Spirit Publik Volume 10, Nomor 2 Halaman 91 - 114
ISSN. 1907-0489 Oktober 2015
REFORMASI BIROKRASI PADA DIMENSI SISTEM DAN PROSEDUR DALAM PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI PEMERINTAHAN KOTA KUPANG BUREAUCRACY REFORMS ON THE SYSTEM DIMENSIONS AND PROCEDURES IN KUPANG CITY GOVERNMENT INTEGRATED LICENSING SERVICES
William Djani Staf Pengajar pada FISIP Unversitas Nusa Cendana Kupang Email:
[email protected] ABSTRAK Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan jawaban atas beberapa upaya reformasi birokrasi terkait sistem dan prosedur dalam pelayanan publik di Kota kupang.Birokrasi publik Indonesia telah mengalamireformasi secara signifikan, yang merupakan hasil dari konvergensifaktor eksternal dan internal dalam mendukung perubahan.Reformasi birokrasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu reformasi kelembagaan, reformasi sumberdaya aparatur danreformasi sistem dan prosedur.Kajian & ulasan ini pada dimensi Sistem dan prosedur, yang memberikan evaluasi terhadap reformasi birokrasi yang dilakukandalam dekade tahun sebelumnya.Isi dansemangatreformasi birokrasi mencerminkan pemahamanbaru birokrasi yangsangat berbeda daribentuk birokrasi klasik.Dengan demikian, memiliki potensiuntuk membawa perubahanyang cukup besar,tidak hanyadalam peran birokrasi publik secara nasional,tetapi dalamhubungan Sistem dan prosedur.Namun demikian, kajian ini membahas komitmen Pemerintah Daerah Kota Kupang dan penerapan sistem dan prosedur sebagai faktor yang menghambat dalampelaksanaan reformasi birokrasi yang efektif. Kata kunci: Birokrasi,reformasi Sistem dan prosedur, Pelayanan Publik. ABSTRACT This aim of this paper is to propose solutions to the systems and procedures reform, as part of the bureaucratic reform, in the City of Kupang. Generally, Indonesian bureaucracy has undergone significant reform, which is the result of convergence between external and internal factors. Bureaucracy Reform of the bureaucracy can be classified into three groups: institutional reform, personnel resources reform and systems and procedures reform. In many cases, the failure of system and procedures reform has hindered the effectiveness of bureaucracy reform as a whole. Therefore getting insight on the government commitment to promote system and procedure reform is imperative. This study discusses Kupang City government commitment to reform the system and procedures. Keywords: Bureaucracy, System and Procedure Reform, Public Services.
91
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
A.
dipikirkan sebuah pendekatan dalam
Pendahuluan Kegagalan
public
service
memecahkan masalah publik. World
dapat mengakibatkan krisis yang
Bank
ditunjukan dengan adanya “neo-
pentingnya good governance sebagai
patrimonialism,”
respon atas adanya indikasi “ crisis
menyebut
sebagian
“personal
orang
rule”,
dan
(Robinson
and
menegaskan
of governance sebagai solusi.
sebagian yang lain memberi label “prebendalism”
(1992:45)
Mengkaji birokrasi pada level pemerintah pusat maupun daerah
Persons, 2006:101). Sejumlah negara
memperlihatkan
di Afrika mengalami permasalahan
obyektif dari iklim kerja birokrasi
pelayanan publik yang tidak sesuai
selama ini masih dipengaruhi oleh
harapan publik. Kebijakan publik
teori atau model birokrasi klasik
yang ditandai dengan personal rule
yang diperkenalkan oleh Taylor,
dengan
politik
Wilson, Weber, Gullick, dan Urwick,
logika
yang dikutip oleh Sinambela dkk
patriomonialism ke dalam birokrasi
(2006:35) yaitu (1) struktur, (2)
telah
hierarki, (3) otoritas, (4) sentralisasi.
model
melalui
dukungan
clientelism
dan
menyebabkan
Negara
untuk
kerusakan
mengembangkan
Meskipun
sebuah
kondisi
model
kapasitasnya sebagai developmental
memaksimumkan
state dan menciptakan lingkungan
efektivitas dan ekonomi, tetapi pada
ekonomi
unpredictable;
kenyataannya teori tersebut tidak
Larmour (1988) dalam Parmusinto
dapat memberikan jawaban secara
dan Latif (2011). Dengan kata lain
faktual sesuai dengan banyak temuan
fenomena kinerja sektor publik yang
penelitian di berbagai tempat.
yang
buruk di Afrika diakibatkan oleh
Birokrasi
nilai
tersebut efisiensi,
Indonesia
masih
buruknya lembaga birokrasi dan
menimbulkan
kebijakan publik (Robinson and
belum
Parsons, 2006:102; see also Collier
menunjukan
and Gurning, 1999). Birokrasi juga
antara
dipandang
penghambat
kekuasaan.Berbagai peraturan yang
inovasi pemerintahan, sehingga perlu
sudah disepakati masih terabaikan,
92
sebagai
permasalahan
fungsional.Berbagai
dan kasus
pencampuradukan birokrasi
dengan
William Djani :Reformasi Birokrasi Pada Dimensi Sistem Dan Prosedur Dalam Pelayanan Perizinan Terpadu Di Pemerintahan Kota Kupang
sehingga
menimbulkan
banyak
tumpang tindih dan 388 pelayanan
keluhan dari masyarakat tentang
yang tumpang tindih pula. Semua
lemahnya
publik.Hasil
persoalan tersebut mengakibatkan
studi Ichsan (2008) dalam Pandie
pelayanan perizinan investasi dan
(2009) mencatat bahwa birokrasi
pengembangan usaha di Indonesia
perizinan
sangat mahal, berbelit, lambat, kental
pelayanan
menjadi
penghalang
salah
utama
Indonesia.
Di
ASEAN,
perizinan
sangat
jumlah
prosedur
pengurusan
investasi
banding
negara-negara
satu di
dengan
Pada level Pemerintah Kota
birokrasi
Kupang, reformasi birokrasi terkait
buruk
dengan
19,
lama
perijinan
dengan suap.
196
hari
sistem
dan
bagaimana
mendukung
dari
Birokrasi
Selanjutnya,
per
menurut
kapita.
Standard
pelayanan
publik.
