RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN
BERLIANTO WIBOWO
SKRIPSI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.
Bogor, 28 Januari 2008
Berlianto Wibowo C44104025
ABSTRAK
BERLIANTO WIBOWO, Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Di bawah bimbingan NARNI FARMAYANTI dan ACHMAD FAHRUDIN. PT Hasta Mina Anyer merupakan salah satu perusahaan pembenihan Udang Windu. Produk yang dihasilkan berupa benur yang siap didistribusikan kepada perusahaan-perusahaan pembesaran atau budidaya Udang Windu. Persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu mengembangkan strategi usahanya dalam meningkatan penjualan produknya. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, PT Hasta Mina Anyer merancang sebuah sistem informasi yang memberikan informasi mengenai berbagai keadaan serta aktivitas usahanya melalui sebuah web site yang dapat diakses oleh user secara online 24 jam, sehingga setiap informasi tentang perusahaan dapat diperoleh oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Informasi mengenai usaha pembenihan Udang Windu yang ditampilkan di web site secara umum masih dirasakan kurang. PT Hasta Mina Anyer mencoba memulai suatu terobosan dengan harapan akan mampu meningkatkan keuntungan perusahaan di kemudian hari. Usaha pembenihan Udang Windu yang mulai bangkit pada saat ini menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus bertahan pada jalur usahanya. Banyaknya permintaan pasar membuat PT Hasta Mina Anyer untuk melakukan perluasan penyebaran informasi dengan berbagai cara, salah satunya melalui perancangan web site sebagai media informasi bagi user atau pihak yang mebutuhkan.
Kata kunci : Sistem Informasi, Online, Pembenihan Udang Windu, Perancangan
© Hak cipta milik Berlianto Wibowo, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm dan sebagainya.
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Oleh : BERLIANTO WIBOWO C44104025
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
SKRIPSI Judul
: Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
Nama
: Berlianto Wibowo
NRP
: C44104025
Program Studi
: Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. NIP 131 918 658
Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si. NIP 131 841 723
Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. NIP 131 578 799
Tanggal Lulus : 28 Januari 2008
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan sejak bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan November 2007 dengan judul ”Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Papa, Mama, dan Kakak tercinta atas doa restu, kasih sayang, serta dukungan tanpa henti. 2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc dan Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si, selaku komisi pembimbing atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan. 3. Ir. Gatot Yulianto, M.Si dan Ir. Istiqlaliyah M. M.Si selaku dosen penguji atas kritik dan saran sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini. 4. Bapak Abdul Qomar selaku pimpinan PT Hasta Mina Anyer yang telah memberikan data dan informasi yang terkait dengan pembuatan skripsi ini. 5. Karyawan dan Staf Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Fakultas Perikanan dan Kelautan yang sangat membantu. 6. Keluarga Asri Suci yang memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Keluarga Besar SEI 41, H5N1 Band, Redaksi Majalah Ruang Film dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu atas bantuan dan dukungannya selama ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Bogor, 28 Januari 2008
Berlianto Wibowo
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 5 Oktober 1985 dari Bapak Agus Sunanto dan Ibu Sri Pujiastuti. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah lulus dari SMU Negeri 1 Depok pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Saringan Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selama aktif menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi panitia pada beberapa kegiatan kemahasiswaan yang diadakan Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan. Selain itu, penulis juga aktif di beberapa organisasi diantaranya MAX (Music Agriculture X-pression) dan HIMASEPA. Penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan seminar dan pelatihan diantaranya adalah Seminar Nasional Undang-Undang Perikanan, Banking Job Preparation, dan Bedah Bisnis Alumni Sukses.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xi
I.
PENDAHULUAN ................................................................................
1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 1.4. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................
1 3 4 5
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
6
2.1 Karakteristik Udang Windu ............................................................ 2.2 Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu .................................... 2.3 Sistem Informasi dan Siklus Hidup Pembangunan Sistem ............. 2.4 Internet dan Web ............................................................................. 2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ..............................................................
6 8 10 14 15
III.
KERANGKA PENDEKATAN STUDI .............................................
18
IV.
METODOLOGI ..................................................................................
21
4.1 Metode Penelitan ............................................................................ 4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 4.3 Metode Penentuan Responden ........................................................ 4.4 Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet ..................... 4.5 Istilah dan Pengertian ......................................................................
21 22 22 23 24
II.
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 27 5.1 Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 5.1.1 Sejarah Perusahaan ........................................................ 5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan .................................................... 5.2 Sistem Agribisnis PT Hasta Mina Anyer ........................................ 5.2.1 Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi ........................ 5.2.1.1 Lokasi Perusahaan ................................................... 5.2.1.2 Sarana dan Fasilitas Penunjang ............................... 5.2.2 Sub-Sistem Administrasi Perusahaan .................................. 5.2.2.1 Sumberdaya Manusia .............................................. 5.2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...............................
27 27 28 28 29 30 31 31 32 32
5.2.3 Sub-Sistem Produksi Primer ................................................ 5.2.3.1 Pengadaan Induk Udang Windu .............................. 5.2.3.2 Pemijahan Induk Udang Windu .............................. 5.2.3.3 Penetasan Telur ........................................................ 5.2.3.4 Pemeliharaan Larva Udang Windu .......................... 5.2.3.5 Pemanenan Benur .................................................... 5.2.4 Sub-Sistem Pemasaran Hasil ............................................... 5.2.4.1 Pengemasan Benur .................................................. 5.2.4.2 Pengangkutan Benur ................................................ 5.2.4.3 Metode Pemasaran ................................................... 5.3 Siklus Hidup Pembangunan Sistem PT Hasta Mina Anyer ............ 5.3.1 Fase Analisis ........................................................................ 5.3.1.1 Definisi Masalah Sistem Informasi ......................... 5.3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Informasi ..................... 5.3.2 Fase Desain .......................................................................... 5.3.2.1 Penentuan Storyboarding Siklus ............................. 5.3.2.2 Penentuan Perangkat Perancangan Sistem Informasi .................................................................. 5.3.2.3 Desain Tampilan Web ............................................. 5.3.3 Fase Implementasi ............................................................... 5.3.4 Fase Pemeliharaan ............................................................... 5.4 Tampilan Website PT Hasta Mina Anyer ........................................ 5.4.1 Tampilan Bagian Halaman Utama (Home) ......................... 5.4.2 Tampilan Bagian Header ..................................................... 5.4.2.1 Tampilan Link Profil ................................................ 5.4.2.2 Tampilan Link Info Produk ...................................... 5.4.2.3 Tampilan Link Produksi ........................................... 5.4.2.4 Tampilan Link Administrasi .................................... 5.4.2.5 Tampilan Link Prasarana ......................................... 5.4.2.6 Tampilan Link Pemasaran ....................................... 5.4.2.7 Tampilan Link Galeri ............................................... 5.4.2.8 Tampilan Link Kontak ............................................. 5.4.3 Tampilan Bagian Sidebar .................................................... 5.4.4 Tampilan Bagian Footer ..................................................... 5.5 Keunggulan dan Kelemahan Sistem Informasi ............................... VI.
33 33 34 35 36 38 39 39 40 40 41 41 41 42 43 43 46 47 48 49 50 50 51 52 52 53 54 55 56 58 59 60 61 62
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 63 6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 63 6.2 Saran ................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
64
LAMPIRAN .....................................................................................................
66
DAFTAR TABEL Halaman 1. Takaran Pakan Alami dari Berbagai Stadium Larva Udang Windu ……...
37
2. Penggunaan Obat-Obatan Terhadap Penyakit Larva Udang Windu ……...
38
3. Keadaan Perangkat Pendukung Rancang Bangun Sistem Informasi PT Hasta Mina Anyer ………………………………………………………… 42 4. Perangkat Lunak (Software) dan Kegunaan ................................................
46
5. Biaya Web Hosting dari Berbagai Internet Service Provider……………... 49 6. Perkiraan Total Biaya Perangkat Sistem Informasi Berbasis Internet PT Hasta Mina Anyer Dalam Jangka Waktu 1 Tahun ………………………..
50
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Bentuk Udang Windu ..................................................................................
6
2. Manajemen Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu .............................
9
3. Model Sistem Informasi ..............................................................................
11
4. Siklus Hidup Pembangunan Sistem (Szymanski) .......................................
12
5. Skema Kerangka Pendekatan Studi .............................................................
20
6. Sistem Agribisnis pada PT Hasta Mina Anyer ............................................
29
7. Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi PT Hasta Mina Anyer ............
30
8. Sub-Sistem Administrasi PT Hasta Mina Anyer ………………………….
32
9. Sub-Sistem Produksi pada PT Hasta Mina Anyer ………………………... 33 10. Sub-Sistem Pemasaran pada PT Hasta Mina Anyer ……………………… 39 11. Aliran Sistem Informasi pada PT Hasta Mina Anyer …………………….. 45 12. Spesifikasi dari Komputer yang Digunakan ................................................ 47 13. Tampilan Bagian Halaman Utama (Home) .................................................
51
14. Tampilan Bagian Header …………………………………….…………… 51 15. Tampilan Link Profil ……………………………………………………... 52 16. Tampilan Link Info Produk ..........................................................………… 53 17. Tampilan Link Produksi …………………………………………………... 54 18. Tampilan Link Administrasi ………………………………………………
55
19. Tampilan Link Prasarana ………………………………………………….
56
20. Tampilan Link Pemasaran …………...……………………………………
57
Halaman 21. Formulir Pemesanan PT Hasta Mina Anyer ................................................ 58 22. Tampilan Link Galeri ………………..……………………………………. 58 23. Tampilan Link Kontak …………………………………………………….
60
24. Tampilan Bagian Sidebar …………………………………………………
61
25. Tampilan Bagian Footer ..………………………………………………… 61
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Struktur Organisasi PT Hasta Mina Anyer ………………………………. 65 2. Job Description Tenaga Kerja PT Hasta Mina Anyer …………………… 66 3. Sarana dan Fasilitas Penunjang PT Hasta Mina Anyer …………………..
68
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor budidaya perikanan saat ini semakin dirasakan sangat penting oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Perkembangan ekonomi Indonesia tidak lepas dari peran subsektor budidaya perikanan melalui peningkatan pendapatan para pembudidaya. Hal ini tentunya akan menjadi terobosan baru untuk masa yang akan datang, sehingga usaha perikanan diharapkan tidak hanya bertumpu pada usaha penangkapan ikan oleh nelayan tetapi juga mengembangkan subsektor budidaya oleh pembudidaya sebagai pemecahan masalah perikanan. Subsektor budidaya perikanan ternyata mampu memberikan manfaat yang cukup penting terhadap peningkatan kualitas sumberdaya manusia khususnya pembudidaya. Namun di lain pihak, usaha budidaya perikanan tersebut harus mampu memberikan peningkatan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga pada kualitas produksi perikanan Indonesia. Berbagai jenis usaha budidaya perikanan yang dilakukan pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup pembudidaya, memenuhi kebutuhan konsumsi, meningkatkan ekspor dalam rangka menambah devisa negara, penyedia bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta mendukung pembangunan wilayah dengan tetap memperhatikan potensi lestari dan fungsi lingkungan hidup. Salah satu dari berbagai usaha budidaya perikanan antara lain adalah usaha budidaya Udang Windu (Penaeus monodon). Sejak tahun 1990, komoditas itu menjadi salah satu primadona ekspor Indonesia. Selain rasanya yang manis, nilai ekspornya memang luar biasa. Untuk ukuran standar, 30 ekor per kilogram, Udang Windu dapat mencapai ratusan ribu rupiah (Hardianto 2003). Tidak heran bila tiap kali panen, para petambak bagai mendulang emas dari tambaknya. Pasar Amerika dan Asia yang menggiurkan membuat para petambak dan pengusaha bermodal mulai membuka lahan-lahan tambak udang di berbagai kawasan. Setiap perusahaan budidaya Udang Windu pun berusaha untuk memperoleh keuntungan dengan berbagai cara dalam memperkenalkan usahanya kepada pihak luar. Salah satunya adalah mencoba untuk mengembangkan
informasi yang ada untuk dapat diketahui oleh seluruh pihak yang akan memerlukan informasi usaha yang dijalankan. Aliran informasi yang kompleks dan akurat tentunya memerlukan adanya teknik pengelolaan informasi yang baik, sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi dari seluruh rangkaian usaha yang dijalankan. Pada umumnya, informasi yang ada di dalam perusahaan budidaya belum terintegrasi dengan baik. Informasi tersebut antara lain dalam menentukan lokasi usaha, ketersediaan benih, teknologi budidaya, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi tersebut, suatu perusahaan budidaya perikanan perlu mengembangkan suatu sistem informasi yang sedang berkembang pesat saat ini yaitu sistem informasi berbasis jaringan (internet). Manfaatnya adalah agar informasi yang ada dapat terintegrasi dengan baik sesuai dengan kebutuhan pengguna. Internet dapat digunakan untuk menggerakkan sektor perikanan budidaya secara efektif dan efisien. Internet, yang merupakan salah satu bagian dari teknologi informasi (dan mungkin akan menjadi bagian penting dari kehidupan manusia), berkembang sangat cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi tersebut, kebutuhan akan informasi yang berkaitan dengan usaha yang dijalankan menjadi sangat penting. Perkembangan teknologi internet dapat memberi kemudahan untuk menampilkan data dan informasi yang dapat diakses oleh semua pihak yang terhubung dengan internet (on-line). World Wide Web atau yang biasa disebut dengan web mampu menampilkan data dan informasi dalam bentuk teks, gambar, sampai dengan suara dan video, sehingga nantinya dapat dirasakan keakuratan informasi yang akan diperoleh setiap pihak yang menggunakan layanan internet tersebut. Oleh karena itu, sistem informasi yang akan dibangun ini harus dibuat semenarik mungkin, mudah digunakan serta memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya dalam bentuk yang ringkas. Selain itu, sistem informasi ini juga mampu dengan mudah diakses semua pihak yang berkepentingan sehingga perusahaan akan dapat menyebarkan informasi dan mengembangkan informasi usahanya dengan baik.
