19 RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH ELDERLY LIVELINESS TO COME TO ELDERLY POSYANDU (STUDIED IN ELDERLY POSYANDU OF VILLAGE PLANDAAN AT JOMBANG) *Diah Ayu Anggraini,**Arif Wijaya,***Bambang Tutuko ABSTRACT Livelines is frequency in visiting upon activity Posyandu in range of time one year.The purpose of this research was to know the relationship of family support with elderly liveline to come to elderly Posyandu in village of Plandaan Jombang. This research design used was analitic approach crossectional. The population of this research were the entire elderly in village of Plandaan as many as 120 people when this research was conducted. Sample of this research were 30 respondents. Sampling technique used was simple random sampling. IndependentVariabel was family support and the elderly liveliness was dependent variabel. The Instruments was a questionare.Statistical test use the Spearman Rho. The result known that the family support is in a good category is as big as 60% , big enough is 40%, while for elderly liveline is in a high category as long as 53,3%, and low category is 46,7%. Based on statistical test was obtained ρ value = 0,00, ρ< α, (α: 0,05), it means H1 accepted. The conclusion that there is the relation of family support with elderly livelines to come to elderly Posyandu in village of Plandaan Jombang. Keywords :Livelines, family support, elderly liveliness
PENDAHULUAN Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut (Ganda Sigalingging, 2011). Maka untuk menangani masalah kesehatan lansia, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan/ program yang diterapkan oleh puskesmas. World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia PBB memperingatkan bahwa lansia yang hidup lebih lama, membutuhkan perawatan kesehatan jangka panjang. Masalah yang mungkin terjadi pada lansia meliputi, perubahan fisik, perubahan sosial yang dialami antara lain perubahan peran dalam keluarga, masalah ekonomi dan merasa dibuang atau diasingkan. Dari ketiga perubahan tersebut maka timbullah berbagai penyakit yang dapat menyerang lansia (Maryam dkk, 2008). Di Indonesia, pelayanan kesejahteraan sosial bagi warga usia lanjut secara umum boleh dikatakan masih merupakan hal yang baru. Hal ini dikarenakan prioritas yang diberikan pada populasi usia lanjut memang baru saja mulai diperhatikan. Dibanding Negara maju, misalnya Amerika dan Australia, Indonesia sangat tertinggal dalam hal pemberian kesejahteraan bagi lansia ini.Data Sensus Penduduk
menunjukkan bahwa proporsi penduduk lanjut usia semakin meningkat. Jumlah lanjut usia di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 7,18%. Sepuluh tahun kemudian jumlahnya meningkat menjadi sekitar 9,77%. Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia ini menimbulkan permasalahan global, permasalahan ini disebabkan keterbatasan lanjut usia terutama karena faktor usia dan biologis. Bantuan dan perlindungan bagi lanjut usia diperlukan di berbagai bidang seperti kesempatan kerja, kesehatan, pendidikan dan pelatihan, kemudahan dalam penggunaan fasilitas dan sarana serta prasarana umum, kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum, keagamaan, dan lain-lain (Erna Mutiara, 2011). Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkat kesejahteraan pada lansia yaitu : Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, seperti pembangunan sarana ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia, Pelayanan kesehatan, melalui peningkatan upaya penyembuhan, Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus, Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, seperti pelayanan administrasi pemerintahan (Kartu Tanda Penduduk seumur hidup), dan pelayanan kesehatan (Erna Mutiara, 2011).
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 05 No. 001 Maret 2013
20 Adapun tujuan umum menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia untuk datang ke posyandu lansia dan tujuan khusus mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap posyandu lansia mengidentifikasi keaktifan lansia untuk datang ke posyandu lansia menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia untuk datang ke posyandu lansia. METODE DAN BAHAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi (Notoatmodjo, 2010 : 37), menggunakan pendekatan crosssectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran dan observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2011 : 83).
Distribusi umur
frekuensi
responden
berdasarkan
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Lansia di DusunPlandaan Kabupaten Jombang Mei 2013 No. 1 2 3
Umur Frekuensi Persentase (%) <45 7 23,3 45-59 17 56,7 >60 6 20 Jumlah 30 100,0 Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa umur Lansia yang menjadi responden sebagian besar berada pada rentan umur 45-59 tahun yakni sebanyak 17 orang (56,7%). Distribusi frekuensi pekerjaan
responden
berdasarkan
Populasi penelitian ini adalah 120 orang selama penelitian di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang.Dengan sampel 30 orang dalam penelitian.Teknik sampling No. dalam penelitian ini adalah simple random sampling.Variabel bebas dalam penelitian iniadalah dukungan keluarga sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalahkeaktifan lansia.Guna mengetahui hubungan antar variabel semua data yang masuk di analisis dengan uji statistik Spearman Rank.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan Lansia di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang Mei 2013
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel 5.3 pekerjaan Lansia yang menjadi responden sebagian besar adalah tidak bekerja dengan jumlah 16 orang (53,3%).
