RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
PENETAPAN KRITERIA LOKASI PELABUHAN PENGUMPAN REGIONAL
LAMPIRAN 6
i
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
DAFTAR ISI 1. 2. 3. 4.
Ruang Lingkup Acuan Istilah dan Definisi Persyaratan 4.1. Persyaratan Utama 4.2. Bobot Aspek-Aspek Kriteria Pelabuhan Pengumpan Regional 4.3. Kriteria dan Variabel Penilaian Pelabuhan Pengumpan Regional
ii
LAMPIRAN 6
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
Prakata
Rancangan Penetapan Kriteria Lokasi Pelabuhan Pengumpan Regional disusun sebagai pedoman dalam penentuan lokasi pelabuhan pengumpan regional, sehingga penentuan suatu pelabuhan benar-benar tepat sesuai hirakhi dan keperuntukannya.
LAMPIRAN 6
iii
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
1.
Ruang Lingkup
Kriteria ini menjelaskan tentang ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan Kriteria Lokasi Pelabuhan Pengumpan Regional untuk menjadi Rancangan Kriteria Lokasi Pelabuhan Pengumpan Regional. Kriteria ini dimaksudkan untuk menjamin dokumen yang dibuat oleh panitia teknis, disusun secara seragam, konsisten dan mudah dimengerti dengan memperhatikan tampilan tanpa mempengaruhi isi teknisnya.
2.
Acuan
Kriteria ini tidak dapat dilaksanakan tanpa menggunakan dokumen referensi di bawah ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan yang tidak bertanggal, edisi terakhir dari (termasuk amandemen lain) yang berlaku. Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk melaksanakan kriteria ini. UU 17/2008, Pelayaran PP 61/2009, Kepelabuhanan KM 53/2002, Tatanan Kepelabuhan Nasional KM 54/2002, Penyelenggaraan Pelabuhan Laut KM 55/2002, Pengelolaan Pelabuhan Khsusus
3.
Istilah dan Definisi
Semua istilah dan definisi yang terdapat dalam: UU 17/2008 tentang Pelayaran, PP 61/2009 tentang Kepelabuhanan, KM 53/2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional, KM 54/2002 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, dan KM 55/2002 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khsusus.
a.
Kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu,
b.
Lokasi pelabuhan adalah penggunaan wilayah daratan dan perairan tertentu yang disertai dengan Rencana Induk Pelabuhan serta Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan,
c.
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan,
d.
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi,
e.
Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi.
LAMPIRAN 6
1
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
4.
Persyaratan
Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi. 4.1. Persyaratan Utama Persyaratan utama dalam penyusunan kriteria ini harus mengacu pada UU 17/2008 tentang Pelayaran, PP 61/2009 tentang Kepelabuhanan, KM 53/2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional yang penjabarannya sekurang-kurangnya memenuhi aspekaspek berikut.
a.
berperan sebagai pengumpan internasional pelabuhan nasional;
b.
berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke pelabuhan utarna dan pelabuhan pengumpan;
c.
berperan melayani angkutan laut antar Kabupaten/Kota dalam propinsi;
d.
berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau ± 25 mil;
e.
kedalaman minimal pelabuhan -4 m LWS;
f.
memiliki dermaga minimal panjang 70 m, dan
g.
jarak dengan pelabuhan regional lainnya 20 – 50 mil.
pelabuhan
hub
internasional,
pelabuhan
4.2. Bobot Aspek-Aspek Kriteria Lokasi Pelabuhan Pengumpan Regional Bobot aspek-aspek yang dinilai menjadi kriteria lokasi pelabuhan pengumpan regional adalah sebagai berikut.
a.
Harus sesuai dengan rencana induk pelabuhan nasional,
b.
Harus sesuai dengan RTRW nasional, RTRW provinsi, dan atau RTRW kabupaten/kota,
c.
Harus sesuai dengan potensi dan perkembangan sosial ekonomi wilayah,
d.
Harus sesuai dengan potensi sumber daya alam,
e.
Harus mempertimbangkan tata ruang wilayah provinsi dan pemerataan pembangunan antar provinsi,
f.
Harus mempertimbangkan tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan dan peningkatan pembangunan kabupaten/kota,
g.
Harus mempertimbangkan pusat pertumbuhan ekonomi daerah, dan
h.
Harus mempertimbangkan jarak dengan pelabuhan regional lainnya.
