GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk Tuhan yang sangat kompleks, dimana secara hirarki penciptaan manusia dilatarbelakangi adanya asal usul manusia sebagai mahluk yang mempunyai jiwa, fisik, yang mana keduanya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Van den Daele ada dua proses perubahan yang saling terjadi secara bersamaan selama kehidupan manusia itu berlangsung, yaitu proses perkembangan dan perubahan yang mendasar dari pengaruh internalisasi dan eksternalisasi pada manusia itu sendiri. Kesadaran untuk merubah dirinya sendiri merupakan hal yang terpenting dalam pembangunan manusia yang
secara
sederhana
dapat
dikatakan
sebagai
bentuk
partisipasi masyarakat atau gotong royong untuk memperbaiki kehidupannya, yang secara sederhana kondisi pembanguan manusia dapat dinilai dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Namun perlu disadari bahwa investasi pembangunan dalam rangka pembangunan manusia hasilnya tidak instant langsung berdampak,
investasi
pembangunan
manusia
memang
merupakan pembangunan jangka panjang. Ada kerancuan antara konsep pembangunan manusia dan Indeks Pembangunan Manusia. Pemahaman yang berkembang tentang IPM, IPM dilihat sebagai indeks, bukan sebagai alat ukur untuk mengukur kinerja komprehensif dari pembangunan manusia.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
17
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
Kemajuan pembangunan manusia sesungguhnya ditujukan untuk manusia dan oleh manusia. Partisipasi/gotong royong akan mempercepat
proses
pembangunan
manusia.
Dengan
partisipasi/gotong royong merupakan modal sosial yang tinggi, masyarakat akan lebih mudah menyelesaikan berbagai problem kolektif yang mereka hadapi. Partisipasi/gotong royong akan memberikan
energi
kolektif
untuk
dapat
mendorong
roda
perubahan yang cepat di tengah masyarakat dan memperluas kesadaran bersama bahwa banyak jalan yang bisa dilakukan oleh setiap anggota kelompok untuk memperbaiki kesejahteraan dan mutu kehidupan secara bersama-sama serta bertanggung jawab atas kenyamanan, kebersihan, dan keamanan lingkungan tempat tinggalnya. Mereka akan memiliki daya tangkal yang tinggi terhadap berbagai gangguan dan dampaknya akan lebih aman dari berbagai tindak kriminalitas. Pada
bahasan
berikut
disajikan
beberapa
karakteristik
pembangunan manusia yang mencakup kondisi penduduk dan rumahtangga di Kabupaten Subang secara sederhana dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Subang, sehingga dapat memunculkan upaya yang lebih kuat dari berbagai
komponen
masyarakat
Kabupaten
Subang
untuk
melakukan perbaikan ke depan terhadap berbagai indikator pembangunan
dasar,
seperti
kesehatan,
pendidikan
dan
kemampuan daya beli. Kabupaten Subang berada di sebelah utara Jawa Barat, mempunyai Kabupaten
potensi Subang
pegunungan,
geografis terdiri
pedataran
dari dan
yang tiga
cukup
tinggi.
tofologi
pantai.
Hal
Wilayah
wilayah, ini
yaitu
menjadikan
Kabupaten Subang memiliki penduduk yang mempunyai adat istiadat, karakter, dan permasalahan yang berbeda. IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
18
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
Jumlah penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 mencapai 1.465.157 orang, dengan rincian 739.923 laki-laki dan 725.234 perempuan dengan sex ratio 102.
Laju Pertumbuhan
Penduduk (LPP) Kabupaten Subang antar sensus Tahun 2000-2010 mencapai
0,97
persen.
