Nomor 10 Volume V Juli 2007: 62-76
Spectra
MONITORING TERHADAP KOMPONEN SAMBUNGAN RUMAH SEBAGAI SATU UPAYA PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR DI PDAM KOTA MALANG Sudiro Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang
ABSTRAKSI Kehilangan air merupakan salah satu problem yang sering terjadi pada suatu sistem penyediaan air bersih di Indonesia, meskipun sejak lama sudah diupayakan untuk menanggulanginya. Kehilangan air dapat diklasifikasikan sebagai kehilangan air tercatat dan kehilangan air tidak tercatat. Kehilangan air, terutama kehilangan air yang tak tercatat, mempunyai potensi besar untuk menurunkan pendapatan PDAM. Oleh karena itu, upaya untuk menurunkan kehilangan air sangat strategis sifatnya yang mempunyai pengaruh besar pada kinerja keuangan perusahaan, termasuk juga pada kualitas pelayanan. Upaya penemuan metode pengendalian air yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi mutlak diperlukan guna mencapai hasil yang maksimal. Kehilangan air dapat terjadi secara fisik dan non fisik. Salah satu penyebab kehilangan air secara fisik adalah komponen pipa distribusi, termasuk komponen sambungan rumah; sedangkan kehilangan air secara non fisik dapat diakibatkan oleh kesalahan pada pencatatan jumlah air yang terpakai serta kemungkinan adanya sambungan liar tanpa meter air. Pemakaian metode pengendalian kehilangan air yang sesuai dengan permasalahan yang ada akan mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, analisa terhadap faktor-faktor penyebab kehilangan air perlu dilakukan guna pendekatan langkah-langkah pengendalian kehilangan air yang sesuai. Berdasarkan hasil analisis, maka salah satu metode yang dapat dilakukan sebagai upaya penurunan kehilangan air adalah melakukan monitoring secara aktif terhadap komponen sambungan rumah. Kata Kunci: Kehilangan Air, Sambungan Rumah, PDAM Kota Malang.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kehilangan air merupakan salah satu problem yang sering terjadi pada suatu sistem penyediaan air bersih di Indonesia, meskipun sejak lama sudah diupayakan untuk menanggulanginya. Tingkat kehilangan air yang masih tinggi merupakan salah satu permasalahan yang menjadi bagian manajemen dan operasi suatu PDAM. Tingkat Kehilangan air secara 62
Pengendalian Kehilangan Air PDAM Kota Malang Sudiro
nasional rata-rata adalah ± 32%. Kehilangan air yang terjadi pada PDAM Kota Malang berkisar 41,28%. Kehilangan air dapat diklasifikasikan sebagai kehilangan air tercatat (accounted for water) dan kehilangan air tidak tercatat (unaccounted for water). Kehilangan air tak tercatat dapat dibedakan antara kehilangan secara fisik dan kehilangan non fisik. Kehilangan air non fisik adalah kehilangan yang diakibatkan oleh pemakaian oleh konsumen, tetapi tidak mendatangkan pendapatan. Kehilangan air, terutama kehilangan air yang tak tercatat, mempunyai potensi besar untuk menurunkan pendapatan PDAM. Oleh karena itu, upaya untuk menurunkan kehilangan air sangat strategis sifatnya yang mempunyai pengaruh besar pada kinerja keuangan perusahaan, termasuk juga pada kualitas pelayanan.Upaya penemuan metode pengendalian air yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi mutlak diperlukan guna mencapai hasil yang maksimal. Di beberapa PDAM sebenarnya sudah dikembangkan beberapa metode pengendalian untuk menurunkan kehilangan air. Kebanyakan metode yang diterapkan tersebut mengarah pada penanggulangan kehilangan air secara fisik. Analisa terhadap faktor-faktor penyebab kehilangan air perlu dilakukan guna melakukan pendekatan langkahlangkah pengendalian kehilangan air yang sesuai. Pemakaian cara-cara upaya penurunan dan pengendalian yang sesuai diharapkan akan mampu menurunkan kehilangan air sekecil mungkin. Salah satu dari metode yang ada adalah model ‘house to house service and rehabilitation’. Aplikasi dari model ini adalah melakukan survei dan monitoring secara aktif