2
LAMPIRAN 6
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
4.3. Krteria dan Variabel Penilaian Pelabuhan Pengumpul Pengembangan pelabuhan pengumpan regional harus sesuai dengan potensi daerah dan sesuai dengan RTRW baik nasional maupun daerah serta mampu meningkatkan perkembangan daerahnya. Berdasarkan pertimbangan kebijakan kepelabuhanan, tata ruang wilayah, sistem transportasi nasional, prasarana pelabuhan, dan legitimasi kepelabuhanan, maka krteria dan variabel penilaian pelabuhan pengumpul dapat dijelaskan dalam tabel berikut.
KRITERIA
Tabel 1: Kriteria dan Variabel Penilaian Lokasi Pelabuhan Pengumpan Regional
VARIABEL
PARAMETER
Kegiatan Utama Pelabuhan I
8.588.001 s.d. 17.129.000
Klasifikasi Volume bongkar muat Rendah antara Akses Ke Sistem Jaringan Transportasi Primer
II
III
Terhubungkan dengan sistem jaringan transportasi primer klasifikasi “Kolektor”
Nilai 3
Akses Ke Jalur Pelayaran Nasional (ALKI) dan Jalur Pelayaran Internasional (Mil) Klasifikasi Jarak jauh dengan jalur Internasional / ALKI
137 s.d 179
Pengembangan Spasial (Km) IV Klasifikasi Jarak jauh dengan Pusat Pengembangan Nasional
V
240 - 319
Kesesuaian dengan Sistem Perundangan (UU No.17/2008 dan KM 53/2002) Pelabuhan Pengumpan Regional (Pelabuhan Nasional)
Nilai 3
Ketersediaan Prasarana Kepelabuhanan VI
1
Berdasarkan panjang kapal: Klasifikasi Pelayanan Dermaga bagi Ukuran Kapal yang pendek (m)
103 s.d 156
2
Berdasarkan kedalaman kolam pelabuhan: Klasifikasi Kedalaman dermaga (draft) Rendah (m)
5 s.d. 8
Tabel di atas menunjukkan bahwa pelabhuhan pengumpan regional harus mampu melayani kegiatan bongkar muat dengan volume antara 8 juta ton hingga 17 juta ton dan terhubungkan dengan sistem jaringan klasifikasi kolektor. Pelabuhan pengumpan LAMPIRAN 6
3
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
regional harus menyediakan fasilitas dermaga yang melayani kapal dengan ukuran panjang 103 meter hingga 156 meter, dan kedalaman kolam pelabuhan cukup yakni -5 mLWS hingga -8 mLWS. Proses perhitungan dalam penetapan lokasi pelabuhan berdasarkan hierarki pelabuhan pengumpan regional mengacu dan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut: a.
Rencana Induk Pelabuhan Nasional;
b.
Rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
c.
Kelayakan teknis dengan memperhatikan luas perairan (alur dan kolam), peta bathimetry/kedalaman perairan, kesesuaian hierarki, kedekatan jarak pelabuhan dengan jalur pelayaran internasional, kedekatan jarak pelabuhan dengan pusat pengembangan nasional, kondisi tanah, luas daratan dan pelayanan dermaga bagi ukuran panjang kapal;
d.
Kelayakan ekonomis dengan memperhatikan produk domestik regional bruto, aktivitas perdagangan dan industri yang ada, serta prediksi di masa mendatang, perkembangan aktivitas volume barang dan penumpang, kontribusi pada peningkatan taraf hidup penduduk dan perhitungan ekonomis/finansial;
e.
Kelayakan lingkungan dengan memperhatikan daya dukung lokasi, kawasan konservasi dan hutan lindung;
f.
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah setempat yang berdampak pada peningkatan aktivitas penumpang, barang dan hewan dari dan keluar pelabuhan;
g.
Keterpaduan intra-dan antarmoda transportasi;
h.
Adanya aksesibilitas terhadap hinterland untuk kelancaran distribusi dan industri;
i.
Keselamatan dan keamanan pelayaran; dan
j.
Pertahanan dan keamanan negara.
k.
