Pemanfaatan Ekstrak Enzim Kasar Papain dan Bromelin pada Pembuatan Minyak Starter dan Pengaruhnya pada Mutu Virgin Coconut Oil (VCO) Selama Penyimpanan RINDENGAN BARLINA DAN DANIEL J. TORAR
Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Manado Jalan Raya Mapanget, Kotak Pos 1004 Manado 95001 Diterima 30 Januari 2010 / Direvisi 24 Pebruari 2010 / Disetujui 20 Mei 2010
ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada Tahun 2006 di Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain dan di Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan Manado, Sulawesi Utara. Buah kelapa yang digunakan adalah dari buah kelapa Dalam Mapanget (DMT), berumur 11 – 12 bulan. Penelitian pendahuluan adalah pembuatan minyak starter menggunakan enzim alami. Penelitian lanjutan pengolahan VCO menggunakan minyak starter dengan konsentrasi enzim kasar yang rendah. Penelitian terdiri atas 2 faktor, yaitu: Faktor A menggunakan minyak starter yang diproses dengan bantuan ekstrak kasar enzim alami, terdiri atas : A1) enzim kasar dari ekstrak kulit buah pepaya, A2) enzim kasar dari ekstrak buah nenas, Faktor B, yaitu lama penyimpanan , terdiri dari : B1) 0 bulan, B2) 1 bulan, B3) 2 bulan dan B4) 3 bulan. Penelitian dilakukan dalam bentuk percobaan faktorial 2 x 4 x 3 menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ulangan sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Peubah yang diamati terdiri atas : rendemen hasil, kadar air, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan profil asam lemak. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa rendemen minyak starter dari penggunaan enzim kasar papain dan bromelin pada konsentrasi 10-30% berkisar 26.10-28.27%. Kadar air VCO pada penyimpanan 0 bulan adalah 0.078% dan setelah 1 sampai 3 bulan penyimpanan meningkat menjadi 0.106%-0.116% (terjadi peningkatan 35.89%-48.72%). Kadar asam lemak bebas VCO sebelum penyimpanan (penyimpanan 0 bulan) adalah 0.073% dan setelah 1 sampai 3 bulan bulan meningkat menjadi 0.101%-0.141% (terjadi peningkatan sebesar 35.36%-93.15%). Bilangan peroksida tertinggi pada VCO yang diproses menggunakan minyak starter dari enzim alami papain, yakni 1.893 meq/kg minyak, sedangkan dari enzim alami bromelin hanya 0.704 meq/kg minyak. Komposisi asam lemak, terutama C12 (asam laurat) berkisar 50.35-54.30%. Secara umum hasil yang diperoleh memenuhi standar yang ditetapkan APCC.
Kata kunci : VCO, ekstrak enzim papain, bromelin, mutu.
ABSTRACT
Utilization of Crude Enzyme Extracts, Papain and Bromelain in Starter Oil Making and Its Effects to the Quality of Virgin Coconut Oil (VCO) During Storage Research was conducted in 2006 at The Indonesian Coconut and Other Palm Research Institute, and at the Institute for Research and Standardization of Trade and Industry, Manado North
Buletin Palma No. 38, Juni 2010
1
Rindengan Barlina dan Daniel J. Torar
Sulawesi. Initially starter oil was prepared using two natural enzymes. The research on processing VCO using the starter oil with low concentration of crude enzymes was taken place. Research was done in factorial experiment 2 x 4 x 3, using Completely Randomized Design with three replicate. There were 24 units of the experiment. Factor A crude extract of natural enzymes, consists of: A1) crude enzyme extract of papaya fruit peel and, A2) crude enzyme of pineapple fruit extract; Factor B, duration storage, consists of: B1) 0 month, B2) 1 month, B3), 2 months and B4) 3 months. Variables observed consisted of: Rendemen, water content, free fatty acid content, peroxide value and fatty acid profile. The results showed that rendemen of starter oil using crude enzyme papain at concentration of 10-30% ranged 26.10-28.27%. Water content of VCO without storage (0 month) was 0.078% and after one month to three months increased to 0.106% -0.116% (an increase of 35.89% -48.72%). Free fatty acids content of VCO at 0 month 0.073% and after one to three months increased to 0.101% -0.141% (an increase of 35.36% 93.15%). Highest of peroxide value VCO is using starter oil from the natural enzyme papain, is 1893 meq/kg oil, while the natural enzymes bromelain only 0.704 meq/kg oil. The composition of fatty acids, especially C12 (lauric acid), range 50.35-54.30%. In generally, the results obtained fullfill the APCC standard.
