Reviu 10 Buku Pengarusutamaan Gender (PUG) bidang Pendidikan Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 1
KERANGKA PENYAJIAN 1
Daftar naskah yang akan direviu
2
Mengapa menulis buku?
3
Buku sebagai target dan tujuan
4
Publikasi sebagai motivasi
5
Publikasi sebagai model
6
Publikasi sebagai rekam prestasi
7
Proses Menulis – Langkah 1
8
Langkah 2: Revisi
9
Kriteria umum
10
Siap Menulis 2
Daftar Naskah yang Direviu 1. Panduan Kelompok Kerja (POKJA) Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan 2. Panduan Strategi Pengembangan PKBM Responsif Gender 3. Isu dan Solusi Gender Bidang Pendidikan 4. Panduan Umum Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan 5. Data dan Indikator Pendidikan Berwawasan Gender tahun 2010/2011 6. Buku Saku Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan 7. Panduan Penyunan Bahan Ajar Responsif Gender 8. Strategi Pengembangan Sekolah Responsif Gender 9. Panduan Penyusunan Profil Gender Bidang Pendidikan Daerah 10.Bahasa Responsif Gender 3
Mengapa Menulis Buku? • Buku memberikan tujuan dan target spesifik untuk membuat pesan tertulis. • Buku memberikan motivasi kepada penulis untuk mencipta, merevisi dan meng-edit pemikiran meraka sendiri. • Buku merupakan model yang kuat bagi calon penulis. • Buku merekam dan mendokumentasikan pembelajaran dan prestasi.
4
Buku sebagai Target dan Tujuan • Hampir semua pendidik mengetahui “proses menulis.” Tapi tidak semua orang dapat menulis dengan baik. • KEMUNGKINAN I: menulis bukanlah sebuah tujuan. • KEMUNGKINAN II: tulisan yang disusun tidak memiliki target yang jelas.
5
Publikasi sebagai Motivasi “Bagaimana kita dapat berpikir layaknya penulis profesional apabila tujuan utamanya bukanlah publikasi?”
6
Publikasi sebagai Model • Salah satu kunci keberhasilan pendidikan adalah peserta didik mampu menghasilkan dan mempublikasi pemikiran mereka sendiri. • Hasil karya yang dipublikasikan mencerminkan berbagai hasil pemikiran dan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya kebhinekaan. • Hasil karya yang dipublikasikan juga menunjukkan model terhadap nilai-nilai pekerjaan, pemikiran dan mutu ekspresi diri. 7
Publikasi sebagai Rekam Prestasi • Proses menulis hingga publikasi merupakan proses perjalanan kreatif. • Penulis memikirkan ide agar mampu berkomunikasi dengan pembaca. • Penulis perlu merefleksikan pemikiran dan respons terukur kepada rekan dan orang lain. • Publikasi tulisan akan menjadi obat terhadap semua kritikan yang muncul selama proses penulisan.
8
Proses Menulis – Langkah 1 • • • • •
Penulis menangkap ide, pikiran, impresi, dan reaksi. Apa tujuan penulis? Mengapa ia menulis? Siapa targetnya? Untuk siapa ia menulis? Apa yang penulis ketahui tentang subjek tulisannya? Langkah pertama ini terjadi di dalam kepala penulis sendiri. Komunikasi dengan rekan hanya menambahkan dan memperdalam pemikiran sendiri. Perlu dicatat bahwa kurangnya interaksi pada tahap ini akan mempengaruhi kedalaman pemikiran dan ide. 9
Langkah 2 - REVISI • REVISI (lihat kembali) sebelum meng-edit. • REVISI SEDERHANA: terlihat benar, terdengar benar dan masuk akal. • ORGANISASI: apakah isi dan pemikiran dikemas dengan baik sehingga dapat dipahami pembaca? • MAKNA KALIMAT: Apakah pesan dapat disampaikan dengan baik, masuk akal, dapat dipahami dan mengalir? • PILIHAN KATA: apakah kata-kata yang digunakan bervariasi tapi tetap dapat dipahami? • KEJELASAN EKSPRESI: apakah kalimat-kalimat yang digunakan menggunakan majas dan analogi yang dapat dipahami? • CATATAN: Revisi sempurna tidak akan pernah diperoleh hanya dengan satu kali membaca. Revisi harus tetap menjaga pemikiran awal penulis. 10