Permohonan penetapan lokasi pelabuhan disesuaikan dengan Rencana Induk Pelabuhan Nasional dan diajukan oleh penyelenggara pelabuhan laut/Pemerintah atau pemerintah daerah kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut: • rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota setempat sesuai dengan kewenangannya mengenai keterpaduan dengan rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota; • rancangan Rencana Induk Pelabuhan dan rencana Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan. • hasil studi kelayakan mengenai : kelayakan teknis, kelayakan ekonomis, kelayakan lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah setempat, keterpaduan intra-dan antarmoda, aksesibilitas terhadap hinterland, keselamatan dan keamanan pelayaran, serta pertahanan dan keamanan; • hasil survey yang meliputi hidrooceanografi (pasang surut, gelombang, kedalaman dan arus), topografi, titik nol (bench-mark) lokasi pelabuhan yang dinyatakan dalam titik koordinat geografis berdasarkan peta laut yang diketahui oleh pemegang fungsi keselamatan pelayaran setempat.
4
LAMPIRAN 6
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
Persyaratan utama dalam penyusunan kriteria ini harus mengacu pada UU 17/2008 tentang Pelayaran dan PP 61/2009 tentang Kepelabuhanan, yang penjabarannya sekurangkurangnya memenuhi aspek-aspek teknis, ekonomis, lingkungan, dan kelengkapan administrasi. Di samping aspek-aspek tersebut, juga harus memenuhi Kriteria dan variabel penilaian pelabuhan menurut RKM tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional. Penilaian bobot tersebut didapat dari pengolahan data hasil opini responden yang diolah menggunakan ANP (Analytichal Network Program). Data yang diolah adalah opini mengenai tingkat kepentingan dengan menggunakan skala 1 s.d. 9 dengan uraian sebagai berikut: NO SKALA DEFINISI DARI “IMPORTANCE” 1 1 Sama penting 2 3 Sedikit lebih penting 3 5 Jelas lebih penting 4 7 Sangat Jelas Penting 5 9 Mutlak Penting 6 2,4,6,8 Ragu-Ragu antara dua nilai yang berdekatan 7 1/3,1/5,1/7,1/9 Kebalikan dari nilai diatas Sumber: Saaty, Analytichal Hierarchy Proccess, Planing,Priority, Setting, Resources Allocation,1990 Matrik hasil opini responden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel:2 Matrik Opini Responden Mengenai Tingkat Kepentingan Kriteria Penilaian Lokasi Pelabuhan V V01 V02 V03 V04 V05 V06 V07 V08 V09 V10 V11
V01 9.9842E+15 1.7941E+16 3.6461E+16 2.7479E+16 2.1794E+16 1.2690E+16 1.0335E+16 2.1476E+16 1.3051E+16 8.9849E+15 1.5892E+16
V02 5.2189E+15 9.3780E+15 1.9059E+16 1.4364E+16 1.1392E+16 6.6330E+15 5.4022E+15 1.1226E+16 6.8218E+15 4.6966E+15 8.3073E+15
V03 2.8177E+15 5.0631E+15 1.0290E+16 7.7550E+15 6.1506E+15 3.5812E+15 2.9166E+15 6.0607E+15 3.6831E+15 2.5357E+15 4.4851E+15
V04 3.5049E+15 6.2980E+15 1.2799E+16 9.6464E+15 7.6507E+15 4.4546E+15 3.6280E+15 7.5388E+15 4.5814E+15 3.1541E+15 5.5789E+15
V05 4.3511E+15 7.8185E+15 1.5889E+16 1.1975E+16 9.4977E+15 5.5300E+15 4.5038E+15 9.3589E+15 5.6874E+15 3.9156E+15 6.9258E+15
V06 8.1174E+15 1.4586E+16 2.9643E+16 2.2341E+16 1.7719E+16 1.0317E+16 8.4024E+15 1.7460E+16 1.0611E+16 7.3050E+15 1.2921E+16
V07 9.5655E+15 1.7188E+16 3.4932E+16 2.6327E+16 2.0880E+16 1.2157E+16 9.9014E+15 2.0575E+16 1.2503E+16 8.6082E+15 1.5226E+16
V08 4.5379E+15 8.1542E+15 1.6572E+16 1.2489E+16 9.9055E+15 5.7675E+15 4.6972E+15 9.7607E+15 5.9316E+15 4.0837E+15 7.2232E+15
V09 7.5959E+15 1.3649E+16 2.7739E+16 2.0906E+16 1.6581E+16 9.6541E+15 7.8626E+15 1.6338E+16 9.9288E+15 6.8356E+15 1.2091E+16
V10 1.1239E+16 2.0196E+16 4.1044E+16 3.0933E+16 2.4534E+16 1.4285E+16 1.1634E+16 2.4175E+16 1.4691E+16 1.0114E+16 1.7890E+16
V11 6.2281E+15 1.1191E+16 2.2744E+16 1.7141E+16 1.3595E+16 7.9157E+15 6.4468E+15 1.3396E+16 8.1410E+15 5.6048E+15 9.9137E+15
Sumber : hasil olah data
Keterangan : D01 : Kesesuaian dengan Rencana Induk Pelabuhan Nasional. D02 : Kesesuaian dengan RTRWN/RTRWP/RTRWK. D03 : Aspek teknis. D04 : Aspek ekonomis. D05 : Aspek lingkungan. D06 : Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial. D07 : Keterpaduan intra dan antarmoda transportasi. D08 : Adanya aksesibilitas terhadap hinterland. D09 : Keselamatan dan keamanan pelayaran. D10 : Pertahanan dan keamanan negara. D11 : Aspek administrasi.
