UPSUS
RUMUSAN WORKSHOP DUKUNGAN PADA UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH Upsus peningkatan produksi Bawang merah dan cabai dimaksudkan untuk mengurangi derasnya bahkan menghentikan impor cabai dan Bawang merah, melalui peningkatan produksi baik melalui pengembngan areal produksi baru maupun melalui penanaman di luar musim (Gerakan tanam cabai musim kemarau) agar kekurangan suplai pada bulan tertentu dapat terisi (penyediaan Oktober-Desember).
•
Ditjen Hortikultura sudah menetapkan syarat administrasi dan syarat teknis penetapan CPCL.
•
Persyaratan administratif: terdaftar di SIMLUH, mengajukan e-proposal, mendapat rekomendasi dinas kabupaten/kota, serta bersedia menerima dan memanfaatkan bantuan yang diberikan untuk menanam Bawang/cabai di Bulan yang sudah ditentukan.
•
Persyaratan teknis: sharing pengadaan sarana produksi non-benih
•
Permasalahan krusial: ketersediaan lahan, irigasi, petani
•
Empat pola tanam tergantung jenis lahan dan komoditas utamanya: semuanya untuk tanam bulan Juli-Oktober
•
CPCL sudah siap maka bansos dapat segera dilaksanakan, sedangkan barang modal dapat segera dilakukan lelang setelah e-kalaog untuk barang-barang ybs diterbitkan
•
Dari pendalaman aspek lahan dan iklim utama, maka secara nasional sebenarnya tidak ada off season, karena hamper setiap Bulan bisa dilakukan penanaman, walaupun ada perbedaan jumlah areal tanam antara periode ASEP dengan OKMAR. Beda luas areal antara ASEP dan OKMAR itu perlu dihitung dan dipetakan secara akurat untuk keperluan penataan kalender tanam maupun kalender panen yang lebih akurat untuk penyediaan bawang merah dan cabai secara berkelanjutan.
PS
U
S
C A B B AI A D LI A TB N A BA N W G TA AN N G
M ER
A
H
•
Peta kesesuaian lahan sudah dibuat dengan empat klasifikasi S1, S2, S3 dan N, berdasarkan kondisi teknologi yang tersedia pada saat peta dibuat. Kelas kesesuaian itu bisa berubah dengan pemanfaatan teknologi, sehingga kelas non suitable (N) bisa dikoreksi dengan teknologi menjadi S3, S2 bahkan S1.
•
Pemutakhiran peta kesesuaian lahan ini dilakukan dalam bentuk agri map info yang memuat Berbagai informasi teknis dan social ekonomi.
U
•
UPSUS
1) KARAKTERISTIK DAN KESESUIAN EKOSISTIM DAN TEKNOLOGI BAWANG MERAH DI LOKASI UPSUS - 2015
Jenis tanah Alfisol atau Aluvial
Lahan Kering ada Jenis tanah sumber air Alfisol atau Alluvial-Latosol pengairan/pompa
MK : I & II Bima, Kuning, Trisula, Mentes, & Pikatan. Tek. Budidaya in-season (PB + PHT) Mekanisasi /Alsintan, traktor /cultivator/pompa. Irigasi tetes/curah/fertigasi Tek. Pasca Panen (instore drying).
Tidak Merekomendasikan
C A B B AI A D LI A TB N A BA N W G TA AN N G
OFF-SEASON/MH
Tidak Merekomendasikan
Gambut dangkal (1 m , kedalam gambut)
Lahan Gambut utk UT tanaman semusim
U
PS
U
S
Dataran Medium/ Tinggi, (> 500 M, DPL.)
H
Lahan sawah Irigasi Teknis
IN-SEASON/MK
A
Dataran Rendah (0-500) M, DPL.
