www.vespacross.com
REGULASI BALAP
DISUSUN BERSAMA
Kelas-kelas Utama yang dilombakan untuk Kejuaraan Balap Skuter khusus VESPA CROSS di Indonesia atau disebut juga VESPA OFF ROAD / VESPA TRAIL 1. Kelas Standar (2T) , disingkat : S 2. Kelas Tune up (2T), disingkat : TU 3. Kelas FFA (2T), disingkat : FFA
Page 1 of 1
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
NO ROAD NO PROBLEM e-mail :
[email protected] twitter/IG : vespacross
1. PENDAHULUAN Peraturan-Peraturan berikut ini, merupakan lampiran dan atau tambahan / pelengkap dari Peraturan Dasar Olahraga balap off road skuter khusus Vespa, atau disebut juga Vespa Cross, berikut Lampiranlampiran lain yang terkait guna penyelenggaraan dan pelaksanaan kejuaraan Vespa Cross di Indonesia. (*) kegiatan balap skuter tingkat Internasional, mengikuti regulasi Internasional. 2. PRINSIP DASAR Peraturan-peraturan Perlombaan beserta Peraturan-peraturan lain, termasuk Peraturan Dasar Olahraga Nasional dan Lampiran-lampirannya yang terkait, mohon agar dapat diikuti oleh semua pihak yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan balap skuter khusus Vespa, baik Panitia Penyelenggara, Panitia Pelaksana maupun Peserta. (*)Lihat pasal 80.1 tentang Peraturan Dasar Nasional. 3. KELAS-KELAS UTAMA VESPA CROSS Kelas-kelas Utama yang dilombakan untuk Kejuaraan Vespa Cross di Indonesia : a. Kelas Standar (2T) , disingkat : S b. Kelas Tune Up (2T), disingkat : TU c. Kelas FFA (2T), disingkat : FFA Adapun kelas-kelas lain yang belum tercantum dalam pembahasan, dikategorikan sebagai Kelas Pendukung / Supporting Class 4. SPESIFIKASI TEKNIS SKUTER Spesifikasi teknis untuk masing-masing skuter khusus Vespa, harus sesuai dengan ketentuanketentuan yang tercantum dalam Peraturan yang merupakan pengembangan dari penggunaan regulasi balap Vespa tahun 2011 hingga 2015, sebagai berikut :
-2/2-
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
KELAS STANDAR 2T Bagian
Sub Bagian
Body
Kemudi / Stang 01. Diperkenankan memodifikasi stang tetapi wajib menggunakan standar rancang Vespa 02. Diperkenankan memodifikasi sistem mekanik putaran gas (penggunaan gas spontan) Body Skuter 03. Dilarang menggunakan skuter Vespa jenis rangka kecil / small frame 04. Disarankan memasang plang besi untuk memperkokoh body dengan dibaut atau dilas dan dilapisi busa pelindung (lihat gambar) serta diperkenankan melubangi body bagian depan 05. Diwajibkan melepas atau memodifikasi spakbor depan untuk tujuan safety dan keleluasaan, tidak mengganggu / merusak putaran roda depan akibat tanah / lumpur / batu (lihat gambar)
06. 07. 08. 09. 10. 11.
Diperkenankan membobok atau melepas box samping (kiri dan kanan) Diwajibkan melepas seluruh lampu Diperkenankan menggunakan injakan kaki / footstep tambahan Diperkenankan memodifikasi posisi pedal rem belakang Diperkenankan menggunakan segala jenis jok Diwajibkan melepas seluruh material yang tidak berhubungan dengan sistem keamanan kendaraan atau suspensi atau mesin yang berbentuk plastik atau kaca yang melekat di body 12. Diwajibkan melepas material yang (oleh pihak panitia penyelenggara) dianggap membahayakan pembalap atau peserta lain
-3/3-
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
13. Diperkenankan menggunakan segala jenis fork depan, tetapi harus menggunakan standar rancang vespa (kaki 2 atau kaki 3) Suspensi 14. Diperkenankan melakukan modifikasi rem depan & belakang selama bertujuan untuk dan meningkatkan kemampuan pengereman & tidak membahayakan pembalap atau peserta lain. Rem
15. Diperkenankan modifikasi rem menjadi rem cakram (disk brake) pada roda depan dan belakang. 16. Diperkenankan menggunakan segala jenis material kanvas rem 17. Diperkenankan menggunakan segala jenis produk shock absorber (depan dan belakang) selama sesuai standar rancang Vespa 18. Dilarang menggunakan shock absorber dengan tabung eksternal 19. Diperkenankan menggunakan segala jenis material dan bentuk velg dengan batas diameter velg maksimal 10” 20. Diwajibkan menggunakan ban ukuran 10” disarankan menggunakan ban khusus off road
Mesin
Block 21. Diperkenankan menggunakan segala jenis block selama memiliki maksimal 3 lubang port sesuai standar rancang Vespa 150cc dan diperkenankan memperbesar ukuran lubang 22. Dilarang menggunakan block 5 port dan block 3 port hasil ubahan dari block 5 port 23. Diwajibkan menggunakan kruk as standar rancang Vespa, diperkenankan memodifikasi bentuk dan ukuran serta panjang stroke dengan batas maksimal 180cc 24. Kapasitas silinder maksimal 180 cc 25. Diperkenankan melakukan modifikasi untuk material, bentuk dan ukuran dari stang seher Piston 26. Diwajibkan menggunakan piston standar rancang Vespa (dengan 3 lubang), diperkenankan memodifikasi tetapi dilarang menggunakan material alumunium 27. Ukuran piston maksimum 12M atau diameter 60,2 mm Head 28. Diperkenankan memodifikasi head seperti memperkecil ruang bakar. Dilarang mengubah posisi lubang busi diluar standar rancang Vespa 29. Diperkenankan memperbesar lubang hisap Transmisi 30. Diperkenankan menggunakan segala jenis gear dengan batas maksimal 4 speed 31. Perbandingan gigi / gear ratio bebas, tetapi wajib menggunakan standar rancang Vespa. 32. Dilarang membubut atau melubangi rumah plat kopling untuk tujuan mengurangi beban., diwajibkan menggunakan rumah plat kopling sesuai standar rancang Vespa 33. Diperkenankan memodifikasi per plat kopling 34. Diwajibkan menggunakan plat kopling sesuai rancang standar Vespa, dilarang menggunakan produk after market khusus kompetisi 35. Dilarang menggunakan plat kopling berbahan dasar veramic / produk khusus kompetisi Pengapian 36. Diperkenankan memodifikasi dan mnggunakan kipas pendingin brand Bajaj selama sesuai standar rancang Vespa 37. Dilarang mengurangi beban kipas magnet dengan cara apapun 38. Dilarang menggunakan kipas berbahan dasar plastik 39. Diwajibkan memasang besi penutup kipas (safety) 40. Diwajibkan menggunakan sistem pengapian sesuai standar rancang Vespa (sistem AC) 41. Diperkenankan menggunakan pengapian Platina maupun CDI 42. Dilarang memodifikasi spul dengan cara apapun, diwajibkan standar rancang Vespa 43. Diperkenankan melepas spul magnet lampu 44. Diwajibkan menggunakan plat tatakan spul magnet sesuai standar rancang Vespa
-4/4-
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
Mesin
45. 46. 47. 48.