LAMPIRAN 6
5
Jml 3.3994E+16 6.1085E+16 1.2414E+17 9.3561E+16 7.4204E+16 4.3205E+16 3.5188E+16 7.3120E+16 4.4435E+16 3.0592E+16 5.4111E+16 6.6763E+17
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
Hasil nilai Eugen diperoleh pada iterasi ke 4 dengan nilai sebagaimana Tabel berikut. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KODE V01 V02 V03 V04 V05 V06 V07 V08 V09 V10 V11
URAIAN RIPN RTRWN/P/K Aspek teknis Aspek ekonomis Aspek lingkungan Eksos Antarmoda Akses hinterland Keselamatan dan keamanan pelayaran Pertahanan dan keamanan negara Aspek administrasi TOTAL
BOBOT (%) 5.0917 9.1494 18.5941 14.0138 11.1145 6.4714 5.2705 10.9520 6.6556 4.5821 8.1048 100.0000
Hasil pengumpulan data dari responden didapatkan bobot untuk kriteria dan variabel penilaian setelah pembulatan sebagai berikut: a.
V01 : Rencana Induk Pelabuhan Nasional dinilai responden memiliki bobot ratarata sebesar 5%.
b.
V02 : Kesesuaian dengan RTRWN/RTRWP/RTRWK dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 9%.
c.
V03 : Aspek teknis dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 19%.
d.
V04 : Aspek ekonomis dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 14%.
e.
V05 : Aspek lingkungan dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 11%.
f.
V06 : Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 6%.
g.
V07 : Keterpaduan intra dan antarmoda transportasi, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 5%.
h.
V08 : Adanya aksesibilitas terhadap hinterland, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 11%.
i.
V09 : Keselamatan dan keamanan pelayaran, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 7%.
j.
V10 : Pertahanan dan keamanan negara, dinilai responden memiliki bobot ratarata sebesar 5%.
k.
V11 : Aspek administrasi, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 8%.
Interpretasi: • Hasil opini responden menunjukan bahwa aspek teknis yang bernilai bobot sebesar 19% merupakan pilihan utama responden, dibandingkan dengan ke 10 aspek lainnya. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa dalam penetapan lokasi pelabuhan penentuan klasifikasi pelayanan pelabuhan ditentukan oleh faktor utama yaitu aspek teknis. Faktor kedua dan berikutnya yaitu terkait dengan aspek ekonomis dan akses ke hinterland. Makin dalam alur dan kolam pelabuhan, maka makin banyak kapal 6
LAMPIRAN 6
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
yang akan berkunjung dengan draft kapal yang lebih dalam yang pada akhirnya kegiatan pelayanan suatu pelabuhan juga akan meningkat. Faktor kondisi geografis suatu pelabuhan memang harus menjadi ukuran utama khususnya dalam penilaian aspek teknis suatu pelabuhan. Sedimentasi yang tinggi akan berdampak pada meningkatnya biaya operasi terutama terkait dengan biaya pengerukan, pada umumnya pelabuhan alam yang memiliki kedalaman lebih dari – 14 MLWS berpeluang untuk dapat dimasuki kapal-kapal besar generasi terbaru. Atas dasar iniliah kiranya hasil opini responden sangat tepat dan dapat dipakai sebagai acuan dalam perumusan kriteria ini. 4.4. Aspek Teknis Hasil nilai Eugen diperoleh pada iterasi ke 4 untuk sub variabel dari kriteria aspek teknis (yang memiliki bobot 19%) dengan nilai sebagaimana Tabel berikut. NO
KODE
URAIAN
BOBOT (%)
1 2 3 4 5 6 7
V01 V02 V03 V04 V05 V06 V07
Kesesuaian hierarki Luas daratan Luas perairan (alur dan kolam) Kedalaman perairan Kedekatan jalur internasional/alki Kondisi tanah Panjang kapal
5.9436 11.1030 24.9475 17.3818 13.2237 8.6371 5.9436
8
V08
Kedekatan jarak dengan PPN
12.8198
TOTAL
100.0000
Hasil pengumpulan data dari responden didapatkan bobot untuk sub variabel dari kriteria aspek teknis setelah pembulatan sebagai berikut:
a.
