“REVITALISASI SMK DALAM MENGHADAPI DAYA SAING KETENAGAKERJAAN” SIMPOSIUM GURU 2016
Oleh: M A S Y U D I, S.Pd
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 11 KOTA BANDUNG DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
REVITALISASI SMK DALAM MENGHADAPI DAYA SAING KETENAGAKERJAAN Oleh: Masyudi, S.Pd
A. Pendahuluan Pendidikan bukan hanya hak bagi warga Negara tetapi juga sebuah kewajiban bagi warga Negara. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi, “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”, dan ayat 2 berbunyi, “Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan Pemerintah wajib membiayainya”. Jadi pendidikan merupakan amanat Negara yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah mewajibkan warga Negara untuk mengikuti pendidikan selama Sembilan tahun atau minimal lulus SMP dan akan dilanjutkan program wajib belajar dua belas tahun lulus SMA/SMK. Dengan pendidikan diharapkan mampu
menghadapi
permasalahan
hidup
sehari-hari,
dengan
pendidikan tingkat menengah diharapkan mendapatkan pekerjaan layak
dengan
hidupnya.
penghasilan
Itulah
tugas
yang
Negara
dapat terhadap
mencukupi rakyatnya
kebutuhan menjamin
kehidupan yang layak salah satunya dengan menyediakan system pendidikan yang baik, menyediakan lapangan kerja yang mencukupi sesuai dengan komposisi jumlah penduduk. Hal ini sesuai dengan dengan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Tantangan dan peluang sudah menunggu bagi generasi muda, saat ini yang sudah mulai berjalan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) berlaku sejak 31 Desember 2015 diperkirakan akan tercipta 14.000.000 lapangan kerja terbuka sampai tahun 2025 dengan 20 kompetensi keahlian dan 23% penurunan penduduk usia kerja di Eropa dari 2010 ke 2050 bisa menjadi peluang bagi SDM Indonesia.
Tantangan lain ekonomi Indonesia diharapkan dapat mencapai peringkat 7 dunia pada tahun 2030. Untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan 58.000.000 tenaga kerja terampil. Berdasarkan hal tersebut merupakan suatu kewajiban bagi semua khususnya pemerintah untuk menyediakan dan menyelenggarakan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat. Untuk mewujudkan harapan dan
tantangan tersebut dibutuhkan upaya-
upaya sistematis dan strategis pada dunia pendidikan.
B. Identifikasi Masalah Cita-cita dan amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “Tiaptiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dapat diselenggarakan dengan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas salah satunya melalui pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Lulusan SMK diharapkan dapat mengisi lowongan kerja dengan keahlian khusus dan menciptakan lapangan kerja baru. Upaya pemerintah menempatkan SMK pada tempat yang penting untuk bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang kompeten telah dilakukan dengan memperbanyak jumlah SMK dengan cara merubah komposisi SMA dan SMK dari 70%:30% menjadi 30%:70% dan menambah jumlah penerimaan siswa baru di SMK Negeri serta melakukan promosi SMK melalui media elektronik dengan jargonnya “SMK BISA”. Berdasarkan data terakhir jumlah SMK seluruh Indonesia sebanyak 13.546 SMK yang terdiri 9 bidang keahlian dan 47 program keahlian. Animo masyarakat meningkat untuk bersekolah di SMK dengan harapan cepat mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Selain bekerja lulusan SMK bisa melanjutkan kuliah dan berwiraswasta. Dampak dari kebijakan tersebut terlihat pada perkembangan pertumbuhan siswa Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) dari tahun
ke tahun terus berkembang baik di SMK Negeri maupun di SMK Swasta. Upaya yang dilakukan untuk memperkenalkan SMK dianggap berhasil, hal ini dapat ditunjukan pada diagram sebagai berikut:
1000000
2501631
2369843 1619676
2317710 1521813
2200630
2033632
SMK NEGERI SMK SWASTA SISWA SMK
636064
1500000
1386042
2000000
1528004
2500000
1243289
2164068
3000000
1681858
3500000
3839523
3586672
3276921
4000000
3989519
4500000
4183489
TABEL 1.PERKEMBANGAN SISWA SMK
500000
0 2004
2009
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan jumlah siswa SMK bukan hanya SMK Negeri tetapi juga SMK Swasta. Dimulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 terus bertambah, dalam kurun waktu Sembilan tahun jumlah siswa bertambah sebanyak 2.019.421 siswa atau tumbuh sebesar 93,32%. Dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 10,37% setiap tahun telah mencetak jutaan lulusan dan sebagiannya terserap pada dunia kerja.