Kabupaten
Subang
pertumbuhan
penduduknya masih relatif rendah, merupakan indikasi bahwa Kabupaten Subang bukan merupakan daerah tujuan urbanisasi. Kebijakan pemerintah yang memposisikan Kabupaten Subang sebagai salah satu lumbung padi Jawa Barat, juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk serta kepadatan penduduk di wilayah ini. Penduduk
berjumlah
besar
sekaligus
berkualitas
merupakan modal pelaksanaan pembangunan dan potensi bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Namun penduduk yang
berjumlah
besar
tanpa
diupayakan
pengembangan
kualitasnya akan menjadi beban bagi pembangunan yang seharusnya dinikmati oleh keseluruhan penduduk tersebut. Penduduk, baik yang menetap maupun penduduk komuter pada dasarnya hidup dan berinteraksi mulai dalam masing-masing kelompoknya, dan pada akhirya bersosialisasi dengan lingkungan dan berinteraksi dengan kelompok-kelompok lainnya. Namun demikian, pada dasarnya setiap penduduk akan lebih banyak berinteraksi dengan penduduk lain baik menurut kelompok etnis, kelompok budaya, kelompok kepentingan, kelompok profesi, dan sebagainya. Menghadapi
kondisi
demikian,
maka
pembangunan
sumberdaya manusia harus dilakukan melalui pendekatan kultural yang dimulai dari kelompok-kelompok yang ada. Hal demikian dimaksudkan untuk mendorong pembentukan norma dan nilai tradisi yang bersifat “guyub”, dimana pada gilirannya dapat
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
19
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
mendorong perwujudan masyarakat madani, yang merupakan landasan bagi tercapainya sasaran untuk mewujudkan kerangka dasar yang mantap bagi kehidupan warga Kabupaten Subang. Untuk mendorong tercapainya sasaran tersebut, dalam Program
Pembangunan
Daerah
Kabupaten
Subang
telah
digariskan berbagai program yang terkait dengan pembangunan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk diimplementasikan dalam pembangunan daerah pada setiap tahunnya. Dalam rencana Pembangunan Tahunan Kabupaten Subang mendatang, program-program yang harus terkandung dalam masing-masing program pada bidang pembangunan kualitas sumber daya manusia antara lain dengan pengendalian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
3.2. Kependudukan Tiga
hal
pokok
yang
merupakan
komponen
utama
terbentuknya suatu negara adalah : penduduk, wilayah dan pemerintahan. Tiga hal pokok tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya. Mustahil suatu negara akan terbentuk apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut dihilangkan. Karakteristik yang paling mewakili dalam menentukan gambaran suatu wilayah adalah masalah kependudukan. karena penduduk sebagai suatu subyek pokok suatu wilayah merupakan
komponen yang selalu
mengalami perkembangan (dinamic component) dari waktu ke waktu.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
20
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Subang Tahun 2000-2010-2011 Komponen
SP2000
SP2010
2011
[1]
[2]
[3]
[4]
Penduduk
1 329 838
1 465 157
1 492 144
LPP
1.01
0.97
1.84
Kepadatan
648
714
727
Sumber : Sensus Penduduk (SP) dan Survei IPM 2011
Penduduk Kabupaten Subang pada tahun 2011 ini berjumlah 1.492.144 orang, dengan rincian 754.705 laki-laki dan 737.439 perempuan dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1.84 persen, sedangkan Laju Pertumbuhan Penduduk antar Sensus (SP2000SP2010) rata rata pertahun sebesar 0,97 persen. Dengan luas Kabupaten Subang sebesar 2051,76 km2, maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Subang pada tahun 2011 mencapai 727 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk selalu dipengaruhi oleh faktor tingkat kelahiran/kematian dan tingkat urbanisasi. Di sini perlu mendapat perhatian untuk menekan laju urbanisasi ke wilayah Kabupaten Subang, guna menghindari kepadatan penduduk yang semakin tinggi, karena kepadatan ini akan menimbulkan masalah sosial yang komplek. 3.3. Pendidikan Pendidikan merupakan modal dasar pembangunan. karena pelaksanaan pembangunan tidak cukup mengandalkan kepada sumber daya alam (SDA) saja, tetapi juga harus meningkatkan sumber daya manusianya (SDM). Suatu wilayah yang mempunyai IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
21
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
kepadatan yang tinggi tanpa dibarengi dengan mutu SDM yang tinggi maka akan menimbulkan kerawanan sosial atau bahkan penduduk tersebut akan menjadi beban pembangunan. Jalur yang paling realistis untuk meningkatkan SDM adalah jalur pendidikan. Sejak tahun 1994 Pemerintah telah melakukan kebijakan untuk perbaikan dunia pendidikan yaitu dengan dicanangkannya Program Wajib Belajar sembilan tahun. Tentunya hal tersebut merupakan hal yang menggembirakan karena kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang setinggi – tingginya bagi seluruh rakyat semakin terbuka. Perkembangan mutu pendidikan penduduk Kabupaten Subang salah satunya dapat dilihat dari kemampuan baca/tulis, pendidikan yang ditamatkan dan lain-lain. Tabel 3.2. Jumlah dan Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Kabupaten Subang Menurut Jenis Kelamin dan Kepandaian Membaca Dan Menulis Tahun 2011
Dapat Membaca dan Menulis
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Huruf Latin
581 801
93.83
527 176
86.40
1 108 977
90.14
Huruf Lainnya
1 266
0.20
2 900
0.48
4 166
0.34
Tidak Dapat
36 981
5.97
80 112
13.12
117 093
9.52
Sumber : Survei IPM 2011
Dari hasil survei IPM tahun 2011 dapat diperoleh gambaran bahwa penduduk 10 tahun ke atas di kabupaten Subang yang IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
22
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
dapat membaca dan menulis huruf latin sebesar 90.14 persen, huruf lainnya 0.34 persen, sedangkan yang tidak dapat membaca dan menulis sebesar 9.52 persen seperti terlihat pada tabel 3.2. Bila dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan tabel 3.3 penduduk Kabupaten Subang masih terbesar di tamatan SD/MI sebesar 41.29 persen, SLP/MTs sederajat 18.12 persen.
