RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS KAKAO MELALUI POLA JEJARING USAHA
HUSAIN SYAM
Disertasi Sibagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi tentang Rancang Bangun Model Sistem Pengembangan Agroindustri Berbasis Kakao melalui Pola Jejaring Usaha adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada Perguruan Tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, Maret 2006,
Husain Syam NIM F326010051
© Hak cipta milik Husain Syam. Tahun 2006 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm dan sebagainya.
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil, dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran itu padahal kamu mengetahuinya (QS. Al-Baqarah, 2 : 24)
Kupersembahkan untuk :
Isteriku Tercinta Sriyanti Sinusi
dan Anak-Anakku Tersayang Fahrizal Arrahman Husain Fadilah Utami Husain
RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS KAKAO MELALUI POLA JEJARING USAHA
HUSAIN SYAM
Disertasi Sibagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
Judul Disertasi
: Rancang Bangun Model Sistem Pengembangan Agroindustri Berbasis Kakao dengan Pola Jejaring Usaha
Nama Mahasiswa
: Husain Syam
NIM
: F326010051
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. M. Syamsul Ma’arif, M.Eng Ketua
Dr. Ir. Hj. Illah Sailah, MS Anggota
Prof. Dr. Ir. H. Eriyatno, MSAE Anggota
Dr. Ir. H. Machfud, MS Anggota
Dr. Ir. H. Muhammad Said Didu, MS Anggota Diketahui
Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian
Dr. Ir. H. Irawadi Jamaran Tanggal Ujian : 23 Maret 2006
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof.Dr.Ir.Hj.Syafrida Manuwoto, M.Sc Tanggal Lulus : 02 Mei 2006
ABSTRACT HUSAIN SYAM. Design Model of Cocoa-Based Agroindustry through Business Network Pattern. Under the direction of M. SYAMSUL MA’ARIF, ERIYATNO, ILLAH SAILAH, MACHFUD, and MUHAMMAD SAID DIDU. A research on design model of cocoa-based agroindustry through small and medium scale business network pattern has been conducted with system approach which aim was to establish its decision supporting system. The research finding indicated that the application of system was able to synthesize ideas of inter-disciplines; therefore it would improve the effectiveness of decision-making quality integratively. The research produced decision-supporting system model of comprehensive cocoa-based agroindustry through small and medium scale business network pattern which harmoniously accommodate the needs of stakeholders and should be effectively used by the decision makers facing dynamic changes and information updating. The decision supporting system may also be useful for planning management and implementation of synergizing strategy of various stakeholders in specific region. This model also includes the evaluation of the best-processed cocoa and the use of the appropriate technology. In addition, this model could arranged institutional development of agro-cocoa system and found key elements such as needs, constraints, aims, social sectors concerned, social institutions involved, and parameters. Finally this model able to analyze the feasibility of agro-cocoa business which is generically designed from the plantation and post-harvest to processing industry as an integrated business. Financial analysis with case study in South Sulawesi Region shows that business network is feasible while the risk is relatively low. Integrated agroindustry increases of 260 percent in added value (Rp. 4,824,711 per hectare annually to Rp. 17,316,011) compares to the individually business. It is necessary to improve its results by adding the expertise of management system to the model. It is also essential to compare with a large-scale business practices which tends to monopolize the business. Keywords: design model, agrocacao development, business network pattern
RINGKASAN HUSAIN SYAM. Rancang Bangun Model Sistem Pengembangan Agroindustri Berbasis Kakao melalui Pola Jejaring Usaha. Dibimbing oleh M. SYAMSUL MA’ARIF, ERIYATNO, ILLAH SAILAH, MACHFUD, dan MUHAMMAD SAID DIDU. Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor prioritas unggulan pembangunan dan menjadi sektor andalan penggerak roda perekonomian nasional. Salah satu komoditas unggulan ekspor sebagai sumber penghasil devisa bagi negara dan menjadi sumber penghidupan masyarakat luas adalah komoditas kakao (theobroma cacao-l). Potensi pengembangan komoditas kakao di Indonesia sangat menjanjikan kesejahteraan petani-pekebun dan stakeholder jika usaha perkakaoan dikelola dengan baik mulai dari aspek budidaya, pascapanen, industri pengolahan, hingga proses distribusi/pemasaran dengan dukungan kelembagaan yang efektif. Sebagai komoditas unggulan ekspor, kakao terbukti mampu memberi sumbangan bagi devisa negara mencapai angka rata-rata US$ 503 juta per tahun atau sekitar 12,7% dari total ekspor hasil perkebunan. Luas areal perkebunan kakao di Indonesia tercatat 602.408 hektar dengan total produksi 456.499 ton per tahun dalam bentuk biji kakao kering. Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat merupakan daerah pemasok kakao terbesar nasional mencapai 60% atau sekitar 282.692 ton per tahun dari luas areal tanaman 296.093 hektar. Perkembangan komoditas kakao secara nasional selama 10 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan areal tanaman rata-rata sebesar 18,13% dan volume produksi 33,41% per tahun. Demikian halnya volume ekspor mengalami peningkatan sebesar 19,88% dan nilai 22,44% per tahun. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak diikuti oleh laju pertumbuhan industri pengolahan di dalam negeri sehingga ekspor kakao sebagaian besar (75%) dari total produksi nasional masih dilakukan dalam bentuk biji kakao kering. Kenyataan tersebut membuktikan bahwa industri pengolahan kakao di Indonesia belum berkembang. Daya serap industri pengolahan yang ada hanya mencapai sekitar 25% dari total produksi nasional. Selain jumlahnya terbatas, industri pengolahan tersebut seluruhnya tergolong industri besar dan berada di sekitar perkotaan dan jauh dari sentra produksi bahan baku. Akibatnya, nilai tambah dari rantai kegiatan industri pengolahan tidak tersentuh oleh petani baik langsung maupun tidak langsung, melainkan hanya dinikmati oleh sekelompok kecil pelaku industri pengolahan di dalam negeri dan negara tujuan ekspor biji kakao. Kondisi demikian, mengisyaratkan pentingnya dirumuskan suatu strategi pengembangan industri pengolahan berorientasi sentra produksi di perdesaan dan padat karya dengan bangun perusahaan yang sesuai dengan potensi dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat di desa adalah koperasi dan skala usaha yang tepat untuk itu adalah usaha kecil dan menengah.