V01 : Kesesuaian hierarki, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 6%,
b.
V02 : Luas daratan, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 11%,
c.
V03 : Luas perairan (alur dan kolam), dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 25%,
d.
V04 : Kedalaman perairan, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 17%,
e.
V05 : Kedekatan jalur internasional/ALKI, dinilai responden memiliki bobot ratarata sebesar 13%,
f.
V06 : Kondisi tanah, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 9%,
g.
V07 : Panjang kapal, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 6%,
h.
V08 : Kedekatan jarak dengan PPN, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 13%.
LAMPIRAN 6
7
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
Interpretasi: • Hasil opini responden menunjukan bahwa ke 8 sub variabel dari kriteria aspek teknis, luas perairan (alur dan kolam pelabuhan) memiliki nilai bobot yang paling besar. Makin dalam alur dan kolam pelabuhan, maka makin banyak kapal yang akan berkunjung dengan draft kapal yang lebih dalam yang pada akhirnya kegiatan pelayanan suatu pelabuhan juga akan meningkat. Sedimentasi yang tinggi akan berdampak pada meningkatnya biaya operasi terutama terkait dengan biaya pengerukan, pada umumnya pelabuhan alam yang memiliki kedalaman lebih dari – 14 MLWS berpeluang untuk dapat dimasuki kapal-kapal besar generasi terbaru. Atas dasar iniliah kiranya hasil opini responden sangat tepat dan dapat dipakai sebagai acuan dalam perumusan kriteria ini. 4.5. Aspek Ekonomis Hasil nilai Eugen diperoleh pada iterasi ke 4 untuk sub variabel dari kriteria aspek ekonomis (yang memiliki bobot 14%) dengan nilai sebagaimana Tabel berikut. NO
KODE
URAIAN
1 2 3 4 5
V01 V02 V03 V04 V05
PDRB Aktivitas industri dan perdagangan Prediksi ke depan Volume barang dan penumpang Kontribusi taraf hidup
13.7534 12.1982 15.6649 23.6505 8.0004
6
V06
Ekonomis/finansial
26.7325
TOTAL
BOBOT (%)
100.0000
Hasil pengumpulan data dari responden didapatkan bobot untuk sub variabel dari kriteria aspek ekonomis setelah pembulatan sebagai berikut:
a.
V01 : PDRB, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 14%,
b.
V02 : Aktivitas industri dan perdagangan, dinilai responden memiliki bobot ratarata sebesar 12%,
c.
V03 : Prediksi kedepan, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 16%,
d.
V04 : Volume barang dan penumpang, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 23%,
e.
V05 : Kontribusi pada peningkatan taraf hidup, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 8%,
f.
V06 : Perhitungan ekonomis/finansial, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 27%,
Interpretasi: • Hasil opini responden menunjukan bahwa ke 6 sub variabel dari kriteria aspek ekomnomis, aspek perhitungan ekonomis/finansial memiliki nilai bobot yang paling besar yang tentunya memiliki tingkat kepentingan yang paling tinggi. Nilai keekonomian oleh responen dijadikan tolok ukur utama daria spek ekonomis.
8
LAMPIRAN 6
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
4.6. Aspek Lingkungan Hasil nilai Eugen diperoleh pada iterasi ke 4 untuk sub variabel dari kriteria aspek lingkungan (yang memiliki bobot 11%) dengan nilai sebagaimana Tabel berikut. NO
KODE
URAIAN
1 2
V01 V02
Daya dukung lokasi Kawasan konservasi
41.2599 32.7480
3
V03
Kawasan hutan lindung
25.9921
TOTAL
BOBOT (%)
100.0000
Hasil pengumpulan data dari responden didapatkan bobot untuk sub variabel dari kriteria aspek lingkungan setelah pembulatan sebagai berikut:
a.
V01 : Daya dukung lokasi, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 41%,
b.
V02 : Kawasan konservasi, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 33%,
c.