Tabel 3.3. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Kabupaten Subang Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2011
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
[1]
[2]
[3]
[4]
Tidak/Belum Pernah Sekolah
7.69
13.83
10.74
Tidak/Belum Tamat SD
13.35
14.11
13.73
SD/MI
41.32
41.25
41.29
SLTP/MTSn Sederajat
18.53
17.71
18.12
SLTA Sederajat
14.13
9.87
12.01
SM Kejuruan
1.84
0.79
1.32
D1/D2
0.47
0.52
0.49
D3/Sarmud
0.65
0.62
0.64
D4/S1 Keatas
2.02
1.30
1.66
100.00
100.00
100.00
Jumlah Sumber : SP 2010
3.4. Ketenagakerjaan Konsep usia kerja yang dipakai disini adalah 10 tahun ke atas, walaupun kadang untuk hal-hal tertentu dipakai usia 15 tahun ke IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
23
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
atas. Penduduk usia kerja dibagi kedalam angkatan kerja dan bukan
angkatan
kerja,
dimana
angkatan
kerja
itu
sendiri
dibedakan lagi menjadi penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan. Sejalan
dengan
pertambahan
penduduk
yang
terus
meningkat setiap tahunnya, secara otomatis angkatan kerja pun terus meningkat. Pertambahan tersebut seharusnya diimbangi dengan penciptaan lapangan kerja baru. Namun hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena berbagai faktor yang merupakan kendala dalam penciptaan lapangan kerja baru. Tentunya yang menjadi fokus perhatian adalah penduduk usia kerja yang masuk kategori angkatan kerja, karena kelompok ini memiliki sensitivitas yang cukup tinggi terhadap pasar tenaga kerja. Perubahan yang terjadi pada kelompok ini akan mempengaruhi sisi permintaan (demand) dan penawaran (supply) tenaga kerja. Tiga golongan lain (sekolah,mengurus rumahtangga dan lainnya), yang secara ekonomis tidak aktif, dikategorikan sebagai bukan angkatan kerja (non economically active population).
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
24
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
Bagan Ketenagakerjaan Menurut Konsep BPS PENDUDUK
PENDUDUK Usia diatas 10 tahun
PENDUDUK Usia dibawah 10 tahun
BUKAN ANGKATAN KERJA
ANGKATAN KERJA
BEKERJA
MENCARI PEKERJAAN SEKOLAH
MENGURUS RUMAH TANGGA
LAINNYA
Sumber : BPS, Pedoman Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
25
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
Gambaran umum tentang ketenagakerjaan di Kabupaten Subang, baik tentang keadaan angkatan kerja maupun lapangan usaha yang diserap oleh penduduk Kabupaten Subang dapat dilihat pada tabel 3.4. dan tabel 3.5.
Tabel 3.4. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Dirinci Menurut Jenis Kelamin Dan Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu di Kabupaten Subang Tahun 2011
Kegiatan Utama Seminngu yang Lalu
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
[1]
[2]
[3]
[4]
Angkatan Kerja :
78.34
41.57
60.10
Bekerja
95.95
92.09
94.62
Mencari Pekerjaan
4.05
7.91
5.38
Bukan Angkatan Kerja :
21.66
58.43
39.90
Sekolah
71.83
25.09
37.88
9.63
72.56
55.34
Lainnya
18.54
2.35
6.78
Jumlah
100.00
100.00
100.00
Mengurus Rumah Tangga
Sumber : Survei IPM 2011.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
26
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
Tabel 3.5. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Usaha Utama Di kabupaten Subang Tahun 2011
Lapangan Usaha Utama
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
[1]
[2]
[3]
[4]
47.47
43.43
45.61
Pertambangan & Penggalian
0.29
0.00
0.15
Industri
6.70
12.91
9.78
Listrik, Gas dan Air
0.12
0.00
0.06
Kontruksi
8.48
0.27
4.40
18.39
32.09
25.19
Angkutan & Komunikasi
6.50
0.36
3.45
Keuangan
0.47
0.08
0.27
10.26
10.05
10.16
1.03
0.81
0.93
100.00
100.00
100.00
Pertanian
Perdagangan
Jasa Lainnya Jumlah Sumber : Survei IPM 2011
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
27
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
3.5.
