Penilaian Teknik penilaian Bentuk instrumen soal.
: tertulis : pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20
V. Bahan/Alat/Media Pembelajaran white board, spidol, model sci tumbuhan dan sel hewan,OHP, transparansi.
VI. Referensi Pratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penunlun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. Jakarta: Tiga Serangkai
.. Peneliti
Fika Damayanti NIM. 1030161270&5
Ciputat, 2 Agustus 2007 Guru Bidang Studi
Eny R Rosyidatun, MA NIP. 150377449
lIS
Lampiran 8
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sckolah Mata Pclajaran Kclas/Scmcstcr Matcri Pokok l'crtcm ua n kcAlokasi Waktu
: MA Pcmbaugunan UIN Jakarta : Biologi : XI IPA/I(satu) : ScI : 1 (Sclasa, 7 Agustus 2007) : 3 x 40 mcnit
Standar Kompctcnsi Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Kompctcnsi Dasar I.3.Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis. Illdikator I. Menjelaskan pengertian dan proses terjadinya difusi. 2. Menjelaskan pengertian dan proses terjadinya osmosis. 3. Membandingkan proses difusi dan osmosis. L Tujuall Pcmbclajaran I. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian dan proses terjadinya difusi. 2. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian dan proses terjadinya osmosis. 3. Siswa dapat memberikan contoh peristiwa difusi dan osmosis dalam kehidupan sehari-hari.
n.
Matcri Pcmbclajaran • Difusi adalah pergerakan acak molekul-molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi tinggi (hiperlonik) ke daerah lain dengan konsentrasi lebih rendah (hipolonik) sehingga konsentr.asi zat menjadi sarna (isotonik). Contoh peristiwa difusi dalam kehidupan seperti membuat air sirup, membuat air teh, atau menetesnya tinta kedalam air maupun melarutkan gula. • Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari hipolonis (konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah) ke hiperlonis (konsentrasi air rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi) melalui membran diferensial permeabel. Peristiwa osmosis dapat terjadi pada penyerapan air oleh bulu-bulu akaI', menurunnya kadar air (tekanan turgor)
116
pada sel-sel daun yang menyebabkan plasmolisis dan mengkerutnya sel darah merah (krenasi) yang dimasukkan ke dalam larutan yang hipertonis.
HI. Model/metode Pembelajaran
Kooperatif (belajar kelompok) dengan teknikjigsaw. IV. Langkah-Ianglrnh Pembelajaran I. Kegiatan Pembuka a. Apersepsi Guru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang difusi dan osmosis. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti a. Mcmbagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topik diskusi, yaitu : I). Difusi, 2). Osmosis, 3). Transpor aktif, 4). Endositosis, 5). Eksositosis. b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yang berbeda. c. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sama. d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda). e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan mengajarkan infonnasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusi kelompok asal). f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. 3. Kegiatan Penutup a. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan. b. Guru menentukan topik materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. V. Bahan/AlatlMedia Pembelajaran white board, spidol, kentang, gula, garam, air, teh, tiota, laptop, in focus. VI. Penilaian Teknik penilaian Bentuk instrumen soal.
..
: tertulis : pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20
VII. Referensi Pratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT Bumi Aksara.
117
Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. Jakarta Tiga Serangkai.
Pertemuan keAlokasi Waktu
: 2 (Selasa, 14 Agustus 2007) : 3 x 40 menit
Standar Kompete!lsi Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Kompetensi Dasar Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis. 1ndikator I. Menjelaskan proses terjadinya transpor pasif. 2. Menjelaskan proses terjadinya transpor aktif. 3. Membandingkan proses transpor pasif dan transpor aktif. 4. Mendeskripsikan pengertian endositosis dan eksositosis. 5. Memberikan contoh peristiwa endositosis dan eksositosis.
I. Tujuan Pembelajaran l. Siswa dapat menguraikan proses terjadinya transpor pasif dan transpor aktif. 2. Siswa dapat memberikan contoh peristiwa transpor pasif dan transpor aktif. . 3. Siswa dapat menjelaskan peristiwa endositosis dan eksositosis. 4. Siswa dapat memberikan contoh peristiwa endositosis dan eksositosis. II. Materi Pembelajaran • Transpor aktif merupakan pemindahan molekul-molekul melintasi membran plasma dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentTasinya tinggi. Transpor Aktif selalu memerlukan energi sel yang tersimpan di dalam ikatan ATP (adenosin trifosfat). Transpor Aktif bersifat melawan gradien konsentrasi. .. • Transpor pasif adalah transpor molekul-molekul secara sponlan lanpa memerlukan encrgi. Molekul-molekul teresbut bergerak dari daerah yang konsentrasinya lebih tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. Contoh transpor pasif adalah peristiwa difusi dan osmosis. • Endositosis adalah peristiwa masuknya zat ke dalam sel sebagai akibat melekuknya membran sel sehingga zat tersebut terjebak dalam sel atau terbungkus oleh membran sel. Endositosis yang terjadi pada zat padat disebut fagositosis sedangkan apabila zat cair disebut pinositosis. • Eksositosis adalah peristiwa keluamya zat dari dalam sel. Pengeluaran materi secara eksositosis dapat dilakukan dengan cara pembentukan
118
vesikel atau kantong yang menyelubungi materi tersebut. Vesikel bergerak ke arah membran plasma yang berfusi dengan membran tersebut sehingga materi di dalamnya dibebaskan ke luar sel.
III. Model/metode Pembelajaran Kooperatif (belajar kelompok) dengan teknikjigsaw. IV. Langkah-Iangkah Pembelajaran I. Kegiatan Pembuka a. Apersepsi Guru menanyakan pengetahuan awal Slswa tentang endositosis dan eksositosis. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti a. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topik diskusi, yaitu : 1). Difusi, 2). Osmosis, 3). Transpor aktif, 4). Endositosis, 5). Eksositosis. b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yang berbeda. c. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sama. d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda). e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan mengajarkan informasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusi kelompok asal). f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
3. Kegiatan Penutup a. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan. b. Guru memberitahukan tes yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. V. Bahan/AlatlMedia Pembelajaran white board, spidol, kentang, gula, garam, air, teh, tinta, laptop, in focus. VI. Penilaian Teknik penilaian Bentuk instrumen soal.
"
: tertulis : pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20
VII. Referensi Pratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT Bumi Aksara.
119
Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengetahuan Biologi SMA 2A. Jakarta: Tiga Serangkai
Pertemuan keAlokasi Waktu
: 3 (Selasa, 21 Agustus 2007) : :I x 40 menit
Standar Kompetensi Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Kompetensi Dasar Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis. Illdikator I. Menjelaskan pengertian difusi, osmosis, transpor aktif, transpor pasif, endositosis, dan eksositosis. 2. Memberikan contoh peristiwa difusi, osmosis, transpor aktif, transpor pasif, endositosis, dan eksositosis. I. Tujuan Pembelajar'an Siswa dapat membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis. 11. Materi Pembelajaran Transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis) III. Langkab-Iangkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pembuka a. Apersepsi Guru mereview mated yang telah dipelajari. b. Guru menyuruh siswa menyimpan semua buku karena akan diadakan tes.
,\
2. Kegiatan Inti a. Guru mengadakan tes (postes) mengenai materi yang telah dipelajari. b. Siswa diminta mengisi kuesioner mengenai model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. c. Guru merencanakan pembelajaran selanjutnya. 3. Kegiatan Penutup a. Guru mcngucapkan salam dan kata-kata penutup.
120
IV. Bahan/AlatlMedia Pembelajaran white board, spidol, kentang, gula, garam, air, teh, tinta, laptop, in focus.
V. Penilaian Teknik penilaian Bentuk instrumen soal.
: tertulis : pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20
VI. Referensi Pratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penunlun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. Jakarta: Tiga Serangkai.
Ciputat, Agustus 2007 Guru Bidang Studi
Peneliti
Fika Damayanti NIM. 103016127085
Eny R Rosyidatun, MA NIP. 150377449
..
KISI-KISI PENULISAN INSTRUMEN PENELITlAN SUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL (SIKLUS 1)
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Alokasi Waktu Jumlah Soal Bentuk Soal
: SMA/MA : Biologi : 3 X 40 menit (120 menit) : 40 soal : Pilihan ganda dengan reasoning terbuka
apetensi: 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkeeil kehidupan ~tensi
Dasar
;kripsikan sel, fungsi sel terkecil
Konsep/Sub Konsep/ Materi pokokl Materi Pembela.iaran 1. Struktur sel dan fungsinya •
Nomor Uraian Materi
Indikator
So a! Sel sebagai unit terkecil makhluk hidup secara struktural dan fungsional. Sel terdiri dari l11el11bran plasma, sitoplasma, nuklens, dan organel-organel yang masingmasing mempunyai fungsi khusus.
• • • •
• •
• • • • •
•
Menjelaskan pengeliian sel Mengidentifikasi komponen utal11a dari sel Menjelaskan pengertian sel eukariotik Mel11berikan contoh sel prokariotik Menguraikan komponen dari membran plasma Menjelaskan fungsi inti sel (nukleus) Menyimpulkan bagian sel yang berisi bahan cairan Menjelaskan fungsi mel11bran plasma Menyimpulkan bagian sel yang benar-benar hidup Mengidentifikasi sel yang melakukan homeostasis Menjelaskan fungsi dinding sel Menguraikan komponen penyusun dinding sel
I
2 0
.J
i
4 5 6 7 8 9 10 II
12
-
nllIlKasl nbuhan dan sel
~.
perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan. (Organel sel tumbuhan dan sel hewan)
Sel tumbuhan dan sel hewan terdiri dari, ribosom, retikulum endoplasma, badan golgi, mitokondria, Iisosom, kloroplas, sentriol, plastida, nukleus, nukleoplasma.
• •
• •
• • •
• • •
• •
• •
• • •
•
Membedakan struktur sel tumbuhan dan sel hewan berdasarkan gam bar Memeriksa struktur sel tumbuhan berdasarkan tabel Mengidentifikasi bagian sel yang tidak terdapat pada sel hewan Menjelaskan vakuola pada sci hewan Mengidentifikasi komponen sel yang ditemukan pada sel hewan dan sel tumcuhan Mengidentifikasi sel yang termasuk organel sel Menganalisis organel yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan Mengidentifikasi organel yang hanya ditemukan pada se I hewan Menjelaskan fungsi vakuola non kontraktil pada sel hewan Mengidentifikasi organel yang terdapat di sitoplasma Menganalisis organel sel yang bertanggung jawab atas berlangsungnya pernapasan sel melalui gam bar Menganalisis organel sel yang bertugas mengatur seluruh kegiatan sel melalui gambar Menjelaskan fungsi organel yang ditujukan melalui gam bar Menjelaskan fungsi Iisosom Menyimpulkan organel yang berperan dalam pembelahan sel Menjelaskan fungsi organel selmelalui peristiwa metamorfosis katak Menyimpulkan organel yang berperan dalam fotosintesis
13 14 15 16
17 18 19
20 21
22 23
24
25 26 27
28
29
'N N
• • •
• • •
• •
• •
•
,
.
Menyil11pulkan organel yang berperan daIam! pewarisan sifat ' Menjelaskan fungsi sentriol Mel11bedakan RetikuIul11 endopIasl11a kasar dan retikuIul11 endoplasl11a halus Menyill1pulkan organel yang memiliki mell1bran rangkap Menganalisis ciri-ciri retikulul11 endoplasl11a Menyimpulkan organel yang berfungsi untuk sintesis protein Menjelaskan fungsi mikrotubulus Menyimpulkan organel yang berperan daIall1 I oksidasi sel Menjelaskan fungsi badan golgi Menyimpulkan bagian sel yang disebut I kariolimfa Menyebutkan organel sel yang ditujukan meIaIui I gambar
30 3I 0')
.)-
00
.).)
