Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
REAKSI PASAR TERHADAP NILAI TAMBAH EKONOMI Eli Rohmawati | Andry Irwanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis reaksi investor terhadap nilai tambah ekonomi (EVA). Data penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan laporan keuangan tahunan perusahaan sampel pada periode 2009-2012. Perusahaan manufaktur digunakan pada penelitian ini dengan perusahaan sampel sebanyak 34 perusahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara signifikan positif terdapat reaksi investor di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) positif dan secara signifikan positif terdapat reaksi investor di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) negatif. Kata Kunci: Nilai Tambah Ekonomi (EVA), Reaksi Investor ABSTRACT This study examine to analyze reaction of investors to economic value added (EVA), variable in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in the period of 2009-2012. The total population of this study were 34 companies. The study concluded that investor reaction significantly positive around the announcement annual financial report for the firm have economic value added positive and there is investor reaction significantly positive around the announcement annual financial report for the firm have economic value added negative. Keyword: Economic Value Added (EVA), investor reaction
dan harga saham serta adanya kandungan informasi pada laba.
PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman pada dunia usaha menuntut para manajemen untuk menyediakan laporan keuangan yang mengandung informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis oleh para investor. Fanani (2008) berpendapat bahwa salah satu elemen penting dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan dapat direpresentasikan dalam laba perusahaan yaitu bersumber dari pelaporan keuangan. Ball and Brown (1968) melakukan penelitian yang secara fundamental menemukan bukti ilmiah bahwa tingkat pengembalian saham perusahaan merespon isi informasi pada laporan keuangan. Penelitian Ball dan Brown merupakan penelitian yang disebut studi peristiwa karena penelitiannya mempelajari reaksi pasar saham atas suatu peristiwa khusus, dalam penelitiannya membahas pengumuman laba bersih tahunan suatu perusahaan. Hasil penelitiannya ditemukan bahwa ada hubungan antara laba akuntansi
Ivanov et al. (2014) melakukan penelitian strategi investasi portofolio dengan menggunakan EVA, penelitiannya menunjukkan bahwa portofolio yang dibentuk dengan EVA negatif menghasilkan tingkat pengembalian yang relatif tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki EVA positif. Pada penelitian sebelumnya secara umum hanya membahas perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) yang positif yang bisa memberikan nilai tambah ekonomi bagi para investor yang dicerminkan dari peningkatan harga saham perusahaan serta merupakan good news bagi para investor, akan tetapi mereka mengabaikan perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) negatif, karena mereka meyakini bahwa perusahaan yang memiliki EVA negatif berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja buruk. Pada penelitian ini akan menjelaskan reaksi investor terhadap nilai tambah ekonomi (EVA), bukan hanya
- 100 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
dilihat dari nilai tambah ekonomi (EVA) yang bernilai positif, akan tetapi dilihat juga dari segi nilai tambah ekonomi (EVA) yang bernilai negatif selama masa krisis yaitu dilakukan pada tahun 2009-2010. Apakah nilai tambah ekonomi yang bernilai negatif menghasilkan tingkat pengembalian yang positif dan relatif tinggi dibandingkan dengan nilai tambah ekonomi (EVA) positif. Pada uraian latar belakang masalah diatas dapat disimpulkan rumusan masalah: Apakah terdapat reaksi investor terhadap return pada perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) positif? dan apakah terdapat reaksi investor terhadap return pada
TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan (Signalling Theory) Signalling theory adalah teori persinyalan yang menjelaskan bahwa informasi yang dipublikasikan perusahaan merupakan sinyal baik bagi para investor, informasi tersebut dapat digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan merupakan unsur paling penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi merupakan penyajian atas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, atau gambaran perusahaan dimasa yang akan datang. Investor menggunakan laporan keuangan yang relevan, akurat dan tepat waktu untuk menganalisis pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang. Menurut informasi yang dipublikasikan perusahaan merupakan sinyal yang baik bagi para investor yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, diharapkan pasar bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Teori Efisiensi Pasar Hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa harga saham sekarang mencerminkan seluruh informasi yang ada, dengan kata lain tidak ada informasi masa lalu yang dapat digunakan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang. Secara statistik fenomena pasar efisien dapat digambarkan dengan data yang berdistribusi normal dengan nilai mean dan varian yang stabil. E. Fama (1970) berpendapat bahwa pasar yang efisien adalah pasar dimana harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa tidak ada informasi masa lalu yang dapat digunakan untuk
perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) negatif ? Artikel ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian kedua akan dibahas landasan teoritis. Bagian ketiga membahas tentang pengembangan hipotesis penelitian. Metodologi penelitian akan dibahas pada bagian keempat diikuti dengan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian kelima. Kesimpulan, kelemahan, dan saran akan dibahas pada bagian keenam.