Proses Revisi Efektif • Baca dan resapi maknanya. • Gunakan simbol yang dapat dipahami ketika memberi masukan. • Ajukan pertanyaan kritis yang akan menghasilkan refleksi, bukan hanya respons. • Lakukan diskusi dengan rekan untuk memperoleh revisi lebih lanjut. • Buat revisi kolaboratif. 11
Contoh Reviu Reviu untuk “Panduan Kelompok Kerja (POKJA) Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan”. 1. Siapa pembuat kebijakan? 2. Apa isunya? 3. Apa tujuannya? 4. Informasi apa yang kita punya? 5. Penelitian dan Analisis 6. Membuat intervensi terhadap Kebijakan dan Anggaran 7. Strategi Advokasi: Gender itu penting 8. Monitoring 9. Evaluasi: Bagaimana melakukannya? 10. Men-gender-kan komunikasi 12
1. Siapa pembuat kebijakan? • Siapa pemangku kepentingan terkait yang ada? Individu atau kelompok dengan perspektif gender? • Adakah kesetaraan gender di institusi dan organisasi yang terlibat? • Di mana terdapat ahli gender? • Pengetahuan dan keahlian apa yang dapat diberikan pemangku kepentingan terkait? 13
Matriks Stakeholder Sensitif Gender Stakeholder Focal Point Gender lintas kementerian Mitra pembangunan yang juga membidangi gender Keterwakilan laki-laki dan perempuan di sektor swasta Organisasi berbasis perempuan atau gender Organisasi kemasyarakatan yang memiliki ketertarikat terhadap gender Organisasi sektoral yang memiliki pengalaman dalam menangani isu gender Kelompok pemerhati Hak Azasi Manusia Analis kebijakan dengan pengalaman dan keahlian di bidang gender Akademisi atau peneliti dari PSW/PSG Universitas Politisi yang mendukung isu gender Ahli statistik bidang gender SK L/P A D DP ADL
: STatregi Kebijakan : hubungan dengan kebutuhan dan pengalaman laki-laki dan perempuan dalam kelompok target kebijakan : Advokasi : Data : Dukungan Politik : Anggaran dan Dukungan Lainnya
SK L/P A D DP ADL
14
2. Apa Isunya? • Apa subjek inisiatif kebijakan yang akan dibangun? • Apakah isu tersebut mempengaruhi laki-laki dan perempuan dengan cara yang berbeda? CONTOH KASUS: • Rendahnya partisipasi dan representasi perempuan dalam pemerintahan • Kurangnya kesadaran pembuat kebijakan akan pengaruh gender terhadap kebijakan sosial
15
3. Apa Tujuannya? • Apa yang ingin kita capai? • Tujuan Korektif: Apakah tujuan tersebut akan memenuhi kebutihan laki-laki dan perempuan? • Tujuan Transformatif: Apakah tujuan tersebut mencakup komitmen yang lebih luas untuk mengubah institusi, perilaku atau faktor lainnya yang menghambat kesetaraan gender? CONTOH KASUS: • Bagaimana mewujudkan tujuan korektif dan transformatif di atas? 16
4. Informasi Apa yang Kita Punya? • Informasi apa yang kita punya terkait isu gender yang dapat mempengaruhi laki-laki dan perempuan secara berbeda? • Informasi apa yang kita tidak punya? • Intervensi kebijakan seperti apa yang telah dilaksanakan? • Kebijakan apa yang saat ini sedang dilaksanakan? • Intervensi apa yang selanjutnya akan dilaksanakan? CONTOH KASUS: • Database peraturan dan perundang-undangan • Database dokumen pemerintah • Database penelitian 17
5. Penelitian dan Analisis Fase ini mencakup: • Menspesifikasi pertanyaan penelitian • Mendisain dan melakukan penelitian • Mengevaluasi dan menarik kesimpulan dari penelitian CONTOH KASUS: • Situasi terkini laki-laki dan perempuan di tingkat lokal • Survey terhadap sikap dan pengetahuan akan gender • Audit pembuatan kebiajakan di tingkat lokal
18