Pertumbuhan jumlah SMK dan siswa dapat dianggap sebagai keberhasilan
untuk
mendorong
usia
produktif
mendapatkan
pendidikan yang berbasis skill/keterampilan. Dan diharapkan mampu mengisi lowongan kerja di industry, berdasarkan data di lapangan pertumbuhan
jumlah
SMK
dan
siswa
masih
menyisakan
pengangguran terbuka. Hal ini dapat dilihat dari data Koran Tempo pada
tanggal
17
Januari
2014
yang
dikutip
dari
www.alifungsih.gtk.kemdikbud.go.id sebagai berikut:
PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT JENJANG LULUSAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN Tidak/belum pernah sekolah Belum/tidak tamat SD SD SLTP SLTA Umum (SMA dan MA) SLTA Kejuruahan/SMK Diploma l,ll,lll/akademi Universitas Total
2010
2011
2012
2013
157.586 600.221 1.402.858 1.661.449 2.149.123 1.195.192 443.222 710.128 8.319.779
190.370 686.895 1.120.090 1.890.755 2.042.629 1.032.317 244.687 492.343 7.700.086
82.411 503.379 1.449.508 1.701.294 1.832.109 1.041.265 198.780 438.210 7.244.959
109.865 513.534 1.421.653 1.822.395 1.841.545 847.052 192.762 421.717 7.170.523
Terlihat pada data tersebut di atas pengangguran terbuka lulusan SMK pada tahun 2013 sebanyak 847.052 orang. Dan berdasarkan data terakhir BPS jumlah pengangguran terbuka yang berpendidikan SMK meningkat sebesar 20,76% dari total pengangguran terbuka sebesar 7.560.000 atau sekitar 1.569.456 orang, jumlah itu masuk hitungan tinggi. Tantangan Indonesia ke depan baik skala regional maupun global membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang mempunyai daya saing dan data pengangguran terbuka yang tinggi perlu dipikirkan “Bagaimana
Meningkatkan
Daya
Saing
Lulusan
SMK
untuk
Menghadapi Persaingan Global?” sehingga tujuan dan amanat UUD 1945 dapat tercapai.
C. Pembahasan dan Solusi 1. Tantangan dan Harapan SMK a. Bonus Demografi Bonus demografi akan menjadi kekuatan Indonesia untuk menjadi Negara maju di bidang ekonomi. Karena komposisi penduduk akan mengalami usia produktif berkisar antara 15 tahun sampai 60 tahun berjumlah lebih banyak dibandingkan penduduk yang berusia belum dewasa dan penduduk yang berusia lanjut atau di atas 60 tahun. Artinya dengan angkatan kerja banyak maka penduduk Indonesia yang mempunyai penghasilan
akan
meningkat
dan
berpengaruh
kepada
pendapatan pajak Negara. Di sisi lain bonus demografi dapat menjadi beban social yang tinggi apabila angkatan kerja banyak tetapi kualitasnya rendah. Kualitas keterampilan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dapat menyebabkan pengangguran maka bonus demografi akan menjadi sumber masalah serius bagi bangsa dan Negara, karena efeknya akan mengarah ke berbagai bidang seperti kerawanan social, ekonomi, politik dan budaya. Momen bonus demografi harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya karena usia 15 tahun merupakan usia awal seorang masuk pendidikan SLTA. Mereka lebih baik dibekali dengan keterampilan siap pakai untuk bekerja di industry atau membuka lapangan kerja baru. Dan diharapkan tenaga kerja Indonesia berpendidikan minimal SMA/SMK, khusus untuk lulusan SMK jumlahnya ditingkatkan sebesar 22.8% dari seluruh jumlah angkatan kerja usia produktif atau sekitar 114 juta orang. SLTA Kejuruan atau SMK mempunyai peranan
penting memanfaatkan bonus demografi untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia urutan ke 7.
b. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA telah berlaku pada 31 Desember 2015. MEA merupakan perdagangan bebas tingkat ASEAN, tidak ada proteksi terhadap barang yang masuk dan keluar antar Negara asia tenggara termasuk di dalamnya tenaga kerja. MEA seperti dua sisi mata pisau dapat dianggap sebagai tantangan dan juga
dapat
Indonesia
dijadikan akan
sebagai
dapat
harapan.
