Bab VI VI.1
Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air
Umum
Studi pengendalian kehilangan air untuk PDAM Kota Bandung tidak cukup hanya meneliti berapa besar nilai kehilangan air dan penyebab-penyebabnya, tetapi dibutuhkan usaha nyata pelaksanaan pengendalian kehilangan air. Seperti sudah disebutkan pada bab-bab sebelumnya, kehilangan air secara garis besar dapat terjadi akibat dua faktor, yaitu : a. Fisik kehilangan air akibat faktor fisik antara lain diakibatkan oleh kebocoran perlengkapan pipa, adanya lubang atau celah pada pipa dan sambungannya, pipa pada jaringan distribusi pecah dan meter air yang terpasang kurang baik sehingga angka yang ditunjukkan pada meter lebih kecil dari jumlah pemakaian air yang sebenarnya. b. Non fisik kehilangan air non fisik antara lain terjadi akibat kesalahan dalam pembacaan meter air, kesalahan pencatatan/penginputan data hasil pembacaan meter air, kesalahan pemindahan /pembuatan rekening air dan akibat adanya aliran udara dari rumah konsumen ke pipa distribusi sehingga angka yang ditunjukkan oleh meter air berkurang. Kedua faktor ini sebenarnya sama pentingnya dalam pengendalian kehilangan air. Hanya saja, jika kehilangan air dikendalikan dengan melihat pada faktorfaktor fisiknya, maka usaha yang diberikan dan biaya yang dikeluarkan akan terlampau sangat besar dan memerlukan waktu yang lama baik dalam tahap persiapan maupun pelaksanaannya, tetapi hasil yang diberikan tidak akan terlalu signifikan terhadap berkurangnya kehilangan air. Sehingga, hasil yang didapat tidak sebanding dengan usaha yang telah dikeluarkan. Lain halnya, jika kehilangan air dikendalikan dengan melihat pada faktorfaktor non fisiknya. Usaha yang diberikan tidak akan terlampau besar dan waktu dan biaya yang dibutuhkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang faktor fisik.
VI-1
Untuk itu, agar rekomendasi yang diberikan ini lebih feasible untuk diterapkan pada kondisi saat ini, maka selanjutnya rekomendasi-rekomendasi yang diberikan akan lebih bersifat non fisik/administratif.
VI.2
Tujuan Pengendalian Kehilangan Air
Angka kehilangan air yang mencapai 50,73% pada tahun 2006 perlu penanggulangan
secepatnya,
dengan
membentuk
program
pengendalian
kehilangan air, yang bertujuan mengurangi kerugian-kerugian materiil dan moril yang ditimbulkan sampai batas-batas kewajaran yang ditentukan. Secara garis besar tujuan pengendalian kehilangan air dikelompokkan menjadi: a. Memperkecil kerugian yang diderita perusahaan (dalam hal ini PDAM Kota Bandung). Hal ini berhubungan dengan : • Ekonomi dan keuangan perusahaan Jika terjadi kehilangan sebagian dari air bersih (misalnya tidak terjual) maka biaya produksi air yang hilang tersebut merupakan kerugian keuangan dari perusahaan air minum. Tujuan pengendalian kehilangan air minum berikut ini dapat dipakai menurut kondisi dalam perusahaan air minum setempat : - Memungkinkan perusahaan mengurangi biaya produksi, seperti penggunaan bahan kimia, energi dan tenaga kerja. Bila semua konsumen sudah menerima air secukupnya, maka produksi air dapat dikurangi. - Memungkinkan perusahaan menyediakan air bagi konsumen baru. Jika kehilangan air dikurangi maka air yang dapat diselamatkan dapat digunakan untuk menyediakan air kepada konsumen baru dan ini akan memberikan pendapatan tambahan kepada perusahaan air minum. - Dengan
tersedianya
“air
tambahan”
ini
akan
berarti
bahwa
pembangunan fasilitas produksi yang baru dapat ditunda sampai kebutuhan akan air melebihi produksi yang tersedia. Penundaan ini berarti menunda penggunaan modal dan pembayaran bunga pinjaman. - Konsumen diharapkan membayar tepat pada waktunya karena pelayanan air yang memadai.