Pemerintahan
Kupang
memiliki
International Bank Reconstruction
sebutan
Standar
and Development dan Bank Dunia,
sesuai Keputusan Kepala Badan
Indonesia di tahun 2009 berada
Pelayanan Terpadu Kota Kupang
diurutan 122 dari 138 negara dalam
Nomor:
hal
BPPT.800/KEP/404.a/XII/2013,
pemerintah
mendukung khususnya
dalam
perekonomian, menyangkut
pendirian
SOP,
Kota
dari
kinerja
studi
keberadaan
yaitu
Operasional Prosedur (SOP) untuk
dengan biaya sekitar 286,9 persen pendapatan
prosedurnya
dengan
Pelayanan
(SP)
yang merupakan produk BPPT Kota Kupang,
lebih
mengakomodir
usaha, pengurusan izin mendirikan
kepentingan
bangunan, dan pendaftaran properti.
masyarakat. Permasalahannya adalah
Khusus untuk mengurus mendirikan
belum dilakukan uji publik dengan
usaha,
melibatkan
pengusaha
harus
melalui
birokrasi
dari
pada
stakeholderssehingga
prosedur yang panjang, waktu yang
menghasilkan
lama
pelayanan yang dapat memberikan
dan
biaya
yang
mahal
(Dwiyanto, 2011). Studi Eko Prasojo & Nugroho, (2008) dalam Pandie (2009)
berhasil
terdapat
1.850
sebuah
standar
kemudahan bagi publik. Sistem dan prosedur, terkait
mengidentifikasi
dengan standar pelayanan (SP) yang
peraturan
merupakan
yang
berbagai
pentahapan
93
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
dalam proses perizinan agar lebih
Birokrasi pemerintah daerah
transparan dari sisi biaya, untuk
di Kota Kupang khususnya pada
setiap objek perizinan, dan durasi
Lembaga
penyelesaian proses perizinan yang
terpadu
mengatur
beberapa
penting
Perangkat Daerah (SKPD) yang
meliputi
persyaratan
pelayanan,
berada pada lingkup pemerintah
hal
Pelayanan sebagai
Perizinan
Satuan
Kerja
mekanisme dan prosedur, biaya serta
Kota
durasi/waktu
untuk
masihmemilikipermasalahan terkait
setiap jenis perizinan. Walaupun
sistem dan prosedur, sehingga
telah memiliki sistem dan prosedur
memerlukan
oleh Birokrasi Pelayanan Perizinan
Olehkarenaitu,
pengkajianterhadap
Terpadu Kota Kupang akan tetapi
sistem
prosedur
sejumlah permasalahan pelayanan
birokrasi
publik
merespons
penyelesaian
terkait
izin
usaha,
oleh
Kupang
reformasi.
dan
merupakansuatu kebutuhan
pengusaha kecil tentang lambannya
permasalahan
pengurusan
meningkatkan
izin,
prosedur
yang
publik
dalam upaya dan dalam
kualitas
pelayanan
panjang sehingga menyulitkan para
publik.Hasil kajian Piar NTT (2012)
pengusaha kecil untuk mendapatkan
menemukan
izin usaha yang legal. Data hasil
kecil dibidang kelautan yang telah
kajian yang dilakukan oleh lembaga
beberapa kali mengurus izin usaha
Penelitian Undana bekerja sama
namun
mengalami
permasalahan,
dengan The Asia Foundation (2009)
untuk
memiliki
izin
di Kota Kupang menunjukan bahwa
legal.Sebagian besar pengusaha kecil
sistem dan prosedur pelayanannya
dan menengah yang mengurus izin
mencapai
mengalami hambatan karena banyak
84,75
persen
namun
sejumlah
indikator yang dikenakan mengalami
mekanisme
penurunan menjadi
pengurusan.Erende
Upaya
yang
70,8 persen.
dilakukan
tersebut
dan
mengungkapkan
pengusaha
secara
aturan
dalam
Pos
(2011)
bahwa
masih
adalah sebagai reformasi birokrasi
banyak pengusaha di Kota Kupang
untuk
belum mengantongi izin usaha, yang
dapat
meningkatkan
kinerjanya dalam bidang pelayanan
disebabkan
publik.
terkesan
94
sejumlah
persyaratan
prosedural
dan
William Djani :Reformasi Birokrasi Pada Dimensi Sistem Dan Prosedur Dalam Pelayanan Perizinan Terpadu Di Pemerintahan Kota Kupang
memberatkan
pengusaha,
dan
diharapkannya,
penggunaan
kewajiban memiliki sertifikat tanh
tehnologi
komunikasi
sebagai syarat administratif.
(TIK), serta ketersediaan sarana dan
informasi
prasarana. Dalam mekanisme ini, B.
juga terbangun model kemitraan
Dialog Teoritis Reformasi Birokrasi
pada
dalam
proses
pelayanan
dimensi sistem dan prosedur kerja
lembaga
meliputi
teknis, sehingga pelayanan publik
standard
operating
procedure,
changing
methods,
processes,
techniques,
routes,
birokrasi
berlangsung
dan
antara lembaga
dalam
profesionalisme
koridor birokrasi.
functions, roles, contacts, controls,
Birokrasipemerintahperlu
transparent (Caiden, 1991, Caiden
pengorganisasianpekerjaandan
2011; Pollit and Bouckaert, 2000;
mekanismepengendaliannya,melaku
Hughes 1998; Smith, 2007). Selain
kan
itu,
sistem
mengacu
dan pada
prosedur
kerja
revitalisasi,termasukreposisiperanbir
prinsip
good
okrasidalam
governance yang menekankan pada
rangkameningkatkankualitas
transparansi,
birokrasibagi publik.
partisipasi
metode
akuntabilitas
dan
masyarakat.Melalui
Salah
standar operasional prosedur (SOP)
satuaspekpentinguntukmewujudkanb
dijamin adanya transparansi, sebab
irokrasiyang
masyarakat tahu mekanisme alur
danakuntabeldalamrangkaperbaikank
pelayanan publik, serta terbuka bagi
inerja
masyarakat
manajemenpemerintahan/kualitaspel
untuk
menyampaikan
efektif,efisien
keluhan dan informasi balik tentang
ayananpublikadalah
perlakuan pelayanan melalui Indeks
denganmemperbaikiprosespenyeleng
Kepuasan Masyarakat (IKM). Jika
garanadministrasi
penyelenggaraan pelayanan publik
pemerintahanmelalui
diukur dengan nilai-nilai yang baik,
penyusunandanpenerapanStandar
maka akan menggunakan sistem
OperasionalProsedur(SOP)Administr
pelayanan
asiPemerintahan.
sungguh
secara seperti
bersungguhtujuan
yang
PermenPANNomor:PER/21/M.PAN/
95
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
11/2008
bahwa
aktivitas
usaha
(perusahaan).
StandarOperasionalProsedur(SOP)ad
Ketatalaksanaan
alahserangkaian
melakukan kerjasama dalam rangka
instruksitertulisyangdibakukanmenge
pelaksanaan tugas organisasi.
naiberbagaiproses
merupakan
Penataan
cara
ketatalaksanaan
penyelenggaraanadministrasipemerin
yang
tahan,bagaimanadan
reformasi birokrasi pasti mempunyai
kapanharusdilakukan,dimanadanoleh
tujuan.
siapadilakukan. Menurut Atmoko,
ketatalaksanaan tidak lain untuk
(2006) Standar Operasional Prosedur
menciptakan
merupakan
mekanisme dan sistem kerja yang
suatu
pedoman
atau
merupakan
bagian
Tujuan
penataan
tata
prosedur,
acuan untuk melaksanakan tugas
efektif
pekerjaan sesuai denga fungsi dan
menyelenggarakan pemerintahan dan
alat
pelayanan
penilaian
kinerja
instansi
dan
dari
efisien
kepada
masyarakat.
pemerintah berdasarkan indikator-
Adapun
indikator teknis, administratif dan
ketatalaksanaan
prosedural sesuai tata kerja, prosedur
Sedarmayanti (2010:88) ada dua
kerja dan sistem kerja pada unit kerja
yaitu, mewujudkan tata laksana yang
yang bersangkutan.
ringkas atau simpel, efektif, efisien
Reformasi
birokrasi
akan
tujuan
dalam
pedayagunaan menurut
dan transparan dan
berjalan pincang sehingga lamban
pelayanan
untuk mencapai tujuannya jika tidak
memberdayakan
terdapat penataan ketatalaksanaan.