Diperkenankan Diperkenankan Diperkenankan Diperkenankan
menggunakan segala jenis koil menggunakan segala jenis busi menggunakan segala jenis bahan dan material untuk kabel busi menggunakan segala jenis bahan dan material untuk kabel listrik
Karburator 49. Diwajibkan menggunakan karburator produk standar rancang Vespa maksimal 20/20 50. Diperkenankan memodifikasi karburator dengan diameter ventury maksimal 20 mm 51. Diperkenankan melepas saringan karburator 52. Diperkenankan memodifikasi tutup karburator dan diwajibkan selalu terpasang 53. Dilarang menggunakan intake tambahan 54. Dilarang menggunakan katup buluh Knalpot 55. Diwajibkan menggunakan knalpot sesuai standar rancang Vespa 56. Diperkenankan menggunakan knalpot after market (wajib produk lokal Indonesia) selama bentuk luarnya sesuai standar rancang Vespa 57. Diperkenankan memodifikasi bagian dalam knalpot 58. Diperkenankan menambah, memperpanjang atau memperbesar pipa pembuangan knalpot
NO ROAD NO PROBLEM e-mail :
[email protected] twitter/IG : vespacross www.vespacross.com
-5/5-
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
KELAS TUNE UP 2T Bagian
Sub Bagian
Body
Kemudi / Stang 01. Diperkenankan memodifikasi stang tetapi wajib menggunakan standar rancang Vespa 02. Diperkenankan memodifikasi sistem mekanik putaran gas (penggunaan gas spontan) Body Skuter 03. Dilarang menggunakan skuter Vespa jenis rangka kecil / small frame 04. Disarankan memasang plang besi untuk memperkokoh body dengan dibaut atau dilas dan dilapisi busa pelindung (lihat gambar) serta diperkenankan melubangi body bagian depan 05. Diwajibkan melepas atau memodifikasi spakbor depan untuk tujuan safety dan keleluasaan, tidak mengganggu / merusak putaran roda depan akibat tanah / lumpur / batu (lihat gambar)
06. 07. 08. 09. 10. 11.
Diperkenankan membobok atau melepas box samping (kiri dan kanan) Diwajibkan melepas seluruh lampu Diperkenankan menggunakan injakan kaki / footstep tambahan Diperkenankan memodifikasi posisi pedal rem belakang Diperkenankan menggunakan segala jenis jok Diwajibkan melepas seluruh material yang tidak berhubungan dengan sistem keamanan kendaraan atau suspensi atau mesin yang berbentuk plastik atau kaca yang melekat di body 12. Diwajibkan melepas material yang (oleh pihak panitia penyelenggara) dianggap membahayakan pembalap atau peserta lain
-6/6-
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
13. Diperkenankan menggunakan segala jenis fork depan, tetapi harus menggunakan standar rancang vespa (kaki 2 atau kaki 3) Suspensi 14. Diperkenankan melakukan modifikasi rem depan & belakang selama bertujuan untuk dan meningkatkan kemampuan pengereman & tidak membahayakan pembalap atau peserta lain. Rem
15. Diperkenankan memodifikasi rem menjadi rem cakram (disk brake) pada roda depan dan belakang. 16. Diperkenankan menggunakan segala jenis material kanvas rem 17. Diperkenankan menggunakan segala jenis produk shock absorber (depan dan belakang) selama sesuai standar rancang Vespa 18. Dilarang menggunakan shock absorber dengan tabung eksternal 19. Diperkenankan menggunakan segala jenis material dan bentuk velg dengan batas diameter velg maksimal 10” 21. Diwajibkan menggunakan ban ukuran 10” disarankan menggunakan ban khusus off road
Mesin
Block 21. Diperkenankan menggunakan segala jenis block selama memiliki maksimal 3 lubang port sesuai standar rancang Vespa 150cc dan diperkenankan memperbesar ukuran lubang 22. Dilarang menggunakan block 5 port dan block 3 port hasil ubahan dari block 5 port 23. Diwajibkan menggunakan kruk as standar rancang Vespa, diperkenankan memodifikasi bentuk, material dan ukuran 24. Diperkenankan melakukan modifikasi untuk material, bentuk dan ukuran dari stang seher Piston 25. Diperkenankan memodifikasi dan menggunakan segala jenis material piston 26. Ukuran piston maksimum 12M atau diameter 60,2 mm Head 27. Diperkenankan memodifikasi head seperti memperkecil ruang bakar, mengubah sudut mangkok head dan mengubah posisi lubang busi diluar standar rancang Vespa 28. Diperkenankan memperbesar lubang hisap Transmisi 29. Diperkenankan menggunakan segala jenis gear box dengan batas maksimal 5 speed 30. Perbandingan gigi / gear ratio bebas, tetapi wajib menggunakan standar rancang Vespa. 31. Diperkenankan memodifikasi rumah plat kopling 32. Diperkenankan memodifikasi per plat kopling 33. Diwajibkan menggunakan plat kopling sesuai rancang standar Vespa, diperkenankan memodifikasi 34. Dilarang menggunakan plat kopling berbahan dasar veramic / produk khusus kompetisi Pengapian 35. Diperkenankan memodifikasi dan mnggunakan kipas pendingin brand Bajaj selama sesuai standar rancang Vespa 36. Dilarang menggunakan kipas produk after market khusus kompetisi 37. Dilarang menggunakan kipas berbahan dasar plastik (safety) 38. Diwajibkan memasang besi penutup kipas (safety) 39. Diwajibkan menggunakan sistem pengapian sesuai standar rancang Vespa (sistem AC) 40. Diperkenankan menggunakan pengapian Platina maupun CDI 41. Diperkenankan memodifikasi Platina maupun CDI diluar standar rancang Vespa 42. Diperkenankan memodifikasi magnet 43. Diperkenankan memodifikasi spul magnet 44. Diperkenankan memodifikasi plat tatakan spul magnet 45. Diperkenankan menggunakan segala jenis koil 46. Diperkenankan menggunakan segala jenis busi
