STUD1 PARTISIPASI DAN INTERAICSI SOSIAL ANTARA PEMBINA I
RICO SIMANJUNTAK
JURUSAN E M U - E M U SOSIAL EKONOMI PERTANlAN FAKULTAS PERTANlAN INSTlTUT PERTANlAN BOGOR 1997
RlCO SIMANJUNTAK. Studi Pola Itlteraksi dan Pa~tisipasiantara Pemimpin For~nalIPembina KPK dengan ICPK Petemak Do~nba dalam Proyek Pembinaat~ P e ~ i i ~ ~ g l t aPendopatan ta~~ Petani Kecil (Studi ICasus di Deszt Sukaluyu, ICeca~natan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propiusi Jawa Barat) di bawah bi~nbi~lgan GUNARDJ dan MURDIANTO.
Dalam upaya penge~ltasankemniskinaii, sejak tahuu 1974 liingga tahuu 1994, Departemell Pe~taniandengall dukuagan beberapa lembaga inte~nasionalbekerjasama dengan instansi terkait telab ~nelaksanakan proyek Pembinaan Peniugkatan Peudapatan Peta~liKecil (P4K). Sasaran proyek tersebut adalah petaui kecil yaug tergabu~lgdala~nKelompok Petaui Kecil (KPK) dengan pendapatan setara 320 Kg beraskapitaltahuu atau kurang. Dari pengalaman selama ~nelaksanakanproyek P 4 Y Deptan menyimpulkan bahwa tanpa partisipasi aktif yetaui kecil, pembangunan dengan teknologi dan metode apapuu tidak akan berhasil mengentaskan kemiski~an. Untuk itu diperlukan pemimpin pedesaan yang mampu menterjemahkan misi dan visi proyek P4K secara
fop dow~zserta aspirasi masyarakat, khususnya KPK, secara bottom up dalam bentuk rancangan kegiatan yang siap diiaksanakan di lapang. Selain itu, pemimpin pedesaan perlu dibekali pengetahuan tentamig perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dau pengetahuan telhnis tentang suatu usaha komersiaVaktivitas ekonomi melalui pendidikan dau latihan, dalam ha1 iui melalui Kul.sus Kepemimpiuan Perencanaan Partisipatif (SUSPIM-PP). SUSPIM-PP adalab sebuah metode membaugun perau aktifmasyarakat dalam penanggulangan keiuiskinan.
Deptan juga ineuyhpulkan bahwa memanfaatkan
pemimpiu pedesaan sebagai peselta SUSPIM-PP adalab lebih baik daripada mendatangkan pemimpin dari luar, dengan pertimbangan yakni lnereka sudah lebih mengenal
kondisi
dan merasa bertaimggu~g jawab
secara moral terhadap
pembangu~iaudi daerahiiya selta memiliki interaksi sosial teltentu di masyarakat. Berdasarkali I1a1 tersebid, niaka penelitian ini b e ~ t i i j u auntuk ~ ~ ~nelihat dan ~nempelajaripi~~tisipasi dan proses interaltsi sosial antara penlbina 1CPK dengall KPK
peten~akdomnba yang ada di Desa Sukaluyu, Kecarnata~iCiomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dimana pa~tisipasidari pembina KPK, pengurus KPK dan anggota KPIC dipe~igarulriole11 interaksi sosial yang terjadi antar pembina ICPY antara pembina ICI'IC dengan ICPK dan interaksi sosial yang terjadi di dalam ICPK itu sendiri (antar
pengtirus, engu gurus dengall aliggota, antar anggota). l~iteraksi sosial yang terjadi dilihat dari dimensi-dimensi struktural yatrg terdiri dari jarak sosial, integrasi sosial, d a ~ r tingkatan sosial.