1.2. Perumusan Masalah Sistem agribisnis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia memainkan peranan yang sangat besar. Hal ini perlu diikuti pemahaman yang baik mengenai konsep agribisnis itu sendiri. Pengembangan sistem agribisnis bukan hanya mencakup arti yang sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil melainkan suatu konsep yang luas yang akan menghubungkan beberapa subsistem dalam sistem agribisnis Konsep sistem agribisnis pada usaha budidaya Udang Windu adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran yang berhubungan dengan budidaya Udang Windu dalam arti yang luas. Jadi, sistem agribisnis budidaya Udang Windu dapat terbagi ke dalam tiga subsistem yang saling berhubungan. Pertama, subsistem produksi meliputi faktor yang berhubungan dengan ketersediaan bahan baku, serta sarana dan prasarana produksi secara kontinu dalam jumlah yang tepat. Kedua, subsistem pengolahan hasil yang dapat meningkatkan nilai tambah dan kualitas hasil. Ketiga, subsistem pemasaran yang akan menentukan mekanisme pasar. Berbagai permasalahan yang menjadi penghambat berkembangnya usaha budidaya Udang Windu saat ini, khususnya dalam penyediaan benih bermutu, antara lain teknologi pembenihan yang belum sepenuhnya dikuasai, belum diterapkannya secara penuh proses produksi benih sesuai standar, minimnya ketersediaan induk bermutu, serangan hama dan penyakit, lambatnya proses alih teknologi,belum diterapkannya biosecurity, menurunnya kualitas lingkungan pembenihan serta belum optimalnya sosialisasi teknologi dan pembinaan oleh instansi terkait. Inilah yang menyebabkan semakin menurunnya tingkat produksi Udang Windu pada beberapa tahun terakhir ini (Forum Perbenihan Perikanan Nasional Bandung 2007). Permasalahan yang dihadapi PT Hasta Mina Anyer berkenaan dengan penyebaran data dan informasi usaha pembenihan Udang Windu yang belum terintegrasi dengan baik dan belum memberikan kemudahan bagi pihak terkait untuk mendapatkan data dan informasi perusahaan tersebut. Selama ini data dan informasi PT Hasta Mina Anyer yang tersebar, hanya dapat diketahui oleh sebagian pihak, seperti pelanggan atau perusahaan-perusahaan yang sering
melakukan transaksi pemesanan di PT Hasta Mina Anyer. Sampai saat ini, PT Hasta Mina Anyer belum dapat melakukan promosi melalui media cetak maupun brosur-brosur promosi. PT Hasta Mina Anyer memiliki rencana pengembangan usaha yang diharapkan mampu meningkatkan keuntungan perusahaan. PT Hasta Mina Anyer mencoba memanfaatkan lahan yang belum terpakai untuk memperluas usaha pembenihan Udang Windu. PT Hasta Mina Anyer juga berencana memperluas usahanya dengan menambah jenis produk yang dihasilkan seperti ikan bandeng dan kerapu. Pengembangan Sistem informasi berbasis web pada PT Hasta Mina Anyer didasarkan atas analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap beberapa aspek. Pada analisis kebutuhan dari aspek produksi, PT Hasta Mina Anyer terkadang mengalami kelebihan pada produksi yang dihasilkan serta melewati masa umur panen. Dilihat dari aspek perusahaan dan pelanggan / user (perusahaan lain), keduanya membutuhkan media yang mudah dalam melakukan pemesanan karena faktor jarak yang jauh dan gambaran perusahaan yang lengkap tanpa langsung mendatangi tempatnya. Oleh karena itu, perancangan sistem informasi berbasis web akan menjadi pemecahan masalah data dan informasi yang belum terintegrasi dengan baik. Sistem informasi berbasis web ini akan dapat menjadi nilai tambah perusahaan dalam mengembangkan strategi promosi perusahaan terhadap pihak luar karena cara ini masih sangat minim dikembangkan di perusahaan pembenihan Udang Windu. Diharapkan dengan pengembangan sistem informasi berbasis web ini, perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan lain.. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui perumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain : 1. Bagaimana cara mengidentifikasi berbagai data dan informasi yang ada di PT Hasta Mina Anyer dan alur informasinya? 2. Bagaimana data dan informasi di perusahaan dapat terintegrasi dengan baik menjadi suatu sistem informasi yang kompleks, akurat, dan up to date yang dibuat oleh perusahaan ?
3. Bagaimana merancang sistem informasi perusahaan pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer yang berbasis internet (secara on-line)?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengidentifikasi data dan informasi usaha pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer dan alur informasinya. 2. Mengintegrasikan data dan informasi di PT Hasta Mina Anyer menjadi suatu sistem informasi yang kompleks, akurat, dan up to date. 3. Merancang sistem informasi perusahaan pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer yang berbasis internet (secara on-line) Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 2. Sebagai sarana mempelajari,menganalisis, serta memecahkan suatu masalah. 3. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi bagi pengusaha Udang Windu, perusahaan lain, penelitian, serta berbagai pihak yang ingin memanfaatkan informasi tersebut.
1.4. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian in dilaksanakan di PT Hasta Mina Anyer, tepatnya di Jalan Raya Anyer - Karang Bolong KM 141, Kampung Kosambi I RT 28 / RW 3, Desa Karang Suraga, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu dari minggu ke-4 bulan Oktober 2007 sampai dengan minggu ke-1 bulan November 2007.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Karakteristik Udang Windu Udang Windu biasa hidup di perairan pantai yang berlumpur atau berpasir.
Berasal dari perairan laut antara Afrika Selatan dan Jepang, dan antara Pakistan Barat sampai Australia Bagian Utara. Udang Windu (Penaeus monodon) dalam bahasa daerah udang ini dinamakan juga sebagai udang pancet, udang bago, udang lotong, liling, udang baratan, udang palaspas, udang tepus, dan udang userwedi. Dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama ”tiger prawn” atau ”jumbo tiger prawn” (Suyanto dan Mujiman 2002). Klasifikasi Udang Windu (Penaeus monodon) menurut Suwignyo 1997 adalah sebagai berikut : Filum : Crustacea Kelas
: Malacostraca
Subkelas : Decapoda Ordo
: Natantia
Famili
: Peneidae
Genus Spesies
: Penaeus : Penaeus monodon
Secara morfologi tubuh Udang Windu dibedakan atas cephalothorax yang terdiri atas kepala dan dada serta bagian abdomen (perut). Pada bagian kepala terdapat sepasang mata bertangkai, sepasang antena, sepasang antenula, sepasang mandibula dan sepasang maksila. Pada bagian dada terdapat tiga pasang maksiliped dan lima pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod yang terletak di samping telson (Martosudarmo dan Ranoemihardjo 1981). Bagian kepala dan dada tertutup oleh sebuah kelopak kepala atau cangkang kepala yang disebut karapas dan di bagian depan kelopak kepala terdapat rostrum yang memanjang dan bergerigi (Suyanto dan Mujiman 2002). Dalam perkembangannya Udang Windu mengalami beberapa kali perubahan stadia. Dimulai dari menetasnya telur menjadi larva melalui stadia neuplius yang terdiri atas 6 substadia zoea dan mysis masing-masing 3 substadia. Telur menetas setelah 10-12 jam, nauplius selama 2 hari, zoea selama 4-5 hari dan
stadia mysis selama 3-4 hari. Stadia mysis akan berkembang menjadi post larva dan seterusnya menjadi juvenil serta akhirnya tumbuh menjadi udang dewasa (Mochizuki 1978) diacu dalam Meinugraheni (2004) Pergantian kulit merupakan awal pertumbuhan pada Udang Windu. Setelah kulit udang yang mengandung kitin tersebut terlepas maka udang dalam keadaan lemah dan kulit baru belum mengeras. Pada saat itulah udang tumbuh. Peristiwa tersebut dibantu dengan penyerapan air dalam jumlah besar. Proses pergantian kulit (moulting) ini merupakan indikator dari pertumbuhan Udang Windu. Apabila proses pergantian kulit cepat, maka pertumbuhan akan semakin cepat pula. Selama Udang Windu berganti kulit biasanya tidak nafsu makan, udang tidak banyak bergerak dan mata terlihat pada tangkai mata udang aktif (Tricahyo 1995). Udang Windu merupakan hewan noktural yaitu aktif mencari makanan pada malam hari, sedangkan pada siang harinya berada di dasar laut (Tseng 1987). Sifat yang umum pada udang adalah sifat kanibal yaitu suatu sifat yang suka memangsa jenisnya sendiri. Sifat ini sering timbul pada udang yang sehat, yang tidak sedang ganti kulit dan kekurangan makanan. (Suyanto dan Mujiman 2002).
Sumber : Hardianto 2003
Gambar 1. Bentuk Udang Windu
Udang Windu hidup normal pada kisaran temperatur air (21-32)oC dengan kisaran temperatur optimal (28 ± 1)oC. Udang Windu mengalami stres pada temperatur 20oC atau kurang dan 32oC atau lebih dan akan mengalami kematian pada temperatur 35oC (Wardoyo dan Djokosetiyanto 1988).
2.2.
Sistem Agribisnis Usaha Pembenihan Udang Windu Menurut Arsyad dan kawan-kawan (1985) diacu dalam Soekartawi (1991),
agribisnis secara umum didefinisikan sebagai suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang berhubungan dengan kegiatan pertanian dalam arti yang luas. Usaha pembenihan Udang Windu merupakan bagian dari sistem agribisnis perikanan. Agribisnis perikanan adalah semua aktivitas di bidang perikanan yang mencakup konsep dan prinsip manajemen agribisnis dari segi penyelenggaraan sarana produksi, proses produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang dihasilkan. Dengan demikian agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas : (1) sub-sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi, dan pengembangan sumberdaya perikanan, (2) sub-sistem produksi atau usahatani, (3) sub-sistem pengolahan hasil-hasil perikanan atau agroindustri, dan (4) sub-sistem distribusi dan pemasaran hasil perikanan. Oleh karena sistem ini merupakan suatu runtut kegiatan yang berkesinambungan mulai dari hulu sampai hilir, maka keberhasilan pengembangan agribisnis perikanan ini sangat tergantung kepada kemajuan-kemajuan yang dapat dicapai pada setiap simpul yang menjadi subsistemnya (Ditjenkan 1994). Sub-sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi pada usaha pembenihan Udang Windu mencakup kegiatan perencanaan, pengelolaan, ataupun pengadaan sarana produksi, teknologi dan sumberdaya Udang Windu. Kebijaksanaan yang mengupayakan agar sarana produksi dapat tersedia dengan tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat kualitas, dan sesuai dengan daya beli petani dan nelayan, disertai dengan pengembangan dan penerapan paket ilmu pengetahuan dan teknologi secara kontinyu, merupakan kebijaksanaan utama yang menjadi ciri keberadaan sub-sistem ini (Ditjenkan 1994).
Sementara sub-sistem produksi atau usahatani mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha tani dalam rangka peningkatan produksi primer perikanan. Termasuk ke dalam kegiatan ini adalah perencanaan, pemilihan lokasi, komoditas, teknologi dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi perikanan (Ditjenkan 1994). Lingkup kegiatan sub-sistem pengolahan hasil atau agroindustri tidak hanya terdiri atas aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani atau nelayan, tetapi mencakup keseluruhan kegiatan, mulai dari penanganan pasca panen produk perikanan sampai pada tingkat pengolahan lanjut; selama bentuk, susunan belum berubah (Ditjenkan 1994). Pada usaha pembenihan Udang Windu biasanya tidak terdapat subsistem ini karena hasilnya bukan berupa produk olahan melainkan bahan baku untuk proses produksi selanjutnya. Sub-sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usaha pembenihan Udang Windu agroindustri baik untuk pasar domestik maupun untuk ekspor. Pemantauan serta pengembangan informasi pasar domestik dan luar negeri termasuk sebagai salah satu kegiatan utama dari sub-sistem ini (Ditjenkan 1994). Menurut Sardono (2000), sistem agribisnis mencakup keseluruhan aktivitas dimulai dari sektor input, produksi primer, pengolahan atau penyimpanan, distribusi dan pemasaran, serta konsumen yang ditunjang oleh pembina dan pemandu sistem yang merupakan sub-sistem layanan pendukung dalam sistem agribisnis. Input dan produksi primer merupakan bagian hulu dari sistem agribisnis, sedangkan sub-sistem pengolahan atau penyimpanan dan distribusi serta pemasaran merupakan bagian hilir dari sistem agribisnis. Pengertian sistem dalam konsep agribisnis, dimaksudkan untuk menunjukkan adanya saling keterkaitan dan saling ketergantungan antara subsistem dalam sistem agribisnis. Tingkat keeratan hubungan antar sub-sistem akan menunjukkan kekuatan sistem agribisnis, yang selanjutnya akan menentukan keragaannya. Keragaan sistem agribisnis ini ditentukan pula oleh terselenggaranya integrasi horizontal, yang akan terselenggara jika tercipta hubungan yang saling mendukung antar komoditas yang satu dan yang lainnya pada tingkat usaha yang sama, dan integrasi vertikal yang terselenggara jika tercipta hubungan saling mendukung dan saling menguntungkan antar pelaku bisnis dalam suatu
komoditas. Pengintegrasian ini tentunya memerlukan pembinaan dan dukungan yang terkoordinasi, yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Hal ini disebabkan karena pemerintah sebagai salah satu lembaga pemandu dan pengatur sistem, guna mengembangkan dan mengevaluasi operasi sistem secara terpadu. (Sardono 2000). Model sistem agribisnis Udang Windu dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 2.
Sumber : Sardono 2000.
Gambar 2. Manajemen Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu
2.3.