terhadap kondisi sambungan rumah, termasuk kondisi meter air. Survei ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan sedini mungkin terhadap kondisi pipa sambungan rumah maupun kondisi meter di setiap sambungan rumah di area pelayanan sistem distribusi. Berdasarkan survei ini, jika ditemukan permasalahan yang berhubungan dengan kondisi pipa maupun meter air dapat segera dilakukan langkah perbaikan. Permasalahan yang dapat dianalisa dari survei ini antara lain adalah: adanya kebocoran pipa sambungan rumah sebelum meter air, kondisi fisik meter air, fungsional meter air, termasuk pula kemungkinan adanya sambungan liar. Identifikasi Masalah Kehilangan air dapat diklasifikasikan sebagai kehilangan air tercatat (accounted for water) dan kehilangan air tidak tercatat (unaccounted for water). Kehilangan air tak tercatat dapat dibedakan antara kehilangan secara fisik dan kehilangan non fisik. Kehilangan air tercatat adalah air terpakai yang tidak mendatangkan pendapatan, akan tetapi masih dapat dipertanggung-jawabkan jumlah dan penggunaannya. Penyebab kehilangan air tercatat antara lain: pemakaian air untuk operasional proses produksi,
63
Spectra
Nomor 10 Volume V Juli 2007: 62-76
pemakaian untuk operasional proses distribusi, serta pemakaian untuk layanan fasilitas sosial dan fasilitas kota. Penyebab kehilangan air fisik, antara lain: kebocoran pada pipa transmisi, kebocoran pada reservoir, serta kebocoran pada sistem distribusi yang diakibatkan oleh kerusakan pipa yang berakibat pada kebocoran pipa, kerusakan pada sambungan pipa, kerusakan pada assesoris pipa, dan kebocoran pada pipa sambungan rumah. Sedangkan penyebab kehilangan air non fisik , antara lain: pemakaian air sah tanpa meter air, adanya sambungan liar dan pencurian air, selisih waktu pembacaan antara meter induk dengan meter pelanggan, ketidak-akuratan pada meter produksi, ketidak-akuratan pada meter pelanggan, yang diakibatkan oleh: umur meter, kerusakan meter, dan fungsional meter terganggu, serta ketidak-akuratan pembacaan dan pencatatan pada meter pelanggan akibat kurang-cermatnya pembacaan, kurang disiplinnya petugas, keterbatasan kecermatan baca meter, pagar rumah terkunci, box meter terkunci, meter berlumut sehingga tidak terbaca dengan cermat, meter buram sehingga tidak terbaca dengan cermat, dan meter tertimbun tanah. Rumusan Masalah 1. Pengendalian kehilangan air dengan metode monitoring aktif terhadap komponen sambungan rumah akan dapat mendeteksi faktor-faktor penyebab kehilangan air semaksimal mungkin, khususnya yang terjadi pada sambungan rumah, sehingga dapat segera dibuat program penanggulangan kehilangan air secermat mungkin. 2. Faktor-faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap kehilangan air, khususnya yang terjadi pada komponen sistem sambungan rumah, dapat dianalisa dengan melakukan survei pada setiap komponen sistem sambungan rumah dalam area pelayanan. Tujuan Menerapkan metode monitoring secara aktif terhadap komponen sambungan rumah sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pengendalian kehilangan air di PDAM Kota Malang.
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kehilangan Air Kehilangan air adalah perbedaan antara air yang diproduksi dan masuk ke sistem distribusi dengan air yang terpakai dan terbayar oleh konsumen. Kehilangan air dapat diklasifikasikan sebagai kehilangan air tercatat (accounted for water) dan kehilangan air tidak tercatat (unaccounted
64
Pengendalian Kehilangan Air PDAM Kota Malang Sudiro