memprediksi pergerakan harga saham dimasa yang akan datang. Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah salah satu masalah yang paling penting yang dipertimbangkan oleh pemegang saham, kreditur, pemerintah dan manajer yang diberikan kepada pengembangan pasar modal. Investor selalu berniat untuk menyadari tingkat keberhasilan manajer dalam menggunakan modalnya. Keberhasilan atau kegagalan manajemen dalam menjalankan tujuan strategi perusahaan, visi, dan misi merupakan gambaran dari kinerja perusahaan. Kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi perusahaan dalam periode. Return Saham Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemilik saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Salah satu motivasi seorang investor dalam melakukan sebuah investasi yaitu untuk dapat menghasilkan keuntungan yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu dengan membeli sebagian saham. Hasil dari investasi tersebut yaitu berupa return yang dapat dinikmati oleh pemodal. konsep return merupakan tingkat keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemodal atas perilaku investasinya (Ang, 1997)
- 101 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
HIPOTESIS LAPORAN KEUANGAN
Financial Accounting Value
Economic Value Added (EVA) Reaksi Investor
EVA Positif
EVA Negatif
Average Abnormal Return (AAR) dan Cumulative Average Abnormal Return (CAAR)
Gambar 1. Rerangka Konseptual
Pengembangan Hipotesis Reaksi investor di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) positif. Pada penelitian ini digunakan nilai tambah ekonomi (EVA) sebagai pengukuran kinerja perusahaan, banyak para investor mengetahui apa itu konsep EVA akan tetapi masih jarang perusahaan menggunakan konsep tersebut dan mayoritas perusahaan masih mengukur kinerja perusahaannya menggunakan corporate action. Pada hipotesis ini digunakan teori signaling yang berguna untuk menangkap sinyal-sinyal yang muncul akibat dari reaksi pasar. Ferguson et al (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan metodologi event study untuk menyelidiki apakah perusahaan yang mengadopsi system EVA Stern Stewart karena memiliki kinerja yang buruk, dan apakah dengan mengadopsi EVA, perusahaan akan memiliki kinerja yang baik. Ada bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki nilai kinerja yang buruk menyarankan perusahaan untuk mengadopsi EVA, dengan kata lain mengadopsi EVA dapat memperbaiki kinerja perusahaan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa perusahaan yang telah mengadopsi EVA mengalami peningkatan profitabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan rekan mereka yang belum mengadopsi EVA. H1 : Apakah terdapat reaksi investor terhadap return pada perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) positif Reaksi investor di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) negatif. Seperti yang dijelaskan oleh Singgih (2008) bahwa jika perusahaan memiliki nilai EVA positif menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut baik dan mencerminkan tingkat pengembalian yang tinggi dari tingkat biaya modal. EVA yang positif menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menciptakan peningkatan nilai kekayaan perusahaan, dan sebaliknya yang menyiratkan bahwa perusahaan gagal dalam menjalankan strategi ataupun tujuan dari perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan. Nilai EVA negatif, menunjukkan bahwa laba operasi perusahaan tidak mampu menutupi biaya yang terjadi, menunjukkan bahwa operasi yang dilakukan perusahaan belum sepenuhnya efektif. Jika hal tersebut terus-menerus berkelanjutan, maka perusahaan tidak dapat melanjutkan operasi dan seiring berjalannya waktu maka perusahaan bisa mengalami kebangkrutan. Ivanov et al. (2014) melakukan penelitian strategi investasi portofolio dengan menggunakan EVA, penelitiannya menunjukkan bahwa portofolio yang dibentuk dengan EVA negatif menghasilkan tingkat pengembalian yang relatif tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki EVA positif. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan portofolio dengan rasio leverage rendah dapat menunjukkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Selain itu, perusahaan dalam kategori yang didefinisikan sebagai EVA paling negatif dan EVA negatif setidaknya kedua EVA dapat berbalik dan menghasilkan abnormal return yang positif. H2 : apakah terdapat reaksi investor terhadap return pada perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) negatif ?
- 102 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
METODE PENELITIAN Populasi dan Metode Pengumpulan Data Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012 yaitu sebanyak 34 perusahaan manufaktur. Pemilihan sampel perusahaan menggunakan purposive sampling dengan kriteria: a) Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan setelah diaudit selama periode 2009-2012. b) Perusahaan memiliki tahun buku yang berakhir 31 Desember. Hal ini dimaksudkan agar terjadi keseragaman waktu pelaporan keuangan. c) Perusahaan memiliki data mengenai variabel yang dibutuhkan dalam penelitian secara lengkap. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa annual report emiten manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2012 yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada http://www.idx.co.id. Metode yang digunakan dalam pemgumpulan data tersebut menggunakan metode dokumentasi. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Dependen (Y) a. Average Abnormal Return (AAR) dan Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) Pada teori abnormal return ini merupakan teori yang dapat mengukur reaksi pasar sebagai perubahan harga. Pengukuran reaksi pasar digunakan untuk menilai kandungan informasi dari suatu pengumuman. Apabila suatu pengumuman mengandung informasi maka dapat menghasilkan abnormal return, dan sebaliknya. Abnormal return merupakan selisih antara return aktual dengan return yang diharapkan yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi (leakage of information) dan sesudah informasi resmi diterbitkan. Sedangkan normal return merupakan return yang diharapkan (Samsul, 2006) Brown dan Warner (1985) mengestimasi return ekspektasian menggunakan model estimasi diantaranya sebagai berikut: 1) Model sesuaian rata-rata (Mean-Adjusted Model) Model ini menganggap bahwa return ekspektasian bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode estimasi Σjt = t Ri,j E [Ri,t] = T ....................................... (1) 2
1
- 103 -
Keterangan: E[ Ri,t] = return ekspektasian sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t Ri,j = return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j. T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2
Periode estimasi (estimation periode) umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa, periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window). 2. Model Disesuaikan-Pasar (Market-Adjusted Model) Pada model ini beranggapan bahwa estimasi yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return dengan indeks pasar pada saat tersebut. Return sekuritas yang diestimasi sama dengan return indeks pasar. 3. Model Pasar (Market Model) Pada market model ini digunakan untuk perhitungan ekspektasian yang dilakukan dengan dua tahap, yaitu: • Membentuk model ekspektasian dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi • Menggunakan model ekspektasian diperiode jendela Teknik model regresi OLS (Ordinary Least Square) dapat digunakan untuk membentuk model ekspektasian pada market model dengan persamaan: Ri,j = αi + βi . RMj + εi,j ...................................... (2) Keterangan: Ri,j = return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j αi = intercept untuk sekuritas ke-i βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i Rmj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung dengan rumus : RMj = (IHSGj – IHSGj-1) / IHSGj-1 εi,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
Samsul (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa langkah dalam menghitung abnormal return, yaitu: 1) Abnormal Return (AR) Abnormal return merupakan selisih dari return aktual dengan expected return yang dihitung secara harian. Dengan demikian dapat diketa-
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Dimana : CAARNn = Cumulative Average Abnormal Return hari t. AARNt = Average Abnormal Return pada hari t.
