ISSN 1693-3346
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007
MUTU BIS P ADA PROYEK PEREKA YASAAN PP N0.43/2006
JAMINAN
PL TN BERBASIS
Reinhard Pardede Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir - BAT AN
ABSTRAK JAMINAN
MUTU BIS P ADA PROYEK
BERBASIS
PP N0.43/2006.
Invitation
Specification)
Comissioning)
PEREKA YASAAN
Telah dilakukan perancangan
Jaminan Mutu untuk BIS (Bid
pada paket EPCC (Enginering,
Procurement,
untuk proyek rencana PLTN Indonesia. Jaminan
evaluasi
pemasok
tersebut
meliputi I.General; 2.Quality Grade Classification;
yang akan menjalankan
PJM
(Program
Construction,
Mutu meliputi proses
Jaminan
Mutu)-BIS.
PJM
3.Extent of Quality Assurance
and Control; 4.Quality Assurance Organization; 5.Documentation 6.
PL TN INDONESIA
Retention and Retrieval;
Quality Assurance Program; 7. Coordination between Contractor and Owner. PJM
berbasis
PP(Peraturan
Pemerintah)
No.
43/2006
perlu
untuk
paket
EPCC
guna
menghindari adanya penyimpangan terhadap disain awal yang dapat mempengaruhi mutu, jadwal dan biaya konstruksi PLTN. Penerapan PJM untuk BIS dilakukan sejak awal proses tender, sehingga dapat terjalin komunikasi yang baik antara owner PLTN dengan pemasok EPCC yang terpilih untuk mengkonstruksikan penyimpangan
PLTN. Dengan demikian terhindar adanya
spesifikasi pada pad a saat PLTN dioperaskan
dikemudian hari.
Kata Kunci: PL TN, PP No. 43/2006, EPPC, BIS, PJM
ABSTRACT QUALITY
ASSURANCE'S
OF BIS FOR ENGINEERING
NPP's
INDONESIAN
BASE ON PP No 43/2006. The Indonesian Nuclear Power Plant construction project's
have designed Quality Assurance
Specification) Commissioning.
for
EPCC
Those
QAP
package's throughout
planning
Program (QAP) for the BIS (Bid Invitation
(Engineering, I.General;
197
Procurement, 2.Quality
Grade
Construction, Classification;
Prosiding Serpong,
3.Extent
Pertemuan I1miah Nasional 20 Nopember 2007
of
Quality
5.Documentation
Assurance
Rekayasa
and
Perangkat
Control;
4.Quality
Assurance
Retention and Retrieval; 6.Quality Assurance
between Contractor
ISSN 1693-3346
Nuklir
Organization;
Program; 7. Coordination
and Owner. Because of many deviances
design be found on the
construction project which influence quality, schedule, and cost. Those how come need to be implemented
quality assurance systems base to PP (Government
Rule)
No 43/2006.
Implementation
quality assurance systems for the BIS which critical is doing in the early
of tender those project is to communicate in between owner the NPP and EPCC suppliers which chosen to construct the NPP. construction NPP project's,
By implementing quality assurance systems
to this
it is hoped that it will be no deviation between specification
design and operation the Nuclear Power Plant in the future. Key Words: NPP, PP No. 43/2006, EPPC, BIS, QAP.
PENDAHULUAN Saat ini sedang dikerjakan rencana akan dikonstruksikan
proyek perencanaan
PLTN Indonesia
yang menurut
pada tahun 20 I O. Aktifitas kini sudah memasuki
BIS (Bid Invitation
pembuatan
dokumen
Document)
dan
Information
provided
Information
requested from the bidder (informasi yang dibutuhkan oleh pemasok). URD
PSAR
(Prelimenary
by the owner
Specification),
Safety
Analysis
(informasi
URD (Owner
tahap
Report).
yang disampaikan
Requirement
BIS terdiri
dari
oleh owner)
1)
dan
adalah dokumen yang memuat alasan-alasan atas hal-hal yang kurang jelas tentang sesuatu masalah EPCe.