for water). Kehilangan air tak tercatat dapat dibedakan antara kehilangan secara fisik dan kehilangan non fisik. Kehilangan air non fisik adalah kehilangan yang diakibatkan oleh pemakaian oleh konsumen, tetapi tidak mendatangkan pendapatan. Kehilangan air secara fisik adalah kebocoran akibat rusaknya pipa, pipa putus, kebocoran dari assesoris pipa, dan kebocoran kedalam tanah oleh sebab-sebab lainnya. Seringkali kehilangan air secara fisik juga didefinisikan sebagai kehilangan air nyata, sedangkan kehilangan air non fisik didefinisikan sebagai kehilangan air tidak nyata. Kehilangan air nyata adalah kehilangan air yang secara fisik nyata terbuang keluar dari sistem distribusi, sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Sedangkan kehilangan air tak nyata adalah kehilangan air yang secara fisiknya tidak dapat terlihat keluar dari sistem distribusi. Sumber-sumber Penyebab Kehilangan Air Sumber-sumber Penyebab Kehilangan Air Tercatat Kehilangan air tercatat ini disebabkan oleh hal-hal berikut ini, yaitu: Pemakaian air untuk operasional proses produksi. Pemakaian air untuk operasional proses distribusi. Pemakaian air untuk layanan fasilitas sosial dan fasilitas kota. Sumber-sumber Penyebab Kehilangan Tak Tercatat Berdasarkan pengertian kehilangan air, dapat diketahui bahwa kehilangan air tak tercatat disebabkan oleh dua sumber utama, yaitu kehilangan air secara fisik dan non fisik. Penyebab kehilangan secara air fisik , antara lain: Kebocoran pada pipa transmisi. Kebocoran pada reservoir. Kebocoran pada sistem distribusi yang diakibatkan oleh: Kerusakan pipa yang berakibat pada kebocoran pipa. Kerusakan pada sambungan pipa. Kerusakan pada aksesoris pipa. Kebocoran pada pipa sambungan rumah. Penyebab kehilangan air secara non fisik, antara lain: Pemakaian air sah tanpa meter air. Adanya sambungan liar dan pencurian air. Selisih waktu pembacaan antara meter induk dengan meter pelanggan. Ketidak-akuratan pada meter produksi. Ketidak-akuratan pada meter pelanggan yang diakibatkan oleh: Umur meter. Kerusakan meter. Fungsional meter terganggu. 65
Nomor 10 Volume V Juli 2007: 62-76
Spectra
Ketidak-akuratan pembacaan dan pencatatan pada meter pelanggan akibat dari: Kurang-cermatnya pembacaan akibat terbatasnya waktu. Kurang disiplinnya petugas. Keterbatasan kecermatan baca meter. Pagar rumah terkunci. Box meter terkunci. Meter berlumut, sehingga tidak terbaca dengan cermat. Meter buram, sehingga tidak terbaca dengan cermat. Meter tertimbun tanah. Indikasi Kehilangan Air Untuk mengindikasikan kemungkinan adanya kehilangan air dapat dilakukan beberapa cara, antara lain: a. Membandingkan jumlah air yang diproduksi dengan jumlah pemakaian air yang tercatat. Dengan cara membandingkan jumlah air yang diproduksi dan jumlah pemakaian air yang tercatat, maka akan dapat diketahui kemungkinan adanya pemakaian air yang tidak tercatat. Jika ternyata pemakaian air yang tercatat (terbayar) lebih kecil daripada jumlah air yang diproduksi, maka hal itu mengindikasikan adanya kehilangan air. b. Membandingkan jumlah pemakaian pada malam hari dengan jumlah pemakaian air dalam satu hari. Bilamana pemakaian air pada malam hari (pada jam pemakaian minimum) mencapai prosentase tertentu dari jumlah pemakaian air dalam satu hari, maka hal tersebut mengindikasikan adanya kehilangan air. Jumlah prosentase yang menunjukkan adanya kehilangan air ini bergantung pada karakteristik pemakaian air oleh konsumen serta jumlah pemakaian air untuk proses atau operasi penyediaan air bersih pada malam hari. Untuk dapat mengetahui jumlah pemakaian pada malam hari ini dapat dilakukan dengan mengukur air yang melalui meter induk atau dengan melihat jumlah air dalam reservoir. Dengan melihat penurunan jumlah air yang terdapat di dalam reservoir akan dapat dihitung jumlah pemakaian air pada malam hari. Dalam hal pengamatan terhadap volume reservoir ini perlu diperhitungkan adanya pengisian reservoir yang mungkin dilakukan pada malam hari sebab akan dapat mempengaruhi tinggi penurunan air di dalam reservoir. Kerugian Akibat Kehilangan Air Secara garis besar dikelompokkan menjadi:
kerugian
akibat
kehilangan
air
dapat
66
Pengendalian Kehilangan Air PDAM Kota Malang Sudiro
Kerugian dari segi kuantitas air. Kerugian dari segi tekanan air. Kerugian dari segi kualitas air. Kerugian dari segi keuangan.