Penataan ketatalaksanaan yang lebih
Ketatalaksanaan adalah roda yang
menitikberatkan pada sistem tata
menggerakkan
dalam
kelola, prosedur dan mekanisme
pemerintahan
kerja aparatur pemerintahan akan
birokrasi
menyelenggarakan maupun
prima
memberikan serta masyarakat.
pelayanan
kepada
cenderung sulit untuk dilaksanakan.
Kamus
Bahasa
Kebiasaan kerja kurang efektif dan
Indonesia (KBI) dalam Sedarmayanti
efisien yang melekat pada birokrasi
(2010:88) memberikan definisi “tata
akan
laksana
ketatalaksanaan
masyarakat.
yaitu
(menjalankan,
96
cara
mengurus
melaksanakan)
mempengaruhi dalam
penataan reformasi
birokrasi. Perlu strategi yang tepat
William Djani :Reformasi Birokrasi Pada Dimensi Sistem Dan Prosedur Dalam Pelayanan Perizinan Terpadu Di Pemerintahan Kota Kupang
dalam pengimplementasian penataan
sebagaimana
ketatalaksanaan agar tepat sasaran.
ditetapkan;
metode menjamin
yang konsistensi
Standar Operasional Prosedur
dan proses kerja yang sistematik; dan
Administrasi Pemerintahan (SOP-
menetapkan hubungan timbal balik
AP) sudah menjadi bagian dari unsur
antar satuan kerja. Penyusunan SOP
birokrasi yang ideal.Menurut Weber
harus menjalankan tahapan, seperti:
dalam Thoha (2007:18) salah satu
persiapan,
unsur birokrasi yang ideal yaitu
pengembangan,
adanya
manajemen serta monitoring dan
peraturan
menjadi
formal
pengendalian
yang dan
penilaian
evaluasi
kebutuhan,
integrasi
yang
ada
dan
di
dalam
pengawasan dalam kinerja pejabat di
Permenpan Nomor 21 Tahun 2008
suatu
tentang
birokrasi.
Aturan
formal
Pedoman
Penyusunan
menjadi sesuatu yang penting dan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
dijadikan dasar untuk menjalankan
Administrasi
tugas-tugas
Pemerintahan.
organisasi
dalam
yang ada
mencapai
tujuannya.Di
zaman
tersebut
globalisasi
ini
semua
berdasarkan teori penyusunan SOP
hampir
di juga
Permenpan
sebenarnya
yang
pasti
Tambunan (2011) bahwa Standard
Dilihat
dari
aturan
formal.
fungsinya,
SOP
Operating
Hal
tersebut
telah
birokrasi pemerintahan yang ada mempunyai
ada.
dalam
Apa
Procedures
oleh
memuat
berfungsi membentuk sistem kerja
tahap-tahap teknis penyusunan SOP
dan
teratur,
mulai dari tahap persiapan sampai
dapat
tahap pemeliharaan dan audit yang
aliran
kerja
sistematis,
yang
dan
dipertanggungjawabkan;
merupakan
menggambarkan bagaimana tujuan
dalam menjalankan tugas dan fungsi.
pekerjaan
dilaksanakan
sesuai
acuan bagi
birokrasi
Dalam teori hukum organisasi
dengan kebijakan dan peraturan yang
pemerintahan
berlaku;
menjelaskan
bagaimana
perbaikan dan reformasi birokrasi
proses
pelaksanaan
kegiatan
merupakan
terdapat
suatu
kegiatan
teori
yang
berlangsung; sebagai sarana tata
berkesinambungan dengan didukung
urutan
komitmen
dari
pelaksanaan
dan
pengadministrasian pekerjaan harian
seorang
pemimpin.
Kehadiran Undang-Undang Nomor
97
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Administrasi
Publik, disusul UU No 5/2014
Pemerintahan.Keseluruhan
tentang
Negara
hukum sebagai landasan bekerjanya
(ASN), serta UU No 30/2014 tentang
sistem birokrasi pemerintah tersebut
Administrasi Pemerintahan (Adpem),
juga mengharuskan adanya standar
merupakan instrumen pokok untuk
operasional prosedur (SOP) terhadap
merealisasikan
setiap
Aparatur
Sipil
gagasan
revolusi
kebijakan
produk
pemerintahan
mental birokrasi. UU Pelayanan
sektoral. Apalagi, dengan hadirnya
Publik mengatur proses dan kualitas
UU
produk
Standardisasi
pelayanan
publik
yang
No
20/2014 dan
Penilaian
menghubungkan siklus kebutuhan
Kesesuaian
rakyat terhadap kapasitas birokrasi
eksistensi SOP baku terhadap setiap
memenuhi
rakyat
prosedur kebijakan dan pelayanan
terhadap pelayanan publik. UU ASN
publik pemerintah. Kehadiran UU
melakukan reformasi
pada level
Administrasi Pemerintahan tersebut
kualitas individu dan kinerja aparat
merupakan sebuah terobosan yang
birokrasi.
besar terhadap sistem administrasi
kebutuhan
Sementara
Administrasi melakukan
UU
Pemerintahan penataan
prosedur
kebijakan
pemerintah
yang
juga
tentang
mensyaratkan
pemerintahan
di
terhadap
Indonesia.Keberadaan
birokrasi
Administrasi
Pemerintahan
memperkuat
sinergi
selalu
harus
dapat
administratif
disandarkan pada legalitas kebijakan
dalam
berdasarkan peraturan perundang-
pemerintahan.UU
undangan yang berlaku dan asas-asas
Pemerintahan menjadi rujukan utama
umum
yang
para birokrat dalam melaksanakan
baik.Dengan demikian, tidak boleh
kewenangannya dan tidak lagi hanya
ada
tindakan
bersandar pada UU sektoral, yang
penyalahgunaan wewenang ataupun
selama ini telah memicu terjadi
tindakan
yang
sekat-sekat sektoralisme. Dalam teori
aparat
hukum administrasi negara, bagi para
terjadi
pemerintahan
celah
terjadi
sewenang-wenang karena
kebijakan
tata
UU
pemerintah yang melanggar prinsip-
birokrat,
prinsip
Pemerintahan
98
fundamental
dalam
UU
kelola
UU
birokrasi Administrasi
Administrasi menjadi
norma
William Djani :Reformasi Birokrasi Pada Dimensi Sistem Dan Prosedur Dalam Pelayanan Perizinan Terpadu Di Pemerintahan Kota Kupang
fundamental, urat nadi pelaksanaan
untuk selalu mengambil keputusan
kewenangan
administratif
yang
pada saat melayani warga. Situasi itu
dimilikinya.