34 35 36 37 38
39 40
tv w
KISI-KISI PENULISAN INSTRUMEN PENELITIAN SUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN (SIKLUS II)
Pit'"
Z "1'''''/ If:."o
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Alokasi Waktu Jumlah Soal Bentuk Soal
: SMA/MA : Biologi : 3 X 40 menit (120 menit) : 30 soal : Pilihan ganda dengan reasoning terbuka
"'f" S,~ '" 1'4/.::
v ..•
,,,,,,~4I,i'tID .14k ~"4114<1 ~,~,
.""1"'' 4
Ipetensi : 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan ,tensi Dasar ndingkan ranspor pada fusi, osmosis, f, endositosis, sis)
Konsep/Sub Konsepl Materi pokokl Mated Pembelaiaran L Difusi •
Uraian Mated Perpindahan zat (cair/padat) dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah tanpa bantuan energi.
Nomor Soal
Indikator
• •
• •
•
• • •
Mel~ elaskan
ciri-ciri transpor secara difusi Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi laju difusi Memberikan contoh peristiwa difusi dalanl kehidupan Mengidentifikasi syarat partikel dapat melewati membran sel secara difusi Mengidentifikasi zat-zat yang dapat dengan mudah melewati membran plasma pada proses difusi Mengidentifikasi molekul yang paling mudah berdifusi Menj elaskan berakhirnya peristiwa difusi Mengidentifikasi transpor pada membran yang termasuk tranpor pasif
1 2 3
4 5 6 7 8
I
-
N
+>-,
oerKonsentrasl renclal1 ke larlltan yang berkonsentrasi tinggi melal11i mcmbran semi permeabel tanpa bantllan energl.
I· i • •
'.• •
• • • Transpor aktif
•
I Transpor yang memerlukan
•
energi untuk keJuar dan masuknya ion atau molekul zat meJaJui membran plasma.
I
>
Endositosis/eksositosis
•
t
Peristiwa memasukkan atau mengeluarkan zat padat atau tetes eairan meJaJlli membran.
I· •
•
• • • •
I::'
Mengidentifikasi beberapa peristiwa osmosis dalam kehidllpan Menjelaskan berakhirnya peristiwa osmosis Menjelaskan yang dimakslld tekanan osmotik Menjelaskan yang dimakslld tekanan turgor Mel~elaskan yang dimakslld membran semi permeabeJ Menjelaskan pengertian plasmolisis Mcnjelaskan tCljadinya pcristiwa plasmolisis Mel~cJaskan terjadinya peristiwa hemoJisis Menguraikan pengertian transpor seeara transpor pasif Menganalisis transpor yang termasuk transpor pasif Menguraikan pengertian transpor seeaI'a transpor aktif Menganalisis transpor yang termasuk transpor aktif
Mel~elaskan energi yang digunakan dalam transpor aktif MembandingkaIl mekanisme transpor pasif dan traI1SpOr aktif Menjelaskan pengertian endositosis Memberikan eontoh peristiwa endositosis Menjelaskan pengertian pinositosis Memberikan eontoh peistiwa eksositosis Memeriksa kondisi sel dalatn dua jenis larutan yang berbeda melalui gambar
13 14
15 16 I
17 18 19 20
i
21
,I
22 ')0
I
~~
I
24
I
25 26 27
28 29 30
N U>
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN SUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL (SIKLUS I) Sub Pokok Bahasan/Konscp
Aspck Kognitif
C1 Struktur sel dan fungsinya Perbedaan sel tumbnhan dan sel hewan Organel-organel sel tumbuhan dan sel hewan Fungsi organelorganel sel tumbuhan dan sel hewan Total Soal
C2
C3
C4
C5
C6
-
-
-
-
15, 17
13*,14
-
-
-
18,20,22
19*
-
-
-
5
1,3*,5*,6, 8*, II, 12* 16*
2,4*,7,9,10*
21*
31*,36
11
>
Jumiah
12 I
5
26,27*,28*, 29*,30*,32, 33,34*,35,37, 38,39,40*
23*,24*,25*
-
-
-
18
23
5
0
0
0
40
(soal yang valid) uan lan
oom Revisi, Anderson, 2000)
to 0\
KISI-KISI INSTRUMEN PENELlTlAN SUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN (SIKLUS II) Sub Pokok BahasanlKonscp Difusi Osmosis
-
--
--
Aspck Kognitif
Cl 8,9*,4 10*,15*,16*, 17*
Transpor aktif 20*,21 *,22*, dan transpor pasif 23*,24,25,
27*,29*,
15
I
I
I
C3
C4
C5
C6
-
-
-
-
-
-
-
-
10
26
-
-
-
-
7
28,30*
-
-
-
-
0
0
0
0
C2 1*,2,3,5*, 6*,7* 11*,12*,13, 14*,18*,19
, Endositosis dan eksositosis Total Soal
~ uJumlah
15
I
9
---
4 30
, (soal yang valid) lUan nan
t
loom Revisi, Anderson, 2000) N --.J
128 Lampiral1 13 SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL (SIKLUS I) Nama:
Kelas : Harirranggal : Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Tepat dan Bel'ikan Alasannya! 1. Pengertian dari sel adalah .... a. Bagian terkeeil kehidupan b. Satuan struktural makhluk hidup e. Satuan pengatur aktivitas makhluk hidup d. Bagian asal mula kehidupan Alasannya _ 2. Berikut ini yang bukan merupakan bagian utama dari sel adalah .... a. Plasmalema b. Vakuola c. Plasma sel d. Nukleus Alasannya _ 3. Sel eukariotik adalah ... '
a. Sel yang paling sederhana dan berukuran sangat keeil b. Sel yang tidak memiliki membran inti e. Sel yang memiliki membran inti d. Sel yang tidak memiliki dinding sel Alasannyq."'•.'-4. Dibawah ini yang merupakan sel prokariotik adalah .... a. Sel darah merah b. Bakteri c. Virus tumbuhan Alasannya••
5. Membran plasma terdiri atas .... a. Karbohidrat dan protein b. Protein dan lipid c. Kalium dan natrium d. Karbohidrat dan natrium Alasannya
~
d. Sel parenkim
_
.•
_
6. Fungsi nukleus adalah ....
a. Sintesis asam Asetat b. Sintesis asam Amino c. Sintesis asam nukleat d. Sintesis Protein Alasannya
_
129 7.
Bagian dari sci yang tersusun alas bahan dasar cairan yang mengisi sel dan didalamnya lerdapat organcl sel adalah .... a. Nukleoplasma b. Sitoplasma c. Mcmbran sel d. Mitokandria Alasannya~. _
8. Fungsi dari membran plasma adalah .... a. Melindungi dan memberi bentuk sel b. Membantu pembelahan nukleus c. Mengatur zat-zal yang masuk dan keluar sel d. Melindungi sel Alasaltnya 9. Bagian yang benar-benar hidup dari suatu sel adalah .... a. Dinding sel b. Inti sel c. Kromosom Alasaltltya 10. Homeostasis sel dilakukan oleh .... a. Membran sel b. Dinding sel Alasaltllya
c. Mitokondria
_
d. Mitokrondia _
d. Lisosom
-----------------------
II. Fungsi dinding sel adalah .... a. Mengatur keluar masuknya zat-zat dari sel dan ke sel b. Melindungi dan menyokong atau memberi bentuk sel c. Mengaktifkan seluruh kegiatan sel d. Membantu pengeluaran zat Alasallllya, 12. Senyawa karbohidrat penyusun dinding sel adalah .... a. Fosfolipid b. Kitin c. Selulosa Alasallllya
_
d. Glukosa _
Perhatikan gambar berikut! Oindinlj sal _ _'" Moffit,ran sel
- - - I fI!
Senlriol "I;f;~_r-
Hewan
NukJO;JS
Tumbuhan
13. Perbedaan yang mencolok antara sel tumbuhan dengan sel hewan adalah .... a. Pada sel tumbuh terdapat kloroplas, plastida dan membran sel sedangkan pada sel hewan tidak ada b. Pada sel tumbuhan terdaat vakuola permanen, plastida dan dindinll sel sedanpbn
130
c. Pada sci tllmbllhan tcrdapat lamella tengah, selapllt plasma dan plastida sedangkan pada sel hewan tidak ada d. Pada sel tumbuhan terdapat sentrial, plastida dan mcmbran sel pada sel hewan tidak AlasaJlJlya
_
14. Beberapa sifat dari berbagai tipe sel dicatat di dalam tabel berikut "Dinding sel Vakllola Kloroplas Silia Sentriol __ Sel * * * A Sel * * B Sel * C * * * Tanda (*) menllIljukan struktm yang terdapat pada masmg-masmg sei. Yang merupakan sel tllmbuhan adalah .... c. Sel C a. Sel A b. Sel B d. SelD
•
AlasaJlllya
_
15. Bagian sci berikut yang tidak ditemukan pada sel hewan adalah .... a. Mitokondria c. Dinding sel b. Nllkleus d. Sentriol AlasaJlllya
_
16. Pada sel hewan vakuola dijumpai pada .... a. Hewan bersel satu b. Hewan yang hidup didaerah panas c. Hewan multiseluler d. Semua sel hewan AlasaJlJlya
----------------.....:...:...-
17. Komponen sel yang ditemukan pada sel hewan maupun sel tumbuhan adalah sebagai berikut kecuali .... c. Mikrofilamen d . Mitokondria a. Ribosom b. Dinding sel " AlasaJlJlya
-------------------
18. Dibawah ini merupakan organel scI, kecuali " .. a. Sitoplasma b. Nukleoplasma c. Kloroplas
d. Mikrotubulus
AlasallJlya
19. Pada sebuah sci ditemukan I. Vakuola 4. Badan golgi 2. Ribosom 5. Plastida 3. Mitokondria 6. Kloroplas Organel yang hanya ditemukan pada tumbuhan adalah "" ~ 1,2,3 b.1,5,6 c.2,3,4 AlasaJlllVa
_
d. 3, 4, 5
, 131
20, Organel-organel bcrikut lerdapat pada sci hewan, kecuali.... a. Membran sci b. Plastida c. Lisosom Alasallllya
d. Sentrosom _
21. Pada sel hewan, vakuola 11011 kotraktil berfungsi untuk .... a. Menjaga tekanan osmotik sitoplasma b. Mencernakan makanan c. Membangun turgor sel d. Menyimpan produk-produk sel Alasallllya . 22. Organel berikut ini terdapat di dalam sitoplasma, kecuali .... a. Ribosom b. Dinding sel c. Mikrofilamen Alasallllya
_
d. Plastida _
Untuk soal nomor 23 sampai dengan 25, perhatikan gamber sel berikut.
Cv - A - - - J ;J:.-::'O'
'.:;
23. Organel sel yang bertanggungjawab atas berlangsungnyapemapasan sel adalah .... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Alasallllya_. ~ 24. Organel sel yang bertugas mellgatur seluruh kegiatan sel adalah .... a. 1 b. 2 c. 3 .• d. 4 Alasallllya
_
25. FUllgsi organel nomor 3 adalah .... a. Membetuk lisosom b. Tempat terjadinya fotosintesis c. Sintesis protein d. Sintesis karbohidrat Alasallllya
_
26. Berikut ini merupakan beberapa fungsi lisosom, keeuali .... a. Sekresi protein b. Mencema zat c. Menjadi kerangka sel pertahanan sel
d. Sebagai alat
132
27. Organel yang berperan besar dalam proses pembelahan sci adalah .... a. Retikllllll11 endoplasma b. Sentriol c. Dinding scI d. Badan golgi Alasaflnya
_
28. Pada peristiwa metaforfosis katak, ekor berudu mengalami penYlIslitan. Peristiwa ini diakibatkan oleh aktivitas .... a. Badan golgi b. Lisosom c. Sentrosom d. Retiklllun endoplasma Alasaflnya ~ _ 29. Tumbllhan dapat melakllkanfotosintesis. Peristiwa ini ditunjang oleh organel sel .... a. Vakllola b. Kromosom c. Plastida d. Sentrosom Alasalllzya
.
