LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT
IbM HOME INDUSTRY Pengrajin Jamu Godhokan dalam upaya meningkatkan daya saing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Oleh: Neny Purwitasari, S.Farm, M.Sc, Apt NIDN: 0019048006 Prof. Dr. Bambang Prajogo, EW. MS, Apt NIDN: 0017125602 Drs. Herra Studiawan, MS, Apt NIDN: 0003105704 Dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktrat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Tekonologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat Nomor:004/SPH/PPM/DRPM/II/2016 Tanggal 17 Februari 2016
UNIVERSITAS AIRLANGGA OKTOBER 2016
Ringkasan Tren Back to nature membawa banyak perubahan paradigma masyarakat akan fungsi obat tradisional. Pada jaman sekarang mulai banyak bermunculan industri pengrajin obat tradisional yang memproduksi jamu baik untuk pemakaian kesehatan atau sekedar untuk minuman penghangat segar. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi Perguruan Tinggi, untuk bisa memfasilitasi kebutuhan akan informasi ilmiah, keamanan dan kebersihan dari pengolahan obat tradisional, sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan aman dan berkhasiat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran perguruan tinggi untuk membina dan mendampingi para produsen obat tradisional yang masih berupa unit kecil pengelola obat tradisional. Dalam rangka menyambut Masyarakat Ekonomi Asean, obat tradisional adalah salah satu komoditi warisan budaya bangsa sekaligus komoditi ekonomi yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing sektor prioritas. Home Industry UD Parang Husada dan UD Sari Husada adalah Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) yang terletak di dusun Purut, desa Parang, Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur. Kedua UD tersebut merupakan industry rumahan yang membudidayakan dan mengolah tanaman obat-obatan atau herbal yang juga memproduksi menjadi simplisia kering sebagai jamu godhokan. Kepahaman terhadap Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) masih rendah.terutama aspek sanitasi, higiene dan dokumentasi. Nilai ekonomi produk juga masih sangat rendah, karena hanya dijual sebagai simplisia kering. Maka dari itu, dalam program ini akan diberi pendampingan penerapan CPOTB bagi UKOT 2 (Usaha Kecil Obat Tradisional tipe 2 yang memproduksi produk rajangan) yaitu cara mengimplementasikan CPOTB aspek sanitasi & higienitas serta dokumentasi dan transfer ipteks berupa formulasi the herba dari bahan tanaman yang mereka budidayakan, terutama bunga Rosella, dan metode pengemasan yang praktis dalam gelas dan diharapkan bisa meningkatkan nilai ekonomi produk home industry tersebut, sekaligus memperkuat daya saing dalam menghadapi MEA.
3
Prakata Alhamdulillah Kami ucapkan Puji Syukur ke hadirat Allah swt atas berkat karuniaNya, telah terselesaikan program Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul: IbM HOME INDUSTRY Pengrajin Jamu Godhokan dalam upaya meningkatkan daya saing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, dengan mitra UD. Parang Husada dan UD.Sari Husada yang berlokasi di Dusun Purut, Desa Parang Kecamatan Banyakan kab. Kediri. Harapan kami, produk dari home industry tersebut tetap memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing di tengah persaingan Masyarakat Ekonomi Asean, khususnya memenuhi konsumsi dalam negeri. Terimakasih Surabaya, 27 November 2016 Penyusun
4
DAFTAR ISI Halaman Sampul........................................................................................ Halaman Pengesahan.................................................................................. Ringkasan ............................................................................................. .. Prakata ..................................................................................................... Daftar Isi .................................................................................................... Daftar Tabel ............................................................................................... Daftar Gambar ............................................................................................ Daftar Lampiran .......................................................................................... Bab 1 Pendahuluan 1.1. Analisa Situasi ............................................................................ 1.2. Permasalahan Mitra .................................................................... 1.3. Solusi Yang Ditawarkan…………………………....................... Bab 2 Target dan Luaran 2.1. Target ........................................ ...................... ........................... 2.2. Luaran...................... .................................................................... Bab 3 Metode Pelaksanaan Bab 4 Kelayakan Perguruan Tinggi 4.1. Kelayakan LP4M ……………………………………………….. 4.2. Jadwal Kegiatan……………………………………................... 4.3 . Organisasi Pelaksana …………………....................................... Bab 5 Hasil dan Luaran yang Dicapai 5.1. Hasil …………………................................................................ 5.1.1 Pembinaan Tahap 1…………………………………………….. 5.1.2 Pembinaan Tahap 2…………………………………………….. 5.1.3 Monitoring Keberlangsungan Kegiatan……………………….. 5.2. Luaran........................................................................................... Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6.1. Kesimpulan …………………………………………………. 6.2. Saran …………………………………………………………… Daftar Pustaka………………………………………… .......... Lampiran ....................................................................................