-7/7-
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
47. Diperkenankan menggunakan segala jenis bahan dan material untuk kabel busi 48. Diperkenankan menggunakan segala jenis bahan dan material untuk kabel listrik
Mesin
Karburator 49. Diwajibkan menggunakan karburator produk standar rancang Vespa maksimal 26/26 50. Diperkenankan memodifikasi karburator dengan diameter ventury maksimal 26 mm 51. Dilarang memperbesar diameter ventury lebih dari 26 mm 52. Diperkenankan menggunakan intake tambahan 53. Diperkenankan menggunakan katup buluh Knalpot 54. Diperkenankan menggunakan segala jenis knalpot
NO ROAD NO PROBLEM e-mail :
[email protected] twitter/IG : vespacross www.vespacross.com
-8/8-
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
KELAS FFA 2T Bagian
Sub Bagian
Body
Kemudi / Stang 01. Diperkenankan memodifikasi stang tetapi wajib menggunakan standar rancang Vespa 02. Diperkenankan memodifikasi sistem mekanik putaran gas (penggunaan gas spontan) Body Skuter 03. Diperkenankan menggunakan segala jenis frame Vespa 04. Disarankan memasang plang besi untuk memperkokoh body dengan dibaut atau dilas dan dilapisi busa pelindung (lihat gambar) serta diperkenankan melubangi body bagian depan 05. Diwajibkan melepas atau memodifikasi spakbor depan untuk tujuan safety dan keleluasaan, tidak mengganggu / merusak putaran roda depan akibat tanah / lumpur / batu (lihat gambar)
06. 07. 08. 09. 10. 11. 12.
Diperkenankan membobok atau melepas box samping (kiri dan kanan) Diwajibkan melepas seluruh lampu Diperkenankan menggunakan injakan kaki / footstep tambahan Diperkenankan memodifikasi posisi pedal rem belakang Diperkenankan menggunakan segala jenis jok Diperkenankan memasang spoiler bagian bawah dan wajib berbahan plastik atau logam Diwajibkan melepas seluruh material yang tidak berhubungan dengan sistem keamanan kendaraan atau suspensi atau mesin yang berbentuk plastik atau kaca yang melekat di body 13. Diwajibkan melepas material yang (oleh pihak panitia penyelenggara) dianggap membahayakan pembalap atau peserta lain
-9/9-
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
14. Diperkenankan menggunakan segala jenis fork depan
Suspensi 15. Diperkenankan melakukan modifikasi rem depan & belakang selama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengereman & tidak membahayakan pembalap atau peserta lain. dan 16. Diperkenankan memodifikasi rem menjadi rem cakram (disk brake) pada roda depan dan Rem
belakang. 17. Diperkenankan menggunakan segala jenis material kanvas rem 18. Diperkenankan menggunakan segala jenis shock absorber 19. Diperkenankan menggunakan segala jenis material dan bentuk velg dengan batas diameter velg maksimal 10” 20. Diwajibkan menggunakan ban ukuran 10” khusus off road
Mesin
Block 21. Diperkenankan menggunakan segala jenis block (bebas) 22. Diperkenankan menggunakan segala jenis, bentuk, material dan ukuran kruk as (bebas) 23. Diperkenankan menggunakan segala jenis, bentuk, material dan ukuran stang seher (bebas) Piston 24. Diperkenankan menggunakan segala bentuk, material dan ukuran material piston (bebas) 25. Kapasitas silinder maksimal 250 cc (safety) Head 26. Diperkenankan menggunakan segala jenis, bentuk, material dan ukuran head (bebas) Transmisi 26. Diperkenankan menggunakan segala jenis, bentuk, material dan ukuran gear box (bebas) Pengapian 27. Diperkenankan menggunakan segala jenis, bentuk, material dan ukuran kipas pendingin 28. Dilarang menggunakan kipas berbahan dasar plastik (safety) 29. Diwajibkan memasang besi penutup kipas (safety) 30. Diperkenankan menggunakan segala jenis, bentuk, material dan ukuran sistem pengapian Karburator 31. Diperkenankan menggunakan segala produk maksimal 36/36 32. Diperkenankan memodifikasi karburator dengan diameter ventury maksimal 36 mm 33. Dilarang memperbesar diameter ventury lebih dari 36 mm (safety) 34. Diperkenankan menggunakan intake tambahan 35. Diperkenankan menggunakan katup buluh Knalpot 36. Diperkenankan menggunakan segala jenis knalpot
- 10 / 10 -
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
5. SIRKUIT 5.1. Perlombaan skuter harus dilaksanakan di sirkuit yang memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan telah diakui / disahkan atau dinyatakan layak oleh PP IMI atau Pengda IMI sesuai dengan tingkat perlombaan tersebut. 5.2. Pengecualian terhadap peraturan tersebut diatas, dapat diberikan sepanjang menyangkut panjang lintasan balap dan atau infrastruktur pendukung misalnya paddock, pit dan lain-lain selama tidak berpengaruh terhadap keselamatan dan keamanan bagi semua pihak yang berada di arena balap. 5.3. Untuk keselamatan diupayakan agar melengkapi lintasan balap dengan pembatas pengaman yang berfungsi sebagai pagar antara arena balap dan penonton dengan menggunakan bahan yang aman bagi pembalap.
