Evaluasi Pertumbuhan Tanaman Konservasi Eksitu Diospyros Umur 1,5 Tahun Di Hutan Penelitian Batuangus
Oleh : Julianus Kinho*), Jafred Halawane, Yermias Kafiar, Moody Karundeng dan Melkianus Diwi
Balai Penelitian Kehutanan Manado Kampus Kreatif Sahabat Rakyat
I. PENDAHULUAN
Salah satu upaya pelestarian jenis tanaman kehutanan yaitu melalui kegiatan konservasi eksitu.
Keberhasilan pembangunan tegakan konservasi eksitu suatu jenis, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya yaitu karakteristik sifat tumbuh dari jenis yang akan di konservasi dan kondisi biofisik lingkungan tempat tumbuh untuk konservasi eksitu tersebut.
Tiga jenis Diospyros yang merupakan species target dalam rangka konservasi eksitu di Hutan Penelitian Batuangus yaitu D. pilosanthera, D. rumphii dan D. minahassae.
Data mengenai pertumbuhan tiga jenis Diospyros tersebut pada berbagai jenis tapak belum banyak tersedia sehingga untuk menentukan kondisi lingkungan pertumbuhannya yang optimal di luar habitat aslinya masih sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman konservasi eksitu D. pilosanthera, D. rumphii dan D. minahassae umur 1,5 tahun di Hutan Penelitian Batuangus berdasarkan perlakuan pengaturan naungan dan aplikasi mulsa organik.
II. METODE PENELITIAN
Lokasi
Lokasi Penelitian HP. Batuangus
Tekstur tanah di lokasi penanaman yaitu pasir berbatu, sehingga diberikan input tambahan sebagai media dasar, berupa : tanah top soil + sekam padi + pupuk kandang (kotoran ayam) + pupuk kandang (kotoran sapi) dengan perbandingan 1:1:1:1.
Rancangan Penelitian : RCBD dengan pola faktorial. Intensitas Naungan (%) 25 % (B1) 50 % (B2) 75 % (B3)
Aplikasi Radius Mulsa 50 cm (A1) 100 cm (A2) A1B1 A1B2 A1B3
A2B1 A2B2 A2B3
Setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 50 anakan dengan 4 ulangan sehingga jumlah tanaman yang diteliti sebanyak 1200 anakan.
Batuangus 1839 – 2014 (175 th)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman umur 1,5 tahun di Hutan Penelitian Batuangus
Perlakuan
D. pilosanthera Tinggi Diameter (m) (cm)
D. rumphii Tinggi Diamete (m) r (cm)
D. minahassae Tinggi Diameter (m) (cm)
A1 B1
1.08
1,42
1,06
1,10
0,87
1,16
A1 B2
1,22
1,54
1,17
1,26
0,94
1,19
A1 B3
1,23
1,42
1,18
1,19
0,99
1,35
A2 B1
1,34
1,64
1,15
1,23
1,02
1,39
A2 B2
1,50
1,75
1,20
1,30
1,27
1,45
A2 B3
2,02
2,26
1,78
1,75
1,52
1,64
Rata-rata
1,40
1,67
1,26
1,30
1,10
1,36
Interaksi Perlakuan Mulsa & Naungan Terhadap Pertumbuhan Tinggi D. rumphii
Interaksi Perlakuan Mulsa & Naungan Terhadap Pertumbuhan Tinggi D. pilosanthera
2,00
2,50
1,40
2,02
1,22
1,23
1,34
1,08
1,20
1,40 1,20
1,17
1,18
1,15
1,20
Tinggi (m)
Tinggi (m)
1,50
1,27
1,60
2,00 1,50
1,52
1,60
1,78
1,80
Tinggi (m)
Interaksi Perlakuan Mulsa & Naungan Terhadap Pertumbuhan Tinggi D. minahassae
1,06
1,00 0,80
1,00
1,00
0,94
0,87
0,99
1,02
A1B3
A2B1
0,80 0,60
0,60 0,40
0,40
0,50
0,20
0,20 0,00
0,00
0,00 A1B2
A1B3
A2B1
A2B2
A2B3
A1B1
Interaksi Perlakuan Mulsa & Naungan Terhadap Pertumbuhan Diameter D. pilosanthera 2,50
A1B2
A1B3
A2B1
A2B2
1,50
1,42
Diameter (cm)
Diameter (cm)
1,64
1,75
1,42
1,00
0,50
0,00
1,60 1,40 1,20
A1B2
A1B3
A2B1
A2B2
A2B3
1,80
1,75
1,26
1,19
1,23
1,30
1,10
A2B3
1,35
1,40
1,20 1,00
0,80
0,80
0,60
0,60
0,40
0,40
0,20
0,20 A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3
1,64
1,60
1,00
0,00 A1B1
A2B2
2,00 1,80
2,00
A1B2
Interaksi Perlakuan Mulsa & Naungan Terhadap Pertumbuhan Diameter D. minahassae
Interaksi Perlakuan Mulsa & Naungan Terhadap Pertumbuhan Diameter D. rumphii 2,26
1,54
A1B1
A2B3
Diameter (cm)
A1B1
1,16
1,39
1,45
1,19
0,00 A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3
ANOVA pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman D. pilosanthera umur 1,5 tahun di Hutan Penelitian Batuangus
Sumber Keragaman
Tinggi
Jumlah Kuadrat
Derajat Rata-rata bebas kuadrat
F
Sig.
