RESPON JAKARTA DALAM PEMBANGUNAN RENDAH KARBON Ir. PENI SUSANTI, Dipl, Est KEPALA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA dan DR. ARMI SUSANDI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
DISAMPAIKAN PADA ACARA WORKSHOP CARBON FINANCE CAPACITY BUILDING JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2011
KONDISI JAKARTA • Jakarta merupakan Ibukota Negara Republik Indonesia yang sekaligus merupakan pusat pemerintahan dan pusat berbagai kegiatan ekonomi, sosial budaya • Luas daratan Jakarta adalah ± 65.000 Ha (tidak termasuk Kepulauan Seribu) • 40% dari wilayah utara di bawah Mean Sea Level (MSL) dan rentan terhadap bencana terkait dengan perubahan iklim • Dilalui oleh 13 sistem sungai dari Greater Jakarta (JABODETABEK) dan daerah hulu. • Jumlah Penduduk Jakarta sekitar 9,5 juta (BPS 2010) • Day time Populations : 10,8 juta, termasuk
FACTS ON THE CLIMATE CHANGE’S EFFECT ON CITY AREAS KONDISI JAKARTA
• Income percapita DKI Jakarta adalah sekitar US$ 3.600 dengan 323.170 jiwa tergolong penduduk miskin. • Dilihat dari kondisi sanitasi lingkungan, Kota Jakarta baru memiliki jaringan perpipaan air limbah terpusat sebesar ± 3% dan sebagian kecil sistem on-site (setempat). • Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, ditambah lagi dengan kondisi topografi DKI Jakarta yang dialiri oleh 13 sungai dan 40 % wilayah terletak di bawah permukaan laut, menyebabkan Jakarta sangat rentan terhadap perubahan iklim.
FACTS ON THEPERUBAHAN CLIMATE CHANGE’S EFFECT ON CITY AREAS FAKTA IKLIM DI JAKARTA
• EEPSEA (Economy and Environment Program for South East Asia) menunjukkan bahwa rentan terhadap perubahan iklim di Asia Tenggara, • Berdasarkan Kajian Kerentanan Jakarta terhadap Perubahan Iklim yang dilakukan oleh Armi Susandi dari ITB : – Curah hujan proyeksi menunjukkan peningkatan tertinggi curah hujan pada tahun 2020 yang mencapai 900 mm per bulan di Kelurahan Muara Kapuk. Proyeksi kerentanan tinggi terhadap perubahan iklim terjadi di Kelurahan Pluit dan tingkat kerentanan terendah akan terjadi di Kelurahan Muara Kapuk. – Kerentanan di Jakarta sebagai akibat dari perubahan iklim global meningkatkan respon masyarakat lokal di wilayah yang lebih besar. Namun, respon kesiapan yang dihasilkan harus memiliki nilai efektivitas yang tinggi. – Diperlukan pengembangan "Smart Adaptasi" yang dibangun berdasarkan konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) untuk iklim pengurangan risiko bencana di Jakarta.
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI JAKARTA –
Muncul fenomena cuaca ekstrim (curah hujan tinggi dalam tempo singkat) :
–
Penurunan muka tanah (sumber Dinas Perindustrian dan Energi Prov. DKI Jakarta) rentang tahun 2008 – 2010 :
–
18 Januari 2002, curah hujan 105 mm/ hari, 30 Januari 2002, curah hujan 143 mm/ hari, 18 Januari 2005, curah hujan 89 mm/hari 3 Pebruari 2007 curah hujan 172 mm/ hari, Oktober 2010, curah hujan 167 mm/hari,
Cengkareng Barat,Jakarta Barat 26,6 sentimeter Pantai Mutiara,Jakarta Utara 24,7 sentimeter Kwitang,Jakarta Pusat 21,7 sentimeter Daan Mogot,Jakarta Barat 20,9 sentimeter Kelapa Gading,Jakarta Utara 20,0 sentimeter Pantai Indah Kapuk,Jakarta Utara, 16,4 sentimeter Kebayoran Baru,Jakarta Selatan, 13,9 sentimeter Ancol, Jakarta Utara, 12,9 sentimeter. Gunung Sahari,Jakarta Pusat, 11,9 sentimeter. Cempaka Mas,Jakarta Pusat, 10,3 sentimeter.