INOVASI TEKNOLOGI
TIPOLOGI LAHAN
Jenis tanah Alfisol atau Latosol –
Lahan Kering ada sumber air pengairan/pompa
Lahan irigasi utk tanam padi & Perda. Alternatif lokasi off-season di Jawa (eg. Kab. Sumenep)
M ER
EKOSISTIM
INOVASI
Terkait program Pajale
Bima, Trisula, Kuning, Mentes, & Pikatan, Tek. Off-season (kapur, PB & Mulsa PHP & PHT) Mekanisasi/alsintan Tek. Pasca Panen (instore drying)
MK : II
Bima, Kuning, Trisula, & Sembrani. Tek. in-season (kapur, PB & PHT) Mekanisasi/alsintan, traktor/kultivator/pompa. irigasi tets/curah/fertigasi Tek. Pasca Panen (instore drying) Tidak Merekomendasikan Terkait program Pajale
Tidak Merekomendasikan Terkait program Pajale
Bima, Katumi, Pancasona, Maja & Sembrani. Tek. Off-season (kapur, PB & Mulsa PHP & PHT) Mekanisasi/alsintan
UPSUS
Andisol (bukan PMK).
Tek. Pasca Panen (instore drying)
TIPOLOGI LAHAN
INOVASI TEKNOLOGI
Jenis tanah Alfisol atau Aluvial
MK : I & II Tanjung -2, Ciko & Lingga. Semai dgn trays. Tek. Budidaya in-season (kapur, PB & Mulsa PHP) Mekanisasi /Alsintan (traktor & kultivator) Irigasi (permukaan/ tetes/fertigasi) Tek. Pasca Panen (COLD STORAGE)
Jenis tanah Alfisol atau AlluvialLatosol
Lahan Kering ada sumber air pengairan/pompa
Tidak Merekomendasikan terkait
Program PAJALE.
Gambut dangkal (1 m , kedalam gambut)
Lahan Gambut utk UT tanaman semusim
U
PS
U
S
Tidak Merekomendasikan
C A B B AI A D LI A TB N A BA N W G TA AN N G
Lahan sawah Irigasi Teknis
OFF-SEASON/MH
M ER
IN-SEASON/MK Dataran Rendah (0-500) M, DPL.
Dataran Medium/ Tinggi, (> 500 M, DPL.)
Lahan Kering ada sumber air pengairan/pompa
INOVASI
A
EKOSISTIM
DAN
H
2) KARAKTERISTIK DAN KESESUIAN EKOSISTIM TEKNOLOGI CABAI MERAH DI LOKASI UPSUS - 2015
Masa tanam padi Perda tanam padi
Alternatif lokasi offseason di Jawa (eg. Kab. Sumenep)
Kencana & Tanjung-2. Semai dengan trays Tek. Off-season (kapur, PB & Mulsa PHP) Mekanisasi/alsintan (traktor & kultivator & pompa). Tek. Pasca Panen. (COLD STORAGE)
MK : I & II
Kencana & Tanjung-2, semai dgn trays. Tek. in-season (kapur, PB & Mulsa PHP) Mekanisasi/alsintan (pompa Irigasi tetes/fertigasi) Tek. Pasca Panen (COLD STORAGE)
Kencana, Tanjung-2, Lembang-1, Ciko & Lingga. Semai dgn trays. Tek. in-season (kapur, PB & Mulsa PHP)
Tidak Merekomendasikan terkait Program PAJALE
Kencana, Tanjung-2 & Lembang-1. Semai dgn trays. Tek. Off-season (kapur, PB & Mulsa PHP)
UPSUS
Mekanisasi/alsintan (traktor & cultivatir& pompa) Irigasi tetes/fertigasi. Tek. Pasca Panen (COLD STORAGE)
Jenis tanah Alfisol atau Latosol – Andisol (bukan PMK).
Mekanisasi/alsintan, (pompa, traktor & kultivator ). Tek. Pasca Panen (COLD STORAGE)
EKOSISTIM
INOVASI TEKNOLOGI IN-SEASON
Lahan Kering ada MK : I & II sumber air Prima Agrihorti dan pengairan/pompa Rabani Agrihorti. Tek. Budidaya inseason (kapur, PB & Mulsa PHP) Mekanisasi /Alsintan, traktor, kultivator & pompa/fertigasi. Tek. Pasca Panen. (COLD STORAGE)
OFF-SEASON
C A B B AI A D LI A TB N A BA N W G TA AN N G
Dataran Rendah (0-500) M, DPL.
TIPOLOGI LAHAN
M ER
A
H
3) KARAKTERISTIK DAN KESESUIAN EKOSISTIM DAN INOVASI TEKNOLOGI CABAI RAWIT MERAH DI LOKASI UPSUS - 2015
Jenis tanah Alfisol atau Aluvial-Latosol.