5
1 2 3 5 6 6 7 8 9
9 13 13 14 14 14 15 16 16 17 17 18 18 18 22 23 23 24 24 24 25 26
Daftar Gambar Gambar Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4
Salah satu produk jamu UD Parang Husada...................................... Pengepakan dan penyimpanan yang kurang memenuhi standar CPOTB............................................................................................... Penjemuran bunga Rosella yang belum memenuhi standar.............. Ibu Camat Banyakan bersama Prof Bambang Prajogo......................
6
hal 11 12 12 13
DAFTAR TABEL Tabel Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4
Hasil Uji Laboratorium Parameter Mikrobiologi......................................
Hasil Uji Toksikologi Sampel Jamu Godhokan UD. Parang Husada................................................................................................ Residu Pestisida Sampel Jamu Godhokan UD. Parang Husada …… Hasil Kuisioner Responden
7
hal 17 18 18 19
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Lampiran 1.
Personalia dan Kualifikas ……………………………………
hal 26
Lampiran 2.
Surat Penerimaan Abstrak dari Seminar HKBAI ……………
27
Lampiran 3.
Foto-foto Kegiatan……………………………………….…….
28
8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisa Situasi Tren Back to Nature atau kembali ke alam membawa dampak semakin meluasnya penggunaan obat tradisional baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini membuat para produsen beramai-ramai untuk memproduksi obat tradisional. Sayangnya tidak semua produsen memiliki pengetahuan yang baik dan menerapkan cara – cara memproduksi obat tradisional yang baik dan benar. Produsen secara hukum mempunyai tanggung jawab yang besar atas mutu, keamanan, dan khasiat obat tradisional yang diproduksi dan beredar di masyarakat. Produsen harus memiliki sistem kontrol internal proses produksi, produk jadi dan distribusi yang baik Produk obat tradisional harus memenuhi standar mutu, keamanan dan khasiat untuk melindungi konsumen di dalam dan luar negeri, meningkatkan keunggulan daya saing industri Indonesia dengan “quality image” yang baik dan memperkuat perekonomian nasional Menurut BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Republik Indonesia, proses pembuatan suatu produk obat tradisional harus mengacu pada CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik) yang telah ditetapkan pada tanggal 2 Maret 2005. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi, sarana sanitasi dan higienitas, pengawasan mutu, bangunan, peralatan serta personalia yang menangani. (BPOM, 2005). Sedangkan keberpihakan BPOM kepada UKOT/UMOT adalah dikeluarkannya buku pedoman penerapan CPOTB bagi UKOT/UMOT yang saat ini diutamakan aspek sanitasi, higien dan dokumentasi (BPOM, 2013) Dasar hukum yang mengatur mengenai pentingnya suatu produk obat tradisional yang beredar memenuhi standar mutu keamanan adalah : 1. Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional 3. Keputusan Menkes nomor 659/Menkes/SK/X/1991 tentang Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik 9
4. Keputusan Menkes nomor 661/Menkes/SK/VII/1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional Pemerintah sangat ketat mengatur dan mengawasi produk Obat Tradisional yang beredar baik local maupun impor antara lain dengan melakukan :
Standarisasi sarana produksi, distribusi, mutu bahan, cara produksi dan produk jadi.
Penilaian dan pengujian atas mutu, keamanan dan khasiat sebelum produk dinyatakan boleh beredar.
Pembinaan dan audit Cara Produksi yang Baik
Inspeksi / pemeriksaan sarana produksi dan distribusi.
Sampling dan pengujian laboratorium untuk produk di peredaran.