Kenaikan muka air laut (Sumber: Subandono Diposaptono Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Pesisir dan Lautan Terpadu Departemen Kelautan dan Perikanan) : Berdasarkan penelitian pada tahun 1990-2000 saja, sudah ada tren kenaikan permukaan air laut 5-10 mm per tahun
–
Banjir dan Rob, kejadian banjir dan rob di Jakarta dari Tahun 1990 – 2006 : 23 Januari 1990, 21 Desember 1991, 24 Januari 1992, 28 Februari 1992, 16 Maret 1992, 23 April 1992, 3 Desember 1992, 10 Januari 1993, 8 Januari 1994, 25-26 Maret 1995, 12-14 Oktober 1995, 15 Nopember 1995, 9-14 Januari 1997, 12 Mei 1998, 26-28 Januari 1999, 6 Februari 2001, 14-15 Januari 2002, 23 Januari 2002, 28 Januari 2002, 29 Januari 2002, 30 Januari 2002, 1-2 Februari 2002, 12 Januari 2004, 17 Februari 2004, 21 April 2004, 28 Mei 2004 12 Juli 2004,29 November 2004, 12 Desember 2004, 21 Januari 2005, 23 Januari 2005, 6 Maret 2005, 16 Juni 2005, 15 Juli 2005, 17 Januari 2006 dan 20 April 2006
KOMITMEN DKI JAKARTA DALAM PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM
• Pada Tahun 2007, Jakarta bergabung dalam C40 Cities Climate Leadership Group yang merupakan Assosiasi sekelompok kota-kota besar yang berkomitmen untuk mengatasi perubahan iklim. • Tahun 2009 pada COP15 di Denmark, DKI Jakarta berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 30 % pada tahun 2030,
• Rencana Strategis : Komitmen penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 30 % pada tahun 2030 telah dituangkan dalam RTRW Provinsi DKI Jakarta 2010 – 2030, dilanjutkan dengan penyusunan naskah akademis Rencana Aksi Daerah Dalam Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca
NASKAH AKADEMIS RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DI JAKARTA
• RAD GRK DKI Jakarta bertujuan untuk mendapatkan
data/informasi sumber dan besaran emisi gas rumah kaca dengan tahun 2005 sebagai tahun dasar (base year).
• Mensimulasikan emisi GRK sampai tahun 2030 (baseline scenario),
• Menyusun rencana aksi daerah penurunan emisi gas rumah kaca (RAD GRK) di lingkungan DKI Jakarta, hingga tahun 2030 (mitigation scenario).