Keywords: VCO, extract enzymes papain, bromelain, quality.
PENDAHULUAN Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa segar, tidak melalui penambahan bahan kimia ataupun proses yang melibatkan panas yang tinggi. Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO mempunyai asam lemak yang tidak terhidrogenasi seperti pada minyak kelapa biasa. Virgin Coconut Oil menjadi populer karena manfaatnya untuk kesehatan, ini disebabkan VCO mengandung banyak asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty Acid/MCFA). Medium Chain Fatty Acid memiliki sifat yang mudah diserap sampai ke mitokondria, sehingga meningkatkan metabolisme tubuh. Penambahan energi yang dihasilkan oleh metabolisme tersebut menghasilkan efek stimulasi dalam tubuh manusia, sehingga meningkatkan energi yang dihasilkan. Medium Chain Fatty Acid yang paling banyak terkandung dalam VCO adalah asam laurat (Timoti, 2005). Selain itu VCO meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan mempercepat proses penyembuhan. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan
2
metabolisme tubuh karena penambahan energi yang dihasilkan, sehingga sel-sel dalam tubuh bekerja lebih efisien. Tubuh membentuk sel-sel baru lebih cepat untuk mengganti sel-sel yang rusak. Di dalam tubuh VCO hanya menghasilkan energi, sedangkan minyak nabati lainnya menghasilkan energi, kolesterol dan lemak (Bruce Fife, 2004; Price, 2004; Timoti, 2005; Darmoyuwono, 2006). Oleh karena banyak konsumen yang ingin menikmati manfaat VCO untuk kesehatan, maka hampir di setiap provinsi ditemui pengolahan VCO, baik skala rumah tangga maupun kelompok tani, sehingga VCO mudah diperoleh. Dalam kurun waktu 2003-2005, berbagai cara pengolahan VCO telah dihasilkan, diantaranya adalah cara pemanasan bertahap dan penggunaan minyak pancing. Minyak pancing berfungsi untuk mengikat minyak sehingga terjadi emulsi minyak dalam air (Cahyana, 2004). Kedua cara ini memiliki kendala, yakni untuk pemanasan membutuhkan bahan bakar sedangkan minyak pancing membutuhkan bahan awal minyak pancing, yang seringkali sulit diperoleh. Cara yang mudah diterapkan sebenarnya adalah
Pemanfaatan Ekstrak Enzim Kasar Papain dan Bromelin pada Pembuatan Minyak Starter dan Pengaruhnya pada Mutu Virgin Coconut Oil (VCO) Selama Penyimpanan
Pemanfaatan Ekstrak Enzim Kasar Papain dan Bromelin pada Pembuatan Minyak Starter dan Pengaruhnya pada Mutu Virgin Coconut Oil (VCO) Selama Penyimpanan
cara fermentasi yang sudah biasa dilakukan secara tradisional, tetapi cara ini sering tidak terkontrol karena dilanjutkan dengan pemanasan untuk memisahkan minyak lebih sempurna. Oleh karena itu, diperlukan teknologi fermentasi yang lebih baik, sehingga tanpa proses lanjut dengan pemanasan, VCO dapat terpisah dengan baik. Untuk itu penggunaan bahanbahan yang berpotensi, memecah emulsi krim perlu ditelusuri. Teknologi pengolahan VCO menggunakan bahan nabati sudah banyak dilaporkan, tetapi masih dilanjutkan dengan pemanasan. Beberapa bahan alami yang telah banyak diteliti mempunyai kemampuan untuk memecah emulsi santan (krim) adalah ekstrak buah nanas dan kulit pepaya (Husna, 1998), serta ketam air tawar (Mahlil dan Wahyuno, 1988). Akan tetapi dari penelitian-penelitian yang dilakukan umumnya dilakukan pemanasan. Buah pepaya (umur 2.5-3 bulan) merupakan sumber enzim papain yang memiliki aktivitas proteolitik sekitar 400 MCU/g, tidak bersifat toksik, tak ada reaksi sampingan, tidak mengubah suhu dan pH secara drastis dan pada konsentrasi rendah berfungsi dengan baik (Anonim, 2004a). Enzim ini memiliki stabilitas tinggi dan resisten terhadap panas dan pelarut organik, pH berkisar 2.8-10.8 dengan pH optimum antara 6.07.0 dan suhu optimum 65oC (Anonim, 2004b). Buah nenas merupakan sumber enzim bromelin yang tergolong enzim protease, dapat menghidrolisa protein dan polipeptida, memiliki kisaran pH 3.0-8.0 dan pH optimum 3.0-4.0 (Anonim, 2004c). Bromelin bersama dengan enzim-enzim lainnya dapat membantu mencerna makanan (Anonim, 2004d). Enzim-enzim ini telah banyak diteliti pemanfaatannya dalam peng-