Kerugian Dari Segi Kuantitas Air Kehilangan air yang terjadi dalam sistem distribusi akan mengakibatkan jumlah air yang dapat digunakan oleh konsumen PDAM menjadi berkurang. Dengan demikian, pasokan air ke konsumen tidak dapat maksimal sesuai dengan yang direncanakan, terutama bagi konsumen yang berada di lokasi terjauh dari pusat distribusi. Kerugian Dari Segi Tekanan Air Kehilangan air yang terjadi, khususnya yang diakibatkan oleh kebocoran pada pipa distribusi dan adanya sambungan liar (sambungan tak tercatat), akan mengakibatkan berkurangnya tekanan air yang dialirkan ke konsumen, terutama untuk ke konsumen yang berada di lokasi terjauh dari pusat distribusi. Kerugian Dari Segi Kualitas Air Kehilangan air yang terjadi, khususnya yang diakibatkan oleh kebocoran pada pipa distribusi, akan dapat mempengaruhi kualitas air yang sampai ke konsumen. Dengan adanya kebocoran pada pipa distribusi, maka pada saat pipa tidak berisi air atau terjadinya sangat kecil ataupun negatif terdapat kemungkinan terjadi kontaminasi bahan pengotor dari luar pipa masuk ke dalam pipa distribusi. Kerugian Dari Segi Keuangan Akibat adanya kehilangan air ini, maka Perusahaan Air Minum akan mendapat kerugian dari segi keuangan. Dengan adanya kehilangan air ini akan dapat menyebabkan biaya produksi per meter kubik air meningkat dan pendapatan akan berkurang, sehingga secara keseluruhan keuntungan yang didapat PDAM akan mengecil. Pengendalian Kehilangan Air Tujuan Pengendalian Kehilangan Air Tujuan pengendalian kehilangan air pada dasarnya adalah untuk menekan semaksimal mungkin terjadinya kehilangan air dalam sistem penyediaan air minum, khususnya PDAM, sehingga kerugian yang diakibatkan menjadi sekecil mungkin. Adapun secara khusus tujuan dari
67
Spectra
Nomor 10 Volume V Juli 2007: 62-76
program pengendalian kehilangan air dibagi dalam empat kelompok utama, yaitu: Tujuan yang berhubungan dengan ekonomi dan keuangan. Tujuan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan dari PDAM. Tujuan yang berhubungan dengan manajemen perusahaan. Tujuan yang berhubungan dengan hubungan masyarakat. Metode Pengendalian Kehilangan Air Beberapa metode standar yang dapat diterapkan dalam pengendalian kehilangan air, antara lain: Pengendalian tekanan. Pengendalian tekanan pada pipa dan aksesorisnya maupun meter air harus disesuaikan dengan desainnya/standarnya. Pengendalian aliran. Pengendalian pola aliran dan jumlah jam distribusi dapat membantu mengendalikan kehilangan air, terutama yang diakibatkan oleh terjadinya kebocoran secara fisik dari jalur distribusi tersebut. Pengawasan aktif. Monitoring dan deteksi kebocoran secara teratur dengan pemeriksaan langsung lapangan untuk mengetahui sedini mungkin adanya kebocoran secara fisik maupun pengawasan adanya sambungan liar. Salah satu model pengawasan aktif ini adalah ‘house to house service and rehabilitation’. Aplikasi dari model ini adalah melakukan survei secara aktif dari rumah ke rumah terhadap pipa service, pipa persil, maupun kondisi meter di setiap sambungan rumah area pelayanan. Berdasarkan hasil survei tersebut jika ditemukan permasalahan dapat segera diadakan penanganan. Pengawasan pasif. Partisipasi aktif dari masyarakat (terutama konsumen) terhadap adanya permasalahan kebocoran jaringan distribusi merupakan salah satu informasi penting dalam hal pengendalian. Pengendalian dan manajemen SDM. Manajemen sumberdaya manusia, terutama terhadap komponen yang berhubungan langsung dengan pencatatan meter air, dan peningkatan kemampuan pengawasan terhadap komponen distribusi. Pengendalian terhadap administrasi yang berhubungan dengan rekening konsumen adalah salah satu faktor yang dapat juga mendukung pengendalian kehilangan air. Disamping beberapa metode standar yang ada tersebut tidak menutup kemungkinan munculnya metode lain. Hal ini bergantung pada permasalahan yang muncul dalam analisa kehilangan air serta faktor-faktor penyebabnya.
68
Pengendalian Kehilangan Air PDAM Kota Malang Sudiro
Komponen Sambungan Rumah Komponen sambungan rumah adalah pipa dan perlengkapannya yang dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter. Pemasangan dan pemeliharaan pipa sambungan rumah sampai dengan meter air tersebut menjadi tanggungjawab PDAM, sedangkan pemasangan dan pemeliharaan dari meter air sampai ke dalam rumah menjadi tanggungjawab pemilik/ penghuni rumah. Adapun fungsi utama dari pipa sambungan rumah adalah untuk mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen dan untuk mengetahui jumlah air yang dialirkan ke konsumen. Sehubungan dengan fungsi dari pipa sambungan rumah, maka perlengkapan minimal yang harus ada pada pipa sambungan rumah adalah: Bagian penyadapan pipa. Pipa dan perlengkapannya. Meter air dan perlengkapannya.