hui abnormal return tertinggi dan terendah serta reaksi yang paling kuat pada hari-hari event window yang telah ditentukan. ARi,t = Ri,t – Rm,t ............................................ (3) Dimana: ARi,t = abnormal return perusahaan i pada periode ke- t Ri,t = Return perusahaan pada periode ke-t Rm,t = return pasar pada periode ke-t
2) Average Abnormal Return (AAR) Average abnormal return merupakan rata-rata dari semua jenis saham secara harian. Dengan menghitung average abnormal Return ARi,t AARi,t = Σ n ........................................ (4) Dimana : AARi,t = Rata-rata abnormal return pada waktu t. AR i,t = Abnormal return sekuritas i pada waktu t. N = Jumlah periode jendela
3) Cumulative Abnormal Return (CAR) Cumulative abnormal return merupakan akumulasi abnormal return harian untuk setiap jenis saham. Cumulative abnormal return digunakan untuk membandingkan setiap jenis saham yang terpengaruh pada sebelum dan sesudah peristiwa terjadi.
Variabel Independen (X) a. Nilai Tambah Ekonomi (EVA) EVA mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat dari investasi yang dilakukan. Berikut merupakan tahap-tahap dalam perhitungan nilai tambah ekonomi (EVA) : 1. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax) NOPAT = Laba (Rugi) Usaha – Pajak 2. Menghitung Invested Capital (struktur modal) Invested Capital = (Total Hutang + Ekuitas) – Hutang Jangka Pendek 3. Menghitung WACC (Weighted Average Cost Of Capital) WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]
CARi,t = ARi,t .......................................... (5) Dimana : CARi,t = abnormal return kumulatif perusahaan i selama periode pengamatan dari publikasi laporan keuangan ARi,t = Abnormal return sekuritas i pada waktu t
4) Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) Cumulative average abnormal return adalah akumulasi dari average abnormal return. Cumulative average abnormal return digunakan untuk mengetahui kecenderungan dampak positif atau negatif dari suatu peristiwa. Untuk mengetahui kecenderungan dampak dari suatu peristiwa maka cumulative average abnormal return sebelum peristiwa dibandingkan dengan cumulative average abnormal return sesudah peristiwa. t ‒10
CAARNn = AARNt .................................... (6) t +10
- 104 -
Dimana : a. Menghitung Tingkat Bunga Tingkat Total Hutang = Modal (D) Total Hutang + Total Ekuitas b. Cost Of Debt : peneliti menggunakan data prosentase yield to maturity (YTM) bagi perusahaan yang mengeluarkan obligasi, data prosentase hutang jangka panjang bagi perusahaan yang tidak mengeluarkan obligasi, jika perusahaan tidak mengeluarkan obligasi dan tidak memiliki hutang jangka panjang maka cost of debt dapat dilakukan adjustment pada perusahaan sebanding yang memiliki tingkat risiko yang sama ataupun bisa menggunakan BI rate. c. Menghitung Tingkat Ekuitas Tingkat Total Ekuitas = Ekuitas (E) Total Hutang + Total Ekuitas d. Menghitung Cost Of Equity Perhitungan cost of equity menggunakan market model, dengan menggunakan periode estimasi selama 60 bulan (5 tahun). Tingkat Beban Pajak = x 100% Pajak Laba Bersih sebelum Pajak
4. Menghitung Capital Charges Capital Charges = WACC x Invested Capital 5. Menghitung Nilai Tambah Ekonomi (EVA) EVA= NOPAT - Capital Charge
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum dan Obyek Penelitian Hasil dari pengolahan data akan disajikan pada bab ini, data yang diolah atau ditabulasi menggunakan program SPSS kemudian dianalisis menggunakan metode statistik one sample test dan uji T. Hasil Perhitungan Economic Value Added (EVA) Hasil perhitungan EVA yang dilakukan peneliti memperoleh hasil yang tidak konsisten pada tiap perusahaan dari tahun ke tahun penelitian. Berikut adalah data perusahaan pada tahun penelitian memiliki nilai EVA positif. Pada tahun penelitian 2009-2012 terdapat 61 perusahaan yang memiliki nilai EVA positif, perusahaan dengan kategori EVA positif maka perusahaan tersebut dapat diberikan poin satu, poin satu dapat menjelaskan bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai EVA positif. Pada tahun penelitian 2009-2012 terdapat 75 perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif, perusahaan dengan kategori EVA negatif dapat diberikan poin nol, poin tersebut menjelaskan bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai EVA negatif. Perusahaan memiliki nilai EVA negatif maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut telah gagal dalam melakukan strategi penilaian kinerja perusahaannya dan tidak mendapatkan nilai tambah ekonomi yang diharapkan. EVA negatif merupakan bad news bagi para investor. Hasil Perhitungan Average Abnormal Return (AAR) Hasil perhitungan rata-rata perhitungan Average Abnormal Return (AAR) pada EVA dengan kategori positif ataupun EVA dengan kategori negatif, EVA positif dengan 61 perusahaan sampel selama periode penelitian 2009-2012 sedangkan EVA negatif memiliki 75 perusahaan sampel selama periode penelitian 2009-2012. Tabel diatas diperoleh nilai rata-rata perhitungan AAR pada event window yang digunakan pada sampel perusahaan, pada hari kesatu setelah penerbitan laporan keuangan dan hari kedua sebelum diterbitkannya laporan keuangan memiliki rata-rata nilai AAR yang negatif baik bagi perusa-haan dengan kategori EVA positif ataupun negatif. Rata-rata nilai AAR positif yang diperoleh oleh perusahaan dengan kategori EVA positif maupun EVA negatif berada pada hari keempat setelah diterbitkannya laporan keuangan, pada saat diterbitkannya laporan keuangan (t0), hari ketiga dan keempat sebelum diterbitkan laporan keuangan, sedangkan pada hari kelima dan ketiga setelah penerbitan laporan keuangan serta hari kesatu dan kelima sebelum diterbitkannya laporan
