LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Badan Litbang Kehutanan
Tahun 2013
Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Badan Litbang Kehutanan
Tahun 2013
Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF I.
PENDAHULUAN ...................................................................................................
1
A.
Latar Belakang ...........................................................................................
1
B.
Maksud dan Tujuan ....................................................................................
1
C.
Aspek Stratejik Organisasi ...........................................................................
2
D.
Data Umum Organisasi ................................................................................
4
1.
Kedudukan, Tugas dan Fungsi ..............................................................
4
2.
Struktur Organisasi ..............................................................................
4
3.
Pelaksanaan Tugas ..............................................................................
6
4.
Sumber Daya Manusia ..........................................................................
9
5.
Sarana dan Prasarana ..........................................................................
10
E. II.
III.
IV.
Sistematika
................................................................................................
11
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ...........................................................
12
A.
Rencana Strategis .......................................................................................
12
B.
Perjanjian Kinerja
.......................................................................................
19
AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................................
23
A.
Pengukuran Kinerja .....................................................................................
23
B.
Evaluasi Kinerja
29
C.
Analisis Akuntabilitas Kinerja
…………………........................................................................ ….....................................................................
55
1.
Analisis Kinerja
…………………………………...................…………………………..
55
2.
Akuntabilitas Keuangan ……………………………………………………………………..
56
PENUTUP ............................................................................................................
59
LAMPIRAN
ii
Tabel 1.
Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI ................................
3
Tabel 2.
Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan …………..
5
Tabel 3.
Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang Dibina
8
Tabel 4.
Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural
...................
9
dan jabatan fungsional ………………....................................................... Tabel 5.
Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 .....
Tabel 6.
Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI tahun 2013 …….................................................................................
Tabel 7.
19 26
Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI berdasarkan indikator outcome dengan tujuan meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang
………………….............................................
27
Tabel 8.
Kriteria capaian nilai outcome pada setiap kegiatan penelitian …..............
31
Tabel 9.
Hasil litbang di bidang konservasi dan rehabilitasi sampai dengan tahun 2013
32
................................................................................................ Tabel 10.
Hasil litbang di bidang produktivitas hutan sampai dengan tahun 2013 ….
Tabel 11.
Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sampai dengan tahun 2013 ...................................................................
Tabel 12.
41
Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan sampai dengan tahun 2013 …......................................................................................
Tabel 13.
37
43
Pencapaian kinerja sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 ..................................................................................................
55
Tabel 14.
Perbandingan capaian kinerja tahun 2010 – 2013 ………….......................
55
Tabel 15.
Realisasi anggaran per jenis belanja pada tahun 2013 ............................
56
Tabel 16.
Realisasi anggaran per sumber dana pada tahun 2013 …........................
57
Tabel 17.
Pagu dan realisasi anggaran per satker lingkup Badan Litbang Kehutanan
Tabel 18.
tahun 2013 …………………......................................................................
57
Pagu dan realisasi anggaran tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 .......
58
iii
Lampiran 1.
Rencana Kinerja Tahunan ………..............................................
Lampiran 2.
Penetapan Kinerja Tahun 2013 lingkup Badan Litbang Kehutanan
Lampiran 3.
………………………………………………………...................
Pengukuran Kinerja Kegiatan
iv
.................................................
60
63 67
RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah,
Badan
Litbang
Kehutanan berkewajiban untuk
menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP). LAKIP merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Litbang Kehutanan selama Tahun 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja pada dasarnya adalah laporan pencapaian dari Rencana Kerja tahun 2013 yang merupakan bagian dari Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014. Rencana
Strategis
Badan
Litbang
Kehutanan
2010-2014
penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2014.
merupakan
Sejalan dengan visi
dan misi yang telah ditetapkan, tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan Litbang Kehutanan pada akhir periode (tahun 2014) sesuai Renstra ialah: (1) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau terapan. (2) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang. (3) Memantapkan
unsur
pendukung
kelitbangan
dengan
sasaran
strategis
terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.
Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan kemudian dijabarkan menjadi rencana tahunan dan penetapan kinerja. Berdasarkan Rencana Kinerja tersebut, disusun Dokumen Penetapan Kinerja setelah pagu anggaran ditetapkan, yang isinya mencakup: 1. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul. 2. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul. 3. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul. 4. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul. 5. Fasilitasi, koordinasi dan pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebanyak 20 satker. Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pertama renstra Badan Litbang Kehutanan,
setiap
judul
atau
kegiatan
penelitian
dituntut
untuk
mampu
menghasilkan luaran berupa iptek atau temuan yang didapat dari kegiatan penelitian tersebut. Iptek atau temuan penelitian dapat berupa informasi ilmiah, teknik, teknologi, metoda, formula, sistem, model, hasil rekayasa alat, produk atau temuan penelitian lainnya yang bersifat spesifik sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian.
Setiap output Iptek yang dihasilkan harus dapat dimanfaatkan oleh
pengguna terkait. Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan, pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya.
Setiap judul atau kegiatan penelitian yang dilaksanakan harus
mampu menghasilkan iptek dan minimal 60% iptek yang dihasilkan dimanfaatkan oleh pengguna. Pada tahun 2013, dari 25 penelitian integratif yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Kehutanan dijabarkan dalam 405 hasil litbang, dengan rincian 143 hasil litbang konservasi dan rehabilitasi, 176 hasil litbang peningkatan produktivitas hutan, 51 hasil litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan, 35 hasil litbang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan. Realisasi capaian output kegiatan penelitian pada tahun 2013, tercapai 100%. Berkaitan dengan Renstra Badan Litbang Kehutanan 2010-2014, fokus kegiatan litbang kehutanan selain pada kualitas litbang namun juga mendorong
tingkat kebermanfaatan IPTEK dari hasil-hasil litbang yang dilakukan oleh Badan Litbang Kehutanan. Pada prinsipnya perhitungan outcome dipergunakan juga untuk memantau perkembangan pemenuhan target renstra yaitu capaian indikator kinerja kebermanfaatan IPTEK pada akhir renstra tahun 2014 minimal 60%. Perhitungan outcome (kebermanfaatan) hasil IPTEK dimulai dari capaian pelaksanaan
satuan terkecil yaitu pelaksanaan setiap judul-judul penelitian.
Selanjutnya diakumulasikan menjadi kegiatan riset untuk menghasilkan paket IPTEK. Dalam hal ini, kinerja dihitung dalam tingkatan kebermanfaatan hasil IPTEK untuk setiap kegiatan litbang kehutanan. Secara umum nilai rata-rata capaian outcome dari keempat indikator kinerja dari 25 penelitian integratif adalah 47,13%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 78,55%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 78,55% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Capaian outcome sebagian masih berupa jurnal/publikasi ilmiah yang nilai outcomenya 60-80%. Beberapa capaian outcome berupa draft publikasi dengan nilai outcome 20%, dan sebagian sudah diadopsi pengguna dengan nilai outcome 100%. Untuk melaksanakan seluruh kegiatan, Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013
memperoleh
dukungan
dana
dengan
total
anggaran
sebesar
Rp.
274.414.473.000,-. Realisasi keuangan Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 262.298.732.296 (95,58%). Rata-rata capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 terhadap tiga sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar 92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK. Berdasarkan capaian kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa kegiatan yang belum mencapai kinerja yang optimal. Dengan demikian upaya peningkatan kinerja harus mendasarkan pada nilai outcome yang masih rendah. Untuk itu upaya selanjutnya adalah memfungsikan hasil penelitian yang berarti meningkatkan nilai outcome. Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan
penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output utama, tetapi merupakan output antara kegiatan penelitian. Output utama penelitian adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir. Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian
kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja
mencerminkan bahan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang. Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan kemanfaatan hasil-hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap kegiatan. Apabila laporan kinerja ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan kebijakan, maka kebijakan litbang di tahun mendatang disarankan agar memberikan ruang, fasilitasi dan menekankan upaya diseminasi hasil litbang. Dengan demikian diharapkan hasil litbang dapat lebih dimanfaatkan oleh sasaran pengguna. Sebagai pemandu bagi penggunanya, maka topik penelitian mendatang harus mengarah pada kebutuhan masa depan yang menurut pertimbangan ilmiah akan menjadi hal yang strategis.
Pengejawantahan Badan Litbang menjadi pemandu (trendsetter)
dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian bioenergi, pendayagunaan mikroba untuk obat dan energi serta teknologi nano.
Ketiga topik tersebut merupakan
bagian dari upaya Badan Litbang menjadi pemandu bagi kebutuhan strategis di masa datang.
A. Latar Belakang Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan ukuran daya saing yang harus dimiliki oleh suatu pemerintahan. Oleh karena itu, penerapan good
governance sangat diperlukan sebagai bagian proses reformasi administrasi publik. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Salah satu elemen yang penting dalam tata pemerintahan yang baik adalah adanya akuntabilitas publik, disamping transparansi, tegaknya hukum dan peraturan. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan suatu sistem yang komprehensif untuk memperbaiki proses-proses pengambilan keputusan mulai dari perumusan kebijakan stategis, perencanaan kinerja, pelaksanaan, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja, sehingga setiap instansi pemerintah didorong untuk dapat akuntabel dan dapat meningkatkan kinerjanya secara berkelanjutan. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
mewajibkan
kepada setiap
Instansi
Pemerintah
sebagai
unsur
penyelenggara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Sebagai bagian dari instansi Pemerintah, Badan Litbang Kehutanan juga berkewajiban untuk memenuhi amanah tersebut dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2013.
B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Badan
Litbang
Kehutanan pada Tahun 2013 dengan tujuan untuk
memberikan informasi mengenai akuntabilitas kinerja instansi yang meliputi : 1
a. Evaluasi Kinerja Kegiatan yang meliputi masukan (input), luaran (output) dan hasil (outcome) litbang kehutanan selama tahun 2013. b. Evaluasi Kinerja Program Litbang Kehutanan serta aspek pendukungnya baik organisasi, administratif, SDM dan kepegawaian pengelolaan, pembiayaan dan pengelolaan sarana dan prasarana serta administrasi dan kerjasama. c. Umpan balik bagi pengambil keputusan dalam rangka pemantapan perencanaan, pelaksanaan
dan
pemantauan
guna peningkatan
kinerja Badan
Litbang
Kehutanan di masa mendatang. C. Aspek Stratejik Organisasi Badan Litbang Kehutanan sebagai unsur penunjang mempunyai peran yang penting dan strategis yaitu: 1) pemandu (leading the way, setting the course,
guiding the moves) Kementerian Kehutanan; 2) pengawal (menyediakan informasi dan IPTEK sebagai basis solusi permasalahan aktual yang dihadapi Kementerian Kehutanan); dan 3) pendorong (menghasilkan informasi dan inovasi teknologi untuk memberikan
akselerasi
pencapaian
tujuan
Kementerian
Kehutanan). Dengan
demikian Badan Litbang Kehutanan harus dapat mengambil peran dalam semua bidang tugas Kementerian Kehutanan. Bidang tugas Badan Litbang Kehutanan adalah menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan informasi dan IPTEK yang diperlukan dalam pembangunan kehutanan. Secara substansial program penelitian dan pengembangan harus mengacu pada 6 kebijakan prioritas Kementerian Kehutanan (P.10/Menhut-IV/2011) yaitu 1) Pemantapan kawasan hutan; 2) Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS); 3) Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan; 4) Konservasi Keanekaragaman Hayati; 5) Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan; 6) Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan. Namun demikian tidak semua kebijakan prioritas tersebut perlu dukungan penelitian dan pengembangan yang seimbang. Agenda riset Badan Litbang Kehutanan jangka panjang dirancang lebih terarah, terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan pengguna dengan menggunakan payung Roadmap Litbang Kehutanan 2010-2025. Roadmap mengakomodasi 5 tema besar litbang yaitu: (1) Lanskap Hutan, (2) Pengelolaan Hutan (dengan 5 sub tema 2
yaitu Hutan Alam, Hutan Tanaman, Biodiversitas, Pengelolaan DAS dan HHBK), (3) Perubahan Iklim, (4) Pengolahan Hasil Hutan dan (5) Kebijakan Kehutanan. Tema dan sub tema tersebut selanjutnya menjadi 9 program litbang dan dijabarkan menjadi 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI), secara garis besar disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI Program Litbang
Rencana Penelitian Integratif (RPI)
1. Lanskap Hutan
Manajemen Lanskap Berbasis DAS (RPI 1) Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2)
2. Hutan Alam
Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4) Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5)
3. Hutan Tanaman
Pengelolaan Pengelolaan Agroforestry Pengelolaan Bioteknologi (RPI 10)
4. Biodiversitas
Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13)
5. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi (RPI 14) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)
6. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Pengelolaan HHBK-FEMO (RPI 11)
7. Perubahan Iklim
Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) (RPI 17) Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)
8. Pengolahan Hasil Hutan
Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) Keteknikan Hutan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21) Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)
9. Kebijakan Kehutanan
Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)
Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) (RPI 8) Dipterokarpa (RPI 9) Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan
3
D. Data Umum Organisasi 1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan kedudukan Badan Litbang Kehutanan adalah sebagai unsur pendukung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan dipimpin oleh Kepala Badan. Badan Litbang Kehutanan mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan termasuk penyebarluasan hasilhasil penelitian dan pengembangan kepada pengguna baik internal maupun eksternal Kementerian Kehutanan. Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut
Badan
Litbang
Kehutanan
menyelenggarakan beberapa fungsi, yaitu : a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan; b. pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan; c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan;dan d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 2. Struktur Organisasi Badan Litbang Kehutanan terdiri atas: a. Sekretariat Badan; b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi; c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktifitas Hutan; d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan;dan e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan. Di tingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilakukan beberapa penyempurnaan organisasi yang didasarkan pada prinsip : a. Upaya untuk meningkatkan kinerja Badan Litbang Kehutanan. b. Core Research UPT Badan Litbang Kehutanan.
