Analisis Kompetensi Kepala Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa Suatu Studi Di Desa Ritey Kecamatan Amurang Minahasa Selatan Rully Mambo Abstrak : fenomena umum menunjukkan bahwa para kepala desa umumnya tidak mempunyai kompotensi atau kemampuan yang memadai untuk dapat menggerakkan atau meningkatkan partisipasi masyarakat desa yang dipimpinnya dalam pembangunan desa. Tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis kompetensi kepala desa dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan didesa Ritey Kecamatan Amurang Timur. Penelitian ini dirancang sebagai suatu jenis penelitian deskriptif . Pengambilan informan/responden dalam penelitian ini menggunakan teknik puposive sampling atau pengambilan sampel bertujuan. demikian jumlah seluruh informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 48 orang. Hasil penelitian menunjukkan Kompetensi kepala desa Ritey untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa pada umumnya dapat dikatakan cukup tinggi. Kata Kunci : Kompetensi Kepala Desa, Partisipasi Masyarakat, Pembangunan
keterbatasan dana dan sumberdaya manusia yang terbatas untuk menjangkau daerah pedesaan secara keseluruhan, sehingga pembangunan desa sedapat mungkin harus direalisasikan dengan bantuan minimal dari pemerintah. Dengan kondisi seperti ini maka inisiatif dan partisipatif dan partisipasi masyarakat itu sendiri menjadi sangat penting dan menentukan keberhasilan pembangunan desa. Berbagai sumber menyatakan bahwa partisipasi masyarakat merupakan salah satu ciri yang menonjol dari pembangunan desa. Dalam hal ini partisipasi masyarakat dapat merupakan keluaran (output) dan juga merupakan masukan (input ) bagi pembangunan desa (Cohen dan Uphoff, 1977),bahkan merupakan masukan yang mutlak diperlukan bagi pemangunan desa (Mubyarto, 1984). Sebagai input pembangunan desa baik dalam tahap pengambilan keputusan atau tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi program pembangunan desa (Marzuki ,2004). Berdasarkan kenyataan dalam pelaksanaan pembangunan desa selama ini menunjukkan bahwa inisiatif dan parisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa mereka seringkali tidak terwujud sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut ada hubungannya dengan kelemahan-kelemahan
PENDAHULUAN Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat indonesia secara adil dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokrasi berdasarkan pancasila. Di era reformasi sekarang ini pembangunan nasional lebih diarahkan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan lahir batin,termasuk terpenuhinya rasa aman,rasa tentram,dan rasa keadilan serta terjaminnya kebebasan mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab bagi seluruh rakyat. Sebagian besar rakyat indonesia berada dan hidup di daerah pedesaan, sehingga itu arah kebijkan dan perencanaan pembangunan nasional banyak yang tertuju kepedesaan, dengan maksud utama untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang umumnya masih rendah. Pembangunan pedesaan dipercepat dalam rangka memberdayakan masyarakat terutama petani melalui penyediaan prasarana, pebangunan kelembagaan, penguasaan teknologi, dan pemanfaatan sumberdaya alam. Kenyataan selama ini menunjukkan bahwa suatu pembangunan secara besarbesaran dari masyarakat desa masih menemui kesulitan dan kendala yang disebabkan oleh 21