6. PANITIA PELAKSANA Susunan, anggota dan pengangkatan Panitia Pelaksana diatur sebagaimana tercantum dalam pasal 40, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional. Diusahakan agar panitia pelaksana balap skuter khusus Vespa melibatkan minimal 3 orang mekanik khusus Vespa atau mekanik yang mengerti standar mesin Vespa, dan melibatkan sekurang kurang nya 2 daerah propinsi (asal domisili mekanik)
7. PEMBALAP 7.1. Lisensi / KIS (Kartu Izin Start) Para Pembalap yang mengikuti perlombaan, harus memiliki Kartu Ijin Start yang sesuai dengan cabang Olahraga Perlombaan tersebut (lihat pasal : 90, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional). Jika balapan skuter Vespa merupakan balap internal Vespa (tidak diikuti oleh peserta balap skuter lainnya dari merek yang berbeda), dan sifatnya adalah eksebisi (atau pertandingan internal persahabatan antara sesama penggemar Vespa), maka Izin Start dikeluarkan khusus oleh penyelenggara dengan tetap mengacu kepada persyaratan IMI atau persyaratan lainnya yang tercantum pada buku ini, dengan tetap memperhatikan hal yang sifatnya untuk keselamatan pembalap, dan penonton. 7.2. Jumlah Jumlah Pembalap yang diperkenankan mengikuti suatu kelas, ditentukan dan dicantumkan dalam Peraturan Pelengkap Perlombaan. Satu kelas, harus diikuti oleh setidak-tidaknya 10 (sepuluh) orang Pembalap. Apabila jumlah pembalap yang mengikuti suatu kelas kurang dari 10 (sepuluh) orang, maka lomba kelas tersebut digabungkan dengan kelas yang diatasnya (atau atas persetujuan minimal 3 orang pembalap dari kelas yang dibawahnya atau berdasarkan keputusan dari pimpinan perlombaan). Jika peserta kurang dari 10 (sepuluh) starter, maka hadiah baik piala maupun uang akan diputuskan oleh pimpinan perlombaan. 7.3. Prioritas Penerima Pendaftaran Penerimaan pendaftaran untuk mengikuti nomor-nomor utama, diutamakan secara berturut kepada Pembalap atau Pembalap-Pembalap yang : - 11 / 11 -
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
a. Masuk dalam peringkat atau posisi 1 s/d 5 dalam Kejuaraan Regional dan Kejurda pada tahun 2013-2014 atau tercantum dalam Daftar Peringkat Nasional atau Daftar Peringkat Daerah pada balap skuter di kelas lainnya diluar balap skuter khusus Vespa. b. Kepada para Pembalap tersebut di atas, diberikan Nomor Start yang tetap, sesuai dengan nomor urut peringkatnya atau berdasarkan pesanan dari peserta, dan wajib mengajukan minimal 1 bulan sebelum acara balap dimulai dengan disertai pelunasan biaya pendaftaran. c. Nomor-nomor start tersebut, tidak boleh diberikan kepada/dipakai oleh Pembalap lain yang belum mendapatkan peringkat, baik di kejuaraan balap skuter khusus Vespa atau balap skuter lainnya diluar Vespa. d. Telah mendapat atau memiliki nilai dalam Kejurnas atau Kejurda pada tahun yang sama. Namanya tercantum dalam Daftar Peringkat Sementara Nasional atau Daerah pada tahun yang sama. 7.4. Daftar Peringkat 7.4.1. Nasional Setiap tahun akan dikeluarkan Daftar Peringkat Nasional, berdasarkan hasil/jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap tersebut dalam seri Kejurnas tahun sebelumnya. Daftar tersebut dapat dijadikan pedoman oleh Panitia Penyelenggara dalam menerima pendaftaran dan menentukan Nomor Start para Pembalap yang mengikuti perlombaan yang diselenggarakan 7.4.2. Daerah Daftar Peringkat Daerah disusun dan dikeluarkan oleh daerah masing masing, berdasarkan hasil/jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap dalam seri Kejurda pada tahun sebelumnya. Daftar tersebut dapat menjadi pedoman Panitia Penyelenggara, dalam menentukan prioritas penerimaan pendaftaran dan penentuan Nomor Start Pembalap-Pembalap tersebut dalam perlombaan yang diselenggarakan Daftar Peringkat Daerah dapat dikirim juga ke perkumpulan Vespa, IVI dan PP. IMI, sebagai data dan peringkat sementara, sampai ada balap regular khusus Vespa. 7.4.3. Perubahan Daftar Peringkat PP. IMI atau Pengda IMI, berhak untuk mengadakan perubahan atau perubahan-perubahan pada Daftar Peringkat yang dikeluarkannya. Perubahan-perubahan tersebut beserta tanggal mulai berlakunya, harus segera diumumkan.