Bentuk pengembangan usaha yang diarahkan oleh pemerintah selama ini adalah kerjasama (co-operation) atau kemitraan antara usaha kecil dan menengah dengan usaha besar dengan harapan untuk memberdayakan skala usaha kecil dan menengah (PP No: 44 Tahun 1997). Kebijakan ini dinilai tidak efektif karena antara usaha kecil dan menengah dan usaha besar memiliki perbedaan yang sangat jauh ditinjau dari skala usaha membuat kedudukan usaha kecil dan menengah selalu dipandang sebagai pihak yang membutuhkan bantuan. Situasi ini hanya dimanfaatkan oleh perusahaan besar dengan mengatasnamakan bermitra dengan usaha kecil dan menengah guna mendaptkan fasilitas dan kemudahan dari pemerintah. Dalam prakteknya, usaha besar lebih mementingkan anak perusahaannya yang sengaja dibuat sebagai pemasok (vendor) kebutuhannya sehingga cenderung menjadi suatu bisnis yang tertutup dan sulit untuk dimasuki oleh pihak lain seperti usaha kecil dan menengah. Kondisi tersebut memberi arahan agar usaha kecil dan menengah membangun kekuatannya sendiri di antara sesama usaha kecil menengah. Strategi ini memungkinkan dilakukan melalui pengembangan agroindustri berbasis kakao (Agrokakao) di sentra produksi. Model pengembangannya dapat dilakukan melalui pola jejaring usaha (pola-JASA). Pola-JASA merupakan bentuk kerjasama yang sinergis untuk saling menyumbangkan kekuatan, saling menutupi kelemahan guna mencapai tujuan bersama yang saling menguntungkan dengan prinsip bahwa hanya dengan bekerjasamalah kekuatan dapat dilipatgandakan. Pola-JASA sangat berbeda dengan pola kemitraan yang dikenal selama ini karena pola ini dibentuk atas kemauan sendiri diantara unit usaha kecil dan menengah dengan prinsip kesetaraan untuk saling menyumbangkan kekuatan yang dapat dimanfaatkan secara bersama oleh anggota. Dengan demikian, pola-JASA merupakan gabungan kekuatan di antara unitunit usaha kecil dan menengah untuk mencapai tujuan bisnis bersama tanpa masingmasing anggota kehilangan fungsi bisnisnya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun model sistem penunjang keputusan pengembangan agroindustri berbasis kakao di sentra produksi bahan baku melalui pola jejaring usaha. Manfaat hasil penelitian ini secara akademis dapat memberi sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya aplikasi ilmu sistem dalam bidang manajemen Agrokakao guna peningkatan nilai tambah (added value) komoditas yang dapat dinikmati oleh petani-pekebun dan komponen pelaku perkakaoan lainnya secara proporsional. Penelitian ini juga dapat berkontribusi terhadap pembangunan karena model SPK Agrokakao pola-JASA dapat menjadi alat bantu bagi manajemen tingkat tinggi atau pemerintah dalam proses pengambilan keputusan strategis dalam perencanaan dan pengembangan Agrokakao. Selain itu, pola-JASA dapat menjadi wadah pemberdayaan petani-pekebun sehingga memiliki posisi tawar dalam menjalankan usaha perkebunannya. Rancang bangun sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA akan lebih efektif apabila perumusannya bersifat partisipatif dengan melibatkan berbagai keahlian dan lembaga pelaku yang terkait dalam sistem perkakaoan. Keterlibatan tersebut berimplikasi adanya preferensi dari kepentingan yang beragam dan dapat bersifat konflik sehingga diperlukan suatu model pengambilan keputusan yang
harmonis karena dapat mengakomodir secara efektif berbagai kepentingan yang beragam. Untuk itu perlu dirumuskan formulasi strategi pengembangan Agrokakao yang tepat sasaran, artinya industri yang dapat memberi nilai tambah dan dinikmati langsung oleh petani-pekebun. Pengembangan Agrokakao skala kecil menengah merupakan pilihan yang tepat untuk mengolah sumberdaya yang tersedia di dalam negeri (existing potential resources) dan dilakukan berorientasi sumberdaya (resource based industry). Pengembangan Agrokakao skala kecil menengah akan lebih efektif apabila menempatkan petani-pekebun sebagai pelaku kunci yang selain produsen bahan baku sekaligus pemilik industri pengolahan yang dibangun melalui kekuatan kelompok pekebun dalam wadah koperasi pekebun. Dengan demikian, petani-pekebun akan mendapatkan keuntungan berupa jaminan pasar atas hasil perkebunannya, mendapatkan deviden dari industri pengolahan, dan keuntungan jika ada anggota keluarga yang direkrut menjadi tenaga kerja industri pengolahan. Ruang lingkup penelitian yang merupakan batasan (boundary) sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA adalah : (1) Rancang model