4
c. Reformasi Program Anggaran (RPA) yang menuntut deliniasi dan fokus kegiatan yang jelas. d. Pertimbangan bahwa lembaga litbang harus mampu menjawab permasalahan dan memberikan solusi yang tidak dapat dibatasi oleh program/kegiatan tertentu. Nomenklatur dan tupoksi Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Litbang Kehutanan masing-masing mengacu kepada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 27/Menhut-II/2011 s/d P. 40/Menhut-II/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Kehutanan. UPT tersebut berjumlah 15 unit kerja yang terdiri atas 2 Balai Besar setingkat Eselon II B dan 13 Balai Penelitian setingkat Eselon III sebagaimana Tabel 2 berikut : Tabel 2. Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan No.
Nama Organisasi
Kedudukan
1.
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH)
Yogyakarta
2.
Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (BBPD)
Samarinda
3.
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA)
Ciamis
4.
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH)
Bogor
5.
Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BPTHHBK)
Mataram
6.
Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS (BPTKPDAS)
Solo
7.
Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam (BPTKSDA)
Samboja
8.
Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan (BPTSTH)
Kuok
9.
Balai Penelitian Kehutanan Manokwari
Manokwari
10.
Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru
Banjarbaru
11.
Balai Penelitian Kehutanan Palembang
Palembang
12.
Balai Penelitian Kehutanan Makassar
Makassar
13.
Balai Penelitian Kehutanan Kupang
Kupang
14.
Balai Penelitian Kehutanan Manado
Manado
15.
Balai Penelitian Kehutanan Aen Nauli
Aek Nauli
Konsep reorganisasi UPT tersebut menghasilkan: a. Tipe UPT yang terdiri dari Balai Besar (setingkat eselon II) dan Balai Penelitian (setingkat eselon III dengan 3 seksi, tanpa pembedaan tipe A dan B)
5
b. Jenis UPT yang terdiri dari Balai Penelitian Kehutanan Umum dan Balai Penelitian Khusus. Balai Kehutanan Umum dapat melaksanakan berbagai topik penelitian pada wilayah
tertentu. Balai Penelitian Kehutanan Khusus melaksanakan
penelitian dengan topik khusus dengan wilayah kerja seluruh Indonesia. 3. Pelaksanaan Tugas Untuk mengimplementasikan tugas pokok dan fungsinya, Badan Litbang Kehutanan harus memperhatikan Renstra Kementerian Kehutanan dan Rencana Strategis Badan Libang Kehutanan 2010-2014 yang telah ditetapkan. Berdasarkan Renstra tersebut kegiatan penelitian dan pengembangan oleh Badan Litbang Kehutanan dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) program litbang dan 3 (tiga) program pendukung/komplemen yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh beberapa unit kerja yaitu: 4 (empat) Pusat Libang, 2 (dua) Balai Besar dan 13 (tiga belas) Balai Penelitian yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas secara bersamasama dilakukan baik oleh Unit Kerja Eselon II (Sekretariat Badan Litbang Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan) maupun oleh UPT (unit kerja eselon II b dan III a). Secara garis besar kegiatan pelaksanaan tugas unit kerja eselon II (Sekretariat dan Puslitbang) dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Sekretariat Badan Litbang Kehutanan • Koordinasi dan penyusunan rencana program, anggaran, dan kerjasama • Koordinasi dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan, rencana program dan anggaran • Koordinasi dan pengelolaan data, informasi, publikasi dan diseminasi hasil penelitian serta pengelolaan urusan perpustakaan; dan • Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Badan. b. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser) • Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam; • Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan konservasi
dan
rehabilitasi sumberdaya alam; • Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam; 6
• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam oleh unit pelaksana teknis; dan • Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat. c. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (Pusprohut) • Penyusunan
kebijakan
teknis,
rencana
dan
program
penelitian
dan
pengembangan di bidang produktivitas hutan; • Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan
di bidang
produktivitas hutan; • Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang produktivitas hutan; • Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian produktivitas hutan oleh unit pelaksana teknis; dan • Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat. d. Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) • Penyusunan
kebijakan
teknis,
rencana
dan
program
penelitian
dan
pengembangan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan; • Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan
di bidang
keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan; • Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan; • Pembinaan
dan
pengendalian teknis pelaksanaan penelitian keteknikan
kehutanan dan pengolahan hasil hutan oleh unit pelaksana teknis; dan • Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat. e. Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan (Puspijak) • Penyusunan
kebijakan
teknis,
rencana
dan
program
penelitian
dan
pengembangan di bidang perubahan iklim dan kebijakan; • Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan
di bidang
perubahan iklim dan kebijakan; • Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan perubahan iklim dan kebijakan;
7
• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian perubahan iklim dan kebijakan oleh unit pelaksana teknis; dan • Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat. Untuk mensinergikan kegiatan kelitbangan oleh Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan maka ditetapkan Kepala Puslitbang sebagai Pembina Unit Pelaksana Teknis untuk melakukan pembinaan teknis dan atau administrasi melalui Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor SK. 29/VIII-SET/2011. Pembinaan teknis mencakup perancangan, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan kelitbangan. Pembinaan administrasi mencakup penyusunan program dan rencana kerja, keuangan, umum dan kepegawaian, evaluasi, dokumentasi, pelaporan, dan monitoring kinerja. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina tersaji pada Tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina No. 1.
Unit Kerja Pembina Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi
Unit Pelaksana Teknis Yang Dibina 1. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS 2. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam 3. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli 4. Balai Penelitian Kehutanan Makassar
2.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan
1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 2. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry 3. Balai Penelitian Kehutanan Manado 4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan
3.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan
1. Balai Penelitian Kehutanan Palembang 2. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru 3. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari
4.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
1. Balai Besar Penelitian Dipterocarpa 2. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu 3. Balai Penelitian Kehutanan Kupang 4. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan
8
4. Sumber Daya Manusia Pada tahun 2013, jumlah PNS dan CPNS lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah 1.624 pegawai, ditambah tenaga honorer/kontrak kerja sebanyak 263 orang. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional No. 1.
2.
Jabatan Tenaga Struktural/ Non Struktural a. Struktural b. Fungsional Umum Tenaga Fungsional a. Peneliti b. Calon Peneliti c. Teknisi Litkayasa d. Calon Teknisi Litkayasa e. Pustakawan f. Pranata Komputer g. Analis Kepegawaian h. Arsiparis i. Pranata Humas JUMLH PNS dan CPNS Honorer/Kontrak Kerja JUMLAH
L
Jumlah P
Jumlah
97 497
38 231
135 728
241 20 241 9 1 1 0 1 0 1.108
187 22 30 0 6 0 0 2 0 516
428 42 271 9 7 1 0 3 0 1.624 263 1.887
Sebagai acuan moral bagi Pegawai lingkup Badan Litbang Kehutanan untuk menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas Badan Litbang Kehutanan serta menghindarkan segala benturan antar sesama Pegawai dalam rangka mencapai dan mewujudkan Visi dan Misi Badan Litbang Kehutanan, ditetapkan Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor P.1/VIIISET/2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil lingkup Badan Litbang Kehutanan yang mencakup nilai-nilai dasar pribadi (basic individual values) sebagai berikut: a. Integritas, bersikap, berperilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri dan lingkungan, objektif terhadap permasalahan, memiliki komitmen terhadap visi dan misi, konsisten dalam bertindak dan bersikap, berani dan tegas dalam mengambil keputusan dan resiko kerja, disiplin dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan amanah; 9
b. Profesionalisme, berpengetahuan luas, berketerampilan yang tinggi sehingga mampu bekerja sesuai dengan kompetensi, mandiri tanpa intervensi pihak lain, konsisten dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas; c. Inovasi, kaya akan ide-ide baru dan selalu meningkatkan kemampuan; d. Transparansi, setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dapat dipertanggungjawabkan serta senantiasa dievaluasi secara berkala dan terbuka untuk semua
stakeholder Badan Litbang Kehutanan; e. Produktivitas, mampu bekerja keras dengan orientasi hasil kerja yang sistematis, terarah dan berkualitas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisiensi serta dapat dipertanggungjawabkan; f. Religiusitas, berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan berada di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, tekun melaksanakan ajaran agama, mengawali setiap tindakan selalu didasari niat ibadah sehingga apa yang dilakukan hari ini harus selalu lebih baik dari kemarin; g. Saling membantu, menghormati, koorperatif dan saling mengingatkan dan menegur agar tidak terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme serta menjunjung tinggi jiwa korsa rimbawan; h. Kepemimpinan, berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan, dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang prima. 5. Sarana dan Prasarana Sarana
dan
prasarana
penelitian
pada
prinsipnya
digunakan
untuk
mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang memungkinkan lahirnya hasil-hasil litbang yang inovatif dan aplikatif. Berbagai sarana yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan antara lain: a. Peralatan dan mesin-mesin. b. Hutan Penelitian/KHDTK c. Perpustakaan Pusat dan Daerah d. Website dan Internet e. Kendaraan operasional lapangan f. Laboratorium : • Laboratorium Mikrobiologi • Laboratorium Genetika Molekuler dan Kultur Jaringan • Laboratorium Pengujian Terpadu • Laboratorium Anatomi Kayu • Laboratorium Pengawetan Kayu 10
• Laboratorium Pengeringan Kayu • Laboratorium Botani • Laboratorium Silvikultur • Laboratorium Penangkaran Satwa • Laboratorium Hama dan Penyakit • Laboratorium Tanah • Laboratorium Entomologi • Laboratorium Mikologi • Laboratorium Teknologi Serat • Laboratorium Produk Majemuk
E. Sistematika Sistematika penyajian LAKIP Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 mengacu pada format yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), sebagai berikut: BAB I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP, serta gambaran umum organisasi Badan Litbang Kehutanan. BAB II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kerja (dokumen penetapan kinerja). BAB III – Akuntabilitas organisasi,
Kinerja,
menjelaskan
analisis pencapaian
pencapaian
kinerja Badan
sasaran-sasaran
Litbang Kehutanan
dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2013. BAB IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan
Litbang kehutanan tahun 2013 dan menguraikan
rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
11
A. Rencana Strategis Perencanaan Strategis disusun sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi dalam kurun waktu tertentu secara sistematis, terarah dan terpadu. Perencanaan ini memperhitungkan analisis situasi baik faktor internal maupun faktor eksternal serta isu-isu strategis lainnya. Dalam rencana strategis disusun visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan strategi pencapaiannya yang disesuaikan dengan tupoksi serta kemampuan seluruh unit kerja lingkup Badan Litbang Kehutanan. Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2014.
1. Visi dan Misi Visi Badan Litbang Kehutanan mencerminkan posisi dan fungsi Badan Litbang Kehutanan
dalam
konteks visi
kelestarian
hutan
bagi
Kementerian
peningkatan
Kehutanan
kesejahteraan
yaitu
masyarakat”.
“Terwujudnya Berdasarkan
Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan Tahun 2010-2014 telah ditetapkan visi Badan Litbang Kehutanan, yaitu: “ Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka dalam
mendukung terwujudnya pengelolaan hutan lestari untuk kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan” Adapun makna yang terkandung di dalam visi tersebut adalah: •
Lembaga penyedia IP TEK Kehutanan yang terkemuka merupakan prestasi yang ingin dicapai Badan Litbang Kehutanan yaitu mendapatkan kepercayaan publik sebagai lembaga penghasil Iptek Kehutanan yang kredibel dan mampu menjawab kebutuhan pengguna dan tantangan pembangunan sektor kehutanan.
•
P engelolaan hutan lestari adalah tujuan utama sektor kehutanan untuk mewujudkan
kegiatan
pengelolaan
hutan
yang
di
dalamnya mencakup
kelestarian ekonomi, kelestarian sosial, dan kelestarian ekologi (lingkungan) secara seimbang dan harmonis. Iptek yang dihasilkan Badan Litbang Kehutanan
12
harus mampu mendukung praktik-praktik kehutanan yang sesuai dengan prinsipprinsip pengelolaan hutan lestari. •
Kesejahteraan
masyarak at
yang
berk eadilan
adalah
muara
dari
pengelolaan hutan lestari yaitu terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat pada umumnya maupun masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar hutan. Manfaat dari kegiatan pengelolaan hutan harus dirasakan secara adil tidak hanya oleh
usaha
besar
tapi
juga
oleh
masyarakat
yang
kehidupan
dan
penghidupannya terkait dengan hutan. Untuk mengaktualisasikan peran IPTEK Kehutanan dalam pembangunan Kehutanan yang berkelanjutan yang mendukung peningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka ditetapkan misi Badan Litbang Kehutanan, sebagai berikut:
a. Meningkatkan penguasaan dan kemanfaatan IPTEK Kehutanan. b. Memantapkan unsur pendukung kelitbangan.
Makna yang terkandung di dalam misi tersebut adalah: •
Penguasaan dan kemanfaatan Iptek harus menjadi satu kesatuan karena pada dasarnya temuan Iptek harus dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk mendukung perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan.
•
Unsur pendukung kelitbangan mempunyai peran penting untuk menjamin keberlangsungan kegiatan litbang serta menjaga dan meningkatkan kualitas hasilnya.
2. Tujuan dan Sasaran Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan pada Renstra 2010-2014, tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan Litbang Kehutanan pada akhir periode (tahun 2014) ialah: (4) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus
13
mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau terapan. (5) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang. (6) Memantapkan
unsur
pendukung
kelitbangan
dengan
sasaran
strategis
terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.