Sistem Informasi dan Siklus Hidup Pembangunan Sistem Banyak ahli yang membuat definisi tentang sistem. Seperti yang
didefinisikan oleh O’Brien (1997), sistem adalah suatu komponen yang bekerja secara bersama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima input dan memprosesnya menjadi output. Sementara McLeod (1998) menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Informasi yang merupakan salah satu sumber yang dapat digunakan secara efektif dan efisien seperti halnya tenaga manusia, uang, bahan baku, dan tenaga mesin. O’Brien (1997) mendefinisikan informasi sebagai data yang diolah dan
dikonversi menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pengguna yang akan menggunakannya. Sementara yang dimaksud dengan data adalah lambang dari suatu kejadian (numeric, text, image). Dengan demikian dapat dikatakan dengan jelas bahwa data dan informasi memiliki perbedaan pokok. Data digunakan untuk menghasilkan informasi dengan mengolahnya terlebih dahulu untuk membantu mengambil keputusan. Kegiatan mengumpulkan, mencatat, dan memproses data menjadi informasi dapat dilakukan secara manual , elektromekanikal, ataupun komputerisasi, dan seluruh kegiatan tersebut berlangsung dalam suatu kerangka atau dalam suatu sistem. Sistem informasi adalah suatu sistem yang mengorganisir lima sumberdaya utama, yaitu : 1. Software (perangkat lunak) 2. Dataware (data) 3. Hardware (perangkat keras) 4. Netware (jaringan kerja) 5. Brainware (sumberdaya manusia) untuk secara optimal mendukung aktivitas mulai dari entri data, pengolahan data, penyimpanan dan temu balik (retrieval) data, pelaporan, pengendalian, hingga produksi dan distribusi informasi untuk pengguna (O’Brien 2002). Gambar 3 mengilustrasikan suatu model informasi yang mencakup komponen aktivitas dan sistem informasi. Sistem informasi menggunakan sumberdaya manusia (pemakai akhir dan spesialis sistem informasi) perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (program dan prosedur), data (data dan pengetahuan), serta jaringan kerja (media komunikasi dan jaringan kerja bantuan) untuk menjalankan input, proses, output, storage dan aktivitas pengawasan dalam mengubah data menjadi produk informasi. Siklus hidup pembangunan sistem (SHPS) adalah urutan operasi terstruktur yang dibutuhkan untuk menyusun, membangun, dan mengoperasikan suatu sistem baru (Szymanski et al 1995). Dalam hal ini, siklus berarti bahwa perancangan sistem yang baru tidak berlaku untuk selamanya dan pada akhirnya akan memerlukan penggantian, sehingga akan memulai siklus kembali dari awal.
Sumber : O’Brien 2002
Gambar 3. Model Sistem Informasi
SHPS dapat dibagi ke dalam empat fase, yaitu : 1. Fase analisis Tahap analisis sistem sangat penting dalam membangun sistem informasi yang memiliki kebutuhan pengguna. Tahap ini meliputi definisi masalah dan analisis kebutuhan 2. Fase desain Fase desain merupakan fase penentuan proses aliran data yang diperlukan oleh sistem. Ada 2 langkah yang dilakukan dalam fase desain ini, yaitu : a. Desain sistem logika Langkah ini menjelaskan aliran data sistem informasi, seperti blueprint architect. Desain sistem logika ini menggambarkan tentang grafik gambar dan rancangan data. Langkah ini menggambarkan tentang pemasukan data sistem informasi yang diproses. b. Desain sistem fisik Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengubah blueprint yang ada ke dalam spesifikasi hardware dan program komputer agar desain logika berubah menjadi suatu sistem yang bekerja.
3. Fase Implementasi Fase implementasi meliputi pengetesan, instalasi dan langkah pelatihan. 4. Fase Pemeliharaan Fase pemeliharaan merupakan fase terakhir dari SHPS dimana dilakukan pemeliharaan terhadap sistem yang telah dibangun. Hal ini ditujukan agar sistem tetap konsisten dengan fungsi dan tujuannya, terutama untuk hal yang berhubungan dengan data (edit data). Pemeliharaan ini dilakukan agar informasi yang ditampilkan selalu up to date.
Analisis Sistem
Desain Sistem
Implementasi Sistem
Pemeliharaan Sistem
Sumber : Szymanski et al 1995
Gambar 4. Siklus Hidup Pembangunan Sistem 2.4.
Internet dan Web Terbentuknya Internet dapat menyatukan suatu network komputer dengan
network komputer lainnya atau komunikasi antar komputer. Internet yang lebih dikenal dengan “net” adalah jaringan terbesar di dunia yang dapat menghubungkan antar jaringan komputer. Sampai sekarang diperkirakan ada lebih
30.000 jaringan dengan alamat lebih kurang 30 juta di seluruh dunia. Karena sifatnya berupa ruang yang mirip dengan dunia kita sehari-hari, maka internet disebut juga sebagai ruang maya (cyberspace) (Nichols, et.al. 1999). Nenek moyang Internet ialah, ARPANet (Advanced Research Projects Agency), suatu proyek yang dimulai dari U.S. Department of Defense (DOD) atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, suatu percobaan dalam reliable networking (jaringan secara terpercaya) untuk menghubungkan antara DOD dengan kontraktor penelitian militer, termasuk sejumlah besar universitas yang melakukan penelitian dengan dana militer (Nichols, et.al. 1999). ARPANet merupakan suatu sukses dan hampir semua universitas di wilayah tersebut ingin mendaftar. Dengan sukses ini berarti ARPANet menjadi sulit untuk dikelola, terutama dengan jumlah yang besar dan peningkatan jumlah komputer-komputer yang ada di universitas-universitas. Sehingga untuk memecahkan masalah tersebut, dibagi ke dalam dua bagian, yaitu MILNet yang memiliki daerah militer dan ARPANet yang memiliki daerah-daerah non-militer. Kedua network tetap tergabung, atas kerja skema jaringan yang disebut IP (Internet Protocol). IP ini dapat membuat traffic di route dari suatu network ke network lainnya seperlunya sehingga semua network dapat saling bertukar pesan (Nichols, et.al. 1999). Web adalah sebuah database jalinan komputer di seluruh dunia yang menggunakan sebuah arsitektur pengambilan informasi yang umum. Secara konsep, Web merupakan sebuah klien atau server sistem manajemen database (Nichols, et.al. 1999). Pada tahun 1989 Tim Berners –Lee, seorang programmer komputer berkebangsaan Inggris yang bekerja pada European Physics laboratory di Genewa, Swiss, melakukan percobaan dengan mengkombinasikan hypermedia dengan sumber-sumber informasi internet yang sangat luas. Solusinya adalah teknologi hypertext untuk membentuk sebuah dokumen Web (Nichols, et.al. 1999). Dokumen Web harus ditulis dalam sebuah format khusus yang memungkinkan hypertext saling terjalin untuk bekerja. Format ini disebut dengan Hypertext Markup Language (HTML). HTML merupakan bagian dari Standard
Generalized Markup Language (SGML). SGML merupakan standar dari International Standardization Organization (ISO) untuk mendefinisikan format pada dokumen teks (Nichols, et.al. 1999).
2.5.
Hasil Penelitian Terdahulu Sampai saat ini, website tidak hanya terbatas pada informasi yang
diberikan untuk konsumen mengenai perusahaan dan apa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Para pengunjung website dapat melakukan lebih dari sekedar melihat informasi, mereka bisa mengirimkan e-mail atau mengisi sebuah formulir, dan membuat perjanjian yang lebih dari sekedar arti perjanjian secara tradisional. Istilah yang biasa disebut dengan E-commerce mengizinkan perusahaan untuk menjual produk-produk dan jasa secara online. Sebagai contoh, perusahaan komputer Compaq mulai menjual komputer pribadi secara online pada musim gugur tahun lalu (1999), dan menggunakan search engine Alta Vista, yang ditampilkan sebanyak 40 juta kali per-hari untuk mengajak pelanggan ke alamat compaq.com dan shopping.com, dimana komputer pribadi tersebut dijual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penjualan komputer pribadi Compaq sangat tinggi yaitu hampir tiga kali lebih banyak dari yang diharapkan (Suryarini 2004). Mahardika (2005) diacu dalam Wibisono (2007), melakukan penelitian mengenai perancangan sistem informasi pemasaran ikan hias dengan media internet pada CV Banyu Biru, Jakarta. Menurutnya, perancangan sistem informasi pemasaran dapat dijadikan sebagai alternatif alat promosi pada CV Banyu Biru yang dapat menutupi kekurangan alat promosi lainnya, seperti promosi melalui pameran dan brosur. Sebelumnya dilakukan analisis kondisi pemasaran CV Banyu Biru berdasarkan strategi perusahaan yang digunakan. Perancangan sistem informasi pemasaran CV Banyu Biru menggunakan metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle – SLDC) yang diterapkan pada tahap rancangan dan pembangunan yang kemudian dilakukan tahap ujicoba sebelum sistem digunakan. Manfaat tambahan yang didapat bagi perusahaan yaitu penyesuaian yang cepat dengan kondisi pasar, biaya yang lebih rendah, pemupukan hubungan dan pengukuran besar pemirsa. Adapun manfaat yang
diberikan bagi pembeli potensial yaitu kemudahan pemesanan dan informasi yang komparatif. Hasil penelitian ini memperkuat analisis Mahardika (2005) diacu dalam Wibisono (2007), bahwa perancangan sistem informasi dapat dijadikan sebagai alternatif alat promosi pada perusahaan ekspor ikan hias dapat menutupi kekurangan fungsi alat promosi lainnya, seperti pameran dan brosur. Perancangan sistem informasi pemasaran dalam penelitian ini disempurnakan dengan adanya fasilitas automatic updating, yang dapat mempermudah peng-update-an data pada website yaitu data stock with price list. Berdasarkan penelitian Brennan (2001), penerapan sistem informasi teknologi tidak hanya menunjukkan adanya peningkatan dari segi penjualan perusahaan namun menunjukkan pula adanya peningkatan yang signifikan dalam pelaksanaan program TQM (Total Quality Management) di perusahaanperusahaan yang termasuk dalam beberapa sektor industri di Amerika dan Jepang. Keuntungan yang dapat diraih dengan penerapan teknologi informasi meliputi bidang (1) perluasan tujuan perusahaan, (2) mengorganisir kebutuhan yang diperlukan dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, (3) mengatur tanggung jawab seluruh pihak terkait dalam pencapaian tujuan, (4) mengatur kebutuhan sumberdaya lain, (5) mempermudah proses pelatihan karyawan yang terlibat, (6) mempermudah evaluasi kinerja, (7) mempermudah evaluasi kinerja secara periodik, (8) mempermudah sistem rewards berdasarkan kinerja karyawan perusahaan. Hertanto (2002) diacu dalam Wibisono (2007) melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran ikan hias melalui media internet pada PT Harlequin Aquatics, Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perancangan sistem informasi mengenai pemasaran ini mempermudah pelanggan untuk mendapatkan informasi mengenai produk dan perusahaan, serta melakukan pemesanan online. Selain itu perusahaan juga dapat memperluas jangkauan promosi yang ada. Dengan hasil ini, ada sisi baik bagi perusahaan untuk tetap berusaha dalam menerapkan keberadaan sistem teknologi informasi sebagai salah satu wahana dalam membantu menjalankan kegiatan-kegiatannya. Sehingga peran perusahaan
dapat lebih diminimalisasi dengan berjalannya sistem informasi berbasis internet yang dapat memberikan keuntungan di berbagai sektor usaha.
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI Dalam penyusunan sistem informasi perusahaan pembenihan Udang Windu ini, dilakukan suatu pendekatan terhadap manajemen sistem agribinis. Melalui pendekatan terhadap manajemen sistem agribisnis ini, diharapkan proses penyusunan informasi perusahaan akan lebih akurat dan dapat tercipta alur informasi yang memudahkan user dalam memperoleh informasi di perusahaan tersebut. Penyusunan informasi dilakukan terhadap beberapa sub-sistem dari sistem agribisnis. (1) sub-sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi, dan pengembangan sumberdaya perikanan, meliputi informasi lahan, bibit dan benih, modal, tenaga kerja, dan lain-lain. (2) sub-sistem produksi atau usaha tani, meliputi informasi lokasi, teknologi produksi, dan manajemen produksi. (3) subsistem pengolahan hasil-hasil perikanan atau agroindustri,dan (4) sub-sistem distribusi dan pemasaran hasil perikanan, meliputi informasi manajemen pemasaran, saluran pemasaran, dan strategi pemasaran. Dalam penelitian ini, diambil sampel terhadap perusahaan pembenihan Udang Windu , karena informasi terhadap perusahaan pembenihan secara umum masih dirasakan kurang, sehingga sulit bagi pihak terkait untuk memperoleh data dan informasi dalam kegiatan usaha tersebut. Saat ini tentunya perusahaan pembenihan Udang Windu harus mampu mengatasi persaingan global dari berbagai perusahaan lain, oleh karena itu data dan informasi yang ada harus dimasukan dalam suatu jaringan yang mudah, cepat, dan aktual. Media internet saat ini dibangun dengan tujuan untuk menyediakan dan mengintegrasikan informasi-informasi yang ada di perusahaan menjadi informasi yang mudah didapat. Dengan pemanfaatan sistem informasi berbasis internet diharapkan setiap pengguna tidak lagi memiliki keterbatasan dalam waktu dan jarak sekalipun dalam tempat yang jauh berbeda. Adapun informasi yang disajikan secara umum melalui jaringan internet dalam suatu perusahaan pembenihan Udang Windu, antara lain : •
Informasi mengenai karakteristik Udang Windu
•
Informasi tentang perkembangan dan sumberdaya Udang Windu
•
Informasi mengenai potensi pengembangan usaha perikanan Udang Windu
•
Informasi tentang usaha pembenihan (hatchery) dan pemasaran benih Udang Windu.