Sedangkan
~~a~tisipasi dilillat d a ~ idituensi-dimensirrya yar~g terdiri dari keikutsertaan dalani rnerencan:~kankegiatan, nielnltsanakan lcegiatan dau menikmati hasil kegiatan. Selairi itu, penelitian ini juga ingui meliltat keterkaitan atau hubuugan antara diiensidiiensi interaksi sosial (jnralt sosial, integrasi sosial dan tinglcatan sosial) dengan dimensi-dimensi partisipasi (merencanaltan kegiatan, melaksanakan kegiatan dan nlenikmati has2 kegiatan). Dimensi jarak sosial dalam penelitiau ini dilihat dari kompouen interaksi secara fisik, yang menunjukkan kemungkinan hubungan relasi sosial antar pelakupelaku interaksi, yang dapat dilihat dari frekuensi interaksi, persesuaian pendapat, intensitas perasaan dan keluatan kemauan. Dimensi integrasi sosial dilihat dari komponen-komponemya yang terdiri dari koordinasi integrasi, konvergensi pernfiau, perasaan yang searah dan kemauan bekerjasama. Sedangkan komponen dari dimensi tinglcatan sosial adalah arah sepihak dalam berinteraksi dau besar keciluya peranan diantara peunbiua KPK, p e n p u s KPK dan anggota KPK dalam ke~nauanuutuk berinisiatif: Dalaru proses interaksi sosial aiitara pembina KPK dengan KPK petelnak do~nba(perigu~usdan anggota) di Desa Sukaluyu, Kecamatan Ciomas, ICabupateu Bogor terlilrat bal~wapeinbina KPIC secara umum rnelniliki jarak sosial yang dekat, i~itegrasi sosial yang saugat tuiggi dan tingkatarr sosial yang h a r i g nyata. Sedangkau pada masing-masing dilnensi tingkat partisipasi, secara urnum juga ierliliat bal~wapetnbina I
irli
didulc~u~g oleli Itenyataan ballwa
korelasi yaug dilakukatl terlihat ad;lnya keterItaitan/hubt~~~ga~i secal.;l
la~lgsiingatltiira dimensi-dimeusi i~~teralcsi sosial dengao di~nensi-dimensipartisipasi di k:ila~~gan pembi~iaKPK.
Demikia~l11al11ya piida kelo~npokpellgurus JWI< dan auggota ICPK, terlillat Biil~wi~ secarii umuln inereltii me~nililtijiil.iik
s ~ s i i i lyang
deliat, integrasi sosiiil yang
sangat tinggi dan tiugkatan sosi;il yaug tidak nyata d i dalatn proses interaksi sosialnya. Pada masiog-masing dimeusi partisipasi, pengurus dan anggota IWIC ~ne~niliki pa~tisipasiyang tiuggi dala~nmel.encanakan, ~nelaksanakal~ dan ~nenikmati hasil kegiatan. Hal ini diduku~igole11kenyataan, di lnana dari llasil uji korelasi yang dilakulta~l teslihat adanya keterIiaitan/l~uburtga~~ secara langsung antara dimensidi~nellsiinteraksi sosial deligall dimensi-dimeusi partisipasi. Selaiu partisipasi yang tinggi
dall
proses interaksi sosial yang mantap di
kalaugau pembina KPI< pengurus IWI< dau anggota IWY maka dalam penelitian iui terdapat beberapa ha1 y ang perlu diperliatikan dan dipertimbangkan dalam upaya u~ltultme~iiugltatkantaraf hidup petani kecil, seperti : 1. Dalam tahap rencana pembentukau kelompok, faktor-faktor keseragaman petani
kecil yang akan dikelompokkan perlu dipeitimbangkan secara menyelumh, sepe~tikeseragaman jenis usaha dan keseragaman pe&an
dalam memajukan
usaha dan pencapaian tujuan icelompok. 2. Pembeutukan KPK sebaiknya diprioritaskau untuk masyarakat yang memiliki
poteusi sosial cuku~)tiuggi, seperti semaugat bergotong royong. 3. Perencauaan yang sebaik inungkh dalam penentuan peugadaan pertemuan formal
secara rutin, sehiugga pembiua KPI< pengurus IWK dau anggota KPK dal~at hadu. -1. Perluuya penambabatl fteliuensi pertemuan, baik yaug bersifat formal maupuu
no11 formal uutuk mendiskusikan segala ha1 yaug berkaitan de11gau kegiatau maupun upaya pengembangan IVK sekaligus f o ~ w npeulbiuaan bagi anggota. 5. Perlunya pemnikiran yalig lebib matang dalam pembentukau jellis usaha bersama.
STUD1 PARTISIPAS1 DAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA PEMBINA ICPK DENGAN KELOMPOK PETANI ICECIL PETERNAK DOMBA DALAM PROYEK PEMBlNAAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KECIL (Studi Kasus di Desa Suk;~luyu,I<ecainat;~~i Ciomas, I
SKRIPSI SEBAGAI SALAB SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEB GELAR SARJANA PERTANlAN PADA FAKULTAS PERTANLAN LNSTITUT PERTANLAN BOGOR
Oleh
RXCO SIMANJUNTAK A.27 0464
JURUSAN TLMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANLAN FAKULTAS PERTANlAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997