7.5. Kategori Pembalap Pembalap road race dibagi menjadi 3 (tiga) kategori sebagai berikut : Seeded Pemula + (pemula plus) Pemula Daftar Pembalap untuk masing-masing kategori ditentukan dan dikeluarkan oleh PP IMI. Daftar tersebut harus menjadi pedoman untuk menentukan kelas/nomor lomba yang diijinkan untuk diikuti oleh seorang pembalap. Adapun kelas / nomor lomba tersebut adalah sebagai berikut :
- 12 / 12 -
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
Kategori / Kelas Definisi
Kelas Hore / Eksibisi S (Standar) T (Tune Up) FFA (Bebas)
SEEDED Pernah menjadi juara dalam kejuaraan balap skuter khusus Vespa atau kejuaraan motor lainnya)
PEMULA ++ Pernah / sedang mengikuti kejuaraan balap skuter khusus Vespa atau kejuaraan motor lainnya, sudah pernah menang dalam perlombaan
PEMULA Pernah mengikuti balap motor atau mengikuti kejuaraan balap skuter khusus Vespa atau kejuaraan motor lainnya dan belum pernah menang
Boleh Ikut Boleh Ikut Boleh Ikut
Boleh Ikut Boleh Ikut Boleh Ikut
Boleh Ikut Boleh Ikut
CATATAN : Setiap pembalap kategori apapun, hanya diijinkan untuk mengikuti sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kelas termasuk kelas/nomor pendukung yang diperuntukkan bagi kategori pembalap yang bersangkutan. (hal ini tidak berlaku pada kondisi peserta minim dimana kelas tertentu hanya diikuti oleh kurang dari 5 peserta. Bertujuan untuk : a. Keamanan dan Keselamatan (Safety) pembalap (kondisi dehidrasi akibat kelelahan) b. Agar tidak terjadi monopoli kejuaraan Pembalap yang diperbolehkan mengikuti lomba (start) kelas-kelas yang dilaksanakan di sirkuit permanen adalah mereka yang catatan waktu terbaiknya dalam latihan kualifikasi (QTT), tidak melampaui batas yang ditentukan yaitu 130% dari catatan waktu terbaik pembalap yang tercepat. Atau berdasarkan keputusan dari panitia penyelenggara balap skuter. Apabila peserta pada 1 kelas kurang banyak (tidak mencapai minimal 5 peserta, maka digunakan sistem balap skuter Vespa kelas campuran mengikuti kelas yang lebih tinggi, dimana kelas kelas yang dapat digabungkan adalah sebagai berikut : a. Kelas Standar (Kelas S) digabungkan dengan kelas Tune Up (Kelas T) b. Kelas Tune Up (Kelas T) digabungkan dengan Kelas FFA (Kelas Bebas) Tata cara pembagian hadiah a. Untuk starter dengan jumlah minimal 5 starter, hadiah uang (jika ada) hanya diberikan kepada juara 1 saja, dan hadiah piala diberikan kepada juara 1 sampai juara 3 b. Untuk starter dengan jumlah 6 sampai 15 starter, hadiah uang (jika ada) hanya diberikan kepada juara 1 sampai 3 saja, dan hadiah piala diberikan kepada juara 1 sampai juara 5 c. Untuk starter dengan jumlah 16 starter keatas, hadiah uang (jika ada) diberikan kepada juara 1 s/d 5 saja, dan hadiah piala diberikan kepada juara 1 sampai juara 5 Setiap pembalap hanya diijinkan mendaftar satu kali di kelas yang sama. 7.6. Kriteria Pembalap Seeded 1. Pembalap yang menduduki peringkat I, II, dan III dalam daftar peringkat Nasional / Regional / Lokal pada kelas S, kelas T atau kelas FFA di tahun 2013-2014. 2. Pembalap yang selama 2(dua) tahun menjadi masuk 5 besar pada kelas kelas S, kelas T atau kelas FFA, pada kegiatan tingkat Daerah, kegiatan balapan satu merek, kegiatan balap motor lainnya dan kelas Pendukung. 3. Pembalap yang selama 1(satu) tahun sebelumnya pernah menjadi juara minimal 1(satu) kali atau lebih pada kelas S, kelas T atau kelas FFA di tahun 2013-2014 pada kegiatan tingkat Nasional/ Regional. 4. Atas usulan dari IVI, atau usulan dari sekurang kurangnya 15 bengkel Vespa dari 2 propinsi, atau usulan dari Pengda IMI dan/atau usulan dari Komisi Balap Motor PP IMI Pusat. - 13 / 13 -
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