METODOLOGI Pemilihan Masalah Pemilihan masalah dalam proses studi ini didasarkan pada kajian awal mengenai masalah kehilangan air yang terjadi pada sistem penyediaan air minum, khususnya PDAM Kota Malang sebagai pengelola sistem penyediaan air minum di Pemerintah Kota Malang. Dasar pemilihan PDAM Malang sebagai obyek studi adalah berdasarkan data skunder diketahui bahwa tingkat kehilangan air yang terjadi di PDAM Kota Malang tergolong tinggi, yaitu berkisar 41,28%. Untuk menurunkan tingkat kehilangan air tersebut diperlukan langkah-langkah pengendalian. Studi Pustaka Berdasarkan permasalahan yang dipilih kemudian dilakukan kajian pustaka terhadap semua teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dirumuskan. Dalam hal ini kajian pustaka digunakan untuk memperkuat teori yang mendukung tentang faktor-faktor penyebab kehilangan air serta langkah-langkah pengendalian yang dapat dilakukan. Perumusan Masalah Berdasarkan kajian pustaka terhadap faktor-faktor penyebab kehilangan air, kemudian dilakukan perumusan masalah mengenai langkah pengendalian kehilangan air yang dapat dilakukan oleh PDAM Kota Malang. Metode Pengumpulan Data Data-data mengenai kehilangan air serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kehilangan air di PDAM Kota Malang digunakan 69
Nomor 10 Volume V Juli 2007: 62-76
Spectra
sebagai data pendukung dalam studi ini. Data-data sekunder tersebut dikumpulkan dari beberapa laporan maupun artikel ilmiah. Pembahasan Berdasarkan kajian pustaka dan data-data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan pembahasan. Rekomendasi Rekomendasi akan memberikan rumusan dan deskripsi mengenai langkah-langkah pengendalian kehilangan air di PDAM Kota Malang berdasarkan tinjauan terhadap faktor-faktor penyebab kehilangan air yang dapat diidentifikasi.
IDENTIFIKASI DATA Data Kehilangan Air PDAM Kota Malang Secara Umum Data kehilangan air di PDAM Kota Malang berdasarkan catatan antara bulan Desember 2000 – bulan Mei 2001 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kehilangan air di PDAM Malang No.
Bulan
Kehilangan air (%)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Desember Januari Pebruari Maret April Mei
42,11 34,50 40,91 41.10 40,89 43,86
Rata-rata
40,57%
Data Kehilangan Air dan Penyebabnya Data Kehilangan Air Wilayah Distribusi Reservoir Badut
70
Pengendalian Kehilangan Air PDAM Kota Malang Sudiro
Tabel 2. Tingkat Kehilangan Air PDAM Malang Wilayah Distribusi Reservoir Badut (Juli 1997 – Juni 1998) No.
Bulan
% Kehilangan air
Kehilangan air (m3)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Pebruari Maret April Mei Juni
14,10 22,22 15,41 22,74 20,68 46,20 41,21 25,21 47,62 31,81 15,20 38,98
3047 5366 3531 5646 6831 17241 16602 9933 21434 11663 3269 15649
28,45
10017.7
Rata-rata per bulan
Data Identifikasi Penyebab Kehilangan Air Wilayah Tabel 3. Identifikasi Penyebab Kebocoran Air Secara Teknis (Juli 1997-Juni 1998) NO
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Pebruari Maret April Mei Juni Total % per tahun
Sambungan pipa 3 6 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 32 58.18
Jumlah kejadian Dekat meter (cop) 3 2 1 1 1 4 2 1 15 27.27
Pipa pecah 2 1 2 1 1 1 8 14.55
Total
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Bulan
55 100
71
Nomor 10 Volume V Juli 2007: 62-76
Spectra
Tabel 4. Identifikasi Penyebab Kebocoran Air Secara Non Teknis (Juli 1997-Juni 1998)
NO
Bulan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Pebruari Maret April Mei Juni Total ∑ Sambungan rumah % per tahun
Pagar terkunci 22 26 29 31 26 29 28 25 28 22 22 29 298 39.2
Jumlah kejadian Box Meter Meter meter berlumut buram terkunci 4 23 3 4 30 3 7 15 3 7 22 5 9 20 5 9 17 7 10 13 7 12 18 9 12 21 9 12 19 11 13 10 11 14 19 11 113 227 84 760 14.87 29.87 11.05
Meter tertimbun tanah 2 2 3 2 1 10 1.32