•
Informasi tentang keadaan perusahaan pembenihan Udang Windu
•
Informasi tentang penyedia benih, kelompok tani serta supplier Udang Windu
•
Informasi mengenai hasil-hasil penelitian tentang Udang Windu
•
Informasi mengenai link-link (informasi dari mancanegara) yang berhubungan dengan usaha Udang Windu. Sistem informasi yang disajikan oleh perusahaan tidak ditujukan untuk
memberikan pengambilan keputusan secara langsung, tetapi hanya berupa penyajian informasi sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan bagi pengguna dan seluruh pihak yang terkait dalam usaha pembenihan Udang Windu.
Sumberdaya Udang Windu
Penyediaan Informasi Perusahaan Pembenihan Udang Windu
Manajemen Sistem Agribisnis Usaha Pembenihan Udang Windu
Siklus Hidup Pembangunan Sistem
Model Manajemen Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu
Sumber Data : • Perusahaan terkait • Dinas Perikanan dan Kelautan setempat • Pustaka terkait • Badan Riset Kelautan dan Perikanan • Website terkait
Analisis Kebutuhan : • Mencari data yang sesuai dengan kebutuhan sistem • Memilih data yang akan dimasukkan dalam sistem • Mengelompokkan data pada bagian tertentu
Desain Situs Web : • Desain logika • Desain Fisik
Website Perusahaan Pembenihan Udang Windu
Implementasi kepada Pihak-Pihak Terkait (User) : • Perusahaan Perikanan lain • Konsumen • Pemerintah
Implementasi : • Pengetesan Sistem • Instalasi
Pemeliharaan Sistem
Keterangan : : ruang lingkup penelitian
Gambar 5. Skema Kerangka Pendekatan Studi
IV. METODOLOGI 4.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Menurut Nazir (1985), eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition), dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Tujuan dari penelitian eksperimental ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Penelitian eksperimental ini dapat mengubah teori-teori yang telah usang. Ada dua jenis eksperimen dalam ilmu pengetahuan, yaitu eksperimen eksploratif (exploratory experiment) dan eksperimen pengembangan (developmental experiment). Dalam penelitian ini metode penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen pengembangan. Eksperimen pengembangan merupakan eksperimen yang digunakan untuk mengembangkan suatu percobaan yang belum ada atau belum sempurna sehingga didapatkan sesuatu hasil yang baru. Eksperimen yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan perancangan suatu sistem informasi pada perusahaan pembenihan Udang Windu, yaitu PT Hasta Mina Anyer yang berbasis internet melalui beberapa tahapan percobaan dengan menggunakan software dan aplikasi internet yang kompatibel dengan rancangan sistem dan berguna bagi perusahaan dan seluruh pihak yang terkait pada umumnya. Hasil akhir dari eksperimen dalam penelitian ini adalah berupa tampilan situs web yang ada pada suatu webserver.
4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menurut jenisnya antara lain : 1. Data teks, dapat berupa data alphabet (huruf) atau data numerik (angka). Data teks bersumber dari proposal pendirian usaha PT Hasta Mina Anyer Data yang diambil berupa : a. Sejarah serta visi dan misi usaha PT Hasta Mina Anyer. b. Data mengenai lokasi, batas-batas wilayah serta sarana dan prasarana PT Hasta Mina Anyer. c. Data mengenai tenaga kerja dan struktur organisasi PT Hasta Mina Anyer. 2. Data image, berkaitan dengan foto-foto keadaan perusahaan. Data image yang diambil berupa : a. Foto bangunan PT Hasta Mina Anyer. b. Foto sarana serta peralatan penunjang PT Hasta Mina Anyer. c. Foto kegiatan produksi PT Hasta Mina Anyer. Berdasarkan sumber datanya, dalam penelitian ini didasarkan pada data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan Abdul Qomar selaku manajer PT Hasta Mina Anyer, seorang staf teknisi produksi, seorang staf bagian teknik, dan seorang staf administrasi. Data primer yang diambil adalah data mengenai proses produksi serta pemasaran yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer. Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan dari buku maupun artikel yang terkait. Data sekunder yang diambil pada PT Hasta Mina Anyer berupa proposal pendirian usaha PT Hasta Mina Anyer.
4.3. Metode Penentuan Responden Pemilihan responden dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu responden diambil secara sengaja dengan pertimbangan bahwa responden tersebut merupakan tenaga kerja di PT Hasta Mina Anyer. Dalam hal ini, responden yang dipilih adalah manajer perusahaan PT Hasta Mina Anyer, seorang staf teknisi produksi yang mengawasi air, larva, induk, plankton,
artemia, dan seorang staf bagian teknik yang mengawasi mekanik dan listrik, serta seorang staf administrasi yang mengawasi packing dan transportasi. Purposive sampling merupakan bagian dari judgemental sampling. Fauzi (2001) mengatakan bahwa keterwakilan dari sampel yang menggunakan judgemental sampling hanya didasari semata-mata dari pertimbangan peneliti. Keuntungan dari judgemental sampling adalah bahwa responden yang dipilih sedemikian rupa, sehingga relevan dengan rancangan penelitian. Pertimbangan peneliti adalah responden yang dipilih memiliki banyak data dan informasi mengenai seluk beluk perusahaan.
4.4. Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet Penyusunan sistem informasi yang dilakukan terhadap PT Hasta Mina Anyer didasarkan atas pendekatan Siklus Hidup Pembangunan Sistem (SHPS). Siklus Hidup Pembangunan Sistem (SHPS) merupakan salah satu pendekatan sistem sebagai cara pemecahan masalah secara terpadu dengan melihat sistem sebagai satu kesatuan dari berbagai sistem yang saling berinteraksi untuk menghasilkan sistem operasi yang efektif dan efisien. Dalam pembuatan sistem informasi ini, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan : 1. Fase Analisis Fase analisis sangat penting dalam membangun sistem informasi yang memenuhi kebutuhan pengguna. a. Definisi masalah Seluruh permasalahan yang terkait dengan informasi yang ada di perusahaan. Permasalahan tersebut dapat meliputi informasi penentuan lokasi, teknologi yang digunakan, dan lain-lain. Permasalahan utama yang dihadapi adalah bahwa sistem informasi yang ada harus dapat memberikan informasi kepada pengguna dimana saja dan kapan saja.
b. Analisis Kebutuhan Sistem yang dibuat harus menyediakan informasi kepada pengguna tentang kegiatan usaha yang dijalankan secara jelas. Hal yang dilakukan pada tahapan ini antara lain ; •
Mencari data yang sesuai dengan kebutuhan sistem informasi
•
Memilih data yang akan dimasukkan ke dalam sistem informasi
•
Mengelompokkan data ke dalam bagian tertentu
2. Fase Desain Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain situs web adalah : •
Menentukan storyboarding siklus dari semua link yang terdapat di dalamnya dan keterangan apa saja yang terdapat di dalam link tersebut.
•
Dapat diakses dengan menggunakan berbagai web browser.
•
Tidak menggunakan link yang berlebihan
•
Tidak banyak menggunakan penampilan grafis, karena akan membuat suatu situs lama untuk diakses.
•
Menggunakan layout pada tiap halaman secara konsisten, grafis diusahakan dalam ukuran kecil.
3. Fase Implementasi Fase implementasi ini berkaitan dengan pengetesan (uji coba) oleh administrator sebagai persiapan untuk melakukan proses upload pada server, hal ini dilakukan untuk melihat kelemahan-kelemahan pada website.
4.5. Istilah dan Pengertian 1. Internet adalah media komunikasi jaringan komputer yang dapat mengakses ataupun diakses melalui jalur telepon ataupun via satelit. Pengguna internet lokal harus melengkapi komputernya dengan kartu modem dan menjadi anggota Internet Service Provider (ISP). 2. Modem adalah suatu alat komunikasi yang digunakan sebagai antarmuka untuk mengirim dan menerima data dari suatu komputer ke komputer lainnya melalui media gelombang elektronik. 3. Internet Service Provider adalah suatu organisasi penyedia layanan internet yang memungkinkan untuk terhubung ke suatu jaringan (shell).
4. World Wide Web adalah jaringan server pada internet yang menggunakan hubungan hypertext. Di dalam server-server itu terkaji berbagai jenis informasi dan file-file informasi tidak hanya dalam bentuk teks, tapi juga suara dan video. 5. Homepage adalah tampilan informasi awal ketika membuka internet dari suatu organisasi, perusahaan maupun personal di World Wide Web internet untuk berbagai tujuan komersial maupun non-komersial. 6. HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah protokol yang memungkinkan bermacam-macam komputer saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa HTML (HyperText Markup Language). 7. HTML (HyperText Markup Language) adalah suatu penghubung yang memudahkan untuk menggabungkan dan mempublikasikan semua bentuk informasi penggabungan berbagai tipografi, grafik berwarna, video, dan audio. 8. Link adalah sebuah generic term atau bagian khusus yang menghubungkan ke sebuah hubungan antara dua tempat yang berbeda. 9. URL (Uniform Resource Locator) adalah suatu tata penulisan alamat yang digunakan untuk menuju ke lokasi tertentu yang dapat berupa drive di komputer hingga site-site yang tersebar di internet. 10. Web Browser adalah suatu program (software) yang memungkinkan untuk mengakses World Wide Web, seperti Microsoft Internet Explorer, Mozilla Firefox, dan lain-lain. 11. Web Server adalah sistem komputer di suatu organisasi yang berfungsi sebagai server untuk fasilitas World Wide Web, dan dapat diakses oleh seluruh pemakai internet, seperti Microsoft Internet Information server 12. Benur adalah benih atau bibit hasil perkawinan induk Udang Winduyang diperoleh dari penangkapan di alam maupun dari hatchery. 13. Ablasi adalah pemotongan tangkai mata dengan tujuan merangsang kematangan gonad induk Udang Windu. 14. Spawner adalah calon induk yang diperoleh baik dari laut maupun hasil budidaya yang akan digunakan dalam proses pembenihan.
15. Bak reservoir adalah bak penampung air laut untk media pembenihan Udang Windu yang biasanya terbuat dari beton bertulang. 16. Moulting adalah proses pergantian kulit yang dijadikan sebagai indikator pertumbuhan Udang Windu, apabila pergantian kulit cepat maka pertumbuhan Udang Windu semakin cepat pula, begitu juga sebaliknya.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Gambaran Umum Perusahaan
5.1.1. Sejarah Perusahaan PT Hasta Mina Anyer merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembenihan (hatchery) Udang Windu. Produk yang dihasilkan berupa benih Udang Windu yang kemudian dipasarkan secara langsung kepada pihak pembeli yang sebelumnya melakukan transaksi pemesanan. Pihak pembeli yang menjadi langganan dalam pembelian benur Udang Windu di PT Hasta Mina Anyer antara lain CV Raja Udang (Jakarta), Tambak Inti Rakyat (TIR) Karawang sebagai penelitian LIPI, Dipasena (Lampung) dan Perusahaan Pembesaran PT Hasta Mina Anyer, Pontianak, Kalimantan Barat. Usaha PT Hasta Mina Anyer berawal dari ramainya keadaan bisnis Udang Windu di daerah Anyer pada pertengahan tahun 2000. Pada saat itu, tingginya tingkat permintaan benih Udang Windu membuat para pengusaha berlombalomba untuk memenuhi kebutuhan benih Udang Windu bagi perusahaanperusahaan pembesaran Udang Windu untuk kebutuhan konsumsi masyarakat dan ekspor. Keadaan ini membuat seorang pengusaha yang memiliki pendidikan berlatar belakang teknik yang bergerak dalam bidang kontraktor pada berbagai proyek rancang bangun bernama Haryanto Chamdani mencoba untuk memulai usaha pembenihan Udang Windu tersebut. Perputaran yang cukup cepat di bidang produksi benur dan harga benur yang cukup baik pada saat itu, serta didukung oleh kelengkapan sarana dan prasarana yang dapat dipenuhi maka pada April 2001, PT Hasta Mina Anyer baru mulai beroperasi. Dikarenakan minimnya pengalaman dalam usaha pembenihan Udang Windu, Haryanto Chamdani memberikan surat kuasa kepada Abdul Qomar sebagai pelaksana teknis dalam usaha tersebut. Sampai saat ini perkembangan usaha PT Hasta Mina Anyer semakin baik. Banyaknya permintaan pasar membuat PT Hasta Mina Anyer semakin dipercaya akan mutu benih Udang Windu yang berkualitas tinggi. Sejauh ini belum ada
kerjasama yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer dengan pihak lain. Kerjasama yang dilakukan hanya sejauh penjualan kepada pemesan benih Udang Windu.
5.1.2. Visi dan Misi Perusahaan PT Hasta Mina Anyer merupakan perusahaan tunggal yang belum memiliki kesempatan untuk memperluas cabang usahanya ke daerah-daerah tertentu. Namun dalam pengembangan usahanya PT Hasta Mina Anyer selalu memperhatikan visi dan misi usaha agar usaha yang dijalankan semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Adapun visi dan misi PT Hasta Mina Anyer, yaitu : 1. Visi ”Menjaga keuntungan perusahaan dengan tetap memperhatikan dan menjaga mutu benih Udang Windu yang diproduksi.” 2. Misi ” Menyediakan benih Udang Windu yang bermutu, baik dan unggul agar kelangsungan usaha budidaya Udang Windu dapat berlangsung terus menerus sebagai komoditi unggulan Indonesia.”
5.2.
Sistem Agribisnis PT Hasta Mina Anyer Setiap perusahaan yang bergerak dalam sektor riil tidak akan lepas dari
kerangka sistem agribisnis dalam menjalankan usahanya. Sistem agribisnis ini menggambarkan tentang proses kerja perusahaan yang berhubungan dengan usaha yang dijalankan. Pada umumnya, sistem agribisnis perusahaan akan meliputi beberapa subsistem yang meliputi subsistem proses produksi sampai dengan subsistem pemasaran hasil. PT Hasta Mina Anyer menerapkan sistem agribisnis pada usaha pembenihan Udang Windu yang meliputi beberapa subsistem. Sistem agribisnis PT Hasta Mina Anyer meliputi subsistem sarana dan prasarana produksi, subsistem administrasi perusahaan, subsistem produksi primer, dan subsistem pemasaran hasil (Gambar 6).