keuangan pada perusahaan EVA dengan kategori negatif memiliki nilai rata-rata AAR yang negatif, begitu juga sebaliknya dengan perusahaan EVA dengan kategori positif, akan tetapi hari kedua setelah penerbitan laporan keuangan perusahaan dengan kategori EVA negatif memiliki nilai rata-rata AAR positif dan perusahaan dengan kategori EVA positif memiliki nilai rata-rata negatif. Hasil Perhitungan Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) Hasil perhitungan CAAR menjelaskan bahwa nilai rata-rata CAAR pada periode Event Window 5 hari sebelum penerbitan laporan keuangan dan 5 hari setelah penerbitan laporan keuangan. Ada 75 perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif dan 61 perusahaan yang memiliki nilai EVA positif dari semua sampling perusahaan yang digunakan pada periode 2009-2012. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada hari kedua setelah penerbitan laporan keuangan dan satu hari sebelum penerbitan laporan keuangan yang memiliki nilai rata-rata CAAR negatif baik bagi perusahaan EVA yang memiliki kategori positif maupun negatif. Nilai rata-rata CAAR positif baik perusahaan yang memiliki kategori EVA positif ataupun negatif berada di hari keempat, ketiga dan hari pada saat laporan keuangan diterbitkan, sedangkan nilai rata-rata CAAR pada hari kelima dan kesatu perusahaan dengan kategori EVA negatif memiliki nilai rata-rata CAAR negatif begitu juga sebaliknya, pada hari kedua sebelum diterbitkannya laporan keuangan perusahaan dengan kategori EVA negatif memiliki nilai rata-rata CAAR positif begitu juga sebaliknya dengan perusahaan dengan kategori EVA positif memiliki nilai rata-rata CAAR yang negatif. Data tersebut dapat menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi yang belum stabil dapat mempengaruhi perhitungan CAAR untuk melihat reaksi pasar yang terjadi pada periode penelitan. Hasil Pengujian Statistik
- 105 -
Uji One Sample Test Pada uji One Sample Test dihasilkan bahwa pada level 0.1 (10%) secara signifikan investor bereaksi pada penerbitan laporan keuangan yang ditunjukkan pada hari pada saat diterbitkannya laporan keuangan (t0) ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0.061 dan pada hari ketiga setelah diterbitkannya laporan keuangan dengan ditunjukkannya nilai signifikan sebesar 0.097. Uji one sample test untuk nilai average abnormal return (AAR) pada perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif ditunjukkan hasil bahwa investor
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
berpengaruh signifikan pada level 0.1 (10%) pada penerbitan laporan keuangan, reaksinya ditunjukkan pada hari keempat sebelum diterbitkannya laporan keuangan dengan nilai signifikan sebesar 0.071, dan pada hari kelima setelah diterbitkannya laporan keuangan ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0.094. Pada uji one sample test atas cumulative average abnormal return (CAAR) pada perusahaan yang memiliki EVA positif diperoleh hasil bahwa secara signifikan investor bereaksi pada penerbitan laporan keuangan di level signifikan 0.1 (10%) yang ditunjukkan pada hari saat diterbitkannya laporan keuangan (t0) dengan nilai signifikan sebesar 0.061, dan pada hari ketiga sebelum diterbitkannya laporan keuangan dengan nilai signifikan sebesar 0.097. Hasil dari uji one sample test dari cumulative average abnormal return (CAAR) pada perusahaan yang memiliki EVA negatif adalah secara signifikan investor bereaksi pada penerbitan laporan keuangan di level signifikansi 0.1 (10%) yang ditunjukkan pada hari kelima sebelum diterbitkannya laporan keuangan dengan nilai signifikan sebesar 0.094, serta pada hari keempat setelah penerbitan laporan keuangan dengan nilai signifikan sebesar 0.071. Uji independen T test Hasil uji independen T test dari average abnormal return (AAR) pada perusahaan yang memiliki nilai EVA positif dan EVA negatif. Tabel diatas menunjukkan hasil bahwa pada level 0.1 (10%) secara signifikan investor bereaksi pada diterbitkannya laporan keuangan yang ditunjukkan pada hari keempat sebelum diterbitkannya laporan keuangan baik untuk perusahaan dengan nilai EVA positif ataupun perusahaan dengan nilai EVA negatif, ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0.007. Hasil uji independen T test pada cumulative average abnormal return (CAAR) pada perusahaan yang memiliki nilai EVA positif dan perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif. Uji independen T test dihasilkan bahwa pada level 0.1 (10%) investor bereaksi pada diterbitkannya laporan keuangan yang ditunjukkan pada hari keempat setelah diterbitkannya laporan keuangan baik untuk perusahaan yang memiliki nilai EVA positif ataupun perusahaan dengan nilai EVA negatif, yang ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0.007.
Hasil Event Study Secara keselurahan penelitian ini membuktikan bahwa pada event study yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil bahwa adanya reaksi investor disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan baik untuk AAR dan CAAR pada perusahaan yang memiliki nilai EVA positif dan perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif, dengan hasil nilai signifikan yang telah dijelaskan pada penjabaran hasil penelitian sebelumnya. Pengujian Hipotesis H1 : Terdapat reaksi investor terhadap return pada perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) positif Pengujian H 1 dibuktikan dengan hasil yang ditunjukkan pada tabel diatas, pada posisi average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) perusahaan yang memiliki nilai EVA positif menunjukkan bahwa ada reaksi investor disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan, untuk AAR investor bereaksi pada hari ketiga setelah diterbitkannya laporan keuangan dan pada saat diterbitkannya laporan keuangan (t0) sedangkan untuk CAAR investor bereaksi pada saat diterbitkannya laporan keuangan (t0) dan pada hari ketiga sebelum diterbitkannya laporan keuangan. H2 : terdapat reaksi investor terhadap return pada perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) negatif Pengujian H2 dibuktikan dengan hasil yang ditunjukkan pada tabel diatas, pada posisi average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif menunjukkan bahwa ada reaksi investor disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan, untuk AAR investor bereaksi pada hari kelima setelah diterbitkannya laporan keuangan dan hari keempat sebelum diterbitkannya laporan keuangan, sedangkan untuk CAAR investor bereaksi pada hari keempat setelah diterbitkannya laporan keuangan dan hari kelima sebelum diterbitkannya laporan keuangan.