PEMBAHASAN Analisis Data Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa tingkat kehilangan air di PDAM Kota Malang tergolong cukup tinggi, yaitu rata-rata ± 40%. Dengan tingkat kehilangan air yang sebesar itu, sudah jelas merupakan kerugian yang sangat besar bagi pihak PDAM. Kerugian yang dialami oleh pihak PDAM ini secara tidak langsung akan berimbas ke konsumen, yaitu akan muncul kebijakan untuk menaikkan tarif guna menutupi kerugian biaya produksi yang diperlukan. Dengan demikian, besarnya kehilangan air tidak hanya merugikan pihak PDAM, namun secara tidak langsung juga akan merugikan pihak konsumen. Sesuai dengan teori yang ada bahwa kehilangan air yang terjadi di sistem distribusi PDAM dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, maka beberapa faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya kehilangan air seperti yang dicantumkan dalam Tabel 3 dan Tabel 4. Berdasarkan hasil studi tersebut dapat diidentifikasi beberapa faktor serta unsur-unsur dari penyebab kehilangan air. Faktor-faktor dan unsur-unsur yang dapat menyebabkan kehilangan air tersebut, antara lain adalah: (1) faktor teknis, berupa: kebocoran akibat pipa pecah, kebocoran pada pipa dekat meter air (cop), kebocoran pada sambungan pipa; serta (2) faktor non teknis, berupa: pagar terkunci, meter berlumut, box meter terkunci, meter buram, dan meter tertimbun tanah. 72
Pengendalian Kehilangan Air PDAM Kota Malang Sudiro
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut dapat diketahui bahwa salah satu penyebab kehilangan air dalam sistem distribusi PDAM Malang adalah komponen sambungan rumah. Komponen sambungan rumah yang berpotensi terhadap tingkat kehilangan air tersebut antara lain adalah kebocoran yang terjadi pada pipa di dekat meter air (cop) sebagai akibat faktor teknis, serta meter berlumut, meter buram, dan meter tertimbun tanah yang merupakan faktor non teknis. Walaupun data-data yang didapatkan hanya berasal dari suatu studi yang dilakukan pada satu zona tinjauan saja, akan tetapi gambaran yang didapatkan sudah layak untuk dijadikan acuan tentang permasalahan yang berhubungan dengan tingkat kehilangan air di PDAM Malang, sebab wilayah tinjuan merupakan bagian dari wilayah distribusi PDAM Malang yang diindikasikan mempunyai kesamaan karakteristik dengan wilayah distribusi lainnya. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, maka komponen sambungan rumah adalah salah satu unsur yang tidak boleh diabaikan dalam manajemen pengendalian kehilangan air. Adanya kerusakan pipa di dekat meter yang terjadi sebelum meter, dimana berakibat terjadinya kebocoran air pada komponen tersebut yang akan menyebabkan kerugian dari segi kuantitas air yang terbayarkan. Secara sekilas kebocoran yang diakibatkan oleh komponen ini tergolong kecil. Namun, jika ditinjau pada data yang ada, maka komponen sambungan rumah patut mendapatkan perhatian yang serius. Kebocoran yang terjadi di pipa dekat meter air mempunyai nilai 27,27% per tahun dari seluruh kejadian kebocoran yang diakibatkan oleh faktor teknis. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perpipaan di dekat meter memerlukan perhatian yang tersendiri dalam hal pemeriksaan dan pemeliharaan. Adapun unsur-unsur lain adalah: meter berlumut 14,87% per tahun, meter buram 11,05% per tahun, dan meter tertimbun tanah 1,32% per tahun. Prosentase ini didasarkan atas jumlah sambungan rumah pada wilayah yang ditinjau. Jika ditotal dari komponen ini adalah sebesar kurang lebih 27,24% per tahun. Angka ini menunjukkan bahwa terdapat sekitar 27,24% dari total sambungan rumah per tahun yang tidak dapat dibaca dengan benar, bahkan tidak dapat dibaca sama sekali, sehingga penentuan besarnya rekening hanya berdasarkan perkiraan yang kebenarannya sangat diragukan. Jika nilai ini dikonversikan dengan jumlah total air yang harus dibayarkan ke PDAM, maka sejumlah 27,24% per tahun dari total air terbayar dari pelanggan sangat diragukan kebenarannya, sehingga hal ini menjadikan kerugian ke pihak PDAM sebagai produsen. Strategi Pengendalian Kehilangan Air Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan, maka dapat digunakan untuk menentukan pendekatan strategi pengendalian kehilangan air, sehingga prosentase kehilangan air di PDAM mendekati batas kewajaran. Berdasarkan permasalahan terhadap beberapa faktor pendukung tingginya tingkat kehilangan air di PDAM Malang yang dapat diidentifikasi, maka salah 73
Spectra
Nomor 10 Volume V Juli 2007: 62-76
