Regulasi Telematika
Pertemuan 2 Industri TIK dan Regulasi
• REGULASI • Regulasi adalah Suatu cara yang dilakukan untuk mengendalikan masyarakat dengan serangkauan aturan tertentu • Tujuan Regulasi Telematika: • Tersedianya layanan telekomunikasi bagi semua lapisan masyarakat • Membentuk pasar yang kompetitif • Terciptanya industri yang sehat dengan memperhatikan kepentingan Stakeholder
Regulation not end in itself
W hy regulate?
- Avo id market failure - Ensur e consumer inte rests are protected - Safeguards to create eff ective competition - Prevent anti-c ompetitive practices
End G oal
Eff ective Competition
Increa se ICT Acc ess and Pr otect Consumer s
Pemetaan Kebutuhan Regulasi • Siklus alamiah kemajuan: • Teknologi baru manfaat baru pola bisnis baru gaya hidup baru perbuatan hukum baru dampak ipoleksosbud baru ancaman hankamnas baru Legislasi baru.
Stakeholder industri TIK Pemerintah Industri Masyarakat
•Pemerataan infrastruktur telekomunikasi nasional •Penciptaan lapangan pekerjaan •Peningkatan pendapatan Negara •Pencapaian RPJMN
•Memperoleh keuntungan •Memperoleh kepastian pengembalian modal •Kompetisi yang sehat •Value chain industri yang sehat
•Coverage layanan yang luas •Harga layanan yang terjangkau •Kualitas layanan yang tinggi •Perlindungan pelanggan
Lingkup Legislasi Telekomunikasi (infrastruktur)
• Mengatur penyediaan Jaringan backbone nasional • Memastikan semua kabupaten, kecamatan, dan kelurahan terhubung. • Menjaga efisiensi infrastruktur jaringan broadband nasional. • Mengatur penyediaan jaringan akses (mobile & fixed) • Perumahan, perkantoran, industri, UKM, sekolah, kampus, puskesmas, museum, pusat budaya, situs sejarah, tempat wisata, perpustakaan, kantor pemerintah, wilayah perbatasan, daerah terpencil, dst.
Lingkup Legislasi Telekomunikasi (infrastruktur) • Mengatur hubungan antara Jaringan dengan Aplikasi & Konten • Mengatur penyediaan beragam jasa pemanfaatan akses broadband oleh pemilik jaringan atau pun melalui kerjasama dengan penyedia aplikasi dan konten. • Kebijakan affirmative untuk pembinaan ekosistem industri kreatif dalam negeri dan panduan/rambu kemitraaan global • Mengatur Gerbang NKRI dunia-cyber • Gerbang Kabel Laut dan Landing Right Satelit Asing. • Rambu-rambu kerjasama global & penyediaan layanan virtual dari Luar Negeri. • Mengatur penyelenggaraan telekomunikasi tidak bertanggung jawab atas isi/materi konten. • Mengatur penyelenggaraan telekomunikasi oleh OTT global • Mengatur tarif jasa konvergensi.
Peraturan perundangundangan
Sektor Telekomunikasi • Sektor TIK dan Broadband terbukti memberikan kontribusi ekonomi dan sosial signifikan. • Penambahan 10 sambungan layanan 3G per 100 sambungan, dapat meningkatkan 1.5% Gross Domestik Produka (GDP) per kapita • Pertumbuhan 1% penetrasi broadband terhadap jumlah “household” dapat mengurangi angka pengangguran sebesar 8.61% • Pembangunan broadband nasional sangat tergantung dari kemampuan industri selular mengembangkan layanan Mobile Broadband (>90%).
Profil Infrastruktur Telekomunikasi • PEMBANGUNAN 2015-2019 adalah pembangunan kompetitif perekonomian yang be rbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas, serta ke mampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penggunaan jaringan pita lebar (broadband) di tiga platform ini akan meningkatkan ke dayagunaan dan ke tepatgunaan proses dan hasil pembangunan. • Konektivitas bagi Indonesia se bagai negara kepulauan te rkadang sulit diwujudkan melalui pe mbangunan infrastruktur fisik, tetapi dimungkinkan melalui infrastruktur komunikasi maya, te rutama jaringan koridor pita lebar (broadband) • Indone sia belum masuk ke dalam ne gara dalam ke lompok yang digerakkan oleh efisiensi (e fficiency-driven). Penyebabnya karena TIK Indonesia belum se cara optimal be rkontribusi ke pada peningkatan daya saing bangsa. Tingkat pe netrasi internet dan fixed broadband te rmasuk yang relatif rendah di kawasan. • Infrastruktur TIK Indonesia saat ini belum berkontribusi se cara optimal terhadap pe ningkatan daya saing nasional. Untuk itu, akselerasi pembangunan broadband sangat dipe rlukan.