UU
Administrasi
menghadapkan pada peluang dan
Pemerintahan mengisi kekurangan
resiko untuk melakukan kesalahan
norma
dalam pengambilan keputusan.
sebagai
terhadap
dasar
pengujian
legalitas
tindakan
administratif. Sementara bagi rakyat,
C.
UU Adpem sebagai parameter untuk menilai
kelayakan
tindakan
Metode Penelitian Jenis
Penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif
administratif yang dilakukan para
yang
pejabat administrasi negara.
mendeskripsikan
Dwiyanto (2011:62) bahwa
ini
bertujuan
untuk dan
memperlihatkan
suatu
fenomena
dalam konteks birokrasi publik perlu
terkait reformasi birokrasi dalam
adanya peraturan dan prosedur yang
dimensi sistem dan prosedur, dengan
jelas
warga
beberapa fokus/aspek yang diteliti
dapat
adalah: (a) Persyaratan Pelayanan,
negara
sehingga pengguna
membuat layanan
mengetahui hak dan kewajibannya
(b)
untuk
persyaratan,
memperoleh
pelayanan.
Standar
pelayanan (c)
tentang
waktu
yang
Berapa banyak masyarakat harus
dibutuhkan dalam proses pengurusan
membayar harga pelayanan, berapa
izinyang
lama harus menunggu, dan apa
Mekanisme
pelayanan yang akan diterima. Apa
Penyelesaian komplain.
yang dapat dilakukan jika pelayanan
dilimpahkan,
(d)
pengaduan&
Sumber
data
penelitianini
yang diterima ternyata tidak seperti
terdiri dari informan, peristiwa dan
yang dijanjikan? Semua itu harus
dokumen.Informan
dapat diketahui oleh warga pengguna
orang yang dianggap mengetahui
layanan dengan pasti.Warga negara
secara benar suatu fenomena yang
berada dalam posisi yang sangat
menjadi obyek penelitian, sehingga
lemah. Bagi pejabat birokrasi, tidak
dapat
adanya prosedur dan aturan yang
menggali informasi yang dibutuhkan;
jelas juga dapat sangat merugikan
(Anselm,.
karena hal itu berarti mengharuskan
penelitian ini terdiri dari: Inside
membantu
adalah
peneliti
1987).Informan
orang-
dalam
dalam
99
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
Governmemt yaitu para pihak yang
analisis data yang dilakukan dengan
terlibat dalam Reformasi Birokrasi
menggunakan
Kota
Kupang
Government
analisis
kualitatif
dan
Outside
dengan mengikuti langkah-langkah
yaitu
para
yang dikemukakan Miles, Huberman
pihak/kelompok pengguna pelayanan
&
perizinan
(pengusaha
analisistigaarusbersamaankegiatan:
masyarakat)
di
Kota
dan Kupang.
Saldana,
(2014)
(1)
meliputi:
kondensasidata,(2)
Kemudian peristiwa yaitu keadaan
displaydata,dan(3)
yang terjadi terkait dengan penelitian
kesimpulan/verifikasi
ini, dan sumber data dokumen yaitu
merupakan
berupa data sekunder yang diperoleh
interaktif.
dari situs-situs penelitian yang telah
analisis data tersebut di atas oleh
ditetapkan.
Miles dan Huberman (2014) di
Tehnik dalam
pengumpulan
penelitian
ini
data
suatu
penarikan yang proses/
siklus
Komponen-komponen
gambarkan sebagai berikut:
adalah:
Observasi, Wawancara, dan Tehnik Dokumentasi.
Sementara
tehnik
Source:Miles,M.B.,Huberman,A.M.,
&
Saldana.Qualitativedataanalysis:Anexpandedsourcebook (2nded.).ThousandOaks, CA:SagePublications. (2014, 33).
D.
Pembahasan
bagi pencapaian tujuan organisasi
Sistem dan prosedur dalam
secara efektif, yang jika dijalankan
sebuah organisasi merupakan arah
dengan orang-orang yang memiliki
100
William Djani :Reformasi Birokrasi Pada Dimensi Sistem Dan Prosedur Dalam Pelayanan Perizinan Terpadu Di Pemerintahan Kota Kupang
perilaku
yang
baik
akan
Pemerintah
Kota
Kupang
meningkatkan kinerja atau hasil yang
telah memiliki Standard Operasional
baik
Standar
Prosedur (SOP) sesuai Peraturan
Operasional Prosedur (SOP) secara
Walikota Kupang tentang Standar
umum di Pemerintah Kota Kupang
Operasional Prosedur (SOP) pada
dan secara khusus di Birokrasi
SKPD di lingkungan Pemerintah
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Kota Kupang seperti pada tabel
Kupang.
berikut:
pula.
Deskripsi
Tabel 1. Jenis SOP pada lingkup Pemerintah Kota Kupang No
Jenis SOP
1
Pelayanan Perizinan dan Non perizinan di Peraturan Walikota
Dasar Hukum
Kecamatan dan Kelurahan Lingkup Pemerintah Kupang Nomor 16 Kota Kupang 2
Pelayanan
Tahun 2011
Administrasi
Pemerintahan
pada Peraturan Walikota
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kupang Nomor 16 Tahun 2012
3
Standar Kerja 5 hari kerja dalam seminggu
Peraturan Walikota Kupang Nomor 11 Tahun 2009
4
Standar
Pelayanan
Publik
Pemerintah
Kota Peraturan Walikota
Kupang.
Kupang Nomor: 12 Tahun 2013
5
Standar Pelayanan Minimal Pemerintah Kota Peraturan Walikota Kupang
Kupang
Nomor:
16A Tahun 2013 Sumber: Olahan Dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Kupang
Pemerintah Kota Kupang memiliki
5
jenis
SOP
sesuai
Keputusan Walikota Kupang Nomor:
114B/KEP/HK/2013 Koordinasi Standar
tentang
Percepatan
pelayanan
Tim
Penerapan
Minimal
di
101
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
lingkungan
Pemerintah
Kota
telah memiliki Standard Operasional
Kupang. Tim koordinasi ini belum
Prosedur (SOP), akan tetapi belum
dapat melaksanakan fungsinya secara
berjalan secara efektif disebabkan
efektif,
keterbatasan anggaran.
disebabkan
karena
keterbatasan
anggaran
untuk
melaksanakan
sosialisasi
SOP.
Demikian
pula
penerapannya
di
Birokrasi
Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Kupang sebagai salah satu Satuan Kerja
lingkup Pemerintahan Kota Kupang
Perangkat
mengalami hambatan, yang sesuai
bergerak dalam pelayanan perizinan
hasil penelitian bahwa Pemerintah
yang
Kota Kupang telah memiliki SOP
birokrasi dalam dimensi sistem dan
akan tetapi belum semua Satuan
tata
Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Perizinan Terpadu Kota Kupang,
menerapkannya
menunjukan bahwa sistem dan tata
karena
belum
Daerah (SKPD)
diteliti
laksana
memahami secara benar isi SOP,
laksana
sehingga membutuhkan sosialisasi
perizinannya
yang berkelanjutan.
sebagai
Pentingnya SOP sebagai arah
terkait
yang
reformasi
dalam
birokrasi
birokrasi
pelayanan
telah
dirumuskan
dasar
dalam
pelayanan
publiknya.