• Melaksanakan upaya-upaya penurunan emisi GRK melalui sektor-sektor potensial seperti : 1. Ruang Terbuka Hijau 2. Pengelolaan Air Limbah 3. Energi 4. Pengelolaan Sampah 5. Transportasi
NASKAH AKADEMIS RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DI JAKARTA
TAHAPAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RAD DI DKI JAKARTA
Tahap pertama • Identifikasi sektor utama penghasil emisi • Perhitungan emisi baseline dan proyeksi • Identifikasi aksi dan rencana aksi yang sudah ada • Perhitungan penurunan emisi dari aksi dan rencana aksi yang sudah ada serta proyeksi penurunan emisi • Rekomendasi aksi
Tahap lanjutan: • Perhitungan emisi untuk semua aksi • Prioritasi aksi menggunakan kriteria tertentu • Analisis Hambatan (Barrier analysis) • Identifikasi Kerangka Pemberdayaan (Enabling Framework) • Penyusunan Road Map RENCANA AKSI
EMISI CO2e PER SEKTOR
0.03%
5.06%
0.06% 2.43% 1.28%
5.17%
42.85%
40.17%
44.89%
4.10%
2005: 43,68 Juta Ton
50.50%
2.87%
2030: 203,94 Juta Ton
TOTAL MITIGASI GRK: 60,3 Juta Ton CO2e
Tingkat emisi (Juta Ton)
REDUKSI EMISI GRK TERHADAP BASELINE
30%
Transportasi (57%)
Pembangkit (35%) Limbah Padat (3,4%) Industri (2,4%) RTH (1,1%) Rumah Tangga (0,4%) Limbah Cair (0,2%)
Pelaksanaan kegiatan mitigasi
2005 2030
POTENSI REDUKSI EMISI DARI BERBAGAI KEGIATAN SKENARIO CURRENT PRACTICES Kewenangan Tinggi Menengah
Rendah
Total Ton CO2e
Sektor Mitigasi Gedung Pemda, lampu Jalan, Busway, MRT, Sampah, IPLT, RPH, RTH Konservasi energi di sektor transportasi, industri, komersial, dan rumah tangga Biofuel, Substitusi mitan dengan LPG
Total
%
10.653.941
17,66
40.124.667
66,50
9.558.338
15,84
60.336.945
Sektor
Target Penurunan
Pangsa
CO2e (ton)
Perindustrian dan Energi Perhubungan Lainnya (terkait dengan konservasi energi) Kebersihan
Kelautan dan Pertanian Total
57.491.143
95%
2.127.783
4%
718.020
1%
60.336.945
100%
MITIGASI •
Sektor Pemanfaatan Energi : – Kegiatan yang telah/sedang berjalan : • Pengembangan Gedung Retrofit pada Gedung Balaikota • Konversi penggunaan minyak tanah menjadi gas • Proyek Percontohan Green Building di Jakarta • Berpartisipasi dalam aksi-aksi Earth Hour • Pembangunan fasilitas Renewable Energy di Kepulauan Seribu – Rencana kegiatan lebih lanjut : • New Green Building Code • Implementasi retrofit building di sekolah-sekolah dan rumah sakit/klinik • Implementasi retrofit lampu-lampu jalan dengan LEDs • Peninjauan alternatif sumber bahan bakar untuk pembangkit listrik
MITIGASI
•
Sektor Transportasi : –
–
Kegiatan yang telah/sedang berjalan : • Pembangunan 10 Corridor Busway dengan panjang total 171,5 km untuk kapasitas 524 unit BRT(Bus Rapid Transit) dan 250.000 penumpang/hari • Penggunaan CNG untuk BRT(Bus Rapid Transit) • Penggunaan CNG untuk transportasi umum (taksi, bajaj, angkot/mikrolet, dll) • Implementasi Hari Bebas Kendaraan Bermotor / Car Free Day pada beberapa ruas jalan • Uji Emisi Berkala Kendaraan Bermotor • Pembatasan kendaraan melalui zona three in one Rencana kegiatan lebih lanjut : • Pembangunan MRT (Mass Rapid Transportation) • Pengembangan Sistem Electronic Road Pricing • Pembangunan Monorail • Pembangunan jalur kereta api untuk akses ke Bandara Soekarno Hatta
NASKAH AKADEMIS RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DI JAKARTA
MITIGASI
•