dan kekurangan pada masyarakat desa itu sendiri seperti kemiskinan,kurangnya pendidikan,pola pikir yang masih seringkali terikat pada tradisi lama,mentalitas yang lemah, dan lain-lain. Bryant dan white (1985) menyebutkan bahwa kemiskinan yang ada pada masyarakat desa di negara-negara sedang berkembang itu sendiri menurunkan kualitas dan melemahkan semangat serta kemampuan masyarakat desa untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa. Berbagai kelemahan dan kekurangan pada masyarakat desa di negara-negara sedang berkembang seperti yang disebutkan diatas masih dapat ditemui didesa Ritey Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan. Berdasarkan data prasurvey menunjukkan bahwa sebagian masyarakat desa ini hidup dalam keterbatasan baik dilihat dari segi ekonomi/pendapatan maupun dari segi pendidikan. Kondisi seperti ini dapat mempengaruhi tingkat partisipasi dalam pembangunan di desa. Untuk menggerakkan atau meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan, maka deperlukan peranan dari kepala desa sebagai pemimpin formal di desa. Seperti yang dilakukan oleh Arif Budiman (dalam tjokroamidjono, 1987), bahwa untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibutuhkan peranan dari pemimpin-pemimpin formal yang mendapatkan legalitas dan pemimpinpemimpin informal yang memiliki legitimitas. Namun fenomena umum menunjukkan bahwa para kepala desa umumnya tidak mempunyai kompotensi atau kemampuan yang memadai untuk dapat menggerakkan atau meningkatkan partisipasi masyarakat desa yang dipimpinnya dalam pembangunan desa. Para kepala desa umumnya berpendidikan formal yang rendah, tidak punya pelatihan-pelatihan ketrampilan yang memadai, dan kurang memiliki pengalaman yang cukup dibidang pemerintahan dan pembangunan. Rendahnya kompetensi kepala desa dalam menggerakkan partisipasi masyarakat desa dalam
pembangunan dapat menyebabkan tidak tergeraknya potensi-potensi pada masyarakat desa untuk kepentingan pembangunan desa. Bertolak dari beberapa permasalahan ataupun fenomena umum diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang kompetensi kepala desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Karena itu penelitian ini diberi judul “Analisis Kompetensi Kepala Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa : Suatu Studi Di Desa Ritey kecamatan Amurang Minhasa Selatan”. METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini dirancang sebagai suatu jenis penelitian deskriptif. Menurut Schlegel (dalam sugiono, 1992), penelitian deskriptif merupakan suatu penlitian yang bertujuan untuk mendapatkan dan menyampaikan faktafakta dengan jelas dan teliti. Sedangkan menurut Arikunto (2000), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena ; dalam hal ini penelitian hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu. Singkatnya, penelitian deskriptif ditujukan kepada pemecahan yang ada pada masa sekarang dan masalah aktual. Moleong (2006) mengatakan, bahwa penelitian deskriptif-kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian,secara holistik, dan dengan cara deskripsi pada suatu konteks khusus secara alamiah dan dengan memnfaatkan berbagai metode ilmiah. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian nonhipotesis, sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis (Arikunto,2000). Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak dilakukan pengujian suatu hipotesis.
22
B. Operasionalisasi Penelitian
yang data dari pemerintah di atas desa, khususnya dalam : (a)proses pengambilan keputusan program pembangunan desa, dan (b) dalam proses implementasi program pembangunan desa. Indikatornya adalah sebagai berikut Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan program pembangunan desa ialah keikutsertaan atau peran-serta masyarakat dalam proses penatapan dan perencanaan program-program pembangunan desa mereka. Partisipasi masyarakat dalam proses implementasi program pembangunan desa ialah keikutsertaan atau peran-serta masyarakat desa dalam proses pelaksanaan atau merealisasikan keputusan-keputusan program pembangunan desa yang sudah ditetapkan bersama didesa maupun program yang datang dari pemerintah di atas desa.