Sedangkan
PSAR adalah (Laporan Analisa Keselamatan
untuk kegiatan siting/pra-konstruksi
Pendahuluan)
2)
Namun pada makalah ini yang dibahas hanyalah Jaminan Mutu untuk persiapan pembikinan dokumen BIS yang diawali dengan proses pemilihan pemasok EPCe. Dengan dibuatnya dokumen Jaminan Mutu berbasis PP No 43/2006 pada BIS ini maka tender PL TN Indonesia diharapkan dapat berjalan sesuai persyaratan Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir). Dengan adanya komunikasi dua arah antara pemasok dan owner yang tertuang dalam BIS maka
semua keinginan owner dapat dipahami
secara jelas,
karena tertuang jelas dalam dokumen tender BIS yang terdiri dari: Instruction to the Bids (Instruksi
Kepada
Pemasok/Kontraktor);
General
Terms
and Conditions
(Persyaratan
Umum) ; Scope of Supply and Services (Ruang lingkup Pasokan dan Servis); Technical
198
Prosiding Serpong,
Specifications
Pertemuan I1miah Nasional 20 Nopember 2007
Rekayasa
Perangkat
ISSN 1693-3346
Nuklir
(Spesifikasi Teknis); Specification for the Nuclear Fuel (Spesifikasi untuk
Elemen Bakar Nuklir); Site Data and Information (Informasi dan data Lapangan) dan Site Drawing (Gambar-gambar Untuk
Lapangan).
mempersiapkan
langkah-Iangkah
rencana
konstruksi
PLTN tersebut
penting
sistematis yang berbasis Jaminan Mutu. Jaminan Mutu terhadap seluruh
perencanaan dan kegiatan sistematik yang diperlukan untuk memberikan yang memadai bahwa paket EPee diterapkan
PLTN memenuhi
persyaratan
antara lain juga karena seringnya ditemukan
konstruksikan keseluruhan
dilakukan
dilakukan yang dapat mempengaruhi dapat merugikan
sejak awal maka diharapkan
suatu keyakinan
mutu .. Jaminan Mutu
penyimpangan
disain pada saat
cost, jadwal dan mutu yang secara
owner. Dengan diterapkannya akan diperoleh konstruksi
manajemen
Jminan Mutu
PLTN yang beroperasi berbasis
keselamatan. Tahapan
kegiatan
perencanaan
pembangunan
PLTN pertama
dilihat pada tabel berikut.
Tabel-l Aktifitas Rencana PLTN Indonesia terbaru 2008-2009 danFeasibility 2004-2007 2006 2007 2003-2016 2004-2008 2007-2008 2008-2011 Tahun 2001 2006-2007 2005-2006 - 2002 disain dan Rekayasa Tender, negosiasi dan penyiapan kontrak Keputusan Up-date Study Pemerintah dan Idan Konsultasi DPR No. Penyiapan Perencanaan Perizinan Proses SosialisasilPemasyaraktan Pengembangan penyiapan Tapak draf Energi manajemen URO, (SER) perizinan Deskripsi Nasional BIS lisensi kepemilikan/utilitas dengan PSAR Tapak opsi PLTN Nuklir 5.
199
30
Indonesia
dapat
ISSN 1693-3346
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007
2009-2016 Rekomendasi dan 2010-2017 konstruksi Proses Konstruksi 2011-2016 AMOAL, (PSAR), (ORK) Komisioning Pengadaan dan Operasi material,Komersial peralatan dan jasa 2016-2017 Operasi (ORO)
10. 11.
TATAKERJA Tata-kerja Jaminan Mutu yang diterapkan pad a BIS sesuai PP N0.43/2006 penerapan elemen-elemen
adalah
Safety Standard Series IAEA No. GS-R-3 (2005) yang terdiri
dari:: I. Latar Belakang, meliputi I.
Latar belakang; 2. Tujuan; 3. Ruang lingkup; 4.
Struktur II. Sistem manajemen meliputi kultur, pemeringkatan dan dokumentasi, meliputi : 5. Persyaratan
umum; 6. Budaya keselamatan;
sistem manajemen;
4. Ookumentasi
sistem manajemen;
senior untuk pengembangan dan implementasi 9. Komitmen
manajemen;
Perencanaan;
13. Tanggung-jawab
Manajemen manusia;
sumber
16. Infrastruktur
Pengembangan
10. Kepuasan
daya; meliputi
7. Pemeringkatan
dan
penerapan persyaratan
III. Tanggungjawab
manajemen
sistem mutu, meliputi 8. Kontrol rekaman;
stakeholder;
I I. Kebijakan
organisasi;
12.
wewenang
untuk
sistem
manajemen;
IV.
14. Penyediaan
sumber
daya;
15. Sumber
daya
dan lingkungan
kerja; V. Proses organisasi
meliputi
17.
proses; 18. Manajemen proses; 19. Proses sistem manajemen umum; VI:
Pengukuran,penilaian
dan perbaikan yang meliputi 20. Monitoring dan pengukuran; 21.
Penilaian diri; 22. Penilaian independen; 23. Kaji-ulang sistem manajemen; 24. Ketidaksesuaian dan tindak-perbaikan Elemen-elemen adalah merupakan
dan pencegahan; 25. Perbaikan.