Konsumsi/Pengeluaran Informasi
lain
yang
mendukung
untuk
memberikan
gambaran umum tentang Kabupaten Subang adalah pola konsumsi/pengeluaran
penduduk.
Dibandingkan
pendekatan
melalui pendapatan rumah tangga, pola konsumsi/pengeluaran ini lebih mudah dilaksanakan di lapangan mengingat beberapa alasan : -
Pengeluaran
merupakan
aktivitas
sehari-hari
penduduk,
sehingga pertanyaan tentang berapa uang yang dikeluarkan untuk makanan, minuman, perumahan, biaya anak, dan lainlain menjadi lebih dimengerti oleh penduduk. -
Pengeluaran merupakan gambaran nyata keadaan ekonomi rumahtangga yang bersangkutan. Sedangkan
untuk
mendapatkan
informasi
langsung
pendapatan rumah tangga cenderung lebih susah karena selain rumah
tangga
yang
bersangkutan
ketakutan
kalau
ada
hubungannnya dengan pajak, juga sebagian besar masyarakat kadang masih menganggap tabu untuk mengungkapkan data pendapatan rumah tangganya. Oleh karena itu analisis pola pengeluaran/konsumsi rumah tangga
berarti
sekaligus
mencerminkan
pendapatan
rumah
tangga yang bersangkutan. Bila dilihat dari tabel 3.6 dapat tergambar
bahwa
pola
pengeluaran
konsumsi
penduduk
kabupaten subang 2 tahun terakhir masih di konsumsi makanan sebesar 63,51 persen, dan untuk konsumsi tembakau cukup tinggi sebesar 15,78 persen diatas konsumsi Ikan, daging, telur dll.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
28
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG Tabel 3.6. Nilai dan Persentase Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Jenis Komiditi Di kabupaten Subang Tahun 2010-2011 Rupiah/orang/bulan Tahun No.
2010
Jenis Komoditi
[1]
[2]
1
Padi-padian
2
Umbi-umbian
3
Ikan
4
Daging
5 6 7
2011
Nilai
%
Nilai
%
[3]
[4]
[5]
[5]
50 182
11,53
74 387
24,79
831
0,19
1 410
0,47
12 478
2,87
16 585
5,53
6 179
1,42
9 684
3,23
Telur dan Susu
12 594
2,89
17 020
5,67
Sayuran
10 256
2,36
13 304
4,43
Kacang-kacangan
6 847
1,57
9 300
3,10
8
Buah-buahan
6 831
1,57
9 111
3,04
9
Minyak dan Lemak
6 610
1,52
10 029
3,34
10
Bahan Minuman
7 743
1,78
12 494
4,16
11
Bumbu-bumbuan
5 661
1,30
7 580
2,53
12
Bahan Makanan Lainnya
7 918
1,82
9 820
3,27
13
Makanan/Minuman Jadi
86 096
19,78
62 017
20,66
14
Tembakau dan Sirih
37 743
8,67
47 370
15,78
257 969
59,29
300 111
63,51
Konsumsi Makanan 1
Perumahan
86 354
19,85
96 267
55,82
2
Aneka Barang Dan Jasa
50 254
11,55
54 198
31,43
3
Pakaian, Alas kaki
12 929
2,97
10 941
6,34
4
Barang Tahan lama
18 783
4,32
5 443
3,16
5
Pajak dan Asuransi
4 026
0,93
4 329
2,51
6
Keperluan Pesta & Upacara
4 780
1,10
1 283
0,74
Konsumsi Non Makanan
177 126
40,71
172 461
36,49
100,00
472 572
100,00
Konsumsi Per Kapita 435096 sebulan Sumber : Susenas 2010, Survei IPM 2011
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
29
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
3.6.
Kesehatan Mewujudkan masyarakat yang sehat, tanpa membedakan
jenis kelamin laki-laki atau perempuan merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional. Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa “Pembangunan Kesehatan bertujuan
untuk
meningkatkan
kesadaran,
kemauan
dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal”. (Profil Kesehatan Indonesia, ’98:1).