MH.
Prima Agrihorti dan Rabani Agrihorti. Tek. Budidaya offseason (kapur, PB & Mulsa PHP) Mekanisasi /Alsintan, traktor, kultivator, pompa & fertigasi. Tek. Pasca Panen (COLD STORAGE)
Lahan Kering ada MK : I & II MH. sumber air Prima Agrihorti dan Prima Agrihorti dan pengairan/pompa Rabani Agrihorti. Rabani Agrihorti. Jenis tanah Tek. Budidaya in Tek. Budidaya offAlfisol atau season (kapur, PB season (kapur, PB & Latosol – & Mulsa PHP) Mulsa PHP) Andisol (bukan Mekanisasi Mekanisasi /Alsintan, PMK). /Alsintan/ traktor/kultivator/pompa & fertigasi. traktor/kultivator, & fertigasi. Tek. Pasca Panen (COLD STORAGE) Tek. Pasca Panen (COLD STORAGE) Untuk memenuhi pengembangan cabai off-season, BBSDLP mengidentifikasi terdapat beberapa lokasi/kabupaten potensial untuk pengembangan bawang di lokasi dimana pada saat off-seson di sentra bawang merah, tetapi lokasi tersebut masuk musim kering (MK).
U
PS
U
S
Dataran Medium/ Tinggi, (> 500 M, DPL.)
Program perbenihan dimaksudkan untuk membangun kemandirian penyediaan benih baik secara nasional maupun di setiap sentra produksi bawang merah
UPSUS
Tujuan ini terutama ditempuh melalui penguatan kelembagaan
Kegiatan: penyediaan benih sumber 92 ton, 11 gudang benih, 88 set alsin benih, Jambore varietas, peningkatan kemampuan penangkar/petugas
Target 17 Balai Benih Induk Provinsi 430.000 kg benih bawang merah
Pemurnian varietas di 32 provinsi masing-masing 1 Ha
Jaringan komunikasi antar penangkar
Pendampingan teknologi penangkar
Jumlah kelompok penangkar 131 tidak semua aktif
Pola distribusi benih BM ruwet tapi sudah terpetakan
44 kabupaten 149 Kelompok penangkar benih binaan
Gudang benih diberikan sebagai bantuan untuk penangkar yg sudah siap
Target 2016: 3000 ton benih bawang merah
Teknologi pasca panen didasarkan pada Berbagai opsi yang tampak pada pohon industri komoditas yang bersangkutan.
Sudah tersedia Berbagai teknologi untuk setiap tahapan pasca panen primer dan sekunder dari pohon industri bawang merah dan cabai.
Isu yang penting dalam aspek pasca panen bawang merah meliputi hal-hal susut bobot, pertunasan, dan kerusakan lainnya yang berpengaruh terhadap daya simpannya.
In-store drying yang direkomendasikan BB Litbang Pasca Panen sudah diaplikasikan di Keltan Tunas Harapan di Brebes dan dianggap lebih layak untuk diterapkan pada tingkat pelaku usaha tani Bawang merah umumnya daripada cool storage yang mahal baik biaya pengadaannya maupun biaya operasionalnya.
Penyimpanan di sentra pasar
PS
U
S
C A B B AI A D LI A TB N A BA N W G TA AN N G
M ER
A
H
U
IRIGASI •
Irigasi pada bawang dan cabai, memanfaatkan sumber air permukaan dan tanah dengan Berbagai cara distribusi seperti irigasi tetes dan irigasi sprinkle
•
Cara irigasi tetes (drip irrigation) bisa digabung dengan teknik fertigasi dengan berbagai tingkat kecanggihan .