Catatan : Daftar Seeded Daerah berlaku secara Nasional. Pembalap kategori Seeded tidak dapat turun ke peringkat Pemula A dan kelas Hore. Pembalap kategori Seeded boleh mengikuti semua kelas (Kelas S, Kelas T dan Kelas FFA) 7.7. Kriteria Pembalap Pemula ++ 1. Pembalap Kategori Pemula ++, pada tahun 2014 telah berusia diatas 20 tahun. 2. Pembalap yang pernah mengikuti balap skuter Vespa atau balap motor lainnya, dan pernah menjuarai balap motor. 3. Atas usulan dari pimpinan perlombaan, atau usulan setiap Pengda IMI dan/atau usulan dari Komisi Balap Motor PP IMI. Catatan : Daftar Pemula ++ Daerah berlaku secara Nasional. Pembalap kategori Pemula A dapat mengikuti semua kelas yang dipertandingkan (tetapi tidak disarankan untuk mengikuti kelas FFA) 7.8. Kriteria Pembalap Pemula 1. Pembalap Kategori Pemula tahun 2014 berusia minimal 17 tahun s/d 20 tahun. Pembalap yang pada saat tahun 2014 berusia dibawah 17 tahun DILARANG IKUT SERTA tanpa persetujuan tertulis dari orang tua. 2. Pembalap yang tidak termasuk dalam Daftar Pembalap Seeded dan Pemula ++ 3. Pembalap yang belum pernah mengikuti kejuaraan balap skuter Vespa atau balap motor lainnya pada tahun 2014. Catatan : Daftar Pemula “B” Daerah berlaku secara Nasional Pembalap kategori Pemula “B” hanya dapat ikut di kelas S (Kelas Standar)
8. PEMERIKSAAN TEKNIK UNTUK PEMBALAP DAN KENDARAAN (SCRUTINEERING) 8.1. Pemeriksaan yang dilakukan sebelum acara latihan Dilakukan terhadap bagian luar dari skuter dan pembalap serta perlengkapan yang akan dikenakannya. Pemeriksaan skuter meliputi : a. Spesifikasi Teknis bagian luar kendaraan sesuai dengan daftar batasan kendaraan Vespa balap pada kategori masing masing (Kelas S, Kelas T dan Kelas FFA), sesuai daftar pada Bab 4 tentang SPESIFIKASI TEKNIK SEPEDA MOTOR b. Hal-hal yang menyangkut faktor pengamanan/keselamatan (safety) pada skuter yang menurut Panitia Penyelenggara dianggap dapat membahayakan peserta atau penonton, wajib diperiksa sebelum balapan berlangsung, dan wajib untuk dipatuhi oleh semua pembalap, meliputi :
- 14 / 14 -
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
Pakaian Balap Disarankan menggunakan Helmet standar FIA khusus untuk motocross dan wajib menggunakan pakaian khusus balap motocross, sesuai dengan standar FIA dan IMI, memiliki pelindung minimal pada bagian bahu, siku, tangan bagian bawah, punggung, pantat, dengkul, kaki bagian samping luar, yang sesuai dengan standar (safety) minimal balap motocross nasional.
Sepatu Balap Disarankan menggunakan sepatu yang menutupi sampai batas betis dan terbuat dari bahan yang tidak mudah sobek serta memiliki pengaman pada bagian tumit dan jari kaki, samping luar serta bagian depan sepatu, yang sesuai dengan standar minimal (safety) balap motocross nasional.
Sarung tangan khusus balap Disarankan menutupi 1/3 lengan, terbuat dari bahan yang tidak mudah sobek, menutupi seluruh jari, memiliki pelindung tambahan pada bagian luar jari, yang sesuai dengan standar minimal balap motor nasional.
- 15 / 15 -
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
Goggle
Helmet Disarankan menggunakan Helmet standar FIA dan wajib menggunakan jenis Full Face yang lengkap dengan pelindung mata / google dari bahan plastik atau sejenis (minimal standar SNI) yang sesuai dengan standar (safety) minimal balap motocross nasional. 8.2. Pemeriksaan yang dilakukan sebelum acara balap dimulai c. Pemeriksaan teknis kendaraan (Scrutineering kendaraan) diusahakan dapat dilaksanakan sebelum balapan berlangsung, terutama untuk pemeriksaan bagian luar skuter apakah telah sesuai atau tidak dengan peraturan Kelas yang diikuti (kecuali bagian dalamnya) dengan Ketentuan-ketentuan atau Peraturan yang ditentukan dan tercantum dalam Peraturan tentang Teknik dan Peraturan-peraturan lainnya, meliputi pemeriksaan body, pemeriksaan suspensi dan rem, pemeriksaan mesin bagian luar, termasuk Peraturan Pelengkap Perlombaan. 8.3. Pemeriksaan yang dilakukan selama acara balapan berlangsung d. Bagian Box samping kiri dan kanan jika lepas selama balapan berlangsung, maka kendaraanyang lepas Box nya, wajib untuk berhenti dan memasang kembali Box nya (sanksi diskualifikasi jika ada minimal 3 pembalap yang protes) e. Knalpot setelah lomba harus dalam keadaan utuh tidak boleh patah atau ada bagian yang hilang. Pelanggaran ini akan di kenakan sanksi diskualifikasi. f. Pihak panitia perlombaan, dapat melakukan pemeriksaan ulang menyeluruh terhadap semua aspek teknik, terhadap skuter Vespa, jika terjadinya kecelakaan, mencakup semua aspek keamanan dan keselamatan / safety serta sanksi scorsing. 8.4. Pemeriksaan yang dilakukan setelah acara balapan selesai g. Pemeriksaan bagian dalam mesin, wajib dilakukan oleh semua kendaraan peserta yang menjuarai perlombaan, dimana begitu peserta yang menjuarai perlumbaan menyentuh garis finish, wajib diarahkan oleh panitia ke area / zona pemeriksaan kendaraan, yang telah ditentukan oleh panitia . - 16 / 16 -