_~--------------------------
30. Bagian sel yang berperan dalam pewarisafl sifat adalah .... a. Sentrosom b. Kromosom c. Lisosom
d. Ribosom
Alasaflllya
--------------------
31. Fungsi sentriol bagi sel adalah .... a. Pusat kutub-kutub pembelahan sel b. Membentuk ATPase c. Merubah lemak menjadi karbohidrat d. Membentllk lisosom Alasaflflya
------------------------
32. Perbedaan RE kasar dan RE halus adalah .... a. Lisosom b. Sentrosom c. Ribosom Alasall/zya
d. Glioksisom
--------------------
33. Organel dibawah ini yang memiliki sistem membrafl rangkap adalah .... a. Lisosom dan ribosom b. Mitokondria dan kloroplas c. Peroksisom dan sentriol d. Glioksisom dan peroksisom Alasanflya
_
., 34. Beberapa fungsi dan sifat organel adalah sebagai berikut I. Mengandung ribosom 4. Sebagai alat ekskresi 2. Membentukjaringan epitel 5. Sebagai alat respirasi 3. Untuk sistem protein Ciri relikulum endoplasma adalah .... a. I dan 2 b. I dan 3 c. I dan 4 d. I dan 5 Alasanflya
35. Sinlesis proleill terjadi pada organel sel .... a. Sitoplasma b. Lisosom c. Ribosoarn
Alasanllya.~
_
d. Badan golgi
_'l\,..-------------------~
133 36. Fungsi lIlikrolubulus adalah .... a. Mengarahkan gerakan komponen-komponen sel b. Pembentukan flagel c. Membantu pengeluaran zat d. Penghantaran impuls antar sel Alasallllya
_
37. Organel sel yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya oksidasi menghasilkan energi dalam bentuk ATP, yaitu .... a. Badan golgi b. Mitokondria c. Nukleus d. Ribosom Alasallllya,
sel
_
38. Fungsi organel golgi kompleks adala sebagai berikut, kecuali .... a. Membentuk kantong (vesikula) untuk sekresi b. Sekresi protein dan glikoprotein c. Membentuk dinding sel tumbuhan d. Membentuk membran plasma Alasallllya
-------------------
39. Bagian dari nukleus yang merupakan CaJran kental dan disebut juga kariolimfa adalah .... a. Nukleus b. Nukleoplasma c. Sitoplasma d. Membran plasma Alasallllya
-------------------
40. Perhatikan gambar sel berikut!
.,
N ama organe yang benar ada Ia h ..... Nama Organel 1 2 Plastida a. Sentriol b. Kromosom Membran Plasma c. Badan Golgi Plastida Ribosom d. Mitokondria
134
Lam pira II 14 KUNCIJAWABAN SOAL SUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL I. B. karena sel merupakan penyusun jaringan yang ada di dalam tubuh makhluk hidup 2. B. karena bagian dari organel sel 3. C. karena inti selnya sudah diselaputi membran inti dan ukuran sel eukariotik berdiameter 10-100 mikrometer sudah lebih besar dibanding sel prokariotik (I-IO mikrometer) 4. B. karena bakteri tidak mempunyai membran inti 5. B. karena protein dan lipid berguna sebagai penunjang rangka dasar membran sel 6. C. karena nukleus mengandung informasi genetik berupa ADN (asam deoksiribosa) 7. B. karena sekitar 85-95 % bahan penyusun sitoplasma adalah air 8. C. karena membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu mampu menyeleksi zat-zat yang akan keluar masuk sel 9. B. karena berperan dalam pengaturan/pengendalian semua proses dan aktivitas yang terjadi di dalam sel 10. A. karena membran sel yang mengatur keluar masuknya zat-zat dari dan ke dalam sel sehingga keseimbangan zat dalam sel tetap terjaga II. B. karena letaknya di bagian Iuar sel dan sangat kuat dan kaku karena mengandung selulosa 12. C. karena pada awal terbentuknya dinding sel merupakan selaput tipis yang tersusun atas serat-serat selulosa, yaitu suatu senyawa polisakarida kompleks yang termasuk karbohidrat 13. B. karena sel hewan tidak mempunyai vakuola, plastida, dan dinding sel 14. A. karena sel tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola, dan kloroplas IS. C. karena sel hewan tidak mempunyai dinding sel 16. A. karena vakuola pada sel hewan umumnya keciI, tidak tampak sama sekali, dan hanya ditemukan pada amoeba dan paramecium (hewan bersel satu) 17. B. karena sel hewan tidak mempunyai dinding sel sedangkan sel tumbuhan punya 18. A. karena sitoplasma merupakan cairan bersifat koloid, jernih, dan homogen yang dikelilingi oleh membran plasma dan di dalamnya terdapat bermacam-macam organel sel 19. B. karena vakuola, plastida, dan kloroplas hanya ada di sel tumbuhan sedangkan ribosom, mitokondria, dan badan golgi selain ada di sel tumbuhan juga ada pada sel hewan .• 20. B. karena hanya ada pada sel tumbuhan 21. B. karena vakuola non kontraktil/vakuola tidak berdenyut disebut juga vakuola makanan 22. B. karena dinding sel bukan merupakan organel dan terletak di luar sel 23. A. karena itu adalah mitokondria 24. B. karena itu adalah inti sel (nukleus) 25. C. karena itu adalah ribosoll1 26. A. karena itu fungsi badan golgi 27. B. karena sentriol terletak di dekat nukleus, sebelull1 inti sel mell1belah, sentriol membelah terlebih dahulu dan mell1bentuk benang-benang gelendong pembelahan 28. B. karena berkaitan dengan fungsi lisosom sebagai penguraian molekul-molekul seperti autolisis, yakni penghancuran diri sel dengan cara ll1ell1heh~
135
29. C. karcna plastida mcngandung kloroplas yaitu pigmcn klorolll bcrwarna hijau yang bcrpcran pcnting dalam fotosintcsis 30. B. karcna kromosom mcngandung DNA (dcoxyribonuclcic acid) yang mcmbawa kodc gcnctik 31. A. karcna scsaat scbclum pembclahan sel, scntriol membclah menjadi dua dan masing-masing bcrgcrak menuju kutub yang berlawanan schingga pada saat pcmbelahan sel menjadi pusat-pusat kutub 32. C. karena pada RE kasar permukaannya terdapat ribosom sedangkan RE halus tidak 33. B. karena mitokondria dan kloroplas mempunyai membran dalam dan membran luar. Pada mitokondria, membran luar membatasi mitkondria dengan sitoplasma dan membran dalam disebut krista. Pada kloroplas, membran luarnya halus dan membran dalam disebut lamella 34. B. karena RE mengandung ribosom dan berperan dalam sintesis protein 35. C. karena ribosom sebagai tempat menyimpan protein dari asam amino 36. A. karena mikrotubula dapat membentuk organel sitoplasma berupa sentriol, silia, dan f1agela yang berguna untuk pergerakan sel 37. B. karena di dalam mitokondria terdapat enzim-enzim yang diperlukan untuk reaksi respirasi 38. B. karena itu merupakan fungsi lisosom 39. B. karena di dalamnya terdapat enzim, protein, nukleotida, dan kromatin 40. C. karena mitokondria bcrbentuk seperti sosis dan ribosom seperti butir-butir kecil
.;
136
Lampiran IS SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SUB KONSEP TRANSI'OR PADA MEMBRAN (SIKLUS II) Nama Kelas Had/tanggal Pilihlah Salah Satu Jawahan Yang Paling Tepat dan Berikan Alasannya! I. Perpindahan zat dari larutan konsentrasinya tinggi (hiper/onis) ke larutan yang konsentrasinya rendah (hip%nis) sehingga larutan menjadi sarna (is%nis), disehut... a. Osmosis b. Difusi c. Transpor Pasif d. Endositos Alasannya _ 2. Berikut merupakan heberapafak/or yang mempengaruhi laju difusi, kecuali .... a. Suhu b. Konsentrasi c. Potensial Air d. Ukuran Molekul Alasannya
-----------------
3. Peristiwa di bawah ini yang merupakanperris/iwa difusi, kecuali .... a. Jatuhnya air hujan dari atas langit ke bumi (bawah) sehingga keadaan tanah menjadi basah dan merata ke seluruh pennukaan tanah b. Teh yang dicelupkan ke air sehingga warna air menjadi coklat karena dihasilkan konsentrasi larutan yang sama c. Pada saat sel hewan memasukkan zat makanannya dan sel darah putih menangkap kuman penyakit d. Penyerapan air oleh oleh bulu-bulu akar Alasannya _ 4. Syarat suatu partikel atau molekul dapat melewati membran sel dengan cara difusi adalah .... c. Molekul yang berkonsentrasi rendah a. Partikel atau molekul besar d. Tidak larut dalam air b. Dapat larut dalam air AlasaJl/lya
------------------------
5. Dibwah ini merupakan zat-zat terlarut yang dapat dengan mudah melewati membran pada proses difusi, kecuali .... a. C6H I2 0 6 b. H20 c. O 2 d. CO 2 AlasaJl/lya
-----------------
6. Diantara bentuk zat di bawah ini, zat mana yang paling mudah berdifusi .... c. Gas d. Koloid a. Padat b. Cair Alasallllya
--------------------
137 7. Peristiwa difusi akan berakhir ketika .... b. Tercapai larutan yang hipertonis c. Tercapai larutan yang hipotonis AlasaJlJlya
d. Tercapai larutan yang isotonis e. Tercapai larutan yang isotermis
--------------------
8. Difusi merupakan transpor'pada membran yang bersifat .... a. Semi permeabel b. Tranpor aktif c. Transpor pasif
d. Eksositosis
AlasaJlJlya
--------------------
9. Proses difusi yang di bantu oleh protein-protein tertentu pada membran plasma disebut....
a. Difusi transpor aktif b. Difusi terfasilitasi c. Difusi protein d. Difusi integral AlasaJlJlya
-------------------~
10. Osmosis adalah .... a. Perpindahan zat pelarut (air) dari larutan yang berkonsentrasi rendah menuju ke larutan yang berkonsentrasi tinggi melalui membran semi permeabel b. Perpindahan zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi kelarutan yang berkonsentrasi rendah melalui membran selektif permeabel c. Perpindahan zat dengan menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul melalui membran plasma dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi d. Perpindahan zat tanpa menggunakan energl untuk mengel uarkan atau memasukkan molekul melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah AlasaJl1zya
-------------------------
11. Perhatikan ciri-ciri transpor pada membran dibawah ini. 1. Tranpor pasif 2. Transpor aktif 3. Perppindahan zat dari hipertonis ke hipotonis 4. Perpindahan zat dari hipotonis ke hipertonis 5. Transpor yang melewati tnembran semi permeabel Ciri-ciri osmosis adalah .... b. 1,4, 5 c. 2, 3,4 a. 1,3,5 AlasaJl1zya
d. 3,4,5
"
12, Di bawah ini merupakan peristiwa osmosis, kecuali .... a. Penyerapan air oleh bulu-bub akar b. Harumnya ruangan setelah disemprot pengharum ruangan c. Mengkerutnya sel darah merah d. Menurunnya kadar air (tekanan turgor) pada sel-sel daun yang menyebabkan plasmolisis AlasaJlJlya~.