Variabel/Fokus
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka variabel atau fokus penelitian ini ialah “kompetensi kepala desa “, dan “partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa “. Berdasarkan definisi konsepsional yang telah dikemukakan dalam uraian tinjauan pustaka, maka disusun definisi operasional dari variabel atau fokus penelitian tersebut sebagai berikut : 1. Kompetensi kepala desa, didefinisikan sebagai kemampuan kepala desa dalam menghimpun, menggerakkan dan mengarahkan potensi-potensi dalam masyarakat desa yang dipimpinnya untuk kepentingan pembangunan desa. Kompetensi kepala desa tersebut dilihat/diamati dari indikator sebagai berikut : Kemampuan pengetahuan, dilihat dari luasnya pengetahuan kepala desa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan dan pembangunan, Kemampuan ketrampilan/keahlian,dilihat dari kemampuan kepala desa dalam mengelolah pembangunan desa (menyusun program, membuat perencaan program, merancang implementasi program, mengawasi dan mengevaluasi program), Kemampuan manajerial, dilihat dari kemampuan kepala desa dalam memimpi dan menggerakkan bawahan/perangkat desa dan masyarakat, Kemampuan interpersonal, dilihat dari kemampuan kepala desa dalam mengambil keputusan, berintegrasi dengan masyarakat, berkomunikasi dengan masyarakat, memotivasi dan melakukan persuasi terhadap masyarakatnya. 2. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, didefinisikan sebagai keikutsertaan masyarakat dalam proses pembangunan didesa mereka, baik program pembangunan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh masyarakat desa sendiri maupun program pembangunan
C. Jenis dan Sumber Data/Informan Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari para responden/informan yang ditetapkan, sedangkan data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Pengambilan informan/responden dalam penelitian ini menggunakan teknik puposive sampling atau pengambilan sampel bertujuan. Adapun yang dijadikan sumber data (reponden/informan) terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu : (1) Aparat pemerintahan desa Ritey, yaitu sebanyak 18 orang ; (2) warga masyarakat desa Ritey, yaitu sebanyak 30 orang yang diambil dari berbagai elemen/unsur dalam masyarakat desa seperti tokoh masyarakat, pemuka agama, unsur pemuda, unsur wanita, dan unsur organisasi masyarakat yang ada di desa Ritey. Dengan demikian jumlah seluruh informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 48 orang.
23
bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Hasil analisa data memperlihatkan tingkat kompetensi atau kemampuan pengetahuan kepala desa Ritey berkaitan dengan bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang dapat dejelaskan sebagai berikut : Hasil perhitungan rata-rata menunjukkan sebanyak 20,8% responden menilai kemampuan pengetahuan kepala desa dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan berada pada kategori “tinggi” , kemudian 56,3% menilai pada kategori “sedang”, dan sisanya 22,9% menilai pada kategori “rendah”. Hasil analisis kemampuan pengetahuan kepala desa Ritey tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar atau lebih dari 56% responden telah memberi penilaian atau pendapatannya yaitu berada pada kategori “sedang” dan bahkan ada 20,8% yang menilai berada pada kategori “tinggi” , sementara menilai pada kategori “rendah” hanya tidak sampai 23%. Ini dapat memberikan indikasi bahwa kompetensi kepala desa Ritey dilihat dari aspek kemampuan pengetahuan mengenai halhal yang berkaitan dengan bidang pemerintahan , pembangunan , dan kemasyarakatan dapat dikatakan berada pada kategori cukup tinggi. a. Kompetensi/kemampuan keterampilan dan keahlian. Kemampuan ketrampilan/keahlian kepala desa, dilihat dari kemampuan dalam mengelolah pembangunan desa yaitu menyusun program, membuat perencanaan program , merancang implementasi program , mengawasi dan mengevaluasi program. Hasil tabulasi data mengenai kopetensi atau kemampuan ketrampilan/ keahlian kepala desa Ritey dalam mengelola pembangunan. Hasil analisis data memberikan gambaran tentang tingkat kompetensi kepala desa Ritey dilihat dari aspek
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data. Data primer dan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulan dengan menggunankan instrumen dan teknik atau cara-cara sebagai berikut : Wawancara (interview), Studi dokumentasi, Observasi. E. Teknik analisis data Data yang terkumpul dalam penelitian ini diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif (arikunto,2000;Moleong,2006),dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Pengelolahan data yang meliputi : 1) Reduksi data, yaitu mengidentifikasi satuan (unit) data dan kemudian membuat koding data. 2) Kategorisasi data, yaitu memilah-milah setiap satuan (unit) data kedalam kategori-kategori. b. Analisis dan interpretasi data, dilakukan dengan (dua) cara : 1) Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. 2) Data yang bersifat kuantitatif diklasifikasikan menurut kategori, dijumlahkan dan dihitung presentasenya, kemudian disederhanakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi atau tabel presentase dan selanjutnya ditafsirkan kembali dengan kalimat yang bersifat kualitatif. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN.