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
h. Jika ada salah satu peserta yang mencurigai terjadi kecurangan bagian dalam mesin, dan dianggap tidak sesuai dengan kelas yang diikuti, maka dapat melakukan protes ke Panitia minimal 1 jam sebelum acara pembagian piala berlangsung, dengan membayar biaya protes sesuai ketentuan yang berlaku dari pihak panitia penyelenggara atau jika oleh panitia, pelaksanaan pemeriksaan bagian dalam mesin diserahkan kepada pembalap yang bersangkutan, dapat dilakukan dengan menghadirkan saksi, sekurang kurangnya 3 orang perwakilan dari 3 bengkel yang berbeda, dan seluruh biaya pemeriksaan bagian dalam mesin (ditanggung oleh minimal 3 pihak yang protes) dengan nilai keseluruhan sebesar Rp. 1.500.000,- untuk kategori Vespa 2T dan Rp. 4.500.000,- untuk kategori Vespa 4T. i. Jika ternyata ternyata tidak ditemukan kecurangan, maka pihak yang protes wajib untuk membayar denda 2x dari biaya bongkar bagian dalam mesin dan mengganti seluruh material yang rusak pada saat pembongkaran bagian dalam mesin. j. Kendaraan pemenang perlombaan yang tidak bersedia diperiksa bagian dalam mesinnya, dapat dikanakan sanksi diskualifikasi / pembatalan kejuaraan, dan seberat beratnya sanksi skorsing dari panitia lomba. k. Pelaksanakan pemeriksaan (Scrutineering bagian dalam mesin), bagi pemenang lomba, dilakukan setelah lomba selesai meliputi semua spesifikasi teknik skuter tersebut, dan hanya dilakukan untuk bagian dalam mesin saja. (tidak diperbolehkan melakukan protes untuk bagian luar kendaraan seperti bagian body, suspensi atau hal lainnya yang dapat dilihat sebelum pertandingan dilakukan)
9. JADWAL LATIHAN DAN PENENTUAN POSISI Jadwal Latihan Kode Jam Waktu Maximal SC 240 menit / 4 jam SCP
30 menit
Brief Rest P1 P2 Rest QTT 1 Rest QTT 2 Rest QTT 3
30 menit 10 menit 30 menit 45 menit 45 menit 15 menit / balap QTT 5 lap 15 menit 15 menit / balap QTT 5 lap 15 menit 15 menit / balap QTT 5 lap
Kegiatan Scrutineering bagian luar kendaraan & pemeriksaan kelengkapan administrasi Pemeriksaan kelengkapan pembalap : Helmet, Pakaian, Sepatu, Sarung Tangan Briefing ke seluruh peserta : pembalap dan mekanik Istirahat Latihan kelas S Latihan kelas T dan kelas FFA Istirahat /disesuaikan dengan jadwal Shalat Dzuhur QTT Kelas S Istirahat QTT Kelas T Istirahat QTT Kelas FFA
Keseluruhan latihan termasuk Latihan Kualifikasi diselenggarakan disesuaikan dengan Peraturan Umum Balap Motor dan Peraturan Panitia Penyelenggara.
POSISI START PEMBALAP
Penentuan Posisi Start Pada babak Kualifikasi (QTT), maka posisi start ditentukan berdasarkan catatan waktu terbaik dicapai masing-masing Pembalap - 17 / 17 -
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
Apabila tidak dilakukan babak Kualifikasi / berdasarkan waktu tercepat Maka dapat dilakukan dengan cara start bersamaan untuk mencari grid position (QTT 5 lap) maka penentuan posisi start pada saat QTT 5 Lap, harus dilakukan dengan cara undian, dimana dipisahkan undian untuk pembalap kelas FFA (start pada row terdepan), Pemula A (start pada row tengah), Pemula B (start pada row belakang) Apabila tidak diadakan penentuan grid dengan cara waktu tercepat atau (QTT 5 lap) maka posisi start dapat ditentukan dengan cara : Sesuai Daftar Peringkat Nasional dan/atau Daftar Peringkat Daerah (posisi row terdepan) kemudian dilanjutkan dengan cara undian, dimana dipisahkan undian untuk pembalap Seeded (start pada row terdepan), Pemula A (start pada row tengah), Pemula B (start pada row belakang). Penentuan posisi start bagi Pembalap-Pembalap yang tidak masuk daftar tersebut dilakukan dengan cara diundi. Susunan Posisi Start. - Berdasarkan posisi grid pada sirkuit, jarak antara pembalap minimal 30cm – diukur dari bagian samping terluar body Vespa - Posisi Start disusun berjajar dengan jarak minimal 30cm – diukur dari bagian samping terluar body Vespa - Jika panjang sirkuit/ lintasan balap lebih dari > 400Meter, maka jumlah peserta dalam 1 kali balapan adalah 40 peserta - Jika panjang sirkuit / lintasan balap kurang dari < 400Meter, maka jumlah peserta dalam 1 kali balapan dibatasi hanya untuk 20 Peserta. - Posisi Start 1 (Pole Position) berada di sisi yang berlawanan dengan arah tikungan pertama.