Data Umum Distribusi frekuensi pendidikan
responden
berdasarkan
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan Lansia diDusun Plandaan Kabupaten Jombang Mei 2013 No. 1 2 3
Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Tidak sekolah 12 40 SD / Sederajat 15 50 SMP / 3 10 Sederajat 4 SMA / 0 0 Sederajat 5 Sarjana 0 0 Jumlah 30 100,0 Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
Pekerjaan Frekuensi Persentase Tidak bekerja / 16 53,3 IRT 2 Swasta 0 0 3 Wiraswasta 0 0 4 Petani 9 30 5 Buruh tani 5 16,7 Jumlah 30 100,0 Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013 1
Distribusi frekuensi responden jarak rumah dengan Posyandu
berdasarkan
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jarak rumah dengan Posyadu di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang Mei 2013 No.
Jarak rumah Frekuensi Persentase (%) dengan Posyandu 1 < 100 meter 18 60 2 > 100 meter 12 40 Jumlah 30 100,0 Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa setengahLansia yang menjadi responden pendidikan terakhirnya adalah SD/ sederajat yaitu sebanyak 15 orang (50%).
Berdasarkan tabel 5.4 sebagian besar Lansia yang menjadi responden jarak rumahnya dengan Posyandu adalah < 100 meter, yaitu sebanyak 18 orang (60%).
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 05 No. 001 Maret 2013
21 berdasarkan
Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia untuk datang ke Posyandu lansia
Tabel 5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi tentang Posyandu di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang Mei 2013
Tabel 9 Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia untuk datang ke Posyandu lansia di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang Mei 2013
Distribusi frekuensi sumber informasi
responden
No.
Sumber Frekuensi Persentase (%) informasi 1 Tidak pernah 0 0 2 Media masa 0 0 3 Tenaga 25 83,3 kesehatan dan kader 4 Orang lain 5 16,7 Jumlah 30 100,0 Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
Berdasarkan tabel 5 para responden hampir seluruhnya memperoleh informasi tentang kegiatan Posyandu dari tenaga kesehatan dan kader, yaitu sebanyak 25 orang (83,3%) Data Khusus Dukungan keluarga terhadap Posyandu Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga terhadap Posyandu di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang Mei 2013 No. 1 2 3
Dukungan
Frekuensi
Baik 18 Cukup 12 Kurang 0 Jumlah 30 Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
Persentase (%) 60 40 0 100,0
Keaktifan Tinggi Rendah N 16 2 Dukunga Baik % 53,3 6,7 n N 0 12 Keluarga Cukup % 0,0 40 N 16 14 Total % 53,3 46,7 Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
Total
18 60,0 12 40,0 30 100,0
Tabel 9dari tabulasi silang antara dukungan keluarga dengan keaktifan Posyandu lansia didapatkan bahwa dukungan keluarga baik dengan keaktifan tinggi yaitu 16 responden (53,3%) dan rendah 2 responden (6,7%). Sedangkan dukungan keluarga cukup dengan keaktifan tinggi 0 dan rendah 12 responden (40%). Hasil uji spearman rho antara variabel dukungan keluarga dengankeaktifan Posyandu lansia di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang didapatkan nilai ρ = 0,00. Hasiltersebut lebih kecil dari taraf signifikan yang digunakan yaitu α = 0,05, dengan kata lain H1 diterima atau ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan lansia untuk datang ke Posyandu lansia di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang. PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besarlansia yang menjadi responden memiliki dukunganbaik yaitu sebanyak 18 orang (60%). Keaktifan Tabel 8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keaktifan Posyandu lansia di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang Mei 2013 No.
Frekuensi Frekuensi Persentase kunjungan ke (%) Posyandu 1 Tinggi 16 53,3 2 Rendah 14 46,7 Jumlah 30 100,0 Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa sebagian besar responden yang memiliki keaktifan ke Posyandu tinggi atau lebih dari 8 kali kunjungan dalam setahun yaitu sebanyak 16 orang (53,3%).
Dukungan keluarga terhadap Posyandu Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.7 didapatkan bahwa dari 30 Lansia yang menjadi responden sebagian besar memiliki dukungan keluarga ke Posyandu yang baik yaitu sebanyak 18 (60%) responden dan sisanya sebanyak 12 (40%) responden memiliki dukungan keluarga cukup. Tidak ada responden yang memiliki dukungan keluarga kurang. Menurut Gottlieb dukungan keluarga didefinisikan sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkunganya atau yang berupa kehadiran dan halhal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenagkan pada dirinya.