UPSUS
PERAN BPTP Baru 6 BPTP yang disertakan sebagai Tim Pendamping UPSUS Bawang Merah dan Cabai. Perlu ditempuh langkah administrative agar 24 BPTP di provinsi UPSUS Bawang Merah dan Cabai yang belum termasuk sebagai Tim Pendamping itu bisa ditetapkan sebagai pendamping melalui penugasan oleh Menteri atau Kepala Badan Litbang berdasarkan permintaan dari Direktorat Jenderal Hortikultura. Perlu penetapan secara administrative internal BPTP dengan supervise BBP2TP tentang penugasan personal di BPTP yang bertanggung jawab pada pelaksanaan pendampingan UPSUS Bawang Merah dan Cabai ini. BPTP yang telah atau akan memperoleh penugasan dari Menteri/Kepala Badan perlu terlibat dalam mendampingi pemilihan CPCL agar sesuai dengan ekosistem yang paling sesuai untuk Bawang merah dan cabai ini mengacu pada Peta Kesesuaian Lahan yang sudah ada. UPBS BPTP bekerjasama dengan UPBS Balitsa untuk mendukung program kemandirian benih nasional dan kemandirian benih di sentra produksi bawang merah. Untuk 2016, perlu perencanaan termasuk pembiayaan yang cukup untuk fungsi pendampingan BPTP di daerah dengan rencana program UPSUS dengan target luas seperti Bima (2000 ha), Sulut (1000 ha), Enrekang, Sulsel (500 ha) dan lain-lain. Peningkatan kapasitas BPTP dalam Pengelolaan cabai dan Bawang merah diperlukan dalam mendukung pelaksanaan UPSUS. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui kerjasama BPTP dengan Balitsa Puslitbanghorti.
U
PS
U
S
M ER
C A B B AI A D LI A TB N A BA N W G TA AN N G
A
H
UPSUS
4) Lampiran-Lampiran ACUAN KESESUAIAN TEKNOLOGI BUDIDYAYA BAWANG MERAH DI LOKASI UPSUS 2015 Lokasi/Ekosistim/ Musim Tanam
Anjuran Teknologi Budidaya Tanaman
1.
Cirebon, Brebes, Bima & Tapin/ Ekosistim Dat. Rendah di Lahan sawah Irigasi, untuk musim kemarau (MK-1/2)
Sistim bedengan ( Lbr 1,2 – 1,5 m) dan Kedalaman parit lebih dari 60 cm ; Jarak Tanam 15 x 15/20 cm
M ER
A
H
No.
Pemupukan Dasar (2 – 5 t/ha pupuk organic/kompos, SP36 = 200-300 kg/ha + (100-200) kg KCl. Utk Tapin Kaptan (4-6 t/ha).
C A B B AI A D LI A TB N A BA N W G TA AN N G
Pemupukan susulan (10, 20 &30 Hst) = @ 100 kg urea + 150 kg ZA, dan pemupukan susulan-20 hst + 100 Kg NPK Mutiara (utama lahan Ultisol). Sistim Penyiraman dilakukan secara intensif setiap pagi kecuali pada pase awal ( 0-1 Hst) pagi dan sore, Pengendalian OPT berdasarkan sistim PHT (preventif & curative), penggunan peromon exi (20/ha). Alternatif (bila memungkinkan) menggunakan shadingnet. Panen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen sesuai tujuan produksi konsumsi atau untuk Benih
Majalengka, Sistim bedengan ( Lbr 100 cm), Kedalaman parit 30-40 Kuningan/Cirebon/ cm dan Jarak Tanam 15 x 15/20 cm Ekosistim Dataran Pengapuran dengan Kaptan/Dolomit sekitar 2 – 4 t/ha Rendah/Lahan Pemupukan Dasar (2 – 5 t/ha pupuk organic/kompos, SPKering/Musim 36 = 200-300 kg/ha, KCl =100-200 kg/ha. Hujan (off-season). Pemupukan susulan (10, 20 &30 Hst) = @ 100 kg urea + 150 kg ZA, dan pupuk susulan-2 (20 hst) = + 100 Kg NPK Mutiara untuk lahan Ultisiol.
U
PS
U
S
2.
Pemakaian mulsa plastic hitam perak (Untuk MH). Penyiraman dilakukan pagi untuk menurunkan embun apabila ada hujan malam hari, Pengendalian OPT berdasarkan sistim PHT (preventif & curative), + penggunaan peromon exi (20/ha) Panen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen sesuai tujuan produksi konsumsi atau untuk Benih.