5,04
0,00
28,59
0,00
Antar perlakuan 3,48
5
0,69
4,14
30
0,13
7,62
35
15,54
5
3,10
3,26
30
0,10
18,80
35
Dalam perlakuan
Total
Diameter Antar perlakuan
Dalam perlakuan
Total
ANOVA pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman D. rumphii umur 1,5 tahun di Hutan Penelitian Batuangus
Sumber Keragaman Tinggi
Antar perlakuan
Dalam perlakuan Total Diameter Antar perlakuan Dalam perlakuan Total
Jumlah Derajat Kuadrat bebas
Ratarata kuadrat
F
Sig.
13,48
0,00
51,90
0,00
4,80
5
0,96
2,13
30
0,07
6,94
35
17,08
5
3,41
1,97
30
0,06
19,06
35
ANOVA pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman konservasi eksitu D. minahassae umur 1,5 tahun di Hutan Penelitian Batuangus
Sumber Keragaman
Tinggi
Antar perlakuan Dalam perlakuan Total
Diameter
Antar perlakuan Dalam perlakuan Total
Jumlah Derajat Kuadrat bebas
Ratarata kuadrat
F
Sig.
12,36
0,00
34,59
0,00
5,81
5
1,16
2,82
30
0,09
8,64
35
10,66
5
2,13
1,85
30
0,06
12,52
35
Naungan yang lebih rapat (75%) dapat memberikan ruang tumbuh yang lebih baik karena proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik, sedangkan naungan yang lebih ringan (25% dan 50%) diduga menyebabkan intensitas penyinaran yang berlebihan sehingga menghambat proses fotosintesis bagi tanaman muda (D. pilosanthera, D. rumphii dan D. minahassae) di lapangan
Pertumbuhan merupakan salah satu indikator penyerapan hara mineral dan fotosintesis. Doubenmire (1967), menyebutkan bahwa naungan yang lebih rapat atau intensitas cahaya yang rendah menyebabkan temperatur relatif cukup rendah dan kelembaban relatif cukup tinggi sehingga tersedia air yang cukup untuk perkembangan tanaman muda. Kramer dan Kozlowski (1979), intensitas cahaya yang terlalu tinggi melemahkan kegiatan proses fotosintesis dan sementara itu laju respirasi meningkat.
Rendahnya pertumbuhan (T & D) pada naungan 25% diduga karena adanya kenaikan intensitas cahaya sehingga kurang mendukung proses fotosintesis karena menerima cahaya yang berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya proses foto-oksidasi klorofil yang menyebabkan kerusakan pada klorofil, sehingga klorofil yang tersisa tidak mampu menyerap semua energi yang tersedia dan menyebabkan proses fotosintesis menjadi semakin lemah.
IV. Kesimpulan Pertumbuhan tiga jenis Diospyros (D. pilosanthera, D. rumphii dan D. minahassae) yang ditanam di Hutan Penelitian Batuangus memberikan respon pertumbuhan yang berbeda terhadap perlakuan naungan dan radius penggunaan mulsa organik. Perlakuan yang memberikan respon pertumbuhan terbaik pada ketiga jenis tanaman tersebut adalah perlakuan naungan 75% dengan radius penggunaan mulsa organik 100 m.
Terima Kasih