dilakukan pada skala usaha kecil dan menengah; (2) komponen strategi sistem pengembangan yang dianalisis adalah komponen aktor, faktor, dan tujuan; (3) prioritas pengembangan produk unggulan kakao olahan yang dianalisis adalah produk olahan primer yaitu : lemak, bubuk, pasta, dan cake kakao; (4) prioritas pilihan teknologi yang terbaik digunakan hanya dilakukan pada teknologi pascapenen (fermentasi dan pengeringan), dan teknologi industri pengolahan kakao, dan (5) kelayakan usaha hanya dilakukan secara finansial terhadap : usaha kebun dan pascapanen, industri pengolahan, dan integrasi usaha Agrokakao. Penelitian ini dilaksanakan di provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat pada bulan September 2003 sampai Nopember 2004 dengan daerah sampel kabupaten Polman. Penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) Tahap Pendahuluan, mencakup kajian studi literatur dan penelusuran sumber informasi penelitian termasuk studi lapang dan survei pakar. (2) Tahap disain dan pengembangan model Agrokakao pola-JASA, dilakukan dengan analisis sistem sebagai pre-design yang dibangun melalui lima submodel. (3) Tahap rancang bangun model SPK Agrokakao pola-JASA. (4) Tahap analisis kelayakan model usaha Agrokakao. (5) Tahap verifikasi, validasi, dan implementasi model, verifikasi dilakukan untuk mengevaluasi model pada level program komputer guna penyempurnaan model secara aktual, validasi dilakukan untuk menguji kesesuaian model dengan kondisi faktual di lapang, dan implementasi model menyangkut penetapan strategi implementasi pada berbagai skenario. Sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA dapat menumbuhkan dinamika industrialisasi di perdesaan sekaligus menampilkan sosok pengusahaan komoditas yang menyatu dengan proses investasi agroindustri yang mengacu pada dinamika pasar. Dengan demikian, wilayah perdesaan mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal, meningkatkan efisiensi usaha, mendinamisasikan pengembangan wilayah perdesaan yang bernuansa pada peningkatan produktivitas kerja dan pendapatan masyarakat perdesaan serta mengentaskan kemiskinan. Untuk mencapai kondisi demikian, maka yang menjadi motor penggerak pengembangan agroindustri di perdesaan adalah teknologi tepat sasaran (appropriate technology) yang bersifat
resource based industry yaitu industri mendekati sumber bahan baku. Dengan demikian, strategi pengembangannya harus diorientasikan pada pembangunan industri pengolahan di sentra produksi bahan baku, bersifat padat karya, dan berkelanjutan (sustainable) dengan bangun perusahaan yang sesuai adalah koperasi. Koperasi pekebun dengan unit industri pengolahan melakukan kerjasama yang sinergis untuk membangun kekuatan dan peluang usaha baru yang dapat dikendalikan oleh lembaga manajemen jejaring. Pengumpulan data dan informasi penelitian ditelusuri melalui pustaka, jurnal ilmiah, laporan hasil penelitian, BPS, dan pendapat pakar. Informasi dan penilaian pakar digali melalui metode Expert Survey dengan melakukan wawancara mendalam (in-dept interview). Kuesioner dibuat sebagai alat bantu dalam wawancara agar terarah dan tetap dalam bingkai tujuan penelitian. Kriteria pemilihan dan penentuan pakar didasarkan pada: 1) keberadaan dan kesediannya untuk dilakukan wawancara; 2) memiliki reputasi, kedudukan, dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai ahli atau pakar pada subtansi yang diteliti; dan 3) telah memiliki pengalaman dalam bidang yang sedang diteliti. Pakar diklasifikasi berdasarkan unsur birokrasi, akademisi atau litbang, dan praktisi. Pengolahan data dilakukan dengan tahapan: 1) Struktur data informasi dan hasil penilaian pakar strategi sistem pengembangan Agrokakao dan prioritas pengembangan produk unggulan kakao olahan dianalisis dengan teknik Process Hierarchy Analytic (PHA). Output yang diharapkan adalah hierarki prioritas dari komponen faktor, aktor, dan tujuan pengembangan serta prioritas produk unggulan kakao olahan. 2) Struktur data dan informasi serta hasil penilaian pakar pemilihan teknologi proses dianalisis dengan teknik Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Output yang diharapkan adalah teknologi yang terbaik untuk digunakan. 3) Struktur data dan informasi serta penilaian pakar mengenai strukturisasi sistem dan pengembangan kelembagaan Agrokakao pola-JASA didekati dengan teknik Interpretative Structural Modelling (ISM). Output yang diharapkan adalah gambaran struktur sistem dan kelembagaan, klasifikasi subelemen pada empat kategori dalam diagram hubungan DP-D, dan elemen kunci pengembangan Agrokakao. 