logo lembaga
N 58 Teknologi Biorehabilitasi Lahan Bekas Tanah Longsor dengan Pola Agroforestri di Kabupaten Gowa, Gowa, Sulawesi Selatan
Retno Prayudyaningsih
Balai Penelitian Kehutanan Makassar Badan Litbang Kementerian Kehutanan 2012
LATAR BELAKANG
Tanah longsor
- bahan organik rendah - unsur hara rendah - mikroorganisme rendah
Kasus spoilbank bilibili: - bahan organik rendah - unsur hara rendah - mikroorganisme rendah - kepadatan tanah tinggi - infiltrasi rendah - suhu tanah tinggi
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
Rehabilitasi
pertumbuhan tanaman terhambat
Teknologi tepat
1
Teknologi rehabilitasi
Perbaikan sifat tanah
Fisik dan kimia tanah Aplikasi Bahan organik (kompos)
Pot media semai
Pemilihan jenis
Biologi tanah
Aplikasi mikroorganisme potensial
- sesuai dg tapak (kondisi tanah setempat) - Cepat & mudah tumbuh - perakaran dalam & tajuk evergreen - Biomassa tinggi
PERMASALAHAN
Teknik silvikultur Pola tanam
Agroforestri
FMA (mikoriza)
Teknologi Tim Pelaksana Insentif PeningkatanBiorehabilitasi Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
Kajian sosek: -Analisis biaya - kajian sosial2
PERMASALAHAN
Bagaimana pengaruh aplikasi pot semai dan fungi mikoriza serta pola tanam agroforestri terhadap respon pertumbuhan tanaman dalam kegiatan rehabilitasi lahan bekas longsor? Berapa biaya yang diperlukan untuk kegiatan rehabilitasi lahan bekas longsor dengan aplikasi pot semai dan fungi mikoriza serta pola tanam agroforestri Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar lahan bekas longsor?
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
3
METODOLOGI
2011
Formulasi pot media semai Pemilihan jenis tanaman yang tepat
Aplikasi pot media semai dan mikoriza di pembibitan dan uji coba di lapangan
Aplikasi pola tanam agroforestri
Lokasi
Evaluasi respon pertumbuhan tanaman terhadap Aplikasi pot media semai dan mikoriza dalam rehabilitasi lahan bekas tanah longsor
SPOILBANK BILI-BILI BILI
Eksplorasi mikoriza
2012
Evaluasi respon pertumbuhan tanaman terhadap Aplikasi pola tanam agroforestri dalam rehabilitasi lahan bekas tanah longsor
LENGKESE
Analisis biaya Kajian sosial Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
Tahapan Penelitian
Aplikasi fungi mikoriza dan pot semai dalam rehabilitais lahan bekas longsor
Aplikasi Pola tanam agroforestri dalam rehabiliatasi lahan bekas longsor
Pemeliharaan tanaman setiap 3 bulan sampai umur tanaman 9 bulan
Pendangiran, pembuatan piringan di sekitar tanaman dan penanggulangan hama dan penyakit
Pengamatan pertumbuhan tanaman umur 3, 6 dan 9 bulan
Pengukuran tinggi, diameter dan tingkat kolonisasi fungi mikoriza tanaman umur 3, 6 dan 9 bulan
Pemeliharaan tanaman setiap 3 bulan sampai umur tanaman 9 bulan
Pendangiran, pembuatan piringan di sekitar tanaman dan penanggulangan hama dan penyakit
Pengamatan pertumbuhan tanaman pokok dan lorong umur 3, 6 dan 9 bulan serta pengamatan produktivitas tanaman pertanian
Analisis sosial ekonomi masyarakat sekitar lahan bekas longsor
Pengukuran tinggi dan diameter tanaman umur 3, 6 dan 9 bulan, serta penghitungan produktivitas tanaman pertanian FGD dengan masyarakat di sekitar lahan bekas longsor pelatihan teknik pembuatan kompos pemberian bibit tanaman kehutanan dan MPTs untuk ditanam di lahan masyarakat agar menambah jenis tanaman
Sosial ekonomi
Penanaman jenis tanaman semusim penghasil pangan dibawah tegakan pada lahan masyarakat yang merupakan lahan bekas longsor untuk optimaslisasi pemanfaatan lahan Analisis biaya aplikasi fungi mikoriza dan pot semai longsor serta pola tanam agroforestri dalam rehabilitasi lahan bekas longsor
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
Penghitungan biaya rehabilitasi lahan bekas longsor dengan aplikasi fungi mikoriza dan pot semai serta pola tanam agroforestri
5
Perkembangan dan hasil kegiatan
Aspek Silvikultur: 1. Aplikasi Mikoriza dan pot media semai meningkatkan pertumbuhan tanaman dalam rehabilitasi lahan bekas tanah longsor dan fungi mikoriza jenis Glomus sp. menghasilkan pertumbuhan tanaman terbaik dibanding jenis fungi mikoriza yang lain 2. Aplikasi pola tanam agroforestri berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dalam rehabilitasi lahan bekas tanah longsor. Pola tanam multipurpose yaitu pola tanam yang mengkombinasikan tanaman kehutanan, tanaman pakan ternak dan tanaman MPTs (buah) menunjukkan respon pertumbuhan terbaik dibanding pola tanam lain (silvopastur, agrosilvopastur dan kontrol) 3. Produktivitas tanaman kacang tanah sebagai tanaman sela pada plot pola tanam agrosilvopastur di demplot rehabilitasi lahan bekas longsor sebesar 0,6 ton/ha Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