Draft Jadwal Balapan Vespa Cross Kode WL1 RACE1
Rest WL2 RACE2
Rest WL3 RACE3
Rest SCE Piala 1 Piala 2 Piala 3
Jam Minimal 5 menit 1 Lap (2 menit) 30 Menit atau Jarak 10 Km atau Min 8 Lap (maks 10 Lap) 5 menit 5 menit 1 Lap (2 menit) 30 Menit atau Jarak 10Km atau Min 8 Lap (maks 10 Lap) 5 menit 5 menit 1 Lap (2 menit) 30 Menit atau Jarak 10 Km atau Min 8 Lap (maks 10 Lap) 30 menit 90 menit 10 menit 10 menit 10 menit
Kegiatan Persiapan kendaraan kelas S masuk ke sirkuit Warming Up Lap Balapan Kelas S
Istirahat Persiapan kendaraan kelas T masuk ke sirkuit Warming Up Lap Kelas T Balapan Kelas T
Istirahat Persiapan kendaraan kelas FFA masuk ke sirkuit Warming Up Lap Kelas FFA Balapan Kelas FFA
Istirahat Scrutineering bagian dalam mesin (khusus pemenang perlombaan) Pembagian piala Kelas S Pembagian piala Kelas T Pembagian piala Kelas FFA - 18 / 18 -
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
11. SISTEM PERLOMBAAN Dengan mempertimbangkan jumlah Pembalap yang mengikuti perlombaan serta panjang dan lebar jalur balap, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan aspek Safety, maka perlombaan dapat dilaksanakan dengan sistem-sistem sebagai berikut : 11.1. Sistem Nilai / Point System Para pembalap yang menyelesaikan tiap race (finisher), memperoleh nilai sesuai dengan ketentuan yang berlaku (lihat pasal 17 Peraturan Umum Balap Sepeda Motor). Urutan pemenang perlombaan yang mempergunakan sistem ini, ditentukan oleh jumlah nilai yang diperoleh masing-masing pembalap pada kelas yang diikuti. Apabila terdapat lebih dari seorang Pembalap yang memperoleh nilai sama, maka urutan / peringkatnya ditentukan sesuai peraturan yang berlaku (lihat pasal 17 Peraturan Umum Balap Motor Indonesia). Dimana pembalap yang mengikuti kejuaraan seri yang diselenggarakan oleh VespaCross.Com, wajib mengikuti seluruh seri kejuaraan atau berdasarkan keputusan panitia penyelenggara. 11.2. Sistem Penyisihan Dilakukan khusus untuk balapan yang satu kelasnya diikuti lebih dari 30 peserta. Dalam sistem ini perlombaan dibagi menjadi Babak Penyisihan dan Babak Final. Pembalap yang mengikuti perlombaan ini dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti Babak Penyisihan. 11.2.1 Babak Penyisihan Dilakukan secara kelompok demi kelompok. Pembalap seeded berhak langsung mengikuti Babak Final, tanpa melalui babak penyisihan. Jumlah Pembalap yang berhak mengikuti Babak Final, ditentukan berdasarkan urutan finish pada saat babak penyisihan. Peserta yang mengikuti babak penyisihan diumumkan pada saat Briefing Peserta. 11.2.2 Babak Final Jumlah Pembalap yang berhak mengikuti ke Babak Final, ditentukan dan tercantum dalam Peraturan Pelengkap. Tenggang waktu (interval) antara start Babak Final dengan start Babak Penyisihan, setidak-tidaknya 20 menit. 12. START Dilakukan dalam keadaan mesin hidup/menyala. Tata cara start tercantum dalam pasal 7.1.1. Peraturan Umum Balap Motor. Untuk start dengan jumlah peserta diatas 25 peserta, untuk faktor keamanan, maka start dilakukan dengan cara rolling start sebanyak sekurang kurangnya 1 lap atau berdasarkan keputusan pemimpin perlombaan dengan tetap memperhatikan faktor keamanan pembalap. Balapan dimulai dengan tanda dikibarkannya bendera start atau tanda lampu hijau menyala 13. PADA SAAT PERLOMBAAN
Start ditandai dengan pengibaran bendera start atau lampu hijau menyala Melakukan jump start dikenakan sanksi hukuman masuk pit Dilarang menyusul pada saat terjadi kecelakaan atau gangguan di lintasan balap, ditandai dengan dikibarkannya bendera kuning, dimana peserta dilarang untuk mendahului peserta - 19 / 19 -
Regulasi Vespa Balap Indonesia dibukukan Agustus 2015
yang didepannya. Peserta yang dioverlap wajib member jalan kepada peserta yang dibelakangnya maksimal 3 tikungan, ditandai dengan pengibaran bendera berwarna biru (sanksi hukuman masuk pit). Junjung tinggi sportivitas selama balapan.
14. URUTAN PEMENANG / PERINGKAT Penentuan peringkat, di sesuai dengan pasal 12.1 Peraturan Umum Balap Sepeda Motor Nasional atau berdasarkan sepekatan penyelenggara kejuaraan serie khusus Vespa. 15. PROTES DAN BANDING Hak dan tatacara pengajuan protes dan atau banding diatur dalam Peraturan Dasar tentang Disiplin dan Peradilan (Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional) atau berdasarkan sepekatan penyelenggara balap motor khusus Vespa atau mengacu pada peraturan no 8 tentang Pemeriksaan Teknik (Scrutineering)
Protes harus dilakukan dengan mengajukan secara tertulis di atas kertas dan ditanda tangani oleh pihak yang melakukan protes. Dokumen protes wajib menuliskan nama / team yang melakukan protes, hal yang ingin diprotes maksimum 3 hal yang dicurigai / dugaan kecurangan. Protes tidak dapat diterima jika hanya bersifat lisan.
Protes (khusus untuk Vespa 2T) hanya dapat dilakukan jika ada protes minimal 3 pembalap dan atau 3 team balap, dan harus mewakili 3 bengkel yang berbeda, dan masing masing pihak yang protes memberikan uang jaminan Rp. 500.000,- /pembalap kepada panitia penyelenggara. Dana digunakan untuk keperluan penggantian biaya bongkar mesin.
Protes (khusus untuk Vespa 4T) hanya dapat dilakukan jika ada protes minimal 3 pembalap dan atau 3 team balap, dan harus mewakili 3 bengkel yang berbeda, dan masing masing pihak yang protes memberikan uang jaminan Rp. 1.500.000,- /pembalap atau per team, kepada panitia penyelenggara. Dana digunakan untuk keperluan penggantian biaya bongkar mesin dan kerusakan parts akibat pembongkaran.
Jika tidak terjadi titik temu, maka keputusan terakhir diambil berdasarkan musyawarah 3 org saja, yaitu ketua umum VBI, ketua bidang balap VBI / Ketua panitia perlombaan dan RC Balap. Keputusan yang diambil berdasarkan : - Asas musyawarah dan mufakat - Asas kekeluargaan sesama pencinta Vespa - Asas kekeluargaan sesama pecinta olahraga balap - Kepentingan kemajuan pengembangan mesin Vespa : modifikasi dengan biaya lebih murah yang diutamakan - Kepentingan pembibitan : pembalap junior lebih diutamakan - Kepentingan pengembangan bengkel modifikasi : bengkel kelas kecil lebih diutamakan
- 20 / 20 -