4) Struktur data dan informasi kelayakan usaha Agrokakao dianalisis secara fiansial dengan menggunakan indikator finansial berupa: NPV, IRR, B/C-ratio, PBP, BEP. Sedangkan analisis keuntungan dan risiko usaha digunakan metode statistik. Output yang diharapkan adalah informasi layak atau tidak dilakukan investasi, informasi sensitivitas dan risiko usaha. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan ilmu sistem dalam pengembangan Agrokakao pola-JASA dapat mensintesis pemikiran lintas disiplin dan meningkatkan efektivitas mutu pengambilan keputusan integratif. Aplikasi model dengan pendekatan sistem menghasilkan model ”SPK AGROKAKAO POLAJASA” yang komprehensif sehingga mampu membangun kondisi optimal dalam pemenuhan kebutuhan secara harmonis diantara pelaku. Model dirancang dengan bantuan program komputer sehingga menjadi alat bantu yang efektif bagi pengambil keputusan sesuai dinamika perubahan dan perkembangan informasi. Produk unggulan kakao olahan yang layak dikembangkan adalah lemak kakao dan sebagai produk ikutannya adalah bubuk kakao. Untuk keperluan fermentasi,
direkomendasikan agar menggunakan teknologi fermentasi semi-mekanis dan teknologi pengeringan yang terbaik digunakan adalah penjemuran dengan sinar matahari langsung yang dibantu dengan pengeringan buatan. Sedangkan teknologi pengolahan lemak dan bubuk kakao yang sesuai untuk mengolah hasil kebun seluas 400 hektar dengan asumsi produktivitas rata-rata 1300 kg per hektar biji kakao kering adalah mesin berkapasitas olah 250 kg/jam. Melalui strukturisasi sistem dan pengembangan kelembagaan Agrokakao pola-JASA diketahui bahwa: elemen kunci tujuan adalah peningkatan nilai tambah produk, peningkatan produktivitas kebun, peningkatan produk kakao olahan, peningkatan daya saing produk, penciptaan lapangan dan kesempatan kerja di desa, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa. Elemen kunci kebutuhan sistem pengembangan adalah ketersediaan modal usaha, infrastruktur yang memadai, keterdiaan sumberdaya manusia di desa yang berkualitas, manajemen pengelolaan usaha yang propesional, teknologi budidaya, pascapanen, dan industri pengolahan. Elemen kunci yang menjadi kendala atau yang menghambat pengembangan adalah keterbatasan modal usaha, belum ada kelembagaan usaha yang efektif untuk mengharmonisasikan petani dan industri pengolahan, lemahnya dukungan kebijakan pemerintah mengenai perpajakan, terbatasnya umberdaya manusia di desa yang berkualitas, tidak terjaminnya pasokan bahan baku, rendahnya naluri entrepreneurshep di tingkat petani-pekebun, dan kentalnya budaya masyarakat di desa yang cepat puas atas hasil yang telah dicapai. Elemen kunci pelaku pengembangan adalah kelompok pekebun dalam wadah koperasi pekebun, manajemen pengelolaan Agrokakao, Lembaga keuangan, Pemerintah Daerah bersama Bappeda dan Dinas lintas sektoral terkait. Elemen kunci indikator keberhasilan pengembangan dapat dilihat dari adanya peningkatan volume ekspor dan perluasan pangsa pasar produk kakao olahan, adanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani-pekebun, adanya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran di desa, adanya peningkatan produktivitas kebun, adanya peningkatan kualitas sumberdaya manusia di desa oleh alih pengetahuan, teknologi dan keterampilan, dan diperolehnya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di desa, dan peningkatan pendapatan asli daerah. Model pengembangan Agrokakao pola-JASA mampu membentuk kekuatan usaha baru, memperluas jangkauan pasar dengan biaya secara individu/unit usha rendah, meningkatkan volume dan daya saing produk tinggi guna mendapatkan keuntungan yang lebih besar sehingga menjadi suatu bentuk usaha yang tangguh dan susteinable. Model kelayakan usaha Agrokakao pola-JASA yang dihasilkan bersifat generik dan fleksibel dan secara finansial layak dilakukan dengan risiko rendah. Aplikasi model kelayakan Agrokakao pola-JASA mampu memberi pendapatan setiap anggota (petani-pekebun) sebesar Rp.16.386.410 dengan integrasi usaha dan Rp.17.316.011 dengan lembaga manajemen jejaring atau terjadi peningkatan nilai tambah komuditas sebesar Rp.11.569.275 melalui integrasi usaha dan Rp.12.498.876 melalui lembaga manajemen jejaring atau terjadi peningkatan pendapatan setiap anggota sebesar 240-250 persen per tahun.