- 106 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Pembahasan Hasil Penelitian Berikut merupakan ringkasan hasil SPSS uji one sample test dan uji T dapat menjelaskan hasil yang diperoleh sebagai berikut: Uji
variabel AAR
One sample test
Kategori
Positif
0.097 0.061 0.094 0.071
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Event window 3 0 5 -4
0.061 0.097 0.071 0.094
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
0 -3 4 -5
Negatif Positif
CAAR
Negatif
Nilai sign
Keterangan
Level
0.1
AAR
Positif Negatif
0.007
Signifikan
-4
CAAR
Positif Negatif
0.007
Signifikan
4
T test
Hasil uji one sample test didapatkan hasil bahwa secara signifikan investor bereaksi pada penerbitan laporan keuangan di periode event window yang telah ditentukan sebelumnya baik untuk average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR) pada level signifikansi 0.1 (10%) pada perusahaan yang memiliki nilai EVA positif ataupun pada perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif. Sedangkan pada uji T didapatkan hasil secara signifikan investor juga bereaksi pada penerbitan laporan keuangan di periode event window yang telah ditentukan sebelumnya baik pada perusahaan yang memiliki nilai EVA positif ataupun pada perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif. Pada hasil ini bisa menjelaskan bahwa pada perusahaan masih bisa memberikan return yang positif meskipun nilai yang dihasilkan tidak terlalu besar. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa investor bereaksi pada penerbitan laporan keuangan pada event window dapat menjelaskan bahwa secara teori persinyalan investor menangkap sinyal-sinyal yang telah diinformasikan perusahaan, informasi tersebut dapat digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan. Investor beraksi pada saat diterbitkannya laporan keuangan (t0) menyiratkan bahwa investor hanya melihat laporan keuangan yang diterbitkan pada saat itu tanpa menganalisisnya terlebih dahulu, selanjutnya apabila investor bereaksi pada hari sebelum diterbitkannya laporan keuangan menyiratkan bahwa adanya kebocoran informasi perusahaan yang bersangkutan kepada publik, selanjutnya ketika investor yang bereaksi pada hari setelah diterbitkannya laporan keuangan menyiratkan bahwa investor tersebut menganalisis laporan keuangan yang
diterbitkan sebelum investor tersebut melakukan investasi pada perusahaan yang bersangkutan. Pada efisiensi pasar setengah kuat terdapat dua kategori yaitu pasar efisiensi bentuk setengah kuat yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan yang biasa disebut dengan efisiensi pasar secara informasi dan efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang berdasarkan keputusan. Pada efisiensi pasar keputusan terdapat investor yang canggih yang dapat membedakan pengumuman yang bernilai ekonomis dan yang tidak bernilai ekonomis, investor yang canggih dapat menganalisis lebih dalam informasi yang diterima agar terhindar dari kebohongan atas informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan sehingga investor tidak akan mengalami kerugian atas investasi kosong. Pasar efisiensi bentuk setengah kuat secara informasi belum tentu efisiensi secara keputusan, pasar efisiensi secara keputusan juga merupakan pasar yang efisien secara informasi. Penelitian ini juga membuktikan penelitian fundamental yang dilakukan Ball and Brown (1968) menemukan bukti ilmiah bahwa tingkat pengembalian saham perusahaan merespon isi informasi pada laporan keuangan. Para investor dalam mengestimasi nilai yang diharapkan dan resiko pengambilan sekuritas sangat membutuhkan informasi akuntansi. Pelaporan keuangan dinilai dari kualitas informasi yang dilaporkan dapat meningkatkan efisiensi dengan pengurangan asimetri informasi yang menimbulkan pergeseran ekonomi seperti bahaya moral dan seleksi yang merugikan (Biddle at al, 2009) Informasi mengandung nilai jika informasi tersebut dapat
- 107 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
merubah reaksi investor yang dapat dicerminkan melalui perubahan harga saham yang dapat diukur dengan abnormal return serta jumlah transaksi yang diukur melalui trading volume activity (TVA). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perusahaan yang menghasilkan nilai EVA positif dapat memberikan good news bagi para investor sebagai nilai tambah untuk memperoleh imbal hasil yang diinginkan oleh para investor, begitu juga pada perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif, pada penelitian ini perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif juga bisa mempengaruhi investor bereaksi pada penerbitan laporan keuangan ini ditunjukkan pada hasil uji T test yaitu investor bereaksi pada penerbitan laporan keuangan disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan. Hasil penelitian ini menyiratkan bahwa investor tidak membedakan antara perusahaan yang memiliki nilai EVA positif atau perusahaan yang memiliki EVA negatif. Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ivanov et al (2014) dengan hasil penelitian bahwa perusahaan dengan nilai EVA negatif bisa memberikan tingkat
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Kesimpulan Hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk membuktikan hipotesis, maka kesimpulan dari penelitian ini yaitu: Baik perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) positif ataupun perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) negatif masih memiliki daya tarik terhadap investor, pada hasil penelitian ini yang ditunjukkan pada T test atas AAR, investor bereaksi pada hari ketiga setelah penerbitan laporan keuangan, dan T test atas CAAR investor bereaksi pada hari ketiga sebelum diterbitkannya laporan keuangan. Keterbatasan Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1. Peneliti hanya menggunakan satu jenis perusahaan yaitu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahaan manufaktur memiliki ekspansi pasar yang luas serta pada penerapan EVA tidak semua perusahaan dapat diterapkan karena EVA berkaitan erat dengan biaya hutang, pastinya pada sektor
pengembalian yang positif, ini ditunjukkan dengan hasil uji one sample test dan uji T bahwa investor bereaksi disekitar tanggal penerbitan laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki nilai EVA positif ataupun pada perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif. Perkembangan dunia usaha global yang semakin kompetitif mempengaruhi kondisi perekonomian suatu negara. Persaingan global yang sedemikian ketatnya mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan berbagai aspek, khususnya aspek ekonomi. Begitu juga dengan pelaku usaha agar lebih aktif dalam menghadapi globalisasi untuk menarik investor domestik dan mancanegara. Krisis moneter yang melanda Indonesia sampai sekarang telah memporakporandakan perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, sehingga menimbulkan terjadinya inflasi. Akibat inflasi yang terus menerus meningkat dan peningkatannya tidak dapat dikendalikan, membuat semua bidang ekonomi terkena imbasnya. Khususnya pada pasar modal, harga saham mengalami fluktuasi yang begitu besar.