Safety Standard Series IAEA No. GS-R-3 (2005) tersebut di atas
kerangka PJM yang menjadi bagian dari dokumen BIS. QAP adalah
dokumen volume ke 14 dari 18 volume dokumen yang tersedia dalam BIS
200
4),
Prosiding Serpong,
Pertemuan I1miah Nasional 20 Nopember 2007
Rekayasa
Perangkat
ISSN 1693-3346
Nuklir
Tata-kerjanya adalah dengan mengembangkan dokumen BIS yang telah dibuat oleh konsultan NEWJEC Mutu BIS
5),
pada tahun 1996. Pembikinan
meliputi
I.General;
dokumen
2. Quality Grade Classification;
Assurance and Control; 4. Quality Assurance Organization; and Retrieval; 6.
perancangan
Quality Assurance
3.Extent of Quality
5. Documentation
Program; 7. Coordination
Jaminan
Retention
between Contractor
and Owner.
HASIL DAN BAHASAN Evaluasi pemasok EPCC dapat dilihat pada Lampiran I, dengan 5 langkah-Iangkah yaitu:
I. Persiapan
persyaratan
pengadaan
EPCC;
2. Evaluasi
calon
Pemasok;
3.
Penyerahan kontrak; 4. Evaluasi kinerja pemasok; 5. Penerimaan barang EPCe. Di mana pemasok EPCC yang terpilih akan bekerja di bawah pengawasan wakil owner di lapangan konstruksi
(Konsultan
akan diyakinkan dibuktikan
Manajemen
Konstruksi).
Dalam evaluasi pemasok, pihak owner
bahwa pemasok telah menjalankan
Jaminan Mutu dengan baik dapat
melalui PJMnya. Evaluasi dapat dilakukan terhadap
hasil audit,
surveillance,
mengevaluasi
dan monitoring,
sehingga
dapat
pemasok. Dari evaluasi tender yang kompetitif
rekaman daftar-periksa
diambil
keputusan
akandiperoleh
pemasok
yang paling handal. Pengendalian
EPCC meliputi item-item yang berhubungan
kelas keselamatan (safety-class)
Pengendalian
diverifikasi
oleh personal
lampiran-l evaluasi
6).
yang memiliki
dikonstruksikan menolaknya
penetapan
persyaratan.
Dari gambar
dikonstruksikan,
sampai
pemberi-tahuan
flowchart
pada
seleksi pemasok, barang
untuk
oleh wakil owner (konsultan manajemen). Apabila konsultan manajemen
dapat diverifikasi
Management),
kontrak,
dengan
untuk menjamin agar disain benar-benar
dapat dilihat aliran kerja dari mulai persiapan pengadaan, pemasok,
untuk
kembali, kalau sudah disetujui diteruskan ke PM (Project
untuk kemudian diteruskan ke owner untuk mendapat persetujuan sebelum namun kalau tidak disetujui di kembalikan lagi ke konsultan manajemen.
Semua aktifitas mutu EPCC dikendalikan melalui rekaman mutu. Rekaman Mutu meliputi: pengumpulan, dikontrol persyaratan
penyimpanan
dan pemeliharaan dokumen desain. Sehingga dokumen dapat
dan mudah dikaji-ulang
oleh yang berwenang
dasar PL TN yang meliputi persyaratan
201
untuk memenuhi
fungsi, persyaratan
persyaratan-
kinerja, kondisi
ISSN 1693-3346
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007
lingkungan,
persyaratan
perundang-undangan, Jaminan pengadaan
persyaratan
struktur
dan
material,
persyaratan
standar dan kode yang berlaku.
Mutu meliputi semua aspek EPCC seperti basic disain, detil disain,
material,
dokumentasi,
keselamatan,
manufakturing,
worksop,
konstruksi
dan uji fungsi, komisioning,
dsb terhadap semua perangkat (keras dan lunak)
sesuai spesifikasi, standar
dan kode yang ditentukan dalam kontrak paket EPCC . PJM dalam BIS pada paket EPCC PLTN meliputui elemen-elemen Quality Grade Classification; Assurance Organization;
3. Extent of Quality Assurance
5. Documentation
I. General; 2.
and Control; 4. Quality
Retention and Retrieval; 6. Quality Assurance
Program; 7. Coordination between Contractor and Owner. Pada item PJM BIS poin I di atas, secara umum pemasok
melakukan aktifitas
untuk menjamin mutu struktur, sistem dan komponen yang sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dalam bentuk kode, standard, spesifikasi, gambar, dan program uji.