13, Osmosis akan berakhir pada saat larutan mencapai .... a, Hipertonis yang mengakibatkan sel pecah (kemolisis) b. Keseimbangan antara larutan hipotonis dengan larutan hioertonis
_
138 A/asalllzya
_
14. Dalam pertistiwa osmosis di dalam sel, molekul-molekul air yang masuk kedalam sel akan menambah volume sel sehingga tekanannya pun meningkat. Tekanan yang seperti itu dinamakan.... a. Tekanan tugor c. Tekanan Potensial air b. Tekanan osmotik d. Tekanan konsentrasi sel A/asa1l1zya
-----------------------
15. Tekanan lurgo~ adaIah.... a. Kemampuan sel untuk menyerap air dari lingkungan b. Tekanan air terhadap membran yang melekat pada dinding sel c. Tekanan air yang menyebabkan keluamya air dari sel sehingga sel menjadi gembung dan tegang d. Tekanan air yang menyebabkan masunya air ke dalam sel A/asannya
-----------------------
16. Membran semi permeabel adalah.... a. Membran yang digunakan sebagai keluar masuknya sel b. Membran yang hanya dapat dilewati oleh molekul guia dan protein c. Membran yang hanya dapat dilewati oleh air d. Membran yang hanya dapat dilewati oleh melekul berkonsentrasi tinggi A/asanllya
_
17. Plasmolisis adalah peristiwa.... a. Terlepasnya plasma dari inti sel b. Terlepasnya plasma dari dinding sel c. Meningkatnya kadar air dalam sel d. Rusakn?,a inti sel A/asanllYu .~
_ .-,
18. Bagaimana sel mengalami plasmolisis.... a. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam sel maka sel akan mengembung dan pecah b. Jika terialu banyak air yang ke luar sel maka sel akan mengkerut c. Jika banyaknya air yang ke luar dan masuk sama sehingga sel menjadi seimbang d. Jika air yang ke luar dan masuk sel tidak sama banyaknya sehingga sel menjadi tidak seimbang A/asallllya _ 19. Jika berada dalam larutan hipolonis (konsentrasi rendah) maka sel akan mengalami .... c. Sel mengkerut (laenasi) a. Sel pecah (hemolisis) d. Sel seimbang (isotonis) b. Sel menyusut (plasmolisis) A/asa1l1zya
..- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
20. Proses pengangkutan secara Irallspor pasif adalah.... a. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molp.klll
139
b. Mcnggunakan cncrgi untuk I11cngcluarkan atau I11cl11asukkan molekul-l11oleku tanpa l11elalui I11cl11bran plasma c. Tanpa l11enggunakan encrgi untuk l11engeluarkan atau memasukkan molekulmolekul tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi ke rendah d. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekulmolekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi Alasannya ~ 21. Transpor pada l11embran yang termasuk transpor pasif adalah .... a. Endositosis b. Fagositosis c. Osmosis d. Pinositosis Alasannya
--------------------
22. Proses pengangkutan secara transpor aktif adalah proses pengangkutan.... a. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekulmolekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi b. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekulmolekul tanpa melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi c. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molekul melalui membran plasma dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi d. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molekul tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah Alasannya
------------------------
23. Transpor pada mcmbran yang termasuk transpor aktif adalah .... a. Difusi b. Plasmolisis c. Endositosis Alasannya 24. Dalam transpor aktifyang menjadi sumber energi adalah .... a. NADH b. ATP c. ADP Alasannya
d. Osmosis _
d. ADN
_
25. Di bandingkan transpor pasif, transpor aktifmemiliki beberapa kelebihan, kecuali .... a. Dapat mengangkut molekul-molekul zat yang berukuran kecil b. Dapat menengkut molekul zat yang berukuran besar c. Zat yang diangkut dapat ditimbun di dalam sel d. Dapat mengangkut molekul-molekul4at untuk melawan perbedaan konsentrsi Alasallllya
--------------------
26. Endositosis adalah .... a. Peristiwa mengeluarkan zat padat atau tetes cairan melalui membran b. Peristiwa memasukkan zat padat melalui membran c. Peristiwa keluar masuknya sel melalui membran d. Pengeluaran materi ke luar dari sel Alasalllzya 27. Endositosis terjadi pada peristiwa.... a. Pengeluaran zat sisa oleh sel darah b. Pemecahan makanan oleh sel amoeba
_
140
A/asallllya
_
28. Ada 2 macam bentuk endositosis, yaitu fagositosis dan pinositosis. Yang dimaksud dengan pinositosis adalah.... a. Pemasukkan partikel berupa zat cair b. Pemasukkan partikel berupa zat padat c. Pemasukkan partikel berupa gas d. Pemasukkan partikel berupa molekul sederhana A/asallllya
29. Contoh dari eksositosis adalah .... a. Sci darah putih yang melawan mikroorganisme b. Proses pembentukan molekul-molekul besar c. Sekresi hormon oleh sel-sel hewan tertentu d. Penelanan atau pemasukkan partikel padat A/asallllya
;
30. Perhatikan kondisi sel yang dimasukkan ke dalam dua jenis larutan yang berbeda konsentrasinya.
I Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan I d lah .... ., SI.t OPlI asma, Iaru t an sek't 1arseaa II J a. Hipertonis Isotonis b. Hipotos Isotonis c. Hipertonis Hipotonis d. Hipotonis Hipertonis A/asallllya
bahwa dibanding
larutan
141
Lampinm 16 KUNCI JAWABAN SOAL SUB KONSEP TRANSPOR PAlM MEMBRAN I. B. karena proses keluar masuknya bahan/zat dari dan ke dalam sel dengan cara mengikuti aliran perbedaan konsentrasi yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Transportasi zat seperti itu disebut transpor pasif 2. C. karena yang mempengaruhi laju difusi adalah suhu, konsentrasi, ukuran molekul, dan wujud materi 3. B. karena terjadi pergerakkan molekul teh dari konsentrasi tinggi menyebar ke seluruh bagian air yang berkonsentrasi rendah sehingga larutan menjadi homogen 4. B. karena molekul yang larut dalam air akan berdifusi lebih cepat dari pada molekul yang tidak larut dalam air 5. A. karena C6HI206 termasuk molekul besar dan kompleks sedangkan molekul yang dapat dengan mudah melewati membran plasma pada proses difusi adalah molekul kecil dan sederhana seperti 02, H20 6. C. karena difusi sangat cepat terjadi pada zat berwujud gas 7. C. karena larutan telah mencapai konsentrasi yang sama 8. C. karena tidak membutuhkan energi 9. B. karena difusi terfasilitasi merupakan proses difusi yang dibantu oleh proteinprotein tertentu pada membran plasma 10. A. karena osmosis perpindahan molekul zat pelarut (air) dari larutan yang' konsentrasi rendah (hipotonik) menuju ke larutan yang konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semi permeabel 11. B. karena osmosis termasuk transpor pasif dan perpindahan molekul zat pelarut (air) dari larutan yang konsentrasi rendah (hipotonik) menuju ke larutan yang konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semi permeabel 12. B. karena itu merupakan contoh peristiwa difusi 13. C. Karena jika tekanan osmosis dan tekanan turgor telah mencapai keseimbangan maka peristiwa osmosis akan berhenti. 14. B. karena tekanan osmotik merupakan kemampuan sel untuk menyerap air dari lingkungannya 15. B. Karena terjadi di dinding sel. 16. C. karena membran plasma hanya dapat dilewati oleh moleku-molekul yang berukuran kecil seperti air 17. B. karena di luar sel dalam kondisi hipertonis yaitu larutan dengan konsentrasi tinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sel sehingga air akan bergerak ke luar meninggalkan sel akibatnya sel menyusut karena plasma terlepas dari dinding sel 18. B. karena di luar sel dalam kondisi hipertonis yaitu larutan dengan konsentrasi tinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sel sehingga air akan bergerak ke luar meninggalkan sel akibatnya sel menyusut karena plasma terlepas dari dinding sel 19. A. karena sel akan membengkak jika berada dalam larutan hipotonis yaitu dengan konsentrasi di luar sellebih rendah dibanding konsentrasi di dalam sel 20. C. karena transportasi zat berlangsung dengan cara mengikuti aliran perbedaan konsentrasi 21. C. karena tidak membutuhkan energi
142
23. C. karena membutuhkan cnergi 24. B. karena sumber energi untuk transpor aktif adalah energi metabolik yang dihasilkan oleh sel dan di simpan sebagai ATP. Dengan adanya energi tersebut transpor aktif mampu menggerakkan molekul-molekul untuk bergerak melawan perbedaan konsentrasi 25. A. karena transpor aktif dapat mengangkut molekul-molekul zat yang berukuran besar 26. B. karena endo= ke dalam, kytos= sel. Jadi, endositosis adalah proses memasukkan partikel/molekul ke dalam sel 27. C. karena merupakan proses memasukkan zat padat ke dalam sel 28. A. karena dalam bahasa yunani pinG = minum. Jadi, pinositosis yaitu pemasukan molekul/zat berupa zat eair ke dalam sel. 29. C. karena mengeluarkanlmenyekresikan produk. 30. D. karena gambar 1, larutan di luar sel konsentrasinya rendah (hipotonik) dibanding di dalam sel (hipertonik) sehingga air masuk ke dalam sel dan sel menjadi gembung. Sedangkan gambar II sel mengalami penyusutan karena konsentrasi di dalam sel lebih rendah bila dibandingkan konsentrasi di luar sel (hipertonik).
"
143
Lampiran 17
INSTRUMEN PENELITIAN SUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL (SIKLUS I) Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Tepat dan Berikan Alasannya! 1. Sel eukariotik adalah .... a. Sel yang paling sederhana dan berukuran sangat kecil b. Sel yang tidak memiliki membran inti c. Sel yang memiliki membran inti d. Sel yang tidak memiliki dinding sel
Alasannya
_
2. Dibawah ini yang merupakan sel prokariotik adalah .... a. Sel darah merah b. Bakteri c. Virus d. Sel parenkim tumbuhan Alasannya-----------------------
3. Membran plasma terdiri atas .... a. Karbohidrat dan protein b. Karbohidrat dan natrium c. Kalium dan natrium d. Protein dan lipid AlasatUlya
_
4. Fungsi dari membran plasma adalah .... a. Memberi bentuk sel b. Membantu pembelahan nukleus c. Mengatur zat-zat yang masnk dan keluar sel d. Melindungi sel Alasannya
_
5. Homeostasis sel dilakukan oleh .... a. Membran sel b. Dinding sel Alasannya
"
c. Mitokondria
6. Senyawa karbohidrat penyusun dinding sel adalah .... a. Fosfolipid b. Kitin c, Selulosa Alasannya
d. Lisosom
d. Glukosa
_
_
144
Perhatikan gambar berikut!
Tumbuhan Hewan 7. Perbedaan yang mencolok antara sel tumbuhan dengan sel hewan adalah .... a. Pada sel tumbuhan terdapat kloroplas, plastida dan membran sel sedangkan pada sel hewan tidak ada b. Pada sel tumbuhan terdapat vakuola pennanen, plastida dan dinding sel sedangkan pada sel hewan tidak ada c. Pada sel tumbuhan terdapat lamella tengah, selaput plasma dan plastida sedangkan pada sel hewan tidak ada d. Pada sel tumbuhan terdapat sentriol, plastida dan membran sel pada sel hewan tidak ada Alasannya
----------------------
8. Pada sel hewan vakuola dijumpai pada .... a. Hewan bersel satu b. Hewan yang hidup didaerah panas c. Hewan multiseluler d. Semua sel hewan Alasannya 9. Pada sebuah sel ditemukan 1. Vakuola 4. Badan golgi 2. Ribosom 5. Plastida 3. Mitokondria 6. Kloroplas Organel yang hanya ditemukan pada tumbuhan adalah .... a.I,2,3 b.I,5,6 c.2,3,4 Alasannya
_
d.3,4,5
---------------------
10. Pada sel hewan, vakuola non kotraktil berfungsi untuk .... a. Menjaga tekanan osmotik sitoplasma b. Mencemakan makanan c. Membangun turgor sel d. Menyimpan produk-produk sel Alasannya
_
145
Untuk soal nomor II sampai dengan 13, perhatikan gamber sel berikut.