perusahaan non keuangan tidak dapat menerapkan EVA. 2. Pada perhitungan cost of debt (COD) peneliti menggunakan data prosentase yield to maturity (YTM) bagi perusahaan yang mengeluarkan obligasi, data prosentase hutang jangka panjang bagi perusahaan yang tidak mengeluarkan obligasi, jika perusahaan tidak mengeluarkan obligasi dan tidak memiliki hutang jangka panjang maka cost of debt dapat dilakukan adjustment pada perusahaan sebanding yang memiliki tingkat risiko yang sama ataupun bisa menggunakan BI rate. Cost of debt dijadikan keterbatasan dikarenakan adanya percampuran antara perusahaan yang mengeluarkan obligasi ataupun tidak mengeluarkan obligasi, seharusnya ada spesifikasi antar perusahaan yang mengeluarkan obligasi dan tidak menggunakan asumsi tapi data riil yang akan digunakan. Saran Ada beberapa saran yang harus dipertimbangkan oleh peneliti selanjutnya untuk melanjutkan hasil penelitian ini diantaranya adalah: 1. Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan sektor industri lain yang bisa menerapkan konsep EVA, agar hasil yang diperoleh bisa diaplikasikan
- 108 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
untuk semua perusahaan dan merupakan tujuan dari penelitian kuantitatif adalah bisa memberikan hasil penelitian yang dapat digeneralisai untuk semua sampel.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa memperoleh data riil dalam penentuan cost of debt (COD), sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan reaksi pasar yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta Mediasoft Indonesia. Ball, R. dan Brown, P. 1968. An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research, August, 159-178. Beaver, W. 1968a. The Information Content of Annual Earnings Announcements. Journal of Accounting Research, Suplement 6, 67-92. Beaver, W. 1968b. The Information Content of Annual Earnings Announcements. . Journal of Accounting Research, Suplement 6, 67-92. Biddle, Gary, Hillary dan Verdi. 2009. How does financial reporting quality relate to invesment efficiency? Journal of Accounting and Economic, 48 (2-3), 112-131. Biddle, Gary, Hillary danVerdi. 2009. How does financial reporting quality relate to invesment efficiency? Journal of Accounting and Economic, 48 (2-3): 112-131. Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Salemba Empat. Carrillo, Constanza dan Nino, Jorge. 2006a. EVA's information content : interpretation and empirical evidence from Chile. Revista Latinoamericana de Administracion Academia 36, 1-23. Carrillo, Constanza dan Nino, Jorge. 2006b. EVA's information content: interpretation and empirical evidence from Chile. Academia, Revista Latinoamericana de Administración, 36, 1-23. Chandrasari, Ratna dan Zurotun. 2006. Keinformatifan Laba di Pasar Obligasi dan Saham: Uji Liqudation Option Hyphotesis. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Fama, E. F. dan Blume, M. 1966. Filter Rules and Stock Market Trading. Journal of Bussiness, No. 39, 226-241. Fama, Eugene. 1970. Efficient Capital Markets - A review of theory and empirical work. Journal of Finance Vol 25, No. 2. Fanani, Zaenal. 2008. Kualitas Pelaporan Keuangan: Faktor-faktor Penentu dan Konsekuensi Ekonominya. The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop Depok. Foster, Gorge. 1986. Financial Accounting Theory. New Jersey: Prentice-Hall Englewood Cliffs. Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-UGM. Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisa Investasi. Yogyakarta: BPFE. Huang, Chunghuey dan Wang, Mao-Chang. 2008. The Effects of Economic Value Added and Intellectual Capital on the Market Value of Firms: An Empirical Study. International Journal of Management, Vol. 25 No. 4 722-731. Husnan, Suad. 2005. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta UPP AMP YKPN. Ivanov, Stoyu I., Leong, Kenneth dan Zaima, Janis K. 2014. An Empirical Examination Of Negative Economic Value Added Firms. The International Journal of Business and Finance Research 8. SAK, Standar Akuntansi Keuangan 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 2009. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. - 109 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Singgih, M.L. . 2008. Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metode Economic Value Added. ITS Surabaya: Fakultas Teknologi Industri. Stewart, Stern. 1993. The Stern Stewart Performance 1000: a Guide to Value-added Performance; 1982-1991. Statistical Review [M] New York, NY,. Sumarwoto. 2007. Pengaruh Kebijakan Rotasi KAP terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE. Xin, Zhao, Ting, Wang danYuana, Zheng. 2012. Economic Value Added for Performance Evaluation: a Financial Engineering. Systems Engineering Procedia, 5, 379-387. Young, S. David danO'Byrne, Stephen F. 2001. EVA and Value Based Management: A Practical Guide to lmplemenlation. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.