UPSUS
Sistim bedengan ( Lbr 100 cm) dan Kedalaman parit 4050 cm Pengapuran dengan Kaptan/Dolomit sekitar 4 – 6 t/ha Pemupukan Dasar (2 – 5 t/ha pupuk organic/kompos, SP36 = 200-300 kg/ha, dan KCl = 100-200 kg/ha. Pemakaian mulsa plastic hitam perak (untuk MH).
H
Kota Waringin, dan Kubu Raya/ Palangkaraya/ Ekosistim Lahan Gambut Datataran Rendah/Musim Hujan (MH) & (MK- 2)
Penanam bibit bawang jarak tanam 15 x 15/20 cm.
A
3.
M ER
Pemupukan susulan (15 &30 Hst) = @ 100 kg urea + 150 kg ZA + 50 Kg KCl, + 100 Kg NPK Mutiara pada susulan ke 2.
C A B B AI A D LI A TB N A BA N W G TA AN N G
Penyiraman dilakukan pagi untuk menurunkan embun apabila ada hujan malam hari, Pengendalian OPT berdasarkan sistim PHT (Preventiv & Curative), penggunaan peromon exi 20/ha. Panen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen sesuai tujuan produksi konsumsi atau untuk Beniha
4.
Simalungun, Jeneponto dan Enrekang/Ekosistim Dataran MediumTinggi/Musim Hujam (offseason).
Sistim bedengan ( Lbr 100 cm) dan Kedalaman parit 3040 cm Pengapuran dengan Kaptan/Dolomit sekitar 2 – 4 t/ha Pemupukan Dasar (2 – 5 t/ha pupuk organic/kompos, SP36 = 200-300 kg/ha, dan KCl = 100-200 kg/ha. Pemakaian mulsa plastic hitam perak (Utk, MH). Penanaman benih bawang, Jarak Tanam 15 x 15/20 cm
U
PS
U
S
Pemupukan susulan (15 &30 Hst) = @ 100 kg urea + 150 kg ZA + 50 Kg KCl, + 100 Kg NPK Mutiara pada susulan ke 2.
Penyiraman dilakukan pagi untuk menurunkan embun apabila ada hujan malam hari, Pengendalian OPT berdasarkan sistim PHT (preventive & curative), dan penggunaan peromon exi. Panen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen sesuai tujuan produksi konsumsi atau untuk Benih
ekosistem dalam dikembangkan kesusesuaiannya dengan penerapan teknologi pengelolaan lahan deuai dengan kebutuhan tanaman.
UPSUS
ACUAN KESESUAIAN TEKNOLOGI BUDIDYAYA CABAI MERAH DI LOKASI UPSUS 2015
H
Teknologi Persemaian Cabai :
Persemaian : benih direndam dalam air hangat atau dalam larutan fungisida (Propamokarb hidroklorida 1 ml/liter) selama 30 menit
A
Bandung Barat & Garut / Ekosistim Dat. Rendah di Lahan sawah Irigasi, untuk musim kemarau (MK-1/2)
Persemaian disungkup dengan screen (kain sifon) Semaian disemprot dengan larutan induser daun bunga pagoda.
C A B B AI A D LI A TB N A BA N W G TA AN N G
1.
Anjuran Teknologi Budidaya Tanaman
M ER
No. Lokasi/Ekosistim/ Musim Tanam
Teknologi Budidaya Cabai:
Lakukan penanaman jagung sebagai border sekeliling areal pertanaman, sebulan sebelum transplanting cabai (4 baris keliling). Sistim bedengan ( Lbr 100 cm) dan dalam parit 30-40 cm Pengapuran dengan Kaptan/Dolomit sekitar 2 – 4 t/ha Pemupukan Dasar (30 t/ha pupuk organic/kompos yang difermentasi dengan Biotricho 15 kg/ha, dan NPK (1515-15) = 500-600 kg/ha) Pemakaian mulsa plastic hitam perak. Jarak Tanam 50 x 70 cm, dua baris tiap bedengan Pemupukan susulan dengan sistim cor/siram ke tanah mulai umur 30 Hst, setiap 10 hari sekali dengan dosis 2-4 g/liter air dengan volume cor 200 cc/tan.
U
PS
U
S
Penyiraman dilakukan sesuai keadaan pertanaman di lapangan. Pengendalian OPT berdasarkan sistim PHT (preventive & curative) Panen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen cabai untuk produksi konsumsi.