Untuk menjadikan jejaring usaha sebagai suatu bentuk usaha yang tangguh dan sustain, maka seluruh komponen pelaku harus berpegang teguh pada prinsip kerjasama dan setara yang sinergis, saling percaya, memiliki komitmen untuk maju bersama, dan profesional dalam menjalankan usaha. Rancang bangun model SPK Agrokakao pola-JASA dapat di tambahkan sistem manajemen ahli (SMA) sehingga model yang dihasilkan lebih komprehensip sebagai alat bantu pengambilan keputusan.
PRAKATA Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, karunia, dan petunjuk-Nya jualah sehingga disertasi ini dapat saya selesaikan dengan baik, walau mungkin masih ditemui berbagai kekurangan. Rancang bangun model sistem pengembangan agroindustri berbasis kakao melalui pola jejaring usaha dilakukan dengan pendekatan sistem. Hasil rancang bangun telah menghasilkan model ”SPK AGROKAKAO POLA-JASA” yang komprehensif sehingga mampu membangun kondisi yang optimal dalam pemenuhan kebutuhan secara harmonis bagi pelaku Agrokakao. Jejaring usaha merupakan bentuk kerjasama dan sinergi dua atau lebih unit usaha Agrokakao berdasarkan prinsip kesetaraan untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih kuat, saling menguntungkan, dan berbagi risiko. Sukses dalam jejaring usaha dapat dicapai dengan maksimal apabila setiap anggota terbangun rasa saling percaya, memiliki komitmen tinggi, memandang jejaring sebagai amanah dan wadah silaturrahim. Manfaat keikutsertaan petani dalam pengembangan Agrokakao dengan pola-JASA dapat meningkatkan pendapatan dari Rp.4.817.135 per hektar per tahun jika usaha dilakukan sendiri-sendiri menjadi Rp.17.316.011 setelah berpartisipasi dalam jejaring usaha atau terjadi pertambahan nilai sebesar Rp.12.498.876 per hektar per tahun. Keberhasilan penelitian ini tidak terlepas dari peran aktif komisi pembimbing saya. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga saya persembahkan kepada : Prof. Dr. Ir. H. M. Syamsul Ma’arif, M.Eng sebagai ketua komisi pembimbing dan kepada bapak : Prof. Dr. Ir. H. Eriyatno, MSAE; Dr. Hj. Ir. Illah Sailah, MS; Dr. Ir. H. Machfud, MS; dan Dr. Ir. H. Muhammad Said Didu, MS; masing-masing sebagai anggota komisi pembimbing yang tulus dan ikhlas membimbing saya mulai dari penulisan proposal, penelitian, dan penulisan hingga disertasi ini terwujud. Penghargaan dan ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, M.Sc (Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB) atas kesediaannya menjadi penguji luar komisi pada ujian tertutup saya. Demikian pula kepada bapak Dr. Ir. Agus Pakpahan (Deputi Bidang Usaha Agroindustri Kementrian Negara BUMN) dan Dr. Ir. Hariyanto (Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan IPB) atas kesediannya bertindak sebagai tim penguji luar komisi pada ujian terbuka saya dan telah banyak memberi masukan yang berharga guna pengkayaan sehingga memberi bobot tersendiri dalam disertasi ini. Penghargaan dan ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Rektor Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada saya melanjutkan studi doktoral dan kepada: Rektor Institut Pertanian Bogor atas kesediaannya menerima saya menjadi mahasiswa pada program studi Teknologi Industri Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penghargaan dan terima kasih saya sampaikan kepada: Dekan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Ketua program studi Teknologi Industri Pertanian, dan seluruh staf pengajar Sekolah Pascasarjana IPB khususnya Program Studi Teknologi Industri
Pertanian yang telah tulus dan ikhlas memberi ilmu pengetahuan dan bimbingan serta berbagi pengalaman kepada saya dengan penuh tanggung jawab dan rasa pengabdian. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah memberi bantuan pendidikan melalui Proyek BPPS kepada saya guna kelancaran proses pendidikan. Kepada Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Bappeda, Balitbangda, Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, dan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Bupati Polman berserta staf, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan atas bantuan berupa fasilitas dan kemudahan telah diberikan kepada saya selama melaksanakan penelitian. Demikian juga kepada saudara Roni Wijaya, STP saya sampaikan terima kasih atas segala bantuannya dalam proses penyelesaian disertasi ini. Kepada rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana IPB, khususnya program studi Teknologi Industri Pertanian angkatan 2001 terhusus kepada: Dr. Ir. I. Ketut Satriawan; MT, Ir. Kusnandar, M.Si; Dr. Ir. Uhendi Haris, M.Si; Ir. Tanto Pratondo Utomo, M.Si; Dr. Ir. Willem Dagi, MM; Ir. Aidil Juzar; Ir. Widadi W. Widayat, M.Si; Ir. Lanjar Soemarno, M.Si; Ir. Zulfah Ikatrinasari, MT, Ir. Indah Yuliasih, M.Si; Ir. Anggraeni Sukmawati, MM; Dr. Heru Kresnah Reza, SH, SE, M.Si; Dr. Ir. Imam Santoso, M.Si; Ir. Rindam Latief, M.Si; Dr. Ir. Jasmal A