VI-2
- Mengurangi biaya yang terjadi akibat penanggulangan banyaknya keluhan masyarakat. • Tingkat pelayanan PDAM - Memungkinkan perusahaan air minum memenuhi dengan baik kebutuhan air bagi pelanggan. Kebocoran air mengurangi efisiensi sistem distribusi dan kapasitas efektif dari reservoir penyimpanan air. Kebocoran ini dapat menyebabkan konsumen kehilangan air pada : i. Waktu beban puncak, karena pipa-pipa tidak dapat membawa air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan (beban puncak + kebocoran). ii. Waktu reservoir sedang kosong, karena kapasitas reservoir mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air (kebutuhan harian + kebocoran). - Menjaga dengan baik kesehatan masyarakat yaitu dengan menjaga kualitas air yang disalurkan ke konsumen dengan baik. Sebagian besar PDAM di Indonesia beroperasi secara terputus-putus daripada beroperasi terus-menerus (24 jam). Sehingga ada waktu pada siang atau malam hari dimana tekanan air sangat rendah atau nol. Bila perpipaan terendam air, maka selama waktu tekanan menjadi rendah, air kotor yang berasal dari luar pipa dapat masuk ke dalam pipa yang berakibat jelek bagi konsumen dan berbahaya bagi kesehatan. - Memungkinkan menambah produksi tanpa rasa takut kehilangan air akan bertambah. Bila pengendalian kehilangan air belum dilaksanakan maka penambahan produksi air menyebabkan kehilangan air akan bertambah besar. • Manajemen PDAM - Pengendalian
kehilangan
air
merupakan
elemen
penting
dari
manajemen yang baik dari suatu sistem penyediaan air bersih. Dengan adanya suatu peningkatan usaha pengendalian kehilangan air akan memberikan membaiknya manajemen secara keseluruhan dari kegiatan PDAM, terutama dalam hubungannya dengan : i. Pendaftaran konsumen
VI-3
ii. Pembacaan meter dan pembuatan rekening iii. Operasi dan pemeliharaan instalasi produksi iv. Operasi
dan
pemeliharaan
pipa
distribusi
dan
sambungan-
sambungannya v. Adanya peta distribusi yang komplit - Menimbulkan pandangan masyarakat yang baik terhadap perusahaan. - Mengurangi terjadinya sambungan liar. - Dengan membaiknya manajemen PDAM dan bertambahnya kesan yang baik bagi perusahaan akan menyebabkan naiknya kewibawaan staf di mata masyarakat. - Mengetahui dengan pasti jenis-jenis kehilangan air baik secara fisik maupun non fisik sehingga dapat mengatur strategi penanggulangan dan pencegahannya dengan baik. b. Mengurangi kemungkinan kerugian masyarakat dan kepentingan umum -
Memenuhi kebutuhan air konsumen pemakai dan air berkualitas baik.
-
Menghindarkan kerusakan-kerusakan milik orang lain, jalan umum yang dapat menimbulkan kecelakaan dan biaya perbaikan yang cukup besar.
-
Menghindari kenaikan tarif yang berlebihan, karena banyaknya kehilangan air memyebabkan kerugian di perusahaan dimana selisih biaya produksi dan penjualan bertambah kecil, akibatnya tarif air cukup besar untuk menutupi kerugian yang diderita.
VI.3
Pemecahan Masalah dari Segi Pendataan di Lapangan
Penanggulangan kehilangan air memerlukan pendekatan yang rasional dan berkesinambungan, sehingga akan tercapai hasil yang maksimal. Dimana dengan adanya pendekatan-pendekatan akan timbul keinginan dan kemandirian untuk mengatasi kehilangan air yang terjadi secara sistematis dan bertahap sesuai dengan keadaan dan kondisi dari PDAM. Usaha-usaha pendekatan yang dapat dilakukan meliputi : a. Lokakarya tentang usaha tingkat pengendalian kehilangan air. b. Pengadaan buku petunjuk mengenai pengendalian tingkat kehilangan air.
VI-4
c. Mengadakan training mengenai pengendalian tingkat kehilangan air. d. Monitoring yang kontinu terhadap pelaksanaan pekerjaan pengendalian kehilangan air. e. Evaluasi terhadap tingkat pengendalian kehilangan air yang telah dicapai. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menangggulangi kehilangan air secara administratif adalah : a. Mengkalibrasi ketidak akuratan meteran pelanggan. b. Meningkatkan ketelitian dan keterampilan membaca meter air. c. Sosialisasi peningkatan kesadaran masyarakat tentang penempatan meter air. Hal ini dimaksudkan agar meter air diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau oleh petugas, di depan rumah dan tidak terbenam tanah sehingga memudahkan pembacaannya. d. Penggantian dengan segera meter pelanggan yang rusak e. Pencarian sambungan liar atau pelanggaran tarif golongan. Hal ini cukup banyak dijumpai di Kelurahan Balonggede. f. Pemakaian jasa pihak swasta untuk melakukan kaji ulang terhadap setiap pencatatan yang telah dilakukan oleh PDAM Kota Bandung. Jasa swasta ini amat diperlukan untuk melakukan “kroscek” data dengan hasil yang dilaporkan oleh PDAM, karena setelah dilakukan diskusi dengan pihak PDAM sendiri, mereka mengakui banyak sistem “main tembak” selama dilakukannya pencatatan rekening air. g. Sistem melibatkan masyarakat dalam sistem pencatatan rekening lebih ditingkatkan lagi. Masyarakat lebih dihimbau lagi untuk mau menghubungi pihak PDAM untuk melaporkan pemakaian airnya dalam satu bulan. Untuk program ini juga harus disediakan loket, line telepon atau alamat email khusus. h. Memperkirakan besarnya konsumsi tak resmi yang terjadi. i. Memperhitungkan konsumsi resmi tak berekening bukan sebagai suatu kebocoran. Hal ini memang tidak akan mengurangi pemakaian air dan tingkat kebocoran yang sebenarnya terjadi, tetapi akan mengurangi besaran kebocoran pada suatu wilayah. Karena ternyata angka konsumsi resmi tak
VI-5
berekening ini akan sangat signifikan jika dimasukkan ke dalam besaran tingkat kebocoran. Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kebocoran akibat konsumsi resmi tak berekening, yaitu : a. Memperkirakan dan mengurangi volume air yang digunakan semaksimal mungkin untuk kebutuhan operasional, contohnya mengurangi pemakaian air untuk mencuci tangki dan reservoir, juga air yang digunakan untuk flushing jaringan pipa distribusi. b. Memperhitungkan
elemen-elemen
seperti
pemadam
kebakaran,
penyemprotan pipa saluran air dan gorong-gorong, pembersihan jalan, pengairan taman-taman kota dan air mancur umum bukan sebagai kebocoran sistem.