banyak
Secara
keuntungan
potensi dengan
diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN, karena populasi Indonesia 40% populasi ASEAN. Diharapkan akan banyak investor masuk ke Indonesia untuk membuka lowongan kerja dan diperkirakan tercipta 14.000.000 lapangan kerja terbuka sampai 2025. Selain pasar
tenaga kerja yang melimpah
potensi sumber daya alam yang besar dan luas akan mengundang investor baik nasional maupun internasional untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Dengan populasi yang mencapai 40% dari populasi ASEAN akan menjadi daya tarik Negara ASEAN yang lain untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara target pasar. Indonesia mempunyai potensi sumber daya manusia yang besar karena jumlah populasi penduduk Indonesia menempati urutan ke 5 terbesar di dunia dan kita sedang mendapatkan bonus demografi. Potensi lain yaitu sumber daya alam baik darat, laut dan udara dengan 13.487 pulau besar dan kecil potensi sumber daya alam Indonesia menjadi potensi yang besar untuk pembangunan ekonomi dan kemakmuran rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam sumber daya alam. Luas daratan 1.922.570 km
persegi yang terdiri dari tanah pertanian 10%, perkebunan 7%, padang rumput 7% dan tanah berhutan serta gunung sebesar 62%. Hutan dan gunung masih dalam jumlah yang besar merupakan potensi sumber daya alam yang masih dapat dikelolah secara optimal. Selain daratan Indonesia sebagai Negara kepulauan justru mempunyai potensi yang lebih besar lagi pada bidang kelautan dengan luas perairan mencapai 3.257.483 km persegi. Luas perairan yang jauh melebihi luas daratan maka potensi kelautan kita lebih banyak dibandingkan potensi daratan. Seperti perikanan, mutiara, terumbu karang, tambak, garam, rumput laut, minyak dan lain-lain serta energy yang bersumber dari laut. Luas daratan yang masih berupa hutan mencapai 62% memberikan oksigen yang besar bukan hanya bagi Indonesia tetapi bagi dunia, sehingga hutan Indonesia diibaratkan sebagai paru-paru dunia yang akan menyumbangkan udara sehat dan segar. Sedangkan luas ruang udara Indonesia mencapai 6 juta km persegi meliputi ruang udara di atas daratan dan ruang udara di atas lautan berpotensi besar untuk transportasi udara. Lalu
bagaimana
semua
potensi
yang
dimiliki
dapat
dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan? Persoalan yang harus dicermati Index Pembangunan Manusia Indonesia masih rendah yaitu berada pada posisi 111 dari 182 negara di dunia. Sementara untuk kawasan ASEAN kita berada pada urutan 6 dari 10 negara, kalah dari Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei dan Singapura.
Indeks
pembangunan
manusia
hanya
dapat
ditingkatkan dengan system pendidikan yang berkualitas. SMK mempunyai peranan strategis dan diharapkan melalui SMK semua potensi sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal dengan mencetak tenaga-tenaga terampil pada bidangnya untuk membangun Negara,
menyelesaikan persoalan Negara dan
memenangkan persaingan global.
2. Kendala Pendidikan Kejuruan di Sekolah Negeri Data terakhir pendidikan kejuruan selain telah mencetak lulusan dan terserap di dunia kerja tetapi sebagian masih menjadi pengangguran terbuka. Penyebabnya bukan saja faktor eksternal sekolah tetapi juga ada faktor internal sekolah, diantaranya adalah: a. Guru Guru SMK Produktif Negeri sekarang berjumlah 35.057 atau 22% dari jumlah guru negeri secara keseluruhan. Berdasarkan kebutuhannya masih kurang 41.861 guru negeri. Solusi untuk menyelesaikan kekurangan guru tersebut dapat dilakukan dengan rekrutman guru negeri secara ketat terutama latar belakang jurusan agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Guru
produktif
kompetensi
dan
diarahkan update
agar
selalu
terhadap
meningkatkan
kebutuhan
dan
perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi dunia usaha. Sehingga transfer ilmu atau bimbingan ke siswa tidak terlalu jauh dari keadaan dunia usaha.
b. Bidang Keahlian Jumlah SMK sebanyak 13.546 sekolah dengan 9 bidang keahlian. Berdasarkan data sebagai berikut: SEKOLAH NO.
BIDANG KEAHLIAN
1.
Teknologi & Rekayasa
2.
13.546 JUMLAH
JUMLAH
SMK
SISWA
10.206
1.473.874
Bisnis & Manajemen
8.226
1.119.387
3.