Buletin Palma No. 38, Juni 2010
olahan minyak kelapa, baik dalam bentuk ekstrak kasar maupun enzim murni Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menggunakan ekstrak enzim alami buah nanas dan kulit buah papaya untuk menghasilkan minyak starter dan (2) mengetahui sifat fisikokimia VCO yang diolah menggunakan minyak starter. Diharapkan cara pengolahan VCO ini lebih mudah untuk dilaksanakan, dibanding dengan cara yang sudah lazim diterapkan.
BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado, Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan Manado, Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2006. Bahan-bahan yang digunakan terdiri atas : buah Kelapa Dalam Mapanget (DMT) umur 11-12 bulan, buah pepaya, buah nanas, alkohol dan zeolit. Peralatan yang digunakan terdiri dari : pemarut, kain saring, kertas saring, kapas, kompor, oven, glass ware, saringan plastik, bahan pembersih dan lain-lain. Kelapa Dalam (Dalam Mapanget) diperoleh dari Kebun Percobaan Kima Atas. Buah nenas dan buah pepaya mentah (sebagai sumber enzim alami) diperoleh dari petani. Pra penelitian dilakukan untuk membuat minyak starter menggunakan ekstrak enzim kasar dari kulit buah pepaya mentah dan daging buah nanas yang matang/dan segar. Buah pepaya dikupas dan kulitnya dikumpulkan, ditambah air dan diblender lalu disaring. Demikian juga dengan buah nanas, dikupas dan daging buah diblender tanpa
3
Rindengan Barlina dan Daniel J. Torar
penambahan air. Krim kelapa (kaya minyak) yang telah diperoleh dari proses pendiaman santan selama 2 jam, dicampur masing-masing dengan ekstrak enzim kasar kulit buah pepaya dan daging buah nanas, dengan perbandingan 3:1 (3 bagian krim dan 1 bagian enzim kasar). Kemudian diaduk homogen dan difementasi selama 10-12 jam. Minyak starter yang terpisah disaring dengan batu zeolit dan kertas saring. Penelitian dilakukan dalam bentuk percobaan faktorial 2 x 3 x 3, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor A adalah jenis enzim, terdiri atas: A1) ekstrak enzim kasar kulit buah pepaya dan A2) ekstrak enzim kasar daging buah nenas. Faktor B, yaitu konsentrasi ekstrak enzim kasar, terdiri atas : B1) 10%, B2) 20% dan B3) 30%. Ulangan sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 18 satuan percobaan. Pengamatan dilakukan terhadap rendemen hasil minyak starter. Penelitian tahap 2 adalah pengolahan VCO, menggunakan minyak starter dengan enzim kasar dengan konsentrasi yang rendah yaitu 10% (supaya efisien), tetapi menghasilkan rendemen cukup baik. Cara ini dilakukan 3 kali, supaya minyak starter yang diperoleh lebih bening. Penelitian dilakukan dalam bentuk percobaan faktorial 2 x 4 x 3, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor A pengolahan VCO menggunakan minyak starter hasil dari penggunaan ekstrak enzim kasar alami (konsentrasi rendah), yaitu : A1) enzim kasar dari ekstrak kulit buah papaya, A2) enzim kasar dari ekstrak buah nanas. Faktor B, lama penyimpanan, terdiri atas C1) 0 bulan, C2) 1 bulan, C3) 2 bulan dan C4) 3 bulan. Ulangan seba-nyak 3 kali, sehingga terdapat 24 satuan percobaan.