I I. Organel sel yang bertanggung jawab atas berlangsungnya pernapasan sel adalah .... a. I b.2 c. 3 d.4
Alasannya
_
12. OrganeI sel yang bertugas mengatur seluruh kegiatan sel adalah .... a. 3 b. 4 c.5 d. 6
Alasannya
_
13. Fungsi organel nomor 3 adalah .... a. Membentuk lisosom b. Tempat teIjadinya fotosintesis c. Sintesis karbohidrat d. Sintesis protein
Alasannya
----------------------
14. Organel yang berperan besar dalam proses pembelahan sel adalah .... a. Retikulwn endoplasma b. Sentriol c. Dinding sel d. Badan golgi
Alasannya
_
15. Pada peristiwa metaforfosis katak, ekor berudu mengalami penyusutan. Peristiwa ini diakibatkan oleh aktivitas .... a. Badan golgi b.Lisosom c. Sentrosom d. Retikulwn endoplasma
Alasannya-----------------------16. Twnbuhan dapat melakukanJotosintesis. Peristiwa ini ditunjang oleh organel sel .... a. Vakuola b. Kromosom c. Plastida d. Sentrosom
Alasannya
_
17. Bagian sel yang berperan dalam pewarisan sifat adalah .... a. Sentrosom b. Kromosom c. Lisosom d. Ribosoll1
Alasannya-----------------------
146
18. Fungsi sentriol bagi sel adalOO .... a. Pusat kutub-kutub pembelOOan sel b. Membentuk ATPase c. MerubOO lemak menjadi karbohidrat d. Membantu lisosom
Alosonnyo
_
19. Beberapa fungsi dan sifat organel adalOO sebagai berikut 1. Mengandung ribosom 4. Sebagai alat ekskresi 5. Sebagai alat respirasi 2. Membentukjaringan epitel 3. Dntuk sistem protein Ciri retikulum endoplasma adalOO .... c. 1 dan 4 d. I dan 5 a. 1 dan 2 b. 1 dan 3
Alosonnyo
_
20. Perhatikan gambar sel berikut!
N ama organe. yang benar a da100 ..... Nama Orll.anel 3 1 .. a. Sentriol Plastida Membran Plasma b. Kromosom Plastida c. Badan Golci d. Mitokondria Ribosom
Alasonnyo
_
147
Lampiran 18 KUNCI JAWAllAN 1. C. karena inti se1nya sudah diselaputi membran inti dan ukuran sel eukariotik berdiameter 10-100 mikrometer sudah lebih besar dibanding sel prokaIiotik (1-10 mikrometer) 2. B. karena bakteIi tidl!k mempwlyai membran inti 3. B. karena protein dan lipid bergWla sebagai penWljang rangka dasar membran sel 4. C. karena membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu mampu menyeleksi zat-zat yang akan keluar masuk sel 5. A. karena membran sel yang mengatur keluar masuknya zat-zat dari dan ke dalam sel sehingga keseimbangan zat dalam sel tetap teIjaga 6. C. karena pada awal terbentuknya dinding sel merupakan selaput tipis yang tersusWl atas serat-serat selu1osa, yaitu suatu senyawa polisakarida kompleks yang termasuk karbohidrat 7. B. karena sel hewan tidak mempWlyai vakuola, plastida, dan dinding sel 8. A. karena vakuola pada sel hewan umwnnya kecil, tidak tampak sama sekali, dan hanya ditemukan pada amoeba dan paramecium (hewan bersel satu) 9. B. karena vakuola, plastida, dan kloroplas hanya ada di sel tumbuhan sedangkan Iibosom, mitokondria, dan badan golgi selain ada di sel tumbu1lan juga ada pada sel hewan 10. B. karena vakuola non kontraktil/vakuola tidak berdenyut disebut juga vakuola makanan 11. A. karena itu adalah mitokondria 12. B. karena itu adalah inti sel (nukleus) 13. C. karena itu adalah ribosom 14. B. karena sentriol terletak di dekat nukleus, sebelum inti sel membelah, sentriol membelah terlebih dahulu dan membentuk benang-benang gelendong pembelahan 15. B. karena berkaitan dengan fungsi lisosom sebagai penguraian molekulmolekul seperti autolisis, yakni penghancuran diIi sel dengan cara membebaskan semua isi lisosom dalam sel. Contohnya pada berudu yang menginjak dewasa dengan menyerap kembali ekomya 16. C. karena plastida mengandung kloroplas yaitu pigmen klorofil berwama hijau yang berperan penting dalam fotosintesis 17. B. karena kromosom mengandWlg DNA (deoxyIibonuc1eic acid) yang membawa kode genetik 18. A. karena sesaat sebelum pembelahan sel, sentriol membelah menjadi dua dan masing-masing bergerak menuju kutub yang berlawanan sehingga pada saat pembelahan sel menjadi pusat-pusat kutub 19. B. karena RE mengandWlg ribosom dan berperan dalam sintesis protein 20. C. karena mitokondIia berbentuk seperti sosis dan Iibosom seperti butir-butir kecil
148
Lampiran 19
INSTRUMEN PENELITIAN SUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN (SIKLUS II) Pilihlah salah satn jawaban yang paling tcpat dan bcrikan alasannya!
I. Perpindahan zat dari larutan konsentrasinya tinggi (hiperlonis) ke larutan yang konsentrasinya rendah (hipolonis) schingga larutan menjadi sama (isolonis). disebut. .. a. Osmosis b. Dil'usi c. Transpor Pasil' d. Endositos Alasannya Di bawah ini mcrupakan zat-zat terlarut yang dapat dengan mudah melewati mcmbran pada proses difusi, keClwli .... a. C"HI206 b. !-hO c. O 2 d. CO 2 Alasannya 3. Diantara bentuk zat di bawah ini, zat mana yang paling mudah berdil'usi .... a. Padat b. Cair c. Gas d. Koloid Alasannya _ 4. Pcristiwa dil'usi akan berakhir ketika .... a. Tercapai larutan yang hipertonis b. Tercapai larutan yang hipotonis c. Tercapai larutan yang isotonis d. Tercapai larutan yang isoterm is Alasannya
_
5. Proses dil'usi yang di bantu oleh protein-protein tertentu pada membran plasma disebul .... a. Dil'usi transpor aktil' c. DitllSi protein d. Difusi integral b. Dil'usi tcrl'asilitasi Alasannya _
6. Osmosis adalah .... a. Perpindahan zat pelarut (air) dari lar;;tan yang berkonsentrasi rendah menuju ke larutan yang berkonsentrasi tinggi melalui membran semi permeabel b. Perpindahan zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi kelarutan yang berkonsentrasi rendah melalui membran selektil'permeabel c. Perpindahan zat dengan menggunakan energi untuk mengeluarkan atau mcmasukkan molekul mclalui membran plasma dari konscntrasi rendah ke konsentrasi tinggi
149
d. Pcrpindahan zat tanpa mcnggunakan cnergi untuk mengcluarkan atau mcmasukkan molekul mclalui mcmbran plasma dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rcndah _ Alasannya 7. I'crhatikan ciri-ciri trans pOI' pada mcmbran dibawah ini! I. Tranpor pasi f 2. Transpor aktif 3. Perppindahan zat dari hipertonis ke hipotonis 4. Perpindahan zat dari hipotonis ke hipertonis 5. Transpor yang melewati membran semi permcabel Ciri-eiri osmosis adalah .... a.1.3.5 b.I.4,5 c.2,3,4 d.3,4,5 Alasannya---------------------8. Di bawah ini merupakan peristiwa osmosis, keeuali .... a. Penycrapan air oleh bulu-bulu akar b. Harumnya ruangan setelah disemprot pcngharum ruangan c. Mengkerutnya sel darah merah d. Menurunnya kadar air (tekanan turgor) pada sci-sci mcnyebabkan plasmol isis Alasannya
daun
_
yang
---------------------
9. Dalam pel1istiwa osmosis di dalam sel, molekul-molekul air yang masuk kedalam sci akan menambah volume sci sehingga tekanannya pun meningkat. Tekanan yang sepel1i itu dinamakan .... a.Tekanan b.Tekanan e.Tekanan potensial d.Tekanan turgor osmotik air konsentrasi sel Alasannya--------------------------10. Tekanan turgor adalah .... a. Kemampuan seluntuk menyerap air dari lingkungan b. Tekanan air terhadap membran yang melekat pada dinding sci c. Tekanan air yang mcnyebabkan keluarnya air dari sel sehingga sci menjadi gcmbung dan tegang d. Tekanan air yang menyebabkan masuny~. air ke dalam sel Alasannya
---------------------
II. Membran semi permeabel adalah .... a. Membran yang digunakan sebagai keluar masuknya sel b. Membran yang hanya dapat dilewati oleh molekul gula dan protein e. Mcmbran yang hanya dapat dilewati oleh air d. Mcmbran yang hanya dapat dilewati oleh molekul berkonsentrasi tinggi Alasannya-------------------------
150
12. PlaslIlolisis adalah peristiwa.... a. Terlepasnya plasma dari inti sel b. Terlepasnya plasma dari dinding sel c. Meningkatnya kadar air dalam sel d. Rusaknya inti sel Alasannya
------------------
13. Bagaimana selmengalami plasmolisis .... a. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam selmaka sci akan mengembung dan pecah b. Jika terlalu banyak air yang ke luar sel maka sel akan mengkerut c. Jika banyaknya air yang ke luar dan masuk sama sehingga sel menjadi seimbang d. Jika air yang ke luar dan masuk sel tidak sama banyaknya sehingga sel menjadi tidak seimbang Alasannya _ 14. Proses pengangkutan secara tramjJor pasif adalah .... a. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekulmolekulmelalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi b. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekulmoleku tanpa melalui membran plasma c. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molekul tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi ke rendah d. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi Alasannya _ 15. Transpor pada membran yang tennasuk transpor pasif adalah .... a. Endositosis b. Fagositosis c. Osmosis d. Pinositosis Alasannya"_
16. Proses pengangkutan secara tral1spor ak/if adalah proses pengangkutan .... a. Tanpa menggunakan energi untuk rqengeluarkan atau memasukkan molekul-molekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi b. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molekul tanpa melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi c. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekulmolekul melalui membran plasma dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
151
d. Menggunakan energi untuk mcngeluarkan atau memasukkan molckulmolekul tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah _ Alasannya 17. Transpor pada membran yang termasuk transpor aktif adalah a. Difusi b. Plasmolisis c. Endositosis Alasannya
d. Osmosis
---------------------
18. Endositosis terjadi pada peristiwa.... a. Pengeluaran zat sisa oleh sel darah b. Pemecahan makanan oleh sel amoeba c. Penangkapan makanan oleh sel amoeba d. Sel-sel sekretoris menyekresikan prod uk Alasannya------------------------19. Contoh dari cksositosis adalah .... a. Sel darah putih yang melawan mikroorganisme b. Proses pembentukan molekul-molekul besar c. Sekresi hormon oleh scl-sel hewan tertentu d. Penelanan atau pemasukkan partikel padat Alasannya
_
20. Perhatikan kondisi sel yang dimasukkan ke dalam dua jenis larutan yang berbeda konsentrasinya. I
"
Berdasarkan gam bar tersebut dapat disimpulkan ballWa dibanding larutan sitoplasma, larutan sekitar sel adalah .... I II a. Isotonis Hipertonis b. Hipotos Isotonis c. Hipertonis Hipotonis d. Hipotonis Hipertonis Alasannya _
152
Lampiran 20 KUNCI JAWABAN SOAL SUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN I.