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 05 No. 001 Maret 2013
22 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah lansia yang menjadi responden berpendidikan terakhir SD yaitu sebanyak 15 (50%) orang.Pendidikan yang rendah tidak menutup kemungkinan responden akan memiliki dukungan yang baik, hal tersebut dimungkinkan apabila seseorang yang meskipun tingkat pendidikannya rendah namun rajin menggali informasi tentang kesehatan baik dari televisi maupun media lainnya, maka pengetahuan lansia akan bertambah dan meningkatkan dalam melakukan kunjungan ke Posyandu. Menurut Notoadmodjo (2012) pendidikan merupakan proses belajar, didalamnya terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih matang dan dapat mempengaruhi motivasi seseorang. Dengan demikian pendidikan penting untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang dapat menjadikan seseorang lebih dewasa dan matang dalam berpikir. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berada pada kelompok umur 45-59 yaitu sebanyak 17 (56,7%) responden. Dimana kelompok umur tersebut sudah cukup matang dalam berpikir dan mengambil keputusan untuk datang ke Posyandu Lansia. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wulandari (2013),yang menyatakan bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang pula dalam berpikir dan bekerja. Seseorang dengan kematangan umur yang cukup dapat berpikir dan mengambil keputusan yang baik tentang kesehatan, dengan datang ke posyandu untuk dipantau status kesehatannya. Berdasarkan hasil penelitian pada menunjukkan bahwa jarak rumah responden dengan Posyandu sebagian besar adalah < 100 meter, yaitu sebanyak 18 (60%). Jarak tersebut cukup dekat dan mudah dijangkau baik dengan hanya berjalan kaki atau dengan transportasi pribadi yang dimiliki oleh responden. Menurut Notoadmodjo (2010), jarak merupakan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang, semakin dekat jarak yang harus ditempuh untuk menuju Posyandu semakin termotivasi seseorang untuk memanfaatkan sarana Posyandu tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa hampir seluruhnya lansia adalah sebanyak 25 (83,3%) responden menyatakan bahwa kader aktif memberikan informasi tentang akan dilaksanakannya kegiatan Posyandu. Keaktifan kader merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yang akan
mempengaruhi seseorang untuk datang ke Posyandu. Hal tersebut sesuai pendapat Niven (2002), bahwa dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman atau tenaga kesehatan (kader) merupakan faktor penting dalam kepatuhan sesorang dalam menjalankan program kesehatan, dalam hal ini adalah program Posyandu. Keaktifan Posyandu lansia Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.8untuk data penunjang menunjukkan bahwa sebanyak 16 (53,3%) responden memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi atau ≥ 8 kunjungan dalam setahun dan 14 (46,7%) memiliki frekuensi kunjungan ke Posyandu yang rendah yaitu < 8 kunjungan dalam setahun. Menurut Rahayu (2009) idealnya frekuensi kunjunganke Posyandu dalam setahun adalah 12 kali kunjungan, karena Posyandu diselenggarakan setiap satu bulan sekali.Apabila Lansia memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi maka dapat terpantau dengan baik status kesehatannya. Namun, tidak semua lansia memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi, hal ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan pengatahuan, pekerjaan, jarak rumah dengan Posyandu serta keaktifan kader. Menurut peneliti, keaktifan posyandu lansia sudah terpantau dengan baik yaitu dengan frekuensi kunjungan lebih dari 8 kali kunjungan dalam satu tahun. Berdasarkan hasil penelitianmenunjukkan bahwa sebagian besar 16 (53,3%) responden tidak bekerja atau hanya menjadi seorang ibu rumah tangga, seorang yang tidak bekerja memiliki banyak waktu luang sehingga dapat berkunjung ke Posyandu secara rutin. Menurut Ocbrianto (2012), Jenis pekerjaan seseorang akan berpengaruh terhadap banyaknya waktu luang yang dimilikinya dalam turut serta berbagai kegiatan di dalam masyarakat. Kegiatan Posyandu dilaksanakan pada hari dan jam kerja, lansia yang tidak bekerja mempunyai waktu luang lebih besar untuk datangke Posyandu. Sedangkan lansia yang bekerja diluar rumah, tidak memiliki waktu luang yang tersedia, sehingga lansia tidak dapat datang ke Posyandu pada hari dan jam kerja. Tidak adanya anggota keluarga yang lain seperti suami/isteri ataupun anak, maka tidak ada yang mengantarkan ke Posyandu.