Adanya
keterbatasan
dana,
sarana,
dan
prasarana
pemerintah, dalam pelaksanaannya, pembangunan kesehatan disusun berdasarkan prioritas-prioritas utama yang akan dicapai. Karena itu hasilnya mungkin tidak dapat dirasakan secara merata oleh semua lapisan masyarakat. Pada
tabel
3.7
terlihat
persentase
penduduk
yang
mengalami keluhan kesehatan menurut jenis keluhan Tabel 3.7. Persentase Penduduk di Kabupaten Subang Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Utama Menurut Jenis keluhan Kesehatan Tahun 2010 – 2011 2010
2011
Jenis Keluhan Kesehatan
L
P
L +P
L
P
L +P
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Panas
9,47
8,12
8,81
8,56
8,32
8,44
Batuk
9,44
8,86
9,15
12,30
13,02
12,66
Pilek
10,18
9,98
10,08
10,58
12,45
11,51
Asma/Nafas Sesak
1,01
1,20
1,11
1,28
1,10
1,19
Diare/Buang Air
0,72
1,23
0,97
1,16
1,11
1,13
Sakit Kepala
1,46
3,21
2,32
2,98
4,31
3,63
Sakit Gigi
0,99
1,20
1,09
1,04
1,60
1,32
Lainnya
9,89
12,64
11,24
6,79
8,33
7,55
Sumber : Susenas 2010, Survei IPM 2011 IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
30
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
Penyuluhan kesehatan yang rutin dan tepat sasaran mungkin akan merubah pola pikir masyarakat, misalnya pada saat melahirkan bayi lebih baik dibantu oleh tenaga medis daripada non medis. Gambaran
selengkapnya
tentang
penolong
persalinan
pertama dan terakhir penduduk Kabupaten Subang tahun 20102011,
dapat
dilihat
pada
tabel
3.8
Hal
yang
cukup
menggembirakan, bahwa selama tiga tahun terakhir penduduk Kabupaten Subang lebih banyak menggunakan tenaga medis terutama bidan untuk menolong persalinannya. Hal tersebut diduga, selain biaya yang dikeluarkan untuk bidan cenderung lebih murah dibanding dengan dokter, juga tempat praktek bidan yang hampir ada di setiap wilayah menyebabkan masyarakat menjadi lebih dekat, mudah
dan cepat dalam memperoleh pelayanan
yang mereka butuhkan. Tabel 3.8. Jumlah dan Persentase Balita di Kabupaten Subang Menurut Penolong Persalinan Terakhir, Tahun 2010-2011 2011
2010
Penolong Persalinan Terakhir
Jumlah
[1]
[4]
%
Jumlah
%
Dokter
18 009
14.36
7 165
5.67
Bidan
86 465
68.97
86 147
68.15
412
0.33
3 441
2.72
20 483
16.34
24 476
23.46
125 370
100.00
126 411
100.00
Tenaga Medis Lain Dukun
Jumlah
Sumber : Susenas 2010, Survei IPM2011
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
31
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG
3.7. Perumahan Perumahan dalam kehidupan manusia merupakan cermin dari taraf kehidupan dan perilaku pribadi dari yang menempatinya. Rumah sebagai tempat tinggal keluarga harus dapat memberi rasa aman, sehat, nyaman, bebas dan memberikan privacy bagi penghuninya. Luas
lantai
rata-rata
untuk
masing-masing
anggota
rumahtangga serta jenis lantai rumah merupakan fasilitas penting tempat tinggal, terutama untuk kesehatan dan kenyamanan. Lantai tanah misalnya, kurang baik untuk kesehatan terutama bagi anak balita. Peningkatan kesejahteraan penduduk dapat tercermin antara lain dari peningkatan kualitas lantai rumah. Pada tabel 3.9 dapat tergambarkan bahwa rumah tangga di kabupaten subang yang lantai terluasnya bukan tanah/bambu sebesar 81,64 persen, dan masih ada 17,11 persen rumah tangga yang lantai terluasnya dari tanah dan 1,25 persen dari bambu. Tabel 3.9. Persentase Rumahtangga di Kabupaten Subang Menurut Kecamatan dan Jenis Lantai Terluas, Tahun 2011
Tahun [1]
Jenis Lantai Terluas Bukan Tanah Tanah/Bambu [2] [3]
2011
81.64
17.11
Bambu
Jumlah
[4]
[5]
1.25
100.00
Sumber : Survei IPM 2011
IPM Kabupaten Subang Tahun 2011
32