V03 : Kawasan hutan lindung, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 26%, Interpretasi: • Hasil opini responden menunjukan bahwa ke 3 sub variabel dari kriteria aspek lingkungan memiliki nilai bobot yang beragam yang tentunya memiliki tingkat kepentingan yang beragam pula. Daya dukung lokasi yang dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 41% ini, terbesar diantara dua lainnya. Peruntukan lahan menjadi factor yang sangat penting terutama terkait dengan program jangka panjang.
4.7. Aspek Administrasi Hasil nilai Eugen diperoleh pada iterasi ke 4 untuk sub variabel dari kriteria aspek administrasi (yang memiliki bobot 8%) dengan nilai sebagaimana Tabel berikut. NO
KODE
1 2 3 4
V01 V02 V03 V04
URAIAN Rekomendasi keterpaduan RTRWP/RTRWK Rancangan RIP, DLKr dan DLKp pelabuhan Studi kelayakan Hasil survey TOTAL
BOBOT (%) 16.4505 19.0343 21.2792 43.2360 100.0000
Hasil pengumpulan data dari responden didapatkan bobot untuk sub variabel dari kriteria aspek administrasi setelah pembulatan sebagai berikut:
a.
V01 : Rekomendasi mengenai keterpaduan dengan RTRWP dan RTRWK, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 17%,
b.
V02 : Rancangan RIP, DLKr dan DLKp pelabuhan, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 19%,
LAMPIRAN 6
9
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
c.
V03 : Studi kelayakan, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 21%,
d.
V04 : Hasil survey, dinilai responden memiliki bobot rata-rata sebesar 43%,
Interpretasi: • Hasil opini responden menunjukan bahwa ke 4 sub variabel dari kriteria aspek administrasi, hasil survey memiliki nilai bobot yang paling besar. Hasil survey yang meliputi hidrooceanografi (pasang surut, gelombang, kedalaman dan arus), topografi, titik nol (bench-mark) lokasi pelabuhan yang dinyatakan dalam titik koordinat geografis berdasarkan peta laut yang diketahui oleh pemegang fungsi keselamatan pelayaran setempat. 4.8. Penjelasan Sub variabel penilian Dalam penetapan lokasi pelabuhan, diperlukan kesepahaman khususnya terkait dengan cakupan lingkup masing-masing sub variabel. Pengertian umum yang mendasari penetapan kriteria lokasi pelabuhan adalah sebagai berikut. a.
Lebar serta kedalaman alur dan kolam pelabuhan (M/LWS) adalah kedalaman maksimal alur dan kolam pelabuhan yang digunakan sebagai tempat pelayanan kapal. Asumsinya : makin dalam draft dermaganya suatu pelabuhan, maka tingkat pelayanan pelabuhan tersebut mempunyai nilai yang relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat pelayanan pelabuhan yang lain.
b.
Arus barang adalah jumlah seluruh jenis barang yang dimuat dan dibongkar maupun diekspor dan diimpor di pelabuhan yang diangkut dengan kendaraan air selama satu tahun, terdiri dari: general cargo; curah cair; curah kering. Setiap pelabuhan laut akan menjadi pusat kegiatan koleksi dan distribusi barang dan menjadi pintu keluar masuknya barang (gate) di suatu daerah. Asumsinya : makin besar volume bongkar muat barang yang terjadi di setiap pelabuhan, maka peran dan fungsi setiap pelabuhan dalam mendukung kegiatan koleksi dan distribusi barang akan semakin besar, demikian jika kondisi sebaliknya (makin kecil volumenya makin kecil peran dan fungsinya).
c.
Panjang Kapal adalah jarak horisontal antara garis tegak haluan dan garis tegak buritan. Pajang kapal berpengaruh pada kekuatan memanjang kapal, tahanan, capital cost, maneuverability, hull volume, dan seakeeping (olah gerak kapal). Asumsinya : makin panjang kapal yang dapat dilayani oleh suatu pelabuhan, maka tingkat pelayanan pelabuhan tersebut mempunyai nilai yang relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat pelayanan pelabuhan yang lain.
d.
Kesesuian dengan hierarki pelabuhan, Dalam Undang-Undang No.17 tahun 2008 ditetapkan 3 (tiga) klasifikasi pelabuhan, yaitu Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, dan Pelabuhan Pengumpan. Dikaitkan dengan Keputusan Menteri Perhubungan No.53 tahun 2002, Pelabuhan Utama meliputi : Internasional Hub dan Internasional, Pelabuhan Pengumpul meliputi Pelabuhan Nasional, dan Pelabuhan Pengumpan meliputi Pelabuhan Regional dan Lokal.
e.
Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi.
10
LAMPIRAN 6
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
f.
Aksesibilitas ke hinterland, artinya kemudahan/akses terhadap sistem jaringan transportasi, terutama sistem jaringan “primer” yang menghubungkan region satu dengan region lain, baik berupa sistem jaringan jalan, sistem jaringan sungai (yang dapat dilayari), dan sistem rel kereta api. Asumsinya : semakin dekat jarak pelabuhan ke sistem jaringan transportasi primer, maka aksesnya semakin baik dan nilainya semakin tinggi.
g.
Kedekatan jarak dengan jalur ALKI/internasional, artinya faktor kedekatan terhadap jalur pelayaran baik Nasional (ALKI) dan jalur pelayaran Internasional. Asumsinya : semakin dekat jarak pelabuhan ke Jalur pelayaran, maka peluang pelabuhan tersebut berkembang (sebagai Out let/In let keluar masuknya barang) akan semakin besar.
h.
Kedekatan jarak dengan pusat pengembangan nasional, artinya karena pengembangan suatu pelabuhan tidak terlepas dari pola pengembangan spasial (tata ruang) di suatu wilayah, dan bisa juga terjadi sebaliknya. Yang penting dilihat dalam keterkaitan ini adalah: Pertama : sampai sejauh mana tingkat kedekatan pelabuhan dengan “pusat-pusat” pengembangan (dalam hal ini dikaitkan dengan Pusat Kegiatan skala Nasional/PKN) di suatu wilayah. Asumsinya : makin dekat lokasi suatu pelabuhan dengan pusat pengembangan skala nasional (PKN),maka peluang berkembangnya pelabuhan akan semakin tinggi. Kedua : peran suatu pelabuhan dalam sistem pengembangan wilayah, dalam arti peran dan fungsi pelabuhan sebagai : gate (pintu keluar-masuk) nya barang dan jasa di suatu wilayah. Asumsinya : makin tinggi peran suatu pelabuhan (sebagai satu-satunya) gate ke suatu wilayah, maka peran dan fungsi pelabuhan tersebut akan semakin menentukan untuk kemajuan daerah.
4.9. Komponen dan besaran nilai evaluasi masing-masing sub variable
a.
b.
Arus barang (ton) NO
ARUS BARANG (TON)
1
DIBAWAH 6,000,000
NILAI 1
2
6000,001 - 12,000,000
2
3
12,000,001 - 18,000,000
3
4
18,000,001 - 24,000,000
4
5
DIATAS 24,000,001
5
NO
ARUS PENUMPANG ((ORANG)
1
DIBAWAH 400,000
NILAI 1
2
400,001 - 800,000
2
3
800,001 - 1,200,000
3
4
1,200,001 - 1,600,000
4
5
DIATAS 1,600,001
5
Arus penumpang (orang)
LAMPIRAN 6
11
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Aksesibilitas ke hinterland (unit) NO AKSESIBILITAS KE HINTERLAND 1 Transportasi primer klasifikasi lokal 2 Transportasi primer klasifikasi kolektor 3 Transportasi primer klasifikasi arteri
NILAI 1 3 5
Klasifikasi jarak dengan jalur internasional/ALKI (mil) NO KLASIFIKASI JARAK (Mil) PARAMETER (Mil) 1 Sangat dekat DIBAWAH 53 2 Dekat 53,1 – 95 3 Sedang 95,1 – 137 4 Jauh 137,1 – 179 5 Sangat jauh DIATAS 179,1
NILAI 5 4 3 2 1
Klasifikasi jarak dengan pusat pengembangan nasional NO KLASIFIKASI JARAK (Mil) PARAMETER (Mil) 1 Sangat dekat DIBAWAH 82 2 Dekat 82,1 – 161 3 Sedang 161,1 – 240 4 Jauh 240,1 – 319 5 Sangat jauh DIATAS 319,1
NILAI 5 4 3 2 1
Kesesuaian dengan hierarki pelabuhan NO AKSESIBILITAS KE HINTERLAND 1 Pelabuhan pengumpan 2 Pelabuhan pengumpul 3 Pelabuhan utama
NILAI 1 3 5
Klasifikasi Pelayanan Dermaga bagi Ukuran Kapal (M) NO KLASIFIKASI UKURAN KAPAL (M) PARAMETER (Mil) 1 Sangat pendek DIBAWAH 103 2 Pendek 103,1 – 156 3 Sedang 156,1 – 209 4 Panjang 209,1 – 262 5 Sangat panjang DIATAS 262,1
NILAI 1 2 3 4 5
Klasifikasi Kedalaman Dermaga (Draft) (MLWS) KLASIFIKASI KEDALAMAN NO PARAMETER (M) DERMAGA/DRAFT (MLWS) DIBAWAH 5 1 Sangat rendah 2 5,1 – 9 Rendah 3 Sedang 9,1 – 14 4 14,1 – 18 Dalam 5 DIATAS 18,1 Sangat dalam
12
NILAI 1 2 3 4 5
LAMPIRAN 6
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
i.