Pada item PJM BIS poin 2: Quality Grade Classification,
diperingkat
oleh pemasok
konstruksi
yang
melaksanakannya;
EPCC berdasarkan
dilakukan
peringkat
keselamatan
meliputi:
rincian dan kebutuhan
tingkat kontrol in-proses dan hold-point;
di mana semua perangkat dan keandalan.
kualifikasi
personal
untuk perencanan
inspeksi;
aktifitas
yang
akan
tingkat telusur;
rekaman dan sampel yangdiperingkat
harus
mendapat persetujuan dari owner. Pada poin 3 QAP BIS, Extent of Quality Assurance and Control, Eksten dari QA dan QC ditetapkan oleh pemasok EPCC terhadap perangkat yang berhubungan
dengan klasifikasi pemeringkatan
Assurance Organization, PJM.
Pemasok
kontraktomya. departemen Otoritas
di atas
Selanjutnya pada poin 4. Quality
pemasok EPCC menetapkan organisasi yang akan melaksanakan
EPCC
memberikan
rincian
informasi
mengenai
organisasi
sub-
Departemen QA/JM pada organisasi pemasok adalah independen terhadap EPCC yang lain yaitu enjineering,
dan
Documentation
tugas
pada
Retention
personal and
disain, manufakturing
yang
diberikan
pemasok
Retrieval,
pemasok
EPCC
EPCC
memiliki
dan konstruksi. harus jelas.
tanggung-jawab
penanganan semua rekaman dokumen, termasuk dokumen inspeksi, dokumen dan sertifikat
uji material
dari semua sub-kontraktor
EPCe.
Semua
5.
laporan uji
dokumen
dan
spesifikasi perangkat yang berhubungan dengan keselamatan nuklir harus disampaikan ke owner untuk mendapatkan
komen dan persetujuan.
202
Pemasok EPCC akan menyediakan
ISSN 1693-3346
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007
sistem fail semua dokumen. Quality Assurance Program/PJM. bahwa pemasok EPC menyampaikan semua implementasi
QA
Di dalam BIS diisyaratkan
program QA/QC pada owner, dan owner mensurvei
yang telah dinyatakan
dalam
kontrak.
Rincian
skedul di
workshop yang penting harus disaksikan oleh owner. Selanjutnya dalam BIS dinyatakan, bahwa
pemasok
EPCC
harus
menyampaikan
ke owner
sebanyak
3 kopi sertifikat
perangkat nuklir. Hasil uji harus mendapatkan persetujuan owner paling lambat satu bulan setelah penguj ian. Agar hasil konstruksi
sesuai dengan perencanaan
pengendalian
disain.
Pengendalian
disain
pengendalian
terhadap
dihasilkannya
spesifikasi item (output disain)
yang
maka dilakukan
dijelaskan
dalam
proses disain, yaitu dari mulai pemilihan
manaJemen
BIS
meliputi
input disain sampai
EPCC yang diinginkan oleh pihak owner.
Pemasok EPCC harus membuktikan bahwa setiap tahap proses disain dilakukan tindakan PJM BIS yang meliputi persipan, evaluasi pemasok, penetapan kontrak,
kontrak, persetujuan pengendalian
pemberitahuan
saling-pengertian,
ketidak-sesuaian,
seleksi awal pemasok, evaluasi,
kaji-ulang
dan pengesahan,
inspeksi penerimaan,
barang untuk dikonstruksikan
sistem identifikasi; dan pengesahan; berdasarkan
IAEA
informasi disain meliputi:
status identifikasi penerbitan, 8)
metode pengecekan;
levels;
arrangements; Supplier
Suppliers
and security;
Review of supplierlsubsupplier;
monitoring;
Handover/transfer
simbol standar;
persyaratan untuk cek-ulang Sedangkan dokumen level-2
Site contract startup meeting;
site safety
Soil and concrete
of responsibilitie;
Review
Queries
of contract
Confirmation of
of supplier
Instruction to supplier;
sampling;
(Lihat
proses untuk persiapan,
konstruksi adalah: Receipt and registration
document; - Site contract review meeting; inspection
7),
standar gambar;
distribusi dan penyimpanan.
mengenai
kendali rekaman sampai
sebagai langkah terakhir paket EPCe.
Lampiran 1). Berdasarkan IAEA Safety Series mengenai disain modifikasi dan pengendalian
eksekusi
control
Progress meeting;
and changes
to design;
Emergency preparedness (for sites in close proximity
to operational plant); Housekeeping during construction. Sedangkan dokumen level-2 yang tercantum dalam PJM BIS harus memuat: input disain; analisa persyaratan disain; model disain; cek-ulang validasi
disain; verifikasi
disain; kalkulasi
alternatif;
disain; kontrol perubahan' disain; output disain.