Standar
Pelayanan
dalam pelayanan birokrasi, sehingga
Birokrasi
Pelayanan
Perizinan
membutuhkan
Terpadu Kota Kupang berdasarkan
perhatian
untuk
mengurangi perintah/instruksi dari
Keputusan
pihak pimpinan yang selama ini
Kupang
dilaksanakan
BPPT.800/KEP/404.a/XII/2013
dalam
menggerakan
Kepala
BPPT
Kota Nomor:
staf, sistem dan prosesur mengatur
terhadap
apa yang dikerjakan pimpinan dan
Sistem dan prosedur yang ditetapkan
staf,
yang
dengan keputusan tersebut disebut
keterbatasan
Standar Pelayanan (SP), merupakan
namun
dihadapi anggaran
permasalahan
adalah untuk
sosialisasi
kurangnya komitmen
dari
dan
izin yang dikelolanya.
acuan bagi Birokrasi Kota Kupang
unsur
dalam
pimpinan dalam aplikasinya. Hasil
fungsi
penelitian
mengemban misi publik. Standar
menunjukan
bahwa
walaupun pemerintah Kota Kupang
102
melaksanakan sebagai
pelayanan
ini
tugas
lembaga
memuat
dan yang
beberapa
William Djani :Reformasi Birokrasi Pada Dimensi Sistem Dan Prosedur Dalam Pelayanan Perizinan Terpadu Di Pemerintahan Kota Kupang
komponen penting sebagai acuan
membangun (IMB) dan reklameyaitu
bagi birokrasi pelayanan publik dan
terkait persyaratan pengurusan izin,
masyarakat
besaran biayanya dan alokasi waktu
sebagai
pengguna
pelayanan yaitu: (a) Dasar hukum,
dalam
(b)
(c)
perizinan, yang memiliki variasi. Jika
Sistem Mekanisme dan Prosedur, (d)
dilihat dari sisi persyaratan, IMB
Jangka
menduduki
Persyaratan
waktu
Pelayanan,
penyelesaian,
(e)
penyelesaian
dokumen
peringkat
pertama
Biaya/Tarif, (f) Produk Pelayanan,(g)
dengan 12 persyaratan, kemudian
Sarana, Prasarana dan/atau fasilitas,
disusul oleh Izin Tempat Usaha
(h)Kompetensi
(i)
(SITU) dengan jumlah persyaratan
Pengawasan Internal, (j) Penanganan
sebanyak 9, dan yang paling sedikit
Pengaduan,
masukan,
jumlah persyaratannya adalah izin
(k)Jumlah Pelaksana, (l) Jaminan
fiskal dengan jumlah 4 persyaratan.
Pelayanan, (n) Jaminan Keamanan
Demikian juga biaya dokumen izin
dan keselamatan pelayanan, (m)
dan waktu penyelesaiannya yang
Evaluasi Kinerja Pelayanan.
paling banyak IMB, kemudian yang
Pelaksana,
saran
dan
Hasil
penelitian
paling sedikit adalah izin trayek.
menunjukan bahwa Badan Pelayanan
Standar
Pelayanan
(SP)
Perizinan Terpadu (BPPT) Kota
BPPT Kota Kupang ini sebagai dasar
Kupang
untuk
telah
memiliki
Standar
mengatur
hal-hal
terkait
Pelayanan (SP) terhadap 13 jenis izin
dengan pelayanan perizinan. Kajian
yang dikelolanya yang meliputi Surat
dokumen Keputusan Kepala Badan
izin tempat usaha (SITU), Surat izin
Pelayanan Perizinan terpadu Kota
usaha perdagangan (Siup), Tanda
Kupang
daftar perdagangan (TDP), Tanda
BPPT.800/KEP/404.a/XII/2013
daftar gudang (TDG), Tanda daftar
tentang Penetapan Standar Pelayanan
industri (TDI), Izin usaha industri
Perizinan Terpadu Kota Kupang,
(IUI),
usaha
yang bertujuan agar baik aparat
minuman berakhol (Situ MB), Surat
BPPT dapat memahami apa yang
izin usaha perdagangan minuman
akan
berakhol (Siup MB), Izin trayek
masyarakat memahami bagaimana
(ITAK), Fiskal, Advis Plan, Izin
mengurus sebuah perizinan. SOP
Surat
izin
tempat
Nomor:
dikerjakan,
dan
bagi
103
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
merupakan arah bagi aparat birokrasi
masyarakat, dan prinsip one stop
untuk melaksanakan tugas pokok dan
services system belum sepenuhnya
fungsi untuk mengikat semua unsur
diterapkan. Pelayanan perizinan satu
pegawai yang ada dalam BPPT Kota
pintu
Kupang
diterapkan
dalam
melaksanakan
pelayanan perizinan taat kepada SOP Urgensi Standar Operasional Prosedur
(SOP)
bagi
(one
stop
services)
jika
secara
baik
akan
meningkatkan
kualitas
pelayanan
perizinan, dimana semua persyaratan
birokrasi
perizinan diperoleh pada Lembaga
pelayanan perizinan terpadu di Kota
yang mengelola pelayanan Perizinan
Kupang, yang dibahas berdasarkan
terpadu
aspek-aspek yang terkandung dalam
dilakukan agar masyarakat yang
SOP sebagai berikut:
mengurus izin tidak harus melalui
a. Persyaratan Pelayanan dalam
banyak
Pelayanan
merupakan
acuan
birokrasi
dalam
bagi
(SP) aparat
menjalankan
fungsinya.Hasil menunjukan
Kupang.
pintu.Kondisi
masyarakat
proses perizinan. Standar
Kota
penelitian bahwa
yang
Hal
ini
idealnya, mengurus
persyaratan izin harus melalui satu pintu,
supaya
memudahkan
masyarakat baik dari segi waktu, biaya dan resiko.