4
Peubah yang diamati adalah rendemen hasil, kadar air, kadar asam lemak bebas dan komposisi asam lemak. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisa Sidik Ragam (Anova) dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Rendemen hasil minyak starter Hasil pra penelitian, menunjukkan bahwa jenis dan konsentrasi enzim kasar papain dan bromelin serta interaksi keduanya tidak berpengaruh terhadap rendemen minyak starter. Rata-rata rendemen minyak starter dari penggunaan enzim kasar papain dengan konsentrasi 10-30% berkisar 26.27-28.27%, sedangkan enzim kasar bromelin berkisar 26.10-27.55%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, ternyata peningkatan konsentrasi enzim kasar tidak diikuti peningkatan rendemen minyak starter yang berarti, baik enzim kasar papain maupun bromelin. Hal ini kemungkinan terjadi kejenuhan antara enzim dan substrat. Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik hubungan antara penambahan konsentrasi enzim dengan rendemen yang diperoleh.
Pemanfaatan Ekstrak Enzim Kasar Papain dan Bromelin pada Pembuatan Minyak Starter dan Pengaruhnya pada Mutu Virgin Coconut Oil (VCO) Selama Penyimpanan
Pemanfaatan Ekstrak Enzim Kasar Papain dan Bromelin pada Pembuatan Minyak Starter dan Pengaruhnya pada Mutu Virgin Coconut Oil (VCO) Selama Penyimpanan
Rendemen minyak starter (%) Rendemen ofstarteroil(%)
Papain kasar
Bromelin kasar
28.5 28 27.5 27 26.5 26 25.5 25 10
20
30
Konsentrasi ekstrak enzim/Concentrationof natural enzymes(%)
Gambar 1. Hubungan antara konsentrasi ekstrak enzim alami dengan rendemen minyak starter. Figure 1. Relation between concentration of natural enzymes extract and rendement of starter oil. Rendemen yang diperoleh jika dibandingkan dengan pengolahan minyak kelapa cara tradisional masih jauh lebih tinggi. Cara tradisional rata-rata hanya mencapai rendemen 18%, sedangkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini menggunakan enzim kasar papain dan bromelin pada konsentrasi 10%, diperoleh rendemen hasil 26.10%. Berdasarkan rendemen yang diperoleh, maka untuk membuat minyak starter dari 10 butir kelapa dengan berat daging buah 450 g/butir (total berat daging buah 4500 gram) dengan menggunakan ekstrak enzim kasar papain dan bromelin (10%) diperoleh minyak starter, masingmasing 1283.04 ml dan 1281.65 ml (berat jenis minyak masing-masing 0.9157 dan 0.9164). 2. Kadar air VCO Hasil penelitian tahap 2, menunjukkan bahwa jenis ekstrak enzim alami yang digunakan dan interaksinya Buletin Palma No. 38, Juni 2010
dengan lama penyimpanan tidak berpengaruh terhadap kadar air dan asam lemak bebas VCO. Dalam penelitian ini hanya lama penyimpanan yang berpengaruh terhadap kadar air dan asam lemak bebas (Tabel 1). Kadar air selama penyimpanan mengalami peningkatan, yaitu sebelum penyimpanan (0 bulan), kadar air hanya 0.078% dan setelah 1 sampai 3 bulan meningkat menjadi 0.106%-0.116% atau terjadi peningkatan sebesar 35.89%-48.72%. Bawalan (2002), melaporkan bahwa VCO yang diproses secara tradisional (fermentasi 6-12 jam), menghasilkan kadar air 0.07-0.14%. Hasil penelitian Rindengan et al. (2003) terhadap minyak kelapa yang diproses secara fermentasi menggunakan ragi roti dan dilanjutkan dengan pemanasan, menunjukkan bahwa lama penyimpanan hingga 4 bulan, kadar air mencapai 0.090.15%. Hasil penelitian ini, walaupun tanpa pemanasan kadar air VCO pada penyimpanan 3 bulan tergolong
5
Rindengan Barlina dan Daniel J. Torar
baik, lebih rendah dari standar Asian Pacific Coconut Community (APCC), yang menetapkan kadar air berkisar 0.1-0.5% (Anonim, 2005), dan Filipina menetapkan maksimum 0.2% (Rethinam, 2006), serta Rancangan Akhir Standar Nasional Indonesia (RASNI) menetapkan maksimum 0.2%.