satu strategi yang dapat diterapkan adalah monitoring secara aktif terhadap komponen sambungan rumah yang dapat dilakukan secara periodik. Strategi ini pada dasarnya adalah suatu metode pengendalian kehilangan air dengan cara melakukan survei dan pemeriksaan terhadap komponen sambungan rumah yang dilakukan terhadap setiap komponen sambungan rumah yang ada di wilayah distribusi. Selanjutnya dari hasil survei dan pemeriksaan jika ditemukan permasalahan terhadap obyek yang ditinjau dilanjutkan dengan proses rehabilitasi terhadap permasalahan yang terjadi, sehingga kebocoran air dapat tertanggulangi sedini mungkin. Selain itu survei ini juga berpotensi untuk menemukan adanya sambungan liar pada wilayah distribusi. Adapun sasaran dari survei yang dilakukan pada dasarnya adalah komponen sambungan rumah, meliputi: 1. Pipa sambungan rumah, yang dapat diartikan sebagai pipa distribusi dari ’clamp saddle’ sampai ke meter air. Tujuan dari pemeriksaan terhadap komponen ini adalah untuk mengetahui sedini mungkin terhadap kemungkinan adanya kerusakan yang berpotensi menyebabkan kebocoran. Pemeriksaan terhadap komponen ini perlu ditekankan pada kondisi pipa dan aksesorisnya, terutama yang dekat meter. Hal ini sesuai dengan permasalahan yang teridentifikasi seperti yang ditunjukkan dari data yang ada. Kebocoran yang terjadi pada komponen ini seringkali terabaikan, sehingga menjadikannya sebagai salah satu faktor penunjang terhadap tingkat kehilangan air jika tidak segera dilakukan perbaikan. 2. Kondisi meter air dan fungsional meter. Tujuan dari pemeriksaan terhadap kondisi meter serta fungsionalnya adalah untuk mengidentifikasi sedini mungkin tentang kemungkinan adanya gangguan terhadap keadaan meter air, seperti meter berlumut, meter buram, maupun meter tertimbun tanah atau tertutup sesuatu yang lain – baik dengan kesengajaan ataupun tidak. Jika terjadi permasalahan tersebut, maka komponen ini akan menjadi faktor penunjang tingkat kehilangan air secara non teknis, yaitu skala meter tidak dapat dibaca dengan jelas, sehingga pencatatan meternya hanya berdasarkan perkiraan saja. Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi terhadap kondisi meter ini, maka dapat ditentukan langkah-langkah penanganan. Sehubungan dengan kondisi meter buram dan meter berlumut perlu dilakukan pengkajian terhadap kelayakan pemakaian meter tersebut berdasarkan klasifikasinya dan kesesuaian dengan lokasi penempatannya, sehingga berdasarkan analisa kelayakan maka akan dapat dilakukan penyesuaian terhadap jenis meter yang dipakai terhadap kondisi wilayah terlayani. Selain itu, juga perlu
74
Pengendalian Kehilangan Air PDAM Kota Malang Sudiro
dilakukan analisis terhadap mekanisme perbaikan maupun penggantian meter air untuk konsumen. Sehubungan dengan fungsional meter, maka perlu pula dilakukan pengkajian terhadap validitas meter air sebab validitas meter ini juga perlu dilakukan pengujian setiap periode tertentu sesuai dengan ‘life time’ meter air terpakai. Analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui validitas meter air sesuai dengan umurnya. Survei dari sambungan rumah ke sambungan rumah ini juga dapat digunakan untuk mengecek tentang meter air yang sudah tidak layak lagi digunakan sehubungan dengan life time-nya, sehingga berdasarkan data base meter air yang dimiliki, dapat dilakukan langkah peninjauan kelayakan serta langkah rehabilitasi. Dalam pelaksanaan strategi ini konsekuensi logis yang harus dilakukan oleh pihak PDAM adalah membentuk tim khusus ataupun suatu “Satuan Tugas Khusus’, dimana satuan tugas ini bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap komponen sambungan rumah setiap periode waktu tertentu secara rutin. Dengan demikian, permasalahan yang terjadi dapat segera diketahui dan dapat segera ditanggulangi. Kompensasi yang dapat diterima oleh PDAM sebagai perusahaan penyediaan air bersih adalah menurunnya tingkat kehilangan air, sehingga akan menguntungkan ke perusahaan maupun ke konsumen. Strategi ini akan dapat memberikan hasil yang maksimal jika dilakukan terhadap wilayah distribusi ataupun zona pelayanan yang sekecil mungkin. Dengan wilayah kerja yang sempit, maka akan dapat dilakukan pemeriksaan secermat-cermatnya. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya perlu diatur tentang periode pemeriksaan yang disesuaikan dengan satuan tugas yang ada, sehingga kemungkinan dengan satuan tugas yang tidak terlalu banyak dapat mencakup seluruh wilayah pelayanan dengan menerapkan pola pemeriksaan bergiliran secara tetap terhadap satu wilayah pemeriksaan dengan wilayah pemeriksaan yang lain.