standar
Prinsip
pelayanan
satu
pelayanan belum diterapkan secara
pintu diterapkan secara efektif maka
optimal yang disebabkan karena
pelayanan publik yang selama ini
aparat birokrasi belum memahami
terkesan birokratis akan menjadi
standar
dengan
lebih baik, tidak melalui prosedur
membawa
yang berbelit. Karena itu Standar
bagi
Pelayanan (SP) sebagai acuan dalam
pelayanan
sempurna,
(SP)
sehingga
kekecawaan masyarakat.Persyaratan
pelayanan
pengelolaan
pelayanan
perizinan
terhadap perizinan dokumen, masih
harus mampu memberikan solusi
dinilai memberatkan, hal ini sesuai
terhadap prosedur pelayanan. Kajian
fakta
ini membuktikan bahwa penerapan
emipirik bahwa
pelayanan
perizinan dinilai belum efektif yang
Standard
disebabkan
birokrasi
karena
ketidaktepatan
waktu pelayanan yang diterima oleh
104
Pelayanan pelayanan
(SP)
oleh
perizinan
terpadu Kota Kupang yang melalui
William Djani :Reformasi Birokrasi Pada Dimensi Sistem Dan Prosedur Dalam Pelayanan Perizinan Terpadu Di Pemerintahan Kota Kupang
survey Indeks Kepuasan Masyarakat
Keterbukaan dalam standar
(IKM) pada tahun 2013, menunjukan
pelayanan
bahwa SP belum diterapkan secara
memudahkan pengguna pelayanan
efektif, dimana terdapat 5 (lima)
untuk diakses dimanapun dan kapan
unsur dengan nilai dibawah kategori
saja.Hasil
baik yaitu : (a) Kepastian jadwal
bahwa
pelayanan , (b) Prosedur Pelayanan,
dimiliki oleh Birokrasi Publik Kota
(c) Kecepatanan petugas pelayanan,
Kupang selalu dipajang pada papan
(d) Kedisiplinan petugas pelayanan,
pengumuman dan termuat dalam
(e) Persyaratan pelayanan.
brsosur-brosur
Unsur-unsur
tersebut
memiliki kekurangan,
yang
baik
penelitian
standar
adalah
menunjukan
pelayanan
yang
sehingga
memudahkan
masyarakat
untuk
yang harus
membaca
persyaratan-persyaratan
ditingkatkan dan diperbaiki untuk
pelayanan
perizinan.Standar
meningkatkan
pelayanan
pelayanan
perizinan pada birokrasi pelayanan
hendaknya
terpadu
merupakanjaminanbahwa
kualitas
Kota
Kupang.
Hal
ini
yang
ditetapkan realistiskarena
penting yang harus dilaksanakan
janjiataukomitmen
adalah perbaikan terhadap unsur
yangdibuatdapatdipenuhi,
pelayanan yang mempunyai nilai
jelasdanmudah
paling
dimengertiolehparapemberidan
rendah
ditingkatkan.Fakta menunjukan pelayanan
untuk empirik
bahwa belum
ini
standar sepenuhnya
penerima pelayanan.Informasipelayanan, untuk memenuhi
diterapkan secara baik oleh birokrasi
kebutuhaninformasipelayanankepada
pelayanan, yang ditandai dengan
masyarakat,setiap
adanya pengeluhan oleh masyarakat
unitpelayananinstansi
sebagai pengguna layanan terhadap
pemerintahwajibmempublikasikan
lambatnya pelayanan.
mengenai prosedur,persyaratan,biaya,
b. Keterbukaan dalam Standar Pelayanan
waktu,
standar, akta/janji, agar diketahui oleh masyarakat. Standar Pelayanan yang ada
105
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
di Birokrasi Publik Kota Kupang,
BPPT
bukan
yang
dilaksanakan melalui rapat atau
sekedar ada, untuk memenuhi syarat
pada saat apel, walaupun frekwensi
formal dalam tata laksana birokrasi
sosialisasinya
akan tetapi merupakan dasar yang
minim.
sebuah
dokumen
jelas dalam pengelolaan pelayanan perizinan
yang
mengikat
bagi
Kota
Kupang
masih
biasanya
dirasakan
Keterbukaan
standar
pelayanan pada Birokrasi Publik
semua anggota organisasi. Memang
Kota
Birokrasi Publik Kota Kupang telah
hambatan baik terkait penggunaan
memiliki Standar Pelayanan, akan
tehnologi
tetapi sosialisasi langsung kepada
penyebaran
staf masih dirasakan minim, hanya
media.
dibuat dalam bentuk brosur dan alur
pengguna layanan yang mengurus
bagan pelayanan yang dipajang
izin,
pada papan pengumuman.
sosialisasi
Keterbukaan penting
dilakukan,
pelayanan
masih
memiliki
informasi
maupun
informasi
melalui
Masyarakat
tidak
sebagai
mengetahui melalui
adanya
media
RRI
Kupang, karena kondisi sekarang
aparat
jarang masyarakat mendengar radio,
dapat
informasi tentang pelayanan izin,
memahaminya, tidak hanya dalam
diperoleh dari teman yang pernah
bentuk
dan
mengurus izin, dan juga pada saat
pajangan lewat papan pengumuman,
masyarakat ke Kantor pelayanan
akan tetapi melalui media-media
perizinan, mendapatkan informasi
yang lain. Sejak Birokrasi Perizinan
dari staf, dan melalui media lainnya.
Kota Kupang memiliki SOP tahun
Keterbukaan dalam standar
2013 maka dilaksanakan sosilaisasi
pelayanan pada Birokrasi Publik
yang
Kota Kupang belum efektif, hal ini
birokrasi
dan
agar
Kupang
masyarakat
penerbitan
lebih
brosur
difokuskan
kepada
masyarakat dengan menggunakan
disebabkan
media
media sosialisasi terhadap standar
RRI
Kupang,
dan
juga
karena
beberapa kali pertemuan dengan
pelayanan
perwakilan
masyarakat
harapan masyarakat. Di sisi lain
Kecamatan
yang
Kupang,
106
ada
sedangkan
melalui di
untuk
Kota
Birokrasi
staf
Terpadu
(SP)
penggunaan
belum
Pelayanan Kota
sesuai
Perizinan
Kupang
belum
William Djani :Reformasi Birokrasi Pada Dimensi Sistem Dan Prosedur Dalam Pelayanan Perizinan Terpadu Di Pemerintahan Kota Kupang
memiliki website tersendiri untuk
kajian
dapat
koordinasi dengan instansi terkait,
diakses
oleh
masyarakat
secara luas.
teknis
membutuhkan
untuk dilakukan analisa teknis dan survey secara mendalam. Jika dicermati fakta empiris
c. Waktu
yang
dibutuhkan
birokrasi dan masyarakat terkait
dalam pengurusan izin Waktu untuk
yang
sebuah
perizinan
dibutuhkan
proses
ini yang dikaitkan dengan persepsi
pelayanan
disesuaikan
dengan
ketepatan waktu pelayanan akan menunjukan
adanya
perbedaan.