Penyidikan dan penegakan hukum terhadap kasus – kasus pelanggaran di bidang produksi dan distribusi OT
Monitoring efek samping obat tradisional / surveilans
Penilaian dan pengawasan iklan / promosi OT
Penyebaran informasi obat tradisional dan public warning
Obat Tradisional yang beredar di Indonesia harus memenuhi aspek legal :
Penyebaran informasi obat tradisional dan public warning
Harus terdaftar dan mencantumkan nomor pendaftaran pada label
Secara empirik terbukti aman dan bermanfaat
Bahan dan proses memenuhi syarat
Tidak mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat
Sebagian besar industri obat tradisional di Indonesia adalah UKOT dan UMOT. Salah satu UKOT yang ada di Kabupaten Kediri adalah UD Parang Husada dan UD Sari Husada Pengolahan dan pengepakan masih dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan alat yang masih sangat sederhana karena keterbatasan pengetahuan akan obat tradisional dan juga keterbatasan modal. Hasil dari kegiatan ini yang diharapkan adalah adanya perbaikan sanitasi, higienitas dan perbaikan sistem dokumentasi. Tiga syarat ini adalah persyaratan CPOTB yang harus dipenuhi oleh industri kecil obat tradisional. 10
UD. Parang Husada yang didirikan oleh bapak Suparno ini telah memproduksi jamu godhokan dan jamu instan. Sedangkan UD. Sari Husada baru memproduksi satu macam produk yaitu jamu godogan. Item jamu godogan dengan merek Sari Husada cap Gatot Kaca terdiri dari jamu dengan khasiat untuk meredakan gejala asam urat dan jamu habis bersalin. Jamu godogan terdiri dari beberapa simplisia antara lain secang, kardamomi, herba sambiloto, merica bolong, temulawak, kunyit, kayu angin dan lain- lain sesuai dengan khasiatnya. Dengan adanya pembinaan dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, harapan mereka bisa meningkatkan mutu dan kualitas bahan baku dan produk bahkan bisa meningkat menjadi produk dengan bentuk serbuk, sesuai dengan minat pasar karena kepraktisannya. Dari hasil survey tim kami, di desa Parang sekarang ditanami tanaman rosella (Hibiscus sabdarifa), yang hanya dijual dalam bentuk simplisia bunga kering dengan nilai ekonomi yang rendah. Tanaman Rosella memiliki banyak manfaat antara lain sebagai antioksidan dan antikolesterol. Maka dari itu, dalam pengabdian masyarakat kali ini, akan dilaksanakan transfer of knowledge berupa pendampingan pembuatan produk teh herba dari bahan utama rosella. Teh herba ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi tanaman rosella sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Pada pengmas kali ini, ipsteks yang akan diberikan kepada UD Parang Husada dan Usaha Dagang-Usaha dagang lainnya, adalah pemberian resep teh herba, metode atau cara pembuatan, dan pemberian alat untuk mengemas teh herba dalam bentuk gelas.
Gambar 1.1. Salah satu produk jamu UD Parang Husada
11
Gambar 1.2. Pengepakan dan penyimpanan yang kurang memenuhi standar CPOTB
Gambar 1.3. Penjemuran bunga Rosella yang belum memenuhi standar
12
Gambar 1.4. Ibu camat Banyakan dengan Prof. Bambang Prajogo 1.2. Permasalahan Mitra 1. Kurangnya pengetahuan akan CPOTB yang terbaru bagi UKOT/UMOT sehingga mitra belum mendapatkan sertifikat CPOTB (di Indonesia hanya 0,67% UKOT yang telah memiliki sertifikat CPOTB). CPOTB untuk UMOT/UKOT di Sertifikat CPOTB ini akan menjamin keamanan dan konsistensi mutu produk yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan daya saing di pasar global (Mitra 1 dan 2) 2. Produk belum teruji khasiat dan keamanan (mitra 1) 3. Nilai jual produk terutama rosella masih sangat rendah karena rendahnya tingkat pemahaman terhadap manfaat dan fungsi tanaman rosella (mitra 2). 4. Kurangnya inovasi dari produk sehingga produk hanya dijual berupa simplisia kering yang bernilai ekonomi rendah terutama produk bunga rosella. 