TIK
7.973
981.943
4.
Pariwisata
2.485
299.096
5.
Agribisnis & Agroteknologi
2.139
178.929
6.
Kesehatan
1.927
181.462
7.
Perikanan dan Kelautan
809
62.511
8.
Seni Rupa dan Kriya
351
33.337
9.
Seni Pertunjukan
82
8.413
Bidang Keahlian Teknologi & Rekayasa, Bisnis & Manajemen dan TIK banyak
dibuka dengan jumlah siswa yang paling
banyak.
keseluruhan
Secara
kemampuan
SMK
untuk
memenuhi kebutuhan lowongan kerja masih harus ditingkatkan baik dari segi jumlah maupun kualitas lulusan. Dari segi jumlah diharapkan pembukaan bidang keahlian didasarkan pada kebutuhan dan permintaan industry bukan pada animo masyarakat. Sehingga dibutuhkan informasi yang transparan sebagai bagian dari pendidikan masyarakat. Jangan sampai karena minat masyarakat tinggi kemudian sekolah membuka bidang keahlian tersebut dan menerima siswa sebanyakbanyaknya tetapi kebutuhan dunia industry tidak sesuai, maka yang
terjadi
tidak
terserapnya
lulusan
dan
menjadi
pengangguran terbuka.
c. Budaya Sekolah Lulusan SMK diharapkan mempunyai kompetensi yang siap pakai baik hard skill maupun soft skill. Sekolah sebagai organisasi
diharapkan
menjadi
laboratorium
yang
nyata
menerapkan manajemen professional sehingga membentuk budaya sekolah yang disiplin dan professional layaknya dunia kerja. Apabila budaya professional sudah tertanam pada diri siswa karena lingkungan sehari-hari mempengaruhinya maka mental atau soft skill sudah menjadi sikap yang biasa sehingga lulusan SMK sudah siap memasuki dunia kerja dengan kompetensi keterampilan dan mental professional.
Lingkungan SMK Negeri masih perlu pembenahan karena budaya birokrasi yang sudah diperlukan kesadaran diri bagi semua komponen sekolah. Budaya organisasi SMK diharapkan lebih progresif dibandingkan budaya organisasi SMA, karena siswa SMK diperlukan kecepatan kedewasaan mental. Mereka lulus sekolah langsung terjun ke dunia kerja, menghadapi masalah dan menyelesaikan masalah. Berbeda dengan lulusan SMA mereka melanjutkan belajar seiring waktu kedewasaan mentalnya akan terbentuk dengan bertambahnya usia. Dunia kerja pasti menginginkan tenaga kerja yang matang secara mental terutama berkaitan dengan pelayanan.
3. Praktek Terbaik Pendidikan Kejuruan di Indonesia Pilihan
paling
tepat
menghadapi
persaingan
global
memanfaatkan momentum bonus demografi adalah menyiapkan SMK untuk melakukan revitalisasi sebaik-baiknya dari segi jumlah maupun penentuan bidang keahlian yang tepat sesuai kebutuhan industry dan Indonesia. Program dan tindakan yang terbaik untuk pendidikan kejuruan dapat dilakukan dengan program:
a. SMK 4 Tahun SMK dengan program 4 tahun akan memberikan banyak manfaat bagi lulusan, seperti: -
Pendidikan adaptif dan normative tidak terganggu oleh waktu Praktek Kerja karena dilakukan diakhir sekolah.
-
Praktek Kerja dapat dilaksanakan lebih lama minimal 6 bulan sampai 1 tahun.
-
Memberikan waktu pendewasaan secara alami
-
Pembeda dengan SLTA lainnya.
SMK dengan SLTA harus jelas bedanya, walaupun sering kita lihat pada saat ada lowongan kerja di perusahan untuk
persyaratan pendidikan ada kalimat “Persyaratan pendidikan minimal SMA/Sederajat”, SMK tidak ditulis atau mungkin juga menganggap
SMK
sama
saja
baik
tingkatan
maupun
kompetensinya. Di bawah ini piramida struktur organisasi.