DAN
A. Hasil Analisis Data dan Pembahasan 1. Kompetensi/kemampuan pengetahuan. Kompetensi atau kemampuan pengetahuan kepala desa dilihat dari luasnya pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemerintah dan pembangunan, dan masyarakat. Hasil tabulasi data mengenai kemampuan pengetahuan kepala desa Ritey dalam hal
24
b.
pada kategori “sedang” , dan sisanya 14,6% menilai pada kategori “rendah” . Hasil analisis ini memberikan gambaran bahwa lebih dari separuh responden menilai kemampuan manajerial kepala desa Ritey berada pada kategori sedang, kemudian sekitar 29% menilai sedang, dan hampir 21% menilai rendah. Ini dapat memberikan indikasi bahwa kemampuan manajerial kepala desa Ritey khususnya dalam memimpin dan menggerakkan perangkat desa, lembaga-lembaga masyarakat desa , dan warga masyarakat desa untuk kepentingan pembangunan desa dapat dikatakan cukup tinggi. c. Kompetensi/kemampuan interpersonal Kompetensi atau kemampuan interpersonal kepala desa, dilihat dari kemampuan dalam mengambil keputusan, berintegrasi dengan masyarakat , berkomunikasi dengan masyarakat , memotivasi dan melakukan persuasi terhadap masyarakatnya dalam rangka kepentingan pembangunan desa. Hasil analisis data memberikan gambaran tentang tingkat komptensi kepala desa Ritey dilihat dari aspek kemampuan interpersonal , yaitu kemampuan mengambil keputusan berkenaan dengam pembangunan desa, kemampun berintegrasi dengan masyarakat , kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat, dan kemampuan memotivasi dan melakukan persuasi kepada masyarakat untuk kepentingan pembangunan desa. Hasil perhitungan rata-rata untuk keseluruhan aspek kemampuan interpersonal kepala desa Ritey menunjukkan sebanyak 22,9% responden menilai berada pada kategori “tinggi”, kemudian 60,4% menilai pada kategori “sedang” , dan dan sisanya 16,7% menilai pada
kemampuan keterampilan dan keahlian/ kecakapan dalam mengelola pembangunan desa yaitu menyusun program , membuat prencanaan program, merancang implementasi program , mengawasi pelaksanaan program , serta menilai dan mengevaluasi program. Perhitungan rata-rata untuk keseluruhan aspek kemampuan keterampilan mengelolahan pembangunan desa tersebut menunjukkan sebanyak 22,9% responden menilai berada pada kategori “tinggi” , kemudian 58,3% menilai pada kategori “sedang”, dan sisanya 18,8% menilai pada kategori “rendah”. Hasil analisis kemampuan keterampilan/kecakapan kepala desa Ritey dalam mengelolah pembangunan desa tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar atau lebih dari 58% responden telah memberi penilaian atau pendapatannya yaitu berada pada kategori “sedang” dan bahkan hampir 23% yang menilai berada pada kategori “tinggi”, sementara yang menilai pada kategori “rendah tidak sampai 18%. Ini dapat memberikan indikasi bahwa kompetensi kepala desa Ritey dilihat dari aspek kemampuan keterampilan mengelolah pembangunan desa dapat dikatakan berada pada kategori cukup tinggi. Kompetensi/kemampuan manajerial Kompetensi/kemampuan manajerial kepala desa dilihat dari kemampuan dalam memimpin dan menggerakkan bawahan / perangkat desa , lembagalembaga masyarakat desa dan warga masyarakat desa dalam rangka kepentingan pembangunan desa. Hasil perhitungan rata-rata pada semua aspek kemampuan manajerial ini menunjukkan sebanyak 31,3% responden menilai pada kategori “tinggi”, kemudian 52,1% menilai 25