Sektor Sampah : – Kegiatan yang telah/sedang berjalan : • Konversi sistem pengolahan sampah di Bantar Gebang dari dumping system menjadi managed sanitary landfill • Pemanfaatan gas landfill untuk energi • Membangun kesadaran membuang limbah yang tepat • Program Komposting pada Skala Wilayah RW/RT • Penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) – Rencana kegiatan lebih lanjut : • Pembangunan Intermediate Treatment Facility • Kerjasama dengan Pengembang Swasta untuk memilah dan mengelola sampah • Mengurangi jalur transportasi sampah • Pembangunan Final Disposal Site baru
MITIGASI
•
Sektor Limbah Cair : – Kegiatan yang telah/sedang berjalan : • Konversi limbah cair menjadi pupuk – Rencana kegiatan lebih lanjut : • Pembangunan Pengolahan Air Minum • Recapture gas metan menjadi energi • Pemisahan secara bertahap antara drainase air hujan dengan sistem pembuangan • Daur ulang air limbah menjadi air bersih • Pengawasan Pengelolaan Air Limbah Industri dan Domestik
PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PENDANAAN
•
•
Peran serta masyarakat : – Pembinaan dan Edukasi dalam Pengelolaan Lingkungan – Penanaman Mangrove – Penggalakan Biopori – Implementasi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah – Implementasi 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Recharge dan Recovery) dalam pengelolaan dan pemanfaatan air. – Pembangunan Resapan Air Sumber pendanaan dan bantuan : – Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah – Sektor Swasta dan Dunia Usaha – Pendanaan Global/Internasional
TANTANGAN DAN PELUANG
• Koordinasi lembaga-lembaga yang terkait yang bertanggung jawab atas Rencana Aksi Daerah dan pemangku kepentingan lainnya • Peningkatan Pelibatan Sektor dan Lembaga terkait lainnya dalam implementasi aksi penurunan emisi gas rumah kaca • Prinsip mengutamakan upaya mitigasi GRK yang dapat dilakukan dengan cara yang relatif murah tetapi menurunkan emisi GRK yang relative besar • Koordinasi dengan pemerintah pusat melalui kerjasama bilateral dan multilateral untuk memperoleh sumber pendanaan dalam menunaikan komitmen tersebut hingga tahun 2030
RENCANA TINDAK LANJUT
•
• • • • •
Apa yang dilakukan saat ini baru merupakan tahap awal yang penting dalam memetakan potensi penurunan emisi GRK di Provinsi DKI Jakarta Sosialisasi dan diseminasi (roadshow) ke stakeholders dan donor Pada tahun 2011 akan disusun Roadmap Penurunan Emisi GRK hingga tahun 2030 bersama dengan sektor terkait Penyusunan inventarisasi emisi GRK 2012 Membangun sistem informasi emisi GRK yang ter-MRV Diharapkan sektor terkait “mulai” mengimplementasikan program penurunan GRK pada tahun 2012
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
Website : http://bplhd.jakarta.go.id email :
[email protected],
[email protected]
TEKNOLOGI DAN ALTERNATIF PENDANAAN
SEKTOR ENERGI DAN INDUSTRI Kegiatan/ Rencana Kegiatan yang sudah ada •
Lampu Jalan,
Pengembangan
•
•
•
Penggunaan energi surya untuk penerangan jalan Penggunaan lampu hemat energi
Efisiensi produksi dan energi di industri, Monitoring gas buang industri,
Dikembangkan potensinya dengan audit produksi bersih dan efisiensi energi di industri, hotel, mall, kantor Teknologi rendah karbon di industri Peralatan listrik hemat energi Dikembangkan untuk peningkatan efisiensi pembakaran bahan bakar industri
Konversi minyak tanah ke gas, matikan listrik jam 5-10
Dievaluasi kembali peluang penerapan dan pengembangannya
TEKNOLOGI DAN ALTERNATIF PENDANAAN
SEKTOR ENERGI PADA GEDUNG, PERUMAHAN, MALL, BISNIS Kegiatan/ Rencana Kegiatan yang sudah ada Dari Renstra Efisiensi energi:) •Target gedung pemth spt perkantoran, sekolah, klinik sebanyak 3447 gedung KEGIATAN UTAMA • sosialisasi efesiensi energi • Kegiatan teknis penghematan energi listrik • managemen efesiensi energi • Penggunaan central cooled air chiller dengan refrigeran R134a (listrik lebih efisien) • sequencing control, lampu TL5 M6, Ballast electronic dan LED, • daur ulang limbah cair untuk penyiram taman, • perbaikan arsitektur yang hemat penerangan, • pembuatan jalur sepeda, • bahan bangunan rendah emisi
• • • •
• •
•
Pengembangan Potensi diterapkan pada seluruh gedung perkantoran di Jakarta Tenaga surya pada perkantoran Refrigerant hidrokarbon BAS (Building Automatic System) untuk mengontrol dan mengatur penerangan dll di perkantora Chiller dengan efisiensi tinggi Daur ulang dan composting sampah perkantoran Audit produksi bersih dan Efisiensi Energi untuk penggunaan teknologi bersih rendah karbon pada hotel, kantor, bisnis, umum
TEKNOLOGI DAN ALTERNATIF PENDANAAN
SEKTOR TRANSPORTASI Kegiatan/ Rencana Kegiatan yang sudah ada
Pengembangan
Jalur pejalan kaki antara terminal/ halte dengan tempat umum, kantor, Transit oriented development, Road pricing, Bus way
Perlu dikaji pengembangannya
MRT: Monorail Lebak bulus-Dukuh Atas 14,5 km, Lebak bulus- Dikembangkan untuk seluruh Jakarta dan Kota Botabek Uji emisi :
Diterapkan untuk seluruh kendaraan
BBG: Penggantian tanki bensin ke gaS
Perlu dikaji supplai BBG nya
Bio fuel, Eco driving, kereta api, akses umum ke bandara
Perlu dikaji pengembangannya
Pengembangan lainnya
Mobil hybrid, listrik, fuel cell Traffic Demand Management: Peningkatan transportasi masa, Inteligent Transportation System (ITS)
TEKNOLOGI DAN ALTERNATIF PENDANAAN
SEKTOR RUMAH TANGGA, LIMBAH CAIR, SAMPAH Kegiatan/ Rencana Kegiatan yang sudah ada Pengembangan Pengolahan limbah cair industri: Activated lagoon, activated sludge Dikaji penggunaan teknologi lebih efisien Ipal komunal Duri kosambi-– 300 m3/hr (Eksisting) untuk meningkatkan Aerobic treatment, poorly managed or overloaded, kap 7.857 m3/th kinerja operasi dan mengurangi biaya IPAL Komunal Setiabudi: Moving Bed Biofilm reactor operasi Waduk barat kap. 78.300 m3, waduk timur kap. 55.680 m3. IPAL Komunal Pulo gebang– 300 m3/hr (Eksisting) Anaerobic digester for sludge without methane recovery, kap. 7850 m3/th Peningkatan pengolahan limbah cair domestic PD PAL: Pengolahan limbah cair apartemen, mall, kantor Limbah Padat: Berbasis masyarakat: sampah bantaran ciliwung, Extended producer responsibility sampah, Sampah pasar, prokasih, 3R, Komposting (godang tua), Landfill gas, Waste to energy, Intermediate Treatment Facility (ITF): Hybrid I (mechanical bio treatment+RDF) dan Hybrid II (Methanisasi+RDF), WTE Pusat Daur Ulang dan Komposting Cacing, Marunda Tek: Bio metanasi, hasil: pupuk cair dan kompos.
TEKNOLOGI DAN ALTERNATIF PENDANAAN
SEKTOR RUANG TERBUKA HIJAU Penanggung jawab Dinas Kelautan dan Pertanian
Kegiatan/ Rencana Kegiatan yang sudah ada Hutan bakau Saat ini: 327,70 Ha di DKI, Pulau seribu: 100,91 Ha, Total: 428,61 Ha Metode guludan, bronjong dan rumpun berjarak kawasan lindung (hutan lindung, kawasan suaka marga satwa dan cagar alam).
Dinas Pertamanan, Dinas Kelautan dan Pertanian, Dinas Pemakaman.
Taman kota Hutan kota: saat ini sekirar 632,93 ha RTH di sempadan sungai, danau, waduk dan situ, pemakaman, taaman interaktif kelurahan, Pedesterian antar halte/terminal dengan fasilitas public dan mall