1.3. Solusi yang Ditawarkan 2. Sosialisasi dan pendampingan CPOTB terutama bagi UKOT yaitu petunjuk penerapan aspek sanitasi, higiene dan dokumentasi. 3. Pengujian keamanan dan khasiat salah satu produk yaitu jamu merk Gatot Kaca sebagai analgesik (anti nyeri) di ULP (Unit Layanan Pengujian) FFUA. 4. Transfer of knowledge berupa pemberian formula teh herba untuk penyakit degeneratif, bahannya berasal dari tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat. 5. Pemberian alat pengemas teh dalam gelas, sehingga bisa meningkatkan kemampuan untuk memproduksi teh herba dalam gelas yang bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan. 13
BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1. Target 1. Kegiatan ini memiliki target produk obat tradisional yang sudah dibuat oleh UD Parang Husada dan UD Sari Husada memenuhi persyaratan CPOTB dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga mampu bersaing menghadapi MEA 2.2 Luaran 1. Pemakalah di Seminar Nasional
14
BAB III METODE PELAKSANAAN 1. Sosialisasi dan penyuluhan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) terutama bagi UKOT yaitu petunjuk penerapan aspek sanitasi, higiene dan dokumentasi. 2. Pengujian keamanan salah satu produk yaitu jamu produk sebelum dan sesudah pendampingan di ULP (Unit Layanan Pengujian) FFUA. 3. Transfer of knowledge berupa pemberian formula wedang uwuh dan the celup, bahannya berasal dari tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat.
15
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1. Kelayakan LP4M Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat mempunyai tugas mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh pusat penelitian, menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dan ikut mengusahakan serta mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan. Universitas Airlangga khususnya Fakultas Farmasi adalah sebuah institusi yang peduli dengan kemanan produk baik obat maupun jamu yang dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan Fakultas Farmasi sebagai pencetak lulusan Apoteker yang akan terjun ke masyarakat melakukan pendampingan terhadap pasien atau konsumen untuk memastikan Safety (keamananan), Quality (kulitas) dan Efficasy (efektifitas) dari obat moderan maupun jamu yang dikonsumsi oleh pasien. Tim pengusul Departemen Farmakognosi dan Fitokimia, telah memiliki pengalaman di bidang kemasyarakatan dan menghasilkan puluhan penelitian yang dipublikasikan secara nasional maupun internasional. Tim juga berperan aktif dalam pengujian BKO (Bahan Kimia Obat) yang sering terdapat pada sediaan obat tradisional.
.
16
4.2. JADWAL KERJA Rencana kegiatan ini berlangsung dalam waktu 8 bulan. No. Kegiatan Waktu Bentuk Kegiatan 2 bulan
1.
Persiapan
2.
Pelatihan dan 4 bulan bimbingan teknis
3.
Monitoring evaluasi
4.
Pembuatan laporan
dan 2 bulan
1 bulan
- Ijin lokasi - Koordinasi dengan pengelola home industry jamu godhogan - Pengumpulan bahan dan alat pelatihan - Pembuatan buku panduan - Pre test - Penyuluhan dan demonstrasi - Post test - Sampling produk yang diproduksi setelah pembinaan Pembuatan laporan, seminar dan pengiriman laporan
4.3. ORGANISASI PELAKSANA Penanggung Jawab : Lembaga LP4M UNAIR Ketua Pelaksana
: Neny Purwitasari, S.Farm, M.Sc, Apt
Anggota
: 1. Prof. Dr. Bambang Prajogo, EW, MS, Apt. 2. Drs. Herra Studiawan, MS , Apt
17
BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1. Hasil Dalam menghadapi berlakunya ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN maka para pelaku industry obat tradisional harus meningkatkan kualitas obat tradisional yang dihasilkan agar lebih bermutu, aman dan berdaya saing tinggi sehingga mampu bersaing dengan produk sejenis yang berasal dari berbagai Negara di kawasan ASEAN. Untuk menghadapi hal tersebut, tim Pengabdian Masyarakat menyelenggarakan penyuluhan dan pendampingan penerapan Cara pembuatn Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) pada Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) UD. Parang Husada dan UD. Sari Husada yaitu Sanitasi, Higiene dan Dokumentasi. Kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat ini telah dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap survey kondisi awal mitra yang telah dilakukan pada tanggal 22 April 2016. Pembinaan tahap 1 dan tahap 2. Pada tahap satu tim pelaksana bertemu dengan pengelola UD Parang Husada dan membicarakan mengenai hal-hal apa saja yang berkaitan dengan penanaman, pemanenan, penanganan pasca panen dan pengepakan. Pada bulan tersebut keadaan belum mencapai usia panen bahan baku sehingga baik pengelola maupun warga sekitar belum melakukan aktivitas pembuatan jamu godhokan. Warga desa Parang Kecamatan Banyakan Kab. Kediri ini sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Tanah di desa tersebut tidak terlalu baik ditumbuhi padi maka warga hanya mengandalkan dari hasil bumi jagung dan tanaman obat yaitu kunyit dan rosella. Waktu panen dari bahan baku obat tradisional yang dihasilkan sendiri di Desa Parang Kecamatan Banyakan kabupaten Kediri adalah Kunyit (Curcuma domestica) adalah antara bulan Mei dan Juni. 5.1.1. Pembinaan Tahap 1 Pada tahap ini adalah musim panen bahan baku obat tradisional. Dilaksanakan pada bulan Juni 2016. Pihak mitra diberi penyuluhan mengenai CPOTB terutama sanitasi, hygiene dan dokumentasi bagi UMOT dan UKOT. Pada tahap ini diambil sampel bahan baku yaitu kunyit untuk diuji kualitasnya dengan parameter mikrobiologi dan toksikologi. Pengujian ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kualitas bahan baku obat tradisional. Pengujian dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Surabaya. Parameter kualitas mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pengawas obat Dan Makanan Republik Indonesia 18
No. 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Sediaan yang diproduksi oleh UD Parang Husada dan UD Sari Husada adalah jamu godhokan, artinya sediaan simplisia yang harus direbus sebelum dikonsumsi. Sampel produk dari salah satu UD kemudian diserbuk dan diuji parameter mikrobiologi dan toksikologi. Adapun persyaratan mutu yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: A. Persyaratan Mikrobiologi meliputi: Cemaran mikroba 1. Angka Lempeng Total : ≤ 107 koloni/g 2. Angka Kapang Khamir : ≤ 104 koloni/g 3. Escherichia coli : negatif/g 4. Salmonella spp : negatif /g 5. Pseudomonas aeruginosa : negatif/g 6. Staphylococcus aureus : negatif/g B. Persyaratan Toksikologi Cemaran Logam Berat 1. Timbal (Pb) : ≤ 10 mg/kg atau mg/L atau ppm 2. Cadmium (Cd) : ≤ 0,3 mg/kg atau mg/L atau ppm 3. Arsen (As) : ≤ 5 mg/kg atau mg/L atau ppm 4. Merkuri (Hg) : ≤ 0,5 mg/kg atau mg/L atau ppm Adapun hasil uji laboratorium cemaran mikroba dan logam berat terdapat pada table 5.1 dan 5.2.
19
Tabel 5.1 Hasil Uji Laboratorium Parameter Mikrobiologi
Sebelum Persyaratan Penyuluhan BPOM (Peraturan Kepala BPOM No. 12 Tahun 2014) Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional Lempeng ≤ 107 koloni/g 2,3 x 107
Cemaran Mikroba
Angka Total
Angka Khamir
Lempeng ≤ 104 koloni/g
Setelah
Keterangan
Penyuluhan
2,9 x 102
1,2 x 104
<101
Eschericia coli
Negative/g
Negatif
Negatif
Salmonella spp
Negative/g
Negatif
Negatif
Pseudomonas aeroginosa Staphylococcus aureus
Negative/g
Negatif
Negatif
Negative/g
Negatif
Negatif
Sebelum Penyuluhan tidak memenuhu, setelah penyuluhan Memenuhi Persyaratan Memenuhi Persyaratan Memenuhi Persyaratan Memenuhi Persyaratan Memenuhi Persyaratan Memenuhi Persyaratan
Tabel 5.2 Hasil Uji Toksikologi Sampel Jamu Godhokan UD. Parang Husada Parameter