ktegori “rendah”. Hasil analisis ini jelas memeperlibatkan bahwa responden pada umumnya yaitu lebih dari 60% menilai kemampuan interpersonal kepala desa Ritey berada pada kategori sedang dan bahkan ada sekitar 22% lenih menilai pada kategori tinggi, sementara yang menilai pada kategori “renah kurang dari 15%”. Ini dapat memeberikan indikasi bahwa kompetensi kepala desa Ritey dilihat dari aspek kemampuan interpersonal dapat dikatakan berada pada kategori cukup tinggi. 2. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa a. Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan program pembangunan desa Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan program pembangunan desa didefinisikan secara operasional sebagai keikutsertaan atau peran serta masyarakat dalam proses penetapan dan perencanaan programprogram pembangunan desa mereka. Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan atau penetapan dan perencanaan program pembangunan desa tersebut dilihat dari tiga indikator yaitu : (1) keikutsertaan masyarakat dalam pertemuan atau rapat-rapat masyarakat desa yang membicarakan rencana program pembangunan desa yang akan dilaksanakan oleh masyarakat desa ataupun yang akan di usulkan kepada pemerintah ; (2) keikutsertaan atau peranserta masyarakat dalam memberikan ideide,saran, usul dan pendapatan tentang program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat desa ataupun yang akan diusulkan kepada pemerintah ; dan (3) keikutsertaan atau peran-serta dalam permufakatan menyetujui atau menolak keputusan program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri
ataupun yang akan diusulkan kepada pemerintah. Selanjutnya , hasil perhitungan rata-rata secara keseluruhan indikator partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan program pembangunan desa menunjukkan ada sebanyak 25% yang menilai pada kategori “tinggi”, kemudian 45,8% yang menilai pada kategori “sedang”, dan sisanya 29,2% yang menilai pada kategori “rendah ”. Dari hasil analisa ini dapat dilihat bahwa tanggapan masyarakat/responden tentang tingkat partisipasi masyarakat desa Ritey dalam proses pengambilan keputusan penetapan rencana program pembangunan desa baik yang akan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri maupun yang akan diusulkan kepala pemerintah, ternyata bervariasi namun yang lebih banyak ialah yang berpendapat berada pada kategori “sedang” berpartisipasi yaitu lebih 45% atau hampir 46% ;kemudian yang menilai tinggi juga cukup banyak yaitu sebanyak 25% dari responden yang diwawancarai. Namun demikian yang menilai tinggi partisipasi rendah juga cukup banyak yaitu sekitar 29%. Ini dapat memberikan gambaran bahwa partisipasi atau keikutsertaan dalam proses pengambilan keputusan program pembangunan desa ternyata sudah dapat dilakukan oleh sebagian masyarakat desa dengan tingkat keikutsertaan antara sedang sampai rendah, namun sebagian lainnya belum melakukannya secara maksimal. b. Partisipasi Masyarakat Dalam Implementasi Program Pembangunan Desa Partisipasi masyarakat dalam implementasi program pembangunan desa didefinisikan secara operasional sebagai tingkat keikutsertaan atau peran-serta masyarakat desa baik program yang ditetapkan oleh masyarakat sendiri maupun program yang datang dari pemerintah.