Subsistem Sarana dan Prasarana Produksi Subsistem Administrasi Perusahaan Sistem Agribisnis PT Hasta Mina Anyer Subsistem Produksi Primer Subsistem Pemasaran Hasil
Gambar 6. Sistem Agribisnis pada PT Hasta Mina Anyer
5.2.1 Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi Sub-sistem sarana dan prasarana produksi pada usaha pembenihan Udang Windu mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan, penyaluran perencanaan, serta pengelolaan sarana produksi, teknologi dan sumberdaya Udang Windu itu sendiri. Sarana produksi selalu diupayakan agar produksi dapat tersedia dengan tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat kualitas, dan sesuai dengan daya beli konsumen. Subsistem sarana dan prasarana produksi PT Hasta Mina Anyer berkaitan dengan lokasi perusahaan serta sarana dan fasilitas penunjang. Lokasi perusahaan berkaitan dengan luas lahan, tata letak perusahaan, pemilihan lokasi, batas-batas wilayah, serta syarat strategis (syarat teknis dan syarat non teknis) perusahaan. Sarana dan fasilitas penunjang perusahaan berkaitan dengan bangunan dan peralatan usaha. Bangunan meliputi luas bangunan, bangunan kantor, dan bangunan hatchery. Peralatan perusahaan meliputi peralatan hatchery dan perlengkapan bak. Untuk lebih jelas, subsistem sarana dan prasarana produksi PT Hasta Mina Anyer dapat dilihat pada Gambar 7.
Subsistem Sarana dan Prasarana Produksi PT Hasta Mina Anyer
-
Lokasi Perusahaan luas lahan batas wilayah pemilihan lokasi syarat strategis (syarat teknis dan syarat non-teknis
Sarana dan Fasilitas Penunjang
-
Bangunan luas bangunan bangunan kantor bangunan hatchery
Peralatan dan Perlengkapan - perlengkapan bak - peralatan hatchery
Gambar 7. Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi PT Hasta Mina Anyer
5.2.1.1 Lokasi Perusahaan PT Hasta Mina Anyer terletak di Jalan Raya Anyer - Karang Bolong km 141, Kampung Kosambi I RT 28 / RW 3, Desa Karang Suraga, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan persyaratan yang menjadi faktor penentu keberlanjutan produksi benur perusahaan. PT Hasta Mina Anyer memiliki lahan usaha dengan luas 2300 m2. Lahan usaha yang dimiliki berbatasan langsung dengan laut. Adapun batas-batas lokasi secara umum pada PT Hasta Mina Anyer antara lain : -
Sebelah Barat
: Lahan persawahan
-
Sebelah Utara
: Tanah kosong dan jalan setapak
-
Sebelah Timur
: PT Triwindu Mandiri
-
Sebelah Selatan
: Jalan raya dan pantai Anyer / Laut
Berdasarkan letaknya, lokasi yang dipilih harus memenuhi persyaratan teknis dan non-teknis. Secara umum, PT Hasta Mina Anyer telah memenuhi
kedua persyaratan tersebut. Persyaratan secara teknis yang telah dipenuhi PT Hasta Mina Anyer antara lain terlindung dari gelombang besar dan angin, tidak mengalami pengikisan karena abrasi, tidak terlalu dekat dengan sungai, bebas banjir, dekat dengan sumber induk Udang Windu, dekat dengan daerah pertambakan Persyaratan secara non-teknis berkaitan dengan faktor sosiologi yang berkaitan dengan PT Hasta Mina Anyer antara lain kemudahan mendapat tenaga kerja dari desa sekitar, sarana transportasi yang mudah dijangkau, adanya dukungan pemerintah setempat seperti kemudahan perizinan dan pendirian usaha, serta dukungan masyarakat setempat baik dukungan dalam hal ketersediaan menjadi tenaga kerja dan dukungan penggunaan lingkungan tempat usaha.
5.2.1.2 Sarana dan Fasilitas Penunjang Sarana dan fasilitas penunjang pada PT Hasta Mina Anyer meliputi bangunan dan peralatan pendukung proses pembenihan Udang Windu. Luas bangunan PT Hasta Mina Anyer adalah seluas 1100 m2. Bangunan terbagi menjadi 2 bagian yaitu bangunan hatchery dan bangunan kantor. Sarana dan prasarana lain yang digunakan dalam mendukung berlangsungnya proses produksi perusahaan yaitu berupa peralatan dan perlengkapan penunjang lainnya. Sarana dan fasilitas penunjang perusahaan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.
5.2.2 Sub-Sistem Administrasi Perusahaan Administrasi perusahaan berkaitan dengan struktur dan aparatur perusahaan. Dalam hal ini, subsistem administrasi perusahaan berkaitan dengan sumberdaya manusia. PT Hasta Mina Anyer menggolongkan sumberdaya manusia dan struktur organisasi ke dalam subsistem administrasi perusahaan. Sumberdaya manusia meliputi hal yang berkaitan dengan, keterampilan dan sumber tenaga kerja. Sementara itu struktur organisasi berkaitan dengan aparatur dan posisi tenaga kerja dalam perusahaan. Gambar 8 berkaitan dengan subsistem administrasi PT Hasta Mina Anyer.
Sumberdaya manusia (Jumlah, sumber, skill) Subsistem Administrasi PT Hasta Mina Anyer Struktur Organisasi
Gambar 8. Sub-Sistem Administrasi PT Hasta Mina Anyer.
5.2.2.1 Sumberdaya Manusia Tenaga kerja yang ada di PT Hasta Mina Anyer secara keseluruhan berjumlah 9 orang, yang berasal dari masyarakat di desa setempat. Menurut jenis kelaminnya, semua tenaga kerja yang ada di PT Hasta Mina Anyer berjenis kelamin laki-laki. Menurut tingkat pendidikan, 8 orang tenaga kerja di PT Hasta Mina Anyer merupakan lulusan SMA dan 1 orang merupakan lulusan S1 Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor sebagai manajer PT Hasta Mina Anyer. Tenaga kerja PT Hasta Mina Anyer tidak memiliki jenis pekerjaan lain. Sistem pembayaran yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer terhadap tenaga kerjanya adalah dengan sistem pembayaran bulanan dan bonus produksi. Keterampilan para pekerja memang telah didapatkan dari pengalaman yang dilakukan, karena sebelumnya sebagian besar tenaga kerja PT Hasta Mina Anyer pernah bekerja pada usaha pembenihan Udang Windu dalam skala produksi kecil.
5.2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan PT Hasta Mina Anyer mempunyai struktur organisasi berbentuk lini (line), dimana kekuasaan dan tanggung jawab pimpinan sampai ke bawah. Site Manager PT Hasta Mina Anyer dipercaya sebagai orang yang membawahi bagian teknisi produksi , bagian teknik, dan bagian administrasi. Struktur organisasi PT Hasta
Mina Anyer dapat dilihat pada Lampiran 1 Job description pekerja pada PT Hasta Mina Anyer dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.2.3 Sub-Sistem Produksi Primer Subsistem produksi menyangkut hal yang berkaitan dengan urutan proses produksi. Subsistem produksi primer menjadi jaminan bagi perusahaan dalam peningkatan proses produksi. Oleh karena itu, keberhasilan produksi perusahaan tergantung pada cara perusahaan dalam melakukan proses produksi. PT Hasta Mina Anyer dalam melakukan produksi untuk menghasilkan benur yang baik selalu memperhatikan runtutan proses produksi yang dijalankan. Proses produksi yang dijalankan harus sangat diperhatikan dengan baik karena akan menjadi ukuran keberhasilan dalam menghasilkan benur yang baik. Proses produksi yang dilakukan dimulai dari pengadaan induk Udang Windu sampai dengan pemanenan.Gambar 9 memperlihatkan runtutan proses produksi pada subsistem produksi yang dijalankan PT Hasta Mina Anyer.
Pengadaan Induk
Pemijahan Induk
Penetasan telur Subsistem Sarana dan Prasarana Produksi PT Hasta Mina Anyer
Pemeliharaan larva : a. Pemberian pakan b. Penanggulangan Penyakit
Pemanenan benur
Gambar 9. Sub-Sistem Produksi pada PT Hasta Mina Anyer
5.2.3.1 Pengadaan Induk Udang Windu Kualitas induk Udang Windu menjadi prasyarat yang harus dipenuhi, karena akan menentukan mutu benur yang dihasilkan. Induk udang yang terbaik adalah induk Udang Windu yang ditangkap di laut. Induk yang ditangkap merupakan induk betina yang matang telur dan induk jantan yang gonadnya dapat berkembang secara sempurna. Induk yang didatangkan di seleksi secara fisik dan juga mengalami seleksi secara acak yang kemudian diambil sebagai speciment untuk dilakukan uji PCR (Polimerase Chain Reaction). Uji PCR lebih baik dilakukan pada tiap ekor induk agar dapat diketahui induk yang membawa penyakit dapat langsung diambil. Uji PCR ini dilakukan jauh dari lokasi sehingga dilakukan seleksi secara acak terhadap induk yang akan mengalami uji PCR. Induk Udang Windu PT Hasta Mina Anyer didatangkan langsung dari dua perairan berbeda seperti Medan dan Malingping/Pandeglang atau kombinasi dari Lampung dan Pangandaran. Induk hasil tangkapan ini diperoleh dari penampung induk udang yang dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp 15.000,00 sampai dengan Rp 25.000,00 per ekor untuk induk betina yang matang telur dan Rp 2.500,00 sampai dengan Rp 5.000,00 per ekor untuk Udang Windu jantan. Calon induk (spawner) setelah diperoleh ditempatkan dalam bak induk terlebih dahulu agar beradaptasi dengan salinitas dan temperatur air di tempat pembenihan. Proses tersebut berlangsung selama kurang lebih satu hari, tanpa diberi makan. Setelah induk Udang Windu betina diperoleh, maka dilakukan proses ablasi, yaitu pemotongan tangkai mata dengan tujuan merangsang kematangan gonad induk Udang Windu. Kematangan telur pada induk Udang Windu dapat dilihat dari perkembangan ovarium yang terletak pada punggung tubuh udang mulai dari karapas sampai ke bagian pangkal ekor.
5.2.3.2 Pemijahan Induk Udang Windu Sebelum digunakan, bak perkawinan dan pemijahan dicuci bersih dengan menggunakan campuran air tawar bersih dan klorin sebanyak 50 ppm. Selanjutnya
dibilas dengan air laut yang bersih kemudian didiamkan beberapa menit. Setelah agak mengering, bak diisi dengan air laut bersih yang memiliki salinitas 28 ppt – 30 ppt dan temperatur 28oC – 29oC. Jika temperatur dan salinitas sudah stabil, aerasi diaktifkan agar air dalam bak jenuh dengan oksigen terlarut Induk Udang Windu yang masih ditampung dalam bak penampungan, dikontrol dan diamati satu per satu, tiga hari setelah dilakukan ablasi. Apabila perkembangan ovarium pada bagian kepala sudah terlihat jelas, berarti kematangan puncak telur telah tercapai. Setelah kematangan telur tercapai, induk dapat dipindahkan ke dalam bak perkawinan. Induk udang jantan dipindahkan terlebih dahulu baru kemudian induk udang betina yang telah mencapai tingkat kematangan gonad dipindahkan ke dalam bak perkawinan. Apabila pada malam pertama induk udang belum juga bertelur, maka pada hari kedua air dalam bak perkawinan harus diganti. Apabila telur telah dikeluarkan secara sempurna maka induk udang harus segera dikembalikan ke bak penampungan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah agar telur yang sudah dikeluarkan tidak dimakan lagi oleh induk udang.
5.2.3.3 Penetasan Telur Seperti pada proses pemijahan, sebelum digunakan bak penetasan juga harus dicuci bersih seperti pada cara membersihkan bak pemijahan. Induk Udang Windu yang sudah bertelur dapat diketahui melalui sisa-sisa jaringan berwarna jingga yang mengapung di permukaan air bak perkawinan. Di dalam sisa-sisa jaringan ini tercampur telur hasil pemijahan. Untuk mengambil telur hasil pemijahan digunakan serok bermata 500 mikron. Telur hasil pemijahan harus dikumpulkan dengan hati-hati, dengan menggunakan saringan bermata 20 mikron. Selanjutnya, telur ditempatkan dalam waskom yang berisi air laut bersih. Semua telur yang telah terkumpul dalam saringan dibilas dengan air laut yang bersih dan segar. Setelah itu, telur dipindahkan ke bak penetasan yang telah disiapkan. Telur yang baik akan menetas dalam waktu 10-12 jam sejak dipijahkan. Untuk mempercepat proses penetasan dapat dilakukan pengadukan.