B. karena proses keluar masuknya bahan/zat dari dan ke dalam sci dengan earu mcngikuti aliran perbedaan konsentrasi yaitu dari konscntrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Trunsportasi zat seperti itu disebut transpor pasif , A. karena C6H 1206 tennasuk molekul besar dan kompleks sedangkan molckul yang dapat dengan mudah melewati membran plasma pada proses difusi adalah molekul keeil dan sederhana sepelii 02, H20 3. C. karena difusi sangat eepat terjadi pada zat berwujud gas 4. C. karena larulan tclah meneapai konsenlrasi yang sama 5. B. karena difusi terfasilitasi merupakan proses difusi yang dibantu olch protein-protein tcrtentu pada membran plasma 6. A. karena osmosis perpindahan molekul zat pelarul (air) dari larutan yang konsentrasi rendah (hipotonik) menuju ke larutan yang konscntrasi tinggi (hipcrtonis) mclalui membran semi penneabel 7. B. karena osmosis tennasuk trans pOI' pasif dan perpindahan molekul zal pelarul (air) dari lanilan yang konsentrasi rendah (hipolonik) menuju ke larutan yang konsentrasi tinggi (hipertonis) mclalui membran semi permeabel 8. B. karena itu merupakan eontoh peristiwa difusi 9. B. karena tekanan osmotik merupakan kemampuan sci untuk menyerap air dari lingkungannya 10. B. Karena teljadi di dinding sel. II. C. karena membran plasma hanya dapat dilewati oleh molcku-molckul yang berukuran keeil seperti air 12. B. karen a di luar sel dalam kondisi hipelionis yailu larutan dengan konsentrasi tinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sci sehingga air akan bergerak kc luar meninggalkan sci akibatnya selmenyusut karena plasma lerlepas dari dinding sci 13. B. karena di luar sci dalam kondisi hipcrtonis yaitu larutan dengan konsentrasi tinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sel sehingga air akan bergerak ke luar meninggalkan sel akibalnya sel menyusut karena plasma terlepas dari dinding sel 14. C. karena transpOliasi zat berlangsung dengan eara mcngikuli aliran perbcdaan konsentrasi " 15. C. karena tidak membutuhkan energi 16. C. karena transportasi zat berlangsung dengan eara melawan al iran perbedaan konsentrasi, jadi membutuhkan energi dalam bentuk ATP 17. C. karena membutuhkan energi 18. C. karena merupakan proses memasukkan zat padat ke dalam sel 19. C. karena mengeluarkan/menyekresikan produk. 20. D. karena gambar I, larutan di luar sel konsentrasinya rendah (hipolonik) dibanding di dalam sel (hipertonik) sehingga air masuk ke dalam sel dan sci mcnjadi gembung. Sedangkan gambar II sel mengalami penyusutan karena konsentrasi di dalam sel lebih rendah bila dibandingkan konsentrasi di luar sel (hiperlonik).
Impiran 21
swa 1 2 3 4 5 6 7 8
9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
3
•; ; r l l l
,
,
1 1
2 1
3 1
0
0
0 0
1
1
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0 1
0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 23
0 1 0 1 0
1 1
0
0
0 0 0
0 0 1
0
0
0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 8
1 1
0
0
0 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
4
0 1 1 1 32
5 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 34
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0 0
0
1 1
0
0
0
0
0
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 15 20 34 27 32 28 27
1
1
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0
1 1 1 1 1 0 20 36
Tabel 25. Skor VaJidltas Uji coba Instrumen Penelitian SubKonsep Struktur dan Fungsi Set (SIKLUS I) ---Butir Soal X 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 24 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 29 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 34 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 " 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 30 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 32 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 32 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 26 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 29 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 21 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 34 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 " 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 29 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 23 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 32 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 35 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 29 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 33 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1 0 1 1 1 " 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 33 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 a 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 30 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 30 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 36 30 33 11 32 33 29 21 31 30 27 10 33 31 32 28 36 36 33 26 32 25 35 31 37 30 1134
,
X2 576 1156 841 1156 1225 900 1444 1024 1089 1024 784 676 441 625 841 441 841 1296 1156 1225 841 529 784 900 1024 1225 841 1225 1089 1296 1296 729 1089 784 1024 900 900 35262
V> W
154 Lampinll) 22
PERHITUNGAN KRITERIA VAUDITAS UJI COBA INSTRUMEN UNTUK SIKLUS 1
Langkah perhitungan kriteria validitas
UJI
coba instrumen untuk siklus dengan
menggunakan rumus Koefisien Point Biserial Mp-Mr =
SOt Keterangan : Mt
=
Mean secara keseluruhan
SOt
=
Standar deviasi
rpb.
=
Koefisien korelasi product moment
p
=
Proporsi responden yang menjawab salah
q
=
Proporsi responden yang menjawab benar
Mp
=
Mean responden yang menjawab benar
Contoh soal no. I Sebelum mencari nilai rpbi terlebih dahulu mencari nilai MP Banyaknya siswa yang menjawab soal benar MP = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal 711
..
Mp = 23 30,913 Kemudian mencari nilai Mt ~xt
Mt
J umah siswa 1134 =--17
155
Sclanjutnya mcncari nilai SDt
SOt N =
N
~ 953,027 -
939,339
=,j 13,688 =
3,69
Kemudian mencari nilai p dan q Jumlah siswa yang menjawab benar =
p
Jumlah siswa
23 p
37 0,62
=
q
=
1- p
=
1-0,62
=
0,38
Masukkan rumus Koefisien Point Biserial Mp-Mt fpbi
=
SOt
~
30,913 - 30,648
.,
~'62
=
3,69 = =
ftab
>
fhit
0,0718 x 1,2773 0,0917 (invalid)
0,38
156
Lampiran 23 Tabel 26. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus I)
-
NO
Mp
Mt
1
30.913
30.648
3.69
2
32.875
30.648
3.69
3
30.648
3.69
4
33.777 31.375
30.648
3.69
5
31
3.69 3.69 3.69
Sot
q
rpbi
0.38 0.78
rtbl
kriteria
0.092
0.325
invalid
0.32
0.325
invalid
0.27
1.394
0.325
valid
0.14
0.488
0.325
valid
0.08
0.326
valid
invalid invalid
8
31
30.648
3.69
P 0.62 0.22 0.73 0.86 0.92 0.41 0.54 0.92
008
0.326
0.325
valid
9
30.704
30.648
3.69
0.73
0.27
0.026
0.325
invalid
10
31.406
30.648
3.69
0.86
0.14
0.509
0.325
valid
11
31.071
30.648
3.69
0.76
0.24
0.205
0.325
invalid
12
31925
30.648
3.69
0.73
0.27
0.569
0.325
valid
13
32.1
30.648
3.69
0.54
0.46
0.426
0.325
valid
14
30.75
30.648
3.69
0.97
0.03
0.162
0.325
invalid
15
30.833
30.648
3.69
0.97
0.03
0.285
0.325
invalid
16
31.3
30.648
3.69
0.81
0.19
0.365
0.325
valid
6
31
30.648 30.648
7
31.4
30.648
0.59
0.08
0.325 0.325
0.46
0.24
0325
17
30.575
30.648
3.69
0.89
0.11
-0.056
0.325
invalid
18
31.818
3.69
0.29
0.7
0.204
0.325
invalid
19
32.125
30.648 30.648
3.69
0.86
0.14
0.992
0.325
valid
20
30.969 31.379
30.648
3.69
0.89
0.11
0.247
0.325
invalid
30.648
3.69
0.78
0.22
0.373
0.325
valid
0.184
0.325
invalid
0.338
0.325
valid
21 22
31.238
30.648
3.69
0.57
0.43
23
31.194
30.648
3.69
0.84
0.16
24
31.3
30.648
3.69
0.81
0.19
0.365
0.325
valid
25
31.555
30.648
3.69
0.73
0.27
0.404
0.325
valid
26
31.3
30.648
3.69
0.27
0.73
0.108
0.325
invalid
27
31.182
30.648
3.69
0.89
0.11
0.412
0.325
valid
28
31.226
30.648
3.69
0.84
0.16
0.359
0.325
valid
29
31.118
30.648
3.69
0.92
0.08
0.432
0.325
valid
30
32.321
30.648 30.648 30.648
3.69
0.76 0.97
0.24
0.812 0.328 -0.057
0.325 0.325
valid
0.325
invalid
0.249
0.325
invalid
0.325
valid
31 32
30.861
3.69
.,
0.03
0.97
30.648
3.69 3.69
0.89
0.03 0.11 0.3
0.353
valid
33
30.611 30.969
34
31.5
30.648
3.69
0.7
35
30937
30.648
3.69
0.86
0.14
0.194
0.325
invalid
36
31.36
30.648
3.69
0.68
0.32
0.281
0.325
invalid
37
30.914
30.648
3.69
0.95
0.05
0.314
0.325
invalid
38
29.935
30.648
3.69
0.84
0.16
-0.443
0.325
invalid
39 40
30.648
30.648 30.648
3.69
1 0.81
0 0.19
0
0.325
invalid
0.477
0.325
valid
31.5
3.69
Lampiran 24
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 X
Tabel 27. Skor Validitas Vji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor Pad a Membran (SIKLUS II) Butir Soal
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 33
2 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 0
1 1 1
1
1
0 0 0 0 0 0 0 9
1 1
1
1
1 1 1
1 31
4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
5 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1
1
6 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
0 0 11
1 1 26
0 11
1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
8 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1
1
1
1
1
0 1 1
1
1
1 1
1 1 33
1 1 1 0 1 0 0 23
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1
0 1 1
1 1
1 1
1 33
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1
0 0 0 1 1 1 0 1 1
29
12 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 15
13 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1
0 1 1 27
1 1 10
15 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
16 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
1
1
1
0 1 1 0 0 1
0 0 1 0
1
1
1
1 1 0 0 0 22
0 0 0 1 1 1 1 1
1
1
1
1
1
1 0 20
17 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
18 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1 0 1 0 13
0 1 1 29
1
0 1 1
0 1 1 1 1
19 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
20 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1
0 1
0 15
21 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0
1 0 0 1 0 0
1
1
1
1 1
1
1
1
1
1
24 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
0
1 1
1
1 1
1
1 1 1 1
0 30
34
1
1
1
1 1 1 31
0 1 0 26
0
1
25 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9
26 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1
1 0 1
0 1
0 0 0 0 1 19
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2
28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1
1
1 1
0 1 1
1 1
1
1
1
1 1 1 1 1 0 31
1 1
1
1
1
1 1 0 31
1 1 1
1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 25
X
X2
17 289 22 484 18 324 21 441 13 169 19 361 14 196 21 441 441 21 16 256 225 15 361 19 18 324 324 18 19 361 441 21 441 21 15 225 21 441 22 484 20 400 20 400 400 20 169 13 20 400 20 400 13 169 12 144 361 19 400 20 25 625 21 441 12 144 21 441 13 169 639 12043
Lampiran 25
158 Tabel28. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus II)
NO