Timbal (Pb) Cadmium (Cd) Arsen (As) Merkuri (Hg)
Persyaratan BPOM (Peraturan Kepala BPOM No. 12 Tahun 2014) Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional ≤ 10 mg/kg atau mg/L atau ppm ≤ 0,3 mg/kg atau mg/L atau ppm ≤ 5 mg/kg atau mg/L atau ppm ≤ 0,5 mg/kg atau mg/L atau ppm 20
Sampel Jamu Keterangan Godhokan UD. Parang Husada (Setelah Penyuluhan) 0,186 mg/kg 0,029 mg/kg < LOD 1,667 x 10-3 mg/kg < LOD 1,333 x 10-3 mg/kg
Memenuhi Persyaratan Memenuhi Persyaratan Memenuhi Persyaratan Memenuhi Persyaratan
Tabel 5.3 Residu Pestisida Sampel Jamu Godhokan UD. Parang Husada Parameter
Organoklorin Organofosfat Karbamat
Persyaratan WHO Sampel Jamu Keterangan Monograph Edisi 1 Godhokan UD. Parang Husada (Setelah Penyuluhan) Negatif Negatif Memenuhi Persyaratan Negatif Negatif Memenuhi Persyaratan Negatif Negatif Memenuhi Persyaratan
Sebelum dan setelah penyuluhan aspek Higienitas dan Sanitasi, para responden diberi kuisioner sederhana untuk mengetahui pengetahuan mereka mengenai persyaratan mutu simplisia bahan baku obat tradisional. Hasil dari kuisioner tercantum pada tabel 5.4. Tabel 5.4 Hasil Kuisioner Responden Pertanyaan
Apakah anda tahu apa …. Menurut anda, apakah kualitas bahan baku jamu …. Apakah umur tanaman saat pemanenan ….. Apakah tanaman liar memiliki kualitas yang SAMA …. Apakah pengeringan bahan baku … Apakah perlu melakukan sortasi bahan…. Apakah perlu melakukan pencucian …. Apakah penyimpanan bahan baku setelah pengeringan…. Apakah mengemas jamu untuk dipasarkan ….. . Untuk mendapatkan efek yang lebih baik….. RERATA
Prosentase Responden menjawab benar (n=24) Sebelum (%) Sesudah (%) 30 83 60 96 40
92
30
80
50
90
20
96
40
96
46
83
50
92
30
92
39,6
90
21
Tabel 5.4. menunjukkan perbandingan skor pengetahuan pengrajin jamu godhokan yang dinilai dari jawaban benar atas pertanyaan kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah pelatihan. Jawaban benar dinilai dengan angka 1 sedangkan jawaban salah dinilai 0. Hasil evaluasi kuesioner pelatihan memperlihatkan adanya peningkatan lebih dari 50% pada tingkat pengetahuan mengenai penanganan pasca panen dan pengemasan bahan jam, terutama dari aspek Sanitasi dan Higienitas. 5.1.2. Pembinaan Tahap Kedua Pada kegiatan ini, dari aspek produksi UD Parang Husada maupun UD Sari Husada masih memiliki nilai ekonomi yang rendah. Maka dari itu, diberikan pembinaan dengan memberikan beberapa formula sirup herbal dan minuman seduhan yang bias meningkatkan nilai ekonomi. Dari hasil pembinaan ternyata pihak pengelola lebih memilih bentuk minuman seduhan dengan alasan kepraktisan dan kemudahan dalam mengolah. Adapun formula minuman seduhan adalah sebagai berikut: Bahan-bahan: 1. Jahe Gajah Kering 500 g 2. Daun Kayu Manis Kering 50 g 3. Sereh Kering 100 g 4. Secang 100 g Cara Pembuatan: Semua bahan dihaluskan dan kemudian dikemas menjadi 10 sachet. Analisa Ekonomi untuk satu kali produksi Harga Bahan 1. Jahe Gajah segar
10kg
Rp. 120.000,-
2. Daun Kayu Manis segar 5 kg
Rp. 150.000,-
3. Sereh
5kg
Rp. 100.000,-
4. Secang
3 ons
Rp. 30.000,Rp. 400.000,-
22
Ongkos Operasional 1. Solar untuk penyerbuk
Rp. 6.500,-
Biaya Kemasan
Rp. 35.000,-
TOTAL
Rp.435.650,-
Jumlah produk yang dihasilkan 200 sachet, maka harga dasar per sachet Rp.2.178,Harga jual Rp. 4.000,-/sachet Keuntungan Rp. 1.822,-/sachet Harga tersebut diasumsikan apabila semua bahan baku adalah hasil panen dari desa Parang, Kecamatan banyakan, Kabupaten Kediri. Selain minuman seduhan dengan resep di atas, juga diberikan minuman rosella seduh. Pengemasan adalah dengan the celup. Dengan kemasan ini maka simplisia rosella yang semula dijual dalam bentuk simplisia kering dengan harga yang murah, akan bisa meningkatkan nilai ekonomi apabila dikemas dalam kemasan modern dan praktis.