Pandangan aparat birokrasi selalu
standar pelayanan, sehingga tidak
berbeda
mengecewakan masyarakat sebagai
masyarakat karena selalu menjaga
pengguna pelayanan. Kajian ini
nama baik dan citra lembaganya,
menunjukan bahwa masih terlihat
walaupun kinerja birokrasi terkadang
kekecewaan
mengecawakan masyarakat. Sebagai
masyarakat
akanketerlambatan
dengan
pandangan
pengguna pelayanan dalam urusan
penandatanganan
dokumen
izin,
perizinan tempat usaha dan izin
yang disebabkan karena kesibukan
usaha bahwa lamanya waktu yang
pimpinan dalam menghadiri rapat-
dibutuhkan dalam sebuah proses
rapat baik pada level pemerintah
perizinan melalui beberapa tahapan
Kota Kupang maupun rapat secara
yaitu dari Rukun Tetangga /Rukun
intern organisasi Birokrasi Publik
Wilayah,
Kota Kupang. Lama waktu yang
pengesahan Camat, yang selanjutnya
dibutuhkan dalam proses pelayanan
diteruskan ke Birokrasi Pelayanan
perizinan
Perizinan Terpadu Kota Kupang
disesuaikan
standar
kemudian
untuk
disesuaikan kelengkapan persyaratan
Lamanya waktu untuk sebuah proses
yang dipenuhi oleh masyarakat. Jika
penerbitan
persyaratannya
secara
tergantung kehadiran pimpinan, yang
lengkap dan pimpinan berada di
tidak disibukan dengan kegiatan lain
tempat maka dokumen izinnya bisa
misalnya
diterbitkan.Izin-izin
atau tugas kedinasan lainnya.
yang
bersifat
dokumen
Lurah,
pelayanan yaitu 1 hari, atau lebih
tersedia
diproses
ke
dokumen
menghadiri
izin
izin.
sangat
rapat-rapat,
107
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
Alokasi dibutuhkan
waktu dalam
yang
pengurusan
lembaga
untuk
melakukan
selanjutnya
perbaikan-perbaikan.
perizinan sesuai dengan SOPnya
Kajian
rata-rata
pengaduan yang masuk berupa surat
3
hari,
kecuali
mendirikan
bangunan
membutuhkan
waktu
izin
ini
menunjukan
bahwa
yang
ataupun
hari,
disampaikan langsung pada tahun
disebabkan karena masih melalui
2013 sebanyak 250 buah pengaduan,
kajian teknis dan survey lapangan.
dan yang mendapat solusi sebanyak
Hasil
belum
41 buah pengaduan. Jika dilihat dari
sepenuhnya SOP diterapkan secara
kinerja birokrasi dalam penyelesaian
efektif,
kajian
14
menunjukan
terkait
penyeslesaian
pengaduan
yang
dengan
waktu
pengaduan
yang
masih
16%.Walaupun kondisi ini terjadi
izin
melebihi standar yang ditetapkan.
hanya
sekitar
dimasa reformasi, pemenuhan atas tuntutan pengguna jasa oleh aparat
d. Mekanisme Penyelesaian
Pengaduan komplain
&
birokrasi justru yang paling rendah.
oleh
Bahkan secara keseluruhan kasus sebanyak 250 buah, sama sekali
masyarakat
kurang mendapat respons konkrit Hasil penelitian menunjukan
dari birokrasi. Hal tersebut semakin
bahwa Birokrasi Publik Kota Kupang
memberikan indikasi bahwa harapan
memiliki media dalam bentuk kotak
reformasi akan dapat memenuhi
saran
pengaduan
tuntutan masyarakat, terutama terkait
kepada birokrasi pelayanan perizinan
perbaikan kualitas pelayanan publik
terpadu Kota Kupang, akan tetapi
dari
solusi terhadap pengaduan publik,
kenyataan. Mekanisme pengaduan
belum
yang
oleh masyarakat kepada birokrasi
memuaskan yang disebabkan karena
pelayanan perizinan terpadu Kota
pengaduan-pengaduan
Kupang dapat dilihat pada bagan
sebagai
sarana
memberikan
hasil
yang
ada
hanya melalui rapat secara intern
108
birokrasi
masih
jauh
mekanisme pengaduan sbb:
dari
Spirit Publik Volume 10, Nomor 2 Halaman 91-114
Pengaduan birokrasi
ISSN. 1907-0489 Oktober 2015
masyarakat pelayanan
terhadap
dalam pengurusan dokumen izin
perizinan
terkesan
masih
memberatkan
terpadu Kota Kupang berdasarkan
masyarakat, yang prosesnya melalui
mekanisme yang telah ditetapkan
beberapa pintu yaitu Rukun Tetangga
oleh
(RT),
Birokrasi
belum
efektif.Penyelesaian masyarakat
belum
begitu komplain
memberikan
Rukun
Wilayah
(RW),
Kelurahan, Kecamatan dan lembaga teknis.
Jika
dilihat
dari
aspek
kepuasan, yang disebabkan karena
keterbukaan/transparansi
sifatnya hanya ditampung saran-
standar pelayanan masih memiliki
saran masyarakat di media kotak
kelemahan disebabkan karena SOP
saran, yang kemudian diselesaikan
yang dimiliki oleh Birokrasi publik
sendiri
tanpa
Kota Kupang merupakan produk
sehingga
birokrasi yang belum melalui uji
kurang begitu memberikan pengaruh
publik dan belum dapat diakses
positif terhadap persoalan pelayanan.
melalui internet. Birokrasi publik
oleh
melibatkan
birokrasi
masyarakat,
Reformasi
Sistem
dan
dalam
Kota Kupang dalam menyusun SOP,
Prosedur dalam pelayanan publik,
belum
sepenuhnya
berjalan secara optimal, yang jika
perwakilan
dilihat dari persyaratan pelayanan
umum
akan
melibatkan
stakeholders tetapi
PIAR
secara NTT
109
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat
yang
Jika
dicermati
kondisi
selalu
empirik ini, menunjukan bahwa SOP
mendampingi Birokrasi publik Kota
belum diterapkan secara efektif pada
Kupang dalam penyusunan SOP,
Birokrasi
termasuk juga melakukan kajian
Terpadu Kota Kupang, hal ini terlihat
kelembagaan,
pada
saat
bahwa prosedur yang masih berbelit,
pembentukan
lembaga
baru
penyusunan
pelayanan perizinan Kota Kupang. Alokasi
waktu
dibutuhkan
dalam
Pelayanan
SOP
Perizinan
yang
belum
melibatkan stakeholders, sehingga
yang proses
keberpihakan birokrasi
SOP
lebih
ketimbang
kepada
penyelesaian dokumen izin belum
masyarakat
sesuai dengan standar pelayanan
layanan.
karena kebanyakan pimpinan sering
perubahan/reform
sibuk dengan rapat-rapat dan tugas
prosedur seperti pada tabel berikut
kedinasan
ini:
lainnya,
sehingga
sebagai
pada
pengguna Rangkuman sistem
dan
mengalami keterlambatan. Tabel 2 Sistem dan Prosedur dalam Birokrasi Pelayanan Publik di Kota Kupang No. 1
Sebelum Reformasi (lama) Semua SKPD di lingkup Pemerintah Kota Kupang tidak memiliki SOP. 2. Yang dominan adalah aparat bekerja hanya berdasarkan tupoksi, tapi masih belum jelas, lebih banyak perintah pimpinan. 3 Perintah dan disposisi pimpinan menjadi dasar bagi staf dalam melaksanakan tugas. Sumber: Hasil olahan data penelitian Perubahan
terkait
lebih banyak perintah pimpinan. Di
dengan standar pelayanan, sebelum
era reformasi ada perubahan, dimana
reformasi hampir semua SKPD tidak
hampir semua SKPD memiliki SOP,
memiliki SOP, yang dominan adalah
walaupun belum berjalan secara
aparat bekerja hanya berdasarkan
optimal, yang masih membutuhkan
tupoksi, yang belum begitu jelas, dan
pemahaman, sehingga memerlukan
110
yang
Sesudah Reformasi (Baru) Hampir semua SKPD telah memiliki SOP, termasuk BPPT Kota Kupang. Walaupun SOP belum berjalan secara optimal, dan membutuhkan pemahaman, sehingga perlu sosialisasi. SOP menjadi dasar bagi pimpinan dan staf dalam melaksanakan tugas.