Mp
Mt
SOt
P
q
rpbi
rtbl
kriteria
1
18.576
18.257
3.28
0.94
0.06
0.385
0.325
valid
2
19111
18.257
3.28
0.26
0.74
0154
0.325
invalid
3
18.194
18.257
3.28
0.89
0.11
-0.05
0.325
invalid
4
18.545
18.257
3.28
0.31
0.69
0.059
0.325
invalid
5
18.885
18.257
3.28
0.74
0.26
0.325
0.325
valid
6
20.727
18.257
3.28
0.31
0.69
0.51
0.325
valid
7
18606
18.257
3.28
0.94
0.06
0.43
0.325
valid
8
18.217
18.257
3.28
0.66
0.34
-0.02
0.325
invalid
9
22
18.257
3.28
0.09
091
035
0.325
valid
10
18.545
18.257
3.28
0.94
006
0.36
0.325
valid
11
18.759
18.257
3.28
0.83
0.17
0.34
0.325
valid
12
20.266
18.257
3.28
0.43
0.57
053
0.325
valid
13
17.3
18.257
3.28
0.29
0.71
-0.18
0.325
invalid
14
19.296
18.257
3.28
0.77
0.23
0.58
0.325
valid
15
19.273
18.257
3.28
0.63
0.37
0.403
0.325
valid
16
19.3
18.257
3.28
0.57
0.43
0.37
0.325
valid
17
20.385
18.257
3.28
0.37
0.63
0.502
0.325
valid
18
19.207
18.257
3.28
0.83
0.17
0.64
0.325
valid
19
19.444
18.257
3.28
0.26
0.74
0.21
0.325
invalid
20
19.533
18.257
3.28
0.43
0.57
0.34
0.325
valid
21
18.839
18.257
3.28
0.89
0.11
0.49
0.325
valid
22
18.962
18.257
3.28
0.74
0.26
0.36
0.325
valid
23
18.833
18.257
3.28
0.86
0.14
0.43
0.325
valid
24
18.412
18.257
3.28
0.97
0.03
0.27
0.325
invalid
25
18.666
18.257
3.28
0.26
0.74
0.07
0.325
invalid
26
17.684
18.257
3.28
0.54
0.46
-0.19
0.325
invalid
27
22.5
18.257
3.28
0.06
0.94
0.327
0.325
valid
28
18.548
18.257
3.28
0.89
0.11
0.25
0.325
invalid
29
18.806
18.257
3.28
0.89
0.11
0.47
0.325
valid
30
19.16
18.257
3.28
0.71
0.29
0.44
0.325
valid
'an 26 Tabel 29. Skor Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel (SIKLUS I) Butir Soal
, 3 1
1 0 1 1
0 1 1
0 0 0 1 0 0 0 1 1
4 0
5 1
1
1
1 1
1 1
1
1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
0 1
0 0
1 1
1 1 1
1 1
1 0
0
1
1
1 1 1
1 1
1
1 1
1 1
1 1
1
1
0 1 0 1
8
1 1 1
1 1 1 1 1
1 1
1 1
10 0 1
12 0 1
1
0
1 1
1 1
1
1 1
1 1
1
1
1
0 0
0
0 0 1
0 0 1 1
0 1 1 1 1
0 0 1 0
0 0
1
1
1
1
1 1 1 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0
1 >
1 1
1 1 1
1
1
27
32
072973 027 01971
0,86486 0,14 0.1204
0 1 34
1 1
1 34 0,91892 0,91892 008 0,08 0,0736 00736
0 0
1
1 1
1 1 1
1
1 1
1 1 1 0 1
0 1 1 1 0
1
0 0 0 0 0 0 0 1 1
1
1
1
1
0 1 0 0 0
1
1 0 1
1
0 1
1
1
1
1 0 27
0 20
0 1 1 1 30
1 1 32
0 0 29
0,72973 0.27 01971
0.54054 0,46 0,2484
081081 0,19 01539
0,86486 0.14 01204
0.78378
1 1 31 083784 016 01344
022 01716
30 081081 019 01539
1
1
0 1
1 0
1 1 1
0
1
1
1
0 1
0 0
1 0 1
1
1
1
1
0
0
1 1
1
1 1 1
1 1 0
0 0 1 0
1
0 0
1 1 1
1 1
1 1 1 1 1 1
1
1
1
1 1 1 1 1
1
1 1
0 0
1
0
0 1 0 10
1 1 1
°1971
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1
0.27027 073
1
1
1 1 1
0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1
1
0
1 1 1 1 1 1 1
34 1
1 1 1
1
0
1
1
1
31 1
1 1 1
1
1
1
1
1 1
1
1 1
1
0
1
1 1
0 0 0 0
1
1 1
1 1
1 1 1 1 1
1
1
1
1 1
1
30
1
0
1
0 1
29
0 1
1
1
1
1 1
28 1
1 1 1 0 0 1 1
1
1 0 1
1
1
0 0
1
1 32 0,86486 014 0,1204
0
0 0
1 1
1 1
0
1
1 1
1 1
1 1
1
0
1 1
1
0 1 1
1 1
0
1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0
1
1
1
1 1 1
1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1
1 1
0 1 0
1 1 1 1 1
1 1
27
1
1
1
1
1 1 1 1 1
1
0 1
1
25 0 0 0
1
1
1
1
1 1 1
1
24 1 1 1
1 1 1
1 1
1
1
0
1
23 1 1 0
1 0
1 1
1
1
1
1
1
1 1
1
1 1 1
0 1
1 1 1 1
1
1 0
1 1
1
1
0
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
0 0
1
1
1 1
21 0
1
1
1 1
1 1
19 0
0 0 1
1
1 1 1 1
1 1 1
16 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1
13 0 1 0
1
1
1
1
1 1 1
,
1 1
40 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1
0 1 1 0
1 1 1
0
1
1 1
0 1 0 0
1 1
0
1 1 1 1
1
1 1 1
1 1 1
0 1 1
0 0 1
1
1 1
1
1 1 1
1 1 1 1 1 1
1
1
1 0 1
1
1 1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
33
1 0 31
32
28
36
089189 011 00979
0,83784 016 01344
0,86486 o 14 0,1204
a 75676 0.24 01824
0.97297 0,03 00291
1 1 1
1
1
1
0
1 1 1 1
1
1 1
0 0 1 0 1 0 26
1
1 1
0 1 1
30
07027
03 021
0,81081 a 19 01539
X
:',,-,~)
12 19 12 19 19 16 20 18 16 18 15 13 8 10 17 8 15 20 16 20 16 11 13 17 18 17 15 17 18 19 19 16 16 13 16 18 14 584
144 361 144 361 361 256 400 324 256 324 225 169 64 100 289 64 225 400 256 400 256 121 169 289 324 289 225 289 324 361 361 256 256 169 256 324 196 9588
;Z -u,
2.89
V>
'C!
160 Lampinln 27 Perhitungan Reliabilitas Hasil Vji Coba Instrumen Siklus I
LX
~
584
Lx 2 ~ 9588 ~
Banyak data (N)
37
~~ \j37 ~\
341056 1369
259,14 - 249,13
3,16
Koefisien Reliabilitas dihitung dengan mengggunakan mmus K-R 20 sebagai berikut :
=
=
r 37
l
[ 36
j
1,03
[3,16
2 -
2,888 ]
3,162
[9,9856 - 2,888J
L
9,9856
=
1,03 (0,7108)
~
0,732
"
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas : rll
~
0,91-1,00 = sangat tinggi
rll
~
0,71 - 0,90 = tinggi
rll
~
0,41 - 0, 70
~
cukup
rll
~
0,21 - 0,40
~
rendah
rll
~
<0,21
~
sangat rendah
28
l[lIran
Tabe130. Skor Uji Reliabilitas lnstrumen Penelitian Sub Konsep Transpor Pad a Membran (SIKLUS II) Butir Seal
iwa
5 0
I
1
1
!
1 1 1 1
0
1
1 2 3 1
;
, ;
3 l 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 :0
" ",. :3
:5 :6
:7 '8
0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
:9
1
0 ,1
1
2 3 ,4
5 (
,
, .q
1 1
0 1 1
33
1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 26 0,74
094 006 I 0.26 00564 I 01924
6 0
7
0
1
0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1
0 1
0 11
0.31 0,69
0.2139
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
1
0
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0
0 1 0 0
10 1 1 1 1 1
1 1 1
-
1
0 0 0 0
0 1 0 0
0
0 3 0,94 009 0,06 0.91 00564 ' 00819
33
I
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
33 0,94 006 00564
1
12 0
1
1
11
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 29 0.83 0.17 01411
0
14 1 1 1
1
1
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
0 0 1 0 15 043 057 02451
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 27 0,77 0.23
01711
15 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1
16
17 0 0 0 0 0 1 0
0 1 1
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
1
1 1
0 1 0 0 1
0 1 0 1 1 0 0
18 0 1
1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1
0
1
0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 22 0.63
0
0
0 0
0 0 0
1
0
1
0 0 1
037 02331
1 1
I
1
1 1
1 0 20 057 043 02451
~
1
1 0 1 0 13 037 0,63 02331
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 29 083 017 01411
I
20 0 0 0 0 0 1 0 1
21 1 1 1 1
0
1
1
1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0
22 1 0 1 0
I
1
1 1 1
1 1 1 1
1 1 1
1 I
1 1 1 1
0
1
I
1 0 1 1 1
1
I
1
0 1 0
0
1
1 0 15 0.43 057 02451
1
1 31 089 011
00979
I
23 1 1
I I I
1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1
1
1 0 1 1
1
0
,I
I I
1
1 1 1
27 0
29 1
0
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
I
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
I I
11
1
14
1
1
1
1
12 14 9 16 9 18 16 11 9 15 12 14 16 13 15 10 14 19 16 13 13 8
1
1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1
1
1 1 1
1 0 1
0
1
0
1
1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 30 0.86 014 01204
0 0 0
1
0 0
1
0 0 1 1
1 1 0 1 0 26 074 026 01924
1 1
1
1
I
1
0
I
1
0 1 0 2 0,06 094 00564
I
I
1
1
0 0
X
1
1 1 0
I
30
1
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
1
0
1 0 31 089
0 0 25 071 029 02059
011
00979
X2
I I
81
I
13 14 7 6 14 15 20 17 6 17 8 454
3.0831
121 196 144 196 81 256
i I
324 256 121 81 225 144 196 256 169 225 100 196 361 256 169 169 64 169 169 49 36 169 225 400 289 36 289 64
6282
162
Lampirao 29 Pcrhitlillgall Rcliabilitas Hasil Uji Cuba Illstrumcll Siklus II LX
= 454
2 LX =
6282
Banyak data (N) = 35
=[ L~2
so =
t :X ~2
r;;;;; _
206116
\j~
1225
3,35
179,49 -- 168,26
= \
Koefisien Reliabilitas dihitung dCllgan mengggunakan [wnus K-R 20 sebagai berikut :
Q
,35
=
=
1,03
2
-
3,0891J
335 ,
f1l ,2225 - 3,0891l
L
11,2225
J
= 1,03 (0,7247) =
0,75
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas : rll = 0,91 - 1,00 = sangat tinggi rll = 0,71 - 0,90 = tinggi [II
= 0,41 - 0,70 = cukup
rll = 0,21 - 0,40 = rendah rll = <0,21
=
sangat rendah
2
163 Lampiran 30 Tabel3l .Tingkat Kesukaran Soal Pada SIKLUS I NO
B
JS
P
kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
23 8 27 32 34 15 20 34 27 32 28 27 20 36 36 30 33 11 32 33 29 21 31 30 27 10 33 31 34 28 36 36 33 26 32 25 35 31 37 30
37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
0.62 0.22 0.73 0.86 0.92 0.41 0.54 0.92 0.73 0.86 0.76 0.73 0.54 0.97 0.97 0.81 0.89 0.3 0.86 0.89 0.78 0.57 0.84 0.81 0.73 0.27 0.89 0.84 0.92 0.76 0.97 0.97 0.89 0.7 0.86 0.68 0.95 0.84 1 0.81
sedang
.
"
sukar mudah mudah mudah sedang sedang mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah sukar mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah sukar mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah sedang mudah mudah mudah mudah
1M Lampiran 31 Tabcl 32. Tingkat Kesukaran Soal Pada SIKLUS II NO
B
JS
P
kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
33 9 31 11 26 11 33 23 3 33 29 15 10 27 22 20 13 29 9 15 31 26 30 34 2 19 9 31 31 25
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
0.94 0.26 0.89 0.31 0.74 0.31 0.94 0.66 0.09 0.94 0.83 0.43 0.29 0.77 0.63 0.57 0.37 0.83 0.26 0.43 0.89 0.74 0.86 0.97 0.06 0.54 0.26 0.89 0.89 0.71
mudah
.,
sukar mudah sedang mudah sedang mudah sedang sukar
mudah mudah sedang sukar mudah sedang sedang sedang mudah sukar
sedang mudah sedang mudah mudah
sukar sedang
$ukar mudah mudah mudah
165
Lampiran 32 LEMBAR OBSERVASI SISWA
Sekolah Kelas Hari/tanggal Siklus kePertemuan ke- : Observer ,-----
No
Aspek yang diamati
I
Mengikuti diskusi dengan aktif Menjelaskan materi kepada teman Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman Partisipasi dan kontribusi Bertanya kepada leman/guru
')
1-:" 0 )
4
5
~-
0
Penilaian 1 2 3
4
Keterangan skala penilaian :
o= Sangat Kurang 1= Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik
Observer
(Nama dan tanda tangan)
Lampiran 33
Kuesioner Siswa Mengenai Model Pembelajaran KooperatifTelmik Jigsaw
Nama Kelas Hari/tanggal
No -- I 2 0
0
4
5
6 7 8
9 10
Keciatan Apakah kamu menyukai metode pembelajaran ini? Apakah penggunaan metode pembelajaran ini sesuai untuk menyampaikan mated tentang sel? Apakah kamu merasa kesulitan belajar dengan metode pembelajaran ini? Apakah metode pembelajaran ini membuat kamu semangat untuk mempelajari IPA (biologi)? Apakah kamu aktif mengikuti tahapan dalam metode pembelajaran ini? Apakah kamu merasa jenuh belajar dengan metode pembelajaran ini? Apakah kamu dapat menjelaskan materi dengan baik kepada temalmm dalam metode nembelaiarall ini? Apakah kamu merasa jelas mendapatkan penjelasan materi dari teman dalam metode ini? Apakah kamu memahami materi dengan baik setelah menggunakan metode pembelajaran ini? APilkah masih terdapat materi yang belum dipahami setelah menggunakan metode pembelajaran ini?