yang ditetapkan APCC maksimum 0.5%, sedangkan Rancangan Akhir Standar Nasional Indonesia (RASNI) maksimum 0.2%. Berdasarkan hasil pengamatan, kisaran kadar asam lemak bebas VCO sampai 3 bulan masih sangat rendah dibanding standar yang di tetapkan APCC maupun RASNI.
Tabel 1. Pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air dan asam lemak bebas VCO. Table 1. Effect of storage duration to water content and free fatty acid of VCO. Lama penyimpanan (bulan) Duration Storage (month) 0 1 2 3
Kadar air (%) Water content (%) 0.078 b 0.106 a 0.115 a 0.116 a
Asam lemak bebas (%) Free fatty acid (%) 0.073 c 0.101 bc 0.123 ab 0.141 a
Ketetangan : Angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 0.5%. Note : Numbers followed by the same letter at the same columm are not sigfnificant at the 0.5% of LSD test.
3. Kadar asam lemak bebas VCO
4. Bilangan peroksida VCO
Kadar asam lemak bebas (ALB) selama penyimpanan mengalami peningkatan (Tabel 1). Sebelum penyimpanan (0 bulan), kadar asam lemak bebas hanya 0.073% dan setelah 1 - 3 bulan meningkat menjadi 0.101%-0.141% atau terjadi peningkatan sebesar 35.36%-93.15%. Hasil penelitian Rindengan et al. (2003) terhadap minyak kelapa yang diproses secara fermentasi (12 jam) menggunakan ragi roti yang dilanjutkan dengan pemanasan, menunjukkan bahwa penyimpanan hingga 4 bulan, kadar ALB mencapai 0.20%. Dikaitkan dengan hasil penelitian ini, yang tidak dilanjutkan dengan pemanasan, kadar ALB hingga 3 bulan penyimpanan hanya mencapai 0.141%. Pembentukan asam lemak bebas merupakan akibat dari adanya kandungan air, sehingga terjadi proses hidrólisis (Ketaren, 1986). Jadi apabila kadar air rendah, maka proses hidrólisis yang dapat membentuk asam lemak bebas dapat ditekan. Standar kadar ALB
Jenis ekstrak enzim alami berpengaruh nyata terhadap bilangan peroksida VCO, sedangkan lama penyimpanan dan interaksinya dengan jenis ekstrak enzim tidak berpengaruh (Gambar 2). Bilangan peroksida tertinggi pada VCO yang diproses menggunakan minyak starter dari enzim alami papain, yakni 1.893 meq/kg VCO, sedangkan dari enzim alami bromelin hanya 0.704 meq/kg VCO. Bilangan peroksida terbentuk akibat terjadinya proses oksidasi pada minyak. Proses oksidasi terjadi karena adanya oksigen yang bereaksi dengan asam lemak tidak jenuh. Proses oksidasi juga akan dipercepat dengan adanya katalis. Kemungkinan bahan baku buah nanas dan buah pepaya sebagai sumber enzim, mengandung mineral yang dapat berfungsi sebagai katalis dalam mempercepat proses oksidasi, misalnya pada buah pepaya (mentah) ada mineral besi (Fe) 0.4 mg dan Kalsium (Ca) 50 mg (Taung, 2002).