Komponen lainnya yang bernilai mutlak (5), artinya bahwa pada komponen ini bersifat wajib dan keharusan untuk dipenuhi. NO
URAIAN
NILAI
1
Kesesuaian dengan Rencana Induk Pelabuhan Nasional.
5
2
Kesesuaian dengan RTRWN/RTRWP/RTRWK
5
3
Memiliki luas perairan tertentu
5
4
Memiliki luas daratan tertentu
5
5
Memperhatikan Kondisi tanah
5
6
Memperhatikan PDRB
5
7
Memperhatikan aktivitas perdagangan dan industri
5
8
Prediksi kedepan
5
9
Kontribusi pada peningkatan taraf hidup penduduk
5
10
Perhitungan ekonomis/finansial
5
11
Memperhatikan daya dukung lokasi
5
12
Memperhatikan kawasan konservasi
5
13
Memperhatikan hutan lindung
5
14
Memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah setempat
5
15
Keterpaduan intra dan antarmoda transportasi
5
16
Keselamatan dan keamanan pelayaran
5
17
Pertahanan dan keamanan negara
5
18
Rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota setempat
5
19
Rancangan RIP, DLKR DAN DLKP
5
20
Studi kelayakan
5
21
Hasil survey
5
LAMPIRAN 6
13
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
Tabel 3 : Hasil Perhitungan Nilai dan Skor pada Kriteria Lokasi Pelabuhan Pengumpan Regional BOBOT
NILAI PLB REGIONAL
SKOR MAKSIMAL
RIPN
5.09
5
25.46
RTRWN/P/K
9.15
5
45.75
KRITERIA I
TEKNIS 18.59405809
KRITERIA II
EUGEN
LUAS PERAIRAN
5.9436
1.11
5
5.53
KESESUAIAN HIERARKI
11.1030
2.06
1
2.06
KEDALAMAN KEDEKATAN JARAK PLB DG JALUR PELAYARAN KEDEKATAN JARAK DGN PPN
24.9475
4.64
2
9.28
17.3818
3.23
2
6.46
13.2237
2.46
2
4.92
KONDISI TANAH
8.6371
1.61
5
8.03
LUAS DARATAN
5.9436
1.11
5
5.53
PANJANG KAPAL
12.8198
2.38
2
4.77
EKONOMIS
PDRB
13.7534
1.93
5
9.64
14.01375764
AKTIVITAS INDAG
12.1982
1.71
5
8.55
PREDIKSI KE DEPAN
15.6649
2.20
5
10.98
VOLUME BRG DAN PNP
23.6505
3.31
2
6.63
KONTRIBUSI TARAF HIDUP
8.0004
1.12
5
5.61
EKONOMIS/FINANSIAL
26.7325
3.75
5
18.73
LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG LOKASI
41.2599
4.59
5
22.93
11.11451591
KAWASAN KONSERVASI
32.7480
3.64
5
18.20
KAWASAN HUTAN LINDUNG
25.9921
2.89
5
14.44
6.47
5
32.36
EKSOS ANTARMODA
5.27
5
26.35
AKSES HINTLD
10.95
3
32.86
KESKAMPEL
6.66
5
33.28
HANKAMNEG
4.58
5
22.91
1.33
5
6.67
ADMINISTRASI 8.104823195
REKOMENDASI
16.4505
RIP, DLKR DAN DLKP
19.0343
1.54
5
7.71
STUDI KELAYAKAN
21.2792
1.72
5
8.62
HASIL SURVEY
43.2360
3.50
5
17.52
TOTAL SKOR
100.00
HIERARKI PELABUHAN
421.76
SKOR
PELABUHAN PENGUMPAN REGIONAL
383.83 – 421.76
14
LAMPIRAN 6