KESIMPULAN Tingginya tingkat kehilangan air di PDAM dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang berupa faktor teknis dan non teknis, sehingga identifikasi terhadap faktor-faktor dan unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kehilangan air mutlak diperlukan. Langkah ini perlu dilakukan guna menentukan strategi pengendalian kehilangan air yang sesuai dengan faktor-faktor penyebabnya, sehingga strategi yang diterapkan dapat efisien dan hasil yang didapatkan maksimal, yaitu penurunan tingkat kehilangan air sampai pada batas kewajaran. Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam bidang pengendalian kehilangan air di PDAM Kota Malang adalah monitoring secara aktif terhadap komponen sambungan rumah. Strategi ini diterapkan guna 75
Spectra
Nomor 10 Volume V Juli 2007: 62-76
mengetahui sedini mungkin terhadap segala permasalahan yang terjadi pada komponen sambungan rumah yang ada di setiap sambungan rumah. Pelaksanaan strategi ini adalah dengan melakukan survei secara cermat terhadap permasalahan yang mungkin terjadi pada komponen sambungan rumah yang dilanjutkan dengan proses rehabilitasi. Langkah ini akan memperoleh hasil maksimal jika didukung dengan pengorganisasian yang baik, diantaranya adalah pembentukan Satuan Tugas Khusus, pengaturan wilayah kerja, serta pengaturan periode monitoring yang tepat, disamping juga harus didukung sumberdaya manusia yang sesuai dengan kebutuhan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2001. Water Audit in Water Supply Program. AWWA Manual M36: Water Audits and Leak Detection. Entry from: http://www.mde.state.md.us/ waterconservation/Water_Audit_guidance.PDF ________. 1984. Indikasi Kehilangan Air. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. ________. 1999. Drinking Water Supply in the Washington DC Metropolitan Area: Prospects and options for the 21st Century. Water Supply Task Force, League of Women Voters of the National Capital Area. Washington, D.C. Entry from: http://www.lwv-fairfax.org/water.pdf Cahyono, Teguh. 2001. Peningkatan Efektifitas Jaringan Distribusi PDAM Kota Malang dengan Sistem Zonasi. Kumpulan Makalah Seminar Nasional. Jurusan Teknik Pengairan. Malang: ITN Malang. Chatib, Benny. 1991. Beberapa Bentuk Pola dan Model Penanggulangan Kehilangan Air serta Pengalaman dalam Pengetrapannya. Jurnal Air Minum. Nomor 52 Tahun XIII. ________. 2001. Pengelolaan dan Pelayanan Air Minum: Tinjauan Aspek Teknologi dan Manjemen Strategis. Kumpulan Makalah Seminar Nasional. Jurusan Teknik Pengairan. Malang: ITN Malang. Ekasari, Retno., Rochmawati, Cicik. 2001. Pengelolaan Air Minum PDAM Kota Malang. Laporan Kerja Praktek. Jurusan Teknik Lingkungan. Surabaya: ITS Surabaya. Kenny, Joan. 1999. Water Loss Determination: For What it's Worth. The Kansas Lifeline, Kansas Rural Water Association. Mays, LarryW. 1999. Water distribution Systems Handbook. McGraw-Hill. Nina, Yuda, 1991. Operasional dan Manajemen Pengendalian Kehilangan Air dalam Pipa Distribusi. Jurnal Air Minum. Nomor 52 Tahun XIII. Wicaksono, Allen A. 1998.Studi Kehilangan Air pada Sistem Distribusi Air Minum di Kota Malang. Tugas Akhir Teknik Lingkungan. Malang: ITN Malang. Zwan, Jan V.D. 2002. Unaccounted for Water. Semiloka ICT Demo Project PDAM Tirta Marta.Yogyakarta.
76