5.2.3.4 Pemeliharaan Larva Udang Windu Setelah telur Udang Windu menetas menjadi larva, maka dibutuhkan berbagai proses pemeliharaan larva udang. Pemeliharaan larva udang dimulai dari tingkat larva nauplius kedua (N2) sampai dengan tingkat post-larva ke tujuh (PL12). Pemeliharaan dilakukan di dalam bak dengan ruang tersendiri, yakni ruang pemeliharan larva Udang Windu. Oleh karena itu kebersihan sarana dan prasarana yang digunakan akan menjamin keberhasilan benur udang yang akan dihasilkan. Sehari sebelum larva nauplius dipindahkan ke bak pemeliharaan, air dalam bak diberi EDTA (ethylene dinitrilotetra acetic) sebanyak 2 ppm atau 2 gram/ton. Tujuan pemberian EDTA adalah untuk mengurangi daya lekat sesuatu terhadap zat lainnya dan mengendapkan logam berat. Pemindahan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Cara yang dilakukan sangat sederhana namun menjamin keamanan yaitu dengan menyerok menggunakan gayung plastik. Pada stadium larva nauplius, larva udang windu tidak perlu diberi makanan. Pemeliharaan larva Udang Windu berkaitan dengan dua proses utama, yaitu : a. Pemberian pakan Pemberian pakan dimulai dari stadium zoea atau setelah larva nauplius berusia 6 hari (N6). Jenis makanan alami yang digunakan untuk satadium zoea berupa plankton biasanya dari genus Skeletonema sp. Stadium zoea berlangsung 4 hari. Plankton diberikan pada saat larva sudah mencapai zoea pertama (Z1) sampai zoea ketiga (Z3). Untuk stadium zoea , makanan yang diberikan berupa plankton sebagai makanan alami. Pemberian makanan alami untuk zoea dilakukan 2 kali sehari, yakni pada pukul 12.00 dan 20.00. Selain pakan alami, diberikan pula pakan buatan yang diberikan 4 jam sekali. Setelah mencapai hari keempat, zoea biasanya hampir seluruhnya telah berubah menjadi misis. Stadium misis selalu dicirikan dengan posisi renang selalu terbalik. Stadium misis berlangsung mulai dari misis pertama (M1) sampai misis ketiga (M3). Pakan alami yang diberikan berupa Artemia sp. Artemia sp ini dikultur sendiri dari telur atau kista yang dibeli di toko perikanan. Sementara itu,
untuk pakan buatan yang diberikan sebaiknya berupa butiran halus yang agak melayang di dalam air. Setelah melewati stadium nauplius, zoea dan misis pada hari ketujuh larva udang sudah berubah menjadi stadium post larva. Stadium ini dicirikan dengan bentuk tubuh yang lurus atau tidak berenang dengan kaki terbalik. Pakan alami yang diberikan berupa Artemia sp 100 gr/hari. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 08.00 dan 20.00. Sementara itu makanan buatan diberikan sebanyak 2 gr/hari dengan saringan makanan yang berukuran 200 mikron. Takaran pemberian pakan alami berbagai stadium larva Udang Windu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Takaran Pakan Alami dari Berbagai Stadium Larva Udang Windu Stadium Larva
Kepadatan (sel/cc)
Zoea pertama (Z1)
5000 – 10.000
Zoea kedua (Z2)
10.000 – 15.000
Zoea ketiga (Z3)
15.000 – 30.000
Misis pertama (M1)
20.000
Misis kedua (M2)
20.000
Misis ketiga (M3)
20.000
Post larva
100 gr/hari
Sumber : Bambang AM , 2000
b. Penanggulangan penyakit Berdasarkan penyebabnya, penyakit udang dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyakit infeksi (protozoa,bakteri,virus dan cacing) serta penyakit noninfeksi (lingkungan,bahan beracun, nutrisi). Sementara itu pada usaha pembenihan Udang Windu ada dua jenis penyakit berdasarkan objek yang diserang yaitu, penyakit induk Udang Windu serta penyakit pada telur dan larva Udang Windu. Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Adapun cara yang dilakukan antara lain adalah perbaikan kualitas air, mengurangi kepadatan, mengurangi stres (cekaman), dan pemberian obat-obatan secara terkontrol seperti terramicin, eritromicin,choramphericol, dan furanace. Tabel 2
memperlihatkan lebih jelas penggunaan obat-obatan terhadap berbagai penyakit larva Udang Windu.
Tabel 2. Penggunaan Obat-Obatan Terhadap Penyakit Larva Udang Windu Obat-Obatan
Penyakit
Terramicin
Bakteri non-filamen (bakteri menyala)
Eritromicin
Bakteri non-filamen (bakteri menyala)
Choramphericol
Bakteri non-filamen (bakteri menyala)
Furanace
Bakteri filamen (Leuconthrix mucor) dan bakteri non- filamen (bakteri menyala)
Sumber : Bambang AM, 2003
Oleh karena itu, pendekatan pengelolaan sistem pemeliharaan yang baik dan benar akan menentukan keberhasilan dalam upaya melakukan pencegahan terhadap penyakit.
5.2.3.5 Pemanenan benur Setelah semua tahap dilalui, maka benur telah siap dipanen. Benur yang dipanen adalah benur antara PL-11 dan PL-12, karena benur pada umur panen tersebut merupakan benur yang banyak dipesan oleh pelanggan. Untuk melakukan pemanenan benur perlu dilakukan cara-cara sebagai berikut : •
Air dalam bak pemeliharaan larva diturunkan perlahan-lahan dengan penyifonan, sampai tertinggal setengahnya
•
Benur diambil atau dipanen dengan menggunakan serok, selanjutnya diambil gayung plastik, dan ditempatkan dalam ember plastik yang diaerasi.
•
Sisa benur diambil dengan cara menempatkan kantong plastik saringan pada pintu pembuangan air dari bak pemeliharaan larva.
•
Kran pipa pembuangan pada bak pemeliharaan larva dibuka sehingga benur akan tertampung dalam saringan, kemudian secara bertahap benur dipindahkan ke dalam ember penampung.
5.2.4 Sub-Sistem Pemasaran Hasil Dalam rantai sistem agribisnis, subsistem pemasaran memiliki arti tersendiri dalam rangka penyaluran hasil kepada konsumen. Dalam pemasaran sasaran yang dituju adalah pasar. Pasar yang dituju dapat berupa pasar domestik maupun pasar luar negeri. Hal yang terpenting dalam subsistem pemasaran adalah informasi pasar. Informasi pasar akan membuat perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam penyaluran hasil produksi. PT Hasta Mina Anyer sebagai perusahaan pembenihan Udang Windu menyalurkan hasil produksinya kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak pada usaha budidaya atau pembesaran Udang Windu. Subsistem pemasaran pada PT Hasta Mina Anyer terdiri atas pengemasan benur sampai, pengangkutan benur, dan metode pemasaran yang dilakukan. Gambar 10 menjelaskan tentang pembagian subsistem pemasaran yang ada pada PT Hasta Mina Anyer.
Pengemasan benur
Subsistem Pemasaran PT Hasta Mina Anyer
Pengangkutan Benur
Metode Pemasaran
Gambar 10.Sub-Sistem Pemasaran pada PT Hasta Mina Anyer
5.2.4.1 Pengemasan benur Setelah dilakukan pemanenan maka perlu dilakukan pengemasan dengan cara yang tepat. Adapun bahan yang dibutuhkan pada saat pengemasan adalah sebagai berikut : •
Kemasan luar berupa kotak kardus
•
Kemasan dalam berupa styrofoam
•
Wadah plastik
•
Pita perekat
Adapun cara-cara yang dilakukan untuk melakukan pengemasan yang tepat adalah sebagai berikut : •
Kantong plastik dibuat rangkap dua, diisi air laut sekitar 5 – 10 liter.
•
Kantong plastk dimasukkan ke dalam kotak kardus yang setiap tepi serta alas sebelah dalamnya dilapisi gabus.
•
Pecahan es dimasukkan ke dalam kantong plastik dan ditempatkan di antara kantong plastik yang berisi benur dan kotak kardus. Temperatur harus di bawah 20OC.
•
Secara perlahan, oksigen diisikan ke dalam kantong plastik yang berisi benur, kemudian kantong plastik diikat erat.
•
Kotak kardus ditutup dengan pita perekat dan benur siap dikirim ke pemesan.
5.2.4.2 Pengangkutan benur Pengangkutan benur dilakukan baik untuk jarak yang jauh dan jarak yang dekat dengan menggunakan mobil pengangkut. Untuk jarak dekat yang berada di sekitar Jalan Raya Anyer pengangkutan dapat dilakukan dengan sistem terbuka yaitu dimana pengangkutan benur tanpa memerlukan oksigen. Tempat benur dapat berupa ember plastik. Untuk pengangkutan pada jarak yang jauh, dilakukan dengan sistem tertutup dimana dalam pengangkutan memerlukan oksigen. Tempat untuk pengangkutan terbuat dari bahan yang tidak berkarat, tidak beracun, tidak mudah bocor (tidak menimbulkan dampak negatif) bagi benur yang telah dikemas.
5.2.4.3 Metode Pemesanan Pemesanan yang dilakukan oleh PT Hasta Mina Anyer untuk saat ini hanya melalui kontak telepon dengan perusahaan-perusahaan budidaya Udang Windu yang telah menjadi mitra dagang dengan PT Hasta Mina Anyer. Selain itu, informasi pemesanan juga diperoleh dari perusahaan hatchery lain yang pada waktu tertentu melakukan kerjasama dalam penyediaan benur Udang Windu dalam jumlah besar.
Pemasangan tanda perusahaan di pinggir jalan juga menjadi sarana pemasaran yang baik bagi para calon pembeli yang akan membeli benur Udang Windu yang tersedia di PT Hasta Mina Anyer. Cara pembayaran dilakukan secara tunai dan dapat dibayarkan secara langsung atau melalui rekening bank.
5.3.
Siklus Hidup Pembangunan Sistem Informasi PT Hasta Mina Anyer
5.3.1. Fase Analisis Analisis perancangan sistem berkaitan dengan definisi masalah serta analisis kebutuhan sistem. Definisi masalah pada sistem informasi berbasis web yang dibangun adalah untuk menyediakan informasi dengan cepat dan mudah serta mampu diakses kapanpun dan dimanapun oleh user dalam pencarian informasi Sementara itu, analisis kebutuhan sistem informasi lebih berkaitan dengan data dan informasi yang disajikan. Informasi yang berkaitan berhubungan dengan pencarian, pemilihan, serta pengelompokan data dan informasi pada kelompok tertentu.
5.3.1.1 Definisi Masalah Sistem Informasi Perusahaan selalu berusaha mengembangkan usahanya melalui berbagai cara. Oleh karena itu, berbagai media digunakan sebagai sarana pengembangan usaha. PT Hasta Mina Anyer memilih media sistem informasi berbasis web dalam rangka memenuhi tujuannya. Sistem informasi yang dibangun PT Hasta Mina Anyer harus dapat menyajikan berbagai informasi yang dibutuhkan bagi user. Informasi yang tersedia dapat berupa gambaran umum perusahaan, sarana dan prasarana, produksi, sampai dengan pemasaran perusahaan. Definisi masalah dalam pembangunan sistem informasi yang dihadapi PT Hasta Mina Anyer adalah permasalahan dalam penyebaran informasi untuk dapat digunakan oleh pelanggan atau user dengan mudah. Oleh karena itu, agar sistem informasi yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan bagi user, maka sistem informasi yang dibangun harus dapat dijalankan dengan cepat, tepat, akurat, serta memberikan kemudahan bagi user.
5.3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Sebelum melakukan perancangan sistem informasi, perlu dilakukan analisis terhadap kebutuhan perangkat yang telah ada pada PT Hasta Mina Anyer. PT Hasta Mina Anyer belum memiliki admin/operator tersendiri yang mengurusi masalah informasi dan data secara online. Penyimpanan data dan informasi saat ini diurus langsung oleh manajer PT Hasta Mina Anyer. Tabel 3 memperlihatkan perangkat yang telah ada dan belum ada pada PT Hasta Mina Anyer.
Tabel 3. Keadaan Perangkat Pendukung Rancang Bangun Sistem Informasi PT Hasta Mina Anyer Perangkat 1. Komputer
Ada
Tidak
√
Keterangan 1 unit Komputer Pentium III 800 Mhz, RAM 512, HD 40 Giga, Operating System (OS) Windows 98 melalui Personal Web Server dalam penggunaan Web Server.
√
2. Koneksi Internet 3. Jaringan telepon
√
4. Modem
√
5. Operator/Administrator
Modem internal √
Data dan informasi dikelola langsung oleh manajer PT Hasta Mina Anyer
Sumber : Data Primer (2007)
Analisis kebutuhan sistem informasi berkaitan juga dengan proses pengumpulan, pemilihan, serta pengelompokan data dan informasi. Data dan informasi diperoleh secara langsung dari PT Hasta Mina Anyer melalui berbagai cara diantaranya melalui wawancara terhadap responden, pustaka terkait, dan melalui laporan serta proposal perusahaan. Setelah memperoleh data dan informasi, kemudian dilakukan pemilihan terhadap data dan informasi yang penting dari perusahaan yang akan digunakan
dalam penyusunan sistem informasi.Data dan informasi yang telah diperoleh dan dipilih, dikelompokkan ke dalam bagian-bagian tertentu sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sistem informasi yang dibuat. Tahap pengelompokan sistem ini dibangun dari berbagai input (data dan informasi) untuk menghasilkan output (sistem informasi). Input yang dikelompokkan ini bertujuan untuk memudahkan dalam pemasukan data serta memudahkan user dalam mencari informasi yang ada di perusahaan.