5. Penelitian dan Analisis Fase ini mencakup: • Menspesifikasi pertanyaan penelitian • Mendisain dan melakukan penelitian • Mengevaluasi dan menarik kesimpulan dari penelitian CONTOH KASUS: • Situasi terkini laki-laki dan perempuan di tingkat lokal • Survey terhadap sikap dan pengetahuan akan gender • Audit pembuatan kebiajakan di tingkat lokal
19
6. Membuat Intervensi terhadap Kebijakan dan Anggaran Fase ini penting untuk membentuk pemikiran ulang terhadap pilihan kebijakan: • Efisiensi • Efektivitas • Kesetaraan Gender • Tujuan lintas sektor CONTOH KASUS: • Perubahan sistemik • Peningkatan kapasitas • Kegiatan dan anggaran responsif gender 20
7. Strategi Advokasi: Gender itu Penting Strategi advokasi gender melalui pendekatan: • Keadilan dan kesetaraan • Kredibilitas dan akuntabilitas • Efisiensi dan kebertahanan • Kualitas hidup • Reaksi berantai CONTOH KASUS: • Argumentasi terhadap keadilan, kesetaraan, kredibilitas, akuntabilitas, efisiensi, kebertahanan, kualitas hidup dan reaksi berantai. 21
8. Monitoring Monitoring dilaksanakan pada dua tingkatan: • Kemajuan terhadap pencapaian tujuan substantif • Proses pelaksanaan CONTOH KASUS: • Monitoring kegiatan dengan tujuan spesifik gender • Monitoring PUG dalam kepegawaian
22
9. Evaluasi: Bagaimana Melakukannya? Tiga tingkatan evaluasi meliputi: • Output (apakah tujuan tercapai?) • Outcome (sejauh mana tujuan pembangunan tercapai?) • Proses (bagaimana output dan outcome dicapai?) CONTOH KASUS: • Evaluasi terhadap program/kegiatan PUG bidang pendidikan
23
10. Men-gender-kan Komunikasi Penting untuk menjembatani gender ke berbagai pihak berikut ini: • Pembuat dan penentu kebijakan • Berbagai kelompok di masyarakat (laki-laki, perempuan, aktivis, akademisi, dll) • Negara dono dan mitra pembangunan CONTOH KASUS: • Pembentukan mailing list focal point.
24
Struktur Struktur sangat sederhana: 1. Bagaimana menggunakan buku (How to) 2. Pengenalan informasi, definisi dan konsep yang kuat, gagasan penyerta, dan sumber yang bernanekaragam 3. Contoh-contoh terkait 4. Pembahasan terhadap contohcontoh yang ada 5. Kesimpulan 25
Kriteria Umum (1/2) Aspek Hukum
– Copyright (tidak ada plagiarism) – Kebenaran dan ketepatan landasan hukum, nomor, tahun dan isi – Kebenaran dan ketepatan Nama orang, merk, istilah baku, – .......... (Hal lain bila ada)
Format dan Kesiapan naskah cetak
– Kelengkapan seluruh bagian: cover, pengantar, daftar isi, bagian 1 dan rinciannya, bagian 2 dst – Semua bagian terurut
26
Kriteria Umum (2/2) Bahasa – Ramah (readers friendly) – Ejaan – Tata bahasa – Tanda Baca – Ketepatan makna, pengertian dan istilah – Konsisten – Sesuai dengan target sasaran 27
Perencanaan • Penulisan awal: Skak!
Gagasan Apa? Penggalian gagasan & Sumbang saran & pengelompokkan gagasan. Tulis pada kertas.
• Pengelolaan gagasan: Bagaimana urutan gagasan?
– Ruang: atas > bawah, Kanan > kiri, – Kronologis: dalam garis waktu? – Essensial: Paling penting > hal biasa? Paling kuat > biasa? 28
Contoh
Tanaman Akar
Batang
punya
mendukung
Daun Moral •Merawat tanaman •Menyayangi tanaman
•Menjaga kelestarian alam
memproduksi
biasanya
Hijau
Makanan menyimpan
menghasilkan
Biji
Bunga Mungkin punya
Mahkota Warna 29
Siap Menulis! • Draft pertama: karena masih penulisan awal, jangan harap langsung sempurna… • Revisi: Lihat kesalahan sendiri dulu, lalu coba perbaiki! • Macet? Tanyakan orang lain bagaimana sarannya? • Bagaimana usulnya untuk membuat lebih baik?
“Menulis terus pegal juga”
30
Terus menulis…! • Draft Final : ketika semua selesai • Proofread! “Selesai, tidur dulu ah!”
INGATLAH!!!
•Rencanakan waktu untuk perbaikan •Uji coba •Lakukan perbaikan sendiri •Seminar
LAKUKAN YANG TERBAIK! 31
32