REPUBUK INDONESIA
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN KEBU DAYAAN REPUBLIK BULGARIA MENGENAI KERJ A SAMA Bl DANG KE BUDAY AAN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Kementerian Kebudayaan Republik Bulgaria untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut "Para Pihak";
MEMAHAMI
pentingnya
prinsip-prinsip
kedaulatan,
kesetaraan,
saling
menghargai dan saling menguntungkan;
BERKEINGINAN untuk meningkatkan hubungan persahabatan antara kedua negara dan
antar masyarakat dan untuk mempromosikan pemahaman dan
pengetahuan bersama melalui kerja sama bidang kebudayaan antar dua negara;
MEMPERCAY Al bahwa kerja sama akan menguntungkan kedua belah pihak;
SESUAI hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing serta prosedur dan peraturar bidang kebudayaan.
TELAH MENYETUJUI HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT:
PASAL 1
TUJUAN
H ll Ii Tujuan dari
Memorandum
Saling
Pengertian
ini "MSP" adalah
untuk
merangsang dan mengembangkan kerja sama bidang kebudayaan di antara Ir
~
Para Pihak. I
PASAL 2
AREA KERJA SAMA ["I
Para pihak akan mengembangkan kerja sama kebudayaan di bidang: a.
Pameran
bersama, seminar,
lokakarya,
konferensi,
penelitian
dan
pengembangan. pengembangan sumber daya manusia melalui kolaborasi pertunjukan; ;>
b.
perfilman;
11 }
11
Pertukaran ahli di bidang permuseuman, ekspresi budaya tradisional, dan
c.
Pertukaran penampil tunggal maupun grup dalam bidang seni musik, seni teater, seni tari dan seniman tunggal dalam bidang tersebut;
d.
Tukar menukar informasi, material promosi dan majalah;
e.
Konservasi,
perlindungan, dan restorasi benda-banda budaya tidak
bergerak;
f.
Festival ekspresi budaya tradisional internasional, seni, seni tari tradisional, seni musik tradisional, dan seni kriya;
g.
lnstitusi perfilman, institusi pendidikan seni di kedua negara; dan
h. Area lain yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
'
~
I~
PA$Al. 3 KELOMPOK KERJA BERSAMA
1. Para Pihak dapat membentuk Kelompok Kerja Bersama dengan tujuan untuk memfasilitasi, mengawasi, mengevaluasi, dan mengkaji pelaksanaan MSP ini. 2. Kelompok kerja bersama tersebut akan terdiri dari perwakilan dari Para Pihak dengan partisipasi dari perwakilan dari Kementerian serta Lembaga lain dan akan
berte ~ u
sedikitnya sekali dalam dua tahun, di Indonesia atau
di Bulgaria. 3.
Dalam
kondisi-kondisi
tertentu
di
mana
pertemuan
tidak
dapat
dilaksanakan, dokurnen-dokumen dipertukarkan .
PASAL 4 PELAKSANAAN
Segala aktivitas yang disebutkan dalam MSP ini akan dilaksanakan melalui pengembangan dari program-program pelaksanaan spesifik antara Para Pihak yang terlibat dalam MSP· ini atau antara institusi atau lembaga dari tiap-tiap Pihak. Program-program ini dapat mengatur mengenai pendanaan dan hal-hal lain yang tidak disebutkan dalam lv1SP ini.
PASAL 5 HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Para Pihak akan melindungi hak cipta dan hak terkait di bidang kebudayaan dan seni sesuai dengan hukum dan peraturan nasionalnya serta kewajiban internasional yang dilakukan oleh masing-masir.g negara.
PASAL 6
WARISAN BUDAYA TAK BENDA 1.
Para Pihak menimbang peran yang tidak ternilai dari warisan budaya tak benda sebagai faktor dalam membawa manusia bersama-sama lebih dekat dan memfasilitasi pertukaran dan pemahaman di antara mereka. Untuk tujuan ini, Para Pihak akan mendorong kerjasama mereka untuk pertukaran pengalaman di bidang perlindungan, pendokumentasian, pengembangan dan promosi warisan budaya tak benda.