6
Pemanfaatan Ekstrak Enzim Kasar Papain dan Bromelin pada Pembuatan Minyak Starter dan Pengaruhnya pada Mutu Virgin Coconut Oil (VCO) Selama Penyimpanan
Pemanfaatan Ekstrak Enzim Kasar Papain dan Bromelin pada Pembuatan Minyak Starter dan Pengaruhnya pada Mutu Virgin Coconut Oil (VCO) Selama Penyimpanan
Papain
2
Bromelin
a
Bilangan peroksida (meq/kg minyak) Peroxide value(meq/kg oil)
1.5 1 b
0.5 0 Jenis ekstrak enzim alami/Kinds of natural extract enzymes
Keterangan: Huruf yang tidak sama pada grafik berbeda nyata pada taraf uji BNT 0.5% Note : The different letter on the graphic are sigfnificantly different at the 0.5% of LSD test.
Gambar 2. Pengaruh jenis ekstrak enzim alami terhadap bilangan peroksida VCO
Figure 2.
Effect of two kinds of natural extract enzymmes on peroxide value of VCO
Satyavati et al. (1980), melaporkan bahwa minyak kelapa yang disimpan hingga 5 bulan pada suhu ruang dalam keadaan gelap yang dikemas dalam botol berwarna coklat, hanya memiliki bilangan peroksida berkisar 0.20–0.40 meq/ kg. Asian Pacific Coconut Community (APCC), menetapkan bilangan peroksida maksimum 3 meq/kg (Anonim, 2005), Filipina juga menetapkan maksimum 3 meq/kg (Rethinam, 2006). Oleh karena itu, bagi yang telah dan akan membuat VCO menggunakan sumber minyak starter dari ekstrak enzim alami, perlu mengatur cara penyimpanan VCO, yakni sebaiknya setelah selesai proses VCO langsung dikemas dalam volume yang diinginkan dan dilanjutkan dengan kemasan kedua, yaitu kertas karton supaya proses oksidasi dapat dicegah.
Buletin Palma No. 38, Juni 2010
5. Komposisi Asam Lemak VCO Hasil analisis menunjukkan, bahwa komposisi asam lemak C8 (kaprilat) berkisar 0.06-0.08%, C10 (kaprat) 3.365.38% dan C12 (laurat) 50.35-54.30%, C14 (miristat) 23.70-25.90%, C16 (palmitat) 10.30-10.70%, C18 (stearat) 2.88-3.58%, C18:1 (oleat) 1.26-1.42% dan C18:2 (linoleat) 1.01-1.34%) (Gambar 3). Standar Asian Pacific Coconut Community (APCC), menetapkan C12 (asam laurat) berkisar 43-53%, tetapi kalau dikaitkan dengan standar Food Drug Administration/ FDA harus di atas 55%.
7
Rindengan Barlina dan Daniel J. Torar
60
Ekstrak papain (papain extract)
Ekstrak bromelin (bromelain extract)
Komposis asam lemak (%) Attyacidcomposition (%)
50 40 30 20 10 0 C8
C10
C12
C14
C16
C18
C18:1
C18:2
Jenis asam lemak/Kinds of fatty acid
Gambar 3. Komposisi asam lemak Virgin Coconut Oil (VCO)
Figure 3.