Ya
Tidak
.
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
: Fika Damayanti : 103016127085 Jurusan : Pendidikan Biologi Judul Skripsi :Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Sel.
NIM
Paraf
Referensi
Bah
I
II
1.
Musahir, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA, (Jakarta: MAN 4, 2004) h. I 2. Susanto Pudiyo, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme, (Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang, 2002) h. 4 3. Ibid, h. 5 4. Musahir, Loc. cit. 5. Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) h. 2 Science, NN, Children's Misconceptions About 6. 1998) 7. Paul Suparno, Op.cit., h.IO 8. Tatang Suratno, Konstruktivisme, Konsepsi Alternotif. dan Perubahan Konseptual, (Bandu~ Universitas Pendidikan Indonesia, 2006) h. I 9. Wagiran, Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Melalui Pembelajaran Konstruktivistik Model KooperatifBerbantuan Modul, (Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 13, No I, Februari 2006) h. 27 10. Ibid, h. 26 II. Ibid
Dosen Dosen I II 1. .
1.
2.f!
2.~
3.
~:~ ~:' 6.
, ThJNP<::') h ')11
~
.
6. . --
7.!f 7.th;·
8tA 8.
9.( 9. IO.P 11.:1......
Barokah Santoso, Cooperative Learning : Penerapan Tekhnik 1. Jigsaw dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SLTP, (Buletin Pelangi Pendidikan, vol 1, No 1, 1999) h. 6 2. Barbara J. Millis, Enhancing Learning-and Morel-Through Cooperative Learning, (Manhattan : The lDEA Center) 3. Barbara Leigh Smith and Jean T. MacGregor, What is Collaborative Learning?, (Pennsylvania State University : National Cenlre on Postsecondary Teaching, 1992) 4. YUl11i Suasli, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UN? Melalui Modifikasi Cooperative Learning Model Jigsaw, (Jurnal Pembelajaran, No. 04 Tabun 26, Desember 2003) h. 326 5. Sri Hartati, Turnamen Sebagai Allernatif Model Peningkatan Kualitas Pembelajaran Biologi SMU, (Jurnal Pendidikan, FIP 1.
j) 3.~
7. 8. 9. 10.
I J. 12. 13. 14. 15.
16. 17.
18.
19. 20. 21. 22. 23. 24.
25.
26.
77. 28
29. 30.
31. 32.
11
Blfokah Sao1Osa, Loc. cit. Sri Hartati, Op. cit., h. 21 Musahir, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA, ( Jakarta: MAN 4, 2004) h. 4 Roger T aod David W. Johnson, An Overview of Cooperative Learning, ..Baltimer
Nvnrn~m ~n~rA:1n:1
ppmhp)';m1 hJunf: Prnnunanlnt'nn .~p}vJ(Tni
18.~
30.(;
31.~
32.~
---
Negeri Singaraja, No.2 TH XXXVI, 2003) h. 24 34. Yuni Tri Hewindati, Op. cit., h. 65 35. NN, Modelingfor Learning: Addressing Student Misconceptions, 2003 Learningleads @designedinstruction.com) 36. Paul Suparno, Op. cit.,h. 53 37. Tatang Suralna, Konstruktivisme, Konsepsi Alternatif, dan Perubahan Konseptual, (Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2006) h 2. 38. Ibid 39. Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Kanisius, 1997) h. 21 40. Tatang Suralno, Op.cit., h. 4 41. Joan Davis, Conceptual Change From Emerging Perspectives on Learning, Teaching and Technalagy, (http://projects.coe.uga.edulepltt/index.php?title=Conceptual_Cha nge) 42. Tatang Suratno, Op. cit., h. I 43. Paul Suparno. Teori Perkembangan Kognitij Jean Piaget. (Yogyakarta : Kanisius, 2001) h. 122 44. Susanto Pudiyo, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme. (Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika Dan lImu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Malang, 2002) h. 6 45. Paul Suparno, Op. cit., h. 123 46. Sukadi, Implementasi Model Konstruktivis1iJ§ Dalam Pembelajaran IPS, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, NO.2 TH. XXXVI, April 2003) h. 82 47. Desak Made Citrawati, Penerapan Suplemen Bahan Ajar Benvawasan Sains-Teknologi-Masyarakat Dengan Menggunakan Pendekatan Konstrukttivisme Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Literisasi Sains dan Teknologi Siswa SMU Negeri I Singaraja, (Jumal Pendidikan dan Pengajaran IKlP Negeri Singaraja, No 2 TH XXXVI, April 2003) h. 15 48. 1 Wayan Santyasa, Loc. cit. 49. Wagiran. Op. cit., h.26 c 50. Tatang Suratuo, Constru/{tivism And science Education, (Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2006) h. 2 51. Ibid. h. 3 52. Musahir, Op. cit., h. 2 53. Ibid 54. Tatang Suralno, Op. cit., h. 3 55. Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika., (Jakarta: PT Orasindo, 2005) h. 91 56. Musahir. Op. cit., h. 3 57. Ibid 58. Tatang Suratno. Loc. cit. 59. Ibid. h.4 60. Ibid 61. Musahir, Op. cit., h. 4 62. Tatang Suralno, Op. cit., h. 5 63. Ibid 64. Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan Metode Konslruktivisme, (Jumal Pendidikan IPA, Metamorfo
f
34' 35.
36. v'
37/
:~
38. 39.
40.~
41.
41. ..<0\..-
42.~
:~6
44.?
44.
tv..
45. 46.
"h.
43.
./
45.~ 46. 47.
f
::~ 50.~
47.~
48. 49. .50.
5~.
52. 53
;5-r 56. 57. 58 59 6· 6 .
C
~Ll'
64.,( .
/
III
1.
2. 3. 4.
5. 6. 7.
8.
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, ( Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syahid, 2006) h 21 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007) h 16 Damni, Pembelajaran Kooperatij IPA di SLTP Melalui Model Jigsaw, (UK UNNES, No.2 Th. XXXI, 2002) h. 239 Paul Suparno, kfiskol1sepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisiko, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) h. 123 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2005) h 79 Suharsimi Arikunto, Gp. cil., h 100 Suharslmi Arikunto, Gp. cit., h. 208 Nina Susanty, SI1"li Tentang Kesalahan Konsepsi (Miskonsepsi) Mol dan Penggunaannya dalam Pokok Bahasan Stoikiometri pada Siswa SMAN di Jakarta, (Skripsi, JUl'llsan Kimia, FMIPA,
9.
9.~
IKIP, 1995) h. 31 David Meltzer,
The Relationship Between Mathematics PreparatioJ(and Conceptual Learning Gainrin Physics: A PdJn'ble "Hidden Variable'in 'Diagnostic Pretest Scores ", (Department of
Physics and Astronomy, Lowa State University, 2002) ~ 10. Nyoman Cakra Griadhi, Penanggulangan Miskonsepsi pada Mota
Pelajaran Ekonomi dengan LemboI' Kerja Siswa dan Pemanfaatan Lingkungan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran nop Negeri Singaraja,
No.3 TH XXXV Juli 2002)h. 76 L_--l
~ _ c . L
.L ,.
Ciputat, 14 Jm1Uari 2008 Pembimbing II
......--Drs. Ahma Sol' an M.Pd NIP: 150231502
Eny S.Rosyidatun, M A NIP: 150377449
~
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp. ilHlda Nomor 95. Ciputat 15412. Indonesia
Nomor Lamp HaI
: (62-21) 7443328. 7401925, Fax, (62-21) 7443328
Email: [email protected]
: ETITL.02.11 IV 12007 : Abslraksi/Outline : BIMBINGAN SKRIPSI
Jakarta, 16 April 2007
I<.epacla Yth. I. Drs. Ahmacl Sofyan, M.Pcl 2. Eny S. Rosidatun, S.Si, MA l'embimbing Skripsi Fakultas lImu Tarbiyah clan Keguruan UIN Syaril'I-lidayatullah Jakarta. Assalamu 'alaikum wr. 1vb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Sauclara untuk menjadi Pembimbing III! (materi/teknis) penul isan skripsi mahasiswa:
Nama
Fika Damayanti
NIM
103016127085
Jurusan
Pencliclikan IPA - Biologi
Semester
VIII
Juclul Skripsi
Penggunaan moclel pembelajaran kooperatif teknik jigsaw sebagai upaya mengatasi miskonsepsi siswa pada konsep struktur dan jaringan hewan.
Juclul tersebut telah clisetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 12 April 2007 clengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing bcrhak untuk mcngubah juclul terscbut bila clipanclang tidak Ikurang sesuai. Bimbingan skripsi ini diharapkan selcsai dalam waktll 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selamCJ 6 bulan berikutnya tanpa sural perpanjangan .
Atas perhatian clan kerja sama Sauclara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu 'alaikum wr.1vb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Ketua Jurusan ybs. 3.MahasiswaYbs
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp. nda Nomor 95, Ciplltnt 15412, Indonesia
Nomor Lamp. EaI
: (62-21)7443328. 7401925, Fax. (62-21) 744332R
Email :, [email protected]
: Ft.Il/TL.02.21 VIl/2007 : Instrumen Riset : RISET/WAWANCARA
Jakarta, 16 Juli 2007
•
Kepada Yth: Kepala MA - Pembanguna UlN SyarifHidayatullah Jakarta
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Dcngan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
Fika Damayanti
NIM
103016127085
JUfLlsan
PEndidikan IPA - Biologi
Semester
VIU
Judul Skripsi
Penggunaan Model Pembalajaran Kooperatif Teknik Jigsaw sebagai tipay& mengatas; miskonsepsi siswa kelas XI pada materi struktur jaringan tumbuhan dan heran .
'dalah benar mahasiswa Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan UlN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansilsekolah
yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mahan bantuan Saudara terhadap mahasiswa tersebut dalum melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alai/cum wr.wb.
Tembusan: I. Dekan FlTK 2. Mahasiswa yang bersangkutan.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK JIGSA W SEBAGAI UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI SISWA TERHADAP KONSEP SEL (Penelitian Tindakan Kelas di MA Pembangunan UIN Jakarta)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-l)
Oleh: Fika Damayanti NIM: 103016127085
Di bawah Bimbingan Pembimbing II
Drs. Ahmad oryan, M.Pd NIP: 150231502
~It ------
Eny S. Rosyidatun, M A NIP: 150377449
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
MADRASAH PEMBANGUNANUINJi\.l(IA.RTA TINGKAT : lBTIDAIYAH • TSANAWIYAH· ALIYAH AJanwl: ,lin, lbnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif Hidayafullah Clpulal, Telp. (021) 7402172, 740'1143, Fax. 7421156
hllp:/Iwww.l11puin-jkl.sch.id e-mail: mpuiri@cbn,neUd
SURAT ]ffiTERANGAN. Nomor: 020/MP-MA/R.2/2007
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa :
Nama NIM Jurusan Fakultas Semester Program
: FIKA DAMAYANTI : 103016127085 Pendidikan IPA - Biologi IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta VIII (Delapan) Strata 1
lelah melal<sanakan penelitian dalam rangka penulisan Skripsi yangberjudul : "Penggunaan .Model Pembelajaran KooperatifTeknik Jigsa\Aisebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa kelas XI pada materi StrukturJaringan Tumbuhan dan Hewan", ji Madrasah Aliyah Pembangunan anggal 24 Juli - 21 Agustus 2007
Demikian surat keterangan
UIN Syarif Hidayatullah • • Jakartapada
ini dibuat
sebenarnya agar pihak
)erkepentingari maklum.
Jakarta, 23 Oktober 2007