5.3.2. Fase Desain 5.3.2.1 Penentuan Storyboarding Siklus Dalam melakukan desain terhadap website yang akan dibuat, maka tahap awal yang harus diperhatikan adalah menentukan storyboarding siklus dari semua data dan informasi yang telah dikelompokkan tersebut sebagai bagian dari tahap perancangan website. Storyboarding siklus diperoleh dari input berupa data dan informasi yang telah dikelompokkan. Storyboarding siklus ini akan menentukan aliran sistem informasi yang ada di PT Hasta Mina Anyer. Website yang akan dibangun pada PT Hasta Mina Anyer dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : 1. Bagian Home (Halaman Utama) Informasi ini berupa tampilan awal yang digunakan sebagai menu penyambutan bagi pengunjung situs. 2. Bagian Header Bagan ini terdiri dari menu search dan link navigasi. Menu search digunakan untuk mencari informasi perusahaan dengan menggunakan kata kunci (keyword) pada kolom di menu tersebut. Link navigasi yang diakses akan menampilkan informasi berdasarkan kebutuhan user. Link navigasi tersebut terdiri dari : a. Informasi Profil Informasi yang ditampilkan pada menu ini berupa gambaran umum, awal mula perusahaan, serta berbagai hal yang terkait dengan PT Hasta Mina Anyer.
b. Informasi Info Produk Informasi yang ditampilkan mengenai berbagai karakteristik yang berkaitan dengan Udang Windu secara umum. c. Informasi Produksi Informasi ini memberikan keterangan secara lengkap tentang berbagai proses produksi yang ada pada perusahaan. d. Informasi Administrasi Informasi yang ada dalam menu administrasi berkaitan dengan sumberdaya manusia beserta bagian dan jenis pekerjaan yang dilakukan. e. Informasi Prasarana Informasi ini memberikan layanan secara lengkap tentang hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana yang dimiliki PT Hasta Mina Anyer. f. Informasi Pemasaran Informasi ini menampilkan tentang proses pemasaran yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer. g. Informasi Galeri Informasi ini menyajikan tentang keadaan perusahaan dalam bentuk image. h. Informasi Kontak Informasi ini menyajikan alamat lengkap perusahaan yang memudahkan pengguna untuk menghubungi pihak perusahaan serta kolom yang dapat digunakan pengunjung untuk menyampaikan berbagai macam hal kepada PT Hasta Mina Anyer. 3. Bagian sidebar Bagian ini terdiri dari beberapa menu yaitu random image, relasi, dan user login. Random image merupakan suatu menu yang menyajikan keadaan perusahaan berupa image secara acak. Menu relasi merupakan menu yang menyajikan situs yang memiliki kerjasama dengan pihak perusahaan. Pada menu relasi ini terdiri dari situs ruang film yang bekerjasama dalam hal web hosting sementara. Selain itu terdapat pula situs Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang berhubungan dengan kegiatan usaha PT
Hasta Mina Anyer. Menu user login merupakan menu yang disediakan bagi pengunjung untuk bergabung dengan PT Hasta Mina Anyer sebagai anggota. 4. Bagian footer Bagian ini menampilkan alamat lengkap PT Hasta Mina Anyer yang dapat dihubungi. Setelah semua input berupa data dan informasi telah tersusun berdasarkan kelompoknya, maka akan terbentuk aliran sistem informasi yang ditujukan bagi pengguna dan bersifat user friendly. Input yang bersifat user friendly berarti memudahkan para pengunjung untuk melakukan akses terhadap informasi yang ada. Oleh karena itu, informasi yang ada harus menunjukkan keterkaitan antara informasi yang satu dengan yang lain. Aliran sistem informasi yang digunakan pada PT Hasta Mina Anyer dapat dilihat pada Gambar 11
Gambar 11 Aliran Sistem Informasi pada PT Hasta Mina Anyer 5.3.2.2 Penentuan Perangkat Perancangan Sistem Informasi Setelah menentukan storyboarding siklus, maka tahap selanjutnya adalah memilih perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang akan
digunakan sebagai pendukung sistem informasi. Perangkat lunak (software) yang digunakan dalam fase desain PT Hasta Mina Anyer dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Perangkat Lunak (software) dan Kegunaannya Perangkat Lunak (software) Microsoft Windows Vista Home
Kegunaan Sistem operasi perangkat komputer
Premium Adobe Photoshop CS 2 dan CorelDraw
Desain tampilan gambar dan layout web
Graphic Suite12 SwishMax, Adobe ImageReady CS2
Desain animasi
Internet Explorer 7.0, Mozilla Firefox,
Browser yang digunakan
Opera 9.2 Macromedia Dreamweaver 8, Drupal
Pengelola bahasa pemrograman; desain
5.5, Xampp
tampilan web
PHP 5, MySql 5
Perancangan database
Apache
Web Server
Adapun perangkat keras (hardware) yang digunakan adalah sebagai berikut (Gambar 12) : •
Personal Computer Processor : AMD Athlon 64 X2 Dual core Processor 4200+ 2,20 GHz. RAM : 1022 MB HardDisk : 160 GB Modem Internal 100.00 Mbps DVD-RW 56X
•
Monitor LCD 17”
•
Mouse optical PS/2 dan Keyboard
•
Jaringan internet (Modem) yang terhubung dengan ISP (Internet Service Provider)
Gambar 12. Spesifikasi dari Komputer yang Digunakan
5.3.2.1 Desain Tampilan Web Tampilan web yang dibuat harus memiliki tampilan yang menarik agar para pengunjung situs merasa nyaman dalam melakukan browsing web serta dalam melakukan pencarian informasi. Seperti telah diketahui sebelumnya, website PT Hasta Mina Anyer terdiri dari tiga bagian utama yaitu, bagian header, bagian halaman utama (home), bagian sidebar, dan bagian footer. Bagian halaman utama (home) terdiri atas animasi teks sederhana yang dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Adobe ImageReady CS2 dan SwishMax. File animasi yang dihasilkan berekstensi swf (shokwave flash). Image pada website PT Hasta Mina Anyer sebagian besar merupakan image keadaan PT Hasta Mina Anyer tersebut. Untuk melakukan pengolahan gambar digunakan perangkat lunak Adobe Photoshop CS2 dan file yang digunakan berekstensi JPEG.
Untuk membangun website digunakan perangkat lunak Macromedia Dreamweaver MX dan Drupal 5.5. Perangkat lunak Drupal 5.5 digunakan untuk membangun isi (content) yang terdapat pada website PT Hasta Mina Anyer. Sementara itu, perangkat lunak Macromedia Dreamweaver MX digunakan untuk pengolahan bahasa design web.
5.3.3. Fase Implementasi Tahap implementasi merupakan tahapan uji coba atau pengetesan terhadap website. Uji coba dilakukan dengan mencoba semua navigasi dan link-link, serta pengisian input data. Tahap implementasi dilakukan sebagai persiapan untuk melakukan proses upload. Proses ini terdiri atas : 1. Pemilihan layanan web hosting Web hosting merupakan ruang yang harus disewa di dalam jaringan internet untuk penempatan website PT Hasta Mina Anyer. Untuk sementara hosting yang dilakukan pada website PT Hasta Mina Anyer menggunakan situs pembantu yang bekerjasama dengan majalah ruang film yaitu www.gaiaindonesia.com. 2. Pemberian nama domain Nama domain website PT Hasta Mina Anyer untuk sementara yaitu hastamina.gaiaindonesia.com. Untuk mendapatkan nama domain sendiri PT Hasta Mina Anyer harus mendaftarkan website perusahaannya pada penyedia layanan web hosting. Layanan web hosting ini akan memberikan paket lengkap dalam rangka memberikan ruang pada situs yang akan di-upload. 3. Upload dokumen Pada tahap ini dilakukan upload folder-folder utama, yang didalamnya terdapat data-data sebagai isi web agar dapat berjalan dengan baik. PT Hasta Mina Anyer perlu mempertimbangkan berbagai perangkat serta biaya yang dikeluarkan dalam rancang bangun sistem informasi berbasis internet ini. Berbagai biaya perlu dipertimbangkan dalam perancangan web site, antara lain biaya perancangan, biaya web hosting, biaya perangkat sistem, dan biaya perawatan sistem atau biaya operator/administrator.
Sebelum mengetahui lebih lanjut total biaya yang harus dikeluarkan, perlu dipertimbangkan pemilihan biaya web hosting yang nantinya akan dikeluarkan oleh PT Hasta Mina Anyer. Tabel 5 menampilkan berbagai pilihan biaya yang dapat dipilih PT Hasta Mina Anyer untuk melakukan web hosting.
Tabel 5. Biaya Web Hosting dari Berbagai Internet Service Provider Jenis Provider
Biaya Registrasi
Biaya Hosting
(Rp)
per Tahun (Rp)
1. PT Centrin Online Tbk
218.900,00
5.266.800,00
2. PT Indosat Tbk (Indosat M2)
100.000,00
3.576.000,00
4.000.000,00
5.000.000,00
3. Radnet
Sumber : PT Centrin Online Tbk, PT Indosat Tbk, Radnet (2007)
Pemilihan layanan web hosting ini harus diperhatikan berdasarkan fasilitas yang diberikan masing-masing provider. Aspek yang perlu diperhatikan adalah biaya dan fasilitas ruang database yang diberikan masing-masing provider. Untuk mendukung layanan web hosting yang baik, maka diperlukan perangkat pendukung pengelolaan sistem informasi berbasis internet di PT Hasta Mina Anyer. Tabel 6 menggambarkan perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan sistem informasi berbasis internet beserta perkiraan biaya yang harus dikeluarkan.
5.3.4. Fase Pemeliharaan Setelah tahap implementasi dilalui, tahap selanjutnya adalah perawatan sistem. Tahap perawatan ini dilakukan oleh pengelola situs (administrator). Administrator bertugas untuk melakukan edit data baik itu menambah atau mengurangi serta memperbaharui informasi yang ada. Perawatan ini berguna agar informasi yang ada pada PT Hasta Mina Anyer tetap up to date, sehingga informasi yang sifatnya lama atau sudah tidak terpakai lagi dapat di-update kapan saja perusahaan mau melakukan.
Tabel 6. Perkiraan Total Biaya Perangkat Sistem Informasi Berbasis Internet PT Hasta Mina Anyer Dalam Jangka Waktu 1 Tahun Perangkat
Biaya (Rp)
1. Perancangan Website
2.500.000,00
2. Biaya Web Hosting
3.676.000,00
(misal : provider Indosat M2) 3. Biaya Perawatan Sistem/ Biaya
6.000.000,00
Administrator 4.
Biaya 1 Unit Personal Komputer
5.000.000,00
Beserta Modem Total
5.4.
17.176.000,00
Tampilan Web Site PT Hasta Mina Anyer Website PT Hasta Mina Anyer menjadi sarana penyediaan informasi yang
ditujukan untuk melayani pelanggan atau penyalur dari perusahaan dalam negeri dengan jarak yang dapat dijangkau. Oleh karena itu informasi yang diberikan menggunakan bahasa Indonesia agar dapat dengan mudah dipahami oleh user.
5.4.1. Tampilan Bagian Halaman Utama (Home) Tampilan halaman utama (home) merupakan tampilan yang diperlihatkan pertama kali untuk para pengunjung situs ini. Pada tampilan ini diperlihatkan suatu tampilan yang menarik disertai efek animasi. Efek animasi bertujuan untuk menyapa pengunjung situs yang dimaksudkan agar memberi kesan yang menarik bagi pengunjung situs pada saat pertama kali mengunjungi alamat web. Efek animasi yang ada pada halaman utama terdiri dari efek teks dan efek foto. Efek teks berisi ucapan selamat datang serta kontak PT Hasta Mina Anyer. Efek foto berupa foto keadaan PT Hasta Mina Anyer. Gambar 13 menunjukkan tampilan bagian halaman utama (home).
Gambar 13. Tampilan Bagian Halaman Utama (Home)
5.4.2. Tampilan Bagian Header Bagian header merupakan bagian paling atas dari website PT Hasta Mina Anyer. Bagian ini terdiri dari menu search dan link navigasi. Pada bagian header terdapat pula teks beserta logo PT Hasta Mina Anyer. Gambar 14 menunjukkan tampilan bagian header.
Gambar 14. Tampilan Bagian Header
5.4.2.1 Tampilan Link Profil Pada halaman ini, tampilan yang diberikan berupa informasi yang menjelaskan tentang gambaran PT Hasta Mina Anyer. Informasi yang ada meliputi sejarah perusahaan serta visi dan misi perusahaan Sejarah perusahaan menjelaskan tentang awal mula berdirinya PT Hasta Mina Anyer. Visi dan misi mendeskripsikan secara jelas tentang visi dan misi perusahaan dalam mencapai suatu sasaran usaha yang diinginkan. Gambar 15 memperlihatkan tampilan link profil.
Gambar 15. Tampilan Link Profil
5.4.2.2 Tampilan Link Info Produk Link info produk digunakan untuk mengakses layar mengenai informasi benur yang diproduksi serta ciri dan karakteristik Udang Windu secara umum.
Ciri dan karakteristik secara umum menjelaskan tentang habitat, nama daerah, nama internasional, dan temperatur kisaran hidup. Selain itu dalam link ini juga ditampilkan image Udang Windu. Dengan demikian para pengunjung situs akan lebih mudah memahami apa saja hal yang berkaitan dengan Udang Windu. Gambar 16 merupakan tampilan link info produk.
Gambar 16. Tampilan Link Info Produk
5.4.2.3 Tampilan Link Produksi Link produksi menjelaskan tentang tata laksana produksi secara berurutan meliputi proses produksi yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer. Proses produksi yang dijelaskan pada link ini meliputi pengadaan induk Udang Windu, pemijahan
induk Udang Windu, penetasan telur hasil pemijahan, pemeliharaan larva Udang Windu, pemberian pakan, penanggulangan penyakit, pemanenan benur, Gambar 17 merupakan tampilan secara umum link produksi yang ada pada PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 17. Tampilan Link Produksi
5.4.2.4 Tampilan Link Administrasi Link administrasi ini menjelaskan tentang sumberdaya manusia (tenaga kerja) berikut struktur organisasi yang ada pada PT Hasta Mina Anyer. Pada bagian tenaga kerja di dalam link administrasi ini dijelaskan tentang berbagai keadaan tenaga kerja yang bekerja di PT Hasta Mina Anyer. Selain itu adapula bagian yang menjelaskan tentang struktur organisasi dalam perusahaan. Gambar
18 merupakan tampilan secara umum link administrasi pada PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 18. Tampilan Link Administrasi
5.4.2.5 Tampilan Link Prasarana Link ini menjelaskan tentang berbagai aset yang dimiliki perusahaan. Terdiri dari informasi luas lahan dan luas bangunan serta sarana dan prasarana. Informasi sarana dan prasarana terdiri dari bangunan hatchery, bangunan kantor, perlengkapan bak, dan peralatan hatchery. Gambar 19 memberikan tampilan mengenai link prasarana PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 19. Tampilan Link Prasarana 5.4.2.6 Tampilan Link Pemasaran Pada link pemasaran ini dijelaskan tentang cara pengemasan benur, pengangkutan benur, serta metode pemesanan yang dapat dilakukan oleh pelanggan dalam membeli benur hasil pembenihan. Di dalam link pemasaran ini juga terdapat link penghubung yang menyediakan formulir pemesanan bagi pembeli.