3. Strategi P encapaian Tujuan dan Sasaran Untuk mencapai tujuan dan sasaran di atas, Badan Litbang Kehutanan menempuh arah kebijakan dan strategi sebagai berikut : 1. Arah Kebijakan Selaras dengan arah kebijakan dan 18 sasaran strategis Kementerian Kehutanan, khususnya dalam peningkatan peran IPTEK dalam mendukung pembangunan Kehutanan, serta mengakomodasi perkembangan lingkungan strategis terkait sektor kehutanan, maka kebijakan Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 diarahkan pada tiga hal utama, yaitu : 1) Peningkatan kemampuan penguasaan IPTEK Kehutanan; 2) Peningkatan kemanfaatan dan penerapan IPTEK Kehutanan; 3) Pemantapan dukungan kelitbangan, meliputi perencanaan, evaluasi dan pelaporan, kerjasama, komunikasi hasil litbang, pengelolaan keuangan, SDM. serta sarana prasarana, pengelolaan KHDTK dan sumber benih. 2. Untuk mengefektifkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Litbang Kehutanan sesuai dengan arah kebijakan yang diterapkan, dilakukan beberapa langkah strategis, yaitu :
14
1) Konsistensi terhadap Roadmap Litbang Kehutanan 2010-2025 Roadmap ditetapkan dengan keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 163/MENHUT-II/2009 tanggal 3 April 2009, merupakan pedoman/acuan kegiatan litbang dan indikatif outputnya untuk periode 15 tahun ke depan. Arah kegiatan litbang diakomodasikan dalam 9 program litbang yaitu : (1) Lansekap Hutan (2) Hutan Alam (3) Hutan Tanaman (4) Biodiversitas (5) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) (6) Daerah Aliran Sungai (DAS) (7) Perubahan Iklim (8) Pengolahan Hasil Hutan (9) Kebijakan Kehutanan Disamping 9 program litbang di atas, Badan Litbang Kehutanan menetapkan 3 program pendukung/komplemen yaitu : (1) Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM (2) Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang (3) Peningkatan Sarana dan Prasarana Litbang 2) Penyusunan Rencana Penelitian Integratif (RPI) Berdasarkan 9 program litbang tersebut diatas, selanjutnya dijabarkan ke dalam 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI) agar penelitian lebih terfokus, efisien dan efektif serta berorientasi pada hasil litbang. Komponen kegiatan penelitian dan luaran RPI menjadi acuan unit kerja lingkup Badan Litbang dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tahun 20102014. Penelitian integratif bersifat lintas unit kerja dan melibatkan berbagai disiplin ilmu terkait untuk menjawab kompleksitas tantangan dan permasalahan sektor kehutanan secara lebih komprehensif dari sisi hulu sampai hilir. RPI juga diarahkan untuk mendukung pencapaian 18 Sasaran Strategis Kementerian Kehutanan dengan keterkaitan yang tidak terpisahkan antara 15
aspek sosial ekonomi, sosial budaya dan ekologi dalam mendukung terwujudnya pengelolaan hutan secara berkelanjutan. 3) Penyusunan Penelitian Integratif Unggulan (PIU) Penelitian Integratif Unggulan (PIU) adalah bagian dari satu atau lebih RPI yang dirancang untuk menghasilkan IPTEK yang menjadi unggulan masingmasing unit kerja teknis di lingkup Badan Litbang Kehutanan, untuk itu PIU harus sesuai dengan “core research “ masing-masing unit kerja pelaksana serta diupayakan dapat mencerminkan kekhasan tantangan kehutanan. 4) Restrukturisasi Program dan Kegiatan Sesuai dengan reformulasi program dan kegiatan nasional, setiap unit eselon IIA
(Puslitbang) hanya melaksanakan satu kegiatan yang mendukung
Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan. Kegiatan untuk masing-masing Puslitbang di lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (2) Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (3) Kegiatan Litbang Keteknikan dan Pengolahan Hasil Hutan (4) Kegiatan Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan (5) Sebagai
unsur
pendukung,
Sekretariat Badan
Litbang Kehutanan
melaksanakan kegiatan generik unit kerja pendukung, yaitu Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
4. Kegiatan Badan Litbang Kehutanan Dalam rangka implementasi Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan telah ditetapkan 5 (lima) kegiatan dengan Eselon II A sebagai penanggung jawab masing-masing kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah: 1. Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu: 1) Pengelolaan Hutan Lahan Kering 2) Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai 16
3) Pengelolaan Hutan Rawa Gambut 4) Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme 5) Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem 6) Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi 7) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS 2. Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu: 1) Pengelolaan Hutan Alam Produksi 2) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu 3) Agroforestry 4) Pengelolaan Dipterokarpa 5) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan 6) Pengelolaan HHBK - FEMO 3. Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu: 1) Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu 2) Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan 3) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu 4) Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) 5) Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu 4. Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu: 1) Manajemen Lanskap Berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) 2) Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan 3) Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi
17
4) Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) 5) Penelitian Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim 6) Penguatan Tata Kelola Kehutanan 7) Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan 5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Litbang Kehutanan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian output adalah: 1) Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker. 2) Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan BMN di lingkungan Badan Litbang Kehutanan dalam rangka mewujudkan opini keuangan Kemenhut “wajar tanpa pengecualian” mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak 20 satker. 3) Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Untuk mencapai IKK, maka dilakukan kegiatan-kegiatan pencapaian output kegiatan yaitu: 1) Rencana program dan anggaran sebanyak 20 satker per-tahun 2) Evaluasi dan pelaporan sebanyak 20 satker per-tahun 3) Sarana dan prasarana pada 20 unit kerja per-tahun 4) Peningkatan kualitas dan pembinaan SDM sebanyak 1.624 orang pertahun 5) Pengelolaan KHDTK sebanyak 30 unit (di 34 lokasi) 6) Tatalaksana keuangan dan BMN, kerjasama, data dan informasi pada 20 satker.
18
B. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan
dan
merupakan
bagian
dari rencana tahunan. Rencana Kinerja
merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan serta Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, Kemenhut. Disamping itu, Rencana Kinerja juga merupakan penyambung antara Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (RenjaKL) Kementerian Kehutanan dan dokumen Kegiatan Penelitian Integratif (RPI) dengan Rencana Kerja Anggaran Badan Litbang Kehutanan (RKA -KL) Badan Litbang kehutanan setiap tahunnya. Perancangan kegiatan secara integratif dilakukan mengingat kompleksitas permasalahan dan tantangan sektor kehutanan yang tidak memungkinkan dijawab melalui penelitian yang bersifat parsial. Penelitian integratif dilakukan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu, untuk menjawab persoalan secara lebih komprehensif dari hulu sampai hilir dengan keterkaitan antara aspek ekonomi, sosial budaya dan ekologi (lingkungan). Untuk tahun 2013, Rencana Kinerja Tahunan (Form RKT ) selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan gambaran umum Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 dapat dilihat pada matrik sebagaimana Tabel 5 berikut. Tabel 5. Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 SASARAN
Minimal 60% hasil penelitian dan pengembangan kehutanan dapat dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan, pengelolaan teknis kehutanan dan pengayaan ilmu pengetahuan, termasuk pengembangan kebijakan dan teknis yang berkaitan dengan isu-isu perubahan iklim
INDIKATOR KINERJA
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul 1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 2.
Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4)
3.
Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5)
4.
Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13) Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14) Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)
5. 6. 7.
TARGET
60 143
% Hasil litbang
15
Hasil litbang
14
Hasil litbang
8
Hasil litbang
50
Hasil litbang
17
Hasil litbang
15
Hasil litbang
24
Hasil litbang
19
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10) Agroforestry (RPI 8) Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9)
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul 1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) 3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21) 4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) 5.
Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul 1. 2. 3. 4. 5.
Terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat maupun di daerah, dan menjadi bagian pendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan
20
Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1) Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17) Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)
TARGET
60 176
% Hasil litbang
15
Hasil litbang
43
Hasil litbang
40
Hasil litbang
39
Hasil litbang
22 17
Hasil litbang Hasil litbang
60 51
% Hasil litbang
12 6
Hasil litbang Hasil litbang
15
Hasil litbang
14
Hasil litbang
4
Hasil litbang
60 35
% Hasil litbang
3
Hasil litbang
5
Hasil litbang
3
Hasil litbang
11
Hasil litbang
8
Hasil litbang
6.
Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24)
3
Hasil litbang
7.
Pengelolaan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)
2
Hasil litbang
Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker 1.
Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM Diklat SDM Litbang Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan Administrasi kepegawaian Administrasi jabatan fungsional Layanan perkantoran
20 239 1 32 6 12
Satker Orang Peraturan Laporan Laporan Bulan layanan
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
2.
3.
4.
TARGET
Perencanaan, pengelolaan anggaran dan kerjasama Pengembangan hasil penelitian
20
Satker
15
Laporan
Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Perencanaan dan pengelolaan anggaran
48
Laporan
80
Dokumen
Hasil kerjasama teknis
27
Laporan
Kajian issue actual
13
Laporan
Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan
20
Satker
Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi
73
Laporan
Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) Informasi hasil penelitian/layanan data dan informasi Website instansi
10 52
Laporan Informasi
14
Domain
Jaringan LAN/internet Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelitian
26 16
Titik jaringan Seminar
Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek Buku statistik instansi
34 154
Terbitan Buku
Buku perpustakaan Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil penelitian Pengelolaan perpustakaan
328 24
Buku Pameran
16
Laporan
Pengelolaan keuangan dan umum
20
Satker
Sistem Akuntansi Instansi
49
Laporan
Pengelolaan laboratorium penelitian
17
Laporan
Pengelolaan herbarium Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/ persemaian permanen Pengelolaan Sertifikat ISO
2 13
Laporan Laporan
6
Sertifikat
Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan
15
Laporan
Jembatan Jaringan air
36 80
m2 Meter
Peralatan multimedia Peralatan laboratorium Kendaraan bermotor Perangkat pengolah data dan komunikasi Peralatan dan fasilitas perkantoran Gedung/bangunan
22 230
Unit Unit
22
Unit
285 941
Unit Unit
19.337
m2
Berdasarkan Rencana Kinerja tersebut, disusun Dokumen Penetapan Kinerja setelah pagu anggaran ditetapkan. Dalam dokumen tersebut, Kinerja Badan Litbang Kehutanan mencakup: 6. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul. 21
7. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul. 8. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul. 9. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul. 10. Fasilitasi, koordinasi dan pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebanyak 20 satker.
Dokumen Penetapan Kinerja Badan Litbang Kehutanan yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Kehutanan dan Menteri Kehutanan dapat dilihat pada Lampiran 2.
Untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut, Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 memperoleh dukungan dana yang bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan Penerimaan Non Pajak (PNP) dengan total anggaran sebesar Rp. 274.414.473.000,- .
22
Secara umum Badan Litbang Kehutanan telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang diwujudkan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan untuk tahun 2013. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari pemenuhan beberapa indikator kinerja yang ditetapkan untuk masing-masing sasaran tersebut. A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strateji instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK). Indikator kinerja yang digunakan meliputi Input,
Output dan Outcome dan tiap-tiap indikator kinerja ditetapkan satuannya. Sedangkan hasil pengukuran kinerja yang berisi indikator kinerja yang dipakai rencana dan realisasi masing-masing kegiatan secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran 3. Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengukuran kinerja kegiatan pada masingmasing indikator kinerja adalah pengukuran pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan Tahun 2010-2014. Untuk membuat kesimpulan hasil pengukuran, digunakan skala pengukuran kinerja dengan hasil penilaian dalam bentuk persentase kinerja dengan kategori sebagai berikut: - Kinerja mencapai 85% - 100%
: sangat baik
- Kinerja mencapai 70% - <85%
: baik
- Kinerja mencapai 55% - <70%
: sedang
- Kinerja lebih kecil dari 55%
: kurang baik 23
Misi P ertama : Meningkatkan Penguasaan dan Kemanfaatan IPTEK Kehutanan
Sasaran:
1
Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan
Maksud dari tercapainya 100% luaran paket IPTEK kehutanan, yaitu setiap kegiatan litbang harus mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau terapan. Tujuan dari sasaran tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan adalah menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar permasalahan sektor kehutanan. Untuk mencapai sasaran dari tujuan tersebut pada tahun 2013 telah dilaksanakan 4 Kegiatan Litbang, 9 Program Litbang dan 25 RPI yaitu: 1. Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (3 Program; 7 RPI) a. Program Pengelolaan Hutan Alam (3 RPI) • RPI 3: Pengelolaan Hutan Lahan Kering. • RPI 4: Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai • RPI 5: Pengelolaan Hutan Rawa Gambut b. Program Pengelolaan Biodiversitas (2 RPI) • RPI 12: Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme • RPI 13: Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem c. Program Pengelolaan DAS (2 RPI) • RPI 14: Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi • RPI 15: Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS 2.
Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (2 Program; 6 RPI) a. Program Pengelolaan Hutan Tanaman (5 RPI) • RPI 6: Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari • RPI 7: Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu
24
• RPI 8: Agroforestry • RPI 9: Pengelolaan Dipterokarpa • RPI 10: Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan b. Program Pengelolaan HHBK (1 RPI) • RPI 11: Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO 3.
Kegiatan
Litbang
Keteknikan
Kehutanan
dan
Pengolahan
Hasil
Hutan
(1 Program; 5 RPI) a. Program Pengolahan Hasil Hutan (5 RPI) • RPI 19: Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu • RPI 20: Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan • RPI 21: Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu • RPI 22: Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu • RPI 23: Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu 4.
Kegiatan Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan (3 Program; 7 RPI) a. Program Lanskap Hutan (2 RPI) • RPI 1: Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS • RPI 2: Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan b. Program Perubahan Iklim (3 RPI) • RPI 16: Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi • RPI 17: Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) • RPI 18: Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim c. Program Kebijakan Kehutanan (2 RPI) • RPI 24: Penguatan Tata Kelola Kehutanan • RPI 25: Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan
Secara umum setiap kegiatan pada setiap RPI mencapai target 100%, dengan rincian hasil sebagaimana pada Tabel 6 di bawah ini.
25
Tabel 6. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI tahun 2013
PROGRAM LANSKAP HUTA N Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan
Persentase Pencapaian (%) 100 100 100
II. 3. 4. 5.
PROGRAM PENGELOLAA N HUTAN ALAM Pengelolaan Hutan Lahan Kering Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai Pengelolaan Hutan Rawa Gambut
100 100 100
III. 6. 7. 8. 9. 10.
PROGRAM PENGELOLAA N HUTAN TANAMAN Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Agroforestry Pengelolaan Dipterokarpa Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
100 100 100 100 100
IV. 11.
PROGRAM PENGELOLAA N HASIL HUTA N BUKA N KAYU Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO
100
V. 12. 13.
PROGRAM PENGELOLAA N BIODIVERSITAS Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem
100 100
VI. 14.
PROGRAM PENGELOLAA N DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS
No I.