Syamsu, M.Si; dan Drs. Sulaiman Samad, M.Si saya sampaikan terima kasih dan perhargaan yang tinggi atas segala bantuan dan kerjasama yang baik yang dilandasi rasa persaudaraan, semoga tetap abadi. Kepada yang mulia Ayahanda H. Syamsul Kamar dan Ibunda Hj. Sitti Munah, Ayah mertua Peltu (Purn) Sinusi dan Ibu mertua St. Nurhayati, ananda persembahkan terima kasih atas segala do’a restu, bimbingan, nasehat, dan arahan yang tiada hentihentinya diberikan kepada saya. Terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga, saya persembahkan kepada isteri saya tercinta Sriyanti Sinusi dan anak-anakku tersayang Fahrizal Arrahman Husain dan Fadilah Utami Husain atas ketabahan, kesabaran, kesetiaan, pengorbanan, dan iringan do’a yang tulus dan ikhlas dalam menyertai setiap langkah saya selama menempuh pendidikan. Kepada kakak saya: Ir. Arjuzzaman Syam dan Drs. Hasan Syam. Juga adik saya: Dra. Bahira Syam; Hj. Makka Syam, S.Ag; Suhuriah Syam, S.Pd; dan Basmani Syam, S.Psh atas segala bantuan yang telah diberikan kepada saya baik berupa material maupun do’a dan motivasi selama menempuh pendidikan. Juga kepada adik ipar saya: Syarifuddin, Mansyur; St. Hadijah; dan Ilham; saya ucapkan terimah kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama saya menempuh pendidikan. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu saya yang tidak tidak dapat saya sebutkan satu per satu, saya ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberi pahala yang setimpal. Amin, Amin, Amin. Wassalam. Bogor, Maret 2006 Husain Syam
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kanang-Polman Sulawesi Barat pada tanggal 7 Juli 1966 dan merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan H. Syamsul Kamar dan Hj. Sitti Munah. Penulis memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar pada tahun 1989. Pendidikan Magister Teknik Pertanian dengan bidang kajian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian diselesaikan di Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (PPsUGM) Yogyakarta tahun 1996. Kemudian tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan program doktoral di Program Studi Teknologi Industri Pertanian spesifikasi Teknik Manajemen Agroindustri Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (SPS-IPB) dengan sponsor biaya pendidikan proyek BPPS Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Jakarta. Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar sejak tahun 1991 sampai sekarang dengan jabatan fungsional terakhir adalah Lektor Kepala. Mata kuliah yang dibina sekarang adalah : Manajemen Produksi, Pengembangan Produksi, Manajemen Mutu, dan Teknologi Tepat Guna. Prestasi yang pernah diperoleh selama menjadi staf pengajar antara lain: (1) Piagam penghargaan sebagai dosen teladan I UNM tahun 1999 dan (2) Piagam Penghargaan Satya Lancana Karya 10 tahun dari Presiden Republik Indonesia Tahun 2002. Selama mengikuti program doktoral di SPs-IPB, berkesempatan menulis artikel dan terpublikasi secara ilmiah pada beberapa jurnal antara lain: (1) Strategi pemasaran produk agroindustri untuk pasar global: Jurnal Agritek Universitas Udayana Bali (2002); (2) Sistem pakar, evaluasi kinerja pola kemitraan agroindustri hulu-hilir : Jurnal Teknologi Industri Pertanian Fateta IPB (2002); dan (3) Kajian perlunya kebijakan agroindustri sebagai leading sector: Jurnal Agrimedia MMA IPB (2004). Penulis menikah dengan Sriyanti Husain pada tanggal 10 Nopember 1991 dan telah dikaruniahi 2 orang anak: Fahrizal Arrahman Husain (Ichal, 12 tahun) dan Fadilah Utami Husain (Dilla, 9 tahun).
DAFTAR ISI Halaman
DAFTAR TABEL……………………………………………………….....
xviii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………....
xx
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………....
xxiii
PENDAHULUAN……………………………………………………….....
1
Latar Belakang…………………………………………………....... Tujuan Penelitian………………………………………………....... Manfaat Hasil Penelitian…...………………………………………. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………..
1 5 5 6
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………...
8
Teori Sistem………………………………………………………... Pengembangan Agroindustri ………………………………............. Pengembangan Agroindustri Kakao …………...………………...... Lembaga Pelaku Agrokakao.............................................................. Pola Jejaring Usaha............................................................................ Usaha Kecil dan Menengah (UKM)……………………………….. Penelitian Terdahulu……………………………………………......
8 10 11 31 36 44 46
LANDASAN PENGEMBANGAN MODEL..........……………………...
49
Analisis Sistem…......……………………………………………..... Sistem Penunjang Keputusan ..........……………………………….. Teknik Analytical Hierarchy Process (AHP)……………………..... Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)...................................... Teknik Interpretative Structural Modelling (ISM)………………..... Metode Penilaian Kelayakan Usaha………………………………..