Gambar 20 merupakan tampilan link pemasaran yang ada pada PT Hasta Mina Anyer. Sedangkan Gambar 21 adalah tampilan formulir pemesanan PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 20. Tampilan Link Pemasaran
Gambar 21. Formulir Pemesanan PT Hasta Mina Anyer
5.4.2.7 Tampilan Link Galeri Link galeri memuat berbagai foto mengenai keadaan PT Hasta Mina Anyer. Foto-foto yang berada di link galeri berjumlah 13 image. Foto tersebut dapat dilihat dalam berbagai ukuran. Foto-foto tersebut berguna bagi user dalam mengetahui keadaan PT Hasta Mina Anyer. Gambar 22 merupakan tampilan link galeri yang ada pada PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 22. Tampilan Link Galeri
5.4.2.8 Tampilan Link Kontak Tampilan link kontak berisi tentang alamat perusahaan secara lengkap. Alamat ini dapat digunakan oleh pengunjung situs untuk menghubungi pihak perusahaan melalui email, nomor telepon, alamat web site, dan alamat kantor PT Hasta Mina Anyer .
Pada link kontak ini disediakan pula kolom pengisian yang berguna bagi user untuk memberikan pesan secara langsung kepada perusahaan. Gambar 23 merupakan tampilan link kontak PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 23. Tampilan Link Kontak
5.4.3. Tampilan Bagian Sidebar Bagian sidebar merupakan bagian website yang terletak baik di sebelah kanan maupun kiri website. Pada website PT Hasta Mina Anyer, bagian sidebar terletak di sebelah kanan. Bagian sidebar ini terdiri dari beberapa blok pendukung. blok pendukung tersebut antara lain random image, relasi, dan user login. Gambar 24 merupakan tampilan bagian sidebar PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 24. Tampilan Bagian Sidebar
5.4.4. Tampilan Bagian Footer Bagian footer merupakan bagian website yang terletak pada bagian bawah website. Bagian footer pada website PT Hasta Mina Anyer tertera kontak perusahaan secara lengkap. Gambar 25. merupakan tampilan bagian sidebar PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 26. Tampilan Bagian Footer
5.5.
Keunggulan dan Kelemahan Sistem Informasi Berikut ini adalah keunggulan dan kelemahan dalam perancangan sistem
informasi melalui internet pada PT Hasta Mina Anyer. a. Keunggulan Berbagai manfaat tentunya akan diperoleh dengan adanya sistem informasi melalui media internet ini, baik untuk pelanggan maupun pihak perusahaan. Adapun manfaat bagi pelanggan antara lain : •
Para pelanggan dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan mengenai usaha pembenihan yang ada di PT Hasta Mina Anyer.
•
Para pelanggan mendapatkan kemudahan dan kenyamanan apabila akan melakukan transaksi atau kerjasama.
Sedangkan, manfaat yang didapat bagi PT Hasta Mina Anyer antara lain : •
Berdasarkan penelitian terdahulu, penggunaan media internet sebagai media promosi dapat meningkatkan penjualan perusahaan.
•
Perusahaan mempunyai media pemasaran yang lebih mudah dan menjanjikan keuntungan.
•
Memudahkan perubahan secara lebih cepat dan akurat sesuai dengan perkembangan pasar.
•
Dapat melakukan pertukaran informasi secara cepat dengan perusahaan lain yang berkaitan dengan produksi Udang Windu.
•
Dapat lebih mendekatkan diri pada pelanggan dan mitra-mitra bisnisnya.
b. Kelemahan •
Dibutuhkan perangkat komputer yang baik untuk mendukung berjalannya tampilan website disertai berbagai animasi yang ada.
•
Memerlukan sumberdaya manusia yang memadai untuk perancangan, perawatan dan pemeliharaan website.
•
Membutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam penyediaan perangkat sampai ke tahap penyusunan website.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.
Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan informasi pada PT Hasta Mina Anyer
didapatkan beberapa kesimpulan, antara lain adalah : 1. PT Hasta Mina Anyer memiliki berbagai informasi mengenai usaha pembenihan Udang Windu yaitu informasi sarana dan prasarana produksi, informasi tenaga kerja, informasi proses produksi, serta informasi pemasaran. 2. Rancang bangun sistem informasi yang dilakukan peneliti terhadap PT Hasta Mina Anyer adalah melalui pembuatan website secara online 24 jam yang dapat diakses oleh user atau pihak yang membutuhkan. 3. Sistem informasi yang dibuat oleh PT Hasta Mina Anyer dilakukan melalui pendekatan sistem agribisnis yang mencakup subsistem sarana dan prasarana produksi, subsistem administrasi, subsistem produksi, serta subsistem pemasaran. 4. Pembuatan website PT Hasta Mina Anyer didasarkan atas siklus hidup pembangunan sistem yang melalui fase analisis, fase desain, fase implementasi, dan fase pemeliharaan. 5. Website PT Hasta Mina Anyer terdiri atas beberapa content (menu) yaitu, home, about us, Udang Windu, sarana dan prasarana, administrasi, produksi, pemasaran, dan contact us.
6.2.
Saran PT Hasta Mina Anyer perlu mempertimbangkan dengan matang terhadap
proses selanjutnya dalam pembuatan website. Oleh karena itu, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan dan dijadikan masukan bagi PT Hasta Mina Anyer, antara lain : a. Untuk melakukan pengeditan agar website dapat berlangsung secara terusmenerus maka diperlukan administrator atau tenaga pengelola website tersendiri. b. PT Hasta Mina Anyer memerlukan server tersendiri untuk pengelolaan data yang berjumlah besar.
DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2007. Forum Perbenihan Perikanan Nasional Bandung. http://www.benih.perikanan-budidaya.go.id. [10 September 2007] Bambang AM. 2003. Benih Udang Windu Skala Kecil. Yogyakarta : Penerbit Kanisius Brennan L. 2001. Total Quality Management in a Research and Development Environment. MCB University Press: Integrated Manufacturing System. [Ditjenkan] Direktorat Jendral Perikanan. 1994. Repelita VI Perikanan (Buku 1). Departemen Pertanian Meinugraheni D. 2004. Analisis Finansial Usaha Budidaya Udang Windu di Desa Singaraja Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Jawa Barat. [Skripsi] Program Studi Manajemen Bisnis Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Bogor : Institut Pertanian Bogor Enid S. 1986. Mendesain dan Merencanakan Sistem. Jakarta : PT Gramedia Fauzi A. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi : Panduan Singkat. Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hardianto SJ. 2003. Nasib Petambak Tidak Semanis Rasa Udang Windu. Arsip Artikel Kompas. http://www.kompas.com. [10 September 2007] Hertanto D. 2002. Strategi Pemasaran Ikan Hias Melalui Media Internet pada PT Harlequin Aquatics, Jakarta. [Skripsi] Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor Mahardika D. 2005. Perancangan Sistem Informasi Ikan Hias dengan Media Internet pada CV Banyu Biru Jakarta. [Skripsi] Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor : Institut Pertanian Bogor Martosudarmo B, Ranoemihardjo. 1981. Biologi Udang Penaeid dalam Pedoman Pembenihan Udang Penaeid. Jakarta : Direktorat Jendral Pertanian, Departemen Pertanian. McLeod. R. 1998. Sistem Informasi Manajemen. Ed ke-7. Jakarta : PT Prenhallindo. Mochizuki H. 1978. Present Prawn Culture in The Philipines. Philipine : Journal of Fisheries. Nazir M. 1998. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nichols SV, et.al. 1999. Inside the World Wide Web. England : New Riders Publishing O’Brien JA. 2002. Introduction to Informations Systems. Ed ke-11. Chicago: McGraw Hill Companies Inc. Qomar A. 2001. Proposal Pendirian PT Hasta Mina Anyer. Banten Sardono S. 2000. Diktat Manajemen Agribisnis Perikanan (Tidak Dipublikasikan). Bogor : Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor Soekartawi. 1991. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Suryarini. 2004. Pengenalan Electronic Commerce. http://library.gunadarma.ac.id [13 Januari 2008] Suwignyo S. 1997. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Suyanto SR, Ahmad Mujiman. 2002. Budidaya Udang Windu. Jakarta : Penebar Swadaya. Szymanski RA, et al. 1995. Computers and Informations System. New Jersey : Prentice Hall Inc. Tricahyo E.1995. Biologi dan Kultur Udang Windu (Penaeus monodon fab). Jakarta : CV Akademia Pressindo. Tseng WY. 1987. Shrimp Mariculture. Papua New Guiena : University of Papua New Guinea, Department of Fisheries, Port Moresby. Tung KY, Markus Isan Limas. 1995.Cara menjadi Kaya dan Pintar melalui Internet. Jakarta : PT Dinastindo Wardoyo STH, Djokosetiyanto. 1988. Pengelolaan Kualitas Air di Tambak Udang. Makalah Seminar Memacu Keberhasilan dan Pengembangan Usaha Pertambakan Udang. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanan Bogor. Wibisono B. 2007. Perancangan Sistem Informasi Pemasaran Ikan Hias Melalui Media Internet pada CV Dinar Cabang Tangerang. [Skripsi] Program Studi Manajemen Bisnis Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Lampiran 2. Job Description Tenaga Kerja PT Hasta Mina Anyer Tenaga Kerja 1. Site Manager
Tugas Mengawasi, mengatur dan membuat perencanaan usaha , serta bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan yang berlangsung di PT Hasta Mina Anyer.
2. Teknisi Produksi
Mengawasi jalannya proses produksi sampai dengan pemanenan benur yang dihasilkan
3. Bagian Air
Mengontrol sistem pengairan di dalam bak pada proses produksi.
4. Bagian Plankton
Mengawasi serta mengatur pertumbuhan plankton dalam bak plankton untuk pakan larva agar selalu dalam jumlah yang cukup.
5. Bagian Induk
Menyediakan dan menjaga induk Udang Windu agar selalu dalam kondisi dengan produktivitas yang baik.
6. Bagian Artemia
Mengawasi serta mengatur pertumbuhan artemia dalam bak untuk pakan larva dalam menjaga ketersediaan pakan alami.
7. Bagian Larva
Mengontrol serta menjaga ketersediaan pakan untuk larva agar pertumbuhan larva terjaga dengan baik
8. Bagian Teknik
Mengawasi urusan yang berkaitan dengan mekanik dan listrik pada perusahaan.
9. Bagian Administrasi
Mengatur laporan pemasukan dan pengeluaran keuangan PT Hasta Mina Anyer
10. Bagian Packing
Merencanakan serta melakukan pengemasan benur Udang Windu.
11. Bagian Tansportasi
Melakukan kegiatan pengangkutan ke tempat-tempat yang dituju berdasarkan pesanan konsumen
Sumber : Proposal Pendirian PT Hasta Mina Anyer 2001
Lampiran 3. Sarana dan Fasilitas Penunjang PT Hasta Mina Anyer •
Bangunan 1. Bangunan Hatchery a. Ruang tempat bak-bak perkawinan induk Udang Windu b. Ruang pemeliharaan larva sampai post larva Udang Windu c. Ruang kultur plankton sebagai pakan alami Udang Windu d. Ruang generator 2. Bangunan Kantor a. Ruang mess karyawan b. Ruang mess Site Manajer c. Ruang pakan d. Ruang pengemasan e. Gudang f. Dapur
•
Perlengkapan dan Peralatan Hatchery 1. Perlengkapan Bak a. Bak induk, berjumlah 2 buah dengan kapasitas masing-masing 4 ton dan terbuat dari batu bata merah. b. Bak perkawinan induk, berjumlah 2 buah dengan kapasitas masingmasing 8 ton dan terbuat dari batu bata merah. c. Bak penetasan, berjumlah 10 buah dengan kapasitas masing-masing 1 ton dan terbuat dari batu bata merah. d. Bak larva A, berjumlah 12 buah dengan kapasitas masing-masing 18 ton dan terbuat dari batu bata merah. e. Bak larva B, berjumlah 12 buah dengan kapasitas masing-masing 16 ton dan terbuat dari batu bata merah. f. Bak penetasan Artemia, dengan volume 50 liter berkapasitas masingmasing 8 kg dan terbuat dari fibreglass. g. Bak plankton, berjumlah 10 buah dengan kapasitas masing-masing 6 ton dan terbuat dari batu bata merah. h. Bak reservoir, berjumlah 4 buah dengan kapasitas masing-masing 20 ton dan terbuat dari beton bertulang
i. Bak air tawar, dengan volume 500 liter berkapasitas masing-masing 6 kg dan terbuat dari batu bata merah 2. Peralatan Hatchery a. Listrik, daya 36000 volt ampere – PLN dengan arus 3 phase b. Generator, daya 30000 volt ampere dinamo dengan engine 24 HP, berjumlah 2 unit c. Sound Filter air laut, berjumlah 1 unit d. Pompa air tawar , berjumlah 1 unit e. Pompa air laut, berjumlah 1 unit dengan motor 7000 watt f. Blower, berjumlah 1 unit g. Tabung oksigen lengkap, berjumlah 2 buah h. Batu aerasi dan selang plastic i. Peralatan analisis air, terdiri dari refraktometer (2 buah), salinometer (2 buah), termometer (2 buah), kertas pH dan kertas lakmus, pemanas air (5 buah). j. Peralatan kantor, terdiri 1 set meja dan kursi, 1 unit komputer, 1 buah mobil pick up dan 3 buah sepeda motor.
Sumber : Proposal Pendirian PT Hasta Mina Anyer 2001