1. 2.
15. VII. 16. 17. 18.
VIII. 19. 20. 21. 22. 23. IX. 24. 25.
26
Program/ Kegiatan
PROGRAM PERUBAHA N IKLIM Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100 100
PROGRAM PENGOLA HA N HASIL HUTAN Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu
100 100 100 100 100
PROGRAM KEBIJAKA N KEHUTA NA N Penguatan Tata Kelola Kehutanan Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan
100 100
100
100
Sasaran:
2
Tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna
Tujuan dari sasaran tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna adalah meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil Litbang. Untuk mencapai tujuan dari sasaran tersebut dilakukan dengan kegiatan diseminasi, menggunakan indikator outcome dan pencapaian target. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI berdasarkan indikator outcome dengan tujuan meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang No.
Sasaran
Outcome
I.
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4) Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13) Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten dan Lintas Provinsi (RPI 14) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi
Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) Agroforestry (RPI 8) Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10) Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11)
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
II. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Realisasi Outcome (%) 48,69
% Pencapaian Outcome 81,16
47,31 54,71
78,86 91,19
46,88 45,90
78,13 76,50
40,57
67,62
54,27
90,46
51,20
85,34
48,53
80,88
45,00
75,00
41,87
69,78
53,55 50,50 60,09
89,26 84,17 100,15
40,16
66,93
Ket. Persen pencapaian outcome terhadap target 60%
Persen pencapaian outcome terhadap target 60%
27
No.
Sasaran
Outcome
III.
Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21) Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) (RPI 22) Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
1. 2. 3. 4. 5. IV.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1) Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) (RPI 17) Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18) Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)
Rata-rata Outcome
Realisasi % Outcome Pencapaian (%) Outcome 43,20 72,00
46,00 50,00
76,67 83,33
35,00
58,33
35,00
58,33
50,00
83,33
48,10
80,17
52,50
87,50
44,44
74,07
38,67
64,44
57,50
95,83
47,60
79,33
38,00 58,00
63,33 96,69
47,13
78,55
Ket. Persen pencapaian outcome terhadap target 60%
Persen pencapaian outcome terhadap target 60%
Misi Kedua : Memantapkan unsur pendukung kelitbangan Sasaran:
3
Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil Litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan Sumber Benih
Tujuan dari sasaran ini adalah memantapkan unsur pendukung kelitbangan. Keluaran/output pelaksanaan kegiatan ini adalah terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat 28
maupun di daerah, dan menjadi bagian dalam mendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian output adalah: 1.
Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker.
2.
Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan BMN di lingkungan Badan Litbang Kehutanan dalam rangka mewujudkan opini laporan keuangan Kemenhut “wajar tanpa pengecualian” mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak 20 satker.
3.
Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK).
Pencapaian sasaran strategis dan pencapaian IKK tersebut dilaksanakan melalui 3 (tiga) program yaitu: a. Program Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM, dilaksanakan melalui kegiatan: peningkatan SDM, pengelolaan administrasi persuratan, perencanaan program, pengelolaan anggaran serta evaluasi dan pelaporan. b. Program Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang, dilaksanakan melalui kegiatan: pengelolaan kerjasama, pengelolaan data dan informasi, pengelolaan perpustakaan, diseminasi dan publikasi. c. Program Peningkatan sarana dan prasarana, dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan perlengkapan/BMN, pengelolaan KHDTK.
B. Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja bertujuan untuk mengetahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa mendatang. Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013, selain pengukuran kinerja tahunan, juga meliputi evaluasi kinerja sasaran yang merupakan jabaran dari sasaran Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 yang kegiatannya telah ditetapkan dalam rencana penelitian integratif. Pengukuran kinerja tahunan dilakukan berdasarkan input dan output serta outcome yang telah dilakukan pada
tahun
2013,
sedangkan
pencapaian
sasaran
untuk
rencana
tingkat
29
capaian/target berdasarkan pada rencana kegiatan penelitian integratif yang telah dijabarkan dalam rencana kegiatan tahunan. Rincian capaian kinerja masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berikut :
Misi P ertama : Meningkatkan Penguasaan dan Kemanfaatan IPTEK Kehutanan
Sasaran: Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan
1
Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pertama renstra Badan Litbang Kehutanan,
setiap
judul
atau
kegiatan
penelitian
dituntut
untuk
mampu
menghasilkan luaran berupa iptek atau temuan yang didapat dari kegiatan penelitian tersebut. Iptek atau temuan penelitian dapat berupa informasi ilmiah, teknik, teknologi, metoda, formula, sistem, model, hasil rekayasa alat, produk atau temuan penelitian lainnya yang bersifat spesifik sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian. Pada tahun 2013, jumlah kegiatan penelitian yang dilaksanakan lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah sebanyak 376 kegiatan, dengan rincian 143 kegiatan litbang konservasi dan rehabilitasi, 147 kegiatan litbang peningkatan produktivitas hutan, 51 kegiatan litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan, 35 kegiatan perubahan iklim dan kebijakan kehutanan.
Realisasi capaian
output kegiatan penelitian pada tahun 2013, tercapai 100%
Sasaran:
2
Tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna
Penelitian dan pengembangan (litbang) kehutanan memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dapat digunakan dalam penetapan berbagai kebijakan umum, kebijakan teknis dan kebijakan operasional. Dengan demikian diharapkan hasil-hasil litbang kehutanan dapat menjadi trend setter dalam pembangunan kehutanan pada khususnya, dan 30
pembangunan di segala bidang pada umumnya. Untuk itu, hasil-hasil litbang berupa IPTEK dasar dan terapan harus terus menerus didorong dan dikembangkan agar dapat diterapkan dan dimanfatkan oleh berbagai pihak yang memerlukan. Salah satu tujuan dan sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan adalah setiap output Iptek yang dihasilkan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pengguna terkait. Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan, pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya. Setiap judul atau kegiatan penelitian yang dilaksanakan harus mampu menghasilkan iptek dan minimal 60% iptek yang dihasilkan dimanfaatkan oleh pengguna. Berkaitan dengan Renstra Badan Litbang Kehutanan 2010-2014, fokus kegiatan litbang kehutanan selain pada kualitas litbang namun juga mendorong tingkat kebermanfaatan IPTEK dari hasil-hasil litbang yang dilakukan oleh Badan Litbang Kehutanan. Pada prinsipnya perhitungan outcome dipergunakan juga untuk memantau perkembangan pemenuhan target renstra yaitu capaian indikator kinerja kebermanfaatan IPTEK pada akhir renstra tahun 2014 minimal 60%. Perhitungan
outcome
pelaksanaan
satuan terkecil yaitu pelaksanaan setiap judul-judul penelitian.
(kebermanfaatan)
hasil
IPTEK
dimulai
dari
capaian
Selanjutnya diakumulasikan menjadi kegiatan riset untuk menghasilkan paket IPTEK. Dalam hal ini, kinerja dihitung dalam tingkatan kebermanfaatan hasil IPTEK untuk setiap kegiatan litbang kehutanan. Untuk mengukur capaian outcome, Badan Litbang Kehutanan sudah membuat kriteria sebagaimana Tabel 8 berikut. Tabel 8. Kriteria capaian nilai outcome pada setiap kegiatan penelitian No. 1.
2.
Jenis Penelitian Riset Terapan/Teknis
Riset Terapan/Kebijakan
Kriteria Telah diterapkan, RSNI Demplot, jurnal terakreditasi, buku Alih teknologi, prosiding, publikasi populer (koran, warta) Gelar teknologi, pameran Draft publikasi, poster, banner, leaflet Menjadi kebijakan, SK Menhut, RSNI Bahan kebijakan, draft SK Menhut, jurnal terakreditasi, buku, petunjuk teknis, pedoman Policy brief, prosiding, publikasi ilmiah (koran, warta) Seminar Draft publikasi, draft petunjuk teknis, draft pedoman
Nilai Outcome (%) 100 80 60 40 20 100 80 60 40 20
31
No. 3.
Jenis Penelitian Riset Dasar
Kriteria Paten, hak cipta, perlindungan varietas tanaman, RSNI, penemuan teori/inovasi baru, jurnal internasional Jurnal terakreditasi, buku, draft paten Prosiding, publikasi populer (koran, warta) Seminar Draft publikasi
Nilai Outcome (%) 100
80 60 40 20
Berikut capaian dari masing-masing indikator kinerja: 1. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 paket, minimal 60%. Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 7 paket iptek adalah 48,69%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 81,16%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 81,16% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang bidang konservasi dan rehabilitasi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil litbang di bidang konservasi dan rehabilitasi sampai dengan tahun 2013 No. 1.
Paket Penelitian Integratif Pengelolaan Hutan Lahan Kering
Hasil Litbang Informasi Teknis: • Tipologi potensi biomassa dan karbon HL Rinjani Barat • Klasifikasi fragmentasi vegetasi hutan berdasarkan kriteria perkembangan vegetasi jenis kanopi utama • Informasi potensi dan nilai manfaat HL-Rinjani Barat sebagai penyedia jasa lingkungan (karbon, air, wisata) • Informasi status pengelolaan, potensi pemanfaatan dan nilai manfaat air HL P. Tarakan • Informasi nilai manfaat ekowisata HL Gunung Mutis • Informasi kelembagaan lokal terkait pengelolaan KPHL Rinjani Barat (nilai sosbud masyarakat, peran dan kekuatan hukun adat) • Informasi ilmiah pengelolaan kolaboratif hutan lindung Gunung Lumut Teknik: • Teknik rehabilitasi areal hutan terdegradasi di IUPHHK Restorasi Ekosistem (pada berbagai level gradasi kerusakan hutan) Model: • Model rehabilitasi HL berbasis HHBK (kondisis sosek, lokasi, jenis, teknik) Pedoman: • Pedoman “Penggunaan Model Alometrik untuk Pendugaan Biomassa dan Stok Karbon Hutan di Indonesia”
32
Demplot: • Demplot seluas 50,5 ha ujicoba teknik rehabilitasi areal hutan terdegradasi di IUPHHK-RE PT REKI • Demplot 5,5 ha model rehabilitasi berbasis HHBK di HL Rinjani Barat • Demplot seluas 7,5 ha ujicoba rehabilitasi berbasis bahan bakar nabati di HL Rinjani Barat dan Bali Timur Demplot:
2.
Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai
Metode: • Metode penanaman untuk kondisi tapak ekstrim (Aceh, bekas tsunami, habitat lumpur bercampur pasir) • Metode penanaman pada pulau-pulau kecil (aplikasi 3 jenis : nyamplung, cemara laut, ketapang) pada substrat pasir (lokasi: P. Selayar) Informasi Teknis: • Informasi teknis peran mangrove dalam menyerap polutan perairan • Informasi teknis nilai dan manfaat mangrove dan ekosistem pantai (bahan pangan, madu) • Pengembangan jenis-jenis mangrove untuk budidaya arang kayu • Pengembangan HTI mangrove Teknik: • Teknik rehabilitasi dan silvofishery (Manggarai Barat dan Golo Sepang) • Teknik budidaya mangrove • Teknik pembibitan Sonneratia alba Model: • Model kemitraan pemanfaatan dan pengelolaan hutan mangrove • Model allometrik mangrove Demplot: • Demplot ujicoba penanaman nyamplung, ketapang dan cemara laut seluas ± 0,7 ha. • Demplot penanaman Rhizophora sp. dan Avicennia sp. • Demplot penanaman nyamplung seluas ± 1,5 ha. • Demplot penanaman mangrove pada tambak di Blanakan ± 5 ha.
33
3.
Pengelolaan Hutan Rawa Gambut
Informasi Teknis: • Informasi fenologi 28 jenis tumbuhan HRG • Informasi teknis faktor serapan dan emisi karbon HRG • Informasi kesesuaian jenis untuk rehabilitasi HRG bekas terbakar • Rancangan C&I penentuan kawasan konservasi pada HRG eks PLG Kalteng Teknik/Model: • Teknik rehabilitasi lahan gambut bekas terbakar PURANGPOS • Model kelembagaan pengelolaan konservasi HRG
4.
Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme
dengan
Paten: • Paten produksi gaharu buatan Informasi Teknis: • Informasi keragaman genetik eboni, ulin dan cempaka • Informasi morfologi dan keragaman genetik banteng (Jawa) dan trenggiling (Jawa, Sumatera, Kalimantan) • Informasi habitat dan populasi trenggiling, anoa, labi-labi, tarsius • Informasi pohon bahan baku obat • Koleksi 1897 isolat (bakteri 891; yeast 421; fungi 585) • 54 isolat teridentifikasi untuk inokulan gaharu (16 isolat telah diujicoba) • Koleksi 1.000 isolat potensial penghasil bioetanol (3 isolat telah dipublikasikan dalam jurnal internasional) • Peta sebaran macan tutul di Jawa Tengah dan Jawa Barat • Penggunaan fasilitas penelitian penangkaran rusa untuk program S1, S2 dan S3 • Pengakuan pemerintah daerah terhadap Iptek inokulasi gaharu Teknik: • Teknik eradikasi Acacia nilotica dan restorasi savana Baluran • Teknik inokulasi gaharu (masuk dalam Riset Inovatif 101 dan 102) • Teknik pengendalian hama gaharu budidaya secara biologis Model: • Model penangkaran rusa timor (pola kandang dan formula makan) Buku/draft akademis/grand strategi/masterplan: • Buku NDF pemanfaatan ramin • Buku Eboni • Buku Anoa • Buku Burung Nuri Talaud • Buku pemanfaatan 6 jenis tumbuhan hutan penghasil buah sebagai sumber bahan pangan di tanah Papua • Buku: re-diversifikasi pangan di tanah Papua • Buku : mengenal rumah adat suku hatam Lymama Kabupaten Manokwari berdasarkan jenis kayu yang dimanfaatkan • Buku: buah-buahan yang dapat dimakan di kawasan TWA Gunung Meja Papua Barat
34
• Draf akademis review kebijakan silvikultur ramin • Grand strategi Laboratorium Mikrobiologi Hutan Tropis • Masterplan penelitian gaharu Demplot: • Plot tanaman gaharu (40 Ha : 20.000 tanaman) di KHDTK Carita • Kebun konservasi genetik ramin di OKI dan Tumbangnusa
5.
Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem
Informasi Teknis: • Informasi nilai manfaat kawasan konservasi berupa sumber air, satwa liar, lingkungan (TN Batang Gadis, TN Merbabu, TN Berbak, TN Alas Purwo, TN Bantimurung Bulusaraung) • Informasi strategi manajemen kawasan konservasi • Kriteria dan indikator penentuan fungsi kawasan konservasi Draft akademis: • Draf akademis konservasi
usulan hutan Makongga
sebagai
kawasan
Model: • Model pengelolaan daerah penyangga kawasan konservasi
35
6.
Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Provinsi Lintas Kabupaten
Informasi Teknis: • Sistem perencanaan pengelolaan DAS • Luas hutan optimal dalam perspektif tata air • Monev teknik konservasi tanah dan air • Sistem implementasi PHBM DAS mikro Teknik: • Teknik remote sensing & SIG untuk karakterisasi DAS
7.
Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS
Informasi Teknis: • Info/peta kesesuaian jenis pohon untuk rehabilitasi tingkat DAS dan beberapa sub DAS • Aplikasi teknik KOFFCO, alat deteksi tanah longsor dan mikrohidro • Pengelolaan lahan pantai berpasir Teknik: • Teknik rehabilitasi dan restorasi lahan bekas tambang (emas, timah dan batubara) • Teknik cover crops Model: • Modelling tataguna lahan untuk optimalisasi air
36
2. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 paket, minimal 60%. Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 6 paket iptek adalah 48,53%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 80,88%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 80,88% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Secara rinci hasil litbang bidang produktivitas hutan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil litbang di bidang produktivitas hutan sampai dengan tahun 2013 No. 1.
Paket Penelitian Integratif Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari
Hasil Litbang Rekayasa Alat: • Rekayasa alat pengukuran pita volume pohon Teknik: • Teknik pengayaan bekas jalan sarad dengan tanaman meranti Umur 28 bln: - pertumbuhan tinggi 89,32 cm/thn, - pertumbuhan diameter 0,91 cm/thn Formula: • Formula pendugaan volume pohon (Tabel Volume) untuk 12 jenis dipterokarpa: Dipterocarpus glabrigemmatus, D. stellatus,
D. acutangulus D. confertus Dipterocarpus sp., Dryobalanops lanceolata, Parashorea sp., Shorea laevis, S. macrophylla, S. smithiana, dan Vatica sp.
2.
Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu
Benih Unggul: • Benih unggul jati, mahoni, jabon, gmelina dan sengon dari sumber benih yang dilepas sesuai SK Menhut No. SK 707/Menhut-II/2013. • Benih unggul mahoni yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 792/Menhut-II/2013.
37
Teknik: • Teknik uji cepat viabilitas, iradiasi benih, priming, peningkatan produksi, perbanyakan generatif dan vegetatif, serta standardisasi mutu benih dan bibit untuk 8 jenis (kayu bawang, sengon, nyawai, tembesu, jelutung, krasikarpa, jabon putih, dan bambang lanang) • Teknik budidaya 8 jenis cepat tumbuh. • Teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman (sengon, jabon, gmelina) Sengon : - Hama Eurema (kupu kuning), ulat kantong, boktor - Penyakit karat tumor Jabon : - Hama Cosmoleptrus sumatranus, Arthoschista
hilaralis, Zeuzera sp, Coptotermes sp, Daphnis hypothous.
- Penyakit bercak daun, embun jelaga, lodoh, busuk batang dan akar Gmelina: - Hama Tingis beesoni - Penyakit bercak daun • Teknologi pengembangan pestisida nabati dan hayati (jamur entomopatogen Beauveria bassiana, ekstrak suren, ekstrak mimba) Buku: Buku Budidaya Jelutung Rawa
Pohon Tembesu umur 6 tahun (lokasi: Kemampo, Palembang)
3.
38
Agroforestry
Tegakan Jelutung Rawa
• Model-model agroforestry/wanatani - dengan tanaman semusim: jagung, kacang - dengan tanaman tahunan: salak, kopi, kapol laga
4.
Pengelolaan Dipterokarpa
Teknik: • Teknik manipulasi lingkungan pertumbuhan jenis dipterokarpa
untuk
meningkatkan
Model: • Model simulasi dan kriteria Multisistem Silvikultur (MSS) Buku: • Buku Budidaya S. balangeran
Teknik manipulasi lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan jenis Dipterokarpa
5.
Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan
Benih Unggul: • Benih unggul (kayu pertukangan, kayu pulp, kayu energi, HHBK) • Benih unggul Mangium F2 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 790/Menhut-II/2013 • Benih unggul Pelita F2 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 791/Menhut-II/ 2013 Informasi Teknis: • Karakteristik sifat unggul pada 4 jenis prioritas HHBK (Santalum album, Tengkawang, C. inophyllum) • Keragaman potensi genetik : minyak nabati (Tengkawang); rendemen & sifat fisiko-kimia biofuel dan kandungan coumarin (C. inophyllum), rendemen azadirachtin (A. indica) Demplot: • Sumber Benih (Sudah dibangun 115 demplot, 66 jenis, luas 5.044,44 Ha) Buku: • Buku tentang prospek pengembangan jabon merah • Buku tentang prospek pengembangan cempaka
39
6.
Pengelolaan Hasil Hutan Bukan KayuFEMO
Benih Unggul: • Sutera alam - Benih Unggul Murbei Hibrid Suli 01 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 793/Menhut-II/2013 - Benih Unggul Ulat Sutera PS 01 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 794/Menhut-II/2013 - Kerjasama dengan Pemkot Tomohon dan Ditjen BPDASPS dalam pengembangan sutera alam di Kota Tomohon, Sulawesi Utara - Kerjasama dengan PT Sarongge - Kerjasama dengan Perum Perhutani KPH Pati dan Temanggung • Ulat sutera unggulan Litbang - 4 hibrid harapan lebih baik dari BS 09 yang sudah dilaunching sebelumnya • Murbei unggulan Litbang: - Morus. australis x M. indica (tahan kekeringan) - M.cathayana x Amakusugawa klon 12 (tahan kekeringan) - M. cathayana x shalun CS.1 (tahan kekeringan) - KI 14, KI34, KI 41 yang merupakan persilangan M. khunpai dan M. Indica-S-54 (unggul dibanding jenis lokal sulawesi) M.
shalun dan M. lembang
Informasi Teknis: • Budidaya bambu dan rotan jernang - Kerjasama dengan PemKab Malang, Perhutani dan Pengusaha Bambu di Kab Malang untuk pengembangan bambu di Malang - Kerjasama dengan Pemkot Palu dan Pemprov Gorontalo untuk pengembangan Rotan di Palu dan Gorontalo. • Budidaya nyamplung membangun desa mandiri energi berbasis nyamplung di Purworejo • Budidaya kilemo • Potensi dan sebaran kayu energi (akor, pilang, weru dan kaliandra) • Potensi dan sebaran ganitri, masoi, bidara laut, kratum, penghasil minyak kruing, cendana dan bambu Teknik: • Teknologi penurunan kadar air madu dan diversifikasi produk (bee pollen, propolis) • Teknik pembibitan dan perbenihan akor, pilang, weru, kaliandra, kilemo, ganitri, rotan jernang dan kemenyan. Demplot: • Demplot kayu energi • Demplot pengembangan HHBK - Demplot tanaman obat di Solo (kerjasama dengan Perhutani) - Peran aktif dalam scientifikasi jamu dalam wadah Tanaman Obat Indonesia - Demplot pengembangan minyak atsiri dengan Pemkab Pasaman Barat, Sumbar - Desa Mandiri Energi berbasis nyamplung di Purworejo - Demplot uji provenan tanaman nyamplung di Yogyakarta.
Sutera alam
40
Budidaya Kilemo
3. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 paket, minimal 60% Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 5 paket iptek adalah 43,20%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 72,00%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 72,00% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sampai dengan tahun 2013 No. 1.
2.
Paket Penelitian Integratif Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu
Keteknikan Hutan dan Pemanenan Hasil Hutan
Hasil Litbang Data dan Informasi: • Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan kayu Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan NT (46 jenis) • Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan rotan (13 jenis) • Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan bambu (6 jenis) Data dan Informasi: • Data dan informasi ukuran petak optimal dan hasil ujicoba di Jambi, Riau, Kalbar • Data dan informasi stabilisasi jalan menggunakan material setempat, dan alat bantu logging (pola rantai ) • Data dan informasi hasil uji teknik tree length logging dan faktor eksploitasi, serta penyiapan lahan SILIN (penebangan dan penyaradan) • Data dan informasi formula stimulan organik resin pinus
41
No.
Paket Penelitian Integratif
Hasil Litbang Teknik: • Teknik pemanenan tree length logging draft pedoman pemanenan; teknik pemanenan lahan dalam implementasi SILIN • Teknik pemanenan resin keruing
3.
Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu
Data dan Informasi: • Data dan informasi pembuatan produk lamina, papan serat, hybrid bermatrik polipropilen dan potray serat kayu • Data dan informasi stabilisasi dimensi secara fisik; Stabilisasi warna kayu pinus, pulai, jamuju dan kisampang • Data dan informasi teknik laminasi bambu komposit untuk mebel dan konstruksi ringan serta bambu struktural dan komponen dinding • Data dan informasi pembuatan pulp dan kertas, pemanfaatan limbah • Data dan informasi kajian pasar dan analisis ekonomis produk kertas dan papan serat • Telah dihasilkan 2 Konsep SNI dari target 4 SNI yaitu : Konsep SNI kayu lapis bermuka poliuretan dan bahan berwarna Teknik: • Teknik produksi resorsinol untuk bahan perekat kayu komposit dan hasil ujicoba pada berbagai produk • Teknik reduksi emisi formaldehide produk panel kayu dan hasil ujicoba
4.
Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu
Data dan Informasi: • Data dan informasi pengolahan dan pemanfaatan jernang (anti koagulasi), tengkawang (substitusi komponen lipstik), dryobalanops (komponen parfum) • Data dan informasi pembuatan karbon kemurnian tinggi bahan baku nano karbon, energi dan carbon store, produksi ragi untuk bio-etanol, standar mutu gaharu, penyulingan dan pemanfaatan limbah gaharu Teknik: • Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis karbohidrat (bioethanol) mangrove, nira • Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis lemak (biodiesel) bintaro, kemiri sunan • Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis selulosa & hemiselulosa (bio-oil) serbuk gergaji • Teknik pengolahan biokerosene basis tanaman kehutanan (Mataram)
5.
42
Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu
• Prototipe sudah final : Portable chipper, alat bantu pemanenan dengan sistem kabel, alat pembuat woodpellet, alat pembuat biooil, identifikasi kayu • Formula bahan pengawet. Yang masih akan disempurnakan adalah formula pereaksi pendeteksi gaharu
4. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang perubahan iklim dan kebijakan sebanyak 7 paket, minimal 60% Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 7 paket iptek adalah 48,10%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 80,17%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 80,17% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan sampai dengan tahun 2013 No. 1.
Paket Penelitian Integratif Manajemen Lanskap Berbasis DAS
Hasil Litbang • Publikasi Ilmiah: - Karakteristik ekologi dan sosial ekonomi DAS kritis dan tidak kritis (Studi kasus DAS Baturusa dan DAS Cidanau) (draft) - Permasalahan penataan tata ruang kawasan hutan dalam rangka revisi rencana tata ruang wilayah provisi (RTRWP) - Kajian paduserasi Tata Ruang Daerah (TRD) dengan Tataguna Hutan (TGH) - Pengaruh dinamika spasial sosial ekonomi masyarakat pada suatu lanskap DAS terhadap keberadaan lanskap hutan - Persepsi para pihak terhadap lanskap berhutan di aliran sungai Lematang kota Pagaralam, hulu DAS Musi Sumatera Selatan - Perhitungan infiltrasi tanah pada berbagai penggunaan lahan di DAS Citanduy Hulu (draft) - Peran faktor dalam menjaga eksistensi lansekap hutan di DAS Asahan (draft) - Pengembangan hutan rakyat: Upaya mewujudkan tata ruang berwawasan lingkungan - Optimalisasi manfaat hutan melalui pengelolaan lanskap berbagai DAS - Landscape management approach: An Institutional Challenge to Sustain Forests in Indonesia - Stakeholders perception of watershed management an analysis of Tulang Bawang Watershed • Alih Teknologi: - Penghitungan Karbon Hutan • Policy Brief: - Melestarikan lanskap hutan Sumbawa melalui penguatan kelompok tani madu hutan - Sumur resapan salah satu teknologi yang paling memungkinkan dalam menanggulangi banjir DAS Ciliwung
43
No. 2.
