250
Unmas Denpasar
REDESAIN NILAI EDUKASI DAN KEARIFAN LOKAL DALAM KARAKTER WAYANG KONTEMPORER SEBAGAI UPAYA INOVASI IPTEKS DAN PENGUATAN DAYA SAING EKONOMI KREATIF Wanda Listiani, Ai Juju Rohaeni, Dyah Nurhayati Jurusan Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Jl. Buahbatu No. 212 Bandung 40265
ABSTRAK Pengenalan nilai kearifan lokal dalam tokoh wayang pada anak dan remaja melalui karakter wayang seperti Gatotkaca, Srikandi, Bima dan Panakawan (Cepot, Semar dan sebagainya) merupakan salah satu upaya pendidikan karakter sejak dini. Grafis wayang merupakan media storytelling pada anak untuk mengenal wayang dan nilai kearifan lokal yang terkandung didalamnya. Untuk memudahkan remaja mengenal tokoh dan kearifan lokal didesain ulang karakter wayang edukasi dengan penjelasan karakter tokoh. Penelitian dalam visualisasi cerita wayang ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis visual. Hasil penelitian ini memvisualisasikan kearifan lokal wayang menjadi karakter wayang kontemporer dalam berbagai produk ekonomi kreatif berbasis sastra dan alternative media storytelling bagi anak dengan pendampingan orang tua. Kata Kunci : kearifan lokal, wayang kontemporer, pendidikan karakter
PENDAHULUAN Konsep ekonomi kreatif (Florida, 2002: 45) diperkenalkan dalam artikel Business Week bulan Agustus 2000. Kemudian John Howkins mendokumentasikan dampak ekonomi global dalam The Creative Economy (2001). Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif dalam terma pekerjaan, yakni dalam 15 sektor industri kreatif serperti perangkat lunak, R & D dan desain, fashion, dan industri konten-kreatif seperti film dan musik. Produk yang indah, unik dan bermakna personal menjadi ciri utamanya. Ciri-ciri ini, menurut Virgina Postre, disebut “imperatif estetika” (Pink, 2005 : 33). Kegiatan kreatif dalam fashion yang termasuk dalam sektor industri kreatif antara lain berupa kreasi desain pakaian, produksi pakaian mode dan ilustrasi fashion. Disinilah istilah grafis pada fashion memiliki pengertian mengenai penggunaan elemen grafis pada fashion, yaitu ilustrasi pada pakaian dan siluet fashion. Ilustrasi fashion (Nagasawa, t.t: 4147) diartikan pertama, sebagai gambar yang mengekspresikan fashion, biasanya dalam bentuk sketsa tangan maupun digital komputer. Ilustrasi fashion yang dibuat untuk publik dan disirkulasikan melalui media. Kedua, ilustrasi fashion (Man, 2004:i) adalah gambar pada pakaian sebagai bentuk ekspresi dan komunikasi. Ilustrasi fashion merefleksikan gaya dan perilaku zamannya. Gambar dalam ilustrasi fashion mencerminkan perbedaan perspektif akan kecenderungan budaya. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
251
Unmas Denpasar
Pengenalan nilai kearifan lokal dalam tokoh wayang pada anak dan remaja melalui karakter wayang seperti Gatotkaca, Srikandi, Bima dan Panakawan (Cepot, Semar dan sebagainya) merupakan salah satu upaya pengenalan karakter sejak dini dan penguatan bagi daya saing ekonomi kreatif khususnya grafis fashion wayang. Grafis fashion wayang merupakan media storytelling pada anak untuk mengenal wayang dan nilai kearifan lokal yang terkandung didalamnya. Untuk memudahkan remaja mengenal tokoh dan kearifan lokal didesain ulang karakter wayang edukasi dengan penjelasan karakter tokoh. Penelitian dalam visualisasi cerita wayang ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis visual. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini memvisualisasikan kearifan lokal wayang menjadi karakter wayang kontemporer dalam berbagai produk ekonomi kreatif berbasis sastra dan alternative media storytelling bagi anak dengan pendampingan orang tua. A. GATOTKACA Gatotkaca dalam cerita Mahabharata merupakan putra Bimasena (Bima atau Wrekodara) dari keluarga Pandawa. Ibu Gatokaca berasal dari bangsa raksasa bernama Hidimbi (Harimbi). Gatotkaca terkenal dengan “otot kawat tulang besi” bisa terbang tanpa menggunakan sayap. Sifat baik dari tokoh wayang Gatotkaca ini didesain ulang dengan karakter superhero bernama Captain America. Captain America bernama asli Steve Rogers merupakan pahlawan super dalam kelompok pahlawan Avengers dari Marvel. Captain America diceritakan sebagai pahlawan perang Amerika Serikat untuk menghadapi NAZI yang dipimpin oleh Adolf Hitler (www.wikipedia.org). Berikut hasil desain ulang perpaduan karakter tokoh wayang Gatotkaca dengan Captain America :
Gambar 1. Sketsa dan hasil desain ulang perpaduan karakter tokoh wayang Gatotkaca dengan Captain America, ilustrator Muliawan. Nilai kearifan lokal yang dipadukan dari kedua tokoh pahlawan ini adalah kekuatan yang super untuk menolong semua orang dan melawan kejahatan. Nilai penolong dan berani berkorban untuk setiap orang yang membutuhkan menjadi nilai edukasi bagi pembaca. Hasil desain ulang tokoh Gatotkaca dengan karakter superhero yang lain sebagai berikut :
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
252
Unmas Denpasar
Gambar 2. Hasil Desain Ulang Tokoh Wayang Gatotkaca Thor merupakan tokoh superhero dari Marvel yang memiliki kekuatan seperti Gatotkaca, memiliki ciri khas atau identitas unik, kewibawaan dan kebijaksanaan yang tinggi.
Gambar 3. Visual Thor, Gatotkaca dan Perpaduan dua tokoh Hasil perpaduan karakter dengan kekhasan kumis, hiasan kepala, rambut thor, dan simbol bintang didadanya, palu dewa menjadi kekhasan dari karakter tokoh baru. Nilai edukasi dari tokoh ini adalah kebijaksanaan, pengetahuan yang luas dan kebijaksanaan dalam menghadapi masalah.
Gambar 4. Hasil Desain Ulang Karakter Tokoh Wayang Gatotkaca dan Thor Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
253
Unmas Denpasar
Gambar 5. Hasil Desain Ulang Karakter Tokoh Wayang Gatotkaca dan Thor
Gambar 6. Hasil Desain Ulang Karakter Tokoh Wayang Gatotkaca B. SRIKANDI Srikandi sebagai salah satu tokoh pewayangan wanita digambarkan pemberani dan tangkas, pandai memainkan panah yang dipelajarinya dari Arjuna. Srikandi merupakan isteri Arjuna dari keluarga Pandawa dan senopati dari kerajaan Amarta. Srikandi bertugas menjamin keamanan dari penghuni kesatrian Madukara, tempat tinggal keluarga besar Arjuna. Sebagai senopati dalam perang Baratayuda, Srikandi menang melawan senopati Hasinapura bernama Resi Bisma. Karakter Srikandi digambarkan memiliki kekuatan fisik dan kelembutan hati sebagai seorang perempuan pada umumnya. Wonder woman merupakan tokoh mitologi Yunani yang dikenal dengan nama Amazons yang berarti cinta, perdamaian dan kesetaraan. Tokoh ini memiliki kekuatan super, terbang, kecepatan, stamina super dan ketangkasana. Wonder woman mahir dalam pertempuran dan perang taktis. Wonder woman memiliki atribut Lasso of Truth, sepasang gelang yang mampu menghancurkan serta menangkis serangan lawan, berfungsi sebagai proyektil, dan sebuah pesawat tak terlihat. Berikut Hasil Desain Ulang Karakter Tokoh Wayang Srikandi dan Wonder Woman :