50 52 55 58 59 61
METODOLOGI PENELITIAN……………………………………….....
61
Kerangka Pemikiran………………………………………………... Tahapan Penelitian………………………………………………..... Teknik Pengumpulan Data………………………………………..... Teknik Pengolahan Data………………………………………….... Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………….... Tata Laksana Penelitian………………………………………….....
61 69 70 75 75 76
PENDEKATAN SISTEM………………………………………………....
77
Analisis Situasional............................................................................
77
Analisis Kebutuhan ....................................………………...…….... Formulasi Masalah............................................................................. Identifikasi Sistem.....................................…………….....................
79 81 73
KONFIGURASI MODEL .......................…………………………….......
85
Sistem Manajemen Basis Data....…………………………………... Sistem Manajemen Basis Model.…………………………………...
86 93
VALIDASI MODEL .......................................………………………........
104
Model Strategi Sistem Pengembangan Agrokakao Pola-JASA......... Model Pengembangan Produk Unggulan Kakao Olahan ................. Model Pemilihan Teknologi Agrokakao ........................................... Model Strukturisasi Sistem dan Kelembagaan Agrokakao PolaJASA................................................................................................... Model Kelayakan Finansial Agrokakao Pola-JASA..........................
104 110 113
IMPLEMENTASI MODEL AGROKAKAO POLA-JASA......................
165
Pengembangan Model Agrokakao Pola-JASA.................................. Perencanaan dan Penerapan Model Agrokakao Pola-JASA.............. Mekanisme Operasionalisasi Model Agrokakao Pola-JASA............. Perencanaan Pembiayaan Model Agrokakao Pola-JASA ................. Prakondisi Pengembangan Model Agrokakao Pola-JASA................
165 170 174 179 183
SIMPULAN DAN SARAN..................…………………………………....
186
Simpulan………………………………………………………….... Saran……………………………….………………………………..
186 188
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….......
189
LAMPIRAN.......................…………………………………………...........
198
119 153
DAFTAR TABEL Halaman Perbandingan pengusahaan kakao di Indonesia dengan Afrika dan Amerika Latin…………….....………………………………….........
12
Volume dan nilai ekspor kakao Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tahun 1994-2003.....……………………………………….......
14
Realisasi dan proyeksi produksi, konsumsi, ekspor, impor dan harga biji kakao dunia dari tahun 1979-2005………………………………
15
4
Perubahan warna dan pengelompokan kematangan buah kakao........
18
5
Lima negara terbesar tujuan ekspor kakao Indonesia………………..
27
6
Spesifikasi persyaratan umum mutu biji kakao......................…….....
30
7
Spesifikasi persyaratan khusus mutu biji kakao (persen)....................
31
8
Ragam pelaku agribisnis dan agroindustri kakao dan peranannya (contoh kasus di Sulawesi Selatan dan peranannya)...........................
35
Analisis kebutuhan komponen pelaku sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA ........................................................……........
81
Struktur data investasi dan biaya pemeliharaan kebun dan pascapanen kakao................................................................................
90
Struktur data investasi dan biaya model industri pengolahan lemak dan bubuk kakao..................................................................................
91
Struktur data investasi dan biaya model integrasi usaha Agrokakao...........................................................................................
92
Hierarki komponen utama model strategi sistem pengembangan agrokakao pola-JASA..........................................................................
109
14
Hierarki prioritas pengembangan produk kakao olahan unggulan.
113
15
Prioritas alternatif teknologi tahapan fermentasi biji kakao................
115
16
Prioritas alternatif teknologi pengeringan biji kakao..........................
117
1 2 3
9 10 11 12 13
17
Prioritas alternatif teknologi pengolahan lemak dan bubuk kakao.....
119
18
Hasil Rachability Matriks Final dan Interpretasi terhadap elemen kebutuhan model program pengembangan Agrokakao.......................
121
Hasil Reachability Matriks Final dan Interpretasi elemen kendala utama model program pengembangan Agrokakao..............................
125
Hasil Reachability Matriks Final dan Interpretasi elemen tujuan model program pengembangan Agrokakao.........................................
129
Hasil Reachability Matriks Final dan Interpretasi elemen tolok ukur keberhasilan model program pengembangan Agrokakao...................
133
Hasil Reachability Matriks Final dan Interpretasi elemen sektor masyarakat yang terpengaruhi model program pengembangan Agrokakao……………………………………………………….......
137
Hasil Reachability Matriks Final dan Interpretasi elemen lembaga yang terlibat model program pengembangan Agrokakao...................
141
Hasil analisis sensitivitas model usaha kebun dan pascapanen terhadap sumber dana bank konvensional...........................................
155
Hasil analisis sensitivitas usaha industri pengolahan terhadap sumber dana bank konvensional..........................................................
158
Hasil analisis sensitivitas model intrgrasi usaha terhadap sumber dana bank konvensional......................................................................
161
Perbandingan kinerja finansial model pada masing-masing pengusahaan Agrokakao pola-JASA....................................................
163
Perbandingan kinerja model pengusahaan agrokakao pola-JASA ......