Paket Penelitian Integratif Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan
Hasil Litbang • Publikasi Ilmiah: - Kajian kebijakan hutan kota: studi kasus di Prov DKI Jakarta - Kajian jenis pohon potensial pada hutan kota di Bandung - Analisis cadangan karbon pohon pada lanskap hutan kota di DKI Jakarta - Potensi dan kontribusi pohon di perkotaan dalam menyerap GRK studi kasus taman kota monas Jakarta - Kebijakan hutan kota di Kaltim - Analisa kebutuhan luasan area hijau berdasarkan daya serap CO2 di Kab. Karanganyar Jateng (draf) - Evaluasi jenis pohon bagi konservasi keragaman tanaman hutan kota di DKI Jakarta (draf) - Kajian jenis edafis dan koleksi jenis pohon pada arboretum Gunung Batu Kota Bogor (draft) - Capaian pengembangan RTH di kota Bandung (draft) - Peran faktor demografi dalam pengembangan hutan kota (draft) - Potential Indonesian forest plants for ornamental in urban areas - Kajian kesesuaian jenis pohon berdasarkan tipe dan bentuk hutan kota pada hutan kota Medan, Sumut. - Hutan kota dan keanekaragaman jenis dan pohon di Jabodetabek - Panduan pemilihan jenis pohon hutan kota • Alih teknologi: - Hutan kota dan manfaatnya bagi lingkungan - Hutan sebagai penghasil jasa lingkungan • Policy Brief: - Strategi penguatan kelembagaan hutan kota - Pengembangan zonasi fungsi hutan kota daerah pantai dan daratan tertutup - Kajian jenis pohon potensial untuk pengembangan hutan kota - Pembangunan hutan kota, hanya slogan belaka : studi kasus di Jabodetabek • Bahan Kebijakan: - Draft revisi PP 63/2002 - Draft revisi Permenhut No. 71 tahun 2007 tentang Hutan Kota Kontribusi terhadap Hutan Kota (HK) • Inisiasi Pembangunan HK di Palangkaraya • Perubahan Perda HK di Samarinda • Pemindahan pohon karena perluasan areal Tol Jagorawi • Pembuatan demplot HK di Cijago Tol Jagorawi Km 16 (Depok) inisiasi Kapuspijak 1200 pohon 37 jenis • Pembuatan forum pakar HK • Pembuatan design engineering HK Holcim Cilacap • Konsultan pada Pembangunan HK di Tasikmalaya • Pembangunan tropical highway garden di Jalan Tol Jagorawi (CSR Garuda Indonesia) • Tanam 60 jenis pohon potensial (CSR Bahana Sekuritas) • Pembanguan HK Toyota Astra di Kawasan Industri terpadu Kerawang (design engineering) • Terlibat pembangunan Ecopark di Pulau Sarangan Bali
44
No. 3.
Paket Penelitian Integratif Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi Dari Deforestasi dan Degradasi
Hasil Litbang • Publikasi Ilmiah: - Pendanaan dan distribusi pembayaran untuk REDD - REDD+ dan forest governance - Pedoman pengukuran karbon mendukung penerapan REDD+ - Tingkat kesiapan implementasi Redd di Indonesia berdasarkan persepsi para pihak, studi kasus Riau - Cadangan karbon hutan lindung Long Ketrok Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur - Analisis resiko kegagalan implementasi REDD+ di Prop. Riau - Persepsi para pihak tentang mekanisme distribusi insentif REDD melalui dana perimbangan pusat dan daerah - Analisis variabilitas iklim di Bali - Upaya pembangunan Hutan Tanaman Industri terhadap penurunan emisi karbon - Faktor penentu keberhasilan implementasi pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan - Analisis peran para pihak dalam rancangan mekanisme distribusi insentif REDD+ - Identifikasi tenurial sebagai prakondisi untuk implementasi REDD - Kajian perubahan iklim pada zona ekosistem di pulau Lombok - Naskah publikasi pada Journal of Forestry Reserach, Badan Litbang Kehutanan dengan judul “The Challenge On Arfak
Mountains Natural reserves Use”
- Peluang pasar karbon skala rakyat dan pengaruhya terhadap kelayakan usaha hutan jati di Purwakarta (draft) - Analisis resiko kegagalan implementasi REDD+ di Prop Riau (draft) - Analisis biaya implementasi REDD+ di Taman Nasional Meru Betiri (draft) - Peluang pasar karbon skala rakyat dan pengaruhnya terhadap kelayakan usaha hutan jati (draft) - Analisis cadangan karbon pohon pada lanskap hutan (draft) - Penguatan tata kelola kepemerintahan untuk implementasi REDD+ di Indonesia (draft) - Pembelajaran mengenai pasar pendanaan REDD+ dari mekanisme pembayaran jasa air dan jasa karbon (draft) - Analisis kelembagaan REDD+ TN Meru Betiri (draft) - Kajian beberapa standar karbon sukarela untuk kegiatan REDD+ (draft) - Potensi stok karbon dan tingkat emisi pada kawasan DA di Kalimantan - Analisis kesiapan tiga kabupaten di Kalimantan dalam upaya mendukung implementasi REDD+ - Prosiding dialog prospek perdagangan karbon dari mekanisme REDD+ - Peran hutan rakyat dalam mitigasi perubahan iklim sektor kehutanan - Potensi simpanan karbon di kawasan hutan - Dukungan kelembagaan lokal dalam implementasi REDD + di Pulau Lombok - Inter governmental fiscal transfer for conservation management : The case of REDD in Indonesia - Rekomendasi workshop pendanaan dan distribusi insentif Redd+ - Local stakeholder’s perception on Redd - Hutan dan perubahan iklim
45
No.
Paket Penelitian Integratif
Hasil Litbang - Perubahan iklim, Redd+ dan komitmen nasional Indonesia - Global warming, ancaman serius planet bumi • Policy Brief: - Bagaimana pendangan para actor yang terkait dengan implementasi REDD+ di daerah? - Strategi keberhasilan REDD+ : pendekatan social ekonomi dan budaya - Opsi mekanisme distribusi insentif untuk Redd +? - Rancangan pembayaran jasa lingkungan untuk melaksanakan REDD+ di Indonesia - Pengukuran kelayakan implementasi Redd+ di Indonesia - Strategi keberhasilan Redd+: pendekatan sosial ekonomi dan budaya - Transfer fiskal antara pemerintah Pusat-Daerah untuk melaksanakan distribusi manfaat Redd+ - Nested approach sebuah pilihan pendekatan penerapan Redd+ di Indonesia - Bagaimana mekanisme distribusi peran dan manfaat REDD+ yang efisien dan berkeadilan? - Biodiversity as an important part of Redd+ mechanism benefit • Alih Teknologi: - Mekanisme insentif dalam mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan - Technical training/demonstration on estimating the opportunity cost of Redd+ In Indonesia - Hutan dan karbon - Pembayaran dan perdagangan karbon • Bahan Kebijakan: - Draft usulan revisi PP Nomor 59 tahun 1998 tentang Pajak Karbon Hutan
4.
46
Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory)
• Publikasi Ilmiah: - Cadangan karbon pada berbagai tipe hutan dan jenis tanaman di Indonesia - Pedoman Pengukuran Karbon Mendukung Penerapan REDD+ - Cadangan karbon hutan lindung Long Ketrok Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur - Persamaan allometrik biomassa dan karbon untuk pendugaan simpanan karbon pada savana Corypha utan - Potensi dan kontribusi pohon di perkotaan dalam menyerap GRK studi kasus: Taman kota Monas Jakarta - Persamaan allometrik untuk menduga karbon jenis meranti (Shorea teysmanniana) di hutan alam rawa gambut - Daur optimal hutan rakyat monokultur dalam konteks perdagangan karbon: Suatu Tinjauan Teoritis - Cadangan karbon hutan bekas tebangan pembalakan berdampak rendah dan konvensiaonal di Kaltim - Aplikasi IPCC guideline 2006 untuk perhitungan emisi GRK kehutanan di Sumsel - Potensi karbon jenis endemik Papua - Upaya pembangunan Hutan Tanaman Industri terhadap penurunan emisi karbon - Persamaan-persamaan alometrik untuk pendugaan total biomasa atas tanah pada genera Pometia di kawasan hutan tropis Papua
No.
Paket Penelitian Integratif
Hasil Litbang - Estimasi kelayakan finansial pengurangan emisi pada konfersi lahan hutan menjadi lahan perkebunan di Propinsi Kalimantan Timur - Potensi simpanan karbon hutan tanaman jati (Tectona grandis) studi kasus di Kabupaten Kupan dan Belu Propinsi Nusa Tenggara Timur - Karbon sukarela untuk kegiatan REDD+ (draft) - Potensi cadangan karbon tegakan hutan sub Montana di TN Gunung Halimun Salak (draft) - Kesiapan implementasi REDD+ : mitigasi banjir untuk kegiatan penurunan degradasi hutan Prov Jatim (draft) - Kesiapan implementasi REDD+ pengendalian kebakaran hutan untuk kegiatan penurunan degradasi hutan di Priov Jatim (draft) - Perhitungan karbon berdasarkan kelas tutupan lahan di kawasan hutan lindung Sungai Wain (draft) - Penaksiran bilangan bentuk pohon Huek (Eucalyptus alba) di Pulau Timor untuk meningkatkan akurasi pengukuran simpanan karbon (draft) - Penyusunan persamaan allometrik biomass pohon huek (Eucalyptus alba) di Pulau Timor untuk meningkatkan akurasi pengukuran simpanan karbon (draft) - Potensi dan nilai ekonomi karbon pada tegakan Agathis, Mahoni dan Pinus di hutan lindung Sukamayo (draft) - Metode perhitungan simpanan karbon pada hutan tanaman gambut jenis A. Crassicarpa (draft) - Memberdayakan pengelolaan agroforestry sebagai salah satu upaya dalam mitigasi perubahan iklim : Studi kasus Kabupaten Bengkulu Tengah Prov Bengkulu (draft) - Cadangan carbon hutan rakyat tanah mineral (Studi kasus di Tasikmalaya dan Ciamis) (draft) - Implementasi pembangunan rendah karbon – CIFOR - Ekspose hasil-hasil penelitian Pusat Penelitian Sosek dan Kebijakan Kehutanan - Pengukuran dan pendugaan stok karbon untuk jenis Dipterokarpa pada hutan alam di Areal IUPHHK-HA PT. Aya Yayang Indonesia, Kalimantan Selatan dan di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat - Pembuatan SOP untuk digunakan di perusahaan dalam menduga biomassa di atas tanah - Konservasi hutan tropic untuk REDD+ dan peningkatan stok karbon di TNMB - seminar “Peran Hutan dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim” - Allometric equations for estimating aboveground biomass in Papua tropical forests - Application of IPCC guidelines in Meru Betiri National Park for estimating REL - Training on technique of inventory for farmer’s resource to support tropical forest conservation through the activity of REDD+ in Meru Betiri NP - Linking community monitoring with National MRV for REDD+ - Developed standard operation procedures for field measurement review methodology, prepare PDD and conduct validation to assess the applied methodologies by a selected standard system
47
No.
Paket Penelitian Integratif
Hasil Litbang • Policy Brief: - Penentuan tingkat emisi REL GRK di sektor kehutanan - Pelaksanaan inventarisasi GRK sektor kehutanan - Strategi penurunan emisi GRK sektor kehutanan (strategy in reducing green house gass emission for forestry sector) - Cukupkah rehabilitasi hutan dan lahan nasional sebagai jawaban untuk komitmen penurunan emisi GRK kehutanan - Melihat demonstration activities untuk pengukuran, pelaporan dan verifikasi (MRV) REDD+ di TN Meru Betiri - Penerapan business as usual emisi GRK sektor kehutanan, seberapa pentingkah? - Pelaksanaan inventarisasi GRK sektor kehutanan (draft) • Alih Teknologi: - Technical training/demonstration on monitoring, reporting & verification of REDD+ In Indonesia - Menghitung emisi dan serapan GRK dari sektor kehutanan - Hutan dan karbon - Pengenalan project design dokumen (PDD) - Pengukuran biomassa dan karbon - Praktek lapangan pengukuran karbon - Perhitungan emisi dan serapan GRK kehutanan menggunakan IPCC/GL
5.
48
Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Terhadap Perubahan Iklim
• Publikasi Ilmiah: - Tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim pada ekosistem pegunungan (kasus di gunung Talangkab. Solok Sumatera Barat) - Gender dalam adaptasi perubahan iklim pada ekosistem pegunungan di Kabupaten Solok, Sumatera Selatan - Penguatan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia untuk mitigasi perubahan iklim melalui kerangka Redd+ - Agroforestry untuk adaptasi dan mitigasi PI - Seleksi species adaptif pada daerah kering untuk antisipasi perubahan iklim - Pengaruh elevasi terhadap struktur dan komposisi dan keanekaragaman vegetasi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (draft) - Pengelolaan DTA Ranu Pane untuk mendukung restorasi ekosistem Ranu Pane (draft) - Kondisi biofisik permanen sebagai kerentanan tetap di TN Bromo Tengger Semeru (draft) - Analisis perubahan iklim dengan penginderaan jauh di TN Bali Barat (draft) - Analisis perubahan ekoseistem akibat perubahan iklim di TN Bali Barat (draft) - Analisis kerentanan jasa hutan air akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim di DAS Bajulmati, Baluran (draft) - Kerentanan jasa hutan air akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim di lahan kering (draft) - Biaya adaptasi terhadap perubahan iklim pada ekosistem pegunungan: kasus di Kab.Solok, Sumbar (draft) - Analisis kerentanan ekosistem hutan akibat perubahan iklim dengan penginderaan jauh di Gunung Baluran (Prosiding Seminar HITI)
No.
Paket Penelitian Integratif
Hasil Litbang - Analisis tingkat sensitivitas di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akibat perubahan iklim (Prosiding Seminar Nasional Geospasial Day oleh Bakosurtanal, IGI dan Geo.UNS, Surakarta) - Aplikasi PJ untuk mendukung konservasi kerentanan tumbuhan hutan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Arina Miardini) (Prosiding Seminar Nasional Geospasial Day oleh Bakosurtanal, IGI dan Geo. UNS, Surakarta) - Komposisi dan keanekaragaman tumbuhan bawah berpotensi pada berbagai tipe ekosistem hutan di Taman Nasional Bali Barat (Prosiding Ekpose BPTKPDAS) - Pengaruh perubahan iklim terhadap hasil air : Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Bajulmati (Prosiding Ekpose BPTKPDAS) - Climate change adaptation vulnerability at community level in Indonesia (Asia Pacific Symposium on vulnerability assessment to natural and anthropogenic hazzard) - International gathering and conference on climate change disaster management and social justice - Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan dengan menggunakan teknologi PJ dan SIG : Studi kasus di Taman Nasional Bali Barat (Seminar BPTKPDAS) - Women in climate change: gender representation in reducing poverty and protecting livelihood in Mountainous ecosystem at Solok District, West Sumatera (INAFOR) - Analisis kerentanan ekosistem hutan akibat perubahan iklim” - Species adaptif pada daerah kering untuk antisipasi perubahan iklim - Transforming knowledge into action for sustainable adaptation to CC (studi kasus di hutan mangrove Kab. Subang dan Kab. Pemalang) - Adaptasi masyarkat sekitar hutan terhadap perubahan musim (seminar “ Peran hutan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim) - Paper untuk Inafor: Vulnerability of mountain people of Papua to the climate change • Policy Brief: - Adaptasi masyarakat pesisir mengelola ketidakpastian dampak perubahan iklim • Alih Teknologi: - Social safe guard
6.