LAMPIRAN 1 DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL NO
KODE
NAMA PERUSAHAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
ADES ADMG AISA ASII AUTO BATA BRAM BUDI BRNA CEKA FASW GJTL HMSP IGAR IKBI INDR INTP INAI INDF KDSI KBLM KAEF LMPI MYOR MRAT MERK PBRX PICO PRAS RMBA SRSN SMSM SPMA TRST
Akasha Wira International Tbk Polychem Indonesia Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Astra International Tbk Astra Otoparts Tbk Sepatu Bata Tbk Indo Kordsa Tbk Budi Acid Jaya Tbk Berlina Tbk Cahaya Kalbar Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gajah Tunggal Tbk HM Sampoerna Tbk Champion Pacific Indonesia Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Indorama Synthetics Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Kabelindo Murni Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk Mayora Indah Tbk Mustika Ratu Tbk Merck Tbk Pan Brothers Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Prima Alloy Steel Universal Tbk Bentoel International Investama Tbk Indo Acidatama Tbk Selamat Sempurna Tbk Suparma Tbk Trias Sentosa Tbk
- 110 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
LAMPIRAN 2 NO THN KODE
NILAI EVA
KET
1 2 3 4 5 6 7 8
AISA BATA BRAM BUDI 2009 HMSP LMPI MERK SMSM
22,174,503,363.33 33,236,532,101.32 12,413,966,620.79 67,343,483,791.48 4,651,629,868,486.72 553,303,829,605.35 67,272,433,705.95 149,759,422,122.94
P P P P P P P P
9 10 11 12 13 14 15 16
AUTO BATA BRAM FASW 2010 HMSP LMPI MERK SMSM
382,188,756,241.31 21,951,642,361.90 133,317,263,702.38 29,176,916,616.23 5,558,457,078,840.93 274,444,306,029.79 10,108,727,274.18 76,277,676,308.89
P P P P P P P P
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
70,811,731.73 ADES 95,834,635,043.35 ADMG 58,766,620,426.72 AISA ASII 13,301,056,032,298.90 793,604,965,231.23 AUTO 43,200,832,862.96 BATA 38,869,898,261.20 BRAM 2011 BRNA 19,444,384,261.88 66,454,531,388.87 CEKA 39,575,958,653.11 GJTL 7,593,145,328,529.89 HMSP 42,114,983,169.21 IGAR 11,879,624,515.80 IKBI 2,698,144,414,819.76 INTP 6,074,038,699.03 INAI
P P P P P P P P P P P P P P P
NO THN KODE
NILAI EVA
KET
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
INDF KBLM KAEF LMPI MYOR MRAT 2011 MERK PBRX RMBA SRSN SMSM TRST
2,033,236,285,836.33 5,074,663,633.85 88,952,459,963.42 22,174,234,962.96 682,253,789,757.62 8,872,769,870.67 208,750,347,607.76 39,235,196,580.54 137,347,645,497.33 9,840,927,965.81 214,022,053,077.88 74,795,290,379.66
P P P P P P P P P P P P
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
10,589,092,676.96 ADES 7,328,858,024,556.32 ASII 464,873,877,383.77 AUTO 44,404,819,526.66 BATA 159,875,881,038.66 BRAM 16,271,330,178.32 BRNA 13,287,844,442.71 CEKA 474,625,354,117.09 GJTL HMSP 10,700,050,143,267.20 2012 21,099,275,141.41 IGAR 2,434,199,486,514.55 INTP 9,681,687,149.70 KBLM 22,749,605,725.73 KAEF 57,697,926,531.52 LMPI 68,945,898,401.44 MYOR 70,982,951,550.77 MERK 27,694,944,408.54 PBRX 289,256,852,994.81 SMSM
P P P P P P P P P P P P P P P P P P
LAMPIRAN 3 NO THN KODE NILAI EVA KET 1 2 3 4 5 1 ADES (26,370,200,801.11) N 2 ADMG (687,110,586,584.81) N 3 ASII (9,525,064,802,858.66) N 4 AUTO (345,583,394,748.84) N 5 BRNA (35,124,481,157.45) N 6 CEKA (121,743,650,532.94) N 7 FASW (303,758,763,972.33) N 8 GJTL (268,010,922,216.22) N 9 IGAR (60,545,987,694.64) N 10 2009 IKBI (128,052,169,891.48) N 11 INDR (296,392,406,356.14) N 12 INTP (5,110,667,537,046.37) N 13 INAI (160,323,829,749.82) N 14 INDF (3,983,737,564,539.38) N 15 KDSI (144,424,910,861.28) N 16 KBLM (93,699,184,492.08) N 17 KAEF (385,502,739,535.16) N 18 MYOR (273,058,667,645.90) N
NO THN KODE 1 2 3 MRAT 19 PBRX 20 PICO 21 22 2009 PRAS RMBA 23 SRSN 24 SPMA 25 TRST 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
- 111 -
ADES ADMG AISA ASII BUDI 2010 BRNA CEKA GJTL IGAR IKBI
NILAI EVA 4 (132,002,184,518.95) (19,324,039,648.54) (34,328,610,150.80) (157,455,554,667.20) (487,823,833,283.03) (62,695,863,898.85) (523,584,720,215.67) (171,355,044,148.50) (20,140,957,845.87) (453,652,241,722.63) (20,701,212,792.59) (3,878,467,346,830.21) (178,299,321,869.12) (12,560,621,382.80) (52,271,961,690.57) (13,092,049,368.99) (24,269,446,795.46) (141,881,922,937.11)
KET 5 N N N N N N N N N N N N N N N N N N
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
1 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
2
3
4