William Djani :Reformasi Birokrasi Pada Dimensi Sistem Dan Prosedur Dalam Pelayanan Perizinan Terpadu Di Pemerintahan Kota Kupang
sosialisasi
berkelanjutan
penguasa secara tunggal menetapkan
dengan dukungan anggaran yang
berbagai ketentuan termasuk SOP
memadai.
dalam
E.
secara
Penutup Reformasi
pelayanan
izin.Sementara
masyarakat
pelaku
hanya
usaha
dan
mengikuti
dan
apapun yang telah diputuskan oleh
Standar
penyelenggara. Hal ini memperkuat
belum
pandangan Caiden 2011; Smith,
memenuhi kriteria kesesuaian untuk
2007 bahwa Reformasi Birokrasi
menjawab
pelayanan,
pada dimensi sistem dan prosedur
secara efisien dan efektif. Aspek ini
kerja meliputi standard operating
menekankan
Persyaratan
procedure,
changing
pelayanan, (2) Keterbukaan standar
processes,
techniques,
pelayanan,
functions, roles, contacts, controls,
Prosedur Operasional
dan
Sistem
penerbitan
atau
Prosedur
kebutuhan
(1)
(3)
Waktu
yang
dibutuhkan dalam proses izin, (4)
methods, routes,
transparent
Kejelasan mekanisme pengaduan.
Penelitian ini membuktikan
Kriteria ini belum dapat dipenuhi
bahwa teori tersebut tidak dapat
sepenuhnya,
terjadi secara otomatis, karena masih
karena
belum
diuji
publik melalui seminar atau forum
memerlukan
lainnya
standar operasional prosedur yang
yang
melibatkan
perbaikan
stakeholders untuk penyempurnaan
perlu
Standar Operasional Prosedur (SOP),
sebagai dasar atau acuan dalam
yang merupakan produk Birokrasi
melaksanakan
Pelayanan Perrizinan Terpadu Kota
Data
Kupang.
menunjukan
bahwa
Prosedur (SOP) yang merupakan
yang
diperhatikan
arah dan penuntun yang jelas tentang
perbaikan
pelayanan publik perizinan, yang
prosedur dalam pelayanan publik
belum melibatkan unsur masyarakat,
meliputi
dunia usaha, dan belum melalui uji
pelayanan, (b) prosedur Pelayanan,
publik.Birokrasi publik Kota Kupang
(c) kecepatanan petugas pelayanan,
masih menempatkan diri sebagai
(d) kedisiplinan petugas pelayanan,
Standard
Operasional
melibatkan
terhadap
dan
stakoholders
pelayanan fakta
harus
standar
(a)
publik.
penelitian
ini
aspek-aspek dalam
operasional
kepastian
jadwal
111
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
(e)
persyaratan
pelayanan,
Introduction. London, Macmillan Press Ltd.
yang
harus ditingkatkan dan diperbaiki untuk
meningkatkan
kualitas
pelayanan perizinan.Berbagaikelemahan dalam penyelenggaraan sektorpelayananpublikyangbelumses uai
tuntutandanharapanmasyarakat,
keluhan masyarakat atas rendahnya kinerja pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah
daerah
baik
pelayanan di bidang administrasi,
Larmour (1988).Bank Dunia dan Negara-Negara berkembang. Dikutip dari: Parmusinto dan Latif (2011). Dinamika Good Governance di tingkat Desa: MAP, FISIP Universitas Riau, 11(1) Januari, pp.2. Milles, Matthew B., A. Michael Huberman & Saldana (2014). Qualitativedataanalysis:ameth odssourcebook.Edition 3. SAGEPublications,Inc. ThousandOaks,California9132 0.
pelayanan perizinan, karena masih melalui banyak pintu.Oleh karena itu SOP yang jelas, dan berpihak kepada publik
dan
mampu
memberikan
kemudahan dalam pelayanan publik.
Pandie David dkk,. (2009). Survey POPI NTT. Lemlit Undana, Kupang. Pollit,
Christopher and Geert Bouckaert.(2000). Public Management Reform. Oxford university Press, New York.
Daftar Pustaka Atmoko, Tjipto. (2006). Standar Operasional Prosedur (SOP) dan akuntabilitas kinerja pemerintah.Pusat Penelitian Kebijakan Publik dan Pengembangan Wilayah Universitas Padjadjaran. Caiden, (1991).Administrative Reform Comes of Age.Walter de Gruyter, Berlin. Dwiyanto, (2011).Reformasi Birokrasi. Gramedia, Jakarta. Erende Pos (28 September 2011). Hughes, Owen. (1998). Management Administration:
112
Public and An
--------,.(2004). Publicmanagementreform: Acomparativeanalysis.Oxford :OxfordUniversityPress. Prasojo, Eko (2013). Mengembalikan Kepercayaan Publik melalui Reformasi Birokrasi, Inovasi Daerah, dan Peningkatan Daya Saing Daerah”Seminar Nasional Reformasi Birokrasi.PGSP.Diakses dari Internet tanggal 18 Pebruari 2014. Robinson, J.A., and Parsons, Q.N., (2006). “State Formation and Governance in Botswana”, Journal of African Economies, 15 (1): 100-140.
William Djani :Reformasi Birokrasi Pada Dimensi Sistem Dan Prosedur Dalam Pelayanan Perizinan Terpadu Di Pemerintahan Kota Kupang
Sedarmayanti. (2010). Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan masa depan. Refika Aditama. Bandung. Sinambela, Rochadi, Ghaszali, Muksin, Setiabudi, Bima, Syaifudin. (2006). Reformasi Pelayanan Publik.Teori, Kebijakan dan Implementasi. Bumi Aksara. Jakarta. Smith,
B.C. (2007). Good Government and Development. Palgrave Macmillan, New York.
Strauss, Anselm, L. (1987). Qualitative Analysis for Social Scientist.Cambridge University Press. Tambunan, Rudi M. (2011). Pedoman Teknis Penyusunan Standard Oprating Procedures. Jakarta: Maiestas Publishing. Thoha, (2009).BirokrasiPemerintahI ndonesiadiEraReformasi,Jaka rta:Kencana Prenada. World Bank (1992). Dikutip dari: Parmusinto dan Latif (2011). “Dinamika Good Governance di tingkat Desa”, MAP, FISIP Universitas Riau, 11(1) Januari, pp.1-2.
113
Spirit Publik Vol. 10, No. 2, Oktober 2015 Hal. 91-114
114