OPERATOR (NON SKILL): SD, SMP, SMA dan SMK
Kalau dilihat piramida di atas lulusan SMK seharusnya ditempatkan pada posisi low manajemen, karena secara kompetensi sudah dibekali lengkap baik hard skill dan soft skill. Diharapkan masa belajar 4 tahun akan menjadi pembeda dan masa praktek lebih lama semakin trampil serta dunia usaha semakin tahu kualitas lulusan SMK. b. Link and Match Kesesuain dengan industry dengan pola system ganda sebenarnya sudah lama dilaksanakan di SMK tinggal pada penajaman pelaksanaan dan program yang lebih terencana. Diantaranya 30% teori dan 70% praktek termasuk di dunia industry. Pemenuhan alat praktek dasar untuk setiap bidang keahlian diharapkan tersedia di sekolah dan dunia industry sebagai partner yang dapat mendukung kebutuhan bidang keahlian baik secara kompetensi maupun karakter professional. Bukan saja kepentingan sebagai tempat praktek tetapi juga dapat dijadikan sebagai investasi bagi siswa karena tidak
menutup kemungkinan kalau dinilai baik perusahan akan merekrutnya sebagai pegawai.
c. Optimalisasi Hubin dan BKK Proses komunikasi yang dilakukan Bagian Hubungan Industrial mempunyai peranan strategis untuk terciptanya simbiosis mutualisme antara sekolah dengan industry, terutama berkaitan
dengan
tempat
praktek
kerja,
pengembangan
teknologi pembelajaran, rekrutman dan sumbang saran untuk para stakeholder sekolah untuk mengupdate baik keilmuan, keterampilan maupun kompetensi yang diinginkan industry. Bagian hubin juga berkaitan dengan BKK (Bursa Kerja Khusus) menjalin
komunikasi
sebanyak-banyaknya
dengan
dunia
industry diharapkan semua lulusannya terserap dunia kerja tanpa harus mereka mencari sendiri di luar tetapi tersedia melalui BKK.
4. Kompetensi Sesuai Kebutuhan dan Tuntutan Pasar Ada beberapa kompetensi yang dibutuhkan saat sekarang berkaitan Indonesia.
program
pemerintah
Kompetensi
bidang
mempromosikan pariwisata
masih
pariwisata banyak
dibutuhkan selain karena promosi wisata besar-besaran yang dilakukan pemerintah melalui “Pesona Indonesia” juga potensi ini menyebar ke seluruh Indonesia dari sabang sampai merauke terutama wisata alam Indonesia yang terkenal akan keindahannya. Dan melalui pariwisata akan berdampak pada pengembangan dan pertumbuhan kompetensi yang lain seperti bidang agribisnis & agroteknologi, bidang perikanan & kelautan, seni rupa & kriya dan seni pertunjukan. Semua bidang tersebut berkaitan dengan potensi sumber daya alam dan budaya Indonesia yang beraneka ragam. Bidang pariwisata pun akan berdampak pada kuliner dan fashion.
Sehingga apabila kompetensi pariwisata dikembangkan akan berakibat multi efek yang positif ke kompetensi yang lain. Dan dari Sembilan bidang keahlian seperti kompetensi pariwisata, agribisnis & agroteknologi, perikanan & kelautan, seni rupa & kriya dan seni pertunjukan masih sangat sedikit. Tetapi perlu diperhatikan jangan sampai kompetensi dibuka tetapi animo masyarakat kurang yang terjadi tidak dapat siswa, sehingga sebelum dibuka kompetensi baru harus sudah terjalin dengan dunia usaha untuk menyalurkan lulusan.
Kemudian
komunikasikan
kepada
masyarakat
keungggulan kompetensi baru disertai dunia usaha yang siap menerima lulusannya.. Kompetensi lain yang sedang dibutuhkan yaitu kompetensi bisnis digital. Indonesia punya potensi yang sangat besar karena pengguna internet sekarang mencapai 93.400.000 orang, sebuah peluang pasar yang besar. Kompetensi ini sangat cocok untuk SMK karena anak-anak muda senang menekuni kompetensi yang berkaitan dengan computer. Bisnis digital telah banyak melahirkan “Startup” yang sedang trend sekarang, rata-rata anak muda yang menjalankan bisnis digital.