INDR (232,929,291,747.75) INTP (2,722,400,726,323.13) INAI (20,519,872,229.47) 2010 INDF (4,273,201,724,746.89) KDSI (97,775,138,777.53) KBLM (2,569,391,938.41) KAEF (233,162,993,211.40) MYOR (250,940,048,746.63) MRAT (107,694,556,224.96) PBRX (225,862,612.02) PICO (19,893,045,449.24) PRAS (39,555,297,085.17) RMBA (399,922,981,343.53) SRSN (69,806,683,612.73) SPMA (438,721,792,992.44) TRST (57,987,697,984.17) BUDI (24,792,993,718.80) FASW (87,127,420,656.71) INDR (141,496,529,177.70) 2011 KDSI (2,208,410,660.68) PICO (6,100,388,459.91) PRAS (5,770,867,979.84) SPMA (56,838,486,332.85)
5
1
N N N N N N N N N N N N N N N N
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
AAR 5 AAR 4 AAR 3 AAR 2 AAR 1 AAR 0 AAR -1 AAR -2 AAR -3 AAR -4 AAR -5
.318 1.164 1.685 -.552 -.958 1.911 .566 -.237 .468 1.035 .023
t .023 1.035 .467 -.239 .566 1.910 -.961 -.551 1.684 1.162 .316
ADMG AISA BUDI FASW IKBI INDR INAI INDF 2012 KDSI MRAT PICO PRAS RMBA SRSN SPMA TRST
4
5
(378,114,523,266.79) (27,295,969,260.50) (84,758,488,525.77) (103,396,636,213.71) (2,164,598,504.04) (210,298,491,900.50) (19,871,349,631.66) (936,915,745,848.93) (9,738,195,819.96) (18,340,694,405.21) (9,778,730,228.88) (27,226,341,014.20) (149,275,783,794.53) (11,685,696,034.61) (142,507,404,329.84) (56,204,497,740.50)
N N N N N N N N N N N N N N N N
One-Sample Test AAR, EVA negatif
Test Value = 0 Sig. (2-tailed) df .752 60 .249 60 .097 60 .583 60 .342 60 .061 60 .574 60 .813 60 .641 60 .305 60 .982 60
Test Value = 0 Sig. (2-tailed) df -1.695 74 .094 .616 74 .540 -.505 74 .615 .599 74 .551 -1.113 74 .269 .635 74 .527 -.484 74 .630 -.066 74 .947 .640 74 .524 1.833 74 .071 -.341 74 .734 t
AAR 5 AAR 4 AAR 3 AAR 2 AAR 1 AAR 0 AAR -1 AAR -2 AAR -3 AAR -4 AAR -5
One-Sample Test CAAR, EVA positif
CAAR 5 CAAR 4 CAAR 3 CAAR 2 CAAR 1 CAAR 0 CAAR -1 CAAR -2 CAAR -3 CAAR -4 CAAR -5
3
N N N N N N N
One-Sample Test AAR, EVA positif t
2
One-Sample Test CAAR, EVA negatif
Test Value = 0 Sig. (2-tailed) df .982 60 .305 60 .642 60 .812 60 .574 60 .061 60 .341 60 .584 60 .097 60 .250 60 .753 60
CAAR 5 CAAR 4 CAAR 3 CAAR 2 CAAR 1 CAAR 0 CAAR -1 CAAR -2 CAAR -3 CAAR -4 CAAR -5
- 112 -
Test Value = 0 Sig. (2-tailed) t df -.341 .734 74 1.832 .071 74 .640 .524 74 -.066 .948 74 -.683 .497 74 .634 .528 74 -1.114 .269 74 .599 .551 74 -.505 .615 74 .617 .539 74 -1.694 .094 74
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Group Statistics T test EVA Negatif Positif
N 75 61
Mean -.0066185 .0010238
AAR4
Negatif Positif
75 61
.0026689 .0044648
.03752115 .02997004
.00433257 .00383727
AAR3
Negatif Positif
75 61
-.0027787 .0119056
.04768125 .05519194
.00550576 .00706660
AAR2
Negatif Positif
75 61
.0021876 -.0018859
.03161546 .02669748
.00365064 .00341826
AAR1
Negatif Positif
75 61
-.0051029 -.0019439
.03969062 .01585540
.00458308 .00203008
AAR0
Negatif Positif
75 61
.0020339 .0074775
.02773300 .03056361
.00320233 .00391327
AAR -1
Negatif Positif
75 61
-.0015845 .0025611
.02838057 .03535793
.00327711 .00452712
AAR -2
Negatif Positif
75 61
-.0003759 -.0011103
.04907042 .03653769
.00566616 .00467817
AAR -3
Negatif Positif
75 61
.0024924 .0012154
.03371418 .02027013
.00389298 .00259532
AAR -4
Negatif Positif
75 61
.0097064 .0026602
.04584973 .02006519
.00529427 .00256908
AAR -5
Negatif Positif
75 61
-.0007251 .0000548
.01839040 .01889473
.00212354 .00241922
AAR5
Std. Deviation Std. Error Mean .03380880 .00390390 .02514306 .00321924
Group Statistics T test EVA Negatif Positif
N 75 61
Mean -.00072533 .00005569
CAAR4
Negatif Positif
75 61
CAAR3
Negatif Positif
CAAR2
Std. Deviation Std. Error Mean
.0097013 .0026574
.018396820 .018897456 .04584844 .02006166
.002124282 .002419571 .00529412 .00256863
75 61
.0024933 .0012115
.03371726 .02027258
.00389333 .00259564
Negatif Positif
75 61
-.0003720 -.0011164
.04907149 .03653497
.00566629 .00467782
CAAR1
Negatif Positif
75 61
-.0022853 .0025607
.02896738 .03535205
.00334486 .00452637
CAAR0
Negatif Positif
75 61
.0020293 .0074721
.02772969 .03055909
.00320195 .00391269
CAAR -1
Negatif Positif
75 61
-.0051067 -.0019508
.03969337 .01585880
.00458340 .00203051
CAAR -2
Negatif Positif
75 61
.0021880 -.0018836
.03161650 .02669316
.00365076 .00341771
CAAR -3
Negatif Positif
75 61
-.0027800 .0119016
.04768469 .05518946
.00550615 .00706629
CAAR -4
Negatif Positif
75 61
.0026733 .0044590
.03752339 .02996414
.00433283 .00383652
CAAR -5
Negatif Positif
75 61
-.0066147 .0010180
.03381053 .02513998
.00390410 .00321884
CAAR5
- 113 -