6
Perkembangan dan hasil kegiatan
Aspek Sosial Ekonomi: 1. Hasil analisa biaya menunjukkan aplikasi fungi mikoriza dan pot semai dengan pola agroforestri (silvopastur) dalam rehabilitasi lahan bekas longsor membutuhkan biaya Rp. 6.364.000/ha 2. Hasil analisa biaya pada aplikasi pola agroforestri dalam rehabilitasi lahan bekas longsor menunjukkan pola tanam forestri, silvopastur, multipurpose dan agrosilvopastur berturutturut membutuhkan biaya Rp. 5.528.000, 8.239.000, 10.653.000dan 13.758.000/ha 3. Masyarakat sekitar lahan bekas longsor (dsn Bawakareang-Lengekese, Desa Manimbahoi, Kec. Parigi, Kab. Gowa) memiliki ketergantungan tinggi pada 3 komoditas utama yaitu sapi, kopi dan padi. Keberadaan 3 komoditas ini sulit untuk digantikan dengan produk lainnya. Untuk menambah alternative tanaman pangan, tanaman bawah dapat ditanam di sela-sela tanaman kopi di lahan bekas tanah longsor. 4. Ujicoba penanaman tanaman bawah tegakan di lahan bekas tanah longsor dapat membantu memberikan alternative tanaman pangan kepada masyarakat Lengkese. Selain itu kegiatan ini dapat membangkitkan dinamika dan interaksi sosial dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama, seperti yang dilakukan dalam pembentukan kelompok kompos. 5. Ujicoba penananam belum bisa dilaksanakan karena menunggu musim hujan, namun demikian tahapan persiapan lokasi dan materi tanaman sudah dilaksanakan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
7
SINERGI KOORDINASI
• Koordinasi dilakukan dengan pemaparan rencana kegiatan, progres kegiatan dan rencana tindak lanjut saat kegiatan telah selesai serta wawancara dan FGD • Koordinasi dilakukan dengan Balai Besar Wilayah Sungai PompenganJeneberang (Kementerian Pekerjaan Umum), aparat dan tokoh masyarakat sekitar daerah bekas lahan longsor yaitu di dusun Bawakaraeng-Lengkese, Desa Manimbahoi kec. Parigi kabupaten Gowa • Strategi koordinasi melalui pendekatan secara institusi dan juga tokoh-tokoh kunci masyarakat • Koordinasi berjalan lancar dan sangat berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
8
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
• Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan : pertemuan dengan pihak terkait untuk menyampaikan progres dan hasil kegiatan dengan tujuan pihak terkait mengetahui hasil dan tertarik untuk menerapkannya • Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan adalah berupa aplikasi teknologi oleh pihak terkait yaitu BBWSPJ dan masyarakat sekitar wilayah lahan bekas longsor • Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan : belum ada • Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan: setelah dilakukan pemaparan progres kegiatan,pihak terkait yaitu BBPJWS memberikan respon positif dan tertarik dengan keberhasilan kegiatan rehabilitasi yang telah dilakukan melalui teknologi yang telah diterapkan. Selain itu masyarakat sekitar lahan bekas longsor juga tertarik dan menyambut baik kegiatan yang telah dilaksanakan dan akan menerapkannya
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
9
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
• Aplikasi teknologi tidak hanya untuk lahan bekas tanah longsor tetapi untuk rehabilitasi lahan kritis • Strategi Pengembangan ke depan adalah melalui diseminasi dan sosialisasi hasil ke pihak terkait terutama yang melaksanakan tugas dan fungsi kegiatan rehabilitasi lahan • Tahapan Pengembangan ke depan diawali dengan diseminasi dan sosialisasi hasil dan selanjutnya menjaring kerjasama dengan pihak terkait dalam kegiatan rehabilitasi lahan. Selain itu dilakukan pendampingan kelompok tani yang ada agar kegiatan yang sudah diinisiasi sebelumnya (saat pelaksanaan keg dan terus berjalan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
10
FOTO KEGIATAN ASPEK SILVIKULTUR (Aplikasi pot semai dan mikoriza dalam rehabilitasi lahan bekas longsor
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
11
FOTO KEGIATAN ASPEK SILVIKULTUR (Aplikasi pola tanam agroforestri dalam rehabilitasi lahan bekas longsor
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
12
FOTO KEGIATAN ASPEK SOSEK
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
13
FOTO KEGIATAN ASPEK SOSEK
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
14
logo lembaga
TERIMA KASIH RETNO PRAYUDYANINGSIH NURSYAMSI C.ANDRIYANI PRASETYAWATI TONY WIDIANTO HERI SURYANTO