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
254
Unmas Denpasar
Gambar 7. Hasil Desain Ulang Karakter Tokoh Wayang Srikandi dan Wonder Woman, ilustrator : Merari Talitha Asasi Karakter wonder woman sering muncul di film kartun dan film superhero. Nilai edukasi yang didapatkan dari perpaduan karakter kedua tokoh ini adalah perempuan memiliki kekuatan untuk menghadapi berbagai masalah. Kepribadian yang tangguh, kuat dan kemandirian dapat menjadi kearifan lokal untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. C. BIMA Bima merupakan salah satu ksatria Pandawa Lima merupakan sosok yang kuat dan selalu menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya berhati lembut. Bima digambarkan sebagai pahlawan yang memiliki kekuatan dan menakutkan musuh serta kelembutan hati. Keteguhan, kesetiaan, komitmen pada sesuatu dan berani jika benar. Karakter Super hero yang sama kuat dan memiliki karakter yang sama dengan Bima adalah Wolfrine. Wolfrine merupakan tokoh super hero yang sangat kuat dan abadi. Wolfrine merupakan bangsa mutan. Kedua tokoh ini mempunyai kesamaan senjata yaitu kuku/cakar. Berikut Hasil Desain Ulang Karakter Tokoh Wayang Bima dan Wolfrine, ilustrator : Egih Regiyanto
Gambar 8. Hasil Desain Ulang Karakter Tokoh Wayang Bima dan Wolfrine, ilustrator : Egih Regiyanto Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
255
Unmas Denpasar
Hasil desain ulang karakter lain adalah Bima dengan Saint Seiya. Saint Seiya (kesatria Zodiak) adalah seorang kesatria muda yang bersemangat, pemberani, dan tidak mudah menyerah. Kesamaan karakter ksatria dari kedua tokoh ini menghasilkan karakter baru sebagai berikut :
Gambar 9. Hasil Desain Ulang Karakter Tokoh Wayang Bima dan Saint Seiya D. PANAKAWAN (CEPOT) Cepot atau bagong merupakan salah satu tokoh wayang panakawan yang dikenal humoris, suka bercanda pada siapapun dan kritis pada sesuatu. Tokoh cepot dipadukan dengan superhero bertubuh kura kura mutan bernama Michaelangelo. Michaelangelo adalah kura-kura mutan yang di kenal memiliki semangat juang yang tinggi. Tokoh ninja berikat kepala orange atau jingga ini mempunyai selera humor, banyak bercanda. Berikut hasil desain ulang Karakter Tokoh Wayang cepot dan michaelangelo.
Gambar 10. Hasil desain ulang Karakter Tokoh Wayang Cepot dan Michaelangelo, Ilustrator : Andrian Anugrah Hasil desain ulang perpaduan karakter tokoh wayang Cepot dengan karakter superhero yang lain bernama Deadpool. Deadpool adalah tokoh superhero berkostum merah, pada awalnya adalah manusia yang dijadikan bahan eksperimen oleh seorang ilmuan. Kekuatan Deadpool adalah memiliki tubuh yang kebal terhadap racun, virus dan juga senjata apapun, bahkan dapat menumbuhkan kembali organ tubuhnya yang hilang. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
256
Unmas Denpasar
Cepot adalah tokoh panakawan dalam wayang golek yang sudah dikenal di kalangan masyarakat Jawa barat khususnya karena sifatnya humoris.Cepot dikenal dengan nama lain yaitu Astrajingga, memiliki ciri khas kulit berwarna merah dan gigi bawah besar yang menonjol ke atas. Warna merah tersebut mempunyai arti karakter buruk dalam kehidupan. Meskipun sifatnya yang humoris terdapat pesan moral, nasihat, dan kritik yang membangun. Berikut Hasil desain ulang Karakter Tokoh Wayang Cepot dan Deadpool.