VI.4
Pemecahan Masalah dari Segi Manajemen Operasional
Kondisi sistem perpipaan distribusi yang belum efisien dan masih belum terbagi menjadi blok-blok yang baku akan menjadi kendala dalam menerapkan sistem operasi dan manajemen air yang didistribusikan dengan benar dan menguntungkan. Sistem distribusi yang efisien dan menguntungkan harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Direncanakan/direvisi dengan menggunakan model jaringan distribusi sehingga tercapai sistem distribusi yang efisien dan menguntungkan. b. Dibentuk zona yang permanen/sementara sehingga : - Mempermudah monitoring pemakaian air oleh pelanggan yang dicocokkan dengan meter induk zona monitoring, sehingga dapat cepat diketahui tingkat kehilangan air di setiap zona. - Mempermudah pencarian kebocoran pipa distribusi karena areal monitoringnya terbagi menjadi zona. - Diharapakan pemerataan tekanan dan suplai air akan lebih mudah terjadi, sehingga tingkat pelayanan akan meningkat. - Mempermudah penjadwalan penggantian meter secara berkala.
VI-6
- Mempermudah dilakukannya pembacaan meter produksi, meter induk dan meter pelanggan.
VI.5
Pemecahan Masalah dari Segi Organisasi
Jika ditinjau dari segi oraganisasi PDAM selama ini hanya melakukan pengendalian kehilangan air secara pasif. Pada umumnya pengendalian kehilangan air ini dilakukan oleh bagian distribusi berdasarkan laporan-laporan yang diterima dan yang terlihat secara langsung di jalan-jalan. Tetapi, bagian ini tidak mempunyai wewenang untuk memeriksa kehilangan air, yang diduga terjadi juga di bagian administrasi (penginputan, pelaporan dan pencetakan data). Untuk pengendalian kehilangan air jangka panjang yang menguntungkan perlu dibentuk semacam tim khusus dalam tubuh organisasi PDAM yang dapat bertugas dengan bebas dan terpadu dalam memeriksa dan memantau tingkat kehilangan air dan perlu adanya perbaikan manajemen organisasi perusahaan. Untuk menunjang pelaksanaan tim khusus tersebut perlu diperhatikan : a. Adanya komunikasi yang dilakukan antara PDAM dan masyarakat misalnya dengan menyediakan loket, line telepon atau alamat email khusus untuk laporan terjadinya kebocoran ataupun pengaduan kondisi meter air pelanggan. Jika hal ini sudah diterapkan, ada baiknya jika kinerjanya ditingkatkan. Misalnya dengan pengadaan operator khusus selama 24 jam yang menangani pengaduan masyarakat. b. Adanya petugas yang selalu siap 24 jam untuk menangani kehilangan air langsung ke lapangan. c. Adanya koordinasi dengan badan/instansi lainnya mengenai operasional pemeliharaan dan perencanaan yang terpadu. Keterbatasan tenaga pencatat meter pelanggan yang dilaksanakan setiap kali sebulan mengakibatkan kurangnya waktu yang diperlukan untuk dapat membaca meter air secara teliti. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah : a. Pembacaan meter dilakukan 2 atau 3 bulan sekali. b. Memberikan waktu yang cukup longgar pada petugas pembaca meter sehingga dapat sekaligus memeriksa kondisi meter air lebih teliti lagi.
VI-7
VI.6
Pemecahan Masalah dari Segi Finansial
Untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam pengendalian kehilangan air, tentunya tidak akan terlepas juga dari segi finansial. Tetapi, juga harus diingat bahwa hambatan segi finansial berarti tidak dapat melakukan kegiatan secara menyeluruh. Pendekatan maupun penyesuaian dengan kondisi PDAM sebagai gambaran dapat dilakukan sebagai berikut : a. Mengumpulkan data-data penunjang yang ada atau melakukan studi lagi untuk membuat analisa prioritas tingkat kebocoran yang palin vepat dan memberikan biaya yang paling rendah. b. Melakukan tahapan pelaksanaan yang diharapkan tidak terlalu lama. c. Perlu adanya kerjasama dengan PDAM lain yang ada di Indonesia dalam bentuk tukar-menukar informasi dan pengalaman.
VI-8