26
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Ritey kecamatan Amurang Timur dalam proses implementasi program pembangunan desa dilihat dari indikator-indikator yang digunakan, ternyata bervariasi namun yang lebih dominan adalah yang menilai pada kategori “sedang” yaitu sekitar 41% sampai 50% dari jumlah responden, kemudian yang juga cukup banyak ialah yang menilai tinggi yaitu sekitar 33% sampai 39% dari responden yang diwawancarai, dan paling sedikit ialah yang menilai “rendah” yaitu hanya sekitar 10% dampai 22% dari jumlah responden yang di wawancarai. Hasil perhitungan rata-rata untuk keseluruhan item indikator partisipasi masyarakat dalam proses implementasi program pembangunan desa, juga menunjukkan sebagian besar (45,8%) yang menilai pada kategori “sedang ”, dan 35,4% menilai pada kategori “tinggi” sedankan yang menilai pada kategori “rendah” hanya 18,8%. Ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi desa Ritey kecamatan Amurang Timur dalam proses implementasi program pembangunan desa sebagian besar sudah cukup tinggi sampai tinggi, namun masih ada juga sebagian kecil masyarakat yang tingkat partisipasinya terkategori rendah. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis tentang kompetensi kepala desa Ritey kecamatan Amurang Timur untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kompetensi kepala desa Ritey untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa pada umumnya dapat dikatakan “cukup tinggi” dilihat dari indikator-indikator yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu : (a) kompetensi / kemampuan pengetahuan (tentang bidang pemerintahan
desa,pembangunan desa, dan kemasyarakatan); (b) kompetensi/ kemampuan keterampilan dan keahlian / kecakapan dalam mengelolah pembangunan desa (menyusun program,membuat perencanaan program,melakukan pengawasan pelaksanaan program,dan melakukan penilaian dan evaluasi program); (c) kompetensi/kemampuan manajerial (memimpin dan menggerakkan bawahan/perangkat desa,lembagalembaga masyarakat desa, dan warga masyarakat desa); (d) kompetensi/kemampuan interpersonal (mengambil keputusan , berintegrasi dengan masyarakat , berkomunikasi dengan masyarakat ,memotivasi dan melakukan persuasi terhadap masyarakat). 2. Partisipasi masyarakat desa Ritey dalam proses pembangunan dea pada umumnya dapat dikatakan “cukup tinggi” dilihat dari indikator yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu: (a) partisipasi dalam proses pengambilan keputusan program pembangunan desa , dan (b) partisipasi dalam implementasi program pembangunan desa. Namun demikian yang lebih menonjol adalah partisispasi dalam proses implementasi program pembangunan . 3. Berdasarkan kesimpulan hasil analisis tersebut maka dapatlah dinyatakan bahwa kompetensi kepala desa turut menentukan partisipasi masyarakat desa dalam proses pebangunan desa. B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dapatlah dikemukakan beberapa saran kepala pihak-pihak yang berkompeten atau yang terkait, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk menggerakkan atau meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa maka diperlukan kompetensi keterampilam/keahlian , kompetensi manajerial , dan kompetensi 27
interpersonal . Untuk itu, kepala desa harus diberikan pendidikan dn pelatihan yang cukup berkaitan dengan bidang pemerintahan dan pembangunan , serta keteramplan-keterampilan lain yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas. 2. Pendidikan formal turut menentukan kompetensi kepala desa untuk menggerakkan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Untuk itu,kepala desa harus berpendidikan formal yang memadai yaitu minimal harus tamat SLTA. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi, 2000, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Rineka Cipta. Bryant Coralia Dan Louise White, 1985, Manajemen Pembangunan Untuk Negara-Negara Berkembang, Terjemahan ,Jakarta,LP3ES. Cohen ,Jhon Dan Norman Uphoff,1977, Rural Developement Participation,Cornnel University Press. Marzuki Muhammad,2004,Pendekatan Dan Proses Pembangunan Partisipatif,Modul PKM,Jakarta,Departemen Dalam Negeri. Mubyarto,1984,Strategi Pembangunan Pedesaan ,Yogyakarta,P3PK-UGM. Tjokroamidjojo Bintoro,1987,Pengantar Administrasi Pembangunan,jakarta ,LP3ES.
28