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 05 No. 001 Maret 2013
23 Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia untuk datang ke Posyandu lansia Tabulasi silang pada tabel 5.9 antara dukungan keluargadengan keaktifanke Posyandu, didapatkan bahwa dukungan keluarga baik dengan keaktifan tinggi yaitu 16 responden (53,3%) dan rendah 2 responden (6,7%). Sedangkan dukungan keluarga cukup dengan keaktifan tinggi 0 dan rendah 12 responden (40%). Berdasarkan hasil uji spearman rho antara variabel dukungan keluarga dengan keaktifan Posyandu lansia di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang didapatkan nilai ρ = 0,00. Hasiltersebut lebih kecil dari taraf signifikan yang digunakan yaitu α = 0,05, dengan kata lain H1 diterima atau ada hubungan antara dukungan keluaga dengan keaktifan lansia untuk datang ke Posyandu lansia di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang. Dukungan keluarga didefinisikan sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkunganya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Menurut peneliti, dukungan keluarga berperan sangat penting dalam mendorong lansia untuk aktif mengunjungi Posyandu lansia, karena dengan adanya dukungan keluarga lansia menjadi lebih bersemangat atau aktif ke Posyandu lansia. Idealnya frekuensi kunjunganke Posyandu dalam setahun adalah 12 kali kunjungan, karena Posyandu diselenggarakan setiap satu bulan sekali.Namun, tidak semua lansia memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi, hal ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan pengatahuan, pekerjaan, jarak rumah dengan Posyandu serta keaktifan kader. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Lansia Dusun Plandaan Kabupaten Jombang dapat dirumuskan kesimpulan bahwa: 1. Dukungan keluarga di Posyandu Lansia Dusun Plandaan Kabupaten Jombang sebagian besar adalah baik. 2. Keaktifan untuk datang ke Posyandu lansia Dusun Plandaan Kabupaten Jombang sebagian besar adalah frekuensi kunjungan yang tinggi.
3.
Ada hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia untuk datang ke Posyandu lansia.
SARAN Bagi Posyandu Lansia. Bisa digunakan sebagai masukan bagi Posyandu lansia sehingga lebih mengefektifkan lansia untuk memanfaatkan Posyandu lansia. Adapun yang berpengaruh dalam dukungan keluarga, antara lain mau peduli dengan kegiatan di Posyandu, mengingatkan lansia, tahu kejadian yang terjadi dalam keluarga, tanggapan dari kegiatan di Posyandu, ikut mendampingi, serta memberi perhatian dan memberikan informasi kepada lansia. Bagi Masyarakat. Bisa memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat mengenai hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia untuk datang ke posyandu lansia, sehingga masyarakat dapat berperan dalam mendukung kegiatan Posyandu lansia. Hasil penelitian ini dapat menambah kesadaran akan arti pentingnya kesehatan, dimana Posyandu merupakan salah satu tempat pemeriksaan kesehatan yang sangat penting di lingkungan masyarakat. Bagi Institusi Pendidikan. Bisa dijadikan evidence based melalui jurnal dalam pengajaran dan bahan perkuliahan serta untuk pengabdian masyarakat. Bagi Peneliti Selanjutnya. Bisa digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut terkait dengandukungan keluarga dengan keaktifan ke Posyandu lansia. Sehingga peneliti selanjutnya dapat mengembangkan serta referensi terhadap variabel dukungan keluarga maupun variabel keaktifan ke Posyandu lansia.Dimana dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan keaktifan. KEPUSTAKAAN Erna Mutiara, (2011). Karakteristik Dan Kebutuhan Penduduk Lanjut Usia Di Kota Medan. PSLK Universitas Sumatera Utara Ganda Sigalingging, (2011). Pengaruh Sosial Budaya Dan Sosial Ekonomi Keluarga Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan : Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. Jakarta : EGC
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 05 No. 001 Maret 2013
24 Notoatmojo, Soekidjo, 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmojo, Soekidjo, 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Nursalam. 2011. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Salemba medika. Jakarta Rahayu, Anggorowati, 2009. Analisis Kecukupan Energi dan Protein terhadap Status Gizi Lansia di Posyandu Lansia “Ngesti Basuki’, danukusuman, Surakarta Program D-IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Setia Budi Surakarta. Surakarta Universitas Setia Budi Surakarta Ocbrianto, Hosea, 2012. Partisipasi masyarakat terhadap posyandu dalam upaya pelayanan kesehatan balita studi kasus pada posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyang, Kecamatan Limo, Depok Skripsi Universitas Indinesia Wulandari, 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta Gosyen Publishing.
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 05 No. 001 Maret 2013
25
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 05 No. 001 Maret 2013
26
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 05 No. 001 Maret 2013