203
kualifikasi
Semua dokumen
pengetesan; enjinering
ISSN 1693-3346
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007
tersebut terisi subjek yang meliputi originator, review, dan aproval berikut tanggal, nomor dan revisi terhadap dokumen enjinering. Pada
saat pemasangan
perbenturan
item prokurmen
pada saat konstruksi,
interface antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga progres harus
dipantau personal Jaminan Mutu untuk menghindarkan
adanya kerugian. Akibat ketidak-
mampuan pemasok dapat pula ditemukan fakta adanya terdahulu.
Namun
kesalahan
perencana)
ada
juga penyimpangan
(FCR)
penyimpangan
yang tidak terhindarkan
jenis penyimpangan
yang dibenarkan,
subtansi dan perubahan inipun harus mengisi formulir
dan non conformance
persetujuannya
terhadap
disain
(bukan karena
yaitu akibat situasi dan kondisi lapangan maupun akibat interfes
antar divisi, yang merupakan mengubah
sering terjadi
report (NCR)
sebagai pertanggungjawaban.
sehingga
semua
sepanjang
tidak
field change request pihak membubuhkan
Namun apabila penyimpangan
terjadi juga,
maka harus dilakukan analisa disain karena terjadinya perubahan yang mendasar dalam persyaratan
disain. Analisa disain dilakukan untuk menjamin bahwa disain tersebut telah
memenuhi
persyaratan
digunakan.
Lalu dilakukan verifikasi dan validasi yang meliputi disain keseluruhan untuk
mengetahui menjawab
seperti
dan memperbaiki
yang
dicantumkan
segal a akibat penyimpangan
apakah terjadi keterpengaruhan
untuk membuktikan
dalam
code
dan
standard
yang
disain yang terjadi, untuk
dalam fungsi penggunaannya,
dan dievaluasi
unjuk kerja keselamatannya termasuk aspek-aspek keselamatan nuklir
dan lingkungan, .
204
ISSN 1693-3346
Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007
KESIMPULAN 1. Dengan diterapkannya
PJM yang berbasis PP No.43/2006
ini maka akan diperoleh
lisensi dari regulator yaitu Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) juga merupakan deklarasi
bahwa proyek PLTN Indonesia ini terbuka terhadap
standar maupun code yang direkomendasikan
peraturan-peraturan,
IAEA.
2. PJM BIS dapat memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah dilaksanakan dan memastikan
bahwa studi, evaluasi, dan analisis untuk keselamatan
secara tepat, dilaksanakan
secara benar sehingga dapat menjadi acuan bagi pengambil keputusan. 3. BIS akan menjadi bagian dari dokumen tender. Salah dalam membuat spesifikasi, dan bill of quantity procurement akan berdampak pad a biaya dan jadwal. Oleh karena itu, dalam membuat
BIS harus dilakukan
dengan high prudencual
(kehati-hatian
yang
tinggi) untuk mempertinggi keberterimaan publik (public acceptance). 4. Bila sistem mutu diterapkan sejak awal pembuatan BIS, maka penyimpangan yang terjadi dapat terdeteksi secara dini (early warning detection).
apapun
Sehingga semua
kegiatan mutu dapat direkam sejak awal dan apabila diperlukan akan segera dilakukan tindak perbaikan (corrective action).
PUST AKA 1. Technical Plants,
Report Series, No. 275:
Bid Invitation Specification
for Nuclear Power
IAEA, 1987.
2. Safety Guide No. GS-G-4.1, Format and Content of the Safety Analysis Report for Nuclear Power Plants, IAEA, 2004. 3.
SOETRISNANTO
Y, ARNOLD,
"Program
Persiapan
Pembangunan
PLTN
Indonesia", Seminar Transfer Teknologi, 21 Juli 2005, BAT AN, Jakarta. 4. Idem 1. 5. BIS (Bid Invitation Specification) NEWJEC-BATAN 6. IAEA-50-SG-DI:
1996.
"Safety function and component classification for BWR, PWR and
PTR", Wina, 1979. 7. IAEA, Safety Series SG-QIO (In Design), Vienna 1996. 8. IAEA, Safety Series SG-Qll
(In Construction), Vienna 1996.
205
di
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007
Lampiran
ISSN 1693-3346
1
Proses uotuk Evaluasi Pemasok EPCC (Enginering, Procurement, eomissioning)
Construction,
Seleksi Pemasok EPee
Evaluasi Pemasok EPee
Verifikasi Pemasok EPee
PM = Project Management KMK= Konsultan Manajemen Konstruksi
206