5.1.3. Monitoring Keberlangsungan Kegiatan Kegiatan ini bermaksud melihat pelaksanaan CPOTB aspek Sanitasi dan Higienitas. Mitra adalah home industry yang menanam sendiri tanaman obat khususnya empon-empon yang hanya panen setahun sekali pada bulan Juni-Juli. Sehingga, proses perajangan, pengeringan dan pengepakan sampai penjualan juga hanya dilakukan satu tahun sekali, bukan merupakan produksi berkelanjutan sepanjang tahun. Dengan kondisi seperti ini, maka pengrajin perlu diingatkan kembali kepada aspek keajegan menjaga kualitas bahan baku sampai proses pengemasan, dan dilakukan sampling produk. 5.2 Luaran Yang Dicapai 5.2.1 Produk jamu yang memenuhi persyaratan Peraturan BPOM No.12 Tahun 2014 mengenai Obat Tradisional Indonesia 5.2.2 Pemakalah di Seminar Nasional Himpunan Kimia Bahan Alam
23
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Produk jamu godhokan UD Parang Husada memenuhi persyaratan dari BPOM mengenai Persyaratan Obat Tradisional khususnya produk simplisia yang harus direbus sebelum dikonsumsi, sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat. 2. Resep minuman seduhan Wedang Uwuh diharapkan meningkatkan nilai ekonomi dan meningkatkan pendapatan bagi UD Sari Husada 5.2. Saran Dari Kegiatan ini diharapkan kualitas tetap dipertahankan agar daya saing meningkat. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat Home Industry sekitar agar melakukan kegiatan mematuhi aspek sanitasi dan higienitas agar produk terhindar dari cemaran mikroba terutama kapang dan khamir. .
24
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan pertama. Jakarta : Depkes Republik Indonesia. Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Jilid III. Jakarta : DepKes Republik Indonesia. Departemen Kesehatan RI. 1995. Famakope Indonesia Jilid IV. Jakarta : DepKes Republik Indonesia. Departemen Kesehatan RI. 1985.Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Depkes Republik Indonesia. Departemen Kesehatan RI. 1990.Permenkes No : 246/Menkes/Per/V/1990.tentang izin Usaha Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Jakarta : Depkes Republik Indonesia. Departemen Kesehatan RI. 1994.Permenkes No : 661/Menkes/SK/VII/1994.tentang Persyaratan Obat Tradisional. Jakarta : Depkes Republik Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2005. Peraturan No :HK.00.05.4.1380.Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik Jakarta :BPOM.
25
Lampiran 1 Personalia dan Kualifikasi
No
Nama
Kualifikasi
Pembagian
Pendidikan
Tugas Koordinasi dengan mitra, membuat laporan Nara sumber penyuluhan Pengolah Data
Ketua
Pembantu lapangan
Tenaga Teknisi
1
Neny Purwitasari, S.Farm., M.Sc., Apt
Magister
2
Prof. Dr. Bambang Prajogo, EW., MS,Apt Drs.Herra Studiawan, MS,, Apt Sujarwo
Doktor (Guru Besar) Magister
3 4
SMK
26
Anggota 1 Anggota 2
Lampiran 2. Surat Penerimaan Abstrak dari Seminar HKBAI
27
28
29
lampiran 4. Skema Kegiatan
HOME INDUSTRY UMOT yang belum menerapkan CPOTB, produksi kurang nilai ekonomi
Sertifikat CPOTB Peningkatan Produk
Alat Pengemas
Kualitas
KEBUTUHAN
Ketrampilan Personalia (teknisi)
UJi khasiat dan keamanan
Market (pasar)
Pembinaan CPOTB dan meningkatkan nilai ekonomi
PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK DAN PENDAPATAN MASYARAKAT SEKITAR
30