Sebaran BTS
Sebaran BTS di Indonesia
Perba ndingan Kualitas Broadband (download speed) di Beberapa Negara
Kualitas akse s adalah hal yang menjadi isu penting dalam penetrasi layanan broadband ke masyarakat. Pemakaian semakin tinggi dikarenakan permintaan akses tumbuh cepat, namun Indonesia dihadapkan dengan permasalahan rendahnya ke cepatan dan latency bila dibandingkan de ngan kondisi yang dicapai oleh negara lain. Indikasi perbandingan wilayah regional dan internasional menunjukkan terdapat pe rbedaan kecepatan akses.
Alokasi Spektrum Frekuensi Spektrum gelombang elektromagnetik SONAR
SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
SONAR
30 kHz
VLF
0
9 KHz
SPEKTRUM FREKUENSI CAHAYA
Infra Red
SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
300 kHz
LF
3MHz
MF
30 MHz
HF
Cahay a tam Ultra Vi olet pak
300MHz
VHF
3 GHz
UHF
X ray
Alpha
30 GHz
SHF
SUDAH DIALOKASIKAN UNTUK 37 JENIS JASA (TEREST RIAL DAN SATELIT )
Betha
Gam ma
cos mic
300 GHz
EHF
TIDAK DIALOK ASI-KAN
275 GH z
Gelombang radio: • Bagian dari gelombang elektromagnetik • Frekuensi lebih rendah dari 3000 GHz • Merambat dalam ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan (Radio Regulation ITU)
400 GH z
Penyelengaraan Telekomunikasi SEGM EN
ST RUKTUR SIRKI T
LOKAL
TETAP
IN TERNASION AL TERTU TU P TERESTRI AL
JARI NGAN
T E L E K O M U N I K A S I
PAKET JARAK JAUH
BER GER AK
SELUL ER SATELIT
P ENYELENGGARAAAN HI NG GA 2003
SEJAK 2 004
T ELKOM - I'SAT
TE RB UK A
PERSAINGAN (EKSKLUSIVITAS)
T ERBU KA T ELKOM - I'SAT TE RB UK A
PERSAINGAN
T ELKOM - I'SAT TE RB UK A T ERBU KA
PERSAINGAN
TER BU KA
PERIZINAN
SELEKSI
SELEKSI
TELEP ON
TELEPONI D ASAR
T ELEX T ELEGRAPH
PERSAINGAN (EKSKLUSIVITAS)
T ELKOM - I'SAT
TE RB UK A
EVALUASI
FAKSIMILI P ANGGILAN PREM IUM K ARTU PANGGIL
JAS A
N ILAI TAMBAH TELEPONI
TEL EPON M AYA RT UU
PERSAINGAN
TER BU KA
EVALUASI
PERSAINGAN
TER BU KA
EVALUASI
TER TUT U P
-
EVALUASI
PERSAINGAN
TER BU KA
KPI
TER TUT U P
-
-
STOR E & FORW ARD CALL CEN TER
MULTIMEDIA
TE LEVISI BE RB AYAR ISP NAP INT ERN ET TEL EPONI WAP DLL
KEPERL UAN SENDIRI TELSU S PEN YIAR AN HANKAM PERALATAN
AM ATIOR RADIO PE MERINT A H DINAS KH US US BADAN HUKU M RADIO S IARAN TEL EVISI SIA RA N TN I POLRI NON-C PE CPE
PERSAINGAN
TER BUKA
Profil Industri Telekomunikasi
Profil Industri Telekomunikasi • Dari jumlah pe nduduk sebanyak 251,3 juta orang baru terlayani layanan te lekomunikasi sebanyak 103,7 juta penduduk (terlayani 41% dari jumlah pe nduduk) • Dari jumlah subscriber layanan telekomunikasi sebanyak 315 juta pelanggan hanya se banyak 103,7 juta pelanggan unique, artinya bahwa rata-rata 1 pe langgan memiliki 3,04 nomor pe langgan • Secara umum luas cov erage layanan te lekomunikasi baru mencapai 920 ribu Km2 (2013) dari luas wilayah daratan Indonesia seluas 1.9 juta km2, artinya bahwa luas wilayah Indone sia yang terlayani hanya sekitar 48% dari se luruh luas indonesia.
Profil Industri Telekomunikasi
Seiring dengan perkembangan teknologi dan ke butuhan pelanggan tersebut juga be rdampak pada pergeseran kebutuhan layanan telekomunikasi yang tidak hanya te rbatas pada layanan voice teleponi saja tetapi juga sudah mengarah pada layanan data broadband.
Profil Industri Telekomunikasi
Telkomsel, indosat dan XL de ngan menguasai market share lebih dari 80%. Sedangkan pe nyelenggara te lekomunikasi lainnya be rusaha untuk tetap bertahan atau melakukan merge r dengan penyelenggara lain. Pertumbuhan pendapatan penyelenggara te rus mengalami penurunan setiap tahunnya Faktor Penyebab : Kompe tisi, OTT dan industri yang saturasi
Profil Industri Telekomunikasi
Walaupun pe ngguna te lekomunikasi terus meningkat, namun ARPU (Average Revenue Per User) penyelenggara terus menurun, sehingga pertumbuhan pendapatan pe nyelenggara te lekomunikasi terus mengalami penurunan setiap tahunnya Penurunan pertumbuhan Revenue yang dihadapi oleh banyak penyelenggara te lekomunikasi berpengaruh terhadap kemampuan investasi atau capital expenditure (CAPEX) Operator.