5. Pendidikan Kejuruan Kemaritiman Indonesia mempunyai perairan lebih luas dibandingkan luas daratan, lebih tepatnya 3.257.483 km persegi sedangkan luas daratan 1.922.570 km persegi. Perairan yang jauh lebih luas dibandingkan daratan menyimpan potensi besar dan beraneka macam, seperti perikanan, mutiara, terumbu karang, tambak, garam, rumput laut, minyak dan lain-lain serta energy yang bersumber dari laut. Fakta luas perairan Indonesia lebih luas dibandingkan daratan memberikan kesadaran betapa penting dan besarnya potensi kelautan kita sehingga pemerintah mempunyai program menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia
dengan jalan membuat tol laut antar pulau. SMK yang membuka kaitan langsung dengan bidang kelautan seperti SMK Pelayaran jumlahnya masih sedikit untuk mewujudkan Indonesia menjadi Poros Maritim dunia maka jumlah SMK Pelayaran perlu ditambah. Kompetensi lain pada bidang kelautan lebih baik dibuka di seluruh Indonesia sesuai potensi masing-masing wilayah. Seperti budi daya ikan laut dan industrinya, budi daya mutiara dan kerajinannya, pertanian garam dan industrinya, budi daya ikan hias dan pengembangannya, budi daya rumput laut dan industrinya dan lainlain yang semuanya masih belum digarap secara maksimal. Ini momentum Indonesia untuk mengembangkan potensi kelautan yang selama ini terlupakan melalui revitalisasi SMK.
D. Kesimpulan dan Harapan Penulis 1. Kesimpulan Persaingan global bukan ancaman tetapi tantangan dengan potensi Indonesia yang besar baik dari segi sumber daya alam dan budaya maupun sumber daya manusia dapat menjadi modal untuk
memenangkan
persaingan.
Sumber
Daya
Manusia
Indonesia mendapatkan bonus demografi dari sekarang sampai tahun 2040 harus dapat dimanfaatkan sebagai modal karena momentum ini belum tentu akan terulang dalam sejarah Indonesia. SMK sebagai ujung tombak pendidikan yang berkaitan dengan pendidikan vokasi dapat mengambil peranan besar untuk memanfaatkan bonus demografi. Untuk bisa melakukan tugas besar itu perlu dilakukan revitalisasi SMK dengan tujuan meningkatkan jumlah dan kualitas lulusan. Revitalisasi dilakukan pada semua sisi baik jumlah guru produktif dan kompetensi guru produktif,
manajemen
organisasi,
kompetensi
yang
sesuai
kebutuhan pasar dan sarana prasarana untuk menunjang skill baik hard skill maupun soft skill serta peranan dunia industry.
2. Harapan Penulis Revitalisasi SMK diharapkan dilakukan dalam program yang terencana dan komprehensif jangan sampai merugikan berbagai pihak baik guru maupun siswa. Dalam pelaksanaan revitalisasi diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kompetensi yang ada tetap dipertahankan tetapi perlu dilakukan pembenahan dari segi proses dan orientasi lulusan. b. Kompetensi yang masih dianggap kurang dari jumlah sedangkan
kebutuhan
dunia
usaha
banyak
perlu
ditambah dengan disesuaikan secara tepat dengan kebutuhan dunia usaha. Terutama kompetensi yang menimbulkan efek domino tumbuhnya kompetensi lain perlu ditambah. c. Pembukaan
kompetensi
baru
diharapkan
bantuan
pemerintah menyediakan lapangan kerja setelah mereka lulus, hal ini penting untuk kelangsungan kompetensi baru. SMK perlu promosi yang gencar dan sistematis terutama ke pihak industry agar kompetensi lulusan SMK diketahui. Sampaikan dan tunjukan SMK bukan SLTA biasa. SMK BISA….!!!
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, Ivancevich, Donnelly, (1997), Organisasi Perilaku Struktur Proses Jilid 1, Jakarta. Robbins P. Stephen, Perilaku Organisasi Konsep Kontroversi Aplikasi Stoner James A.F. Freeman R. Edward, Gilbert JR. Daniel R. (1996). Manajemen Jilid 1, New Jersey. Masyudi, S.Pd. 2013. Cepat Dapat Kerja!. Jakarta: Esensi. Penerbit Erlangga. Dwi Sunar Prasetyono, SE. 2005. Saatnya Kaya!. Jogjakarta: CV. DIVA Press. Patricia Patton, Dr. EQ Di Tempat Kerja. Jakarta: Pustaka Delapratasa. Sun Tzu II. 2000. The Lost Art Of War. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/03/12/nl3i58-jumlahpengusaha-indonesia-hanya-165-persen http://swa.co.id/business-strategy/management/menteri-koperasi-danukm-wirausaha-di-indonesia-harus-bisa-mencapai-2-dari-totalpopulasi www.koran.tempo.co Manajemen Usahawan Indonesia. Mei 2002. Kreatifitas Sumberdaya Manusia. www. Wikipedia.com http://sites.google.com