Gambar 11. Hasil desain ulang Karakter Tokoh Wayang Cepot dan Deadpool. Deadpool dan Cepot memiliki banyak kemiripan ciri fisik maupun sifat. Dari kemiripan tersebuat karakter “Cepool” dengan warna merah sebagai ciri khas tokoh terlihat lebih berani tetapi memiliki sisi humoris dalam dirinya, yang dapat menjadi nilai edukasi sebagai pribadi yang kuat dan bersahaja. Perpaduan karakter tokoh wayang cepot dan karakter Thing sebagai berikut :
Gambar 12. Hasil desain ulang Karakter Tokoh Wayang Cepot dan Thing, ilustrator Rifky Rakhmansyah Robocop adalah karakter fiksi polisi cyborg dari kepolisian Detroit dalam film Robocop. Konsep desain karakter Robocop mewakili masyarakat modern yang berinteraksi dan mengenal teknologi dalam kehidupannya. Tokoh Robocop merupakan tokoh yang memiliki prilaku yang baik sehingga dalam kehidupannya selalu menolong makhluk ciptaan tuhan. Karakter Cepot merupakan tokoh yang mewakili masyarakat berbudaya lisan seperti masyarakat sunda. Dalam kehidupannya masyarakat lebih condong untuk berinteraksi dengan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
257
Unmas Denpasar
sesamanya melalui lisan yang diucapkan. Namun berbeda dengan karakter Robocop, Cepot lebih mementingkan kebahagiaan mahkluk hidup dengan humor dan tawa.
Gambar 13. Hasil desain ulang Karakter Tokoh Wayang Cepot dan Robocop, Ilustrator : Haris Sunarya Dash Parr adalah anak kedua dari keluarga Bob Parr. Ia adalah seorang murid SD yang nakal. Kehebatan yang dimilikinya adalah dapat lari cepat dan dapat membuat perisai diri yang sanggup menahan segala sesuatu dari serangan musuh. Dash Parr adalah salah satu tokoh dalam film animasi the incredible karena kekuatanya dan tingkah lakunya yang nakal dan humoris seperti cepot.
Gambar 14. Hasil desain ulang Karakter Tokoh Wayang Cepot dan Dash Parr, Ilustrator : Beni Prabowo Perpaduan karakter lain adalah Cepot dengan Ant Man. Kedua karakter ini dipilih karena keduanya sama-sama memiliki karakter yang unik dan lucu. Sastra Jingga (Cepot) merupakan anak pertama dari Semar dan Sutiragen. Sastra Jingga berasal dari dua kata Sastra artinya tulisan dan Jingga artinya merah yang melambangkan kelakuan yang buruk seperti rapornya selalu merah. Walau demikian, sastra jingga memiliki watak yang patuh pada orangtuanya, memiliki sifat humoris dan suka bercanda (ngabodor) dan setia. Senjata andalan Sastra Jingga adalah golok. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
258
Unmas Denpasar
Ant Man merupakan salahsatu tokoh superhero Marvel yang memiliki sifat humoris dan setia pada orangtuanya yaitu Hank Pym dan negaranya agar tidak dikuasai oleh rencana jahat Yelow Jacket Kedua karakter ini memiliki kesamaan karakter yang baik dan juga berani melawan kejahatan. Nilai edukasi dari perpaduan karakter ini adalah sisi baik dari seseorang dan bermanfaat bagi orang lain. Berikut Hasil desain ulang Karakter Tokoh Wayang Cepot dan Ant Man, ilustrator Imam Nurzaman.
Gambar 15. Hasil desain ulang Karakter Tokoh Wayang Cepot dan Ant Man, ilustrator Imam Nurzaman. PENUTUP Redesain wayang sebagai inovasi ipteks memiliki nilai ekonomi kreatif dan nilai edukasi kearifan lokal yang perlu dikenalkan pada masyarakat. Perpaduan nilai edukasi tokoh wayang dan tokoh lain seperti superhero, animasi dan sebagainya dapat menjadi salah satu media pendidikan karakter dan dekat dengan keseharian mereka. DAFTAR PUSTAKA Florida, Richard, 2002, The Rise Of The Creative Class : And How It’s Transforming Work, Leisure, Community and Everyday Life, New York : Basic Books, 2002 Man, Au Wai dan Raymond, 2004. The Future of Fashion Illustration, Hong Kong : Institute of Textiles and Clothing The Hongkong Polytechnic University, Disertasi. Nagasawa, Sachiko dan Shin’ya Nagasawa, t.t. Japanese Fashion Illustrastion in Media, Tokyo : Bunka Fashion Research Institute. Pink, Daniel H., 2005. A Whole New Mind : Moving From The Information Age to the Conceptual Age, New York : Riverhead Books. Sumber Lain : www.wikipedia.org
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016