Penguatan Tatakelola Kehutanan
• Publikasi Ilmiah: - Jalan terjal reforma agrarian - REDD+ dan forest governance - Kajian kelayakan pelaksanaan pengelolaan hutan di kawasan KPH - Organisasi pembelajar dan implementasi kebijakan HKm - Komponen criteria dan indikator dalam tata kelola perusahaan kehutanan - Peran hukum adat dalam pengelolaan dan perlindungan hutan di desa Sesaot dan Setulang - Analisis model tenurial dalam satu unit manajemen kesatuan pengelolaan hutan - Hubungan modal sosial dengan pemanfaatan dan kelestarian hutan lindung
49
No.
Paket Penelitian Integratif
Hasil Litbang - Evaluasi implementasi kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi - Kajian implementasi kebijakan KPH di daerah - Perjalanan Kementerian Kehutanan menjadi organisasi unggul melalui sembilan syarat sukses dalam konteks reformasi birokrasi - Penerapan tata kelola perusahaan yang baik di bidang kehutanan: Studi kasus di Propinsi Riau dan Sumatra - Kajian pemerintah kabupaten dalam desentralisasi pengelolaan hutan lindung Studi kasus di tiga kabupaten dalam DAS Batanghari - Proses pembuatan kebijakan pembagian kewenangan - Pola tata hubungan kerja dalam pembangunan hutan kemansyarakatan (draft) - Kajian kebijakan penguasaan lahan (land tenure) Kesatuan Pengelolaan Hutan. Studi kasus Kabupaten Lampung Selatan (draft) - Model resolusi konflik lahan di KPHP Model Banjar (draft) - Analisis tujuan pembangunan KPH di Papua (draft) - Tata kelola kehutanan Indonesia, permasalahan dan langkahlangkah pembenahannya (draft) - Discourse analysis in policy making process of decentralized management of protected forest (presentasi INAFOR) - Seminar Hasil Penelitian di Lampung : Hak Atas Lahan (Land Tenure) dalam pembangunan KPH : Beberapa fakta kondisi deforestasi dan degradasi kawasan hutan - Kebijakan reforma agraria di sektor kehutanan (Seminar konflik sumber daya alam dan reposisi reforma agraria di tengah dinamika ekonomi-politik pasca reformasi) • Policy Brief: - Apakah organisasi belajar mampu meningkatkan kinerja program Kehutanan - Dampak Keputusan MK No 35/PUU-X/2012 terhadap pengurusan dan pengelolaan hutan - Sejauh mana tupoksi Kemenhut mendukung pembangunan KPH - Sudahkah tugas pokok dan fungsi Kementerian Kehutanan selaras dengan kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi - Refleksi kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi di Indonesia - Kebijakan pemanfaatan hutan lindung di masa desentralisasi - Good corporate governance di bidang kehutanan, Siapkah Kita?
7.
50
Penguatan Tatakelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan
• Publikasi Ilmiah: - Analisis kebijakan penyediaan lahan hutan tanaman industry - Strategi pembangunan hutan tanaman di Prov Kaltim - Kajian kebijakan penatausahaan kayu yang berasal dari hutan hak - Analisis stakeholder dalam proses perijinan IUPHHK melalui mekanisme penawaran dalam pelelangan - Dampak kebijakan makroekonomi dan perubahan faktor eksternal terhadap deforestasi dan degradasi hutan alam
No.
Paket Penelitian Integratif
Hasil Litbang - Upaya pembangunan HTI terhadap penurunan emisi - Distribusi nilai tambah pada rantai nilai mebel mahoni Jepara - Efisiensi dan produktifitas industri kayu olahan Indonesia periode 2004-2007: dengan pendekatan non-parametik - Analisis finansial dan kelembagaan rantai nilai mebel mahoni jepara - Kajian ekonomi usaha budidaya Pulai di Sumatera Selatan (draft) - Penentuan skala investasi pembangunan hutan rakyat kayu pulp di Kabupaten Kuantan Senggigi (naskah Jurnal) - Verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan perbandingan dengan sertifikasi sukarela pada level industry (draft) - Draft Tesis S3 Research School di IPB - Naskah akademis penyusun Permenhut No. 30/menhutII/2012 tentang Penatausahaan Hasil Hutan - Penatausahaan pemasaran kayu rakyat (Prosiding ekspose hasil litbang dalam mendukung pembangunan sektor kehutanan di Jawa Tengah) - Pengembangan kelembagaan hutan rakyat (Prosiding ekspose hasil litbang dalam mendukung pembangunan sector kehutanan di Jawa Tengah) - Pentingnya insentif usaha budidaya rotan komersial • Policy Brief: - Sistem verifikasi legalitas kayu vs Lacey Act: peluang dan tantangan - HR di masa datang: ketidakseimbangan supply dan demand - Evaluasi tarif PSDH kayu hutan alam - Ketidakseimbangan distribusi nilai tambah rantai nilai (value chain) meubel - Hutan rakyat di masa datang : ketidakseimbangan supply dan demand - Kebijakan ekspor kayu bulat hutan alam : meningkatkan kinerja pengelolaan hutan secara berkelanjutam - Menuju komersialisasi kayu hutan rakyat : Hambatan, peluang dan saran kebijakan - Tinjau ulang kewajiban penggunaan SKAU kayu rakyat
51
Secara umum nilai rata-rata capaian outcome dari keempat indikator kinerja adalah 47,13%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 78,55%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode Renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 78,55% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Perhitungan outcome berdasarkan satuan terkecil yaitu judul kegiatan penelitian. Outcome tiap judul penelitian pada tahun 2013 tidak bisa dipisahkan dari rangkaian kegiatan terdahulu. Nilai realisasi outcome 47,13% merupakan rata-rata nilai outcome semua judul penelitian dan beragam yang terangkum dalam 25 paket penelitian integratif. Tujuan dan sasaran strategis kedua renstra Badan Litbang Kehutanan adalah setiap output Iptek yang dihasilkan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pengguna terkait. Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan, pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya. Capaian outcome sebagian besar berupa jurnal/publikasi ilmiah dengan nilai outcome 60-80%. Beberapa capaian outcome masih berupa draft publikasi dengan nilai outcome 20%, dan sebagian sudah diadopsi pengguna dengan nilai outcome 100%. Dari target outcome minimal 60% yang akan dicapai pada akhir Renstra tahun 2014, masih tersisa 12,87% yang harus dipenuhi selama tahun 2014. Peningkatan capaian outcome pada dasarnya merupakan upaya agar hasil litbang dapat berfungsi. Oleh karena itu upaya selanjutnya adalah memfasilitasi dan mendorong hasil litbang agar dapat diterapkan.
Beberapa upaya memfungsikan
hasil litbang, antara lain: - Hasil-hasil penelitian yang masih berupa draft publikasi ilmiah segera difasilitasi menjadi jurnal atau publikasi ilmiah lainnya - Melaksanakan diseminasi (seminar, pameran, gelar teknologi, dll) terhadap hasilhasil penelitian yang relevan dengan permasalahan pembangunan kehutanan yang sedang dihadapi. - Mendorong penulisan buku berdasarkan hasil litbang - Mendaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM hasil-hasil penelitian yang layak mendapat paten/hak cipta. 52
Berdasarkan capaian kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa kegiatan yang belum mencapai kinerja yang optimal. Dengan demikian upaya peningkatan kinerja harus mendasarkan pada nilai outcome yang masih rendah. Untuk itu upaya selanjutnya adalah memfungsikan hasil penelitian yang berarti meningkatkan nilai outcome. Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output utama, tetapi merupakan output antara kegiatan penelitian. Output utama penelitian adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir. Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja mencerminkan bahan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang. Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan kemanfaatan hasil-hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap kegiatan. Apabila laporan kinerja ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan kebijakan, maka kebijakan litbang di tahun mendatang disarankan agar memberikan ruang, fasilitasi dan menekankan upaya diseminasi hasil litbang. Dengan demikian diharapkan hasil litbang dapat lebih dimanfaatkan oleh sasaran pengguna. Sebagai pemandu bagi penggunanya, maka topik penelitian mendatang harus mengarah pada kebutuhan masa depan yang menurut pertimbangan ilmiah akan menjadi hal yang strategis. Pengejawantahan Badan Litbang menjadi pemandu (trendsetter) dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian bioenergi, pendayagunaan mikroba untuk obat dan energi serta teknologi nano. Ketiga topik tersebut merupakan bagian dari upaya Badan Litbang menjadi pemandu bagi kebutuhan strategis di masa datang. 53
Misi Kedua : Memantapkan unsur pendukung kelitbangan Sasaran:
3 Kegiatan
Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil Litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan Sumber Benih ini
merupakan kegiatan dukungan manajemen dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan litbang. Output yang dihasilkan dari sasaran ketiga ini antara lain terselenggaranya: 1.
Diklat SDM lingkup Badan Litbang Kehutanan
2.
Layanan perkantoran
3.
Administrasi kepegawaian dan jabatan fungsional
4.
Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan
5.
Pengembangan hasil penelitian
6.
Pengelolaan KHDTK/kebun benih/persemaian permanen
7.
Perencanaan dan pengelolaan anggaran
8.
Kerjasama teknis
9.
Kajian issue actual
10. Evaluasi kinerja instansi 11. Informasi hasil penelitian/layanan data dan informasi 12. Pengelolaan website/jaringan LAN/internet/perpustakaan 13. Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelitian 14. Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek/buku perpustakaan 15. Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil penelitian 16. Pengelolaan laboratorium penelitian 17. Pengelolaan herbarium 18. Pengadaan barang/jasa 19. Renovasi gedung/bangunan Pencapaian rata-rata outcome sasaran ini adalah sebesar 100%. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 3. 54
C. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
1. Analisis Kinerja Sebagaimana telah diuraikan terdahulu bahwa selama tahun 2013 Badan Litbang Kehutanan telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang cukup signifikan atas sasaran-sasaran strategisnya. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan kegiatan yang sebagian besar dapat tercapai sesuai dengan rencana baik target fisik maupun target penggunaan anggaran. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 9 program utama dan 3 program komplemen yang dilaksanakan, rata-rata pencapaian sasaran Strategis Badan Litbang Kehutanan mencapai 92,85% dengan rincian sebagaimana pada Tabel 13. Tabel 13. Pencapaian kinerja sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 No. 1. 2. 3.
Sasaran Renstra Tercapainya 100% luaran IPTEK Kehutanan. Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan yang diadopsi atau dimanfaatkan pengguna Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih. RATA-RATA
Capaian Kinerja Sasaran (%) 100
78,55 100
92,85
Perbandingan capaian kinerja selama 3 tahun terakhir (tahun 2010 - tahun 2013), dapat dilihat pada Tabel 14 berikut. Tabel 14. Perbandingan capaian kinerja tahun 2010 - 2013 Capaian Kinerja/Tahun No.
Sasaran
1.
Tercapainya 100% luaran IPTEK Kehutanan. Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan yang diadopsi atau dimanfaatkan pengguna. Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih. Rata-rata
2.
3.
2010
2011
2012
2013
100
100
100
100
100
80,39
70,45
78,55
98,93
100
100
100
99,64
93,46
90,15
92,85
55
Dari Tabel di atas, capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan terhadap tiga sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar 92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK. Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output utama, tetapi merupakan output antara bagi kegiatan penelitian. Output utama penelitian adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir. Kondisi seperti ini tidak menutup
kemungkinan
terjadi
hambatan-hambatan
yang
mengakibatkan
terlambatnya penyelesaian kegiatan penelitian, disebabkan antara lain : 1) Kesinambungan penganggaran untuk kegiatan penelitian suatu judul tertentu. 2) Perubahan kebijakan baik eksternal maupun internal.
2. Akuntabilitas Keuangan Pada Tahun Anggaran 2013, pagu anggaran Badan Litbang Kehutanan adalah sebesar Rp 274.414.473.000,-. Realisasi sampai dengan akhir Desember 2013 adalah sebesar Rp 262.298.732.296 (95,58%). Realisasi anggaran pada tahun 2013 per jenis belanja dan per sumber dana dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16. Tabel 15. Realisasi anggaran per jenis belanja pada tahun 2013 Jenis Belanja
Pagu (Rp)
Realisasi (Rp)
%
Belanja Pegawai
106.695.812.000
102.608.766.288
96,17
Belanja Barang
141.219.664.000
133.734.512.593
94,70
Belanja Modal
26.498.997.000
25.955.453.415
97,95
274.414.473.000
262.298.732.296
95,58
Jumlah: Sumber: e-monev, Depkeu
56
Tabel 16. Realisasi anggaran per sumber dana pada tahun 2013 Jenis Belanja Rupiah Murni
Pagu (Rp)
Realisasi (Rp)
%
219.825.373.000
210.497.019.458
95,76
37.035.366.000
34.456.950.641
93,04
Hibah Luar Negeri
7.900.186.000
7.704.277.422
97,52
Hibah Langsung Luar Negeri
9.653.548.000
9.640.484.775
99,86
274.414.473.000
262.298.732.296
95,58
PNBP
Jumlah: Sumber: e-monev, Depkeu
Pagu dan realisasi anggaran untuk setiap Satker lingkup Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 17 berikut. Tabel 17. Pagu dan realisasi anggaran per Satker lingkup Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Satker Sekretariat Puskonser Pusprohut Pustekolah Puspijak BBPD Samarinda BBPBPTH Yogyakarta BPTKPDAS Solo BPK Palembang BPK Makassar BPK Aek Nauli BPK Banjarbaru BPK Manado BPTHHBK Mataram BPK Kupang BPK Manokwari BPTA Ciamis BPTPTH Bogor BPTKSDA Samboja
20.