2. Akses ke pengetahuan tradisional dan cerita rakyat termasuk perlindungan, koleksi, konservasi , dan pertukaran dalam MSP ini akan diatur dalam pengaturan pelaksanaan spesifik antara para pihak.
PASAL 7 KERAHASIAAN
Kerahasiaan dari dokumen, informasi atau data-data lain yang dipertukarkan, diterima atau diberikan oleh masing-masing Pihak dalam pelaksanaan MSP ini atau perjanjian lain yang dibuat berdasarkan MSP ini akan diatur dalam pengaturan pelaksanaan khusus antara Para Pihak.
PASAL 8 PENYELESAIAN SENGKETA
Perselisihan dan/atau perbedaan yang timbu l dari interpretasi atau implementasi dari MSP ini harus diselesaikan secara damai melalui konsultasi atau negosiasi antara Para Pihak.
i
PASAL 9 PERUBAHAN
MSP ini dapat kaji ulang dan diamandemen dari waktu ke waktu dengan persetujuan tertulis dari Para Pihak melalui saluran diplomatik. Setiap perubahan akan mulai berlaku pada tanggal yang dap3t ditentukan oleh Para Pihak dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MSP ini.
PASAL10 MULAI BERLAKU , DURASI , DAN PENGAKHIRAN
a. MSP ini akan mulai berlaku pada saat penandatanganan;
b. MSP ini akan berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 5 (lima) tahun berikutnya, kecuali salah satu Pihak memberitahukan keinginannya secara tertulis untuk mengakhiri MSP ini melalui saluran diplomatik paling lambat 6 (enarn) bulan sebelum tanggal pengakhirannya ;
c. Pengakhiran MSP ini tidak akan mempengaruhi keabsahan, jangka waktu dan penyelesaian proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan yang tengah berlangsung dan dilaksanakan berdasarkan MSP ini, kecuali diputuskan lain oleh para Pihak.
SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, dengan telah memperoleh
kuasa dari Pemerintah masing-masing, telah menandatangani MSP ini:
DIBUAT dalam rangkap 3 (tiga) di Sofia pada tanggal 11 Maret 2016 , dalam
Bahasa Indonesia,
Bahasa Bulgaria, dan Bahasa lnggris, masing-masing
naskah memiliki kekuatan hukum yang sama. Apabila terdapat perbedaan penafsiran, maka naskah Bahasa lnggris yang berlaku.
Untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
nies B swedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Untuk Kementerian Kebudayaan Republik Bulgaria
REPUBLIK INDONESIA
MEMOPAH,I(YM 3A PA3fil1PATEJICTBO MEJKJ(Y MHHHCTEPCTBO HA OEPA30BAHHETO H KYJITYPATA HA PEfIYliJilfKA HHJ(OHE3IDI H MHHHCTEPCTBO HA KY JITYPATA HA PEIIYEJIHKA libJITAPIDI 3A C'bTPY).(HHllECTBO B OI>JIACTTA HA KYJITYPATA
Mm-ntcTepcTBO Ha o6pa.3oBaHMeTo YI KynTy paTa Ha Peny6m1Ka l1H.UOHe3JUI
11
MHHHCTepcTBO
tta
KynTypaTa
Ha
Peny6m1Ka
ob11rapttJr H, ttapmaH11 no-.n.ony ,,CTpamITe'';
KATO
IlPH3HABAT
Ba)KHOCTia
Ha
n p IIHUHITHTe
3a
cyBepe1-111TeT, paBeHCTBO, B3aHMHO yBa)Kem1e 11 B3aHMHa noma;
KATO JKEJIA51T
yKperrnatte Ha
rrpmnencKHTe
OTtto w emrn
Me)K)ly ,ll,BeTe ,ll,bp)f
pa.3611paTeJlCTBO
I1
n03I-taHHe
9pe3
K)'JIT)'pI-10
C'b Tpy)J.HJ11-IeCTBO Me)K.LJ:Y ,JJ.BeTe ,llbp)I
B.HPBAHKH,
lfe TOBa Cbip)'.'.1,H1'!'1eCTBO me 60µ,e OT noma 3a
C 1'paHHTe: H
C'brJlACHO ype.n.6a
s
)],eHCTsall.loTo
cooTsenune
3aKoHonaTencTBO
JJ.bp)1
non11THKHTe no KynTypHHTe BbrrpocH .
KaKTO
"'
11:
HopMaT11BHa
npoue.n,ypHTe
11
3A
MEMOPAHAYM
CbCTABHXA CJIE,Ll.HHJl PA3I>MPATEJICTBO:
qJIEH 1 QEJI °'enTa Ha HaCT05IIUIDI M eMopaHeyM 3a pa36ttpaTencTBO e )la Hacbp4aBa 11 pa3Bl1Ba CblpY.D.HHLiecTBOTO B o6nacrra Ha KynTypaTa Me:>K.lIY CTpamffe.
LfJIEH 2
OI>JIACTM HA CbTPY,l(Hl fllECTBO Crpamne pa3BHBaT CbTpy.nm1.qecTBO s ccpepaTa Ha KYJITYpaTa B cne.n.mne 06nacT11: a. CosMeCTHl1
.M3no:>Kfo.1.,
ceM1.rnap11,
pa6oTHM
cpew,11,
KOHcpepeHlJ.MM, Ha~HOl13CJie)lOBaTeJlCKa 11 pa3BOHHa )leHHOCT, pa3BHT11e
Ha
ttoBelil.KHTe
pecypc11
4pe3
MeporrpMJITIDI
3a
CbBMeCTHa )leHHOCT; 6 . 06MeH Ha eKcnepn1 B o6nacrra tta MY3eHHOTO )J,eno, cpommop a 11 qrn.JIMOBOTO 113IOpMau;m1, peKnaMHH MaTep11anH M CilllCaHIDI;
.u.
Kottcepsau,1151,
3a uuua
11
p ecTaspaum1
Ha
He,nsmK11MH
cpecnman11,
H3KycTBa,
KynTypHH U.eHHOCTM; e. Me)J
cponKnopHH
Ipa.DJ1u110HH11 TaHLI,11, Tpa)lHUHOHHa MY311Ka 11 3a1-ia5ITM;
Ha
)!<. liJHCTHT)'UYIH
KJilHO
o6paJo saTe11H11
YIR.UYCTpJi15JT8.
11HCTl1T)'Ul-l'Jil B L(BeTe L(bp)K381'1 H;
3. ,apyrH 06nacT11, 3a KOHTO CTpamITe ca ce )J,Oroaop11n11.
qJIEH3
CbBMECTHAPAEOTHAfPYilA l. CTpaH11Te MoraT .ua Cb3L(a.IJ.aT CbBMeCTHa pa6oTHa rpyna c uen, ynecmmaHe,
Ha6moL(aBaHe,
oueH.SJBaHe
rrperneL(
11
Ha
rrp1rnaraHeTo Ha HaCT051IIUUI MeMopaHL(YM 3a pa.3611paTencTBO.
2. CbsMeCTHaTa
pa6oTHa
npe.LI.ce)J,aTencTBaHa
OT
10.nm-1H,
M
6bL(e
npe.LI.cTaBHTen11
Y43CTl1eTO Ha npe)l.CT3BHTe1IJ.1 areHUHH
me
rpyna Ha
Ha
CbBMeCTHO CTpaHHTe,
.upyrn MHHMCTepcTBa
c M
w:e 3ace.naBa HaH-MaJIKO BC.LlHb)l( Ha BCeKH ,UBe
arrTep11aT11BHO
B
l1H.LJ.OHe31151
H
ol>JITapIDI.
3. Tip11 orrpe.ueneIDi o6cTOj!TencTBa, KoraTo 3ace.L(a1:uu1rn He MOraT .na 60.uaT npose.uem1, me ce OCbLQeCTBj!Ba o6MeH Ha L(OK)'MeHTH.
~IJIEH
4
IlPHJIAfAHE )J,eM:HOCTMTe,
noco~eHH
B
MeMopaH,UyM
HaCT05lll.l,M51
3a
pa.3fo1paTeJTCTBO me ce 11p1rnaraT l.fpe3 pa3pa60TB3He Ha KOHKpeTHH rrporpaMH :m 11p11J1aratteTo My, Me)l<.n;y CTpaH11Te HJrn 11HCTHT)'UHH. qnrnaHCOBH
Te311 11 Ll.PYrH
11porpaM11 B"bnpoc11.
1-1aCT05llll,H5I MeMopa11L(yM.
MOraT KOHTO
L(a He
OT
Textt11
pernaMeHT11paT ca
BKJil04eHl1
B
t.fJIF:H 5
IlPABA HA HHTEJTEKTYAJIHA COl>CTBEHOCT C-rpaH11Te we JaurnTaBaT asTopcKo ro npaso 11 cpOAHHTe MY npmm o6nacTTa
B
Ha
KyJT"rypaTa H
113KYCTBv'i Q
(,"bQTHeTCTBHe c
n
non'laKOHOBJi aKTOBe, KaKTO 3a,lloJDKCHl151, ~oen1 OT C'bOTBCTH11Te
HaUJ10H.ru1Hl1'Te CH 3aKOHH 11
Me)[(.ny1rnro:xmne .nopn
H
~
HM
l.JJIEH 6
HEMATEPHAJlHO KYJITYPHO HACJJE)lCT130 I. C-rpaH11Te
R3H
tar no;::.
He~taTt~pYan HOTO
BH1ti\ 1:.. 1fr•.!
KY JITypHO
c6mDKaBaHe. KYilTYP~H Me/t
UeJTTa.
CbTPY.llHIIYeCTHOTO
1a
ona:rnaHc
11a
CH
KaTo
Hae.le J.C't o. )
~!
06Me 1 ;
n:H. '"l·:o
C~ i)Jlllf':'e
06~1c11
Hc¥.aTep1rnnH0To
poJUJ.
Ra
cpaK rop
3a
H,· .1!./ .. Hl1M
Ha
pa36npaT~JIClBO We
lfJCoptiaBaT
\.l 1;.:T B
mirracTT::l
1
KYJlT)'OJJO
:-1ac11.:.1~cTBv .
Ha
Ha
uerosoTo .no1
2.
,[(OCThffbT
Ll,O
TJ)'1,nHUliOIJ!1l1
BKnIOt.nrreJIHO T5IXHOTO 06Me1 i
no
HaCT05IW,l151
oml3BC\rlt:,
rro:~HalJIUl
H
¢onKJJOp.
C..b0:,11i:~w;, l\OHCCpHnpaHC H.
MeMopr H,.'..(j:v! :•.L.. 11i:86'-1paTeJ1CTBO
pernaMefuwpaT B K011KpeTHH
::-11<.pa:.>~' ~(t
mr 3a
re
npH.TJaraHf
MC>KnY c-rpamne.
lf}!EH 7
fJOF EPHTEJIHOC';· B'hnpoc11Te,
cBop3aH.11 c
noaepHTer.i-.o<",·ra Ha JIOKY¥.e"HTHT~,
1-111 .µopM:.lUlUtTa mm nctr4Kl1 .n,pyrv. .'.l'1t'HI-! o'ic.emrn11, no11yye11:1 1
HJHI .UOCTaBf!HH, OT K05ITO II .DH c OT
I
~·:r;·~r-J ,fTe Bf:>B bph3KU ('
np1rnaraHeTo Ha HacT0Hm115J Mel\10paHeyM 3a pa36upaTeJICTBO, KaKTO
H
Ha
BCMllKM
MeMopaH.LlyMa.
ce
.np y nr
cnopaJyMe~HI5l
pernaMeHTMpaT
B 11'.HI'bJIHeHHe Ha
t.Ipe3
.LlOlI'bJIHMTe.rrHH
.noroaopeHocrn Me)!CJlY CTpaml.Te.
qJIEH 3
YPEJK,Ll;AHE HA Cll·~)POBE
BceK11 cnop Ji/rum pa3JJWrnST, rrpomTwrnL~r-t OT Tb.;iKyRamrn 11nn np1rnnraHe Ha imcT05IW.lrn MeMopaH.LlYM 3.1 oa16Hpare11naa cc ype)l<)WT no
rnau
IHO
Cbr.rra<.:;,1~
i1pe3
KOHC)'J.T'.Hll!rl HiUT nperoE'Opi1
MC)I<JJ,Y CTpamITe.
"lJ.lffiH 9
H3MEHEH1fE
HacT051LUJ.15lT pa3rJJe)K)J.a
{if
3a pa3611paTeJ1CT30 MO)Kt' .n.a ce 113MC:J5! no BC51KO spcMe c 933HM"r I010 CofJli:!Cm~ Hi:l MeMopaH.D.YM
C rpamne no ,[(rmJJOMaT11l.1cc1<11 nbT.
T~rn. ttna
M3MeHemrn me smnaT n c1rna Ha .narnTa,
onpe~e.ri~Ha
11
me
ape.ncrnBJurnaT He.nemrMa
irn~T
OT
pepmn .('1n 1rn11
OT CrpmmTe
MeMopa1-!.n;yrvra :.ia
pa:~611pareJI \TBO.
lfJJEH 10 RJIH3AHE B CHJlA, CPOIC J1 Tf!· T::KPAT.HBAHE
a. HacTo5:mm1T f\,1eMupaH.IX)'.\T 3a p~:?6~1;>aTc.1 -:~ ).(HTaTa Ila TIOJJ.IUICRaiieTO My;
:c-
r,.n11::.: J3 ~:1u13 CT
6.
H acT05llUH5lT MeMopaHny1v1 3a p33fa1paTenc'tBO ce cKmOLlBa 3a
cpm< OT neT f0,ll,11HH, K8TO aBTOMaTH4HO npO.D.bmKaBa CBOeTO )l,eHCTBMe 3a HOBH neTrO)lHWHH rrepHO)l,H, ocseH aKO e,uHa OT
CrpaH11Te He yse)J.OMM .upyrnTa n11cMetto 3a csoeTo HaMepettHe ,IJ,a
ro npe1<pan1 no )1;1m11ovian1tiec1<11 TI'hT
HaH-MaJIKO
6 (wecT)
Meceua rrpe,u11 nararn Ha 113Tl14aHe Ha Heros1151 cpoK; B. TipeKpanmaHeTo
Ha
HacTofilll,1u1
MeMopa1-1.nyM
Ja
pa3611paTeJlCTBO He 3ac51ra BaJlM,l1HOCTia H cpor
rrporpaM11
~m11
AeHHOCTH.
oc'bmecTB.HBaH11
no
MeMopaHny1vm 3a pa3611paTe11CTl30 .D.O npl 11(mOYBaHe Ha Ta1rnsa 1
nporpaMM mm nei1HOcT11.
B YBEPEHHE HA rOPHOTO. .nonyno.am1caHHTe. Ha,ll.Jle)KHO ynbJIHOMOW,eHH 3a TOBa OT CbOTBeTHMTe CBOI1 npaBI1TeJICTBa, no.arr11caxa HaCT05HUIUI MeMopaH.nyM 3a pa3611paTerrcTBO.
C'hCTABEHO B .llBe Komm B rp. Cocpmr Ha em1Hanecen1 MapT nse x11JI5l.UH 11 wecTHa.necern (2016) ro.z:v rna Ha HH)l,OHe3.HMc1rn, 6bnrapCKJ1 H aHrJ1HMCI
3a Mmn1cTepcTBO tta
06pa301:rntt11t:ru 11
3a MHHM<.:TepcTBO tta Ky1nyparn Ha Peny6m1Ka obnrapmr
Kynryparn Ha Peny6mrna l1H.ll.OHe3H5l
!6...HHC
acBe)laH
M11Hl1CThp
/
REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE MINISTRY OF EDUCATION AND CULTURE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE MINISTRY OF CULTURE OF THE REPUBLIC OF BULGARIA ON COOPERATION IN THE FIELD OF CULTURE
The Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia and the Ministry of Culture of the Republic of Bulgaria, hereinafter referred to as "the Parties"; RECOGNIZING the importance of principles of sovereignty, equality, mutual respect and mutual benefit; DESIRING to strengthen the friendly relationship between the two countries and their peoples and to promote mutual understanding and knowledge through cultural cooperation between the two countries ;
BELIEVING that cooperation would benefit the Parties; and PURSUANT to the prevailing laws and regulations in their respective countries as well to the procedures and policies on cultural affairs. HAVE COME TO THE FOLLOWING MEMORANDUM OF UNDERSTANDING:
ARTICLE 1 OBJECTIVE
The objective of this Memorandum of Understanding (MoU) is to encourage and develop cooperation in the field of culture between the Parties.
ARTICLE 2 AREAS OF COOPERATION
The Parties shall develop cooperation in the field of culture in the following areas: a. Joint exhibitions, seminars, workshops, conferences, research and development, human resources development through collaboration performances; b. Exchange of experts in the field of museums, folklore and films; c. Exchange of performers, soloist and performing groups in the fields of music, theatre and dance, as well as individual artist in these areas; d. Exchange information, promoting materials and magazines; e. Conservation, safeguarding and restoration of immovable cultural property; f. International folklore festivals, arts, traditional dances, traditional music and handicraft; g. Cinemas institutions, educational institutions of artistic education in both countries; and h. Other areas, for which the Parties have mutually agreed upon.
ARTICLE 3 JOINT WORKING GROUP
1. The Parties may establish a Joint Working Group, with the purpose to facilitate, monitor, evaluate, and review the implementations of this MoU. 2. The Joint Working Group will be co-chaired by representatives of the Parties with the participation of representatives of other Ministries and Agencies and will meet at least once every two years, alternatively in Indonesia and Bulgaria. 3. In certain circumtances when meeting could not be held, documents shall be exchanged.
ARTICLE 4 IMPLEMENTATION
The activities mentioned in this MoU will be implemented through the development of specific implementing programs between the Parties of this Memorandum or between the institutions or organizations of each Party. These programs may regulate financial and other matters that are not included in this Memorandum.
ARTICLE 5 INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS
The Parties will protect copyright and related rights in the field of culture and art in accordance with their national laws and regulations as well international obligations undertaken by their respective countries
ARTICLE 6 INTANGIBLE CULTURAL HERITAGE
1. The Parties consider the invaluable role of the intangible cultural heritage as a factor in bringing human beings closer together and facilitate exchange and understanding between them. For this purpose, the Parties will encourage their cooperation for the exchange of experience in the field of safeguarding, documentation, development and promotion of intangible cultural heritage. 2. Access to traditional knowledge and folklore including their protection, collections, conservation, and exchange under this MoU shall be regulated in specific implementing arrangements between the parties.
ARTICLE 7 CONFIDENTIALITY
The confidentiality of documents, information or any other data exchanged, received or supplied by the Party for the implementation of this MoU or any other agreements made pursuant to the MoU shall be regulated in specific implementing arrangement between the Parties.
ARTICLE 8 SETTLEMENT OF DISPUTES
Any dispute and/or differences arising out of the interpretations or implementations of this MoU shall be settled amicably through consultations or negotiations between The Parties.
ARTICLE 9 AMENDMENT
This MoU may be reviewed and amended at any time by mutual consent of the Parties through diplomatic channels. Such revisions or amendments will come into effect on the date as may be determined by the Parties and will form an integral part of this MoU.
ARTICLE 10 ENTRY INTO FORCE, r •URATION AND TERMINATION
a. This MoU shall enter into force on the date of signature; b. This MoU is concluded for a period of five years and will automatically renew for successive five year periods unless either Parties notifies in writing of its intention to terminate this MoU through diplomatic channels at least 6 (Six) months prior to the date of its expiry; c. The termination of this MoU shall not affect the validity and duration of any on-going programs or activities made under this MoU until the completion of such programs or activities.
IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, being duly authorized thereto by their respective governments, have signed this MoU.
DONE in duplicate in Sofia on the eleventh day of March in the year of two thousand sixteen in the Indonesian, Bulgarian and English languages, all texts being equally authentic. In case of any divergences of the MoU, the English text shall prevail.
For The Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia
For the Ministry of Culture of the Republic of Bulgaria