Profil Industri Telekomunikasi
Bila kita lihat dari pe mbangunan Jumlah BTS yang ada, menunjukan pe ningkatan yang sangat signifikan terutama pada penyelenggara te lekomunikasi besar.
Scissor Effect
Penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia se dang mengalami masa saturasi dimana be be rapa penyelenggara ke sulitan untuk menambah jumlah pelanggan, ditambah de ngan menurunnya penggunaan layanan Voice dan pertumbuhan komunikasi data mengakibatkan peningkatan revenue tidak sebanding dengan investasi dan operational yang dike luarkan setap tahunnya.
OTT (Over The Top)
Over the top (OTT) merupakan layanan yang disampaikan melalui jaringan operator, te tapi tidak secara langsung melibatkan operator. Dari sisi pe ngguna mendapatkan manfaat dari banyaknya layanan yang tidak berbayar, se hingga menyebabkan, pengeluaran pelanggan untuk layanan messaging lebih be rkurang dengan adanya OTT. Operator sering melihat para pemain OTT se bagai ancaman karena mereka mendorong lalu lintas data ke puncak baru sebagai peselancar dunia maya yang mengkonsumsi lebih banyak konten.
•470 million ce llular users has been erased so far •33 billion USD in SMS revenue has been erased so far •2012 – 2018 : 386 billion USD in revenue will lost •700 million users at least using wa 1x a month •1 billion use r before 2015 •10 billion messages a day
Profil Pengguna Internet
Profil Pengguna Internet
Profil Pengguna Internet
Profil Pengguna Internet
Proyeksi Kebutuhan Bandwidth Indonesia
Internet Connectivity Market
Ekosistem Aplikasi TIK Broadband Indonesia E-government • langkah pemerintah dalam memudahkan masyarakat dapat mendapatkan informasi dan menjalani proses birokrasi dengan pemerintah yang lebih terbuka dan dengan proses yang lebih cepat dan efisien.
E-licensing • Setiap kementrian yang menerbitkan lisensi (ijin) penyelenggaraan industry mengembangkan aplikasi e-licensing dan mengawasi pelaksanaannya sehingga proses perijinan usaha di Indonesia
E-Learning • menjadi satu layanan pengembangan pendidikan masyarakat yang dapat terlaksana dengan adanya infrastruktur telekomunikasi yang merata secara nasional
Ekosistem Aplikasi TIK Broadband Indonesia E-Health • layanan berupa informasi medis, kesehatan publik, dan kegiatan yang berkaitan dengan jasa pelayanan dan informasi kesehatan yang dikonvergensikan dan dikembangkan melalui infrastruktur broadband..
E-Logistic • untuk mengoptimalkan koordinasi logistic barang antar daerah sehingga kebutuhan secara nasional dapat terpetakan dan terdistribusi dengan efisien dan efektif.
E-Commerce Dan Digitalisasi Layanan Publik • perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan infrastruktur broadband. • Digitalisasi layanan publik dilakukan dengan menyediakan sistem yang terintegrasi sehingga tercipta layanan publik yang efektif dan efisien dari sisi waktu, biaya dan tempat.
Sektor Penyiaran • Infrastruktur Telekomunikasi bergerak menjadi infrastruktur dan layanan yang menjadi basis pe nyediaan se mua aplikasi te rmasuk aplikasi komputasi dan penyiaran. • Penyiaran mulai bertransformasi ke arah reposisi industri penyiaran digital. • Teknologi komputasi komputasi berjaringan de ngan menggunakan jaringan telekomunikasi yang ditopang data ce nter dan cloud.
Sektor Penyiaran JUMLAH MEDIA RADIO DAN TELEVISI Jum lah BTS Seluruh Indonesia
VS
2363
186500
100000 50000
736 30000
6500 RADIO AM FM
TELEVISI SWASTA
TELKOMSEL
XL
INDOSAT
SMARTFREN
TOTAL
JUMLAH BTS
Problematika di sektor Penyiaran
• Regulasi eksisting tidak mampu menyelesaikan permasalahan konvergensi • Secara formal muncul akhir 1990-2000an • Konvergensi fenomena tahun 2000 an • Media penyaluran konten memiliki banyak alternatif : • Terrestrial network • Fixe d Coax, HFC, OFC • Sate lit satelit asing di luar kendali Indonesia • Bentuk te knologi digital baru (broadband) • ADSL Broadband • Wire less broadband • Mobile telephony – 3G/4G
Problematika di sektor Penyiaran
• Dominasi inte rnet protocol (IP) • TV streaming • Vide o streaming • Telepon bergerak 3G/4G berkemampuan multimedia. • Isu konten media massa saat ini berkembang melebihi konten penyiaran pe rlu diatur. • Isu konten berkembang melewati domain digital dan te rhadap se luruh sistem transmisi . • Penyiaran akan tidak menjadi lagi “kasus khusus”, terdapat media baru yang juga memerlukan kebijakan (policy treatment) yang sama.