BPTSTH Kuok Badan Litbang Kehutanan
Pagu (Rp) 23.088.885.000 28.469.764.000 15.637.010.000 23.647.020.000 25.618.687.000 14.737.736.000 17.888.998.000 9.891.929.000 12.070.891.000 10.497.586.000 9.845.037.000 11.429.541.000 8.408.339.000 8.379.207.000 9.077.924.000 10.809.836.000 8.722.067.000 9.176.008.000 8.950.779.000
Realisasi (Rp) 21.880.195.979 26.786.546.355 15.642.187.873 22.165.691.969 24.612.128.069 14.038.854.159 16.989.139.405 9.571.346.134 11.478.885.401 10.077.906.080 9.516.633.068 11.100.419.191 8.069.121.498 8.014.768.383 8.430.724.422 10.313.047.778 8.399.478.197 8.915.748.500 8.538.236.441
% 94,77 94,09 100,03 93,74 96,07 95,26 94,97 96,76 95,10 96,00 96,66 97,12 95,97 95,65 92,87 95,40 96,30 97,16 95,39
8.067.238.000
7.757.673.394
96,16
274.414.473.000
262.298.732.296
95,58
Sumber: e-monev, Depkeu
57
Perbandingan pagu dan realisasi anggaran mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 Tahun
Pagu Anggaran (Rp)
%
TA 2010
212.264.885.000
195.991.584.433
92,33
TA 2011
232.256.167.000
212.807.630.561
91,63
TA 2012
257.564.401.000
243.666.162.145
94,60
TA 2013
274.414.473.000
262.298.732.296
95,58
Sumber: TA 2013 dari e-monev, Depkeu
58
Realisasi (Rp)
Realisasi keuangan Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 262.298.732.296 (95,58%) dari total pagu anggaran sebesar Rp 274.414.473.000. Rata-rata capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 terhadap tiga sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar 92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK. Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja mencerminkan bahan pembelajaran sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang. Transformasi paradigma akuntabilitas dari orientasi pada masukan (Inputs Oriented
Accountability) dan proses ke arah akuntabilitas pada hasil (Results Oriented Accountability), telah diadaptasi oleh seluruh pimpinan Badan Litbang Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan akan melakukan langkah lebih lanjut dan upaya perbaikan untuk menyempurnakan implementasi prinsip transparansi dan akuntabilitas pada dokumen LAKIP-nya, sehingga peningkatan kinerja seperti yang diinginkan oleh publik dapat diwujudkan bersama. Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan kemanfaatan hasilhasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap kegiatan.
59
Lampiran 1
RENCANA KINERJA TAHUNAN
Unit : BADAN LITBA NG KEHUTA NA N Tahun Anggaran : 2013 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Sasaran Strategis: Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan Sasaran Strategis: Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi
IPTEK dasar dan terapan bidang Hutan Alam, Biodiversitas dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
3 7 143
Paket Judul Hasil litbang
Bid an g Hu t an A lam:
37
Hasil lit b an g
1.
Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3)
15
Hasil litbang
2.
Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4)
14
Hasil litbang
3.
Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5)
8
Hasil litbang
Bid an g Bio d iversit as: 4.
Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12)
67
Hasil lit b an g
5.
Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13)
17
Hasil litbang
Bid an g P en g elo laan DA S :
60
3 9 Hasil lit b an g
Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14)
15
Hasil litbang
7.
Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)
24
Hasil litbang
60
%
IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan di bidang peningkatan produktivitas hutan
2 6 176
Paket Judul Hasil litbang
Bid an g Hu t an Tan aman :
136
Hasil lit b an g
Bid an g HHBK:
40
Hasil lit b an g
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan
60
%
IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
1 Paket 5 Judul 51 Hasil litbang
Bid an g P en g o lah an Hasil Hu t an :
51
1. 2. 3. 4. 5.
6.
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan
Hasil litbang
6.
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan
50
Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) Agroforestry (RPI 8) Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10) Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11)
15 43 22 17 39
40
Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil
litbang litbang litbang litbang litbang
Hasil litbang
Hasil lit b an g
SASARAN STRATEGIS dan pengolahan hasil hutan
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1. 2.
Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20)
12 6
Hasil litbang Hasil litbang
3.
Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21)
15
Hasil litbang
4.
Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22)
14
Hasil litbang
5.
Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)
4
Hasil litbang
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
60
%
IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
3 7 35
Paket Judul Hasil litbang
Bid an g Lan skap Hu t an :
8
Hasil lit b an g
1. 2.
3 5
Hasil litbang Hasil litbang
Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1) Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2)
Bid an g P eru b ah an Iklim:
22
Hasil lit b an g
4.
11
Hasil litbang
8
Hasil litbang
Bid an g Keb ijakan Keh u t an an : 6.
Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24)
5
Hasil lit b an g
7.
Pengelolaan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)
2
Hasil litbang
3.
5.
Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17) Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
3
3
60
Hasil litbang
Hasil litbang
%
Sasaran Strategis: Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih Terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat maupun di daerah, dan menjadi bagian pendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan
Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker 1. Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM Diklat SDM Litbang Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan Administrasi kepegawaian Administrasi jabatan fungsional Layanan perkantoran
2.
Perencanaan, pengelolaan anggaran dan kerjasama Pengembangan hasil penelitian Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Perencanaan dan pengelolaan anggaran
239 1 32 6 12
Orang Peraturan Laporan Laporan Bulan layanan
15
Laporan
48
Laporan
80
Dokumen
61
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
3.
4.
Hasil kerjasama teknis
27
Laporan
Kajian issue actual
13
Laporan
Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi
73
Laporan
Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) Informasi hasil penelitian/layanan data dan informasi
10 52
Laporan Informasi
Website instansi Jaringan LAN/internet
14 26
Domain Titik jaringan
Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelitian
16
Seminar
Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek Buku statistik instansi
34 154
Terbitan Buku
Buku perpustakaan Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil penelitian Pengelolaan perpustakaan
328 24
Buku Pameran
16
Laporan
Sistem Akuntansi Instansi
49
Laporan
Pengelolaan laboratorium penelitian
17
Laporan
Pengelolaan herbarium Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/ persemaian permanen Pengelolaan
2 13
Laporan Laporan
Sertifikat ISO Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan
6 15
Sertifikat Laporan
Jembatan Jaringan air
36 80
m2 Meter
Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan
Pengelolaan keuangan dan umum
Peralatan multimedia
62
TARGET
22
Unit
Peralatan laboratorium Kendaraan bermotor
230 22
Unit Unit
Perangkat pengolah data dan komunikasi Peralatan dan fasilitas perkantoran
285 941
Unit Unit
Gedung/bangunan
19.337
m2
63
64
65
66
INDIKATOR KINERJA
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi
Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4)
Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5)
2.
3.
Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13)
5.
Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14)
Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)
6.
7.
Bid an g P en g elo laan DA S :
Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12)
4.
Bid an g Bio d iversit as:
15
24
15
39
17
50
67
8
14
37
Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3)
1.
3 7 143
Bid an g Hu t an A lam:
IPTEK dasar dan terapan bidang Hutan Alam, Biodiversitas dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Sasaran Strategis: Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna
Sasaran Strategis: Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan
SASARAN STRATEGIS
KEGIATA N PENELITIA N:
Hasil Litbang
Hasil Litbang
Hasil Lit b an g
Hasil Litbang
Hasil Litbang
Hasil Lit b an g
Hasil Litbang
Hasil Litbang
Hasil Litbang
Hasil Lit b an g
Paket Judul Hasil Litbang
OUTPUT
TARGET
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN
Unit : BADAN LITBA NG KEHUTA NA N Tahun Anggaran : 2013
Lampiran 3
67
60
60
60
60
60
60
60
OUTCOME (%)
100
100
100
100
100
100
100
OUTPUT (%)
51,20
54,27
40,57
45,90
46,88
54,71
47,31
OUTCOME (%)
REALISASI
85,34
90,46
67,62
76,50
78,13
91,19
78,86
% PENCAPAIAN OUTCOME
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan
SASARAN STRATEGIS
68 51 12 6 15
Bid an g P en g o lah an Hasil Hu t an :
Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21)
Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22)
1. 2. 3.
4.
14
1 5 51
60
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan
IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
40
40
Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11)
6.
Bid an g HHBK:
15 43 22 17 39
136
Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) Agroforestry (RPI 8) Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10)
Bid an g Hu t an Tan aman :
1. 2. 3. 4. 5.
2 6 176
60
IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan di bidang peningkatan produktivitas hutan
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi
INDIKATOR KINERJA
Hasil Litbang
Hasil Litbang Hasil Litbang Hasil Litbang
Hasil Lit b an g
Paket Judul Hasil Litbang
%
Hasil Litbang
Litbang Litbang Litbang Litbang Litbang
Hasil Lit b an g
Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil
Hasil Lit b an g
Paket Judul Hasil Litbang
%
OUTPUT
TARGET
60
60 60 60
60
60 60 60 60 60
OUTCOME (%)
100
100 100 100
100
100 100 100 100 100
OUTPUT (%)
35,00
46,00 50,00 35,00
48,53
40,16
45,00 41,87 53,55 50,50 60,09
48,69
OUTCOME (%)
REALISASI
58,33
76,67 83,33 58,33
80,88
66,93
75,00 69,78 89,26 84,17 100,15
% PENCAPAIAN OUTCOME 81,16
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
SASARAN STRATEGIS
69
Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2)
2.
Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17) Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)
Pengelolaan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)
7.
RATA-RATA
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24)
6.
Bid an g Keb ijakan Keh u t an an :
5.
4.
3.
Bid an g P eru b ah an Iklim:
3
Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1)
1.
60
2
3
5
8
11
3
22
5
8
Bid an g Lan skap Hu t an :
3 7 35
60
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
4
Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)
5.
INDIKATOR KINERJA
%
Hasil Litbang
Hasil Litbang
Hasil Lit b an g
Hasil Litbang
Hasil Litbang
Hasil Litbang
Hasil Lit b an g
Hasil Litbang
Hasil Litbang
Hasil Lit b an g
Paket Judul Hasil Litbang
%
Hasil Litbang
OUTPUT
TARGET
60
60
60
60
60
60
60
60
OUTCOME (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
OUTPUT (%)
47,13
48,10
58,00
38,00
47,60
57,50
38,67
44,44
52,50
43,20
50,00
OUTCOME (%)
REALISASI
78,55
80,17
96,67
63,33
79,33
95,83
64,44
74,07
87,50
72,00
% PENCAPAIAN OUTCOME 83,33
INDIKATOR KINERJA
3.
73 10 52 14 26 16 34
Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi
Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) Informasi hasil penelitian/layanan data dan informasi
Website instansi Jaringan LAN/internet
Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelitian
Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek
328
13
Kajian issue actual Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan
Buku perpustakaan
27
Hasil kerjasama teknis
154
80
Perencanaan dan pengelolaan anggaran
Buku statistik instansi
48
15
239 1 32 6 12
Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)
Sasaran Strategis: Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih Terselenggaranya Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang tugas dan fungsi Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin Badan Litbang kinerja yang optimal di 20 satker Kehutanan secara 1. Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM efektif dan efisien Diklat SDM Litbang baik pada unit kerja di pusat maupun di Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan daerah, dan menjadi Administrasi kepegawaian bagian pendukung Administrasi jabatan fungsional perwujudan reformasi birokrasi dan tata Layanan perkantoran kelola di lingkup 2. Perencanaan, pengelolaan anggaran dan kerjasama Kementerian Kehutanan Pengembangan hasil penelitian
SASARAN STRATEGIS
KEGIATA N PENDUKUNG:
70 Buku
Buku
Terbitan
Seminar
Domain Titik jaringan
Laporan Informasi
Laporan
Laporan
Laporan
Dokumen
Laporan
Laporan
Orang Peraturan Laporan Laporan Bulan layanan
TARGET
328
154
34
16
14 26
10 52
73
13
27
80
48
15
239 1 32 6 12
Buku
Buku
Terbitan
Seminar
Domain Titik jaringan
Laporan Informasi
Laporan
Laporan
Laporan
Dokumen
Laporan
Laporan
Orang Peraturan Laporan Laporan Bulan layanan
REALISASI
100
100
100
100
100 100
100 100
100
100
100
100
100
100
100 100 100 100 100
%
SASARAN STRATEGIS
71
4.
13
Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/ persemaian permanen Pengelolaan
230 22 285
Peralatan laboratorium
Kendaraan bermotor Perangkat pengolah data dan komunikasi 941 19.337
80 22
Jaringan air Peralatan multimedia
Peralatan dan fasilitas perkantoran Gedung/bangunan
15 36
Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan Jembatan
6
17 2
Pengelolaan laboratorium penelitian Pengelolaan herbarium
Sertifikat ISO
49
16
Pengelolaan perpustakaan Pengelolaan keuangan dan umum
Sistem Akuntansi Instansi
24
Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil penelitian
INDIKATOR KINERJA
Unit m2
Unit Unit
Unit
Meter Unit
Laporan m2
Sertifikat
Laporan
Laporan Laporan
Laporan
Laporan
Pameran
TARGET
941 19.337
22 285
230
80 22
15 36
6
13
17 2
49
16
24
Unit m2
Unit Unit
Unit
Meter Unit
Laporan m2
Sertifikat
Laporan
Laporan Laporan
Laporan
Laporan
Pameran
REALISASI
100 100
100 100
100
100 100
100 100
100
100
100 100
100
100
100
%
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lt. 11 Jalan Jenderal Gatot Subroto, Senayan - Jakarta 10270 Telepon : 021-5737945, Fax: 021-5720189 Website: www.forda-mof.org e-mail:
[email protected]
LAKIP
Badan Litbang Kehutanan-Tahun 2013
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan