RENCANA PEMBELAJARAN Oleh : LOEKISNO CHOIRIL WARSITO
A. ORIENTASI KURIKULUM 2004 Kurikulum 2004 yang lazim dinamakan sebagai kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada dasarnya berorientasi pada kompetensi yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti pendidikan. Oleh karena tujuan pendidikan pada dasarnya adalah pencapaian kompetensi, maka materi pelajaran dipahami sebagai alat semata untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perspektif ini, maka bahan ajar dipelajari oleh peserta didik agar memiliki kompetensi tertentu. Dengan demikian maka materi pelajaran merupakan alat semata bukan tujuan pendidikan sebagaimana pada kurikulum-kurikulum sebelumnya. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) ini pada prinsipnya memuat:
(a)
kemampuan
beradaptasi
dengan
berbagai
perubahan,
(b)
pengembangannya melalui proses akreditasi yang memungkinkan materi pelajaran dapat dimodifikasi. Dengan prinsip pengembangan ini, pada dasarnya KBK ditujukan untuk menciptakan lulusan yang berkompeten untuk membangun kehidupan diri, masyarakat, bangsa dan negaranya. Kurikulum ini merupakan suatu system kurikulum nasional yang mengakomodasikan berbagai kebutuhan tingkat nasional, daerah dan sekolah, serta dapat diperkaya untuk kepentingan global. Jika dilihat dari orientasi nasional, maka KBK pada dasarnya merupakan format standar yang menetapkan kompetensi apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam setiap tingkatan kelas atau jenjang tertentu agar memiliki kecakapan hidup sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian kurikulum ini merupakan pergeseran penekanan dari isi (materi apa yang diberikan) ke arah kompetensi (bagaimana berpikir, bersikap, belajar dan melakukan). Oleh karena itu, para guru dan siswa diharapkan dapat mengetahui kompetensi apa yang seharusnya dicapai pada setiap pembelajaran dan sejauh mana efektivitas kegiatan pembelajaran telah dicapai..
Sedangkan dari aspek kewenangan pengembangan kurikulumnya, ada pembagian wewenang antara pusat dan daerah atau sekolah. Pusat menentukan tujuan pendidikan nasional, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi lulusan, standar kompetensi mata pelajaran, kompetensi dasar, materi pokok, dan indicator pencapaian kompetensi.
Sedangkan
daerah
atau
sekolah
diberi
kewenangan
untuk
mengembangkan silabus dan penilaian. Silabus yang dikembangkan terdiri dari pengalaman belajar, alokasi waktu, dan sumber bahan/alat. Sedangkan penilaiannya merujuk pada jenis tagihan, soal ujian tes, manajemen hasil ujian, pelaporan hasil ujian. Sejalan dengan prinsip desentralisasi dan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah),
KBK
memberikan keleluasaan kepada
sekolah untuk
mengatur
pembelajaran di sekolah. KBK hanya menentukan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, sedangkan langkah untuk mencapai kompetensi tersebut diserahkan kepada sekolah. Bahkan penjabaran materi pokok juga diserahkan kepada sekolah. Kompetensi yang terdapat dalam KBK terdiri atas: (1) Standar Kompetensi, (2) Kompetensi Dasar, (3) Indikator Keberhasilan dan (4 ) Materi Pokok, yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Standar kompetensi adalah kompetensi yang harus dicapai oleh siswa melalui suatu aspek mata pelajaran tertentu 2. Kompetensi dasar adalah kompetensi yang harus dicapai oleh siswa melalui sub-materi pokok tertentu; 3. Indikator keberhasilan, adalah cirri-ciri kompetensi yang harus dicapai, sebagai bukti ketercapaian kompetensi dasar 4. Materi pokok adalah bahan ajar minimal yang harus dipelajaran oleh siswa
Perlu dicatat bahwa standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, dan materi pokok yang ditetapkan secara nasional, pada dasarnya merupakan komponen minimal. Sekolah dapat menambah dan menyempurnakan agar lebih sesuai dengan kondisi lingkungan dan peserta didik. Dengan kata lain, yang ditetapkan oleh Depdiknas dalam kurikulum 2004 hanyalah bagian inti, sedangkan penjabaran dan bagian lainnya ditentukan oleh kabupaten/kota bahkan oleh sekolah. Agar mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ditentukan, siswa harus memiliki pengalaman tertentu. Pengalaman belajar merupakan interaksi antara siswa dengan bahan ajar dan sumber belajar dalam suatu proses pembelajaran.
Mendengarkan penjelasan guru atau teman, membaca buku, praktikum, praktik lapangan, menyusun hasil praktikum, menyampaikan hasil praktik dalam diskusi kelompok, bermain peran, dan lain sebagainya merupakan contoh-contoh pengalaman belajar. Masih banyak contoh lain yang dapat dirancang sebagai bentuk pengalaman belajar agar siswa mencapai kompetensi tertentu. Pengalaman belajar dirancang oleh guru, karena guru yang tahu pengalaman belajar yang diperlukan oleh siswa yang diasuh untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Walaupun kompetensi yang diinginkan sama, mungkin saja pengalaman belajar yang dirancang berbeda, karena karakteristik siswa berbeda atau kondisi lingkungan sekolah berbeda. Untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa, guru perlu merancang silabus. Agar mudah memahami perbedaan keduanya, pengalaman belajar adalah apa yang dialami oleh siswa, sedangkan rencana pembelajaran adalah rancangan kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar tersebut oleh guru.
B. PRINSIP PEMBELAJARAN KBK Pembelajaran yang berbasis kompetensi adalah program pembelajaran dimana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa, system penyampaian, dan indicator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis secara perencanaan dimulai. Ada tiga komponen pokok penerapan pembelajaran berbasis kompetensi di kelask, yaitu : (1) kompetensi yang akan dicapai; (2) strategi penyampaian untuk mencapai kompetensi; (3) system evaluasi atau pengujuan yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi. Manfaat penerapan pembelajaran berbasis kompetensi diantaranya untuk menghindari duplikasi dalam pemberian materi pelajaran; mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai dalam mengajar suatu mata pelajaran; meningkatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan kesempatan siswa; membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi; memperbaharui system evaluasi dan pelaporan hasil belajar siswa; memperjelas komunikasi dengan siswa tentang tugas, kegiatan atau pengalaman belajar, dan meningkatkan akuntabilitas publik. Penerapan pembelajaran berbasis kompetensi di sekolah ditujukan pada pembentukan lulusan yang kompetensi. Kompetensi lulusan berisi seperangkat kompetensi yang harus dikuasai lulusan yang menggambarkan profil lulusan secara
utuh. Kompetensi lulusan juga menggambarkan berbagai aspek kompetensi yang harus berhasil dikuasai mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Kompetensi lulusan ditentukan berdasarkan visi dan misi lembaga penyelenggara pendidikan, tuntutan masyarakat, perkembangan IPTEK, masukan dari kalangan profesi, hasil analisis tugas dan prediksi tantangan mendatang.
C. PENERAPAN PEMBELAJARAN KBK Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman terhadap suatu obyek atau suatu peristiwa. Sedangkan kegiatan mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggungjawab pada siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat. Gagasan dan pengetahuan ini akan membentuk ketrampilan, sikap dan perilaku sehari-hari, sehingga siswa akan berkompeten dalam bidang yang dipelajarinya. Kegiatan belajar dan mengajar inilah yang disebut sebagai Pembelajaran. Prinsip dasar kegiatan belajar mengajar (KBM) pada pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah mengembangkan keterampilan, berpikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan bertanggung jawab pada kebiasaan dan perilaku sehari-hari melalui aktivitas PAKEM, yaitu : 1. Berpusat pada siswa Setiap siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, kecepatan, dan gaya belajar. Siswa tertentu lebih mudah belajar dengan dengar (tipe auditif), siswa lain lebih mudah dengan melihat (tipe visual), atau dengan cara melakukan kegiatan melalui gerak (tipe kinestika). Oleh karena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar dan cara penilaian perlu beragam sesuai denga karakteristik siswa. 2. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi Setiap siswa memiliki rasa ingin tahu dan daya imajinasi. Pembelajaran hendaknya mendorong dan menjadikan mereka bersikap peka, kritis, mandiri, kreatif, dan bertanggungjawa. 3. Memiliki semangat mandiri bekerjasama dan berkompetisi Siswa perlu dilatih untuk terbiasa bekerja mandiri, bekerjasama dan berkompetisi. KBM perlu menyediakan tugas yang mendorong kerja mandiri, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat
berkompetisi secara sportif, dan juga menyediakan kegiatan yang mendorong untuk bekerjasama dengan menjunjung solidaritas 4. Menciptakan kondisi yang menyenangkan Siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman, dan jauh dari perilaku yang menyakitkan perasaan siswa. Suasana belajar yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan. Perasaan senang biasanya akan muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk permainan, melakukan sendiri dan eksperimen dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang menarik 5. Mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar Siswa akan belajar secara optimal jika pengalaman belajar yang disajikan dapat mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis matematis, bahasa, musik, kinestetik, dan kemampuan inter ataupun intra personal. Sekolah perlu menyediakan berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan kecerdasarn itu berkembang, sehingga anak dengan berbagai kecerdasan yang berbeda dapat terlayani secara optimal 6. Karakteristik matapelajaran Setiap matapelajaran memiliki karakteristik pembelajarannya masing-masing seperti berikut:
Sains berfokus pada kerja ilmiah dan pemahaman konsep
Matematika menekankan kemampuan penalaran
Ilmu-ilmu social pada pengetahuan, berpikir kritis, dan ketrampilan social;
Pendidikan agama pada moral dan perbuatan baik sebagai orang beragama
Kewarganegaraan pada kemampuan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Bahasa pada kemampuan berkomunikasi
Kesenian dan ketrampilan pada apresiasi barang seni/ketrampilan dan memproduksi barang seni/ketrampilan secara kreatif
Pendidikan jasmani pada pembiasaan aktifitas jasmani untuk hidup sehat
D. PENYUSUNAN SILABUS
Silabus pada dasarnya merupakan perencanaan pembelajaran dari perangkat standar kompetensi dalam KBK yang akan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran. Penyusunan silabus tersebut mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan atau kemampuan yang akan dibentuk, hakekat materi, karakteristik individual guru, sumber belajar, sarana dan fasilitas yang tersedia, dan waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan kompetensi yang hendak dicapai. Dalam menyusun silabus, bagi sekolah yang mampu dapat secara mandiri atau bersama-sama MGMP, sedangkan bagi yang belum mampu dapat menggunakan model silabus yang disusun oleh sekolah lain, atau menggunakan contoh yang telah disiapkan oleh Depdiknas. Silabus juga merupakan perencanaan pembelajaran yang dijadikan acuan guru untuk melaksanakan KBM agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Komponen dalam pembuatan silabus, yaitu: 1. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan komponen utama silabus dan berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang harus dicapai siswa dalam hasil belajarnya 2. Indikator Setiap kompetensi memiliki seperangkat indicator yang dapat diukur dengan menggunakan berbagai teknok dan alat penilaian 3. Materi pokok Materi pokok sudah tertentu, namun sekolah dapat memilih sub materi pokok yang sesuai, sub materi tersebut haruslah yang bermakna, agar siswa terhindar dari materi yang tidak menunjang pencapaian kompetensi 4. Pengalaman belajar Proses pencapaian kompetensi dikembangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan 5. Alokasi waktu Penentuan alokasi waktu bergantung pada keluasan dan kedalam materi serta ketuntasan kompetensi yang hendak dicapai
6. Sumber belajar Alat peraga berfungsi untuk mempermudah penguasaan materi pembelajaran sehingga sifat alat tersebut menarik, sederhana mudah digunakan dan dirawat. Bahan belajar yang utama bagi guru adalah sarana cetak, seperti buku, majalah, surat kabar, poster, foro, dan lingkungan sekitar. Pemilihan bahan belajar hendaknya disesuaikan dengan kompetensi yang hendak dicapai 7. Penilaian Untuk menetapkan apakah setelah melalui pembelajaran siswa telah menguasai kompetensi yang ditetapkan diperlukan penilaian. Dalam penilaian perlu ditetapkan aspek yang diukut (kognitif, afektif, dan psikomotor) secara proporsional
serta
menggunakan
penampilan atau unjuk kerja)
berbagai
teknik
penilaian (tertulis,
Form a
RENCANA PEMBELAJARAN A. Nama Sekolah : B. Mata Pelajaran : C. Kelas/Semester : D. Tema : E. Standar Kompetensi : F. Kompetensi Dasar : G. Indikator Hasil Belajar : H. Materi Pokok : I. Pengalaman Belajar : J. Metode, Alat, Media, Sumber : 1. Metode : 2. Alat : 3. Media : 4. Sumber : K. PBM/KBM/Skenario Pembelajaran : 1. Pendahuluan (15 menit) - Apersepsi - Motivasi - Introduksi 2. Inti/Pokok (90 menit) - Kognitif - Afektif - Psikomotor 3. Penutup (15 menit) L. Penilaian 1. Jenis Tagihan 2. Bentuk Instrumen 3. Instrumen
SILABUS DAN PENILAIAN Nama Sekolah MataPelajaran Kelas/Semester Tema Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
: : : : :
Pengalaman JenisTagihan Belajar
Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen
Alokasi
Sumber Bahan/Alat