168
19 20 21 22
23 24 25 26 27 28
DAFTAR GAMBAR Halaman 1
Diagram alir penanganan dan pengolahan pascapanen biji kakao.
17
2
Perkembangan produksi biji kakao dalam setahun (kg/ha)..................
23
3
Diagram alir proses pengolahan biji kakao dan kesetimbangan massa.....................................................................................................
25
Diagram alir tataniaga kakao (studi kasus daerah Sulawesi Selatan)................................................................….............................
26
5
Struktur dasar Sistem Penunjang Keputusan (SPK)…………….........
54
6
Diagram alir tahapan analisis sistem………………………….............
54
7
Kerangka pikir model rancang bangun sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA...........................................................................
69
Diagram alur diskriptif tahapan penelitian rancang bangun model sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA………..........................
72
Diagram input-output sistem pengembangan model Agrokakao pola-JASA.............................................................................................
84
10
Konfigurasi model SPK Agrokakao pola-JASA...................................
86
11
Diagram alir tahapan penentuan komonen utama model strategi pengembangan Agrokakao pola-JASA.................................................
94
Diagram alir tahapan model pengembangan produk unggulan kakao olahan pola-JASA ................................................................................
94
13
Diagram alir model pemilihan teknologi proses Agrokakao................
95
14
Diagram alir model strukturisasi sistem dan pengembangan kelembagaan Agrokakao pola-JASA.....................................................
97
Diagram alir kelayakan model integrasi usaha kebun dan pascapanen kakao...................................................…..............................................
99
4
8 9
12
15
Diagram alir kelayakan model industri pengolahan lemak dan bubuk kakao.....................................................................................................
101
17
Diagram alir model kelayakan usaha integrasi Agrokakao..................
103
18
Hasil AHP model strategi sistem model pengembangan Agrokakao pola-JASA.............................................................................................
105
Segitiga komponen utama model strategi sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA...........................................................................
110
20
Hasil AHP model pengembangan produk unggulan kakao olahan......
112
21
Model struktur hierarki elemen kebutuhan program pengembangan Agrokakao.............................................................................................
122
Matriks hubungan DP-D elemen kebutuhan model program pengembangan Agrokakao....................................................................
123
Model struktur hierarki elemen kendala utama program pengembangan Agrokakao....................................................................
126
Matriks hubungan DP-D elemen kendala model program pengembangan Agrokakao....................................................................
128
Model struktur hierarki elemen tujuan program pengembangan Agrokakao.............................................................................................
131
Matriks hubungan DP-D elemen tujuan model program pengembangan Agrokakao....................................................................
132
Model struktur hirarki elemen tolok ukur keberhasilan program pengembangan Agrokakao....................................................................
134
Matriks hubungan DP-D elemen tolok ukur untuk menilai keberhasilan model program pengembangan Agrokakao.....................
135
Model struktur hirarki elemen sektor masyarakat yang terpengaruhi program pengembangan Agrokakao.....................................................
139
Matriks hubungan DP-D elemen sektor masyarakat yang terpengaruhi model program pengembangan Agrokakao.....................
140
Model struktur hirarki elemen lembaga yang terkait dalam program pengembangan Agrokakao....................................................................
143
16
19
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
32
Matriks hubungan DP-D elemen lembaga yang terkait model program pengembangan Agrokakao.....................................................
144
Elemen kunci model srtategi sistem pengembangan Agrokakao polaJASA......................................................................................................
145
Model konseptual sistem pengembangan Agrokakao melalui pola-JASA.............................................................................................
152
35
Model konseptual sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA........
166
36
Struktur organisasi dan manajemen koperasi unit Agrokakao UKM.....................................................................................................
171
Tahapan perencanaan dan implementasi model Agrokakao pola-JASA.............................................................................................
182
33 34
37
DAFATAR LAMPIRAN Halaman Diagram alir proses pengolahan biji kakao menjadi produk lemak dan bubuk kakao (Mars Factory Elisabeth Town, 1996)...............................
198
2
Pohon industri kakao persi Departemen Perindustrian (1993)................
201
3
Luas areal dan produktivitas kebun kakao menurut kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Tahun 2003..................................
202
Volume dan nilai ekspor-impor produk kakao Indonesia tahun 19851995…………………………………………………………................
203
Hasil analisis AHP strategi sistem pengembangan Agrokakao polaJASA........................................................................................................
204
Hasil analisis AHP pengembangan produk unggulan kakao olahan......................................................................................................
205
Hasil analisis MPE prioritas alternatif teknologi fermentasi biji kakao…………………………………...........……................................
206
Hasil analisis MPE prioritas alternatif teknologi pengeringan biji kakao.......................................................................................................
207
Hasil analisis MPE prioritas alternatif teknologi industri pengolahan lemak dan bubuk kakao berdasarkan kapasitas olah...............................
208
10 Petunjuk teknik penggunaan program SPK Agrokakao pola-JASA........
209
11 Referensi Teknis Recordset Navigation Bar...........................................
210
12 Model Agrokakao Pola-JASA………………………………………….
211
1
4 5 6 7 8 9