Fatty acids composition of Virgin Coconut Oil (VCO)
KESIMPULAN DAN SARAN Rendemen minyak starter dari penggunaan enzim kasar papain pada konsentrasi 10-30% berturut-turut berkisar 26.10-28.27%. Kadar air awal VCO sebelum penyimpanan adalah 0.078% dan setelah 1 hingga 3 bulan meningkat menjadi 0.106% - 0.116% (peningkatan sebesar 35.89% - 48.72%). Kadar air ini lebih ren-dah dari standar APCC. Kadar asam lemak bebas sebelum penyimpanan 0.073%, dan setelah 1 hingga 3 bulan meningkat menjadi 0.101% 0.141% (terjadi peningkatan sebesar 35.36%-93.15%). Kadar asam lemak ini masih sangat rendah dibandingkan dengan standar APCC dan RASNI. Bilangan peroksida tertinggi pada VCO yang diproses menggunakan minyak starter dari enzim alami papain, yakni 1.893 meq/kg VCO, sedangkan dari enzim alami bromelin hanya 0.704 meq/kg VCO. Bilangan peroksida dari VCO yang dihasilkan ini jauh lebih rendah dari standar APCC. Komposisi asam lemak, terutama asam laurat (C12)
8
50.35-54.30%. Secara umum hasil yang diperoleh memenuhi standar APCC. Untuk memproduksi VCO menggunakan sumber minyak starter dari ekstrak enzim alami, perlu diatur cara penyimpanannya, yakni sebaiknya setelah selesai proses, langsung dikemas dalam wadah dengan volume sesuai yang diinginkan dan dilanjutkan menggunakan kemasan kedua, yaitu kertas karton supaya proses oksidasi dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2004a. Manfaat getah papaya. http://www.kompas.com/kompascetak/205/22/daerah/dari 26.htm. (Download 25 Juli 2004. _______, 2004b. Papain EC 3.4.22.2. http:www.servade/product/sheet/ 31600.shtml. (Download 11 Agustus 2004). _______, 2004c. Bromelain. PDR Health. http://www.gettingwell.com/drug info/nmdrugprofiles/nutsupdrug
Pemanfaatan Ekstrak Enzim Kasar Papain dan Bromelin pada Pembuatan Minyak Starter dan Pengaruhnya pada Mutu Virgin Coconut Oil (VCO) Selama Penyimpanan
Pemanfaatan Ekstrak Enzim Kasar Papain dan Bromelin pada Pembuatan Minyak Starter dan Pengaruhnya pada Mutu Virgin Coconut Oil (VCO) Selama Penyimpanan
s/bro0330.shtml (Download 11 Agustus 2004). ______, 2004d. Bromelain. http://www. Supplemenwatch.com/supatoz/ supplement.asp/supplement.id= 52 (Download 10 Agustus 2004). Anonim. 2005. Cocoinfo Internasional. 12(1):39. Asian and Pasific Coconut Community (APCC). Bawalan DD. 2002. Production, Utilization and Marketing of Virgin Coconut Oil. Cocoinfo International. Volume 9 Nomor 1.p. 5-9. Bruce Fife CNND. 2004. The Coconut Oil Miracle. Penguin Group (USA) Inc. 375 Hudson Street. New York, NY 10014. 239p. Cahyana D. 2004. Misi menjemput sang perawan. Majalah Trubus No. 420-November 2004/XXXV. p.81. Darmoyuwono W. 2006. Gaya hidup sehat dengan Virgin Coconut Oil. PT. Indeks Kelompok Gramedia. 108 Hal. Husna H. 1998. Pembuatan minyak kelapa dari santan kelapa segar menggunakan ekstrak kasar enzim papain dan enzim bromelin. Skripsi pada Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), IPB. Bogor. p 77. Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta. 315 Hal.
Buletin Palma No. 38, Juni 2010
Mahlil AH dan Wahyuno R. 1988. Mengolah minyak goreng dengan bantuan ketam. Buletin Manggar 1(2):12-16. Price. 2004. Terapi minyak kelapa. Judul asli : Coconut oil for your health. Diterjemahkan oleh Ulum B. Prestasi Pustaka, Jakarta. p 262. Rindengan B, Karouw S, dan Pasang PM. 2003. Kualitas minyak kelapa dari daging buah kelapa dengan dan tanpa testa. Warta Pusat Penelitian dan Pengembangan tanaman industri. 9(2):12-14. Rethinam. 2006. Virgin Coconut OilHealthy Oil for All. Asian Pasific Coconut Community. Jakarta. 62 p. Satyavati K, Balachandran C, Krishnaswamy C. and Sreemulanathan H. 1980. Studies on Improving the Storage Life of Coconut Oil. Proceeding of the Third Annual Symposium on Plantation Crops. St. Joseph’S Press, Trivandrum. p. 180 – 188. Taung F. 2002. Ekstraksi minyak kelapa sawit dengan menggunakan bagian tanaman papaya sebagai penghasil enzim papain. Fakultas Teknologi Pertanian IPB.Bogor. Timoti H. 2005. Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO). PT. Nawapanca Adhi Cipta. 42 halaman.
9